K-13
bahasa indonesia TEKS EKSPLANASI SEMESTER 2 KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK – KURIKULUM 2013 Kompetensi Inti 2.
Kompetensi Dasar
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
2.1
Memproduksi dan membandingkan teks eksplanasi.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami konsep dasar memproduksi teks eksplanasi. 2. Memproduksi teks eksplanasi. 3. Memahami konsep dasar membandingkan teks eksplanasi. 4. Membandingkan teks eksplanasi.
K e l a s
XI
A. Memproduksi Teks Eksplanasi 1. Pengertian dan Langkah-Langkah Memproduksi Teks Eksplanasi Produksi adalah proses mengeluarkan hasil atau ada yang dihasilkan. Memproduksi teks eksplanasi adalah membuat atau menghasilkan teks eksplanasi. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam memproduksi teks eksplanasi. a.
Menentukan tema/topik Topik teks eksplanasi mempunyai sifat sebagai berikut. •
Faktual, artinya sesuatu yang benar-benar dipertanggungjawabkan kebenarannya.
•
Analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta.
terjadi
dan
dapat
b.
Menentukan tujuan teks eksplanasi
c.
Tujuan akan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada pembaca.
d.
Mengumpulkan data atau bahan yang diperlukan dalam penulisan teks eksplanasi data atau bahan sesuai dengan topik yang dipilih dapat diperoleh dari buku, majalah, internet, surat kabar, dan wawancara langsung.
e.
Membuat kerangka teks eksplanasi Sebelum pembuatan teks eksplanasi, terlebih dahulu buatlah kerangkanya secara lengkap, sistematis, dan sesuai struktur teks eksplanasi, yaitu pernyataan umum dan deret penjelas.
f.
Mengembangkan kerangka teks eksplanasi Kembangkanlah kerangka teks secara lengkap sesuai dengan struktur teks.
g.
•
Bagian pendahuluan (pernyataan umum). Bagian ini memperkenalkan topik yang akan dijelaskan. Bagian ini ditulis secara ringkas, jelas, menarik, dan memikat pembaca untuk melanjutkan ke penjelasan yang lebih detail.
•
Bagian isi (deret penjelas). Bagian ini terdiri dari beberapa urutan sebab-akibat. Bagian ini berisi tentang hubungan sebab akibat tentang peristiwa terjadi karena sebab peristiwa sebelumnya dan peristiwa tadi menghasilkan peristiwa baru.
•
Bagian penutup (interpretasi). Bagian ini berisi simpulan dan pandangan penulis. Bagian penutup ini bersifat opsional (boleh ada dan boleh tidak ada).
Menyunting teks eksplanasi Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam memproduksi teks eksposisi.
2
2.
Contoh Memproduksi Teks Eksplanasi a.
Tema: angin puting beliung.
b.
Tujuan: menjelaskan kepada pembaca tentang sebab atau proses terjadinya angin puting beliung dan akibat yang ditimbulkannya.
c.
Mengumpulkan data Mengumpulkan data dari buku dan artikel mengenai angin puting beliung.
d.
e.
Membuat kerangka teks eksplanasi •
Pernyataan umum: pengertian angin puting beliung secara umum.
•
Deretan penjelas: penjelasan proses terjadinya angin puting beliung dengan urutan sebab-akibatnya, yaitu tanda-tanda datangnya angin puting beliung, musim apa terjadinya angin puting beliung, kaitan erat angin puting beliung dengan fase tumbuh awan cumulonimbus, dan akibat angin putting beliung.
•
Interpretasi: simpulan dan pandangan penulis teks eksplanasi.
Mengembangkan kerangka teks eksplanasi Kerangka teks eksplanasi pada bagian materi ini dikembangkan menjadi sebuah teks eksplanasi yang utuh.
f.
Melakukan penyuntingan teks Teks eksplanasi merupakan karangan ilmiah yang harus menggunakan kalimat efektif dengan ejaan yang tepat. Penulisan huruf kapital, huruf miring, tanda baca, dan apa yang terdapat dalam ejaan bahasa Indonesia sebagai patokan untuk penulisan teks. Jadi, sebelum melakukan proses penyuntingan terlebih dahulu kita menguasai ejaan bahasa Indonesia dan konsep tata bahasa Indonesia baku.
