Makalah Seminar Kerja Praktek
INSTALASI JARINGAN PADA GEDUNG IT-CENTRE DAN FIXED WING DALAM ARSITEKTUR FTTB (FIBER TO THE BUILDING) Septihadi1), Munawar2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Sudarto, Tembalang, Semarang, Indonesia email :
[email protected]
ABSTRAK Pada abad sekarang ini kemajuan di dunia informasi begitu pesat dan berdampak pada perkembangan bidang telekomunikasi. Kebutuhan masyarakat akan informasi baik berupa suara maupun data semakin meningkat, sehingga suatu jaringan dengan kecepatan akses yang tinggi untuk transmisi data yang handal sangat dibutuhkan. Begitu pula pada jaringan antar gedung yang menjadi salah satu lintasan utama dalam sebuah jaringan harus memiliki kecepatan interkoneksi antar jaringan yang sangat tinggi. Kabel fiber optik tampaknya menjadi ide yang tepat untuk meningkatkan performa pada sebuah jaringan, dimana dengan penggunaan fiber optik sebagai medium transmisi memberikan dampak pada keandalan yang tinggi, kapasitas yang besar dan kualitas yang tinggi. Di lingkungan PT. Dirgantara Indonesia, untuk mengatasi masalah kecepatan antar jaringan local maka pada sebuah jaringan network perlu dibangun dan dirancang menggunakan kabel fiber optik dengan topologi dan arsitektur jaringan yang tepat. Perancangan jaringan yang tepat dan efisien diharapkan mampu memenuhi kebutuhan layanan data yang tinggi agar menghasilkan proses produksi yang lebih baik. KataKunci : Fiber Optik, Topologi, FTTx, Switch
I. 1.1
PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini kemajuan di bidang telekomunikasi begitu pesat sehingga berdampak pada perkembangan teknologi informasi. Kebutuhan masyarakat akan informasi baik berupa suara maupun data semakin meningkat, sehingga suatu jaringan dengan kecepatan akses yang tinggi untuk transmisi multimedia yang handal sangat dibutuhkan. Suatu jaringan yang handal serta mendukung berbagai layanan multimedia dengan bandwidth yang besar menyebabkan perlunya suatu optimalisasi sistem untuk meningkatkan performa dan kualitas jaringan. Oleh karena itu penerapan teknologi dan arsitektur jaringan yang tepat perlu dilakukan. Transmisi optik tampaknya menjadi ide yang tepat untuk meningkatkan performa jaringan, dimana dengan penggunaan serat optik sebagai medium transmisi memberikan dampak pada keandalan yang tinggi, kapasitas yang besar dan kualitas yang tinggi menjadi 1) NIM 21060110120025, Mahasiswa Teknik Elektro 2) NIP 197708262006041001, Dosen Teknik Elektro
pilihan dalam pembangunan sistem telekomunikasi. PT. Dirgantara Indonesia adalah salah satu industri pesawat terbang di Indonesia yang juga memerlukan suatu jaringan dengan kecepatan akses yang tinggi demi memudahkan para karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Dengan pertimbangan bahwa kabel Fiber Optik mampu mentransfer data dengan sangat cepat dan memiliki karakteristik tahan terhadap derau dan interferensi, stabil, aman dan kecepatan tinggi (hingga giga bits/detik), maka untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi antar gedung pusat (IT Centre) dan gedung lain yang diambil salah satu contoh saja, yaitu gedung Fixed Wing di hubungkan dengan kabel fiber optik. Karena IT Centre adalah satu-satunya gedung yang menyediakan akses atau dengan kata lain bertindak sebagai satu-satunya sentral utama akses,maka jaringan di PT Dirgantara Indonesia menggunakan topologi star.
