K e l a s
K-13
bahasa indonesia
XI
MEMPRODUKSI DAN MENGANALISIS TEKS CERPEN Semester 1 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK – Kurikulum 2013 Standar Kompetensi 1.
Kompetensi Dasar
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
1.2
1
Memproduksi teks cerpen menganalisis teks cerpen.
dan
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan berikut. 1. Memahami konsep dasar memproduksi teks cerpen. 2. Memahami langkah-langkah menulis teks cerpen. 3. Memproduksi teks cerpen. 4. Memahami konsep dasar menganalisis teks cerpen. 5. Menganalisis teks cerpen, yaitu unsur intrinsik, ekstrinsik, dan nilai sastra.
A.
MEMPRODUKSI TEKS CERPEN
a.
Pengertian Produksi Teks Cerpen Produksi adalah proses mengeluarkan hasil atau ada yang dihasilkan. Memproduksi teks cerpen adalah membuat cerita pendek atau menghasilkan cerita pendek. Cerpen yang dibuat adalah cerpen karya sendiri dan tidak menjiplak karya orang lain. Untuk tingkat pemula, buat dan tulislah cerita berdasarkan pengalaman pribadi yang paling berkesan pada waktu tertentu saja. Tulislah hal yang terdapat di pikiran sendiri dan teruslah menulis serta jangan takut salah.
b.
Langkah-Langkah Menulis Cerpen 1.
Merumuskan ide cerita Ide cerita dapat diambil dari pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain. Peristiwa yang terjadi sehari-hari yang dialami dan yang dilihat, didengar dari teman juga dapat menjadi ide cerita, misalnya kejadian di rumah, sekolah, jalan, dan angkutan umum. Salah satunya adalah ide cerita yang kemudian dapat diangkat menjadi judul yakni profesi guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Hal ini dapat dibuat menjadi judul “Oemar Bakri” atau “Guruku Pahlawanku”. Usahakan judul yang dibuat tersebut mampu mengarahkan pembaca pada rasa ingin tahu terhadap isi cerita.
2.
Menulis dengan gaya bahasa sendiri Artinya, menulislah dengan gaya bahasa yang biasa dibawakan atau digunakan dalam menyampaikan cerita kepada orang lain. Jangan memaksakan diri untuk menulis dengan gaya cerita para cerpenis yang sudah terkenal.
3.
Membuat paragraf pembuka Paragraf pembuka merupakan bagian terpenting dari cerpen. Bagian ini jangan memuat hal yang rumit-rumit, buatlah semenarik mungkin agar pembaca terpancing untuk membaca cerita berikutnya.
2
4.
Merangkai alur atau plot Setelah membuat paragraf pembuka yang merupakan tahapan abstrak atau orientasi yang mengajak pembaca tertarik untuk membaca kelanjutan cerita, selanjutnya adalah merangkai peristiwa demi peristiwa sehingga terbentuklah alur cerita. Rangkailah peristiwa dengan narasi dan dialog-dialog paling tidak sampai 1.000 kata. Kaidah dari sebuah alur terdapat kemasukakalan (plausibilitas), rasa ingin tahu (suspense), kejutan-kejutan (surprise), dan kepaduan (unity). Rangkaian alur termasuk ke dalam struktur teks cerpen dengan urutan sebagai berikut.
5.
•
Abstrak yaitu bagian pembuka cerita yang berisi inti sari cerita. Sifatnya boleh ada dan boleh tidak ada dalam cerpen.
•
Orientasi, yaitu tahapan pengenalan atau disebut juga eksposisi. Tahapan ini mengenalkan tokoh-tokoh dan latar peristiwa.
•
Komplikasi, yaitu tahapan penampilan masalah, mulai dari permasalahan ringan (intrik) hingga terjadi konflik-konfilk yang kemudian membuat konflik makin rumit (komplikasi) dan mencapai klimaks (puncak ketegangan).
•
Evaluasi, yaitu tahapan antiklimaks. Pada tahapan ini masalah telah berangsurangsur dapat diatasi. Pemecahan konflik pun mengarah pada penyelesaian dengan ditemukannya solusi-solusi.
•
Resolusi, yaitu tahapan antiklimaks yang telah ditemukan solusi dari pemecahan masalah untuk menuju koda.
•
Koda, yaitu akhir cerita atau penyelesaian di mana segenap konflik dalam cerita sudah dapat diselesaikan. Para tokoh menemukan nasibnya masing-masing. Di samping itu, hal ini terdapat dalam paragraf penutup.
Membuat paragraf penutup Membuat paragraf penutup merupakan hal yang penting. Jika bagian akhir atau koda tersusun dengan baik, artinya cerita yang ditulis sangat berkesan bagi pembaca. Bagian paragraf penutup ini dapat ditulis dengan tiga cara yaitu:
6.
•
ending tertutup, artinya apabila cerita tuntas tanpa pertanyaan lagi;
•
ending terbuka, artinya apabila cerita masih dapat ditafsirkan akan berlanjut oleh pembacanya; dan
•
ending mengejutkan, artinya ending tidak diduga oleh pembacanya, dapat saja menjadi hal yang mengejutkan (surprise) dan sebagainya.