Berikut adalah contoh hasil pengembangan kerangka teks eksplanasi yang sudah melalui proses penyuntingan. Angin Puting Beliung Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus. Nama lain angin puting beliung adalah Leysus, Bohorok (Sumatera), dan Tornado (Amerika). Kekuatan angin puting beliung dapat menghancurkan semua yang diterjangnya karena dengan pusarannya benda yang terlewati akan terangkat dan terlempar. Tanda-tanda datangnya angin puting beliung dapat diketahui dari penampakan awan putih yang menjulang tinggi seperti bunga kol di siang hari. Awan itu berkembang menjadi awan gelap yang disertai hembusan udara dingin kemudian mulai menggoyangkan
3
pepohonan ke kiri dan ke kanan. Tak lama kemudian angin semakin cepat dan diikuti hujan lebat atau hujan es. Awan gelap itu semakin hitam membentuk pusaran angin seperti kerucut turun menuju bumi. Angin puting beliung biasanya terjadi pada musim pancaroba di siang hari dengan suhu udara panas dan pengap. Terjadinya angin ini karena kumpulan awan hitam yang tumbuh secara vertikal akibat radiasi matahari. Di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Akhirnya, arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak. Proses terjadinya angin puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh awan cumulonimbus. Pada fase tumbuh dalam awan terjadi arus udara naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun kristal es masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan. Pada fase masak, titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke puncak awan. Hujan turun menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun. Temperatur massa udara yang turun ini lebih dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun dapat timbul arus geser memutar dan membentuk pusaran. Arus udara ini berputar semakin cepat “menjilat” bumi yang dikenal dengan sebutan angin puting beliung. Angin ini terkadang disertai hujan deras yang membentuk pancaran air (water spout). Angin puting beliung mengakibatkan kerugian material seperti rusaknya rumah, kebunkebun warga, infrastuktur daerah, dan semua yang disentuhnya. Selain itu, angin puting beliung menimbulkan korban jiwa. Dalam satu tahun, banyak nyawa yang menjadi korban akibat puting beliung. (Dikutip dari berbagai sumber)
Berikut adalah contoh proses dalam menyunting sebuah teks eksplanasi. Perhatikan bagian yang dicetak tebal. Proses terjadinya Angin Puting Beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh awan cumulonimbus. Pada fase tumbuh dalam awan terjadi arus udara naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun kristal es masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan. Bagian yang ditebalkan termasuk bagian yang harus disunting karena beberapa alasan berikut.
4
1.
Penulisan Angin Puting Beliung tidak dimulai dengan huruf kapital karena bukan nama geografi.
2.
Kata sangat yang mengiringi frasa terkait erat merupakan pleonasme sehingga harus dihilangkan.
3.
Kata ke atas dalam kalimat pada fase tumbuh dalam awan terjadi arus udara naik ke atas yang kuat termasuk pleonasme sehingga harus dihilangkan.
B. Membandingkan Teks Eksplanasi 1. Pengertian Membandingkan Teks Membandingkan adalah kegiatan mencari persamaan dan perbedaan terhadap benda atau sesuatu (KBBI). Membandingkan teks artinya mencari persamaan dan perbedaan terhadap dua atau lebih teks yang berjenis sama atau berbeda. Hal yang dibandingkan dalam teks berupa tujuan teks, sifat teks, ciri umum teks, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks. Langkah-langkah membandingkan teks sebagai berikut ini.
2.
1.
Bacalah terlebih dahulu kedua teks yang dibandingkan dengan saksama.
2.
Perhatikan tujuan, sifat, dan ciri umum teks yang dibandingkan.
3.
Perhatikan struktur teks yang dibandingkan. Apakah sudah sesuai urutannya atau belum.
4.
Telitilah unsur kebahasaan teks yang dibandingkan. Apakah teks tersebut sudah menunjukkan karakter sesuai dengan jenisnya?
Membandingkan Dua Teks Eksplanasi Membandingkan dua teks eksplanasi tidaklah sulit karena tujuan, sifat, karakterisitik umum, struktur, dan unsur kebahasaan teks jelas sama. Perbedaan terletak pada topik yang dijelaskan apakah termasuk fenomena alam, fenomena sosial, atau fenomena budaya. Perbedaan juga terletak pada pemilihan kata yang mempunyai hubungan kausal, pemilihan verba material dan relasional, dan penggunaan istilah yang sesuai dengan bidang ilmu yang dibahasnya.
3.
Membandingkan Teks Eksplanasi dengan Eksposisi a.
Persamaan Teks Eksplanasi dan Eksposisi •
Keduanya termasuk jenis teks ilmiah.
