4/10/15
Apa itu Bank Syariah ?
Perkembangan Bank Syariah :
Perkembangan bank syariah di Indonesia secara formal dimulai tahun 1992 dan serius dikembangkan mulai tahun 1998
Mengapa Indonesia menjadi “latecomer” dalam pengembangan bank syariah ?
1
4/10/15
Faktor penyebab keterlambatan:
1) Perbedaan pandangan tentang bunga bank • Halal • Syubhat • Haram
2) Pertimbangan Sosial Politik ✔ Heterogenitas masyarakat Indonesia ✔ Tanggung jawab pencantuman label “syariah” 3) Kendala Dasar Hukum
ü UU No.14 th 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan tidak mengenal bank syariah
Kendala Stagnasi Perkembangan (1992-‐1998) 1. Masih rendahnya pengetahuan dan kesalahpahaman masyarakat 2. Ketentuan operasional perbankan, instrumen moneter dan pasar keuangan 3. Keterbatasan jaringan pelayanan 4. Kurangnya Sumber Daya Islam (SDI) dan Keahlian
2
4/10/15
Dasar Hukum • Sesuai dengan UU no 10 tahun 1998 (perubahan atas UU no 7/1992) menetapkan: – Salah satu bentuk usaha bank adalah menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasar prinsip syariah (jual beli dan bagi hasil) sesuai ketentuan BI
• Pokok ketentuan menurut BI: – Adanya kegiatan usaha dan produk bank berdasarkan prinsip syariah – Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah – Persyaratan bagi kantor cabang baru (konvensional) utk melakukan kegiatan usaha dengan prinsip syariah
Bank Syariah • Adalah bank umum yang melaksanakan usaha berdasarkan prinsip-prinsip syariah sesuai dengan peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 6/24/PBI/2004 yang diterbitkan pada tanggal 14 Oktober 2004. • Bank syariah merupakan lembaga keuangan bank berdasarkan prinsip syariah Islam. • Tidak berlandaskan pada bunga karena belandaskan Al Quran dan Hadist
3
4/10/15
Bentuk Hukum Bank Syariah • Perseroan Terbatas • Koperasi • Perusahaan Daerah
Prinsip Usaha 1. 2. 3. 4.
Mudharabah (Bagi Hasil) Musyarakah (Penyertaan modal) Murabahah (jual Beli) Ijarah (sewa menyewa dan tidak ada pemindahan hak) 5. Ijarah wa iqtina (sewa menyewa dan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa ke penyewa) 6. Wadi’ ah (jasa penitipan barang/uang) 7. Wakalah (akad pemberian kuasa)
4
4/10/15
Mendirikan Bank Syariah • • • • •
Modal disetor minimal Rp3 Triliun Dilakukan oleh WNI atau Badan Hukum Indonesia atau Kemitraan antara WNI dengan WNA atau Badan hukum Indonesia dengan Badan Hukum asing
BANK SYARIAH • Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan pembiyaan kegiatan usaha dan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, seperti; 1. Pembiyaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) 2. Pembiyaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (Musyarakah) (Joint Venture) 3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (Murabadah) 4. Pembiyaan barang modal berdasarkan Prinsip sewa murni tanpa pilihan (Ijarah) 5. Pilihan pemindahan kepemilikan barang yang di sewa dari pihak bank oleh pihak lain (Ijarah wa iqtina)
5
4/10/15
Sistem Ekonomi Islam Bercirikan 1. Mengakui hak milik individu terhadap kapital (property right) 2. Tidak ada transaksi berbasis bunga (riba) 3. Berfungsinya insTtusi zakat 4. Mengakui ada mekanisme pasar (market mechanism) 5. Mengakui moTf untuk mencari keuntungan (profit moTve) 6. Mengakui adanya kebebasan berusaha (freedom of enterprise)
Tujuan Utama Ekonomi Syariah • Adalah tercapainya kesejahteraan secara spiritual dan material pada Tngkatan individu dan masyarakat (falah) • Untuk mencapai tujuan ini dibutuhkan 3 pilar/ aspek: – Keadilan – Keseimbangan – kemaslahatan
