PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG MENGGUNAKAN ANALISIS KONJOIN
TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh
FITRI MARIA DONA 12896/ 2009
PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
1
2
3
4
Alhamdulillahhirobbil’alamin Tiada kata seindah Syukur yang dapat ku ucapkan kepadaMu ya Allah Letihku, sedihku, senangku, bahkan apapun yang kurasakan selama aku menjalani aktifitas kuliah hingga aku menjadi seorang Ahli Madya Statistika……… Sungguh Engkaulah dibalik itu semua ya Allah Salawat serta salam, ku persembahkan untukMu ya Rasulullah, Engkaulah Manusia yang sangat Kucintai, Semoga Aku dan Seluruh Keluargaku Engkau Anggap sebagai UmatMu di Akhirat nantinya. Amin Ku persembahkan karya kecilku ini untuk kedua orang tuaku (Papa n Mama), makasi banyak pa, ma, kasih sayang dan motivasi yang papa mama berikan membuat na semangat untuk belajar dan menyelesaikan studi, sungguh tidak terbalaskan jasa-jasa ama dan apa, semoga Allah memberikan Jannah-Nya untuk ama n apa, do’akan na jadi anak yang shaleh ya ma, pa. Adik laki-laki na satu-satunya (Azhari/ terima kasih atas semua dukungan ai selama ini, rajin2 belajar ona berharap ai bisa meraih semua impian ai). Abang adek na tercinta (Fadjrin/makasih atas semua dukungan, motivasi dan semangat yang telah abang berikan….serta waktu yang diluangkan untuk membantu na dalam suka maupun duka) Untuk semua dosen-dosenku,,bapak Lutfian Almash Dosen Pembimbing Akdemik, terima kasih atas semua waktu, ilmu, dan bimbingan yang telah bapak berikan selama ini,,makasi kepada seluruh dosen Jurusan Matematika serta staf dan karyawan yang telah banyak membantu perjuangan na, buat bu Helma dan pak Irwan,,makasi ya bu, pak,, Special friend’s Makasi buat sobat2 na, anak-anak kost Youvan ( Reci, kak Nika, Dilla, Yona, Kak Eza dan semuanya yang telah memberikan dukungan kepada na), semua anak-anak Statistika ’09 ( kak dila, nora, tanty, puput dan wilda/ yang telah bersama-sama berjuang menunggu dosen.. akhirnya kita dapat diwisuda sama-sama,.. era, wiwid, intan, mila, noya, yurka dan teman-teman lainnya yang gak bisa na sebutkan satu persatu….Tetap semangat semoga semua cepat menyusul meraih gelar Amd. Stat)…..
5
ABSTRAK Preferensi Mahasiswa terhadap Kualitas Pelayanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang menggunakan Analisis Konjoin OLEH : Fitri Maria Dona
Kualitas pelayanan merupakan kunci keberhasilan suatu lembaga atau organisasi yang bergerak di bidang jasa, begitu juga halnya dengan kualitas pelayanan Perpustakaan UNP. Namun ada beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan di Perpustakaan UNP, yaitu pelayanan staf perpustakaan yang kurang memuaskan, ketersediaan koleksi bahan pustaka yang minim dan tidak up to date, serta fasilitas pelengkap yang kurang memadai. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kepentingan relatif masing-masing faktor dan bagaimana preferensi mahasiswa terhadap kualitas pelayanan Perpustakaan UNP. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat kepentingan relatif masingmasing faktor dan mengidentifikasi preferensi mahasiswa terhadap kualitas pelayanan Perpustakaan UNP. Penelitian ini merupakan penelitian survei. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan diisi langsung oleh responden. Kualitas pelayanan yang dijadikan faktor dengan masing-masing komponennya adalah staf perpustakaan (ramah dan sopan, cepat dan tepat, berwawasan luas), koleksi bahan pustaka (buku teks, referensi, karya ilmiah) dan fasilitas pelengkap (pendingin ruangan/AC, kursi dan meja, komputer katalog). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis konjoin. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa faktor yang paling penting menurut mahasiswa adalah pelayanan yang diberikan oleh staf perpustakaan. Kualitas pelayanan yang paling disukai mahasiswa adalah keramahan dan kesopanan staf perpustakaan, koleksi yang paling disukai adalah buku teks dan fasilitas pelengkap yang paling disukai adalah komputer katalog serta fasilitas yang cukup disukai adalah fasilitas kursi dan meja. Sedangkan untuk kualitas pelayanan yang kurang dan tidak disukai adalah kecepatan dan ketepatan dan keluasan wawasan staf perpustakaan dalam melayani mahasiswa, ketersediaan koleksi karya ilmiah dan koleksi referensi serta fasilitas pendingin ruangan (AC).
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Preferensi Mahasiswa terhadap Kualitas Pelayanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang Menggunakan Analisis Konjoin”. Tugas akhir ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Lutfian Almash, MS, sebagai Penasehat Akademik dan Dosen Pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis. 2. Ibuk Dra. Hj. Helma, M.Si dan Bapak Dr. Irwan, M.Si atas kesediaannya menjadi Dosen Penguji dan saran yang menambah kesempurnaan tugas akhir penulis. 3. Ibuk Dr. Armiati, M.Pd, Ketua Jurusan Matematika. 4. Ibuk Dra. Hj Nonong Amalita, M.Si, Ketua Program Studi Statistika.
ii
5. Bapak Drs.Yunaldi, M.Si, Kepala Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Padang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Perpustakaan UNP. 6. Bapak Drs. Ardoni, M.Si dan Bapak Drs. Syahyuman, M.Si, atas bimbingan dan saran yang telah diberikan. 7. Bapak dan Ibu Staf Pengajar di Jurusan Matematika FMIPA UNP. 8. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu penyusunan tugas akhir ini. Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal saleh serta mendapat balasan pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir tidak terlepas dari kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kritik dan saran diperlukan demi kesempurnaan tugas akhir ini. Mudah-mudahan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Padang,
Juli 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
1
B. Batasan Masalah ..................................................................................
4
C. Rumusan Masalah ................................................................................
4
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Preferensi .............................................................................................. 6 B. Perpustakaan ......................................................................................... 7 1. Pengertian Perpustakaan .................................................................
7
2. Perpustakaan Universitas Negeri Padang .......................................
8
C. Kualitas Pelayanan ............................................................................. 10 1. Pengertian Kualitas Pelayanan .....................................................
10
2. Kualitas Pelayanan Perpustakaan ................................................. 12 D. Analisis Regresi Linear Berganda ....................................................... 14 E. Variabel Dummy ................................................................................. 17 F. Analisis Konjoin .................................................................................. 18
iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................................
30
B. Populasi dan Sampel ............................................................................
30
C. Jenis dan Sumber Data .........................................................................
31
D. Variabel Penelitian ................................................................................
32
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................
32
F. Teknik Analisis Data .............................................................................
37
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Responden .................................................................................
38
B. Analisis Data .....................................................................................
42
C. Pembahasan .........................................................................................
48
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................
52
B. Saran ...................................................................................................
52
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
54
LAMPIRAN ...................................................................................................
