Makalah Seminar Kerja Praktek Perancangan Jaringan Lokal Kantor Unit UPMS IV PT Pertamina Semarang 1
Endriawan.1, Ir. Kodrat Imam Satoto. MT.2 Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia 2
Abstrak –Infrastruktur jaringan komputer yang memadai sangat diperlukan bagi sebuah perusahaan untuk meningkatkan kinerja pelayanan dan pengelolaan di lingkungan perusahaan itu sendiri. Namun, penerapan infrastruktur jaringan komputer yang handal dan terbaharui biasanya mahal dan membutuhkan waktu yang lama dalam penerapan dan sosialisasi infrastruktur baru tersebut. Maka dari itu dibutuhkan desain infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan dari unit- unit yang ada di pusat maupun daerah, sehingga unit di daerah maupun pusat dalap mempersiapkan diri sebelum implementasi pada hari kemudian.. Makalah ini membahas desain infrastruktur jaringan lokal (LAN) yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat meningkatkan kinerja dari unit – unit kerja di kantor unit UPMS IV PT Pertamina (Persero)di Semarang. Desain infrastruktur ini disesuaikan dan dibuat dengan melihat kembali kinerja dari infrastruktur terpasang dan memberikan solusi bagi kekurangan yang ada di infrastruktur jaringan komputer yang terpasang. Kata kunci : perancangan, infrastruktur jaringan, LAN
memadai, walau sudah mendukung dan berjalan dengan baik. Namun untuk pengembangan dan penerapan metode – metode baru dan yang dibutuhkan untuk peningkatan kinerja, infrastruktur yang terpasang ternyata kurang memadai. Maka dari itu diperlukan infrastruktur yang lebih baik dan handal dari yang masih terpasang selama ini. Penulis memaparkan desain infrastruktur jaringan pada studi kasus di kantor unit UPMS IV Semarang pada makalah ini :
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi internet dan jaringan komputer telah berkembang sangat pesat. Komputer dari seluruh dunia dapat saling berbagi informasi dan sumber daya melalui internet. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam teknologi informasi, internet dan jaringan komputer. Infrastrukur jaringan komputer atau telekomunikasi yang handal dan dapat menunjang kebutuhan sebuah perusahaan adalah mutlak. Terutama untuk perusahaan besar di Indonesia yang ingin bersaing di pasar global. Pada kenyataannya, ada perusahaan besar di Indonesia belum seluruhnya menerapkan infrastruktur jaringan yang handal dan sesuai dengan kebutuhan baik pada pelayanan maupun pada jaringan lokal perusahaan tersebut. kemampuanya menurun secara drastis. PT Pertamina (Persero) adalah perusahaan multi nasional yang mengelola penyaluran bahan bakar minyak dan gas di Indonesia, adalah mutlak dibutuhkan infrastruktur jaringan yang handal dan sesuai dengan kebutuhannya sehingga pelayanan dan peningkatan mutu dapat dilakukan secara berkesinambungan. Pada kenyataanya, walaupun di tingkat pusat infrastruktur jaringan berkembang dengan pesat dan dapat dikatakan handal dan mendukung kinerja PT Pertamina (Persero), tapi padatingkat daerah ada beberapa infrastruktur yang kurang
1.2
Maksud dan Tujuan Hal-hal yang menjadi tujuan penulisan makalah kerja praktek ini adalah : Membuat rancangan infrastruktur jaringan yang sesuai dengan kebutuhan kantor unit UPMS IV PT Pertamina Semarang Membuat rancangan sebagai dasar dokumen kontrak pembenahan jarinngan di IT M&T UPMS IV Semarang 1.3 Pembatasan Masalah Menjabarkan kondisi infrastruktur jaringan komputer yang terpasang di kantor unit UPMS IV Semarang PT Pertamina (Persero). Membahas solusi yang mungkin sehingga dapat menunjang kinerja seluruh jajaran di kantor unit UPMS IV Semarang
1
