Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
CORAK BATIK LASEM SEBAGAI BUKTI AKULTURASI BUDAYA CINA DAN JAWA Makalah Non Seminar Diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Humaniora
oleh NITA KUSUMA SUGIONO NPM 1106078593 Program Studi Cina
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 201 20166
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
CORAK BATIK LASEM SEBAGAI BUKTI AKULTURASI BUDAYA CINA DAN JAWA Nita Kusuma Sugiono Program Studi Cina, FIB, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak
Batik Lasem merupakan tetesan budaya masyarakat Cina peranakan yang tinggal di Lasem, Jawa Tengah. Keunikan batik Lasem terletak pada corak dan pewarnaannya yang memadukan budaya Cina dan Jawa. Melalui batik Lasem kita dapat melihat percampuran budaya Cina dan Jawa yang berkolaborasi dengan indah. Corak binatang-binatang Cina yamg megah dan penuh dengan falsafah hidup khas Cina dipadukan dengan bunga-bunga lokal Jawa yang cantik dan mempesona, ditambah dengan warna khas Lasem yang cerah dan menawan menjadikan batik Lasem sebagai suatu karya seni bernilai tinggi. Batik Lasem merupakan warisan budaya yang telah dipelihara dan dilestarikan oleh masyarakat Lasem selama ratusan tahun lamanya. Hingga saat ini, apabila kita melihat batik Lasem, kita dapat menyaksikan bukti nyata percampuran budaya Cina dan Jawa yang tertoreh dalam selembar kain batik yang indah.
Abstract
Batik Lasem is a cultural heritage of the Peranakan Chinese whom resides in Lasem, Central Java. The uniqueness of Batik Lasem lies in its patterns and coloring which incorporates Chinese and Javanese culture. Through Batik Lasem, we are able to see a mix of Chinese and Javanese influences in unified beauty. Majestic patterns of animals which epitomizes a distinct philosophy of the Chinese, merged together with the allure and charm possessed only by a local Javanese flower, added with the prominent and vibrant color of Lasem is what attributes to the high value of this work of art. Batik Lasem is a cultural heritage that has been preserved by the people of Lasem for decades. To this day, whenever Batik Lasem is sighted, its striking merge of Chinese and Javanese cultures is perpetually embedded on a length of batik garment. Keyword : Batik Lasem; Acculturation; Chinese; Java
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
1. Latar Belakang Sejak abad pertama sebelum masehi, Cina dan kepulauan Indonesia telah memiliki hubungan yang sangat dekat, baik antara Kaisar Cina dengan raja-raja di Indonesia, dalam aspek agama maupun perdagangan. Kedatangan bangsa Cina ke Indonesia dimulai pada abad ke 17, ketika kongsi perdagangan Hindia-Timur (VOC) berhasil mengajak bangsa Cina dari daratan untuk bermigrasi ke berbagai pulau di Indonesia, baik untuk
bekerja maupun berdagang. Pada saat
itu, seorang Laksamana yang terkenal bernama Cheng Ho menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Lasem. Setelah mendarat, rombongan ini disambut oleh Raja setempat. Lasem pada masa itu masih berbentuk kerajaan. Ternyata Raja Lasem jatuh hati dengan anak dari awak kapal Cheng Ho yang bernama Binang ti. Akhirnya merekapun menikah dan Binang ti menetap di Lasem. Pada saat Binang ti akan dinikahi oleh raja Lasem, keluarga kerajaan Lasem meminta Binang ti menunjukan kecakapannya menggambar berbagai ornamen Cina, ternyata keluarga kerajaan sangat mengaguminya. Kecakapan menggambar berbagai ornamen Cina ini lalu diaplikasikan oleh Binang ti ke dalam kebudayaan lokal Lasem yaitu kain batik, sehingga terciptalah kain batik dengan corak khas Cina.
1
Lasem merupakan wilayah pesisir di daerah Jawa tengah. Layaknya daerah pesisir, maka banyak terjadi aktivitas di daerah Lasem ini, baik aktivitas perdagangan, pelayaran dan sebagainya. Sejak tahun 1870, telah tercatat dalam sejarah bahwa produksi batik Lasem dikuasai oleh keturunan Cina yang tinggal dan menetap di Lasem.2 Seperti yang kita ketahui, batik merupakan tetesan budaya khas Indonesia yang dapat kita temui di berbagai daerah di pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah. Batik merupakan budaya khas Indonesia yang sudah mendunia dan digemari banyak kalangan, baik dari kalangan bawah , menengah hingga kalangan priyayi.3
Di pulau Jawa, khususnya di Jawa tengah banyak sekali dijumpai daerah penghasil batik. Uniknya, walaupun banyak daerah penghasil batik di pulau Jawa, namun Corak batik dari
1
Berdasarkan wawancara dengan narasumber
2
Elliot, Inger McCabe. 1984. Batik Fabled Cloth of Java. Hal 152 Priyayi : kaum elit yang sah https://www.academia.edu/10335800 3
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
tiap-tiap daerah ternyata memiliki kekhasannya masing-masing, contohnya batik Lasem, di Jawa Tengah. Kekhasan kain batik Lasem terletak pada pewarnaannya dan juga detail corak gambar batiknya, seperti corak flora, fauna, benda-benda hingga corak tulisan Cina.
