Makalah Konsep Pendapatan dan Konsep Beban
Oleh : Dian Bangit Soekarno Agung Hendra Kusuma
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016 1
Konsep Pendapatan dan Konsep Beban A. Pendapatan dan Keuntungan Pendapatan (revenue) dapat didefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan. Hal itubiasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan harus diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktik ini, biasanya berarti pendapatan d iakui pada saat penjualan. Keuntugan dibedakan dari pendapatan dan bebam karena lebih periferal dari kegiatan utama perusahaan itu. Sifat, pengukuran dan ketentuan waktu pendapatan adalah masalah teori akuntansi yang sangat menarik. Dalam praktik, definisi pendapatan seringkali dihubungkan dengan prosedur akuntansi tertentu, jenis perubahan nilai tertentu dan peraturan yang diasumsikan atau implisit untuk menentukan kapan pendapatan harus dilaporkan. 1. Sifat Pendapatan Pada dasarnya pendapatan adalah kenaikan laba. Seperti laba, ini adalah suatu proses arus—penciptaan barang atau jasa oleh suatu perusahaan selama suatu kurun waktu tertentu. Paton dan Littleton menamakan penciptaan barang dan jasa ini sebagai produk dari perusahaan. Umumnya, pendapatan dinyatakan dalam satuan moneter, meskipun pengukuran pendapatan dalam konsep ini berbeda untuk pembahasan tanpa mengubah sifat pendapatan yang diukur. Committee on A ccounting Concepts and Standards of the American Accounting Association
mendefinisikan
pendapatan dalam pernyataan tahun 1957 sebagai berikut: Pendapatan...adalah pernyataan moneter dari keseluruhan produk dan jasa yang ditransfer oleh suatu perusahaan kepada pelanggannya selama suatu periode waktu. Kritik segera atas penambahan ini adalah bahwa hal itu menghalangi penggunaan metode persentase penyelesaian di mana pendapatan diakui sebelum suatu produk atau jasa ditransfer. Satu tanggapan adalah bahwa metode persentase penyelesaian tidak boleh diijinkan.
2
FASB memusatkan pada kas yang diterima pada saat penjualan atau sesudahnya, jika itu penjualan kredit, dan mendefinisikan pendapatan dalam pengertian arus masuk (inflow) aktiva ke dalam perusahaan sebagai hasil penjualan barang dan jasa. Dalam kata-kata mereka: Pendapatan adalah arus masuk atau penambahan lainnya pada aktiva suatu satuan usaha atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama atau pusat dari satuan usaha yang berkesinambungan. APB Statement No 4 mendefinisikan pendapatan sebagai : Kenaikan bruto dalam aktiva atau penurunan bruto dalam kewajiban yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dihasilkan dari jenis-jenis kegiatan yang mencari laba itu...dari suatau perusahaan yang dapat mengubah ekuitas pemilik. Sekarang
benar
bahwa
akun
pendapatan
(revenue
account)
mempunyai saldo kredit dan ditutup pada akhir periode akuntansi ke laba ditahan melalui akun ikhtisar (summary account) pendapatan dan beban. Karena itu, pendapatan tidak mempunyai pengaruh pada kenaikan ekuitas pemegang saham. Akan tetapi, yang dilakukan pendekatan ini adalah menghubungkan pendapatan ke pembukuan berpasangan. Hendriksen mendefinisikan pendapatan sebagai : 1. Konsep produk lebih unggul dibanding konsep arus keluar, dan konsep arus keluar lebih unggul dari konsep arus masuk; 2. Konsep produk bersifat netral dalam hubungannya baik dengan waktu maupun dengan pengukuran; konsep arus masuk, seperti yang umumnya dinyatakan; mengabaikan kedunya. Menurut Jaka Isgiyarta (2009), pendapatan adalah arus masuk atau kenaikan aktiva yang diperoleh dari aktivitas usaha utama selama satu periode. Sedangkan Keuntungan adalah arus masuk atau kenaikan aktiva yang berasal dari aktivitas selain dari aktivitas utama, atau bukan dari penambahan dana baik dari dana waktu terbatas maupun tidak terbatas.
3
Pendapatan merupakan peningkatan kekayaan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan, yaitu dari penyerahan barang atau pemberian jasa kepada entitas lain. Penambahan kekayaan perusahaan yang berasal dari aktivitas perusahaan dipisahkan dalam dua kelompok, yaitu aktvitas yang menjadi operasional perusahaan dan aktivitas yang tidak ada kaitannya dengan perasional perusahaan. Penambahan kekayaan perusahaan yang berasal dari aktivitas perusahaan yang bukan berkaitan dengan operasional prusahaan dimasukkan dalam elemen keuntungan perusahaan. Pemisahan tambahan kekayaan perusahaan baik dari aktivitas operasional dan buan dari aktivitas operasional digunakan untuk memudahkan penggunaan informasi untuk mengetahui kemampuan
kinerja
perusahaan.
