PENGARUH LATIHAN ELEMENTER DAN MODIFIKASI PERMAINAN TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAK BOLA (STUDI EKSPERIMEN PADA SISWA SSB CENDANA PEKANBARU)
OLEH:
AKMAL NIM : 11000
Pembimbing 1 :
Prof.Dr.Phil. Yanuar Kiram
Pembimbing 2 :
Prof.Dr.Z. Mawardi Efendi.M.Pd
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010
ABSTRACT Akmal (2010), The effects elementary exercise and modification play to the basic technique football competence (experimental study of SSB students at Cendana Pekanbaru). The problem in this research is the SSB students of Cendana Pekanbaru have low mastering of the basic technique football. The goal of the research is to solve the problem by applying Elementary Exercise and Modification play to the basic technique football competence of SSB students of Cendana Pekanbaru. The kind of research done at SSB Cendana Pekanbaru is apparent experiment. The population in this research is the students who study at SSB Cendana Pekanbaru in the year of 2010. the sample made is based on total sampling technique. Sample total that used in this research are 30 students. It was divided into elementary group and modification group by using matching. The tes instrument used is the test of basic technique football competence by Jean Bontz Test in ( D. ray Collins, 1978: 314 ), and the data collected will be analyzed by using “t” test. The result of research says that the hypothesis (1) the basic technique exercise by using elementary gives the significant effect to improvement of the basic technique football competence of SSB Students Cendana Pekanbaru. Hypothesis (2) by using the Modification play technique Football Competence of SSB students Cendana Pekanbaru. Hypothesis (3) Found significant difference between basic technique exercise by using elementary with using the Modification play technique Football Competence of SSB students of Cendana Pekanbaru by end of exercise is the accepted the truth. Based on the research is finding, the suggests that trainers, in training, should not only focus on one technique like elementary, but the also try to find other technique in order to improve the students competence in mastering the basic football technique.
ABSTRAK
Akmal, (2010), Pengaruh Latihan Elementer dan Modifikasi Permainan Terhadap Keterampilan Tehnik Dasar Sepakbola. (Studi Eksperimen pada Siswa SSB Cendana Pekanbaru)
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat penguasaan teknik dasar sepakbola pada siswa SSB Cendana Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah tersebut yaitu melelui pendekatan elementer dan modifikasi bermain terhadap penguasaan teknik dasar sepakbola pada siswa SSB Cendana tersebut. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu yang dilakukan di SSB Cendana Pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SSB Cendana Pekanbaru yang aktif dalam mengikuti latihan sampai tahun 2010 dengan penentuan sampel menggunakan teknik total sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang siswa, yang dibagi menjadi kelompok elementer dan kelompok modifikasi dengan menggunakan cara matching. Instrumen tes yang digunakan adalah tes keterampilan tehnik dasar sepak bola oleh Jean Bontz Test dalam (D.Ray Collins, 1978:314), maka data yang diperoleh akan dianalisa melalui tehnik analisa data uji ”t”. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesa (1) latihan tehnik dasar dengan cara elementer memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan tehnik dasar sepak bola pada siswa sepak bola SSB CendanaPekanbaru. Hipotesa (2) melalui pendekan latihan modifikasi dalam bentuk permainan memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan tehnik dasar sepak bola pada siswa sepak bola SSB CendanaPekanbaru,hipotesa (3) terdapat perbedaan yang signifikan terhadap keterampilan tehnik dasar sepak bola siswa SSB Cendana-Pekanbaru antara pendekatan latihan tehnik elementer dengan latihan modifikasi dalam bentuk permainan pada akhir latihan yang dapat diterima kebenarannya. Berdasarkan temuan peneliti, disarankan kepada pelatih dalam melatih tidak terpaku pada satu pendekatan seperti elementer tetapi juga harus mencari bentukbentuk pendekatan lain seperti modifikasi dalam bentuk permain yang memungkinkan bagi pemain untuk dapat mengembangkan diri dalam menguasai teknnik dasar sepakbola.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan
Kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Penulis sangat menyadari dalam melakukan penelitian dan penulisan tesis ini telah diupayakan secara optimal untuk mendekati kearah kesempurnaan
namun
sebagai manusia biasa tentu penulis tidak luput dari kekurangan dan kelemahan, maka dengan segala keterbatasan tersebut
penulis sangat banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari berbagai fihak. Atas segala bantuan dan bimbingan ini, penulis mengucapkan terimakasih, semoga Tuhan memberikan pahala yang berlipat ganda hendaknya. Untuk itu Penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada: 1. Prof. Dr. Phil. Yanuar Kiram dan
Prof. Dr. Z. Mawardi Efendi M.Pd,
selaku pembimbing I dan II, yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan selama pelaksanaan penelitian dan penilisan tesis ini. 2. . Prof. Dr. Eddy Marheni, M.Pd, . Prof. Dr. Syafrudin M.Pd, dan .Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd, selaku team penguji yang telah banyak memberikan masukan selama penulisan tesis ini. 3. Rektor Universitas Negeri Padang, Direktur, Asisten Direktur beserta staf Program Pascasarjana yang telah memberikan kelancaran dalam penulisan tesis ini.
4. Ketua Presidium, Direktur dan Wakil Direktur Yayasan Pendidikan Cendana Distrik Rumbai Minas, yang telah memberikan izin untuk mengikuti perkuliahan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. 5. Kepala SD Cendana Rumbai Pekanbaru beserta Wakil, dan majelis guru dan karyawan yang telah memberikan dukungan moril serta memberikan izin selama mengikuti perkuliahan. 6. Drs. Indra sebagai pimpinan SSB Cendana Pekanbaru berseta pengurus yang telah memberikan izin tempat dan bantuan dalam pengambilan data untuk penelitian ini. 7. Rekan-rekan Mahasiswa Konsentrasi Manajemen Pendidikan Olahraga Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang, yang telah memberikan dorongan untuk menyelesaikan penulisan tesis ini. Akhirnya ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada orang tua/mertua, saudra-saudaraku, isrteri tercinta Noverita dan ananda tersayang Muhamad Fadillah Akmal, Aulia Nulfha Harmita Akmal, yang telah memberikan motivasi dan bantuan hingga sampaI akhir perkuliahan serta penulisan tesis ini. Penulis mendo’akan semoga Allah SWT.membalas segala keiklasan ini. Amin.
Padang, Juli 2010 Penulis
AKMAL NIM.11000
DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT
.......................................................................................................
i
ABSTRAK
........................................................................................................
ii
PERSETUJUAN AKHIR
.....................................................................................
PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING
......................................................
iv
.....................................................................................
v
..........................................................................................
vi
........................................................................................................
vii
SURAT PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
.................................................................................................
viii
...........................................................................................
x
.......................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah
...................................................................
1
B. Identifikasi Masalah
........................................................................
9
C. Pembatasan Masalah
.......................................................................
10
D. Rumusan Masalah
...........................................................................
11
E. Tujuan Penelitian
...........................................................................
11
F. Manfaat Penelitian
...........................................................................
12
..................................................................................
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan teori
1. Hakikat Latihan
........................................................................
14
a.
Hakikat Latihan Elementer
...............................................
15
b.
Hakikat Latihan Modifikasi
..............................................
18
2. Hakikat Keterampilan Teknik Dasar Sepak Bola
....................
23
.................................................................
25
..............................................................
33
a.
Menendang Bola
b.
Menghentikan bola
c.
Menyundul Bola
..................................................................
37
d.
Menggiring Bola
..................................................................
40
B. Kerangka Pemikiran
.......................................................................
45
C. Hipotesis Penelitian
..........................................................................
48
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian
.................................................................................
B. Tempat Dan Waktu C. Desain Peneliti
49
..........................................................................
49
...................................................................................
50
D. Populasi Dan Sampel
........................................................................
51
1. Populasi
.........................................................................................
51
2. Sampel
...........................................................................................
51
E. Definisi Operasional
..........................................................................
51
F. Instrumen Penelitian
........................................................................
52
G. Teknik Pengumpulan Data H. Teknik Analisa Data
..............................................................
53
.........................................................................
58
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data
................................................................................
1. Data Pre-Test (Test Awal) 2. Data Post-Test
……………………………...............
…………………………………………….............
59 61 63
B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas
...............................................................................
67
...........................................................................
68
.........................................................................
69
.....................................................................................
72
2. Uji Homogenitas C. Pengujian Hipotesis D. Pembahasan
E. Keterbatasan Peneliti
......................................................................
79
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN A. Kesimpulan
........................................................................................
81
....................................................................................
82
.................................................................................................
84
B. Implementasi C. Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
..........................................................................................
85
.........................................................................................................
88
DATAR TABEL Halaman
Tabel 1
Hasil Perhitungan Statistik Dasar Kelompok Perlakuan Pree-Test dan Post Test… ..............................................................59
Tabel 2.
Distribusi Frekwensi Skor Pree-Test Untuk kelompok Pendekatan Elementer ....................................................................60 Distribusi Frekwensi Skor Pree-Test Untuk kelompok Pendekatan Modifikasi Dalam Bentuk Permainan. .......................62
Tabel 3.
Tabel 4.
Distribusi Frekwensi Skor Post-Test Untuk kelompok Pendekatan Elementer ....................................................................64
Tabel 5.
Distribusi Frekwensi Skor Post-Test Untuk kelompok Pendekatan Modifikasi Dalam Bentuk Permainan. .......................66
Tabel 6.
Uji Normalitas ................................................................................68
Tabel 7.
Uji Homogenitas ............................................................................69
Tabel 8.
Uji HpotesisPertama ......................................................................70
Tabel 9
Uji Hiptesis ke-du ..........................................................................71
Tabel 10. Uji Hipotesis Ke-Tiga ....................................................................72
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.
Bagian Perkenaan Kaki dengan Bola
.................................
Gambar 2.
Menendang Bola dengan Kaki Bagian Dalam
Gambar 3.
Menendang Bola dengan Kaki Bagian Luar
Gambar 4.
Menendang Bola dengan Punggung Kaki
Gambar 5.
Menendang Bola dengan Punggung Kaki Bagian Dalam
Gambar 6
Menghentikan Bola dengan Kaki Bagian Dalam
Gambar 7.
Menghentikan Bola dengan Kaki Bagian Luar
Gambar 8.
Menghentikan Bola dengan Punggung Kaki
Gambar 9.
Menghentikan Bola dengan telapak Kaki
Gambar 10.
Menyundul Bola Sambil Berdiri
Gambar 11.
Menyundul Bola Sambil Melompat
Gambar 12.
Menggiring Bola dengan Kaki Bagian Dalam
Gambar 13.
Menggiring Bola dengan kura-kura Kaki
Gambar 14.
Menggiring Bola dengan Kaki Bagian Dalam
Gambar 15.
Pengaruh Latihan Teknik Elementer dan Modifikasi Dalam
28
...................
29
......................
30
...........................
31
.. .
...............
32 34
..................... 35 ........................ 36
............................ 37
........................................... 39 ...................................... 40 ..................... 42
............................
43
...................... 44
Bentuk Permainan Terhadap Keterampilan Teknik Dasar SepakBola Gambar 16.
...........................................................................
Grafik Histrogram Skor Pree-Test Untuk Kelompok pendekatan Elementer
Gambar 17.
.......................................................
...............
63
Grafik Histrogram Skor Post-Test Untuk Kelompok pendekatan Elementer
Gambar 19.
61
Grafik Histrogram Skor Pree-Test Untuk Kelompok pendekatan Modifikasi dalam Bentuk Permainan
Gambar 18.
47
.......................................................
65
Grafik Histrogram Skor Post-Test Untuk Kelompok pendekatan Modifikasi dalam Bentuk Permainan
IX
...............
67
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Data Uji Coba (Test-Retest) Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola…………………………………………………………….....88 Lampiran 2. Data Test Awal (Pre-Test) test Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola…………………………………………………………….....89 Lampiran 3. Data Test Awal (Pre-Test) Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola menurut rangking……………………………….........90 Lampiran 4. Data Test Awal (Pre-Test) Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola dibagi menjadi dua kelompok..………………..........91 Lampiran 5. Tes Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola ......................................….92 Lampiran 6. Per.ncian Jadwal Latihan........................................................................93 Lampiran 7. Desain Metode Elementer dan Metode Modifikasi.....…………...........94 Lampiran 8. Jadwal Latihan Elementer dan Modifikasi dalam bentuk permainan…............................................................ …….95 Lampiran 9. Data Test Akhir (Post-Test) Kelompok Pendekatan Elementer………………………………………………………..…….103 Lampiran 10. Data Test Akhir (Post-Test) Kelompok Pendekatan Modifikasi dalam bentuk Permainan…………………………….........104 Lampiran 11. Standar Deviasi Kelompok Pendekatan Elementer…………. ......................................................................... ....105 Lampiran 12. Standar Deviasi Kelompok Pendekatan Modifikasi dalam bentuk Permainan……………………………………………...106 Lampiran 13. Uji Normalitas (Liliefors)……………………………………………..107 Lampiran 14. Uji Homogenitas…………………………………….......................... 108 Lampiran 15. Uji t Pendekatan Elementer…………………………………………..109 Lampiran 16. Uji t Pendekatan Modifikasi……………………...………………….110 Lampiran 17. Uji t Pendekatan Elementer dan Modifikasi………….......................111 Lampiran 18. Dokumen Penelitian……………………………………………..........112 Lampiran 19. Surat-surat Penelitan…………………………………………………..115
X
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Permainan sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di Indonesia dan begitu juga di kawasan Asia, Eropah dan Amerika Latin. Kepopuleran olahraga sepakbola terlihat dari banyaknya penggemar, jumlah penonton saat kompetisi/pertandingan berlangsung dan tingginya frekwensi jam tayang di televisi, dan lain sebagainya. Selain dari pada itu sepakbola merupakan olahraga yang dapat dilakukan mulai dari usia kanak-kanak sampai usia dewasa. Dalam perspektif olahraga prestasi, prestasi sepakbola dalam satu dekade terakhir ini cukup memprihatinkan. Kegagalan demi kegagalan terus saja terjadi sepanjang kurun waktu tersebut. Kegagalan terakhir yang sangat mengecewakan adalah pada multi event SEA Games di Laos yang lalu, dimana kesebelasan Indonesia harus meninggalkan arena pertandingan karena kalah pada babak penyisihan. Dalam konteks prestasi dapat dikatakan bahwa sepakbola Indonesia nyaris tidak ada mengukir prestasi yang membanggakan selama sepuluh tahun terakhir. Kondisi ini tentu saja mengecewakan masyarakat pecinta sepakbola di Indonesia. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai Top/Induk Organisasi sepakbola Indonesia merupakan lembaga yang harus bertanggung jawab terhadap kegagalan dan kemunduran prestasi tersebut. Sebagai induk
1
organisasi, PSSI bertugas membina dan memajukan persepakbolaan Indonesia baik di tingkat pusat maupun di daerah di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai perpanjangan tangan pembinaan di daerah, PSSI memiliki organisasi di tingkat provinsi dan ditingkat kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Sesuai dengan ketentuan tiap organisasi olahraga, ditingkat kabupaten dan kota PSSI memiliki ujung tombak pembinaan dalam bentuk klub-klub sepakbola atau sentra-sentra pembinaan lainnya di bawah koordinasi Pengurus Cabang Kabupaten dan Kota. Artinya, klub dan sentra pembinaan sepakbola sebagai basis pembinaan merupakan satuan organisasi terbawah secara hirarkis, karena disitulah para atlet dan calon atlet dibina dan dilatih secara terprogram dan berkelanjutan. Pembinaan sepakbola, dan begitu juga olahraga lainnya dilakukan secara sistemik. Artinya, pembinaan sepakbola membutuhkan sub-sistem lain yang terkait langsung dengan sistem pembinaan sepakbola itu sendiri. Salah satu subsistem yang memiliki peranan dan kontribusi yang sangat besar terhadap persepakbolaan Indonesia adalah sistem pembinaan olahraga di sektor pendidikan, dimana sekolah merupakan wadah pembinaan calon-calon atlet berbakat. Sebagai wadah pembinaan, sekolah memiliki sumber daya atlet dan pelatih/pembina yang harus mendapat perhatian penuh dari pemerintah dan otoritas PSSI khususnya. Sekolah Sepakbola (SSB) Cendana Pekanbaru merupakan salah satu wadah pembinaan sepakbola tingkat yunior di Provinsi Riau. Sekolah sepakbola ini berada dalam lingkungan Yayasan Pendidikan Cendana Pekanbaru yang membina calon-calon atlet berbakat sepakbola. Sekolah ini berdiri sejak tahun 2
2002 dan telah membina dan menghasilkan banyak atlet sepakbola serta telah mengukir beberapa prestasi ditingkat Provinsi Riau. Selain itu, SSB Cendana ini telah diakui sebagai klub sepakbola Kota Pekanbaru dimana kalender kompetisinya terdaftar sebagai kalender kompetisi resmi dari PSPS Pekanbaru. Sebagai wadah pembinaan, SSB Cendana Pekanbaru sejak berdirinya telah cukup banyak berkontribusi untuk kepentingan persepakbolaan Indonesia, khususnya di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Semenjak berdirinya tahun 2002, SSB Cendana telah sempat mengukir prestasi sebagai juara II pada turnamen sepakbola usia 15 tahun antar SSB se Kota Pekanbaru yang diselenggarakan oleh PSPS Pekanbaru. Meskipun terjadi pasang surut prestasi yang dihasilkan, namun sebagai sebuah klub sepakbola, SSB Cendana telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan untuk kepentingan persepakbolaan secara nasional. Akan tetapi prestasi yang pernah diukir oleh SSB Cendana tidak dapat bertahan lama seiring dengan perkembangan sepakbola di tanah air. Berdasarkan pantauan penulis dan informasi dari pelatih SSB Cendana Pekanbaru diketahui bahwa prestasi pemain SSB Cendana cenderung terus menurun pada kompetisi Usia 15 tahun sepanjang tahun 2005 sampai 2010. Kondisi ini tentu sangat mengecewakan para pembina klub SSB Cendana dan masyarakat pecinta sepakbola di kota Pekanbaru. Turnamen yang
dilaksanakan setiap tahun ini merupakan program
tahunan bagi pengurus PSPS Pekanbaru, yang juga bertujuan untuk menjaring pemain U. 15 tahun untuk team PSPS Pekanbaru. Hal ini pula yang menjadi tujuan akhir bagi para pelatih dan pemain untuk dapat lolos ke dalam team U. 15 3
tahun PSPS
Kota Pekanbaru yang
ini akan mengikuti
kompetisi Piala
MEDCO – CUP U.15 tahun (sebelumnya Bogasari Cup) yang setiap tahun pula diadakan. Prestasi dalam meloloskan pemain juga tidak dapat bertahan, karena dari pengamatan penulis serta pengakuan pelatih SSB Cendana Pekanbaru bahwa dari kompetisi U-15 PSPS Pekanbaru yang diikuti dari tahun 2005 sampai tahun 2010 prestasinya menunjukan penurunan yang sangat drastis sekali dalam kompetisi PSPS U-15 untuk meloloskan pemainnya ke dalam team U-15 PSPS Pekanbaru. Padahal pelatih telah mentargetkan pemainnya sebanyak mungkin untuk dapat masuk pada team U-15 PSPS Pekanbaru tersebut. Dari beberapa kompetisi dan seleksi yang diadakan oleh PSPS Pekanbaru tersebut penulis dan pelatih melihat masih terdapat kekurangan dalam kemampuan pengusaan teknik dasar bermain sepakbola pemain SSB Cendana Pekanbaru bila dibandingkan dengan pemain – pemain SSB lainnya sehingga pemain tersebut tidak lolos dalam seleksi tersebut. Dalam mengatasi hal tersebut ada beberapa usaha yang dilakukan SSB Cendana Pekanbaru diantaranya dengan memperbaiki kualitas pelatih dan program latihan serta menajemen organisasi dalam SSB Cendana-Pekanbaru , namun upaya tersebut belum memberikan kontribusi terhadap peningkatan prestasi pemain SSB Cendana - Pekanbaru. Dengan demikian peneliti tertarik ingin melihat pelaksanaan program latihan yang gunakan oleh pelatih SSB Cendana-Pekanbaru yang telah dilakukan selama ini, apakah sudah efektif atau belum untuk meningkatakan keterampilan teknik dasar permainan sepakbola. 4
Pelatih pada SSB Cendana Pekanbaru telah memiliki lisensi melatih dan cukup berpengalaman dalam melatih, serta didukung oleh memiliki fasiltas serta sarana pra sarana latihan yang cukup baik seperti lapangan sepakbola yang sudah memadai, serta memiliki fasilitas pendukung lainya. Latihan yang diberikan adalah hal sangat penting bagi atlit/pemain, untuk mencapai prestasi tidak mungkin seorang atlit akan berprestasi tanpa adanya suatu proses yang baik. Ada empat aspek latihan yang diperlukan dan dilatih oleh seorang pelatih yaitu latihan
yaitu kondisi fisik, teknik, taktik dan mental.