6
4/10/15
Fondasi Pendukung KeTga Pilar • Ukhuwah: meletakkan tata hubungan bisnis dalam konteks kebersamaan universal untuk mencapai kesuksesan bersama • Syariah: kaidah-‐kaidah hukum muamalah di bidang ekonomibidang ekonomi yang membimbing akTvitas ekonomi agar selalu sesuai dengan prinsip syariah • Ahlak: budi pekerT yang membimbing akTvitas ekonomi agar senanTasa mengedepankan kebaikan sebagai cara utama untuk mencapai tujuan
7
4/10/15
Misi Pengembangan Bank Syariah Nasional • Mewujudkan iklim yang kondusif untuk pengembangan perbankan syariah yang kompeTTf, efisien, dan memenuhi prinsip syariah dan prinsip kehaT-‐haTan, yang mampu mendukung sektor riil melalui kegiatan berbasis bagi hasil dan transaksi riil, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
Visi Pengembangan Bank Syariah Nasional • Terwujudnya sistem perbankan syariah yang sehat, kuat dan isTqomah terhadap prinsip syariah dalam kerangka keadilan, kemaslahatan, dan keseimbangan, guna mencapai masyarakat yang sejahtera secara material dan spiritual
8
4/10/15
Konsep & Sistem Bank Konvensional
Masyarakat Pemilik Dana
Proses Penghimpunan Dana
Penetapan Imbalan
Proses Penyaluran Dana
Masyarakat Pengguna Dana
Penetapan Beban
9
4/10/15
Sumber LPS
Contoh, Nasabah A menabung Rp 10.000.000 di bank , dan memperoleh bunga 5% p.a (per tahun). Bank memberikan kredit kepada B (nasabah kredit) dengan Bunga kredit sebesar 11% p.a (per tahun). Dari ilustrasi tersebut, Bank memperoleh keuntungan dari spread dari bunga tabungan dan bunga kredit sebesar 6% (11% -‐ 5%), sehingga keuntungan bank adalah sebesar:
10
4/10/15
Konsep & Sistem Perbankan Syariah
BAGI HASIL
Masyarakat Pemilik Dana
Proses Penghimpunan Dana
Proses Penyaluran Dana
Masyarakat Pengguna Dana
BAGI HASIL
Konsep Penghimpunan Dana : 1. Al Wadiah 2. Mudharabah
Konsep Penyaluran Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah & Musyarakah) 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna & Salam) 3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah Bitamlik)
Nasabah A menyimpan di Bank Syariah sebesar Rp 10.000.000, dan sesuai perjanjian mendapatkan nisbah bagi hasil 50% (50:50). Kemudian dana nasabah tersebut diinvestasikan kepada B yang memiliki proyek X dan sepakat untuk membagi hasil dari proyek tersebut dengan bank syariah sebesar 35% (35:65). Simulasi untuk besarnya keuntungan nasabah A dan Bank dapat dilihat pada tabel berikut
11
4/10/15
CONTOH PERHITUNGAN BANK SYARIAH
BANK KONVENSIONAL
Bapak A memiliki Dep Nominal 10 Jt Jk Wkt = 1 bln (1 Jan – 1 Feb) Nisbah Bagi Hasil : Deposan 57% : Banl 43%
Bapak B memiliki Dep Nominal 10 Jt Jk Wkt = 1 bln (1 Jan – 1 Feb) Bunga = 20% p.a
Jika keuntungan yang diperoleh untuk deposito dalam 1 bulan sebesar Rp 30 jt dan rata-‐rata saldo deposito jangka waktu satu bulan adalah Rp 950 jt
Berapa keuntungan Bapak A
Berapa Keuntungan Bapak B
(10 jt : 950 jt) X 30 jt X 57% = Rp 180 rb
Rp 10 jt x (31:365) x 20% = Rp 169.863
Bank Konvensional vs Bank Syariah • • • •
Perbedaan falsafah Konsep pengelolaan dana nasabah Kewajiban mengelola zakat Struktur organisasi
12
4/10/15
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Permasalahan Risiko Usaha
Bank Syariah •
•
Sistem Pengawasan
•
Bank Konvensional
Dihadapi bersama antara bank • dengan nasabah dengan prinsip keadilan dan kejujuran. Tidak mengenal kemungkinan • terjadinya selisih negatif (negatif spread) karena sistem yang digunakan.
Risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur , risiko debitur tidak terkait langsung dengan bank. Kemungkinan terjadi selisih negatif antara pendapatan bunga dan beban bunga
Adanya dewan pengawas syraiah untuk memastikan operasional bank tidak menyimpang dari syariah disamping tuntutan moralitas pengelola bank dan nasabah sesuai dengan akhlakul kharimah
Aspek moralitas sering kali terlanggar karena tidak adanya nilai-nilai religius yang mendasari operasional.
•
Bank Syariah VS Bank Konvesional ASPEK
BANK SYARIAH
BANK KONVENSIONAL
BENTUK INVESTASI
INVESTASI YANG HALAL SAJA
INVESTASI YANG HALAL DAN HARAM (BEBAS NILAI)
PRINSIP USAHA
BERDASARKAN PRINSIP BAGI HASIL
MENGGUNAKAN PERANGKAT BUNGA
ORIENTASI TERHADAP LABA
KEMENANGAN UNTUK KEDUA BELAH PIHAK (FALAH ORIENTED)
HANYA BERORIENTASI PADA LABA
HUBUNGAN ANTAR PIHAK
HUBUNGAN KEMITRAAN DENGAN NASABAH
HUBUNGAN ANTARA DEBITUR DAN KREDITUR
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
PENGHIMPUNAN DAN TIDAK TERDAPAT DEWAN PENYALURAN DANA SEJENIS HARUS SESUAI FATWA DPS
13
4/10/15
Corn flag
PERBEDAAN BUNGA DENGAN BAGI HASIL
BUNGA • • • •
BAGI HASIL
Dihitung dari pokok • (uang yg dipinjamkan) Berubah sesuai • kondisi (bunga) pasar Nominal tetap sesuai • suku bunga Diragukan •
Dihitungan dari keuntungan Nisbah tetap sesuai akad Nominal berubah sesuai kondisi usaha Tidak ada keraguan
3 Jenis Riba 1. Riba Fadl disebut juga riba buyu yaitu yang Tmbul akibat pertukaran barang sejenis yang Tdak memenuhi kriteria sama kualitasnya (mistlan bi mistlin), sama kuanTtasnya (sawa-‐ an bi sawa-‐in) dan sama waktu penyerahannya (yadan bi yadin). Pertukaran semisal ini mengandung gharar yaitu keTdakjelasan bagi kedua pihak akan nilai masing-‐ masing barang yang dipertukarkan
14
4/10/15
3 Jenis Riba 2. Riba Nasi’ah disebut juga riba duyun yaitu riba yang Tmbul akibat hutang-‐piutang yang Tdak memenuhi kriteria untung muncul bersama resiko (al ghunmu bil ghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi dhaman). Transaksi semisal ini mengandung pertukaran kewajiban menanggung beban, ha-‐nya karena berjalannya waktu. Nasi ah adalah penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba Nasi ah mun-‐cul karena adanya perbedaan, perubahan atau tambahan an-‐tara barang yang diserahkan hari ini dengan barang yang diserahkan kemudian.
3 Jenis Riba 3. Riba Jahiliyah adalah hutang yang dibayar melebihi dari pokok pinjaman, karena si peminjam Tdak mampu mengembali-‐kan dana pinjaman pada waktu yang telah ditetapkan. Riba Ja-‐hiliyah dilarang karena pelanggaran kaedah "Kullu Qardin Jarra Manfa’ah Fahuwa Riba" (seTap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba).
15
4/10/15
Prinsip-‐Prinsip Bank Syariah • Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisab bagi hasil menurut kesepakatan di muka, jika usaha mengalami kerugian maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik usaha, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengelola dana, seperT penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan dana.
Mudharabah dibagi menjadi dua jenis • Mudharabah Muthlaqah, yaitu bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan Tdak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. • Mudharabah Muqayyadah, yaitu kebalikan dari mudharabah muthalaqah, yaitu si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha.