Perusahaan
yang
kinerjanya
baik,
seharusnya sebagian besar peningkatan kekayaan yang berasal dari aktivitas operasional. Sedangkan kekayaan yang berasal dari bukan aktivitas operasional perusahaan bersifat isidental, atau nilainya tidak begitu material. Peningkatan kekayaan yang berasal dari tambahan sumber dana waktu terbatas dan tambahan dana waktu tidak terbatas tidak termasuk keuntungan. Definisi pendapatan akuntansi islam dengan akuntansi konvensional ada perbedaan dan persamaan. Persamaannya ialah terletak pada sumber pendapatan yaitu dari penyerahan barang atau pemberian jasa yang berasal dari aktivitas utama perusahaan. Perbedaannya ialah dampak dari penyerahan barang atau pemberian jasa tersebut. Dalam akuntansi konvensional, akibat penyerahan barang atau pemberian jasadapat berupa peningkatan kekayaan aktiva atau penurunan utang atau kombinasi keduanya. Pemberian barang atau penyerahan jasa berakibat pada pengurangan utang dapat dianggap sebagai pendapatan, hal ini didasarkan pada konsep bahwa pendapatan itu diperuntukkan untuk pemilik perusahaan, yaitu akan menambah nilai ekuitas. Berkurangnya jumlah hutang dengan kekayaan yang konstan berarti sama dengan penambahan ekuitas. Sebetunya definisi pendapatan dalam akuntansi konvensional dapat disederhanakan sebagai berikut : Pendapatan adalah tambahan ekuitas yang berasal dari penyerahan barang atau pemberian jasa dari aktivitas operasi perusahaan selama satu periode.
4
Dalam akuntansi islam, pengurangan sumber dana waktu terbatas (utang dalam akuntansi konvensional) dengan penyerahan barang atau pemberian jasa merupakan transaksi yang berbeda, dan keduanya secara konsep entitas akuntansi islam tidak dapat dijadkan satu kesatuan transaksi. Akuntansi Islam, perusahaan merupakan unit yang terpisah dari orang atau badan
yang
telah
menyerahkan
dana
dalam
waktu
yang
tdak
terbatas,perusahaan merupakan unit mandiri. Sehingga pendapatan akan diakui bilamana ada tambahan kekayaan yang berasal dari aktivitas operasi. 2. Apa yang harus termasuk dalam pengertian pendapatan? Banyak yang mendebat bahwa perlu untuk membedakan pendapatan (revenue) dari keuntungan (gain). Pengarang lebih suka membuat perbedaan antara kegiatan yang menghasilkan kekayaan bagi perusahaan dan transfer kekayaan yang tidak diduga yang timbul dari hibah atau keuntungan yang tidak disangka-sangka. Dengan perkataan lain, semua kegiatan, apakah utama atau sampingan, yang berhubungan dengan kegiatan menghasilkan kekayaan bagi perusahaan akan termasuk dalam kategori umum pendapatan. Paton dan Littleton juga menyatakan bahwa, meskipun”arus penyelesaian” merupakan sumber utama pendapatan, keseluruhan kisaran barang dan jasa yang disediakan oleh perusahaan, tanpa memperhatikan jumlah relatif dari pos-pos tertentu, harus termasuk dalam pendapatan. FASB lebih menyukai definisi pendapatan yang lebih sempit. Definisi pendapatan mereka menyatakan bahwa hal itu dihasilkan dari “kegiatan utama atau pusat dari perusahaan yang bersinambungan.” Maksud kegiatan utama adalah untuk membedakan pendapatan dari keuntungan, yang didefinisikan sebagai “kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari kegiatan periferal
atau insidental.” Karena itu, keuntungan bagi sebagian besar
perusahaan akan mencakup laba dari kegiatan seperti penjualan tanah dan harta lain sewaktu-waktu, termasuk kenaikan dalam ekuitas yang dihasilkan dari sumbangan dan keuntungan lain yang tidak disangka-sangka. Sebagian besar keuntungan akan tampak dalam laporan rugi laba— dan, karenanya meningkatkan laba. Hibah bagi perusahaan merupakan pengecualian. Itu bisa diklasifikasikan baik sebagai modal atau pun pendapatan, bergantung dari maksud si pemberi, keadaan yang sekitar hibah
5
itu, dan definisi seseorang akan pendapatan. Dalam beberapa kasus, maksud dari hibah itu mungkin untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, seperti dalam kasus “pembayaran penghargaan”, atau pembayaran tambahan untuk menunjukka penghargaan untuk jasa khusus yang diterima.
