0
MABOSTI POLA PENDIDIKAN JITU BAGI SMK UNTUK SIAP MENGHADAPI PERSAINGAN KETENAGAKERJAAN (Best Practise Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Cipeundeuy Subang)
Artikel ini Disusun untuk Mengikuti Kegiatan Symposium Guru Tingkat Nasional tanggal 24 November 2016
Disusun Oleh :
DEDEN SURYANTO, M.Pd NIP. 19740315 199903 1 006
SMK NEGERI 1 CIPEUNDEUY SUBANG KABUPATEN SUBANG
1
2
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul Lembar Pernyataan Keaslian ...........................................................
1
Daftar isi .............................................................................................
2
Pengantar ............. ............................................................................
3
Permasalahan ....................................................................................
5
Pembahasan dan Solusi ...................................................................
8
1. MAdabintal (Ketarunaan) .......................................................
9
2. BOarding School ....................................................................
12
3. Teaching Industry ...................................................................
16
Kesimpulan dan Harapan .................................................................
20
a. Kesimpulan ............................................................................
20
b. Harapan ..................................................................................
21
Daftar Pustaka
3
1. Pengantar Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam rangka memenuhi tuntutan undang-undang di atas, serta dalam rangka menjawab tantangan internal dan eksternal, maka Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menerapkan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 secara bertahap dan berkelanjutan sampai target tahun 2019/2020 diterapkan oleh semua sekolah di Indonesia. Salah satu bentuk real dalam upaya memenuhi Undang-Undang di atas, adalah dengan terus disempurnakannya Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Dalam Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan, jelas disampaikan bahwa : Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dimensi sikap untuk SMA/MA/SMALB paket C: Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2. berkarakter, jujur, dan peduli, 3. bertanggungjawab, 4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional. Dimensi Pengetahuan untuk SMA/MA/SMALB paket C: Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan: 1. ilmu pengetahuan,
4
2. teknologi, 3. seni, 4. budaya, dan 5. humaniora. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan internasional. Dimensi Keterampilan untuk SMA/MA/SMALB paket C: Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis, 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6. komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri berkaitan dengan Standar Kompetensi Lulusan di atas, serta sudah masuknya era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), maka posisi SMK merupakan ujung tombak keberhasilan Indonesia dalam persiangan lulusan sebagai tenaga kerja yang professional. Hal ini disadari betul oleh presiden Republik Indonesia yaitu Bapak Joko Widodo, sehingga muncullah Intruksi Presiden No. 9 Tahun 2016, tentang Revitalisasi SMK dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Dalam Inpres No. 9 Tahun 2016 untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, point b dan d jelas tertuang: “Point b: menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan (link and match), point d : meningkatkan kerja sama dengan kementrian/lembaga pemerintah daerah, dan dunia usaha/industry” Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Peraturan Menteri Pendidikan No. 20 Tahun 2016 tentang SKL dan Instruksi Presiden No.9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK, maka urgen bagi SMK untuk menemukan pola pendidikan yang mampu mengakomodir ke tiga peraturan di atas.
5
Pola pendidikan di SMK harus menjamin ketiga ranah (sikap, pengetahuan dan keterampilan) yang terintegrasi dalam pola pendidikan yang terbaik bagi SMK, sehingga lulusan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/industry (link and mach)
2. Permasalahan Dalam penerapannya secara nyata di lapangan baik Permendikbud No. 20 Tahun 2016, maupun Intruksi Presiden No. 9 Tahun 2016, ditemukan banyak kendala yang dihadapi. Berbagai kendala yang dihadapi berasal dari segi siswa, dari segi guru dan dari segi kebijakan sekolah. Secara lebih spesifik, berbagai masalah yang ditemukan dalam proses pendidikan di SMK adalah: 1. Menurut
Wardani
dalam
http://news.okezone.com/read/2014/12/27/65/1084668/mutupendidikan-smk-di-indonesia-masih-rendah,
tertanggal
10
Nopember 2016, pukul 11.22, yang menyatakan bahwa masalah yang terus dihadapi oleh masyarakat Indonesia ialah mutu pendidikan yang rendah di tiap level dan unit pendidikan, termasuk SMK. Lebih lanjut wardani menyampaikan idealnya output sekolah mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan kompetensi dan keterampilannya, namum hasilnya sekolah selama ini kurang memuaskan akibat kurangnya kompetensi lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/industry. 2. Menurut
Agus
Saefudin
dalam:
http://www.kompasiana.com/agussaefudin/smk-sekolahmencetak-kuli_55c818f5187b6183048b4567,
tertanggal
10
Nopember 2016, pukul 11.25, menyatakan bahwa Pendidikan kejuruan sebagai salah satu bagian dari sistem pendidikan nasional
memainkan
peran
yang
sangat
strategis
bagi
terwujudnya angkatan tenaga kerja nasional yang terampil.
