"
AKREDITASI
: NC, 134/DlKTl/KEP 20Ol
NO
O3/TH X)C(I MAREI2IO2
Horgo Rp. 7.500,-
EKONOMI INFORMASI
produk, sehingga berdampak pada pengurangan biaya produksi, penyimpanan dan distribusinya.
MENGUSIKRELEVANSI JARGONEKONOMI
Bagi perusahaan yang ingin memenangkan persaingan tentu harus memberikan nilai (manfaat) yang lebih
Hasan Rachmany dan Haedar Akib
baik dan dengan harga yang serendah mungkin dibanding manfaat dan harga yang ditawarkan oleh pesaingnya. Hanya
Adanya sinyalemen bahwa sesungguhnya kegiatan ekonomi pada "kontinen baru yang tidak nyata,, (invisible continent) atau yang disebut sebagai the new economics of informaiion itu tidak lain adalah bagaikan ungkapan old wine in a new botile. Betulkah demikian? Apakah perubahan jargon-jargon ekonomi hanya sekedar basa basitanpa makna atau sebililinya sarat dengan makna yang perlu dipahami. Tulisan ini men-coba menjelaskan wacana baru tersebut berdasar pada data tentang perusahaan yang sukses di bidangnya. Pernyataan Jack Welch (1999: 283) bahwa new economy is old economy with new tech nology menarik dijadikan wacana pembuka untuk menjelaskan perubahan yang terjadi dalam organisasi bisnis dewasa ini. Wacana ini lebih menarik karena adanya sinyalemen bahwa sesungguhnya kegiatan ekonomi pada "kontinen baru yang tidak nyata"
(invisible continent) atau yang disebut sebagai the new economics of information iIu tidak lain adalah bagaikan ungkapan old wine in a new bottle. Betulkah demikian? Apakah perubahan jargon-jargon ekonomi - dari the law of diminishing return menjadi the law of increasing return; dari economic of scarcrfy menjadi economic of abundance;
dari Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi manusia yang bersumber daya; dari organisasi ekonomi aktual menjadi
organisasi ekonomi virtual; dari informasi sebagai pelengkap (comple-
nent) menjadi informasi sebagai Flasan Rachmany,
ilbteruskan Program Doktor pada tsrou
Administrasi Publik FISIP Ul.
,frffik Kantor Wilayah lll %ak Sumbangsel.
Ditjen
hdarAkib, t&'lelruskan Program Doktor pada )mr Administrasi Niaga FISIP Ul. trsndrt pada Center for Organization
tu'#pment
(CODES)
perlu dipahami bahwa tidak ada satu perusahaan yang berkelas dunia sekalipun mampu memberikan segala biaya
yang sangat rendah atas berbagai
kebutuhan konsumennya. Karena itu, kuncinya adalah melakukan transformasi ke arah kegiatan ekonomi yang berbasis digital, sehingga biaya
perekat (glue) dalam bisnis yang melahirkan pernyataan every business is an intormation business (Evans dan
Wurster, 2000: 9) dan sebagainya
-
hanya sekedar basa basi tanpa makna
atau sebaliknya sarat dengan makna
yang perlu dipahami. Tulisan ini mencoba menjelaskan wacana baru tersebut berdasar pada data tentang perusahaan yang sukses di bidangnya.
Dari Economic of Thingske New Eco no m i c of I nformati on
Ekonomi industrial dicirikan oleh penyediaan barang dan jasa yang diproduksi secara massal. Produksi barang secara massal itu menghadapi masalah kelangkaan dan tingginya biaya mobilisasi bahan baku, biaya produksi, biaya manufaktur, biaya penyimpanan
dan biaya pengirimannya ke tempat tujuan (konsumen). Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi (Tl) - dengan penekanan pada informasinya - dan dampak positif
yang ditimbulkan, dunia ekonomi saat ini telah bergeser dari ciri kelangkaan (scarcity) ke keberlimpahan (abundance). Dunia ekonomi yang baru ini telah meninggalkan praktek cara lama dan menawarkan cara baru yang bentuk
dan sifatnya non-fisik serla berbasis pengetahuan (Nonaka dan Takeuchi, 1995; von Krogh, at.al, 2000; dan Choo, 1998). Produksi barang dan jasa diberi
nilai untuk diintegrasikan dengan pengetahuan ke dalam desain dan
transaksi (transaction cosfl ekonominya dapat dipangkas. Pada kasus ini, yrrfual corporation (Davidson dan Malone, 1992), virtual organization (Marquardt, '1994; Thurbin, 1998), dan digital capitat (Tapscott, at.al., 2000) merupakan penyokong untuk menyatukan perekonomian era industri. Perusahaan yang berhasil menjalan-
kan bisnis di abad ke-21 didukung oleh
business website (b-web) karena dengan b-web akan terdorong melakukan disagregasi (pemisahan ke dalam bagian-bagian) dan reagregasi (pem-
bentukan kembali ke dalam satu kesatuan atau keseluruhan) jaringan bisnisnya (Tapscott, 2000: 10). Contoh, Wall Street Journalyang dibangun '1889, mampu melakukan disagregasi kegiat-
an bisnisnya dalam bentuk content (pemberitaan, penawaran dan periklanan), context (bentuk fisik surat kabar) dan i nf rastrucfure (percetakan, bentuk fisik pendistribusiannya). Reagregasi nampak ketika perusahaan berusaha melibatkan mitra usahanya untuk memperluas cakupan konsumen yang dapat
dijangkau. B-web juga membuka
peluang dan tantangan bagi bisnis untuk penambahan dan peningkatan apa yang
disebut sebagai digital capital yang merupakan lapisan dari digital network.
