MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDA
01eh
SITI ROYHANI NIP. 195 191 1759 M~Lti" PERPUSTtU(AlJ.,N FAlJ:. TARf:1f1AH
Lllc! N ,i,lUCM·rrt\
Jurusan Psikologi Fakultas Tarbiyah lAIN SyarifHidayatullah Jakarta 1421 H/2000 M
MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDA
Skripsi Oiajukan kepada Fakultas Tarbiyah untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Tarbiyah '"
Oleh SITI ROYHANI NIM.1951911759
Oi Bawah Bimbingan Pembimbing I,
Prof. DR.
. Arninuddin Rasyad NIP. 150011333
.. Jurusan Psikologi Fakultas Tarbiyah lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1421 H/2000 M
'
DAFTAR lSI
KATA PENGANTAR
"
iii
DAFTAR lSI
vii
DAFTAR TABEL
x
BABI
PENDAHULUAN
1
A Latar belakang masalah
1
B. Identifikasi masalah
6
C. Pembatasan dan perumusan masalah "."
6
D. Tujuan dan manfaat penelitihan
7
1. Tujuan
"
7
"
2. Manfaat
8
9
E. Metode Pembahasan F. Sistematika penulisan BAB II
9
"
LANDASAN TEORI
A Manajemen
"
"
<
"
1. Pengertian manajemen "
3. Urgensi manajemen
"
"
11
,
".11 "
2. Fungsi-fungsi manajemen
B. Konflik ""
"
..
10 14
"
".14 14
viii
1. Pengertian konflik
16
2. Jenis Konflik
16
3. Seni mengolah konflik
17
4. Alat-alat majamen konflik
20
5. Manajemen konflik
21
C. Peran 1. Pengertian peran
22
2. Peran ganda
24
3. Konflik peran
29
4. Mencapai penyesuaian peran
34
D. Konsep-konsep peranan wanita
35
1. Konsep tradisional
36
2. Konsep moderat
37
3. Konsep modern
38
E. Hipotesis BAB III
22
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan sampel
40
.';.:........... 4 1 41
1. Populasi
41
2. Sampel
42
B. Variabel Penelitian
43
ix
BAB IV
BAB V
C. Teknik pengumpulan data
43
D. Metode analisis data
49
HASIL PENELITIAN
52
A. Hasil Uji Coba Alat Ukur
52
B. Deskripsi Data
53
C. Analisa data
62
D. Interpretasi
65
PENUTUP
68
A. Kesimpulan
68
B. Saran
69
C. Diskusi
70
DAFTAR PUSTAKA
73
LAMPIRAN
."
..-
DAFTAR TABEL
Tabel 1
:Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dalam Aspek 53
Pengasuhan (dengan %) Tabel 2
:Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dalam Komunikasi 54
dan Interaksi (dengan %) Tabel3
:Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dalam Penentuan Prioritas (dengan %)
Tabel4
54
:Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dalam Tekanan Karir (dengan %)
Tabel5
55
:Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dalam Waktu Untuk Keluarga (dengan %)
Tabel6
55
:Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dalam Komunikasi dan Interaksi (dengan %)
Tabel 7
56
:Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dilihat Dari Usia
..
,
Anak (dengan %) Tabel 8
::.
:Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dilihat Dari Usia Anak Dalam Komunikasi dan Interaksi.
Tabel9
57
58
:Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dilihat Dari Usia Anak Dalam Penentuan Prioritas
58
xi
Tabel 10 :Jenis Berdasarkan Status Jabatan Suami Dalam Tekanan Karir 59
(dengan %) Tabel 11 :Jenis Berdasarkan Status Jabatan Suami Dalam Waktu Untuk Keluarga (dengan %)
59
Tabel12 :Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dalam komunikasi 60
dan interaksi (dengan %)
Tabel 13 :Manajemen Konflik Berdasarkan Status Jabatan Wanita Berperan Ganda (dengan %)
61
, / ",
Sesunggufinya tfaCam penciptaan Cangit tfan 6umiJ tfan siM 6ergantinya maCam tfan MIl{] terrfapat tantfa-talufa 6agi orang-orang Yall{] 6era/(ar (<{,S. jl.Ci Imran: 190)
1{upersem6afikJIn Vntuf(; :MaJ]lJi tfan :Mimi 1{urasaJ anafiJnu ta/(a/(an mampu untu/(mem6aCas semuajerifi payafi serta pengor6ananmu yang penufi ikjiras aan turus. (])an untu/(kJIkJI/(serta atfi/i.:;ad"i/(ltu yang tercinta: jl.angJ :MalllatJ aRj aan OjaR.,
BABI PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pesatnya perkembangan zaman telah membawa pengaruh pada terjadinya
di
perubahan-perubahan
berbagai
aspek
kehidupan
masyarakat. Salah satu perubahan tersebut adalah aspek sosial dalam . masyarakat. Perubahan pada tatanan kehidupan dan norma sosial dalam masyarakat
telah
bergeser
dari
tatanan
kehidupan
yang
bersifat
tradisional menuju pada tatanan kehidupan yang modern dan lebih maju. Adanya perubahan ini semakin memberikan peluang dan kesempatan bagi kaum wanita untuk dapat maju dan berkembang. Oi berbagai penjuru dunia, partisipasi wanita dalam berbagai bidang semakin banyak terlihat. Oi Indonesia, saat ini kesempatan yang dimiliki wanita dalam hal pendidikan, pekerjaan maupun pengembangan karir dapat dikatakan telah sejajar dengan kaum pria. Dengarr semakin terbukanya kesempatan bagi wanita untuk mengembangkan diri, maka semakin terlihat pula peranan wanita dalam proses pembangunan di negara kita. Wanita yang mempunyai pasisi atau jabatan penting dalam suatu arganisasi, lembaga pendidikan, atau perusahaan semakin banyak
1
2
kita lihat, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Hal ini bukan lagi merupakan suatu yang baru dan terdengar aneh. Harus diakui bahwa kenyataan ini dapat terjadi berkat adanya dukungan pemerintah yang menjadikan ungkapan mengenai "Kemitrasejajaran antara pria dan wanita" sebagai semboyan dalam pembangunan nasional di negara kita. Pernyataan ten tang adanya kesempatan hak dan kewajiban yang. sama bagi pria dan wanita untuk berprestasi dalam segala kegiatan. pembangunan telah tercantum dalam GBHN 1993 dalam Tap nomor II IMPR/1993 disebutkan:
Wanita baik sebagai warga negara maupun sebagai insan pembangunan mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria disegala bidang kehidupan bangsa dalam segenap
kegiatan
pembangunan
sehubungan
dengan
kedudukannya dalam masyarakat dan peranan perlu terus ditingkatkan serta diarahkan sehingga dapat meningkatkan .-"
."
partisipasinya dan memberikan sumbangan sebesar-besarnya bagi pembangunan bangsa sesuai dengan kodrat, harkat dan martabatnya sebagai wanita. 1
I UDD 1945. P4 dan GBHN (TAP NO: II/lVlPRlI993), Bahan Penalaran dan referensi penataran, Jakarta, 1993, h.141
J
Dokumen ini kemudian menjadi justifikasi
peran ganda wanita
sebagai pekerja non upah di sektor domestik (ibu dan istri) maupun sebagai pekerja upah di sektor publik. Dalam kehidupan keluarga, suami-istri umumnya memegang peranan dalam pembinaan kesejahteraan bersama, secara fisik, materi maupun spiritual serta meningkatkan kedudukan keluarga dalam masyarakat. Yang terakhir ini oleh Hanna Papanek dinamakan Family status production. Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa wanita yang terjun sebagai tenaga kerja dan bekerja dengan imbalan telah mengalami pi::ningkatan. Motivasi untuk bekerja bagi sebagian wanita tidak lagi hanya ,.
untuk ikut memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,
tetapi juga sebagai
kebutuhan untuk mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan yang telah mereka peroleh guna mengembangkan dan mengaktualisasikan diri. Dengan meningkatnya peran wanita sebagai pencari nafkah keluarga dan kenyataan bahwa mereka juga berperan untuk meningkatkan kedudukan
keluarga,
maka
kedua
peran
tersebut
sama-sama
membutuhkan waktu, tenaga dan perhatian sehingga kalau peran yang satu dilakukan dengan baik, yang lain terabaikan. Maka timbullah konflik peran. Masalah ini timbul terutama bagi ibu yang berperan ganda. Sebagai pekerja dan sebagai ibu rumah tangga yang mempunyai anak-
.
4
anak dan masih membutuhkan pengasuhan fisik dan rohani, ia harus memenuhi tugas sebagai ibu rumah tangga. Dengan demikian la diharapkan dapat menjalankan perannya sebagai seorang istri dan sekaligus sebagai peneari nafkah serla sebagai ibu dari anak-anak. Perannya sebagai ibu rumah tangga
mungkin dapat digantikan olsh
orang lain (pembantu rumah tangga misalnya). Namun perannya sebagai istri dan ibu anak-anak di sini tidak dapat digantikan oleh orang lain, karena perannya akan lebih berat apabila masih mempunyai anak-anak keeil yang notabene masih memerlukan asuhan seorang ibu. Kebutuhan anak terhadap materi dan fisik lainnya mungkin masih dapat diberikan oleh orang lain, tetapi kebutuhan afeksional anak yang paling penting bagi perkembangan jiwanya sulit untuk digantikan oleh orang lain. 2 1-131 i ri dapat menimbulkan kurangnya kelekatan (attachment) emosional antara ibu dan anak, sehingga apabila kebutuhan yang tidak terpenuhi seperti kasih sayang, rasa aman, rasa harga diri, rasa bebas dan sebagainya, maka anak menjadi terjerumus pada pergaulan bebas, pemakai NAZA (Narkotik, Alkohol dan Zat Adiktif lainnya) dan sebagainya. Demikian pula halnya perannya sebagai seorang istri dalam memenuhi kebutuhan suaminya akan perhatian, rasa kasih .sayang
2: Dadang Hawari, Al·Quran Hmu Kcdoktcran Jiwa dan Kesehatan JiW3,(yogyakarla: PT. Dana BhaktiPrima Yasa, 1995), cct. Kc-l. Hlm. 30
(kebutuhan afeksional) dan biologis tidak dapat digantikan oleh wanita lain. 3 Kebutuhan ini jika tidak terpenuhi dapat menimbulkan adanya penyelewengan atau adanya WIL (Wanita Idaman Lain) serta akan menimbulkan disharmonis rumah tangga (Broken Home). Dan berbagai dampak
psikologis
dapat
terjadi
sehingga
dapat
mengganggu
keharmonisan hubungan suami-istri antara lain: (a)
Suami sering mengeluh bahwa sejak istrinya turut bekerja dan berpenghasilan, dirasakan wibawa dirinya terhadap istri menurun karena istri sudah belajar mandiri dan mengurangi ketergantungan pada suami.
(b)
Seorang istri yang berkarir ataupun berpenghasilan jauh lebih tinggi dari suami dapat menimbulkan perasaan rendah diri dan rasa cemburu bagi suami.
(c)
Peran sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah keluarga dapat berbalik manakala suami tidak bekerja (PHK, .~
."
pensiun, sakit dan lain sebagainya). Kondisi demikian dapat menimbulkan rasa rendah diri, harga diri yang terinjak dan wibawa yang turun bagi seorang suami terhadap istri dan anak-anaknya.
3
Ibid. him -230
6
Dengan berbagai konflik yang lerjadi di alas, penulis bermaksud mendeskripsikan bagaimana seorang wanila yang berperan ganda mampu mengelola konflik perannya sehingga tereipta wanita-wanita tangguh dan sukses dalam kedua perannya; sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir.
B. Identifikasi masalah
Dari latar belakang di atas, maka masalah yang hendak diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Konflik peran bagi wanita berperan ganda 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda
C. Pembatasan dan perumusan masalah
Dari idenlifikasi pada sub B di atas, maka masalah yang hendak diteliti dibatasi pada
konflik bagi wanita berperan ganda dan eara
bagaimana penanganan konfliknya. Adapun wanita yang diteliti adalah wanita pengusaha, eksekutif, karyawan dan pendidik. Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah penelitian sebagan berikut:
7
1. Konflik peran apakah yang dominan terjadi pada wanita berperan ganda? 2. Adakah
perbedaan
konflik
peran
pada wanita
berperan
ganda
berdasarkan jenis pekerjaannya? 3. Manajemen konflik manakah yang lebih dominan digunakan untuk mengatasi konflik pada wanita berperan ganda? 4. Apakah ada perbedaan manajemen konflik bagi wanita berperan ganda berdasarkan jenis pekerjaan mereka?
D. Tujuan dan manfaat penelitian 1. TUjuan Penelitian ini bertujuan untuk melihat konflik peran yang terjadi pada wanita berperan ganda dan manajemen yang digunakan mereka dalam mengelola konflik tersebut. Selama ini penelitian mengenai manajemen konflik bagi wanita berperan ganda masih belum banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian mengenai wanita berperan ganda sendiri lebih banyak terfokus pada tingkat konfliknya bukan manajemennya. Permasalahan
ini
menarik
untuk diteliti mengingat dari tahun ke tahun jumlah wanita yang berperan ganda di Indonesia, terutama
di kota-kota besar seperti
8
Jakarta, semakin meningkat sejalan dengan perkembangan dalam pembangunan nasional di negara kita. Hal ini tentunya tidak terlepas dar! kemajuan zaman dan pertumbuhan angkatan kerja wanita yang terus bertambah, dimana tidak sedikit wanita berperan ganda yang mengalami konflik sehubungan dengan keseimbangan perannya dalam pekerjaan dan keluarga. Sementara itu nilai-nilai dan norma dalam masyarakat sampai saat ini masih menekankan pada peran utama wanita sebagai ibu rumah tangga, selain itu akibat-akibat negatif yang ditimbulkan oleh konflik perannya
akan mengganggu performance wanita dan tugas-tugas
domestik rumah tangga maupun dalam performance dan produktifitas kerjanya.
2. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan para wanita
berperan
konfliknya, sehingga lingkungan keluarga.
ganda
dalam
mengatasi
kon~ri.busi
dan
bagi
mengelola
mereka terus dapat berkiprah baik di dalam
10
konsep-konsep peranan wanita menurut konsep tradisional, moderat maupun modern dan hipotesis. BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membicarakan tentang populasi dan sampel,
tehnik
pengumpulan data dan metode analisis data. BAB
IV
HASIL PENELITIAN Dalam bab ini dikemukakan hasil uji coba alat ukur, deskripsi data dari pengolahan data, analisis data dan interpretasi data.
BAB
V
PENUTUP Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan penulis tentang hasil penelilian dan saran yang berkenaan dengan kesimpulan serta diskusi.
.'" ."
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen
"Siapa yang membutuhkan manajemen?" Pertanyaan ini sering, dijawab: "Perusahaan (bisnis)!" Tentu saja jawaban ini benar sebagian, tetapi tidak lengkap, karena manajemen juga dibutuhkan oleh semua macam kegiatan yang berkaitan dengan organisasi. Dalam praktek, manajemen
dibutuhkan
oleh
orang-orang
yang
bekerjasama
(organisasi) untuk mencapai suatu tujuan bersama karena "manajemen" dapat diartikan sebagai pengelolaan, pengaturan, dan penataan bidang-bidang kegiatan secara baik dan tepat di segala sektor kehidupan, Mengenai ilmu manajemen
dapat diartikan sebagai: .... ,,-
"Suatu
i1mu yang mempelajari bagaimana cara mencapai suatu tujuan dengan efektif serla efisien dengan menggunakan bantuan orang lain".1 Yang dimaksudkan menggunakan bantuan orang lain mencakup kerjasama, bantuan gagasan, tenaga dan bimbingan. Efektifitas maupun efisiensi
1 Djali Julitriarsa, [wan Suprihanto, Manajemen Umum, (yogyakarta: BPFE, 1998), eet. ke-3, edisi I, h,1
12
dalam mengelola pekerjaan pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: "ilmu manajemen" dan "seni". Hal ini mempunyai arti bahwa
dalam
pelaksanaannya
pengaruh
bakat
kepemimpinan
seseorang sebagai misal, ikut pula mempengaruhi. Sedangkan masalah "
seni dalam manajemen, hanya dapat terlihat apabila ilmu tersebut mulai dilaksanakan dalam kenyataan. Maka manusia modern dengan segala macam aktifitas kooperatif yang terencana itu sangat berkepentingan dengan manajemen. Dalam literatur mengenai
manajemen, ditemukan macam-
macam definisi sebagai berikut: G.R. Terry dalam bukunya, Principle of Management,2 menyatakan beberapa definisi sebagai berikut:
y "The forg that runs an enterprise and is responsible for its succes or failure (kekuasaan yang mengatur suatu usaha dan bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan usahanya)." y Management is the performace of conceiving and achieving desired results by means of group efforts consisting of utilizing human talents and resources (Manajemen adalah penyelenggaraan mengenai penyusunan dan pencapaian hasil yang diinginkan dengan menggunakan upaya-upaya kelompok dengan penggunaan bakatbakat dan sumber-sumber daya manusia) y Management is simply getting things dones through people (Secara sederhana, manajemen itu adalah melaksanakan perbuatanperbuatan tertentu dengan menggunakan tenaga orang lain)
, G.R. Terry, Principles of Management, (Homewood, Illinois, Richard D. irwin, Inc., 1977) edisi ke-7, h.7
13
Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi yang lebih kompleks dan mencakup aspek-aspek penting pengelolaan, dikemukakan oleh Stoner sebagai berikut : "Manajemen
adalah
proses
perencanaan,
pengeorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan". Dr. Kartini Kartono mendefinisikan, manajemen adalah teknik yang dipakai sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan pemenuhan kebutuhan
insani
dari
kelompok-kelompok
individu
di
tengah
masyarakat dengan cara-cara yang efisien dan efektif. 3 Sedangkan disiplin ilmu psikologi sosial menitikberatkan perihal interrelasi manusiawi
dalam manajemen dengan memperhatikan:
perilaku individu di tengah kelompoknya, motivasi kerja dan motivasi hidupnya,
sikap mental, harapan dan ambisinya, juga segenap
kebutuhannya.
) I<arlini Karlana. Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarla: Rajawali Pers, 1991), eet. ke-6, edisi baru, h. 158
14
2. Fungsi manajemen
Oi bawah ini dikemukakan macam-macam fungsi manajemen. G.R. Terry berpendapat bahwa fungsi manajemen ini meliputi empat kegiatan
yaitu:
(pengorganisasian),
Planning Actuating
(perencanaan), (penggerakan;
Organizing
aktualisasi),
Controlling (Pengawasan) atau disingkat dengan POAC.
dan
4
Henry Fayol menyatakan bahwa fungsi manajemen adalah forecasting and planning, organizing, commanding, coordinating dan contro/ling. 5 Herbert G. Hicks berpendapat bahwa fungsi manjemen terdiri dari creating, planning, organizing, motivating, communicating, dan contro/ling.
6
Berdasarkan ketiga kutipan di atas, dapat dipahami bahwa fungsi manajemen adalah untuk mengarahkan berbagai kegiatan dalam upaya mewujudkan tujuan.
... ..-
3. Urgensi Manajemen
Manajemen
sebenarnya
tidak
hanya
diperlukan
perusahaan saja, tetapi juga oleh setiap organisasi
4
G.R. Terry, op. cit., h. 81-87
5
Djali Julitriarsa dan John Suprihanto, op. cit., h. 5
"Ibid.
oleh
pemerintah
15
maupun
swasta. Bahkan organisasi yang bergerak di bidang sosial
seperti panti asuhan, rumah sakit serta yang menyangkut hajat kehidupan manusia, manajemen dibutuhkan demi kelancaran tugas sehari-hari. Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen: 7 a. Untuk rnencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi. b. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseirnbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi maupun masyarakat. c. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Sesuatu dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk -'"
.~.
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar (doing things right), sedangkan efektifitas merupakan kernampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau dengan metode (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan.
'T. Han; Handoko, Manajemen, (yogyakarta: BPFE, 1997), eel. Xii, edisi II, h.6-7
16
B. Konflik 1. Pengertian Konflik
Konflik berasal
dari
kata
con-fliger,
conflictum:
saling
berbenturan, yaitu semua bentuk benturan, tabrakan, ketidaksesuaian, ketidakserasian, pertentangan, perkelahian, oposisi dan interaksiinteraksi yang antagonistis. Adapun konflik dalam ensiklopedi psikologi dinyatakan sebagai keadaan psikologi tentang kebimbangan yang terjadi bila seseorang secara serentak dipengaruhi oleh dua daya kekuatan yang saling berlawanan dengan kekuatan yang kira-kira samaa Dengan kata lain, adanya suatu pertentangan satu sama lain dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama. 2. Jenis Konflik
Dalam kehidupan organisasi
ada berbagai macam jenis
konflik. 9 a. Konflik pribadi, yang sering terjadi bila seorang individu menghadapi ..ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk .,;
melaksanakannya,
bila
berbagai
8
Basil Blackwell
9
T. Hani Handoko, op. cit., h. 349
permintaan
pekerjaan
saling
17
ilorlonl'lIlnan, 81au bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya. b. Konflil< antar individu dalam organisasi yang sarna, di mana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan kepribadian. c. Konflik antara individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi
tekanan
untuk keseragaman yang
dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sedangkan jenis konflik pada peran ganda wanita terbagi atas:'O a. Konflik antara karir dan sebagai ibu rumah tangga, hal ini terjadi apabila tuntutan dalam pekerjaan dan tuntutan sebagai ibu rumah tangga harus dilaksanakan pada saat bersamaan. b. Konflik antara karir dan sebagai seorang isteri, terjadi apabila tuntutan karir dan tuntutan sebagai isteri yang harus melayani suami muncul pada waktu yang sama. 3. Seni mengolah konflik
.-
."
Konflik dapat berlangsung pada setiap kehidupan baik dalam keluarga maupun di tengah masyarakat. Konflik tidak dapat dihindari dan tidak dapat dihilangkan selama manusia masih bersifat dinamis,
10 Toeli Heraty Noerhadi, Mitra Sejajar dalam Pembangunan: Tantangan atau Jebal(an?, Jurnal Perempuan, 05 (Novcmoor-Januari, 1998), h. 46
I~
oleh
karena
itu
dikembangkan
seni
mengolah
konflik
dengan
menemukan teknik-teknik guna menstimulir konflik-konflik interpersonal dan
konflik-konflik
antar
kelompok
serta
mengendalikannya
(memenejnya). Seni mengolah konflik dapat dikembangkan dengan jalan sebagai berikut: 11 a. Membuat standar-standar penilaian b. Menemukan masalah-masalah kontroversil dan konflik-konflik. c. Menganalisa situasi dan mengadakan evaluasi terhadap konflik. d. Memilih tindakan-tindakan yang tepat untuk melakukan koreksi terhadap penyimpangan dan kesalahan-kesalahan. Pada dasarnya konflik adalah suatu perbedaan kepentingan .'
yang sedemikian rupa menimbulkan pertentangan di antaranya. Konflik secara khas meliputi situasi pilihan atau membuat keputusan dalam hal kebutuhan tujuan dan metode. Karena dalam pencapaian terdapat ketidakpastian, maka timbul konflik. Secara lebih terperinci terdapat 3
... ..
,
pandangan mengenai konflik, yaitu: 12
11
Kartini Kartono, op. cit., h. 220
12
Djati Julitriarsa, John Suprihanto, op, cit., h. 85-87
I 'J
a. Pandangan Tradisional Menurut pandangan ini, konflik itu tidak perlu dan berbahaya, karena konflik merupakan sesuatu yang jelek. Dengan demikian apabila timbul konflik harus segera diatasi. Dari sisi lain dikatakan bahwa apabila timbul konflik berarti gagal melaksanakan tug as dalam menerapkan tradisional
asas-asas (Fredrick
manajemen. Taylor),
bila
Menurut
penganut
prinsip-prinsip
teori.
scientific
management diterapkan dengan baik, maka konflik tidak muncul.
b. Pandangan behavioral Menurut pandangan behavioral, konflik itu tidak baik apabila sungguh-sungguh timbul. Tetapi terjadi konflik bisa diterima agar bisa diketahui masalah-masalahnya. Dengan mengetahui masalah maka terdorong untuk mencari jalan pemecahannya. Konflik terjadi disebabkan oleh ketidakcocokan antara kebutuhan dan kepentingan. c. Pandangan interaksionis
......-
Menurut pandangan ini, konflik memang tidak mungkin dihindarkan dan
perlu
terjadi.
Oleh
karena
itu
maka
individu
bertugas
menemukan, mengendalikan dan memecahkan konflik yang terjadi. Dengan demikian dapat ditekankan bahwa seni mengelola konflik artinya mengoptimalkan hasil dengan cara memaksimalkan aspek-
20
aspek yang mendorong/mendukung tercapainya tujuan dan meminimalkan aspek-aspek yang menghambat kerja sama dalam organisasL
4. Alat-alat Manajemen Konflik
Alat-alat untuk mengatasi konflik-konflik yang terjadi adalah: 13 a. Sikap kooperatif Melalui
sikap
yang
kooperatif orang
melepaskan
perbedaan-
perbedaan yang tidak prinsipil, dan lebih banyak menemukan litik persamaannya. Tidak mencoba untuk mempertahankan kemenangan pihak sendiri, dan tidak mengharuskan pihak lain mengalah. Dalam kooperatif ini termasuk didalamnya metode kompromi, memperhalus konflik,
ekspansi dari sumber energi, mengubah struktur dan
mempersatukan tujuan. b. Menghindari konflik Untuk meniadakan konfrontasi langsung dan konflik-konflik ialah menghindarinya.
Penghindaran diri merupakan alternatif paling
pendek dan paling murah. Dengan jalan menghindari konflik dan menarik diri,
orang berusaha menghilangkan kesusahan ",
menjauhkan diri dari claxh terbuka.
13
Ibid., h. 88
dan
21
c. Menerapkan tindakan otoriter Untuk menerapkan tindakan orotiter ini maka individu melakukan tindakan-tindakan yang tegas dan drastis dalam situasi-situasi tertentu. Akan tetapi, karena tindakan sedemikian itu sifatnya sangat restriktif dan membatasi, maka mekanisme semacam ini bisa efisien hanya dalam jangka waktu yang pendek dan diterapkan dalam situasi khusus saja; yaitu situasi gawat atau darurat yang tidak dapat dihindari.
5. Manajemen Konflik
Tugas manajemen konflik adalah perencanaan, analisa dan evaluasi mengenai konflik-konflik, lalu memecahkan dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik adalah bentuk pengendalian atas interaksi antagonistik antara dua atau lebih pihak dari masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi atau struktur .- ...
organisasi dan sebagainya. 14 Masalah-masalah di atas dapat menjadi penyebab timbulnya konflik yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
MiLlI(
'--1I
PERPUSTAKAAN FAf,{. TAR!:}flfAH
/tUN JAK/.\RTA " T. Hani Handoko, op. cit., h. 345
._--._~.~
22
a. Komunikasi; salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu yang tidak konsisten. b. Struktur, pertarungan kepentingan antar individu dengan sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka. c. Pribadi; ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi dengan perilaku yang diperankan pada status mereka dan perbedaan dalam nilai-nilai dan persepsi.