Mengendapkan tulisan beberapa saat Setelah cerpen selesai ditulis, biarkan beberapa saat atau endapkan sejenak. Hal ini bertujuan memberi jeda sebelum diedit.
3
7.
Mengedit tulisan Setelah diperiksa dengan saksama tulisan kemudian dibaca lagi. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui kesalahan tanda baca, logika cerita (kemasukakalan/ plausibilitas), ketegasan alur, dan sebagainya. Selanjutnya, lakukanlah pengeditan. Setelah selesai janganlah bosan untuk membacanya kembali berulang-ulang sampai dirasa cerpen yang ditulis tersebut sudah layak dipublikasikan.
8.
Menulis cerpen lagi Menulis cerpen harus berkelanjutan, belajar menulis lagi, dan seterusnya. Setelah menulis sebuah cerpen, jangan cepat puas. Mintalah pendapat orang yang pertama membaca cerpenmu. Apabila dimuat di media cetak, mintalah pendapat pembaca di kolom komentar. Dengan demikian, akan didapat masukan untuk perbaikan dalam penulisan cerpen selanjutnya.
B.
MENGANALISIS TEKS CERPEN
a.
Pengertian Analisis Teks Cerpen Analisis adalah (1) penyelidikan terhadap sesuatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya), (2) penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (KBBI). Menganalisis teks cerpen adalah menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik termasuk nilai sastra yang terdapat di dalam cerpen tersebut. Untuk unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen sudah diuraikan dalam bab teks cerpen. Pada bagian ini akan dikenalkan mengenai nilai sastra yang terdapat dalam karya sastra secara umum yang juga terkandung dalam sebuah cerpen.
b.
Mengenal Nilai Sastra Karya sastra yang baik termasuk cerpen senantiasa mengandung nilai (value). Nilai itu dikemas dalam wujud struktur karya sastra yang secara implisit terdapat dalam alur, latar, tokoh, tema, dan amanat. Nilai yang terkandung dalam karya sastra di antaranya sebagai berikut. 1.
Nilai hedonik, yaitu nilai yang dapat memberikan kesenangan secara langsung kepada pembaca.
2.
Nilai artistik, yaitu nilai yang dapat memanifestasi suatu seni atau keterampilan dalam melakukan suatu pekerjaan.
4
c.
3.
Nilai kultural, yaitu nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan yang mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaan.
4.
Nilai etis, moral, agama, yaitu nilai yang memberikan atau memancarkan petuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika, moral, dan agama.
5.
Nilai praktis, yaitu nilai yang mengandung hal-hal praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menganalisis Cerpen Berikut adalah contoh dari langkah-langkah menganalisis cerpen berjudul “Oemar Bakrie” karya Ibnu Fadhillah. Oemar Bakrie Karya: Ibnu Fadhillah Guru sebuah profesi yang jarang diminati karena gajinya yang sedikit, sedangkan biaya kuliahnya cukup mahal. Itulah pandangan masyarakat terhadap guru, begitu juga menurut Anto Mulyanto, dia begitu menyesal menjadi seorang guru. Namun, ayah Anto mengingatkan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Jika seorang murid mengamalkan apa yang diajarkan oleh guru, maka itu ladang pahala yang tidak terbatas dan akan terus mengalir hingga kiamat. Anto mulai sadar menjadi guru tidaklah terlalu buruk. Anto tahu seharusnya dia bersyukur. Sekarang Anto mengajar pelajaran agama Islam di salah satu SMA. Dia sekarang hidup berkecukupan dengan istri dan seorang anaknya yang masih berumur satu tahun. Istri Anto sangat sering memotivasi suaminya agar tidak selalu sering mengeluh. Istri Anto bernama Widianingsih dan putra kesayangannya bernama Muhammad Encep Anthony. Walaupun hidupnya berkecukupan dan tinggal di rumah kontrakan, tetapi Anto bahagia dengan keluarga kecilnya. Anto pergi mengajar dengan sepeda ontelnya karena dia masih guru honorer, dia masih belum bisa menerima gaji yang besar. Namun, dia tetap sabar sambil menanti dirinya diangkat menjadi PNS diumurnya yang mencapai 28 tahun. Di kelas Anto merupakan guru yang sangat humoris, tetapi dia sangat tegas pada siswa yang kedapatan tidak jujur. Ketika ulangan siswa yang ketahuan menyontek akan langsung diremedial, tak peduli nilainya sempurna, menurutnya Indonesia tidak kekurangan orang pintar, tetapi Indonesia kekurangan orang jujur.
