BUKU SERI PRAKTIKUM
MANAJEMEN KEUANGAN 2
Penyusun : Neng Popy Alawiyah Saskia Swetari Yenni Valentine Achmad Ghozali Ash Shiddiqy
LABORATORIUM MANAJEMEN MENENGAH UNIVERSITAS GUNADARMA 2015
Manajemen Keuangan 2
MK2 SERI PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN 2
Aplikasi
: Customized Application Made w/ Smart Method Management & ASPD
Penyusun
: Tim Litbang MK 2 ( Neng Popy Alawiyah, Saskia Swetari, Yenni Valentine, Achmad Ghozali Ash Shiddiqy)
Website
: ma-menengah.lab.gunadarma.ac.id
LABORATORIUM MANAJEMEN MENENGAH UNIVERSITAS GUNADARMA 2015 2
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
KATA PENGANTAR
Modul seri praktikum Manajemen Keuangan 2 ini menjelaskan penerapan teori keuangan terutama dalam lingkup perusahaan. Demikian juga pembahasan dilakukan pada masalah-masalah yang bersifat mendasar atau pokok-pokok. Beberapa materi yang akan dipelajari dalam modul ini adalah mengenai Kebijakan Dividen, Investasi Dalam Efek, Analisis Sumber dan Penggunaan Dana, Analisis Financial Leverage, Investasi Dalam Aktiva Tetap, Leasing (Sewa Guna Usaha), dan Analisis Fundamental. Tujuan penyusunan modul Manajemen Keuangan 2 untuk menjelaskan masalah pengambilan keputusan oleh pimpinan perusahaan menyangkut investasi dan pembiayaan perusahaan. Dengan demikian pembahasan terdiri dari konsep teori keuangan secara umum, baru kemudian diikuti dengan penerapannya dalam perusahaan. Teori pada dasarnya merupakan common sense. Dengan demikian diharapkan dalam memberikan pemahaman logika atau alasan yang menjelaskan mengapa perusahaan mengambil keputusan keuangan. Akhir kata, semoga seri praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan demi pengembangan modul ini dimasa yang akan datang.
Depok, Januari 2015
Tim Litbang MK2
3
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 3 DAFTAR ISI.................................................................................................. ........................ 4
BAB I
Kebijakan Deviden Deskripsi Modul .................................................................................................. 6 Tujuan Modul....................................................................................................... 6 Penjelasan Materi................................................................................................. 6
BAB II
Investasi Dalam Efek Deskripsi Modul .................................................................................................. 17 Tujuan Modul....................................................................................................... 17 Penjelasan Materi................................................................................................. 17
BAB III
Analisis Sumber dan Penggunaan Dana Deskripsi Modul .................................................................................................. 26 Tujuan Modul....................................................................................................... 26 Penjelasan Materi................................................................................................. 26
BAB IV Analisis Financial Leverage Deskripsi Modul .................................................................................................. 43 Tujuan Modul....................................................................................................... 43 Penjelasan Materi................................................................................................. 43
4
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
BAB V
Investasi Dalam Aktiva Tetap Deskripsi Modul .................................................................................................. 52 Tujuan Modul....................................................................................................... 52 Penjelasan Materi................................................................................................. 52
BAB VI
Leasing ( Sewa Guna Usaha ) Deskripsi Modul .................................................................................................. 63 Tujuan Modul....................................................................................................... 63 Penjelasan Materi................................................................................................. 63
BAB VII
Analisis Fundamental Deskripsi Modul .................................................................................................. 73 Tujuan Modul....................................................................................................... 73 Penjelasan Materi................................................................................................. 73
5
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
BAB I KEBIJAKAN DEVIDEN
Deskripsi Modul Di dalam perusahaan, kebijakan deviden merupakan bagian penting dalam pengambilan keputusan pendanaan dimana laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden atau ditahan untuk menambah modal yang digunakan sebagai pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Jika laba ditahan perusahaan saat ini dalam jumlah besar, maka laba yang akan dibayarkan sebagai deviden kepada para pemegang saham menjadi lebih kecil. Dalam setiap periode, perusahaan harus memutuskan apakah laba yang diperoleh akan ditahan atau didirtribusikan sebagian atau seluruhnya pada pemegang saham. Selama perusahaan memiliki proyek investasi dengan pengembalian melebihi yang diminta, perusahaan akan menggunakan laba untuk mendanai proyek tersebut. Jika terdapat kelebihan laba setelah digunakan untuk mendanai seluruh kesempatan investasi yang diterima, kelebihan itu akan didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas. Jika tidak ada kelebihan, maka dividen tidak akan di bagikan.
Tujuan Modul Setelah menyelesaikan praktikum pada modul ini, praktikan akan memahami : 1. Pengertian kebijakan deviden, faktor – faktor yang mempengaruhi, serta jenis kebijakan deviden. 2. Struktur modal perusahaan jika diberlakukan kebijakan deviden.
Penjelasan Materi 1.1
PENGERTIAN Salah satu kebijakan deviden yang harus diambil oleh manajemen adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan selama satu periode akan dibagi sebagian untuk deviden dan sebagian lagi dibagi dalam laba ditahan. 6
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 Jadi Kebijakan Deviden adalah kebijakan untuk menentukan berapa laba yang harus dibayarkan (deviden) kepada pemegang saham dan berapa banyak yang harus ditanam kembali (laba ditahan). Deviden adalah pendapatan bagi pemegang saham yang dibayarkan setiap akhir periode sesuai dengan persentasenya. Persentase dari laba yang akan dibagikan sebagai deviden kepada pemegang saham disebut sebagai Deviden Payout Ratio.
1.2
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DEVIDEN Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya deviden yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain : Posisi Likuiditas Perusahaan Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Pengawasan Terhadap Perusahaan Kemampuan Meminjam Tingkat Keuntungan Stabilitas Return Akses ke Pasar Modal
1.3
MACAM-MACAM KEBIJAKAN DEVIDEN Kebijkan Deviden Yang Stabil Artinya jumlah deviden per lembar dibayarkan setiap tahun tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Kebijakan Deviden Dengan Penetapan Jumlah Deviden Minimal Ditambah Jumlah Ekstra Tertentu Artinya kebijakan ini menentukan jumlah rupiah minimal deviden per lembar saham setiap tahunnya apabila keuntungan perusahaan lebih baik akan membayar deviden ekstra. Kebijakan Deviden Dengan Penetapan Deviden Payout Ratio Yang Konstan Artinya kebijakan ini memberi deviden yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh, semakin besar deviden
7
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 yang dibayarkan dan sebaliknya. Dasar yang digunakan sering disebut deviden payout ratio. Kebijakan Deviden Yang Fleksibel Artinya besarnya setiap tahun disesuaikan dengan kondisi financial dan kebutuhan financail dari perusahaan yang bersangkutan.
1.4
KEBIJAKAN STOCK DEVIDEN Adalah kebijakan yang pembayaran devidennya kepada pemegang saham dalam bentuk saham bukan dalam bentuk uang tunai. Rumus yang digunakan :
Stock Deviden (SD) : % SD * Jumlah lembar saham
Pemberian deviden tidak akan mengubah besarnya jumlah modal sendiri, tetapi akan mengubah komposisi dari modal sendiri perusahaan yang bersangkutan. Karena pada dasarnya pemberian stock deviden ini akan mengurangi pos laba ditahan di neraca dan akan ditambahkan ke pos modal saham.
1.5
KEBIJAKAN STOCK SPLITS Merupakan kebijakan untuk meningkatkan jumlah lembar saham dengan cara pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan nilai nominal saham yang lebih kecil secara proposional. Oleh karena itu dengan stock splits harga saham menjadi lebih murah. Rumus yang digunakan : b
x Jumlah lembar saham
a
1.6
a x Harga nominal b
KEBIJAKAN REVERSE SPLITS Kebijakan untuk menurunkan jumlah lembar saham dengan cara pengurangan jumlah lembar saham menjadi lembar yang lebih sedikit dengan penambahan harga nominal per lembar secara proposional. Rumus yang digunakan :
8
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
a x Jumlah lembar saham
keterangan :
b b
a => perbandingan terkecil b => perbandingan terbesar
x Harga nominal
a
1.7
RUMUS - RUMUS YANG DIGUNAKAN 1. Stock deviden (SD) : % SD x Jumlah lembar saham 2. Saham biasa (SB)
: harga nominal x ( SD + jumlah lembar saham ), atau
3. Saham biasa baru
: SB lama + ( SD x HN )
4. Agio saham (AS)
: AS lama + {SD(HP-HN)} => jika nilai HP > HN AS lama – {SD(HN-HP)} => jika nilai HP < HN
5. Laba yang ditahan : LYD lama – ( SD x HP ) 6. Rumus Stock Splits dan reserve splits Keterangan : HP => harga pasar HN => harga nominal
1.8
CONTOH SOAL Diketahui struktur modal PT. MIAMI sebagai berikut : Saham biasa (@4.000, 12.000 lbr )
= Rp. 48.000.000
Agio saham
= Rp. 27.000.000
Laba ditahan
= Rp. 25.000.000 +
Jumlah modal sendiri
Rp. 100.000.000
Tentukan : a. Stock deviden sebesar 20% dari lembar saham biasa sedangkan harga pasar Rp. 8.000/lbr. Tentukan struktur modal baru setelah dilakukan stock deviden dan berikan analisisnya! b. Stock splits “ six to three “. Tentukan struktur modal baru setelah dilakukan stock splits dan berikan analisisnya! c. Reverse splits “ two to five “. Tentukan struktur modal baru setelah dilakukan reverse splits dan bertikan analisisnya! 9
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 JAWAB : a. Stock Deviden = 20% x 12.000
=
2.400
Saham Biasa
= 4.000 x ( 2.400 + 12.000 )
= 57.600.000
Agio Saham
= 27.000.000 + ( 2.400 x ( 8.000 - 4.000 )) = 36.600.000
LYD
= 25.000.000 – ( 2.400 x 8.000 )
= 5.800.000
Struktur modal baru PT. MIAMI adalah sebagai berikut : Saham Biasa (@ 4.000 , 14.400 lbr) = Rp
57.600.000
Agio Saham
= Rp
36.600.000
Laba Ditahan
= Rp
Jumlah modal sendiri
= Rp 100.000.000
5.800.000 +
Analisa : Jika perusahaan melakukan stock deviden 20%, maka jumlah lembar saham akan bertambah sebanyak 2.400 lembar, agio saham bertambah menjadi Rp 36.600.000 dan laba ditahan berkurang menjadi Rp 5.800.000. b. Stock Splits “ six to three ” b x jumlah lembar a 6 x 12.000
= 24.000 lembar
3 a x Nilai nominal b 3 x 4.000
= 2.000 / lembar
6 Jadi, struktur modal baru PT. MIAMI adalah sebagai berikut : Saham Biasa ( @ 2.000 , 24.000 lbr ) = Rp
48.000.000
Agio Saham
= Rp
27.000.000
Laba Ditahan
= Rp
25.000.000 +
Jumlah modal sendiri
= Rp
100.000.000
Analisa : Jika perusahaan melakukan stock splits “six to three”, maka jumlah lembar saham akan bertambah menjadi 24.000 lembar, sedangkan nilai nominal saham akan berkurang menjadi Rp 4.000. 10
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 c. Reverse Splits “ two to five ” a x jumlah lembar b 2 x 12.000
= 4.800 lembar
5 b x Nilai nominal a 5 x 4.000
= 10.000 / lembar
2 Jadi, struktur modal baru PT. MIAMI adalah sebagai berikut : Saham Biasa ( @ 10.000 , 4.800 lbr ) = Rp
48.000.000
Agio Saham
= Rp
27.000.000
Laba Ditahan
= Rp
25.000.000 +
Jumlah modal sendiri
= Rp
100.000.000
Analisa : Jika perusahaan melakukan reverse splits “two to five”, maka jumlah lembar saham akan berkurang menjadi 4.800 lembar, sedangkan nilai nominal saham akan bertambah menjadi Rp 10.000.
1.9
SOFTWARE 1. Buka software “Smart Method Management”, masukkan nama praktikan lalu klik OK.
11
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 2. Pilih menu Kebijakan Deviden.
3. Masukkan data sesuai dengan yang tertera pada soal (gunakan keyboard „tab‟), kemudian klik „hitung‟.
4. Untuk menjawab soal (b) dan (c) pilih „Stock Splits’ dan „Reverse Splits’, masukkan rasio Stock Splits atau Reverse Splits diawali dengan perbandingan terkecil lebih dahulu, kemudian klik „hitung‟.