Melatih teknik merupakan suatu komponen yang harus dilatih dikembangakan secara optimal karena dengan menguasai teknik yang baik dan benar akan dapat menyelesaikan tugas gerakan secara efektif dan efisien. seperti yang dikatakan oleh Syahruddin ”teknik dalam cabang olahraga adalah suatu cara yang digunakan atau yang dikembangkan untuk menyelesaikan suatu tugas gerakan tertentu secara efektif dan efisien”. Efektif berarti sesuai dengan tujuan yang diharapkan sedangkan efisien adalah hemat dalam penggunaan tenaga. Pada umumnya pelatih dalam melatih teknik dasar selalu menggunakan pendekatan latihan dengan metode elementer yaitu dengan pemberian materi pada siswa secara terpisah – pisah (elemen). Kemudian diakhir latihan diajarkan teknik tanpa bola, taktik serta pola permainan melalui pendekatan bermain dalam kelompok kecil dengan lapangan dan peraturan sederhana sampai akhirnya bermain dalam lapangan besar sebelas lawan sebelas. Dengan demikian pemain diharapkan dapat mampu menciptakan pemain sepakbola yang mempunyai
5
kemampuan pengusaan teknik dasar sepakbola yang baik serta mempunyai taktik yang efektif dalam setiap pertandingan. Pendekatan yang dilakukan pelatih SSB Cendana - Pekanbaru selama ini dalam melatih teknik dalam bemain sepakbola juga menerapkan pendekatan metode elementer (terpisah-pisah) dari satu teknik ke teknik lainnya. Kelebihan metode latihan bagian/elementer yaitu siswa betul –betul menghayati serta bagaimana pelaksanan dari setiap elemen gerakan dalam satu tehnik, kesalahan dalam melakukan gerakan akan lebih mudah diperbaiki. Bagi pemain pemula yang memiliki koordinasi gerakan yang rendah metode elementer lebih baik digunakan karena gerakan yang dilakukan selalu sesuai dengan instruksi pelatih. Bila kita lihat penerapannya dalam latihan yang dilakukan terhadap pemain, metode elementer sangat kaku dan monoton sehingga membosankan. Pemain juga kesulitan dalam mengusai konsep dan karakteristik permainan sepakbola
secara
keseluruhan,
karena
dalam
permainan
sebenarnya
membutuhkan teknik dan taktik sepakbola yang komplit. Pendekatan latihan dengan mengunakan metode elementer juga membuat siswa kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan antara fase - fase gerakan teknik yang satu dengan yang lainnya dalam permainan sepakbola Penurunan prestasi pemain sepakbola SSB Cendana pada lima tahun terakhir ini kemungkinan juga dipengaruhi oleh beberapa variabel lain seperti : bakat dan minat siswa yang akan menjadi dasar utama bagi pelatih dalam melatih karena bila pemain tidak berbakat dan kurang berminat tentu tidak akan dapat meningkatkan penguasaan teknik. Status gizi pemain yang kurang mendukung 6
sehingga dalam mengikuti latihan pemain kurang bersemangat dan tidak maksimal dalam melakukan gerakan. Kemungkinan juga disebabkan kondisi fisik pemain yang kurang baik yang tidak terlatih sebelumnya sehingga dalam pertandingan tidak mampu untuk bermain dalam waktu dua kali tiga puluh lima menit, kemampuan intelegensi dan motivasi pemain yang rendah, juga
situasi
lingkungan dan dorongan orang tua yang sangat lemah sehingga pemain tidak dapat untuk mengikuti latihan secara kontinyu dan terprogram, begitu juga dengan kejenuhan pelatih dalam melatih yang selalu monoton sehingga latihan tidak terprogram. Dalam mengatasi penurunan prestasi SSB Cendana – Pekanbaru akibat lemahnya penguasaan teknik permainan dalam permainan sepakbola yang sebenarnya. Penulis ingin mencoba memilih bentuk pendekakan latihan lain, yang mungkin sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan kemampuan motorik pemain. Salah satu pendekatan latihan teknik dasar bermain sepakbola yang relevan dengan pertumbuhan dan perkembangan motorik pemain tersebut adalah metode latihan modifikasi dalam bentuk permainan. Keunggulan metode latihan modifikasi bentuk permainan siswa dapat memahami kaitan- kaitan teknik yang dipelajari untuk suatu permainan sepakbola dan juga akan mengetahui fungsi masing-masing tehnik tersebut. Pemain akan merasakan bentuk permainan yang sebenarnya
serta akan belajar langsung
tentang tehnik dan strategi bermain dalam sepakbola. Motivasi untuk bergerak para pemain lebih tinggi karena semua pemain terlibat aktif dan interaksi satu sama lain dalam permainan tersebut. 7
Pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan sepakbola dapat dilakukan dengan cara membatasi jumlah pemain, penyederhanaan peraturan, memperkecil lapangan, mengganti alat latihan yang sesuai dengan pertumbuhan pemain. Melalui modifikasi dalam bentuk permain ini jaga dapat diberikan dalam latihan memperkenalkan tiga situasi dasar dalam permainan sepakbola yaitu bertahan, menguasai bola, menyerang, menciptakan gol, yang harus pahami oleh setiap pemain sejak usia dini. Karena hal inilah yang akan selalu dihadapi dalam permainan sepakbola. Dalam latihan tersebut pemain juga dituntut untuk berpartisipasi aktif, merasa senang dan kemauan yang tinggi dalam mengikuti latihan. Selanjutnya latihan modifikasi dalam bentuk permainan dapat juga dilakukan untuk mengguasai dan mengembangkan teknik sepakbola secara individu maupun kelompok / team untuk membangun kerjasama yang baik dalam mencapai ide dari permainan sepakbola. Kelemahaan metode modifkasi adalah bagi pelatih/guru dalam pemberian koreksi gerakan tidak begitu maksimal. Teknik tidak dipelajari secara detail, sehingga penguasaan setiap teknik gerakan kurang maksimal. Pendekatan latihan yang dilakukan dengan mengunakan metode elementer dan pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan sepakbola, masingmasing mempunyai kelebihan dan kekurangan serta kedua pendekatan ini mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola. Berdasarkan pernyataan diatas perlu dibuktikan tingkat relevansi dan ke efektifan kedua pendekatan latihan tersebut terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola pada pemain SSB Cendana-Pekanbaru. 8
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada
latarbelakang
dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut: 1. Apakah motivasi mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ? 2. Apakah
kemampuan
pelatih
mempengaruhi
terhadap
peningkatan
keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ? 3. Apakah program latihan mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ? 4. Apakah bakat dan minat siswa mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ? 5. Apakah status gizi siswa mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ? 6. Apakah status kondisi fisik siswa mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ? 7. Apakah latihan elementer mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ? 8. Apakah latihan modifikasi dalam bentuk permainan mempengaruhi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ? 9. Apakah terdapat perbedaan pengaruh latihan elementer dengan modifikasi dalam bentuk permainan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ?
9
10. Apakah
sarana
dan
prasaran
mempengaruhi
terhadap
peningkatan
terhadap
peningkatan
keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ? 11. Apakah
disiplin
latihan
juga
mempengaruhi
keterampilan teknik dasar permainan sepakbola ? C. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini penulis membatasi masalah penelitian dengan menetapkan variabel bebas yang digunakan yaitu pendekatan latihan teknik elementer dan modifikasi dalam bentuk
permaianan. Sedangkan variabel
terikatnya adalah keterampilan teknik dasar sepakbola siswa SSB Cendana Pekanbaru Dengan demikian penelitian ini terbatas mengamati pengaruh pendekatan latihan elementer dan modifikasi dalam bentuk permainan terhadap keterampilan teknik dasar sepakbola siswa SSB Cendana Pekanbaru. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Apakah pendekatan latihan elementer memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola siswa SSB-Cendana Pekanbaru ?
2.
Apakah pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk
permainan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola siswa SSB-Cendana Pekanbaru ?
10
3.
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan teknik dasar sepakbola yang diberikan melalui pendekatan latihan elementer dengan modifikasi dalam bentuk permainan pada siswa SSB-Cendana Pekanbaru?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapakan temuan sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui efektifitas pendekatan latihan elementer terhadap keterampilan teknik dasar sepakbola siswa SSB-Cendana Pekanbaru.
2.
Untuk mengetahui efektifitas pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan terhadap keterampilan teknik dasar sepakbola siswa SSBCendana Pekanbaru.
3.
Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pendekatan latihan elementer dan modifikasi dalam bentuk permainan terhadap keterampilan teknik dasar sepakbola.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bemanfaat bagi: 1.
Bagi guru Penjasorkes sebagai pedoman dalam mengajar teknik dasar sepakbola dalam
pengusaan
keterampilan teknik dasar sepakbola
siswanya. 2.
Pelatih sepakbola sebagai acuan dalam membuat dan memberikan latihan teknik dasar sepakbola dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar permainan sepakbola. 11
3.
Bagi sekolah diharapkan hasil penelitian ini memberikan masukan dalam meningkatkan program latihan ekstra kurikuler dalam peningkatan teknik dasar sepakbola.
4.
Bagi peneliti bidang sejenis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar dan masukan dalam mengenbangkan penelitian berikutnya.
5.
Bagi pengurus PSSI sebagai bahan masukan membuat program penataran pelatih sepakbola dalam materi pelatihan bagi pelatih pemula.
6.
Bagi pembaca sebagai penambah wawasan dalam mengembankan ilmu olahraga dalam mengajarkan teknik-teknik dasar bermain sepakbola.
7.
Bagi peneliti, sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan
12
13
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Hakikat Latihan Latihan merupakan aktifitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan individu yang mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk sasaran yang telah ditentukan. Latihan dilakukan secara teratur, seksama, sistematis berulang dan
adanya penambahan beban latihan yang bertahap (Bompa,1983).
Menurut Harsono (1998) ” latihan proses yang sitematis bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari menambah jumlah beban
latihan atau
pekerjanya.” Seanjutnya Hollman dalam Suwirman (1996:20).menyatakan: “latihan sesuai dengan program yang telah direncanakan mengakibatkan terjadinya terjadinya rangsangan–rangsangan yang dapat menimbulkan adaptasi biologis organ–organ dan perubahan secara fungsi fisiologis, marfologis, dan secara bio kimia. Perubahan morfologis seperti perubahan bentuk dan struktur tubuh dan organ-organ tubuh. Perubahan secara fisiologis misalnya meningkatkan kemampuan kerja jantung, paru-paru dan system peredaran darah ,sedangkan perubahan biokimia seperti perubahan sel-sel otot”
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan latihan merupakan suatu kegiatan olahraga yang dilakukan secara sistematis, terprogram, terrencana dan
teratur memiliki tujuan terhadap peningkatan kualitas
individu dalam bentuk fungsi fisiolgis tubuh untuk meningkatkan prestasi.
14
Peningkatan fungsi fisiologis tersbut akan memberikan pengaruh terhadap kemampuan kodisi
fisik, sehingga dapat meningkatkan keterampilan.
