Ekstrimisme dan Agenda Merawat Toleransi M. Imdadun Rahmat, Ketua Komnas HAM
Ekstrimisme/Fundamentalisme
Fundamentalisme u a e ta s e merupakan e upa a fenomena e o e a semua se ua agama. aga a. Ciri-ciri (Martin E. Marty): 1. Menolak hermeneutika dalam menafsirkan kitab suci ( f i liliteral,l hharfiyah) (tafsir fi h) 2. Menolak pendekatan historis dan sosiologis dalam memahami teks kitab suci. Teks harus menundukkan konteks, bukan perkembangan historis yang menundukkan teks. 3 Menolak “pluralisme” 3. pluralisme dan “relativisme” relativisme dalam kebenaran agama dan keyakinan. Hanya ada satu agama yang benar. 4 Oposisionalisme: 4. O i i li melawan l segala l ancaman terhadap h d eksistensi agama dengan cara mendasar. 5. Cenderungg pada p cara-cara kekerasan.
Ekstrimisme dalam Islam: Satu Fenomena Banyak Nama Fenomena e o e a Ekstrimisme st s e sering se g disebut sebut dengan e ga radikalisme, fundamentalisme, garis keras (hard liner), revivalisme, dan Islamisme. Fundamentalisme-konservatif Fundamentalisme konservatif (Olivier (Oli i Roy): Gerakan yang berorientasi utama menerapkan syariat Islam di tengah masyarakat tanpa ambil peduli terhadap persoalan politiknegara. Kelompok ini cenderung mengutamakan pribadi dan mudah berkolaborasi dengan g moral p pemerintah dan tunduk terhadap sistem politik yang ada. Bahkan mereka tidak mempersoalkan sekularisasi p politik (p (pemisahan agama g dan negara) g ) dan memilih mempertahankan tradisi.
Banyak Nama…. Nama
Islamic Revivalism (Hrair Dekmejian):
menggambarkan tingginya kesadaran Islam di kalangan umat Islam. Ditandai menyebarnya masyarakat yang dipenuhi kebajikan dan persaudaraan-persaudaraan sufi dan ketaatan yang mencolok untuk mempraktekkan ajaran-ajaran ajaran ajaran Islam. Pada umumnya, kecenderungan ini ditandai pasivitas politik, kecuali ada dorongan dari pemerintah atau pihak-pihak musuh dari luar. Namun, d l lingkungan dalam li k kebangkitan k b kit Islam I l ini i i –yang secara umum tidak berbentuk ini—terdapat serangkaian aktifisme keagamaan g yang y g melibatkan kelompokp kelompok Islam militan.
Banyak Nama.. Nama
Islamism (Olivier Roy): Gerakan Islam yang
berorientasi pada pemberlakuan syariat. Roy menyebut ggerakan Islam yang y g menjadikan j Islam sebagai g ideologi g politik dengan sebutan Islamisme. Islamist politic (Dale Eickelman dan James P Piscatori): ) organisasi dan gerakan yang mengajak dan mengagitasi di wilayah politik yang menggunakan tanda dan simbol simbol-simbol simbol dari tradisi Islam. Istilah ini juga dipakai menunjuk aktifisme politik yang melibatkan kelompok-kelompok informal yang membentuk kembali re ert ir dan bingkai-bingkai repertoir bin kai bin kai rrujukan j kan dari tradisi Islam Islam.
Banyak Nama.. Nama
Islamisme (Salwa Ismail): Menunjuk dua fenomena
sekaligus baik politik Islamis maupun re –Islamisasi, sebuah proses pada domain yang beraneka ragam dari kehidupan sosial yang diselubungi oleh tanda dan lambang yang diasosiasikan dengan tradisi budaya Islam. Proses ini meliputi pemakaian jilbab, kebutuhan yang makin besar pada bacaan Islam dan komoditi agama lainnya, penampakan simbol-simbol identitas keagamaan, pembingkaian kembali aktivitas ekonomi dengan termaterma Islam. Islam Re Re-Islamisasi Islamisasi dimaknai secara lebih luas dari Islamisme dan kadang-kadang dibedakan dengan Islamisme. Islamisme menurut Salwa tidak semata-mata ekspresi dari proyek politik politik, tetapi juga meliputi penggunaan kembali bingkai dengan referensi Islam di wilayah sosial dan kebudayaan
Peta Islam Radikal Radikal-- Wahabis Wahabis Fundamentalis Wahabis Islamist – Konstiitusional Wahabis IslamisInkonstitusional
Wahabis Jihadis
Peta Islam Radikal Radikal--Non Wahabis Jihadis: DI non AS-ABB= AMIN IslamistKekerasan: FPI Islamist Konstitusional: Partai Bercita-cita Negara Islam
Karakter Fundamentalis/Dakwah Fundamentalis/Dakwah Salafi
1 1.