•
Keduanya menggunakan kalimat efektif dengan ejaan dan kata baku yang tepat.
•
Keduanya menggunakan kalimat simpleks dan kompleks.
•
Keduanya menggunakan konjungsi.
•
Keduanya mempunyai tujuan menambah wawasan pembaca.
5
b.
Perbedaan Teks Eksplanasi dan Eksposisi Pembanding
Teks Eksplanasi
Teks Eksposisi
Definisi
Teks yang menjelaskan proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam, sosial, dan budaya secara ilmiah.
Teks yang menyajikan sejumlah informasi dan pengetahuan dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Tujuan
Menjelaskan sebuah proses yang berdasarkan fakta dengan urutan sebab-akibat yang ditujukan kepada pembaca untuk menambah pengetahuan.
Mengungkapkan gagasan atau mengusulkan sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat untuk memperluas pandangan dan wawasan pembaca.
Sifat
Unik dan individual
Global dan universal
Ciri umum
Menyajikan berdasarkan fakta.
informasi Disajikan secara objektif dan disusun secara informatif.
Struktur teks
Pernyataan umum^Deretan Tesis^Argumentasi^ Penjelas (Urutan sebab penegasan ulang pendapat akibat)^Interpretasi (opsi)
Konjungsi
Menggunakan konjungsi: sebab, Konjungsi yang karena, dan sehingga. menghubungkan faktafakta agar runtut, yaitu pada Kata hubungan sebab-akibat kenyataannya, kemudian, dan Kata benda (nomina): akibat, lebih lanjut. akibatnya, sebagai akibat, jadi, dan hasilnya.
Verba
Memakai verba relasional dan Memakai verba yang menyatamaterial kan persepsi, seperti percaya, yakin, optimis, dan potensial.
Pronomina
Tidak ada
kita, kami, dan saya.
6
c.
Bentuk Teks Eksplanasi dan Eksposisi sebagai Bahan Perbandingan •
Teks eksplanasi tentang fenomena alam Banjir Rob Pernyataan Umum
Banjir rob merupakan banjir yang airnya berasal dari air laut. Banjir yang dikenal dengan banjir genangan ini diakibatkan oleh pasangnya air laut yang menggenangi daratan. Banjir rob sering terjadi di daerah yang permukaannya lebih rendah daripada permukaan air laut. Banjir ini cenderung airnya lebih jernih karena berasal dari meluapnya air laut yang sampai ke daratan. Terjadinya banjir rob tidak melulu pada saat musim penghujan. Deskripsi Penjelas Urutan Sebab-Akibat 1 Faktor penyebab terjadinya banjir rob disinyalir karena pemanasan global. Akibat dari pemanasan global, suhu udara yang ada di bumi ini tentu saja meningkat dan mencairkan es di kedua kutub bumi akan memengaruhi naiknya jumlah atau volume air laut. Air laut akan bertambah banyak dan permukaan air laut ini akan naik (sea level rise) sehingga terjadilah banjir rob. Urutan Sebab-Akibat 2 Pemanfaatan air tanah yang berlebihan juga menyebabkan banjir rob karena permukaan lapisan tanah akan turun. Terlebih di daerah pesisir pantai yang sangat membutuhkan jumlah air bersih yang cukup banyak. Urutan Sebab-Akibat 3 Faktor selanjutnya yang menyebabkan terjadinya banjir rob adalah pembabatan hutan mangrove. Hutan itu berfungsi untuk menahan air apabila gelombang pasang tiba. Jika hutan mangrove ini dibabat habis, gelombang yang menerjang tidak akan bisa ditahan dan terjadilah banjir rob. Urutan Sebab-Akibat 4 Keadaan topografi yang tipe permukaan tanahnya ada di bawah atau lebih rendah dari permukaan air laut merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab terjadinya banjir rob. Berbeda halnya dengan daerah pegunungan yang mempunyai keadaan wilayah yang lebih tinggi daripada permukaan laut, sehingga air laut tidak akan bisa mengaliri permukaan air tanah.