Belajar gerak menurut Kiram (1995:46). adalah “sebagai peningkatan dalam suatu keahlian keterampilan motorik yang disebabkan oleh kondisi latihan atau diperoleh dari pegalaman atau motivasi temporer dan fluktuasi fisiologis dan menuntut keterlibatan fisik secara aktif “. Kemampuan dan keterampilan gerak individu merupakan hasil dari sejauh mana seseorang dapat menerima secara kognitif kedalam aktifitas gerak yang akan terwujud dalam bentuk keterampilan gerak. Rider dalam Kiram (1995:47) menyatakan “ belajar gerak adalah suatu proses perbaikan kemampuankemampuan kordinasi motorik, melalui optimalisasi dan faktor-faktor persyaratan luas dan dalam yang bertujuan untuk menguasai keterampilan, kemampuan dan tingkahlaku tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar gerak adalah bagaimana seseorang dapat menerima segala informasi tentang gerakan yang yang dipelajari dan kemudian informasi tersebut direalisasikan dalam bentuk gerakan yang sempurna dan keluesan gerakan. Berdasarkan
pengertian belajar gerak tersebut diatas dapat
dikemukan bahwa belajar gerak merupakan suatu proses untuk mendapatkan perubahan tingkah laku dalam keterampilan gerak, dengan melibatkan aspek-aspek psikis dan fisik
yang dimulai dari aspek spikis (berfikir)
kemudian diikuti dalam bentuk aktifitas fisik, dapat merealisasikannya apa yang diterima secara kognitif dalam bentuk unjuk kerja motorik. Junusul
15
Hairy dan Umar Nawawi tahun 1992, menemukan bahwa latihan daya tahan aerobik yang diberikan kepada anak laki-laki dan perempuan meningkat umur 10-14 tahun degan lama latihan
terdapat
3 kali seminggu,
meningkat daya tahan aerobiknya 6.42% pada laki –laki sedangkan pada perempuan sebesar 4,57% (Hairy, 2003:86) Dalam sepak bola latihan merupakan proses kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur, sistematis dan terprogram yang tujuanya untuk meningkatkan kualitas fisik dan tehnik dalam bentuk gerakan. Seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai teknik dasar bermain sepakbola tidak akan menjadi pemain yang baik dan terkemuka (Sukatamsi: 2001:17). Sasaran yang hendak dicapai dalam pembinaan ini ialah penguasaan gerak tubuh. Latihan dengan bola saja sudah banyak ragamnya. Ini akan nampak jika dilakukan latihan intensif dengan bola, dimana akan semakin menambah kegembiraan berlatih. Tidak ada cabang olahraga lain yang mendalami penguasaan teknik yang begitu banyak seperti sepakbola. Situasi yang dihadapi senantiasa berubah sedang lawan yang harus ditanggulangi mungkin seorang tapi bisa juga lebih. Penguasaan teknik yang baik merupakan persyaratan agar dapat ditanggulangi berbagai situasi dalam permainan dengan sikap yang mantap (Wiel Coerver, 1985:19). a. Hakikat Metode Latihan Elementer Metode elementer adalah salah satu cara melatih dalam menguasai tehnik olahraga yang diajarkan mulai dari rangkaian gerakan secara elemen per elemen atau bagian demi bagian sesuai dengan urutan gerakan. Menurut
16
Sugiyanto (1993:9) menjelaskan “metode praktek bagian adalah cara pendekatan dalam melatih dimana untuk menguasai rangkaian gerakan kepada atlit diajarkan bagian demi bagian dari unsur-unsur rangkaian gerakan untuk dipraktekannya. Metode latihan bagian adalah cara berlatih teknik olahraga yang dilakukan secara bagian demi bagian. Metode bagian adalah sutu cara latihan yang bertitik tolak dari pandangan bahwa suatu latihan dapat diberikan menurut bagian-bagiannya. Dari pandangan ini disusun suatu panduan elemem-elemen latihan dalam bentuk pola-pola latihan tertentu. Latihan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dalam bentuk urutan gerak yang sederhana dan mudah sampai ketingkat yang lebih sulit dan kompleks. Setiap elemen-elemen gerakan harus dikuasai terlebih dahulu sebelum dilanjutkan pada gerakan berikutnya. Disini dapat dijelaskan misalnya untuk melakukan passing…..(sikap kaki, possisi badan,perkenaan bola, sikap badan setelah bola dipassing, dst). Bagian-bagian ini lah yang dipelajari secara terpisah-pisah
dan akhirnya siswa dapat melakukan
gerakan tersebut dengan koordinasi gerakan yang benar. Untuk melakukan gerakan tersebut dengan benar, sebaiknya didahului dengan membuat gerakan gerakan yang mengarah kepada gerakan yang dituju. Apabila metode bagian digunakan pada mata pelajaran keterampilan motorik maka prosedur latihan yang digunakan adalah sebagai berikut: Siswa
menerima
instruksi
/
penjelasan
mengenai
pertama,…..( setelah gerakan pertama dikuasai
tugas
gerakan
kemudian menerima
17
instruksi latihan gerakan) kedua ……(contoh). Masing-masing elemen gerakan diadakan hubungan. Langkah ini dilanjutkan terus sampai tugas gerakan yang terakhir. Ibrahim (1991:42) mengemukan kebaikan metode latihan bagian yaitu: (a) siswa betul –betul menghayati serta bagaimana pelaksanan dari setiap elemen gerakan dalam satu tehnik. (b) jika struktur gerakan agak kompleks akan memunginkan hasil latihan yang maksimal. Harsono 1997:42. menambahkan bahwa bagian-bagian lebih mudah dan lebih cepat dipelajari dan siswa siswa akan lebih puas bila nanti harus melakukan gerakan secara keseluruhan. Kosasih 2003:172 mejelaskan secara rinci tentang keuntumgan belajar latihan dengan metode bagian/ elementer yaitu: (a) siswa akan lebih mengusai fase-fase dari suatu tehnik yang ada. (b) siwa akan mendapatkan kualitas gerakan yang lebih baik. (c) latihan dalam metode bagian akan memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami konsep dari keseluruhan tehnik. (d) kesalahan dalam melakukan gerakan akan lebih mudah diperbaiki.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode bagian dalam belajar sepak bola adalah cara berlatih tehnik bermain sepak bola dilakukan secara bagian demi bagian yang memberikan kesempatan kepada pemain untuk mengulangi gerakan yang kurang dikuasai. Perpindahan dari bagian ke bagian lain setelah dikuasai, sehingga akhirnya pemain dapat menguasai suatu keahlian. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan tehnik latihan elementer dalam belajar motorik dasar sepak bola lebih tepat digunakan
18
untuk melatih pemain yang memiliki koordinasi gerakan yang rendah karena gerakan yang dilakukan selalu sesuai dengan instruksi pelatih yang dikoreksi sesuai kaidah gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang. Menurut pendapat Suwirman (1996 : 21) ” kelemahan metoda latihan elementer adalah dari setiap bentuk latiahan yang diberikan, anak belum menemukan situasi sebagaimana dalam permainan yang sebenarnya”, artinya adalah dalam latihan pemain tidak mengalami kesulitan dalam menguasai tehnik karena pemain tersebut tidak lawan yang mengganggunya sebagaimana pada saat bermain yang sebenarnya. Selanjutnya Suwirman, (1996:12) menyatakan kekurangan metoda latihan tehnik elementer seperti: ”1) Pemain akan terbiasa degan tehnik yang terpisah-pisah tanpa memperhatikan tanpa memperhatikan keterpaduan dan pertalian gerak. 2) Kurang terangsang pada gerakan otomatis. 3) Dari segi waktu latihan kurang efisien. 4) Permainan tidak dapat berjalan dengan lancer dan banyak terjadi pelanggaran. 5) Tehnik dasar tidak dipelajari secara khusus”. b. Hakikat Metode Latihan Modifikasi Cara melatih tehnik olahraga dengan cara metode modifikasi adalah pendekatan latihan yang dilakukan dengan cara memodifiksi berbagai bentuk hal dalam strategi melatih, selagi tujuannya untuk meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan motivasi siswa agar gemar beraktifitas jasmani dengan tidak mengurangi kaedah-kaedah yang ada. Modifikasi dapat
dalam
bentuk
penyederhanaan
peraturan
pertandingan
atau
perlombaan, peralatan yang dipakai, jumlah peserta, cara mendapatkan kemenangan dan lainnya.
Pendekatan pembelajaran modifikasi
ini
memberikan ruang dan kesempatan seluas-luasnya untuk aktif bergerak .
19
Tugas guru dan pelatih memberikakan kesempatan tersebut melalui strategi pembelajaran yang menarik edukatif, variatif dan inovatif. Dirjendikdasmen (2003:21) menjelaskan bahawa siswa akan lebih mengusai materi pelajaran jika pengalaman belajar diatr efektifitas penghayatan, mengungkapkan, menevaluasi yang dipelajari. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
meningkatkan
kemampuan
penguasaan
tehnik
dasar
dalam
permainaan sepak bola. Salah satu metode yang dapat digunakan tersebut adalah metode modifikasi. Metode modifikasi adalah perubahan tehnik dasar bermain sepak bola yang baku menjadi tehnik tehnik yang sederhana, sesuai dengan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembamngan siswa. Modifikasi dapat dilakukan terhadap aturan atau cara mengusai tehnik dasar, alat, fasilitas, berserta ukuran lapangan. Namun demikian, modifikasi yang dilakukan tidak mengubah
artinya modifikasi yang dilakukan
bertujuan untuk mencapai hasil yang maksimal terhdap tujuan yang telah ditetapkan. Hardianto(2004:180) menyimpulkan dalam penelitiannya tentang peningkatan partisipasi anak usia SD melalui Penjas dapat dimodifikasi sebagai berikut: bahwa penjas Modifikasi
dapat mempertinggi tingkat
partisipasi anak, penerapan model modifikasi memberikan nilai tambah yaitu dari kualitas, kreatifitas, perkembangan anak dan juga keaktifan anak. Pendekatan pembelajaran modifikasi ini
selain mengembangkan aspek
psikomotorik juga berdampak pada aspek konitif, afektif dan sosial. Dalam pelaksanaannya guru dan pelatih juga dapat menerapkapkan nilai-nilai dan
20
norma yang dapat dimodifikasikan dalam bentuk permainan, perlombaan dan pertandingan yang sederhana. Adapun komponen penting yang dapat dimodifikasi menurut Aussie dalam PPPG (2005:8) meliputi : 1. Ukuran berat atau bentuk peralatan yang digunakan 2. Lapangan permainan 3. Waktu bermain pendek 4. Peraturan permainan 5.Jumlah pemain. Sedangkan secara operasional Ateng dalam PPPG 2005:8 mengemukakan modifikasi permainan sebagai berikut : 1. Kurangi pemain dalam setiap regu 2. Ukuran lapangan diperkecil.3 Waktu bermain pendek 4.Sederhanakan alat yang digunakan 5.Sesuaikan Tingkat kesulitan degan karakteristik anak. Modifikasi permainan menurut Lutan (1999:23) bahwa “suatu perubahan dari aturan khusus permainan kepada aturan-aturan tertentu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pemain, pengalamanpengalaman khusus yang diperlukan oleh pemain, dan batasan - batasan tempat fasilitas, serta kelengkapan yang tersedia”. Modifikasi tidak hanya menggunakan satu metodelogi juga dapat digabungkan dari berbagai macam model pengajaran, dalam bentuk permainan yang menjurus kepada penguasan tehnik dasar permainan sepak bola. Modifikasi dalam bentuk permainan disesuaikan dengan materi dan kemampuan siswa sehingga pembelajaran dapat dilaksanan secara efektif dan efisien. Aspek positif pengajaran melalui permainan dalam metoda global sebagai berikut: “(1) Peseta didik dengan cepat mengetahui ide suatu permainan, (2)Peserta didik dengan cepat mengetahui fungsi
21
masing-masing tehnik, (3)Peserta didik dapat mempelajari tehnik sekaligus, (4)Peserta didik dapat merasakan permainan yang sebenarnya, (5)Sedikit banyaknya peserta didik dapat belajar langsung tentang tehnik dan strategi bermain, (6)Intensitas aktifitas motorik cenderung lebih tinggi, (7)Peserta didik dapat belajar langsung tentang masalah dan pemecahannya (problem solving), (8)Peserta didik dapat belajar langsung tentang peranan dan fungsinya dalam suatu kelompok, (9)Peserta didik dapat belajar tentang kerjasama khususnya bagi cabang olahraga permainan, (10) Motivasi untuk bergerak lebih tinggi. ”(Kiram,2001:18) Hal perlu diperhatikan dalam melakukan modifikasi dalam permainan adalah harus disesuaikan dengan perkembangan motorik, kognitih, sosial dan afektif siswa yang belajar dan berlatih. Menurut Rohantoknam menyatakan kebaikan dalam melakukan permainan yang dimodifikasi dalam bentuk permainan sebagai berikut: “(1) Permainan yang dimodifikasi dapat digunakan pada semua tingkat perkembangan,mulai dari tingkat pemula sampai dewasa,walaupun tujuan dan type modifikasi akan berbeda untuk berbagai tingkat dalam proses perkembangan, (2) unsur-unsur usia dan tingkat sosial ,kemampuan kognitifdan kemampuan fisik dapat dipakai sebagai dasr perhitungan,(3) modifikasi permainan kepada pemula diberikan kesempatan merasakan situasi permainan yangsebenarnya tanpa menerapkan semua aturan-aturan resmi,(4) modifikasi permainan dapat mencakup pengembangan , pengurangan dan penguasaan prilaku tertentu,(5) modifikasi permainan dapt dipakai sebagai bahan untuk mengatur keterampilan tehnik dan taktik agar bermakna,(6) modifikasi permainan merupakan permainan terbaik yang dapat atau pernah dilakukan oleh pemain atau merupakan latihan permainan sebelum melakukan pemainan yang sebenarnya dalam kopetisi,(7) modifikasi permainan diciptakan untuk memenuhi tujuan-tujuan khusus dan maksud dari unit ,jadi meningkatkan belajar semaksimal mungkin,(8) modifikasi permainan perlu untuk mengatasi keterbatasanketerbatasan yang disebabkan karena hambatan-hambatan diluar kemampuan guru.(Rohantoknam,1988:32)
22
Selanjutnya kebaikan modifikasi dalam bentuk permainan menurut Lutan dan Cholik (1996 :6) adalah”seharusnya modifikasi baik dalam aturan ,ukuran, alat dan lapangan, maupun jumlah pemain perlu dilakukan agar sesuai dengan kemampuan anak yang belajar.” Dengan demikian kelebihan modifikasi bentuk permainan dalam mengajar dan melatih siswa akan mengikuti proses latihan, bepartisipasi aktif, senang dan bergairah dalam mengikuti proses pembelajaran. Modifikasi dalam bentuk permainan juga memberikan
kesempatan
kepada
siswa
melakukan
tehnik
sebagai
pendukung sesuai kebutuhan situasi yang dihadapi dalam permainan yang sebenarnya dan juga membuat suasana pembelajaran lebih menarik untuk diikuti tanpa merasa takut salah dalam melakukan gerak. Metode latihan modifikasi dalam bentuk permainan juga ada kekurangan-kekurangan bila kita lihat fakta dalam penerapannya dilapagan antara lain adalah: 1) Koreksi teknik yang dilakukan pelatih/guru terhadap pemain agak sulit karena pemain sudah terbiasa dengan teknik yang telah didapat dari kebiasaan bermain. 2) Bila salah seorang pemain/siswa kurang aktif atau tidak cukup dalam kelompoknya maka akan tergangu pelaksanan permainannya. Hal ini sesuai pula dengan apa yang dikemukakan oleh Kiram (2001) tentang aspek-aspek negatif dari metode Global yang juga hampir sama dengan metode modifikasi yaitu: (1) Setiap teknik tidak dipelajari secara detail, sehingga penguasaan setiap teknik gerakan kurang maksimal, (2) Pengajaran tidak dapat diarahkan untuk penguasaan teknik. (3) Bisa terjadi bahwa suatu elemen teknik sering diulang, sementara elemen teknik lain tidak memperoleh intensitas penglagan yang memadai, (4) Pemberian koreksi
23
gerakan yang tidak begitu tajam. (5) Bagi cabang olahraga beregu, kemungkinan ada perserta didik yang kurang aktif.
2. Hakikat Keterampilan Tehnik Dasar Sepak bola Seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai teknik dasar bermain sepakbola tidak akan menjadi pemain yang baik dan terkemuka (Sukatamsi, 2001:17). Sasaran yang hendak dicapai dalam pembinaan ini ialah penguasaan gerak tubuh. Latihan dengan bola saja sudah banyak ragamnya. Ini akan nampak jika dilakukan latihan intensif dengan bola, dimana akan semakin menambah kegembiraan berlatih. Tidak ada cabang olahraga lain yang mendalami penguasaan teknik yang begitu banyak seperti sepakbola. Situasi yang dihadapi senantiasa berubah sedang lawan yang harus ditanggulangi mungkin satu orang tapi bisa juga lebih. Penguasaan teknik yang baik merupakan persyaratan agar dapat ditanggulangi berbagai situasi dalam permainan dengan sikap yang mantap (Coerver Wiel, 1985:19). Menurut
Sugiyanto
(1991:
13)
keterampilan
gerak
adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan secara efektif dan efisien. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol tubuh dalam melakukan gerak. Keterampilan gerak diperoleh dari proses belajar
yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan
gerakan berulang-ulang dengan kesadaran fikir akan benar tidaknya gerakan yang telah dilakukan.
24
Menurut Sugiyanto dan Sujarwo (1991: 249) keterampilan gerak dapat diartikan sebagai keterampilan untuk melakukan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik. Menurut Aip Syarifudin Muhadi (1992-1993: 224) gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat dan lempar. Menurut Yanuar Kiram (1992: 11) keterampilan adalah tindakan yang memerlukan aktivitas gerak yang harus dipelajari supaya mendapatkan bentuk gerakan yang benar. Menurut Yanuar Kiram (1991: 91-92) gerak diartikan sebagai perubahan tempat posisi dan kecepatan tubuh dan bagian tubuh manusia yang terjadi dalam satu dimensi ruang dan waktu dan dapat diamati secara objektif. Teknik adalah cara pemain menguasai gerak tubuhnya dalam bermain, yang dalam hal ini menyangkut cara berlari, cara melompat dan cara gerak tipu badan (Remmy Muchtar, 1992: 28). Dasar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 : 157) adalah utama atau bawah. Dari pengertian tentang keterampilan gerak dasar diatas dapat peneliti definisikan bahwa keterampilan gerak dasar dalam keterampilan sepakbola adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan mendasar atau teknik dasar dalam permainan sepakbola secara efektif dan efisien baik gerakan yang dilakukan tanpa bola maupun dengan bola. Menurut Sukatamsi (2001: 2.1), teknik dasar bermain sepakbola merupakan semua gerakan yang diperlukan untuk bermain sepakbola, kemudian untuk bermain, ditingkatkan menjadi keterampilan teknik bermain sepakbola yaitu penerapan teknik dasar bermain dalam permainan. Teknik dasar bermain
25
sepakbola meliputi teknik tanpa bola. seperti lari cepat, melompat, zig-zag, sedangkan teknik dengan bola meliputi : a. Menendang bola Menendang bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang paling banyak digunakan dalam permainan sepakbola. Maka teknik dasar menendang bola merupakan dasar dalam permainan sepakbola. Seorang pemain sepakbola yang tidak mengusai teknik menendang bola dengan sempurna tidak mungkin menjadi pemain yang baik (Sukatamsi, 2001: 2.38). Kesebelasan sepakbola yang baik dan tangguh adalah suatu kesebelasan sepakbola yang semua pemainnya menguasai teknik dasar menendang bola dengan baik, cepat, cermat dan tepat pada sasaran, sasaran pada teman maupun sasaran dalam membuat gol kegawang lawan. Cepat disini diartikan pemain harus menguasai semua gerakan-gerakan.bagianbagian dan teknik dasar bermain sepakbola dan terampil memainkan bola dalam segala situasi dan posisi di setiap permainan, tidak melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu, kecuali memperlambat gerakan juga akan membuang waktu dan tenaga. Tepat diartikan pemain sepakbola memiliki keterampilan menendang bola, tendangan operan kepada teman yang bergerak untuk mendapatkan posisi luang mudah menerima bola dan tanpa mendapatkan rintangan dan lawan maupun tendangan ke sasaran tempat luang ke mulut gawang lawan, tanpa mendapatkan rintangan dan penjaga gawang. Cermat diartikan juga dengan seksama, teliti dalam memberikan
26
bola kepada teman dengan mempergunakan jalan yang sependek-pendeknya dan mudah diterima teman. Cermat juga dapat berarti kesanggupan seseorang pemain mengontrol bola pada tempat yang sempit, dan kesanggupan mengontrol bola hanya dengan satu sentuhan dengan cepat memainkan bola seperti yang dikehendaki (Sukatamsi:2001: 238 - 239). Guna menunjang hasil tendangan yang baik, maka perlu menguasai prinsip-prinsip teknik menendang bola. Menurut Arpad Scanadi (1985: 31), Remmy Muchtar (1992: 30) dan Sukatamsi (2001: 239). Mempunyai pandangan yang sama tentang prinsip-prinsip menendang bola yang terdiri dari: (a) pandangan mata, b) kaki tumpu, (c) kaki yang menendang, (d) bagian bola yang ditendang, (e) sikap badan. 1) Pandangan mata Pandangan mata terutama untuk mengamati situasi atau keadaan permainan. Pada waktu akan menendang bola, pandangan mata ke arah sasaran kemana bola akan diarahkan, kemudian pandangan jalannya arah bola. 2) Kaki tumpu Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada persiapan akan menendang bola dan kaki tumpu merupakan letak titik berat badan. Posisi kaki tumpu atau dimana harus meletakkan kaki tumpu terhadap bola, posisi kaki tumpu terhadap letak bola akan menentukan arah lintasan bola dan tinggi rendahnya lambungan bola. Lutut kaki tumpu
27
sedikit ditekuk dan pada waktu menendang lutut di luruskan merupakan kekuatan mendorong ke depan. 3) Kaki yang menendang Kaki yang menendang adalah kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Pergelangan kaki yang untuk menendang bola pada saat akan menendang bola dikuatkan atau ditegangkan, tidak boleh bergerak. Tungkai kaki yang menendang diangkat ke belakang kemudian diayunkan ke depan sehingga bagian kaki yang digunakan untuk menendang
mengenai
bagian
bola
yang
ditendang.