Secara f undamental, ekonomi barang (economic of thing) dan ekonomi informasi (the new economic of informatio n ) berbedasatu-sama lain. Perbedaan itu terlihat dalam kasus di mana seorang
pebisnis menjual suatu produk berbentuk fisik, maka pebisnis itu berhenti
usAHAwANNo.
03
THxxxrMAnnrzooz
bJ
sampai di situ, akah tetapi jika menjual sebuah ide, lagu atau suatu cetak biru
(blue print), maka penjual itu masih
economic of information dan ecanomic of physical thing berbeda, namun keduanya juga dapat dipadukan. Pada
memiliki produknya dan kemungkinan
mulanya, memang tidak begitu menyatu,
dapat menjualnya kembali. Pada contoh kedua informasi dapat direplikasi tanpa
namun perkembangan dewasa ini
tersebut, pelaku bisnis baru yang inovatif mencoba mengatasi masalah yang ada
dengan menggunakan teknik pengolahan data secara elektronik, menciptakan informasi standar yang terbuka dan dapat dibandingkan, dan menawar-
batas dengan biaya yang hampir nol. Sementara itu, barang-barang dapat
menunjukkan bahwa "informasi tidak datang dengan sendirinya melainkan oranglah yang mendatangi (mencari)
direplikasi hanya melalui perluasan
informasi." Dengan demikian, per-
sepedi: web site yang tertata, laporan
manufaktur dengan biaya variabel yang cukup besar. Produk yang bbrupa barang dapat saja menjadi usang dan rusak, sementara informasi tidak pernah rusak walaupun bisa menjadi "basi" (obsolete) alau tidak mengikuti mode (unfashionable). Suatu barang berada pada suatu lokasi dan oleh karenanya barang tersebut merupakan objek yang memiliki
paduan anlara the new conomic of infon mation dengan economic of physical thrng sudah demikian sulit dipisahkan,
konsumen, inovasi keputusan dan akses kesehatan, serta catatan pasien. Khusus mengenai catatan pasien yang
apalagi dengan dibangunnya digital network yang memungkinkan untuk
jasa dan kelompok penduduk
hak hukum yang legal. Sedangkan informasi (kemungkinan disensor dan
juga mungkin dikenai pajak) di mana pun bisa berada, bahkan pada waktu ber-samaan (Evans dan Wurster, 2000: 15).
Lebih jauh Evans dan Wursters menyatakan bahwa, econamic of thing konsisten dengan pasar yang efisien, seperti pabrik-pabrik yang bersaing satu
sama lain sebagai price taker dalam pasar yang kompetitif. Jenis barang tertentu yang diproduksi akan dikenai hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (the law of diminishing return), seperti pekerja di sektor pertanian
-
informasi ke semua produk yang berbentuk barang dan jasa di manapun dan kapanpun di seluruh dunia. Secara singkat, perbedaan karakteristik antara kedua jenis ekonomi tersebut (ekonomi barangleconomic of things dan ekonomi baru informasi/the new economic of informations) dapat dirangkum dalam bentuk sandingan, Tabel 1. Makna pernyataan every business is an information business dapat dipahami dari kasus yang menunjukkan bahwa
sekitar sepertiga biaya pemelihatkan kesehatan di Amerika - sekitar $ 350 miliar - merupakan biaya untuk memperoleh, memproses dan menyimpan
oleh penyedia dapat diukur secara sistimatis diseluruh dunia. Karena itu, data dan informasi pasien yang distandarisir dapat menjadi boorn bagi perusahaan obat dan mentranformasikan logika pooling resiko. Selain manufaktur fisikal yang didistandarisir, luarannya
-
-
permudah dan dipermurah dengan informasi, seperti pada kasus perusahaan mobil Mercedes, informasi itu sendiri dan mekanisme pengirimannya merupakan perekat yang menyatukan
struktur bisnis. Contoh, Andrews Carnegie dan Henry Ford pada mulanya mengalami beban biaya dan kesulitan dalam mengkoordinir operasi bisnisnya
yang berskala besar dan kompleks. Namun, kemudian dapat mengatasi dengan memakai sistem komunikasi
informasi tentang catatan pasien, biaya
akuntansi dan biaya klaim asuransi. Melihat kenyataan yang amat boros
dan kontrol hirarkis yang sesuai. Pada beberapa kasus di atas terlihat
karena pada tingkat produk-
dapat melipatgandakan output dari lahan yang dimilikinya. Sementara itu, beberapa jenis barang merupakan subyek bagi pertambahan hasil yang semakin meningkat (the law of increasing return), misalnya perusahaan besar yang biaya produksi per-unitnya lebih rendah dari
perusahaan kecil. Lebih dari itu,
Tabel 1. Perbedaan antara Economic of Things dengan New Economic of lnformation
t!!
. .
subyek bagi pertambahan hasil yang semakin meningkat (information has pertectly increasing return). Hal ini terlihat
jika seseorang mengeluarkan sekali waktu
-
uang mempelajari
pengetahuan tertentu, setelah itu pengetahuan yang dimilikinya dapat digunakan kembali dengan biaya yang hampir nol, bahkan jika digunakan secara berulangkali pun biayanya sangat kecil. Meskipun secara kualitatif the new
[34] us.lrllruN No.
03
TH
Barang adalah produk semata;
. a o . .