16
4/10/15
Prinsip bank syariah Musyarakah • Musyarakah adalah akad kerjasama atau pencampuran antara dua pihak atau lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu yang halal dan produkTf dengan kesepakatan bahwa keuntungan akan dibagikan sesuai dengan nisab yang disepakaT dan resiko akan ditanggung sesuai dengan porsi kerjasama.
Jenis-‐jenis musyarakah ada empat • Musyarakah Muwafadhah, yaitu kerjasama dua orang atau lebih pada suatu obyek dengan syarat Tap-‐Tap pihak memasukkan modal yang sama jumlahnya serta melakukan Tndakan hukum (kerja) yang sama, sehingga Tap-‐Tap pihak dapat melakukan perbuatan hukum atas nama orang-‐orang yang bekerjasama itu. • Musyarakah Al-‐Inan, kerjasama dalam modal dalam suatu perdagangan yang dilakukan dua orang atau lebih dan keuntungan dibagi bersama dengan jumlah modal yang Tdak harus sama porsinya. • Musayarakah Al-‐Wujuh, yaitu kerjasama yang dilakukan dua orang atau lebih yang Tdak punya modal sama sekali dan mereka melakukan suatu pembelian dengan kredit serta menjualnya dengan harga tunai, sedangkan keuntungan yang diperoleh dibagi bersama. • Musyarakah Al-‐Abdan, yaitu kerjasama yang dilakukan oleh dua pihak untuk menerima suatu perkerjaan, seperT pandai besi, servis alat-‐alat elektronik, laundry, dan tukang jahit. Hasil yang diterima dari pekerjaan itu dibagi bersama dengan kesepakatan mereka berdua.
17
4/10/15
Prinsip bank syariah Wadiah • Wadiah adalah TTpan murni dari satu pihak kepada pihak lain, baik individu maupun hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kepada si peniTp kapan saja si peniTp menghendaki
Wadiah dapat digolongkan menjadi dua macam • Amanah, yaitu pihak yang diTTpi Tdak boleh menggunakan atau memanfaatkan harta TTpan. • Dhamanah, yaitu pihak yang diTTpi bertanggung jawab penuh terhadap keutuhan harta TTpan, sehingga pihak yang diTTpi boleh memanfaatka harta TTpan tersebut.
18
4/10/15
Prinsip bank syariah Murabahah • Murabahah adalah bagian dari jenis bai', yaitu jual beli ditambah dengan sejumlah keuntungan yang disepakaT oleh kedua belah pihak, pembeli dan penjual. • Pada transaksi murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dapat dilakukan secara tunai, tangguhan, maupun dicicil.
Prinsip bank syariah Salam • Salam adalah transaksi jual beli suatu barang tertentu antara pihak penjual dan pembeli yang harga jualnya terdiri dari harga pokok barang dan keuntungan yang ditambahkannya yang telah saling disepakaT, dimana waktu penyerahan barangnya dilakukan kemudian hari, sementara pembayarannya dilakukan dimuka (secara tunai).
19
4/10/15
Prinsip bank syariah IsTshna’ • IsTshna’ adalah transaksi jual beli seperT prinsip salam, yaitu jual beli dan penyerahannya dilakukan kemudian, tetapi penyerahan uangnya dapat dilakukan secara cicilan atau ditangguhkan. Spesifikasi barang pesanan harus jelas jenis, macam ukuran, mutu dan jumlah.
Prinsip bank syariah Ijarah • Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuT dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang sendiri.
20
4/10/15
Prinsip bank syariah Qardh • Qardh adalah perjanjian pinjam-‐meminjam uang atau barang. Qardh dilakukan tanpa ada orientasi keuntungan, tetapi pihak bank sebagai pemberi pinjaman boleh meminta ganT biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan kontrak qardh.
Qardh dilakukan dalam hal sebagai berikut 1. Pinjaman talangan haji. Nasabah calon haji diberikan pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan haji. Nasabah akan melunasinya sebelum keberangkatan haji. 2. Pinjaman tunai (cash advance) dari produk kartu kredit syariah. Nasabah diberi keleluasaan untuk menarik uang tunai milik bank melalui ATM. Nasabah akan mengembalikannya sesuai waktu yang ditentukan. 3. Pinjaman kepada pengusaha kecil. Qardh jenis ini dilakukan jika menurut perhitungan bank, pengusaha tersebut akan terasa terlalu berat jika menggunakan skema pembiayaan jual-‐beli, ijarah atau bagi hasil. 4. Pinjaman kepada pengurus bank. Bank menyediakan fasilitas ini untuk memasTkan terpenuhinya kebutuhan pengurus bank. Pengurus bank akan mengembalikannya secara cicilan melalui pemotongan gajinya.