56
v
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Pendekatan Berpasangan........................................................................ 22 2. Faktor dan Komponen Kualitas Pelayanan Perpustakaan ..................... 34 3. Kombinasi Komponen (Stimuli) yang Terbentuk .................................
35
4. Pengkodean Data untuk Regresi .......................................................... 43 5. Nilai Utilitas Komponen .....................................................................
45
6. Tingkat Kepentingan Relatif Faktor .................................................... 47
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................
38
2. Pofil Responden Berdasarkan Tahun Masuk .....................................
39
3. Profil Responden Berdasarkan Fakultas .............................................
40
4. Profil Responden Berdasarkan Jumlah Transaksi Peminjaman ..........
41
vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Syntax Orthogonal ..............................................................................
56
2. Kuesioner Penelitian ...........................................................................
57
3. Data Hasil Penilaian Berdasarkan Rangking Stimuli............................
59
4. Matriks Regresi dengan Variabel Dummy .........................................
63
5. Hasil Output Regresi ...........................................................................
64
6. Nilai Utilitas Komponen .....................................................................
66
7. Tingkat Kepentingan Relatif Faktor ....................................................
69
8. Surat Izin Penelitian ............................................................................
71
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Pemerintahan Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini dapat diupayakan melalui program peningkatan minat baca masyarakat. Keberadaan perpustakaan merupakan salah satu langkah pemerintah dalam meningkatkan minat baca masyarakat karena perpustakaan dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan sehingga mampu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Perpustakaan merupakan aspek penting dalam perkembangan Pendidikan Nasional. Sebagai penyedia informasi, perpustakaan diharapkan mampu menunjang kegiatan akademis dan menumbuhkan minat baca siswa maupun mahasiswa. Oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan wajib memiliki perpustakaan mulai dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah maupun Perguruan Tinggi. Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan sarana penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, perpustakaan bertugas mengumpulkan bahan pustaka, mengorganisasikan dan menyebarluaskan dalam bentuk layanan informasi. Jasa layanan informasi melalui perpustakaan sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar baik oleh dosen maupun
1
2
mahasiswa. Begitu juga pada lingkungan civitas akademika Universitas Negeri Padang (UNP). Proses pembelajaran perkuliahan menuntut mahasiswa untuk aktif dalam mencari sumber informasi tambahan guna menunjang hasil belajarnya. Hal ini berkaitan dengan ditetapkannya sistem kredit semester (sks) sehingga hanya sepertiga waktu yang digunakan untuk penyampaian materi oleh dosen sedangkan sisa waktu dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan tugas dan belajar mandiri atau berkelompok. Namun pada kenyataannya masih jarang mahasiswa UNP yang menggunakan perpustakaan sebagai referensi untuk menyelesaikan tugas-tugas perkuliahannya. Hal demikian tidak perlu terjadi jika perpustakaan mampu mengakomodir kebutuhan mahasiswa sebagai pengguna jasa perpustakaan. Salah satu faktor yang berkaitan langsung dengan pengguna jasa adalah kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan merupakan kunci keberhasilan suatu lembaga atau organisasi yang bergerak dibidang jasa, begitu juga halnya dengan kualitas pelayanan perpustakaan. Kualitas pelayanan perpustakaan berorientasi pada kebutuhan
dan berakhir pada kepuasan
pengguna. Kualitas pelayanan
perpustakaan dapat diukur melalui tiga dimensi yaitu affect of service (kemampuan atau sikap dan mentalitas petugas perpustakaan dalam melayani pengguna), information control (ketersediaan koleksi yang memadai, kekuatan isi yang dimiliki dan cakupan isi) dan library as place (kemampuan menampilkan sesuatu secara nyata berupa fasilitas fisik dan pemanfaatan ruangan).
3
Berdasarkan pengamatan dan wawancara langsung dengan beberapa mahasiswa pengguna jasa perpustakaan UNP pada tanggal 19 Maret 2012, ada beberapa masalah yang berkaitan dengan kualitas pelayanan perpustakaan, yaitu pelayanan staf perpustakaan yang kurang memuaskan, koleksi bahan pustaka yang minim dan tidak up to date, fasilitas pelengkap kurang memadai seperti kurangnya mesin pendingin (AC), jumlah kursi dan meja terbatas dan ketersediaan komputer katalog sedikit sehingga menimbulkan antrian yang cukup panjang. Preferensi terhadap kualitas pelayanan Perpustakaan UNP perlu dilakukan untuk mengakomodir pelayanan yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Hal ini bertujuan agar pelayanan Perpustakaan UNP dapat berorientasi pada kepuasan mahasiswa sebagai pengguna jasa perpustakaan. Salah satu analisis statistik yang dapat menyelesaikan permasalahan preferensi mahasiswa terhadap kualitas pelayanan perpustakaan adalah analisis konjoin (conjoint analysis). Analisis konjoin merupakan salah satu teknik analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap suatu produk baik berupa barang maupun jasa. Analisis konjoin juga dapat digunakan untuk membantu mendapatkan kombinasi atau komposisi atribut (faktor) suatu produk atau jasa baik baru maupun lama yang disukai dan tidak disukai konsumen atau pengguna jasa. Analisis konjoin tergolong metode yang tidak langsung (indirect method) sehingga kesimpulan diambil berdasarkan respons subjek terhadap perubahan sejumlah faktor.
4
Berdasarkan masalah di atas perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Preferensi
Mahasiswa
terhadap
Kualitas
Pelayanan
Perpustakaan
Universitas Negeri Padang Menggunakan Analisis Konjoin”. B. Batasan Masalah Dalam
penelitian
ini
digunakan
tiga
faktor
kualitas
pelayanan
perpustakaan, masing-masing memiliki tiga level (komponen) yang diperoleh dari gambaran umum faktor yang tersedia di lapangan. Dimensi kualitas pelayanan perpustakaan yang digunakan adalah affect of service dengan faktor staf perpustakaan, information control dengan faktor koleksi bahan pustaka dan library as place dengan faktor fasilitas pelengkap. Setiap faktor memiliki komponen tertentu yaitu, faktor staf perpustakaan dengan komponen ramah dan sopan, cepat dan tepat serta berwawasan luas. Faktor koleksi bahan pustaka dengan komponen koleksi buku teks, referensi dan karya ilmiah. Faktor fasilitas pelengkap dengan komponen pendingin ruangan (AC), kursi dan meja serta komputer katalog. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan beberapa hal yang berkaitan dengan preferensi mahasiswa terhadap kualitas pelayanan Perpustakaan UNP menggunakan analisis konjoin, yaitu: 1. Bagaimana tingkat kepentingan relatif masing-masing faktor kualitas pelayanan Perpustakaan UNP ? 2. Bagaimana preferensi mahasiswa terhadap kualitas pelayanan Perpustakaan UNP ?
5
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi tingkat kepentingan relatif masing-masing faktor kualitas pelayanan Perpustakaan UNP. 2. Mengidentifikasi
preferensi
mahasiswa
terhadap
kualitas
pelayanan
Perpustakaan UNP. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu: 1. Menjadi bahan masukan bagi Perpustakaan UNP dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan preferensi mahasiswa. 2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam penerapan analisis konjoin untuk kasus kualitas pelayanan perpustakaan.