12
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
13
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 1.10
SOAL KASUS PRAKTIKUM
1. Diketahui struktur modal PT. CONNIE sebagai berikut : Saham biasa (@7564, 13.232 lembar)
= Rp 100.086.848
Agio saham
= Rp
79.198.681
Laba ditahan
= Rp
75.684.754 +
Jumlah modal sendiri
= Rp 254.970.283
Jika perusahaan melakukan: a. Stock deviden sebesar 25% dari jumlah lembar saham dengan harga pasar Rp 9.898/lembar, buatlah struktur modal baru setelah stock deviden beserta analisisnya. b. Stock splits “9 to
”. Buatlah struktur modal baru setelah stock splits beserta
analisisnya. c. Reverse splits “
to 5 ”. Buatlah struktur modal baru setelah reverse splits beserta
analisisnya. Jawaban yang tepat adalah … A. 3308 ; (@Rp5883 ,17.013 lbr) ; (@Rp 12.607, 7.939 lbr) B. 1894 ; (@Rp5338 ,17.013 lbr) ; (@Rp 12.706, 7.399 lbr) C. 2475 ; (@Rp17.013, 5883lbr) ; (@Rp 7.939, 12.607lbr) D. 3308 ; (@Rp 7.939, 12.607lbr); (@Rp5883 ,17.013 lbr)
2. Diketahui struktur modal PT. TAMMY sebagai berikut: Saham biasa (@1880, 8.000 lembar)
= Rp 15.040.000
Agio saham
= Rp
Laba yang ditahan
= Rp
Jumlah modal sendiri
= Rp
17.850.000 8.880.000 + 41.770.000
Jika perusahaan melakukan: a. Stock deviden sebesar 18% dari jumlah lembar saham dengan harga pasar Rp 2.000/lembar, buatlah struktur modal baru setelah stock deviden beserta analisisnya. b. Stock splits “ 3
to
”. Buatlah struktur modal baru setelah stock splits beserta
to
”. Buatlah struktur modal baru setelah reverse splits beserta
analisisnya. c. Reverse splits “
analisisnya. 14 L a b o r a t o r i u m M a n a j e m e n M e n e n g a h
Manajemen Keuangan 2 Jawaban yang tepat adalah … A. 338; (@Rp3760, 4.000 lembar) ; (@Rp1253, 12.000 lembar); B. 1.044; (@Rp1523, 10200 lembar); (@Rp6073, 4.000 lembar) C. 1.440; (@Rp1253, 12.000 lembar); (@Rp3760, 4.000 lembar) D. 360; (@Rp1352, 20.000lembar); (@Rp7063, 4.000 lembar)
3. Diketahui struktur modal PT. JEAGER sebagai berikut: Saham biasa (@5420, 6570 lembar)
= Rp
35.609.400
Agio saham
= Rp
37.500.000
Laba ditahan
= Rp
32.390.600 +
Jumlah modal sendiri
= Rp 105.500.000
Jika perusahaan melakukan: a. Stock deviden sebesar 22% dari jumlah lembar saham dengan harga pasar Rp 5.500/lembar, buatlah struktur modal baru setelah stock deviden beserta analisisnya. b. Stock splits “ 9(
) to
”. Buatlah struktur modal baru setelah stock splits beserta
analisisnya. c. Reverse splits “two to nine”. Buatlah struktur modal baru setelah reverse splits beserta analisisnya. Jawaban yang tepat adalah … A. 1210; (@Rp 8130;6570); (@Rp 3613; 9855) B. 1192; (@Rp 24.390; 1.460 lembar); (@Rp 3.613, 9.855 lembar) C. 1.445; (@Rp 3.613, 9.855 lembar); (@Rp 24.390; 1.460 lembar) D. 1.544; (@Rp 9.855, 3613 lembar); (@Rp 1.460; 24.390 lembar)
4. PT. MINGKY MOMO memiliki 51.000 lembar saham dengan harga nominal Rp 6.210/lembar, agio saham Rp 90.231.000, laba yang ditahan sebesar Rp 113.000.000. Jika perusahaan melakukan : a. Stock deviden 20% dari jumlah lembar saham dengan harga pasar sebesar Rp 5.900/lembar, buatlah struktur modal baru setelah stock deviden dan berikan analisisnya ! b. Stock splits “four to nine”, buatlah struktur modal baru setelah stock splits dan berikan analisisnya ! 15
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 c. Reverse splits “three to eight”, buatlah struktur modal baru setelah reverse splits dan berikan analisisnya ! Jawaban yang tepat adalah … A. 12.000 ; (@Rp 114.750, 2760 lembar);(@Rp 19.125, 16.560lembar) B. 1.180 ; (@Rp 22.667; 2760 lembar);(@Rp 16.560, 13.600 lembar) C. 1242; (@Rp 16.560, 19.125 lembar);(@Rp 2.760, 114.750 lembar) D. 10.200; (@Rp 2.760, 114.750 lembar);(@Rp 16.560, 19.125 lembar)
5. PT. INTEL memiliki 13.000 lembar saham dengan harga nominal 4.700/lembar, agio saham Rp 43.600.400, laba yang ditahan sebesar Rp 26.789.600. Jika perusahaan melakukan : a. Stock deviden 15% dari jumlah lembar saham dengan harga pasar sebesar Rp 6.789/lembar, buatlah struktur modal baru setelah stock deviden dan berikan analisisnya. b. Stock splits “six to four”, buatlah struktur modal baru setelah stock deviden dan berikan analisisnya. c. Reverse splits “two to seven”, buatlah struktur modal baru setelah stock deviden dan berikan analisisnya. Jawaban yang tepat adalah … A. 1.590 ; (@Rp 16.450, 3.714 lembar ); (@Rp 3.133, 19.500 lembar) B. 1.950 ; (@Rp 3.133, 19.500 lembar) ; (@Rp 16.450, 3.714 lembar ) C. 705; (@Rp 8.667; 3.133 lembar); (@Rp 3.147; 15900 lembar) D. 1.018; (@Rp 3.133, 19.500 lembar) ; (@Rp 16.450, 3.714 lembar )
16
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
BAB II INVESTASI DALAM EFEK Deskripsi Modul Dalam menghitung kekayaan perusahaan, manajer harus mengetahui bagaimana melakukan penilaian terhadap surat – surat berharga dan memilih alternatif – alternatif tindakan yang mempengaruhi nilai saham dan obligasi perusahaan. Niai obligasi dan saham berkaitan dengan nilai perusahaan yang mengeluarkan surat berharga, karena semakin tinggi nilai sekuritas akan semakin meningkatkan nilai perusahaan yang mengeluarkan sekuritas tersebut.
Tujuan Modul Setelah menyelesaikan praktikum pada modul ini, praktikan akan memahami: 1. Pengertian dan konsep –konsep dalam penilaian efek jangka panjang. 2. Cara menentukan nilai dari efek jangka panjang.
Penjelasan Materi 2.1.
Tujuan Dalam Efek Perusahaan dapat menggunakan dananya untuk membeli efek atau unsur-unsur surat berharga. Pembelian efek dilakukan dengan tujuan untuk menjaga likuiditas atau tujuan untuk mendapatkan pendapatan dari dana yang ditanamkan dalam efek. Pembelian efek untuk penjagaan likuiditas merupakan investasi sementara (temporary investment) dan pengelompokan aktiva dalam neraca. Efek tersebut dimasukan dalam atau digolongkan dalam aktiva lancar dan biasanya disebut “marketable securities” atau “temporary investment”.
2.2.
Penentu ”RATE OF RETURN” dan ”NILAI” Dari Efek Jangka Panjang Bentuk-bentuk efek dalam rangka investasi jangka panjang adalah : 1. Obligasi
3. Saham Biasa
2. Saham Preferen 17
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 OBLIGASI
Obligasi adalah surat pengakuan utang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan atau lembaga-lembaga lain sebagai pihak yang berhutang yang mempunyai nilai nominal tertentu dan mempunyai kesanggupan untuk membayar bunga secara periodik atas dasar persentase tertentu yang tetap. Tujuan utama dari analisa efek dalam penilaian obligasi adalah ”rate of return” atau “yield” yang diharapkan dari obligasi tersebut. Penentuan besarnya “ rate of return “ Besarnya “rate of return” atau “yield” dari obligasi yang akan dipertahankan sampai hari jatuh temponya dapat dihitung dengan rumus shortcut formula sebagai berikut : f-p Rate Of Return
= (C x nilai nominal) +
n
p+f 2 Keterangan :
C = bunga tahunan dalam rupiah f = harga nominal dari obligasi atau jumlah yang akan akan diterima p = harga pasar n = umur obligasi
Contoh Soal : Suatu obligasi yang bernilai nominal Rp.40.000 yang mempunyai harga pasar Rp. 20.000, mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Dan membayar bunga obligasi sebesar 5% setiap tahunnya. Tentukan besar Rate of Return dari obligasi tersebut apabila obligasi dipertahankan sampai hari jatuh temponya! Jawab : 40.000 – 20.000 Rate Of Return
= (5% * 40.000) +
5
40.000 + 20.000 2 = 2000 + 4000 30.000 = 0.2 atau 20 % 18
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 Penentuan Nilai Obligasi Pada prinsipnya nilai Obligasi didasarkan pada tingkat bunga yang sedang berlaku. Apabila Obligasi itu tidak mempunyai hari jatuh tempo maka nilainya ditentukan dengan mengkapitalisasikan bunga tahunnya atas dasar tingkat bunga yang berlaku pada waktu itu. Rumusnya sebagai berikut : Nilai
=
R
Keterangan : R = Bunga Tahun
i
i = Discount Rate
Contoh Soal : Suatu Obligasi yang tidak mempunyai hari jatuh tempo mempunyai nilai nominal Rp 50.000 dan membayarkan bunga Rp 10.000 setiap tahunnya. Berapa nilai Obligasi tersebut berdasarkan pada kondisi pasar pada ini dimana tingkat bunga yang berlaku adalah 20%? Jawab : Nilai
= R = 10.000 = Rp. 50.000 i
2.3.
0,2
SOFTWARE 1. Buka software “Smart Method Management”, masukkan nama praktikan lalu klik OK.
19
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 2. Pilih menu Investasi Dalam Efek.
3. Di dalam pilihan „obligasi‟ masukan data seperti yang tertera pada soal (gunakan keyboard „tab‟), dan klik „hitung‟.
SAHAM PREFEREN
Saham Preferen adalah saham yang disertai dengan preferensi tertentu di atas saham biasa dalam hal pembagian deviden dan pembagian kekayaan dalam pembubaran perusahaan.
20
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 Saham preferen dianggap sebagai sekuritas hybrida karena memiliki sifat-sifat seperti saham biasa maupun obligasi perusahaan, alasannya yaitu : Seperti saham karena membayar deviden yang dapat nihil bila laba perusahaan jatuh pada tingkat tertentu, selain itu saham preferen merupakan penyertaan kepemilikan dan dikeluarkan tanpa tanggal jatuh tempo. Seperti obligasi karena memberi hak didahulukan atas laba dan aktiva dan tingkat penghasilan (deviden) berjalan yang biasanya tetap selama hidupnya. Rate Of Return dari saham preferen ini dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Rate Of Return = deviden per lembar saham preferen harga pasar Menentukan Nilai saham preferen : Nilai
=
Deviden preferen Discount rate
Contoh Soal : Suatu saham preferen mempunyai harga nominal Rp. 8.000 dan membayar deviden sebesar 2.200 per tahun. Saham preferen tersebut mempunyai harga pasar Rp. 6.000. Berapakah besar Rate of Return dari saham preferen tersebut? Jawab: Rate Of Return
= Deviden per lembar saham preferen Harga Pasar = 2.200
= 0.366 atau 36.6 % ≈ 37%
6.000 2.4.
SOFTWARE (masih pada menu „Investasi Dalam Efek‟) Pilih „Saham Preferen’, kemudian masukan data seperti yang tertera pada soal, kemudian klik „hitung‟.
21
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
Note : Jika pada soal tidak diminta menghitung Nilai Saham Preferen, maka „Deviden Preferen‟ dan „Discount Rate‟ diisi “NOL”, begitupun sebaliknya untuk Rate of Return. SAHAM BIASA
Penentuan besarnya rate of return dan nilai dari saham biasa lebih sukar dibandingkan dengan obligasi dan saham preferen. Besarnya rate of return dari suatu saham merupakan penghasilan yang berasal dari deviden plus capital gains, maka besarnya rate of return dari saham tersebut dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : Rate Of Return = D1 + P1 – Po Po Keterangan : D1 = Cash Deviden P1 = Harga Pasar Po = Harga Nominal Memperkirakan harga saham pada waktu ini, yaitu dengan menggunakan rumus : Po
=
D1 + P1 1+r
22
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 Pertumbuhan deviden dengan tingkat pertumbuhan yang konstan, yaitu dengan menggunakan rumus : Po
= D1 r–g
Pertumbuhan deviden yang akan berlangsung secara kontinyu, yaitu dengan menggunakan rumus : r
= D1 + g Po
Contoh Soal : Suatu saham biasa dibeli dengan harga Rp. 21.900. Pemodal mengharapkan cash deviden tahun depan sebesar Rp. 3.000, dan mereka juga mengharapkan bahwa akhir tahun pertama saham tersebut akan laku terjual dengan harga Rp. 20.900. Berdasarkan data tersebut berapakah besarnya Rate of Return yang diharapkan dari saham tersebut? Jawab: Rate Of Return
= D1 + P1 – Po Po = 3.000 + 20.900 – 21.900 = 21.900
2.5.
2.000
= 0.0913 atau 9.13 %
21.900
SOFTWARE (Masih dalam Menu “Investasi Dalam Efek”) Pilih „Saham Biasa’, kemudian masukan data seperti yang tertera pada soal, kemudian klik „hitung‟.
23
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
2.6.
SOAL PRAKTIKUM 1. Suatu saham biasa dibeli dengan harga Rp 18.750. Cash deviden yang diharapkan tahun depan sebesar sebesar Rp 2.400 dan diharapkan pada akhir tahun pertama saham tersebut dapat dijual dengan harga Rp 28.500. Tentukan Rate of Return dari saham tersebut! a. 0,648 atau 64,8 %
c. 0,567 atau 56,7 %
b. 0,647 atau 64,7 %
d. 0,684 atau 68,4 %
2. Suatu obligasi yang bernilai nominal Rp 12.500, mempunyai harga pasar Rp 9.500 dengan umur ekonomis 3 tahun. Bunga obligasi yang dibayarkan tiap tahunnya adalah sebesar 5%. Apabila obligasi dipertahankan sampai hari jatuh temponya, tentukanlah berapa Rate of Return dari obligasi tersebut! a. 0.1477 atau 14,77 %
c.0,1234 atau 12,34 %
b. 0, 1744 atau 17,44 %
d. 0,1721 atau 17,21 %
24
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 3. Suatu obligasi yang benilai nominal Rp 9.750, yang mempunyai harga pasar Rp 3.445, dan mempunyai umur ekonomis 4 tahun. Membayarkan bunga obligasi sebesar 3% setiap tahunnya. Tentukan besar Rate of Return dari obligasi tersebut apabila obligasi dipertahankan sampai hari jatuh temponya! a. 0,238 atau 23,8 %
c. 0,897 atau 89,7 %
b. 0.283 atau 28,3 %
d. 0,233 atau 23,3 %
4. Suatu saham biasa dibeli dengan harga Rp 38.650. Pemodal mengharapkan cash deviden tahun depan sebesar Rp 12.540 dan mereka juga mengharapkan pada akhir tahun pertama saham tersebut dapat dijual dengan harga Rp 42.321. Tentukan Rate of Return dari saham tersebut? a. 0,345 atau 34,5 %
c. 0,418 atau 41,8 %
b. 0,419 atau 41,9 %
d. 0,489 atau 48,9 %
5. Suatu saham biasa dibeli dengan harga Rp 12.330. Pemodal mengharapkan cash deviden tahun depan sebesar Rp 2.330, dan mereka juga mengharapkan pada akhir tahun pertama saham tersebut dapat dijual dengan harga Rp 10.500. Tentukan Rate of Return dari saham tersebut? a. 0,0405 atau 4,05 %
c. 0,1405 atau 14,05 %
b. 0,0455 atau 4,55 %
d. 0,0400 atau 4 %
25
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA Deskripsi Modul Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan sangat bermanfaat sebagai alat untuk mengevaluasi operasi-operasi perusahaan, baik pada masa lampau maupun pada masa sekarang. Laporan tentang sumber dan penggunaan dana akan memungkinkan seorang manajer keuangan untuk menganalisa sumber-sumber dan penggunaan dana secara historis yang terdapat di dalam perusahaan. Pemahaman tentang pola pemakaian dana pada masa lampau akan memungkinkan seorang manajer keuangan untuk membuat rencana-rencana yang lebih baik sehubungan dengan kebutuhan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Tujuan Modul Setelah menyelesaikan praktikum pada modul ini, praktikan akan memahami: 1. Perbedaan dana dalam artian kas dengan dana dalam artian modal kerja 2. Penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Penjelasan Materi 3.1
Arti Pentingnya Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Analisis sumber dan penggunaan dana, atau sering juga disebut dengan analisa aliran dana, merupakan alat analisa finansial yang digunakan untuk mengetahui dari mana dana didapatkan dan untuk apa dana itu dibelanjakan. Laporan yang menggambarkan dari mana dana didapatkan dan untuk apa dana itu digunakan disebut dengan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. Pengertian dana yang digunakan dalam analisis sumber dan penggunaan dana dalam artian sempit diartikan sebagai Kas. Sedangkan dalam artian luas diartikan sebagai Modal Kerja. Untuk menyusun laporan sumber dan penggunaan dana, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat Laporan Perubahan Neraca yang disusun dari neraca dari dua tahun berurutan. Laporan ini menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen neraca dari neraca awal menjadi neraca akhir. Perubahan masing-masing elemen 26
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 tersebut perlu dilakukan analisis, yaitu elemen-elemen mana saja yang akan memperbesar dana dan elemen-elemen mana saja yang akan memperkecial dana. Elemen yang memperbesar dana kan menjadi sumber dana, dan elemen yang memperkecil dana akan menjadi penggunaan dana.