Ul{€iSl
o
variabel;
Dapat mengalami kerusakan;
Kepemilikannya hilang atau berpindah ketika dijual;
Dapat terisolasi dalam kaitannya dengan tempat; Bersifat diminishing return; Mensyaratkan kondisi pasar
yang sempurna.
lnformasi merupakan produk namun
sekaligus dapat menyatu atau di-
Dapat direplikasi namun me-
merlukan tambahan biaya
informasi secara sempurna merupakan
-
petunjuk bagi pasien, dokterdan pekerja,
meningkatkan hubungan dan jangkauan
tivitas lahan yang maksimal - tidak lagi
untuk
kan jangkauan yang lebih luas dan
. o o o o .
sandingkan dalam produk things; Dapat direplikasitanpa tambahan biaya; Tidak mengenal kerusakan, kecuali menjadi usang atau ketinggalan mode; Kepemilikan tidak harus dikorbankan ketika dijual; Tidak dapat terisolasi (dilihat dari tempatnya);
Bersifat increasing return; Mensyaratkan kondisi pasar yang tidak sempurna.
Sumber: Dirangkum dari buku Blown to Brfs (Evans dan Wursters, 2000).
xxxr MARET zoo2
bahwa, di satu sisi jangkauan (reach) pelaku bisnis yang melakukan transaksi sangat terbatas. Di sisi lain, kesempurnaan (richnessl informasi yang dimiliki
oleh pihak-pihak yang melakukan transaksi - apakah business to busi-
ness (B2B), business to consumer (B2C)
atau consumer to consumer (C2C)
-
belum maksimal. Produsen tidak begitu
memahami karakter konsumen-nya secara spesifik. Begitu pula konsumen yang akan membeli barang-barang dan jasa dari produsen tidak mengetahui
karakteristiknya secara spesilik, sehingga terjadi kesenjangan informasi
(asymmetric of informationl. Dengan demikian, lerjadi trade-off anlara reach dengan rishness yang kemudian dapat diminimalisir dengan information technology yang melibatkan para navigator informasi.
Dari
Vi sible
Conti nentke I nvi s i ble
Continent Secara sederhana, jika melihat strategi yang dipergunakan oleh per-
usahan pasca modern
yang
diistilahkan dengan perusahaan Gozilla oleh Ohmae (2OO0:21)
-
pada kontinen baru, nampaknya perusahaan masih dapat memakai pendekatan lama, yaitu melihat aspek kompetisi, pelanggan dan kompetisi inti yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Namun pada tingkat yang kompleks, kompetisi yang terjadi dalam kontinen baru tidak dapat lagi didefinisi-
kan dan diramalkan, serta bersifat dinamis. Karena itu, terminologi unfair competition tidak berlaku lagi, karena kompetisi yang terjadi justru sangat farr. Pelanggan memilih dan menentukan pemenang dalam persaingan (Ohmae,
2000: 82). Pelangganlah, bukan pemerintah yang menentukan apakah
akan menggunakan internet aksesnya melalui hubungan telepon, personal
komputer dengan kabel optik fiber,
sistem televisi digital atau melalui warung internet.
Platform pemimpin bisnis retail dalam kontinen baru adalah orang-orang atau entitas bisnis yang mampu berhubungan langsung dengan pelanggan dan mempunyai kekuatan kontrol yang lebih dominan terhadap pasar. Karena itu, dianggap wajar jika
akan melebihi powe r house retai l, seperli WallMaft. Kompentensi inti organisasi dalam
kontinen baru tidak menjadi faktor
penghalang untuk pengembangan
organisasi bisnisnya. Kompetensi itu dipahami sebagai "keahlian untuk memanajemeni perusahaan yang kelihatannya tidak seperti perusahaan,, (the ability to manage a company that is almost noncompany), karena berbentuk viftual menurut Marquardt (19g4: 14); Thurbin (1998: 10) dan Ohmae (2000: 100), atau diistilahkan sebagai virtual enterprise (Kalakota dan Robinson, 1 999: 40). Faktor terpenting dalam hal ini ialah jaringan kerja atau konstelasi nilainira yang terbangun, atau yang sering disebut
sebagai web shaped and web tinked keiretsu a value group, seperti yang ditunjukkan oleh perusahaan Cysco yang memiliki rantai nilai sebanyak 120
perusahaan,
di mana perusahaan-
perusahaan yang tergabung di dalamnya menjadi bagian dari sistem urat saraf
perusahaannya.
Secara fisik, kegiatan manufaktur dapat dibentuk oleh informasi, namun banyak perusahaan yang kurang menyadarinya. Hal ini terlihat dalam proses pembuatan produk yang
didominasi oleh inlormasi seperti informasi tentang hasil penelitian pasar, logistik, periklanan dan penyimpanannya. Tanpa menggunakan informasi yang akuratdan tepat waktu, perusahaan tidak dapat beroperasi dengan baik. Karena
ilu, informasi merupakan perekat dari struktur bisnis.
Struktur formal pengorganisasian perusahaan secara fundamental merupakan alur untuk menjangkau pertukaran informasi di antara karyawannya.
Jadi, informasi dalam konteks ini tidak
hanya berarti data, melainkan pula meliputi penilaian kualitatif, afiliasi dan segala bentuk yang dapat dipertukarkan, karena tidak mungkin terlepas dari fakta yang ada. Karena itu, organisasi bisnis
yang berskala luas dan operasinya kompleks hanya dapat dikoordinir dengan kepemilikan dan pemanfaatan
sistem informasi dan kontrol yang
hirarkis, se?erti kasus Andrews
Carnegie dan Henry Ford. Ohmae (2000: 21, 90) menyatakan
bahwa, kontinen baru yang tidak nyata
(invisible continent) dimulai sekitar
enam belas tahun yang lalu (1985), ketika
Microsoft Windows versi 1.0 mulai diperkenalkan di Seaflle AS. Jadi, mulai
saat itu kontinen baru mempunyai karakter yang sangat berbeda dengan
kontinen lama (visible continent), sehingga pengembangan bisnisnya pun sangat berbeda. Bisnis yang sukses
ialah bisnis yang mampu melakukan
aliansi strategis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar pada segitiga bdlahan dunia, yaitu Eropa, Amerika plus Kanada dan Jepang.