II. DASAR TEORI 2.1 LAN Local area network merupakan hubungan antara beberapa komputer dalam suatu area kecil dalam radius kurang dari 1000m, ini merupakan klarifikasi area jaringan yang cakupannya paling kecil dan sederhana. Jaringan LAN biasanya diimplementasikan dalam sebuah ruangan atau sebuah gedung dengan bantuan kabel UTP (Unshielded twisted-pair) dan perangkat penghubung berupa switch pada umumnya. Berikut ini merupakan karakteristik dari Local Area Network Jangkauan area koneksinya sempit Kecepatan Transfer data yang cepat sehingga memudahkan dalam pertukaran data Dapat melakukan sharing koneksi internet Biaya pembangunan jaringan yang lebih murah dibandingkan dengan jenis jaringan yang lain Dalam urusan file sharing dapat diatur tingkat pengamanan dan hak akses
Digunakan dalam jaringan yang kecil, mudah dibuat dan dipelajari Membutuhkan biaya yang murah karena biasanya hanya menggunakan satu kabel utama Lalu lintas jaringan yang padat akan mempengaruhi / memperlambat jaringan bus Penanganan masalah kerusakan jaringan sangat sulit pada topologi bus
Gambar 2.1 Topologi Bus
2.2.2. Topologi Ring Topologi ring merupakan topologi dimana semua workstation dan server dihubungkan sehingga terbentuk suatu pola lingkaran atau cincin. Tiap workstation ataupun server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu komputer ke komputer lain, bila alamat- alamat yang dimaksud sesuai maka informasi diterima dan bila tidak informasi akan dilewatkan. Topologi ring digunakan dalam jaringan yang memiliki performance tinggi, jaringan yang membutuhkan bandwidth untuk fitur yang time-sensitive seperti video dan audio, atau ketika performance dibutuhkan saat komputer yang terhubung ke jaringan dalam jumlah yang banyak. Setiap komputer terhubung ke komputer selanjutnya dalam ring, dan setiap komputer mengirim apa yang diterima dari komputer sebelumnya. Pesan-pesan mengalir melalui ring dalam satu arah. Setiap komputer yang mengirimkan apa yang diterimanya, ring adalah jaringan yang aktif. Tidak ada akhir pada ring. Berikut ini merupakan karakteristik dari topologi ring : Semua yang terhubung didalamnya mempunyai status yang sama Tabrakan data dapat dihindari karena hanya mempunyai satu arah aliran data
2.2
Topologi Jaringan 2.2.1. Topologi Bus Topologi bus adalah penggunaan satu kabel yang terhubung ke beberapa komputer yang membentuk seperti sebuah barisan. Tipikal dari jaringan bus, kabel hanya satu atau lebih wires, tanpa adanya alat tambahan yang menguatkan sinyal atau melewatkannya terus dari komputer ke komputer. Topologi bus merupakan topologi yang pasif. Ketika satu komputer mengirim sinyal up (dan down), semua komputer dalam jaringan menerima informasi, tetapi hanya satu komputer yang menyetujui informasi tersebut (komputer yang memiliki alamat yang sama dengan alamat yang menjadi tujuan dalam pesan). Sedangkan komputer yang lainnya akan menghiraukan pesan tersebut. Topologi dari jaringan bus menggunakan broadcast channel yang berarti setiap komputer atau peralatan yang terhubung dapat mendengar setiap pengiriman dan semuanya memiliki prioritas yang sama dalam menggunakan jaringan untuk mengirimkan data. Berikut ini adalah karakteristik jadi topologi bus
2
Kerusakan jaringan pada satu node dapat mempengaruhi semua node yang terhubung di dalamnya Sulit untuk menambahkan/mengurangi node dapat menggangu jaringan Penanganan kerusakan jaringan pada topologi ini masih terbilang sulit
Mudah dikembangkan, karena tiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung kecentral node. Dapat digunakan kabel yang “lower grade”, karena hanya menghandle satu lalu lintas data, biasanya digunakan kabel UTP. Node-node tersambung langsung ke suatu node pusat (biasa berupa hub), sehingga mudah dikembangkan. Keuntungannya dari topologi star adalah apabila satu kabel node terputus, node lainnya tidak terganggu.