C. Peran
1. Pengertian peran Berbagai ahli telah mendefinisikan peran, diantaranya Myers yang mendefinisikan peran sebagai "... a set of norms that defines how ....... people in a given social position ought to behave.,,1s Sedangkan definisi peran menurut Shaw dan Costanzo adalah: "... the function a person performs when occupying a particular characteristic (positions) within a particular social context,,16
15
David G. Myers, Social Psychology, (Michigan: Mc Graw Hill, 1983), p.192
23
Dalam setiap peran terdapat sejumlah harapan dari masyarakat yang
berlaku
untuk peran tersebut dan
disebut sebagai
role
expectation atau harapan peran. Shaw dan Costanzo menjelaskan
bahwa suatu harapan peran merupakan: "... expectations held by particularized or generalized others for the appropriate behaviour, that ought to be exhibited by the person or persons holding a given role.,,17 Sarbin dan Allen
mendefiniskan harapan peran sebagai
berikut: "Role expectations are comprised of the rights and priviledges, the duties and delegations of any occupant of a social position in relation to persons occupying other positions in the social structure.,,18 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa suatu harapan peran merupakan harapan masyarakat terhadap seorang pemegang peran untuk menampilkan tingkah laku tertentu sesuai dengan peran yang dimilikinya. Sebagai contoh, seorang wanita yang memiliki peran sebagai ibu rumah tangga diharapkan mampu menampilkan tingkah
....
,-
laku seperti mengasuh anak, sebagai pendamping suami, dan lain-lain.
--------IG Marvin E. Shaw dan Philip R. Costanzo, Theories of Social Psychology, (Singapore: McGraw Hill, 1932), 2nd ed, p. 296 17 Ibid, p. 298
18 Theodore r. Sarbin dan Vernun L Alien, Role Theory, dalam Lindley, Gardner, Eliiot Aronsen (editor), Handbook of Social Psychology, (Massachusetts: Addison Wesley Publishing Co, 1968), vol.1, p. 497
24
Seorang pelajar diharapkan dapat menampilkan tingkah laku rajin belajar, mematuhi peraturan sekolah, dan sebagainya. Sarbin dan Allen mengatakan bahwa harapan peran akan mempengaruhi tingkah laku individu dengan cara menimbulkan suatu kebutuhan untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan harapan. yang ada pada masyarakat. 19 Harapan peran yang ada akan dilihat sebagai '. suatu norma bagi setiap individu mengenai bagaimana ia harus bertingkah laku sesuai dengan peran yang ia miliki. Dengan kata lain, harapan peran akan mendorong seseorang untuk patuh terhadap lingkungan masyarakatnya.
2. Peran Ganda Berbagai posisi yang dimiliki individu dalam struktur sosialnya menyebabkan
ia
memiliki
beberapa
peran.
Sarbin
dan
Allen
mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu ......,
memiliki lebih dari satu peran atau disebut multiple roles. 20 Untuk selanjutnya akan dipakai istilah 'peran ganda' untuk menjelaskan multiple roles ini.
19
Ibid., p. 535
'Olbid., p. 535
25
Sarbin dan Allen menjelaskan bahwa ada dua tipe peran ganda pada seseorang yaitu: 21 a. Peran ganda yang dijalankan seeara berurutan Pengertian dari peran ganda ini adalah individu memiliki beberapa peran yang seeara berurutan dijalankan selama periode waktu tertentu
seperti
hari,
minggu,
tahun
atau
bahkan
sepanjang
hidupnya. Peran ini merupakan peran yang tidak dapat diulang kembali, yang artinya suatu peran yang telah selesai dijalankan tidak dapat dimiliki lagi oleh individu yang bersangkutan. Sebagai eontoh adalah peran sebagai anak yang berlanjut ke masa remaja dan seterusnya. Individu yang telah beranjak dewasa tidak dapat lagi mengulangi perannya sebagai anak keeil. b. Peran ganda yang dijalankan wanita seeara bersamaan Yang dimaksud di sini adalah individu memiliki beberapa peran sekaligus pada saat yang bersamaan. Misalnya seorang wanita yang bekerja setidaknya memiliki dua peran sekaligus pada suatu saat yang sama, yaitu dalam pekerjaan sebagai seorang pekerja atau karyawan dan peran dalam keluarga yaitu sebagai seorang ibu rumah tangga.
"
:!l
Ibid., p. 536
Lewis menjelaskan mengenai beberapa peran utama yang dimiliki oleh wan ita yang berperan ganda. Peran-peran ini dimiliki oleh wanita sehubungan aktivitasnya dalam dua lingkungan kehidupan yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan pekerjaan. 22 a. Wanita sebagai isteri Peran sebagai isteri diperoleh ketika seorang wanita secara sah. mengikatkan diri dengan seorang pria melalui pernikahan. Bagi kebanyakan pasangan, pernikahan ditandai dengan adanya saling berbagi
pengetahuan,
perhatian
secara
fisik
dan
emosional,
kepemilikan hal-hal yang bersifat material, tempat tinggal bersama dan tanggung jawab terhadap anak-anak yang mereka miliki. Peran ini dianggap mengawali peran individu sebagai wanita dewasa yang
.,
berkaitan dengan peran-peran lainnya sebagai pengurus rumah tangga dan ibu dari anak-anaknya.
.-
b. Wanita ibu rumah tangga
Wanita yang telah menikah diharapkan untuk melakukan tugas-tugas rumah tangga atas dasar rasa cinta serta atas dasar suatu tugas atau
kewajiban
yang
harus
dikerjakannya.
Bernard
(1974)
" Irene H. Frieze, et. aI., Women and Sex Roles a Social Psychology, (Newyork: WW Norton and Company Inc., 1978), p. 138
27
.,
mengatakan bahwa keterikatan yang sah dalam suatu pernikahan menyebabkan wanita memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas domestik seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah dan sebagainya. Peran wanita sebagai ibu rumah tangga menyebabkan hubungan dengan orang dewasa lain menjadi terbatas, apalagi jika tidak ada orang lain di rumah yang membantu mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Dalam hal ini wanita cenderung merasa terisolasi dan kemudian
akan
membuatnya
memperkuat
menjadi
lebih
perasaan rentan
tidak
terhadap
berdaya
serta
masalah-masalah
psikologis. Hal yang positif dari tugas-tugas domestik dalam rumah tangga adalah kebebasan dalam mengatur waktu dan aktifitas mana yang akan dilakukan terlebih dahulu.
c. Wanita sebagai ibu
..Peran sebagai seorang ibu merupakan hal yang unik bagi wanita .~
karena merupakan suatu peristiwa biologis yang hanya bisa dialami oleh wanita yaitu melahirkan anak. Seorang ibu bertanggung jawab untuk memberikan perhatian secara fisik maupun emosional kepada anak-anaknya.
2H
d. Wanita pekerja Pekerja wanita dapat dijumpai dalam berbagai jenis pekerjaan. Umumnya wan ita memiliki posisi dalam pekerjaan yang lebih rendah dari pada pria. Selain itu kemajuan yang wanita peroleh di tempat kerjanya
tidak
secepat
kemajuan
pria.
Berbagai
perlakuan
diskriminatif juga sering diterima wanita di tempat kerjanya yang tentunya akan merugikan wanita tersebut. Menurut Perun dan Bielby, secara tradisional, peran seorang wanita adalah sebagai isteri dan ibu yang mencakup tugas-tugas rumah tangga sehari-hari. Sedangkan perannya sebagai pekerja meruapkan extra role atau peran tambahan bagi wanita. 23 Seorang wanita yang
berperan ganda, selain memiliki empat peran utama seperti disebutkan di atas, biasanya juga memiliki peran tambahan lain, misalnya peran sebagai anggota organisasi sosial, peran sebaga! ketua perkumpulan olah raga, dan lain-lain. ." ..-
Untuk
dapat
menjalankan
peran
gandanya,
diperlukan
koordinasi untuk efektif dari wanita agar tidak terjadi kebingungan dan konflik dalam dirinya bila tidak panda! menentukan prioritas serta kurang mampu mengkoordinasikan peran-peran yang dimilikinya akan
,.1 Margaret W. Matlin, The Psychology of Women, (Florida: Hold, Rinehart & Winston Inc... 1%7), p. 150
..
menimbulkan masalah atau konflik bagi diri wanita tersebut. mengatakan
bahwa
bertambahnya
memperbesar potensi munculnya konflik.
peran
bagi
wanita
Merton akan
24
"3. Konflik peran
Peran wanita dalam rumah tangga seringkali bertentangan. dengan perannya sebagai pekerja sehingga menimbulkan masalah atau konflik pada diri wanita berperan ganda. Moore dan Gobi mengatakan bahwa wanita yang bekerja seringkali mengalami konflik dan stres sehubungan dengan usahanya untuk menggabungkan perannya dalam keluarga dan perannya dalam pekerja. Konflik yang seperti ini disebut sebagai konflik peran.
25
Unger dan Crawford mendefinisikan konflik
peran sebagai: "... the psychological effects of being faced with two or more sets of incompatible expectation or demans.,,26 Definisi lain menurut Frieze, dkk adalah: "... Role conflict is .~
..
,
defined as any situation in which incompatible expectations are placed on a person because of position membership.,,27
" Irene H. Frieze. et. aI., op. cit., p. 159 " Dahlia Moore dan Abraham Gobi, Role Conflict and Perceptions of Gender Roles, The Case of Israel, Journal of Sex Roles, vol. 32, p. 251 16 Rhoda Unger dan Mary Crawrod, Women & Gender a Feminist Psychology, (New York: McGraw Hill, 1992), p. 474
30
Dari kedua definisi di atas dapat dikatakan konflik peran merupakan keadaan
dimana individu menghadapi tuntutan atau
Ilarapan yang saling bertentangan dari dua peran atau lebih yang dinukilkannya. Definisi
konflik peran
yang
diberikan
oleh
Shaw lebih
menekankan pada adanya dua tipe dari konflik peran yaitu konflik yang terjadi karena adanya harapan yang saling bertentangan dari dua peran atau lebih yang dimiliki individu dalam dua kelompok masyarakat yang berbeda, atau konflik yang terjadi karena adanya berbagai harapan yang berbeda terhadap satu peran tertentu yang dimiliki individu: "... conflict which result when the expectations associated with two or more positions in different groups that an individual occupies are incompatible, or when the various expetations associated with a 28 single position that a person occupies are incompatible.
Sarbin dan Allen menjelaskan kedua tipe konflik peran yang disebutkan Shaw dalam definisinya di atas sebagai;29 ."
.'"
a. Intrarale conflict (konflik dalam peran) f
" Irene H. Frieze, et. aI., lac. cit. " Marvin E. Shaw dan Philiip R. Costanzo, op. cil., p. 456 " Theodore r. Sarbin dan Vernon L Allen, op. cit, p. 540
31
diri individu karena adanya harapan-harapan yang bertentangan dari dua kelompok atau lebih mengenai bagaimana suatu peran harus dimainkan. 30 Sebagai contoh, seorang wanita yang menjabat sebagai manajer marketing diharapkan memiliki sikap yang tegas terhadap bawahannya, tetapi di lain pihak pimpinan perusahaan menuntut dia harus bersikap ramah terhadap klien. Selanjutnya Sarbin & Alen. mengatakan bahwa interrole conflict tidak hanya dihasilkan dari harapan yang bertentangan dari dua kelompok yang berbeda untuk satu peran yang sama, namun dapat juga terjadi pada satu kelompok tertentu yang memiliki harapan peran yang berbeda untuk satu peran
31
Sebagai contoh, seorang wanita karier dituntut untuk
berkonsentrasi pad pekerjaannya secara penuh, di lain pihak suaminya menuntut agar dia lebih memperhatikan anaknya. Wanita tersebut akan mengalami konflik karena tuntutan yang kedua mungkin akan mengurangi keinginannya yang pertama.
..'
b. Interrole conflict (konflik antar peran) Interrole conflict terjadi ketika seseorang memainkan dua peran sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Menurut Myers dalam
30
David G. Myers, op. eil., p. 200
" Theodore R. Sarbin dan Vernon L Allen, loe. cit, p. 540
32
konflik ini ketegangan yang terjadi disebabkan karena dua peran yang berbeda harus dilakukan pada suatu saat yang sama.
32
Secara
lebih jelas, Thomas dan Ganster mengatakan bahwa interrole conflict terjadi
keUka
pemenuhan
suatu
peran
bertentangan
dengan
menahan peran yang lainnya. 33 Seorang wanita yang berprofesi
"
sebagai pengacara misalnya, pada suatu saat diharapkan untuk hadir dalam persidangan suatu kasus penting. Namun pada saat yang sama ia juga diharapkan untuk memberikan prioritas utamanya pada keluarga di rumah karena suami atau anaknya sedang saki!.
a
Leary menjelaskan bahwa inti dari interrole conflict yang dialami wanita adalah kelidaksesuaian harapan yang berlebih (role overload) pada dirinya, yang kemudian menyebabkan wanita merasa sulit untuk memenuhi harapan dari masing-masing peran tersebut karena keterbatasan
waktu
yang
dimilikinya. 34
Moore
dan
Gobi
menambahkan bahwa konflik peran yang dialami oleh wanita adalah
.-
tidak cukupnya
wal~tu
untuk melakukan semua tugas-tugas dan
kewajiban yang diharapkan dari dirinya terutama setelah ia menikah
~2 David G. ivlycrs, loco ciL JJ
Linda thede Thomas dan Daniel C. Ganster, Impact of Family-supportive Work R Qortlrol P~r~J1eollY8i JOlirnRI of Armli"rl
Vurl"I'lon on Worl<-Fomiliy oonfllol nn,1 atrnln: PI1;\,cIH)IClJJ,}', Wl!, HI p. 7
·
dan memiliki anak keell serta ketika pekerjaan menuntut waktu kerja yang panjang. 35 Selanjutnya Duxbury dan Higgins (1991, hal 64) mengatakan bahwa akibat dari berbagai peran yang dimiliki (multiple roles) individu akan menghasilkan ketegangan fisik dan psikologis dalam dua cara yaitu: a. Beban peran yang berlebih (role overload), yang menimbulkan kesulitan untuk menentukan prioritas peran mana yang akan didahulukan. Seorang wanita bekerja yang memiliki peran sebagai ibu rumah tangga, pekerja dan sebagai anggota Dharma Wanita misalnya, akan mengalami kesulitan untuk menentukan prioritas ketika ketiga perannya tersebut menuntut untuk dipenuhi pada suatu saat yang sama. b. Tuntutan terhadap kedua peran akan menimbulkan kesulitan untuk memenuhi harapan dari masing-masing peran tersebut. Pada contoh ....."
di atas, wanita mengalami kesulitan untuk mernenuhi harapanharapan dari ketiga peran yang dimilikinya karena masing-masing peran tersebut menuntut untuk dipenuhi.