Kemudian
dilanjutkan dengan gerakan lanjutan ke depan dan seterusnya bergerak untuk mencari posisi. 4) Bagian bola yang ditendang. Bagian bola yang ditendang merupakan bagian bola yang disebelah mana yang ditendang, ini akan menentukan arah jalannya bola dan tinggi rendahnya lambungan bola. 5) Sikap badan Sikap badan pada waktu menendang bola sangat dipengaruhi oleh posisi atau letak kaki tumpu terhadap bola. Posisi kaki tumpu tepat disamping bola maka pada saat menendang bola badan berada tepat diatas bola dan sikap badan akan sedikit condong ke depan, sikap badan ini untuk tendangan bola menggulir rendah atau sedikit melambung sedang. Posisi kaki tumpu berada di samping belakang bola, maka badan berada di atas
28
bola hingga sikap badan condong ke belakang, maka hasil tendangan bola melambung tinggi (Sukatamsi, 2001: 2.39-2.40). Tinggi rendahnya lambungan bola dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: 1) Tendangan bola rendah yaitu bola bergulir datar di atas permukaan tanah sampai lutut, 2) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang, 3) Tendangan bola melambung tinggi. Bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola meliputi: (a) kaki bagian dalam, (b) kura-kura penuh, (c) kura-kura bagian luar, (d) ujung jari, (e) kura-kura kaki bagian dalam, (1) dengan tumit. Untuk jelasnya lihat gambar 1.
Gambar 1 Bagian perkenaan kaki pada bola (Sukatamsi, 2001: 241) Dilihat dan perkenaan bagian kaki ke bola, menendang dibedakan beberapa macam, yaitu menendang dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar (outside), punggung kaki (instep), dan punggung kaki bagian dalam (inside of the instep) (Sukatamsi, 2001: 2.41).19
29
a. Menendang dengan kaki bagian dalam. Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk mengumpan jarak pendek (short passing). Analisis gerak menendang dengan kaki bagian dalam adalah sebagai berikut : (1) Badan menghadap sasaran di belakang bola, (2) Kaki tumpu berada di samping bola kurang Iebih 15 cm, ujung kaki menghadap sasaran, lutut sedikit ditekuk, (3) Kaki tendang ditarik ke belakang dan diayukan ke depan sehingga mengenai bola, (4) Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat di tengah-.tengah bola, (5) Pergelangan kaki ditegangkan saat mengenai bola, (6) Gerak kaki tendang diangkat menghadap sasaran, (7) Pandangan ditunjukkan ke bola dan mengikuti arah jalannya bola terhadap sasaran, (8) Kedua lengan terbuka di samping badan. Untuk jelasnya lihat, gambar 2.
Gambar 2. Menendang dengan kaki bagian dalam (David Beckham 2007 : 123)
30
b. Menendang dengan kaki bagian luar. Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian luar digunakan untuk mengumpan jarak pendek (short passing). Analisis gerak menendang dengan kaki bagian luar adalah sebagai berikut : (1) Posisi badan di belakang bola, kaki tumpu disamping belakang bola kurang lebih 25 cm, ujung kaki menghadap ke sasaran, dan lutut sedikit di tekuk, (2) Kaki tendang berada di belakang bola, dengan ujung kaki menghadap ke dalam, (3) Kaki tendang ditarik ke belakang dayunkan ke depan sehingga mengenai bola, (4) Perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki bagian luar dan tepat pada tengah-tengah bola, pada saat perkenaan dengan bola pergelangan kaki ditegangkan, (5) Gerak lanjut kaki tendang diangkat serong kurang lebih 45 derajat menghadap sasaran, (6) Pandangan ke bola dan mengikuti jalannya bola ke sasaran, (7) Kedua lengan terbuka menjaga keseimbangan di samping badan . Untuk jelasnya lihat gambar 3.
Gambar 3 Menendang dengan kaki bagian luar (David Beckham 2007 : 78)
31
c. Menendang dengan punggung kaki. Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk menembak ke gawang (shooting at the goal). Analisis gerak menendang dengan punggung kaki adalah sebagai berikut : (1) Badan dibelakang bola sedikit condong ke depan, kaki tumpu diletakkan disamping bola dengan ujung kaki menghadap ke sasaran, dan lutut sedikitditekuk, (2) Kaki tendang berada di belakang bola dengan punggung kaki menghadap ke depan, (3) Kaki tendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola, (4) Perkenaan kaki pada tepat pada punggung kaki penuh dan tepat pada tengah-tengah bola dan pada saat mengenai bola pergelangan kaki ditegangkan, (5) Gerak lanjut kaki tendang diarahkan dan diangkat ke arah sasaran, (6) Pandangan mengikuti jalannya bola dan ke sasaran Untuk lebih jelasnya lihat gambar 4.
Gambar 4 Menendang dengan punggung kaki (David Beckham 2007 : 153)
32
d. Menendang dengan kaki bagian luar Pada umumnya menendang dengan punggung kaki bagian dalam digunakan untuk mengumpan jarak jauh (long passing). Analisis gerak menendang dengan punggung kaki bagian dalam adalah sebagai berikut: (1) Posisi badan berada di belakang bola, sedikit serong kurang lebih 40 derajat dan garis lurus bola, kaki tumpu diletakkan di samping belakang bola kurang lebih 30 cm dengan ujung kaki membuat sudut 40 derajat dengan garis lurus bola, (2) Kaki tendang berada di belakang bola dengan ujung kaki serong kurang lebih 40 derajat ke arah luar. Kaki tending ditarik ke belakang dan diayunkan ke depan sehingga bagian dalam dan tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola, pergelangan kaki ditegangkan, (3) Gerakan lanjutan kaki tendang diangkat dan diarahkan ke depan, (4) Pandangan mengikuti jalannya bola ke sasaran, (5) Lengan dibuka berada di samping badan sebagai keseimbangan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 5.
Gambar 5. Menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam (David Beckham 2007 :71)
33
Fungsi dan kegunaan dari tendangan : (1) Untuk memberikanoperan kepada teman, (2) Memberikan umpan untuk menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan, untuk membuat gol kemenangan, (3) Untuk membersihkan atau menyapu bola di daerah pertahanan (belakang) langsung ke depan, tendangan ini biasanya dilakukan oleh pemain belakang untuk mematahkan serangan lawan, (4) Untuk melakukan bermacam-macam tendangan khusus seperti tendangan bebas, tendangan sudut, tendangan gawang, tendangan pinalti (Sukatamsi, 2001 2.41). b. Menghentikan Bola Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan untuk passing (Sucipto, dkk, 2000: 22). Dilihat dan perkenaan bagian badan yang pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha dan dada. Bagian kaki yang biasa digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki dan telapak kaki. 1. Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam. Pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola yang datangnya menggelinding, bola pantul ke tanah, dan bola di udara sampai setinggi paha. Analisis menghentikan bola dengan kaki bagian dalam adalah sebagai berikut: (1) Posisi badan segaris dengan datangnya bola, (2) Kaki tumpu
34
mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk, (3) Kaki penghenti diangkat dengan permukaan bagian dalam kaki dijulurkan ke depan segaris dengan datangnya bola, (4) Bola menyentuh kaki persis di bagian dalam kaki atau mata kaki, (5) Kaki penghenti mengikuti arah bola, (6) Pandangan mengikuti jalannya bola sampai bola berhenti, (7) Kedua lengan dibuka di samping badan untuk menjaga keseimbangan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 6.
Gambar 6 Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam (David Beckham 2007 : 72)
2. Menghentikan bola dengan kaki bagian luar Pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola yang datangnya menggelinding, bola pantul ke tanah, dan bola di udara sampai setinggi paha. Analisis menghentikan bola dengan kaki bagian luar adalah sebagai berikut (1) Posisi badan menghadap ke datangnya bola, (2) Kaki tumpu berada di samping kurang lebih 30 derajat dan garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk, (3) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan
35
permukaan kaki bagian luar dijulurkan ke depan menjemput datangnya bola, (4) Bola menyentuh kaki tepat di permukaan kaki bagian luar, (5) Pada saat kaki menyentuh bola, kaki penghenti mengikuti arah bola sampai berada di bawah badan atau terkuasai, (6) Posisi lengan berada di samping badan untuk menjaga keseimbangan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 7.
Gambar 7 Menghentikan bola dengan kaki bagian luar (David Beckham 2007 : 63)
3. Menghentikan bola dengan punggung kaki Pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola di udara sampai setinggi paha. Analisis menghentikan bola dengan punggung kaki adalah sebagai berikut : (1) Posisi badan menghadap datangnya bola, (2) Kaki tumpu berada di samping kurang lebih 15 cm dan garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk, (3) Kaki penghenti diangkat dan dijulurkan ke
36
depan menjemput datangnya bola, (4) BoIa menyentuh kaki tepat di punggung kaki, (5) Pada saat kaki menyentuh bola, kaki penghenti mengikuti arah bola sampai berhenti di badan atau terkuasai. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 8.
Gambar 8. Menghentikan bola dengan punggung kaki (David Beckham 2007 : 32) 4. Menghentikan bola dengan telapak kaki Pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola pantul dari tanah. Seringkali kita juga melihat pemain sepakbola menghentikan bola datar dengan telapak kaki dengan jalan bola kencang. Analisis menghentikan bola dengan telapak kaki adalah sebagai berikut : (a) Posisi badan lurus dengan arah datangnya bola, (b) Kaki tumpu berada di samping kurang lebih 15 cm dan garis datangnya bola dan lutut sedikit ditekuk. (c) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan telapak kaki dijulurkan menghadap sasaran, (d) Pada saat bola masuk ke kaki, ujung kaki diturunkan sehingga
37
bola berhenti di depan badan, (e) Pandangan mengikuti arah bola sampai bola berhenti ( Sucipto, dkk, 2000: 36 ). Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi adalah tidak tepatnya perkenaan bagian kaki, sehingga bola seringkali tidak dalam posisi siap untuk ditendang. Faktor lain adalah tidak tepatnya waktu untuk menghentikan bola, seringkali bola lepas atau lewat sebelum telapak kaki menyentuh bola. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 9.
Gambar 9. Menghentikan bola dengan telapak kaki (David Beckham 2007 : 59) c. Menyundul Bola Menurut Sukatamsi, menyudul bola adalah meneruskan bola dengan mempergunakan dahi yaitu daerah kepala di atas kening di bawah rambut (2002: 336). Ini sesuai dengan yang dikatakan eleh Sucipto,dkk,(2000:32) bahwa menyundul adalah memainkan bola dengan kepala. Prinsip-prinsip teknik menyundul bola : 1) Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola, 2) Otot-otot leher dikuatkan,
38
dikeraskan dan difleksasi dagu ditarik merapat pada leher, 3) Untuk menyundul bola digunakan dahi yaitu daerah kepala di atas kedua kening di bawah rambut kepala, 4) badan ditarik ke belakang melengkung pada daerah pinggang, kemudian dengan gerakan seluruh tubuh yaitu kekuatan otot perut, kekuatan dorongan panggul dan kekuatan kedua lutut kaki bengkok diluruskan, badan diayunkan dan dihentakkan ke depan sehingga dahi dapat mengenai bola, 5) Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka dan tidak boleh dipejamkan, dan selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana bola diarahkan dan selanjutnya diikuti dengan gerak lanjutan untuk segera lari mencari posisi (Sukatamsi, 2001: 31). Macam-macam teknik menyundul bola: 1. Menyundul bola sambil berdiri. Pada umumnya dilakukan saat datangnya bola maksimal setinggi kepala. Analisis menyundul bola sambil berdiri adalah sebagai berikut : a) Posisi badan tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu atau salah satu kaki maju ke depan dan menghadap sasaran, b) Kedua lutut sedikit ditekuk, c) Lentingkan badan ke belakang, pandangan diarahkan ke datangnya bola, dan dagu merapat dengan leher, d) Dengan gerakan bersamaan ototototperut, dorongan panggul.Dan kedua lutut diluruskan, badan dilecutkan ke depan sehingga dahi mengenai bola, e) Seluruh berat badan diikutsertakan ke depan, sehingga berat badan beradu di depan dan
39
menghadap ke sasaran, f) Salah satu kaki maju ke depan sebagai gerak lanjutan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 10.
Gambar 10 Menyundul bola sedang berdiri (David Beckham 2007 : 37) 2. Menyundul bola sambil meloncat. Pada umumnya dilakukan ketika datangnya bola di luar jangkauan, baik secara vertikal maupun horizontal. Analisis menyundul bola sambil meloncat adalah sebagai berikut: a) Meloncat sesuai dengan datangnya bola, b) Pada saat mencapai titik tertinggi, badan dilentingkan, otot-otot leher dikontraksikan, pandangan ke sasaran dan dagu merapat dengan leher, c) Dengan gerak bersamaan otot-otot perut, dorongan panggul dan dorongan badan ke depan sehingga dahi mengenai bola, d) Badan dicondongkan ke depan dan mendarat dengan kedua kaki secara eksplosif. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 11.
40
Gambar 11. Menyundul bola sambil meloncat (David Beckham 2007 : 141) Kemudian fungsi dari teknik menyundul bola adalah : 1) Untuk meneruskan bola kepada teman atau operan jarak pendek, 2) Untuk memasukkan bola ke mulut gawang lawan dan untuk membuat gol. 3) Memberikan umpan kepada teman di daerah depan gawang lawan untuk membuat gol (operan melambung ke atas), 4) Menyapu bola di daerah pertahanan sendiri untuk mematahkan serangan lawan, mempertahankan daerah gawang sendiri (Sukatamsi, 2001:17). d. Menggiring Bola Sepak bola modern dilakukan dengan keterampilan lari dan operan bola dilakukan dengan gerakan-gerakan yang sederhana, dengan kecepatan dan
ketepatan.
Menggiring
bola
diartikan
dengan
gerakan
kaki
menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah. Menggiring bola hanya dilakukan pada saat menguntungkan saja,
41
yaitu bebas dari lawan. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan-pelan (Sucipto, dkk, 2000: 28). Oleh karena itu bagian kaki yang digunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak sasaran, melewati lawan dan menghambat permainan. Pemain dapat terkenal oleh karena memiliki kemampuan menggiring bola yang baik, seperti Diego Armando Maradona dari Argentina. Prinsip teknik menggiring bola meliputi : (1). Bola didalam penguasaan pemain, bola selalu dekat dengan kaki, badan pemain terletak diantara bola dan lawan, supaya lawan tidak mudah untuk merebut bola (2). Di depan pemain terdapat daerah kosong, bebas dan lawan, (3). Bola digiring dengan kaki kanan atau kaki kiri, mendorong bola ke depan, jadi bola didorong bukan ditendang, irama sentuhan kaki pada bola tidak mengubah irama langkah kaki, (4). Pada waktu menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu pada bola saja, tetapi harus pula memperhatikan atau mengamati situasi sekitar dan lapangan atau posisi lawan maupun posisi kawan, (5). Badan agak condong ke depan, gerakan tangan bebas seperti lari biasa (Sukatamsi, 2001: 3.3). Kegunaan teknik menggiring bola antara lain : (1) Untuk melewati lawan, (2) Untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan tepat, (3) Untuk menahan bola agar tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan
42
untuk dengan segera memberikan operan kepada teman (Sukatamsi, 2001: 3.4). Macam-macam cara menggiring bola 1. Menggiring bola dengan kura-kura bagian dalam : a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam, b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti teknik menendang bola, akan tetapi setiap langkah secara teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki dengan demikian bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut oleh lawan, c) Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu sedikit ditekuk, dan pada waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, kemudian melihat situasi di lapangan, melihat posisi lawan dan posisi teman Untuk lebih jelasnya lihat gambar.
Gambar 12 Menggiring bola dengan kaki bagian dalam (David Beckham 2007 : 74)
43
2. Menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh : a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura penuh, b) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki penuh kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki, c) Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, jangan melihat situasi lapangan, posisi lawan dan posisi teman. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 13.
Gambar 13. Menggiring bola dengan kura-kura kaki (David Beckham 2007 : 75) Menggiring bola dengan kura-kura penuh ini, pemain dapat membawa bola dengan cepat. Dari teknik ini hanya digunakan apabila di depan pemain terdapat daerah kosong atau bebas dan lawan, sehingga jarak untuk menggiring bola cukup jauh.
