Sihadi, Sn'M#ati, Ameta dan Suri Suvlsrlisunranh'
ABSTRACT PROBABILITY OF CHILDREN SEVERE MALNUWllON IMPROVEMENT ON OUT-PATIENT REHliBlLl'rATION OF NUWllON CLINICS IN PUSLITBANG GlZl BOGOR AT BEFORE AND A F E R ECONOMIC CIUSIS Backgramd: The nuintion cllnc of Puslttbang GQI. Bogor pmvldes a ahpahent rehabil~lahoncare package for severely malncunshed ch~ldrend u n g slx months The cllncal care is merely aimed at h e famil Itself at home. Due to h e c h a n ~ din ecmomc s~tuahon.it is presumed lhat here wll be a d i i r e m in nuhl~onimprovement dYunngh e cnsts asconpared lo before h e cnsts Objecthrs: The objecbve of h e study is to evaluate h e e k t of out-padent rehabilitationcare pzkage by the nuintion clinc of Pusllibang Gel, bogsr on h e impmvemenl ofseverely malnourished ch~ldrenbefore and &ring Ecommc cnsis. Methods: The study was conjmted usinj rehospehve data of out-pabent probided M h h e rehabililatton care wkag? by h e nuhtlon clinc. OuLpabenk vlslttng h e nutilon cllnc dunng 1993-1937 represented the 'before cnsts group', and Outpabents dunng 1%-1933he 'dunn cnsls grot+'. Nutnltonal slatus was expressed m Z - m r e for 'uelght for age and k t g M for hetgW, based on WHO-NCHSstanjards The cutoff polnt for severe malnublt~on1s below -3 SD ofhe reference Results: Based on kkgrcund ofchildren for sex, age grolp, btm sequence, rumber o f s u ~ v achlld l edmabon level of faher and mother to h e group of before and dung h e ecommc crisis sbwed no sigfcant different ( p a d ) Type of malnuintion of h e gmlps before and &nng h e cnsls showed slgnkant different @
Key rods: Lndefie yam OM,sewre mahubihn, m h i t b n a l ~ l i r s h p m ~ mawmmic t, Cra~
PENDAHULUAN
M
asdah Kurang Energ Pmtein (KEP), khususnya KEP berat atar ipi bunk, pada and; bawah lima tahun @ah), pada masa krids ekommi hi sering bermmcuian di babagai daerah, seperli ymg dberitakm oleh beberapa media massa. Demkim jlga anak balta gbi bur& yang berkmjmg ke Klink Giii Pusliimg Gihi (KGPG), iuoa nak taiam ~ a d asaal krisi ekmomi. hmlah kujmgan a&k &lib@I bunk dl KGPG pada tahm 1998 nak hampir 2 kali lipat dbmdngkm &ngm t a h n 1997. Angka prevalensi gm bumk di Indonesia m n u n t SUNU Nadmal Vtamh A 1978 sebesar 2,056 dan Susenas tahm 1986, yam 1,7% (1). Namm, menuut Susenas t i h m 1995, prevalemi gbi turuk di Indonesia nak menjadi 5,056. Hasil analiiis Susenas t a h n 1998 terhadap prevalmd @i bunk hasilnya r e M sedscdkit tuwn dbmdin@m dengan Susenas 1955, y a h 42% (2). Anak baka gizi bunk kalau dibiarkm akan memberikm dampak yang cutup fatal. Hasil penelitim pada anak usia 6-9 tahun yang sewaktu balla menderita gbi b ~ n memilki k ratarata lQ yang
--
lebh rendah 13,7 pon dibandingkan dengm md; yang tidak pemah mengalami gmgguan gm Q. Pnd; yang menderila gbi bu~k,b l a t i h k segera dhgani, berisko tingg, d;m berakhir &ngm kemalim md;, setingga dapal mnhgkatkan angka kemdm md; yang menjadi salah &I hdkator derajat kesehatm (4). Sejak tahm 1981, KGPG Bogor telah melakukan kegiatsl ymg sistemalik dan berkesinambungm selama 6 tulm meliplb 12 kali kujmgan. Tujuan &ma KGPG sematama$ unh~k perddikan gbi sehingga ketenediaan makanan ur&k an* baka gbi buwk sepeminya t e r g a m g pada ibu d m kehaganys di rumah. Menglngat adkmis ekommi, kdersediim mdtanan W and; baka ggbi b u ~ kdperkiiakm *a makin berkumg. Hal hi dapat mempenganhi kelambata perbakm gm. Oleh karena tu timtul pertanyaan add;* perbedaan p r b a k m @i anak barb gbi bumk pengujmg KGPG sebelum d m sad kisis ekmomi