21
4/10/15
Prinsip bank syariah Rahn/Gadai • Menahan salah satu harta pemilik/ peminjaman sebagai jaminan (collateral) atas pinjaman yang diterimanya. • Tujuannya untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.
Prinsip bank syariah Hawalah/Hiwalah • Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. • Tujuan hawalah adalah untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya.
22
4/10/15
Prinsip bank syariah Wakalah • Transaksi wakalah Tmbul karena salah satu pihak memberikan suatu obyek perikatan yang berbentuk jasa atau dapat juga disebut sebagai meminjamkan dirinya untuk melakukan sesuatu atas nama diri pihak lain. • Wakalah adalah penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat.
Fungsi-‐Fungsi Bank Syariah 1. Manajemen investasi: berdasarkan kontrak mudharobah 2. Investasi: sesuai dengan prinsip syariah 3. Jasa keuangan: melayani berdasarkan fee (garansi, transfer kawat, L/C) 4. Kegiatan sosial: bank berfungsi sosial (pinjaman kebaikan/qardh, zakat, dana sosial)
23
4/10/15
Jenis-‐Jenis Bank Syariah 1. Bank umum syariah (BUS) 2. Bank pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) 3. Unit Usaha Syariah (UUS)
Kegiatan usaha Bank Syariah • • • • • • • • • •
Menghimpun dana masyarakat Menyalurkan dana Memindahkan uang (wakalah) Menerima pembayaran tagihan atas surata berharga (wakalah) Menyediakan safe deposit box (wadi”ah) Melakukan kegiatan penitipan (wakalah) Memberikan fasilitas LC dan garansi bank Melakukan kegiatan kartu debet, wali amanat (wakalah) Melakukan penyertaan modal (musyarakah, mudharabah) Sebagai lembaga baitul mal
24
4/10/15
Sumber penghimpunan dana • Dana (Modal) sendiri – Berupa modal disetor (minimal Rp3 trilyun), cadangan dan laba, dikurangi penyertaan dan kerugian → Perseroan Terbatas/ Perusahaan Daerah – Berupa simpanan pokok, simpanan wajib, hibah, modal penyertaan, dana cadangan, dan sisa hasil usaha, dikurangi penyertaan dan kerugian → Koperasi
Lanjutan….. • Dana dari nasabah – Giro (prinsip wadi’ah) – Tabungan (prinsip wadi’ah atau mudharabah) – Deposito berjangka (prinsip mudharabah – Atau bentuk lain
25
4/10/15
KarakterisTk Prinsip Ekonomi Islam 1. Melarang riba dalam berbagai bentuk 2. Tidak mengenal konsep nilai waktu uang 3. Uang berfungsi sebagai alat tukar sementara dan bukan komoditas perdagangan 4. Melarang berbagai bentuk kegiatan spekulaTf 5. Melarang penggunaan dua harga untuk satu barang yang sama 6. Melarang adanya dua transaksi dalam satu akad yang sama
AlternaTf penggunaan dana • Transaksi jual beli (prinsip murabahah, ijarah) • Pembiayaan bagi hasil (prinsip mudharabah, musyarakah) • Pembelian surat berharga pemerintah dan/ BI (prinsip syariah)
26
4/10/15
FUNGSI BANK SYARIAH Aplikasi produk
Fungsi
Penghimpunan dana : ü Prinsip wadiah ü Prinsip mudharabah
TAMWIL
MANAGER INVESTASI
Penyaluran dana ü Prinsip jual beli (murabahah, salam, istishna dsb) ü Prinsip bagi hasil (mudharabah, musyarakah)
INVESTOR
Produk jasa
MAAL
JASA LAYANAN
ü Wakalah, Kafalah, Sharf, Qardh ü Hawalah, Rahn dsb
Dana kebajikan
SOSIAL
ü Penghimpunan dan penyaluran Qardhul Hasan ü Penghimpunan dan penyaluran ZIS
Pengaturan dan Pengawasan Perbankan Syariah: Mengapa Diperlukan? 1. Menjaga stabilitas sistem keuangan (makro ekonomi) dan keberlangsungan usaha bank (mikro ekonomi) 2. Perlindungan masyarakat (khususnya masyarakat awam dan nasabah kecil) 3. Optimalisasi peran lembaga perbankan dalam menunjang program pembangunan 4. Rawan terhadap penyelewengan Regulation
VS
Market Discipline/ Self Regulation
27
4/10/15
Pengawasan Ketentuan Syariah dalam Perbankan Syariah Indonesia
BANK INDONESIA
Dewan Syariah Nasional (MUI)
Bank Syariah
Dewan Pengawas Syariah
Produk Bank Syariah
Regulasi Perbankan Syariah
I.
