B 7-
rssN 208s-s834
IrIAJALAH ILfIIIAH EKONOMI PEMBANGUNAN
Analisis Keberhasilan Program Desa Siaga di Kabupaten Bengkulu Utara
y'praningrum
Analisis Cakupan UKBM Desa Siaga di Kabupaten Bengkulu Utara
Milono Pengembangan Kemandirian Masyarakat Desa Dalam Menunjang Pembangunan di Kabupaten Bengkulu Utara Rossa Damayanti Pengaruh Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga dan Pendidikan Kepala Keluarga terhadap Konsumsi Daging Ternak di Kelurahan Bandar Ratu Kecamatan Kota Mukomuko
Herman Aswardi Syafrudin AB Pengaruh Sikap dan Motivasi lVlasyarakat terhadap Kepatuhan dalam Pembayaran Paj ak Rumt Purwodadi
.*
.
f** Demak Matondang
?Hg;,(fl:#ffi Barika
MAJALAH ILMIAH EKONOMI PEUBANGUNAN Published by Economy Faculty Ratu Samban University Arga Makmur
ISSN :2085-5834
Penanggung Jawab
Dekan Fakultas Ekonomi UNRAS
Reviewer
- DR. M Ridwan - DR. Handoko Hadiyanto
Ketua Dewan Penyunting
Endah Heryanti, SE
Editor
- Rossa Damayanti, SE,
MM
- Widhy Astuti, SE, MM - Yulman, S.Pd, M.Pd - Dewi Aprida SE, M.Si - NorenaRizky Yensi, S.Pd, M.Pd Staf Umum
- Okte Priani
- Yesi Sunami - Purniati, SE - Pratiwi, SE
Majalah Ekonomi dan Pembangunan teerbit setiap 6 (enam) bulan atau per semester oleh Fakultas Ekonomi IINRAS. Alamat Redaksi: Jl. Jenderal Sudirman No 87 Arga Makmur 3861I
MAJALAH ILMIAH EKONOMI PEMBANGUNAN
CONTENTS
Analisis Keberhasilan Program Desa Siaga di Kabupaten Bengkutu Utara"
01
-09
Praningrum
Analisis Cakupan UKBM Desa Siaga di Kabupaten Bengkulu Utara
10-20
Itilono Pengembangan Kemandirian Masyarakat Desa dalam Menunjang Pembangunan di Kabupaten Bengkulu Utara
21-27
RossaDamayanti
Pengaruh Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga dan Pendidikan Kepala Keluarga terhadap Konsumsi Daging Ternak di Kelurahan Bandar Ratu Kecamatan Kota {vlu komu ko Herman Asrmrdi
28-33
Syafrudin AB
Pengaruh Sikap dan Motivasi Masyarakat terhadap Kepatuhan dalam Membayar Pajak Bumidan Bangunan (PBB)
diKelurahan Purvwdadi Keeamatan Arga Makmur tbmak tlatondang Badka
34-39
ANALISIS KEBERHASILAN PROGRAM DESA SIAGA DI KABUPATEN BENGKULU UTARA Praningrum Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu kerjasama dengan Litbang Kemenkes RI tahun 2011 ABSTRACT The objective of this research was 1) to describe the achievement of Desa Siaga program implementation at the North Bengkulu, based on success indiccators, 2) for knowing supporting and resistor factors for the success of the Desa Siaga program. Data collection method is done by distributing questionaires, and Focus Group Discussions toward implementation Desa Siaga Program. The results suggest the implementation of the Desa Siaga program in North Bengkulu has been running with the condition of 15% Desa Siaga ranked with Mandiri, 20% Desa Siaga ranked with Purnama, 40% Desa Siaga ranked with Madya, and 25% Desa Siaga ranked with Pratama. Resistor factors was: the low level of public economics, human resource capability Desa Siaga officer is low, the program runs as it is, limited infrastructure of health facilities and bad supporting the health infrastructure such as of damaged road conditions and the unavailability of sources of funds beside the self-financing activities from the community. The supporting factors for driving success include: the high level of community participation, community forums regularly held meetings, and the benefits program perceived by the community. Dalam perkembangannya melalui
1) Latar Belakang Program Desa Siaga di Kabupaten
SK
Menkes
No:
Bengkulu Utara dilaksanakan sejak
1529/MENKES/SK/X/20102)
tahun 2007 di 11 kecamatan dari 12
Pedoman Umum Pengembangan Desa
kecamatan yang ada di Kabupaten
dan
Bengkulu Utara. Pembentukkan desa
pengembangan desa siaga diarahkan
menjadi desa siaga dilakukan secara
menjadi desa siaga aktif dengan empat
bertahap hingga tahun 2010 sudah
tahapan pengembangan, yaitu tahap: 1)
sebanyak 214 desa atau 100% desa
pratama; 2) madya; 3) purnama dan 4)
menjadi desa siaga1).
mandiri. Tahap mandiri merupakan
Kelurahan
Siaga
tentang
Aktif
tahapan pengembangan desa siaga
1
yang paling tinggi, sedangkan tahap
mendeskripsikan faktor pendorong dan
pratama
tahapan
penghambat
pengembangan desa siaga yang paling
Desa Siaga.
awal. Pentahapan desa siaga aktif
Sebagai
merupakan
dilakukan
dengan
indikator
keberhasilan secara terukur.
keberhasilan
Program
rujukkan
penelitian
terdahulu
tentang
Analisis
Keberhasilan Proses Program Desa
Penelitian ini bertujuan untuk: 1)
Siaga di Desa Penolih Kecamatan
mengetahui capaian keberhasilan desa
Kaligondang Kabupaten Purbalingga
siaga
oleh Kurniawan, Arif dkk, 20073).
sesuai
dengan
pentahapan
pengembangan desa siaga aktif, 2)
siaga yang menyebar di 11 kecamatan
2) Metode Penelitian Disain
penelitian
ini
berupa
di Kabupaten Benngkulu Utara. Data
penelitian
deskriptif.
Menurut
penelitian ini berupa data primer dan
Soeratno4)
penelitian
deskriptif
sekunder. Instrument yang digunakan
(descriptive research) adalah suatu
dalam penelitian ini berupa kuisioner
metode
dan diskusi kelompok terbatas (FGD)
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan,
mengolah
dan
dengan
meyajikan data
yang akurat
dan
dokumentasi pustaka.
selanjutnya
pertanyaan,
serta
secara
Teknik analisis data penelitian ini
deskriptif
berupa pendekatan analisis deskriptif
bertujuan untuk memperoleh deskripsi
kuantitatif untuk jenis data kuantitatif
data yang terpercaya dan berguna.
dengan menggunakan analisis statistik
sistematis.
diuraikan
daftar
Penelitian
Populasi penelitian ini adalah semua
desa
siaga
di
sederhana terhadap indikator-indikator
Kabupaten
desa siaga aktif.
Bengkulu Utara yang dibentuk pada
Selanjutnya
untuk
mengetahui
tahun 2007, yaitu sebanyak 74 desa
hambatan dan keberhasilan program
siaga. Sampel penelitian akan diambil
digunakan
sebesar 25% atau sebanyak 20 desa
2
hasil
keseimpulan
dari
forum FGD selanjutnya dilakukan
sasaran yang hendak dicapai melalui
analisis.
program yang dilaksanakan. Tolok
Pengambilan
kesimpulan
ukur
untuk
komponen-komponen
penelitian didasarkan atas tolok ukur
program adalah kualitas maksimal
atau criteria tertentu. Biasanya yang
yang
dijadikan sebagai tolok ukur adalah
komponen5).
dikehendaki
bagi
setiap
3) Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara4)
pada
program desa siaga di Kabupaten Bengkulu
Utara
tahap awal pembentukkan tahun 2007
penghambat
jumlah desa siaga yang baru dapat
keberhasilan.
terdapat
maupun
faktor
penunjang
dibentuk sekitar 35%. Belum semua
Selengkapnya hasil evaluasi desa
kecamatan dapat dibentuk desa siaga,
siaga berdasarkan berdasarkan SK
seperti
Menkes
di
Kecamatan
Enggano.
Dilakukan
secara
bertahap
dikarenakan
terbatasnya
dana
anggaran dan tenaga kesehatan yang tersedia.
RI
1529/MENKES/SK/X/2010 peringkat dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Sebanyak tiga desa atau 15 % desa siaga
Hasil penelitian menunjukkan
No:
menempati
peringkat
Mandiri, yaitu: Desa Air Petai di
bahwa meskipun dibentuk pada tahun
Kecamatan
yang sama, perkembangan desa siaga
Tanjung Anom di Kecamatan Giri
di Kabupaten Bengkulu Utara tidak
Mulya, dan Desa Sido Mukti di
mengalami perkembangan
Kecamatan Padang Jaya;
program
dan kegiatan yang sama. Desa siaga
siaga
prosentase terbesar serta masih adanya
Purnama,
desa siaga pada peringkat pratama,
adalah
menunjukkan
Kecamatan
3
pelaksanaan
Hijau,
Desa
2) Sebanyak empat atau 20 % desa
dengan peringkat madya merupakan
bahwa
Putri
menempati
peringkat
desa-desa
Desa
Bumi
tersebut Harjo
Ketahun,
di
Desa
Tambak
Rejo
di
Kecamatan
Banyumas Lama di Kecamatan
Padang Jaya, Desa Koro Tidur di
Kerkap.
Kecamatan Kota Arga Makmur,
Berdasarkan hasil penelitian ini
dan Desa banyumas Baru di
yang
Kecamatan Kerkap;
beberapa permasalahan yang dihadapi
3) Sebanyak Sembilan atau 40% desa siaga
menempati
peringkat
Madya. Desa-desa tersebut adalah Desa
Tanjung
Kemenyan
di
didapatkan
FGD
ada
oleh para pelaksana program desa siaga di lapangan, antara lain berupa: 1) Tingkat yang
partisipasi masih
masyarakat
belum
optimal,
Kecamatan Napal Putih, Desa
misalnya masyarakat masih susah
Taba Tembilang dan Desa Karang
untuk diajak kumpul baik untuk
Anyar I di Kecamatan Kota Arga
membicarakan kegiatan maupun
Makmur, Desa Taba Baru dan
untuk melaksanakan kegiatan;
Desa Datar Lebar di Kecamatan Lais,
Desa
Serumbung
di
Kecamatan Kerkap, Desa Pasar
2) Masih
kurangnya
kegiatan
penyegaran bagi para kader desa siaga.
