Kebijakan Pengurangan 2 Jam Kerja bagi perempuan : Menakar dampaknya dengan HAM Perempuan
Yuniyanti chuzaifah Ketua Komnas Perempuan
Pewacanaan Pengurangan 2 jam kerja dan respon lembaga – lembaga negara Diwacanakan oleh JK wapres untuk kepentingan keluarga terutama anak Hampir di eksekusi oleh Kementerian pendayagunaan aparatur negara Komnas Perempuan tidak bersetuju dan punya sejumlah catatan
Argumen Komnas Perempuan Walau diniatkan untuk kebaikan tetapi bisa mengarah dan berdampak pada diskriminasi terhadap perempuan Perempuan akan termarginalisasi dalam dunia kerja karena logika kapitalisme masih berorientasi efisiensi bukan right based. Pembebanan pada perempuan untuk parenting, adalah pembakuan peran domestik pada perempuan. Untuk dukung hak reproduktif : saat menyusui, haid, hamil, dimungkinkan. Menyelesaikan problem keluarga dan kwantitas waktu untuk anak harus lebih mengakar, kurangi kemacetan, solusi kerja yang lebih fleksible, dll.
Dampak dan kerugian bagi perempuan pengukuhan multiple burdens (korelasi dengan kematian tinggi ibu) MDGs paling gagal dicapai Marginalisasi : perempuan banyak yang cumlaude deaktifasi saat berkeluarga stereotype (dipersalahkan kalau rumah tangga kacau), sendat hak politik perempuan , kurangi stok pemimpin perempuanrantai minim waktu, kurangi kinerja, hilang kesempatan Kekerasan perempuan bergantung secara ekonomis lebih perparah situasi, tidak punya pilihan dan jalan keluar35 lansia sebagai tenaga kerja. problem perempuan tunggal dan single
Suara Perempuan
Buruh Pabrik : SDM tdk akan rekrut perempuan, tdk kejar target, sulit naik karir “ siapa yg mau naikkan karir kalo tmn-tmn cowok blm pulang, kita sdh”. Manager pabrik : saya gak mau nyari admin cewek, cewek banyak cuti sama dispensasi”. Hakim : tidak realistis untuk kerja layanan “ sulit , kami di pengadilan sifatnya menunggu, kerja hakim dalam fungsional kolektif. Satu perkara dipikir bareng, kalau majlis berbeda jam, kerjanya merepotkan. Pola kerja masih kultus, jika bos gak ada maka kantor juga kososng.Intinya bukan pengurangan jam tp gmn beban kerja dirumah dibagi bersama”. Ustazah : enak bisa pulang cepet, istirahat, sorenya ngasih les, enak jadi tambah penghasilan. SPK petugas lapangan : masih tertulis 8 jam sehari dan cuti bulanan sehari.
Makna dan dampaknya bagi hak anak mereka butuh dekat dengan kedua orang tua, bukan hanya ibu. Indeks anak bahagia karena balance peran dan curah kwantitas-kwalitas waktu tidak punya figur ayah Mengukuhkan ketidak adilan gender kedalam rantai generasi
Makna dan dampak pada laki-laki kehilangan waktu emas--> mesin uang kurangi afeksi/kedekatan dengan anak perkokoh maskulinisme afeksi tidak berkembangkerap menjadi pelaku kekerasan pada anak, isteridireplikasi anak. Pembakuan pencari nafkah utama banyak laki-laki depresi krn tidak semua siap.
Apakah selesaikan problem keluarga tidak menjawab soal kohesi keluarga waktu bertemu tidak sama suami /laki-laki tumbuh menjadi tidak sensitif kurang komunikasipelaku KDRTdikriminalkan, distereotype.
Keluarga yang menumbuhkan Bagi peran anggota kelaurga akan tumbuhkan kwalitas komunikasi, kohesi dan romastisme Anak yang dididik adil gender manusia balance dan mandiriperadaban sehat Tak jaminan perempuan kerja atau sebaliknya akan berkorelasi pada anak asal ada keseriusan mendidik
Percikan solusi Revoluasi mentaltumbuhkan positive masculinityobati masyarakat yang sakit. Parenting bersama Paternity leave (cuti suami)dibarengi transisi kultural Community parenting Penyediaan ruang kespro dan penitipan anak yang masih dalam proses menyusui (tetapi tidak strategis untuk anak) Cut melahirkan diperpanjang jadi 6 bulan. Supporting sistem, transportasi, fleksibilitas, dll
Terimakasih
[email protected]