Lasem merupakan kota kecil di daerah Jawa Tengah. Batik di lasem memiliki kekhasan tersendiri karena Corak dalam batik lasem telah mengalami akulturasi dengan budaya Cina sehingga membuat batik lasem memiliki
corak yang khas dibandingkan dengan corak batik
di daerah lainnya. Gabungan budaya Cina dan Jawa yang tertoreh pada selembar kain menghasilkan sebuah karya budaya yang indah dan penuh dengan
nilai budaya Cina dan
Jawa.
2. Pembahasan dan Hasil Penelitian
2.1 Teori Akulturasi
Menurut Koentjaraningrat (1996) , Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah
kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan itu sendiri. Contohnya; baju batik Indonesia yang digabungkan dengan model baju luar negri sehingga menghasilkan baju batik modern, disini budaya kedua negara masih dapat dilihat dan tetap ada namun diinovasikan menjadi batik modern (akulturasi batik Indonesia dan desain model luar negri).
Akulturasi kebudayaan adalah proses kontak satu atau lebih kebudayaan asing terhadap suatu kebudayaan yang lambat laun kebudayaan asing tersebut diserap kedalam kebudayaan asli, namun hasil dari interaksi tersebut tidak menghilangkan nilai-nilai asli kebudayaan penerima.
2.2 Makna Corak dan Warna dalam Budaya Tradisi Jawa
Batik telah ada sekitar abad ke-14 atau ke-15. Hal ini terbukti dari tulisan-tulisan yang
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
ditemukan mengenai batik tersebut.4 Batik yang telah lama dikenal dalam kebudayaan Jawa bukan hanya merupakan suatu karya seni saja, melainkan juga mengandung makna serta nilai falsafah dan kepercayaan. Sebagai busana, khususnya untuk orang Jawa, pada zaman dulu batik digunakan dalam kehidupan manusia dari lahir hingga meninggal. Misalnya, sebagai pakaian sehari-hari, pakaian pengantin, pakaian kebesaran raja, pakaian untuk upacara seremonial sampai sebagai penutup jenazah.
5
Batik memiliki berbagai jenis corak. Masing-masing corak kain batik memiliki makna masing-masing. Adapun corak dan makna dari batik di Jawa yaitu sebagai berikut:
2.2.1. MOTIF KAWUNG
Gambar 1. Motif Batik Kawung
Motif kawung ini berasal dari Solo. Motif kawung melambangkan harapan agar manusia dapat mengingat asal-usulnya. Motif Kawung bercorak lingkaran menyerupai buah Kawung. Jaman dahulu, batik motif kawung dikenakan di kalangan kerajaan keraton. Orang yang menggunakan motif batik Kawung ini disiratkan sebagai seorang pemimpin yang mampu mengendalikan hawa nafsu, rendah hati dan tetap menjaga hati nurani agar tidak sombong dan menjaga prilakunya.
Sejarah dari motif kawung ini diceritakan bahwa pada zaman dulu ada seorang pemuda yang disegani dikalangan masyarakatnya. Karena kesantunannya ini, maka
nama pemuda ini
terdengar hingga di kalangan kerajaan. Pihak kerajaan merasa penasaran dengan pemuda ini, 4 5
Jawa, Sukma. Batik The Soul of Java. Hal. 11 Iskandar, Neneng. 2008. Batik Indonesia dan Sang Empu. Hal. 18-19
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
sehingga pemuda ini diundang menghadap raja. Sang bunda dari pemuda ini sangat terharu dan senang saat mengetahui bahwa raja mengundang pemuda ini ke kerajaannya. Sang Ibu memberi nasihat supaya anaknya itu tetap rendah hati, tidak terbawa hawa nafsu dan tidak lupa darimana ia berasal. Sang ibu lalu memberikan pemuda ini batik dengan motif kawung, dengan harapan bahwa anaknya tetap mengingat pesan ibunya dan menjadi seorang yang bermanfaat. Setelah menghadap raja, raja memberikan beberapa pekerjaan kepada pemuda ini dan pemuda ini menyelesaikan semua pekerjaan yang diberikannya dengan baik. Akhirnya pemuda ini diangkat menjadi adipati kerajaan. Pada hari pengangkatannya, pemuda ini mengenakan kain motif kawung yang diberikan oleh ibunya. Akhirnya, motif ini kemudian dimaknai sebagai lambang agar tidak sombong dan tetap ingat akan asal usul diri.
2.2.2. MOTIF UDAN LIRIS
Gambar 2. Motif Batik Udan Liris
Motif Udan Liris berasal dari Pekalongan. Makna yang terkandung pada corak ini adalah agar manusia terus bekerja keras, berusaha mencapai cita-cita walaupun banyak rintangan menghadang namun tetap berjuang dan tidak menyerah.
Sejarah motif ini bermula yaitu ketika tahun 1842, daerah Pekalongan masih dipenuhi dengan hutan (wono) bambu (pring). Mayoritas penduduk di daerah Pekalongan memenuhu kebutuhan hidupnya dengan cara berburu di hutan bambu ini. Namun karena hutan bambu rindang dan berbahaya, tidak jarang juga menelan korban.