7
Urutan Sebab-Akibat 5 Tanah yang difungsikan untuk rawa, situ, dan sawah yang dialihfungsikan menjadi tanah permukiman atau lahan-lahan lainnya dapat menghalangi peresapan air ke dalam tanah. Dalam jangka panjang hal itu akan menyebabkan banjir rob. Urutan Sebab-Akibat 6 Penyempitan bantaran sungai juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir rob. Volume muatan air sungai yang ada berkurang sehingga air tersebut meluap dan menimbulkan banjir rob tersebut. Urutan Sebab-Akibat 7 Membuang sampah di sungai secara tidak langsung juga akan menyebabkan terjadinya banjir rob. Sampah-sampah yang dibuang ke sungai akan tertimbun di dasar sungai dan menyebabkan pendangkalan sehingga debit air berkurang. Akibatnya ketika air laut pasang dan mengisi sungai-sungai yang ada di sekitarnya, sungai tidak dapat menampungnya. Urutan Sebab-Akibat 8 Sistem drainase juga menjadi tonggak yang penting bagi pertahanan daratan dari banjir. Drainase adalah kekuatan tanah untuk dapat menyerap air. Ketika sistem penyerapan tersebut terganggu maka upaya menyerap air agar masuk ke dalam tanah juga terganggu. Hal ini akan menyebabkan banjir rob. Urutan Sebab-Akibat 9 Akibat banjir rob akan membawa berbagai kerugian, baik pribadi maupun masyarakat seperti kerugian materil (rumah dan bangunan lainnya hancur), lingkungan menjadi kotor, menyebarkan bibit penyakit, mengganggu lalu lintas, dan kelangkaan air bersih. Urutan Sebab-Akibat 10 Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh warga masyarakat untuk mencegah banjir rob. Cara-cara ini dapat dilakukan apabila ada kerja sama yang baik antara warga dan juga pemerintah daerah seperti melakukan pemanenan air hujan di daerah atas, pembuatan pompa untuk daerah bawah, dan membendung air laut yang masuk ke daratan, melakukan konsep water front city, gate, dan polder. (Sumber: ilmugeografi.com)
8
•
Teks eksposisi tentang pendidikan
Merawat Nalar Bangsa Oleh: Mohammad Abduhzen (Direktur Institute for Education Reform, Universitas Paramadina, Jakarta; Ketua Litbang PB PGRI) Tesis Meskipun pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam masa lebih dari satu tahun, pemerintahannya belum menunjukkan rencana dan implementasi konkret revolusi mental, anggaplah pemerintah serius dengan gagasan ini. Paling tidak, alur silogismenya lurus dan konsisten sehingga revolusi mental dirasa sebagai sebuah kesimpulan valid. Revolusi mental digagas Joko Widodo (Kompas, 10/5/2014) dengan premis bahwa selama 16 tahun menjalankan reformasi kita hanya mencapai kemajuan sebatas kelembagaan. Ekonomi semakin berkembang dan masyarakat banyak yang bertambah makmur, tetapi mengapa masyarakat kita malah bertambah galau, bukannya bertambah bahagia? Menurut Jokowi, pembangunan kita belum menyentuh paradigma, mindset, atau budaya politik dari manusia yang menjalankan sistem sehingga nation building tak mengantarkan Indonesia pada cita-citanya. Agar perubahan benar-benar bermakna, berkesinambungan, dan sesuai cita-cita Proklamasi Indonesia yang merdeka, adil, dan makmur, kita perlu melakukan revolusi mental. Jalan tol nir-jalan pikiran Meski demikian, selama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) berlangsung, kita menyaksikan kesenjangan antara proposisi yang dinyatakan dan agenda yang dijalankan. Pemerintahan ini tampak lebih getol membangun tol daripada membangun jalan pikiran bangsa. Padahal, jalan pikiran merupakan isi mental utama yang menghubungkan kita dengan masa depan yang dicitakan dan karenanya perlu lebih dahulu dirawat. Argumentasi Kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya yang jadi citacita pemerintah merupakan masalah dan bermula dari jalan pikiran atau mindset bangsa. Kebangkitan bangsa-bangsa maju pada umumnya dimulai dari upaya memelihara nalarnya sehingga berkhidmat terhadap akal sehat. Kehidupan dan kemajuan duniawi tampaknya tersusun atas hukum-hukum yang rasional dan akan berkembang hanya jika dipahami dan dijalani sesuai dengan hukum tersebut.