3. Bagaimana pendapatan harus diukur? Pendapatan, bagaimanapun didefinisikan, paling baik diukur dengan nilai pertukaran produk atau jasa perusahaan. Nilai pertukaran ini menyatakan ekuivalen kas, atau nilai sekarang yang didiskontokan dari klaim uang yang akhirnya akan diterima dari transaksi pendapatan. Keuntungan diperlakukan serupa dengan pendapatan, kecuali bahwa biaya yang berhubungan segera diofset untuk memperoleh keuntungan bersih. Dalam penjualan aktiva yang tidak biasa siperdagangkan oleh perusahaan, biaya-biaya ini mencakup nilai aktiva yang dijual ditambah biaya langsung penjualan. Kriteria bahwa pendapatan harus diukur dengan nilai sekarang dari uang atau ekuivalen uang yang akhirnya diterima menunjukkan bahwa semua retur, potongan penjualan, dan pengurangan lain dari harga yang dikenakan harus dikurangkan dari pendapatan yang dihasilkan dari transaksi-transaksi tertentu. Dengan perkataan lain, hal itu harus diperlakukan sebagai pengurang pendapatan, dan bukan sebagai beban. Potongan tunai diberikan, sebagian, untuk menyamakan nilai uang yang diterima dalam periode diskon dengan nilai uang didiskonto sekarang yang akan diterima dalam jangka kredit yang diberikan. Tetapi salah satu tujuan utama dari potongan tunai adalah untuk mengurangi kerugian piutang tak tertagih dengan mendorong orang-orang untuk membayar lebih awal atau tunai. Potongan tunai dan kerugian piutang tak tertagih yang diperkirakan adalah sama sifatnya dan harus diperlakukan secara sama. Potongan tunai yang diharapkan diambil dan kerugian piutang tak tertagih yang diperkirakan terjadi harus dikurangkan secara langsung dari pendapatan kotor. Semua di atas mendapat peringatan yang biasa dari materialitas. Apabila periode menunggu pendek, potongan bisa diabaikan karena tiga alasan pragmatis: 1. Pada tingkat potongan yang rendah jumlah potongan kecil dan tidak secara material mempengaruhi penilaian total pendapatan. Misalnya,
6
jika piutang akan dilunasi dalam 60 hari, jumlah potongan pada tingkat 10% setahun akan lebih kecil dari 2% pendapatan. 2. Karena bunga diklasifikasikan sebagai bagian dari total pendapatan, pengaruhnya yang utama adalah ketentuan waktu. Bunga harus dicatat sesudah pencatatan pendapatan dari transaksi awal. Akan tetapi, jika bunga tidak material jumlahnya, memasukkannya ke dalam pendapatan penjualan akan mempunyai pengaruh yang kecil pada total pendapatan untuk periode tersebut. 3. Jika pendapatan tidak didiskontokan, klasifikasi pendapatan yang timbul dari menunggu (bunga) akan hilang dan termasuk dalam klasifikasi pendapatan yang timbul dari penjualan produk atau jasa. Namun, jika bunga implisit tidak material jumlahnya, hanya sedikit informasi berguna yang hilang karena tidak mengklasifikasikannya secara terpisah. Karena itu, materialitas cenderung mengaburkan ketelitian teoritis. 4. Kapan pendapatan diakui? Peraturan umum untuk pengakuan dalam akuntansi adalah bahwa pos itu harus memenuhi definisi dari unsur itu dan bahwa pas itu dapat diukur, relevan, dan dapat diandalkan. Dalam konteks sekarang, suatu pos harus diakui sebagai pendapatan dari suatu perusahaan apabila ia merupakan bagian dari produk organisasi, apabila ia dapat diukur, apabila ia mempunyai nilai peramalan dan umpan balik, dan apabila ia dapat diuji secara andal. FASB memberikan saran untuk pengakuan pendapatan yang khusus untuk pendapatan. Menurut mereka, pendapatan tidak boleh diakui sampai ia: a. Dihasilkan (earned) b. Direalisasi atau dapat direalisasi Karena pendapatan merupakan bagian dari laba, peraturan untuk pengakuan pendapatan adalah bagian dari peraturan untuk pengakuan laba. Karena itu, kunci untuk menentukan laba harus diakui adalah penentuan kapan ia telah dihasilkan dan direalisasi. Pendapatan yang dihasilkan. Dari sudut pandang ekonomi, penghasilan adalah suatu proses berkelanjutan. Produk dari suatu perusahaan tampak
7
secara bertahap sebagai bahan mentah yang dirakit dan diubah, bentuknya atau diproses dengan memakai tenaga kerja dan peralatan modal. Pendapatan harus diakui secara terus menerus sepanjang keseluruhan siklus produk. (Accounting Research Studies) ARS 3 memberikan suatu peraturan umum untuk pengakuan, yang menyatakan bahwa : 1. Pendapatan harus diidentifikasikan dengan periode selama saat itu kegiatan ekonomi utama yang penting untuk penciptaan; dan 2. Disposisi barang dan jasa telah disesuaikan, asalkan pengukuran objektif atas hasil-hasil kegiatan itu tersedia. Dua kondisi ini, yaitu penyelesaian kegiatan ekonomi utama dan objektifitas pengukuran , dipenuhi pada tahap kegiatan yang berbeda dalam kasus yang berbeda, adakalanya selambat waktu penyerahan produk atau pelaksanaan jasa, dalam kasus lain, pada titik waktu yang lebih awal. Hendriksen secara umum sepakat dengan pandangan ini bahwa pendapatan harus duakui dan dilaporkan ketika kegiatan ekonomi yang utama diseesaikan apabila pengukurannya dapat diuji dan bebas dari bias. Realisasi. Secara umum, realisasi merupakan pelaporan pendapatan apabila suatu pertukaran atau arus keluar produk terjadi. Yaitu barang atau jasa harus sudah ditransfer ke pelanggan atau klien, yang menaikkan