Bembah di Kecamatan Air Napal,
3) Masih rendahnya tingkat ekonomi
serta Desa Bintunan dan Desa Air
masyarakat, seperti di Desa Pasar
Lakok di Kecamatan Batik Nau;
Ketahun
dan
kurang partisipasi dalam kegiatan
4) Sebanyak lima atau 25% desa siaga Pratama,
menempati yaitu:
peringkat Desa
Pasar
ketahun di Kecamatan Ketahun,
desa
sehingga
siaga
masyarakat
karena
waktunya
digunakan sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan keluarga; 4) Meskipun program desa siaga di
Desa Genting Perangkap dan Desa
Kabupaten
Lubuk Balam di Kecamatan Air
diharapkan
Besi,
di
swadaya dari masyarakat, oleh
Kecamatan Batik Nau serta Desa
masyarakat dan untuk masyarakat,
Desa
Bintunan
namun
4
dari
Bengkulu sebagai
pelaksanaannya
Utara program
tidak
dapat langsung dilepaskan atau
masyarakat
diserahkan, karena tidak semua
untuk melaksanakan kegiatan desa
desa memiliki SDM yang cepat
siaga.
tanggap terhadap perkembangan informasi kesehatan; 5) Belum
adanya
kegiatan
Selanjutnya hasil penelitian ini menunjukkan ada beberapa faktor
dan
pendorong keberhasilan program desa
siaga
yang
ini di Kabupaten Bengkulu Utara
secara
sistematis
sehingga pergantian kepala desa
antara lain: 1) Tingginya
tingkat
partisipasi
atau bidan desa tidak menjadi
masyarakat terutama di desa-desa
alasan kegiatan ini tidak berjalan
eks transmigrasi/banyak penduduk
seperti yang terjadi di Desa Lubuk
pendatang yang memiliki tingkat
Balam
kegotongroyongan
dan
Desa
genting
serta
Perangkap serta Desa Banyumas
kepedulian
Lama. Di samping itu kurang
lainnya masih terpelihara dengan
aktifnya
baik sehingga dapat dikatakan
pengurus
desa
siaga
dalam mensosialisasikan kegiatan; 6) Masih
bahwa
terhadap
mereka
telah
dahulu
menjalankan
kegiatan
seperti
belum
seperti
desa
sebelum
siaga,
program desa siaga
atau
sampai di desa mereka;
polindes
penunjang
serta
kesehatan
prasarana seperti
kondisi jalan yang rusak;
serta
tidak
2) Adanya peran aktif perangkat desa
adanya
pelaksanaan
masyarakat
berkelanjutan sejak pembentukkan
pertemuan;
instansi
terkait
menyebabkan kurangnya motivasi
tugas
tenaga
kesehatan (bidan desa), forum
pembinaan dan sosialisasi yang
dinas
tersebut
serta kader dalam menunjang
7) Tidak tersedianya sumber dana
dari
terlebih
prasana
tersedianya bangunan poskesdes
kegiatan
warga
kurangnya
kesehatan
5
kader
program
desa
dijalankan
khususnya
rutin
mengadakan
3) Adanya manfaat program yang dirasakan oleh masyarakat.
2) masyarakat sudah mulai berusaha
Pembahasan Berdasarkan hasil pengukuran
untuk mengembangkan UKBM
serta
dan telah mengambangkan upaya
hasil diskusi yang telah dilakukan
penanggulangan kedaruratan dan
maka tingkat pengembangan desa
penanggulangan an
siaga di Kabupaten Bengkulu Utara
tampak dari kegiatan adanya bank
telah menjadi desa siaga aktif karena:
darah dan ambulan desa;
capaian indikator keberhasilan
1) masyarakat sudah dengan mudah
3) masyarakat
bencana
menerapkan
yang
PHBS
mengakses pelayanan kesehatan
dalam kehidupan sehari sehari-hari yang
dasar baik di poskesdes maupun
ditunjukkan
puskesmas
banyaknya penggunaan
ditunjukan
dengan
dengan
semakin jamban
pelayanan kesehatan dasar yang
keluarga dan menggunakan air
melayani setiap hari dan desa
besih untuk kebutuhan. Capaian
dekat dengan sarana kesehatan lainnya seperti puskesmas;
kegiatannya, pada
Desa Siaga Pratama 25%
pengembangan seperti
Gambar
1
yang di
tampak
bawah
ini.
Desa Siaga Mandiri 15% Desa Siaga Purnama 20%
Desa Siaga madya 40%
Gambar 1.. Banyaknya Desa Siaga Berdasarkan Peringkat Desa Siaga Aktif
6
Berdasarkan Gambar
1 di atas,
Aktif yang sesungguhnya, dimana
masih ada desa siaga aktif dengan
suatu desaa tau sebutan lain yang
tingkat pratama atau pengembangan
penduduknya
desa siaga berjalan lambat. Sebaliknya
sumber daya dan kemampuan serta
ada pula desa siaga yang karena
kemauan
keaktifannya
menanggulangi
telah
mampu
untuk
mencapai tingkat siaga mandiri. Hal ini sejalan dengan
memiliki
untuk
kesiapan
mencegah
dan
masalah-masalah
kesehatan, bencana dan kedaruratan hasil
kesehatan secara mandiri4).
evaluasi Kementerian Kesehatan pada
Hasil penelitian ini mendukung
tahun 2009, bahwa dari 75.410 desa
hasil
dankelurahan
wilayah
dilakukan oleh Kurniawan dkk, antara
Indonesia tercatat 42.295 (56,1%) desa
lain hambatan Program Desa Siaga di
dan kelurahan telah memulai upaya
dukung oleh adanya faktor masih
mewujudkan
rendahnya
di
seluruh
Desa
Siaga
dan
penelitian
terdahulu
dukungan
yang
masyarakat
Kelurahan Siaga2). Namun demikian,
terhadap pelaksanaan Program Desa
belum semua Desa dan Kelurahan
Siaga.
Siaga tersebut mencapai kondisi Siaga
4) Kesimpulan dan Saran 2.
Kesimpulan 1.
Hambatan
dan
permasalahan
Di Kabupaten Bengkulu Utara
pelaksanaan
desa
Desa siaga yang dibentuk pada
Kabupaten
Bengkulu
tahun
berupa: masih rendahnya tingkat
2007
terbagi
menjadi
sebanyak 25% desa siaga aktif
ekonomi
pratama, 40%
rendahnya
desa siaga aktif
siaga
masyarakat, kemampuan
di Utara
masih SDM
madya, 20% desa siaga aktif
pengurus desa siaga, kurangnya
purnama dan 15% desa siaga aktif
tingkat
mandiri.
masih
partisipasi kurangnya
masyarakat, sarana
dan
prasana kesehatan serta prasarana
7
penunjang kondisi
3.
kesehatan jalan
serta
seperti
untuk desa siaga
yang telah
tidak
mencapai tingkat purnama dan
tersedianya sumber dana kegiatan.
mandiri perlu pembinaan dan
Beberapa
monitoring kegiatan.
faktor
pendorong
keberhasilan program desa siaga antara
lain:
partisipasi
2) Terhadap
permasalahan
dan
tingginya
tingkat
hambatan yang masih dijumpai
masyarakat,
adanya
dalam
pengembangan
kegiatan
peran aktif perangkat desa serta
desa siaga, maka saran untuk
kader
Kades, tokoh masyarakat, bidan
dalam
pelaksanaan
menunjang
tugas
tenaga
desa
dan
kader
untuk
dapat
kesehatan (bidan desa), forum
mengatasi permasalahan tersebut
masyarakat
secara
rutin
mengadakan
bertahap
pertemuan; serta adanya manfaat
meningkatkan
program yang dirasakan oleh
masyarakat.
masyarakat.
dengan partisipasi
3) Bagi para peneliti yang berminat
Saran
untuk
1) Saran untuk semua pihak yang
sejenis dapat lebih mengarahkan
penelitian
terkait dengan desa siaga, untuk
penelitiannya
desa siaga yang masih dalam
pembiayaan
tingkat pratama dan madya maka
samping itu dapat menggunakan
penekanan
tolok ukur pengembangan desa
kegiatan
berupa
adanya diklat bagi kader dan tokoh
8
mengadakan
masyarakat.
Sedangkan
kepada desa
siaga.
siaga yang lebih banyak lagi.
fokus Di
DAFTAR PUSTAKA
1)
Dinas Kesehatan Bengkulu Utara, 2010. Data Desa Siaga di kabupaten Bengkulu Utara.
2)
Kepmenkes RI Nomor: 1529/Menkes/SK/.X/2010 tentang Buku Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
3)
Kurniawan, Arif dkk, 2007. Analisis Keberhasilan Proses Program Desa Siaga di Desa Penolih Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga
4)
Soeratno, 2003. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: YKPN.
5)
Notoadmodjo, Soekidjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
6)
Suparmanto, Sri Astuti, 2007. Pengembangan Desa Siaga dan Pos Kesehatan Desa. Kepmenkes No. 564/menkes/SK/VIII/2006. Dirjen Bina Kesmas Depkes RI.
9
ANALISIS CAKUPAN UKBM DESA SIAGA DI KABUPATEN BENGKULU UTARA Milono Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Univ. Ratu Samban kerjasama dengan Litbang Kemenkes RI tahun 2011
ABSTRACT This research aimed to described: 1) how is UKBM serve in Desa Siaga, and 2) to knowing supporting and resistor factors for the success of UKBM Desa Siaga in North of Bengkulu. Data collections method is done by distributing questionairs and focus group discussions. Typed of analisys is descriptive analytic. The result of this research shows: 1) developing UKBM Desa Siaga compraise 43% its means there are only three from seven UKBM activity. The supporting factors for driving success are: 1) inspite of the village leader include public head, and togetherness of the people. In the other hand resistor factors was: 1) less supporting from the healt service, 2) public participation still low and, 3) activity fund resources is only from people. 1.