44
3. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar a). Posisi kakimenggiring bola sama dengan posisi kaki dalam posisi menendang bola dengan kura-kura kaki bagian luar, b) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan. dan bola harus selalu dekat dengan kaki, sesuai dengan irama lari, c) Pada saat menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola dan selanjutnya melihat situasi lawan dan posisi teman Untuk lebih jelasnya lihat
Gambar 14. Menggiring bola dengan kaki bagian luar (David Beckham 2007 : 56)
45
B. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan latihan tehnik elementer dan pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan serta umur terhadap keterampilan tehnik dasar sepak bola. Maka dibutuhkan data dari hasil tes dan pengukuran penguasaan keterampilan tehnik dasar bermain sapak bola yang dapat diukur dan dianalisa berdasarkan kemampuan motorik yang sudah dikuasai setelah diberikan perlakuan. Berhubungan dengan hal itu sesuai pula pendapat dari Bhenyamin ( 1988 ) metode eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan varia belnya. Dengan arti kata peneliti harus melakukan kontrol dan pengukuran yang cermat terhadap vriabel-variabel yang diteliti guna dapat menjelaskan hubungan yang lebih nyata. Adapun kaitan antara satu variabel dengan variabel lainnya adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Latihan Teknik Elementer Terhadap Keterampilan Tehnik Dasar Sepak Bola. Metode latihan sepak bola dengan pendekatan elementer yaitu mengajarkan tugas gerak kepada pemain
berdasarkan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh pelatih dengan aturan yang yang telah bersifat baku dan kaku. Baku disini maksuknya adalah tehnik yang diajarkan pelatih sesuai dengan tahapan-tahapan atau fase fase gerakan yang terpisahkan satu sama lain yaitu fase awal, fase inti, fase akhir yang kadang-kadang sulit bagi anak untuk menyatukan dari fase tersebut. Kaku dalam
46
pengorganisasian sehingga pemain harus berbaris dan tersusun rapi sedemikian rupa dan melakukan gerakan latihan pemain akan selalu menunggu aba-aba dan petunjuk tehnis dari pelatih. 2. Pengaruh Latihan Modifikasi Dalam Bentuk Permainan Terhadap Keterampilan Tehnik Dasar Bermain Sepak Bola Pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar teknik dasar sepakbola. Karena melalui ini siswa memperoleh kebebasan untuk berkreativitas, berkompetisi antar sesama mereka, belajar teknik sepakbola yang hidup, dan
memperkenalkan
siswa
permainan
sepakbola
yang
realitas.
Pendekatan bermain juga membuat siswa banyak melakukan gerakangerakan berdasarkan situasi dan kondisi di lapangan , variasi gerakan yang dilakukan tersebut secara langsung akan membuat otot-ototnya terbentuk dan memperkaya kemampuan motoriknya. Dari uraian diatas, dapat diduga siswa yang akan latihan teknik dasar sepakbola melalui metode modifikasi bentuk permainan akan memiliki peningkatan kemampuan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang lebih baik. 3. Pengaruh Latihan Terhnik Elementer Dengan Latihan Modifikasi Permainan Terhadap keterampilan Tehnik Dasr Sepak Bola Berdasarkan kajian teori yang terdahulu dapat dipahami bahwa latihan teknik elementer dan latihan modifikasi permainan sama-sama memberikan pengaruh terhadap keterampilkan teknik dasar sepakbola
47
siswa SSB – Cendana Pekanbaru. Namun bila diteliti lebih mendalam kelihatannya metoda modifikasi permainan memiliki banyak kelebihan dari metoda
latihan teknik elementer. Kelebihan tersebut seperti : 1)
motivasi siswa untuk bermain sangat tinggi, 2) siswa mempelajari teknikteknik dasar sepakbola dalam bentuk teknik yang bervariasi, 3) siswa memiliki rasa bersaing secara sportifitas, 4) bentuk – bentuk latihan tidak kaku, 5) intensitas aktivitas mototik cendrung lebih tinggi, 6) Peserta didik dapat belajar langsung tentang masalah dan pemecahannya (problem solving), 7) siswa dapat mengembangkan skill dalam bermain. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diduga bahwa latihan melalui modifikasi permainan memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada latihan melalui teknik elementer terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar bermain sepakbola siswa SSB - Cendana Pekanbaru. Dengan demikian pengaruh latihan teknik elementer dan modifikasi permainan terhadap keterampilan teknik dasar sepak bola, dapat dilihat pada bagan di bawah ini: X1 Latihan Teknik Elementer Keterampilan Teknik Dasar Sepak Bola X1 ≠ X2
X2 Modofikasi Permainan Gambar
15.
Pengaruh Latihan Teknik Elementer dan Modifikasi PermainaTerhadap Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola
48
X1 X2
= Pendekatan Latihan Teknik Elementer = Pendekatan Modifikasi Dalam Bentuk Permainan
C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukan sebelumnya maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: 1.
Latihan tehnik dasar dengan cara elementer memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan tehnik dasar sepak bola pada siswa sepak bola SSB Cendana-Pekanbaru.
2. Melalui pendekan latihan modifikasi dalam bentuk permainan memberikan
pengaruh
secara
signifikan
terhadap
peningkatan
keterampilan tehnik dasar sepak bola pada siswa sepak bola SSB Cendana-Pekanbaru. 3.
Terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan tehnik dasar sepak bola siswa SSB Cendana-Pekanbaru antara pendekatan latihan tehnik elementer dengan latihan modifikasi dalam bentuk permainan pada akhir latihan.
49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Untuk melihat seberapa jauh pengaruh
metode latihan elementer dan
modifikasi dalam bentuk permainan terhadap kerampilan tehnik dasar sepak bola maka
penelitian
ini
menggunakan
metode
eksperimen
semu
(quasi
exsperimental), dengan kriteria replikasi dan randomisasi. Alasannya adalah karena penelitian exsperimental semu ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua varibel yang relevan.( Zainnudin, 1998) Dalam hal ini yang menjadi
varibel bebas yang dimanipulasi yaitu
pendekatan latihan tehnik elementer dan variabel pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan sedangkan
variabel terikatnya adalah keterampilan
tehnik dasar sepak bola pemain SSB Cendana – Pekanbaru. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa SSB Cendana Pekanbaru dilapangan sepak bola SMP Cendana Rumbai-Pekanbaru komplek Randu PT.Chevron Rumbai-Pekanbaru yang berlangsung satu setengah bulan atau ( 15 x latihan). Latihan dilakukan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat (3x seminggu) yang dimulai tanggal 01 Maret 2010 sampai dengan tanggal 07 April 2010.
50
C. Disain Penelitian Penelitian ini mempergunakan metode eksperimen semu. Tujuanya adalah mengetahui pengaruh perlakuan yang dilakukan terhadap dua kelompok siswa yang berbeda yaitu kelompok (1) yang diberikan perlakuan dengan metode latihan elementer dan kelompok ( 2) yang diberi perlakuan dengan metode modifikasi dalam bentuk permainan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah “ The two Group Pre-Tes, Post-Test Design” (Zainuddin, 1988) seperti bagan di bawah ini. ----KE---------PLE-------TKS P--------S--------TAW----------OP
t=?
---KM----------PLM------TKS Keterangan : P
: Populasi
S
: Sampel
TAW : Test Awal OP
: Ordinally Mathced Pairing yaitu pembagian kelompok sampel
KE : Hasil undian group yang mendapatkan perlakuan latihan elementer KM : Hasil undian group yang mendapatkan perlakuan latihan modifikasi dalam bentuk permainnan. PLE : Perlakuan latihan teknik Elementer.
51
PLM : Perlakuan latihan modifikasi dalam bentuk permainan. TKS : Tes Keterampilan tehnik dasar Sepak bola t
: Perbedaan kemampuan tehnik dasar sepak bola pada kedua group.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SSB Cendana Pekanbaru yang aktif dalam mengikuti latihan sampai tahun 2010. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terdapat 30 orang siswa yang masih terdaftar dengan rentangan umur 12 tahun sampai dengan 15 tahun. 2. Sampel Siswa SSB Cendana Pekanbaru dengan penentuan sampel menggunakan teknik total sampling, dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel (Sugiyono,2008:124) Berdasarkan penentuan sampel tersebut maka didapat sampel sebanyak 30 siswa ikut latihan di SSB Cendana Pekanbaru. Siswa SSB Cendana ini berasal dari sekolah dilingkungan PT Chevron Rumbai Pekanbaru. E. Definisi Operasianal Agar tidak terjadi salah penapsiran dalam menggunakan kata-kata atau istilah dalam penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan definisi operasional sebagai berikut: 1. Latihan tehnik elementer adalah suatu cara yang dilakukan dalam melatih tehnik dasar dalam sepak bola yang dilakukan secara terpisahpisah / fase demi fase gerakan yaitu dimulai dari fase awal, fase
52
utama dan fase akhir. Dalam penelitian ini metode latihan elementer yang dilakukan secara berurutan bagian demi bagian sesuai tehnik dasar bermain sepak bola. 2. Latihan modifikasi dalam bentuk permainan adalah suatu bentuk latihan tehnik dasar sepak bola yang dilakukan dalam bentuk permainan pada lapangan kecil dengan penyederhanaan peraturan pertandingan atau perlombaan, peralatan yang dipakai, jumlah peserta,cara mendapatkan kemenangan dan lainnya. 3. Perbedaan dalam penelitian ini maksudnya adalah perberdaan kemajuan penguasan tehnik dasar
sepak bola pada pemain SSB
Cendana Pekanbaru. 4. Keterampilan tehnik dasar sepak bola dalam penelitian ini adalah kemampuan penguasaan tehnik dasar dalam permainan sepak bola diantaranya: mendribel bola, passing bola, menahan dan mengontrol bola, menendang bola ke gawang. F. Instrumen Penelitian Guna mendapatkan data dalam penelitian ini dipergunakan instrumen tes keterampilan tehnik dasar sepak bola oleh Jean Bontz Test dalam (D.Ray Collins, 1978:314). Pemilihan alat tes ini dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Tes ini dirancang untuk mengukur kerterampilan tehnik dasar sepak bola pemain pada usia 8 tahun sampai 15 tahun. 2. Tes ini memiliki tingkat validitas 0.83 reliabilitas 0,93 ( baik ). 3. Tes ini dapat dilakukan oleh semua pemain.
53
4. Unsur – unsur yang terkandung dalam tes tersebut merupak koordinasi dari tehnik mendribel bola, passing bola, menahan dan mengontrol bola, dan menendang bola ke gawang. 5. Tes ini cukup praktis dan tidak membutuh waktu yang lama. 6. Tes dilaksanakan sebanyak dua kali ( satu kali dengan kaki kanan dan satu kali dengan kaki kiri). 7. Hasil tesnya diambil jumlah waktu yang diperoleh pemain dari kedua kali pelaksanaan tes tersebut. Sebelum alat tes ini dipergunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data pada siswa SSB Cendana Pekanbaru maka perlu diuji cobakan untuk melihat koofisien reliabelitasnya, yang
dilakukan terhadap pemain SSB Chevron
Pekanbaru, karena pada SSB tersebut pemain memilki karakter yang sama seperti umur pemain yang setara dengan pemain SSB Cendana Pekanbaru. G. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data primer yaitu keterampilan tehnik dasar sepak bola pemain SSB Cendana Pekanbaru dengan menggunakan tes dan pengukuran oleh Jean Bontz Test. Hasil tes awal digunakan untuk membagi sampel menjadi dua group yang dilakukan dengan teknik matching, sehingga satu group berjumlah 15 pemain. Selanjutnya kedua group tersebut diadakan pengundian untuk menentukan kelompok yang akan diperlakukan dengan latihan elementer dan kelompok yang akan diperlakukan dengan latihan modifikasi dalam bentuk permainan. Setelah 15 kali melakukan
54
latihan maka diakhir akhir latihan , sampel akan mengikuti test akhir dengan alat test yang sama pada test awal sebelumnya. Alat-alat serta pelaksanaan instrumen tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Alat perlengkapan tes: 1. Alat Perlengkapan Tes a. Lapangan sepak bola. b .Papan pantul ukuran 3.66 meter x 0.60 meter sebanyak dua buah. c. Bola kaki satu buah dengan ukuran: lingkaran 68-70 cm, 410-450 gram dan ukuran udara 0,6-1.1 ATM. d. Bendera kecil empat buah. e. Kertas blangko tes. f. Stop watch. g. Gawang ukuran 3 merter x 2 meter. B. Pelaksanan Tes. Cara pelaksanaan tes ini dimulai dari pemain dengan menggunakan bola berdiri dibelakang garis start. Setelah aba ” ya ” siswa tersebut mendribel bola secepatnya sampai pada batas pertama, kemudian bola dipassing ke papan pantul sambil berlari lagi berusaha menahan dan mengontrol bola tersebut. Selanjutnya pemain mendribel bola kembali sampai batas ke dua, pemain tersebut kemudian menendang bola kegawang yang diikuti dengan lari secepatnya untuk melewati garis finish/gawang. Pada start aba- aba ” ya ” stop watch dihidupkan dan pada
55
saat pemain melintasi garis finish / garis gawang stop watch dimatikan. Angka waktu yang tertera di stop watch itulah hasil tes individu Tes keterampilan teknik dasar sepak bola dilakukan sebanyak dua kali, yaitu satu kali dengan kaki kanan dan satu kali dengan kaki kiri, waktu yang diperoleh dari kedua pelaksanaan tersebut dijumlahkan, yang akan dijadikan data hasil tes keterampilan tehnik dasar sepak bola. Pelaksanaan tes dilakukan diawal dan diakhir perlakuan dengan satuan waktu detik. Untuk lebih jelasnya bentuk tes tersebut bisa dilihat pada lampiran: 5 B. Penyusunan Jadwal Latihan Agar latihan yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar maka diperlukan penyusunan jadwal latihan yang meliputi: 1. Lamanya latihan secara keseluruhan. 2. Banyaknya hari latihan. 3. Lamanya latihan dalam satu kali pertemuan. Lamanya latihan secara keseluruhan dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 kali pertemuan dan banyaknya hari latihan setiap minggu adalah tiga kali, yaitu pada hari Senin, Rabu dan Jum'at. Selanjutnya dalam satu kali pertemuan ditetapkan waktu latihan setiap sore hari dari jam 16.00 - 17.30. Dalam pelaksanaan latihan inti setiap 10 menit anak melaksanakan kegiatan diselingi dengan istirahat dan pengarahan selama 5 menit, kemudian latihan dilanjutkan kembalidengan kegiatan inti lainnya.
56
Di samping penyusunan jadwal latihan, juga disusun jadwal pelaksanaan tes pengelompokan serta tes akhir. Untuk lebih jelasnya tentang rincian jadwal latihan dapat dilihat pada lampiran: 6. d. Jenis Program Latihan Sebelum melakukan kegiatan penelitian, terlebih dahulu disusun disain dan program latihan, dalam hal ini adalah program pendekatan latihan Elementer dan program latihan modifikasi dalam permainan sepakbola. Hutasuhut dan Bachtiar (1985) menjelaskan bahwa: "Dalam proses belajar prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah: 1) Membimbing murid melalui langkah-langkah belajar menuju kepada perubahan tingkah laku, 2) Memberikan informasi yang lengkap untuk membantu gerakan-gerakan yang ditampilkan, 3) Memberikan kesempatan kepada murid untuk merealisasikan gerakan, 4) Koreksi dan umpan balik, 5) Kegiatan tingkat belajar optimal dari langkah-langkah belajar. Berpedoman pada kutipan diatas maka program latihan meliputi : a. Materi pemanasan. b. Materi Latihan. c. Materi penenangan. Dalam pembagian waktu pelaksanaan latihan maka disamakan antara kelompok 1 dan 2 dalam memberikan latihan pemanasan, sedangkan dalam pelaksanaan latihan (latihan inti) maka dibedakan antara kelompok 1 dan kelompok 2, hal ini berarti kelompok 1 melakukan latihan dengan pendekatan elementer dan kelompok 2 menggunakan metode latihan dengan pendekatan
57
Modifikasi dalam bentuk permainan. Untuk lebih jelasnya program latihan dapat dilihat dalam lampiran 1. a. Prosedur Kerja Adapun prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Mengurus surat izin penelitian untuk menggunakan SSB Cendana Rumbai sebagai eksperimen. 2. Mempersiapkan instrumen yang akan dipakai dalam penelitian 3. Mempersiapkan tenaga pembantu yang akan diperlukan selama penelitian 4. Memberikan keterangan singkat mengenai pelaksanaan latihan dan dampak dari pelaksanaan penelitian 5. Mempersiapkan alat perlengkapan untuk mengumpulkan data seperti: meteran, stopwatch, bendera, blanko nilai dan alat-alat tulis. 6. Pengambilan sample dengan cara total sampling. 7. Mengadakan pre tes terhadap siswa yang menjadi sampel dengan bantuan guru olahraga. 8. Eksperimen dibagi menjadi dua kelompok, yaitu masing-masing kelompok terdiri dari 15 orang dengan cara matching. 9. Mengumpulkan data dan mengadakan pre tes terhadap siswa sample dengan bantuan guru olah raga. 10. Menyusun program latihan yang akan diberikan kepada eksperimen. 11. Memberikan perlakuan pada eksperimen 12. Melakukan post test keterampilan bermain sepakbola. 13. Menyusun dan mengolah data serta menginterprestasikannya untuk menyusun bahan laporan.