1.2 Tujuan Tujuan dan manfaat penulis melakukan kerja Praktek ini adalah : 1. Mengetahui jaringan fiber optik pada jaringan antar gedung IT Centre dan Fixed Wing di PT. Dirgantara Indonesia dalam arsitektur FTTB (Fiber to the Building) 2. Mengetahui komponen-komponen yang digunakan dalam sistem komunikasi fiber optik 1.3 Batasan Masalah Adapun pembatasan masalah dalam laporan ini yatu sebagai berikut: 1. Hanya membahas perangkat instalasi jaringan yang terpasang pada gedung IT Centre dan Gedung Fixed Wing 2. Hanya membahas skema jaringan fiber optik di PT Dirgantara Indonesia beserta daftar komponen-komponennya.
DASAR TEORI Fiber optik Fiber Optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah dari sinar laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi fiber optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi. Perkembangan teknologi fiber optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar, maka mampu dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian fiber optik sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi. Sekitar 20 tahun yang lalu, kabel fiber optik telah memngambil alih dan mengubah wajah teknologi industri telepon jarak jauh maupun industri automasi dengan pengontrolan jarak jauh. Serat optik juga
memberikan peranan besar membuat Internet dapat digunakan di seluruh dunia. Pada 1983 Corning memperkenalkan Optical Fiber atau serat optik yaitu helai kaca yang dapat mengirimkan sinyal telekomunikasi dengan sempurna pada kecepatan cahaya. Saat ini, Corning merupakan satu-satunya produsen serat optik di Amerika Serikat. Pada tahun 1997 fiber optik menghubungkan seluruh dunia, Fiber-Optic Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan kabel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru. 2.2
Bagian-Bagian Kabel Fiber Optik Struktur dasar fiber optic terdiri dari tiga bagian yaitu core (inti), cladding (kulit), buffer (pelindung) dan jacket (mantel). Core dan cladding biasanya terbuat dari kaca sedangkan buffer atau coating biasanya terbuat dari plastik agar fleksibel.
II. 2.1
Gambar 1 Bagian-bagian fiber optik
Core Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik yang dimana pengiriman sinar dilakukan.. Core merupakan bagian inti dari fiber optic karena perambatan cahaya terjadi di sini. Cladding Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan sinar kembali ke dalam inti(core) Coating (Jaket) berfungsi sebagai pelindung mekanis pada serat optik dan identitas kode warna. Terbuat dari bahan plastik. Berfungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan. 2.3
Cara Kerja Fiber Optik
Sinyal awal yang berbentuk sinyal listrik pada transmitter diubah oleh transducer elektrooptik (diode/laser diode) menjadi gelombang cahaya yang kemudian ditransmisikan melalui kabel serat optic menuju penerima / receiver yang terletak pada ujung lainnya, pada penerima/receiver sinyal optik tadi diubah kembali menjadi
sinyal listrik oleh transducer Optoelektronik (Photo Dioda / Avalanche Photo Dioda). Akan tetapi dalam perjalanan sinyal optik dari transmitter menuju receiver akan terjadi redaman cahaya sehingga jika jarak transmisinya sangat jauh maka diperlukan repeater untuk memperkuat sinyal kembali. Dengan demikian, maka terjadilah proses komunikasi di mana kedua ujung media dapat mengirim dan menerima informasi yang ingin disampaikan. 2.4
Jenis –Jenis Fiber Optik Berdasarkan mode yang dirambat : 1. Single-mode fibers
Gambar 2 Single Mode fiber
Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 9 micron). Singlemode Step Index mempunyai karakteristik sebagai berikut : Serat optik Singlemode Step Index memiliki diameter core yang sangat kecil dibandingkan ukuran claddingnya Ukuran diameter core antara 2 µm – 10µm Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan sumbu serat optik. Memiliki redaman yang sangat kecil Memiliki bandwidth yang lebar Digunakan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi Dapat digunakan untuk transmisi jarak dekat, menengah dan jauh 2. Multi Mode Fiber
Gambar 3 Multi Mode Fiber
Mempunyai inti yang lebih besar(berdiameter 0.0025 inch atau 62.5 micron). Multimode Step
Index mempunyai karakteristik sebagai berikut : Indeks bias core konstan. Ukuran core besar (50mm) dan dilapisi cladding yang sangat tipis. Penyambungan kabel lebih mudah karena memiliki core yang besar Sering terjadi dispersi. Hanya digunakan untuk jarak pendek dan transmisi data bit rate rendah Berdasarkan indeks bias core : Step indeks pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen. Graded indeks indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimal.
