MAKALAH MENGENAI BANK SYARI'AH
Disusun oleh : Zidni Karimatan Nisa' FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah, Tuhan yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Atas berkat rahmat dan hidayah-NYA-lah sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini. Kehadiran makalah ini diharapkan dapat melengkapi tugas – tugas yang berkaitan dengan menejemen bisnis suatu perusahaan. Materi-materi yang disajikan dalam makalah ini, di samping di saring dari berbagai referensi yang memuat informasi mengenai menejemen bisnis, terutama yang berkaitan dengan perusahaan bank syari'ah. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan yang selalu mendukung baik secara moral maupun material.
DAFTAR ISI
Kata pengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Ruang lingkup BAB II Pembahasan 2.1 Deskripsi Bank Syari'ah (pada Bank Muamalat) 2.2 Pola Menejemen Bank Syari'ah 2.3 Fungsi Bank Syari'ah 2.4 Tujuan Bank Syari'ah
BAB III Penutup 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang berhubungan dengan semakin maraknya pertumbuhan koperasi – koperasi yang bersifat mencekik dengan berbagai macam penawaran yang sangat menggiurkan dengan cara memberi pinjaman uang dengan waktu yang sangat singkat dalam pemrosesannya, akan tetapi seharusnya kita bisa berfikir secara logis bahwasanya koperasi – koperasi tersebut sangatlah merugikan kita, dan berhubungan dengan masalah tersebut kami menyajikan makalah ini untuk membantu para pembaca dalam menentukan pilihan. Dan karena telah kita ketahui bersama bahwasanya bank syari'ah sangatlah membantu kita dalam menangani masalah keuangan karena bank syari'ah adalah suatu system perbankan yang berdasarkan agama. Dengan adanya perbankan syariah, para umat muslim tidak takut lagi dengan Halal-an harta yang mereka simpan di bank, karena di bank syariah tidak ada system bunga yang menurut agama islam adalah riba. 1.2 rumusan masalah 1. jelaskan apa itu bank syari'ah 2. bagaimana pola menejemen bank syari'ah 3. apa fungsi dari bank syari'ah 4. apa tujuan bank syari'ah 1.3 Tujuan a. Dapat menjelaskan menjelaskan mengenai bank syari'ah b. Membantu pembaca dalam menentukan pilihan mengenai masalah keuangan BAB II PEMBAHASAN 2.1
Deskripsi Bank Syari'ah (pada Bank Muamalat)
Bank muamalat atau bank yang menggunakan prinsip syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengo perasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Kenyataan dalam masyarakat, mungk in terdapat kesimpangsiuran mengenai pemahaman tentang pengertian lembaga keuangan dengan b ank muamalat. Lembaga keuangan dapat dikatakan sebagai badan usaha yang kekayaannya terutam a dalam bentuk asset keuangan atau tagihan (claim) serta asset non finansial atau asset riil dan mem berikan pelayanan jasa dalam bentuk skim tabungan (deposito), proteksi asuransi, program pensiun, dan penyediaan sistem pembayaran melalui mekanisme transfer dana (Dahlan Siamat:1999). Bila dilihat dari dua pengertian di atas, antara lembaga keuangan dengan bank muamalat mempunya i unsur persamaan, yaitu sebagai badan usaha yang bergerak dalam bidang pengelolaan keuangan, b aik pendanaan maupun investasi. Pernyataan ini diperkuat oleh Peraturan Pemerintah No. 70 tahun 1992 tentang perubahan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) menjadi bank umum. Bank umum menurut UU No. 7 Tahun 1992, disamping melakukan kegiatan usaha secara konvensional dapat ju
ga melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Pendiri lebih menyukai bentuk lembaga keuangan, mungkin karena lapangan dan orientasi usahanya masih dalam lingkup yang kecil; Sedan gkan pendirian sebuah bank, memerlukan capital adequacy ratio (CAR) 8% berdasarkan rasio kecu kupan modal perbankan. Pada dasarnya lembaga keuangan, bank konvensional, maupun bank Islam (bank Muamalat) merupakan bagian dari manajemen keuangan modern.
