PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
(M.5) PENERAPAN ANALISIS KONJOIN DENGAN PROSEDUR THURSTONE PADA PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS DOSEN SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK FitriCatur Lestari, S. Si., M. Si. StafPengajarSekolahTinggiIlmuStatistik Jl. Otista No. 64C Jakarta
[email protected] Abstrak Kualitas perguruan tinggi salah satunya ditentukan oleh kualitas dosen. Harapan terhadap kualitas dosen lebih tepat diukur oleh mahasiswa yang merupakan pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan perkuliahan. Pengukuran harapan ini bisa dilakukan dengan menggunakan analisis preferensi. Pada bidang statistika telah dikenal analisis yang mengkaji tentang preferensi secara khusus yaitu analisis konjoin. Tahapan analisis conjoin adalah merumuskan masalah, merancang stimuli, mengumpulkan data, menentukan prosedur, dan interpretasi hasil. Pendekatan untuk merancang stimuli dalam penelitian ini yaitu kombinasi berpasangan (pairwise comparison). Kemudian data respon berupa ranking dikumpulkan dengan cara wawancara pada responden yang dipilih berdasarkan metode purpossive sampling. Adapun prosedur analisis yang digunakan adalah Thurstone. Urutan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen mencakup penguasaan materi kuliah, kemampuan memotivasi mahasiswa, pembawaan diri, penyampaian materi, dan metode pembelajaran. Mahasiswa dengan IPK tinggi menyukai dosen yang menguasai materi. Sedangkan mahasiswa dengan IPK rendah menyukai dosen yang pembawaan dirinya humoris. Mahasiswa tingkat I lebih menyukai dosen yang memotivasi mahasiswanya daripada dosen humoris. Sebaliknya, mahasiswa tingkat IV lebih menyukai dosen humoris daripada dosen yang memotivasi mahasiswanya. Mahasiswa yang asal SMA-nya dari wilayah Jabodetabek lebih menyukai dosen humoris. Sedangkan mahasiswa yang asal SMA-nya dari luar wilayah Jabodetabek lebih menyukai dosen yang mampu memotivasi mahasiswanya. Mahasiswa laki-laki lebih menyukai dosen yang komunikatif (menyampaikan materi secara dua arah) daripada dosen yang suka memotivasi mahasiswanya. Sebaliknya, mahasiswa perempuan lebih menyukai dosen yang suka memotivasi mahasiswanya daripada dosen yang komunikatif. Mahasiswa yang orang tuanya berpendapatan rendah lebih menyukai dosen yang memotivasi mahasiswanya. Sedangkan mahasiswa yang orang tuanya berpendapatan tinggi lebih menyukai dosen yang humoris. Kata kunci: konjoin, Thurstone, pairwise comparison, preferensi
1.
PENDAHULUAN Kualitas perguruan tinggi tentu dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terlibat
di dalamnya. Salah satu komponen yang memegang peranan penting adalah guru atau pendidik atau pengajar atau dalam perguruan tinggi disebut sebagai dosen. Hal ini didukung oleh Sudiana (2003) yang menyatakan bahwa dosen sebagai salah satu komponen perguruan tinggi berperan sangat besar dalam mewujudkan kualitas perguruan tinggi. Penelitian yang Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
344
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
dilakukan Pujadi (2007) menghasilkan kesimpulan yang senada yaitu faktor kualitas dosen terbukti berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa dengan tingkat signifikansi 0,01 dan memiliki korelasi yang paling kuat di antara faktor yang lain. Dosen sebagai salah satu komponen dalam perguruan tinggi mempunyai 3 (tiga) tugas utama dalam rangka penyelenggaraan Tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdiaan kepada masyarakat. DPPM (2002) menyebutkan bahwa bidang utama kegiatan dosen adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran. Karena pentingnya tugas-tugas dosen terutama dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran maka perlu adanya telaah mengenai kualitas dosen. Salah satu cara untuk mengetahui kualitas dosen yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran yaitu dengan cara mengadakan penilaian atau evaluasi. Penilaian yang obyektif mencakup beberapa sudut pandang atau biasa disebut 360 degree evaluation. Beberapa sudut pandang yang relevan dengan penilaian kualitas dosen adalah sudut pandang mahasiswa, dosen senior atau atasan sebagai pejabat fungsional/struktural, rekan kerja dan masyarakat. Penilaian dari sudut pandang mahasiswa menjadi poin paling utama karena mahasiswa terlibat langsung dalam proses belajar mengajar dan mahasiswa merupakan konsumen atau pihak yang berkepentingan (stakeholders). Segala hal tentang penilaian biasanya berkaitan dengan kepuasan. Kepuasan mahasiswa terhadap kualitas dosen terjadi ketika harapannya terhadap kualitas dosen minimal sama dengan kenyataan yang dialaminya dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, harapan mahasiswa terhadap dosen merupakan hal yang menarik dan perlu untuk diteliti. Pada penelitian ini, harapan mahasiswa diwujudkan dalam studi tentang preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen.Chaplin (2002) mendefinisikan preferensi sebagai suatu sikap yang lebih menyukai sesuatu benda daripada benda lainnya. Selanjutnya akan dikaji preferensi tersebut berdasarkan segmen karakteristik mahasiswa: Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), tingkat/kelas, asal SMA, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi (pendapatan) orang tua.