5
Pada suatu hari Anto ditelepon oleh teman SMA-nya, rupanya Anto diajak bertemu di sebuah rumah makan padang yang sudah diberitahu alamatnya di SMS. Anto kemudian menyanggupinya, asalkan harinya hari Minggu karena pada hari biasa dia pergi mengajar. Pada hari Minggu jam 11 siang Anto pergi ke rumah makan padang tersebut menggunakan angkutan umum karena jika naik sepeda bisa memakan waktu yang cukup banyak. Setelah sepuluh menit akhirnya Anto sampai di rumah makan padang yang cukup mewah. Setelah dia cek di SMS ternyata memang benar ini rumah makannya. Ketika masuk ke dalam rumah makan ada sesorang yang melambaikan tangannya, dia adalah teman Anto, rupanya dia masih mengenali wajah Anto lalu Anto menghampirinya. “Apa bener Bapak ini namanya Rizal Satria?” tanya Anto. “Masa kamu lupa sama temen SMA,” jawab Rizal. Kemudian Anto disuruh duduk oleh Rizal lalu datanglah pegawai rumah makan untuk mencatat pesanan makanan, mereka melanjutkan mengobrol. “Oh ya, katanya kamu jadi guru?” lanjut Rizal. “Iya ,” balas Anto singkat. “Rupanya nasib kamu lebih bagus dari yang saya kira, waktu SMA dulu kamu itu bisa dibilang bodoh dan selalu jujur,”ujar Rizal “Emang kenapa kalau selalu jujur?” balas Anto. “Mungkin kalau kamu sering menyontek saat ulangan dulu, mungkin kamu udah jadi kayak saya, jadi dokter, yah walaupun ijazah saya ini hasil membeli” kata Rizal. “Kamu beli ijazah!” seru Anto, ”kamu gak sadar rezeki kamu gak bakalan halal.” “Siapa yang peduli dengan semua itu, di dunia ini kita tak boleh terlalu jujur, munafik sedikitlah, jika terlalu jujur maka nasibnya bisa sama kayak kamu, jadi guru honorer,” seru Rizal. “Memang apa salahnya jadi guru honorer?” seru Anto. “Gak salah sih, cuman biar saya perjelas menjadi guru itu lapangan kerja sangat sempit dan gajinya sedikit, cuma orang bodoh yang mau jadi guru!” sahut Rizal. “Udah cukup, kamu tau gak setelah Hiroshima dan Nagasaki dibom, kaisar tidak mengatakan berapa banyak dokter yang mati, tidak menanyakan berapa banyak pengusaha yang mati, tapi kaisar mengatakan berapa guru yang mati,” balas Anto.
6
“Kalau kamu mau ketemu saya Cuma ngejelekin profesi saya, saya lebih baik gak ada di sini!” seru Anto sambil berdiri lalu menuju pintu keluar. “Jangan marah dong, terus gimana makanan yang kamu pesen, dasar Oemar Bakrie!” ledek Rizal. Mendengar ucapan Rizal, Anto begitu kaget, Oemar Bakrie adalah judul lagu dari penyanyi legendaris Indonesia yang menceritakan kisah pahit seseorang menjadi guru. Setelah keluar dari rumah makan Anto masih melamun, apa mungkin dirinya adalah Oemar Bakrie di kehidupan nyata. Namun, lamunannya itu pun buyar ketika melihat seorang kakek tua yang sedang mengemis datang menghampiri Anto. Ketika hendak mengeluarkan uang, Anto lupa dirinya hanya membawa selembar uang kertas seratus ribu. Akhirnya Anto memberikan uang seratus ribu satu-satunya itu dan dia terpaksa berjalan ke rumahnya. Seminggu setelah kejadian tersebut, Anto mengikuti ujian CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dan akhirnya dia diangkat menjadi PNS. Anto tahu ini berkat Allah dan sedekah seratus ribu yang dia berikan pada kakek tua tersebut. Lalu Anto berpikir bahwa hidup ini seperti angka jungkat-jungkit, kadang di bawah kadang di atas. Anto berbicara dalam hati,” Tidak Rizal, saya bukan Oemar Bakrie di kehidupan nyata.” Sumber: cerpenmu.com
1.
Analisis unsur intrinsik cerpen “Oemar Bakrie” Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat di dalam diri karya sastra itu sendiri, di antaranya sebagai berikut. •
Tema Cerpen “Oemar Bakrie” ini bertemakan profesi guru. Tema yang sesuai dengan kehidupan nyata. Guru adalah profesi yang tidak menjanjikan karena gajinya sedikit. Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang selalu jujur dan membuat pintar siswanya. Guru identik dengan kesederhanaan dan kejujuran seperti lagu “Oemar Bakrie”, seperti petikan berikut: Guru sebuah profesi yang jarang diminati karena gajinya yang sedikit, sedangkan biaya kuliahnya cukup mahal. Itulah pandangan masyarakat terhadap guru, begitu juga menurut Anto Mulyanto, dia begitu menyesal menjadi seorang guru. Namun, ayah Anto mengingatkan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Jika seorang murid mengamalkan apa yang diajarkan oleh guru, maka itu ladang pahala yang tidak terbatas dan akan terus mengalir hingga kiamat.
7
•
Tokoh Tokoh yang terdapat dalam cerpen “Oemar Bakrie” adalah sebagai berikut.
•
-
Anto Mulyanto: seorang guru honorer di SMA yang akhirnya diangkat menjadi PNS. Anto Mulyanto merupakan tokoh utama dalam cerpen ini. Kisah cerpen tentang kehidupan tokoh guru honorer yang dicemooh oleh kawan SMA-nya dulu yang berprofesi sebagai dokter. Anto Mulyanto sebagai tokoh protagonis.
-
Rizal Satria: seorang dokter, kawan Anto Mulyanto sewaktu di SMA. Rizal Satria sebagai tokoh tambahan dalam cerita. Dia yang mengejek Anto Mulyanto karena berprofesi guru honorer. Rizal Satria sebagai tokoh antagonis.