Konsep visible continenf dipahami sebagai refleksi dari kegiatan economic of things yang selama ini berkembang dalam wadah yang jelas dan didukung
oleh pasar (marketptace,) sebagai tempat melakukan transaksi bisnis.
Transaksi yang dilakukan dapat dihitung dengan memakai formula analisis biaya
transaksi ekonomi (economy transaction cosf sesuai variabel yang tercakup di dalamnya. Karena itu, disebut sebagai
model ekonomi modern. Sementara itu,
konsep invisible continent dipahami sebagai refleksi dari kegiatan the new economics of information yang berkembang dalam ruang yang samarsamar (maya, virtual) dan didukung oleh bentuk pasar di awang-awang (market-
space) sebagai tempat melakukan transaksi bisnis. Transaksi yang dilakukan juga sering sulit dilacak oleh pihak yang berkompeten (baca: pemerintah), misalnya dalam menentukan jumlah
pajaknya, karena memakai jargon analisis "biaya transaksi ekonomi informasi" (information transaction cost = ITC), sehingga disebut model ekonomi
baru.
Teori Keynes mengenai kebijakan ekonomi dan cabang-cabangnya pada
kontinen lama - yang selama ini dipahami untuk menstimulasi kebijakan pemerintah, mengatur arus uang dan mengontrol suplainya, menaikkan atau menurunkan suku bunga untuk mempercepat atau sebaliknya memperlambat peredarannya - dalam kontinen baru tidak berfungsi lagi karena jumlah kekayaan yang berputar, berpindah atau
menghilang belum pernah terjadi sebelumnya dan perputaran uang tidak
USAHAwAN No.
03
Trr
xxxr MARET 2oo2 6il
mengikuti perputaran barang. Faktor pemicunya adalah teknologi informasi dengan fokus pada informasinya melalui
b-web yang diistilahkan sebagai pnnf revolution (Druker, 1 999: 97), digital capital (Tapscott, 2000), alau digital age (Rosenberg, 2001). Perusahaan lain memberi jargon (istilah) yang tidak fa-
miliar dengan kosa kata
bisnis
konvensional seperti: garage, leverage,
multiples, cyber, arbitrage, networks, flatforms, portals dan speed (Ohmae, 2000:22). Menurut Ohmae (1995; 2000: 62), ada empat kekuatan yang membangun ekonomi baru saat ini, yaitu investment, industry, information technology dan ln-
kapitalisasi pasar berganda Yang nampaknya mengikuti alat ukur nilai bersih dan sangat sedikit keterkaitannya
dengan barang dan jasa secara nyata.
Contohnya adalah komoditas Yang ditawarkan olehAmazon.com atau Priceline yang pada mulanya dikembangkan oleh Delta (Ohmae, 2OO0:62; Evan dan Wurster, 2000: 61 ; Tapscott, at.al., 2000:
yang sangat sedikit. Namun kini
75) mencontohkan seorang profesor
menawarkan daftar dari tiga juta buku
pergerakan kekayaan dalam ekonomi
secara dramatis dilakukan dengan
baru sering kali secara dramatis melewati alur moneter normal dari
merubah bidang permainan dan aturan
membangun kekayaan hari ini. Dengan kata lain, kekayaan tidak lagi berbentuk akumulasi kepemilikan tanah, bangun-
an (propertles) dan emas,
mainnya.
ekonomi ala-Keynesian. Sementara itu,
Kedua perusahaan itu menurut
dalam pola lama, umumnya perusahaan besar menguasai mata rantai nilai - dari hulu ke hilir - misalnya dengan membeli pemasok utama dan industri tertentu serta meletakkannya dalam satu payung
Tapscott, at.al. (2000: 30) termasuk tipe b-web "agora." Agora adalah tempat di mana pembeli dan penjual bertemu dengan bebas dan bernegosiasi untuk
(umbrella). Selain itu, perusahaan juga cenderung melakukan pengendalian, mulai dari kegiatan R&D, rekayasa, manufaktur, pemasaran, sampai pada pelayanan purna jualnya.
dipraktekkan oleh Santa Clara County California dengan Smart Valeynya dan Singapore lT 2000 Project. Dalam kontinen baru, profesi yang
jaringan, tidak memiliki toko secara fisik dan memulai usahanya dengan inventori
28). Amazon.com mer.upakan retailer (toko buku) elektronik yang memakai
karena
4-1.
Empat kekuatan ini pada gilirannya dapat
yang tidak lebih dari 24 jam akan mendapatkan hasilnya. Hal ini telah
dianggap aman seperti pengacara, guru, dosen, dokter, sopir, menjadi rawan. Artinya hanya orang-orang yang mampu meningkatkan nilai tambah dari keprofesionalannya yang dapat meningkatkan dayasaing jualnya. Ohmae (2000:
(katalog), dua puluh kali lebih besar dari jaringan toko buku terbesar, di mana pelanggan dapat mencari dan menemukan katalog tersebul melalui jaringan. Sementara itu, Priceline mengembangkan cara baru untuk menciptakan dan menyampaikan nilai (manfaat) tertentu kepada pelanggan, di mana prosesnya
dividual consumerism disingkat
cukup mengisi formulir dan dalam waktu
menentukan nilai dari suatu barang. Agora memfasilitasi pertukaran yang dilakukan oleh pembeli dan penjual
dalam menentukan harga melalui negosiasi. Dalam kontinen baru jelas digambar-
matematika di Jepang yang karena cara mengajarnya sangat baik maka profesor itu digemari oleh muridnya dan karena itu pula perusaha-an Japanese College
Preparation menggunakan transmisi satelit digital dan menjual rekaman mengajarnya ke seluruh Jepang. Sang
profesor men-dapat kompensasi $ 1 juta, di mana jumlah itu dua puluh kali lipat dari penghasilan rata-rata guru sekolah lanjutan atas di Jepang. Berkaitan dengan contoh tersebut, dalam kontinen baru jelas terlihat bahwa
emosi merupakan "mesin uang". Sementara itu, harga tidak lagi ditentukan oleh besarnya biaya produksi plus keuntungan yang diharapkan dan juga tidak ditentukan oleh aspek kualitas, namun lebih banyak dipengaruhi oleh sisi "popularitas," terutama yang banyak
menggunakan pertimbangan dan penilaian emosi. Namun dalam hal komoditas nampaknya rasionalitas dan
emosi masih berfungsi.