2.
METODOLOGI
2.1. Perumusan masalah Langkah awal dalam melakukan analisis konjoin yaitu perumusan masalah (Aaker et. al., 1980). Perumusan masalah dimulai dari mendefinisikan produk sebagai kumpulan dari atribut-atribut dimana setiap atribut terdiri atas beberapa taraf/level. Informasi mengenai atribut yang mewakili preferensi konsumen bisa diperoleh melalui diskusi dengan pakar, eksplorasi data sekunder, atau melakukan tes awal (Rosada, 2002).
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
345
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
Kualitas dosen diwujudkan dalam suatu karakteristik atau atribut yang terdiri atas taraf-taraf. Atribut dan taraf dosen dalam studi ini ditetapkan dengan melakukan tes awal atau penelitian pendahuluan. Berikut ini tabel hasil penelitian pendahuluan dalam penentuan atribut dan taraf : Tabel 1. Atribut yang Berpengaruh pada PreferensiMahasiswa terhadapKualitasDosen
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Atribut Persentase Penyampaian materi 24,00% Metode mengajar kreatif dan inovatif 20,00% Penguasaan materi 19,00% Pembawaan diri 11,50% Suka memotivasi 9,00% Penilaian obyektif 5,50% Sistematika 3,00% Pendidikan 2,00% Wibawa 2,00% Pengelolaan kelas 2,00% Penampilan 1,50% Penggunaan bahan ajar 1,00% Umur 0,00%
Berdasarkan tabel 1, terdapat 5 (lima) atribut yang persentasenya relatif tinggi yaitu berkisar 9,00% sampai 24,00%. Adapun kelima atribut ini masing-masing terdiri atas 2 (dua) taraf dengan perincian : penyampaian materi kuliah (komunikasi dua dan satu arah), metode pembelajaran (kreatif dan tidak), penguasaan materi kuliah (menguasai dan tidak menguasai), pembawaan diri (humoris dan serius), dan kemampuan memotivasi mahasiswa (memotivasi dan tidak memotivasi).
2.2. Perancangan Stimuli Rancangan kombinasi yang akan digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan pendekatan kombinasi berpasangan (pairwise comparison) atau evaluasi dua atribut (http://www.sawtooth.com, 2001). Karena terdapat 5 atribut, maka kartu yang dievaluasi responden pada pendekatan pairwise comparison ada 5(5-1)/2 yaitu 10 kartu stimuli. Pada tahap ini juga disusun pertanyaan yang berkaitan dengan peubah demografi dalam bentuk kuesioner untuk mengetahui karakteristik mahasiswa.
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
346
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
2.3. Pengumpulan Data Data pada penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan melalui survei berbasis wawancara dengan menggunakan kuesioner dan kartu-kartu stimuli yang berisi tentang karakteristik atau profil yang menggambarkan kualitas dosen (dalam hal ini pengajar mata kuliah eksak). Penelitian dilakukan di STISpada Rabu-Kamis, 20-21 Juli 2011 dengan melibatkan 125 mahasiswa STIS tahun akademik 2010/2011yang dipilih berdasarkan metode purpossive sampling. Metode purpossive sampling adalah salah satu metode penarikan contoh tak berpeluang dengan mengumpulkan informasi dari sumber yang tepat di antaranya anggota masyarakat yang dipandang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan atau hanya mereka yang dirasa dapat memberikan informasi yang kita butuhkan (Wibisono, 2003). Pemilihan sampel juga didasarkan pemerataan pada segmen yang diduga terdapat perbedaan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen yaitu IPK, tingkat/kelas, asal SMA, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi (pendapatan) orang tuanya.