3.2.
Dana dalam Artian Kas Langkah-langkah penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana : 1. Menyusun laporan perubahan neraca yang menggambarkan neraca dari dua periode yang ingin dianalisa (bulanan atau tahunan) 2. Mengelompokkan perubahan-perubahan tersebut dalam golongan yang memperbesar kas dan memperkecil jumlah kas 3. Mengelompokkan elemen-elemen dalam laporan rugi laba atau laporan laba yang ditahan ke dalam golongan yang memperbesar jumlah kas atau memperkecil jumlah kas 4. Mengadakan konsolidasi dari semua informasi tersebut ke dalam laporan sumber sumber dan penggunaan dana Sumber-sumber dana dalam artian kas 1. Berkurangnya aktiva lancar selain kas 2. Berkurangnya aktva tetap 3. Bertambahnya setiap jenis utang 4. Bertambahnya modal 5. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan 6. Penyusutan Penggunaan dana dalam artian kas 1. Bertambahnya aktiva lancar selain kas 2. Bertambahnya aktiva tetap 3. Berkurangnya setiap jenis utang 4. Berkurangnya modal 5. Pembayaran cash deviden 6. Adanya kerugian operasional perusahaan
27
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 3.3.
Dana dalam Artian Modal Kerja Dalam laporan sumber dan penggunaan modal kerja tidak tercantum di dalam sumber-sumber dari penggunaan dana yang berasal dari unsur-unsur modal kerja sendiri, karena perubahan-perubahan yang hanya menyangkut unsur-unsur aktiva lancar dan hutang lancar saja – kedua accounts tersebut disebut current accounts – tidak akan mengkibatkan perubahan modal kerja (netto). Dengan demikian, maka jumlah modal kerja hanya akan berubah jika ada perubahan unsur-unsur Non-Current Account (aktiva tetap, utang jangka panjang dan modal sendiri). Yang mempunyai efek memperbesar modal disebut sebagai sumber modal kerja. Sedangkan yang mempunyai efek mengurangi modal kerja disebut sebagai penggunaan modal kerja. Apabila Sumber > Penggunaan, berarti mempunyai efek positif terhadap modal kerja yaitu akan menambah modal kerja, sebaliknya jika penggunaan > sumber, maka efeknya adalah memperkecil modal kerja. Dan jika sumber = penggunaan, maka tidak ada efek terhadap modal kerja, artinya modal kerja tidak berubah. Sumber-sumber dana dalam artian modal kerja 1. Berkurangnya aktiva tetap 2. Bertambahnya utang jangka panjang 3. Bertambahnya modal 4. Adanya keuntungan dari operasional perusahaan 5. Penyusutan Penggunaan dana dalam artian modal kerja 1. Bertambahnya aktiva tetap 2. Berkurangnya utang jangka panjang 3. Berkurangnya modal 4. Pembayaran cash deviden 5. Adanya kerugian dari operasional perusahaan
28
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 3.4.
Contoh Soal 1. PT. SHEY mempunyai data laporan keuangan sebagai berikut : PT SHEY Laporan Perubahan Neraca 31 Des 2012 – 31 Des 2013 Keterangan
31/12/2012
31/12/2013
Aktiva Kas
39.200.000
43.600.000
Efek
27.480.000
26.690.000
Piutang dagang
33.000.000
38.700.000
Persediaan
29.150.000
39.100.000
Sewa dibayar dimuka
31.500.000
25.100.000
Mesin
120.900.000
144.000.000
Akumulasi depresiasi
( 40.300.000 )
( 43.280.000 )
Bangunan
130.400.000
134.300.000
Akumulasi depresiasi
( 26.850.000 )
( 31.500.000 )
Tanah
100.000.000
130.000.000
444.480.000
Rp. 506.710.000
Hutang dagang
42.700.000
34.680.000
Hutang wesel
51.080.000
70.900.000
Obligasi
150.900.000
144.700.000
Hipotik
32.800.000
48.200.000
Modal saham
85.650.000
120.500.000
Laba ditahan
81.350.000
87.730.000
Rp. 444.480.000
Rp. 506.710.000
Total Aktiva
Rp.
Hutang dan Modal
Total Hutang dan Modal
Jumlah deviden yang dibagikan adalah sebesar Rp. 94.600.000. Diketahui laba operasi yang diperoleh adalah sebesar Rp. 100.980.000. Buatlah laporan sumber dan penggunaan dana dalam artian kas dan modal kerja berikut analisisnya!
29
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 Penyelesaian : 1.
PT. SHEY Laporan Perubahan Neraca 31 Des 2012 – 31 Des 2013 Perubahan Keterangan
31/12/2012
31/12/2013
D
Rp 4,400,000
K
Aktiva Kas
Rp
39,200,000
Rp 43,600,000
Efek
Rp
27,480,000
Rp 26,690,000
Piutang Dagang
Rp
33,000,000
Rp 38,700,000
Rp 5,700,000
Persediaan
Rp
29,150,000
Rp 39,100,000
Rp 9,950,000
Dimuka
Rp
31,500,000
Rp
Mesin
Rp 120,900,000
Rp 144,000,000
Akum. Depresiasi
Rp (40,300,000)
Rp (43,280,000)
Bangunan
Rp 130,400,000
Rp 134,300,000
Akum. Depresiasi
Rp (26,850,000)
Rp (31,500,000)
Tanah
Rp 100,000,000
Rp 130,000,000
Total Aktiva
Rp 444,480,000
Rp 506,710,000
Hutang Dagang
Rp 42,700,000
Rp 34,680,000
Rp 8,020,000
Hutang Wesel
Rp 51,080,000
Rp 70,900,000
W
Obligasi
Rp 150,900,000
Rp 144,700,000
Rp 6,200,000
Hipotik
Rp 32,800,000
Rp 48,200,000
Rp 15,400,000
Modal Saham
Rp 85,650,000
Rp 120,500,000
Rp 34,850,000
Laba Ditahan
Rp 81,350,000
Rp 87,730,000
Rp 6,380,000
Rp
790,000
Sewa Dibayar 25,100,000
Rp 6,400,000 Rp 23,100,000 Rp 2,980,000 Rp
3,900,000 Rp 4,650,000
Rp 30,000,000
Hutang dan Modal
Rp 19,820,000
Total Hutang dan Modal
30
Rp 444,480,000 Rp 506,710,000
Rp 91,270,000
Laboratorium Manajemen Menengah
Rp 91,270,000
Manajemen Keuangan 2 PT. SHEY Laporan Sumber dan Penggunaan Dana dalam Artian Kas 31 Des 2012 – 31 Des 2013
SUMBER DANA Laba Operasi
Rp
100,980,000
Efek
Rp
790,000
Sewa Di byr dimuka
Rp
6,400,000
Depresiasi
Rp
7,630,000
Hutang Wesel
Rp
19,820,000
Hipotik
Rp
15,400,000
Modal Saham
Rp
34,850,000 +
Total Sumber Dana
Rp
185,870,000
PENGGUNAAN DANA Cash Deviden
Rp
94,600,000
Piutang Dagang
Rp
5,700,000
Persediaan
Rp
9,950,000
Mesin
Rp
23,100,000
Bangunan
Rp
3,900,000
Tanah
Rp
30,000,000
Hutang Dagang
Rp
8,020,000
Obligasi
Rp
6,200,000 +
Total Penggunaan Dana
Rp
181,470,000 -
Selisih Mutasi Kas
Rp
4,400,000
Saldo Awal Kas
Rp
39,200,000 +
Saldo Akhir Kas
Rp
43,600,000
Analisa : Dari Laporan Sumber dan Penggunaan Dana tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2013 penggunaan dana yang paling menonjol adalah untuk Cash Deviden, Mesin, dan Tanah.
31
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 PT. SHEY Laporan Perubahan Modal Kerja 31 Des 2012 – 31 Des 2013 Unsur-Unsur Modal Kerja
30/12/2012
30/12/2013
Aktiva Lancar Kas
Rp
39,200,000
Rp
43,600,000
Efek
Rp
27,480,000
Rp
26,690,000
Piutang Dagang
Rp
33,000,000
Rp
38,700,000
Persediaan
Rp
29,150,000
Rp
39,100,000
Sewa dibayar dimuka
Rp
31,500,000
Rp
25,100,000
Rp
160,330,000
Rp
173,190,000
Hutang Dagang
Rp
42,700,000
Rp
34,680,000
Hutang Wesel
Rp
51,080,000
Rp
70,900,000
Rp
93,780,000
Rp
105,580,000
Rp
66,550,000
Rp
67,610,000
Rp
1,060,000
Total Aktiva Lancar Hutang Lancar
Total Hutang Lancar Bertambahnya Modal Kerja
Perubahan Modal Kerja adalah sebesar
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa terjadi penambahan modal dari tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu sebesar Rp 1,060,000 dengan rincian modal kerja pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing Rp 66,550,000 dan Rp 67,610,000.
32
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 PT. SHEY Laporan Sumber dan Penggunaan Dana dalam Artian Modal Kerja 31 Des 2012 – 31 Des 2013 SUMBER DANA Laba Operasi
Rp
100,980,000
Depresiasi
Rp
7,630,000
Hipotik
Rp
15,400,000
Modal Saham
Rp
34,850,000 +
Total Sumber Dana
Rp
158,860,000
Total Penggunaan Dana
Rp
157,800,000 -
Penambahan Modal Kerja
Rp
1,060,000
PENGGUNAAN DANA Cash Deviden
Rp
94,600,000
Mesin
Rp
23,100,000
Bangunan
Rp
3,900,000
Tanah
Rp
30,000,000
Obligasi
Rp
6,200,000 +
Analisa : Karena jumlah sumber > penggunaan yaitu sebesar Rp 1,060,000, maka dana sebesar Rp 1,060,000 tersebut mempunyai efek positif terhadap modal kerja dan berarti ada kenaikan modal kerja sebesar Rp 1,060,000.
33
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 3.5.
Software 1. Bukalah software ASPD, lalu klik “Analisis Sumber dan Penggunaan Dana”.
2. Akan muncul kotak dialog bertuliskan “Apakah laba operasi / EAT sudah diketahui dari soal?”, pilih “Yes” jika sudah atau pilih “No” jika belum. Berdasarkan pada contoh soal di atas, maka pilih “Yes”.
34
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 3. Isikan data-data yang tertera pada software sesuai dengan soal. Setelah selesai mengisi nama perusahaan, gunakan keyboard “Enter” untuk mengisi data-data berikutnya.
4. Setelah selesai mengisi seluruh data, akan muncul hasil sebagai berikut :
35
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
36
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
37
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 3.6.
