Makna dan Manfaat dalam Pekerjaan Bramantyo Djohanputro, PhD Penulis: Dosen dan konsultan manajemen bidang keuangan, investasi, dan risiko Lecturer and consultant of management in finance, investment, and risk Sekolah Tinggi Manajemen PPM (PPM School of Management) Contact:
[email protected] [email protected] Blog: www.bram39.wordpress.com No vision and you perish; No Ideal, and you're lost; Your heart must ever cherish some faith at any cost. Some hope, some dream to cling to, Some rainbow in the sky, Some melody to sing to, Some service that is high , H.D. Autermont Apa yang dikatakan Autermont di atas menjadi pegangan orang-orang bijak, juga dalam urusan pekerjaan. Coba Anda bayangkan, bekerja tanpa ada visi dan cita-cita, hanya sekedar aktivitas yang kemudian membentuk sebuah kerutinan yang menjemukan. Sekalipun merupakan cita-cita pencapaian yang ideal dan sulit dicapai, paling tidak visi menjadi batu penjuru setiap penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada Anda. Pekerjaan menjadi bernilai bila Anda melihat dengan jelas manfaat yang dikandung dalam visi. Paul (1987) mengklasifikasikan manfaat dalam dua pengertian (sense), weak sense dan strong sense. Apa yang Anda kerjakan sekedar memberi manfaat dalam kategori weak sense bila hanya Andalah yang merasakan dan menikmati manfaat dan nilai dari buah pekerjaan tersebut. Pengerjaan yang maksimum seharusnya mampu menembus manfaat dalam bentuk strong sense, yang dapat dirasakan dan dinikmati orang lain yang terkena pengaruh dan dampak dari pekerjaan yang Anda lakukan. Sekarang mengenai karir. Inipun sama. Akan menjemukan tanpa tatanan nilai, yang berupa manfaat dalam ukuran strong sense. Pekerjaan seperti apa yang diharapkan sesuai dengan visi dan tatanan nilai yang Anda harapkan? Pada intinya, ada dua macam pekerjaan yang bisa menghidupi, sebagai pemberi kerja dan pekerja. Sebagai employer atau employee. Sebagai orang yang mengembangkan usaha, wirausaha, yang mengembangkan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain, atau sebagai orang yang digaji untuk mengerjakan pekerjaan yang disuruhkan. Pandangan orang terhadap tatanan karir berubah dari waktu ke waktu. Waktu saya masih anak-anak, saat orang tua saya masih relatif muda, kakek saya Makna dan Manfaat Pekerjaan#
1
sering mengatakan kepada orang tua saya, ini penuturan orang tua saya, bahwa menjadi pegawai negeri adalah pekerjaan yang paling terhormat. Dan menjadi petani rejekinya bersih, tidak seperti pedagang yang kadangkadang harus membengkokkan lidah. Pandangan tersebut telah berubah total, terbukti pegawai negeri tidak lagi berada pada tempat terhotmat dalam urutan pilihan generasi muda dalam memilih pekerjaan. Kebanyakan pemuda kota, atau pemuda desa yang terpengaruh kehidupan kota, bekerja untuk sementara dengan cita-cita menjadi pengusaha pada usia muda sampai saat pension, kemudian menjadi penasihat, guru, konsultan, atau sejenisnya pada masa tua, untuk menularkan dan meninggalkan ilmu dan pengalaman kepada generasi berikutnya. Sekarang bagaimana dengan yang menjadi pekerja, seorang employee? Di dunia ini, ada dua ekstrim cara employer memperlakukan pekerja, cara bule Amerika-Eropa dan cara si kuning Jepang. Perusahaan barat dan para penganut model Anglo-Saxon cenderung memberlakukan pekerja secara individu. Tidak peduli apakah Anda sudah sudah menahun bekerja di suatu perusahaan atau institusi, atau anak bawang yang baru masuk, Anda mempunyai kesempatan yang sama. Selama bisa menunjukkan kehebatan, semakin besar untuk melompat ke posisi yang lebih tinggi. Kehabatan inipun diukur berdasarkan nilai dan manfaat, bukan saja bagi si pekerja tetapi juga bagi kelangsungan perusahaan atau lembaga tersebut. Faktor lama bekerja tidak menjadi faktor penting untuk mewujudkan visi. Kalau perlu, jadilah kutu loncat, yang terbang ke sana kemari, setiap kali hinggap selalu mendapatkan tempat berpijak yang semakin baik dan tinggi. Berbeda dengan model Jepang tradisional, yang mengandalkan pada senioritas. Setiap kali saya bekerja sama dengan orang Jepang, yang pertama kali perlu diidentifikasi adalah bagaimana urutan senioritas para staf di kantor tersebut, supaya saya bisa menempatkan diri dengan pas. Termasuk mengetahui kapan saatnya bicara. Sebagus apapun ide, kalau nyelonong tidak sesuai urutan senioritas, upahnya bisa-bisa hanya sebuah dampratan atau omelan. Yang untung adalah kalau sebagai orang lepasan atau tenaga ahli yang dikontrak, tata aturan senioritas tidak perlu dimasalahkan, bahkan bisa langsung naik ke deretan senior. Model Jepang tradisional tersebut tentunya lebih mengutamakan loyalitas bila ingin menapaki karir dengan baik. Bagaimana dengan nilai dan manfaat? Tetap saja memegang peran yang penting. Kalau memberi nilai dan manfaat, posisi tetap tersedia, dan ada peluang naik, tergantung besarnya nilai dan manfaat yang disumbangkan relatif terhadap sesama karyawan sebagai “pesaing”. Kalau tidak, pintu keluar juga terbuka. Jangan berharap akan ada lonjakaan-lonjakan promosi, karena semua akan berjalan secara seimbang, in harmonia progressio.