-
Ayah Anto Mulyanto, Widianingsih (istri Anto Mulyanto), dan Muhammad Encep Anthony (putra Anto Mulyanto) merupakan tokoh tambahan yang mendukung cerita. Ayah Anto Mulyanto mengingatkan kepada Anto bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Widianingsih sangat sering memotivasi suaminya agar tidak selalu sering mengeluh dan Muhammad Encep Anthony membuat Anto bahagia dengan keluarga kecilnya.
-
Kakek tua (pengemis) adalah tokoh tambahan, pengemis yang mendapat sedekah uang seratus ribu dari Anto Mulyanto.
Latar (Setting) terdiri atas latar tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa.
Latar tempat: tempat kejadian peristiwa di rumah makan padang, seperti kutipan berikut. Kemudian Anto disuruh duduk oleh Rizal lalu datanglah pegawai rumah makan untuk mencatat pesanan makanan, mereka melanjutkan mengobrol.
Latar waktu: kejadian peristiwa waktu siang hari, seperti kutipan berikut. Pada hari Minggu jam 11 siang Anto pergi ke rumah makan padang tersebut menggunakan angkutan umum karena jika naik sepeda bisa memakan waktu yang cukup banyak. Setelah sepuluh menit akhirnya Anto sampai di rumah makan padang yang cukup mewah.
Latar suasana: suasana yang tercipta di rumah makan padang tersebut adalah suasana tidak nyaman, Anto meninggalkan rumah makan sebelum sempat pesanan datang karena pembicaraan Rizal yang menyakitkan, seperti kutipan berikut.
8
“Siapa yang peduli dengan semua itu, di dunia ini kita tak boleh terlalu jujur, munafik sedikitlah, jika terlalu jujur maka nasibnya bisa sama kayak kamu, jadi guru honorer,” seru Rizal. “Memang apa salahnya jadi guru honorer?” seru Anto. “ Gak salah sih, cuman biar saya perjelas menjadi guru itu lapangan kerja sangat sempit dan gajinya sedikit, cuma orang bodoh yang mau jadi guru!”sahut Rizal. “ Udah cukup, kamu tau gak setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom, kaisar tidak mengatakan berapa banyak dokter yang mati, tidak menanyakan berapa banyak pengusaha yang mati, tapi kaisar mengatakan berapa guru yang mati,” balas Anto. “Kalau kamu mau ketemu saya cuma ngejelekin profesi saya, saya lebih baik gak ada di sini!” seru Anto sambil berdiri lalu menuju pintu keluar. “Jangan marah dong, terus gimana makanan yang kamu pesen, dasar Oemar Bakrie!” ledek Rizal. •
Alur (plot) Alur yang terdapat dalam cerpen “Oemar Bakrie” merupakan alur tunggal atau alur maju (progresif ). Struktur teks di bawah ini merupakan rangkaian alur dari cerpen tersebut. Oemar Bakrie
Abstrak: Bagian abstrak ini membicarakan inti cerita tentang Anto Mulyanto yang berprofesi sebagai guru. Guru sebuah profesi yang jarang diminati karena gajinya yang sedikit, sedangkan biaya kuliahnya cukup mahal. Itulah pandangan masyarakat terhadap guru, begitu juga menurut Anto Mulyanto, dia begitu menyesal menjadi seorang guru. Namun, ayah Anto mengingatkan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Jika seorang murid mengamalkan apa yang diajarkan oleh guru, maka itu ladang pahala yang tidak terbatas dan akan terus mengalir hingga kiamat. Orientasi: Bagian orientasi merupakan pengenalan tokoh Anto Mulyanto seorang guru honerer mengajar pelajaran Agama Islam di SMA. Anto seorang yang humoris dan jujur. Istrinya bernama Widianingsih dan anaknya Muhammad Encep Anthony. Mereka hidup bahagia dan berkecukupan di rumah kontrakkan.