Soal Praktikum 1. PT. VALENTINE mempunyai data laporan keuangan sebagai berikut : PT. VALENTINE Laporan Perubahan Neraca Maret 2004 – Maret 2005 Keterangan
Maret 2004
Maret 2005
Aktiva Kas
Rp
265.700.000
Rp
332.100.000
Efek
Rp
198.000.000
Rp
206.100.200
Piutang dagang
Rp
420.000.500
Rp
350.800.000
Persediaan
Rp
202.450.000
Rp
188.500.000
Mesin
Rp
645.645.000
Rp
632.400.000
Akumulasi depresiasi
Rp
(210.000.000)
Rp
(299.750.000)
Bangunan
Rp
924.510.000
Rp 1.000.234.000
Akumulasi depresiasi
Rp
(310.000.200)
Rp
Tanah
Rp
953.250.000
Rp 1.478.900.300
Rp 3.089.555.300
Rp 3.533.284.500
Hutang dagang
Rp
360.122.000
Rp
594.600.200
Hutang wesel
Rp
298.000.000
Rp
506.780.000
Obligasi
Rp
745.234.000
Rp
945.450.000
Modal saham
Rp 1.560.000.300
Rp 1.235.500.300
Laba ditahan
Rp
Rp
Total Aktiva
(356.000.000)
Hutang dan Modal
Total Hutang dan Modal
126.199.000
Rp 3.089.555.300
250.954.000
Rp 3.533.284.500
Valen sebagai manajer keuangan memutuskan untuk membagikan deviden kepada para pemegang saham sebesar Rp 751.785.000. Adapun EAT yang didapat sebesar Rp 876.540.000. Buatlah Laporan Sumber dan Penggunaan Dana dalam artian kas dan modal kerja serta analisisnya ! A. Rp 1.000.374.500 ,Rp 1.752.159.500 ,Rp 451.908.500 Dan Rp 1.677.659.300. B. Rp 1.000.374.000 ,Rp 1.752.159.500 ,Rp 451.908.500 Dan Rp 1.677.659.300 C. Rp 1.000.374.500 ,Rp 1.752.159.000 ,Rp 461.908.500 Dan Rp 1.677.659.300 D. Rp 1.056.374.500 ,Rp 1.752.159.500 ,Rp 451.908.500 Dan Rp 1.677.659.300 38
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 2. PT. MARCH mempunyai data laporan keuangan sebagai berikut PT. MARCH Laporan Perubahan Neraca 2010 – 2011 Keterangan
2010
2011
Aktiva Kas
Rp
2.345.899
Rp
1.278.990
Efek
Rp
4.567.890
Rp
3.456.786
Piutang dagang
Rp
2.765.890
Rp
4.567.876
Persediaan
Rp
2.345.675
Rp
4.567.876
Mesin
Rp
13.897.000
Rp
15.645.789
Akumulasi depresiasi
Rp
(3.456.900)
Rp
(5.676.590)
Bangunan
Rp
14.567.654
Rp
15.645.789
Akumulasi depresiasi
Rp
(4.567.876)
Rp
(5.678.980)
Tanah
Rp
15.678.980
Rp
15.676.800
Total aktiva
Rp
48.144.212
Rp
49.484.336
Hutang dagang
Rp
5.392.382
Rp
5.675.971
Hutang wesel
Rp
3.650.780
Rp
4.678.900
Obligasi
Rp
14.000.000
Rp
14.765.465
Modal saham
Rp
9.450.600
Rp
7.464.600
Laba ditahan
Rp
15.650.450
Rp
16.899.400
Total hutang dan modal
Rp
48.144.212
Rp
49.484.336
Hutang dan modal
Diketahui laba operasi yang diperoleh adalah sebesar Rp 35.450.320. Berapakah Cash Devidennya! Buatlah Laporan Sumber dan Penggunaan Dana dalam artian kas dan modal kerja berikut analisisnya! A. Rp 8.837.100 ,Rp 43.038.481 , Rp 534.465 Dan Rp 39.548.759 B. Rp 8.837.111 ,Rp 43.038.481 , Rp 534.465 Dan Rp 39.548.759 C. Rp 8.837.111 ,Rp 43.038.480 , Rp 534.465 Dan Rp 39.548.795 D. Rp 8.837.111 ,Rp 43.038.471 , Rp 564.465 Dan Rp 39.548.759
39
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 3. PT. POPYKU memiliki data laporan keuangan sebagai berikut : PT. POPYKU Laporan Perubahan Neraca Des 2009 – Des 2010 Keterangan
Des-09
Des-10
Aktiva Lancar Kas
Rp56.123.000
Rp66.897.000
Efek
Rp47.689.000
Rp56.712.000
Piutang dagang
Rp32.675.000
Rp45.997.000
Persediaan
Rp36.999.000
Rp29.787.000
Sewa dibayar dimuka
Rp31.865.000
Rp37.989.000
Mesin
Rp167.890.000
Rp175.626.000
Akumulasi Depresiasi
(Rp23.456.000)
(Rp25.666.000)
Bangunan
Rp189.567.000
Rp207.777.000
Akumulasi Depresiasi
(Rp32.456.000)
(Rp42.111.000)
Rp87.765.000
Rp92.792.000
Rp594.661.000
Rp645.800.000
Hutang dagang
Rp52.345.000
Rp46.797.000
Hutang Wesel
Rp50.274.000
Rp57.882.000
Obligasi
Rp143.777.000
Rp151.222.000
Hipotik
Rp156.898.000
Rp141.234.000
Modal saham
Rp63.424.000
Rp98.767.000
Laba ditahan
Rp127.943.000
Rp149.898.000
Total Hutang dan Modal
Rp594.661.000
Rp645.800.000
Tanah Total Aktiva Hutang dan Modal
Diketahui laba operasi yang diperoleh adalah sebesar Rp245.678.000. Berapakah cash devidennya! Buatlah Laporan sumber dan penggunaan dana dalam artian kas dan modal kerja berikut analisisnya! A. Rp 61.428.000 ,Rp 315.451.000 ,Rp 29.971.000 Dan Rp 300.331.000. B. Rp 91.468.000 ,Rp 315.551.000 ,Rp 29.971.000 Dan Rp 300.331.000 C. Rp 91.428.000 ,Rp 315.151.000 ,Rp 29.971.000 Dan Rp 300.331.000 D. Rp 91.468.000 ,Rp 315.151.000 ,Rp 29.971.008 Dan Rp 300.331.000 40
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 4. Perusahaan PT. MEDIAFIRE mempunyai data laporan keuangan sebagai berikut PT. MEDIAFIRE Laporan Perubahan Neraca 31/12/2007 – 31/12/2008 Keterangan
31/12/2007
31/12/2008
Aktiva Kas
Rp
42.000.500
Rp
67.650.000
Efek
Rp
38.750.000
Rp
30.743.000
Piutang dagang
Rp
61.111.000
Rp
196.000.000
Persediaan
Rp
50.000.000
Rp
74.020.000
Mesin
Rp
112.000.000
Rp
95.700.000
Akumulasi depresiasi
Rp
( 28.543.000 )
Rp
( 31.543.000 )
Bangunan
Rp
356.230.000
Rp
410.525.000
Akumulasi depresiasi
Rp
( 66.600.000 )
Rp
( 76.200.000 )
Tanah
Rp
543.900.000
Rp
600.320.000
Total Aktiva
Rp
1.108.848.500
Rp
1.367.215.000
Hutang dagang
Rp
643.870.000
Rp
510.566.000
Hutang wesel
Rp
260.000.500
Rp
243.600.000
Hipotik
Rp
77.000.000
Rp
182.200.000
Modal saham
Rp
48.545.000
Rp
186.550.500
Laba ditahan
Rp
79.433.000
Rp
244.298.500
Total hutang dan modal
Rp
1.108.848.500
Rp
1.367.215.000
Hutang dagang
Diketahui EBT yang diperoleh adalah sebesar Rp 274.420.000. Dengan pajak 20%, berapakah Laba Operasi dan Cash Devidennya? Buatlah laporan sumber dan penggunaan dana dalam artian kas dan modal kerja berikut analisisnya! A. Rp 454.978.000 ,Rp 499.648.500 ,Rp 326.286.000 Dan Rp 491.641.500 B. Rp 544.978.000 ,Rp 499.648.500 ,Rp 326.256.000 Dan Rp 491.641.555 C. Rp 444.976.000 ,Rp 479.648.500 ,Rp 326.256.000 Dan Rp 491.641.500 D. Rp 444.978.000 ,Rp 499.648.500 ,Rp 326.256.000 Dan Rp 491.641.500
41
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 5. POLARIS CORPORATION mempunyai data laporan keuangan sebagai berikut : Polaris Corporation Laporan Perubahan Neraca 2008 – 2009 Keterangan
2008
2009
Aktiva Kas
Rp
1.870.000
Rp
2.870.300
Efek
Rp
4.120.300
Rp
2.650.000
Piutang dagang
Rp
3.500.000
Rp
4.520.300
Persediaan
Rp
3.900.300
Rp
5.600.000
Sewa dibayar dimuka
Rp
2.860.000
Rp
2.570.300
Mesin
Rp
11.020.000
Rp
14.250.300
Akumulasi depresiasi
Rp
(4.750.000)
Rp
(5.750.000)
Bangunan
Rp
13.720.000
Rp
13.870.300
Akumulasi depresiasi
Rp
(5.860.000)
Rp
(6.000.000)
Tanah
Rp
9.750.000
Rp 13.250.000
Total aktiva
Rp 40.130.600
Rp 47.831.500
Hutang dagang
Rp
3.603.000
Rp
6.110.900
Hutang wesel
Rp
3.907.300
Rp
3.490.000
Hipotik
Rp 13.930.300
Rp
13.470.000
Obligasi
Rp
2.990.000
Rp
4.650.300
Modal saham
Rp
6.950.000
Rp
10.560.000
Laba ditahan
Rp
8.750.000
Rp 9.550.300
Total hutang dan modal
Rp 40.130.600
Hutang dan modal
Rp 47.831.500
Jumlah deviden yang dibagikan adalah sebesar Rp 15.650.000. Diketahui laba operasi yang diperoleh adalah sebesar RP 16.450.300. Buatlah Laporan Sumber dan Penggunaan Dana dalam artian kas dan modal kerja berikut analisisnya! A. Rp 11.468.500 ,Rp 27.128.500 ,Rp 130.300 dan Rp 22.990.900. B. Rp 11.478.500 ,Rp 27.128.500 ,Rp 130.300 dan Rp 22.990.900 C. Rp 11.478.500 ,Rp 27.178.500 ,Rp 130.300 dan Rp 22.900.900 D. Rp 11.578.500 ,Rp 27.128.500 ,Rp 130.300 dan Rp 22.990.900 42
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
BAB IV ANALISIS FINANCIAL LEVERAGE Deskripsi Modul Analisis financial leverage digunakan untuk menghitung penggunaan dana yang diperoleh dari utang atau dengan mengeluarkan saham preferen, biaya tetap yang ditimbulkan dari penggunaan dana tersebut adalah bunga atau deviden. Bunga dan deviden saham preferen merupakan biaya tetap finansial yang harus dibayar tanpa mempedulikan tingkat laba perusahaan. Pada pembiayaan dengan utang, suku bunga yang digunakan adalah suku bunga tetap. Utang yang digunakan pada umumnya merupakan utang jangka panjang atau berupa obligasi.
Tujuan Modul Setelah menyelesaikan praktikum pada modul ini, praktikan akan memahami : 1. Pengertian financial leverage 2. Perhitungan dalam menganalisis leverage dengan menggunakan alat analisis indifference point.
Penjelasan Materi 4.1.
Pengertian Financial Leverage Suatu perusahaan dikatakan menggunakan “Financial Leverage” jika ia menggunakan sebagian dari aktivanya dengan sekuritas pembayaran bunga, misalnya hutang pada bank, menerbitkan obligasi atau saham preferen. Perubahan EBIT (Earning Before Interest and Tax) akan mengakibatkan perubahan EPS (Earning per Share). Financial Leverage digunakan untuk mengukur tingkat kepekaan antara EPS terhadap perubahan EBIT perusahaan. Pada operating leverage, penggunaan aktiva dengan biaya tetap adalah untuk mengetahui kepekaan EBIT terhadap perubahan penjualan perusahaan. Semakin besar perubahan EBIT perusahaan, maka akan berpengaruh pada fluktuasi EPS. Maka
43
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 perusahaan
menganalisa
berbagai
alternative
yang
dapat
dilaksanakan
untuk
memperbesar pendapatan bagi pemilik modal. Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan. Saham biasa adalah saham yang pembayarannya tidak pasti, dimana jumlah dan devidennya tidak tetap, dan pemilik saham biasa memiliki hak suara dalam RUPS. Saham preferen adalah saham yang pembayarannya dilakukan terlebih dahulu dalam pembagian deviden, jumlahnya tetap dan telah dinyatakan sebelumnya. Namun pemilik saham preferen tidak memiliki hak suara dalam RUPS. Untuk dapat menentukan income effect dari berbagai pertimbangan (alternative) perlu diketahui tingkat EBIT yang dapat menghasilkan EPS yang sama besar. Tingkat EBIT yang menghasilkan EPS yang sama besarnya pada berbagai perimbangan pembelanjaan (financial mix) dinamakan Indifference Point atau Break Event Point dalam financial leverage.
4.2.
Indifference Point antara hutang dengan saham biasa Untuk dapat mengetahui perimbangan pembelanjaan yang mana yang mempunyai income effect yang terbesar terhadap EPS pada setiap tingkat EBIT, maka kita harus menetukan indifference point terlebih dahulu. Analisa indifference point ini sering pula disebut dengan “analisa EBIT – EPS”. Saham Biasa versus Obligasi : x(1-t)
=
S1
(x–c)(1–t) S2
Keterangan : X
= EBIT pada indifference point
C
= jumlah bunga obligasi
T
= tingkat pajak perseroan
S1
= jumlah lembar saham biasa yang beredar jika hanya menjual saham biasa
S2
= jumlah lembar saham biasa yang beredar jika menjual saham biasa dan obligasi secara bersama-sama
44
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 Apabila perusahaan sebelumnya sudah mempunyai obligasi dan akan mengeluarkan obligasi baru, maka rumus perhitungan indifference point diatas diadakan penyesuaian menjadi : ( x - c1 ) ( 1 – t )
=
( x - c2 ) ( 1 – t )
S1
S2
Keterangan : X
= EBIT pada tingkat indifference point
C1
= jumlah bunga dlm rupiah yang dibayarkan dari jumlah pinjaman yang telah ada maupun yang baru
C2
= jumlah bunga dalam rupiah yang dibayarkan baik untuk pinjaman yang telah ada maupun yang baru
S1
= jumlah lembar saham biasa yang bereda kalau tambahan dana dipenuhi dengan hanya menjual saham baru
S2
= jumlah lembar saham biasa yang beredar jika tambahan dana dipenuhi dengan hanya mengeluarkan obligasi baru bersama-sama dengan pengeluaran saham baru.
4.3.
Indifference Point antara saham preferen dengan saham biasa Dalam perhitungan saham preferen perlu diadakannya penyesuaian atau adjustment. Penyesuaian perlu diadakan karena bunga utang merupakan “tax deductible expense” yang berarti mengurangi pendapatan yang dikenakan pajak (taxable income). Sedangkan deviden saham preferen bukan merupakan “tax deductible expense”. Dalam perhitungannya bunga dikurangi dari EBIT, sedangkan deviden saham preferen diambil dari EAT, deviden saham biasa tingkat bunga dihitung atas dasar sebelum pajak (before tax basis). Sedangkan deviden saham preferen atas dasar sesudah pajak (after tax basis).
4.4.