BAB II KAJIAN TEORI A. Preferensi Preferensi dapat diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap suatu barang atau jasa yang digunakan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI (1995:787) “preferensi di definisikan sebagai (1) (hak untuk) didahulukan dan diutamakan dari pada yang lain atau prioritas; (2) pilihan atau kecenderungan atau kesukaan”. Menurut Kotler (2002) “preferensi konsumen menunjukan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada”. Assael dalam Asma (2009:23) mendefinisikan “preferensi adalah kesukaan, pilihan atau sesuatu yang lebih disukai konsumen dan preferensi konsumen terbentuk dari persepsi terhadap suatu produk”. Persepsi yang membentuk preferensi dibatasi sebagai perhatian kepada kesan yang mengarahkan pada pemahaman dan ingatan, dan persepsi yang sudah mengendap dalam pikiran akan menjadi preferensi. Menurut Nilcolson dalam Asma (2009:24), preferensi konsumen berhubungan erat dengan masalah penetapan pilihan. Hubungan preferensi ini biasanya diasumsikan memiliki tiga sifat dasar, yaitu kelengkapan, transifikasi dan kontinuitas. 1. Kelengkapan (completeness) Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka setiap orang harus selalu bisa menspesifikasikan apakah: a. A lebih disukai dari pada B
6
7
b. B lebih disukai dari pada A c. A dan B sama-sama disukai 2. Transifikasi (Transivity) Jika seseorang mengatakan bahwa ia lebih menyukai A dari pada B dan lebih menyukai B dari pada C. Maka ia lebih menyukai A daripada C. 3. Kontinuitas (Continiuty) Jika seseorang mengatakan A lebih disukai daripada B, maka situasi yang mirip dengan A juga harus disukai dari pada B. Dalam ketiga proporsi di atas diasumsikan bahwa setiap orang dapat membuat atau menyusun urutan semua kondisi atau situasi, mulai dari yang paling disukai hingga yang paling tidak disukai. Dari sejumlah alternatif yang ada seseorang cenderung memilih sesuatu yang dapat memaksimalkan tingkat kepuasannya. B. Perpustakaan 1. Pengertian Perpustakaan Perpustakaan merupakan unsur yang sangat penting dalam lembaga pendidikan. Perpustakaan juga dapat digunakan sebagai pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan. Menurut Darmono (2001:2) “perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan”.
Sedangkan
Sismanto
(2008:13)
berpendapat
bahwa
“perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang
8
mengelola bahan-bahan pustaka baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya”. Fungsi perpustakaan berdasarkan keputusan Presiden RI nomor 11 tahun 1989 adalah “perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu organisasi yang bertugas mengumpulkan informasi, mengolah, menyajikan dan melayani kebutuhan informasi bagi pemakai perpustakaan. Selain itu, perpustakaan juga memiliki fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 2. Perpustakaan Universitas Negeri Padang Berdasarkan Buku Pedoman UPT Perpustakaan Universitas Negeri Padang 2009, Perpustakaan UNP adalah suatu unit kerja yang ada di UNP yang mempunyai tugas mengadakan, mengolah, menyajikan, melestarikan dan menyebarluaskan koleksi bahan pustaka yang ada untuk kepentingan dan mendukung pencapaian program Tri Dharma Perguruan Tinggi UNP yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
9
Setiap perpustakaan tentu memiliki koleksi perpustakaan. Koleksi yang dimiliki Perpustakaan UNP terdiri dari koleksi buku teks, referensi, terbitan berkala dan Karya Ilmiah (KKI). a. Koleksi Buku Teks Koleksi ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1) Koleksi Reserve (Tidak dipinjamkan/dibawa pulang), terdiri dari kopi pertama setiap judul buku teks 2) Koleksi dipinjamkan/dibawa pulang, terdiri dari kopi kedua dan seterusnya dari setiap judul buku. b. Koleksi buku referensi, yaitu koleksi rujukan, baik berupa koleksi rujukan umum maupun koleksi rujukan khusus, seperti kamus, ensiklopedia, direktori, abstraks, indeks manual, annual, standar, paten, terbitan pemerintahan seperti UU, Kepres, Kepmen, Perpu, Perda dan lain sebagainya. c. Koleksi Terbitan berkala, yaitu sumber informasi yang diterbitkan secara berkala baik harian, mingguan, tengah bulanan, bulanan, triwulanan, maupun tahunan, seperti surat kabar, majalah, jurnal, bulletin dan lain sebagainya. d. Koleksi Karya Ilmiah (KKI), yaitu terbitan yang merupakan hasil karya civitas akademika UNP, seperti karya ilmiah dosen dan karyawan, tugas akhir (TA), skripsi, tesis, laporan penelitian dan sebagainya.
10
C. Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan hal yang penting dalam suatu aktifitas lembaga atau organisasi yang bergerak di bidang jasa. Kualitas dapat menjadi indikator berhasil atau tidaknya suatu penyedia layanan produk atau jasa. Banyak para ahli yang telah mengemukakan definisi dari kualitas, salah satunya yang diungkap Supranto (2001:228) bahwa “kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang dikerjakan dengan baik”. Pengertian kualitas tersebut mempunyai arti yang sempit, karena pengertian kualitas hanya dilihat dari sudut pandang penyedia jasa. American Society For Quality Control dalam Kotler (2002:67) mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandang konsumen. Kualitas dinyatakan sebagai keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Menurut Gaspersz (2003:10), kualitas dapat didefinisikan melalui lima pendekatan utama : a. Transcendent quality, yaitu suatu kondisi ideal menuju keunggulan. b. Product-based quality, yaitu suatu faktor produk/jasa yang memenuhi standar dari suatu kualitas. c. User-based quality , yaitu kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan produk (barang dan atau jasa) yang dihasilkan. d. Manufacturing-based quality, yaitu kesesuaian terhadap persyaratanpersyaratan yang distandarkan.
11
e. Value-based quality, yaitu derajat keunggulan pada suatu tingkat harga yang memiliki kompetitif. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah kondisi yang ideal dengan faktor produk/jasa yang memenuhi standar persyaratan yang telah ditetapkan sehingga dapat membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain dan berorientasi pada kepuasan konsumen. Menurut Kotler (2000:486) “kualitas pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan konsumen dan berakhir dengan kepuasan konsumen”. Berdasarkan hal tersebut maka baik buruknya kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia layanan produk atau jasa dalam upaya memenuhi harapan konsumen secara konsisten, tepat dan memuaskan. Berdasarkan definisi kualitas pelayanan yang dikemukakan para ahli di atas, sulit untuk mendefinisikan kualitas pelayanan secara umum. Namun pada dasarnya definisi kualitas pelayanan memiliki beberapa elemen utama yang hampir sama. Menurut Nasution (2001:6) elemen-elemen tersebut adalah: a. kualitas mencangkup usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan b. kualitas mencangkup produk, jasa, manusia dan proses lingkungan. c. kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap berkualitas pada masa sekarang belum tentu berkualitas dimasa mendatang).