baru lebih cenderung merupakan
kan bahwa fungsi perantara (intermediaries, middle man) akan berubah atau
kelompok kecil pengambil keputusan,
hilang sehingga membawa konse-
Pola kegiatan ekonomi yang diarahkan oleh konsumen (pasar konsumen)
seperti brain trust yang dengan senang hati melakukan "arbitrase" ke setiap fungsi untuk melihat peluang yang terbaik, dengan kualitas yang tinggi dan
kuensi pada pergerakan harga, di mana
juga berlaku dalam kontinen baru karena
harga tidak meningkat, melainkan cenderung menurun karena fungsi distribusi yang semakin efisien (rern-
ketidakmampuan produsen dalam
venting distribution). Sementara itu, jam kerja juga tidak lagi bersifat konvensional dengan rentang 9 ke 5, namun beroperasi selama 24 jam untuk melayani
konsumen berpengaruh pada consumer shortagedan pada gilirannya upah yang besar dan harga yang tinggi mengakibatkan inflasi spiral. Namun dalam kontinen baru tidak demikian fenomenanya karena
Operasi perusahaan dalam kontinen
dengan harga yang murah, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan (outsourcing). Jadi, perbedaan perilaku
ekonomi dari kontinen lama dengan kontinen baru adalah bagaikan perbedaan antara "gelombang dan partikel." Teori ekonomi Keynesian dan teori post-
pelanggannya. Keadaan lain yang terlihat dalam kontinen baru adalah isu
memperkirakan keinginan konsumen. Dalam teori ekonomi lama, kebutuhan
dengan mengujicoba kemampuan berarbitrase maka konsumen akan
Keynesian, seperti supply-siders lidak
mengenaitarif yang tidak berperan akibat pemanfaatan teknologi informasi. Peran
lagi tepat dipakai untuk memprediksi
birokrasi menjadi berkurang atau
untuk mengambilalih ekonomi. Produk-
dan menentukan hubungan perilaku
"berubah wujud" dan sebagian diganti-
kontinen baru. Hal ini akan lebih nampak pada kegiatan ekonomi spesifik, sepeni
untuk pembuatan izin atau penandatangan,
tivitas sebagai akibat dari teknologi informasi juga akan secara langsung berakibat pada penguatan ekonomi
136l
usaruwlN
No. 03 TH
xxxr
kan oleh mesin misalnya
MARET 2002
mampu menjaga kemungkinan inflasi
(overheating economy).
Pendekatan Strategis Dalam
Fhysical
lnvisibleContinent Minimal ada empat karekteristik
Leamhg
3;:fi';,T'
Aktuar,
kontinen baru yang perlu dipahami oleh
E-Learning
:J.-,T,',T:lJ:j"" Imperfect, dsb.
decision maker agar sukses dalam
bisnisnya (Ohmae, 2000: 15-21). Karakteristik yang dimaksud adalah: (1) Cyber enabled. Pemberdayaan cyber ini memudahkan pergerakan informasi secara bebas dan tanpa batas demarkasi, baik dalam birokrasi maupun dalam dunia bisnis. (2) Kontinent tanpa tanah air ini sifatnya mudah merasuk dalam pemikiran
Visible Continent F*onomic of Things
t I
s EtonomicofScarcity
I SDM r lnfommi sebagai
J
Invisible Continent Ftonomic of I nfomation Economic ofAbundance MBSD
Infomasi
sebagai 'Gfue
'
'?€lengkap"
pebisnis, namun hanya berlaku bagi
pelaku yang ingin mengganti cara
)
Rachmany (2001: 9)
The A, B, C, D &EoS
lamanya dalam berpikir dengan cara
baru yang berbasis pengetahuan digital (paradigma lama menjadi paradigma baru). (3)
b-web disebut sebagai digital capital (Tapscott, 2000). Karen a tIu, digital capi-
informasinya (Tapscott, 1995: 25;
merupakan hasil dari saling
Druker, 1999: 97; Tapscott, 2000: 51) berpengaruh signifikan bagi kelangsungan hidup dan perkembangan institusi ekonomi dan bisnis di era digi-
fal
ini mempunyai
keterkaitan tiga tipe aset pengetahuan,
kecenderungan memberi ganjaran yang sesuai bagi pebisnis profesional, karena mampu menunjukkan kinerja yang unggul.