58
14. Penyusunan draft laporan untuk didiskusiksn dan revisi seperlunya
Program latihan kelompok I (pendekatan latihan Elementer) dan kelompok II (pendekatan latihan Modifikasi), mempunyai komponen yang sama meliputi: materi latihan, jumlah pertemuan dan lamanya waktu latihan. Perlakuan yang membedakan program di atas ialah bentuk latihannya. Kelompok I latihan yang bersifat pengulangan gerakan sedangkan kelompok II bermain dalam kelompoknya di lapangan kecil dengan menggunakan peraturan yang sederhana, sehingga mudah dan menarik dilakukan oleh siswa. Desain latihan menggunakan metode Pendekatan Elementer dan Modifikasi dapat dilihat pada lampiran: 7. H. Tehnik Analisa Data Sesuai dengan tujuan dan hipotesis dalam penelitian ini maka pengujian data yang diperoleh akan dianalisa melalui tehnik analisa data uji ” t ” .Sebelum menggunakan analisis uji “ t “ tersebut data perlu diolah dengan analisis uji normalitas sebaran dengan mempergunakan uji Liliefor, dan data juga perlu dianalisis uji homogenitas untuk menentukan apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen.
59
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Data Pre Test Data yang diperoleh dari hasil tes akhir
sebelum dilakukan
pengolahan maka perlu diverifikasi terlebih dahulu. Sebanyak 30 orang siswa SSB Cendana yang telah dikelompokan sebelumnya menjadi dua kelompok eksperimen
yaitu kelompok yang dilatih dengan metode elementer dan
kelompok yang dilatih dengan metode modifikasi dalam bentuk permainan, telah diperlakukan sebanyak 15 kali pertemuan. Apakah ada yang tidak memenuhi persyaratan datanya untuk diolah, ternyata semua siswa dapat mengikuti Pre Test dan Post Test sesuai dengan yang diprogramkan dalam penelitian. Artinya dari kedua kelompok eksperimen elementer dan kelompok modifikasi dalam bentuk permainan diperoleh data yang memenuhi persyaratan untuk diolah seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Hasil Perhitungan Statistik Dasar Kelompok Perlakuan Pre Tes dan Post Tes Subjek
Elementer
Modifikasi
Elementer
Modifikasi
Pre Test
Pre test
Post Test
Post test
N
15
15
15
Mean
10.82
10.84
9.96
9.66
Std.Deviasi
1.48
1.42
0.81
0.73
Range
1.1
1.2
0.6
0.5
Minimum
8.43
8.85
8.38
8.68
Maksimum
13.68
14.42
11.20
10.85
15
60
1.1.Kelompok metode elementer Berdasarkan data penelitian kelompok metode elementer pada tabel 1 waktu teringgi 13.68 detik dan waktu terendah adalah 8.43 detik. Distribusi skor menghasilkan rata-rata 10.82 detik.
Berdasarkan uraian diatas skor mean ,
memperlihatkan skor yang tidak jauh berbeda, sehingga skor pendekatan metode elementer membentuk distribusi normal. Disrtribusi frekuensi skor dari data kelompok metode Elementer adalah sebagai berikut: Tabel 2. Disrtribusi Frekuensi Skor Pre Test untuk Kelompok Pendekatan Elementer Frekuensi Absolut
Frekuensi relatif
( fa)
(fr)
8.43 - 9.52
3
20
9.53 - 10.62
4
27
10.63 - 11.72
4
27
11.73 - 12.82
2
13
13.83 - 13.92
2
13
Jumlah
15
100
Kelas Interval
Berdasarkan tabel 2 dari 15 orang sampel kelompok metode Elementer ada 3 orang (20 %) yang memiliki skor 8.43 – 9.52 detik, dan 4 orang (27 %) yang memiliki skor 9.53 – 10.62 detik dan ada 4 orang (27 %) yang memilki skor 10.63 - 11.72 detik, 2 orang (13 %) yang memiliki skor 11.73 - 12.82 detik, serta 2 orang (13 %) yang memilki skor 13.83 - 14.92 detik. Berdasarkan uraian data diatas dapat disimpulkan bahwa dari 15 orang dari kelompok metode Elemeter yang mendapatkan skor sama dan diatas rata-rata 7 orang (47 %)
61
Untuk lebih jelasnya frekuensi penyebaran skor dapat dilihat pada histogram di bawah ini:
4 4 3.5
4
3
3
Frekwensi Absolut
2.5 2
2
2
1.5 1 0.5 0 8.43 - 9.52
9.53 - 10.62 10.63 - 11.72 11.73 - 12.82 13.83 - 14.92
frekwensi Absolut
Interval Gambar 16. Grafik Histogram Skor Pre Test untuk Kelompok Metode Elementer 1.2. Kelompok metode modifikasi dalam bentuk permainan
Berdasarkan data penelitian kelompok metode modifikasi dalam bentuk permainan pada tabel 2 waktu teringgi 14.42 detik dan waktu terendah adalah 8.85 detik. Distribusi skor menghasilkan rata-rata 10.84 detik. Berdasarkan uraian diatas skor mean , memperlihatkan sehingga skor pendekatan metode
skor yang tidak jauh berbeda,
modifikasi dalam bentuk permainan
membentuk distribusi normal. Disrtribusi frekuensi skor dari kelompok metode Modifikasi dalam bentuk bermain adalah sebagai berikut:
62
Tabel 3. Disrtribusi Frekuensi Skor Pre Test untuk Kelompok Metode Modifikasi dalam Bentuk Permainan Frekuensi Absolut
Frekuensi relatif
(fa)
(fr)
8.85 - 10.04
5
33
10.05 - 11.24
5
33
11.25 - 12.44
4
27
12.45 - 13.64
0
0
13.65 - 14.84
1
7
Jumlah
15
100
Kelas Interval
Berdasarkan tabel 3 dari 15 orang sampel kelompok metode Modifikasi dalam bentuk permainan ada 5 orang (33 %) yang memiliki skor 8.85 – 10.04 detik, dan 5 orang (33 %) yang memiliki skor 10.05 - 11.24 detik, 4 orang (27 %) yang memilki skor 11.25 - 12.44 detik, 0 orang (0 %) yang memiliki skor 12.45 - 13.64 detik, dan 1 orang (7 %) yang memilki skor 13.65 - 14.84 detik. Berdasarkan uraian data diatas dapat bahwa dari 15 orang
dari kelompok
metode Modifikasi dalam bentuk permainan yang mendapatkan skor diatas rata 8 orang (53 %). Untuk lebih jelasnya frekuensi penyebaran skor dapat dilihat pada histogram di bawah ini:
63
5
5
5 4.5
4
4 3.5 3 Frekwensi Absolut 2.5 2 1.5
1
1 0.5
0
0 8.85 - 10.04
10.05 - 11.24
11.25 - 12.44
12.45 - 13.64
13.65 - 14.84
Interval Frekwensi Absolut
Gambar 17. Grafik Histogram Skor Pre Test untuk Kelompok Pendekatan Metode Modifikasi dalam bentuk Permainan 2. Data Post Test (Dua kelompok setelah diberikan per1akuan) 2.1. Kelompok Pendekatan Elementer. Berdasarkan data penelitian pada tabel 2 untuk kelompok elementer waktu teringgi 11.20 detik dan waktu terendah adalah 8.38 detik. Distribusi skor menghasilkan rata-rata 9.96 detik. Berdasarkan uraian diatas skor mean , memperlihatkan skor yang tidak jauh berbeda, sehingga skor pendekatan elementer membentuk distribusi normal. Untuk melihat disrtribusi frekuensi skor dari kelompok metode Elementer dapat dilihat tabel 5 sebagai berikut:
64
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Post Test pada Kelompok Latihan Metode Elementer
Kelas Interval
Frekuensi Absolut
Frekuensi relatif
(fa)
(Fr)
8.38 - 8.97
1
7
8.98 - 9.57
3
20
9.58 - 10-17
6
40
10.18 - 10.77
1
7
10.78 - 11.37
4
27
Jumlah
15
100
Berdasarkan tabel 4 dari 15 orang sampel kelompok latihan metode Elementer terdapat 1 orang (7 %) yang memiliki skor 8.38 – 8.97 detik, dan 3 orang (20 %) yang memiliki skor 8.98 - 9.57 detik, 6 orang (40 %) yang memilki skor
9.58 - 10-17 detik, 1 orang (7 %) yang memiliki skor
10.77 detik, dan 4 orang (27 %) yang memilki skor
10.18 -
10.78 - 11.37 detik.
Berdasarkan uraian data diatas dapat disimpulkan bahwa 15 orang
dari
kelompok Elemeter yang mendapatkan skor di atas rata-rata 9 orang (60 %). Untuk lebih jelasnya distribusi skor tersebut diatas dilihat pada gambar grafik histogram skor di bawah ini:
65
6 6 5
4
4
3
Frekwensi Absolut 3 2
1
1
1 0 8.38 - 8.97 8.98 - 9.57 9.58 - 10-17 10.18 - 10.77 10.78 - 11.37 Frekw ensi Absolut
Interval
Gambar 18. Grafik Histogram Skor Post Test pada Kelompok Pendekatan Elementer 2.2. Kelompok Modifikasi Dalam Bentuk Permainan Berdasarkan data penelitian pada tabel 2 waktu teringgi 10.85 detik dan waktu terendah adalah 8.61 detik. Distribusi skor menghasilkan rata-rata 9.66 detik. Berdasarkan uraian diatas skor mean, memperlihatkan skor yang tidak jauh berbeda, sehingga skor pendekatan modifikasi dalam bentuk permainan membentuk distribusi normal. Untuk melihat distribusi frekuensi skor dari data kelompok latihan metode modifikasi dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:
66
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Post Test pada Kelompok Metode Modifikasi dalam Bentuk Permainan Frekuensi Absolut
Frekuensi relatif
(fa)
(fr)
8.61 - 9.10
4
27
9.11 - 9.60
4
27
9.61 - 10.10
2
13
10.11 - 10.60
3
20
10.61 - 11.10
2
13
Jumlah
15
100
Kelas Interval
Berdasarkan tabel 5 dari 15 orang sampel kelompok pendekatan Modifikasi dalam bentuk permainan terdapat 4 orang (27 %) yang memiliki skor 8.61 - 9.10 detik, dan 4 orang (27 %) yang memiliki skor 9.11 - 9.60 detik, 2 orang (13 %) yang memilki skor 9.61 - 10.10 detik, 3 orang (20 %) yang memiliki skor 10.11 - 10.60 detik, dan 2 orang (13 %) yang memilki skor 10.61 - 11.10 detik. Berdasrkan uraian data diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 15 orang dari kelompok metode Modifiakasi dalam bentuk permainan yang mendapatkan skor di atas rata 10 orang (67 %). Untuk lebih jelasnya frekuensi distribusi skor dapat dilihat pada histogram kelompok metode modifikasi dalam bentuk permainan gambar di bawah ini.
67
4
4
4 3.5
3
3 2.5
2
Frekwensi 2 Absolut 1.5
2
1 0.5 0 8.61 - 9.10 9.11 - 9.60 9.61 - 10.10 10.11 - 10.60 10.61 - 11.10 Interval
Frekw ensi Absolut
Gambar 19. Grafik Histogram Skor Pada Post Test Kelompok Pendekatan Modifikasi dalam bentuk Permainan. B. Pengujian Persyaratan Analisis 1.Uji Normalitas Pengujian analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Uji t dan Uji beda mean untuk sampel yang berhubungan (dependent sample). Uji t untuk sampel yang berhubungan analisa statistiknya terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis normalitas. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat serta menguji asumsi, apakah distribusi dari sampel pada masing-masing kelompok mendekati atau sebaran data normal. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilliefors yang didasarkan pada kurva normal dengan taraf signifikan 0,05. Dengan membandingkan Lo ( L
observasi
) dan L
tabel
dengan kriteria: jika Lo lebih
68
besar dari Ltabel berarti populasi berdistribusi tidak normal, sebaliknya jika Lo lebih kecil atau sama dengan Ltabel berarti populasi berdistribusi normal. Rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Uji Normalitas Kelompok perlakuan
Lo (L observasi)
Ltabel
Kesimpulan
Post test elementer
0.0630
0.220
Normal
Post test modifikasi
0.0516
0.220
Normal
Berdasarkan data pada tabel 6 kelompok elementer memilki Lo lebih kecil dari pada Ltabel dengan demikian dapat dikatakan data sampel berasal dari yang berdistribusi normal, dan
kelompok modifikasi dalam bentuk permainan
juga memilki Lo lebih kecil dari pada Ltabel dengan demikian dapat dikatakan data sampel berasal dari yang berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya Uji Normalitas (Lilliefors) dapat dilihat pada lampiran 10. 2. Uji Homgenitas Pengujian homgenitas varians adalah untuk menguji data yang sampel apakah berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitas varians terhadap dua kelompok sampel dapat dilakukan dengan Uji F. Dengan menggunakan derajat kebebasan ( n 1 – 1),( n 2 – 1) dan taraf signifikansi 0,05 pada distribusi F. Kelompok sampel memilki varians yang homogen jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel. Rankuman uji homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini.
69
Tabel 7 Uji Homogenitas Varians X1 0.648641
Varians X2
Kesimpulan
0.527127
Fhitung 1.23 Ftabel 2.48 Homogen
Dengan derajat kebebasan (15 – 1), (15 – 1) dan taraf signifikansi 0,05 pada tabel Disrtibusi F terbaca batas signikansi Ftabel adalah 2.48 serta Fhitung nya 1.23. Mengingat Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua varians tersebut homogen. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil pengujian homogenitas pada lampiran 11. C. Pengujian Hipotesis 1.
Hipotesis Pertama Dalam penelitian ini, hipotesis pertama adalah bahwa: latihan teknik
dasar dengan cara elementer memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola pada siswa sepakbola SSB Cendana-Pekanbaru. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan mengunakan analisis komparasi yaitu analisis yang digunakan untuk melihat perbedaan mean antara dua variabel dengan menggunakan uji beda mean atau uji t (t-test). Jika t hitung
lebih besar dari t
tabel
dengan derajat kebebasan n-1 (dk),taraf signifikansi
α = 0.05 berarti hipotesa diterima. Untuk lebih jelasnya hipotesis dapat dilihat pada tabel 8 dan hasil analisis pada lampiran 12.
70
Tabel 8. Uji hipotesis Pertama Subjek
Pre test Elementer
Post test Elementer
10.82
9.96
Mean thitung
4.45
ttabel
2.14
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat t hitung = 4.45 lebih besar dari t tabel = 2.14 pada dk (n-1) =14, yang berarti hipotesa latihan teknik dasar dengan cara elementer memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola pada siswa sepakbola SSB CendanaPekanbaru yang dapat diterima kebenarannya. 2.
Hipotesis Kedua Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah melalui
pendekan latihan modifikasi dalam bentuk permainan memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola pada siswa sepakbola SSB Cendana-Pekanbaru. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan mengunakan analisis komparasi yaitu analisis yang digunakan untuk melihat perbedaan mean antara dua variabel dengan menggunakan uji beda mean atau uji t (t-test). Jika t hitung lebih besar dari t tabel dengan derajat kebebasan n-1 (dk),taraf signifikansi α = 0.05
berarti hipotesa diterima. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 dan hasil analisis pada lampiran 13.
71
Tabel 9 Uji Hipotesis Kedua Subjek
Pre test Modifikasi
Post test Modifikasi
Mean
10.84
9.66
thitung
5.82
ttabel
2.14
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat t hitung = 5.82 lebih besar dari t tabel = 2.14 pada dk (n-1) =14, yang berarti hipotesa melalui pendekan latihan modifikasi dalam bentuk permainan memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola pada siswa SSB Cendana-Pekanbaru, dapat dibuktikan kebenarannya. 3.
Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga adalah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
keterampilan teknik dasar sepakbola siswa SSB Cendana-Pekanbaru antara pendekatan latihan teknik elementer dengan latihan modifikasi dalam bentuk permainan pada akhir latihan. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan mengunakan analisis komparasi yaitu analisis yang digunakan untuk melihat perbedaan mean antara dua variabel dengan menggunakan uji beda mean atau uji t (t-test). Jika hasilnya t hitung lebih besar dari t tabel dengan derajat kebebasan n-1 (dk),taraf signifikansi α = 0.05
berarti hipotesa diterima. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 10 dan hasil analisis pada lampiran 14.
72
Tabel 10. Uji Hipotesis Ketiga Subjek
Post Test Elementer
Post test Modifikasi
Mean
9.96
9.66
thitung
11.09
ttabel
2.14
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat t hitung = 11.09 dan t tabel = 2.14 pada dk (n-1) =14, jika t
hitung
lebih besar dari t
tabel
yang berarti hipotesa ketiga dapat
diterima . Berarti terdapat perbedaan yang signifikan terhadap keterampilan teknik dasar sepakbola siswa SSB Cendana-Pekanbaru antara pendekatan latihan teknik elementer dengan latihan modifikasi dalam bentuk permainan pada akhir latihan yang dapat diterima kebenarannya. D. Pembahasan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan di atas menunjukan bahwa semua hipotesis dapat diterima. Hipotesis pertama metode latihan elementer memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola pada siswa sepakbola SSB Cendana-Pekanbaru. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis terhadap pendekatan elementer dengan membandingkan hasil mean yang diperoleh pada awal latihan 10.82 detik dan hasil mean setelah latihan 9.96 detik yang terjadi peningkatan 0,86 detik. Hal ini berarti bahwa terdapat kemajuan yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola pada akhir latihan.