Lembaga keuangan syariah dan bank Muamalat, sebagai lembaga keuangan Islam dan alternatif pengganti bankbank konvensional memiliki ciriciri keistimewaan sebagai be rikut: 1. Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat antara pemegang saham, pengelola bank da n nasabahnya; 2. Diterapkannya sistem bagi hasil sebagai pengganti bunga, sehingga akan berdampak posit if dalam menekan cost push inflation dan persaingan antar bank; 3. Tersedianya fasilitas kredit kebaikan (Al-Qardhul Hasan) yang diberikan secara Cuma-Cu ma;
4. Konsep (build in concept) dengan berorientasi pada kebersamaan : 1.Mendorong kegiatan investasi dan menghambat simpanan yang tidak produktif melalui sis tem operasi profit and loss sharing. 2. Memerangi kemiskinan dengan membina golongan ekonomi lemah dan tertindas, melalui bantuan hibah yang dilakukan bank secara produktif. 3. Mengembangkan produksi, menggalakkan perdagangan dan memperluas kesempatan kerj a melalui kredit pemilikan barang atau peralatan modal dengan pembayaran tangguh dan pe mbayaran cicilan 4 Meratakan pendapatan melalui sistem bagi hasil dan kerugian, baik yang diberikan kepada bank itu sendiri maupun kepada peminjam. 5. Penerapan sistem bagi hasil yang tidak membebani biaya diluar kemampuan nasabah dan
akan terjamin adanya “keterbukaan”. 6. Menciptakan alternatif kehidupan ekonomi yang berkeadilan dalam kehidupan modern
2.2 Pola Menejemn Bank Syari'ah A. Dasar - dasar menejemen bank syari'ah 1.Perencanaan Pada dasarnya perencanaan di bank syariah merupakan bagian dari manajemen keuangan bank secara umum. Dimana, pada perencanaan bank syariah terdapat asas dan prinsip syariah dalam perlakuan pada arus kas, manajemen sumber dana, manajemen penggunaan dana. Perencanaan yang baik dilakukan dengan cara berikut ini: - Forecasting Forecasting adalah suatu peramalan usaha yang sistematis, yang paling mungkin memperoleh sesuatu di masa yang akan datang, dengan dasar penaksiran dan menggunakan perhitungan yang rasional atas fakta yang ada. -Objective Objective atau tujuan adalah nilai yang akan dicapai atau diinginkan oleh seseorang atau badan usaha. Tujuan dari organisasi harus dirumuskan dengan jelas, realistis dan dapat diketahui oleh semua orang yang terlibat dalam organisasi, agar mereka dapat berpartisipasi dengan penuh kesadaran. - Policies Policies dapat berarti rencana kegiatan (plan of action) atau dapat diartikan sebagai suatu pedoman pokok (guiding principles) yang diadakan oleh suatu Badan Usaha untuk menentukan kegiatan yang berulang-ulang. - Programees Adalah sederetan kegiatan yang digambarkan untuk melaksanakanpolicies. Program ini merupakan rencana kegiatan yang dinamis yang biasanya dilaksanakan secara berhadapan, atau terikat dengan ruang atau waktu. 2. Pengorganisasian Pengorganisasian mencakup pembagian kerja yang bersifat logis, penetapan tanggung jawab serta wewenang yang jelas, dan pengukuran pelaksanaan serta prestasi yang diukur. Pendekatan-pendekatan yang biasa digunakan saat menetapkan organisasi bank yaitu sebagai berikut: - Pendekatan fungsional, yaitu dengan cara pengintegrasian fungsi-fungsi. Fungsi-fungsi ini biasanya ditetapkan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang tercantum dalam neraca - Pendekatan pasar - Fungsi staf - Struktur personalia
3.Pelaksanaan Struktur organisasi bank melibatkan berbagai tingkat wewenang dan tanggung jawab. Bank harus mempunyai pengurus dan manajemen. Bank juga membentuk beberapa komite yang terdiri dari para anggota direksi dan para personil yang terkait dalam tingkat manajemen. 4.Pengawasan Kelancaran operasi bank adalah kepentingan utama bagi manajemen puncak. Melalui pengawasan para manajer dapat memastikan tercapai atau tidaknya harapan mereka. Pengawasan juga dapat membantu mereka mengambil keputusan yang lebih baik. B. Manajemen Kredit Syariah Menurut UU No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 10 Tahun 1998 t entang perbankan, disebutkan bahwa “kredit adalah penyediaan uang tagihan atau yang dapat dipers amakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman antara bank dengan pihak l ain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu denga n jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”. Menurut Dahlan Siamat (1999), kredit ini dapat digolongkan ke dalam enam bentuk yaitu : 1. Penggolongan kredit berdasarkan jangka waktu (maturity), antara lain : a. Kredit jangka pendek (shot-term loan); b. Kredit jangka menengah (medium-term loan); c. Kredit jangka panjang (long-em loan); 2. Penggolongan kredit berdasarkan barang jaminan (collateral), antara lain : a. Kredit dengan jaminan (secured loan); b. Kredit dengan jaminan (unsecured loan); 3. Kredit berdasarkan segmen usaha, seperti otomotif, pharmasi, tekstil, makanan, konstruksi dan se bagainya. 