Contoh Soal Perusahaan Shelly memiliki 4.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp.4000/lembar dan 5% obligasi sebesar Rp. 10,000,000 . Perusahaan merencanakan untuk mengadakan perluasan usaha. Di perlukan dana sebesar Rp. 16,000,000 . Adapun tambahan dana tersebut dapat diperoleh dengan tiga cara sebagai berikut : 45
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 a. Seluruhnya diperoleh dari saham biasa dengan nilai nominal Rp.4000/lembar b. Seluruhnya diperoleh dari obligasi dengan bunga 10% c. 70% di peroleh dari saham biasa dengan nilai nominal Rp.4000/lembar dan 30% dari obligasi dengan bunga 10% EBIT dan pajak masing-masing sebesar Rp. 8,000,000 dan 50%. Penyelesaian : *
*
Jumlah lembar saham biasa baru : Alternatif A
= 4.000 lembar + (Rp16.000.000 : Rp 4.000/lembar) = 8.000 lembar
Alternatif B
= 4.000 lembar + 0
Alternatif C
= 4.000 lbr + (70% (Rp 16.000.000 : Rp 4.000/lbr)) = 6.800 lembar
= 4.000 lembar
Nilai Bunga Obligasi baru : Alternatif A
= (5% * Rp 10.000.000) + 0
= 500.000
Alternatif B
= (5% * Rp 10.000.000) + (10% * Rp 16.000.000)
=2.100.000
Alternatif C
= (5% * Rp 10.000.000) + (30% (10% * Rp 16.000.000))
= 980.000
Keterangan EBIT
Alternatif A
Alternatif B
Alternatif C
8.000.000
8.000.000
8.000.000
500.000
2.100.000
980.000
EBT
7.500.000
5.900.000
7.020.000
Pajak Penghasilan
3.750.000
2.950.000
3.510.000
EAT
3.750.000
2.950.000
3.510.000
EPS
468.75
737.5
516.18
Bunga Obligasi
Dari tabel diatas, maka pada tingkat EBIT Rp 8.000.000 alternatif yang mempunyai efek pendapatan terbesar terhadap EPS adalah Alternatif B dimana EPS-nya sebesar Rp 737.5 (X - C1)
=
S1 X - 500.000 8.000 46
(X - C2) S2
=
X – 2.100.000 4.000
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 4.000X – 2.000.000.000
= 8.000X – 16.800.000.000
16.800.000.000 – 2.000.000.000
= 8.000X – 4.000X
14.800.000.000
= 4.000X X
= 14.800.000.000
= Rp 3.700.000
4.000 Pembuktian : (EBIT pada Indifference Point adalah Rp 3.700.000) Keterangan EBIT
Alternatif A
Alternatif B
Alternatif C
3.700.000
3.700.000
3.700.000
500.000
2.100.000
980.000
EBT
3.200.000
1.600.000
2.720.000
Pajak Penghasilan
1.600.000
800.000
1.360.000
EAT
1.600.000
800.000
1.360.000
EPS
200
200
200
Bunga Obligasi
4.5.
Software 1. Buka software “Smart Method Management”, masukkan nama praktikan lalu klik OK.
47
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 2. Pilih menu Analisis Leverage.
3. Masukan data yang tertera pada soal, kemudian klik „hitung‟.
4. Untuk pembuktian, silahkan klik „pembuktian‟, maka akan muncul hasilnya seperti berikut.
48
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 4.6
Soal Praktikum 1. Perusahaan SEIRIN adalah sebuah perusahaan yang memproduksi sport energy drink, memiliki 2.310 lembar saham biasa dengan nominal Rp 1.880 per lembar. Perusahaan SEIRIN memiliki obligasi 5% sebesar Rp 5.626.800. Perusahaan tersebut merencanakan untuk melakukan perluasan usaha dengan perkiraan dana yang yang diperlukan sebesar Rp 15.682.600. Adapun tambahan dana tersebut dapat diperoleh dengan tiga cara sebagai berikut: a. Seluruhnya diperoleh dari saham biasa dengan nilai nominal Rp 1.880/lembar b. Seluruhnya diperoleh dari obligasi dengan bunga 20% c. 17% diproleh dari saham biasa dengan nilai nominal Rp 1.880/lembar dan sisanya obligasi dengan bunga 20% EBIT yang diperoleh perusahaan SEIRIN adalah Rp 6.297.400 dengan pajak 25%. a. b.
(934.92; 423.59; 282);686.58 (423.59; 934.92; 686.58);282
c.
(432,95; 493.92; 866.85);288
d
(934.92; 282;
243,95);686.85
2. PT SAKURAGI adalah sebuah perusahaan pengekspor batubara.yang memiliki Earning Before Interest and Tax sebesar Rp 9.192.700 dan pajak 15%. PT SAKURAGI memiliki 3.260 saham biasa dengan nominal Rp 1.700 per lembar dan obligasi 12% sebesar Rp 7.493.400. PT SAKURAGI berencana untuk melakukan perluasan usaha dengan perkiraan dana yang diperlukan sebesar Rp 9.359.000. Adapun tambahan dana tersebut dapat diperoleh dengan 3 cara sebagai berikut: a. Seluruhnya dari saham biasa dengan nilai nominal Rp 1.700/lembar b. Seluruhnya dari obligasi dengan bunga 16% c. 46% diperoleh dari saham biasa dengan nilai nominal Rp 1.700/lembar dan sisanya dari obligasi dengan bunga 16% Jawabannya adalah … A. (804.27; 1771.98; 1098.44); 231 B. (1771.98; 804.27; 231.2); 1098.44 C. (480,27; 7171,89; 1098.44); 233,1 D. (840,72; 1771,89;213,2); 1098.44 49
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 3. Perusahaan BOAT memiliki 12.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 4.500/lembar dan 10% obligasi sebesar Rp 8.000.000. Perusahaan merencanakan untuk mengadakan perluasan usaha. Untuk itu diperlukan dana sebesar Rp 22.500.000. Adapun tambahan dana tersebut dapat diperoleh dengan tiga cara sebagai berikut : a. seluruhnya diperoleh dari saham biasa dengan nilai nominal Rp 4.500 / lembar b. seluruhnya diperoleh dari obligasi dengan bunga 20% c. 30% diperoleh dari saham biasa dengan nilai nominal Rp 4.500 / lembar dan 70% dari obligasi dengan bunga 20% Perusahaan memperoleh EBIT dan pajak masing-masing sebesar Rp 25.000.000 dan 40%. Jawabannya adalah … A. (845,21; 985; 935,65); 540 B. (935,56; 540; 854,12); 985 C. (484,12; 958; 539,56); 540 D. (854,12; 985; 935,56); 540
4. Perusahaan TWEETY memiliki 9.500 saham biasa dengan nilai nominal Rp 6.650/ lembar dan 6% obligasi sebesar Rp 16.000.000. Perusahaan merencanakan untuk mengadakan perluasan usaha. Untuk itu diperlukan dana sebesar Rp 31.587.500. Adapun tambahan dana tersebut dapat diperoleh dngan tiga cara sebagai berikut : a. seluruhnya diperoleh dari saham biasa dengan nilai nominal Rp 6.650/ lembar b. seluruhnya diperoleh dari obligasi dengan bunga 20% c. 42% diperoleh dari saham biasa dengan nilai nominal Rp 6.650 / lembar dan sisanya dari obligasi dengan bunga 20% Perusahaan memperoleh EBIT dan pajak masing-masing sebesar Rp 19.000.000 dan 52%. Jawabannya adalah … A. (607,67; 592,3;600,3); 638,4 B. (607,67; 638,4;592,3); 607,67 C. (670,76; 952,3;006,3); 638,4 D. (706,76; 592,3;638,4); 600,3
50
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 5. Perusahaan SUKASUKA memiliki 7500 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 2.500/lembar dan 3% obligasi sebesar Rp 14.000.000. Perusahaan merencanakan untuk mengadakan perluasan usaha. Untuk itu diperlukan dana sebesar Rp 21.500.000. Adapun tambahan dana tersebut dapat diperoleh dngan tiga cara sebagai berikut : a. seluruhnya diperoleh dari saham biasa dengan nilai nominal Rp 2.500 / lembar b. seluruhnya diperoleh dari obligasi dengan bunga 20% c. 65% diperoleh dari saham biasa dengan nilai nominal Rp 2.500 / lembar dan 35 % dari obligasi dengan bunga 20% Perusahaan memperoleh EBIT dan pajak masing-masing sebesar Rp 8.000.000 dan 50%. Jawabannya adalah … A. (706,76; 592,3; 638,4); 600,3 B. (250; 218,67; 235,40); 232,05 C. (235,40; 218,67; 232,05); 250 D. (854,12; 985; 935,56); 540
51
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
BAB V INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP Deskripsi Modul Investasi aktiva tetap adalah suatu proses yang lebih mengarah pada sebuah penganggaran modal. Penganggaran modal sangat dibutuhkan terutama dalam menjalankan suatu proyek dimana nantinya akan dapat diketahui apakah proyek tersebut menguntungkan atau tidak. Didalam memulai suatu proyek investasi biasanya para investor akan memerlukan suatu perhitungan agar dapat menilai apakah suatu proyek investasi itu layak dilakukan atau tidak. Karena tujuan dalam berinvetasi adalah untuk mendapatkan keuntungan maksimal, Untuk itu kita memerlukan suatu cara penilaian invetasi khususnya disini membahas invetasi dalam aktiva tetap dimana tujuannya agar memudahkan para investor untuk mengambil keputusan yang biasanya dapat dilihat dari metode – metode untuk menseleksi suatu usulan investasi. Sehingga akan memudahkan para calon investor untuk memperhitungkan seberapa cepat pengembalian dana, berapakah presentase keuntungan, hingga dapat mengetahui seberapa besarkah kerugian yang akan didapat dimasa yang akan datang.
Tujuan Modul Setelah menyelesaikan praktikum pada modul ini, praktikan akan memahami: 1.
Bagaimana cara menilai suatu kelayakan investasi dalam aktiva tetap sehingga dapat menjadikan bahan acuan dalam mengambil keputusan dalam berinvetasi.
2.
Mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam pengembalian modal invetasi.
Penjelasan Materi 5.1
Pendahuluan Investasi dalam aktiva tetap diartikan sebagai proses yang mengacu pada sebuah penganggaran modal. Proses pengambilan keputusan sebelum melakukan tindakan dalam suatu perusahaan harus didasari oleh keputusan yang matang, proses pengambilan
52
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 keputusan berkenaan dengan investasi dalam aktiva tetap, yang memerlukan proposal diterima atau ditolak hal ini mengacu pada penggaran modal. Dalam memutuskan suatu proyek dapat kita terima atau kita tolak, pada arus kas bebas memiliki manfaat yang besar pengaruhnya bagi kelangsungan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus menentukan seberapa besar pengaruh arus kas yang dihasilkan oleh suatu proyek dan berfungsi pada suatu penentuan apakah proyek dapat diterima? Dalam hal tersebut perusahaan harus menguji apakah yang terkait dengan arus kas dan bagaimana cara untuk mengukurnya untuk mendapatkan suatu keputusan. Secara khusus investasi melibatkan pengeluaran kas yang besar dan mengikat perusahaan pada tindakan tertentu pada periode yang relative lama, jika suatu keputusan penganggaran modal dilakukan tidak teliti maka akan cenderung menimbulkan biaya yang mahal. Sebagian metode ini mengambil perhitungan nilai waktu uang, hanya satu metode saja yang tidak digunakan di dunia nyata, Dalam hal ini perusahaan lebih sering memakai metode NPV yang membandingkan nilai sekarang dari arus kas masuk dan arus kas keluar.
5.2
Beberapa Pengertian 1. Operating Expenditure Pengeluaran dana, dimana jangka waktu kembalinya kurang dari 1 tahun. 2. Capital Expenditure Pengeluaran dana, dimana jangka waktu kembalinya melebihi 1 tahun. 3. Capital Budgeting Proses evaluasi dan seleksi investasi jangka panjang dengan memperhatikan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.
5.3
Tahap-tahap dalam capital budgeting :
Menyusun daftar usulan investasi
Menilai dan menyeleksi investasi-investasi yang diusulkan berdasarkan kriteria seleksi yang telah ditentukan.
53
Memilih investasi diantara alternatif-alternatif yang diusulkan.
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 5.4
Manfaat Capital Budgeting : Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari 1 tahun. Agar tidak terjadi over investment atau under investment. Dapat lebih terencana, teliti, karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
5.4
Metode-metode untuk menseleksi usulan investasi : Payback Periode : Lamanya waktu yang diperlukan agar dapat menutup kembali seluruh pengeluaran investasi dengan menngunakan arus kas. Net Present Value : Selisih antara nilai sekarang arus kas masuk yang akan diterima diwaktu yang akan datang dengan arus kas keluar Profitability Index : Membagi antara nilai sekarang arus kas masuk yang akan diterima diwaktu yang akan datang dengan arus kas keluar. Internal Rate Of Return (IRR) : Tingkat discount rate yang menjadi nilai sekarang arus kas masuk sama dengan arus kas keluar. Accounting Rate Of Return (ARR): Membagi antara earning after tax dengan total investasi yan dikeluarkan.