2.5 Sistem Komunikasi Serat Optik Sistem Komunikasi Serat Optik adalah suatu sistem Komunikasi yang menggunakan Kabel Serat Optik sebagai media transmisinya yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dan tingkat keandalan yang tinggi, berbeda dengan media transmisi lainnya serat optik tidak menggunakan gelombang elektromagnetik /listrik sebagai gelombang pembawanya melainkan menggunakan sinar/cahaya laser.
III.
3.1
INSTALASI JARINGAN PADA GEDUNG IT-CENTRE DAN FIXED WING DALAM ARSITEKTUR FTTB (FIBER TO THE BUILDING)
Instalasi Jaringan Pada PT Dirgantara Indonesia Jaringan akses pada PT Dirgantara Indonesia berpusat di gedung IT-Centre. Karena alasan tersebut,maka untuk jaringan akses di PT Dirgantara Indonesia digunakan topologi jaringan star. Untuk akses data antar gedung maupun akses internet, gedung ITCentre dihubungkan ke gedung-gedung yang akan menggunakan akses tersebut baik untuk meningkatkan produksi maupun untuk akses
pertukaran data antar gedung, maka digunakanlah media transmisi fiber optic agar didapatkan kecepatan transfer data dengan keandalan yang tinggi, kapasitas yang besar, dan kualitas yang baik. Karena dibandingkan media transmisi yang lainnya, fiber optic ini paling cepat dalam pengiriman paket data dan jangkauannya yang mencapai 100 km. Fiber Optik yang digunakan di PT Dirgantara Indonesia adalah fiber optic singlemode 6 core yang dilewatkan pada gorong-gorong bawah tanah/terowongan yang mana tiap gedung memiliki jalur terowongan yang menghubungkan gedung yang satu dengan gedung yang lain. 3.1.1 Peta Internal PT Dirgantara PT Dirgantara Indonesia terdiri atas beberapa bangunan yaitu IT- Center, GPM, Diklat, AE-MT, East of Aero, Center of Aero, West of Aero, NC-Program, GPT, GRW, GFW, FTC, CBC dan HMP. Gambar berikut menunjukan peta internal dari PT Dirgantara Indonesia :
FixedWing
IT Center
Fiber Optic UTP CAT6
Gambar 5 Gambaran sederhana arsitektur FTTB di PT Dirgantara Indonesia yang menghubungkan antara gedung IT Center dan Gedung Fixed Wing
Pada Arsitektur FTTB, TKO (titik konversi optik) terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di basement namun juga dimungkinkan diletakkan pada lantai tertentu di gedung tersebut untuk mempermudah pendistribusian kabel selanjutnya. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor ataupun kabel UTP. FTTB dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis di gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan di apartement. 3.3
Gambar 4 Peta Internal PT Dirgantara
3.1.2
FTTx di PT Dirgantara Indonesia Media transmisi yang digunakan dari gedung IT Center PT Dirgantara Indonesia menuju gedung-gedung lainnya adalah fiber optik. Setelah tiap gedung telah terhubung dengan gedung IT Center melalui fiber optic, kemudian di tiap gedung didistribusikan ke masing-masing ruangan dengan kabel UTP CAT5. Dengan kata lain, arsitektur jaringan fiber optik yang digunakan oleh PT Dirgantara Indonesia adalah arsitektur FTTB (Fiber To The Building).