4. Penggolongan kredit berdasarkan tujuannya, antara lain : 1 kredit komersil (commercial loan), yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usah a nasabah di bidang perdagangan. 2 Kredit konsumtif (consumer loan), yaitu kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan debitu
r yang bersifat konsumtif. 3 Kredit produktif (productive loan), yaitu kredit yang diberikan dalam rangka membiayai kebutuha n modal kerja debitur sehingga dapat memperlancar produksi. 5. Penggolongan kredit menurut penggunaannya, antara lain : a. Kredit modal kerja (working capital credit), yaitu kredit yang diberikan oleh bank untuk menamb ah modal kerja debitur. b. Kredit investasi (Invesment credit), yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan unt uk digunakan melakukan investasi dengan membeli barang-barang modal. 6. Kredit non kas (non cash loan), yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah yang hanya boleh dit arik apabila suatu transaksi yang telah diperjanjikan telah direalisasikan atau efektif. Berkenaan dalam pendanaan kepada nasabah dalam bentuk pemberian kredit, ada beberapa hal yan g perlu diperhatikan berkaitan dengan penilaian kredit, oleh karena layak tidaknya kredit yang diber ikan akan sangat mempengaruhi stabilitas keuangan bank. Menurut Prathama Rahardja (1997), peni laian kredit harus memenuhi criteria sebagai berikut : a.
Keamanan kredit (safety). Harus benar-benar diyakini bahwa kredit tersebut dapat dilunasi ke
mbali. b.
Terarahnya tujuan penggunaan kredit (suitability). Kredit akan digunakan untuk tujuan yang s
ejalan dengan kepentingan masyarakat atau setidaknya tidak bertentangan dengan peraturan yang be rlaku. c.
Menguntungkan (profitable). Kredit yang diberikan menguntungkan bagi bank maupun bagi n
asabah. Menurut Muchdarsyah Sinungan (1993), metode lain yang dapat digunakan untuk menentukan nilai kredit adalah dengan menggunakan formula 4P, yaitu : (1) Personaliy ; (2) Purpose ; (3) Prospect; (4 ) Payment; Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi resiko penilaian kredit (Prathama Rahardj a:1997), antara lain : (1) Character ; (2) Capacity ; (3) Capital ; (4) Conditional ; (5) Collateral. Risiko Bank Syariah sebetulnya lebih kecil dibanding bank konvensional. Bank Syariah tidak akan
mengalami negative spread, karena dari dana yang dikucurkan untuk pembiayaan akan diperoleh pe ndapatan, bukan bunga seperti di bank biasa. Sementara untuk deposan, Bank Syariah tidak membe rikan bunga melainkan sistem bagi hasil atau mudharabah. Jika pendapatan dari kredit atau dalam Bank Syariah disebut murabahah ditetapkan 10 persen, maka pada mudharabah (sistem bagi hasil) akan ditetapkan angka lebih rendah. Selisihnya merupakan pen dapatan bank sebagai biaya jasa. Risiko Bank Syariah terhadap transaksi foreign exchange juga ren dah karena, pada Bank Syariah transaksi valas hanya diizinkan dalam bentuk transaksi spot. Sement ara forward dan swap tidak diizinkan karena bersifat gambling. (Adi Warman Karim, 2003). Selain itu, aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam penilaian kredit, yang menyangkut kegiatan usaha c alon debitur (Dahlan Siamat:1999), antara lain : 1)
Aspek pemasaran. Menyangkut kemampuan daya beli masyarakat, keadaan kompetisi, pangsa
pasar, kualitas produksi dan lain sebagainya. 2)
Aspek teknis. Meliputi kelancaran produksi, kapasitas produksi, mesin dan peralatan, ketersed
iaan dan kontinuitas bahan baku. 3)
Aspek manajemen. Meliputi struktur dan susunan organisasi, termasuk pengalaman anggota
dan pola kepemimpinan manajemen. 4)
Aspek yuridis. Meliputi status hukum badan usaha, kelengkapan izin usaha dan legalitas bara
ng jaminan. 5)
Aspek sosial ekonomi. Meliputi keadaan keuangan perusahaan debitur yang dibiayai.