9
Anto mulai sadar menjadi guru tidaklah terlalu buruk. Anto tahu seharusnya dia bersyukur. Sekarang Anto mengajar pelajaran agama Islam di salah satu SMA. Dia sekarang hidup berkecukupan dengan istri dan seorang anaknya yang masih berumur satu tahun. Istri Anto sangat sering memotivasi suaminya agar tidak selalu sering mengeluh. Istri Anto bernama Widianingsih dan putra kesayangannya bernama Muhammad Encep Anthony. Walaupun hidupnya berkecukupan dan tinggal di rumah kontrakkan, tetapi Anto berbahagia dengan keluarga kecilnya. Anto pergi mengajar dengan sepeda ontelnya, karena dia masih guru honorer, dia masih belum bisa menerima gaji yang besar. Namun, dia tetap sabar sambil menanti dirinya diangkat menjadi PNS di umurnya yang mencapai 28 tahun. Di kelas Anto merupakan guru yang sangat humoris, tetapi dia sangat tegas pada siswa-siswi yang kedapatan tidak jujur. Ketika ulangan siswa yang ketahuan menyontek akan langsung diremedial, tak peduli nilainya itu sempurna, menurutnya Indonesia tidak kekurangan orang pintar, tapi Indonesia kekurangan orang jujur. Komplikasi: bagian ini terdapat konflik antara Anto Mulyanto dengan Rizal Satria penyebab konfliknya yaitu perkataan Rizal yang membuat sakit hati Anto karena profesinya sebagai guru honorer yang gajinya kecil sementara Rizal seorang dokter walaupun dengan membeli ijazah. Klimaks dari konflik tersebut rizal meninggalkan rumah makan. Pada suatu hari Anto ditelepon oleh teman SMA-nya, rupanya Anto diajak bertemu di sebuah rumah makan padang yang sudah diberitahu alamatnya di SMS. Anto kemudian menyanggupinya, asalkan harinya hari Minggu karena pada hari biasa dia pergi mengajar. Pada hari Minggu jam 11 siang Anto pergi ke rumah makan padang tersebut menggunakan angkutan umum karena jika naik sepeda bisa memakan waktu yang cukup banyak. Setelah sepuluh menit akhirnya Anto sampai di rumah makan padang yang cukup mewah. Setelah dia cek di SMS ternyata memang benar ini rumah makannya. Ketiaka masuk ke dalam rumah makan ada sesorang yang melambaikan tangannya, dia adalah teman Anto, rupanya dia masih mengenali wajah Anto lalu Anto menghampirinya. “Apa bener Bapak ini namanya Rizal Satria?” tanya Anto. “Masa kamu lupa sama temen SMA,” jawab Rizal. Kemudian Anto disuruh duduk oleh Rizal lalu datanglah pegawai rumah makan untuk mencatat pesanan makanan, mereka melanjutkan mengobrol.
10
“Oh ya, katanya kamu jadi guru?” lanjut Rizal. “Iya,” balas Anto singkat. “Rupanya nasib kamu lebih bagus dari yang saya kira, waktu SMA dulu kamu itu bias dibilang bodoh dan selalu jujur,”ujar Rizal “Emang kenapa kalau selalu jujur?” balas Anto. “Mungkin kalau kamu sering menyontek saat ulangan dulu, mungkin kamu udah jadi kayak saya, jadi dokter, yah walaupun ijazah saya ini hasil membeli.” kata rizal. “Kamu beli ijazah!” seru Anto, ”kamu gak sadar rezeki kamu gak bakalan halal.” “Siapa yang peduli dengan semua itu, di dunia ini kita tak boleh terlalu jujur, munafik sedikitlah, jika terlalu jujur maka nasibnya bisa sama kayak kamu, jadi guru honorer,” seru Rizal. “Memang apa salahnya jadi guru honorer?” seru Anto. “Gak salah sih, cuman biar saya perjelas menjadi guru itu lapangan kerja sangat sempit dan gajinya sedikit, cuma orang bodoh yang mau jadi guru!”sahut Rizal. “Udah cukup, kamu tau gak setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom, kaisar tidak mengatakan berapa banyak dokter yang mati, tidak menanyakan berapa banyak pengusaha yang mati, tapi kaisar mengatakan berapa guru yang mati,” balas Anto. “Kalau kamu mau ketemu saya cuma ngejelekin profesi saya, saya lebih baik gak ada di sini!” seru Anto sambil berdiri lalu menuju pintu keluar. “Jangan marah dong, terus gimana makanan yang kamu pesen, dasar Oemar Bakrie!” ledek Rizal. Evaluasi: bagian ini konflik yang terjadi diarahkan pada pemecahannya. Anto merenung akan ucapan Rizal tentang Oemar Bakrie. Secara implisit dia tidak ingin seperti Oemar Bakrie. Mendengar ucapan Rizal, Anto begitu kaget, Oemar Bakrie adalah judul lagu dari penyanyi legendaris Indonesia yang menceritakan kisah pahit seseorang menjadi guru. Setelah keluar dari rumah makan Anto masih melamun, apa mungkin dirinya adalah Oemar Bakrie di kehidupan nyata. Namun, lamunannya itu pun buyar ketika melihat seorang kakek tua yang sedang mengemis datang menghampiri Anto. Ketika hendak mengeluarkan uang, Anto lupa dirinya hanya membawa selembar uang kertas seratus ribu. Akhirnya Anto memberikan uang seratus ribu satu-satunya itu dan dia terpaksa berjalan ke rumahnya. Resolusi: bagian ini terdapat solusi. Solusi Anto adalah mengikuti tes CPNS agar menjadi PNS sehingga statusnya tidak guru honor lagi.
11
Seminggu setelah kejadian tersebut, Anto mengikuti ujian CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dan akhirnya dia diangkat menjadi PNS. Anto tahu ini berkat Allah dan sedekah seratus ribu yang dia berikan pada kakek tua tersebut. Koda: bagian ini akhir dari cerita bahwa Anto bukanlah Oemar Bakrie dalam kehidupan nyata, dia bisa menjadi lebih baik dari Oemar Bakrie. Koda cerpen ini adalah ending tertutup. Lalu Anto berpikir bahwa hidup ini seperti angka jungkat-jungkit, kadang di bawah kadang di atas. Anto berbicara dalam hati,” Tidak Rizal, saya bukan Oemar Bakrie di kehidupan nyata.”