PENDAHULUAN Menurut
Departemen
tahun
2006
telah
meluncurkan
Kesehatan1) pembangunan manusia
Program Desa Siaga. Salah satu
merupakan
luaran (output) yang diharapkan dari
yang
proses
bertujuan
pembangunan agar
manusia
mempunyai kemampuan, khususnya dalam bidang pendapatan, kesehatan dan
pendidikan.
Sedangkan
program
ini
adalah
cakupan
pelayanan UKBM. Upaya Masyarakat
Kesehatan (UKBM)
Berbasis merupakan
pembangunan kesehatan merupakan
perwujudan partisipasi masyarakat
upaya
untuk
dalam bidang kesehatan. UKBM
meningkatkan kesadaran, kemauan
terdiri atas: Pos Pelayanan Terpadu
dan kemampuan hidup sehat bagi
(Posyandu), Pondok Bersalin Desa
setiap orang agar derajat kesehatan
(Polindes),
masyarakat semakin meningkat.
(Poskesdes),
yang
Dalam tujuan
rangka
pembangunan
Kementrian
10
bertujuan
Kesehatan
Pos
Kesehatan Tanaman
Desa Obat
mendukung
Keluarga (Toga) serta Pos Obat Desa
tersebut,
(POD), dana sehat serta kegiatan
RI
sejak
lainnya. Upaya kesehatan berbasis
masyarakat merupakan salah satu penanda
keberhasilan
proses
program desa siaga2). Program
Siaga
Bengkulu
di Utara
dilaksanakan sejak tahun 20073). Pembentukan
desa
dilaksanakan
siaga
secara
disesuaikan
UKBM lainnya menghadapi kendala berupa tidak adanya dana kegiatan
Desa
Kabupaten
Upaya pengembangan kegiatan
dengan
dan rendahnya partisipasi masyarakat karena keterbatasan ekonomi. Dukungan
dana
merupakan
salah satu kompenen penting untuk
bertahap
mendukung
tersedianya
pelaksanaan
keberlangsungan kegiatan.
Dukungan
anggaran dan tenaga kesehatan yang
dana untuk kegiatan kesehatan di
tersedia.
Desa
Dalam observasi
bersumber
dari:
yang
Pemerintah Desa, masyarakat dan
kecamatan,
dunia usaha5). Oleh sebab itu untuk
menunjukkan pelaksanaan Program
mengembangkan kegiatan UKBM di
Desa Siaga di Kabupaten Bengkulu
Desa
Utara telah menjadi Desa Siaga
pendanaan yang dapat mendukung
Aktif,
pelaksanaan kegiatan dimaksud.
dilakukan
di
namun
pelaksanaan
11
awal
Siaga
sekitar
program
65%
ini
masih
Siaga
diperlukan
sumber
Penelitian ini bertujuan untuk
berada pada tahapan Desa Siaga
mendeskripsikan:
1)
cakupan
Aktif Pratama dan Madya4).
pelayanan UKBM desa siaga; dan 2)
Lambatnya pengembangan Desa
mengetahui faktor penghambat dan
Siaga ini antara lain disebabkan oleh
pendorong pengembangan UKBM di
pengembangan
Desa Siaga di Kabupaten Bengkulu
kegiatan
UKBM
masih sangat sedikit. UKBM yang
Utara.
paling aktif di semua desa adalah Posyandu.
2. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah penelitian
deskriptif.
Menurut
Soeratno6)
penelitian
deskriptif
(descriptive research) adalah suatu
11
metode
yang
mengumpulkan,
digunakan mengolah
untuk dan
meyajikan data yang akurat dan selanjutnya
diuraikan
secara
sistematis.
Penelitian
bertujuan
untuk
deskriptif
di Kabupaten Bengkulu Utara yang
memperoleh
dibentuk pada tahun 2007, terdapat
deskripsi data yang terpercaya dan
di
11
kecamatan.
Informan
berguna.
penelitian terdiri atas bidan desa,
Variabel penelitian berupa aktif
kader, tokoh masyarakat, dan kepala
atau tidaknya Pos Pelayanan Terpadu
desa. Sehingga dalam penelitian ini
(Posyandu), Pondok Bersalin Desa
jumlah
(Polindes),
orang.
Pos
(Poskesdes),
Kesehatan Tanaman
Desa Obat
informan
Metode
sebanyak
100
pengumpulan
Keluarga (Toga) serta Pos Obat Desa
dengan
(POD). Ada atau tidaknya dana sehat
melakukan grup diskusi terbatas
dan upaya pengembangan UKBM.
(FGD). Analisis data menggunakan
Jumlah sampel sebanyak 25% atau 20 desa dari jumlah desa siaga
mengisi
data
analisis
data
kuisioner
dan
kuantitatif
dan
kualitatif.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berpartisipasi
Hasil Penelitian Hasil
penelitian
ini
tentang
dalam
pelaksanaan
UKBM tanpa dibatasi oleh usia.
karakteristik responden yang dilihat
Selanjutnya hasil penelitian ini
dari usia menunjukkan bahwa usia
juga
responden bervariasi dengan usia
responden berdasrkan jenis kelamin.
terendah 21 tahun dan tertinggi 75
Responden
tahun. Jumlah responden terbanyak
perempuan lebih banyak daripada
ada pada kelompok usia 31-40 tahun,
responden berjenis kelamin laki-laki.
ini menunjukkan kelompok usia ini
Secara prosentase jumlah responden
menjadi
penggerak
perempuan sebanyak 63% sedangkan
pelaksanaan program dan kegiatan
laki-laki sebanyak 37%. Data ini
UKBM Desa Siaga di Kabupaten
menggambarkan
Bengkulu Utara.
dapat
motor
Di samping itu data ini juga menunjukkan
bahwa
masyarakat
menunjukkan
berjenis
kelamin
bahwa
UKBM
oleh
semua
dilakukan
masyarakat tanpa membedakan jenis kelamin. perempuan
12
karakteristik
Hanya lebih
saja
responden
mendominasi
dikarenakan UKBM Desa Siaga
Jenis UKBM yang paling aktif
lebih banyak k menyentuh kepentingan
adalah Posyandu setelah itu Polindes.
perempuan seperti: ibu bersalin, ibu
Masih sangat sedikit desa siaga yang
hamil dan balita.
mengembangkan
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui
berupa
dana sehat. Selengkapnya jenis dan
sangat
sedikit
jumlah UKBM yang dikembangkan
yang
mampu
oleh masyarakat Desa Siaga di
masyarakat.
Kabupaten bupaten Bengkulu Utara dapat
UKBM merupakan kegiatan yang
dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
jumlah
masih
UKBM
UKBM
dikembangkan
oleh
dikelola oleh dan untuk masyarakat. masyara
Tabulin/ Dana Sehat Jenis UKBM
Posyandu Lansia Posyandu Arisan Jamban Keluarga Kelompok Pemakai Air Polindes Warung Obat Desa/Toga 0
5
10
15
20
Banyaknya UKBM (unit)
Gambar 1. Jumlah dan Jenis UKBM Desa siaga di Kab. Bengkulu Utara Berdasarkan data pada Gambar
secara rutin sebelum Program Desa
1 di atas, terdapat tujuh jenis UKBM
Siaga ada. Kegiatan Posyandu telah
yang dikembangkan oleh masyarakat
rutin dijalankan setiap bulannya.
dii Kabupaten Bengkulu Utara. Jenis
Kegiatan egiatan Posyandu mengutamakan
UKBM
pelayanan kesehatan dasar kepada
yang
dilaksanakan
paling adalah
banyak Posyandu,
ibu dan anak.
karena memang kegiatan ini sudah ada
13
dijalankan
oleh
masyarakat
Data pada Gambar 1 di atas juga
menunjukkan
bahwa
jenis
kegiatan UKBM yang jumlahnya
kebutuhan masyarakat antara lain:
paling sedikit adalah UKBM Dana
Posyandu lansia yang merupakan
Sehat/Tabulin. Dari 20 desa sampel
pengembangan
hanya ada tiga desa yang mampu
posyandu.
untuk mengembangan kegiatan ini,
telah mengembangkan kegiatan ini.
yaitu:
Desa
Tanjung
Anom
di
dari
kegiatan
Sebanyak empat desa
Begitu
juga
Kelompok
dengan
Kecamatan Giri Mulya, Desa Air
UKBM
Petai di Kecamatan Putri Hijau dan
dikembangkan terutama di Desa
Desa Banyumas Baru di kecamatan
tanjung Kemenyan kecamatan Napal
Kerkap.
Putih
karena
Pemakai
jenis
memang
di
Air
desa
Masih sedikitnya Desa Siaga
tersebut masyarakat masih banyak
yang mengembangkan kegiatan ini
yang menggunakan air sungai untuk
antara
memenuhi kebutuhan rumah tangga.
lain
penyebabnya
adalah
tersedianya jaminan kesehatan dari
Selengkapnya data tentang
Pemerintah sehingga menurunkan
jumlah dan jenis UKBM menurut
animo
Desa Siaga dapat dilihat pada Tabel
masyarakat
untuk
mengembangkan kegiatan ini.
1 di bawah ini.
Kegiatan UKBM lainnya yang dikembangkan
14
sesuai
dengan
.
Tabel 1. Jumlah dan jenis UKBM No
Keca matan
Desa Siaga
Jenis Kegiatan UKBM Aris an Jmbn Klrg
Pos yandu
√
Klp Pe mk ai Air √
-
-
-
-
Pasar Ketahun Bumi Harjo Tanjung Anom
√ √ √
√ √ √
Sido Mukti Tambak Rejo Kuro Tidur Arga TbTembilang 6 Makmur Karang Anyar I Taba Baru 7 Lais Datar Lebar Serumbung Bnyumas Baru 8 Kerkap Bnyumas Lama 9 Air Napal Pasar Bembah Gtg Perangkap 10 Air Besi Lubuk Balam Bintunan 11 Batik Nau Air Lakok Jumlah Sumber: Hasil penelitian, 2011.