Gambar 2.2 Topologi Ring
2.2.3 Topoogi Star Topologi star merupakan jenis topologi yang banyak digunakan saat ini, Pada topologi star, kendali terpusat dan semua link harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebut ke semua simpul atau komputer yang dipilihnya. Simpul pusat disebut dengan stasiun primer atau server dan bagian lainnya disebut dengan stasiun skunder atau client. Pada Topologi star, koneksi yang terganggu antara suatu node dan hub/switch tidak mempengaruhi jaringan. Jika hub/switch terganggu ( rusak ) maka semua node yang di hubungkan ke hub/switch tersebut tidak dapat saling berkomunikasi. Node adalah Titik suatu koneksi atau sambungan dalam jaringan, sedangkan hub/switch berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal dan meneruskan kesemua komputer yang terhubung dengan hub/switch. Berikut ini merupakan karakteristik dari topologi star Medium transmisi yang digunakan dalam tipe topologi ini, membentuk jalur tertutup (closed loop), dan setiap workstation mempunyai kabel tersendiri untuk langsung berhubungan dengan file server, sehingga seluruh sistem tidak akan gagal bila ada salah satu kabel pada workstation yang terganggu
Gambar 2.3 Topologi Star
2.2.4 Topologi Mesh Diantara semua jenis topologi, topologi mesh merupakan topologi yang paling ideal dan paling sempurna untuk urusan jaringan komunikasi, sehingga walaupun terjadi kerusakan pada satu jalur koneksi jaringan maka keseluruhan jaringan akan tetap bisa berjalan. Setiap peralatan yang ada didalam jaringan saling terhubung satu sama lain. Dapat dibayangkan jika jumlah peralatan yang terhubung sangat banyak, tentunya ini akan sangat sulit sekali untuk dikendalikan dibandingkan hanya sedikit peralatan saja yang terhubung. Jadi jika komputer yang terhubung semakin banyak maka semakin banyak pula hubungan yang akan diatur. Topologi ini cocok untuk digunakan pada sistem yang kecil. Berikut ini merupakan karakteristik topologi mesh Pada topologi mesh tiap komputer terhubung langsung dengan komputer lain (pear to pear). Setiap komputer mempunyai jalur sendiri-sendiri dengan komputer lain, sehigga tidak akan terjadi collision domain
3
Kerugian dari penggunaan topologi ini adalah penggunaan ethernet dan kabel yang banyak sehingga dibutuhkan dana yang besar. Keuntungan dari penggunaan topologi ini adalah apabila ada salah satu jalur pada komputer putus, komputer masih dapat berhubungan dengan jalur yang lain Sulitnya pada saat melakukan instalasi dan melakukan konfigurasi ulang saat jumlah komputer dan peralatanperalatan yang terhubung semakin meningkat jumlahnya.
Gambar 2.5 Contoh aplikasi konektivitas switch Berdasarkan fungsi pengaturannya switch terbagi atas dua jenis, yaitu sebagai berikut : Non manageable switch switch yang tidak dapat di managed, switch tersebut sudah siap pakai tinggal pasang dan switch sudah bisa digunakan tanpa perlu di seting. Harga switch non manageble lebih murah jika dibandingkan manageable switch. Namun apabila terjadi masalah dengan jaringan kita, kita tidak akan bisa melakukan troubleshooting dengan mudah karena switchnya tidak bisa diapa-apakan. Masalah yang paling sering terjadi diantaranya ip address conflict, tidak bisa konek dan lain-lain. Ip address conflict, Apabila jaringan sudah mulai tersebar diberbagai area, akan sangat sulit melakukan troubleshooting komputer mana yang menyebabkan masalah tersebut. Manageable switch Merupakan switch yang bisa di atur untuk kebutuhan jaringan tertentu, ada beberapa perbedaan mendasar yang membedakan antara switch manageable dengan switch non manageable. Perbedaan tersebut dominan bisa di lihat dari kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh switch manageable itu sendiri. Beberapa kemampuan switch yang manageable yang dapat kita rasakan adalah, penyempitan broadcast jaringan dengan VLAN, sehingga akses dapat lebih cepat. Pengaturan akses user dengan accesslist, membuat keamanan network lebih
Gambar 2.4 Topologi Mesh
2.3
Pengertian Switch Switch merupakan suatu device pada jaringan yang secara konseptual berada pada layer 2 (Datalink Layer). Switch pada saat pengirimkan data mengikuti MAC address pada NIC (Network Interface Card) sehingga switch mengetahui kepada siapa paket ini akan diterima . Ketika paket data dikirimkan melalui salah satu port pada switch, maka pengiriman paket data tersebut tidak akan terlihat dan tidak terkirim ke setiap port lainnya sehingga masingmasing port mempunyai bandwidth yang penuh. Hal ini menyebabkan kecepatan pentransferan data lebih terjamin. Pada gambar 2.5 dapat dilihat contoh aplikasi konektivitas switch.