PGM 2001,24: 2432
Probabilifssperbaikan dabis gizi anak belita ggiu'bu~k
CARA Penelitian ini metiggunakan data sekunder program paket pemulihan anak balita (lid bumk selama 6 bulan (longitudinal 6 bulan), pengunjung KG-PG Bogor. Populasi dalarn p d i l i a n ini addah seluruh anak balita @ z i k pengunjung KG-PG Bogor, mulai dari Januari 1982 scanpai dengan Depember 1999. Sampel dalm penelitian ini adalah anak balita g i i buruk pengunjung KG-PG Bogor, mulai Januari 1990 sampai dengan peftengahan Oktober 1999. Pertimbangan sampei dmulai tahun 1990 agar pebdaan waktu relatif tidak terldu lama dibandingkan dengiln saat krisis. Walaupun krisis ekonorni dmulai sekitar bulan Juli 1597, dampak nyata dasunsikan bam dmulai Januari 1998, sehingga batasan sebelm krisis moneter ~aitu sebelum tahun 1998 dan sewaktu krisis moneter, (tahun 1998 sampai dengan bulan Oktober 1999). Partimbangan hanya sampai bulan Oktober karena mulai pa& saat tersebut KG-PG mendapatkan berbagai macam sumbangan dari berbagai cbnatur sehingga perlakuannya sudah b t d a Kelmpok pengunjung KG-PG tahun 1990-1997 dgunakan sebagai wakil kalompok sebelum krisis, dan Kelompok Pengudung KG-PG tahun 1998-0ktober 1999 dgunakan sebagai wakil kelompok pa& saat krisis. Follow-up studi dilakukan secara retmspekfif Evaluasi perbaikan gizi yang akan dinilai adalah selama ikut pmgram paket 6 bulan pertama d KGPG. Analisis data: dlakukan yi univariat dan bivm'al Uji univariat dlakukan untuk melihat dsbibusi frekuensi dari masing-masing van&, latar blakang sebelum dan sewaktu krisis monetef, sedangkan uji
Sihad, &k
bivan'at dilakukan dengan chi-square dan Kaplan Meier (5). Variabel yang mefjadi latar belakang d a m penelitian ini adalah jenis kelamin, kelompok unur, nmor und anak, t i p gizi bumk, jumlah anak hi@ mngtua, tingkat penddkan ayah, tingkat penddkan ibu, dan pekajaan ayah. Penentuan status g'zi dilakukan dengan antropometri menggunakan lndeks Berat Badan menurut Umur (BBIU) dan lndeks Berat Badan menurut Tinggi Badan (BMB), standar yang digunakan adalah WHO-NCHS (6). Pengolahan dan analisis data dlakukan dengan bantuan komputer mmggunakan program Foxpro versi 6.0, Epi Info versi 6.04 dan SPSS for window m i 9.0.
HASlL DAN BAHASAN Latar Belakang Dalam Tabd 1 dapat dlihat dsbibusi anak balita gm bumk M u m dan saat krisis temadap jenis kelamin. Dalam Tabel tersebut talihat persentas0 jumlah perempuan lebih banyak dbandingkan dengan laki-laki, baik pada M u m dan saat krisis ekonomi. Hal ini diperkirakan salah satunya secara statistik pmporsi anak balita perempuan memang lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki d Kodya Bogor dan Kabupaten Bogor sehingga peluang perempuan akan menderita g i i bumk juga akan lebih besar. Pmpolsi jumlah perempuan dibandingkan dengan laki-lakibdak jauh be&& antara sebelum (65.1%) dan saat krisis (61,2%). Hasil uji chi-square menunjukkan. tidak ada perbedaan antara anak balita gizj bumk sebelum dan saat krisis tehadap jenis kelamin (p > 0,05).