Konon pada jaman tersebut ada seorang pemuda yang suka berburu dengan warga lainnya.
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
Pada saat mereka sedang memburu seekor rusa, rombongan pemburu ini diserang oleh harimau sehingga mereka semua terluka dan harus kembali pulang dengan tangan hampa. Melihat kondisi pemuda ini yang terluka, ibu dari pemuda ini lalu membuatkan baju batik dengan harapan anaknya yang menggunakan kelak terhindar dari hal-hal yang buruk dan menjadi kstaria yang berani. Bencana tersebut tidak memadamkan semangat pemuda ini namun justru sebaliknya, pemuda ini menjadi lebih hati-hati dan teliti dalam berburu di hutan bambu yang berbahaya itu. Hingga akhirnya, pemuda ini menjadi terkenal mahir dalam berburu.
2.2.3. MOTIF TRUNTUM
Gambar 3. Motif Batik Truntum
Truntum berasal dari kata Tuntum yang berarti mempersatukan/menjadi satu. Pola batik truntum melambangkan tumbuhnya cinta kasih suami istri yang saling menuntun menuju ketentraman dalam mengarungi kehidupan. Ada juga yang menghubungkan Truntum dengan kata Tentrem, yaitu suatu keadaan kejiwaan yang menjadi idaman semua manusia.6 Motif batik Truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) bermakna cinta yang tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai simbol cinta yang murni, tulus, dan abadi.
Motif truntun bila diperhatikan menyerupai bentuk bintang-bintang. Motif ini dibuat oleh Kanjeng Ratu Kencana ketika dirinya sedang merenung pada malam hari. Dirinya mengalami kesedihan yang mendalam karena tidak bisa memberikan keturunan dan membuat Raja ingin
6
Iskandar, Neneng. 2008. Batik Indonesia dan Sang Empu. Hal. 124
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
menikah lagi. Ketika sedang merenung sedih, Kanjeng Ratu Kencana mulai membatik gambar bintang-bintang di langit. Karena keindahan corak batik ini membuat Raja terkesima dan mulai tertarik kembali pada Kanjeng Ratu Kencana. Benih cintapun mulai bersemi kembali. Motif truntum ini kemudian dilestarikan dan dimaknai sebagai lambang cinta yang sejati, tulus dan abadi. Biasanya corak ini digunakan pada saat upacara pernikahan Jawa. Harapannya adalah agar kedua mempelai memiliki cinta yang tulus dan abadi.
2.2.4.MOTIF MEGA MENDUNG
Gambar 4. Motif Batik Mega Mendung
Motif mega mendung berasal dari Cirebon, Jawa Tengah. Motif ini tediri dari garis lengkungan. Terdiri dari lengkungan dalam kemudian melebar keluar. Lengkungan yang simetris ini melambangkan keteraturan dan keharmonisan. Lengkungan pada corak mega mendung awalnya bermula dengan lengkungan kecil kemudian membesar. Motif ini memiliki makna bahwa kehidupan manusia harus selalu berkembang menjadi lebih besar dan lebih baik lagi. Walaupun mengalami pasang surut kehidupan, namun harus terus memiliki semangat untuk keluar mencapai tingkat yang lebih baik lagi.
2.2.5.MOTIF PARANG / LERENG
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
Gambar 5. Motif Batik Parang / Lereng
Parang adalah lambang dari sinar matahari. Di antara dua bidang lajur yang miring terdapat
isen-isen yang disebut "mlinjon" ( bentuk belah ketupat), mengikuti lajur yang miring. Di lingkungan kraton, Parang rusak merupakan pola yang hanya boleh digunakan oleh kalangan kerabat kerajaan.
7
2.2.6.MOTIF MERU
Gambar 6. Motif Batik Meru
Kata meru berasal nama Gunung Mahameru. Gunung ini dianggap sebagai tempat tinggal atau singgasana bagi Tri Murti, yaitu Wisnu, Brahma, dan Siwa. Gunung ini juga melambangkan kemegahan, sumber kehidupan, kemakmuran, dan kebahagiaan hidup. Oleh karena itu, meru digunakan sebagai motif batik dengan harapan selalu mendapatkan kemakmuran dan kebahagiaan.
Bentuk yang biasa diaplikasikan sebagai corak batik Jawa yaitu bunga. Bunga merupakan simbol kecantikan dan keindahan. Makna filosofis dari bunga yaitu agar manusia senantiasa mendapatkan "keharuman". Harum disini diartikan bahwa dapat menjadi pribadi yang indah sehingga dapat membanggakan keluarga. Bunga merupakan ornamen penting bagi masyarakat Jawa yang biasa digunakan pada berbagai upacara adat. Bunga juga memiliki berbagai jenis dan macamnya, berdasarkan jenis bunga, dapat dibagi sebagai berikut: 1) Bunga melati, mengandung makna ketulusan. Warnanya yang putih juga melambangkan kesucian hati nurani; 2) Bunga cempaka, 7
Iskandar,Neneng. 2008. Batik Indonesia dan Sang Empu. Hal. 68
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
disebut juga bunga kanthil. Memiliki makna pengabdian yang tiada terputus; 3) Bunga kenanga, mengandung makna pengabdian dan mencontoh kesuksesan pendahulu;
4) Bunga mawar,
mengandung makna ikhlas tanpa pamrih; 5) Bunga tujuh rupa, mengandung makna pencapaian tujuan hidup.