baik penerimaan kas atau pun klaim atas kas atau aktiva lain. Dalam pandangan ini, realisasi tidak dapat terjadi dengan menyimpan aktiva atau sebagai akibat proses produksi itu sendiri. Jadi pengertian realisasi secara umum berarti pelaporan pendapatan saat disahkan oleh penjualan. Pelaporan pendapatan sebelum atau setelah saat penjualan secara umum dipertimbangkan sebagai pengecualian peraturan realisasi. Dapat direalisasi, berarti kemampuan mengubah klaim menjadi kas. Jadi satu kondisi untuk pengakuan adalah bahwa produk telah dijual secara tunai atau kredit. Realisasi merupakan teknik akuntansi yang dijadikan dasar untuk menandai pengakuan pendapatan sehingga pendapatan baru terbentuk setelah produk selesai dikerjakan dan terealisasi melalui penjualan baik secara langsung mauun melalui kontrak penjualan. Penerimaan kas atau kesanggupan membayar dari pihak membeli merupakan proses realisasi
8
pendapatan. Oleh karena itu, proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut: 1. Adanya kepastian perubahan produk menjadi bentuk aktiva lain melalui kegiatan penjualan yang sah 2. Diperolehnya aktiva lain sebagai pengesahan terhadap transaksi penjualan tersebut. Pengakuan keuntungan. Waktu pengakuaan keuntungan dan khususnya keuntungan yang berasal dari kenaikan nilai aktiva, harus identik dengan waktu pengakuan pendapatan. Akan tetapi, akuntan umumnya lebih condong pada konsep realisasi. Yaitu, biasanya mereka tidak mengakui keuntungan sampai suatu pertukaran atau penjualan terjadi. Sebagian besar akuntan mesyaratkan bahwa suatu pecatatan dalam kenaikan nilai hampir tidak mungkin sebelum pengakuan dibuat. Selain konservatif murni, akuntan enggan mencatat kenaikan karena dua alasan : 1. Ketidakpastian dan sifat tidak kekal yang mungkin dari kenaikan nilai; 2. Kenyataan bahwa kenaikan nilai tidak meningkatkan sumberdaya likuid yang dapat digunakan untuk pembayaran deviden. Penekanan pada sumberdaya likuid atau arus kas bias relevan untuk beberapa jenis keputusan, tetapi tidak untuk pengukuran dari sebagian besar konsep laba. Untuk penentuan laba, pengukuran yang relatif pasti dan dapat diuji adalah kriteria yang relevan Ada suatu pergeseran dalam pendekatan tradisionaluntuk pengakuan keuntungan.
Untuk
investasi
dalam
surat
berharga
yang
mudah
diperjualbelikan, pencatatan kerugian dan pemulihan dari kerugian, yang timbul dari perubahan harga pasar material, menjadi dapat diterima dalam praktik akuntansi karena baik syarat dapat diuji dan likuiditas ada, sekalipun perubahan itu belum disahkan oleh penjualan atau pertukaran dimana perusahaan itu adalah salah satu pihak. Keuntungan atau kerugian ekonomi itu tidak lebih nyata karena surat berharga atau tanah dijual dan hasilnya digunakan untuk memperoleh kembali surat berharga atau tanah dari jenis yang sama. Namun, kesempatan itu merupakan informasi yang relevan berkenaan dengan perusahaan itu, meskipun tujuannya untuk tidak dijual.
9
Pelaporan Pendapatan selama Produksi Ada banyak kasus dimana pendapatan diakui selama produksi. Kumpulan dari kasus ini mencakup jasa-jasa dimana pengakuan selama produksi merupakan praktik umum. Contohnya mencakup sewa, bunga, komisi, dan jasa pribadi yang dilaksanakan berdasar waktu. Dalam masingmasing contoh ini kriteria dasar untuk pelaporan pendapatan terpenuhi. Jasa biasanya
dilaksanakan berdasar waktu dan pelaksanaan jasa dapat
diasumsikan merupakan kejadian penting sekali. Jumlah pendapatannya telah ditetapkan menurut kontrak atau perjanjian sebelumnya. Beban yang berhubungan biasanya dapat ditentukan secara bersamaan dengan pendapatan. Disamping itu, klaim yang sah timbul terhadap pelanggan, klien, atau penyewa meskipun jumlahnya belum ditagih dan pembayaran tidak diharuskan sampai tanggal tertentu. Kontrak Jangka Panjang. Aplikasi kedua yang dapat diterima dari pelaporan pendapatan selama produksi adalah pengakuan pendapatan pada kontrak jangka panjang, biasanya dengan metode persentase penyelesaian. Metode
presentase
penyelesaian
yang
biasanya
digunakan
membandingkan biaya yang terjadi dalam suatu periode akuntansi tertentu dengan total biaya yang diestimasikan untuk proyek itu. Ini disebut metode biaya untuk biaya (cost to cost). Laba yang diharapkan pada kontrak kemudian dialokasikan pada setiap periode berdasar biaya-biaya ini. Prosedur ini mempunyai dua kesulitan, yang membuat laba periodic yang dihasilkan diragukan : 1. Total biaya proyek sulit untuk diestimasikan secara akurat 2. Mengasumsikan laba perusahaan diperoleh begitu biaya terjadi. Pertumbuhan (accretion). Berhubungan dengan pelaporan pendapatan selama produksi adalah pengakuan nilai yang meningkat dari pertumbuhan alami atau proses penuaan. Pertumbuhan alami atau penuaan sepanjang waktu ini sama seperti proses produksi dari sudut pandang ekonomi, seperti juga proses perubahan bentuk komoditas. Maka dalam pengertian ekonomi,
10