5.5
Rumus-rumus yang digunakan : 1. Depresiasi
= HP - NS UE
2. Cash Inflow (Proceed) 3. Discount Factor (DF)
= EAT + Depresiasi =
[
1 (1+r)1
]
+
[
1
]
(1+r)2
4. Payback Periode * Jika proceed yang dihasilkan tiap tahun sama, rumusnya : 54
Laboratorium Manajemen Menengah
+
…
+
[
1 (1+r)n
]
Manajemen Keuangan 2 Payback periode
= Jumlah Investasi × 1 tahun Proceed
Jika payback period > umur ekonomis, Investasi ditolak Jika payback period < umur ekonomis, Investasi diterima
*
Jika proceed yang dihasilkan tiap tahun berbeda, maka rumusnya : HP
= xxx
NS
= xxx -
Investasi
= xxx
Proceed th 1
= xxx -
Sisa Investasi
= xxx
Proceed th 2
= xxx -
Sisa Investasi
= xxx
Dan seterusnya sampai investasi tidak dapat dikurangi dengan proceed tahun selanjutnya, lalu : Sisa Investasi
× 12 bulan
Proceed Th.Selanjutnya 5. Net Present Value (NPV)
= PV.Proceed - PV.Outlays
PV.Proceed
= Proceed × DF
PV.Outlays
= Harga perolehan ( harga beli )
Jika NPV (+), Investasi diterima Jika NPV (- ), Investasi ditolak 6. Profitability Index
= PV.Proceed PV.Outlays
Jika PI > 1, Investasi diterima Jika PI < 1, Investasi ditolak 7. Accounting Rate Of Return =
Jumlah EAT × 100% Investasi
Jika ARR > 100%, Investasi diterima Jika ARR < 100%, Investasi ditolak 8. Internal Rate Of Return = P1 – C1 [ P2 – P1 ] C1 – C2 55
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 P1
= Tingkat bunga ke-1 ;
C1
= NPV ke-1
P2
= Tingkat bunga ke-2
C2
= NPV ke-2
;
Jika IRR > Tingkat bunga, Investasi diterima Jika IRR < Tingkat bunga, Investasi ditolak
5.6
CONTOH SOAL POPY Corporation akan melakukan investasi melalui pembelian mesin seharga Rp. 150.000.000. Mesin tersebut mempunyai umur ekonomis 5 tahun dan nilai residu sebesar Rp. 30.000.000. Perusahaan juga membayar bunga 15%. Adapun pendapatan setelah bunga dan pajak sebagai berikut : Tahun 1 : 8.000.000 Tahun 2 : 9.300.000 Tahun 3 : 10.000.000 Tahun 4 : 11.500.000 Tahun 5 : 10.700.000 Apakah investasi yang dilakukan POPY Corporation akan dapat diterima atau ditolak berdasarkan metode Payback Periode, PI, ARR, dan NPV? Jawab : Depresiasi
= 150.000.000 – 30.000.000 5 = Rp 24.000.000
Tahun
EAT
Depresiasi
Proceed
DF
1
8.000.000
24.000.000
32.000.000
0,869
27.808.000
2
9.300.000
24.000.000
33.300.000
0,756
25.174.800
3
10.000.000
24.000.000
34.000.000
0,657
22.338.000
4
11.500.000
24.000.000
35.500.000
0,571
20.270.500
5
10.700.000
24.000.000
34.700.000
0,497
17.245.900
30.000.000
0,497
14.910.000
49.500.000 56
PV. Proceed
Laboratorium Manajemen Menengah
127.747.200
Manajemen Keuangan 2 Payback Periode : HP
= 150.000.000
Residu
= 30.000.000 120.000.000
Proceed 1 = 32.000.000 88.000.000 Proceed 2 = 33.300.000 54.700.000 Proceed 3 = 34.000.000 20.700.000 20.700.000 × 12 = 6.99 35.500.000 0.99 × 30 hari
= 29 hari
Jadi, lamanya pengembalian modal yang diterima oleh investor yaitu 3 tahun 6 bulan 29 hari.
PI
= PV. Proceed PV. Outlays = 127.747.200 150.000.000 = 0.851 < 1 (ditolak)
ARR
=
EAT
X 100%
PV. Outlays = 49.500.000 X 100% 150.000.000 = 33% < 100% (ditolak)
NPV
= PV. Proceed – PV. Outlays = 127.747.200 – 150.000.000 = - 22.252.800 (ditolak)
57
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 5.7
SOFTWARE 1. Buka software “Smart Method Management”, masukkan nama praktikan lalu klik OK.
2. Pilih menu Investasi Dalam Aktiva Tetap.
3. Klik „hitung‟, kemudian masukan data yang tertera pada soal.
58
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
5.8
SOAL PRAKTIKUM
1. CV. SQUID akan melakukan investasi melalui pembelian sebuah mesin seharga Rp. 85.220.000 dan mempunyai nilai residu Rp 30.100.000. Mesin tersebut mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Perusahaan juga membayar bunga 15% dengan tingkat pendapatan bersih sebagai berikut : Tahun 1 : Rp. 12.555.100 Tahun 2 : Rp. 10.654.000 Tahun 3 : Rp. 9.120.250 Tahun 4 : Rp. 11.050.000 Tahun 5 : Rp. 10.600.500 Apakah investasi yang dilakukan CV. SQUID akan dapat diterima atau ditolak berdasarkan metode Payback Periode, PI, ARR, dan NPV? A. PP= 2 Tahun, 5 Bulan, 26 Hari, PI= 1.037 (Diterima), ARR= 63.34% (Ditolak), NPV= 3.204.908,65 (Diterima) B. PP= 3 Tahun, 2 Bulan, 10 Hari, PI= 0.929 (Ditolak), ARR= 19,91% (Ditolak), NPV= - 2.223.425,88 (Ditolak) C. PP= 2 Tahun, 2 Bulan, 29 Hari, PI= 1.223 (Diterima), ARR= 42,29% (Ditolak), NPV= 32.104.682 (Diterima) 59 L a b o r a t o r i u m M a n a j e m e n M e n e n g a h
Manajemen Keuangan 2 D. PP= 3 Tahun, 5 Bulan, 5 hari, PI= 0.435 (Ditolak), ARR= 52.55% (Ditolak), NPV= -5 4.222.645,90
2. Perusahaan CROWN akan melakukan investasi melalui pembelian gudang seharga Rp 325.870.550. Gudang tersebut mempunyai umur ekonomis 4 tahun. Perusahaan juga membayar bunga sebesar 8% dengan tingkat pajak 10% dan EBT sebagai berikut : Tahun 1 : Rp 45.200.000 Tahun 2 : Rp 62.100.000 Tahun 3 : Rp 78.880.000 Tahun 4 : Rp 59.250.000 Apakah investasi yang dilakukan Perusahaan CROWN akan dapat diterima atau ditolak berdasarkan metode Payback Periode, PI, ARR, dan NPV? A. PP= 3 Tahun, 9 Bulan, 6 Hari, PI= 1.502 (Diterima), ARR= 95.34% (Ditolak), NPV= 2.315.849,09 (Diterima) B. PP= 3 Tahun, 5 Bulan, 10 Hari, PI= 0.573 (Ditolak), ARR= 27,31% (Ditolak), NPV= - 88.904.805,66 (Ditolak) C. PP= 2 Tahun, 5 Bulan, 6 Hari, PI= 1.384 (Diterima), ARR= 67.78% (Ditolak), NPV= 125.404.591,1 (Diterima) D. PP= 3 Tahun, 8 Bulan, 25 hari, PI= 0.726 (Ditolak), ARR= 74.22% (Ditolak), NPV= 34.534.725
3. PT. MANGA akan melakukan investasi melalui pembelian sebuah gudang seharga Rp. 80.000.000. Gudang tersebut mempunyai umur ekonomis 4 tahun dan nilai residu Rp. 25.000.000. Perusahaan juga membayar bunga 20% dengan tingkat pendapatan bersih sebagai berikut : Tahun 1 : Rp. 2.500.000 Tahun 2 : Rp. 3.500.000 Tahun 3 : Rp. 4.500.000 Tahun 4 : Rp. 5.000.000 Apakah investasi yang dilakukan PT. MANGA akan dapat diterima atau ditolak berdasarkan metode Payback Periode, PI, ARR, dan NPV? A. PP= 2 Tahun, 3 Bulan, 2 Hari, PI= 0.814 (Ditolak), ARR= 29.12% (Ditolak), NPV= 32.888.000 (Diterima) 60
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 B. PP= 3 Tahun, 3 Bulan, 3 Hari, PI= 1.714 (Diterima), ARR= 18.33% (Ditolak), NPV= 28.328.000 (Diterima) C. PP= 3 Tahun, 2 Bulan, 3 Hari, PI= 0.747 (Ditolak), ARR= 19.83% (Ditolak), NPV= 22.383.000 (Ditolak) D. PP= 3 Tahun, 2 Bulan, 2 hari, PI= 0.714 (Ditolak), ARR= 19.38% (Ditolak), NPV= 22.838.000 (Ditolak)
4. Perusahaan SUKASUKA akan melakukan investasi dikantornya melalui pembelian sebuah Truk seharga Rp. 130.000.000, mesin tersebut mempunyai umur ekonomis 4 tahun. Perusahaan juga membayar bunga 10%. Adapun pendapatan setelah bunga dan pajak sebagai berikut : Tahun 1 : 11.234.600 Tahun 2 : 9.987.400 Tahun 3 : 10.367.300 Tahun 4 : 11.478.700 Apakah investasi yang dilakukan Perusahaan SUKASUKA akan dapat diterima atau ditolak berdasarkan metode Payback Periode, PI, ARR, dan NPV? A. PP= 2 Tahun, 7 Bulan, 16 Hari, PI= 1.037 (Diterima), ARR= 43.34% (Ditolak), NPV= 2.204.908,65 (Diterima) B. PP= 3 Tahun, 7 Hari, PI= 1.054 (Diterima), ARR= 33.12% (Ditolak), NPV= 7.080.138,2 (Diterima) C. PP= 2 Tahun, 10 Hari, PI= 2.123 (Diterima), ARR= 73,50% (Ditolak), NPV= 1.104.682,9 (Diterima) D. PP= 3 Tahun, 2 Bulan, 20 hari, PI= 0.425 (Ditolak), ARR= 62.55% (Ditolak), NPV= 6.222.645
5. PT. WEST akan melakukan investasi melalui pembelian sebuah kendaraan seharga Rp. 100.000.000. Kendaraan tersebut mempunyai umur ekonomis 5 tahun dan nilai residu 45.678.100. Perusahaan juga membayar bunga 15% dengan tingkat pendapatan bersih sebagai berikut : Tahun 1 : Rp. 11.222.111 Tahun 2 : Rp. 12.232.101 Tahun 3 : Rp. 13.345.199 61
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 Tahun 4 : Rp. 14.999.888 Tahun 5 : Rp. 15.678.456 Apakah investasi yang dilakukan PT. WEST akan dapat diterima atau ditolak berdasarkan metode Payback Periode, PI, ARR, dan NPV? A. PP= 2 Tahun, 4 Bulan, 15 Hari, PI= 1.032 (Diterima), ARR= 67.47% (Ditolak), NPV= 3.222.095,9 (Diterima) B. PP= 3 Tahun, 3 Bulan, 8 Hari, PI= 0.811 (Ditolak), ARR= 70,91% (Ditolak), NPV= 3.201.902,8 (Ditolak) C. PP= 2 Tahun, 2 Bulan, 2 Hari, PI= 1.029 (Diterima), ARR= 30.90% (Ditolak), NPV= 3.121.020,3 (Diterima) D. PP= 3 Tahun, 15 hari, PI= 0.901 (Ditolak), ARR= 40.92% (Ditolak), NPV= 2.010.394
62
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
BAB VI LEASING (SEWA GUNA USAHA) Deskripsi modul Untuk menjalankan suatu usaha maka kita memerlukan modal yang tidak sedikit. Apalagi kita juga membutuhkan barang-barang modal untuk menjalankan suatu usaha tersebut, agar kita dapat menjalankan suatu usaha dengan lancar maka kita membutuhkan suatu lembaga untuk memperoleh suatu dana usaha, lembaga ini dinamakan leasing. Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
Tujuan Modul Setelah menyelesaikan praktikum pada modul ini, praktikan akan memahami dan menentukan keputusan apa yang akan diambil untuk perolehan aktivanya . Apakah sebaiknya aktiva tersebut baik diperoleh dengan cara leasing, dibeli atau bahkan lebih baik ditolak .
Penjelasan Materi 6.1 Pengertian Leasing Kegiatan Sewa Guna Usaha atau yang lebih dikenal Leasing adalah suatu penetapan yang memberikan kepada suatu perusahaan untuk menggunakan dan mengendalikan aktiva-aktiva tanpa menerima hak atas aktiva-aktiva tersebut. Aktiva tersebut merupakan barang modal.
63
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 Leasing juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi. Pengertian leasing juga secara umum dapat didefinisikan sebagai perjanjian antara lessor (perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah) dimana pihak lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu.
6.2 Jenis-jenis Leasing 1. Operating Lease Suatu operasi lease tidak menyatakan adanya kewajiban jangka panjang baik bagi lessor maupun lessee dan biasanya boleh dibatalkan oleh pemilik atau pengguna aktiva setelah pemberitahuan ketetapan umum (memiliki hak opsi) 2. Service Lease Lease jenis ini, lessor menyediakan baik pembiayaan maupun service atas aktivaaktiva selama periode lease. 3. Financial Lease Merupakan suatu lease jangka panjang atas aktiva-aktiva tetap yang tidak boleh dibatalkan oleh kedua belah pihak. Sebagai sumber dana, financial lease pada dasarnya adalah suatu jenis yang sama dari alternative pembelanjaan utang jangka panjang. Financial Lease terbagi 2 yaitu : Direct Finance Lease : Jika pihak lease pada waktu sebelumnya belum memiliki barang modal yang dijadikan obyek leasing tersebut. Sale and Lease Back : Pihak lease yang sebelumnya telah memiliki barang modal tertentu, menjual barang tersebut kepada lessor.
6.3 Pihak-pihak yang terlibat dalam Leasing 1. Lessor (pemilik aktiva) Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan para nasabahnya untuk memperoleh barang modal. 2. Lessee (pemakai aktiva)
64
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 Nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk memperoleh barang modal yang diinginkan. 3. Supplier Pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasingkan sesuai perjanjian antara lessor dengan lessee dan dalam hal ini supplier juga dapat bertindak sebagai lessor 4. Asuransi Merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian antara lessor dengan lessee.
6.4 Sumber Dana Leasing 1. Modal disetor 2. Laba Ditahan 3. Depresiasi 4. Lembaga Keuangan dan Perusahaan Leasing khusus menyediakan dana untuk leasing.
6.5 Manfaat Leasing 1. Menghemat modal 2. Sangat luwes 3. Sebagai sumber dana 4. Menguntungkan cash-flow 5. Menciptakan keuntungan dari pengaruh inflasi 6. Sarana kredit jangka menengah dan panjang 7. Dokumentasi sederhana
6.6 KEPUTUSAN MEMBELI ATAU LEASING Dari sudut pandang lessee, keputusan untuk membeli dengan dana dari hutang atau leasing suatu aktiva diambil setelah melakukan analisa sebagai berikut :
65
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
Hitung NPV
NPV > 0
NPV < 0
Hitung NAL
NAL > 0
LEASE
Hitung NAL
NAL < 0
NAL > 0
BELI
NPV + NAL > 0
LEASE
NAL < 0
NPV + NAL < 0
TOLAK
TOLAK
Keterangan : LANGKAH 1 Menghitung NPV (Net Present Value) aktiva. NPV dihitung dengan mempresent-valuekan seluruh arus kas masuk kemudian diselisihkan dengan present value arus kas keluar. Pada perhitungan NPV, kita gunakan biaya modal sebagai tingkat diskonto.
CIFt
n
NPV
=
t=1
Dimana : CIFt k COF n
66
- COF (1+k)
t
= Cash Inflow pada waktu t yang dihasilkan proyek = Biaya Modal = Initial Cash Outflow (diasumsikan terjadi sekarang) = Usia aktiva
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 LANGKAH 2 Menghitung NAL (Net Advantage to Leasing). NAL adalah penghematan biaya yang timbul karena kita memilih alternative leasing daripada membeli active tersebut.