Selain corak dan motif, dalam menggarap batik juga menggunakan pewarnaan. Dalam pewarnaan batik nusantara, tiap-tiap daerah memiliki kekhasan warna masing-masing, yakni: 1) Batik Solo cenderung menggunakan warna coklat; 2) Batik Pekalongan cenderung menggunakan warna muda; 3) Batik Semarang cenderung menggunakan warna oranye kemerahan; 4) Batik Tegal cenderung menggunakan warna coklat dan biru; 5) Batik Jogjakarta cenderung menggunakan warna biru dan hitam.
2.3 Makna Corak dan Warna dalam Tradisi Budaya Cina
Dalam tradisi Cina, Pakaian merupakan sebuah alat untuk menggambarkan posisi, derajat, ras, suku, jenis kelamin dan kekayaan seseorang. Penggambaran tersebut biasanya diaplikasikan dalam bentuk warna, bentuk baju dan yang paling menonjol adalah corak dalam pakaian itu sendiri. Corak yang diaplikasikan pada pakaian tentu memiliki makna yang berbeda-beda. Hingga saat ini, orang Cina memiliki kepercayaan bahwa corak dalam pakaian Cina memiliki makna yang berhubungan dengan budaya dan kepribadian orang yang mengenakannya. Macam-macam mitologi Cina yang diaplikasikan kedalam pakaian:
2.3.1. Burung Hong Burung hong sering disebut juga dengan sebutan burung phoenix. Burung hong merupakan dewa buatan orang Cina zaman dulu yang masih dipercaya hingga sekarang. Orang Cina kuno sangat mahir dalam menciptakan berbagai macam dan jenis dewa untuk disembah. Namun kenyataannya, tidak ada binatang di dunia ini yang cukup untuk merepresentasikan dewa (sembahan) yg memiliki makna simbolis dan mewakilkan pemikiran masyarakat cina. Oleh karena itu, orang-orang harus menciptakan beberapa dewa. Cara yang umum adalah
dengan
cara menggabung bagian tubuh baru dari binatang yang berbeda, lalu membuat sejenis binatang baru, bahkan memberikan binatang ini sejenis kemampuan dan fungsi yg bisa
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
dimunculkannya. Burung phoenix hanyalah merupakan salah satu dewa ciptaan masyarakat Cina kuno. Burung Hong menyimbolkan kecantikan, keberuntungan, kebaikan, ketenangan, Burung hong identik dengan feminim dan biasanya corak ini digunakan oleh perempuan.
2.3.2. Naga Naga merupakan hewan mitologi ciptaan masyarakat Cina jaman dulu yang dijadikan sebagai dewa. Menurut orang Cina, naga merupakan hewan yang sempurna, berkuasa, kuat, sakti dan sebagai penjaga keselamatan. 8Naga juga merupakan gambaran semangat orang Cina. Orang Cina sangat menyukai naga. Naga memiliki makna gagah, berani dan jantan. Naga identik dengan laki-laki. Selain itu, naga juga menyimbolkan kekuatan, keuletan, ketangguhan, kehormatan, perkasa, dan keberuntungan.
2.3.3. Kupu-kupu Kupu-kupu memiliki makna bahwa hidup manusia itu adalah suatu proses sama seperti siklus hidup kupu-kupu yang berawal dari telur, ulat, kepompong dan akhirnya menjadi kupu-kupu. Corak kupu-kupu ini mengingatkan kita bahwa hidup ini adalah proses untuk menjadi sesuatu yang lebih baik lagi dan kita memiliki tujuan hidup. Kupu-kupu juga identik dengan feminim.
2.3.4. Ikan koi Ikan mas merupakan hewan yang diyakini oleh masyarakat Cina merupakan lambang kesejahteraan. Hal ini bermula dari lafal bahasa Cina untuk ikan adalah Y'u yang merupakan homonim dari kata Yu yang artinya kelebihan / berkelimpahan sehingga ketika orang Cina melafalkan lafal ikan Y'u juga mengingatkan makna lainnya yaitu kelebihan / berkelimpahan Ikan Koi juga dipercaya oleh masyarakat Cina dapat membawa rezeki dan membawa keberuntungan dan kelimpahan.
2.3.5. Qilin Qilin merupakan dewa mitologi masyarakat Cina kuno yang masih dipercaya keberadaannya hingga sekarang. Qilin terbentuk dari penggabungan beberapa bagian tubuh hewan yaitu kepala naga, tanduk rusa, kuku kuda, ekor sapi, dahi serigala dan tubuhnya ditutupi dengan sisik yang berwarna-warni dan kerang. Masyarakat Cina percaya bahwa keberadaan Qilin akan membawa 8
Iskandar, Neneng. 2008. Batik Indonesia dan Sang Empu. Hal. 106
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
nasib baik. dalam budaya tradisional Cina, Qilin adalah simbol perlindungan . Orang percaya bahwa Qilin dianggap sebagai makhluk keberuntungan yang dapat menjaga kita dari kemalangan, menghilangkan kejahatan, penjaga tempat tinggal, dan memberikan keberuntungan, berkah, kebajikan dan kompetensi yang tinggi.