2.4. Prosedur Analisis Prosedur Thurstone digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pasangan atribut yang dilakukan dalam pendekatan pairwise comparison (Rosada, 2002). Langkahlangkah yang harus dilakukanyaitu: 1. Menghitung matriks frekuensi, dengan menjumlahkan skor seluruh pengamatan, dengan aturan sebagai berikut:
1, jika atribut i>atribut j Fij 0, jika atribut i
Pij
Fij n
3. Mentransformasi unsure matriks proporsi menjadi normal baku ( Z ij ). 4. Mengurutkan kolom mariks Z dari kolom dengan rataan terkecil hingga terbesar. 5. Menghitungselisihantarkolomterdekat. 6. Menghitungnilaiskaladengannilaiskalaawalnoldannilaiskalaberikutnyaadalahnilaikumula tifdarinilaiskalasebelumnya. 7. Menyimpulkan faktor-faktor yang dianggap penting. Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
347
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011 3.
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Preferensi Mahasiswa terhadap Kualitas Dosen SAS berbasis Command Line Interface (CLI) dan Microsoft Excel adalah software yang digunakan untuk melakukan prosedur Thurstone. Prosedur tersebut meliputi langkahlangkah yang terdapat pada lampiran. Berdasarkan langkah 4 (hasil akhir), dapat dirangkum informasi seperti dalam tabel 2. Tabel 2 menerangkan bahwa nilai skala terkecil hingga terbesar atau atribut yang memiliki preferensi yang paling tinggi (paling disukai) hingga paling rendah (paling tidak disukai) berturut-turut yaitu penguasaan materi kuliah (0.00), kemampuan memotivasi mahasiswa (0.32), pembawaan diri (0.60), penyampaian materi (0.72) dan metode pembelajaran (0.86).
Tabel 2 Hasil Prosedur Thurstone No.
Atribut
NilaiSkala
Urutan
1.
Penyampaianmateri
0,72
4
2.
Metodepembelajaran
0,86
5
3.
Penguasaanmaterikuliah
0,00
1
4.
Pembawaandiri
0,60
3
5.
Kemampuanmemotivasimahasiswa
0,32
2
Keterangan: Urutan terkecil=paling disukai
3.2. Segmentasi Preferensi Mahasiswa terhadap Kualitas Dosen Segmentasi
preferensi
mahasiswa terhadap
kualitas
dosen
ditinjau menurut
karakteristik IPK, tingkat/kelas, asal SMA, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi (pendapatan) orang tuanya. Berikut ini penggambaran preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen pada tiap segmen. 6 Penyampaian materi
Urutan Kepentingan
5
Metode pembelajaran
4 Penguasaan materi kuliah
3 Pembawaan diri
2
Kemampuan memotivasi mahasiswa
1
0 IPK RENDAH
IPK TINGGI
Gambar 1. Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen IPK
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
348
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
Gambar 1. menunjukkan adanya kecenderungan mahasiswa yang mempunyai IPK tinggi paling menyukai dosen yang menguasai materi. Sedangkan mahasiswa yang mempunyai IPK rendah paling menyukai dosen yang pembawaan dirinya humoris. Bagi mahasiswa yang memiliki IPK tinggi, setelah penguasaan materi, dosen yang mampu memotivasi mahasiswa dan pembawaan diri yang humoris lebih disukai. Sedangkan mahasiswa yang memiliki IPK rendah, penguasaan materi dan kemampuan memotivasi mahasiswa adalah atribut terpenting kedua dan ketiga yang disukainya dari profil seorang dosen. Kemudian pada tingkat keempat dan kelima atribut yag disukai, baik mahasiswa yang IPK-nya tinggi maupun rendah, sama-sama menyukai dosen yang penyampaian materinya dengan komunikasi dua arah dan metode pembelajarannya kreatif. 6 Penyampaian materi
Urutan Kepentingan
5
Metode pembelajaran
4
Penguasaan materi kuliah
3
Pembaw aan diri
2
Kemampuan memotivasi mahasisw a
1 0 TINGKAT I
TINGKAT IV