9
Mengutamakan pembangunan fisik sembari seadanya mengembangkan jiwa dan pikiran, selain tak seirama dengan “Indonesia Raya”, juga melawan hukum nalar kemajuan. Pembangunan seperti itu pada akhirnya hanya akan meneruskan siklus absurditas sisifus seperti selama ini: membangun untuk menyaksikan kejatuhan/kemerosotan. Dengan revolusi mental sebagai gerakan nasional seperti dimaksud penggagasnya, seyogianya pemerintah memprioritaskan upaya pencerdasan kehidupan bangsa sebagai jalan membentuk pola pikir bangsa. Ironisnya, upaya pencerdasan bangsa melalui pendidikan dalam berbagai ranahnya dewasa ini masih diliputi berbagai masalah mendasar. Orientasi pembelajaran yang dijalankan sebatas mengoptimalkan kemampuan berpikir tingkat rendah. Pikiran para murid setiap hari dijejali oleh beragam data pengetahuan yang - entah berguna atau tidak - dihafal dan diuji di kemudian hari. Sedikit sekali para pelajar dilibatkan dalam proses berpikir tingkat tinggi, seperti menalar, menganalisis, dan memecahkan masalah yang konon sebagai salah satu kecakapan utama yang dibutuhkan untuk hidup dan sukses di abad ke-21. Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2012 menunjukkan kuatnya kemampuan berpikir murid Indonesia pada tingkat rendah dan lemahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sementara negara maju, seperti Singapura dan Korea Selatan, menunjukkan kemampuan sebaliknya. Berbekal kemampuan berpikir tingkat rendah, memasuki abad ke-21 dengan era globalisasinya yang penuh persaingan akan menjadikan bangsa ini seperti keledai yang tak memiliki kewibawaan, kemandirian, dan jati diri. Gejala itu mulai tampak dan terasa ketika berbagai kebijakan dan gerak budaya kita berorientasi kepada standar-standar “asing”, bahkan mungkin untuk kepentingan asing, dengan argumen “demi daya saing”. Memberikan perhatian besar kepada bidang pendidikan selain sebagai tanda pemerintah berpikir maju juga merupakan keharusan untuk penyelamatan bangsa. Berbagai problem pendidikan kita dewasa ini sudah sangat parah dan memerlukan Presiden turun tangan karena besaran dan substansinya telah melampaui kapasitas departemental atau kementerian. Jika kenyataan ini terus diabaikan, bukan saja akan berakibat pada involusi dalam dunia pendidikan, melainkan juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Kembali ke pangkalan Bangsa Indonesia dengan pendidikannya mengalami disorientasi di tengah pusaran arus perubahan yang demikian cepat. Program dan operasi pendidikan dewasa ini seperti tersedot oleh pesona pragmatisme untuk bertarung dalam era globalisasi. Pendidikan makin jauh meninggalkan pangkalan, menuju entah ke mana. Alhasil, bangsa yang cerdas seperti
10
ditetapkan dengan arif oleh para pendiri bangsa, setelah tujuh puluh tahun merdeka makin jauh panggang dari api. Bangsa ini barangkali kualat karena begitu lama tak merawat wasiat “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan lebih menyibukkan diri pada pembangunan ekonomi. Padahal, kecerdasan merupakan substansi yang menentukan martabat kemanusiaan. Jika saja “mencerdaskan kehidupan bangsa” dicermati sejak dulu, kiranya bangsa ini tak jadi seperti ini: para murid kita tak hanya unggul pada kemampuan berpikir tingkat rendah, tetapi juga unggul pada penalaran tingkat tinggi. Berpikir tingkat tinggi merupakan hakikat berpikir yang sesungguhnya karena membutuhkan seluruh potensi dan kemampuan kognisi. Pembedaan “tinggi-rendah” yang didasarkan pada taksonomi Benjamin Samuel Bloom (1913-1999) bukan dimaksudkan menunjukkan hierarki kepentingan, tetapi bertujuan mempermudah secara didaktik-metodik pembelajaran. Berpikir tingkat rendah merupakan fondasi dan persyaratan untuk masuk dan menjalankan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Intinya, strategi pembelajaran haruslah mengarah kepada pencapaian kemampuan berpikir, bukan hanya mengisi pikiran. Salah satu kelemahan utama pendidikan kita sejak dahulu adalah masalah metodologi yang dipergunakan para guru dalam pembelajaran. Untuk kesekian kalinya, terkait persoalan ini, saya mengangkat hasil penelitian Prof CE Beeby (1987) yang menyatakan bahwa guru-guru menerangkan pelajaran dengan latar belakang pengetahuan dan keterampilan metodik yang minimal, terbatas pada buku teks yang dimilikinya. Andalan lain mungkin sisa-sisa ingatannya dari apa yang pernah dipelajarinya dulu di sekolah. Setelah menguraikan sesuatu masalah, guru menghabiskan bagian terbesar jam pelajarannya untuk mendiktekan atau menuliskan apa yang diajarkannya di papan tulis dan menunggu murid menyalinnya. Catatan itulah yang dipelajari murid dan menjadi bahan ulangan. Sedikit sekali sekolah di Indonesia membantu menumbuhkan potensi seorang murid, dan pengaruh sekolah yang menjemukan serta tak imajinatif tersebut tetap terasa ketika seseorang menjadi dewasa dan memimpin masyarakatnya. Singkirkan kepentingan politis Di antara upaya yang dapat mengembangkan kemampuan dan kecakapan berpikir adalah pembelajaran bersifat dialogis atau partisipatif, atau apalah namanya. Pembelajaran harus melibatkan secara aktif para murid dalam proses berpikir, utamanya melalui berbagai ekspresi, seperti verbal dan gerak tubuh. Hal ini penting karena secara filosofi setiap tindakan sadar senantiasa terdapat intensionalitas yang meniscayakan rasionalitas.