73
Dalam metode latihan elementer melakukan latihan teknik secara bagian – bagian yang merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dalam bentuk urutan gerak yang sederhana dan mudah, sampai ketingkat yang lebih sulit dan kompleks. Disini dapat dijelaskan misalnya untuk melakukan passing dengan kaki dalam, siswa/pemain akan dijarkan dari awal sikap kaki, possisi badan, perkenaan bola, sikap badan setelah bola dipassing, dst. Bagian-bagian ini lah yang dipelajari secara terpisah-pisah
dan akhirnya siswa dapat melakukan
gerakan tersebut dengan koordinasi gerakan yang benar. Setiap elemen-elemen gerakan inilah yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum dilanjutkan pada gerakan berikutnya. Menurut Ibrahim (1991:42) mengemukan kebaikan metode latihan bagian yaitu: (a) siswa betul –betul menghayati serta bagaimana pelaksanan dari setiap elemen gerakan dalam satu teknik. (b) jika struktur gerakan agak kompleks akan memunginkan hasil latihan yang maksimal. Dalam hal ini siswa/pemain akan lebih mengusai fase-fase dari suatu teknik yang ada, akan mendapatkan kualitas gerakan yang lebih baik, latihan dalam metode bagian akan memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami konsep dari keseluruhan teknik,
kesalahan dalam melakukan gerakan akan lebih mudah
diperbaiki. Hipotesis kedua pendekatan
metode modifikasi dalam bentuk permainan
memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola pada siswa sepakbola SSB Cendana-Pekanbaru. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis terhadap pendekatan modifikasi dalam bentuk permainan dengan membandingkan hasil mean yang diperoleh pada awal
74
latihan 10.84 detik dan hasil mean setelah latihan 9.66 detik yang terjadi peningkatan rata-rata 1.18 detik sedangkan hasil analisis uji t adalah 5.82. Hal berarti bahawa terdapat pengaruh yang signifikan metode latihan modifikasi dalam bentuk permainan terhadap keterampilan teknik dasar sepakbola pada siswa SSB Cendana-Pekanbaru pada akhir latihan. Metode
modifikasi
penyederhanaan
dalam
permainan
dilakukan
dengan
bentuk
peraturan pertandingan atau perlombaan, peralatan yang
dipakai, jumlah peserta, cara mendapatkan kemenangan dan lainnya. Pendekatan pembelajaran modifikasi ini memberikan ruang dan kesempatan seluas-luasnya untuk aktif bergerak . Tugas guru dan pelatih memberikakan kesempatan tersebut melalui strategi pembelajaran yang menarik edukatif, variatif dan inovatif. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Rider dalam Kiram (1995:46) bahwa kemampuan dan keterampilan gerak individu adalah hasil dari sejauh mana seorang dapat menerima secara kognitif ke dalam aktifitas gerak yang akan terwujud bentuk keterampilan gerak. Proses yang dilakukan selama latihan siswa dapat menerima secara kognitif dan mewujudkannya dalam keterampilan gerak yang mana akan terjadi peningkatan bila
mengikuti latihan secara terprogram. Seorang pemain
sepakbola dituntut juga kemampuan koognitif dalam berlatih teknik dan juga dalam penerapannya sesuai dengan kebutuhan didalam situasi bermain sepakbola. Hal ini sesuai pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Exspal Suhendri yang berjudul “ Hubungan Integensi dan Koordinasi Mata Kaki dengan
75
Keterampilan bermain Sepakbola “ menyatakan bahwa apabila seorang pemain mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi maka keterampilan bermain sepakbola cenderung lebih tinggi, sebaliknya apabila tingkat intelegensi seorang pemain rendah maka keterampilan sepakbola cenderung akan rendah. Kemampuan intelegensi ini akan terlihat juga pada saat siswa / pemain berlatih dan bermain, ada siswa yang cepat dalam menguasai suatu teknik dasar dan ada pula siswa/ pemain itu yang lambat untuk dapat menguasai teknik dasar sepakbola, begitu juga dalam bermain ada pemain cepat dalam mengambil keputusan dan juga ada yang lambat untuk mengambil tindakan dalam situasisituasi bermain sepakbola. Berlatih dengan metode modifikasi dalam bentuk permainan, tanpa disadari siswa lebih banyak aktif melakukan gerakan yang telah dilakukan secara berulang-ulang sehingga diharapkan akan lebih mampu mengembangkan teknik, yang sesuai kebutuhan dalam bermain sepakbola dan juga siswa akan mengenal situasi-situasi dasar yang terdapat saat bermain yaitu : bertahan, mengusai bola dan menyerang untuk meciptakan gol. Selanjutnya menurut Kiram, (2001: 36) mengatakan” metode Global lebih efisien dan efektif untuk usia anak sekolah dasar terutama untuk mengajarkan olahraga yang bersifat permainan”, artinya untuk permainan sepakbola lebih baik ajarkan/dilatih dalam bentuk bermain, karena siswa/ pemain pada usia ini mempunyai hasrat bermain yang tinnggi. Disamping itu berlatih dengan metode
modifikasi dalam bentuk
permainan, akan membuat pemain menemukan sendiri sehingga pemain akan
76
lebih memahami kaitan-kaitan teknik yang dipelajari untuk suatu permainan sepakbola. Metode ini juga akan
memberikan ruang bagi pemain untuk
memunculkan kreatifitas yang dapat diaplikasikan dalam permainan sepakbola. Melalui metode latihan modifikasi dalam bentuk permainan juga memberikan motivasi tersendiri kepada pemain/siswa karena latihan tersebut sudah mengarah pada tujuan permainan yang sebenarnya. Motivasi yang datang dari dalam diri siswa/pemaian secara otomatis akan muncul melalui latihan menggunakan metode modifikasi dalam permainan,
karena siswa dapat
menyalurkan hasrat ingin bermain dan bergerak yang merupakan kebutuhan alami anak usia remaja tersebut. Usaha yang mereka lakukan adalah untuk kepentingan kelompok bukan untuk kepentingan individu. Secara tidak langsung masing-masing indivu bertanggungjawab untuk melakukan gerakan dalam bermain agar teman dalam kelompok merasa puas dengan kemampuan yang dimiliki, apalagi pemain tersebut dapat menciptakan gol untuk kemenangan team mereka. Artinya motivasi individu dan kelompok sangat menonjol dalam permainan untuk mempertahankan keunggulan teamnya. Siswa/ pemain juga memilki kebutuhan berprestasi. Menurut Elida Prayetno (1989) “ ada siswa yang memilki motivasi rendah dan ada pula yang bermotivasi tinggi” Siswa/ pemain yang memiliki motivasi yang tinggi akan menunjukan keinginan untuk sukses lebih tinggi, yang akan berdampak pada pemain lain di dalam kelompoknya. Berdasarkan hasil penelitian juga didapatkan, hipotesis ketiga diterima kebenarannya,
setelah
membandingkan
kedua
metode
latihan
tersebut.
77
Terdapatnya perbedaan yang signifikan
tehadap keterampilan teknik dasar
sepakbola siswa SSB Cendana-Pekanbaru antara pendekatan latihan teknik elementer dengan latihan modifikasi dalam bentuk permainan pada akhir latihan setelah diberikan perlakuan selama 6 minggu (15 x Pertemuan) . Melihat dari besarnya perbedaan mean kedua kelompok tersebut , maka melalui metode modifikasi dalam bentuk permainan memberikan pengaruh yang lebih baik jika dibandingkan dengan latihan metode elementer. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata waktu yang diperoleh oleh kelompok pendekatan modifikasi dalam bentuk permainan terdapat meansnya sebesar 9.66 detik sedangkan kelompok yang dilakukan melalui pendekatan elementer didapat meannya sebesar 9.96 detik terjadi peningkatan rata-rata 0.30 detik sedangkan hasil analisis uji t adalah 11.09
dengan taraf signifikan 0.05 didapat t
tabel
=
2.14 pada dk (n-1) = 2.14. Permainan sepakbola merupakan olahraga yang harusnya didukung oleh teknik yang baik agar permainan ini lebih menarik. Di dalam melatih keterampilan bermain sepakbola pemain harus dapat menyesuaikan gerakan dalam perubahan situasi yang sering kali harus dilakukan dengan cepat dan respon yang efektif,
memiliki banyak tindakan yang berbeda serta harus
memiliki motivasi yang tinggi. Dengan modifikasi dalam bentuk permainan anak akan merasakan situasi yang berbeda-beda, tempo permainan, mempersepsikan gerakan yang akan dilakukan serta pengambilan keputusan dengan tepat dan cepat untuk dapat menciptakan gol. Dalam metode modifikasi bermain pemain juga akan dihapkan pada berbagai situasi yang membuatnya mendapat tantangan
78
untuk menguasai situasi tersebut. Situasi dalam bermain ini akan memberikan peluang bagi pemain untuk mengembangakan kemampuan berfikir dan bertindak secara tepat. Untuk itu pemain harus dapat mengusai keterampilan teknik dasar secara baik, karena kesalahan dalam melakukan suatu teknik akan memberikan resiko kehilangan bola untuk teamnya. Contohnya bila terjadi kesalahan dalam melakukan passing bola maka bola akan dikuasai oleh lawan . Pemain juga harus memiliki motivasi yang datang dari dalam diri sendiri yang akan muncul dengan menggunakan pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan. Karena hasrat ingin bermain dan bergarak pemain pada usia ini sangat tinggi sekali, yang akan memotivasi mereka untuk melakukan gerakan teknik bermain sepakbola secara individu maupun untuk taem. Secara tidak langsung seorang pemain juga akan merasa bertanggungjawab dalam melakukan gerakan agar teman dalam team merasa puas dengan kemampuan yang dia miliki, yang akan memicu pemain untuk bermain sebaik mungkin. Melalui pendekan latihan elementer, program latihan sudah ditentukan oleh pelatih, sehingga apa yang akan dilakukan telah diatur secara tersruktur sehingga kurang memberi peluang pada pemain untuk berfikir secara kreatif. Karena gerakan yang akan dilakukan sudah disusun sedemikian rupa, pemain akan melakukan sesuai dengan petunjuk yang diberikan pelatih. Kreatifitas pemain kurang muncul karena seorang pemain harus lama menunggu giliranya untuk melakukan tugas gerakan tersebut. Dalam menunggu giliran tidak ada aktifitas pemain selain hanya memperhatikan
temannya melakukan suatu
gerakan. Hal ini dapat menimbulkan kebosanan kepada pemain, apalagi fasilitas
79
bola yang tersedia sangat sedikit, sehingga pemain tersebut harus menunggu lama untuk menunggu giliranya. Rendahnya kemampuan pengusaan teknik dasar melalui pendekan metode elementer juga disebabkan kurang bersemangatnya pemain dalam melakukan latihan karena gerakan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menimbulkan membosankan. Dengan demikian, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara jelas terdapat perbedaan yang berarti antara kedua pendekan metode elementer dan modifikasi dalam bentuk permainan. Pendekan latihan modifikasi dalam bentuk permainan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pemain yang dilatih melalui pendekan elementer. E. Keterbatasan Penelitian Penulis dalam melakukan penelitian ini berusaha untuk menjaga hal-hal yang mungkin dapat mengurangi kualitas hasil dari sebuah penelitian, namun sebagai manusia
penulis juga
tak luput dari kekurangan dan keterbatasan.
Adapun keterbatasan tersebut antara lain : 1. Sewaktu siswa melakukan tes, kemungkinan ada diantara mereka yang kurang serius sehingga kemampuan maksimalnya kurang tergambar dengan sempurna, walaupun penggunaan instrumen dilakukan dengan teliti. 2. Tidak adanya variabel lain sebagai pengontrol dalam penelitian ini, sehingga mungkin ada variabel lain yang dapat mempengaruhi keterampilan bermain sepakbola.
80
3. Keadaan gizi pemain
tidak dapat dikontrol
karena
mereka memiliki
keadaan sosial ekonomi yang berbeda, walaupun telah diberitahukan untuk memakan makanan yang bergizi. 4. Terbatasnya literatur yang ada untuk bahan bacaan sehingga ada hal- hal yang kurang tepat dan terjadi diluar dugaan penulis. 5. Keadaan cuaca yang berubah-ubah dan cukup panas pada saat latihan sehingga jadwal latihan
tidak tepat waktu, namun waktu berakhirnya
latihan juga dilakukan mundur dari jadwal yang seharusnya.
81
81
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasrkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan keterampilan tehnik dasar sepak bola siswa SSB Cendana Pekanbaru antara awal
perlakuan dengan akhir
perlakuan melalui pendekatan elementer. Dengan kata lain pendekatan latihan elementer memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepak bola siswa SSB Cendana Pekanbaru. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan keterampilan teknik dasar sepak bola siswa SSB Cendana Pekanbaru anatara awal perlakuan dengan akhir perlakuan melalui pendekatan
modifikasi
dalam bentuk permainan.
Dengan kata lain pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepak bola siswa SSB Cendana Pekanbaru. 3. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan latihan elementer
dengan
modifikasi
dalam
bentuk
permainan
terhadap
peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola siswa SSB Cendana Pekanbaru. 4. Pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan sama-sama memberikan peningkatan terhadap penguaan teknik dasar permainan sepakbola, tetapi metode modifikasi dalam bentuk permainan memberikan
82
peningkatan yang lebih tinggi dari pada pendekatan metode elementer pada SSB Cendana Pekanbaru. 5. Metode modifikasi dalam bentuk permainan tersebut juga dapat memberikan suasana baru bagi pemain yang selama ini merasa kaku dan monoton, berubah menjadi menjadi menyenangkan, realistis dan tidak membosankan. 6. Mengajarkan teknik dasar bermain sepakbola menggunakan metode elementer cocok bagi pemain pemula dan usia dini akan lebih mudah untuk mengusai teknik dan skill dalam bermain sepakbola. 7. Mengajarkan teknik dasar bermain sepakbola menggunakan metode modifikasi dalam bentuk permainan cocok bagi siswa/pemain yang telah menguasai tehnik bagian, sehingga dapat mengembangan teknik, taktik dan skill dalam bermain sepakbola. 8. Metode modifikasi dalam bentuk permainan memberi kesempatan pada pemain untuk berinteraksi dengan teman, pelatih dan lingkungannya serta dapat pula menyelesaikan
program latihan yang disesuiakan dengan
perkembangan dan tingkat kematangannya. B. Implikasi. Hasil penelitian menunjukan bahawa pendekatan latihan elementer dan modifikasi dalam bentuk permainan sama-sama dapat meningkatan keterampilan teknk dasar sepak bola pada sswa SSB Cendana Pekanbaru. Kedua pendekatan ini sama - sama dapat dipergunakan dalam melatih tehnik dasar sepak bola pada pemain usia dini dan remaja. Metode elementer dapat diterapkan pada
83
pengenalan teknik dasar pada pemain dan bila pemain telah mengenal teknik secara elementer, pelatih mengembangkan penguasan teknik dasar pada tingkat yang lebih tinggi dengan menggunakan metode modifikasi dalam permainan. Siswa SSB adalah siswa yang masih berusia anak-anak, mereka masih senang bermain maka pendekatan latihan modifikasi dalam bentuk permainan sangat baik digunakan untuk menigkatkan keterampilan tehnik dasar sepakbola, karena siswa telah dihadapkan pada situasi bermain yang sebenarnya dan juga menuntut pemecahan masalah dari siatuasi tersebut. Sebagai pelatih dalam menjarkan teknik dasar bermain sepak bola harus juga memiliki model-model pendekatan modifikasi dalam bentuk permainan yang bervariasi sehingga siswa tidak merara bosan dan jenuh dalam melakukan latihan. Artinya sebagai guru penjasorkes di sekolah juga harus memperkaya diri dengan berbagai bentuk metode modifikasi dalam bentuk permainan sepak bola sebagai bahan untuk mengajar teknik dasar sepak bola. Bila kita lihat dari kurkulum Sekolah Sepak Bola (SSB) yang dibuat dan dikembangkan oleh pelatih maupun guru penjasorkes banyak yang dirancang dalam bentuk terpisah-pisah dalam mengajarkan teknik dasar sepak bola kepada siswanya maka pendekatan modifikasi dalam bentuk permainan ini dapat juga dapat dipakai untuk menyempurkan kurikulum tersebut. Hal ini juga tidak akan terlepas dari situasi dan kondisi serta banyak variasi latihan maupun tujuan yang ingin dicapai dalam latihan tersebut, serta dalam memilih pendekan yang cocok digunakan dalam mengajar dan melatih siswa SSB.
84
C. 1.
Saran Pelatih dalam membentuk team haruslah dapat mengembangkan berbagai bentuk modifikasi dalam bentuk permainan dalam melatih pemainnya dalam menguasai teknik dasar bermain sepakbola karena pendekatan ini lebih mengarah pada permainsepak bola yang sebenarnya.
2.
Sebagai guru Penjasorkes agar dapat juga merancang dan mempedomani pendekatan modifikasi dalam bentuk pemainanan ini dalam mengajarkan tehnik dasar sepak bola agar lebih cepat dalam menguasai keterampilan dasar sepak bola pada siswanya.
3.
Kepada siswa//pemain dalam menerapkan pendekatan modifikasi dalam bentuk permaiinan ini agar selalu mematuhi aturan dan pentunjuk yang disampaikan oleh pelatih /guru agar tujuan latihan dapat dicapai secara optimal.
4.
Sebagai peneliti, karena keterbatasan penelitian dan masih kecilnya ruang linkup serta sedikitnya sampel, maka bagi peneliti yang lain yang mau melanjutkan dengan item yang sama sebaiknya memakai kelompok yang lebih banyak.
.
