MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI PADA SISWA KELAS IV SDN MEKARTANI 1 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
Makal ah
Disusun oleh : EKY SUDAYA NIM. 1021 0469
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI PADA SISWA KELAS IV SDN MEKARTANI 1 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 Eky Sudaya NIM. 1021 0469 Program studi PBS Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Judul penelitian ini "Penggunaan Metode Observasi Dalam Meningkatkan Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Pada Siswa Kelas IV SDN Mekartani 1 Singajaya Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2011/2012". Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin meningkatkan dan memperbaiki pembelajaran di dalam kelas serta meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia terutama pada aspek menulis karangan deskripsi. Sebagai realisasi pencapaian tujuan tersebut, maka proses pelaksanaan tindakan di dalam kelas dilakukan dengan beberapa tahapan pembelajaran yaitu melakukan pendahuluan pada kegiatan awal, melaksanakan kegiatan inti pembelajaran (menjelaskan materi, siswa melakukan observasi, membuat kerangka karangan, menyusun karangan), dan melakukan kegiatan penutup. Untuk mencapai hasil penelitian, penulis menerapkan metode penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, catatan lapangan, angket/kuesioner, dan hasil karangan siswa. Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei sampai bulan Juni 2012. Kegiatan tersebut telah dilaksanakan dalam dua siklus kegiatan yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Hasil penelitian memberikan indikasi bahwa penggunaan metode observasi efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas IV SDN Mekartani 1 Singajaya Kabupaten Garut. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi pada setiap siklus. Kata kunci : Karangan deskripsi/Metode Observasi
PENDAHULUAN Salah satu kegiatan kebahasaan yang dapat mengarahkan siswa untuk dapat menguasai dua kompetensi sekaligus adalah mengarang. Dalam materi mengarang ini, seorang guru akan mampu membawa peserta didiknya untuk dapat menguasai beberapa kompetensi kebahasaan secara bersama, yaitu kompetensi menulis dan kompetensi mengaplikasikan imajinasi yang terdapat pada diri seseorang (siswa). Dalam mengarang, siswa dituntut untuk dapat menyampaikan gagasan yang tertuang dalam konsep karangan secara baik, sehingga apa yang ingin disampaikankan dalam pembuatan karangan ini akan dapat dimengerti dan dipahami oleh pembaca, terlebih apabila karangan yang disajikan adalah jenis karangan persuasif, sehingga pembaca bukan hanya mengerti dan paham terhadap apa yang tertuang dalam isi karangan, tetapi juga dapat tergugah untuk melaksanakan apa yang diajak atau disarankan oleh pengarang dalam karangan. Berdasarkan uraian di atas, sungguh tepat bila upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia harus dijembatani dengan menggalakan
kegiatan menulis atau mengarang. Hal ini disebabkan kemampuan mengarang membutuhkan penguasaan materi-materi pendukung sebagai modal dasar, seperti penguasaan kosa kata, diksi (pilihan kata), penyusunan kalimat, pembentukan paragraf, pemahaman secara aplikatif tentang ejaan dan tanda baca, logika serta struktur berpikir yang logis dan runtut. Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis dapat dilakukan melalui peningkatan dalam bidang pengetahuan dan keterampilan. Peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan memahami dan menguasai materi pembelajaran yang diberikan. Peningkatan dalam keterampilan dapat dilakukan melalui praktek serta penanganan tindakan dengan metode / media yang sesuai. Agar hasil belajar siswa meningkat, salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia terutama pada aspek menulis karangan deskripsi dapat ditempuh melalui penerapan metode observasi. Dengan metode observasi, siswa dapat melihat secara langsung detail-detail tentang objek yang akan dideskripsikan berdasarkan hasil pengamatan,