12
dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan selalu berorientasi pada kepuasan pengguna jasa layanan. Menurut Zeithalm, Berry dan Pasuraman dalam Tjiptono (2005:72) kualitas pelayanan dapat diukur melalui lima dimensi pokok berdasarkan sudut pandang konsumen, yaitu: a. Keandalan
(realibility),
yaitu
kemampuan
perusahaan
untuk
memberikan pelayanan yang akurat, cepat, tepat dan menyediakan informasi yang dibutuhkan pada saat diminta. b. Daya tanggap (responsiveness), yaitu respon cepat terhadap permintaan, pertanyaan, keluhan dan masalah yang dihadapi konsumen. c. Jaminan (assuranse), yaitu staf berpengetahuan luas, terlatih dan dapat dipercaya. d. Empati (empathy), yaitu memberikan perhatian pelanggan secara individual dan berusaha untuk memahami kebutuhan pelanggan. e. Bentuk fisik (tangibles), yaitu bentuk fisik, fasilitas, kelengkapan gedung dan ruangan serta pelayanan yang berdaya tarik visual. 2. Kualitas Pelayanan Perpustakaan Kualitas pelayanan perpustakaan merupakan unsur utama dalam pencapaian suatu keberhasilan organisasi perpustakaan. Hal ini disebabkan karena bagian inilah yang berhubungan langsung dengan pengguna dalam penyebaran informasi serta pemanfaatan jasa dan fasilitas yang ada.
13
Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 pasal 14 tentang layanan perpustakaan bahwa: 1) Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka. 2) Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan. 3) Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. 4) Layanan perpustakaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. 5) Layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai dengan standar nasional perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pemustaka. 6) Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerja sama antar perpustakaan. 7) Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan melalui jejaring telematika. Dari gambaran tentang layanan perpustakaan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan dilaksanakan sesuai standar layanan nasional, memiliki layanan perpustakaan terpadu melalui jaringan telematika yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan, loyalitas dan kepuasan pemustaka. Menurut Dwijati (2006:58) “perpustakaan dapat dikatakan baik, jika memiliki beberapa kriteria antara lain koleksi yang relevan, tenaga yang berkualitas dan profesional, sistem pelayanan yang cepat dan tepat dan didukung oleh sarana dan prasana yang memadai”. Untuk dapat menjadi perpustakaan yang ideal perlu dilakukan pengukuran terhadap kualitas pelayanan. Libqual suatu lembaga pengontrol kualitas pelayanan perpustakaan di Amerika dalam Saputro (2009:30-31) mendefinisikan ada tiga dimensi kualitas pelayanan perpustakaan yaitu:
14
a. Affect of service, yaitu kemampuan, sikap dan mentalitas petugas perpustakaan dalam melayani pengguna, yang meliputi: 1) assurance, yaitu
pengetahuan,
wawasan,
kemampuan
dan
keramahan
pustakawan/petugas perpustakaan dalam melayani pengguna. 2) Empathy, yaitu rasa peduli memberi rasa penuh perhatian kepada setiap individu pengguna. 3) Responsiveness, selalu siap/tanggap membantu pengguna yang kesulitan dan selalu membuka diri untuk membantu, dan 4) Reliability, yaitu kemampuan memberikan janji dan harapan dalam pelayanan dan menepatinya secara tepat dan akurat. b. Information control, yaitu menyangkut tentang ketersediaan koleksi yang memadai dan jenis koleksi yang dimiliki. c. Library as place, yaitu perpustakaan sebagai sebuah tempat dan kemampuan menampilkan sesuatu secara nyata berupa fasilitas fisik, pemanfaatan ruangan, sebagai simbol dan tempat perlindungan. Dari definisi dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa layanan perpustakaan harus dilaksanakan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan dan kebutuhan pengguna. Selain itu, staf perpustakaan dalam melaksanakan tugasnya dituntut untuk bersikap ramah, sopan, tekun dan dapat mengarahkan dan membimbing pengguna serta berwawasan luas. D. Analisis Regresi Linier Berganda Hubungan kausal (sebab-akibat) antara dua variabel atau lebih karena pengaruh yang ditimbulkan oleh satu variabel terhadap variabel lainnya merupakan hal menarik untuk diketahui.
15
Variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain disebut sebagai variabel terikat Y (dependent variable), sedangkan variabel yang nilainya mempengaruhi variabel terikat disebut variabel bebas X (independent variable). Menurut Montgomery (1991:1) “teknik statistika untuk menyelidiki dan memodelkan hubungan antara satu variabel terikat dengan lebih dari satu variabel bebas dinamakan analisis regresi linear berganda”. Variabel bebas X bersifat kategorik, kontinu, ataupun gabungan keduanya dan variabel terikat Y bersifat kontinu. Secara umum, jika variabel terikat terdiri dari k variabel bebas, yaitu X1, X2,….,Xk, maka model regresi linear berganda dapat ditulis dalm bentuk persamaan Yi = β0 + β1Xi1 +β2Xi2 +…+ βjXij +…+ βkXik+ ei…………………(1) dimana : i
= 1,2,…, n ; j = 1,2,…, k
Yi
= nilai ke-i dari variabel terikat Y
Xij
= nilai pengamatan ke-i dari variabel bebas ke-j
βj
= koefisien regresi ke-j
еi
= galat ke-i (Sembiring, 1995:134)
Persamaan (1) dapat diestimasi dengan model: Y = b0 + b1X1 + b2X2 +…+ bkXk…………………………………..(2) dimana: b1, b2, …, bk
: penduga β1, β2,…, βk
16
X
: variabel pengaruh
Y
: banyaknya variabel independen (Sembiring, 1995:138)
Untuk mendapatkan nilai penduga tersebut dapat diperoleh dengan meminimumkan bentuk kuadrat terhadap galat sebagai berikut: J=∑
0
2 =∑
1
Y
β0
β1 X1
β2 X 2
βk X k
2
…......……(3)
(Sembiring, 1995:138) Meminimumkan bentuk kuadrat persamaan (3) dapat dilakukan dengan mencari turunan J terhadap β0,β1 dan β2. Kemudian tiap turunan tersebut sama dengan nol, dan diperoleh sebagai berikut: 0
1
2
= -2∑
Y - β0- β1 X1- β2 X2 - … - βk Xk) = 0
= -2∑
Y - β0- β1 X1- β2 X2 - … - βk Xk) X1= 0
= -2∑
Y - β0- β1 X1- β2 X2 - … - βk Xk) X2= 0
= -2∑
Y - β0- β1 X1- β2 X2 - … - βk Xk) Xk= 0…………………(4)
Persamaan (4) kemudian disederhanakan dan mengganti koefisien regresi dengan penaksirnya sehingga diperoleh : nb0+ b1∑ X1 + b2∑ X2 +…+ bk∑ X = ∑ b0∑ X1 + b1∑ X1 2 + b2∑ X1 X2 +…+ bk∑ X1 Xk = ∑ YX1 b0∑ X2 + b1∑ X1 X2 + b2∑ X2 2 +…+ bk∑ X2 Xk= ∑ YX2 b0∑ X + b1∑ X1 Xk +b2∑ X2 Xk+…+bk∑ X