-
Kaidah alur cerpen “Oemar Bakrie” karya Ibnu Fadillah
Plausibilitas: kemasukakalan. Dalam cerpen tersebut diceritakan Rizal ingin bertemu dengan Anto kawan SMA-nya dulu, yang sudah lama bertemu di rumah makan padang melalui telepon. Rizal niat sekali bertemu dengan Anto untuk menjelek-jelekkan profesinya sebagai guru honorer, mengapa tidak lewat telepon saja. Agar cerita logis sebaiknya cerita di tempat pertemuan reuni beberapa sahabat di SMA dulu di suatu tempat. Beberapa sahabat Anto memiliki profesi yang dipandang lebih baik dari profesi Anto. Tokoh Rizal baru mengetahui profesi Anto di tempat reuni dan mencela profesi Anto.
Suspense: rasa ingin tahu pembaca muncul untuk mengetahui apa yang dibicarakan Anto dan Rizal di rumah makan padang.
Surprise: kejutan dalam cerpen tersebut adalah Anto memberikan uang seratus ribuan yang hanya selembar-lembarnya ia miliki sehingga Anto harus berjalan kaki menuju rumahnya.
Unity: cerpen tersebut memiliki kepaduan. Alur menjadi padu dengan rangkaian paragraf yang disusun secara kronologis. Diceritakan Anto kaget bukan melamun, kalimat selanjutnya diceritakan Anto masih melamun. Pengarang juga tidak menceritakan posisi Anto ada di mana apakah Anto sambil berjalan melamunnya, duduk, berdiri, atau jongkok. Hal tersebut membuat cerita kurang padu, seperti kutipan berikut. Mendengar ucapan Rizal, Anto begitu kaget, Oemar Bakrie adalah judul lagu dari penyanyi legendaris Indonesia yang menceritakan kisah pahit seseorang menjadi guru. Setelah keluar dari rumah makan Anto masih melamun, apa mungkin dirinya adalah Oemar Bakrie di kehidupan nyata.
12
Namun, lamunannya itu pun buyar ketika melihat seorang kakek tua yang sedang mengemis datang menghampiri Anto. Ketika hendak mengeluarkan uang, Anto lupa dirinya hanya membawa selembar uang kertas seratus ribu. Akhirnya Anto memberikan uang seratus ribu satu-satunya itu dan dia terpaksa berjalan ke rumahnya. •
Sudut Pandang (point of view) Sudut pandang cerpen “Oemar Bakrie” adalah sudut pandang orang ketiga terarah. Artinya perhatian pengarang berpusat pada satu tokoh, yakni tokoh utama, Anto Mulyanto. Ciri sudut pandang orang ketiga mudah diketahui, yaitu terdapat nama tokoh (Anto Mulyanto dan Rizal Satria) dan terarah karena mengisahkan kehidupan satu tokoh saja, yakni Anto Mulyanto.
•
Perwatakan Perwatakan merupakan cara pengarang menampilkan watak tokoh. Dalam cerpen tersebut pengarang menampilkannya dengan cara analitik dan dramatik.
•
Analitik adalah watak tokoh disebutkan langsung oleh pencerita, seperti kutipan berikut. Namun, dia tetap sabar sambil menanti dirinya diangkat menjadi PNS di umurnya yang mencapai 28 tahun. Di kelas Anto merupakan guru yang sangat humoris, tetapi dia sangat tegas pada siswa-siswi yang kedapatan tidak jujur.
•
Dramatik adalah watak tokoh diketahui secara tidak langsung, tapi melalui dialog antartokoh dan tindakan tokoh, seperti kutipan berikut. “Rupanya nasib kamu lebih bagus dari yang saya kira, waktu SMA dulu kamu itu bisa dibilang bodoh dan selalu jujur,”ujar Rizal. “Emang kenapa kalau selalu jujur?” balas Anto. Mungkin kalau kamu sering menyontek saat ulangan dulu, mungkin kamu udah jadi kayak saya, jadi dokter, yahwalaupun ijazah saya ini hasil membeli”kata Rizal. “Kamu beli ijazah!” seru Anto, ”kamu gak sadar rezeki kamu gak bakalan halal.” “Siapa yang peduli dengan semua itu, di dunia ini kita tak boleh terlalu jujur, munafik sedikitlah, jika terlalu jujur maka nasibnya bisa sama kayak kamu, jadi guru honorer,” seru Rizal.
13
Namun, lamunannya itu pun buyar ketika melihat seorang kakek tua yang sedang mengemis datang menghampiri Anto. Ketika hendak mengeluarkan uang, Anto lupa dirinya hanya membawa selembar uang kertas seratus ribu. Akhirnya Anto memberikan uang seratus ribu satu-satunya itu dan dia terpaksa berjalan ke rumahnya. Tokoh
•
Watak
Anto Mulyanto
Penyabar, humoris, tegas, jujur, baik hati
Rizal Satria
Sombong, curang, tidak tahu malu
Amanat Pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam cerpen “Oemar Bakrie” adalah sebagai berikut.
•
-
Bersyukurlah mempunyai profesi sebagai guru dan menjadi guru bukanlah profesi yang buruk.
-
Janganlah berbuat curang untuk mencapai kesuksesan, seperti membeli ijazah kedokteran agar bisa menjadi dokter adalah perbuatan yang hina.