dengan melihat, meraba atau mengecap, membau dan mendengar. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Keterampilan Menulis Keterampilan menulis pada hakikatnya bukan sekadar kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimatkalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Byrne (1979:3) Pengertian Karangan Deskripsi. Deskripsi artinya gambaran. Secara harfiah deskripsi adalah menjelaskan secara detail, jelas, dan terperinci. Karangan deskripsi adalah karangan yang memaparkan atau menggambarkan sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga seolah-olah pembaca melihat, mendengar, dan merasakan apa yang tertulis pada karangan tersebut. Diyan Kumiawati. (2004:137) Pengertian Metode Observasi Metode diartikan sebagai cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan prinsip, dan praktik-praktik pengajaran bahasa, Sedangkan observasi artinya peninjauan secara cermat atau pengamatan. Dalam penelitian ini, yang dimaksud metode observasi berarti cara sistematis untuk melakukan sebuah peninjauan secara cermat. Alwasilah C. (2003:211) Metode Penelitian Penulis tertarik untuk mengadakan sebuah penelitian ilmiah dalam bentuk studi kuasi eksperimen. Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif, melalui tindakan tertentu dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran di kelas. Prosedur atau langkah-langkah penelitian yang dilakukan terbagi dalam beberapa pembelajaran mengacu pada model yang diadaptasi dari Hopkins (1993:48), yaitu setiap pembelajaran terdiri dari empat kegiatan pokok yang terdiri dari kegiatan : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Empat kegiatan ini berlangsung secara simultan yang urutannya dapat mengalami modifikasi. Secara keseluruhan, keempat tahapan tersebut membentuk suatu kegiatan pembelajaran. Berdasarkan desain di atas, tahapan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut. 1. Perencanan Tindakan - mengidentifikasi masalah rendahnya kemampuan menulis deskripsi; - mendiskusikan tindakan pembelajaran untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi; - menyusun instrumen penelitian seperti:
silabus/RPP, lembar observasi, catatan lapangan, dan angket/kuesioner. - menyiapkan topik mengarang; - menyiapkan tempat dan media pembelajaran; - menyiapkan alat evaluasi. 2. Pelaksanaan Tindakan - simulasi pelaksanaan, proses belajar mengajar dimulai sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun; - pelaksanaan tahap pramenulis, menampilkan objek karangan untuk diamati siswa, melakukan pengamatan dengan tahapan yang telah direncanakan, menjabarkan tema dengan memilih topik, mengembangkan topik, menulis judul, dan menyusun kerangka karangan; - tahap pengedrafan, mengembangkan kerangka karangan menjadi draf deskripsi faktual; - tahap publikasi, membaca hasil karangan. - tahap evaluasi, melakukan tanya jawab dan memperbaiki hasil karangan. 3. Observasi / pengamatan Segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung akan dijadikan data-data yang akan dianalisis untuk kemudian dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini. Semua rencana yang telah dibuat dengan baik diharapkan tidak menyimpang dalam pelaksanaannya, sebab penyimpangan tersebut dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam perbaikan menulis karangan deskripsi. Observasi dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran. 4. Refleksi Pengamatan dilaksanakan setiap tatap muka dan hasil pengamatan dijadikan refleksi setelah tatap muka berlangsung. Dalam refleksi, kolaborator dan pendamping memberikan input tentang jalannya penelitian dalam kegiatan belajar mengajar, baik kekurangan maupun kelebihan yang telah dicapai. Hasil karangan deskripsi yang telah disusun siswa berdasarkan pengamatan terhadap objek karangan, kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menyusun karangan. Hasil tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif. Peneliti bersama-sama dengan kolaborator mencari penyelesaian yang efektif untuk pelajaran menulis karangan deskripsi berikutnya pada pembelajaran berikutnya. Teknik Pengumpulan Data Adapun pelaksanaan pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut. 1. Angket, dilaksanakan sesudah tindakan selesai dilakukan. 2. Observasi, dilaksanakan oleh peneliti selama pembelajaran berlangsung. 