Kelembagaan Bank Syariah
II.
Prinsip kehati-hatian (Prudential)
III. Sistem Pembayaran/Pasar Keuangan & Moneter IV. Standar Akuntansi / Pelaporan
28
4/10/15
Regulasi Perbankan Syariah
I. II. III. IV.
Kelembagaan Bank Syariah Prinsip kehati-hatian (Prudential) Sistem Pembayaran/Pasar Keuangan & Moneter Standar Akuntansi / Pelaporan • • •
PENDIRIAN BANK UMUM SYARIAH PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH PERUBAHAN KEGIATAN USAHA DAN PEMBUKAAN KANTOR CABANG SYARIAH OLEH BANK UMUM KONVENSIONAL
Regulasi Perbankan Syariah
I. II. III. IV. • • •
Kelembagaan Bank Syariah Prinsip kehati-hatian (Prudential) Sistem Pembayaran/Pasar Keuangan & Moneter Standar Akuntansi / Pelaporan
PENILAIAN KUALITAS ASSET DAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM AKAD PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA
58
29
4/10/15
Regulasi Perbankan Syariah • • •
GIRO WAJIB MINIMUM SYARIAH KLIRING FASILITAS PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK SYARIAH SWBI PUAS
• •
I. Kelembagaan Bank Syariah II. Prinsip kehati-hatian (Prudential) III. Sistem Pembayaran/Pasar Keuangan & Moneter IV. Standar Akuntansi / Pelaporan
Regulasi Perbankan Syariah • • • •
LAPORAN BULANAN BANK UMUM SYARIAH DAN BPRS LAPORAN HARIAN BANK UMUM (LHBU) LAPORAN BERKALA BANK UMUM SYARIAH (LHBUS) AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH dan PEDOMAN AKUNTANSI SYARIAH.
I. Kelembagaan Bank Syariah II. Prinsip kehati-hatian (Prudential) III. Sistem Pembayaran/Pasar Keuangan & Moneter IV. Standar Akuntansi / Pelaporan 60
30
4/10/15
Perbankan Syariah Indonesia berkembang dengan baik, namun masih kecil dibandingkan dengan total Industri Perbankan 24
23
24
19 Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah
2
1 1992
3
2000
11
11
11
2010
2011
Sep-‐12
3
2005
ü Jumlah bank syariah terus bertambah, saat ini telah beroperasi 11 BUS & 24 UUS. Jauh lebih banyak dibanding angka di tahun 2000 saat industri baru terbentuk. Sumber: Bank Indonesia (Sept 2012), diolah
Beberapa Catatan di tahun 2012 yang akan memiliki dampak berkelanjutan
Penurunan Bisnis Gadai Emas
Aturan LTV dan maksimum plafond Gadai Emas telah menyurutkan por7olio gadai emas Bank Syariah, diperlukan terobosan agar potensi pembiayaan ini Tdak berpindah pada bank konvensional
Dana Haji dipindah ke Sukuk Negara
Pemindahan dana haji dari Bank – bank Syariah kepada Sukuk Negara yang berpengaruh aset dan sumber pendanaan, diperlukan arrangement khusus yang tidak merugikan kedua belah pihak.