Probo.bilitmpehaikm stafus @aa& Mita azib u ~ k
PGM 2001.24: 24-32
Sihad, ckk
Tabel I Distribusi Anrk W l t a Gld Bumk Sebelum dan Slat Kdsis terhadap Jenis Kelamin Jenis Kelmin
x2
= 0,644; df = 1; p = 0,422
Tabel 2 menu@ukkandsbibusi anak balita gii bumk sebelum dan saat krisis t & a % p kelarrpok urnur. Dalarn Tabel tersebut terlihat bahwa persentase jumlah anak balita gid bumk antara kelwnpok sebelum dan saat krisis memberikan pola yang sama. Baik pada kelompdc sebelum rnaupun saat krisis jumlah persentase tertinggi ada pa& kelmpok umur 12-23 bulan. Hasil uji chi-square rnenunjukkan, sdak a& m n antara anak balita gizi bumk sebelum dan saat krisis terhadap kelanpck umur @ > 0,05). Tingginya persentase anak balita gid bumk pada
kdcinpok urnur 12-23 bulan diperkirakan, setdah bayi berurnur 6 bulan, asupan makanan Gdak dapat 100% diandalkan dari Air Susu lbu (ASI) saja, perlu tambahan Makanan Pendamping AS1 (MP-ASI). Pada saat ini, baik jenis, kuantitas maupun kualitas MP-ASI, sangat berperan tethadap perlumbuhan anak. MP-AS1 pada umur 6-11 bulan sifatnya masih adaptasi sehingga setelah umur 12 bulan, kalau tidak sesuai dalam pemberian MP-ASI, status gizi anak akan lebih mudah menjadi lebih jelek.
Tabel 2 Distribusi Anak Bdlta Gld Bumk Sebelum dan Saat Krislr terhadap Kelompok Umur Kel-
.
- -
Umur (Man) 0-11 12-23 24-35 2 36 Jumlah
.. .
..--
Sebdum K~isls % n 53 25,4 104 49.8 36 17.2 16 7,6 209 100.0
Tabel 3 menufjukkan, dsbibusi anak balii Qd bumk sebelurn dan saat krisis terhadap nornor urut anak. Dalarn Tabel tersebot juga terlihat bahwa persentase jurnlah untuk nanor umt anak antara sebelum dan saat krisis juga mempunyai pda yang sama. Nilai tertinggi pada kedua kelompok berturutturtut adalah nomor umt anak 2 3, kemudan 1, dan terendah 2. Secara urnum kasus gizi bumk pengunlung KG-PG Bogor ini rnempunyai n m w umt 2 3. Dengan kata lain, ibu yang sering rndahirkan sangat berisiko mempunyai anak untuk menjadi gid bumk. Hasil uji chi-square rnenunjukkan, tidak ada
Anak Balita Gid Bumk Saat Krisis n % 43 21,9 87 44,4 47 24,O 19 9,7 196 100.0
Jumlah n 96 191 83 35 405
% 23,7 47,2 20,5 8.6 100,O
p b d e a n antara anak balita gid bumk &durn dan saat krisis terhadap nomw umt anak (p > 0,05). Lebih banyaknya anak b a l i bumk pada m o r urut r 3 diperkirakan karena ibu sering mdahirkan sehingga peluang akan kekurangan darah rnakin besar. Sscara tidak langsung konsentrasi tethadap pemeliharaan anak juga akan berkurang dan akhimya anak mudah menjadi gid bumk. Sedangkan pada nomor 1 diperkirakan karena barn pertama kali rnempunyai anak sehingga pengalaman mengasuh orangtua tethadap anak juga minim; akibalnya, anak akan lebih mudah menjadi gid bumk.