Manajemen kredit perbankan yang menggunakan prinsip syari’ah secara umum diterapkan dengan berpegang teguh kepada syariah Islam (Al-Qur’an dan Al-Hadist). Hal dimaksud, diharapkan lemba ga keuangan maupun bank dengan sistem syariah dapat menjaga kestabilan keuangan mereka (inco me stability). Selain itu, bank syariah diharapkan dapat lebih memaksimalkan pelayanan mobilisasi dana masyarakat dan memberikan jaminan keuangan dengan pasti. Di sisi lain, penyaluran kembali dana masyarakat dalam bentuk pembiayaan, akan berjalan normal sesuai dengan harapan dan tujuan bersama. Namun, permasalahan yang biasanya dialami oleh lembaga keuangan syariah atau bank m
uamalat dalam kegiatan operasionalnya, antara lain : a)
Modal (capital).
b)
Human resource activity (kegiatan operasional).
c)
Operational managemensystem (sistem manajemen keuangan).
d)
Financial management system (sistem manajemen keuangan).
e)
Loyality of credit (loyalitas kredit).
Adi Warman Karim (2003), mengemukakan bahwa pada sisi kredit, dalam aturan syariah bank berti ndak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli murabahah). Mekanisme seperti itu, akan mencegah kemungkinan dana kredit digunakan untuk transaksi spekulasi, atau untuk jual beli valas. Jika terjadi default, bank mudah mendapatkan dananya kembali karena ada aset yang nilainya jelas berupa sejumlah kredit yang dikucurkan. Dalam Bank Syariah, karakter nasabah (personal guarante e) lebih dinomorsatukan, ketimbang cover guarantee berupa aset. Debitor yang dinilai tidak cacat h ukum dan kegiatan usahanya baik akan mendapat prioritas.
2.3 Fungsi Bank Syari'ah Adapun Bank Syari'ah memiliki Fungsi sebagai berikut : a) Manajer Investasi, yakni bank syariah sebagai pemilik dana (shahibul maal) dari dana yang dihim pun (dalam perbankan lazim disebut sebagai deposan atau penabung), karena besar kecilnya pendap atan yang diterima dari pemilik dana bergantung pada pendapatan yang diterima oleh bank syariah dalam mengelola dana secara keahlian, profesionalisme dan kehati – hatian. b) Investor, yakni menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayaka n kepadanya.
2.4 Tujuan Bank Syari'ah Bank Syari'ah memiliki tujuan sebagai berikut : 1) Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana meningkatkan kualitas kehidupan sos ial ekonomi masyarakat banyak. 2) Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses pembangunan terutama di bidang eko nomi keuangan. 3) Berkembangnya lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadil an akan mampu meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga menggalakkan usaha – usaha ekono mi masyarakat banyak dengan antara lain memperluas jaringan lembaga – lembaga keuangan perba
nkan ke daerah – daerah terpencil. 4) Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berpikir secara ekonomis, berperilaku bisnis dala m meningkatkan kualitas hidup mereka. 5) Berusaha membuktikan bahwa konsep perbankan Islam menurut syariah Islam dapat beroperasi, tumbuh dan berkembang melebihi bank – bank dengan sistem lain. Bank syariah didasarkan pada Al – Qur’an dan Hadist sebagai pedoman hidup umat Islam. Filosofi dan dasar Perbankan Syariah meliputi 3 aspek, yaitu produktif, adil, dan memiliki akhlak atau moral itas usaha. Produktif berarti harta yang dipergunakan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan. Karen anya harta juga tidak boleh menganggur dan diperkenankan memperoleh laba. Sedangkan adil berar ti dilarangnya riba dan diharuskan melakukan pembagian hasil dan risiko. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pembahasan yang telah kita paparkan diatas maka bisa kita ambil kesimpulan bahwa bank syari'ah benar – benar lebih memberikan keuntungan bagi kita semua dan bersifat menolong tidak sebaliknya yang dilakukan bank2 konvensional mereka istilahnya bukan menolong malah mencekik oleh karena itu kami menghimbau kepada pembaca untuk bisa berfikir secara lebih rasional, jangan terburu – buru dalam memutuskan masalah keuangan karena disisi lain masih ada Bank yang memiliki sifat sangat menolong bagi kita yang membutuhkan, jangan mudah terpengaruh oleh tawaran – tawaran yang bersifat menggiurkan karena pada akhirnya ini malah akan menjebloskan kita pada lubang yang sangat dalam bahkan kita mungkin tak akan tau apakah kita akan bisa muncul kepermukaan kembali. 3.2 Saran Jadilah pribadi yang memiliki pendirian teguh karena dengan itu kita tidak akan mudah tergoyahkan dengan berbagai iming – iming yang akan mematikan kita dan selalu ingatlah bahwa riba itu haram dan dilarang agama oleh karena itu hendaknya kita mencari sesuatu yang diridhoi
Allah swt saja.