11
Secara normatif, pemerintah telah tepat untuk memperbaiki praktik kelas, antara lain melalui UU Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 20/2003) dengan memperbarui definisi pendidikan dan UU Guru dan Dosen (UU No. 14/2005) menetapkan profesionalisme dengan kompetensi guru. Sementara itu, wacana tentang model pembelajaran partisipatif yang menyenangkan dan yang efektif berkembang pesat di Tanah Air. Buku-buku seperti revolusi pembelajaran, akselerasi pembelajaran, guru efektif, pembelajaran dan pengajaran kuantum banyak dijajakan. Sayangnya, keputusan normatif dan berbagai wacana pembaruan pendidikan dalam strategi implementasinya terlalu banyak diwarnai kepentingan politis sehingga tidak efektif. Yang muncul dan menyita energi malah persoalan sertifikasi yang terkait dengan tunjangan profesi dan kurikulum. Ide-ide pembelajaran modern yang berkembang tak terserap dan peningkatan kompetensi guru yang seharusnya memerlukan intervensi kualitatif terabaikan. Kini, terkait pencerdasan bangsa yang bermuara pada meningkatkan kemampuan berpikir, pemerintah - khususnya yang menangani bidang pendidikan - diharapkan fokus pada tantangan meningkatkan kinerja para pendidik melalui pendekatan insentif dan motif. Pemerintah telah memberikan tunjangan profesi yang relatif baik pada para pendidik, tetapi sejauh ini pemerintah belum mengelola motif secara efektif. Diperlukan sebuah model intervensi untuk meningkatkan motivasi yang sekaligus jadi pendorong peningkatan kompetensi pedagogi dan profesional bagi pendidik dalam jabatan dan calon pendidik sehingga mereka dapat menjalankan pembelajaran yang dialogis seperti semangat dari undang-undang. Cetusan ide revolusi mental seyogianya dijadikan titik balik ke pangkalan pendidikan kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam segala dimensinya. Pikiran bangsa ini telah tumbuh bak semak-belukar menjadi rimba sehingga menutup berbagai jalan kemajuan. Jadi, jangan abaikan pendidikan. Penegasan Ulang Pendapat Jadi, senyampang peringatan Hari Pendidikan Nasional (2 Mei 2016) sebagai titik berangkat, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kiranya perlu mulai membangun jalan (tol) pikiran bangsa untuk menghubungkan kita dengan masa depan yang dicita-citakan oleh para pendiri republik ini. (Sumber: Blog Mas Widiyanto, 2 Mei 2016)
12
d.
Perbandingan Teks Eksplanasi “Banjir Rob” dengan Teks Eksposisi “Merawat Nalar Bangsa” Teks Eksplanasi “Banjir Rob”
Teks Eksposisi “Merawat Nalar Bangsa”
Tujuan
Menjelaskan proses terjadinya banjir rob, sebab akibatnya untuk menambah pengetahuan pembaca.
Mengungkapkan gagasan perlunya merawat nalar bangsa dengan argumentasi yang kuat untuk memperluas pandangan dan wawasan pembaca.
Struktur teks
Pernyataan umum^Deretan Tesis^Argumentasi^penegasan Penjelas (Urutan sebab akibat)^ ulang pendapat. Pembagiannya Interpretasi (opsi). Pembagian seperti contoh di atas. seperti contoh di atas.
Istilah
Menggunakan satu jenis istilah bidang ilmu (geografi), istilah umum, dan istilah asing. • Istilah geografi: banjir rob, pemanasan global. • Istilah umum: sinyalir, drainase, debit, volume. • Istilah asing: sea level rise, water front city, gate, dan polder.