Peningkatan significant unit syariah di perbankan maupun lembaga keuangan lainnya Meningkatkan Tngkat kompeTsi dan ekonomi syariah nasional dengan tetap memperhaTkan kualitas syariah compliance secara benar
Switching Demand KPR/ KKB dari Bank Konven-‐sional
Aturan LTV KPR dan KKB untuk Bank Konvensional sehingga syarat uang muka Nasabah naik menyebabkan peralihan permintaan kredit kepada Bank Syariah.
31
4/10/15
Isu Regulasi yang Berpengaruh terhadap Pertumbuhan Bisnis § Rencana aturan LTV KPR untuk Bank Syariah (seperT telah diterapkan untuk Bank Konvensional) akan berpengaruh terhadap hilangnya poten8al switching demand KPR dari Bank Konvensional yang telah berjalan dan proyeksi pertumbuhan bisnis KPR syariah
LTV KPR
Bisnis Haji
InsenTf Regulasi
§ Rencana penghenTan produk talangan haji relaTf Tdak akan mengganggu bisnis pembiayaan, karena dari sisi profitabilitas rendah dan porpolio Tdak signifikan § Yang lebih signifikan dan posiTf adalah regulasi yang mewajibkan seluruh dana haji hanya boleh dikelola oleh perbankan syariah § Diperlukan insenTf regulasi bagi bank induk sehingga mendorong sinergi dan dukungan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis Bank Syariah yang menjadi anak perusahaan
§ Pendirian OJK diharapkan dapat meningkatkan efekTvitas pengawasan dan regulasi yang lebih baik, sehingga mendorong industri yang lebih sehat dan kompeTTf
OJK
Strategi 2013 sampai dengan 2015 > 2015
Growing profitability & stronger business growth
Expanding network & compleTng product
2012
2009-2012
§ Sharpening business segment § Enhancing product, business model and infrastructure
ü Melengkapi produk-produk standard (KPR floating, joint financing multifinance, Pembiayaan Rekening Koran, dsb) agar lebih bersaing dengan perbankan konvensional. 2013-2015 ü Dengan pengalaman dan positioning bisnis yang telah didapat, bank syariah menajamkan segmentasi bisnis untuk berupaya menjadi leader pada bisnis/ segmen nasabah tertentu, termasuk mengembangkan model bisnis secara spesifik.
2009
Growing assets
ü Untuk mendukung portfolio bisnis yang semakin besar, peningkatan produktivitas dan mitigasi risiko, bank syariah memperbaiki proses bisnis seperti membentuk strategic business unit khusus, sentra proses pembiayaan dan sentra operasional. >2015
2005
Set-‐up & growing the business
ü Bank-bank syariah pendominasi industri mengembangkan jaringan outlet secara masif untuk “mengamankan” potensi daerah dan memperdalam penetrasi bisnis yang telah ada.
Pre-‐industry & introducing the business
ü Bank syariah dituntut telah memiliki “mesin” yang lebih handal baik untuk “memproduksi” bisnis ataupun memitigasi risiko. Bank syariah akan dituntut meningkatkan profitabilitasnya dan pertumbuhan bisnis yang berkualitas serta sustain.
< 2000
32
4/10/15
Kesimpulan PERBANKAN SYARIAH NASIONAL § Perbankan Syariah Nasional masih tetap optimis dengan pertumbuhannya § Peran seluruh stakeholder terutama pemerintah dan masyarakat tetap menjadi kunci utama lajunya pertumbuhan perbankan syariah nasional § Sekalipun pertumbuhan tinggi namun mengingat peningkatan bank konvensional yang juga tetap tinggi menyebabkan marketshare perbankan syariah akan masih stagnan di bawah 5%. § Indikator kunci perbankan syariah masih mengalami perkembangan yang baik, hanya saja masih terdapat “PR” besar terkait masih dominannya dana mahal sebagai sumber pendanaan. Diperlukan terobosan agar perbankan syariah semakin menjadi bank pilihan masyarakat untuk bertransaksi.
Peta Potensi Pengembangan
Sangat Potensial Potensial Cukup Potensial Kurang Potensial
66
33