3. Catatan lapangan, untuk mencatat segala kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Perencanaan Tindakan Pretes Penilaian karangan siswa pada Pretes dilakukan berdasarkan rambu-rambu yang telah ditentukan yaitu aspek tulisan, ejaan, dan isi. Penilaian tulisan dilakukan berdasarkan aspek kerapihan tulisan, kebersihan tulisan, dan aspek keterbacaan. Siswa yang mendapatkan nilai di atas 70 pada aspek ini sebanyak 23 orang. Penilaian ejaan didasarkan pada aspek penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan hal lain yang menyangkut ejaan. Siswa yang mendapat nilai di atas 70 pada aspek ini sebanyak 19 orang. Penilaian isi karangan didasarkan pada gambaran dan informasi yang dideskripsikan siswa sesuai atau mendekati keadaan yang sebenarnya. Siswa yang mendapat nilai di atas 70 pada aspek ini sebanyak 17 orang. Untuk dapat menafsirkan hasil penilaian itu, diperlukan patokan atau ukuran baku atau norma. Dalam norm reference evaluation (PAN), norma itu dapat dipergunakan dengan berbagai cara, misalnya ukuran rata-rata prestasi seperti mean, median, dan mode. Ukuran rata-rata prestasi yang digunakan dalam penilaian ini adalah median yaitu suatu titik yang membagi dua (50% di atas dan 50% di bawah) atau nilai tengah diantara nilai terendah dan nilai tertinggi dengan formula: Median (Mdn) = N + 1 2 atau Mdn = Nilai terendah + nilai tertinggi 2 Atas dasar ukuran tersebut maka siswa yang memperoleh nilai minimal 70 dinyatakan lulus atau berhasil. Norma kelulusan tersebut biasanya disebut batas lulus (passing grade). Berdasarkan norma tersebut diperoleh nilai karangan siswa secara keseluruhan adalah: siswa yang mendapat nilai A sebanyak 7 orang ( 22.6 % ), nilai B sebanyak 12 orang ( 38,7 % ), nilai C sebanyak 5 orang ( 16,1 % ), dan nilai D sebanyak 7 orang ( 22,6 %). Deskripsi Perencanaan Tindakan Postes Atas dasar ukuran rata-rata prestasi maka yang dinyatakan lulus sebanyak 22 orang (71%). Perolehan nilai karangan deskripsi siswa pada Postes dikelompokkan menjadi: siswa yang mendapat nilai A sebanyak 14 orang (45,2 % ), nilai B sebanyak 8 orang ( 25,8 % ), nilai C sebanyak 6 orang (19,3 %), dan mendapat nilai D sebanyak 3 orang ( 9,7 % ) Pembahasan Hasil Penelitian Secara umum penelitian tentang penggunaan metode observasi dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV SDN Mekartani 1 Singajaya Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011-2012 memberikan hasil yang positif.
Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi mengalami Peningkatan. Hal ini didasarkaan pada hasilhasil yang diperoleh dari dua pembelajaran. Begitu pula dengan aktivitas siswa yang diamati oleh peneliti pada prettes prosentase keaktifannya adalah 80 %, sedangkan pada Postes menjadi 95 %. Hal ini disebabkan antara lain pada pretes masih ada siswa yang melakukan kegiatan-kegiatan yang menyimpang dari pembelajaran, yaitu kebiasaan bercanda dan bermain-main saat. mengobservasi. Objek yang diamati tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada. Satu objek diamati oleh 31 siswa secara bersamaan menjadikan suasana kelas tidak kondusif, siswa berdesak-desakan karersa berusaha untuk lebih dekat pada objek pengamatan. Kegiatan pembelajaran yang seharusnya menjadi inti kegiatan, banyak terganggu oleh masalah yang dihadapi oleh masing siswa, baik secara teknis maupun adanya kegiatan pribadi yang tidak terkait dengan materi pembelajaran. Selain permasalahan siswa, ada pula kendala lain yang terjadi pada pretes seperti kesulitan yang dibadapi guru dalam mencari atau menentukan media/alat yang akan dijadikan objek pengamatan, objek pengamatan yang kurang jelas, demikian pula waktu pembelajaran tersita oleh pengamatan yang tidak terkondisikan dengan baik. Sedangkan pada Postes kendala pada pretes relatif tidak ditemukan, karena dengan proses pengamatan secara berkelompok, perhatian dan konsentrasi siswa lebih terarah dan terkondisikan dengan perhatian yang cukup penuh dari guru. Kendala lain justru muncul ketika proses pengedrafan. Perolehan data yang cukup banyak ternyata menyulitkan siswa dalam mengembangkannya, siswa harus menyusun tulisannya dengan panjang lebar dan waktu yang tersedia pun tidak mencukupi. Hal lain adalah kerepotan guru dalam menganalisis hasil karangan siswa, guru harus membaca hasil tulisan