4
terjamin. Pengaturan port yang ada, serta mudah dalam monitoring trafic dan maintenance network, karena dapat di akses tanpa harus berada di dekat switch.
akan membuat mekanisme teknologi tersebut menghindari situasi kongesti. Melalui implementasi QoS di jaringan ini, network administrator akan memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk mengontrol aliran dan kejadiankejadian yang ada di trafik pada jaringan. Terdapat 3 tingkat QoS yang umum dipakai, yaitu best-effort service, integrated service dan differentiated service. Ada beberapa alasan kenapa diperlukannya QoS, yaitu sebagai berikut : Untuk memberikan prioritas untuk aplikasi-aplikasi yang kritis pada jaringan. Untuk memaksimalkan penggunaan investasi jaringan yang sudah ada. Untuk meningkatkan performansi untuk aplikasi-aplikasi yang sensitif terhadap delay, seperti Voice dan Video. Untuk merespon terhadap adanya perubahan-perubahan pada aliran trafik di jaringan. Adapun parameter-parameter yang terdapat pada QoS adalah sebagai berikut : Packet Loss, merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Delay (latency), adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama. Jitter, atau variasi kedatangan paket, hal ini diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, Atau bisa juga disebut perbedaan delay yang dibutuhkan antara paket-paket data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan.
2.4. Pengertian QoS (Quality of Service) Banyak sekali aplikasi yang berbasiskan komunikasi data dan saat ini tidak hanya beroperasi di LAN (Local Area Network), tetapi juga di WAN (Wide Area Network). Aplikasiaplikasi terebut membutuhkan suatu tingkat jaminan layanan (Quality of Service/QoS) untuk dapat beroperasi. QoS merupakan terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda. Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan layanan yang berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang sama. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan yang disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kinerja jaringan komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah, seperti halnya masalah bandwidth, latency dan jitter, yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi banyak aplikasi. Sebagai contoh, komunikasi suara (seperti VoIP atau IP Telephony) serta video streaming dapat membuat pengguna frustasi ketika paket data aplikasi tersebut dialirkan di atas jaringan dengan bandwidth yang tidak cukup, dengan latency yang tidak dapat diprediksi, atau jitter yang berlebih. Fitur QoS ini dapat menjadikan bandwidth, latency dan jitter dapat diprediksi dan dicocokkan dengan kebutuhan aplikasi yang digunakan di dalam jaringan tersebut yang ada. QoS dapat diimplementasikan pada situasi congestion management atau congestion avoidance. Teknik-teknik congestion management digunakan untuk mengatur dan memberikan prioritas trafik pada jaringan di mana aplikasi meminta lebih banyak lagi bandwidth daripada yang mampu disediakan oleh jaringan. Dengan menerapkan prioritas pada berbagai kelas dari trafik, teknik congestion management akan mengoptimalkan aplikasi bisnis yang kritis atau delay sensitive untuk dapat beroperasi sebagai mana mestinya pada lingkungan jaringan yang memiliki kongesti. Adapun teknik collision avoidance 5
III. Analisa Jaringan lokal kantor unit UPMS IV PT Pertamina (Persero) Semarang IT area marketing & trading (M&T) semarang merupakan bagian dari IT Operation dalam keluarga besar Corporate Shared Service dibawah Direktorat Umum yang bertanggung jawab dalam layanan infrastruktur dan teknologi informasi jaringan komunikasi data, voice dan video beserta dengan perangkat pendukungan, demi memberikan layanan operasi teknologi informasi kepada semua user di seluruh lokasi area tersebut dan menunjang unit bisnis dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip IT Operational Excellence. Oleh sebab itu tentu saja bagian ini bertanggung jawab terhadap koneksi jaringan data atau LAN (Local Area Network) di kantor unit UPMS IV semarang, dimana IT M&T semarang ingin mencapai kondisi ideal jaringan enterprise Pertamina, yaitu High Performance, High Reliability, scalability, effectiveness, High Security, maintainability, grade of service. Kondisi jaringan data di kantor unit UPMS IV Semarang masih dalam bentuk konvensional atau pada umumnya dan menggunakan topologi star (bintang). Koneksi kantor unit ke kantor pusat Pertamina melalui main link menggunakan MPLS Telkom dengan bandwidth 4 MBps dan backup link menggunakan Patrakom XL dengan bandwidth 1 MBps. Dari kedua link tersebut yaitu MPLS Telkom dan Patrakom XL, dikoneksikan ke main switch di ruang server dan kemudian dari main switch tersebut di hubungkan ke tiap user melalui pencabang switch lagi yang diletakkan dibeberapa ruangan di kantor unit UPMS IV Semarang. Pada gambar 2.1 dapat dilihat skema jaringan data di kantor unit UPMS IV Semarang.