√
1 2
Putri Hijau Napal Putih
3
Ketahun
4
Giri Mulya Padang Jaya
5
Wrg Obat Desa / Toga √
Po lin des
Tjg Kemenyan
Air Petai
Tabu lin/ Dana Sehat
√
√
6
-
√
√
-
2
√
√
√ √ √
√
-
3 3 6
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √
-
-
2 2 5 4 5
√ -
-
-
-
√ √ √ √ √
√ -
√ √ -
2 2 1 3 1
9
√ √ √ √ 11
5
4
√ √ √ √ √ 20
4
3
2 1 2 2 2 56
Data pada Tabel 1 di atas
jenis kegiatan UKBM yang ada
menunjukkan sebanyak 9 desa siaga
hanya ada dua desa atau sekitar 10%
atau sekitar 45% desa siaga hanya
desa-desa tersebut adalah Desa Air
mampu mengembangkan dua UKBM
Petai di Kecamatan Putri Hijau dan
termasuk Posyandu. Kelompok desa
Desa Tanjung Anom di Kecamatan
dengan
Giri Mulya.
dua
UKBM
merupakan
kelompok desa siaga yang paling
Data pada Tabel 1 di atas juga
besar. Sebaliknya jumlah desa yang
menunjukkan sebanyak empat desa
mampu mengembangkan 6 dari 7
atau sekitar 15% desa siaga hanya
15
Jml UKBM (unit)
Pos yan du Lan sia √
memiliki Posyandu sebagai satu-
dilakukan oleh Dinas Kesehatan
satunya kegiatan UKBM, desa-desa
Kabupaten
tersebut adalah: Desa Serumbung
terhadap kader kesehatan desa siaga.
dan
Desa
Di samping itu, adanya program
Desa
jaminan kesehatan yang diadakan
Genting Perangkap di Desa Air Besi.
oleh Pemerintah berdampak pada
Kerkap,
Lama
Utara
di
Kecamatan
Banyumas
Bengkulu
serta
Dengan demikian berdasarkan
berkurangnya
ibu-ibu
untuk
hasil penelitian ini cakupan UKBM
melakukan tabungan dana sehat dan
Desa Siaga di Kabupaten Bengkulu
tabungan bersalin.
Utara rata-rata sebesar tiga kegiatan UKBM atau sebesar 43%. Guna
hanya
mengetahui
penghambat
dan
pengembangan
Keterbatasan pendanaan yang
faktor
pendukung
kegiatan
bersumber
dari
swadaya
masyarakat menyebabkan UKBM yang
dapat
dilaksanakan
masih
UKBM
sangat terbatas. Banyaknya kegiatan
Desa Siaga di Kabupaten Bengkulu
UKBM yang dilaksanakan rata-rata
Utara dilakukan melalui FGD.
tiga kegiatan. Kegiatan UKBM yang
Dalam
forum
FGD
dikemukakan: kader desa siaga aktif menjalankan
tugasnya
masing-
paling aktif adalah posyandu. Selain keterbatasan dana untuk melaksanakan
kegiatan
masing. Para kader sebagian besar
kendala
merupakan ibu-ibu rumah tangga.
kurangnya
Kader-kader
tenaga
untuk melaksanakan kegiatan, faktor
kesehatan (bidan desa) aktif dalam
ekonomi masyarakat yang masih
memandu kegiatan UKBM, seperti
rendah sehingga masyarakat sulit
menyelenggarakan
untuk
berserta
posyandu,
pos
yang
UKBM,
dihadapi
partisipasi
diajak
adalah
masyarakat
berkumpul
karena
obat desa. Namun ada pula kader
waktunya digunakan untuk mencari
yang tidak aktif lagi karena berbagai
nafkah, serta masih rendahnya SDM
alasan.
masyarakat
Berdasarkan
pemikiran
FGD
mereka belum memahami maksud
diketahui, masih terbatasnya jenis
dan tujuan dari adanya kegiatan
UKBM yang dilaksanakan karena
UKBM.
minimnya
16
hasil
sehingga
pembinaan
yang
Permasalahan
lainnya
yang
keperluan
masyarakat.
Sebagai
menyebabkan kurang aktifnya upaya
contoh hasil kepedulian tampak dari
masyarakat
melaksanakan
mayoritas masyarakat yang sudah
kegiatan desa siaga adalah bidan
mempunyai jamban keluarga dan
desa dan kepala desa merupakan
menggunakan
personil dan pejabat baru di desa,
keperluan sehari-hari.
yang
untuk
belum
begitu
memahami
tentang desa siaga.
air
bersih
untuk
Faktor lainnya yang mendukung pengembangan UKBM adalah latar
Dalam FGD dikemukakan pula
belakang
penduduk
desa,
yang
keberhasilan dan aktifnya kegiatan-
merupakan desa-desa transmigrasi
kegiatan UKBM tidak terlepas dari
sehingga menjadikan mereka lebih
kepedulian perangkat desa dan tokoh
aktif untuk pengembangan kegiatan
masyarakat dalam membina dan
UKBM
menggerakan masyarakat
untuk
umumnya lebih partisipasif dan lebih
hidup
wujud
merasakan manfaat program desa
kepedulian pada tiap-tiap RW telah
siaga melalui adanya kebersamaan,
terbentuk forum masyarakat yang
sebagai contoh Desa Tanjung Anom
terdiri dari berbagai kalangan yang
dan Desa Air Petai yang merupakan
aktif mengadakan pertemuan setiap
penduduk transmigrasi.
sehat.
Sebagai
karena
masyarakat
ini
bulannya untuk membahas tentang
Aktif sebagaimana Kepmenkes RI
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian ini,
Nomor: 1529/Menkes/SK/.X/20102)
cakupan UKBM yang ada di Desa
untuk menuju Desa Siaga aktif
Siaga baru mencapai
43% atau
mandiri sebagaimana yang dicita-
sebagian besar Desa Siaga baru
citakan dalam Program Desa Siaga,
mampu
UKBM
setidaknya terdapat empat UKBM
melalui tiga kegiatan dari tujuh
aktif selain Posyandu. Oleh karena
kegiatan UKBM yang ada di Desa
itu untuk mencapai kondisi tersebut
Siaga Kabupaten Bengkulu Utara.
maka jumlah dan jenis kegiatan
Bila
UKBM yang ada harus ditingkatkan.
mengembangkan
dikaitkan
dengan
Pedoman
Umum Pengembangan Desa Siaga
17
Bila dikaitkan dengan hasil FGD
meningkatkan
yang telah dilaksanakan, terdapat
pemerintahan
beberapa kendala yang menyebabkan
masyarakat serta para kader terhadap
UKBM belum dapat berkembang,
permasalahan
antara lain: kurangnya pembinaan
masyarakat.
bagi
dapat diwujudkan antara lain adanya
kader,
rendahnya
tingkat
kepedulian desa,
yang
tokoh
terjadi
Kepedulian
tersebut
partisipasi masyarakat, jumlah kader
kehadiran
yang
tidak
desa serta tokoh masyarakat di
untuk
tempat-tempat
masih
tersedianya
sedikit dana
serta
khusus
mengembangkan UKBM.
aparatur
pada
menjadi
Oleh karena itu hambatan yang ada harus dapat diminimalisir dengan
Wujud
terutama
melaksanakan mengunjungi
dinas
tangga
yang
membentuk
atau
kepedulian
keaktifan
Kabupaten Bengkulu Utara sebagai teknis
seringkali tempat
bertemunya masyarakat desa.
adalah
Kesehatan
yang
ajang
dukungan berbagai pihak terkait Dinas
pemerintahan
atau
lainnya
kader
untuk
kegiatan
serta
rumah
tanga-rumah
bertemu
dengan
kegiatan ini di Kabupaten Bengkulu
masyarakat yang ada di desa untuk
Utara.
Terutama
untuk
menyampaikan
meningkatkan
SDM
para
kader
Oleh karena itu SDM kader harus
menjadi
ujung
terus ditingkatkan agar mereka dapat
kesehatan
yang
tombak dari program ini. Di
samping
itu
menyampaikan perlu
pula
kegiatan
informasi
UKBM.
terbaru
yang dibutuhkan oleh masyarakat.
penyegaran
program
dengan
Di dalam FGD juga dinyatakan
melakukan
sosialisasi
kepada
bahwa masyarakat masih sulit untuk
masyarakat secara langsung, karena
diajak berpartisipasi karena kendala
biasanya
lebih
kurangnya tingkat ekonomi rumah
mendengar bila yang menyampaikan
tangga, sehingga mereka sering tidak
adalah oraang dari luar desa mereka
menghadiri
sendiri.
berkumpul.
masyarakat
desa
undangan
untuk
Sebagai salah satu jalan untuk
Dalam upaya menggali sumber-
meningkatkan partisipasi masyarakat
sumber dana untuk kegiatan UKBM,
dalam pengembangan UKBM adalah
maka desa siaga dapat membuat
18
peraturan desa tentang hal tersebut.
wakil-wakil masyarakat di DPRD
Di Kabupaten Bengkulu Utara masih
maka sebagai upaya peningkatan
sangat terbatas desa siaga yang telah
SDM
memiliki
untuk
pendidikan dan pembinaan untuk
menggali sumber dana bagi kegiatan
penyusunan peraturan desa dapat
desa
dijadikan sebagai salah satu tugas
peraturan
siaga.
desa
Keterbatasan
SDM
kepala desa sebagai unsur eksekutif
kades
dan
BPD
maka
dari wakil-wakil rakyat tersebut.
di desa dan BPD selaku unsur legislative.
Dengan
adanya
era
pemilihan langsung untuk memilih
4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
kepedulian
1) Cakupan UKBM Desa Siaga di
masyarakat, bidan dan kader, 2)
Kabupaten Bengkulu Utara rata-
masih terpeliharanya sifat gotong
rata sebesar tiga kegiatan UKBM
royong dan kebersamaan dalam
atau sebesar 43% dari tujuh jenis
masyarakat.