-
Banyak-banyaklah bersedekah, berdoa, dan berusaha agar keinginanmu tercapai.
Gaya bahasa Gaya bahasa digunakan adalah gaya bahasa popular dengan bahasa yang mudah dimengerti karena menggunakan bahasa sehari-hari.
2.
Analisis unsur ekstrinsik teks cerpen “Oemar Bakrie” Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun dan mendukung cerpen dari luar karya itu sendiri, tetapi memengaruhi bangunan atau sistem organisme cerpen. •
Latar belakang pengarang Latar belakang pengarang memengaruhi hasil cerpen. Ibnu Fadhillah adalah seorang yang hobi menulis cerpen. Dua buah cerpennya dimuat di cerpenmu. com., blog yang menampung siapa pun yang hobi menulis cerpen. Dari hasil tulisannya, diketahui seorang Fadhillah mengangkat tema guru yang secara sosial dan ekonomi sesuai dengan pengamatannya di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar.
14
•
Latar belakang masyarakat Peristiwa yang terjadi pada masyarakat memengaruhi isi cerpen. Fadhillah mengangkat tema guru yang dianggap profesi yang tidak menjanjikan karena adanya pandangan masyarakat mengenai gaji guru yang tergolong kecil. Akibatnya, guru menjadi sebuah profesi yang kurang diminati.
3.
Analisis nilai sastra teks cerpen “Oemar Bakrie” Nilai sastra yang terdapat dalam teks cerpen “Oemar Bakrie” adalah nilai etis, moral, dan agama. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai yang memberikan atau memancarkan petuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika, moral, dan agama. •
•
Nilai etis ditandai melalui kutipan berikut. -
Namun, ayah Anto mengingatkan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Jika seorang murid mengamalkan apa yang diajarkan oleh guru, maka itu ladang pahala yang tidak terbatas dan akan terus mengalir hingga kiamat.
-
Di kelas Anto merupakan guru yang sangat humoris, tetapi dia sangat tegas pada siswa-siswi yang kedapatan tidak jujur. Ketika ulangan siswa yang ketahuan menyontek akan langsung diremedial, tak peduli nilainya itu sempurna, menurutnya Indonesia tidak kekurangan orang pintar, tapi Indonesia kekurangan orang jujur.
Nilai moral ditandai melalui kutipan berikut. -
“Mungkin kalau kamu sering menyontek saat ulangan dulu, mungkin kamu udah jadi kayak saya, jadi dokter, yah walaupun ijazah saya ini hasil membeli”kata rizal. “Kamu beli ijazah!” seru Anto, ”kamu gak sadar rezeki kamu gak bakalan halal.”
-
•
“Gak salah sih, cuman biar saya perjelas menjadi guru itu lapangan kerja sangat sempit dan gajinya sedikit, cuma orang bodoh yang mau jadi guru!”sahut Rizal.
Nilai agama ditandai melalui kutipan berikut. Anto tahu ini berkat Allah dan sedekah seratus ribu yang dia berikan pada kakek tua tersebut.
15
LATIHAN SOAL 1.
Urutan penulisan cerpen bagi pemula yang tepat adalah …. A. Merumuskan ide cerita, menulis dengan gaya bahasa sendiri, dan menyunting naskah. B. Merumuskan ide cerita, menyunting naskah, dan menulis dengan gaya bahasa sendiri. C. Menulis dengan gaya bahasa sendiri, menyunting naskah, dan merumuskan ide cerita. D. Menyunting naskah, merumuskan ide cerita, dan menulis dengan gaya bahasa sendiri. E. Merumuskan amanat, merumuskan ide cerita, dan menulis dengan gaya bahasa sendiri.
2.
Berikut ini yang bukan merupakan kalimat cerpen adalah …. A. Semilir angin mulai terasa di pipiku. B. Kepergiannya meninggalkan luka yang dalam. C. Virus itu telah menggerogoti tubuh mungilnya. D. Nilai tukar rupiah terhadap dolar mulai terpuruk. E. Kepanitiaan pemilu kali ini telah menyatukan kami.
Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama untuk menjawab pertanyaan soal nomor 3 dan 4. Teror di pagi buta itu berwujud tas jinjing – sebuah barang yang ditemuinya di gerai khusus di Canton Road, Tsim Sha Tsui, Hongkong. Tas itu dibandrol dengan harga ribuan dolar. Bukan harga itu yang membuatnya jatuh hati. Itu cukup mahal untuk ukuran kantongnya. Akan tetapi, karena ia begitu khas dengan pola tartan, dan warna dasar yang hampir selalu bernuansa khaki—paduan yang dianggapnya paling mewakili sosoknya. Saat itu, ia ingat musim dingin baru saja lewat. Ia tengah didera bimbang, mematut-matut tas koleksi terbaru musim semi itu, ketika mendengar suara rendah. “Kamu sudah bekerja keras dan jika suka berhak memilikinya.” Suara lunak, tetapi tegas. Ketika ia menoleh, ia menemukan sepasang mata penuh dukungan. Mata yang menentramkan. Diam-diam hatinya bersorak. Mereka memang pernah menyepakati satu hal: boleh membeli barang yang diinginkan untuk merayakan keberhasilan. Tak terkecuali barang mewah. ("Tas Jinjing", Ong Hari Wahyu)
16
3.