kelemahan dari satu segmen jaringan ini adalah sebagai berikut : Data yang di kirim akan tersebar secara broadcast sehingga akan membebani trafik jaringan. Informasi yang bersifat sensitif oleh suatu fungsi akan tersebar kesemua fungsi yang ada. User dapat mengakses jaringan melalui semua port yang tersedia. Ketersediaan port switch di lapangan dapat diakses langsung oleh semua user untuk dapat masuk kejaringan, terlepas dari siapapun user tersebut. Semua port switch dalam kondisi aktif Pengaturan switch tidak dapat dilakukan, sehingga untuk port yang tidak digunakan maka tetap berada pada kondisi aktif. Sehingga kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh orang yang tidak berkepentingan untuk mengakses jaringan dengan hanya mengkoneksikan ke port switch yang kosong tersebut. Belum ada tool untuk melakukan monitoring jaringan. Belum adanya tool atau aplikasi untuk melakukan monitoring jaringan yang dapat memberikan kondisi jaringan data secara real time. Belum mendukung management
bandwidth. Management bandwidth dibutuhkan untuk membedakan alokasi bandwidth untuk tiap user sesuai kebutuhannya. Tetapi hal ini tidak bisa dilakukan di jaringan kantor unit UPM IV Semarang. Sebagai contoh GM yang memiliki beban kerja yang tinggi dan membutuhkan akses jaringan data yang tinggi dengan pekerja staf biasa yang tidak terlalu membutuhkan jaringan data memiliki alokasi bandwidth jaringan yang sama.
3.1
Kondisi Jaringan Lokal yang Terpasang Berikut adalah penjelasan mengenai jaringan terpasang di kantor unit UPMS IV PT Pertamina (Persero) Semarang : Satu segment jaringan data. Hal ini terjadi karena IP yang diterapkan di jaringan adalah satu segmen. Pada lampiran di tabel 4.1. dapat dilihat pembagian IP di kantor unit UPMS IV Semarang. Adapun
6
3.2
P_6C dapat mengakses internet dan server farm Pertamina, sedangkan P2_Net hanya bisa mengakses internet.
Kondisi Jaringan yang Diharapkan
Berikut adalah beberapa fitur atau kebutuhan yang dinginkan pada jaringan kantor UPMS IV Pertamina Semarang :
Pengaturan Port Switch
Dengan menggunakan manageable switch, maka tiap port dapat diatur untuk aktif atau tidak, sesuai dengan seberapa banyak user yang terkoneksi pada saat itu. Semua ini dilakukan dengan memperhatikan segi keamanan jaringan. Selain itu dengan cara ini penambahan dan pengurangan jaringan akan dapat terpantau dan terdokumentasi dengan baik karena ketika ada perubahan jaringan harus sepengetahuan administrator.
Mendukung pengelompokan pengguna pada jaringan LAN Kantor UPMS IV Pertamina Semarang. Pengaturan akses user dengan accesslist. Mudah dalam montoring traffic dan maintenance network karena dapat diakses tanpa harus berada di dekat switch. Mendukung pengaturan bandwidth pada port switch. Optimalisasi penggunaan bandwidth untuk video , suara dan data aplikasi. Mendukung implementasi network access protection, dekstop management dan unified communication.
Pengaturan Bandwidth Pengaturan bandwidth dilakukan dengan proporsional, yaitu diberikan bandwidth yang lebih besar kepada pegawai yang memiliki jabatan tertentu atau karena aktivitas kerjanya memang memerlukan akses yang lebih besar. Sedangkan untuk user - user lainnya, diberikan bandwidth default pada switch port-nya.