2. 3. 4.
5.
Membid’ahkan M bid’ hk d dan memusyrikkan ikk amalan-amalan l l k kaum pesantren: Mauludan, Ziarah Kubur, Dzibaan, Tahlil, Dzikir, Toriqoh, dan sebagainya. Ini dianggap menodai kemurnian Islam. Literalis (harfiyyah): menolak ta’wil dan penafsiran Qur’an dan Sunnah secara yang tersurat. Tidak mengakui g akal: membatasi sumber istinbath hanya y dengan g wahyu.Wahyu merupakan sumber satu-satunya dalam Islam. Anti imam-imam madzhab dan membuang kitab kuning. Hanya menganut Imam Ahmad Bin Hambal versi Ibnu Taymiyyah, Taymiyyah dan Muhammad Bin Abdul Wahhab. Intoleran: cenderung memusuhi kelompok lain dan menganggap hanya ajaran kelompoknya sendiri yang benar. benar Mudah mengkafirkan orang yang tidak seajaran dengan mereka.
Karakter Islamis Islamis--Radikal dan Kelompok Teroris 1.
Kelompok ini memiliki persamaan dengan karakter kelompok fundamentalis (sebagaimana diuraikan di depan).
2.
Radikal: menganggap kehidupan Islam dan sistem kenegaraan yang telah ada di dunia muslim sebagai penyimpangan, dan harus diubah dengan cara yang mendasar.
3.
Pro-kekerasan: kondisi yang menyimpang harus diluruskan baik dengan jalan dakwah maupun jalan jihad (perang).
4 4.
FFanatik-militant: ik ili meyakini ki i dengan d mutlak l k bahwa b h ajarannya j sendiri di i sebagai b i kebenaran tunggal yang harus disebarluaskan dengan jalan apapun.
5.
Anti-Barat: Barat dipersepsikan p p sebagai g “biangg kerok” hancurnya y sistem kehidupan yang Islami baik budayanya, intelektualnya, ekonominya, maupun sistem politiknya.
6 6.
Politis: meyakini bahwa kekuasaan politik negara harus diraih karena merupakan kewajiban agama. Mereka yang tidak menerapkan Negara Islam adalah kafir dan boleh dibunuh meskpun orang Islam.
7.
Tatharruf: menempatkan yang sunnah sebagai wajib, menjadikan yang furu’ sebagai ushul, mengubah yang profan sebagai sakral.
Ihwanul Muslimin
Ikhwanul Muslimin Muslimin::
.
1928, Mursyid ‘Am: Imam Hasan AlBanna Hasan AlBanna, Al Hudhaibi, Umar Talmasani, M h Muhammad d Hamid H id Abu Naser, Mustofa Masyhur . Ideolog sayap radikal: Sayyid Quthb
Mesir (Hasan Al-Banna), Irak (Syaikh Muhammad Mahmud Ash-Shawwaf), Syiria (Dr Syiria, (Dr. Mushthafa As As-Siba Siba'I) I), Jordania (Syaikh Abdul Lathif Abu Qurah), dan negara-negara Teluk Anak ideologisnya antara lain: Front Penyelamat Islam (FIS) di Al Jazair; HAMAS di Palestina; Partai Keadilan dan Pembangunan di Maroko; Partai Nahdlah di Tunisia; Partai Keadilan dan Pembangunan di Turki; Partai Kebangkitan Islam di wilayah bekas Uni Soviet; PAS di Malaysia
Gerakan Tarbiyah: PK/PKS PK/PKS, KAMMI
IM …..