PGM 2001,24: 24-32
ProbabiIit8~perbaikand a b gm'an& balita p % ' b u ~ k
Tabd 3 Disbibusi An& Balita Girl B u ~ Sebelum k dan Saat Klisls tamadap Nomor Urut Anak
Nomor Urut Anak
Dilihat &ri tipe gid bumk, secara keselumhan paling banyak anak balita gid bumk pengunjung KGPG Bogoradalah marasmus (52,2%). Nmun, bila dilihat antara kelompok sebelum dan saat krisis a& sedikit perbedaan, *tu secara klinis tan&-tanda yang muncul (marasmus, marasmik-kwashiorkor, dan kwashicikor) lebih tinggi pada kelompok sebelum krisis dibandngkan dengan saat krisis. Sebaliknya tipe gizi bumk bukan 1, 2, 3 (tanda-tanda klinis belum kelihatan) lebih Cnggi pada kelmpok saat krisis. Data ini menunjukkan, dlihat secara klinis, keadaan
kesehatan secara agrqat anak balita gid bumk sewaktu pertama kali berkunjung ke KGPG Bogor pa& kelompok saat krisis lebih baik dibandngkan dengan sebelum krisis (lihat Tabel 4). Hasil Ji chisquare menunjukkan, ada perbedaan yang bermakna sebelum dan saat krisis tethadap tipe gizi bumk (p < 0.05). Persentase tip gid b u ~ dengan k tandatan& klinis lebih Gnggi pada kdompok sebeium krisis ekonomi (69.3%) daripada kelompok saat krisis ekonomi (48.1%).
Tabel 4 Dirtribusi Anak Balita Girl Buruk M u m dan Saat Krisis tamdap Tipe Gld B u ~ k Tipe Gid B u ~ k
Sebdum Klisis % n
Anak Bdita Gid B u ~ k Sad Krisis Jumlah n H n
Dengan tanda klinis : 52,2 189 41.2 66 123 1. Marasmus 60,9 18 6 12 2. Marasmik-kwashiorkor 5,O 3.8 5,9 10 5 5 3. Kwashiorkor 28 3,l 2,5 Tanpa tan& klinis: 145 62 83 51.9 4. Hanya - 3 SD 403 39,7 I 202 1 100.0 1 160 ( 100.0 1 362 1 100,O Jumlah r 2 = 17.596: df = 3: D = O.W1 ~ e t e m n ~ a nh4i&ng.data : sebelum krisis = 7; saat knsis = 36, karena tidak ada keterangan klinis dari dokter Secara umum beban orangtua anak bdita gM bumk karena tanggungan banyaknya anak yang menjad beban hidup sangatlah berat. Baik pada sebelum m a w pada saat krisis ekmmi, beban anak yang ditanggung lebih besar dari 2 anak, adalah sekitar 51,2% pada kelompdc sabelum dan 52.5% pada seat krisis ekonomi (lihat Tabei 5). Semakn besar jumlah anak, beban hidup keluarga semakin berat, perhatian kepada individu semakin berkurang yang salah satunya &pat berakibat anak kurang gizi.
Tomkin dkk mengatakan bahwa family size ikut mempengaruhi terjadnya kurang gia pada anak (7). Data ini mendukung ptrgram pemetintah akan pentingnya keluarga berencana, keluarga kecil keluarga sejahtera, yaitu mempunyd cukup 2 anak saja. Ppabila pmgram ini dikuti, kemungknan anak akan menjad gizi buruk relatif kecil. Hasil uji chisquare menunjukkan, tidak a& p e M a n antara anak balita gizi bumk sebelum dan saat krisis tehadap kelmpok umur (p > 0.05).
~ P G 2M)1,24: M 2632
Probabilitas perbaikan stelus gizi anak balita @zibunrk
Sihad, dtk
label 5 Distribusi Anak Balita Gizl B u ~ Sebelum k d a Saat Krisis terhadap Jumlah Anak Hldup Orangtua
Pada umumnya tingkat penddkan ayah anak balita gid buruk relati rendah. Pa& kelompok sebelum krisis s e k i r 82,3%pendidikan ayah hanya sampai tarnat SD ke bawah, dan pada kdompak saat krisis sekitar81.6 % juga SD ke bawah (lihat Tabel 6).
Hasii uji chi-square menunjukkan, tidak ada perbedaan antara anak balita gizi b u ~ sebelum k dan saat krisis terhadap tingkat pendidkan ayah (P > 0,051.