Menggunakan dua jenis bidang ilmu (politik dan pendidikan, istilah umum, dan istilah asing) • Istilah politik: revolusi mental, reformasi. • Istilah pendidikan: taksonomi,kognisi,didaktikmetodik, sertifikasi. • Istilah umum: implementasi konkret, konsisten, valid, premis, paradigma, siklus, hierarki. • Istilah asing: mindset, nation building, absurditas sisifus.
Konjungsi
•
Konjungsi yang menghubungkan faktafakta agar runtut, yaitu pada kenyataannya, kemudian, dan lebih lanjut.
Pembanding
•
Menggunakan konjungsi: sebab, karena, dan sehingga. Kata hubungan sebabakibat Kata benda (nomina): akibat, akibatnya, sebagai akibat, jadi,dan hasilnya.
13
Pembanding
Teks Eksplanasi “Banjir Rob”
Teks Eksposisi “Merawat Nalar Bangsa”
Verba
Memakai verba relasional dan Memakai verba yang menyatakan material. persepsi, seperti percaya, yakin, • Verba relasional: optimis, dan potensial. m e n y e b a b k a n , mengakibatkan, menimbulkan, menjadikan, membuat. • Verba material: berasal, bertambah, menampung, membendung.
Pronomina
Tidak ada
kita dan saya
LATIHAN SOAL 1.
Fenomena atmosfer yang dikenal dengan circumhorizon arc atau fair rainbow (pelangi api) akan muncul ketika berada pada ketinggian lebih dari 58 derajat di atas horizon. Cahaya matahari menembus lurus dan menyinari awan cirrus sehingga menghasilkan semacam lempengan kristal segi enam dan membentuk efek prisma api. Paragraf tersebut merupakan pengembangan dari kerangka teks eksplanasi, yaitu …. A. nama lain circumhorizon arc B. awan cirrus ditembus cahaya matahari C. fenomena atmosfer pelangi api D. lempengan kristal segi enam E. efek prisma api
2.
Petir misterius atau petir Catatumbo adalah petir yang terjadi di mulut Sungai Catatumbo Venezuela menyambar ratusan kali di malam hari dan setiap hari. Kilat ini menyambar hebat dengan tinggi 5 km selama 10 jam sebanyak 280 kali sambaran. Jadi, dalam setahun kurang lebih 448.000 kali sambaran. Petir ini terjadi karena tumbukan angin kencang yang berasal dari Pegunungan Andes. Petir misterius ini pembentuk lapisan ozon yang paling besar di Bumi. Gagasan utama teks eksplanasi tersebut adalah ….
14
A. B. C. D. E. 3.
petir misterius pembentuk lapisan ozon asal nama petir Catatumbo petir Catatumbo menyambar ratusan kali tinggi kilat misterius 5 km Pegunungan Andes penyebab petir
Perhatikan kerangka teks eksplanasi berikut. 1) Akibat yang ditimbulkan oleh angin puting beliung. 2) Pengertian angin puting beliung. 3) Simpulan angin puting beliung. 4) Proses terjadinya angin puting beliung. 5) Penyebab terjadinya angin puting beliung Urutan yang tepat jika dikembangkan menjadi sebuah teks eksplanasi adalah .… A. 2-1-4-5-3 B. 4-3-5-1-3 C. 1-2-5-4-3 D. 2-5-4-1-3 E. 5-4-1-2-3
Perhatikan kedua teks berikut untuk menjawab soal nomor 4 dan 5. TEKS 1
TEKS 2
Bangsa Indonesia dengan pendidikannya mengalami disorientasi di tengah pusaran arus perubahan yang demikian cepat. Program dan operasi pendidikan dewasa ini seperti tersedot oleh pesona pragmatisme untuk bertarung dalam era globalisasi. Pendidikan makin jauh meninggalkan pangkalan, menuju entah ke mana. Alhasil, bangsa yang cerdas seperti ditetapkan dengan arif oleh para pendiri bangsa, setelah tujuh puluh satu tahun merdeka makin jauh panggang dari api.
Kemiskinan adalah keadaan terjadinya ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar atau sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subjektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihat dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
15
4.