UKBM yang dikembangkan oleh
Saran
masyarakat
1) Kepada
di
Kabupaten
Bengkulu Utara. penghambat UKBM
Desa
dan agar
tokoh
Tokoh dapat
meningkatkan kepedulian serta dapat
terus
mengembangkan
Siaga di Kabupaten Bengkulu
kebersamaan dalam masyarakat
Utara
khususnya untuk mengembangkan
berupa:
1)
kurangnya
pembinaan dari instansi terkait, 2) partisipasi belum
masyarakat optimal,
3)
yang
kegiatan UKBM desa siaga. 2) Bagi dinas terkait agar terus
sumber
melakukan
pendanaan yang hanya berasal
pembinaan
dari masyarakat.
kesehatan serta para kader agar
3) Faktor pendorong keberhasilan pengembangan UKBM: 1) adanya
19
Kades
Masyarakat
2) Faktor pengembangan
kades,
penyegaran kepada
dan tenaga
semangat dan motivasi mereka dapat terus terjaga
DAFTAR PUSTAKA
1) Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2009. 2) Kurniawan, Arif dkk, 2007. Analisis Keberhasilan Proses Program Desa Siaga di Desa Penolih Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga. 3) Dinas Kesehatan Bengkulu Utara, 2010. Data Desa Siaga di Kabupaten Bengkulu Utara. 4) Damayanti, Rossa dkk. Evaluasi Desa Siaga di Kabupaten Bengkulu Utara. Jakarta: Risbinkes 2011. 5) Kepmenkes RI Nomor: 1529/Menkes/SK/.X/2010 tentang Buku Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. 6) Soeratno, 2003. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: YKPN.
20
PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BENGKULU UTARA (Tinjauan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Desa Siaga di Kabupaten Bengkulu Utara)
Oleh: Rossa Damayanti Disampaikan pada kegiatan Seminar Sehari dalam rangka Dies Natalis Unras ke-11 tahun 2012 Staf Pengajar FE Universitas Ratu Samban
A. Pendahuluan Menurut pendapat
Anshori1)
kemandirian masyarakat merupakan suatu
kondisi
dinamis
mengharapkan
perhatian
dan
menginginkan penghargaan2).
yang
Pembangunan desa merupakan
memungkinkan masyarakat mampu
bagian integral dalam pembangunan
membangun diri dan lingkungannya
nasional
berdasarkan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
potensi,
kebutuhan,
yang
bertujuan
aspirasi dan kewenangan yang ada
Adanya
padanya,
orientasi pembangunan menjadikan
yang
difasilitasi
oleh
perubahan
untuk
pemerintah, dan pemerintah daerah
pembangunan
serta seluruh pelaku pemberdayaan
berazazkan
masyarakat.
masyarakat,
Kemandirian ditandai dengan
bahwa
pembangunan
rintangan
kemampuan
dalam
dilaksanakan
mengandung
dimaksudkan
ada
yang
pemberdayaan
adanya inisiatif, berusaha mengatasi yang
paradigma
untuk sosial
makna perdesaan
meningkatkan dan
ekonomi
lingkungannya, mencoba melakukan
seluruh masyarakat perdesaan secara
aktifitas
berkelanjutan agar mereka mampu
menuju
memperoleh pekerjaannya
kesempurnaan,
kepuasan
mandiri
di
dalam
mengelola
mengerjakan
kehidupannya baik sebagai individu-
pekerjaan rutin sendiri, sedangkan
individu maupun sebagai komunitas
lawan
adalah
sosial tidak boleh mengorbankan satu
ketergantungan, selalu berhubungan
golongan untuk kepentingan golongan
dengan orang lain, selalu berdekatan,
yang lain.
21
kata
dan
dari
kemandirian
Makalah
singkat
ini
khususnya pada Program Desa Siaga
dimaksudkan sebagai upaya untuk
dalam
memahami pentingnya pengembangan
daerah di Kabupaten Bengkulu Utara.
kemandirian B.
masyarakat
menunjang
pembangunan
desa
Kemandirian Masyarakat dalam Program Desa Siaga di Kab. Bengkulu Utara Kementerian
Kesehatan
RI
dalam Pedoman Umum Kelurahan dan 3)
Siaga Aktif
bersinergi
memecahkan
persoalan
ekonomi keluarga, karena dalam desa
telah menetapkan Visi
siaga masyarakat diberi pengetahuan
Pembangunan Kesehatan Tahun 2010-
bagaimana menjadi manusia yang
2014 adalah “Masyarakat Sehat yang
berkepribadian
Mandiri dan Berkeadilan”. Sebagai
sekadar
upaya mencapai Visi Pembangunan
menangani penyakit saja.
Kesehatan,
sejak
tahun
Kementrian
Kesehatan
Indonesia.
masalah
Tidak
mencegah
dan
2006
Dengan demikian program ini
telah
dapat dipandang sebagai salah satu
melaksanakan Program Desa Siaga di
program yang menuntut kemandirian
seluruh
masyarakat untuk mengembangkan
Indonesia
RI
termasuk
Kabupaten Bengkulu Utara.
di Desa
manfaat
dalam
mencapai
tujuan
siaga adalah desa yang penduduknya
pembentukkan desa siaga. Program
memiliki
daya
desa siaga juga dapat membangkitkan
kemampuan serta kemauan untuk
kemandirian masyarakat dalam dua
mencegah dan mengatasi masalah-
bidang sekaligus, bidang kesehatan
masalah
dan ekonomi.
kesiapan
sumber
kesehatan,
bencana
dan
kegawat daruratan kesehatan secara mandiri4).
Pada tahun 2011 lalu, dengan di danai
5)
Menurut Aryono
dari
kegiatan
RISBIN
desa siaga
Balitbangkes Kemenkes RI tahun
juga sekaligus dapat menggerakkan
2011, maka UNRAS melalui Tim
ekonomi masyarakat desa. Sebab,
Peneliti telah melaksanakan penelitian
tidak
tentang
Evaluasi Pelaksanaan Desa Siaga di
kesehatan keluarga, namun kader dan
Kabupaten Bengkulu Utara dengan
masyarakat setempat kemudian juga
mengambil 20 desa sampel yang
22
hanya
pengetahuan
dibentuk
tahun
Berdasarkan
hasil
2007/20086). evaluasi
yang
Kecamatan Kerkap, Desa Pasar Bembah di Kecamatan Air Napal,
dilaksanakan maka diperoleh data
serta
sebagai berikut:
Kecamatan Batik Nau; dan
5) Sebanyak tiga desa atau 15 %
Desa
Air
Lakok
di
8) Sebanyak lima atau 25% desa
desa siaga menempati peringkat
siaga
menempati
Mandiri, yaitu: Desa Air Petai di
Pratama,
Kecamatan Putri Hijau, Desa
Ketahun di Kecamatan Ketahun,
Tanjung Anom di Kecamatan Giri
Desa Genting Perangkap dan
Mulya, dan Desa Sido Mukti di
Desa Lubuk Balam di Kecamatan
Kecamatan Padang Jaya;
Air
yaitu:
Besi,
peringkat Desa
Desa
Pasar
Bintunan
di
6) Sebanyak empat desa atau 20 %
Kecamatan Batik Nau serta Desa
desa siaga menempati peringkat
Banyumas Lama di Kecamatan
Purnama,
Kerkap.
desa-desa
tersebut
adalah Desa Bumi Harjo di Kecamatan Tambak
Ketahun,
Rejo
di
Desa
Kecamatan
target
yang ingin
dicapai
dalam
Program Desa Siaga. Keberadaan
Padang Jaya, Desa Kuro Tidur di
Desa Siaga mandiri ditandai dengan:
Kecamatan Kota Arga Makmur,
1. Sudah memiliki Forum Masyarakat
dan Desa Banyumas Baru di
Desa/Kelurahan
Kecamatan Kerkap;
secara rutin setiap bulan;
7) Sebanyak delapan atau 40% desa siaga
menempati
peringkat
2. Sudah
yang
berjalan
memiliki
Pemberdayaan
Kader
Masyarakat/kader
Madya. Desa-desa tersebut adalah
kesehatan Desa/ Kelurahan Siaga
Desa
Aktif lebih dari sembilan orang;
Tanjung
Kemenyan
di
Kecamatan Napal Putih, Desa
3. Sudah
ada
kemudahan
masyarakat
Anyar I di Kecamatan Kota Arga
kesehatan dasar yang memberikan
Makmur, Desa Taba Baru dan
pelayanan setiap hari;
Lais,
Desa
Serumbung
di
terhadap
akses
Taba Tembilang dan Desa Karang
Desa Datar Lebar di Kecamatan
23
Desa Siaga mandiri merupakan
pelayanan
4. Sudah
memiliki
Posyandu
dan
8) Tingkat
partisipasi masih
masyarakat
lebih dari 4 (empat) UKBM lainnya
yang
belum
optimal,
yang aktif dan berjejaring;
misalnya masyarakat masih susah
5. Sudah mengakomodasi dana untuk
untuk diajak kumpul baik untuk
pengembangan Desa dan Kelurahan
membicarakan kegiatan maupun
Siaga
untuk melaksanakan kegiatan;
Aktif
dalam
anggaran
pembangunan desa atau kelurahan
9) Masih
kurangnya
kegiatan
serta mendapat dukungan dana dari
penyegaran bagi para kader desa
masyarakat dan dunia usaha;
siaga.