pertumbuhan meningkatkn pendapatan. Contohnya mencakup pertumbuhan hutan, hasil perkebunan dan peternakan. Pelaporan Pendapatan pada Penyelesaian Produksi Pelaporan pendapatan pada saat penyelesaian produksi diizinkan walaupun produk itu tidak diproduksi menurut kontrak. Kriteria umum untuk pengakuan pendapatan adalah Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil Tidak ada biaya pemasaran yang besar Adanya penukaran unit-unit fisik tanpa pengaruh apa-apa terhadap harga jual (interchange ability of units). Pelaporan Pendapatan pada Saat Penjualan Pelaporan pendapatan pada saat penjualan didasarkan kepada: Harga jual yang telah ditentukan dengan lebih pasti Produk yang dijual telah meninggalkan perusahaan dan diganti dengan suatu asset lain (jadi pertukaran telah terjadi). Untuk kebanyakan perusahaan, penjualan merupakan peristiwa keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekonominya. Kebanyakan biaya produksi atau pengadaan produksi tersebut telah dikeluarkan atau dapat ditentukan dengan mudah. Pelaporan Pendapatan sesudah Penjualan Penangguhan pelaporan pendapatan, setelah klaim sah terhadap pelanggan timbul dan kegiatan dasar dalam penjualan produk atau jasa sejenis telah diselesakan, dapat dibenarkan hanya jika salah satu dari dua kriteria berikut terpenuhi : 1. Jika tidak mungkin mengukur aktiva yang diterima dalam pertukaran dengan tingkat ketepatan yang wajar; 2. Jika beban tambahan yang material secara langsung berhubung dengan transaksi dan jika hal itu tidak dapat diestimasikan dengan tingkat ketepatan yang wajar. Penjualan dengan perlindungan (recouse). FASB yang mendasarkan kesimpulannya pada statement of position 75-1, merekomendasikan dalam
11
SFAS 48, “Pengakuan pendapatan ketika hak pengembalian ada”, bahwa apabila penjual dihadapkan pada resiko kepemilikan melalui pengembangan aktiva, pendapatan harus tidak diakui saat ini kecuali jika semua kondisi berikut terpenuhi : 1. Harga penjual kepada pembeli sebagian besar tetap atau dapat ditditentukan pada tanggal penjualan; 2. Pembeli telah membayar penjual, atau pembeli diwajibkan untuk membayar penjual dan tidak tergantung pada penjualan kembali produk; 3. Kewajiban pembeli kepada penjual tidak berubah dalam keadaan pencurian atau kerusakan atau cacat fisik pada produk; 4. Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali mempunyai substansi ekonomi yang terpisah dari yang disediakan penjual; 5. Penjual tidak mempunyai kewajiban yang signifikan untuk kinerja dimasa datang yang secara langsung menyebabkan dijualnya kembali produk oleh pembeli; 6. Jumlah pengembalian masa datang secara layak dapat diestimasikan. Penjualan Cicilan. Contoh yang paling sering dikutip untuk pelaporan pendapatan yng ditangguhkan adalah kasus penjualan cicilan. Biasanya ini dibenarkan berdasarkan bahwa penagihan dianggap meragukan karena pelanggan yang masuk ke dalam kontrak cicilan ini seringkali terlalu melebihkan diri mreka sendiri dan karena itu risikonya buruk. Posisi Accounting Principle Board Opini No 10 adalah bahwa “...pendapatan lazimnya harus dihitung pada saat transaksi diselesaikan, dengan penyisihan yang tepat untuk piutang yang tidak tertagih’; dan dengan tidak adanya keadaan dimana harga jual tidak dipastikan secara wajar, ini menyimpulkan bahwa metode cicilan untuk pengakuan pendapatan tidak dapat diterima. Akan tetapi suatu catatan kaki memperlemah poisi penakuan kasus pengecualian dalam mana mungkin tidak ada dasar yang beralasan untuk mengestimasikan tingkat ketertagihan. Menurut pendapat hendriksen, pengecualian ini tidak dijamin karena penjualan cicilan mungkin tidak akan dilakukan dalam kondisi tersebut. Metode Pemulihan Biaya. Suatu modifikasi dari dasar cician seringkali dinyatakan untuk usaha yang sangat spekulatif dimana kas diterima secara cicilan dan dimana penagihan cicilan akhir diragukan. Dalam situasi ini, laba 12
atau rugi bersih akhir tidak dapat ditentukan sampai semua penagihan diterima. Oleh karena itu cicilan pertama dipertimbangkan sebagai pengembalian dari biaya yang diinvestasikan dan laba dicatat hanya setelah semua biaya elah dipulihkan. Setelah semua biaya dipulihkan, semua cicilan selebihnya diperlakukan sebagai laba Ikhtisar Pelaporan Pendapatan. Pencatatan pendapatan di dalam laporan akuntansi harus berdasarkan kriteria berikut: 1. 2. 3. 4.
nilai ekonomik harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya; jumlah pendapatan harus dapat diukur; pengukuran harus dapat dibutuhkan dan secara relative bebas dari bias; beban yang berkaitan harus dapat ditaksir dengan tingkat ketepatan yang layak. Pada umumnya, laporan akuntansi akan lebih baik jika pendapatan
dilaporkan sedini mungkin sesudah pertambahan nilai dapat diukur. Akan tetapi pengukuran pendapatan dengan menggunakan probabilitas akan lebih baik daripada hanya melaporkan jumlah pendatan berniali tunggal yang menggambarkan ekivalen kepastian. Saat Pelaporan Selama produksi
Ktriteria Penetapan harga perusahaan berdasarkan kontrak atau persyaratan usaha yang umum ataupun harga pasar yang ada pada berbagai tingkat produksi.
Pada saat penyelesaian Adanya harga jual yang dapat produksi ditentukan atau harga pasar yang stabil. Biaya pemasaran tidak besar. Pada saat penjualan
Harga yang ditetapkan untuk produk itu. Metode yang layak untuk menaksir jumlah yang dapat ditagih. Penaksiran semua beban material yang berkaitan.