Pernyataan berikut yang sesuai dengan kedua teks tersebut adalah .... A. Teks 1 berjenis teks eksposisi tentang pendidikan Teks 2 berjenis teks eksplanasi fenomena budaya B. Teks 1 berjenis teks eksposisi tentang pendidikan Teks 2 berjenis teks eksplanasi fenomena sosial C. Teks 1 berjenis teks eksposisi tentang kebudayaan Teks 2 berjenis teks eksplanasi fenomena alam D. Teks 1 berjenis teks eksplanasi fenomena sosial Teks 2 berjenis teks eksposisi tentang kemiskinan E. Teks 1 berjenis teks eksposisi tentang kebudayaan Teks 2 berjenis teks eksplanasi fenomena budaya
5.
Unsur pokok yang sesuai dengan kedua teks tersebut adalah …. A. Teks 1: apa-bagaimana-siapa Teks 2: apa-bagaimana-siapa B. Teks 1: apa-siapa-bagaimana Teks 2: siapa- mengapa-kapan C. Teks 1: apa-mengapa-bagaimana Teks 2: apa-mengapa-siapa D. Teks 1: siapa-bagaimana-apa Teks 2: mengapa-apa-bagaimana E. Teks 1: apa-siapa-mengapa Teks 2: apa-bagaimana-siapa
6.
Berikut pernyataan teks eksplanasi dan teks eksposisi yang kurang tepat adalah …. A. Baik teks eksplanasi maupun eksposisi merupakan jenis teks nonfiksi. B. Teks eksplanasi merupakan pendapat penulis, sedangkan teks eksposisi menjelaskan proses terjadinya sesuatu. C. Kedua teks bertujuan menambah pengetahuan dan wawasan pembaca. D. Teks eksplanasi menjelaskan proses terjadinya sesuatu, sedangkan teks eksposisi mengungkapkan gagasan atau mengusulkan sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat. E. Struktur teks eksplanasi adalah pernyataan umum^deretan penjelas^interpretasi, sedangkan struktur teks eksposisi adalah tesis^argumentasi^penegasan ulang pendapat.
7.
Hal yang tidak terdapat pada teks eksposisi dibandingkan dengan teks ekplanasi, yaitu …. A. pronomina persona B. justifikasi
16
C. konjungsi D. kalimat simpleks E. kalimat kompleks 8.
Baik secara kelompok, organisasi, maupun individual, masyarakat secara spontan mengumpulkan bantuan untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang kena musibah. Hal itu terlihat sejak tsunami di Aceh dan serangkaian bencana alam lainnya di Indonesia. Bahkan, membantu korban banjir lumpur panas Lapindo Brantas di Porong Sidoarjo, Jawa Timur. Walaupun banjir lumpur itu ulah manusia, tetap mengundang rasa kemanusiaan. .… Kalimat simpulan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah …. A. Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia memang masyarakat yang sangat peduli. B. Gotong royong sudah merupakan ciri budaya masyarakat. C. Dengan demikian, bantuan yang diberikan masyarakat tersebut diberikan dengan ikhlas tanpa pamrih. D. Kepedulian masyarakat secara spontan itu merupakan perwujudan rasa simpati dan empati sesamanya. E. Oleh karena itu, masyarakat korban bencana akan dengan senang hati menerima bantuan tersebut.
Bacalah kutipan teks eksplanasi berikut untuk menjawab soal 9 – 10. (1) Gotong-royong dan kerja bakti merupakan sebuah proses kerja sama yang terjadi di masyarakat pedesaan. (2) Proses ini menghasilkan aktivitas tolong-menolong serta pertukaran tenaga dan barang dalam bentuk timbal balik. (3) Kerja bakti merupakan proses kerja sama yang mirip dengan gotong-royong, tetapi kerja bakti terjadi pada proyek-proyek publik atau program-program pemerintah. (4) Misalnya di sebuah desa ada pembangunan masjid maka masyarakat desa saling bantu-membantu menyumbangkan tenaga bahkan ada yang menyumbangkan barang dan makanan. (5) Meskipun zaman sudah berubah, gotong royong dan kerja bakti tetap hidup di tengah masyarakat pedesaan. 9.
Persoalan utama yang dibahas dalam teks eksplanasi fenomena sosial tersebut adalah …. A. kerja bakti bagian dari gotong royong B. perbandingan antara gotong royong dengan kerja bakti C. lunturnya sikap gotong royong dan kerja bakti D. persamaan gotong royong dan kerja bakti E. perbedaan gotong royong dan kerja bakti
17
10.
Simpulan kedua teks tersebut terdapat pada kalimat …. A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5)
18