J.' Nancy E. Betz dan Louise F. Fitzgerald, the Career Psychology of Women, (Florida: Academic Press Inc., t 987), p. 203
" Dahlia Moore dan Abraham Gobi, loc. cit.
34
4. Mencapai penyesuaian peran
Menurut Andi Mappiare seseorang dapat dikatakan telah mencapai penyesuaian tentang perannya, adalah mereka yang telah dapat memperoleh
kecocokan
antara
harapan
peranan
dengan
peranan nyata yang dapat dilakukannya, sehingga ia memperoleh kepuasan dalam peranan yang dilakukan itu. Kecocokan itu dapat terjadi dengan tiga jalur utama, yaitu:
36
a. lndividu yang bersangkutan dapat mengubah diri sehingga sesuai antara apa yang harus diperankan. b. Individu yang bersangkutan dapat mengubah lingkungan (misalnya isteri yang dapat mengajak suami, yang sebelumnya cenderung memegang teguh konsep tradisional, untuk mengasuh anak-anak) sehingga lingkungan dapat sejalan dengan harapan peranan individu tadi. ." ."
c. Keduanya, individu dan lingkungan, mengalami perubahan sehingga terjadi kecocokan antara keduanya. Pentingnya penyesuaian diri dalam peranan sebagai wanita atau pria tidak dapat dilepaskan dengan tugas-tugas perkembangan
36 Andi Mappiare, Psikologi Orang Dewasa, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), eet. ke-1, h. 56-57
35
yang harus dijalani dalam masa dewasa awal. Oi antaranya yang terpenting adalah penyesuaian diri dalam hidup perkawinan, dalam kedudukan sebagai orang tua (ibu atau ayah), memilih diri dalam ketiga daerah itu merupakan dasar penting bagi setiap individu untuk menyesuaian diri dalam banyak bidang lainnya. Oisepakati oleh banyak ahli bahwa seseorang yang dapat menyesuaikan diri secara baik dalarn peranan sebagai orang tua, mempunyai pengaruh besar terhadClP beberapa aspek penting kehidupan lainnya. la dapat mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial secara baik, mengadakan hubungan kekeluargaan secara baik, dan ia dapat merasakan kebahagiaan diri yang dapat pula dipancarkan bagi kebahagiaan anggota keluarganya.
O. Konsep-konsep peranan wanita
Menurut Andi Mappiare bagi para wanita yang mulai berniat melaksanakan
tugas-tugas
perkembangan
masa
dewasa .'
..
,
mereka
hususnya, bersangkutan dengan tugas perkembangan memilih calon suami, belajar hidup bersama suami, mulai hidup berkeluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, dan bekerja dalam suatu jabatan. 37 Untuk memahami konflik-konflik yang sering timbul dan agar seseorang dapat
37
Ibid. h. 45
dengan mudah menyelesaikannya dan menyesuaikan diri di dalamnya, maka pentinglah konsep peranan tersebut.
1. Konsep Tradisional Konsep ini mengutamakan adanya pola perilaku yang memberi perintah dan adanya penghargaan tinggi terhadap kemampuan atau hak-hak istimewa individu tertentu. Bagi wanita dalam kehidupan perkawinan, terdapat tiga pernan yang secara terpisah dapat dimainkan oleh wanita; a. Peranan sebagai isteri dan ibu secara tradisional b. Sebagai pendamping setia suami atas izinnya, ikut berpartisipasi untuk kesenangan dan kegembiraan bersama, seperti yang ingin dicapai oleh individu pada umumnya. c. Sebagai partner dan berperanan dengan tidak tergantung secara ekonomis pada suami dan punya kuasa sama dalam .mengelola
......
,
keluarga. Menurut konsep tradisional,
peranan lain wanita adalah
menjalankan pekerjaannya dengan sadar dan kuasa penuh. Sebagai orang tua yang punya kuasa penuh, wanita berperan melayani keperluan-keperluan suami dan anak-anak di rumah (keperluan
37
keluarga) merupakan hal yang sangat terpuji.
Dimana terdapat
pekerjaan yang disebut feminin yang jika dikerjakan sepenuhnya oleh ibu rumah tangga di rumah itu mendatangkan penilaian baik bagi mereka. Ibu rumah tangga adalah wanita yang mempersembahkan waktunya untuk memelihara dan melatih anak-anak,mengasuh anak menurut pola-pola yang dibenarkan oleh masyarakat sekitarnya. Bagi wanita yang belum menikah, jika secara bebas memilih peranan dan pekerjaannya, akan menjadi saasran kritik masyarakat sekitarnya. Apalagi jika nyata-nyata melakaukan pekerjaan yang menyimpang dari konsep-konsep kefemininan. Peranan atau pekerjaan yang feminin itu umumnya berorientasi kepada melayani orang lain, semisal pekerjaan perawat, guru dan semacamnya.
2. Konsep Moderat ." ....
Peranan menurut konsep moderat dalam hal peranan wanita, tidak' ekstrem tradisional dan tidak pula terlalu mengikuti konsep yang ekstrem menurut modern. Konsep moderat mengakui juga individualitas seseorang yang
mempunyai hak untuk mengembangkannya sendiri,
namun tidaklah
mengutamakannya. Dengan demikian, wanita punya
38
hak untuk bekerja di luar rumah, akan tetapi peranan dan tugas pokoknya tetaplah berpegang pada nilai luhur naluri kewanitaan. Wanita yang demikian itu akan merasa bersalah dan mungkin merasa berdosa jika ia terpaksa mengabaikan pemeliharaan dan pendidikan anak-anaknya, karena mereka merasa bertanggung jawab penuh. Pria tetaplah sebagai penanggung jawab penuh bagi ketegakan . kehidupan keluarga, meskipun untuk itu wanita (ibu rumah tangga) punya andil sebagai pendamping. Meskipun pria turut serta memelihar anak dan membimbingnya, akan tetapi kehidupan ekonomi keluarga menjadi tanggung jawab besar baginya yang melebihl tanggungjawab isteri.
3. Konsep modern
Menurut konsep ini, peranan menurut jenis kelamin pada prinsipnya
tidak
mempunyai
perbedaan
jelas.
Pada
pokoknya ..... ,
mengutamakan individualitas seseorang, apakah itu Isteri atau suami. Bahkan
anak juga
diakui
individualitasnya.
Konsep
modern ini
meletakkan penekanan pada adanya kesamaan status bagi orang tua; dan status anak pun hampir-hampir mempunyai kesamaan dengan status kedua orang tuanya.
39
Menurut konsep ini, mempunyai tugas kerja sendiri dalam membangkitkan potensi-potensinya. Mereka lebih suka menggunakan daya mampunya itu untuk mengernbangkan kemampuan-kemampuan "
orang lain, atau wanita lainnya. Oi rumah, mereka mempunyai peranan yang seimbang dengan suami mereka. Oisepakati oleh banyak ahli bahwa para wanita yang menganut konsep ini, tidaklah merasa bersalah jika mereka meninggalkan rumah baik untuk kegiatan-kegiatan dalam mengikuti latihan-Iatihan keterampilan yang dapat mendatangkan kepuasan baginya. Tidak pula mereka merasa berdosa jika pekerjaanpekerjaan rumahnya (terrnasuk mengasuh anak) dilimpahkan pada orang lain (misalnya pembantu) manakala mereka tidak di rumah. Ibu rumah
tangga,
menurut
konsep
ini,
mengutamakan
membimbing anak sesuai dengan kemampuan-kemampuan anak itu sendiri. Jika ibu memiliki kebebasan sebagai individu, maka anak juga mempunyai I,ebebasan itu. Ayah ikut serta bermain dengan anak." ..-
anaknya dan mengajarkan anak tentang cara-cara bermain. Bahkan ayah punya pemnan mengasuh anak sepenuhnya bila ibunya sedang I,e luar rumah untuk bekerja atau bersenang-senang.
40
E. Hipotesis
Pada penelitian ini terdapat dua hipotesis, yaitu: Ha
= ada perbedaan yang signifikan konflik peran pada wanita berperan ganda dilihat dari status jabatan.
Ho
= Tidak ada perbedaan yang signifikan konflik peran pada wanita berperan ganda dilihat dari status jabatan.
..,. ..,
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab III ini
dibahas mengenai metodologi penelitian
meliputi
populasi, sampel, teknik pengurnpulan data dan metode analisis data. Seperti telah disebutkan pada bab I bahwa penelitian ini dilakukan dengan , rnenggunakan metode survey lapangan
dan
dilanjutkan dengan analisa
diskriptif.
A. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Untuk melakukan penelitian tentang rnanajernen konflik pada -;,
wanita berperan ganda ini, yang rnenjadi populasinya adalah wanita berperan ganda. Akan tetapi dengan rnempertirnbangkan adanya perbedaan persoalan wanita berperan ganda yang dipen9CJJuhi oleh faktor geografis, dan kultur (budaya) rnasyarakat,
maka penulis
membatasi populasi wanita berperan ganda ini khusus untuk yang tinggal di Jakarta.
42
Jadi apabila dinyatakan seeara tegas, maka populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang berperan ganda, dan tinggal di Jakarta.
2. Sampel
Oleh karena adanya keterbatasan biaya, waktu dan tenaga, . penelitian tidak dapat melakukan penelitian seeara sensus. Oleh karena itu dilakukan pengambilan sample. Kemudian
dengan
mempertimbangkan
banyaknya
jenis
pekerjaan yang ditekuni wanita, seperti : pengusaha, eksekutif, dan karyawan baik negeri maupun swasta, juga adanya perbedaan faktor strata ekonomi dan level pendidikan, maka idealnya sampel diambil dengan metode sampel aeak berstrata (stratitied random sampling). Dari populasi wanita berperan ganda yang tinggal di Jakarta,
.- .-
maka penulis memilih 4 maeam kelompok pekerjaan yakni pengusaha, eksekutif, karyawan serta pendidik. Akan tetapi, untuk mengambil sampel dengan metode sampel aeak berstrata diperlukan adanya kerangka sampling (sampling frame). Kerangka sampling (sampling frame) ini merupakan daftar
seluruh unit/anggota populasi.
bertujuan mendapatkan informasi mengenai sesuatu hal yang khusus dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk tertentu dan mencatat jawaban atau respon di subjek penelitian menurut langkahlangkah atau cara-cara tertentu. ' Skala psikologi (quistionare) penulis sebar kepada para wanita yang telah ditentukan sebagaimana tadi telah dijelaskan. Kemudian , dari
data
yang
pentabulasian
diperoleh,
selesai
dilakukan
kemudian
pentabulasian
dilanjutkan
data,
setelah
penganalisaan
dengan
metode anal isis diskriptif. Namun sebelum skala psikologilquistionare digunakan sebagai alat untuk memperoleh reliabilitas dan validitas skala. Pada kuesioner ini, subjek diminta untuk mengungkapkan jenisjenis Konflik serta pengendaliannya. Setiap pernyataan pada kuesioner ini dilengkapi dengan 5 pilihan jawaban yaitu: 1. Bila selalu. .-"
..-
2. Bila sering. 3. Kadang-kadang. 4. Sangat jarang. 5. Tidak pernah.
1 Hall, david, Crene Hall, Practise Social Research, Project Work in The Community, (London : Macmillan, 1989).
45
Adapun cara pengisian kuesioner ini adalah subjek diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi subjek dengan mengisi angka pada kolom yang tersedia. Angka yang akan dioleh adalah skor total dari keseluruhan jawaban yang dipilih subjek. Skor total yang tinggi menunjukkan bahwa subjek mengungkakan bahwa dirinya mempunyai jenis konflik yang banyak. Sebaliknya skor total yang rendah menunjukkan bahwa subjek mengungkapkan dirinya mempunyai jenis konflik yang rendah. Sedangkan data kontrol yang terdapat dalam penelitian ini meliputi usia, pendidikan terakhir, jabatan, subjek, jabtan suami, jumlah anak, usia anal, paling besar dan keel!. Kemudian dilakukan uji coba melalui tahapan berikut : 1. Melakukan uji coba kepada 30 orang subjek yang memiliki karakteristik sama dengan subjek penelitian. 2. Melihat reliabilitas dan validiitas dari kuesioner, dengan melakukan .~
...
anilisis item. 3. Jenis konflik terbagi menjadi dua macam yang terdiri dari jenis konflik karir versus peran sebagai ibu pada aspek pengasuhan dengan butir item: 1,2,3,8,12,14,16,19. Aspek komunikasi dan interaksi dengan butir item:
10,20,22,23.
Aspek penentuan
prioritas
denganbutir item:
46
24,25,26,27,4, Sedangkan jenis konflik karir versus peran sebagai isteri pada aspek pandangan suami terhadap peran ganda wanita dengan butir item: 5,6,17,18, Aspek tekanan karir dan keluarga dengan butir item: 7,29,31, Aspek waktu untuk keluarga dengan butir item: 9,28,30. Sedangkan pada aspek komunikasi dan interaksi dengan butir item: 11,13,15, dan 21. Sedangkan pernyataan untuk manajemen konflik terdapat pada butir item nomor: 32,33,34,35,36,37,38,39, dan 40. Analisa item dilakukan dengan cara menghitung validitas-reliabilitas. Untuk validitas digunakan rumus menghitung koefisien korelasi product moment.
2
(Hasil
perhitungan
pada
lampiran
4
hal.81
dengan
menggunakan komputerisasi). n(~XY) - (~X)(~Y)
Dimana: rxy
......,
= Koefisien korelasi antara skala.
X dan Y
= Skor masing-masing skala.
N
= banyaknya sampel.
, Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999 ), eel. ke-1, edisi I, h, 100
Untuk
dapat
ditabulasikan,
menggunakan
kemudian
rumus
dihitung
ini,
jumlah
terlebih skor
dahulu
itemnya,
data
setelah
ditransformasi ke skala interval dengan metode sueeesive internal. Untuk melakukan transformasi ke skala interval prosedurnya sebagai berikut : 1) Hitung F (Frekuensi) responden (banyaknya responden yang memberikan respon yang ada ). 2) Bagi setiap bilangan pada F (frekuensi) oleh n (
= 100), sehingga
diperoleh proporsi. 3) Jumlahkan P (Proporsi) seeara berurutan untuk setiap respon
sehingga keluar propors! kumulatif. 4) Propors! kumulatif (PK) diangagp mengikuti distribusinormal baku.
5) Tentukan nilai-nilai 2 untuk setiap kategori. 6) Hitung SU (Scale Value = nilai skala) dengan rumus :
Dens!ty at lower limit - Density at upper SV = - - - - - - - - - - - - Area under upper limit - Area under lower 7) SV (Scale Value) yang nilainya terkeeil (harga negatif' + besar) diubah menjadi sama dengan satu ( = 1). Transformaed scale value
= SV + [SV min]
Dari data yang ada, diperoleh validitas sangat tinggi. Hal !ni menunjukkan
bahwa
skala yang
perhitungan pada lampiran 5 hal. 82 ).
d!gunakan
adalah valid.
( Hasil
48
Koefisien r xy akan berada pada nilai - 1 < r xy < 1. Jika skor r xy yang diperoleh sama dengan nol, berarti susunan skala tidak akurat. Apabila koefisien koretasinya negatif, maka ada kemungkinan bahwa skala yang dibuat susunannya terbalik dan apabila koefisien r xy cenderung positif dan besar, maka kita bisa mengatakan bahwa skata yang dibuat cukup ·valid. Secara bahasa reliabilitas diterjemahkan sebagai keandalan. Dan secara istilah maka realibilitas ini diterjemahkan sebagai kekonsistenan alat ukur dalam mengukur suatu parameter. Untuk mengukur reliabilitas ini, digunakan rumus
.3
r xx 1 = 1 - MK I xs I Dimana r x x 1
= koefisien
reliabilitas yang dihitung dengan teknik anava
hoyt. Mkixs = Li - (L;x2)Jk - (Ll) In + CI; 1)2 Ink (n-1)(k-1) Dimana
/
..,
= skor seorang responden pada suatu item, Mkixs
= rata-rata kuadrat interaksi antar item
x
= jumlah skor seorang responden pada seluruh item, yaitu skor
skala.
, Ibid. h.90
y
=:
jumlah skor seluruh subyek pada satu item.
k
=:
banyaknya item.
n
banyaknya subyek.
=:
Sedangkan Mks dihitung dengan menggunakan rumus IViks
2Z - I/ k
nk
n-1 Dengan Mks
=:
rata-rata kuadrat antar subyek.
Pada umumnya reliabilitas dianggap memuaskan bila koefisien r x x minimal 0,900. koefisien reliabilitas ini mencerminkan hubungan skor skala yang (x). dengan skor sesungguhnya yang tidak diketahui (skor murni). Sehingga dengan koefisien 0,9, dapat disimpulkan 90 % variasi skor yang meruupakan variasi yang terjadi pada skor murni kelompok subyek. Dan 0,1 atau 20 % variasi lainnya disebabkan oleh faktor salat. Reliabilitas alat ini menunjukkan nilai yang sangat tinggi
=:
0,978 hal
. ini menunjukkan bahwa skala yang digunakan adalah reliabel. ." ."
D. Metode analisis data. Dari data yang telah ditabulasi dilakukan analisis ekseloratif. Untuk variabel jenis konflik dilakukan analisis perbandingan dengan tujuan untuk melihat ada tidaknya perbedaan-perbedaan jenis konflik yang dihadapi oleh wanita berperan ganda dilihat dari status jabatan, status pendidikan
:; 1
-
Setelah data ditabulasikan seperti tabel diatas, kemudian uji dengan statistik dengan menggunakan rumus uji chi kuadrat :4 r
k
x =i f 2
1=1 j=1
x2
= nilai statistik yang mengikuti distribusi chi-kuadrat dengan
derajat
bebas ab ; (r-I)(k-1)
Eij = Banyaknya
kasus
untuk
yang
diharapkan
di
bawah
1-10
dikategorikan dalam baris ke-i dan kolom ke-j
[ 15 = jumlah semua se!. I
I
i=1 j=1 r= Banyaknya baris k=
Banyaknya kolom
Untuk melakukan pengujian, nilai x2 yang diperoleh dibandingkan dengan nilai
l
dar! tabel.
......"
, Sidney, Siegel, Statlstlk Nonparametrik untuk IImu-ilmu Sosial, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h.218
BABIV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Uji Cob a Alat Ukur
Dari hasil perhitungan uji coba alat ukur, diperoleh hasil bahwa dari 40 butir item yang disebarkan, hanya 33 butir yang dapat dijadikan alat bagi penelitian ini. Sedangkan item-item yang gugur adalah butir item nomor 5, 17, 18 dari aspek pandangan suami terhadap peran ganda wanita. Butir item nomor 27 dari aspek penentuan prioritas. Butir item 7 dari aspek tekanan karir dan keluarga. Butir item nomor 28 dari aspek waktu untuk keluarga dan butir item nomor 15 dari aspek komunikasi dan ,. interaksi. Namun karena butir item
dari aspek pandangan
suami terhadap
peran ganda wanita yang diterima hanya satu butir yaitu butir item nomor .' .'
6, maka aspek ini tidak dipergunakan. Sehingga butir item yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 32 item, 23 butir item untuk jenis konflik dan 9 butir item untuk manajemen konflik. Jadi jumlah item yang digunakan adalah 32 item. (Hasil perhitungan pada lampiran 3 dan 4)
54
konflik yang terjadi
dalam pengasuhan
terjadi secara kadang-kadang,
dalam arti persoalan yang timbul dalam pengasuhan pada suatu ketika dapat menjadi konflik. Tabel 2 Konflik Karir versus Peran sebagai Ibu dalam Komunikasi dan Interaksi Idenaan%) Jabatan
Selalu
PenQusaha Eksekuif Karvawan Pendidik
a a 1 0
Komunikasi dan Interaksi Jarang Sering Kadangkadano
Tidak pemah
Jumlah
3 20 30 10
16 10 0 0
100 100 100 100
50 60 50 80
31 10 19 10
Komunikasi dan interaksi merupakan wahana perekat bagi keluarga terutama ibu. Pada tabel 2 di atas dapat dilihat secara keseluruhan bahwa tidak ada perbedaan konflik dilihat dari jabatan bagi wanita berperan ganda, karena mereka cenderung mengatakan kadang-kadang. Namun dapat dibedakan apabila dilihat dari seringnya konflik terjadi. Tingkat konflik sering ter·jadi pada wanita eksekutif (0,2 %) dan pada wanita yang ." ."
bekerja sebagai karyawan (0,3 %).
Tabel 3 Konflik Karir versus Peran sebagai Ibu dalam Penentuan Prioritas Idenaan %) Jabatan Penousaha Eksekuif Karvawan Pendidik
Selalu
0 0 10 10
sering
0 0 20 10
Penentuan Prioritas KadangJarang kadanQ
0 10 40 60
90 80 30 20
Tidak pernah
10 10 0 0
Jumlah
100 100 100 100
55
Konflik yang terjadi pada penentuan prioritas yang tampak pada tabel di atas, jarang terjadi pada wanita pengusaha dan wanita eksekutif. Namun pada wanita yang bekerja sebagai karyawan dan pendidik penentuan prioritas suatu ketika dapat menjadi suatu konflik. Selain jenis konflik karir dan peran sebagai ibu, konflik dapat dilihat pula dari jenis konflik karir versus peran sebagai isteri seperti tabel berikut In i:
Tabel4 Konflik Karir versus Peran Isteri dalam Tekanan Karir Tekanan Karir Jabatan Selalu Sering KadangJarang kadanQ PenQusaha 0 9 20 60 Eksekuif 10 10 60 10 Karyawan 10 20 60 10 Pendidik 0 30 60 0
(denqan %) Tidak pernah
Jumlah
11
100 100 100 100
10 10 10
Jenis konflik versus peran isteri dalam tekanan karir jelas berbeda antara sebagian struktur jabatan wanita. Bagi wanita eksekutif dan karyawan, persoalan yang terjadi pada karir suatu ketika dapat menjadi suatu konflik (0,6%). Sedangkan pada wan ita pengusaha dan pendidik ." .."
konflik ini jarang terjadi (0,6%) seperti pada tabel 4 di atas. Tabel 5 Konflik Karir versus Peran Isteri dalam Waktu untuk Keluarqa (den Waktu Untuk Keluarga Jabatan Selalu Sering KadangJarang Tidak kadana oernah PenQusaha 10 30 40 10 10 20 Eksekuif 30 30 10 10 Karvawan 0 10 60 20 10 Pendidik 0 10 20 70 a
an%) Jumlah 100 100 100 100
Jenis konflik pada aspek waktu untuk keluarga, bagi pengusaha, eksekutif dan karyawan menyatakan kadang-kadang. Sedangkan bagi pendidik konflik pada aspek tersebut jarang sekali terjadi (Lihat tabel 5).
Tabel 6 Konflik Karir versus Peran Isleri dalam Komunikasi dan Interaksi (dengan %)
Jabatan
Selalu
Komunikasi dan Interaksi Sering Jarang Kadangkadana
Penqusaha Eksekuif Karvawan Pendidik
0 0 0 0
10 10 10 0
60 40 40 50
20 50 50 50
Tidak Dernah
Jumlah
10 0 0 0
100 100 100 100
Konflik yang lerjadi pada aspek komunikasi dan inleraksi pada wanila berperan ganda dengan posisi jabalan apapun dapal dilihal pada label 6 di alas, bahwa lingkal konflik yang terjadi lidak mempunyai perbedaan yang berarti. Hal ini dapat dikalakan karena pada aspek ini mereka menyalakan jarang sekali lerjadi konflik.
......-
Adapun jenis konflik karir versus peran sebagai ibu yang dihadapi wanita berperan ganda dilihal dari usia anak yang masih dalam per,gasuhan penulis mengelompokkan ibu ini ke dalam dua bagian, yaitu: ibu yang memiliki anak usia balila
dan ibu yang memiliki anak usia
sekolah. Seperti terlihal dalam label 7 sebagai berikut:
57
Tabel7 Konflik Karir versus Peran sebagai Ibu dilihat dari Usia Anak dalam Pengasuhan(denganO~)
Pengasuhan KadangJarang kadanu
Jabatan
Selalu
Sering
lbu dengan Anak Balita Ibu dengan Anak usia Sekolah Karvawan Pendidik
10
40
20
20
30
30
Tidak oernah
Jumlah
30
0
100
20
0
100
30 20
0 0
100 100
.
10 10
20 10
40 60
Ternyata secara keseluruhan konflik yang terjadi pada aspek pengasuhan bagi ibu-ibu yang mempunyai anak balita maupun anak usia sekalah sangat sering terjadi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 7 di atas yang memaparkan bahwa ibu dengan anak usia balita menyatakan sering sebanyak 0,4% dan ibu dengan anak usia sekalah menyatakan sering sebanyak 0,3%. Sehingga dapat dikatakan bahwa usia anak sangat berpengaruh sekali pada pala pengasuhan dilihat dari data yang ada
bah~Cj.. usia
anak
berkisar antara 1 tahun sampai 12 tahun. Namun usia anak balita lebih .. banyak dibandingkan dengan usia anak sekalah. Maka seringnya konflik terjadi bagi mereka merupakan persoalan yang sangat merisaukan mereka
karena
anak-anak masih
pengasuhan yang extra.
membutuhkan
perlindungan
dan
58
Tabel 8 Kantlik Karir versus Peran sebagai Ibu dilihat dari Usia Anak dalam Kamunikasi dan Interaksi (dengan %) Jabatan Jabatan Ibu dengan Anak Balita Ibu dengan Anak usia Sekolah
Selalu
Komunikasi dan Interaksi Sering KadangJarang kadanq
0
0
10
10
10
40
Tidak pernah
Jumlah
60
30
100
40
0
100
Sedangkan pada aspek kamunikasi dan interaksi, seeara keseluruhan menyatakan jarang terjadi kantlik sebanyak 0,6 %, keeuali bagi ibu-ibu yang mempunyai anak usia sekalah ada pula yang menyatakan kadangkadang sebanyak 0,4 %. (Iihat tabel 8). Tabel 9 Kantlik Karir versus Peran sebagai Ibu dilihat dari Usia Anak dalam Penetuan Priaritas (dengan %) Penentuan Prioritas Jarang KadangkadanQ
Jabatan
Selalu
Sering
Ibu dengan Anak Balita Ibu dengan Anak usia Sekolah
10
10
40
10
20
50
Jumlah
40
Tidak pernah .'
a
100
20
a
100
Dalam penentuan periaritas dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara ibu-ibu dengan
pasisi apapun, baik
bagi ibu yang mempunyai anak usia balita maupun anak usia sekalah. Hal
59
ini dapat kita lihat pada tabel 9 diatas yang memaparkan data bahwa 0,4 % dan 0,5% menyatakan kadang-kadang. Jenis konflik bagi wanita berperan ganda masih dapat dilihat pula dari status jabatan suami dengan berbagai aspek seperti pada tabel berikut: Tabel 10 Konflik Berdasarkan Status Jabatan Suami dalam Tekanan Karir 'denaan %) Jabatan Tekanan Karir Jabatan Selalu Sering KadangJarang Tidak Jumlah kadano oernah Pengusaha 0 0 100 20 40 40 Eksekuif 5 16 15 100 43 21 Karvawan 10 20 20 100 30 0 Pendidik 0 0 0 100 0 100 Pad a tabel 10 dl atas, klta dapat mellhat bahwa Jenls konflik pada wan ita berperan ganda berdasarkan status suami sangat variatif. Bagi pengusaha, mereka cenderung menyatakan jarang dan bahkan tidak pernah mengalami konflik pada aspek tekanan karir. Bagi eksekutif dan bagi karyawan, mereka cenderung menyatakan kadang-kadang dan jarang. Sedangkan bagi pendidik 100 % menyatakan jarang terjadi konflik pada aspek ini.