NAL
n Ot (1-T) – Rt (1-T) – T.Dt = t=1 ( 1 + rb ) t
Vn (1-T) + COF ( 1 + rb )
n
Dimana : Ot
= Operating Cash Outflow pada waktu t yang terjadi hanya jika aktiva dibeli
(tidak
leasing). Biasanya terdiri dari Biaya Perawatan dan Asuransi yang pada kontrak lease akan dibayar oleh lessor. Rt
= Leasing payment tahunan pada waktu t
T
= Tingkat pajak pada penghasilan perusahaan
Dt
= Biaya depresiasi aktiva pada waktu t
Vn
= Nilai sisa setelah pajak (Salvage Value After Tax) pada waktu n
COF
= Harga pembelian aktiva, yang tidak dibayar lessee jika ia mengeluarkan leasing
Rb
= Biaya hutang setelah pajak
Rb = kd ( 1 - T )
kd = biaya hutang sebelum pajak
LANGKAH 3 Membuat keputusan. Dimana : Jika NPV > 0 dan NAL > 0, maka Aktiva dapat diperoleh melalui LEASING. Jika NPV > 0, namun NAL < 0, maka Aktiva dapat diperoleh dengan cara MEMBELI. Jika NPV < 0 dan NAL > 0, jangan dulu menolak aktiva tersebut sebab akan timbul : NPV + NAL > 0 , maka Aktiva dapat diterima tapi harus diperoleh dengan cara LEASING NPV + NAL < 0 , maka Aktiva atau proyek harus DITOLAK. Jika NPV < 0 dan NAL < 0, maka Aktiva atau proyek tersebut DITOLAK.
67
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 6.7 Contoh Soal : Sebuah mobil avanza terbaru ingin dibeli oleh PT. BUNDADARI MANAGEMENT untuk kebutuhan logistic di Bandung memiliki harga Rp. 120.000.000. Mobil tersebut didepresiasikan selama 4 tahun. Untuk pembayaran pajaknya tanpa nilai sisa menggunakan metode garis lurus. Perusahaan sedang mempertimbangkan pembeliannya apakah dengan cara membeli aktiva tersebut atau dengan leasing. Jika nilai sisa setelah pajak pada tahun ke-4 sebesar Rp. 15.000.000, mobil tersebut diperkirakan menghasilkan arus kas sesudah pajak Rp. 20.000.000 per tahun. Biaya pemeliharaan mobil tersebut Rp. 2.500.000 per tahun yang dibayar oleh lessor. Jika leasing payment tahunan sebesar Rp. 1.000.000 per tahun (ditentukan oleh lessor) dan biaya bunga yang dibayarkan perusahaan jika meminjam dari Bank sebesar 10%. Tentukan apa yang harus dipilih oleh perusahaan bila pajak penghasilan perusahaan adalah 50% dan biaya modal perusahaan 7%?
Jawaban : Langkah 1 NPV
= 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 - 120.000.000 (1 + 0,07)1
(1 + 0,07)2
(1 + 0,07)3
(1 + 0,07)4
= 18.691.588,8 + + 17.468.774,6 + 16.325.957,5 + 15.257.904,2 – 120.000.000 = 67.744.225,1 – 120.000.000 = - 52.255.774,8 < 0 Langkah 2 Ot ( 1 – T)
= 2.500.000 ( 1 – 0,5 )
= 1.250.000
Rt ( 1 – T)
= 1.000.000 ( 1 – 0,5 )
= 500.000
Dt (T)
= 30.000.000 ( 0,5 )
= 15.000.000
Vn ( 1 – T )
= 15.000.000 ( 1 – 0,5 )
= 7.500.000
Kd ( 1 – T )
= 0,1 ( 1 – 0,5 )
= 0,05
68
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 Ot ( 1 – T )
Tahun
-Rt ( 1 – T )
-Dt (T)
Jumlah
1
1.250.000
- 500.000
-15.000.000
-16.750.000
2
1.250.000
- 500.000
-15.000.000
-16.750.000
3
1.250.000
- 500.000
-15.000.000
-16.750.000
4
1.250.000
- 500.000
-15.000.000
-16.750.000
NAL = -16.750.000 - 16.750.000 - 16.750.000 - 16.750.000 - 7.500.000 + 120.000.000
= - 15.952.381 – 15.192.743,8 – 14.469.279,8 – 13.780.266,5 – 6.170.268 + 120.000.000 = - 53.224.403,1 + 120.000.000 = 63.299.936,7 > 0 Karena NPV < 0 dan NAL > 0 NPV + NAL = - 52.255.774,8 + 63.299.936,7 = 11.044.161,88 > 0 Kesimpulan : Karena NPV < 0 dan NAL > 0, dengan NPV + NAL > 0 maka Proyek mobil dapat diterima dan mesin diperoleh dengan cara leasing.
69
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 6.8 SOAL PRAKTIKUM 1. Jika sebuah bangunan yang ingin dibeli oleh PT. SNOW untuk pelebaran proyeknya berharga Rp. 9.250.000. Bangunan tersebut didepresiasikan 4 tahun untuk pembayaran pajaknya
tanpa
nilai
sisa
dengan
metode
garis
lurus.
Perusahaan
sedang
mempertimbangkan pembeliannya apakah dengan membeli atau dengan leasing. Jika nilai sisa setelah pajak pada tahun ke-4 sebesar Rp. 3.750.000, bangunan tersebut diperkirakan menghasilkan arus kas sesudah pajak Rp. 1.200.500 per tahun. Biaya pemeliharaan bangunan tersebut Rp. 2.100.000 per tahun yang dibayar oleh lessor. Jika leasing payment tahunan sebesar Rp. 3.870.000 per tahun (ditentukan oleh lessor) dan biaya bunga yang dibayarkan perusahaan jika meminjam dari Bank sebesar 6%. Tentukan apa yang harus dipilih oleh perusahaan bila pajak penghasilan perusahaan adalah 25% dan biaya modal perusahaan 15%? A. NPV = 7.274.555 > 0, NAL= 5.254.886 > 0, Maka aktiva diperoleh melalui leasing B. NPV = - 5.251.302 < 0, NAL= -7.902.818 < 0, Maka aktiva harus ditolak C. NPV = - 5.822.598,49 < 0, NAL= 55.067,59 > 0, Maka NPV + NAL = 5.767.530,9, Maka aktiva harus ditolak D. NPV = 5.822.598,49 < 0, NAL= - 55.067,59 > 0, Maka NPV+NAL= 5.767.530,9, Maka aktiva dapat diperoleh melalui leasing
2. Untuk kelancaran proyeknya PT. SUMMER membeli persediaan seharga Rp 53.000.000 dan sebuah bangunan seharga Rp. 122.000.000 untuk memperluas proyek. Aktiva tetap diasumsikan berdepresiasi 5 tahun untuk pembayaran pajaknya tanpa nilai sisa dengan metode garis lurus. Perusahaan sedang mempertimbangkan pembeliannya apakah dengan membeli aktiva atau dengan leasing. Jika nilai sisa setelah pajak pada tahun ke-5 sebesar Rp. 27.550.000, aktiva tetap tersebut diperkirakan menghasilkan arus kas sesudah pajak Rp. 42.500.000 per tahun. Biaya pemeliharaan sebesar Rp. 9.428.000 per tahun yang dibayar oleh lessor. Jika leasing payment tahunan sebesar Rp. 12.960.000 per tahun (ditentukan oleh lessor) dan biaya bunga yang dibayarkan perusahaan jika meminjam dari Bank sebesar 12%. Tentukan apa yang harus dipilih oleh perusahaan bila pajak penghasilan perusahaan adalah 50% dan biaya modal perusahaan 30%? 70
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 A. NPV= - 18.488.285,54 < 0, NAL= 52.876.646,04 > 0, Maka NPV + NAL= 34.388.360,5, maka investasi dapat diperoleh melalui leasing B. NPV= 15.902.803 > 0, NAL= 40.290.888 > 0, Maka aktiva diperoleh melalui LEASING C. NPV= - 10.314.998 < 0, NAL= 56.901.242 > 0, Maka NPV+NAL= 46.586.244 , Maka aktiva dapat diperoleh melalui leasing D. NPV= 15.302.504,6 < 0, NAL= - 53.525.575,5 > 0, Maka NPV+NAL=
-
38.223.070,9, Maka aktiva harus ditolak
3. Untuk kelancaran proyeknya PT. POPYKU membeli sebuah mesin untuk prose proyeknya seharga Rp 60.000.000 . Aktiva tetap diasumsikan berdepresiasi 4 tahun untuk pembayaran pajaknya tanpa nilai sisa dengan metode garis lurus. Perusahaan sedang mempertimbangkan pembeliannya apakah dengan membeli aktiva atau dengan leasing. Jika nilai sisa setelah pajak pada tahun ke-4 sebesar Rp. 15.000.000, aktiva tetap tersebut diperkirakan menghasilkan arus kas sesudah pajak Rp. 20.000.000 per tahun. Biaya pemeliharaan sebesar Rp. 7.000.000 per tahun yang dibayar oleh lessor. Jika leasing payment tahunan sebesar Rp. 8.000.000 per tahun (ditentukan oleh lessor) dan biaya bunga yang dibayarkan perusahaan jika meminjam dari Bank sebesar 10%. Tentukan apa yang harus dipilih oleh perusahaan bila pajak penghasilan perusahaan adalah 50% dan biaya modal perusahaan 20%? A. NPV= - 7.540.977,81 < 0, NAL= - 13.250.300,99 < 0, Maka aktiva harus ditolak B. NPV= 10.313.232,33 > 0, NAL= 22.255.444,80 > 0, Maka aktiva diperoleh melalui leasing C. NPV= - 7.479,832 < 0, NAL= 6.702.354 > 0, Maka NPV+NAL= -777.478 , Maka aktiva harus ditolak D. NPV= - 8.225.308,65 < 0, NAL= 25.462.127,44 > 0, Maka NPV+NAL= 17.236.818,79, Maka aktiva dapat diperoleh melalui leasing
4. Jika sebuah mesin yang ingin dibeli oleh PT. SUKASUKA untuk proses proyeknya berharga Rp. 22.500.000. mesin tersebut didepresiasikan 4 tahun untuk pembayaran pajaknya
tanpa
nilai
sisa
dengan
metode
garis
lurus.
Perusahaan
sedang
mempertimbangkan pembeliannya apakah dengan membeli atau dengan leasing, karena rate of return perusahaan hanya 25%. Jika nilai residu setelah pajak pada tahun ke-4 71
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 sebesar Rp. 1.000.000, mesin tersebut diperkirakan menghasilkan arus kas sesudah pajak Rp. 3.000.000 per tahun. Biaya pemeliharaan mesin tersebut Rp. 1.500.000 per tahun yang dibayar oleh lessor. Jika leasing payment tahunan sebesar Rp. 2.500.000 per tahun (ditentukan oleh lessor) dan biaya bunga yang dibayarkan perusahaan jika meminjam dari Bank sebesar 5%. Tentukan apa yang harus dipilih oleh perusahaan bila pajak penghasilan perusahaan adalah 50% dan biaya modal perusahaan 10%? A. NPV= - 13.330.800 < 0, NAL= - 12.398.733< 0, Maka aktiva harus ditolak B. NPV= 15.323.540 > 0, NAL= 13.290.421, > 0, Maka aktiva diperoleh melalui leasing C. NPV= - 12.990.403,68 < 0, NAL= 9.585.485,14 > 0, Maka NPV+NAL= 3.404.918,54 , Maka aktiva harus ditolak D. NPV= - 9.740.900 < 0, NAL= 14.235.525 > 0, Maka NPV+NAL= 4.494.625 , Maka aktiva dapat diperoleh melalui leasing
5. Jika sebuah bangunan yang ingin dibeli oleh PT. SIDIK untuk pelebaran proyeknya berharga Rp. 87.750.000. Bangunan tersebut didepresiasikan 5 tahun tanpa nilai sisa dengan metode garis lurus. Perusahaan sedang mempertimbangkan pembeliannya apakah dengan membeli atau dengan leasing. Jika nilai sisa setelah pajak pada tahun ke-5 sebesar Rp. 10.000.000, bangunan tersebut diperkirakan menghasilkan arus kas sesudah pajak Rp. 30.000.000 per tahun. Biaya pemeliharaan bangunan tersebut Rp. 25.000.000 per tahun yang dibayar oleh lessor. Jika leasing payment tahunan sebesar Rp. 33.000.000 per tahun (ditentukan oleh lessor) dan biaya bunga yang dibayarkan perusahaan jika meminjam dari Bank sebesar 20%. Tentukan keputusan apa yang harus dipilih oleh perusahaan bila pajak penghasilan perusahaan adalah 50% dan biaya modal perusahaan 15%? A. NPV= - 20.234.432,82 < 0, NAL= - 40.305.635,30 < 0, Maka aktiva harus ditolak B. NPV= 14.300.555,10 > 0, NAL= 35.790.777,31, > 0, Maka aktiva diperoleh melalui leasing C. NPV= - 16.344.858,3 < 0, NAL= 13.840,373,8 > 0, Maka NPV+NAL= 2.864.484,5, Maka aktiva harus ditolak D. NPV= 12.814.652,94 > 0, NAL= 36.218.092,42 > 0, Maka aktiva diperoleh melalui leasing
72
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
BAB VII ANALISIS FUNDAMENTAL Deskripsi Modul Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan/ badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan
pemerintah,
tingkat
suku
bunga,
inflasi,
dan
sejenisnya.
Dengan
mempertimbangkan data-data seperti tersebut diatas, analisis fundamental menghasilkan berupa analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak. Jika nilainya mahal atau overvalued, saham tersebut dianggap nilainya lebih tinggi berdasarkan analisis fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku di pasar. Dengan kata lain harganya sudah terlalu mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau dijual jika memiliki sahamnya. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, saham itu layak untuk dibeli dengan alasan harganya murah.