Gambar 2. Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen tingkat Preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen ternyata berbeda pada mahasiswa tingkat I dan tingkat IV terutama pada atribut kedua dan ketiga. Mahasiswa tingkat I lebih menyukai dosen yang memotivasi mahasiswanya daripada dosen yang humoris. Sebaliknya, mahasiswa tingkat IV lebih menyukai dosen yang humoris daripada dosen yang memotivasi mahasiswanya. Hal ini diduga dikarenakan mahasiswa tingkat I memang membutuhkan motivasi pada masa-masa awal proses belajarnya di perguruan tinggi sedangkan mahasiswa tingkat IV lebih memerlukan suasana belajar yang santai dengan pembawaan diri dosen yang humoris pada masa-masa akhir proses belajarnya di perguruan tinggi. 6 Penyampaian materi
Urutan Kepentingan
5 Metode pembelajaran 4 Penguasaan materi kuliah 3 Pembaw aan diri 2 Kemampuan memotivasi mahasisw a
1 0 LUAR JABODETABEK
JABODETABEK
Gambar 3. Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen asal SMA
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
349
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
Pada gambar3 dapat dideskripsikan bahwa mahasiswa yang asal SMA-nya di wilayah Jabodetabek lebih menyukai dosen yang humoris, penyampaian materi komunikatif, serta memotivasi mahasiswanya. Sedangkan mahasiswa yang asal SMA-nya di luar wilayah Jabodetabek lebih menyukai dosen yang mampu memotivasi mahasiswanya, humoris dan penyampaian materinya komunikatif. Hal ini diperkirakan karena mahasiswa yang asalnya dari luar Jabodetabek lebih membutuhkan motivasi terutama akibat jauhnya mereka dari lingkungan keluarga. Demikian pula dengan mahasiswa yang asalnya dari Jabodetabek, karena sudah terbiasa dengan lingkungan perkotaan bertekanan jiwa serta sosial yang tinggi, maka dosen yang humoris lebih membawa suasana kelas yang dapat mengurangi tekanan tersebut terutama dalam proses belajar. 6
Urutan Kepentingan
Penyampaian materi 5 Metode pembelajaran 4 Penguasaan materi kuliah 3 Pembaw aan diri
2
Kemampuan memotivasi mahasisw a
1 0 LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Gambar 4. Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen jenis kelamin Hal menarik dari preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen ditinjau dari segmen jenis kelamin adalah mahasiswa laki-laki lebih menyukai dosen yang komunikatif (menyampaikan materi secara dua arah) daripada dosen yang suka memotivasi mahasiswanya. Sedangkan mahasiswa perempuan sebaliknya, lebih menyukai dosen yang suka memotivasi mahasiswanya daripada dosen yang komunikatif. Hal ini mungkin disebabkan karena mahasiswa perempuan lebih didominasi oleh perasaannya yang lebih membutuhkan motivasi daripada mahasiswa laki-laki yang didominasi oleh akal pikirannya.
Urutan Kepentingan
6
Penyampaian materi
5
Metode pembelajaran
4
Penguasaan materi kuliah
3
Pembaw aan diri
2
Kemampuan memotivasi mahasisw a
1 0 PENDAPATAN ORANG TUA RENDAH
PENDAPATAN ORANG TUA TINGGI
Gambar 5. Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen pendapatanorang tua Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
350
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
Seperti halnya pada segmentasi sebelumnya, perbedaan preferensi juga tampak pada segmen pendapatan orang tua. Mahasiswa yang orang tuanya berpendapatan rendah lebih menyukai dosen yang memotivasi mahasiswanya, humoris dan komunikatif. Sedangkan mahasiswa yang orang tuanya berpendapatan tinggi tampaknya lebih menyukai dosen yang humoris, komunikatif, dan kemudian mampu memotivasi mahasiswanya. Hal ini diduga terjadi karena pada kondisi ekonomi yang sulit, mahasiswa lebih membutuhkan motivasi dari dosennya daripada pada kondisi ekonomi yang berkecukupan. Sedangkan pada kondisi ekonomi yang memadai, kecenderungan manusia ingin memenuhi kebutuhan tersiernya seperti hiburan, kenyamanan, dll. 4.