6
Lulusan SMK diharapkan menjadi sumber daya manusia yang siap pakai, dalam arti ketika mereka telah menyelesaikan sekolahnya dapat menerapkan ilmu yang telah mereka dapat sewaktu di sekolah. Kenyataan di lapangan kerja menunjukkan bahwa daya serap lulusan SMK masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik yang menyatakan bahwa Jumlah tenaga kerja Indonesia per Agustus 2014 mencapai 182,99 juta orang. Dari jumlah itu, 7,24 juta orang di
antaranya
berstatus
pengangguran
terbuka.
Tingkat
pengangguran terbuka paling banyak adalah lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK), diploma, dan universitas. Jumlah pengangguran lulusan SMK adalah 11,24 persen dari total jumlah pengangguran. Pengangguran lulusan SMK ini naik tipis dibandingkan Agustus 2013 yang mencapai 11,21 persen. Jumlah lulusan SMK yang menganggur ini persentasenya lebih besar dibanding persentase lulusan SMA biasa yang mencapai 9,55 persen. Berturut-turut kemudian lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 7,15%, dan lulusan Diploma sebesar 6,14%. 3. Menurut
Moh.
Kusnarto
dalam:
https://mohkusnarto.wordpress.com/tawuran-antar-pelajar/, tertangggal 13 Nopember 2016, pukul 08.14, menyatakan bahwa: Tawuran pelajar saat ini sudah menjadi momok bagi masyarakat. Prilaku tawuran pelajar bukan hanya mengakibatkan kerugian harta benda atau korban cedera tapi sudah merenggut ratusan nyawa melayang sia-sia selama sepuluh tahun terakhir. Maraknya tawuran pelajar dipicu oleh banyak faktor. Pada tingkat mikro, rendahnya kualitas pribadi dan sosial siswa mendorong mereka berprilaku yang tidak pronorma. Pada tingkat messo, buruknya kualitas dan manajemen pendidikan mendorong rasa frustasi anak yang dilampiaskan pada tindakan negatif, termasuk
7
tawuran. Di tingkat makro, persoalan pengangguran, kemiskinan, dan
kesulitan
hidup
memberi
sumbangan
tinggi
bagi
terbentuknya masyarakat (termasuk siswa) yang merasa kehilangan harapan untuk hidup layak. 4. Menurut Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Kementrian Kesehatan, (Kemenkes) yang melakukan survey pada
Oktober
2013,
dalam
:
http://www.kompasiana.com/rumahbelajar_persada/63-persenremaja-di-indonesia-melakukan-seks-pranikah_54f91d77a33311fc078b45f4, tertanggal 13 Nopember 2016, pukul 09.03, menyatakan bahwa sekitar 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks di luar nikah . 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil di luar nikah juga berasal dari kelompok usia remaja dan 21% diantaranya pernah melakukan aborsi.Lalu pada kasus terinfeksi HIV dalam rentang 3 bulan sebanyak 10.203 kasus, 30% penderitanya berusia remaja. Berdasarkan permasalahan-permasalahan real di atas, urgen ditawarkan suatu pola pendidikan di SMK yang jitu (unggul) untuk mengatasi masalah rendahnya kompetensi siswa di SMK, siswa SMK penyumbang terbesar pengangguran di Indonesia, tawuran siswa SMK yang marak sebagai bentuk pelampiasan rasa prustasi siswa dan dalam rangka mencapai Standar Kompetensi
Lulusan
SMK
pengetahuan dan keterampilan.