6. Sudah ada peran aktif masyarakat
10) Masih rendahnya tingkat ekonomi
dan peran aktif lebih dari dua ormas
masyarakat, seperti di Desa Pasar
dalam kegiatan Desa dan Kelurahan
Ketahun
Siaga Aktif;
kurang partisipasi dalam kegiatan
7. Sudah memiliki peraturan formal (tertulis) di
tingkat
desa atau
kelurahan
yang
melandasi
mengatur
pengembangan
dan Desa/
Kelurahan Siaga Aktif;
desa
sehingga
siaga
karena
waktunya
digunakan sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan keluarga; 11) Meskipun program desa siaga di Kabupaten
8. Minimal 70 persen rumah tangga di
masyarakat
diharapkan
Bengkulu sebagai
Utara program
Desa dan Kelurahan mendapat
swadaya dari masyarakat, oleh
pembinaan Perilaku Hidup Bersih
masyarakat dan untuk masyarakat,
dan Sehat (PHBS).
namun
pelaksanaannya
tidak
Masih rendahnya capaian desa
dapat langsung dilepaskan atau
siaga mandiri menunjukkan adanya
diserahkan, karena tidak semua
hambatan dalam pelaksanaan program
desa memiliki SDM yang cepat
ini. Berdasarkan FGD yang telah
tanggap terhadap perkembangan
dilakukan, hambatan yang dihadapi
informasi kesehatan;
oleh
masyarakat
desa
dalam
12) Belum
adanya
mengembangkan program ini antara
kegiatan
lain berupa:
dijalankan
program
dan
siaga
yang
desa secara
sistematis
sehingga pergantian kepala desa
24
atau bidan desa tidak menjadi
Pemerintah
alasan kegiatan ini tidak berjalan
Bengkulu Utara.
seperti yang terjadi di Desa Lubuk Balam
dan
Desa
Genting
Desa Siaga yang mampu mencapai predikat
Lama. Di samping itu kurang
Bengkulu Utara:
aktifnya
1) Merupakan
pengurus
desa
siaga
13) Masih
kurangnya
prasana
seperti
belum
kesehatan
Kabupaten
Selanjutnya dapat dilihat pula
Perangkap serta Desa Banyumas
dalam mensosialisasikan kegiatan;
mandiri
di
Kabupaten
desa-desa
transmigrasi/banyak
eks
penduduk
pendatang yang memiliki tingkat kegotongroyongan
serta
tersedianya bangunan poskesdes
kepedulian
atau
lainnya masih terpelihara dengan
polindes
penunjang
serta
prasarana
kesehatan
seperti
kondisi jalan yang rusak; 14) Tidak tersedianya sumber dana kegiatan
serta
tidak
adanya
pembinaan dan sosialisasi yang berkelanjutan
sejak
pembentukkan dari dinas instansi terkait menyebabkan kurangnya motivasi masyarakat khususnya kader
untuk
melaksanakan
kegiatan desa siaga. Masih sedikitnya Desa Siaga mandiri
mengindikasikan
masih
banyak
desa
dalam
yang
mengembangkan Program Desa Siaga, masyarakatnya menggantungkan
masih keberlangsungan
kegiatan kepada Pemerintah maupun
25
Daerah
terhadap
warga
baik; 2) Masyarakat
mampu
untuk
melakukan
kegiatan
secara
swadaya
guna
mendukung
pelaksanaan kegiatan desa siaga. 3) Adanya manfaat program yang dirasakan oleh masyarakat.
karakteristik masyarakat setempat
C. Pengembangan Kemandirian Pengembangan masyarakat
kemandirian
desa
serta
merupakan
penyadaran akan potensi dan kendala
meminimalisir
intervensi
Pemerintah. 3) Aplikasi
program
yang ada dalam masyarakat itu sendiri.
berkelanjutan
Maka
pengembangan kegiatan.
pola
kemandirian
pengembangan
masyarakat
diharapkan
dapat
pedesaan
memuat
yang dengan
4) Adanya pembinaan dan upaya bottom-up yang berkelanjutan
hal-hal
sebagai berikut:
Pembinaan
1) Penyadaran individu masyarakat
memberikan peluang peningkatan
desa7) Penyadaran kelompok partisipasi
berkelanjutan
kesadaran
dan
dalam
terhdapa
masyarakat
yang
meningkatkan
berupaya
untuk
terus
individu akan
yang
anggota
sehingga
mengembangkan
penghargaan
diri.
Sistem
semua potensi yang dimiliki dapat
bottom up memebrikan peluang
digunakan guna mencapai tujuan
kepada masyarakat untuk terlibat
bersama.
dan berpartisipasi aktif mulai
2) Pengembangan dimiliki
potensi
sesuai
yang
tahap
dengan
perencanaan
hingga
evaluasi kegiatan.
D. Penutup Dalam era otonomi daerah saat ini,
kemandirian
merupakan
masyarakat
dilaksanakan
dipedesaan dengan
upaya
perlu yang
untuk
sistematis dan menyeluruh dengan
mempercepat pembangunan daerah
memanfaatkan potensi yang tersedia
ditengah
di
dalam
penopang
masyarakat
keterbatasan upaya
Pemerintah mempercepat
pembangunan. Membangun mengembangkan
26
dan kemandirian
masing-masing
desa
serta
menyediakan institusi sebagai wadah yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan pembangunan.
E. Rujukan
1.
Mohammad Anshori. Pemberdayaan Masyarakat. http://anshorfazafauzan.blogspot.com/2009/06/masyarakat.html
2.
Brewer. Kemandirian ditandai Inisiatif. http://aries-uzumaki.blogspot.com/2010/11/kemandirian-dari-berbagai.html.
3.
Kepmenkes RI Nomor: 1529/Menkes/SK/.X/2010 tentang Buku Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
4.
Kepmenkes No. 564/Menkes/SK VIII/2006 tentang Pengembangan Desa Siaga dan Pos Kesehatan Desa, Departemen Kesehatan RI.
5.
Aryono, Ahmad Mujid, 2010. Desa Siaga Bukan Program Pragmatis, SoloPos.com.
6.
Rossa Damayanti, Praningrum, Milono, 2011. Evaluasi Pelaksanaan Desa Siaga di Kabupaten Bengkulu Utara. Risbinkes.
7.
Karsidi, Ravik, 2001. Membangun Institusi Masyarakat Pedesaan yang Mandiri. Universitas Sebelas Maret.
27
PENGARUH PENDAPATAN, JUMLAH ANGGOTA KELUARGA DAN PENDIDIKAN KEPALA KELUARGA TERHADAP KONSUMSI DAGING TERNAK DI KELURAHAN BANDAR RATU KECAMATAN KOTA MUKOMUKO Herman Aswardi Syafrudin AB
ABSTRACT This research is aimed to know how are influences household income, number of family and househead education to meat consumption in Bandar Ratu. The type of this research is explanation research, used primary data collected by Quisioner. This research used multiple linear regression method. The result shows used F test they shows household income, number of family and househead education had influences to meat consumption in Bandar Ratu, but in parsial test (t test) only two variables have influences and significan, they are: household income, number of family with each coefisient 0.434 for X1 and 0.382 for X2, while then the variable of househead education had influence is 0.215 but not significant. Keywords: consumption, number of family, income, education PENDAHULUAN Berdasarkan data
Statistik
konsumsi protein secara nasional.
Pertanian (2004) konsumsi daging
Sedangkan
menunjukkan peningkatan sebesar
perkotaan
1,5%, yaitu dari 6 kg pada tahun
konsumsi secara nasional. Selain
2003 menjadi 6,05 kg pada tahun
perbedaan menurut tempat tinggal,
2004.
konsumsi
perbedaan pola konsumsi protein
tersebut, tingkat konsumsi protein
juga terjadi bedasarkan jenis rumah
hewani masyarakat Indonesia masih
tangga.
jauh
dibandingkan
cenderung
negara-negara lain seperti: Jepang,
kebutuhan
dan Australia.
hewani. Rumah tangga di perkotaan
Dengan
lebih
tingkat
rendah
Menurut
Laily
dan
Isamil
lebih
konsumsi
protein
melebihi
Rumah
protein
rata-rata
tangga
tidak
di
miskin
memenuhi dari
banyak pengeluaran
sumber
untuk
(2010) rata-rata konsumsi protein di
mengkonsumsi protein dari pada
pedesaan
rumah tangga di pedesaan.
28
kurang
dari
rata-rata
Mukhyi (2010) menjelaskan terdapat
tiga
faktor
yang
yang tinggal di daerah perkotaan. Sedang faktor non ekonomi berupa
mempengaruhi konsumsi, yaitu; 1)
faktor
faktor ekonomi, 2) faktor demografi,
selera/kebiasaan.
dan 3) faktor-faktor non ekonomi. Faktor
ekonomi
antara
lain:
sosial
budaya
Berdasarkan
seperti;
data
BPS
Kabupaten Mukomuko tahun 2009
pendapatan rumah tangga, kekayaan
dari
rumah
barang-barang
produksi
lama
dalam
mengalami peningkatan. Produksi
bunga,
daging berasal dari berbagai macam
distribusi
ternak, antara lain: sapi, kerbau,
tangga,
konsumsi
tahan
masyarakat,
tingkat
ekspektasi
dan
pendapatan. meliputi:
jumlah
komposisi penduduk
Faktor
demografi
penduduk
penduduk dalam
dan
meliputi:
usia
produktif,
tingkat pendidikan, dan penduduk
tahun
2006-2008
jumlah
konsumsi
daging
dan
kambing
dan
sebagainya.
Selengkapnya data produksi dan konsumsi
daging
ternak
di
Kabupaten Mukomuko dapat dilihat pada
Tabel
1.
di
bawah
ini.
Tabel 1. Jumlah Produksi dan Konsumsi daging ternak di Kabupaten Mukomuko tahun 2006-2008 (ton) No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Ternak Sapi Kerbau Kambing Domba Babi Ayam Buras Ayam Ras Pedaging Itik Jumlah Rata-rata/tahun
Produksi (ton) 2006 2007 2008 133.90 63.92 74.70 25.45 19.39 20.81 14.87 16.53 16.89 2.08 2.08 1.49 3.02 2.64 9.26 94.74 0.00 4.68 7.44 5.39 116.45 4.79 0.94 1.81 286.29 110.89 246.09 214.42 ton
Konsumsi (ton) 2006 2007 2008 127.21 60.73 70.97 24.18 18.42 19.77 14.13 15.71 16.04 1.98 1.98 1.41 2.87 2.51 8.80 90.00 0.00 4.45 7.07 5.12 110.63 4.55 0.89 1.72 271.99 105.36 233.79 203.71 ton
Sumber: BPS Kabupaten Mukomuko, 2009.