2.3.6. Kura-kura Kura-kura merupakan salah satu hewan yang dapat hidup selama lebih dari ratusan tahun. Orang Cina terinspirasi dari siklus hidup kura-kura dan dijadikan sebagai salah satu corak yang memiliki makna umur panjang.
2.3.7. Burung Merak Burung merak merupakan burung yang cantik. Ketika ia memekarkan ekornya, terlihat sangat cantik dan anggun. Bagi orang Cina, burung merak memiliki makna kecantikan, keanggunan, kemegahan,
keberuntungan dan moralitas yang baik.
2.3.8. Bunga Seruni Bunga seruni melambangkan panjang umur dan menyimbolkan keindahan dan kesucian.
2.3.9. Bunga Peoni Bunga peoni menyimbolkan kekayaan dan kesejahteraan.
2.3.10. Corak bunga teratai Dalam tradisi Cina, bunga teratai merupakan lambang pengorbanan yang sakral dan melambangkan kecantikan yang suci.
2.3.11. Bambu Bambu merupakan tumbuhan yang dapat hidup dalam jangka waktu yang lama. Masyarakat Cina percaya bahwa bambu melambangkan umur panjang. Selain itu, bambu juga merupakan tumbuhan yang kuat dan tidak mudah patah. Walaupun tumbuhan ini patah, maka akan tumbuh tunas baru di sekitarnya. Hal ini diadopsi dan dikembangkan oleh masyarakat Cina sehingga mereka percaya bahwa bambu melambangkan semangat hidup yang tidak mudah patah, pantang menyerah dan
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
terus bertahan dalam hidup.
2.3.12. Kipas Hal ini bermula dari lafal bahasa Cina untuk kipas adalah Shan yang merupakan homonim dari kata 'Shan' yang artinya kebaikan dan kebajikan sehingga ketika orang Cina melafalkan lafal kipas 'Shan' juga mengingatkan makna lainnya yaitu kebaikan dan kebajikan.
2.3.13. Koin uang Koin uang bagi orang Cina memiliki makna yang sangat berarti, yaitu kekayaan dan membawa keberuntungan.
2.3.14. Dewa Menyimbolkan keamanan, kesejahteraan, keberuntungan dan perlindungan diri. Bagi orang Cina, corak dewa dapat meningkatkan kedamaian hati dan ketenangan karena corak ini dapat dipercaya membawa perlindungan kemanapun orang berada.
2.3.15. Aksara Cina Biasanya Aksara Cina yang dijadikan motif merupakan aksara yang memang memiliki makna yang indah dan mendalam. Misalnya: 福
fu yang berarti keberuntungan , 喜
xi yang berarti
kebahagiaan.
Warna-warna yang diaplikasikan dalam pakaian Cina juga beraneka ragam. Dalam tradisi kebudayaan Cina, warna digunakan sebagai simbol. Bagi orang Cina tiap-tiap warna memiliki makna dan simbol yang berbeda-beda. 1) Warna merah dalam tradisi budaya Cina melambangkan kebahagiaan, keberuntungan dan kesejahteraan. Warna ini sangat populer dalam kehidupan masyarakat Cina. Biasanya warna merah digunakan pada saat upacara pernikahan. 2) Warna putih dalam tradisi Cina melambangkan kesucian dan memiliki makna kembali ke alam. Biasanya warna putih digunakan oleh orang Cina pada saat upacara kematian karena warna ini melambangkan orang yang meninggal akan kembali ke alam tempat mereka berasal. 3) Warna kuning merupakan warna yang biasa digunakan oleh kalangan kerajaan, melambangkan kekuatan, kesejahteraan dan kesetiaan. 4) Warna biru melambangkan keabadian dan kemajuan dalam kehidupan. 5) Warna emas
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
dalam kepercayaan orang Cina melambangkan kekayaan dan kemasyuran. 6) Warna hitam melambangkan keagungan, kesetaraan, keadilan dan kesungguhan dalam mengerjakan sesuatu. 7) Warna hijau melambangkan kehidupan, vitalitas dan perdamaian.