.-"
..,
Tabel 11 Konflik Berdasarkan Status Jabatan Suami dalam Waktu untuk Keluarga (dengan %) Waktu Untuk Keluarga Jabatan Selalu Sering Jarang KadangTidak Jumlah kadano oernah Pengusaha 10 20 40 30 0 100 Eksekuif 10 10 60 20 0 100 Karvawan 0 10 60 30 0 100 Pendidik 0 10 20 0 70 100
60
Status jabatan suami, ternyata kurang banyak berpengaruh pada konflik yang terjadi bagi wanita berperan ganda dalam aspek waktu untuk keluarga pada jabatan apapun. Hal ini dapat dilihat dari tabel 11 i atas yang cenderung menyatakan kadang-kadang, sedangkan bagi pendidik cenderung menyatakan jarang terjadi konflik pada aspek ini.
Tabel 12 Konflik Berdasarkan Status Jabatan Suami dalam Komunikasi dan Interaksi (dengan %)
Jabatan Denqusaha Eksekuif Karvawan Pendidik
Selalu
Sering
10 10 0 0
20 10 10 10
Waktu Untuk Keluarga KadangJarang kadanq
40 60 60 20
30 20 30 70
Tidak pernah
Jumlah
100 100 100 100
0 0 0 0
Pada aspek komunikasi dan interaksi yang dilihat dari status jabatan suami, konflik terjadi kadang-kadang dalam arti persoalan yang terjadi pada aspek ini dapat terjadi secara tiba-tiba. Hal ini dapat dilillat pada .'
..,
tabel 12 di atas dimana tidak ada perbedaan yang berarti pada setiap posisi jabatan bagi wanita berperan ganda. Adapun
data mengenai cara pengelolaan konflik (management
conflik) dapat dilihat berdasarkan status jabatan pada tabel 13 berikut ini:
61
Tabel 13 Manajemen Konflik berdasarkan Status Jabatan Wanita berperan Ganda (dengan %) Jabatan
Menghindari konflik 10 20 20 10
Penqusaha Eksekutif Karyawan Pendidik
Kooperatif
Otoriter
Jumlah
40 50 60 70
50 30 20 20
100 100 100 100
Dari tabel 13 di atas tampak bahwa manajemen konflik bagi wanita berperan ganda tidak
mempunyai perbedaan yang berarti dilihat dari
status jabatannya. Secara keseluruhan mereka cenderung menggunakan sikap
kooperatif sebagai alat utamanya. Kemudian yang kedua sikap
otoriter dan yang ketiga dengan menghindari konflik. Namun berbeda dengan pengusaha yang cenderung memilih sikap otoriter sebagai alat utamanya kemudian sikap kooperatif dan menghindari konflik. Iwnflik
Manajemen
antagonistik
antara
dua
merupakan atau
lebih
pengendalian pihak
dari
atas
interaksi
masalah-masalah ...~
kornunikasi, hubungan pribadi atau struktur organisesi dan sebagainya. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan cara rnemanaj konflik bagi wanita berperan ganda pada posisi jabatan apapun. Sikap koperatif
merupakan suatu sikap dimana orang melepaskan
perbedaan-perbedaan yang tidak prinsipil dan lebih banyak menemukan
62
titik persamaannya. Tidak mencoba untuk mempertahankan kemenangan pihak sendiri dan tidak mengharuskan pihak lain mengalah. Dalam sikap kooperatif ini dapat digunakan metode kompromi (musyawarah dan mufakat), memperhalus konflik, ekspansi dari sumber energi, mengubah struktur dan mempersatukan tujuan. Kedua, Sikap oioriter merupakan suatu sikap dimana individu, melakukan tindakan-tindakan yang tegas dan drastis dalam situasi-situasi tertentu. Akan tetapi, karena tindakan sedemikian ini sifatnya sangat restriktif dan membatasi, maka mekanisme semacam ini bisa efisien hanya dalam jangka waktu pendek dan diterapkan dalam situasi khusus saja; yaitu situasi gawat atau darurat yang tidak dapat dihindari. Ketiga, menghindari konflik. Sikap ini dilakukan untuk meniadakan konfrontasi langsung dan konflik-konflik. Penghindaran diri merupakan alternatif paling pendek dan paling murah. Dengan jalan menghindari konflik dan menarik diri, orang berusaha menghilangkan kesusahan dan .'" .. menjauhkan diri dari pertentangan terbuka. ,
C. Analisis Data
Pada sub bab III telah dikemukakan bahwa analisis perbandingan dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan jenis konflik yang
"
dihadapi wanita berperan ganda. Untuk melakukan analisis perbandingan tersebut dapat ditentukan dengan cara membandingkan rata-rata dari data yang telah ditransformasikan dalam skala interval dengan cara sebagai berikut: Xj :: l: 2ill Nj Dimana: Xj :: Rata-rata skor dari wan ita dengan status jabatan j Xij :: nilai responden Kei )1 :: banyaknya responden dengan status jabatan). Nj :: Banyaknya sampel dari responden dengan status jabatan. Sedangkan uji statustiknya adalah uji tes F yang digunakan untuk membandingkan tiga atau lebih nilai rata-rata kelompok. Rumus tes F adalah:
F:: Ay/[k-1] Dy/ [N-1] Dimana: ."
..
,
Ay :: Jumlah kuadrat antar I\elompok Dy :: Jumlah kuadrat dalam kelompok K
:: Jumlah kelompok
N
:: Jumlah subyek Oleh karena itu dengan menggunakan rumus di atas dapat dilihat
hasil perhitungan nilai F untuk jenis konflik.
64
Jenis kanflik bagi wanita berperan ganda antara karir dan peran sebagai ibu dari perhitungan tes F dihasilkan bahwa F hitung < F tabel ; 0,066 < 2,89. Dengan tingkat signifikansi = 0,05 dan db = 3 ; 26, maka dengan demikian dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan jenis kanflik antara karir dengan peran sebagai ibu pada wan ita berperan ganda. ( lihat lampiran 6 hal 83 ). Begitu pula dengan kanflik karir dan peran sebagai isteri, dimana dalam perhitungan dihasilkan F hitung < F tabel ; 0,050 < 2,89. Dengan resika kekeliruan 0,05 dan db 3 ;26, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan jenis kanflik wanita berperan ganda pada pasisinya sebagai isteri. ( lihat lampiran 7 hal 84 ). Sedangkan ada atau tidaknya perbedaan bagi wanita berperan ganda dalam memanaj kanfliknya dilihat dari jabatan dibandingkan dengan menggunakan statistik uji X2 (chi kuadrat) dengan hipotesis sebagai berikut:
,"
Jabatan
Menghindari Konflik
Pengusaha
1
Manaiemen Konflik Kooperatif Otoriter
2 1
Eksekutif
2
4
2 Karyawan
1
Pendidik
5
2
5
7 3
2 4
15
9
3
4
1 Jumlah
3
4
1
6 3
4
1
,
Jumlah
3 3
..
8 3
10
30
65
Dengan rumus chi Kuadrat: X2 = I: (0, _E; )2 E;
2 111 X = -+-+-
3
4
3
= 0,91667 Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan 6, . nilai r tabel adalah 12,592. Nilai (2 lebih kecil dari nilai tabel 0,9166 < 12,592. Oleh karena itu Ha ditolak. Dari data yang ada dan dengan taraf signifikansi 5 % dapat diambil kesimpulan bahwa dari perbedaan status jabatan tidak menunjukkan perbedaan pola manajemen konflik.
D, Interpretasi
Dari deskripsi data yang diperoleh, maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1. Konflik karir versus peran sebagai ibu pada aspek p.eflgasuhan, komunikasi dan interaksi bagi wanita berperan ganda dari berbagai pasisi jabatan cenderung menyatakan kadang-kadang. Hal ini dipengaruhi aleh tingkat kematangan usia ibu dimana secara psikolagis mereka masuk dalam usia dewasa madya. Kemudian adanya pembantu rumah tangga yang siap membantu
66
mereka.
Sedangkan
pada aspek penentuan prioritas,
bagi
pengusaha dan eksekutif mereka cenderung menyatakan jarang terjadi konflik pada aspek ini yang disebabkan adanya posisi jabatan yang hampir sama antara keduanya (suami-isteri). Adapun bagi karyawan dan pendidik, mereka cenderung menyatakan '"
kadang-kadang karena mereka pun mempunyai jabatan yang, hampir sama dengan suaminya. Sehingga penentuan prioritas tidak merupakan persoalan yang mutlak bagi keduanya. 2, Konflik karir versus peran sebagai isteri pada aspek tekanan karir sangat
bervariasi.
Diantara
mereka
ada
yang
cenderung
menyatakan kadang-kadang dan jarang menghadapi konflik ini. Hal ini dipengaruhi oleh faktor persamaan pekerjaan dan faktor kesibukan yang sama. Sedangkan pada aspek komunikasi dan interaksi
pengusaha,
menyatakan Kesibukan
eksekutif
kadang-kadang
dan
dalam
karyawan
cenderung
menghadapi
........
konflik,
mereka dalam bekerja merupakan faktor utama
terjadinya konflik tersebut. Bagi pendidik, konflik ini jarang terjadi karena waktu mereka lebih fleksibel. 3. Konflik kari!' versus peran sebagai ibu dilihat dari usia anak sangat berpengaruh pada aspek pengasuhan. Hal ini disebabkan oleh
67
usia anak yang relatif masih butuh pengasuhan. Sedangkan pada aspek komunikasi dan interaksi serta penentuan prioritas, konflik jarang terjadi dan kadang-kadang. Inipun disebabkan faktor usia anak. 4. Status jabatan suami tidak banyak berpengaruh pada jenis konflik yang dialami oleh wanita berperan ganda. Mereka cenderung menyatakan jarang dan kadang-kadang.
Kecenderungan ini
disebabkan oleh faktor posisi jabatan mereka sebagai wanita berperan ganda yang mempunyai kesibukan yang sama denagn suaminya. Hal ini berlaku pada aspek tekanan karir, waktu untuk keluarga serta komunikasi dan interaksi. 5. Manajemen konflik yang digunakan oleh wanita berperan ganda dari berbagai posisi jabatan mereka adalah sikap kooperatif, sikap otoriter dan menghindari konflik.
.......
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian dan analisis hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Konflik peran versus peran sebagai ibu merupakan konflik peran yang dominan terjadi pada wanita berperan ganda terutama pada aspek pengasuhan yang dilihat dari usia anak. 2. Tidak ada perbedaan jenis konflik peran yang signifikan bagi wanita berperan ganda menurut jenis pekerjaannya baik sebagai pengusaha, eksekutif, karyawan maupun pendidik. Dalam arti ada konflik peran pada diri mereka. 3. Manajemen konflik yang dominan digunakan oleh wanita berperan ganda adalah sikap kooperatif, dimana mereka melepaskan perbedaan..,
.-
perbedaan yang tidak prinsipil dan lebih banyak menemukan titik persamaannya. kemenangan
Mereka
tidak
pihak sendiri
mencoba
untuk
mempertahankan
dan tidak mengharuskan pihak lain
mengalah. Dalam sikap ini mereka menggunakan metoda kompromi,
69
memperhalus konflik, ekspansi dar! sumber energi, mengubah struktur dan mempersatukan tujuan. 4. Tidak ada perbedaan manajemen konflik bag! wanita berperan ganda dilihat dari jenis pekerjaannya baik sebagai pengusaha, eksekutif, karyawan maupun pendidik. Namun hasil penelit!an menunjukkan bahwa secara umum kecenderungan mereka menggunakan manajemen konflik
dengan
alat
sikap
kooperatif,
kecuali
pengusaha
yang
mempunyai kecenderungan menggunakan sikap otoriter.
B. Saran.
Beberapa saran yang dapat penulis kemukakan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini perlu dilakukan tidak hanya pada wanita berperan ganda pada status tertentu saja Uabatan), namun dapat diperluas dengan status-status yang lainnya. 2. Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai wanita berperan ganda (karir-keluarga). Namun yang tidak bekerja di luar rumah dalam konflik peran dan manajemennya. 3. Wanita berperan ganda dapat terus dikaji dari berbagai aspek tidak hanya mengungkapkan konflik serla manajemennya. Namun penelitian
70
ini harus terus dikembangkan sehingga wanita berperan ganda dapat terus berkiprah dan dapat menjadi sumbangan serta saran bagi kerT)ajuan ,.jlmu psikologi terapan untuk kesejahteraan umat. Penelitian ini perlu dilanjutkan, misalnya bagaimana dampak setelah mereka (pengusaha, manajemen
eksekutif, konflik,
karyawan
apakah
dan
dapat
pendidik)
meminimalisir
menggunakan konflik
dan
menyelesaikan atau sebaliknya menambah konflik.
C. Diskusi
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik peran versus peran sebagai ibu merupakan konflik peran yang dominan terjadi pada wanita berperan ganda terutama pada aspek pengasuhan yang dilihat dari usia anak. Dalam arti pada aspek lainnya konflik terjadi. Pada penelitian yang dilakukan oleh kelompok kajian wanita Fakultas IImu Sosial dan Ilmu Politik pada Tahun 1986 tentang ibu yang berperan ......,
ganda dan masalah-masalah yang timbul diperoleh hasil bahwa dari 80 responden menyatakan mempunyai masalah dengan anak menurut status kerja ibu dan 20 % tidak mempunyai masalah pada aspek tersebut. Ada kecemasan mengenai peningkatan dari jumlah wanita bekerja, hal ini dikhawatirkan bahwa anak-anak yang masih keeil akan diserahkan pada
72
Dari penelitian di atas dan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka masih diperlukan penelitian-penelitian yang lain untuk melengkapi dan membuka tabir kehidupan bagi wanita berperan ganda.
."