Instalasi Jaringan pada Gedung IT Center dan Gedung Fixed Wing
Tabel 1 Fiber Optic Installation NETWORK CENTER / IT
Tabel 2 Fiber Optic Installation to FIXED WING
Berdasarkan tabel diatas pada PT Dirgantara Indonesia terdapat beberapa komponen yang dibutuhkan untuk membangun jaringan fiber optic, diantaranya: 1. Kabel fiber optik outdoor 6 core Duct, Double jacket single mode 2. OTB 3. Server Rack 4. Patch cord LC/UPC - LC/UPC, simplex, Singlemode 5. Pig tail Tipe LC/UPC 6. Core Switch (HP5820) 7. Distribution Switch (AT-94245/XP) 8. Access Switch (AT-GS950) 9. Modul SFP 10. Splicer 11. OTDR Kabel fiber optik di PT Dirgantara menggunakan fiber optik outdoor 6 core Duct, Double jacket single mode, dengan diameter 9 micron, dan wavelenght 1310-1550 nm Kabel fiber optic outdoor 6 core Duct,double jacket single mode artinya di kabel fiber optic ini terdapat 6 core dalam tiap ductnya yang mana memiliki double jacket dan bekerja dengan single mode. OTB (Optical Termination Box) adalah kotak tempat menaruh hasil terminasi/splicing. Ada 2 tipe OTB yaitu OTB RackMounted yang mana OTB rackmount dipasang pada rack server dan OTB WallMounted yang mana OTB dipasang pada dinding. Rack Server adalah rack yang khusus di rancang untuk penempatan server ataupun peralatan jaringan network seperti switch dan komputer server.
Patchcord adalah kabel fiber optic dengan panjang tertentu yang sudah terpasang konektor di kedua ujungnya. Patchcord yang digunakan di PT Dirgantara Indonesia adalah Patchcord dengan konektor LC. Pig tail adalah kabel serat optic yang hanya salah satu ujungnya terpasang konektor, sedangkan ujung lainnya tidak terpasang konektor. Ujung pigtail yang berupa connector diinstalasi ke perangkat (OTB), sedangkan ujung pigtail tanpa konektor tersambung dengan serat kabel fiber optic yang lainnya. Switch yang digunakan ada 3 jenis yaitu Core Switch, Distribution Switch, dan Access Switch. Sebelumnya akan dijelaskan tentang Multi Layer Switching. Multi layer switching adalah cara dimana menyusun perangkat network switch menjadi beberapa tingkatan dikarenakan end user yang terkoneksi ke dalam suatu jaringan memiliki jumlah yang banyak, sehingga kita perlu melakukan trunking (menyambungkan switch satu dengan switch lain) antar network switch secara bertingkat. Switch Core terletak paling dekat dengan server yaitu di Gedung IT-Centre dimana dari Switch Core ini kemudian akan terhubung ke Switch Distribusi yang mana Switch Distribusi ini terletak di tiap-tiap gedung PT Dirgantara Indonesia dan kemudian dihubungkan ke Access Switch yang terletak di tiap-tiap lantai gedung PT Dirgantara Indonesia yang lalu terhubung dengan user-user yang akan menggunakan akses komunikasi data. Pada switch layer kedua (Distribution Switch), switch yang digunakan adalah switch AT-94245/XP dengan jumlah port SFP sebanyak 4 port dan port RJ45 sebanyak 24 port. Switch ini digunakan sebagai penghubung core switch dengan access switch dan biasanya diletakan di ruang server/ telekomunikasi ditiap gedung dan hanya terdapat satu distribution switch ditiap gedung. Sedangkan untuk switch layer ketiga (Access Switch), switch yang digunakan adalah switch AT-GS950 dengan jumlah port SFP sebanyak 4 port dan port RJ45 sebanyak 24 port. Switch inilah yang menghubungkan jaringan dengan end user atau komputer karyawan PT Dirgantara Indonesia. Jumlahnya bisa bervariasi ditiap gedungnya, bergantung banyaknya jumlah user. Jadi dengan menggunakan metode multi layer switch kita dapat melakukan extend
(perluasan) jumlah komputer yang terkoneksi ke dalam jaringan. Susunan 3 layer network switch di atas dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa layer ke bawah tergantung dari kebutuhan jumlah jaringan. SFP (small form plugable) merupakan hot-pluggable tranceiver yaitu perangkat yang mengirimkan dan menangkap sinyal informasi dengan media serat optik. SFP dipasang pada port pada modul sebuah perangkat komunikasi data / telekomunikasi. Pada SFP terdapat Transmit (Tx) dan Receive (Rx). Transmitter di perangkat A harus bertemu dengan Receiver di perangkat B, dan sebaliknya. Sedangkan untuk switch yang dipakai dalam jaringan fiber optik di PT Dirgantara sudah memiliki port SFP didalamnya sehingga tidak diperlukan suatu optical converter dan kabel fiber optik dapat langsung dihubungkan ke switch melalui modul SFP .