yailu human capital (apa yang orang
Kontinen baru
(4) Kesuksesan sangat ditentukan oleh
sistem nilai individu dan keluarga, sementara itu rantai nilai fisikal tidak lagi merupakan faktor Penentu seperti pada kontinen lama. Berdasarkan karakteristik kontinen baru itu,'Jaringan" (web) virlual merupakan kebutuhan bagi perusahaan untuk bersaing di dalamnya. Dengan menggunakan web, perusahaan bukan hanya mampu menekan biaya produksi dan distribusi, melainkan pula lebih mudah bergerak di dalam pasar, karena ruang dan waktu yang tersedia lebih elastis. Karena itu, pemakaian b-web merupakan alternatif bagi perusahaan dalam membangun daya saingnya. B-web dipahami sebagai pembeda-
an sistem pemasok,
distributor,
nologi informasi (Tl) dengan fokus pada
ketahui), customer capital (siapa yang anda ketahui, siapa yang menge-tahui dan menilai anda) dan structural capital (bagaimana pengetahuan anda di-
tal. Di samping itu, berimplikasi terhadap perubahan jargon yang digunakan, baik
dalam bidang organisasi, maupun
bangun ke dalam sistem bisnis). Secara jelas, Leiv Edvinsson and Hubert Saint
dalam bidang ekonomi dan pemasaran,
mengemukakan bahwa digital capital merupakan tambahan dimensi baru dari ketiga modal intelektual itu, yakni hu-
Berdasar pada bagan tersebut, jelas bahwa perkembangan pesat di bidang teknologi komunikasi dan elektronika,
man, customer dan structural capital. Dalam leori knowledge management dijelaskan bahwa human capital adalah kapabilitas individual dalam perusahaan
yang terdiri dari skills, knowledge, intelI
ect, cre ativity, dan kn ow-h ow.
C u stom e
r
capital adalah hubungan konsumen dengan suplair. Sedangkan structural capital merupakan pengetahuan dan proses bisnis yang tersusun sehingga memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan pasar. Digital capital merupa' kan perluasan dari structural capitalyang terdiri dari; peftama, keterkaitan penge-
seperti terlihat dalam bagan
1.
dengan fokus pada informasinYa,
membawa dampak terhadap pergeseran konsep lisikal learning (model learn' lng tradisional) ke era elearning yang diikuti dengan penghematan biaya train-
ing, penggunaan ruang, hambatan waktu, dsb. (Rachmany, 2001: 9). Basis dari semua itu ditentukan oleh pengelolaan knowledge dari berbagai pihak yang
terlibat di dalam orgamisasinYa.
lmplikasinya lebih lanjut adalah sumber daya manusia dituntut terus belajar untuk meningkatkan kinerjanya agar menjadi
manusia yang bersumber daYa, sehingga organisasinya mencaPai
penyedia jasa perdagangan, penyedia infrastruktur dan pelanggan, dengan
tahuan, proses dan alat-alat yang disediakan sesuai kebutuhan; dan kedua,
keunggulan bersaing pada berbagai
memakai internet sebagai basis
model b-r,veb baru yang mengubah
tataran.
utamanya dalam berkomunikasi dan bertransaksi bisnis. Selain itu, b-web
aturan kepemimpinan pasar (Evan dan Wurster, 2000).
Dari perspektif ekonomi misalnYa, maka jargon-jargon ekonomi mulai
mendorong skala kegiatan perusahaan
untuk diagregasi dan direagregasi. Penambahan dan Peningkat-an kegiatan bisnis dengan menggunakan
lmplikasi Tl dan Rekomendasi bagi
lncumbentOrganisasi Perkembangan pesat dalam tek-
diusik eksistensinya karena sesungguhnya kegiatan ekonomi sudah memasuki kontinen baru yang tidak nyata (invisible continent) menurut Ohmae (2000), atau
usAHAwAN No.
03 TH
xxxrMARET 2oo2 E7
yang disebut the new economics of information (Philip et.al., 2000). Jargon-jargon ekonomi yang diusik seperti dari Economic of Thrngs ke New Economic of lnformation, dari Economic of Scarcity menjadi Economic of Abundance, dari Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi Manusia Bersumber Daya (MBD), dari
organisasi ekonomi aktual menjadi ekonomi virtual, dari informasi sebagai
pelengkap (complemenf) menjadi
(mindset) orang yang ada di dalamnya, terutama pimpinannya selaku penang-
gungjawab (incumbent) organisasi, sebelum melakukan perubahan aspek lainnya - shift of business (Evans dan Wurster, 2000; Rosenberg, 2001: xi). Karena itu, gambaran mengenai arah perubahan pola pikir pimpinan organisasi bisnis menurut Evan dan Wurster Q00A: 222-227) minimal merujuk pada beberapa aspek penuntun berikut:
terobosan bisnis lebih awal. Gagasan ini senada dengan pemahaman sebagian orang bahwa pada era internet segalanya berjalan sangat
cepal (sprint), di mana strategi "pengikut cepat" dalam persaingan
yang berjalan secara maraton dianggap tidak tepat. Fast followers are always too late, it is better to do too earlyfivetimes than to be too late once.
informasi sebagai perekat (glue) dalam bisnis, sehingga lahir pernyataan every business is an information business (Evans dan Wurster, 2000: 9). Demikian pula halnya pandangan ekonomi kelembagaan baru bahwa, setiap transaksi akan melahirkan biaya
. Tidak menunjukkan optimisme
. Memahami tanggungjawabnya
berlebihan untuk menjamin bahwa bentuk bisnis dalam usaha yang digelutinya akan selalu cocok pada masa yang akan datang. lni didasari oleh pemikiran bahwa definisi bisnis
sebagai pemimpin untuk selalu bergumul dengan semua pola dekonstruksi yang memungkinkan
transaksi dan setiap saat menggeroti bisnis sebagai akibat dari kondisi ke-
begitu saja, karena semua hal yang dibicarakan - suplair, konsumen, rantai nilai, rantai suplair, pesaing;
yang dimaksud adalah: (1) melalui
relasi dengan pekerja industri dan
komponen rantai nilai yang dipecah
tradisional tidak dapat diterima
tidakmenentuan, kompleksitas, ketidaksimetrisan informasi, rasionalitas terbatas, dan perilaku curang (Williamson, 1975, 1985, 1996; Williamson dan
sebagainya
Masten, 1995). Biaya transaksi yang berlebihan itu sudah semakin sulit untuk dipertahankan karena melalui teknologi elektronika, khususnya b-web, maka
.
biaya transaksi, seperti pencaharian
-
dianggap variabel.
dan sebagainya dapat dipangkas. Biaya transaksi yang direduksi tersebut mengakibatkan bisnis mencapai keunggulan bersaing.
cara berikut, apakah dilakukan secara partial atau sekaligus. Cara
ke dalam bagian-bagian tertentu; (2)
Sementara itu, proses dekonstruksi terjadi secara berkelanjutan. There
dekonstruksi pada sepanjang
is no endgame.