yang
meliputi
ranah
sikap,
8
3. Pembahasan dan Solusi Berdasarkan pengantar dan permasalahan di atas, paradigma kondisi SMK saat ini dibandingkan dengan tuntutan Standar Kompetensi Lulusan SMK serta solusi yang ditawarkan adalah: 1. Pola pendidikan Madabintal (Ketarunaan) dan Boarding School untuk mengatasi masalah sikap siswa SMK, seperti tergambar dalam paradigam di bawah ini : Sikap yang dituntut dalam SKL
Sikap-Sikap Negatif Siswa SMK saat ini 1. Tawuran 2. Sex bebas (63%) 3. Terinveksi HIV (30%) 4. Rendahnya kualitas pribadi 5. Rendahnya kualitas social 6. Apatis 7. Kurang bertanggung jawab terhadap masa depannya
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
Pola MAdabintal dan BOarding School
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2. berkarakter, jujur, dan peduli, 3. bertanggungjawab, 4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional
2. Pola pendidikan Teaching Industry (TI) untuk mengatasi kurang relevanya kompetensi siswa SMK terhadap tuntutan Dunia Usaha/Industry sesuai dengan Inpres Presiden No. 9 Tahun 2016, tergambar dalam paradigm di bawah ini : Tuntutan Inpres No. 9 Tahun 2016
Kompetensi Siswa SMK :
1. Lulusan SMK penyumbang terbesar pengangguran tahun 2013, 11,21% 2. Kompetensi lulusan yang tidak sesuai dengan kebutuhan DU/DI
Pola Teaching Industry
Point b: menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan (link and match), point d : meningkatkan kerja sama dengan kementrian/lembaga pemerintah daerah, dan dunia usaha/industry
9
Pembahasan MABOSTI sebagai best practise Kepala Sekolah di SMK Negeri 1 Cipeundeuy Subang Jawa Barat: 1. MAdabintal (Ketarunaan) Ketarunaan memiliki arti sebagai sistem pendidikan yang menerapkan
prinsip-prinsip
militer
yang
bertujuan
untuk
membentuk karakter. Tentu saja prinsip militer yang diterapkan bukanlah
militer
murni,
karena
sebagian
besar
lulusan
Perguruan tinggi, SMA, dan SMK yang menggunakan system ketarunaan, ditujukan untuk pegawai di lingkungan sipil, perusahaan, dan dunia wirausaha. Namun, untuk sebagian intansi yang berorientasi militer (contoh: Akmil, AAU, AAL), prinsip yang diterapkan murni militer, karena lulusannya akan berkecimpung di bidang tersebut. Dalam Pembentukan karakter ada tiga hal yang berlangsung secara terintegrasi. Pertama, anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil, mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kedua, mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk. Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya, anak tak mau mencuri, karena tahu mencuri itu buruk, ia tidak mau melakukannya karena mencintai kebajikan. Ketiga, anak mampu melakukan kebajikan, dan terbiasa melakukannya. Lewat proses sembilan pilar karakter yang penting ditanamkan pada anak. Ia memulainya dari cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya; tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian; kejujuran; hormat dan santun; kasih sayang, kepedulian, dan kerja sama; percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati; toleransi, cinta damai, dan persatuan. Tujuan mengembangkan karakter adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik. Begitu tumbuh dalam karakter yang baik,
10
anak-anak akan tumbuh dengan kapasitas dan komitmenya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukannya dengan
benar,
dan
cenderung
memiliki
tujuan
hidup.
Membangun karakter yang efektif, ditemukan dalam lingkungan sekolah yang memungkinkan semua anak menunjukan potensi mereka untuk mencapai tujuan yang sangat penting Ketarunaan memiliki beberapa aspek penting yang ditumbuhkan, antara lain: 1) Kedisiplinan terhadap aturan 2) Respon yang cepat terhadap instruksi 3) Keseragaman
&
kerapian
dalam
berpakaian
(rambut, pakaian dan sepatu). 4) Penghormatan & jiwa korsa kesatuan yang tinggi. 5) Latihan fisik. Beberapa
foto
kegiatan
ketarunaan
di
SMK
Negeri
Cipeunduey: 1. Melatih disiplin waktu dan Kesehatan
Apel Pagi setiap Pukul 6.30
Lari Pagi setelah apel
1
11
2. Melatih
ketangkasan
dan
kekuatan
tubuh
kebersamaan korp.