2
= ∑ X ………..............(5) (Sembiring, 1995:138)
17
Persamaan (5) dapat ditulis menjadi: Xt Xb = Xt Y ...............…………………………….(6) (Sembiring,1995:138) dan dapat ditulis sebagai berikut: 1 2
Y=
3
1 1 , X= 1
y
1
11 12 13 1
〰 21 … 23
… …
2
…
22
0
1 2 3
dan b =
1 2
Dengan Y adalah matriks vektor kolom dengan ordo K x 1 dan X adalah matriks dengan ordo K. Jika Xt X tidak singular maka: b = (Xt X)-1 Xt Y ……...…………………………...(7) (Sembiring, 1995:139) E. Variabel Dummy Variabel bebas pada regresi linier berganda dapat berupa variabel boneka atau disebut variabel dummy. Variabel dummy bernilai 1 atau 0, suatu variabel dummy diberi nilai 1 bila kategori yang bersangkutan ada dan bernilai 0 bila tidak ada. Jumlah variabel dummy dari suatu faktor ada sebanyak p-1, dimana p adalah banyaknya komponen dalam suatu faktor. Adapun contohnya adalah sebagai berikut: Contoh (1) Variabel dengan 2 kategori, dengan kategori ke-2 menjadi kategori dasar, peubah dummy-nya adalah
18
Kategori
X1
1 2
1 0
Contoh (2) Variabel dengan 3 kategori, dengan kategori ke-3 menjadi kategori dasar, peubah dummy-nya adalah Kategori 1 2 3
X1 1 0 0
X2 0 1 0 (Simamora,2005:84)
F. Analisis Konjoin Analisis konjoin (Conjoint Analysis, Considered Jointly) merupakan suatu metode analisis dalam analisis multivariat yang dikembangkan sejak tahun 1970. Analisis ini digunakan untuk membantu mendapatkan kombinasi atau komposisi atribut/faktor-faktor suatu produk atau jasa baik baru maupun lama yang paling disukai konsumen, dan juga digunakan untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap suatu produk yang terdiri atas satu atau banyak bagian. Hasil utama konjoin adalah suatu bentuk atau desain produk atau jasa tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden ( Supranto, 2004:198). Pendapat lain tentang analisis konjoin dikemukakan oleh Hardle (2007:652) “analisis konjoin merupakan sebuah metode yang digunakan untuk
19
memperoleh nilai kegunaan (utilitas) berdasarkan peringkat yang diberikan kepada faktor suatu produk atau jasa”. Awal mulanya analisis konjoin lebih banyak digunakan oleh perusahaan untuk riset pemasaran yang bertujuan untuk mengembangkan produknya. Namun seiring perkembangan zaman analisis ini dapat juga diterapkan dalam bidang lain seperti pertanian, psikologi, biologi dan bidang lainnya (Santoso, 2002:280). Supranto (2004:198) mengemukakan bahwa analisis konjoin dapat digunakan dalam berbagai macam tujuan, yaitu: a. Menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut/faktor dalam proses pemilihan oleh pelanggan b. Membuat estimasi pangsa pasar suatu produk tertentu yang berbeda tingkat atribut/faktornya c. Untuk menentukan komposisi produk yang paling disukai oleh konsumen d. Untuk membuat segmentasi pasar yang didasarkan pada kemiripan preferensi terhadap tingkat-tingkat atribut. Dalam analisis konjoin digunakan persamaan regresi berganda dengan bentuk dasar dependensi dapat dirumuskan sebagai berikut: Y (non metrik atau metrik) = X1 + X2 + X3+….+ Xn (non metrik)……...(8) dimana: 1. Y (variabel dependen), skala metrik atau non metrik, didefinisikan sebagai pendapat keseluruhan dari seorang responden terhadap sekian faktor/atribut dan komponen/level pada sebuah barang/ jasa/ ide. 2. X1,X2,X3,…,Xn (variabel independen), skala pengukuran non metrik didefinisikan sebagai faktor/atribut dan komponen/level. (Nugroho, 2008:91)
20
Menurut Santoso (2002:281), metode analisis konjoin memiliki beberapa keunikan yang tidak dimiliki oleh metode analisis multivariat yang lain, yaitu: 1. Mampu mengakomodasi variabel dependen berskala pengukuran metrik maupun non metrik. 2. Menggunakan variabel independen berskala pengukuran non metrik atau kategorikal. 3. Bisa membuat taksiran model untuk memprediksi preferensi tiap-tiap responden. 4. Bisa membuat prediksi mengenai pengaruh dari masing-masing komponen dan tidak mengasumsikan antara variabel independen tersebut. 5. Tidak memerlukan pengujian asumsi seperti normalitas, homoskedastisitas dan lainnya. Dalam melalukan riset dengan menggunakan analisis konjoin, ada beberapa tahapan yang harus dilalui peneliti. Menurut Supranto (2004:200) tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut: Merumuskan masalah Bentuk Stimuli
Sebelum ke lapangan (mengumpulkan data)
Tentukan bentuk data input Pilih prosedur analisis konjoin Interpretasi Hasil
Setelah kembali dari lapangan (analisis data)
Evaluasi Keandalan dan Kesahihan
1. Merumuskan masalah Dalam merumuskan masalah pada analisis konjoin, peneliti harus mengidentifikasi faktor dan level/komponen yang paling penting bagi konsumen,
21
karena dari sudut pandang teoritis faktor yang paling penting dapat mempengaruhi preferensi konsumen dan pilihannya terhadap faktor tersebut. Cara untuk memperoleh faktor yang berperan dalam analisis konjoin dapat dilakukan melalui diskusi dengan pakar, eksplorasi data sekunder atau melakukan penelitian pendahuluan. Setelah faktor diidentifikasi, komponen yang sesuai harus dipilih. Jumlah komponen
menentukan
banyak
parameter
yang
diestimasi
dan
juga
mempengaruhi jumlah stimuli yang akan dievaluasi oleh responden. Jadi untuk meminimumkan tugas evaluasi responden, peneliti harus dapat memperkirakan parameter seakurat mungkin, peneliti diharapkan untuk membatasi jumlah komponen yang digunakan. Faktor dan komponen masing-masing dipergunakan sebagai input untuk menyusun stimulus sebagai kombinasi komponen faktor dalam analisis konjoin. 2. Bentuk stimuli Ada dua pendekatan umum yang digunakan dalam membentuk stimuli, yaitu pendekatan berpasangan (the pairwise approach) dan prosedur profil lengkap (full-profile procedure). Pada pendekatan
berpasangan, dua faktor
dengan masing-masing komponen dirangking atau diberi peringkat mulai dari yang disukai sampai yang paling tidak disukai. Jika banyaknya faktor adalah p buah, maka kombinasi faktor yang harus dievaluasi responden adalah sebanyak q= p(p-1)/2 pasangan. Pendekatan berpasangan ini disajikan dalam bentuk matriks seperti pada tabel 1.