Pada saat penagihan kas Tidak mungkin menilai aktiva yang diterima dengan tingkat ketepatan yang wajar. Beban tambahan material, mungkin masih ada, dan beban ini tidak dapat ditaksir dengan
Contoh Dasar Akrual (sewa, bunga, komisi), kontrak jangka panjang, pertumbuhan Logam mulia; produk pertanian; jasa
Sebagian besar penjualan barang dagangan.
Penjualan angsuran; pertukaran aktiva tetap tanpa nilai yang ditetapkan secara
13
tingkat ketepatan yang wajar pada saat penjualan
teruji.
B. Beban dan Kerugian Beban adalah biaya yang terjadi untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Beban harus diakui pada saat yang sama dengan pendapatan yang dihasilkan olehnya. Hubungan antara pendapatan dan beban seringkali sulit untuk ditentukan, jadi berbagai peraturan yang secara relatif arbitrer digunakan untuk pengakuan beban. Beban diukur baik dengan harga historis dan harga pertukaran yang berlaku. Kerugian lebih periferal dari kegiatan utama erusahaan. Namun, pengakuannya dan pengukurannya sama dengan beban. Seperti istilah pendapatan, istilah beban juga merupakan konsep arus, yang menggambarkan perubahan yang tidak menguntungkan dalam sumber daya perusahaan. Tetapi tidak semua perusahaan yang tidak menguntungkan itu termasuk beban. Definisinya yang lebih tepat, beban adalah penggunaan atau pemakaian barang dan jasa di dalam proses mendapatkan pendapatan. Secara khusus FASB mendefinisikan beban sebagai : Arus keluar atau penggunaan lain aktiva atau terjadinya kewajiban (atau keduanya) dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan operasi terbesar atau utama yang berkelanjutan dari perusahaan tersebut. Aspek
yang
tidak
menguntungkan
dari
kegiatan
menghasilkan
pendapataan cenderung mengurangi kekayaan pemegang saham di dalam perusahaan. Beban sering didefinisikan dalam konteks ini. Biaya sering didefinisikan dalam arti biaya yang habis terpakai atau alokasi biaya. Definisi ini tidak mencerminkan observasi dunia nyata. Penilaian beban tidak sama dengan pendefinisian beban. Hendriksen lebih lebih sependapat dengan definisi lama AICPA mengenai beban sebagai semua biaya yang jatuh tempo yang dapat dikurangkan dari pendapatan. Menurut Jaka Isgiyarta (2009), Definisi beban adalah arus keluar atau memanfaatkan jasa aktiva yang digunakan untuk melakukan aktivitas usaha utama entitas selama satu periode. Sedangkan kerugian adalah arus keluar atau pemanfaatan jasa aktiva yang berasal dari aktivitas selain dari aktivitas utama,
14
atau bukan dari pengurangan dana baik dari dana waktu terbatas maupun tidak terbatas. Beban merupakan pengurangan kekayaan kerusahaan yang digunakan untuk memperoleh pendapatan dari aktivitas operasional perusahaan selama satu periode. Pengurangan kekayaan dapat bersifat langsung atau dari pengurangan kemanfaatan dari kekayaan yang dimiliki perusahaan, Penggunaan aktiva tidak lancar dalam proses produksi merupakan bentuk pengurangan kemanfaatan aktiva. Pengurangan kekayaan atau kemanfaatan kekayaan, seerti dalam pendapatan dan kerugian, akan dikelompokkan dalam beban dan kerugian. Beban merupakan pengurangan kekayaan atau kemanfaatan kekayaan untuk aktivitas operasional perusahaan, sedangkan pengurangan kekayaan atau kemanfaatan yang digunakan selain operasional dikelompokkan dalam kerugian. Namun pengurangan selain operasioanal tidak termasuk pengurangan kekayaan untuk tujuan bagi hasil, seperti bag hasil untuk dana waktu terbatas, bagi hasil dana waktu tak terbatas, maupun kewajiban kontribusi kepada pemerintah. Definisi beban dan kerugian antara akuntansi islam dan konvensional berbeda. Dalam akuntansi konvensional definisi beban dan kerugian dipandang sebagai pengurangan hak pemilik perusahaan, yaitu pengurangan ekuitas. Hal ini jelas sekali dari pernyataan eksplisit “arus keluar kekayaan atau penambahan utang atau kombinasi keduanya” dalam definisi beban dan “ekuitas”. Dalam akuntansi islam, perusahaan sabagai entitas yang mandiri, bukan representasu kepentingan pemilik, maka beban dan kerugian benar-benar yang berkaitan dengan pengurangan kekayaan perusahaan, bukan pengurangan nilai ekuitas. Seperti dalam pembahasan pendapatan dan keuntungan, konsep entitas menjadi dasar pendefinisian beban dan kerugian. 1. Apa yang harus termasuk dalam beban? Perhimpunan
Akuntansi
Amerika
(AAA)
pada
tahu
1948
mendefinisikan bahwa beban terdiri dari biaya operasi dan kerugian. Dengan kata lain, FASB SFAC No.3 dengan jelas membedakan antara beban dan kerugian. Hanya beban berkaitan dengan operasi utama dan operasi perusahaan berkaitan dengan atau incidental bagi kegiatan perusahaan.