tik Lasem 2.4 Ciri Khas dan Warna Ba Batik
Lasem merupakan kota pesisir dimana banyak terjadi aktivitas perdagangan. Ribuan tahun yang lalu, Lasem merupakan sebuah kota pelabuhan yang ramai namun sekarang, kota ini sudah berubah dan aktivitas pelabuhan sudah tidak ditemui lagi. Sejak Laksamana Cheng Ho datang ke Lasem bersama rombongannya, budaya Cina mulai masuk ke Lasem, berakulturasi dengan budaya lokal yaitu batik sehingga lahirlah batik dengan corak Cina. Pada tahun 1870, produksi batik di Lasem dikuasai oleh keturunan Cina yang tinggal di Lasem. Motif dan corak Cina mulai dikembangkan dan dilestarikan oleh keturunan Cina. Tahun 1942, telah ada lebih dari 100 toko batik yang ada di Lasem.9 Usaha batik ini terus dilestarikan bahkan diturunkan pada keturunan berikutnya. Karakteristik batik Lasem sangat beragam namun terdapat
keistimewaan dari batik Lasem yaitu
dalam hal pewarnaan. Warna dari batik Lasem sangat mudah dikenali karena Lasem terkenal dengan warna yang terang dan mencolok yaitu merah darah ayam, biru gelap dan hijau. Merah merah khas Lasem ini bersal dari akar buah mengkudu yang dihasilkan di Lasem, warna birunya diperoleh dari tanaman tarum/tom.10 Kombinasi warna merah darah ayam dan krem pada batik Lasem disebut bang-bangan. Apabila warna merah darah ayam dikombinasikan dengan warna biru disebut dengan bang-biru. Ada pula kombinasi warna batik Lasem yang menggunakan 3 warna yaitu merah darah ayam, hijau dan biru yang disebut juga bang-biru-ijo.11 Dalam hal motif, Batik Lasem juga mendapat pengaruh dari Cirebon dan Indramayu sehingga motif dari batik Lasem biasanya berupa bunga dan hewan. Corak bunga yang digunakan pada batik Lasem yaitu bunga-bunga khas Jawa, sedangkan corak hewan yang digunakan pada batik lasem mendapat pengaruh dari Cina. Hewan yang digunakan kebanyakan merupakan hewan-hewan khas Cina. Karena mayoritas pembatik di Lasem adalah keturunan Cina, maka mereka menggunakan hewan-hewan Cina karena mereka percaya bahwa melalui corak tersebut, ada nilai falsafah yang
9 10 11
Elliot, Inger McCabe.1984.Batik Fabled Cloth of Java. Hal. 152 Sumarsono, Hartono.2013.Benang Raja: Menyimpul Keelokan Batik Pesisir. Hal. 118 Achjadi, Judi. 1996. BATIK Spirit of Indonesia. Hal. 52
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan orang yang menggenakannya.
Dalam selembar kain batik Lasem, dapat terlihat dengan jelas dan nyata adanya akulturasi dari budaya Cina dan budaya lokal Jawa sehingga batik Lasem dapat dijadikan bukti nyata akulturasi budaya Cina dan Jawa.
3. Pembuktian Akulturasi Budaya Cina dan Jawa dalam batik Lasem 3.1. Corak Bunga Kenanga
Gambar 7. Batik Lasem corak bunga kenanga
Dalam kain batik Lasem ini, menggunakan warna dasar hitam. Corak utama yang menonjol yaitu corak bunga kenanga khas Jawa kemudian dipadukan dengan corak kipas khas Cina. Agar terlihat lebih indah, ditambah lagi corak daun-daun kecil sehingga batik ini terlihat indah dan cantik. Corak utama yaitu bunga melambangkan kecantikan dan keindahan bagi siapapun yang menggunakannya. Pewarnaan pada batik ini terlihat jelas sangat terang dan berwarna-warni. Warna yang digunakan yaitu warna khas Jawa yakni merah darah ayam, biru tua dan coklat.
3.2. Corak Naga dan Burung Hong
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
Gambar 8. Batik Lasem corak naga dan burung hong
Kain batik ini menggunakan warna dasar putih. Bagi orang Jawa, putih melambangkan kesucian. Lalu ditambah dengan corak utama dalam batik ini adalah naga dan burung hong yang merupakan corak khas Cina. Naga melambangkan kekuatan dan burung hong melambangkan keindahan. Kedua kekuatan ini dipadukan dalam satu kain batik sehingga terlihat indah dan megah. Corak lainnya yaitu bunga-bunga khas Jawa yang menghiasi kedua corak utama ini sehingga terlihat lebih cantik dan anggun. Warna yang digunakan dalam batik ini cukup beragam yaitu biru muda, hijau, merah muda, dan putih. Pewarnaan dengan warna-warna muda ini mendapat pengaruh dari pewarnaan batik Pekalongan yang memiliki ciri khas yaitu batik dengan warna muda.
3.3. Corak Kupu-kupu
Gambar 9. Batik Lasem corak kupu-kupu
Kain batik ini memiliki warna dasar putih. Corak utama dalam kain batik ini adalah kupu-kupu yang merupakan corak khas Cina. Kupu-kupu melambangkan keindahan dan proses kehidupan, kemudian motif ini dipadukan dengan motif tanaman rumput khas Jawa. Warna dominan pada batik ini adalah putih dan biru. Warna lain yang digunakan yaitu coklat
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
yang merupakan warna
khas Solo.