Ketangkasan dengan beban kayu
Melatih Keberanian dan Kepercayaan dengan sesama teman
Latihan Bela Diri
Team SAR
serta
12
Latihan penyamaan konsep diri ke dalam konsep KORP
2. BOarding School (Kepesantrenan) Program
Kepesantrenan
adalah
Program
pembelajaran
keIslaman dan pengamalannya yang diberikan di luar mata pelajaran dan jam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) formal seperti yang dituntutkan oleh kurikulum resmi dari Dinas yang digunakan sekolah.
Program Kepesantrenan ini merupakan
bagian kegiatan Pengembangan Diri yang bersifat wajib bagi seluruh siswa SMKN 1 CIPEUNDEUY yang beragama Islam dan bersifat terintegrasi secara holistic terhadap nilai mata pelajaran resmi sesuai kurikulum resmi dari Dinas yang digunakan sekolah. Maksud dari; “bersifat wajib bagi seluruh siswa SMKN 1 CIPEUNDEUY yang beragama Islam dan bersifat terintegrasi secara holistic terhadap nilai mata pelajaran resmi sesuai kurikulum resmi dari Dinas yang digunakan sekolah” adalah bahwa nilai kepesantrenan ini mempengaruhi nilai mata pelajaran formal. Program Boarding School memberikan pembelajaran keIslaman yang lebih intens di sore/malam hari dengan kurikulum yang diadopsi dan disesuaikan dengan kurikulum pesantren. Siswa yang menjadi peserta program Boarding School mendapatkan bantuan untuk kebutuhan pokok hidup keseharian berupa makan
13
dan fasilitas tinggal yang besarnya ditentukan dan disesuaikan dengan kemampuan pendanaan sekolah. Program Boarding School ini diprioritaskan bagi; 3. Siswa yang tidak memiliki kendaraan, 4. Siswa yang jauh dari tempat tinggal/orang tua, 5. Siswa yang memiliki kemampuan terbatas dalam hal pembiayaan sekolah. Secara spesifik tujuan program ini adalah; Membekali siswa/peserta didik agar memiliki pemahaman keagamaan
yang
baik,
serta
memberikan
pengalaman
pengamalan nilai-nilai religius yang diharapkan menjadi bekal kehidupannya, dengan: 1. Aqidah yang lurus Meyakini Allah swt sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Penguasa alam semesta dan menjauhkan diri dari segala pikiran, sikap, dan perilaku bid’ah, khurafat, dan syirik 2. Ibadah yang benar Terbiasa dan gemar melaksanakan ibadah yang meliputi : sholat, shaum, tilawah Al-Qur’an, dzikir, dan doa sesuai petunjuk Al-Qur’an dan As Sunnah. 3. Pribadi yang matang Menampilkan perilaku yang santun, tertib dan disiplin, peduli terhadap sesama dan lingkungan serta sabar, ulet, dan pemberani dalam menghadapi permasalahan hidup seharihari. 4. Mandiri Mandiri dalam mengelola/mengurus segala keperluan sehari-harinya dan memiliki bekal yang cukup dalam pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya kelak. 5. Cerdas dan Berpengetahuan
14
Memiliki
kemampuan
sistematis,dan
kreatif
berpikir yang
yang
kritis,
menjadikan
logis, dirinya
berpengetahuan luas, terampil, dan menguasai bahan ajar dengan sebaik-baiknya, dan cermat serta cerdik dalam mengatasi segala problem yang dihadapi. 6. Sehat dan Kuat Memiliki raga yang sehat dan bugar, stamina, dan daya tahan tubuh yang kuat, serta keterampilan beladiri yang cukup untuk menjaga diri dari kejahatan pihak lain. 7. Bersungguh-sungguh dan Disiplin Memiliki kesungguhan dan motivasi yang tinggi dalam memperbaiki diri dan lingkungannya yang ditunjukkan dengan perbaikan diri dan peduli lingkungan 8. Tertib dan Cermat Tertib dalam menata segala pekerjaan, tugas dan kewajiban; berani dalam mengambil resiko namun tetap cermat dan penuh perhitungan dalam melangkah. 9. Efisien Selalu memanfaatkan waktu dengan pekerjaan yang bermanfaat dan mampu mengatur jadwal kegiatan sesuai dengan skala prioritas. 10. Bermanfaat Peduli kepada sesama dan memiliki kepekaan untuk membantu orang lain yang memerlukan pertolongan. Nilai yang ditanamkan dalam Boarding School : 1. Ikhlas, mencari ridho Allah swt semata 2. Amanah, menunaikan tugas dengan penuh tanggung jawab 3. Ukhuwah , membangun kebersamaan, persaudaraan,dan selalu tolong menolong 4. Khidmah, mengedepankan bantuan dan pelayanan
15
5. Ghiroh, mengobarkan semangat bekerja dan berkarya 6. Iffah, menjaga kehormatan dan memelihara diri 7. Da’wah,
menyebarkan
kebaikan
dan
mencegah
kemungkaran Bentuk dan Kegiatan Boarding School : No
Nama Kegiatan
Pelaksanaan
1.