..,
!.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, cet. ke-1 Anoraga, Pandji, Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, cet. ke-2 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, edisi revisi IV. Chaplin, C.P., Kamus Lengkap Psikologi, Terj. DR. Kartini Kartono, Jakarta: Rajawali Pers Dagun, Maskulin dan Feminin, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, cet. ke-1 Dagun, Save M, Psikologi Keluarga, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, cet. ke-1 Daradjat, Zakiah, Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 1995, cet. ke-22 Didiek, Farhah, "Idealnya Peran Perempuan Sebagai Ibu dan Istrl. .. " Majalah Tashwirul Afkar, edisi no. 5, tahun 1999 Duxbure, Linda E., C. Alan Higgins, Gender Differences in Work Family Conflict, Journal of Applied Psychology, vol. 76, 60-74, 1991 Hadi, Sutrisno, Statistik 2, Yogyakarta: Andi Offset, 1994, cet. ke-15, jilid II Handoko, T. Hani, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 1997, edisi 2, cet. ke-11 .'
Hawari, Dadang, AI Qur'an, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Vasa, 1995 Julistriarsa, Djati, dan Suprihanto, John, Manajemen Umum, Yogyakarta: BPFE, 1998, ed. 1, cet. ke-3 Kamanto, Sunarto, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1993 Kartono, Kartini, Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1994, edisi baru,cet.ke-4
74
Lepore, Stephen J., and Gary Evans, and Margaret Schneider, Dinamic Role of Social in the Link Between Chronic Stress and Psychological Distress, Journal of Personality and Social Psychology, vol. 61, 899-909, 1991 Mappiare, Andi, 1983
Psikologi Orang Dewasa, Surabaya: Usaha Nasional,
Megawangi, Ratna, Membiarkan berbeda?, Bandung: Mizan, 1999, cet. ke-
1 Meichati, Siti, Kesehatan Mental, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 1983, cet. ke-1 Meisar, Yasin, Wanita Karir dalam Perbincangan, Jakarta: Gema Insani Press, 1997 Moore, Dahlia, and Abraham Gobi, Role Conflict and Perceptions of Gender Roles, The Case of Israel, Journal of Sex Roles, vol. 32, 251-270, 1995 Murata, Sachifo, The Tao of Islam, Bandung: Mizan, 1999, cet. ke-7 Noeriladi, Toeti Heraty, Mitra Sejajar Dalam Pembangunan: Tantangan atau Jebakan?, Jurnal Perempuan, no. OS, November-Januari, 1998 Pangestu, Mari Elka, "Menanamkan Peran Ganda Ibu dan Bapak", Tabloid Aura, Jakarta, no. 49/Th. 1/Minggu ke-1, Januari 1998 Panggabean, Samsu Rizal, Model-model Penyelesaian Korifiik: Suatu Pengantar, Jakarta: Lembaga Ketahanan Nasional, 1999, Makalah Lokakarya Metode dan Impelementasi Resolusi Konflik Secara DamaL Perpustakaan Nasional, Ensiklopedi Psikologi, alih bahasa; Ediati Kamil, Jakarta: Arcan, 1996 Safitri, Tina, "Dinas Luar Kota vs Rumah Tangga", Majalah Femina, no.46/XXIV, 21-27 November 1996 Saifuddin, Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, cet. ke-1, edisi I
75
Sarason, Irwin G., and Henry Levine, and Rovert Basham, et.all, Assesing Social Support: The Social Support Questionnaire, Journal of Personality and Social Psychology, vol. 44, 127-139, 1983 Sarbin, Theodore R., and Mary crawford, "Role Theory", Handbook of Social Psychology, Massachusetts Wesley Publishing Co., 1968, editor: Garner Lindzey dan Elliot Aronson, vol. I (488-567) Sarwono, Sarlito Wirawan, Teori-teori Psikologi Sosial, Jakarta: PI. Rajagrafindo Persada, 1998, cet. ke-4 Shumaker, Sally A, and Arlene Brownell, Toward a Theory of Social Support: Closing conseptual Gaps, Journal of Social Issues, vol. 40, 11-36, 1984 SC1ekanto, Soejono, Sosiol09i Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995, ed. IV, cet. II Sukardi, Dewa Ketut, 1993, cet. ke-1
Psikologi Pemilihan Karir, Jakarta: Rineka cipta,
Tholts, Peggy A., Social Support as Coping Assistance, Journal of Consulting and Clinical Psychology, vol. 54, 416-423, 1986 Thomas, Linda Thiede, Daniel C. Ganster, Impact of Family-Supportive Work Vaiables on Work-Family Conflict and Strain: A Control Perspective, Journal of Applied Psychology, vol. 80,6-15,1995
lmpiran 2
DATA RESPONDEN Jabatan Dosen Dosen Direktur
Dirut Suster Dosen Manajer Leg. Off.
Manajer Oirektur Sekretaris
Dirut Staff Sekretaris Dosen Dosen Oirektur Kabag
Usia 37 36
36
36 32 32 38 37
33 38 31 42 37
29 29 37 37 37
Guru
36
Cust. Ser.
32
Staff Manajer Executive Manajer
29
Executive Dosen Qirut Guru
ass. Manajer Kabag
37 38
33 30 41 35 29 30 34
Pendidikan Usia Anak S -1 1,5: 4 Sarjana 2:5 Sarjana 4 Sarjana Akademik Sarjana Sarjana Sarjana Sarjana Sarjana Sarjana Mba Sarjana Diploma Sarjana Sa~ana
Sarjana Sarjana Sarjana Sarjana Sarjana Sarjana Sarjana Sarjana Sarjana Sarjana Sarjana
Sarjana Sarjana Sarjana
2,5 2:7 3 1,5: 3 4: 6: 12 3 1:3 2,5 5:8 2:4 1 1,5 2:3 2:4 3:4 1,5: 3
1 1
Jabatan Suami Dosen
1
3
2
2
3
2
3
5
3
, , ,
3
3
1
1
1
1
3
1
4
3
2
2
3
3
3
Staff Pengusaha Pengusaha
3
Karyavrcln Eksekutif Ekseku!if Dosen Eksekutif Pengusaha Pegawai
2
,
7
8
9
10
4
4
2
,
4
5
3
3
, ,
5
3
3
1
, ,
,
-~2
13
14
16
19
23
3
3
3
2
2
3
2
3
,
2
,
22
2
2
3
5
3
5
5
3
5
3
3
,
2
3
11
,
29
30
31
32
33
36
37
38
39
3
3
2
3
'"
35
3
2
2
3
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
5
,
2 3
3
3
1
2
2
2
3
2
25
3
5
4
3
26
3
" 3
3
1
3
5
1
3
1
5
3
5
3
3
1
3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
1
5
1
,
5
2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
1
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
2
2
3
3
, ,
3
2
, ,
3
1
3
2
2
2
2
2
2
2
3
1
3
1
3
3
2
1
3
5
1
3
1
1
3
3
3
2
3
2
2
3
2
2
2
2
1
3
1
3
3
1
1
3
3
5
1
5
3
5
1
1
5
5
5
5
5
3
1
2
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
2
2
5
3
5
1
5
1
,
1
,
3
3
1
1
5
2
2
5
3
2
5
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
3
5
1
5
5
3
3
5
2
5
5
3
1
2
5
5
1
3
3
3
3
1
1
2
2
2
2
2
3
1
2
3
3
, ,
5
5
3
3
2
2
5
5
3
2
3
5
3
5
3
5
3
3
, , ,
2
5
,
5
5
2
5
, , , , , , , , ,
1
2
5
2
5
,
Pengusaha Pengusaha
3
Dosen
1
5
1
1
,
5 3
1
5
Karyawan Dosen
1
3
1
1
5
5
2
1
2
3
1
3
,
2 5
3
3
3
3
2
3
3
3
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
,
, , , ,
2
2
5
3
3
2
2
3
3
2
3
3
2
1
3
4
5
5
5
5
1
3
3
1
1
3
3
1
2
2
1
3
1
3
2
2
2
3
1
2
,
3
5
, , , , ,
2
2
3
2
3
3
3
1
3
,
,
1
2
5
3
3
2
3
3
2
5
4
,
3 3
3
2
3
3
2
2
5
3
3
2
1
,
2
2
1
2
,
3
3
3
1
3
3
,
3
1
1
3
2
2
2
3
1
1
3
Guru TNI 1,5: 3,5 Eksekutif 4 Karyawan 2 Eksekutif 2 Pegawai 5: 8: 12 POLRI 3 Pengusaha 1,5 Dokter. 1,5 Wiraswasta 1:3 Eksekullf
5
, , ,
" ,
1
2
, 5 ,
Pengusaha Karyav.rcm
21
, 2 , , ,
,
Pengusaha
y~~----
.;-:"1
, 3
3
3
, ,
3
,
2
,
3
5
5
3
5
2
5
2
, ,
3
3
3
2
2
2
2
2
3
5
3
3
2
2
2
1
3
2
2
2
2
5
5
5
5
3
3
2
2
2
2
2
3
3
1
2
1
3'
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
3
1
2
2
1
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2 2
3
3
1
3
,
2 1
1
3
3
3
5
2
3
5
1
1
5
3
5
,
3
2
3
5
1
2
3
3
1
3
,
3
2
3
3
3
3
3
3
3
5
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
5
1
2
5
2
2
2
2
3
3
3
2
3
2
1
3
2
1
1
1
5
5
5
5
5
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
2
3
2
1
1
1
1
1
1
3
3
3
2
1
2
3
3
2
3
2
2
2
3
2
5
5
1
3
5
2
3
5
3
2
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
3
5
3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
5
3
1
2
5
3
3
5
, , , ,
3
5
5
3
1
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
,
2
2
3
3
, , , , , ,
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
5
2
, ,
2
2
,
5 5
3
4
3
2
2
2
2
2
2
3
2
3
1
1
1
2
2
2
5
3
,
2 5
3
2
5
3
3
2
2
2
2
2
3
2
5
3
3
3
3
2
5
1
1
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
2
2
1
5
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
1
5
3
1
2
3
3
, , ,
5
1
, ,
3
5
3
2
2
3
2
1
2
,
5
1
5
3
3
)el di alas adalah Respon dari Wanila Berperan Ganda sebagai Subyek Penelilian Ig dilihal dari Latar Belakang, Usia, pendidikan, Usia Anak terbesar dan terkecil, serta jabatan.