22
Tabel 1. Pendekatan Berpasangan
Faktor 3
Faktor 3
Faktor 2
komponen 1
Faktor 1 komponen 2
komponen 3
komponen1 komponen2 komponen3
komponen 1
Faktor 2 komponen 2
komponen 3
komponen 1
Faktor 1 komponen 2
komponen 3
komponen1 komponen2 komponen3
komponen1 komponen2 komponen3
Kelebihan dari pendekatan berpasangan adalah bahwa pendekatan ini lebih mudah bagi responden untuk memberikan pertimbangan. Akan tetapi kelemahan relatifnya adalah bahwa pendekatan ini memerlukan lebih banyak evaluasi daripada pendekatan profil lengkap. Selain itu, tugas evaluasi mungkin tidak realistik bila hanya dua faktor yang dievaluasi secara bersama-sama, sedangkan untuk prosedur profil lengkap, komponen dari setiap faktor yang digunakan biasanya disajikan pada kartu indeks. Setiap komponen dari faktor telah dikombinasikan peneliti, sehingga pendekatan ini memberikan kemudahan bagi
23
responden
dalam menentukan pilihan. Pada tahap ini peneliti merumuskan
kombinasi komponen masing-masing faktor yang mungkin. Jumlah kombinasi komponen atau stimuli yang terlalu banyak dapat menyebabkan ketidakkonsistenan. Jumlah stimuli tersebut dapat dikurangi dengan menggunakan fractional factorial design. Suatu kelas spesial/khusus fractional factorial design yang disebut orthogonal arrays, memungkinkan untuk mengestimasi semua efek utama. Hal ini sesuai dengan pendapat Supranto (2004:204) yang menyatakan bahwa, “orthogonal arrays memungkinkan pengukuran semua efek utama dari interaksi yang tidak berkolerasi. Desain ini mengasumsikan bahwa semua interaksi yang tidak penting dapat diabaikan (negligible). Orthogonal arrays dibentuk dari basic full factorial design dengan mengganti suatu faktor baru untuk selected interaction effects yang dianggap dapat diabaikan”. Menurut Aaker dan Day (1980) dalam Rosada (2002:2), jumlah minimal stimuli yang harus tersedia untuk dievaluasi responden diformulasikan JK= JTJA+ 1, dimana
JK adalah jumlah stimuli yang terbentuk, JT adalah jumlah
komponen (taraf) dan JA adalah jumlah faktor yang akan dievaluasi. Namun untuk mengantisipasi penyimpangan dari konsep analisis konjoin yang digunakan jumlah stimuli harus disediakan 1,5 sampai 2 kali jumlah minimum yang harus tersedia. 3. Tentukan bentuk data input Bentuk data input dalam analisis konjoin dapat berupa data non metrik (kualitatif) maupun metrik (kuantitatif). Untuk data non metrik, responden
24
diminta untuk memberikan rangking atau peringkat terhadap stimuli. Pada pendekatan berpasangan dua faktor, responden memberikan peringkat terhadap semua cell dari setiap matriks yang dinyatakan dalam keinginan mereka. Sedangkan untuk pendekatan profil lengkap, responden memberikan peringkat terhadap semua stimuli yang disediakan. Dalam bentuk metrik, responden memberikan nilai atau rating pada setiap stimuli. Dengan cara ini, responden akan memberikan penilaian kepada masingmasing stimuli secara terpisah. Pemberian nilai atau rating dapat dilakukan melalui beberapa metode yaitu: a. Menggunakan skala likert mulai dari 1 hingga 5 (1= paling tidak disukai dan 5= paling disukai) b. Menggunakan nilai rangking terbalik, artinya untuk nilai stimuli yang paling disukai diberi nilai tertinggi setara dengan jumlah stimulinya, sedangkan stimuli yang paling tidak disukai diberi nilai 1. 4.
Pilih prosedur analisis konjoin Secara umum model utility function atau fungsi utilitas analisis konjoin
adalah U(x) = ∑
1∑
1
………………………….. (9)
dimana: U(x)
= Utility total
aij = Part worth ( nilai utilitas yang terkait dengan faktor ke-i dan komponen ke-j) i = 1,2,…, m ;
j = 1,2,…, k
25
ki
= Banyaknya komponen dari faktor ke-i
m
= Banyak faktor
xij = Variabel dummy faktor ke-i dan komponen ke-j xij =
1, jika komponen ke dari faktor ke 0, jika komponen ke dari faktor ke (Supranto, 2004:210)
Dalam analisis konjoin, digunakan persamaan regresi linier berganda untuk memperoleh nilai utilitas yang terkait dengan faktor ke-i komponen ke-j atau memperoleh nilai aij.
Analisis dapat dilakukan pada tingkat individu
(individual-base analysis) atau menyeluruh (agregat). Dugaan persamaan regresi berganda yang digunakan yaitu Y = b0 + b1X1 + b2X2 +…+ bkXk……………………………………..(10) dimana: Y
: preferensi konsumen
b0,b1,b2, …, bk : koefisien penduga dari variabel dummy X1,X2, …, Xk : variabel dummy yang mewakili komponen dari setiap faktornya Analisis regresi di atas menggunakan analisis regresi dengan variabel dummy. Mattjik dan Sumertajaya (1999) dalam Riswandi (2002:3) menyatakan bahwa bentuk matriks regresi dengan variabel dummy adalah sebagai berikut Y=Xβ dimana: Y
: Vektor preferensi konsumen
26
X
: matriks variabel dummy
β
: vektor koefisien variabel dummy
Parameter β diduga dengan metode kuadrat terkecil, yaitu meminimumkan jumlah kuadrat galatnya. b = (Xt X)-1 Xt Y dimana: 11
Y=
Yn
12
X=
1 1
… …
1
…
杮
0
dan b =
1
= data responden ke-n dan kombinasi komponen (stimuli) ke-l
Xmkn = nilai peubah boneka ke-mkn Untuk mengestimasi nilai utilitas, dapat diselesaikan dengan menggunakan koefisien regresi parsial dari peubah dummy-nya. Jika model regresi yang diperoleh signifikan pada
= 0,05 maka model analisis regresi linear berganda
tersebut dapat digunakan untuk mengestimasi hasil konjoin. Sedangkan bila model yang diperoleh tidak signifikan pada
= 0,05 maka penggunaan model
regresi linear berganda tidak tepat untuk mengestimasi hasil konjoin. Koefisien dari peubah dummy mewakili perbedaan utilitas dari komponen yang bersangkutan dengan utilitas komponen yang menjadi kategori dasar. Misalnya faktor ke-i dengan k buah peubah dummy dan peubah dummy ke-k sebagai kategori dasar, dengan persamaan (11) sebagai berikut ai1 – aik = b1…………………………………………………………..(11.1) ai2 – aik = b2…………………………………………………………..(11.2)
27
ai(k-1) – aik = b(k-1)……………………………………………………..(11.3) (Supranto, 2004:210) Nilai utilitas diestimasi pada suatu skala interval yang memiliki suatu titik asal (origin) sebarang, sehingga diperlukan suatu persamaan tambahan sebagai berikut ai1+ ai2+ … + aik = 0 …………………………………………………...(11.4) (Supranto, 2004:210) Nilai utilitas dapat bernilai positif dan negatif, jika nilai utilitas pada komponen bernilai negatif maka dapat dikatakan bahwa komponen tersebut tidak atau kurang disukai. Apabila nilai utilitas bernilai positif, maka komponen tersebut disukai pelanggan. Nilai utilitas tertinggi masing-masing komponen setiap faktor merupakan kombinasi yang diinginkan responden. Setelah diperoleh nilai utilitas setiap komponen masing-masing faktor langkah selanjutnya adalah menghitung tingkat kepentingan setiap faktor. Prinsipnya tingkat kepentingan faktor adalah selisih nilai utilitas tetinggi dengan utilitas terendah. Seperti pada persamaan (12) berikut ini: Ii = (max (aij ) – min (aij )) untuk setiap i………………………………(12) (Supranto, 2004:206) Pada dasarnya, dengan tingkat kepentingan tersebut sudah bisa mengurutkan setiap faktor didasarkan tingkat kepentingannya. Namun, jika diubah menjadi tingkat kepentingan relatif (bobot) dengan persamaan (13), informasi yang diperoleh akan lebih lengkap. Wi = ∑
1
x 100% …………………………………………….……(13)
28
dimana: Wi : tingkat kesukaan dari faktor ke-i (Supranto, 2004:207) 5. Interpretasi hasil Dari hasil pembahasan dapat diberikan interpretasi hasil yang diperoleh. Untuk menginterpretasikan hasil analisis, perlu diplotkan fungsi part-worth atau melihat nilai utilitas dari komponen setiap faktor. Dengan melihat nilai utilitas tersebut tergambar faktor dengan komponen seperti apa yang paling disukai oleh responden. Hal ini sesuai dengan pendapat Kuhfeld (2000) dalam Lestari (2011:8), yang menyatakan ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil analisis konjoin, yaitu: a.