Keterkaitan watak tokoh ia pada penggalan cerpen tersebut dengan kehidupan seharihari adalah …. (UN 2014) A. seseorang yang suka mengoleksi benda antik B. hidup seseorang yang suka berfoya-foya C. wanita umumnya mengutamakan penampilan D. suka dipuji-puji dan disanjung-sanjung E. menjaga gengsi dengan kemewahan
4.
Konflik yang terdapat pada kutipan tersebut adalah …. A. keinginan melawan rasa kantuk di pagi buta B. keinginan yang menggebu-gebu untuk memiliki tas mahal C. kebimbangan istri di musim dingin untuk di luar rumah D. keinginan memiliki tas unik untuk dipamerkan E. keraguan antara menuruti kata hati atau kata suami
5.
Kejadian begitu cepat. Aku pulang pukul 12 siang. Segera kuparkir motor bututku di halaman sekolah. Lalu, aku segera berlari ke tempat fotokopi. Wow, betapa terkejutnya diriku tatkala kulihat ada seorang gadis di situ. Mungkin dia karyawan baru di tempat fotokopi ini. Rambutnya yang terurai panjang serasa memesona semua orang yang melihatnya. Pada kutipan cerpen tersebut, deskripsi yang menonjol adalah .... A. waktu B. sekolah C. tempat fotokopi D. seorang gadis E. tokoh aku
6.
Cermati kutipan cerita pendek berikut. Di hadapanku lalu mewujud dua sosok peri. Satu perempuan berambut panjang sebahu, rambutnya sangat lurus. Satu lagi berambut sangat pendek dan berkacamata. Ah, kedua sosok peri itu sangat mirip dengan Alisya dan Ade. Keduanya bertolak pinggang menantangku untuk menangkapnya. Aku bergeming, membiarkan mereka terbang dan menghilang. Ya, begitulah cara aku menahan emosi untuk tidak membalas cibiran mereka di kelas. Aku ingat nasihat ibu bahwa apa yang keluar dari mulut itu cerminan harga diri. Mereka yang suka mencela bisa kau tebak serendah apa harga dirinya sesungguhnya. Oleh sebab itu, rata-rata mereka mudah tersinggung dan sangat ingin dihargai. Karena mereka kekurangan harga diri.
17
Nilai yang paling menonjol dalam kutipan cerpen tersebut adalah .... A. hedonik B. kultural C. moral D. artistik E. praktis 7.
Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama. “Inilah yang menyelamatkanmu. Cahaya purnama yang jatuh pada tongkat itu memberitahukan kepada kami, kamu jatuh ke laut, kamu berada jauh di tengah laut waktu itu, pencari-pencari sarang burung, itulah yang dengan segera turun untuk menolongmu, mereka telah mengorbankan diri, melanggar pantangan, turun ke dasar dinding karang melalui jalan terdekat, walau licin…” Bentuk kepedulian para pencari sarang burung dalam memberikan pertolongan terhadap korban yang tenggelam di laut adalah …. (UN 2011) A. cepat-cepat dan pantang menyerah B. berani berkorban dan pantang menyerah C. berani berkorban dan melanggar pantangan D. melanggar pantangan dan pantang menyerah E. terpaksa menolong dan sangat ceroboh
Bacalah penggalan cerpen berikut dengan saksama untuk menjawab soal 8 dan 9. Setelah sampai waktunya diadakan pemeriksaan ternyata rencanaku mendapat pilihan utama dan mendapatkan hadiah pertama. Aku ingin melihat namaku tercantum dalam surat kabar sebagai pemenang pertama. Setelah kubaca surat kabar, akhirnya nama pemenangnya aku, juga diumumkan. Tapi, hanya pada sebuah surat kabar dan hanya sekelumit saja. Tanpa komentar apa-apa, akhirnya panitia sayembara memutuskan hadiah pertama jatuh kepada (lalu disebut nama pemenang). Tapi untuk menyebut namaku, Samsudin Jaya, wah salah cetak pula menjadi Alaudin Basah. Padahal keinginan yang paling utama dari seluruh kerja kerasku adalah “Aku ingin terkenal di seluruh dunia, setidak-tidaknya ke seluruh Indonesia! Tapi sayang, aku juga tidak dikenal orang.” 8.
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan cerpen tersebut adalah …. (UN 2007) A. orang pertama pelaku sampingan B. orang ketiga serbatahu C. orang pertama dan orang ketiga
18
D. orang pertama pelaku utama E. orang ketiga pelaku utama 9.
Watak “Aku” dalam kutipan cerpen tersebut adalah …. A. egoistis B. idealis C. pesimistis D. otoriter E. ambisius
10.
… namun, yang terjadi di luar perkiraannya. Semenjak berpisah dengan burung perkututnya Mbah Parto justru menderita. Tubuhnya semakin kurus dan pada akhirnya jasmaninya pun tak kuat, ia terbaring sakit. (cerpen "Mbah Parto") Kutipan penutup pada cerpen tersebut menggunakan cara .… A. ending tertutup B. ending terbuka C. ending mengejutkan D. ending campuran E. ending mengambang
19