KESIMPULAN Urutan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen mencakup penguasaan materi
kuliah, kemampuan memotivasi mahasiswa, pembawaan diri, penyampaian materi, dan metode pembelajaran. Mahasiswa dengan IPK tinggi menyukai dosen yang menguasai materi. Sedangkan mahasiswa dengan IPK rendah menyukai dosen yang pembawaan dirinya humoris. Mahasiswa tingkat I lebih menyukai dosen yang memotivasi mahasiswanya daripada dosen humoris. Sebaliknya, mahasiswa tingkat IV lebih menyukai dosen humoris daripada dosen yang memotivasi mahasiswanya. Mahasiswa yang asal SMA-nya dari wilayah Jabodetabek lebih menyukai dosen humoris. Sedangkan mahasiswa yang asal SMA-nya dari luar wilayah Jabodetabek lebih menyukai dosen yang mampu memotivasi mahasiswanya. Mahasiswa laki-laki lebih menyukai dosen yang komunikatif (menyampaikan materi secara dua arah) daripada dosen yang suka memotivasi mahasiswanya. Sebaliknya, mahasiswa perempuan lebih menyukai dosen yang suka memotivasi mahasiswanya daripada dosen yang komunikatif. Mahasiswa yang orang tuanya berpendapatan rendah lebih menyukai dosen yang memotivasi mahasiswanya. Sedangkan mahasiswa yang orang tuanya berpendapatan tinggi lebih menyukai dosen yang humoris.
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
351
PROSIDING Seminar Nasional Statistika | 12 November 2011 5.
ISSN : 2087-5290. Vol 2, November 2011
DAFTAR PUSTAKA
Aaker DA, Day GS. (1980). Marketing Research. New York : John Willey&Son, Inc. Chaplin JP. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Edisi kelima. Terjemahan: dr. Kartini Kartono. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. [DPPM] DirektoratPenelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. (2002). Kebijakan dan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. http://www.sawtooth.com, Conjoint Analysis, (2001). Pujadi A. (2007). Faktor-Faktor yang MempengaruhiMotivasiBelajarMahasiswa: StudiKasuspadaFakultasEkonomiUniversitasBundaMulia. Business & Management Journal BundaMulia, Vol: 3, No. 2. Rosada R. (2002). PerbandinganMetode Pairwise Comparison dan Full profile dalamPengumpulan Data untukAnalisisKonjoin. Skripsi. JurusanStatistika IPB. Bogor. Sudiana IN. (2003). PerananProfesionalismeTenagaPengajar (Dosen) terhadap Proses Pembelajaran di PerguruanTinggi. JurnalPendidikandanPengajaran IKIP NegeriSingaraja, No. 4 TH. XXXVI. Wibisono D. (2003). RisetBisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama . 6. LAMPIRAN Langkah 1 NO_KARTU ATRIBUT1 ATRIBUT2 sumFIJ sumFJI FIJp FJIp zFIJ zFJI 1 1 2 42 83 0,336 0,664 -0,423 0,423 2 1 3 98 27 0,784 0,216 0,786 -0,786 3 1 4 74 51 0,592 0,408 0,233 -0,233 4 1 5 87 38 0,696 0,304 0,513 -0,513 5 2 3 91 34 0,728 0,272 0,607 -0,607 6 2 4 73 52 0,584 0,416 0,212 -0,212 7 2 5 89 36 0,712 0,288 0,559 -0,559 8 3 4 30 95 0,24 0,76 -0,706 0,706 9 3 5 43 82 0,344 0,656 -0,402 0,402 10 4 5 73 52 0,584 0,416 0,212 -0,212
Langkah 2
A B C D E Jumlah Urutan
Langkah 3 A 0,000 -0,423 0,786 0,233 0,513 1,108 4
B 0,423 0,000 0,607 0,212 0,559 1,802 5
C -0,786 -0,607 0,000 -0,706 -0,402 -2,500 1
D -0,233 -0,212 0,706 0,000 0,212 0,474 3
E -0,513 -0,559 0,402 -0,212 0,000 -0,883 2
A B C D E Jumlah Rata-rata
E-C 0,273 0,048 0,402 0,494 0,402 1,618 0,324
D-E 0,280 0,347 0,305 0,212 0,212 1,356 0,271
A-D 0,233 -0,211 0,079 0,233 0,301 0,634 0,127
Langkah 4
Atribut Rata-rata Nilai skala Urutan
Jurusan Statistika-FMIPA-Unpad 2011
C
E D A B 0 0,324 0,271 0,127 0,139 0 0,324 0,595 0,722 0,860 1 2 3 4 5
352
B-A 0,423 0,423 -0,179 -0,021 0,046 0,694 0,139