3.4. Corak Naga
Gambar 10. Batik Lasem corak naga
Kain batik ini memiliki warna dasar putih. Corak utama kain batik ini adalah seekor naga yang besar dan ada awan-awan disekitarnya. Corak ini merupakan corak khas Cina. Detail dari gambar naga ini terlihat jelas dan menonjol dengan pewarnaan yang berwarna-warni. Pewarnaan dalam batik ini menggunakan warna-warna khas laseman yaitu merah darah ayam, biru dan kuning. Walaupun warna yang digunakan dalam batik ini hanya 3 macam saja namun ketika diaplikasikan pada corak naga khas Cina, menjadi suatu karya yang mempesona dan mewah. Corak naga Cina yang biasanya berwarna merah api namun ketika diberi pewarnaan dengan warna-warna khas Lasem menjadi sebuah karya yang memiliki nilai seni tinggi.
3.5. Corak Ikan dan Aksara Cina
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
Gambar 11. Batik Lasem corak ikan dan aksara Cina
Kain batik ini memiliki warna dasar putih. Corak utama dalam batik ini adalah corak ikan dan tulisan Cina. Corak lainnya yang turut mengisi kain batik ini adalah corak bunga-bunga Jawa yang indah. Warna yang digunakan adalah warna merah darah ayam khas Lasem dan hijau gelap khas Jawa. Dalam pewarnaan kain batik ini, walaupun menggunakan corak khas Cina dan Jawa namun dalam pewarnaannya menggunakan warna-warna khas daerah Jawa.
3.6. Corak Burung Hong
Gambar 12. Batik Lasem corak burung hong
Warna dasar batik ini adalah warna merah darah ayam yang merupakan warna khas Lasem. Corak utama batik ini adalah burung hong dengan ekornya yang cantik kemudian dipadukan dengan bunga-bunga khas Jawa. Burung hong melambangkan kecantikan dan keanggunan lalu diperindah
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
lagi dengan bunga-bunga disekeliling burung tersebut sehingga menambah nilai estetika batik Lasem. Pewarnaan pada batik ini merupakan pewarnaan khas Lasem yaitu bang-biru warna merah darah ayam dan biru. Warna yang terang dan berani ini menjadi karakteistik batik Lasem.
3.7. Corak Alas-alasan
Gambar 13. Batik Lasem corak alas-alasan
Motif ini bernama motif alas-alasan (hutan) . Disebut alas-alasan karena terdiri dari hewan dan bunga-bunga layaknya hutan. Fauna yang ada di dalam batik ini beragam dan merupakan percampuran antara fauna khas Cina dan fauna khas Jawa. Dapat dilihat bahwa terdapat corak khas Cina yaitu burung hong dan burung merak sedangkan fauna khas Jawa yaitu kuda, kijang, gajah, kambing, dan domba. Corak lainnya yang ada dalam batik ini yaitu corak bunga kenanga khas Jawa. Sehingga melalui kain ini dapat terlihat kedua budaya yaitu budaya Cina dan Jawa telah bersatu dalam satu lembar kain batik yang indah dan mengagumkan. Warna yang digunakan dalam batik ini yaitu coklat tua untuk warna dasar dan warna kuning, merah, putih dan biru untuk pewarnaan corak batiknya. Baik motif Cina maupun motif Jawa dalam batik ini memiliki pengaplikasian warna yang sama dan tidak dibedakan.
3.8. Corak Qilin
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
Gambar 14. Batik Lasem corak qilin
Warna dasar dari batik ini adalah biru khas Lasem dipadukan dengan warna merah darah ayam dan putih. Corak utama batik ini adalah Qilin yang merupakan dewa kepercayaan orang Cina, dikombinasikan dengan corak bunga mawar khas Jawa. Bagi orang Jawa, bunga melambangkan kecantikan dan keindahan. Sedangkan corak Qilin memiliki makna sebagai penjaga keselamatan agar orang yang mengenakannya mendapat keamanan dan keselamatan. Kepercayaan orang Cina akan Qilin diaplikasaikan pada batik Lasem.
3.9. Corak Ikan Koi
Gambar 15. Batik Lasem corak ikan koi
Corak utama pada batik Lasem ini adalah ikan koi. Corak ikan koi khas Cina yang melambangkan
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
keberuntungan sedang bermain di kolam, dipadukan dengan corak bunga kenanga khas Jawa yang melambangkan keindahan. Pewarnaan pada batik ini menggunakan dasar warna hijau dan dipadukan dengan warna krem khas Pekalongan.
3.10.Corak Hewan dan Bunga
Gambar 16. Batik Lasem corak hewan dan bunga
Batik ini menggunakan bahan dasar sutra putih, lalu dikombinasikan dengan warna hijau khas Lasem dan warna oranye khas Semarang serta warna merah darah ayam khas Lasem. Corak yang digunakan merupakan corak hewan dan bunga. Hewan yang dipakai merupakan campuran hewan Cina dan Jawa. Terdapat corak ikan koi, burung hong, dan kupu-kupu khas Cina dan corak bangau dan bebek khas Jawa. Bunga yang digunakan adalah bunga-bunga khas Jawa. Percampuran motif antara motif Cina dan Jaawa ini merupakan kekhasan batik Lasem.