Tujuan Modul Setelah menyelesaikan praktikum pada modul ini, praktikan akan memahami : 1. Harga saham sesuai harga pasar 2. Dapat menentukan saham perusahaan mana yang layak atau tidaknya untuk dibeli
Penjelasan Materi 1. DEFINISI ANALISIS FUNDAMENTAL Investasi saham merupakan salah satu bidang investasi yang tergolong beresiko tinggi, karena sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan yang terjadi, baik perubahan di luar negeri maupun di dalam negeri, perubahan dibidang politik, ekonomi dan moneter. Untuk itulah dalam melakukan investasi dalam bentuk saham, investor harus melakukan analisis terhadap faktor yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan emiten dengan tujuan untuk meminimalisasi kerugian yang dapat timbul dari adanya 73
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 fluktuasi pertumbuhan dan perkembangan emiten yang bersangkutan. Ada dua analisis yang sering digunakan : 1. Analisis Fundamental 2. Analisis Teknikal “Analisis teknikal merupakan suatu tekhnik analisa yang dikenal dalam dunia keuangan yang digunakan untuk memprediksi trend suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar yang lampau, terutama pergerakan harga dan volume. “ ”Analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator dari manajemen keuangan. ” Proses analisis keputusan investasi berdasarkan pendekatan analisis fundamental meliputi: a. Mengetahui kinerja keuangan emiten melalui analisis laporan keuangan emiten, termasuk analisis laporan keuangan yang diproyeksikan ke periode yang akan datang, yaitu dengan membandingakan laporan keuangan emiten melalui perbandingan internal dan eksternal. b. Menetukan nilai intrinsik efek emiten melalui analisis sekuritas individu, dengan membandingkan apakah harga saham per suatu emiten mispriced (undervalue atau overvalue). Tujuan dari analisis fundamental menurut Tandelilin (2000 : 233) adalah untuk menentukan saham perusahaan manakah yang harga pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya (undervalued), sehingga layak dibeli serta saham manakah yang harga pasarnya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya (overvalued), sehingga menguntungkan untuk dijual. Pengambilan
keputusan
berdasarkan
analisis
fundamental
adalah
dengan
menggunakan analisis top-down, yaitu dengan memperhatikan situasi dan kondisi seperti tampak dalam diagram di bawah ini : Ekonomi Makro
Melihat kondisi ekonomi makro suatu negara, misalnya Kebijakan pemerintah, tingkat inflasi, dan sebagainya.
Industri
Mengetahui industri manakah yang sedang populer dan berkembang.
Perusahaan
Melihat kondisi internal dari perusahaan yang akan dijadikan sarana investasi.
74
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio secara garis besar di bagi dalam 5 kategori utama antara lain, yaitu : 1. Rasio Keuntungan (Profitability Ratio) Mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. 2. Rasio Harga (Price Ratio ) atau Rasio Saham (Common stock Ratio) Mengevaluasi kinerja perusahaan melalui basis per saham. 3. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. 4. Rasio Daya Ungkit (Leverage Ratio) Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana perusahaan dibiayai atau difinansir oleh pihak luar atau dengan kata lain financial leverage menunjukan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan. 5. Rasio Efisiensi atau Rasio Aktivitas Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.
2. Tipe Pengambilan Keputusan Dalam Analisis Fundamental (Bagi Investor / Calon Investor) Keterangan
Hasil Perbadingan
Harga saham pasar <
Dihargai
Nilai intrinsik
terlalu rendah
Harga saham pasar >
Dihargai
Nilai intrinsik
terlalu tinggi
Harga saham pasar =
Harga
Nilai intrinsik
seimbang
Penilaian
Undervalue
Keputusan Dibeli (Buy) atau Ditahan (Hold)
Overvalue
Dijual (sell)
-
Ditahan (Hold)
3. Model Analisis Fundamental a. Model Nilai Buku ( Book Value Model ) Total asset ini dalam artian asset perusahaan dijual pada nilai akuntansinya setelah dikurangi dengan total liabilities dan prefered value stock dan dibagi dengan outstanding shares of common stock yang merupakan hak para pemegang saham. 75
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 Total Asset – total liability – preffered stock P= Number of shares of commond stocks outstanding P : Nilai intrinsik per lembar Saham Biasa Contoh Soal : Nona Shey mempunyai keinginan untuk bermain dalam bidang saham. Ia sedang menganalisis kondisi intern suatu perusahaan yang bergerak di bidang retail. Perusahaan tersebut mempunyai hutang lancar dan hutang jangka panjang masingmasing Rp 20.000.000 dan Rp.45.000.000. Sementara itu, total aktiva perusahaan sebesar Rp 90.000.000 dan jumlah saham yang diterbitkan sebanyak 50.000 lembar saham. Berapa nilai instrinsik saham tersebut? Keputusan apa yang diambil oleh Nona Shey bila harga pasar saat ini adalah Rp 800? Jawab : P
=
90.000.000 – ( 20.000.000 + 45.000.000 ) – 0 50.000
P
=
25.000.000
=
Rp 500 / lembar
50.000 Keputusan : Nilai intrinsik < harga pasar, maka saham tersebut tidak layak dibeli oleh Nona Shey. Sebaiknya memilih saham perusahaan lain, atau menunggu hingga saham tersebut mempunyai harga pasar yang lebih rendah dari nilai intrinsiknya.
SOFTWARE 1) Buka software “Smart Methode Management”
76
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 2) Masukan nama praktikan, (misal : SHEY) lalu klik OK
3) Klik „Application‟ dan pilih „Analisis Fundamental’, maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini :
4) Di dalam pilihan „Model Nilai Buku’ masukan data seperti yang tertera pada soal, dan klik „hitung‟.
77
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
b. Model Nilai Likuiditas ( Liquidation Value Model ) Pendekatan nilai sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba (capitalization of income method) karena menggunakan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang dengan asumsi bahwa pertumbuhan devidennya konstan.
Do (1+g)
g = (1- Payout Ratio) × ROE
Po = (k-g)
Do (1+g) Ke = P Ket : Po
= nilai intrinsik saham pada periode ke 0
Do
= dividen per lembar saham pada periode ke 0
g
= tingkat pertumbuhan dividen
ROE =tingkat pengembalian atas modal setelah dipotong kewajiban kepada kreditor 78
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 Payout Ratio = tingkat EPS didistribusikan dalam bentuk dividen Ke / k = ROR ( Required Rate of Return ) P
= harga pasar
Contoh Soal : Nona Christin akan melakukan suatu investasi dalam bidang pasar modal. Ia memerintahkan tim suksesnya untuk menganalisis suatu perusahaan di bidang retail, yaitu PT. Pohon Cinta. Tim suksesnya menemukan bahwa perusahaan tersebut tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan adalah sebesar 10% dan payout rationya 30%. Perusahaan tersebut pada tahun terakhir beroperasi, mendapatkan laba sebesar Rp 8,00/lembar sahamnya. Pada bursa saham saat ini, harga saham tersebut adalah sebesar Rp 450/lembar . Berapa nilai intrinsik saham dan apa yang seharusnya dilakukan Nona Christin beserta tim suksesnya? Jawab : g = (1- Payout Ratio) × ROE g = (1- 0.3) × 0.1 g = 0.07 = 7 %
Do (1+g) Ke = P 8 (1+ 0.07) Ke = 450 Ke = 0.0190 = 1.9%
Do (1 + g) Po = (k - g) 8 ( 1 + 7% ) Po = ( 7% - 1.9% )
Keputusan : Nilai intrinsik < harga pasar, saham tersebut tidak layak dibeli oleh Nona Christin. Sebaiknya memilih saham perusahaan lain, atau menunggu hingga saham tersebut mempunyai harga pasar yang lebih rendah dari nilai intrinsiknya.
Po = Rp 167
79
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 Asumsi dasar dari model ini adalah Ke harus lebih besar dari g. Jika Ke lebih kecil dari g, maka nilai intrinsik saham manjadi negatif yang merupakan nilai tidak realistis untuk suatu saham. Demikian juga jika Ke sama besar dengan g, maka (k-g) akan sama dengan nol dan akibatnya nilai intrinsik saham akan sangat besar sekali bernilai tak terhingga yang juga merupakan nilai tidak realistis untuk suatu saham.
SOFTWARE : (Masih pada Menu “Analisis Fundamental”) Pilih „Model Nilai Likuiditas’ dan masukan data yang tertera pada soal kemudian klik „hitung‟
c. Model Rasio Harga ( Price Earning Ratio Model ) Model ini menyatakan bahwa laba perusahaan sama dengan laba rata-rata perusahaan dalam industri. Nilai saham perusahaan dihitung dengan mengalikan antara laba per lembar saham yang diharapkan oleh perusahaan dengan rasio harga rata-rata industri / laba. 80
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 P = PER industri x Firm expected earning per share (EPS) Ket : PER Industri
: Price Earning Ratio yang telah ditetapkan
EPS
: Earning per Share yang diharapkan
Contoh Soal : PT. Chrishey merupakan perusahaan di bidang retail yang sedang berkembang pesat. Banyak para investor yang ingin membeli saham perusahaan tersebut. Tine merupakan salah satu pengusaha muda yang tertarik dengan perkembangan saham perusahan tersebut. Untuk itu, ia mengecek langsung kondisi perusahaan tersebut, apakah memang benar perkembangannya bagus atau sebaliknya. Setelah dianalisa, ia mengetahui bahwa perusahaan tersebut mengharapkan dividen bersih sebesar Rp 50,00/lembar saham pada kegiatan operasionalnya tahun ini. Sementara rasio harga rata-rata industri yang berlaku saat ini adalah Rp 11,00. Hitung nilai intrinsik dan keputusan apa yang diambil Tine sehingga tidak merugi bila diketahui harga pasar saham perusahaan tersebut saat ini adalah Rp 500/lembar? Jawab : P = 11 * 50,00 = Rp 550,00 Keputusan : Nilai intrinsik > harga pasar, maka saham tersebut layak dibeli oleh Tine. Dengan masih lebih rendahnya harga saham di pasar terhadap nilai intrinsik, maka saham tersebut sangat berprospek bagus untuk menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang.
SOFTWARE : (Masih pada Menu ”Analisis Fundamental”) Pilih ’Model Rasio Harga’ dan masukan data yang tertera pada soal kemudian klik ‟hitung‟
81
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2
4. SOAL PRAKTIKUM 1. Ibu Sweet mempunyai keinginan untuk bermain dalam bidang saham. Ia sedang menganalisis kondisi intern suatu perusahaan yang bergerak dibidang retail. Perusahaan tersebut mempunyai hutang dagang Rp 54.862.600, hutang obligasi Rp 23.200.000, hutang wesel Rp 39.750.000, dan hipotik Rp 1.642.700. Sementara itu, total aktiva perusahaan sebesar 300% dari seluruh total liability dan jumlah saham yang diterbitkan sebanyak 53.200 lembar saham. Berapa nilai intrinsik saham tersebut? Keputusan apa yang diambil oleh Ibu Sweet bila harga pasar saat ini adalah Rp 4.200? a. Rp 4.490,8 / lembar
c. Rp 4.499,8 / lembar
b. Rp 4.490,9 / lembar
d. Rp 4.590,8 / lembar
2. Ibu Rina mempunyai keinginan untuk bermain dalam bidang saham. Ia sedang menganalisis kondisi intern suatu perusahaan yang bergerak dibidang retail. Perusahaan tersebut mempunyai hutang lancar dan hutang jangka panjang masing – 82
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 masing Rp 15.750.000 dan Rp 7.500.000. Sementara itu, total aktiva perusahaan sebesar Rp 297.000.000 dan jumlah saham yang diterbitkan sebanyak 182.500 lembar saham. Berapa nilai instrinsik saham tersebut ? Keputusan apa yang diambil oelh Ibu Rina bila harga pasar saat ini adalah 1.550 ? a. Rp 1.900/ lembar
c. Rp 2.500/ lembar
b. Rp 1.500/ lembar
d. Rp 1.550/ lembar
3. Nona Leli mempunyai keinginan untuk bermain dalam bidang saham. Ia sedang menganalisis kondisi intern suatu perusahaan yang bergerak di bidang retail. Perusahaan tersebut mempunyai hutang lancar dan hutang jangka panjang masingmasing Rp 25.234.222 dan Rp.50.344.555. Sementara itu, total aktiva perusahaan sebesar Rp 85.405.000 dan jumlah saham yang diterbitkan sebanyak 45.000 lembar saham. Berapa nilai instrinsik saham tersebut? Keputusan apa yang diambil oleh Nona Shey bila harga pasar saat ini adalah Rp 700? a. Rp 218,36/ lembar
c. Rp 288,36/ lembar
b. Rp 216,36/ lembar
d. Rp 208,36/ lembar
4. PT. Caycai merupakan perusahaan di bidang retail yang sedang berkembang pesat. Banyak para investor yang ingin membeli saham perusahaan tersebut. Luti merupakan salah satu pengusaha muda yang tertarik dengan perkembangan saham perusahan tersebut. Untuk itu, ia mengecek langsung kondisi perusahaan tersebut, apakah memang benar perkembangannya bagus atau sebaliknya. Setelah dianalisa, ia mengetahui bahwa perusahaan tersebut mengharapkan dividen bersih sebesar Rp 70,00/lembar saham pada kegiatan operasionalnya tahun ini. Sementara rasio harga rata-rata industri yang berlaku saat ini adalah Rp 22,00. Hitung nilai intrinsik dan keputusan apa yang diambil Syudas sehingga tidak merugi bila diketahui harga pasar saham perusahaan tersebut saat ini adalah Rp 700/lembar? a. Rp 1.440,00
c. Rp 1.540,00
b. Rp 1.550,00
d. Rp 2.540,00
5. PT. Oplosan merupakan perusahaan di bidang retail yang sedang berkembang pesat. Banyak para investor yang ingin membeli saham perusahaan tersebut. Chacha merupakan salah satu pengusaha muda yang tertarik dengan perkembangan saham 83
Laboratorium Manajemen Menengah
Manajemen Keuangan 2 perusahan tersebut. Untuk itu, ia mengecek langsung kondisi perusahaan tersebut, apakah memang benar perkembangannya bagus atau sebaliknya. Setelah dianalisa, ia mengetahui bahwa perusahaan tersebut mengharapkan dividen bersih sebesar Rp90,00/lembar saham pada kegiatan operasionalnya tahun ini. Sementara rasio harga rata-rata industri yang berlaku saat ini adalah Rp54,00. Hitung nilai intrinsic dan keputusan apa yang diambil Chacha sehingga tidak merugi bila diketahui harga pasar saham perusahaan tersebut saat ini adalah Rp500/lembar? a. Rp 4.860,00
c. Rp 4.880,00
b. Rp 4.660,00
d. Rp 4.960,00
84
Laboratorium Manajemen Menengah