Tabel 6 Distribusi Anak Ballta Gin Buruk Sebelurn dan Saat Krisis MadapTlngkat PandMikan Ayah
Tingkat penddikan ibu anak balita gid buruk sarna dengan tingkat penddikan ayah, relatif r&h. Pada kdmpok sebelum krisis sekitar 90,4% hanya sampai tamat SD ke bawah, sedangkan pada kelonpok saat krisis 87,2% tamat SD ke bawah (lihat Tabel 7). Hasil uji chi-square menunjukkan, tidak ada perbedaan antara anak balita gid buwk sebelum dan saat krisis terhadap tingkat pendidkan ibu (p > 0,05). Pada umumnya tingkat pendidkan ayah dan ibu anak balita gizi buruk relaft rendah, baik pa& kelompok sebelum maupun saat krisis. Rdatif rendahnya tingkat pendidkan orangtua diperkirakan merupakan saiah satu penyebab anak balita menjadi gizi b u ~ k .Pranaji mengemukakan bahwa tingkat pendidikan formal erat hubungannya dengan
penerapan praktikpraktik gid dan kesehatan. Berbekal pengetahuan yang dperdeh dbangku pendidikan formal, orang akan l k i h mudah menyerap dan kemudian memutuskan pengadopslan suatu inovasi, Bdak terkecuali d bidang gid dan kesehatan (8). Dibandingkan dengan tingkat penddkan ayah, temyata tingkat pendidkanibu lebihjelek. Padahal ibu menpakan garis terdepan &lam pemeliharaan dan pengasuhan anak sehingga, dengan relatif rendahnya tingkat pendidkan ibu, akan mempenga~hianak lebih mudah menjad gizi b u ~ kOleh . karena itu dalam memberikan penyuluhan kepada orangtua anak balita barangkali akan lebih efektif bila banyak gambargambamya sehingga lebih mudah dipahami orangtua.
Prababilitaspehaikan status giu' anak balita @zib u ~ k
PGM 2001,24: 2432
Tabel 7 M b u s i And Bdita Gld Buruk Sebdurn dan Sad Krisls thadap TlngM Pendidikan Ibu TlngM PendidikanIbu
- Tamat SD kebawah
I - SLTP ke atas
r
y2.
Jurnlah
/
Anak Bdita Gid Bumk Scbelurn Krisis / Saat Krisis / Jumlah n l % l n l % l n l % 189 1 90.4 1 171 1 87,2 1 360 / 88,9 20 9,6 1 25 / 12,8 1 451 11,11 209 100,O 196 100,O 405 100,O
1
1
1
1
1
1
1
= 1,039; df = 1; p = 0,308
Tabel 8 menunjukkan distribusi anak balita gid b u ~ ksebelum dan saat krisis tefhadap pekejaan ayah. Dalam Tabel terssbut terlihat bahwa sebagian tasar jenis pekejaan ayah dari anak balita gid bumk pengunjung KG-PG Bogor adalah b u ~ h(seperti b u ~ htani, bangunan, kuli angkut dan lain-lain); meliputi sekiir 555% pa& kelmpok s e M m krisis, dan 52,0% pada saat krisis ekonmi. UMan kedua pada kelompok sebelm krisis adalah sopirkemet dan dagang masingmasing sekitar 11,0%, dan pada saat
krisis adalah dagang sekitar 14,8%. Yang menarik, jika pada sebelum krisis semua ayah bekeja, pa& kelompok saat krisis ada sekitar 9.2% ayah M i gizi b u ~ ktidak bekeija. Hal ini diperkirakan pada saat krisis ekonomi banyak p s a h a a n yang gulung tikarlbangkmt sehingga banyak tejad pemutusan hubungen keja dengan kalyawannya, tennasuk ayah anak balita gizi b u ~ kyang , akhimya sebagian Gdak bekeja.
label 8 DistrlbusiAnak B d b Gid Buruk Sebelum dan Sut Krisis terhadap PekerjaanAyah
Pmbabilitas Perbalkan Gld Buruk Menladl Gid Kunng W u r n dan Saat Krisis (lndeks BBlll Z-Skor) Tabel 9 menudukkan pmbabilitas perbaikan gid butuk menjadi gizi kurang sebelum dan saat krisis dengan indeks BBN Z-skw selama 24 minggu di KG-PG Bogcf. Dalam Tabel tersebut terlihat bahwa bila awalnya semua anak gizi bunrk, maka pada minggu ke-4 sebelum krisis sebanyak 7.4% bembah
menjad gizi kurang, dan pada saat krisis sebanyak 11.3% yang menjad gid kurang. Pa& minggu ke-8, ke12, ke16, ke20 dan ke24 berubah menjad gizi kurang masingmasing pada sebelum krisis 17,0%, 20,5%, 29,6% 32,4% dan 32,4%. Untuk saal krisis masingmasing 11,3%, 18,5%, 22,6%, 24,4% dan 26,6%. Pa& sebelum krisis pebikan status gid berlangsung sampai ninggu ke20 (5 bdan) setdah itu tidakada perbaikan lagi.