Data pada Tabel 1.1. di atas, jumlah penduduk
29
total
konsumsi
Kabupaten
rata-rata per tahun sebesar 203,71
daging
ton lebih rendah dari rata-rata total
Mukomuko
tingkat produksi per tahun. jumlah
konsumsi daging tahun 2008 sebesar
Kota Mukomuko. Jumlah penduduk
233.790 kg di bagi dengan jumlah
di daerah ini merupakan terbanyak
penduduk
Mukomuko
ketiga setelah Kecamatan Penarik
pada tahun 2008 sebanyak 142.047
dan Ipuh. Berdasarkan data Kantor
jiwa di dapat angka sebesar 1,65
Camat Kota Mukomuko berjumlah
kg/jiwa/tahun.
3434 rumah tangga.
Kabupaten
Ini
menunjukkan
banyaknya konsumsi daging per kapita per
tahun di
Kabupaten
Salah terdapat
satu di
kelurahan Kecamatan
yang Kota
Mukomuko. Jumlah ini masih lebih
Mukomuko yaitu Kelurahan Bandar
rendah jika dibandingkan dengan
Ratu. Kelurahan ini mempunyai
konsumsi daging nasional pada tahun
penduduk yang cukup padat dan
2004 seperti yang telah dikemukakan
memiliki
di atas.
mengkonsumsi daging.
Peningkatan jumlah konsumsi
kemampuan
Tujuan penelitian ini adalah
daging di Kabupaten Mukomuko
untuk
seiring dengan
pendapatan,
meningkatnya
untuk
mengetahui
pengaruh
jumlah
anggota
jumlah penduduk, pendapatan per
keluarga, dan pendidikan kepala
kapita
serta tingkat pendidikan
keluarga terhadap konsumsi daging
masyarakat Kabupaten Mukomuko
ternak di Kelurahan Bandar Ratu
yang mengalami peningkatan.
Kecamatan Kota Mukomuko.
Di Kabupaten Mukomuko hanya terdapat satu kecamatan kota, yaitu
2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah jenis
pengambilan sampel dengan cara
penelitian eksplanasi (kuantitatif).
banyaknya sampel yang diambil
Dengan menggunakan data primer.
sesuai kebutuhan, yaitu sebanyak 43
Pengambilan
rumah tangga atau sekitar 20% dari
dilakukan metode sampling,
30
sampel dengan
sampling
penelitian
menggunakan berupa
yaitu:
quota metode
total populasi.
Pengumpulan data dilakukan
data
yang
digunakan
dalam
dengan cara : observasi , kuisioner
penelitian ini adalah metode regresi
dan studi dokumentasi.
linear berganda dengan
Untuk
mencapai
tujuan
rumus
sebagai berikut: (Supranto, 2004)
penelitian ini maka metode analisis Ŷ =
b0 + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + е
Keterangan: Ŷ = konsumsi daging ternak di Kota Mukomuko b0 = konstanta b1,b2,b3 = koefisien X1 = Pendapatan X2 = Jumlah anggota keluarga X3 = Pendidikan KK e = model error Dalam pelaksanaan penghitungannya akan digunakan SPSS. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil
penelitian
menunjukkan Kelurahan
rumah
tangga
Bandar
ini
Ratu sebagian besar di konsumsi
di
dengan
cara
di
masak
sendiri,
Ratu
mereka masih jarang menggunakan
mengkonsumsi daging antara 4-8 kg
daging olahan dalam kemasan yang
per bulannya. Banyaknya konsumsi
banyak di jual di warung seperti:
ini
kornet atau sosis karena belum
menggambarkan
kebutuhan
rumah
banyaknya
tangga
dalam
terbiasa.
konsumsi daging untuk memenuhi
Hasil pengolahan data dengan
kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan
SPSS diperoleh persamaan sebagai
oleh tubuh.
berikut:
Konsumsi daging ternak pada rumah tangga di Kelurahan Bandar Y = 0.434X1 + 0.382X2 + 0.215 X3 + e Berdasarkan penjelasan dari
penelitian ini dapat di terima, yang
hasil analisis regresi maka dapat
mempunyai
disimpulkan
pendapatan, jumlah anggota keluarga
31
bahwa
hipotesis
pernyataan:
variabel
dan
pendidikan
mempunyai
kepala
pengaruh
keluarga
tahun 2002 dan data BPS Kabupaten
terhadap
Mukomuko
konsumsi daging ternak
rumah
tahun
2009,
hasil
penelitian ini menunjukkan jumlah
tangga di Kelurahan Bandar Ratu
konsumsi
Kecamatan
penduduk di Kelurahan Bandar Ratu
Kota
Mukomuko.
daging
per
Dengan demikian hasil penelitian ini
Kecamatan
mendukung teori konsumsi yang
sebesar 0.93 kg/kapita masih lebih
dinyatakan bahwa
oleh
tingkat
Kota
kapita
Mukomuko
Mukhyi
(2010)
rendah dari tingkat konsumsi daging
konsumsi
rumah
ternak di Kabupaten Mukomuko
tangga di pengaruhi oleh faktor
sebesar
ekonomi,
kg/kapita/bulan
faktor
demografi
dan
faktor non ekonomi.
1,65
kg/jiwa/tahun
dan masih lebih
rendah juga dari konsumsi daging
Bila dibandingkan dengan data Susenas yang dikeluarkan BPS pada
masyarakat secara nasional tahun 2002 sebesar 2,14 kg/kapita/tahun.
4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan
variabel
secara signifikan terhadap konsumsi daging.
pendapatan, jumlah anggota keluarga dan
pendidikan
saran
yang
dapat
keluarga
diberikan berupa bagi Pemerintah
secara bersama-sama berpengaruh
Daerah Kabupaten Mukomuko dan
secara positif terhadap konsumsi
masyarakat pada umumnya perlu
daging di Kelurahan Bandar Ratu
upaya
Kecamatan
Kota
pendapatan rumah tangga penduduk
Variabel
dominan
mempengaruhi
kepala
Adapun
Mukomuko.
konsumsi
yang daging
agar
untuk
mampu
meningkatkan
untuk
memenuhi
kebutuhan konsumsi daging ternak
ternak di Kelurahan Bandar Ratu
bagi
Kecamatan Kota Mukomuko adalah
masyarakat Kabupaten Mukomuko
variabel pendapatan rumah tangga,
perlu adanya upaya keluarga untuk
karena
dapat
memiliki
nilai
koefisien
regresi paling besar dan berpengaruh
anggota
konsumsi menambah
32
keluarga.
memenuhi daging
Bagi
kebutuhan selain
penghasilan
dengan keluarga
dapat
pula
dengan
memelihara
sendiri ternak kecil yang dapat
digunakan
dagingnya
untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA Admodjo, Tri J, 2010. Modul 6 Penelitian Kausal. Jakarta: Fikom Universitas Mercubuana. Amir,
Amriany (2004). Analisis Konsumsi Daging Sapi Pada Tingkat Rumah Tangga di Sulawesi Tengah. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Bappenas, 2005. Profil Pangan dan Pertanian: Peternakan. www.bappenas.go.id BPS
dan Bapeda Mukumuko. Mukomuko Dalam Angka. Berbagai terbitan.
BPS. Statistik www.bps.go.id. BPS. Survey Sosial Nasional (SUSENAS).
Pertanian.
Ekonomi
FAPRI (Food and Agricultural Policy Research Institut. Perdagangan & Konsumsi Daging Dunia 2019. http://www.poultryindonesia.c om. Laily, Ufi dan Ismaini Zain 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Untuk Makanan Berprotein dengan
33
Menggunakan Regresi Tobit, Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. e-mail :
[email protected] ,
[email protected]
Mukhyi, Mohammad Abdul 2010. Teori Konsumsi. mukhyi.staff.gunadarma.ac.id/ Downloads/.../ Rahadja, Prathama dan Mandala Manurung, 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan Makroekonomi) Edisi ketiga. Jakarta: FEUI Yahya, Syukron, 2010. Konsumsi dan Tabungan. http://www.scribd.com/doc/31 296270/Konsumsi-danTabungan. Santoso, Singgih, 2005. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Supranto, J. 2004. Proposal Penelitian dengan Contoh. Jakarta: UI Press.
PENGARUH SIKAP DAN MOTIVASI MASYARAKAT TERHADAP KEPATUHAN DALAM PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KELURAHAN PURWODADI KECAMATAN ARGA MAKMUR Demak Matondang Barika
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out how much influence public attitudes and motivation against payment of tax compliance in the land and building in the village district Purwodadi Arga Makmur. Analysis tool is used is descriptive quantitative research. The use of multiple regression analysis to determine the effect of attitudes and motivation toward compliance in property tax payments in the village Purwodadi Arga makmur subdistrict. The result shows that the attitude (X1) and motivation (X2) has significant influence on the variable compliance in tax payments in the land and building, on the R2 value 72.8%, and correlation coefficient R is 85.3%. Its means attitude and motivation is strong against in tax payment in the village Purwodadi. Keywords: attitudes, motivation, tax. PENDAHULUAN Pajak
Bumi
Bangunan
beban pajak. Pertama adalah prinsip
(PBB) adalah salah satu jenis pajak
kemampuan untuk membayar dan ke
yang ada di Indonesia. Sebagaimana
dua
jenis pajak yang lain, PBB akan
Kemampuan untuk membayar pajak
selalu
fungsi
dapat dilihat dari ketiga aspek, yaitu
regulasi.