(3) pemisahan alur informasi ke dalam bisnis yang sesuai; dan (4) dekonstruksi melalui hubungan organisasional yang ada. Dekonstruksi pemikiran yang dilakukan terfokus pada strategi
Memahami dekonstruksi yang terjadi dalam organisasi sebagai langkah maju yang tepat melalui gebrakan terhadap bagian-bagian bisnis tertentu, karena selama ini orang yang berkompeten di dalam-
informasi, negosiasi bisnis, pengatur-
an, implementasi transaksi,
untuk diterapkan dalam organisasi. Karena itu, arah dekonstruksi yang dilakukan tercermin dalam empat
keterkaitan vertikal dengan suplair;
Nampaknya, mudah mengabaikan
organisasi. Karena itu ada dua kemungkinan yang dapat terjadi. Dalam dunia yang stabil, strategi tertentu diterapkan oleh ekonom
Pada bidang pemasaran juga demikian fenomenanya, sehingga
arti penting dekonstruksi dengan menunjukkan pusat dan bagian
untuk menemukan
disagregasi biaya dan kegiatan
konsep 4-P (Product, Price, Place, and Promotion) dianggap mati dan diganti-
strategis lainnya yang sejenis.
kan oleh konsep The A, B, C, D, and E'S,
bisnis yang "tidak akan" didekonstruksi, namun manajemen organisasi bukan menyangkut usaha
yailu: (1) Anyplace, anytime, anyway
pemeliharaan aset, melainkan untuk
shoping replaces place; (2). Busniness
menciptakan nilai (manfaat) bagi stakeholders, khususnya pelanggan. Jadi, upaya manajemen perlu lebih difokuskan pada realisasi
saling berpengaruh di antara
(5) Experience replaces producf (Tapcott,
aturan dekonstruksi untuk men-
Memahami adanya eskalasi nilai
et.al., 2000). Melalui konsep pemasaran baru ini, pelanggan turut serta dalam
ciptakan nilai baru bagi stakeholders. Bertindak secara cepat dan tepat,
kemenangan yang diperoleh, apakah kemenangan itu identik
berbagai pihak yang memiliki akses
karena menanti orang lain untuk menunjukkan kelayakan dekon-
melalui b-web.
struksi organisasi berarti menyerah-
Berdasar pada deskripsi di atas dapat dinyatakan bahwa, organisasi
kan daya saing terbesar dari pesaing pada masalah waktu.
dengan besarnya biaya, atau lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. a Definisi bisnis yang telah didekonstruksi tidak terlalu banyak dikaitkan
ekonomi dan bisnis yang akan bertahan, apalagi berkembang, perlu melakukan dekonstruksi dan rekonstruksi pola pikir
Dengan kata lain, penaggung jawab
nya banyak kehilangan peluang namun tidak menyadarinya.
webs customers drive revenue; (3) Communications works, not promotion; (4).
Discovery of price replaces fixed price;
inovasi produk dan harga ditentukan oleh
[38 us,*raruN
a
segmen,
Namun, dalam dunia dekonstruksi, strategi dapat menciptakan realitas ekonomi. Karena itu, strategi yang
pesaing akan memberikan dampak
pada penajaman output yang dihasilkan.
organisasi tidak akan menunggu
dengan hal yang lama, mengingat bisnis baru dan aglomerasi yang dilakukannya akan lahir sesuai
melaku kan
logika daya saingnya sendiri. Perlu
orang lain
No.03 TH xxxr MARET 2oo2
u
ntu
k
dipahami bahwa underestimate terhadap kapabilitas baru yang diperlukan dan overestimate ter-
.
hadap nilai kapabilitas yang dimiliki merupakan perangkap yang umum terjadi.
Penanggung jawab organisasi menyadari sepenuhnya bahwa
langkah terbaik yang perlu dilakukan adalah meneguhkan sikap mental dalam melihat bisnis dari kaca mata yang berbeda, sembari mendekon-
struksi penglihatannya dan ber-
pergerakan orang dan uang secara
terbuka. Hal ini perlu dilakukan mengingat kesuksesan negara dalam membangun perekonomian dan bisnis tidak lagi berhubungan langsung dengan kesuksesan produsen yang dapat berpindah dari
satu negara ke negara lain melainkan lebih tergantung pada kelangsungan hidup pelanggan, pegawai dan pemodal, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk menjadikan warga negara
tindak secara konsekuen. Disadari bahwa, dekonstruksi mental bisnis amat mudah dalam teori, namun ketika implikasinya terlihat jelas,
melek dalam memberdayakan cyber, pemerintah diharapkan
maka reaksi dari setiap bagian organisasi adalah resisten (ber-
erat relasi dengan negara lain dalam
tahan dengan hal yang sudah ada) terhadap upaya tersebut.