Komponen yang memiliki nilai utilitas (kegunaan) lebih tinggi adalah komponen yang lebih disukai
b.
Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai utilitas tiap komponen dari faktor-faktor tersebut
c.
Kombinasi yang memiliki nilai utilitas tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden.
d.
Faktor yang memiliki perbedaan nilai utilitas lebih besar antara nilai kegunaan komponen tertinggi dan terendahnya merupakan faktor yang lebih penting.
29
6. Evaluasi Keandalan dan Kesahihan Evaluasi keandalan dan kesahihan model perlu dilakukan untuk melihat seberapa jauh model tepat dan diandalkan untuk data yang dianalisis. Menurut Supranto (2004:213) “evaluasi ketepatan model dalam analisis berganda adalah dengan cara melihat nilai R2 atau koefisien determinasinya, sedangkan evaluasi keandalan dilakukan untuk mengetahui nilai korelasi model regresi dengan preferensi responden dengan cara melihat nilai R atau nilai korelasi regresi”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Berdasarkan masalah yang diteliti, jenis penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian survei. Menurut Singarimbun (1989:03) “penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Penelitian survei tidak menggunakan populasi yang luas sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan objek yang menjadi perhatian penelitian. Menurut Sastroasmoro dan Ismail (1995) dalam Nursalam (2008:89), populasi dibagi menjadi dua yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling dan menjadi sasaran akhir penelitian, sedangkan populasi terjangkau populasi yang memehuhi kriteria penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh peneliti. Populasi target dalam penelitian ini seluruh mahasiswa UNP dengan karakteristik populasi yaitu pernah melakukan transaksi peminjaman minimal satu kali. Hal ini diasumsikan karena responden yang menggunakan jasa layanan dengan transaksi peminjaman minimal satu kali telah dapat menggambarkan suatu kualitas pelayanan perpustakaan sehingga mampu memberikan penilaian yang
30
31
tepat, sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini hanya dibatasi untuk mahasiswa UNP yang memenuhi karakteristik dan sedang berkunjung saja. 2. Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi tidak diketahui. Metode non probability sampling yang digunakan adalah metode quota sampling. Menurut Riduwan (2007:11,6), “quota sampling adalah teknik penentuan sampling dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang dikehendaki atau pengambilan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti”. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditetapkan adalah 100 orang responden yang dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: a. Merupakan mahasiswa UNP dan sedang berkunjung di Perpustakaan UNP b. Pernah melakukan transaksi peminjaman minimal 1 kali c. Bersedia menjadi responden. Pemilihan sampel juga didasarkan pemerataan pada segmen fakultas agar penilaian yang diberikan dapat menggambarkan stimuli yang diinginkan mahasiswa UNP. C. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data
yang
dikumpulkan
berdasarkan
menggunakan kuesioner.
jawaban
dari
responden
dengan
32
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian terbagi menjadi dua, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah preferensi mahasiswa terhadap kombinasi komponen kualitas pelayanan Perpustakaan UNP, sedangkan variabel bebasnya adalah variabel dummy yang mewakili komponen dari setiap faktor kualitas pelayanan Perpustakaan UNP. Ada beberapa konsep dari faktor tersebut yang perlu didefenisikan secara operasional, yaitu: 1. Staf perpustakaan Staf perpustakaan yaitu orang-orang yang bekerja dalam ruang lingkup perpustakaan. Komponen yang dinilai dari staf perpustakaan adalah sikap dan kemampuan staf perpustakaan dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa sebagai pengguna jasa perpustakaan UNP. 2. Koleksi bahan pustaka Koleksi bahan pustaka adalah koleksi yang tersedia meliputi berbagai jenis bahan pustaka di Perpustakaan UNP. 3. Fasilitas pelengkap Fasilitas pelengkap merupakan fasilitas penunjang yang tersedia di perpustakaan UNP. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Pada kuesioner akan digambarkan faktor beserta komponen-komponen dari kualitas pelayanan perpustakaan. Informasi mengenai faktor yang mewakili preferensi
33
responden dapat diperoleh melalui diskusi dengan dengan pakar, eksplorasi data sekunder atau melakukan tes awal (Rosada, 2002). Setelah faktor diidentifikasi, komponen yang sesuai harus dipilih dari gambaran umum faktor dilapangan. Penelitian ini menggunakan tiga faktor yang masing-masing memiliki tiga komponen. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan hasil eksplorasi data sekunder dan diskusi dengan pakar. Eksplorasi data sekunder diperoleh dari Libqual dalam Saputro (2009:30-31) yang mendefinisikan tiga dimensi dari kualitas pelayanan perpustakaan. Sedangkan untuk identifikasi faktor beserta komponen-komponen dari tiga dimensi kualitas pelayanan perpustakaan, diperoleh melalui diskusi dengan pakar yaitu Bapak Drs. Ardoni, M.Si, Staf Pengajar di program studi Ilmu Perpustakaan Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) pada tanggal 28 Mei 2012 dan Bapak Drs. Syahyuman, M.Si, Wakil Kepala Perpustakaan UNP pada tanggal 30 Mei 2012. Adapun tiga dimensi kualitas pelayanan perpustakaan dan faktor-faktor yang digunakan berdasarkan hasil diskusi dengan pakar adalah sebagai berikut: a. Affect of service, yaitu kemampuan sikap dan mentalitas staf perpustakaan dalam melayani mahasiswa, sehingga faktor yang mewakili affect of service adalah staf perpustakaan. b. Information control meliputi ketersediaan bahan pustaka yang memadai serta jenis koleksi bahan pustaka yang dimiliki. Oleh karena itu faktor yang dapat mewakili information control adalah koleksi bahan pustaka.