Masalah
tingkat pendapatan, jumlah kekayaan
harus
selalu
dan konsumsi seseorang. Di mana
berkaitan
budgeter
dan
penting
yang
dan
dengan
adalah
prinsip
manfaat.
diperhatikan dalam pengenaan pajak
berarti
adalah distribusi beban pajak pada
kemakmurannya
masyarakat. Salah satu syarat dan
semakin tinggi pula kemampuan
penetapan
orang
pajak
adalah
harus
semakin
tersebut
tinggi
seseorang.
untuk
maka
membayar
memenuhi prinsip keadilan. Ada dua
pajak. Oleh karena itu akan lebih adil
tolak ukur yang dapat digunakan
apabila orang tersebut dikenakan
untuk melihat adil tidaknya distribusi
34
pajak relatif tinggi (Brotodihardjo
mensosialisasikan akan pentingnya
2003).
pembayaran
Pemerintah sudah melakukan pendataan
dan
terhadap pajak.
objek
pengolahan yang
Masyarakat
PBB
pemerintah yakni
sampai-sampai Dirjen Pajak
data
melakukan sosialisasi di tv, radio,
dikenakan
dan media massa dengan berbagai
yang
sudah
iklan
yang
menarik
perhatian
menjadi Wajib Pajak, banyak yang
masyarakat untuk dapat mengerti
tidak
ikut
akan pentingnya membayar pajak
berpartisipasi terhadap pembayaran
dan masyarakat mempunyai sikap
PBB.
dan motivasi yang baik tentang
patuh
Hal
bahwa.
dan
ini
tidak
menggambarkan
Meskipun
pemerintah
perpajakan.
Dengan
setempat sudah masyarakat sudah
sosialisasi
sedikit mengetahui dan memahami
pemerintah
pentingnya
pajak
masyarakat sadar dan dapat ikut serta
walaupun masih banyak juga yang
dalam pembangunan suatu daerah
belum adanya kesadaran membayar
dengan kepatuhan membayar pajak
pajak
khususnya PBB.
pembayaran
membuat
sanksi
terhadap
Wajib Pajak yang tidak patuh sanksi yang
diberikan
dilakukan
ini,
oleh
diharapkan
Tujuan penelitian ini adalah
pemerintah
untuk mengetahui pengaruh sikap
yakni berupa denda. Tapi hal ini juga
dan motivasi masyarakat terhadap
kurang
kepatuhan dalam pembayaran Pajak
berhasil
oleh
yang
adanya
untuk
membuat
masyarakat itu menjadi sadar pajak. Selain pemerintah
Bumi
dan Bangunan
memberikan
sanksi
Kelurahan
Purwodadi
juga
sudah
Arga Makmur.
(PBB) di Kecamatan
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini bersifat
objek bayar pajak. Metode analisis
penelitian deskriptif kuantitatif. Data
berupa analisis kuantitatif dengan
yang
menggunakan
dipergunakan
berupa
primer yang diperoleh dari sampel
35
data 10 %
atau sebanyak 97 orang
berganda.
analisis
regresi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda diperoleh persamaan: =
6,013 + 0,271 X1 + 0,332 X2 + e (0,000) (0,000)
(0,000)
Berdasarkan persamaan yang di
pembayaran
PBB
di
Kelurahan
atas, diperoleh nilai koefisien regresi
Purwodadi Kecamatan Kota Arga
sikap (X1) sebesar 0,271 dengan
Makmur Kabupaten Bengkulu Utara.
signifikansi 0,000 < alpha 0,05. Ini
Respon dari sikap merupakan
berarti
variabel
berpengaruh
sikap
positif
(X1)
faktor yang amat penting untuk
terhadap
sukesnya implementasi, sikap akan
kepatuhan dalam pembayaran PBB
menimbulkan
di Kelurahan Purwodadi Kecamatan
perbuatan/tingkah
Kota
reaksi
Arga
Bengkulu
Makmur Utara.
Kabupaten
berupa
laku
yang dimiliki
sebagai masyarakat
sikap
terhadap pembayaran PBB, artinya
masyarakat meningkat 1% maka
ketika masyarakat bereaksi positif
akan menyebabkan peningkatan pada
terhadap pembayaran PBB, maka
kepatuhan membayar PBB sebesar
akan
27,1%
pembayaran PBB.
dengan
Bila
reaksi
asumsi
bahwa
variabel lain adalah nol (tetap). Untuk
variabel
Masyarakat koefisien
(X2) regresi
meningkatkan
Semakin
Motivasi
diperoleh
nilai
sebesar
0,332
baik
kepatuhan
sikap
yang
dimiliki seseorang atau semakin banyak
masyarakat
berpandangan
yang
positif
terhadap
dengan signifikansi 0,000 < alpha
pembayaran
0,05. Bila motivasi meningkat 1%
menimbulkan reaksi dalam bentuk
maka
seperti:
peningkatan
akan
menyebabkan
ketepatan
maka
waktu
akan
dalam
kepatuhan
pembayaran PBB, tidak menunda-
PBB sebesar 33,2%
nunda membayar PBB, mengajak
dengan anggapan variabel dianggap
dan memberikan informasi kepada
tetap. Ini berarti bahwa variabel
orang
Motivasi (X2) mempunyai pengaruh
kewajiban sebagai warga negara
signifikan terhadap kepatuhan dalam
dalam pembayaran PBB, adalah
membayar
36
pada
PBB
lain
untuk
memenuhi
bentuk dari implementasi dari sikap
berbeda dan dalam waktu yang
positif. Sebaliknya bila sikap atau
berbeda pula.
perspektifnya
berbeda
(sikap
Menurut
SP.Hasibuan
(2001)
negatif), maka proses implementasi
yang menyatakan bahwa motivasi
menjadi terancam kesuksesannya.
dapat bersumber dari dalam diri
Hal
tersebut
dengan
seseorang
(2007)
dengan istilah motivasi intrinsik,
menyatakan sikap dapat dirumuskan
sedangkan yang bersumber dari luar
sebagai
dikenal
pendapat
sejalan
Sarwono
kecenderungan
untuk
yang
sering
dengan
istilah
dikenal
motivasi
berespons (secara positif maupun
ekstrinsik. Faktor-faktor motivasi ini
negatif) terhadap orang, objek atau
baik yang bersifat instrinsik maupun
situasi tetentu. Sikap seseorang dapat
ekstrinsik dapat positif dan negatif.
berubah
dengan
diperolehnya
Implementasi
dari
motivasi
tambahan informasi tentang objek
positif
ditunjukkan
masyarakat
melalui persuasi serta tekanan dari
dengan
cara
kelompok sosialnya.
memperoleh informasi tentang PBB
seperti:
berusaha
Motivasi adalah alat pendorong
melalui sosialisasi yang dilakukan
yang menyebabkan seseorang merasa
Petugas PBB, melalui brosur dari
terpanggil dengan segala senang hati
petugas PBB, termotivasi dengan
untuk melakukan sesuatu kegiatan.
adanya
Motivasi
dari
disegala sektor, seperti pembangunan
interaksi seseorang dengan situasi
sarana pelayanan umum, kesehatan,
tertentu yang dihadapinya. Karena
pendidikan
itulah
bahwa uang pajak yang dibayarkan
merupakan
terdapat
akibat
perbedaan
dalam
pembangunan
yang
yang
rill
membuktikan
kekuatan motivasi yang ditunjukkan
masyarakat
digunakan
seseorang dalam menghadapi situasi
kepentingan
pembangunan
tertentu dibandingkan dengan orang
daerahnya. Bentuk lain dari motivasi
lain yang menghadapi situasi yang
positif adalah membayar pajak PBB
sama.
tepat waktu setelah menerima SPPT,
Bahkan
menunjukkan dalam
37
seseorang dorongan
menghadapi
akan tertentu
situasi
yang
tanpa
harus
ditagih
untuk di
petugas.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
penelitian
dan
lebih optimal melakukan sosialisasi
analisa yang dilakukan, maka dapat
kepada masyarakat akan pentingnya
ditarik kesimpulan sebagai berikut
membayar pajak untuk pembangunan
Sikap berpengaruh positif terhadap
suatu daerah.
kepatuhan membayar pajak dengan koefisien
regresi
sebesar
Bagi Wajib Pajak yang tidak
0,271
patuh dalam pembayaran pajak agar
dengan signifikansi 0,000, artinya
diberi sanksi lebih tegas seperti
apabila sikap masyarakat semakin
memberikan denda tinggi kepada
baik terhadap persepsi tentang PBB
penunggak
pajak.
Masyarakat
maka akan menyebabkan kenaikan
hendaknya
menyadari
kewajiban-
pada kepatuhan membayar pajak.
kewajiban
kita
Motivasi
masyarakat
berpengaruh
signifikan
terhadap
terhadap
negara
dengan kata lain tidak sepatutnya kita
menerima
atau
menuntut
kepatuhan membayar pajak dengan
berbagai hak dari negara, sedangkan
koefisien
kita
regresi
sebesar
0,332
dengan signifikansi 0,000, dengan kata
lain
mengerti
semakin dan
masyarakat
mengetahui
akan
pentingnya pembayaran PBB dan tahu manfaatnya bagi pembangunan, maka akan semakin tinggi motivasi untuk
patuh
dalam
pembayaran
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Saran
yang
Penulis
berikan
kepada Pemerintah dalam hal ini instansi terkait dengan perpajakan hendaknya mendata ulang potensipotensi objek pajak, minimal 5 tahun sekali. Melalui Petugas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hendaknya
38
mengabaikan
kewajiban
kita
kewajiban-
terhadap
negara.
DAFTAR PUSTAKA
Arep, Ishak, dkk. 2003. Manajemen Motivasi. Grasindo. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Badan Pusat Statistik Indonesia. 2009. Bengkulu Utara dalam Angka. Bengkulu Utara. Bungin, Burhan.2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Brotodiharjo, R, Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. PT Retika Aditama. Bandung. Makmun, Abin, Syamsudin. 2001. Psikologi Kependidikan (perangkat system pengajaran model). PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Mardisasmo 2003. Perpajakan. PT Bina Karya. Yogyakarta Markus, Muda. 2005. Perpajakan Indonesia “suatu pengantar”. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Nurmantu, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan. Kelompok Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
39
Pace, Wayne R, dan Faules, Don F. 2005. Komunikasi Organisasi. PT Remaja Rosdakary, Bandung. Puryanto, Ngalim MP. 2003. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakary, Bandung. Indrawijaya, Adam. 2003. Perilaku Organisasi. PT Bumi Aksara. Bandung. Indriantoro, Nur. Dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis (untuk Akuntansi & Manajemen). BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta. Robbins, Stepen P. 2003 Perilaku Orgnisasi. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B). Alhabeta CV. Bandung. Sukirno, sadono. 2002. Pengantar Teori Makroekonomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sutista. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT Remaja Rosdakary, Bandung.
40