transportasi, komunikasi
berinvestasi pada pengembangan infrastruktur yang mampu memperkontinen baru, seperti infrastruktur dan
pembiayaan, seraya melakukan
Dalam rangka mengoperasionalkan
reformasi dalam bidang hukum dan perundang-undangan yang berlaku,
pola pikir baru di atas dan mengingat
termasuk dimungkinkan adanya
adanya dua peranan pemimpin
-
menciptakan budaya dan merumuskan strategi (Evans dan Wurster, 2000:228) - yang tidak dapat diabaikan, maka ada beberapa saran dari Ohmae (2001 : 133)
'cyber act'. lni mungkin dapat diwujudkan dengan mengundang investor asing untuk bersaing dalam
menangani bisnis tersebut agar tidak terjadi monopoli perusahaan
yang perlu diperhatikan oleh para
nasional yang memeras masyarakat
perumus strategi organisasi ekonomi
sendiri.
dan bisnis agar tetap survive dan berkembang dalam kontinen baru saat
Sentra pengembangan wilayah harus memiliki komitmen dalam
ini, yaitu:
bidang hukum (legal framework),
a
Perlu melakukan perubahan paradigma dari kedaulatan negara kepada kedaulatan rakyat. lni berarti
pemerintah perlu memberikan diskresi (mengurangi intervensi)
kecenderungan sosial dan ekonomi politik, dan meningkatkan kualitas
pelatihan agar sumber daya manusianya menjadi manusia yang bersumber daya. Wilayah lokal akan
lebih efektif jika dapat melakukan
adaptasi dan hubungan bisnis dengan pelaku ekonomi yang
akses yang lebih besar untuk
berskala lebih besar, seperti dalam
dengan harga yang lebih murah. Bukan seperti yang dilakukan oleh pemerintah lndonesia saat ini, di mana rakyat menjadi "sapi perah" oleh perusahaan nasional (BUMN) yang monopoli. Kegiatan yang perlu
dilakukan oleh pemerintah adalah
menghindari penggunaan tarif sebagai sarana pembatasan impor bagi komoditas tertentu, menghapus larangan pengiriman barang dan arus komunikasi, mendorong iklim
meni perubahan yang terjadi dalam
organisasi dan bersiap-siap untuk mengantisipasi perubahan di luar organisasi; (3) merekrut, menempatkan dan mengembangkan kompetensi para pekerjanya; dan
(4) mendayagunakan teknologi informasi untuk meningkatkan
operasi internal perusahaan dan menyediakan layanan terbaik bagi
konsumennya.
S
Daftar Pustaka Choo, Chun Wei. 2000. The Knowing Organization, Oxford University Press, lnc New York. Fvans, Philip and Thomas S. Wurster. 2000. Blown to Bits: How the New Economics of lnformation Transform Strategy, Harvard Business School Press, Boston Mass. Harvey, Eric and Mel Kleiman. 2001. 180 Ways to Build Magnetic Culture,lhe Walk the Talk Company USA. Huseini, Martani. 1999. Mencermati Misteri G lobal i sas i : M e n ata U I a n g St rateg i P e m asa
ran
lnternasional lndonesia Melalui Pendekatan Resource-Based, Pidato diucapkan pada Pengukuhan Guru BesarTetap Dalam Bidang
Marketing lnternasional pada FISIP
Universitas lndonesia. Kalakota, Ravi and Marcia Robinson. 1999. EBusiness: noadmap for Success, Addison Wesley Longman, lnc. Mass. Marquardt, Michael and Angus Reynolds. 1 994. The Global Learning Organization, Richard D.
lrwin, lnc., USA.
bagi rakyatnya untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan sejahtera. Selain itu, rakyat diberi menikmati produk yang berkualitas
secara konsisten; (2) memanaje-
NAFTA, AFTA, ASEAN dAN MERCUSOR. Karena itu, untuk memperkuat posisi Asean di dunia maka menurut Ohmae (2000) perlu diciptakan "As ea n C u rrencll', apalagi blok ekonomi hari ini telah bergeser dari kekuatan satu negara menjadi kekuatan regional sfafe. Adapun bentuk tanggung jawab eksekutif dalam perusahaan secara lebih spesifik menurut Schiro (2001: viii) adalah: (1) menciptakan dan
mengispirasikan visi organisasi
Nonaka, lkujiro dan Takeuchi Hirotaka. 1995.
Knowledge Creating Company, OxIotd University Press, lnc., Madison Avenue New York. Ohmae, Kenichi. 2OoO. The lnvisible Continent: Fou r Strategic I mperatives of the New Economy,
Nicholas Brealey Publishing London. Druker, Peter F. 1999. ManagementChallenges f or the 2 "t C entury, HarperCollins Publishers, lnc., New York. 1
Rachmany, Hasan. Memanfaatkan Knowledge Bagi Keunggulan Bersaing: Dari Physical Le ar n i n g ke E- Le ar n i n g. Makalah disampai kan
pada Kuliah Perdana Mahasiswa Program Diploma Universitas Sriwijaya Palembang, Unsri September 2001. Rosenberg, Marc J.2001. E-Learning: Strategies lor Delivering Knowledge in the Digital Age, McGraw-Hill Company, lnc. USA. Schiro, James J. (ed.). 2001 . Memos to the
President; Management Advice from the Nation's Top CEOs, John Wiley & Sons lnc., USA.
Slater. Robert. 1999. Jack Welch and the GE Way,lne McGraw-Hill Companies, lnc. USA.
Tapscott, Don. 1995. Digital Economy, lhe Mccraw-Hill Company, lnc. USA.
Tapscott, Don, at.al. 2OOO. Digital Capital: Harnessing the Power of Business Webs, Harvard Business School Press, Boston Mass. Thurbin, Patrick. 1 998. The lnfluential Strategist,
Biddles Ltd, Guilford and King's Lynn Great Britain.
Von Krogh, George, at.al. 2000. Enabling Knowledge Creafion, Oxford University Press, lnc., 200 Madison Avenue New York.
USAHA\ryANNO. 03 THXXXTMARB'T 2oo2 [391