15
Perbedaan ini akan diteruskan di dalam penambahan berikut untuk mempertahankan kejelasan penambahan. Klasifikasi beban yang mungkin berguna bagi para investor dan pihak lain dalam membuat ramalan dan dalam mengevaluasi keputusan manajemenyang sekarang adalah klasifikasi yang menggambarkan sifat erilaku (behavioral) beban. Yaitu beban harus dikelompokkan dan diuraikan sesuai dengan apakahsifat beban tersebut variabel atau tetap terhadap volume produksi atau penjualan, atau apakah beban itu berubah-ubah terhadap faktor lainnya. Ada juga gunanya menggambarkan hubungannya terhadap arus kas. Pos-pos yang berasal dari pengeluaran-pengeluaran kas suatu periode sebelumnya
memberi
pengaruh
yang
berbeda
terhadap
perusahaan
dibandingkan dengan beban yang berasal dari arus ke luar kas yang sekarng atau yang akan datang. 2. Bagaimana beban harus diukur? Menurut mereka yang mendefinisikan beban sebagai penurunan dalam aktiva bersih perusahaan, suatu alat ukur yang logis adalah nilai barang dan jasa pada waktu digunakan dalam operasi perusahaan. Pengukuran biaya yang paling umum adalah: 1. 2.
Biaya historis Pengukuran sekarang, seperti biaya penggantian, dan
3.
Biaya kesempatan dari ekivalen kas masa kini.
Pengukuran kerugian serupa dengan pengukuran beban kecuali bahwa setiap hasilnya diimbangkan secara langsung untuk mencerminkan jumlah bersih. Biaya Historis. Metode pengukuran beban dan kerugian konvensional adalah dalam pengertian biaya historis bagi perusahaan. Alasan utama untuk mentaati biaya historis adalah bahwa hal itu diasumsikan dapat diuji, karena merupakan pengeluaran kas oleh perusahaan. Jika barang atau jasa menjadi lebih berharga daripada biaya historis, kelebihan itu merupakan keuntungan bagi perusahaan yang akan termasuk dalam total laba pada saat pendapatan dilaporkan, jika beban itu kemudian dilaporkan pada biaya historis dan kebalikannya.
16
Biaya historis seperti yang disajikan oleh nilai buku atau nilai tercatat lain, biasanya digunakan dalam menghitung keuntungan dan kerugian, karena beberapa alasan diantaranya bahwa membuat perbedaan antara keuntungan dan kerugian yang sebenarnya dan koreksi periode sebelumnya adalah tidak penting Kekurangan utama dari biaya historis adalah bahwa hal itu seringkali tidak menyatakan suatu pengukuran relevan atas barang dan jasa yang digunakan dalam usaha memnuhi tujuan pemakai eksternal laporan keuangan dan bahwa itu tidak memungkinkan suatu pemisahan biaya operasi dari keuntungan dan kerugian yang timbul dari pembelian yang terjadi secara kebetulan atau perubahan harga yang tidak dapat diramalkan. Penentuan Biaya. Pada dasarnya biaya diukur dengan nilai kini dari sumberdaya ekonomiyang diserahkan atau akan diserahkan dalam perolehan barang dan jasa yang digunakan dalam operasi-ini adalah nilai pertukaran. Apabila sumberdaya ekonomi bukan kas atau klaim akan kas diberikan dalam pertukaran, masalah penilaian masih tetap ada. Situasi berikut merupakan bebrapa masalah yang relevan dalam pengukuran beban menurut pengertian biaya : 1. Total harga yang disetujui mengkin harus dibayar pada tanggal yang ditangguhkan, dalam kasus tersebut harga yang didiskontokan mungkin merupakan pengukuran beban yang tepat; 2. Munculnya biaya bersama bisa memungkinkan tidak adanya pemecahan yang memadai untuk pengukuran beberapa jenis beban; 3. Suatu harga perolehan yang bukan hasil dari transaksi lugas bisa kurang sah dibandingkan metode pengukuran lain; 4. Jarga perolehan keseluruhan harus mencakup semua biaya yang penting untuk memperoleh barang atau jasa, tidak hanya harga menurut faktur atau yang tercatat. Harga Kini (current price). Pengukuran beban dengan harga kini mempunyai manfaat untuk membedakan antara : 1. Laba yang berasal dari transaksi; 2. Keuntungan atau kerugian yang berasal dri penyimpanan aktiva sebelum digunakan.