Shalat Duha
Senin – Jum’at 07.00 – 07.30
2.
Pengajian & Dzuhur
Senin – Jum’at 11.30 – 12.30
3.
Materi Kepesantrenan & Setoran Hafalan
Penanggung jawab/Pengisi
Keterangan
Waka Ketarunaan & Kepesantrenan
Teknis di lapangan dibantu oleh instruktur
Tim Asatidz Sekolah
Selasa & Jum’at 07.00 – 08.10
Tim Asatidz Sekolah
Materi: 1. alQuran, 2. Safinah, 3. Tijan, 4. Barjanji Tempat di masingmasing kediaman Ustadz
4.
Pengajian Malam
Setiap malam 19.00 – 20.00
Tim Asatidz sekolah atau ustadz yang ditunjuk/dipercaya oleh sekolah & masyarakat
5.
Pengetesan Hafalan
Minggu kosong Pasca UAS
Tim Asatidz
Beberapa foto kegiatan kepesantrenan :
Kuliah Umum
Para ustad yang terlibat
16
KAJARI (Kajian Ajaran Islam)
3. Teaching Industry (Pelaksanaan Kegiatan Industri yang ada di Sekolah) Teaching Industry Adalah sebuah proses pelaksanaan produksi suatu industry yang diselenggarakan di dalam sekolah, dengan melibatkan pihak industry dari perusahaan dan pihak sekolah sebagai mitra kerjasama. a. Dasar Hukum 1.
Undang - undang No. 20 Tahun 2003 Tentang : Sistem Pendidikan Nasional.
2.
Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang : Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan.
3.
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2015 Tentang : Pembangunan Sumber Daya Industri.
4.
Permendiknas No. 104 Tahun 2014 Tentang : Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Menengah.
5.
Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang : Ketenaga Kerjaan (Pasal, 68, 69 dan 70)
17
6.
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2016, tentang Revitalisasi SMK, untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, point b dan d.
b. Bentuk kerjasama. Bentuk Kerja sama yang dilakukan antara sekolah dan DU/DI adalah sebagai berikut; 1. Perusahaan menempatkan salah satu/beberapa bagian dari unit produksinya di dalam sekolah, untuk dikelola bersama oleh pihak sekolah dan pihak perusahaan. 2. Pihak perusahaan menyediakan mesin-mesin, peralatan, dan
bahan
untuk
diolah
menjadi
barang/produk
perusahaan. 3. Pihak sekolah menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) dari para siswa di jenjang tertentu (kelas X) sebagai pelaksana produksi. 4. Standar Quality Control yang diterapkan dalam proses produksi adalah sama dengan standar quality control perusahaan, sehingga produk yang dihasilkan adalah sesuai dengan standar produk perusahaan. 5. Pelaksanaan proses produksi disesuaikan dengan waktu dan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sekolah, dituangkan dalam bentuk kesepakatan. 6. Perusahaan memberikan fee kepada para siswa dan sekolah sesuai dengan kesepakatan. 7. Lulusan Sekolah siap ditampung 100% untuk menjadi karyawan di perusahaan.