83
3
2
3
3
, , , , , , , , , 3
3
, , , ,
3
3
3
2
Lampiran 3
"
Matriks Korelasi Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 . 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 2 3 4 1 -{l.9 -{l.8 -{l.9 1 -{l.8 -{l.8 1 -0.8 1
5 6 7 -0.2 -{l.8 -0.1 -{l.1 -{l.7 -{l.3 -0.2 -{l.9 -0.1 -0.2 -{l.8 -{l.3 1 -0.3 -0.2 1 -0.1 1
8 9 10 11 -{l.9 -0.8 -{l.8 -{l.7 -0.7 -0.8 -{l.9 -{l.9 -{l.7 -0.7 -0.8 -0.9 -0.1 -0.7 -0.8 -0.9 -0.2 -0.1 -{l.3 -{l.1 -{l.8 -0.8 -{l.9 -0.7 -0.2 -0.1 -0.3 1 0.8 0.7 1 0.9 1
12
-{l.8 -{l.9 -0.9 -{l.8 -0.2 -0.8 -0.3 -{l.2 0.7 -0.8 0.8 -0.9 0.8 -0.9 1 -0.8 1
13 14 -{l.8 -{l.7 -0.9 -{l.2 -0.8 -{l.7 -0.7 -{l.8 -0.3 -{l.2 -0.8 -{l.9 -0.2 -{l.1 0.9 0.7 0.7 0.8 0.7 0.9 0.9 0.9 0.9 0.7 1 0.7 1
15 -{l.2 -{l.8 -{l.2 -{l.1 -{l.3
16 -{l.8 -0.9 -{l.8 -{l.7
-0.1 -0.1 -{l.9 -{l.3 -{l.1 -{l.1 0.8 -{l.1 0.7 -0.2 0.7 -0.4 0.8 -{l.2 0.8 -{).1 0.8 -{l.3 0.7 1 -{l.1 1
17 18 19 -{l.2 -0.3 -{l.7 -{l.2 -{lJ -{l.8 -0.1 -0.3 -{l.8 -{l.2 -{l.3 -0.9 -0.1 -{l.3 -{l.2 -0.3 -{l.2 -{l.8 -0.2 -0.3 -{l.2 -0.2 -{l.3 -0.8 -{l.1 -0.2 -0.9 -{l.2 -0.1 -{l.8 -{l.3 -{l.1 -{l.7 -0.2 -0.1 -{l.7 -{l.1 -0.2 0.8 -{l.3 -0.1 0.9 -0.2 -0.3 -{l.2 -0.2 -{l.1 0.9 1 -0.1 -{l.3 1 -{l.8 1
20 -0.8 -0.3 -0.2 -{l.3 -{l.2 -{l.1 -{l.3 -{l.1 -{l.2 -{l.3 -{l.3 -{l.1 -{lo4 -{l.2
21 -0.9 -{l.9 -0.8 -0.7 -0.1 -{l.8 -{l.1
-0.8 -0.9 -0.8 -0.7 -{l.7 -{l.8 -{l.8 -0.3 -0.1 -{l.1 0.8 -0.1 -{l.3 0.8 -0.1 -0.2 0.9 1 -{l.2 1
22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
-
84
22
23
24
-{l.7 -{l.9 -{l.9 -{l.8 -{l.3 -{l.7 -{l.2 -{l.8 -{l.s -{l.9 -{l.9 -{l.8 -{l.9 -{l.7 -{l.2 -{l.7 -{l.2 -{l.8 -{l.7 -{l.2 -{l.7
-{l.8 -{l.9 -{l.9 -{l8 -{lJ -{l.8 -{l.3 -{l.9 -{l.7 -{l.7
-{l.7 -{l.6 -{l.7 -{l.7 -{l.2 -{l.9 -{l.2 -{l.7 -{l.8 -{l.8 -{l.7 -{l.8 -{l.8 -{l.7 -{l.2 -{l.8 -{l.2
-0.8 -0.8 -0.7 -{l.8
25 -{l.9 -{l.9 -{l.8 -{l.8 -0.2 -{l.9 -{l.2 -{l.9 -{l.9 -{l.8 -0.8 -0.7 -0.8 -0.8 -{l.2 -{l.9 -{l_1
-0.3 -0.8 -0.2 -0.9 -0.8 -{l.9 -0.7 -0.8 -{l.8 -{l.1 -0.2 -{l.3 -0.7 -{l.8 -0.9 1 0.7 0.9 -0.8 1 -{l.8 -0.7 1 -0.7 1
26 27 28 -{l.7 -{l.8 -{l.8 -{l.8 -{l.3 -{l.1 -0.9 -{l.1 -{l.2 -{l.9 -0.2 -{l.3 -{l.2 -{l.3 -{l.2 -0.9 -{l.1 -{l.2 -0.1 -{l.1 -{l.2 -0.8 -{l.1 -{l.2 -0.9 -0.3 -{l.2 -{l.9 -0.2 -{l.1 -0.8 -0.1 -{l.1 -{l.8 -{l.2 -{l.2 -{l.8 -{l.3 -0.1 -0.8 -{l.1 -0.3 -0.1 -{l.2 -0.1 -0.7 -{l.3 -{l.2 -{l.3 -{l.2 -{l.3 -0.6 -0.3 -{l.1 -0.7 -004 -{lo4 -0.9 -0.1 -{l.3 -{l.27 -{l.2 -{l.3 -0.7 -{l.1 -{l.3 -{l.8 -{l.1 -0.2 -{l.9 -0.3 -{l.1 -0.8 -0.2 -{l.1 1 -0.3 -0.2 1 -{l.1
29 -{l.8 -{l.9 -{l.8 -{l.9
30 -{l.8 -{l.8 -{l.9 -{l.9 -{l.8 -{l.9 -{l.2 -{l.7 -{l.9
-0.7 -{l.9 -{l.7 -{l.9 -{l.8 -{l.7 -0.9 -0.9 -{l.8 -{l.8 -{l.7
-0.7 -0.8 -0.9 -0.8 -{l.2 -{l.8 -{l.8 -0.1 -{l.9 -0.8 -0.9 -0.8 -0.7 -{l.7 -{l.2 1 -{l.3 1
-0.9 -{l.8 -{l.7 -{l.7
31 -0.9 -{l.8 -0.7 -0.9 -{l.8 -{l.7 -0.2 -0.8 -0.7 -0.9 -0.8 -0.9 -0.8 -0.7 -{l.7 -{l.8 -{l.3
-0.1 -0.9 -0.7 -0.8 -0.9 -{l.1 -{l.3 -0.8 -{l.9 -0.7 -{l.8 -{l.7 -{l.7 -{l.8 -0.9 -0.9 -0.8 -0.8 -0.7 -{l.3 -0.1 -{l.1 -0.2 0.9 0.7 1 0.8 1
Matriks Korelasi Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 . 12 13 14 16 18 19 21
1 3 4 2 6 1 0.9 0.8 0.76 0.68 1 0.87 0.83 1 1 0.79 0.92 10.87 1
7 0.92 0.81 0.97 0.76 0.87 1
8 9 10 0.83 0.75 0.87 0.92 0.97 0.84 0.81 0.87 0.68 0.97 0.82 0.84 0.68 0.76 0.79 0.76 0.68 0.76 1 0.76 0.84 1 0.68 1
11 0.79 0.73 0.76 0.83 0.92 0.79 0.97 0.87 0.82 1
12 0.76 0.87 0.79 0.81 0.97 0.92 0.84 0.68 0.84 0.83 1
13 1 14 0.68 0.92 0.83 0.81 0.92 0.89 0.87 0.76 0.73 0.87 0.89 0.68 0.73 0.87 0.86 0.79 0.83 0.81 0.76 0.83 0.87 0.83 1 0.83 1
16 0.83 0.92 0.68 0.83 0.83 0.87 0.83 0.92 0.87 0.76 0.87 0.87 0.79 1
22
19 0.75 0.97 0.87 0.82 0.81 0.68 0.81 0.97 0.76 0.83 0.83 0.83 0.92 0.9 0.84 1
21 22 23 0.87 0.79 0.76 0.84 0.73 0.87 0.58 0.76 0.79 0.68 0.87 0.87 0.83 0.82 0.84 0.83 0.81 0.83 0.92 0.97 0.68 0.68 0.87 0.84 0.83 0.82 0.68 0.82 0.68 0.87 0.81 0.93 0.82 0.81 0.92 0.97 0.97 0.68 0.87 0.8 0.87 0.76 0.79 0.84 0.87 0.67 0.68 0.84 1 0.74 0.68 1 0.74 1
23 24 25 26 29 30 31
Tabel di atas adalah HasH Perhitungan Korelasi Product Moment
"
85
24 0.68 0.83 0.92 0.79 0.73 0.82 0.76 0.83 0.92 0.87 0.84 0.68 0.84 0.87 0.79 0.73 0.76 0.85 0.81 1
25 0.87 0.84 0.68 0.76 0.87 0.84 0.79 0.81 0.97 0.79 0.73 0.76 0.83 0.84 0.76 0.87 0.79 0.73 0.75 0.76 '1
26 0.79 0.73 0.76 0.68 0.83 0.73 0.92 0.87 0.82 0.84 0.68 0.87 0.87 0.83 0.92 0.87 0.82 0.84 0.97 0.87 0.82 1
29
0.76 0.87 0.79 0.92 0.81 0.92 0.97 0.76 0.68 0.83 0.92 0.87 0.87 0.87 0.92 0.81 0.97 0.87 0.82 0.84 0.68 0.74 1
30 0.68 0.83 0.92 0.83 0.92 0.83 0.76 0.68 0.83 0.92 0.97 0.79 0.79 0.7 0.79 0.73 0.75 0.76 0.68 0.83 0.92 0.81 0.97 1
31 0.92 0.81 0.97 0.92 0.81 0.92 0.97 0.76 0.68 0.83 0.82 0.84 0.84 0.97 0.82 0.84 0.75 0.76 0.87 0.79 0.73 0.76 0.85 1 1 1
ampiran 5
DATA NILAI SKOR HASIL TRANSFORMASI ~espof'den
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 , 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 2,3 1,6 4,2 1 2,1 3 4,1 1,3 2 4,1 5 3 1,3 2 2,5 2,1 2 1,3 5,2 1 2,5 2,1 1,3 2 4,1 1 2 2,5 2,1 2
2 4,1 1 5,2 3,5 4,1 3,2 3 4,2 4,2 3 1,3 2 4,1 1 5,2 3,5 2,8 4,1 3,4 2,4 4,3 2,8 1 3 3,2 2,4 1 5,2 3,5 2,8
3 3,2 2,4 3,4 2,1 3,2 3,1 4,2 5,2 5,2 4,2 1 3 3,2 2,4 3,2 2,1 2 3,2 1 2,8 4,3 2,8 3,5 3,1 1,6 2,8 2,4 3,4 2,1 2
4 3,1 1,6 2,8 1 1,6 3 5,2 3,4 3,4 5,2 3,5 3,1 1,6 2,8 1 3,4 3 1,6 4,1 2 5,1 3,4 1 2,1 3 1 2,8 1 3,4 3
6 4,2 1 3 3,2 2,4 3,4 3,4 2,1 2 3,4 5 3 1,3 2 4,1 1 5,2 3,5 2,8 5,2 2,9
5,1 1 2,1 3 1,3 2 4,1 1 5,2
7 8 5,2 3,4 3,5 2,1 3,1 3 1,6 1,3 2,8 2 1 4,1 4,1 1 1,6 1 3 3,1 4,1 1 1 5 2,1 3 3 1,3 1,3 2 2 2,5 4,1 2,1 5 2 3,1 3 1,3 1,6 2 2.8 3,2 1 1 1,6 2 3 1,3 3,4 5,2 3,4 1 5,2 1,3 2 2, 2,5 4,1 . 2,1 5 2
9 2,8 1
1 1,6 2,8 1 5 2,4 3 5 1,3 2 4,1 1 5,2 3,5 2,8 3 1,3 2 4,1 1 5,2 3,5 2,8 5,2 1 5,2 3,5 2,8
11 10 1,7 2,78 3,4 1,5 2,4 2,8 4,1 1,3 2 1 2,5 5,2 1,3 1 2,1 3,5 2 2,8 1,3 1 1 3,5 3,1 3 3,2 1,6 2,4 2,8 3,4 1 2,1 3,4 3 2 4,2 2,4 1 3,4 3 2,1 3,2 2 2,4 3,2 3,4 1 2,1 2,8 2 4,3 3,4 2,8 2,4 2,8 3,4 1 2,1 3,4 2 3
12 2,5 2,1 2 3,2 2,4 3,4 3,5 2,1 2 3,5 1 2,1 3 1 1 5,2 3,5 2,8 1 3,4 3 1,6 4,1 2 5,1 3,4 1 1 5,2 3,5
13 4,3 2,8 1,3 1,6 2,8 1 1 3,4 3 1 5 3 1,3 2 4,1 1 5,2 1 1 5,2 3,5 2,8 5,2 2,8 3,4 1 2 4,1 1 5,2
Jel di alas adalah HasH Transformasi Skala Interval dalam Perhilungan Korelasi
86
14 4,3 2,8 1 3 1 1 2,4 5,2 3,5 2,4 3,4 2,1 2 3,4 5 3 3,2 2,4 3,4 2,1 2 3,2 1 5,2 2,9 5,1 3,4 5 3 3,2
16 3,4 1 1 2 4,1 1 2 5,2 3,5 2 4,1 1 3,1 4,1 5 3 3 1 1 . 5.2 3,5 2,8 5,2 4,1 ,5 3 4,1 5 3 3
19 4,7 3,4 2 2,1 3 1 3,4 1 5,2 3,4 3 3,2 2,4 3,4 2,1 3,4 1,3 2 2,5 2,1 2 3,1 1,6 3,4 1,3 3,4 2,1 3,4 1,3
21 1,6 6,1 2,8 1 1,6 3 1 1 1 1 2,1 3 1 1 5,2 1 3 5 1,3 2 5,2 2,8 1 1,6 1 3 1 5,2 1 3
22
1,9 5,8 2 4,1 1 3,1 4,1 4,1 5 4,1 3 1,3 2 4,1 1 4,1 3,1 1,6 2,8 1 3,4 5,2 2 4,1 4,1 3,4 4,1 1 4,1 3,1
23 2,7 3,4 2,8 1 2,4 3 2 5 1,3 2 5,2 2,8 1 1,6 3 1 2,1 3 1 1 5,2 3,4 3 3,2 4,1 2 1,6 3 1 2,1
24 3,6 1,6 3,2 1 2,8 3,1 1 1,6 2,8 1 3,4 5,2 2 4,1 1 5,2 3,5 5,2 1 1 2,1 2 5,2 2,8 1 4,1 4,1 1 5,2 3,5
25 1,5 1 4,7 3,4 2 2,1 1 3 1 1 5,2 3,4 3 , 3,2 2,4 3,4 2,1 3,4 4,1 5 3 1 3,4 5,2 2 4,1 3,2 2,4 3,4 2,1
26 4,8 1 5,3 2,1 2,8 3 4,1 1,3 2 4,1 1 1 3,1 1,6 2,8 1 3,4 1 5 1,3 2 1 5,2 3,4 3 3,2 1,6 2,8 1 3,4
29
1,2 4,3 5,2 2,8 1 1.6 1 3 1 1 2,1 1,6 2,8 1 3,4 3 l,G 4,1 1 3,7 1,9 5,8 2 4,1 1 3,1 1 3,4 3 1,6
30 1,3 2,5 2,1 3 1 '1 3 5,2 3,4 3 3,2 2,4 3,4 2,1 3,4 1 1 1 2,1 3 1 1 5,2 1 1,6 3 2,1 3,4 1 1
31 2,1 1,9 3 1,3 2 4,1 3,1 1 1 3,1 1,6 2,8 1 3,4 1 4,1 5 4,1 3 1,3 2 4,1 1 4,1 1 5,2 3,4 1 4,1 5
Lampiran 6 Peran sebagai Ibu
Pengusaha 280 6 13066,7
Jji ni JiiW ni
Ry
Karvawan 204 7 5945,1
Pendidik 182 8 440,5
)"
869 30 27731,1
=(LJjjrJ =755161 =25172,03 ni
Ay
Eksekutif 203 9 4578,8
= I( it) -
30 Ry
=27731,1
- 25172,03
=2559,1
ni Oy = I y2 - Ay -Ry
= 394231 -2559,1 -25172,03yyy = 366449,5
F
=Ay / (k-1) Oy / (n-1)
= 2559,1
/3 3664949/26
-,,;,".,
= 0,0660021 F hitung < F tabel, dengan db = 3;26 0,066
< 2,89 dengan tingkat signifikansi 5%, maka Ha ditolak dan Ho
diterima, karena F hi tung lebih kecil dari F label. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan jenis konflik berdasarkan jabatannya antara karir dengan perannya sebagai ibu pada wanita berperan ganda. R7
Lampiran 7 Peran sebagai Istri
Jji ni Jiiji 2 ni
PenQusaha 234 6 9126
Eksekutif 197 9 4312,1
Karyawan 146 7 3048.61
Pendidik 150 8 2812,5
')
727 30 19295,8
Ry = (2JjjfJ =528529=17617,6 ni 30 Ay =
l:( it) -
Ry = 19295,8 -17617,6 = 1678,12
ni
Dy =
l: y2 - Ay
-Ry
= 3048,61 -1678,12 -17617,6yyy = 285565,25 F
=Aylik-1) Dy 1(n-1) =1678,12/3 285565,25 126
..
,
= 0,0529 F hitung < F label, dengan db = 3;26 0,0529 < 2,89 dengan tingkal signifikansi 5%, maka Ha ditolak dan Ho diterima, karena F hilung lebih keeil dari F tabel. ';., Jadi dapal dilarik kesimpulan bahwa lidak ada perbedaan jenis konflik berdasarkan jabalannya anlara karir dengan perannya sebagai islri pada wanila berperan ganda.