17
Penyimpangan aktiva selama suatu periode sebelum penggunaan (atau alokasi pada beban) bisa berasal dari suatu keputusan cermatuntuk berspekulasi atau dari kebutuhan untuk memperoleh barang dan jasa secara dini. Keuntungan dan kerugian yang terjadi bisa timbul dari perubhn harga, kerusakan, keusangan atau faktor-faktor lain. Harga kini dapat diperoleh untuk menyatakan baik hrga likuidasi (penjualan) kini atau biaya pengganti (replacement cost). Harga likuidasi kini atau ekuivalen kini bisa relevan dalam pengukuran beban karena hal itu merupakan biaya kesempatan (opportunity cost) bagi perusahaan dalam penggunaan aktiva tertentu. 3. Kapan beban terjadi? Menurut difinisi, beban terjadi apabila barang atau jasa dikonsumsi atau dilakukan dengan mencatat kegiatan di dalam perkiraan atau memasukkannya di dalam laporan keuangan. Pelaporan beban dapat terjadi bersamaan dengan kegiatan menggunakan barang atau jasa; atau boleh dilakukan sesudah kegiatan itu; atau dalam keadaan yang tidak biasa, boleh mendahului kegiatan itu. Definisi laba sebagai perubahan dalam nilai umumnya menyarankan bahwa beban harus dilaporkan kapan saja terjadi penurunan nilai atau jika tidak terdapat manfaat atau nilai nyata yang akan diterima pada masa yang akan datang dari penggunaan barang atau jasa. Konsep laba yang menekankan arus kas menyimpulkan beban bahwa beban harus dilaporkan sedekat mungkin dengan saat pengeluaran kas yang sebenarnya. Akuntansi akrual yang tradisional yang agaknya berada diantara kedua ekstrem ini, tetapi bersandar pada konsep nilai yang menyarankan bahwa harga masukan (biaya) harus ditahan sampai pertambahan nilai dilaporkan dengan penggantinya, yaitu harga keluar (penjualan). Artinya, beban harus diakui pada periode dimana pendapatan yang berkaitan diakui. Konsep Penandingan (matching concept). Jika laba dilaporkan secara bertahap sepanjang keseluruhan proses perasi perusahaan, pengukuran aktiva bersih perusahaan akan meningkat manakala nilai ditambahkan oleh perusahaan. 18
Seperti yang didefinisikan oleh komite AAA tahun 1964 tentang konsep penandingan, penandingan adalah proses pelaporan beban dengan pendapatan yang dilaporkan berdasar hubungan sebab akibat. Komite setuju bahwa biaya (yang didefinisikan sebagai faktor produk dan jasa yang diberikan) harus dihubungkan dengan pendapatan yang direalisasikan dalam suatu periode tertentu berdasarkan beberapa korelasi positif yang nyata dari biaya tersebut dengan pendapatan yang diakui. Jadi pengkuran laba bersih harus merupakan kelebihan pendapatan, yang dlaporkan selama suatu periode, terhadap beban yang berhubungan dengan pendapatan tersebut dan dilaporkan selama periode yang sama. Suatu penandingan yang tepat terjadi hanya apabila hubungan yang wajar ada diantara pedapatan dan beban. Karena itu, waktu engakuan beban mensyaratkan : 1. Hubungan dengan pendapatan 2. Pelaporan dalam periode yang sama seperti pendapatan terkait yang dilaporkan. Pendekatan Aktiva / Kewajiban. Konsep penandingan telah dikritik tajam oleh beberapa pihak karena gagal memberikan aturan yang berguna untuk menentukn saat kapan beban harus diakui. Jadi FASb makin menggunakan pendekatan aktiva/kewajiban yang pada dasarnya menentukan pertama apakah suatu pos merupakan aktiva. Jika suatu pos gagal dalam uji tersebut, maka ia diklasifikasikan sebagai beban atau kerugian. Penerapan yang paling sempurna dari pendekatan ini bisa ditemukan dalam SFAS 96 tentang pajak penghasilan yang ditangguhkan. Kewajiban penghasilan ditentukan secara langsung seperti juga utang pajak penghasilan yang ditangguhkan. Perubahan dalam dua akun neraca ini, bersama dengan jumlah pajak yang sebenarnya dibayar ke dinas perpajakan dan wewenang pajak lain, menentukan besarnya beban pajak. Dengan kata lain beban pajak adalah nilai sisa. 3. 4. Pelaporan Beban Klasifikasi beban sebagai “penjualan”, “adminisrasi”, atau “harga pokok penjualan” mungkin berguna untuk tujuan analisis dalam perusahaan seperti penetapan tanggungjawab fungsional. Akan tetapi untuk tujuan pelaporan eksternal, pembedaan ini tidak memberikan fungsi khusus yang
19
berguna. Pembaca laporan keuangan tidak dapat lebih baik membuat peramalan dengan menggunakan klasifikasi ini atau dapat lebih mengevaluasi kontribusi dari bebrapa fungsi. Meskipun setiap klasifikasi dapat merupakan penggunaaan barang atau jasa pada waktu yang berbeda dalam proses operasi perusahaan, unsur-unsurnya hanyalah beban. “Harga pokok penjualan” adalah suatu beban seperi halnya gaji tenaga penjualan. Urutan beban dalam laporan rugi laba juga tidak relevan. Khususnya orang harus menghindari godaan untuk menetapkan prioritas pada beban; semua sama dalam menentukan laba. Beban tidak dipulihkan dalam urutan terpilih. Hrga pokok penjualan tidak lebih penting dari pada beban administrasi. Pengukuran laba tidak berarti sampai semua beban dikurangkan dari pendapatan total. Terakhir, klasifikasi beban yang mungkin berguna bagi investor dan yang lain dalam pembuatan peramalan dalam mengevaluasi keputusan manajer kini adalah klasifikasi yang menggambarkan sifat perilaku beban. Artinya beban harus diklasifikasikan dan digambarkan sesuai dengan apakah hal itu bersifat variasi atau tetap dalam hubungannya dengan produksi, volume penjualan, atau beberapa faktor lain.
20
Daftar Pustaka
Hendriksen, S, Eldon and F Van Breda, 2001, Accounting Theory, ed-5th, Mc Graw Hill, Singapore. Jaka Isgiyarta, 2009 Toeri akuntansi dan Laporam Keuangan Islami, BP Undip, Semarang.
21