.3.4 Gambar Denah Gedung Fixed Wing sebelum dan setelah penempatan Switch 2
12
7
8
1
9 3
4
5
13
11
1
10
6
LIFT C
LIFT D 14
RB
23
22
WC
26
MUSHOLA
WC
19
18
17
MUSHOLA
WC
24 27
25
21
20 16
15
Gambar 6 Denah Gedung Fixed Wing
Gambar di atas menunjukkan gambar denah gedung Fixed Wing yang belum disertai dengan instalasi jaringan beserta letak-letak switchnya. Tugas pertama penulis adalah melakukan observasi ke lokasi gedung Fixed Wing. Dimana penulis mengukur jarak antar pilar horizontal dan vertical yang mana nanti akan digunakan sebagai tolak ukur jarak user dan switch yang akan diinstalasi. Untuk tiap lantai sendiri,tidak harus dipasang 1 switch access tiap lantainya. Ini tergantung oleh jumlah user di tiap lantai itu tersebut. Untuk kapasitas 1 switch access itu sendiri, maximal dapat menghandle 4 port SFP dan 24 port RJ45 yang mana 1 port RJ45 akan dihubungkan dengan switch distribusi di tiap gedung. Dengan kata lain, 1 switch access dapat menghubungkan maximal 23 user dengan jaringan pada IT-Centre. 79m
2
12
7
1
8
37m 38m
1
39m
57m
3
4
5
6
13
11
49m
9
10
50m
40m 48m
LIFT C
LIFT D 49m
14 50m
RB 86m 85m
Gambar 20 Pemasangan modul SFP 23
26
Splicer adalah alat untuk menyambung serat optic, prosesnya disebut dengan splicing. OTDR(Optical Transmission Digital Reflektometer) adalah alat untuk mendeteksi kontinuitas suatu kabel Serat Optik dalam jarak tertentu sehingga bisa menghasilkan jarak dari dua sisi yang merupakan ukuran gangguan yang terjadi sehingga trouble shooting dapat dilaksanakan dengan baik karena akan dengan mudah menentukan letak lokasi gangguan yang terjadi dengan referensi jarak hasil ukur dari perangkat alat ukur OTDR
22
WC
MUSHOLA
WC
36m 43m
27
26m
18
17
MUSHOLA
WC
58m
23m 19m 18m
25
19 68m
24 32m 30m 30m
66m
21
20 16
Gambar 7 Denah Gedung Fixed Wing serta instalasi Switch
Gambar diatas adalah gambar denah gedung fixed wing beserta instalasi switchya.Karena arsitektur jaringan yang digunakan adalah FTTB yang mana fiber optic hanya menghubungkan antar gedung saja. Sedangkan untuk jaringan internal tiap gedung digunakan media perantara UTP CAT-5 dengan konektor RJ45. Yang mana jarak antara user dan switch di dalam gedung itu sendiri harus
15
≤ 90m. Ini karena keterbatasan jarak tempuh data yang dimiliki oleh kabel UTP CAT-5. Sehingga untuk penginstalan networknya, penulis harus memperhatikan jarak dari letak switch access ke usernya ( ≤ 90 m karena media perantaranya adalah kabel UTP-CAT5) dan keefisiensian jumlah user yang akan dihubungkan ke switch access tiaptiap lantainya. Selain merancang instalasi jaringan, penulis juga membuat rencana topologi jaringan backbone di PT Dirgantara Indonesia. Penulis juga merancang subnetting dan subnet mask untuk tiap gedung di PT Dirgantara Indonesia.
IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Selama melaksanakan kerja praktek di PT Dirgantara Indonesia, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut : 1. Kabel yang cocok untuk digunakan pada network PT Dirgantara Indonesia adalah kabel fiber optik karena memiliki kecepatan transfer data yang lebih cepat daripada kabel biasa. 2. Arsitektur jaringan Fiber Optik di PT Dirgantara termasuk kategori FTTB (Fiber To The Building) karena kabel fiber optik hanya digunakan untuk menghubungkan jaringan antar gedung saja, sedangkan untuk jaringan internal gedung menggunakan kabel UTP cat5. 3. Pada sistem fiber optik di PT Dirgantara Indonesia tidak menggunakan Optical Converter melainkan menggunakan modul SFP yang langsung dapat ditancapkan ke port SFP pada switch jaringan. 4. Switch yang digunakan pada jaringan fiber optik di PT Dirgantara Indonesia menggunakan metode Multi layer switching yang terdiri dari Core Switch, Distribution Switch dan Access Switch. 5. Untuk membuat suatu rancangan jaringan, maka kita harus mengetahui berapa banyak jumlah user yang akan dicover oleh jaringan tersebut dan seberapa jauh jarak yang dibutuhkan untuk menghubungkan jaringan tersebut.
4.2 Saran 1. Untuk meningkatkan kehandalan dan kecepatan jaringan di PT Dirgantara Indonesia, sebaiknya semua jaringan menggunakan kabel fiber optik, baik itu jaringan backbone maupun jaringan internal gedungnya. 2. Mahasiswa yang akan melakukan kerja praktek sebaiknya membekali diri dengan teori-teori dasar yang berkaitan dengan materi kerja praktek yang akan diambil.. DAFTAR PUSTAKA [1] Badien. 2008. Sistem Komunikasi Serat optic. http://badien.wordpress.com/2008/08/16/d asar-sistem-komunikasi-serat-optik/ [2] Efendy. 2012. Apa itu Fiber Optik dan Bagaimana Cara Kerjanya. http://efendybloger.blogspot.com/2012/11/ Apa-itu-Fiber-Optik-dan-BagaimanaCara-Kerjanya.html [3] Fauzi, Nurman. 2008. Sistem Komunikasi Serat/Fiber Optik. http://zethcorner.wordpress.com/2008/07/ 22/sistem-komunikasi-serat-fiber-optik/. [4] Rahmaterian. 2012. Karakteristik fiber optic http://rahmaterian.wordpress.com/2012/0 2/21/karakteristik-fiber-optic/ [5] Lesmana, Ricky. 2009. Jaringan Komputer, IP Address & Subnetting. Bandung : Unikom
BIODATA Septihadi Klinsman Siboro, lahir di Kuningan, 4 September 1991. Menempuh pendidikan dasar di SD Yos Sudarso Purwakarta. Melanjutkan ke SMP Yos Sudarso Purwakarta dan pendidikan tingkat atas di SMAN 1 Purwakarta. Dari tahun 2010 sampai saat ini masih menempuh studi Strata-1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, konsentrasi Telekomunikasi. Semarang, November 2013 Mengetahui dan Menyetujui, dosen pembimbing
Munawar Agus Riyadi, ST, MT. NIP. 197708262006041001