ProbebiMaspeMkan stelus gin' anak balita gzi bumk
E M 2001,24: 24-32
Sihad, dkk
label9 Probrbllttaa P e M b n Girl Bumk Mmjrdl Girl Kurang Sebdurn dan Saal Kdsis Menurut W&u (Indeb BBN Z-Skoc)
I
MItt" (minggu) 1
I I
I
Sebelum Kllsls (n = 209)
I
GldBumk (KJ
I
Girl Kurangfi)
I
1W 0
I
00
I
Hasil uji Kaplan Meier menunjukkan, tidak ada perbedaan sebalum dan saat krisis temadep pmbabilitas pebaikan gid buruk menjad gid kurang dengan indeks BEN Z-skw (Lcgrank = 0,s; dl = 1; p = 0,4600). Hasil ini msmberikan gambaran, walaupun krisis ekonomi, dengan adanya KG-PG Bqpr, pebaikan s t a b gii pada mat krisis ekonani tidak menjadi l&h jelek dbandngkan sabelum krisis, dan sstiddnnya perbaikan status gizi pa& saat knsis masih dapat dipemhankan sama dengan sebslum krisis. Diperkirakan Fgabila ti&k ada KG-PG Bcgor, perbaikan status gizi pada saat krisis ekonani akan lebih kedl dari 26,6% pada 6 bulan i n t m s i di KG-PG Bcgor.
Pmbabilh PerMkan Gld Sangrt Kurus Menjadi Kurus Sebelum d m Saat Krisis (Indeks BWTB
-7.W-A -..-.,
Dalam pengdahan status gid dengan indeks BB/TB tajad pengurangan jumlah Hd ini disebabkan menurut data dasar dengan indeks BBN, krisis yang termasuk gd bumk pa& &um
m.
Saat Kdsis (n = 196) GidBurukfi) I GidKurang (K) 100 0
I
I
00
bejumlah 209 dan pada saat krisis 196 anak balita. Namun, SBwaktu dianalisis, yang temsuk sangat kurus pada sebelum krisis tinggd 64 dan pada saat krisis linggal 60 anak balita. Mnya, yang lain termasuk kategwi status @zikurus yang dkduarkan &lam analisis ini. Mengingat pengukuran tinggi badan sebulan sekali, maka &lam penentuan statw gid h-gan menggunakan indeks Berat Badanmnggi Badan (BBITB) juga disajikan dalam sebulan sekali. Dalam Tabel 9 tetiihat bahwa bila awalnya semuanya sangat kurus, maka pada bulan ke3 pa& sebdum krisis sebanyak 55.9% h b h menjadi kurus, dan pada Mat knsis 62,4% yang benhah menjadi kurus. Pada bulan ke-6 untuk sebelum krisis sebanyak 81.6% berubah menjad kurus, dan untuk saat krisis tetap sebanyak 62.4% yang berubah rnenjad kurus. Sama dengan indeks 88111, dengan indeks BWTB pa& sebelum krisis, perbaikan gid juga Mangsung sarnpai 5 bulan. Sedangkan dengan menggumkan indeks B W B pada saat krisis, perbaikan status gid betiangsung hanya sampai 3 bulan; setelah tiga bulan tidak ada perbaikan lagi.