3.3
Infrastruktur Jaringan yang disarankan Melihat analisa jaringan terpasang dan jaringan yang diharapkan dapat diberikan pemecahan masalah yaitu dengan pemasangan manageable switch dan penerapan QoS. Untuk lebih jelasnya , dapat dilihat pada penjabarkan berikut ini : Penerapan VLAN VLAN yang disarankan adalah berdasarkan port karena kemudahan dalam pengaturan yang disebabkan banyaknya jumlah worksation dan kemungkinan sering berpindah - pindahnya user dari satu LAN ke LAN lain. Penerapan VLAN juga meperbaiki kinerja pengamanan jaringan karena hanya user yang telah terkoneksi saja yang dapat mengakses jaringan dan memungkinkan pembatasan pada akses ke dalam jaringan. Sedangkan untuk jaringan wireless digunakan perangkat wifi dengan merk DLINK DAP-1360. Perangkat ini maksimal bisa mengakomodir 32 user dan jangkauan nya radius 38 meter. Tiap wifi akan di seting 2 jenis SSID (Service Set Identifier) yaitu P_6C untuk pekerja Pertamina dan P2_Net untuk tamu dan vendor Pertamina. Perbedaan kedua jenis layanan ini adalah
Penerapan QoS Dalam usaha menjaga dan meningkatkan nilai QoS, dibutuhkan teknik untuk menyediakan utilitas jaringan, yaitu dengan mengklasifikasikan dan memprioritaskan setiap informasi sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Contohnya, terdapat paket data yang bersifat sensitif terhadap delay tetapi tidak sensitif terhadap packet loss seperti VoIP, ada juga paket yang bersifat sensitif terhadap packet loss tetapi tidak sensitif terhadap delay seperti transfer data. Untuk itu perlu dilakukan pengklasifikasian paket dan pengurutan prioritas paket dari yang paling tinggi sampai terendah. Berikut spesifikasi aplikasi data yang harus dipenuhi QoS voice o ≤150ms latency (delay) dari mulut ke telinga o ≤30ms jitter
7
≤1% paket loss, dengan codec DSP (digital signal processing) dapat menggunakan algoritma prediksi untuk single paket loss. o 17-106 kbps prioritas bandwidth per call yang dijamin o 150 bps per telepon yang bandwidth nya dijamin untuk kontrol trafik voice QoS video Untuk kebutuhan video conference haruslah memenuhi hal sebagai berikut : o ≤150ms latency (delay) dari mulut ke telinga o ≤30ms jitter o ≤1% paket loss o Minimum bandwidth yang harus di sediakan untuk video streaming ditambah 20%, misalnya video streaming membutuhkan 384 kbps maka bandwidth prioritas yang harus disediakan adalah 460 kbps (384 +(384 x 20%) = 460). Untuk kebutuhan video streaming seperti IP multicast executive broadcast, training secara real time, harus memenuhi hal berikut ini: o Latency (delay) yang dibolehkan 4 – 5 detik (tergantung pada kapasitas buffering aplikasinya). Persyaratan jitter tidak terlalu penting. o Packet loss yang di izinkan adalah 2%. Bandwidth yang dibutuhkan tergantung encoding dan rate video streaming. o Delay dan jitter tidak terlalu sensitif. QoS data Terdapat beberapa poin utama mengenai pengklasifikasian trafik data, sesuai dengan jenis datanya, yaitu sebagai berikut : o Profil aplikasi untuk mendapatkan pemahaman persyaratan jaringan yang dibutuhkan.
Berbeda aplikasi memiliki perbedaan karakteristik trafik. Berbeda versi pada aplikasi yang sama dapat juga memiliki karakteristik trafik yang berbeda. o Menggunakan pengklasifikasian trafik data menjadi empat kelas, yaitu sebagai berikut : Transactional data (missioncritical)—ERP, transactional, dan highpriority aplikasi internal. Bulk data (guaranteedbandwidth)—Streaming video, messaging, dan intranet Best-effort (the default class)—Internet browsing, email, dan unclassified applications Scavenger (less-than-besteffort)—FTP, backups, dan noncritical applications.
o
o
Mendukung Implementasi Access Protection, Management dan Communication.