yang panjang lebar tersebut dengan waktu yang yang cukup lama. Ketiga, Hasil analisis data menunjukkan bahwa metode observasi efektif digunakan dalam pembelajaran monulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV SDN Mekartani 1 Singajaya Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal tersebut didukung oleh pernyataan guru melalui wawancara dan respon siswa melalui angket/kuesioner. Keberhasilan metode observasi dalam pembelajaran menulis pun terlihat dari hasil karangan siswa yang ditunjukan oleh nilai yang mereka peroleh mengalami kenaikan secara signifikan. Jika pada pretes jumlah siswa yang mampu menulis karangan deskripsi dengan baik mencapai 61,3%, maka pad Postes angkanya meningkat menjadi 71%. Hal ini menunjukan bahwa dari pretes ke Postes mengalami peningkatan yang cukup berarti. Berdasarkan pembahasan di atas, maka hipotesis pada penelitian ini dapat terbukti bahwa
penggunaan metode observasi dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa pada siswa kelas IV SDN Mekartani 1 Singajaya Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011-2012. SIMPULAN 1 Langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan guru pada kegiatan inti sudah sesuai dengan prosedur yang direncanakan. Penerapan metode observasi dilaksanakan sesuai tahapan observasi. Tahapan observasi yang dilakukan siswa sudah dilaksanakan dengan baik karena mendapat bimbingan langsung dari guru. Selama kegiatan pembelajaran dengan metode observasi berlangsung, terjadi interaksi positif diantara guru dan para siswa. Aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran sudah cukup baik, sehingga suasana belajar yang kondusif tercjpta saat mereka melakukan observasi. Dalam suasana yang kondusif proses pengamatan sangat terarah sehingga mereka senang untuk belajar. Para siswa merasa senang belajar dengan menggunakan metode observasi karena dapat membantu mereka dalam mengatasi kesulitan menulis karangan deskripsi, hal ini dapat dilihat dari respon siswa sebanyak 90 % memberi jawaban" ya" pada pertanyaan dalam angket/kuesioner. 2 Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi mengalami peningkatan setelah siswa mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan metode observasi. Peningkatan keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi dapat dilihat dari perubahan hasil karangan para siswa yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Metode observasi ternyata efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi karena siswa merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran, dan siswa dipermudah dalam memperoleh informasi dan memahami segala sesuatu yang harus diungkapkan. Dengan demikian, penggunaan metode observasi dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Mekartani 1 Singajaya Kabupaten Garut tahun pelajaran 20112012.
DAFTAR PUSTAKA Akhaidah, S. (1992). Bahasa Indonesia. Universitas Terbuka. Akhaidah, S. (1995). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. IKIP. Jakarta: Erlangga. Arikunto, S. (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Bandung: Rhineka Cipta. Depdiknas. (2005). Panduan Penyusiman Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Depdiknas: Dirjen Dikti. Djuniarto, E. dan Winamo. (2003). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: DEPDIKNAS Makmun, S.A. (2004). Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya Mujiono, R. (2008). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Scientific Press Mulyasa,
E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Suatu Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Natawijaya, R. (1997). Konsep Dasar Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: Depdikbud IKIP Bandung. N, Sudirman. (1991). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Pbs.
Indonesia, Tim (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: FKIP UNINUS
Satori, Djam'an. dan Komariah, A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Setijoharti,
H. (2003). Penerapan Ejaan yang Disempurnakan. Bandung: FKIP UNINUS.
Slamet,St Y. (2007). Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Surakarta: LPP dan UNS Press. Sujana, Nana. (2006). Prosedur Penelitian. Bandung: Rhineka Cipta