c. Tujuan Teaching Factory: 1. Terjalinnya kerjasama yang baik antara pihak sekolah sebagai
pelaku
proses
pendidikan,
dan
pihak
18
perusahaan (Dunia Usaha/Dunia Industri) sebagai instansi yang akan menyerap SDM output proses pendidikan itu sendiri. 2. Memberikan gambaran dan pengalaman ril Dunia Usaha/Dunia Industri kepada para siswa, dengan segala tuntutannya, baik skill, sikap, fisik dan mental yang harus dimiliki seorang pekerja. 3. Memberikan aplikasi nyata budaya kerja yang baik, khususnya dalam pelaksanaan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). 4. Melatih disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab. 5. Memberikan keuntungan finansial bagi para siswa dan orang
tua,
untuk
meringankan/
membebaskan
pembiayaan pendidikannya sampai dengan kelas XII. Berikut Kegiatan Teaching Industry di SMK Negeri 1 Cipeunduey Subang :
19
20
4. Kesimpulan dan harapan a. Kesimpulan Berdasarkan kepada permasalahan SMK saat ini, serta tuntutan dari Standar Kompetensi Lulusan SMK serta Inpres No. 9 Tahun 2016, maka dapat disampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. “MABOSTI”
merupakan
singkatan
dari
Madabintal
(Ketarunaan), Boarding School (kepesantrenan) dan Teaching Industri (Program Kerja sama dengan Industry). Program unggulan “MABOSTI” merupakan solusi jitu dalam pola praktik pendidikan di SMK untuk menjawab tuntutan SKL dan Inpres No. 9 Tahun 2016. 2. Madabintal
(Ketarunaan)
merupakan
pola
pendidikan
penumbuhan karakter siswa SMK dalam upaya menciptakan siswa yang kuat secara fisik, bermental kuat, sehat dan memiliki daya juang yang tinggi dalam menghadapai berbagai kendala dalam kehidupan, bertanggung jawab secara pribadi maupun korp. 3. Boarding School (kepesantrenan) merupakan pembelajaran keIslaman yang dimasukkan dalam kegitan KBM 2 hari dalam seminggu dan kegiatan lebih intens dilaksanakan di sore/malam hari dengan kurikulum yang diadopsi dan disesuaikan dengan kurikulum pesantren. Hal ini dilakukan dalam upaya menciptakan siswa yang memiliki pemahaman keagamaan yang baik, serta memberikan pengalaman pengamalan nilai-nilai religius yang diharapkan menjadi bekal kehidupannya, dengan: Aqidah yang lurus, Ibadah yang benar, Pribadi yang matang, Mandiri , Cerdas dan Berpengetahuan , Efisien dalam waktudan berrmanfaat bagi orang lain. 4. Teaching Industry Adalah sebuah proses pelaksanaan produksi suatu industry yang diselenggarakan di dalam sekolah, dengan melibatkan pihak industry dari perusahaan dan pihak sekolah
21
sebagai mitra kerjasama. Hal ini dilakukan untuk menjawab permasalahan bahwa siswa SMK penyumbang pengangguran tertinggi, dan rendahnya kompetensi lulusan SMK karena tidak link and match dengan DU/DI. Dengan pola pendidikan Teaching Industry lulusan siswa SMK dapat langsung bekerja di DU/DI yang bekerja sama dengan sekolah dan kurikulum sudah disinkronisasikan dengan kebutuhan DU/DI yang bekerja sama dengan sekolah.
b. Harapan Mengingat
pola
pendidikan
“MABOSTI”,
merupakan
pola
pendidikan SMK yang jitu dalam mengantisipasi berbagai kendala yang dihadapi SMK saat ini, maka harapan penulis adalah : 1. Secara umum: Pola pendidikan “MABOSTI”, dipertimbangkan menjadi pola pendidikan yang dijadikan landasan secara nasional, sehingga dapat diterapkan di seluruh SMK di Indonesia. 2. Secara Khusus: Pola pendidikan “MABOSTI”, dapat dijadikan best practise bagi kepala sekolah SMK di Indonesia
22
Daftar Pustaka
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 tahun 2014, tentang Kurikulum 2013 untuk SMK/MAK Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016, tentang Standar Kompetensi Lulusan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Intruksi Presiden Republik Indonesia No. 9 Tahun 2016, tentang Revitalisasi SMK Wardani
dalam
http://news.okezone.com/read/2014/12/27/65/1084668/mutupendidikan-smk-di-indonesia-masih-rendah,
tertanggal
10
Nopember 2016, pukul 11.22 Agus Saefudin dalam: http://www.kompasiana.com/agussaefudin/smksekolah-mencetak-kuli_55c818f5187b6183048b4567, tertanggal 10 Nopember 2016, pukul 11.25, Moh. Kusnarto dalam: https://mohkusnarto.wordpress.com/tawuranantar-pelajar/, tertangggal 13 Nopember 2016, pukul 08.14