Pecahan IM Ultra Radikal ((IM faksi Sayyid yy Quthb): Q )
Al-Jihad, Organisasi Pembebasan Islam, Takfir wa Al-Hijrah Al-Hijrah, Jama’at alMuslimin li alTakfir di Mesir
Jaringan Tandzim Al-Qaidah Usamah Bin Ladin-Ayman Ladin Ayman Adzawahiri; Taliban Afghanistan Mullah Omar; AlQaida Abu Mus’ab Mus ab Al-Zarqawi Irak; Somalia; Sudan; Yaman.
Jama’ah Islamiyyah; Tandzim Al-Qaidah Al Qaidah Wilayah Serambi Mekah; Angkatan Mujahidin Nusantara (AMIN); Majlis Mujahidin Indonesia; Jama’ah ’ Anshorut Tauhid
HTI
Hizb al-Tahrir:
1952, Taqiyuddîn alNabhâny, dibantu Syaikh As’ad, Rajab Bayudli al-Tamimi dan Abdul Qadir Zallum Zallum. Tahun 1979 anNabhâny wafat, ‘Abd al Qadîr Zallûm al-Qadîr menggantikannya, 2003 Amir Hizbut T h i dij Tahrir dijabat b oleh l h Ab Abu Yassin.
Berpusat di Yordania dan London, menyebar di negara-negara Eropa, Australia, Asia Selatan negaraSelatan, negara bekas Uni Soviet
Hizbut Tahrir Indonesia (Ismail Yusanto), Hizbut Dakwah Indonesia (Muhammad AlKhottoth)
Dakwah Salafi .
Nama lain dari Wahabidisu pport oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi. Muassis: Muhammad bin Abdul W hh b Wahhab, Imam Ibnu Taymiyyah, Ibnul Qoyyim AlJauziyyah
Pertama, kelompok "Salafiyah Politik“/“Salafiyyun Sururiyyun” Tokoh: Salman Al-Audah, Safar Al-Hawali, 'Aidh Al Qarni dan lain Al-Qarni, lain-lain. lain Kedua, "Salafiyun Al-Albaniyun” yang mengikuti Syaikh Al-Muhaddist Nashiruddin Al-Albani. Al Albani. Ketiga, "Salafiyun Al-Jamiyun" (Salafiyun yang beringas). Tokoh: Syaikh Rabi' Al-Madkhali. Sering menyerang semua ulama maupun dai yang bertentangan dengan mereka. Keempat, salafiyyun pengikut Syaikh Abdurrahman Abdul Khalik di Kuwait dan kelima, Salafiyyun pengikut Syaikh Bin Bazz dan Syaikh 'Utsaimin Utsaimin di Saudi Arabia. Abdullah Bin Baz (Saudi Arabia);
Pertama, Kelompok Abdul hakim AbdadYazid Jawwad-Abu Bakar M. Altway (Jakarta-Bogor) (Berkiblat ke Kuwait, Syaik Al Al-Albani, Albani Syaikh Abdurrahman Abdul Khalik) Kedua, Ainul Harits (Surabaya) (Berkiblat ke Kuwait, Syaik Al Al-Albani, Albani, Syaikh Abdurrahman Abdul Khalik) Ketiga, Kelompok Abu Nida (Jogyakarta) (Berkiblat ke Kuwait, Syaik Al-Albani, Syaikh Abdurrahman Abdul Khalik) Keempat, Ja’far Umar Thalib-Umar AlSewed (Jogyakarta) (berkiblat ke Saudi Arabi a Syaikh Bin Bash dan Syaikh Al AlUtsaimin) Kelima, Yusuf Baisa- Farid Okbah (Salatiga) (Berkiblat ke Salafiyyun Sururiyyun) Keenam, Majlis Tafsir Al-Quran: Sukino (Berpusat di Solo)
Sayap Ultra Radikal Salafi ISIS /Daisy Jabhah Al Al-Nusroh Nusroh
Agenda IslamisIslamis-Radikal dan Teroris di Indonesia PPertama: Merobohkan M b hk NKRI d dan antii Pancasila. P il Menjadikan Islam sebagai entitas politik. Islam difahami, dipersepsikan dan dipakai sebagai ideologi politik untuk membentuk sistem negara yakni negara Islam (al-daulah al-Islamiyyah) atau Khilafah Islamiyah versi mereka sendiri. Kedua: Menerapkan ajaran Islam dalam masyarakat menurut versii mereka. k Perempuan P harus h memakai k i cadar, d pemisahan yang ketat antara laki-laki-perempuan, laki-laki harus memakai jenggot, jenggot celana ngatung dan gamis. gamis Tanpa menerapkan hal tersebut, masyarakat dianggap jahiliyah.