4. KESIMPULAN Lasem merupakan kota pertama yang disinggahi bangsa Cina ketika pertama kali mendarat di Jawa. Maka dari itu, batik Lasem banyak mendapat pengaruh Cina terutama pada corak batik. Corak batik lasem dikombinasikan dengan corak dan warna lokal Jawa sehingga menjadi suatu karya yang memiliki nilai seni yang tinggi. Dalam batik Lasem, motif asli Jawa sudah hampir
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
tidak digunakan sepenuhnya karena digantikan dengan kombinasi corak khas Cina dan Jawa. Dalam hal pewarnaan, batik Lasem banyak mendapat pengaruh dari daerah lain seperti Pekalongan, Solo dan Jogja. Batik Lasem merupakan bukti akulturasi budaya Cina dan Jawa. Walaupun kedua budaya tersebut dapat dikatakan berlainan, namun ketika dikombinasikan dapat menghasilkan sebuah budaya batik yang indah dengan nilai seni yang tinggi. Dibalik indahnya batik Lasem, terkandung makna falsafah hidup orang Cina dan Jawa yang mendalam. Dalam paparan batik ini pula terlihat keunikan budaya Cina dan Jawa yang melebur menjadi satu, menjadikan batik Lasem sebuah karya seni yang sarat makna.
DAFTAR REFERENSI
Achjadi, Judi. 1996.Batik Spirit of Indonesia. Jakarta: Yayasan Batik Indonesia.
Elliot, Inger McCabe.1984. Batik Fabled Cloth of Java. Japan: Clarkson N. Potter.
Heringa, Rens. 1997. Fabric of Enchantment. Printed in Singapore: Los Angeles Country Museum of Art.
Iskandar, Neneng. 2008. Batik Indonesia dan Sang Empu. Jakarta: Tim Buku Srihana.
Jawa, Sukma. 1996. Batik. Jakarta: Museum Tekstil.
Roojen, Pepin Van. 1993. Batik Design. Amsterdam: THE PEPIN PRESS.
Sumarsono, Hartono.2013.Benang Raja : Menyimpul Keelokan Batik Pesisir. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
https://divaronero.wordpress.com/2010/10/08/akulturasi-budaya/
http://nurulantropologi.blogspot.co.id/2011/03/asimilasi-dan-akulturasi.html
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/poerwanti-hadi-pratiwi-spd-msi/asimilasi-akultu rasi.pdf
http://www.academia.edu/7716619/Makna_ikon_naga_liong_long_%E9%BE%99_elemen_utama_ arsitektur_tradisional_Tionghoa._The_meaning_of_Chinese_dragon_an_important_element_in_tra ditional_Chinese_architectural
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/02/150219_lasem_toleransi
http://www.bbc.com/indonesia/multimedia/2015/02/150218_galeribatik
http://www.color-meanings.com/color-symbolism-in-chinese-culture-what-do-traditional-chinese-c olors-mean/
http://www.kompasiana.com/jelajah_nesia/jejak-sejarah-mbah-sambu-di-kota-lasem_552a5a166ea 834f719552d39
http://www.kompasiana.com/zaenal_a/makna-nama-bunga-dalam-filosofi-jawa_54f7936fa3331180 7b8b4708
http://www.theworldofchinese.com/2011/12/color-me-confused-colors-and-their-meaning-in-chines e-culture/
LAMPIRAN
BIODATA NARASUMBER 1. Nama lengkap
: Merry Purnomo
Jabatan
: Pencetus dan pemilik batik Lasem PURNOMO BATIK ART
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Gedong Mulyo IV no. 1 , Lasem, Rembang, Jawa Tengah.
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016
No. Telepon
: 081325578777
Beliau merupakan salah satu tokoh penting dalam perkembangan batik Lasem. Pengalaman beliau di bidang batik Lasem sudah sekitar 55 tahun. Karya batik Lasem milik beliau sudah terkenal di seluruh Lasem dan juga kota lainnya. Seluruh motif dan corak batik Lasem di toko batik miliknya merupakan hasil karya tangan beliau. Mulai dari pembuatan pola corak, motif hingga pewarnaan batik.
2. Nama lengkap
: Gustav N. Purnomo
Jabatan
: Penerus batik Lasem PURNOMO BATIK ART
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Gedong Mulyo IV no. 1 , Lasem, Rembang, Jawa Tengah.
No. Telepon
: 0815631494
Gustav N. Purnomo merupakan anak kedua dari Ibu Merry Purnomo. Beliau merupakan penerus toko batik Purnomo. Beliau sudah lama membantu pekerjaan ibunya dan kini beliau yang memegang kendali dan mengelola toko batik Purnomo. Beliau sudah mengelola usaha batik ini menggantikan ibunya selama 6 tahun. Beliau juga suka mengadakan pameran batik Lasem hingga ke Malaysia dan Singapura.
3. Nama lengkap
: Alvin Purnomo
Jabatan
: Penerus batik Lasem PURNOMO BATIK ART
Status
: Belum menikah
Alamat
: Jl. Gedong Mulyo IV no. 1 , Lasem, Rembang, Jawa Tengah.
Alvin Purnomo merupakan anak pertama dari Ibu Merry Purnomo. Kini beliau membantu Gustav dalam membuat pola dan gambar batik.
Corak batik…, Nita Kusuma Sugiono, FIB UI, 2016