34
c. Library as place merupakan kemampuan untuk menampilkan fasilitas dan kelengkapan gedung atau ruangan. Faktor yang digunakan untuk mewakili library as place adalah fasilitas pelengkap. Komponen-komponen yang digunakan merupakan komponen yang dianggap penting dan tersedia di lapangan. Oleh karena itu, faktor dan komponen kualitas pelayanan perpustakaan dalam penelitian ini dapat terlihat pada tabel 2. Tabel 2. Faktor dan Komponen Kualitas Pelayanan Perpustakaan FAKTOR Staf Perpustakaan
Koleksi Bahan Pustaka
Fasilitas Pelengkap
KOMPONEN Ramah dan sopan Cepat dan tepat Berwawasan luas Buku teks Referensi Karya ilmiah Pendingin ruangan (AC) Kursi dan meja Komputer katalog
Pendekatan umum yang digunakan untuk menyusun stimuli dalam penelitian ini adalah pendekatan prosedur profil lengkap (full-profile procedure). Karena terdapat 3 faktor yang masing-masing memiliki 3 komponen kualitas pelayanan perpustakaan UNP maka terdapat 3x 3x 3= 27 jumlah stimuli yang terbentuk. Banyaknya stimuli yang terbentuk dapat menyebabkan kesulitan pada responden dan dikhawatirkan terjadi ketidakkonsistenan. Untuk itu, dilakukan pengurangan kombinasi dengan rancangan faktorial sebagian dengan konsep orthogonal array. Melalui rancangan ini diperoleh suatu kombinasi faktor yang
35
hanya mengukur efek utamanya saja, sementara interaksi antar faktor tidak diukur atau terabaikan. Adapun kombinasi komponen (stimuli) dari setiap faktor yang diperoleh adalah
9-3+1=7 jumlah stimuli yang terbentuk. Untuk mengantisipasi
penyimpangan, jumlah stimuli di tambah 2. Kombinasi komponen dilakukan dengan menggunakan syntax SPSS versi 16 for windows pada lampiran 1 (halaman 56), sehingga diperoleh 11 stimuli seperti Tabel 3 berikut: Tabel 3. Kombinasi Komponen (Stimuli) yang Terbentuk No
Staf Perpustakaan
Koleksi Bahan Pustaka
1
Cepat dan tepat
Buku teks
2
Berwawasan luas
Buku teks
3
Ramah dan sopan
Buku teks
4
Cepat dan tepat
Buku teks
5
Cepat dan tepat
Karya ilmiah
6
Ramah dan sopan
Karya ilmiah
7
Berwawasan luas
Referensi
8
Cepat dan tepat
Referensi
9
Ramah dan sopan
Referensi
10
Berwawasan luas
Karya ilmiah
11
Berwawasan luas
Referensi
Fasilitas Pelengkap Kursi dan meja Komputer katalog Pendingin ruangan (AC) Pendingin ruangan (AC) Komputer katalog Kursi dan meja Pendingin ruangan (AC) Pendingin ruangan (AC) Komputer katalog Pendingin ruangan (AC) Kursi dan meja
Bentuk data input analisis konjoin dalam penelitian ini adalah data metrik (kuantitatif). Pemberian nilai/rating dilakukan dengan menggunakan nilai rangking terbalik. Dimana, responden diminta untuk memberikan rangking kombinasi komponen di atas berdasarkan tingkat preferensi atau tingkat
36
kesukaannya terhadap kualitas pelayanan Perpustakaan UNP dan selanjutnya dilakukan penilaian atau skor terhadap rangking yang diberikan. Menurut Simamora (2005:656) “responden akan memberikan rangking kombinasi
tiap
komponen
masing-masing
faktor
berdasarkan
tingkat
kesukaannya, mulai dari yang paling disukai sampai dengan yang paling tidak disukai (1= yang paling disukai, sampai dengan 11= yang paling tidak disukai)”. Kuesioner secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2 (halaman 57). Penilaian dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan 11 point skala likert. Peneliti memberikan skor 11 untuk peringkat 1, skor 10 untuk peringkat 2, skor 9 untuk peringkat 3 dan seterusnya sampai dengan skor 1 untuk peringkat 11.. Data hasil penilaian berdasarkan rangking stimuli yang diberikan responden dapat dilihat pada lampiran 3 (halaman 59). 2. Pelaksanaan Pengumpulan Data a. Penyampaian kuesioner Penyampaian kuesioner dalam penelitian ini langsung diberikan kepada responden. Responden mengisi sendiri kuesioner yang telah disediakan. Namun, sebelumnya perlu diketahui apakah responden memenuhi kriteria populasi atau tidak, yaitu merupakan mahasiswa UNP dan pernah melakukan transaksi peminjaman minimal satu kali. Hal ini dilakukan agar hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan tujuan diadakannya penelitian ini.
37
b. Jadwal dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan UNP pada tanggal 4-11 Juni 2012. Waktu penelitian dibedakan menjadi dua yang berdasarkan jam operasional Perpustakaan UNP yaitu, jam 08:00-12:00 WIB untuk waktu pagi dan jam 13:20-16:00 WIB untuk waktu siang. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis konjoin. Adapun langkah-langkah analisis data konjoin adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengkodean variabel dummy pada setiap komponen kualitas pelayananan Perpustakaan UNP 2. Mengestimasi model regresi berganda dengan persamaan (10) 3. Menghitung nilai utilitas tiap komponen menggunakan persamaan (11) 4. Menentukan tingkat kepentingan relatif faktor dengan persamaan (12) dan persamaan (13) 5. Interpretasi hasil 6. Evaluasi Keandalan dan Kesahihan Proses analisis data dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan software SPSS versi 16 for windows
BAB IV HA ASIL PENELITIAN DA AN PEMBA AHASAN A. Profil P Respo onden Penggambilan saampel dalam m penelitian n dilakukann dengan cara c quota s sampling yaang terdiri daari 100 mahaasiswa dengaan pertimbanngan, terdafttar menjadi m mahasiswa U UNP, sedan ng melakukaan kunjungann dan pernahh melakukan n transaksi p peminjaman n minimal saatu kali. Proffil respondenn dalam pennelitian ini berdasarkan b j jenis kelam min, tahun masuk, m fakultas dan jum mlah transaaksi peminjaaman yang p pernah dilak kukan. 1 Profil Responden 1. R B Berdasarkan n Jenis Kelaamin jenis kelam Adappun profil responden r b berdasarkan min dapat diilihat pada g gambar 1 beerikut.
Laaki‐laki 38% Perrempuan 62%
Gam mbar 1: Proffil Responden Berdasarkan Jenis K Kelamin
38