Makna dan Manfaat Pekerjaan#
2
Keragaman jenis pekerjaan, model pekerjaan dan nilai pekerjaan memiliki pola mirip dalam mencapainya. Sebagai pencari kerja, yang terpenting adalah peningkatan kompetensi, yang merupakan gabungan antara pengetahuan, keahlian, pengalaman dan kesesuaian dengan tuntutan pekerjaan. Seorang wirausaha perlu memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang usaha yang akan ditekuni. Seorang pekerja perlu menguasai kompetensi yang pas dan unggul supaya mendapat upah. Pengembangan kompetensi pada prinsipnya merupakan sebuah siklus yang berjalan secara gradual. Bayangkan Anda hanya memiliki satu kompetensi, kemudian posisikan kompetensi tersebut pada salah satu kwadran dalam Gambar. Anda yang saat ini berada pada tahap pengembangan diri, saat-saat kuliah, umumnya berada di kwadran “Dilema”, yang dicirikan oleh minimnya keunggulan kompetensi tetapi memiliki potensi pengembangan yang besar. Dalam posisi seperti itu, tidak ada pilihan kecuali berusaha mengidentifikasi jenis kompetensi yang cocok dengan pribadi Anda dan mengembangkannya. Yang sering menjadi masalah adalah, bagaimana menemukan jenis kompetensi yang sesuai. Psikolog, teman dekat, biasanya mampu melakukan identifikasi. Tetapi bagaimanapun juga, diri sendirilah yang tahu kompetensi apa yang paling diminati dan yang paling potensial untuk dikembangkan. Bila pengembangan berhasil, Anda beralih ke kwadran “Prospek”. Sekalipun dunia belum mengenal Anda, bersiaplah untuk bersaing dengan yang lebih senior maupun dengan sesamapendatang baru. Di kwadran “Prospek”, yang penting untuk dilakukan adalah memperkenalkan diri ke dunia profesi mengenai kemampuan yang dimiliki. Namun biasanya, setinggi-tingginya kemampuan tamatan anyar dari kampus atau sekolah tetap saja masih terbatas. Biasanya unggul dalam pengetahuan tetapi kurang dalam keahlian dan pengalaman. Oleh karena itu, sekalipun sudah bisa mulai menuai panen kucuran keringat selama ini, tetap masih diperlukan investasi yang besar supaya semakin unggul. Keberhasilan menekuni pekerjaan dan mengembangkan potensi akan mencapai suatu tahap dimana keunggulan sudah optimum, menjadi salah satu VIP pada jenis kompetensi tersebut, dan sudah sulit dikembangkan lagi. Kalaupun ada penambahan kompetensi, sifatnya hanyalah marjinal. Bila Anda sadar betul sudah berada di kwadran “Eksplorasi”, saatnya untuk menuai panen jerih payah secara optimum. Memanfaatkan kemampuan sebaik mungkin, mendapatkan profesi atau pekerjaan setepat mungkin, dengan hasil sebaik mungkin. Kwadran “Eksplorasi” merupakan sumber penambangan hasil terbesar, apakah berupa uang, relasi, jaringan kerja, atau posisi. Kalaupun ada investasi, jumlahnya minim dibandingkan dengan hasil yang diperoleh. Maka
Makna dan Manfaat Pekerjaan#
3
dari itu, biasanya Anda memiliki kelebihan hasil yang tidak dimanfaatkan saat itu. Dalam tahap seperti ini, yang terbaik adalah menyisihkan sebaiknya dari hasil tersebut untuk mengembangkan potensi lain dalam diri Anda yang masih berada di kwadran “Dilem” atau “Prospek”. Siapa tahu potensi Anda yang berada di kwadran “Eksplorasi” terjerumus ke kwadran “Rawan”, artinya Anda menjadi tertinggal dibanding orang lain sehingga dan Anda sudah tidak mampu mengembangkannya lagi. Apapun kompetensi yang dikembangkan dan kuasai, yaitu yang berada di tiga kwadran selain “Rawan”, tetap mengacu ke visi, tatanan nilai, dan manfaat yang Anda tetapkan. Kalau Anda menerapkannya secara disiplin, dengan tetap berdoa dan berserah, niscaya Anda mencapai yang terbaik bagi Anda dan lingkungan. Kalau saja setiap orang melakukan hal yang sama, kita bisa berharap kenikmatan yang optimum akan dinikmati bersama. Siapa tahu hal ini bisa menjadi bagian penting dari syalom.
Makna dan Manfaat Pekerjaan#
4
Dilema
Prospek In
Rendah
Rawan
Investasi
Potensi Pengembangan Potensi
Tinggi
ve st as i
Eksploitasi
Rendah Tinggi Keunggulan Kompetensi
********
Makna dan Manfaat Pekerjaan#
5