Sosialisasi Islam Damai oleh Kiai dan Dai
Memagari ummat dari firus radikalisme; khususnya teology of hate. Mengubah ber-Islam “versi pendek” (instant) menjadi ber-Islam “versi panjang” (ilmiyyah-manhajiyyah). Mengangkat kembali ajaran (ayat-ayat dan hadits-hadits) tentang peace and harmony. harmony Meneguhkan prinsip tasamuh, tawazun, I’tidal (Khittoh NU)) Mereposisi pengertian jihad. Mensosialisasikan rumusan NU tentangg pilar-pilar p p kenegaraan: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Kebhinekaan.
MENJINAKKAN HABITUS EKSTRIMISME Terorisme pada hakekatnya sama dengan wabah penyakit menular yang menjakiti manusia. Para ahli kesehatan punya solusi yang bisa diadopsi. Dalam menangani wabah penyakit menular, menular mereka sangat memperhatikan faktor inti yakni virus. Virus harus dimatikan atau dilokalisasi agar tidak meluas penyebarannya. Maka, meminjam ilmu kesehatan, prosedur yang dilakukan dalam memberantas terorisme adalah: pertama, mereka yang terbukti teroris harus dikarantina dalam penjara dan diharapkan berubah ideologinya sebelum bebas. Penjara mestinya betul-betul berfungsi sebagai pengasingan p g g agar g mereka terputus p dari sel-sel terornya y maupun p dari eksponen ormas-ormas radikal basis pendukungnya. Maka manajemen penjara bagi kaum teroris harus didesain sedemikian rupa agar memberi jaminan prinsip eks-komunikasi ini. Kedua, mereka yang dicurigai (supect) tertular virus diberi faksin penangkal dan dibatasi daerah aktivitasnya agar tidak berinteraksi langsung dengan orang lain dan tidak menulari yang lain. Dalam konteks terorisme, virus “teologi kebencian” (theology of hate) yang dikemas dengan doktrin jihad harus ditangkal. g Orang-orang g g maupun p lembaga-lembag g g yyangg berideologi g ini idealnya bisa dilokalisasi dan diputus aksesnya ke ruang-ruang publik.
Ketiga, area asal virus dan area wabah harus dinyatakan sebagai daerah Ketiga, tertutupp untuk menutupp akses ppenyebaran y virus. virus. Artinya Artinya, y , lembaga g atau orang yang menjadi sumber ajaran kekerasan seharusnya dieksdiekskomunikasi tidak justru dicitrakan menjadi tokoh panutan dan idola idola.. Elit--elit politik sungguh tidak elok untuk bermain mata dengan Elit kelompok ini demi kepentingan sempit kekuasaan kekuasaan.. Keempat, daerah Keempat, daerah--daerah sekitar wabah perlu diberikan faksin imunisasi pencegah penularan. penularan. Teologi kebencian ini mesti ditangkal dengan vaksin yang bisa melemahkan dan mematikannya mematikannya.. Paradigma peaceful Islam harus diketengahkan secara lebih serius oleh para ulama dan ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah dan MUI. MUI. Prinsip beragama yang rahmatan lil lil--alamin bisa menyembuhkan atau minimal membuat masyarakat menjadi imun terhadap virus kekerasan kekerasan..
Kelima, mengenali mutasi virus-virus tersebut serta pola penggabungan b gen virus-virus i i sejenis j i sebab, b b semakin ki banyak b k terjadi penggabungan gen, ia semakin kuat bertahan terhadapp vaksin. Pengenalan g ideology gy ppara actor teroris ini menjadi penting. Penelusuran latarbelakang, pengalaman serta apa yang dilakukan sangat penting untuk menentukan prioritas pengawasan terhadap mereka yang dicurigai berpotensi teror. Mereka yang berpengalaman di banyak y menjadi j target g utama ppengawasan g daerah konflik hendaknya dan pembinaan (deradikalisasi dan rehabilitasi). Sebab mereka yang turun di semua front-front jihad seperti Afghanistan Moro, Afghanistan, Moro Ambon dan Poso semakin berbahaya dan sukar dikalahkan.