PGM 2001,24: 2432
Pmbabilitas perbaikan stabm gizi an& Mita gzi b u ~ k
Sihad, &k
Tabd 9 Pmbabllitas PwMkan Sangal Kunn Menjadi Kurus Scbdum dm Saat Kriris Menurut Wjctu (Indeks B B m Z-Skor)
Lcgrank = 0.51; dl = 1; p = 0,4772 Hasil uji K d a n Meier menurjukkan, tidak ada perbedaan sebelum dan saat krisis terhadap probabilitas perbaikan status gizi dari sangat kurus menjadi kurus (Lcgrank = 0,51; dl = 1; p = 0,4772). Artinya, walalprn krisis & m i , dengan adanya KG PG masih dapat dipertahankan pmbabilitas perbaikan status gid pada saat krisis ekmmi, sama dengan sebelum krisis, dan tidak menjad lebihjelek. Dapat dsimpulkan bahwa, baik m u n a k a n i d s BWU Z-Skw maupun B W B Z-Skor, menunjukkan, Cdak a& perbedaan yang bermakna pada pmbabilii perbaikan gizi b u ~ kmenjadi gid kurang ataupun dari sangat kurus menjad kurus pada sebelum dan saat krisis ekonmi. Dilihat dari perbaikan gizi, indeks B W B Z-Skw lebih responsif dibandngkan dengan i d s BBN Z-Skor.
2.
tanda-tamla klinis lebih tinggi pada kelompok sebelum krisis daripada saat krisis ekonmi. Pmbabilitas pbaikan gizl anak bdita dengan indeks BBlU 2-Skw dan B W B Z-Skw menunjukkan. tidak ada perbedaan yang bennakna antara kelompok sebelum dan saat krisis ekonomi &lam perbaikan gizi dari gizi b u ~ menjadi k gid kurang ataupun sangat kurus menjadi kurus selama 6 bulan. Walaupun krisis ekonomi, dengan adanya KG-PG, perbaikan status gizi pada saat krisis ekonomi tidak menjad lebih jelek dibandingkan dmgan sebdum krisis. Setidak-tidaknya pehaikan status gizi pada saat krisis ekonomi masih dapat dipertahankan sama dengan sebelum krisis. Dilihat dari hasil perbaikan gizi, penggunaan indeks B W B Z-Skw memberi hasil lebih responsif dibandngkan denoan indeks BBN 2-Skw. WaMu ~erbaikan gizi KG-PG Bogor, bila menggunaken ~ndeks BBIIB, &pat dpersingkat sekitar 3 sampai 5 bulan saja.
b
Dan hasil p d i t i a n '-litas perbaikan gizi anak balita gizi b u ~ menjad k gid kurang pengunjung Klinik Gizi Puslitbang G'm (KG-PG) Bogof, dapat dsimpulkan sebagai baikut : 1. Latar belakang anak untuk jenis kelamin, kelompok umur, m o r u ~ anak, t jumlah anak hidup orangtua, tingkat pendidkan ayah dan tingkat penddkan ibu antara kelompdc sebelum clan saat krisis ekonmi menunjukkan, tidak ada perbedaan yang bermakna. Untuk tip (izi buruk antara kelompdc sebelun dan saat krisis ekonomi menunjukkan, ada p a h d m n yang bennakna. Persentase tipe gizi b u ~ kdengan
RUJUKAN 1.
2.
Abunain, Djumadias dkk. Jiijauan masalah gzi di lndoneda sampai dewasa ini Wdyakaiya Pangan dan Gizi. Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, 1989 Sandjaja dan Susilowati Herman. Hubungan status g'zi dengan pola kmsumsi makanan keluarga, karakteristik keluarga dan daerah. Bogor: Puslitbang Gizi dan Yayasan Pusat PengkajianSistem Kesehatan. 1999.
PGM 200124: 24-32
ProbabiI'litas p e M m sfah gizi mak balita gizi b u ~ k
3. Amelia dkk. Dampak kekurangan gizi terhadap kecerdasan anak SD pasca pemulihan gizi b u ~ k Penelitian . Gid dan Makanan 1995, 18: 10-16. 4. Latinulu, Syarifuddin. PemanZauan penggunaan status gizi balita dalam perencanaan pmgram dan bm8h. M d k a 1993.19(9):51-60. 5. Kleinbaum D.G. Survival analysis: A self learning text New York: Springer-Verlag, 1996
Sihad, dtk
6. WHOMCHS. Memring change in n ~ m a l sfafus. G e n m WHO, 1983. 7. Tomkin dkk. Malnutn'tion and infection. ACCISCN-Udted Nation, 1989. 8. Pranaji, Diah K. PeriIaku k m m s i pmgan keluarga peserta taman gizi. Bogoc: Fakultas Pasca Sajana IPB, 1988.