Network Dekstop Unified
Untuk mendukung ketiga implementasi tersebut dibutuhkan perangakat manageable switch. Untuk NAP, semua komputer dan device yang melakukan akses ke dalam sistem akan dilakukan validasi apakah telah memenuhi persyaratan keamanan yang diset oleh administrator lewat group policy. Jika lolos validasi, maka user dapat memiliki akses, jika tidak, maka user tersebut akan dikarantina dan masuk ke VLAN karantina. Untuk dekstop management akan dilakukan standarisasi software yang sesuai dengan kebutuhan user, batasan software yang boleh di install, jenis file apa saja yang boleh disimpan oleh user, jenis port I/O yang mana saja yang diaktifkan pada komputer user, dan dikontrol jarak jauh terhadap komputer user. Selain itu administrator dapat juga 8
melakukan instal program ke komputer user melalui jaringan dari jarak jauh. Untuk melakukan hal ini maka perlu dilakukan pengaturan bandwidth agar proses tersebut lancar. Untuk unified communication akan di buat ketentuan bagian atau fungsi apa saja yang mendapat fasilitas tersebut dan di aplikasikan pada VLAN masing-masing fungsi.
4.2. Saran 1. Melihat kembali kebutuhan kantor unit ketika akan dilakukan implementasi karena perancangan dilakukan pada saat ini, dan tidak menutup kemungkinan ketika implementasi terdapat kekurangan. 2. Penerapan jaringan baru agar secepatnya dilaksanakan melihat kondisi terpasang yang sudah tidak layak. DAFTAR PUSTAKA [1]. Cisco Live Networkers, Orlando, FL
IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Dari hasil Kerja Praktek di PT. Aplikanusa Lintasarta Wilus Tengah Regional Semarang, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kondisi eksisting perangkat jaringan di kantor unit UPMS IV Semarang adalah belum managable sehingga kondisi jaringan masih satu segmen, user dapat mengakses tiap port switch dengan bebas, tiap port pada switch tidak dapat di konfigurasi, tidak dapat melakukan monitoring jaringan, prioritas setiap paket data sama dan tidak mendukung implementasi Network Access Protection, Desktop Management dan Unified Communication. 2. Kondisi yang di harapkan pada jaringan data di kantor unit UPMS IV Semarang adalah mendukung segmentasi user untuk membedakan segmen di LAN, mendukung pengaturan akses user, mendukung pengaturan port pada switch, dapat memonitor trafik dan maintenance jaringan dari jarak jauh, optimalisasi bandwith untuk video, voice dan data aplikasi serta mendukung implementasi Network Access Protection, Desktop Management dan Unified Communication. 3. Untuk memiliki kondisi jaringan seperti yang diharapkan maka yang harus dilakukan dengan menerapkan VLAN, switch yang portnya mendukung untuk di manage, switch yang mendukung untuk monitoring jaringan, switch yang mendukung management bandwith, mendukung penerapan QoS dan mendukung implementasi Network Access Protection, Desktop Management dan Unified Communication
june 2007,
[2]. SAFE Security Cisco [3]. http://www.ciscopress.com/articles/article. asp?p=471096 [4]. http://www.cisco.com/en/US/products/ps6 558/products_ios_technology_home.html [5]. http://www.tekbar.net/id/networkconstruction/broadband-network-qosmechanism.html [6]. http://www.cis.ohiostate.edu/~jain/cis788-97/ [7]. http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.ph p?id=36 [8]. http://h30507.www3.hp.com/t5/HPNetworking/Gartner-s-Enterprise-LANMagic-Quadrant-HP-in-LeadersQuadrant/ba-p/96931 [9]. http://en.wikipedia.org/wiki/IEEE_802.11 n-2009 [10]. http://www.router-switch.com/pricecisco-switches_c2
9
BIOGRAFI PENULIS Endriawan (L2F006036) Lahir di Semarang, 4 Agustus 1988. Telah menempuh pendidikan mulai dari TK Pertiwi Siwi Asih 9 Semarang, kemudian melanjutkan ke SDN 1 Genuksari Semarang, SMPN 2 Semarang, serta SMUN 3 Semarang. Saat ini penulis sedang menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Elektro Universitas Diponegoro dengan mengambil konsentrasi Teknik Informatika dan Komputer.
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Ir. Kodrat Imam Satoto, MT NIP. 196310281993031002
10