85
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Chlid Marbuko. 2001, Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Burni Aksara. Bauer, Gerhard. 1986. Futball perfekt. Munchen. ,lerman Bompa, Tudor. 1994. Theory And Metodologi Of Training, The Key To Atletic Performance. Debuge Lowa : Kendall/Hunt Publishing. Compeny. Coever, Well. 1989. Sepak Bola Program Pembinaan Pemain Idealocal. Jakarta : PT. Gramedia. Collinns, D. Ray Patrik B.Hodges. 1978. Spore Skills Test And Measurement. Charles C Thomas : Publisher USA Dimyati. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Proyek Pernbinaan dan Peningkatan Mutu "tenaga Kependidikan : Dirjen Dikti Depdikbud. Dinata, Marta. 2007. Dasar – dasar Mengajar Sepakbola. Jakarta.Penerbit”Cerdas Jaya”. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta Dirjen Dikti Depdikbud. Hutasuhut, Chairuddin, 1985,Teori Pengajaran Olahraga Sekolah, Fakultas Ilmu Keolahragaan Univeristas Negeri Padang. Hp. Suharno 1982. Ilmu Kepelatihan Olahraga Yogyakarta : FPOK IKIP..lakarta. Irsyad, Rosida. 2007. Making It Real “Keterampilan bermain sepak bola David Bechkam : On Read – Books Publisher. Kiram, Yanuar. 2001. Belajar Gerak dan Belajar Melalui Gerak Dalam Pendidikan Jasmani. Padang : Fakultas Ilmu Keolahragaan Univeristas Negeri Padang. ...............1994. Teori – teori Belajar dan Implementasinya Kedalam Pembelajaran Keterampilan Motorik Olahraga. Padang : FPOK IKP. .................2001. Metode Pembelajaran Keterakmpilan Motorik Dasar Bagi Anak-Anak Sekolah Dasar. Padang : Universitas Negeri Padang.
86
Luxbacher, Joe.2004. Taktik dan Teknik Bermain Sepakbola. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Laimana, Johanis Julius. 1999. Pengaruh Modifikasi Bentuk Permainan Terhadap Penguasaan keterampilan Teknik Dasar Permainan Bola Voli. Bandung IKIP Lutan, Rusli. 1993. Pengembangan Model Pentahapan Tugas gerak Untuk Jenjang Pendidikan Dasar Kajian Teroritis dan Kajian Empiris. Bandung : FPOK IKIP. Mazuardi, 2003, “ Pengaruh Pembelajaran Metode Elementer dan Metode Global Terhadap Keterampilan Bermain Sepakbola”, Tesis, Pascasarjana UNP Padang. Muctar, Remy. 1992. Olahraga Pilihan Sepak Bola. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti. Nugraha, Ubaidahlah, 2008: Republik Gila Bola. PT. Cahaya Intan Suci, Jakarta. Nurhasan, 2001: Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani Prinsip-Prinsip dan Penerapannya.Jakarta: Dirjen Olahraga Depdiknas. Pasca Sarjana UNP. 2004. Petunjuk Penulisan Tesis. Padang: UNP Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. 2001. Buku Panduan Pelatih C. Jakarta : PSSI Tehnical Departement Purbodjati. Ngasmain. 1997. Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Usia Dini sebagai Alternatif Pemberdayaan Sub Sistim Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: IKIP Bandung. Pate. Rotella, M CLenaghan. 1993. Dasar-dasar Ilmiah kepelatihan.Terjemahan Semarang :IKIP Press. Rahantoknam, BE. 1988. Belajar Motorik Teori dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: P2LPTK Dirjen Dikti Depdikbud. Sukatamsi, 1984. Teknik dasar Bermain Sepak Bola. Solo: Tiga Serangkai .....................2001. Permainan Besar I Sepak Bola. Jakarta: Universitas Terbuka Sugiyanto, 1993. Belujar Gerak. Jakarta: KONI Pusat Pendidikan/Penataran.
87
Suwirman. 1996. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Koordinasi Mata dan Kaki Terhadap Hasil Belajar Sepak Bola. Jakarta : IKIP. Sujana, 1997. Metode Statistika. Bandung: Transito ...................1994. Desain dan Analisis Aksperimen. Bandung : Transito. Syafruddin.1992.Pengantar Ilmu Melatih: FPOK Padang IKIP Padang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Kementrian Negara dan Pemuda Olahraga RI. Toho, M Cholik. Rush Lutan (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Buku Teks DII PGSD Jakarta : Dikti Depdikbud. Toho, M Cholik. Ciusril (2004). Perkembangan Motorik Pada Masa Anak-Anak. Direktorat Jenderal Olahraga DEPDIKNAS.Jakarta. Yusuf, A, Muri. 2007. Dasar – dasar Penyelidikan Ilmiah. Universitas Negeri Padang. Padang.
88
88
Lampiran 1 Data uji coba (test-retest) Keterampilan Teknik Dasar Sepak Bola ( kelompok siswa lain yang kemampuannya sama)
rxy =
rxy =
rxy =
rxy=
rxy =
No
X
Y
X2
Y2
XY
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Jumlah
12.94 11.12 11.36 12.11 12.61 14.84 13.12 10.69 14.31 12.98 13.48 13.66 10.29 12.44 11.23 14.27 201.45
13.1 11.28 11.47 12.6 13.1 15.58 13.43 10.89 14.53 12.41 13.58 14.25 10.37 12.21 11.05 14.58 204.43
167.4436 123.6544 129.0496 146.6521 159.0121 220.2256 172.1344 114.2761 204.7761 168.4804 181.7104 186.5956 105.8841 154.7536 126.1129 203.6329 2564.394
171.61 127.2384 131.5609 158.76 171.61 242.7364 180.3649 118.5921 211.1209 154.0081 184.4164 203.0625 107.5369 149.0841 122.1025 212.5764 2646.381
169.514 125.4336 130.2992 152.586 165.191 231.2072 176.2016 116.4141 207.9243 161.0818 183.0584 194.655 106.7073 151.8924 124.0915 208.0566 2604.314
n∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
[n∑ X
2
][
− (∑ X ) 2 n∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
]
16(2604.314) − (201.45)(204.43)
}
16(2564.3939) − (201.45) 2 16(2646.381) − (204.43) 2
}
41669.024 − 4182.4235
41030.3024 − 40582.1025}42342.0864 − 41791.6249}
486.6005 488.19999(550.4615) 486.6005 246716.7893
rxy =
486.6005 = 0.97 496.7050
89
Lampiran 2
Data Awal Tes Keterampilan Teknik Dasar Sepak Bola No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
WAKTU 1 9.94 9.75 10.12 9.78 9.96 8.46 8.7 10.96 12.45 11.55 10.42 9.77 9.86 10.78 9.72 9.62 11.34 12.73 10.64 12.18 12.42 13.34 9.24 12.14 16.6 12.33 13.28 8.93 9.06 11.72
2 10.16 13.05 9.48 9.81 9.63 9.24 8.15 10.87 11.22 10.74 9.14 10.9 10.12 9.44 9.00 11.53 12.44 11.82 11.29 11.52 9.99 13.42 9.43 10.7 12.24 11.16 14.08 9.21 11.12 11.06
RATA-RATA 10.05 11.40 9.80 9.80 9.80 8.85 8.43 10.92 11.84 11.15 9.78 10.34 9.99 10.11 9.36 10.58 11.89 12.28 10.97 11.85 11.21 13.38 9.34 11.42 14.42 11.75 13.68 9.07 10.09 11.39
90
Lampiran 3 Data Awal Tes Keterampilan Teknik Dasar Sepak Bola Menurut Ranking No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
WAKTU (detik) 1 8.7 8.46 8.93 9.24 9.72 10.42 9.78 9.96 10.12 9.86 9.94 9.06 10.78 9.77 9.62 10.96 10.64 11.55 12.42 11.72 9.75 12.14 12.33 12.45 12.18 11.34 12.73 13.34 13.28 16.6
2 8.15 9.24 9.21 9.43 9.00 9.14 9.81 9.63 9.48 10.12 10.16 11.12 9.44 10.9 11.53 10.87 11.29 10.74 9.99 11.06 13.05 10.7 11.16 11.22 11.52 12.44 11.82 13.42 14.08 12.24
RATA-RATA (detik) 8.43 8.85 9.07 9.34 9.36 9.78 9.80 9.80 9.80 9.99 10.05 10.09 10.11 10.34 10.58 10.92 10.97 11.15 11.21 11.39 11.40 11.42 11.75 11.84 11.85 11.89 12.28 13.38 13.68 14.42
91
Lampiran 4 DATA AWAL KELOMPOK PENDEKATAN ELEMENTER WAKTU (detik) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 RATA-RATA (detik) 8.7 8.15 8.43 9.24 9.43 9.34 9.72 9.00 9.36 9.96 9.63 9.80 10.12 9.48 9.80 9.06 11.12 10.09 10.78 9.44 10.11 10.96 10.87 10.92 10.64 11.29 10.97 11.72 11.06 11.39 9.75 13.05 11.40 12.45 11.22 11.84 12.18 11.52 11.85 13.34 13.42 13.38 13.28 14.08 13.68 RATA-RATA 10.8 DATA AWAL KELOMPOK PENDEKATAN MODIFIKASI
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
WAKTU (detik) 1 8.46 9.24 8.93 9.21 10.42 9.14 9.78 9.81 9.86 10.12 9.94 10.16 9.77 10.9 9.62 11.53 11.55 10.74 12.42 9.99 12.14 10.7 12.33 11.16 11.34 12.44 12.73 11.82 16.6 12.24 RATA-RATA
2
RATA-RATA (detik) 8.85 9.07 9.78 9.80 9.99 10.05 10.34 10.58 11.15 11.21 11.42 11.75 11.89 12.28 14.42 10.8
92
Lampiran 5
Tes Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola
93
Lampiran 6
Perincian Jadwal Latihan
HARI
APRIL
MARET
Senin
1
8
15
22
29
5
12
19
26
Selasa
2
9
16
23
30
6
13
20
27
Rabu
3
10
17
24
31
7
14
21
28
Kamis
4
11
18
25
1
8
15
22
29
Jumat
5
12
19
26
2
9
16
23
30
Sabtu
6
13
20
27
3
10
17
24
Minggu
7
14
21
28
4
11
18
25
Keterangan 1
: Tes Pengelompokan/pre test
: Tes Akhir
: Latihan
94
Lampiran 7.
Desain Metode Pendekatan Elementer dan Modifikasi Minggu
1
Kelompok I Pendekatan Elementer
Kelompok II Pendekatan Modifikasi
Jumlah Hari Pertemuan
Waktu Latihan
Teknik pasing bola jarak Permainan sepak 3 x /minggu Pendahuluan pendek bola dilapangan Rb,Jum,Sn Inti kecil Penutup
: l5 mnt : 60 mnt : 15 mnt 90 mnt
2
Kombinasi jarak pendek Permainan sepak 2 x /minggu Pendahuluan dan menengah bola dilapangan Rb,Jum Inti kecil Penutup
: l5 mnt : 60 mnt : 15 mnt 90 mnt
3
Teknik menendang bola Permainan sepak 3 x /minggu Pendahuluan ke gawang bola dilapangan Sn,Rb,Jum Inti kecil Penutup
: l5 mnt : 60 mnt : 15 mnt 90 mnt
4
Teknik mendribel bola Permainan sepak 3 x /minggu Pendahuluan bola dilapangan Sn,Rb,Jum Inti kecil Penutup
: l5 mnt : 60 mnt : 15 mnt 90 mnt
5
Teknik menenahan dan Permainan sepak 2 x /minggu Pendahuluan mengontrol bola bola dilapangan Sn,Rb Inti kecil Penutup
: l5 mnt : 60 mnt : 15 mnt 90 mnt
6
Teknik menyundul bola Permainan sepak 2 x /minggu Pendahuluan (heading bola) bola dilapangan Jum,Sn Inti kecil Penutup
: l5 mnt : 60 mnt :15 mnt 90 mnt
15 minggu
95
Lampiran 8.
JADWAL LATIHAN ELEMENTER DAN MODIFIKASI PERMAINAN SISWA SSB CENDANA PEKANBARU NO
HARI TANGGAL
MATERI
1 I
2 Senin 1-3-2010
3 Tes Awal
II
Rabu 3-3-2010
Passing jarak pendek
III
IV
Jumat 5-3-2010
Passing jarak pendek
Senin 8-3-2010
Passing jarak menengah
PENDEKATAN LATIHAN TEKNIK ELEMENTER 4 A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan B. Tes awal (pre test) keterampilan sepak bola C. Latihan penutup A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan B. Latihan Inti 1. Siswa melakukan passing pendek saling berhadapan jarak 5m menggunakan sisi kaki bagian dalam.
PENDEKATAN LATIHAN MODIFIKASI PERMAINAN 5 Setiap siswa sampel mengikuti tes awal (pre test) keterampilan sepakbola
A. LatihanPendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan B. Latihan Inti
1. Siswa bermain 4 vs 2 pada lapangan 15m x 5m mempergunakan passing pendek. 2. Siswa melakukan passing jarak 3. Siswa bermain 3vs3 pada 5m sampai 7m dengan sisi kaki lapangan 15mx15m bagian dalam. menggunakan teknik passing pendek. 4. Siswa bermain 5vs5 pada 3 Siswa melakukan passing saling lapangan 30m x 30m dibantu 2 berhadapan jarak 7m sampai orang pemain netral dengan 10m dengan kura-kura kaki. teknik passing pendek. C. Latihan penutup A.Latihan Pendahuluan A.Latihan Pendahuluan 1.Pemanasan 1.Pemanasan 2.Peregangan 2.Peregangan 3.Pelemasan 3.Pelemasan B. Latihan Inti B. Latihan Inti Materi latihan dan organisasi Materi latihan dan organisasi sama dengan pertemuan ke-II sama dengan pertemuan ke-II C. Latihan penutup C.Latihan penutup A.Latihan Pendahuluan A. Latihan Pendahuluan 1.Pemanasan 1. Pemanasan 2.Peregangan 2. Peregangan 3.Pelemasan 3. Pelemasan B. Latihan Inti B. Latihan Inti 1.Siswa melakukan passing saling berhadapan dengan jarak 1. Siswa bermain 2vs2 dengan 15m dengan sisi kaki bagian dua pemain netral pada dalam. lapangan 30m x 30m, setelah mengontrol bola, melakukan passing jarak 10m sampai 15m kepada teman atau pemain
96
2. Siswa melakukan passing saling berhadapan dengan jarak 15m dengan sisi kaki bagian luar.
3. Siswa melakukan passing saling berhadapan dengan jarak 15m dengan kura-kura kaki.
V
Rabu 10-3-2010
VI
Jumat 12-3-2010
netral lalu bergerak ke daerah kosong 2. Siswa bermain 3vs3 dengan 1 pemain netral pada lapangan 30m x 30m setelah melakukan passing kepada teman atau pemain netral dengan jarak 10 sampai 15 meter bergerak ke daerah kosong. 3. Dua regu bermain pada lapangan 40m 40m, (regu A3vs3 dan regu B3vs3) setelah bola terkontrol melakukan passing pada teman jarak 10m sampai 15m.
4. Siswa melakukan passing dengan sisi kaki dalam dan sisi kaki luar berhadapan jarak 15m C.Latihan penutup Kombinasi A.Latihan Pendahuluan A. Latihan Pendahuluan passing 1. Pemanasan 1. Pemanasan jarak 2. Peregangan 2. Peregangan pendek dan 3. Pelemasan 3. Pelemasan menengah B. Latihan Inti B. Latihan Inti 1. Siswa melakukan passing bola jarak pendek saling 1. Siswa bermain pada lapangan berhadapan dengan teman 30m x 30m 2vs2 dengan 2 jarak 5m dengan sisi kaki pemain netral bermain bola bagian dalam, setelah lima kali passing pendek 4 kali pelaksanaan jarak siperjauh sentuhan, lalu sentuhan ke-5 sampai 10m. bola dipassing jarak 15m sampai 20m kepada teman yang bergerak ke daerah kosong. 2. siswa melakukan passing bola 2. Sama dengan permainan di atas tetapi sentuhan bola pendek jarak pendek saling dikurangi menjadi 3 kali lalu berhadapan dengan teman dilakukan passing jarak 15m jarak 10m dengan kura-kura sampai 20m kepada temannya. kaki, setelah 10 kali passing jarak diperjauh jadi 15. 3. Siswa 2 orang saling 3. Dua regu bermain pada berhadapan (X1 dan X2) jarak lapangan 50m x 60m (regu A 5m, dan 2 orang lagi (Y1 dan 3vs3 regu B 3vs3), masingmasing regu melakukan Y2) juga saling berhadapan passing pendek 3 kali, lalu dengan jarak 5m lalu untuk passing yang ke-4 bola melakukan passing bola dipassing kepada salah seorang pendek. Seterusnya X1 passing temannya yang bergerak bola atas pada Y1 jarak 15m kelpangan kosong jarak 15m sampai 20m melewati X2 sampai 20m. berikutnya Y1 melakukan C.Latihan penutup latihan yang sama dengan X1. C. Latihan penutup Kombinasi A. Latihan Pendahuluan A. Latihan Pendahuluan passing 1. Pemanasan 1. Pemanasan jarak 2. Peregangan 2. Peregangan
97
pendek dan menengah. B.
VII
Senin 15-3-2010
C. Menendang A. bola ke gawang B. 1.
Siswa latihan menendang bola diam ke gawang secara bergantian jarak 12m.
2.
Siswa latihan menendang bola bergulilr ke depan ke gawang bergantian jarak 12m.
3.
Siswa latihan menendang bola bergulir dari depan ke gawang secara bergantian jarak 15m.
4.
Siswa latihan menendang bola bergulir dari samping ke kiri ke gawang jarak 12m.
5.
VIII
Rabu 17-3-2010
IX
Jumat 19-3-2010
3. Pelemasan Latihan Inti Materi latihan dan organisasi sama dengan pertemuan ke-V Latihan penutup Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan Latihan Inti
3. Pelemasan B. Latihan Inti Materi latihan dan organisasi sama dengan pertemuan ke-V C.Latihan penutup A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan B. Latihan Inti 1. Bermain adu tembak menendang bola bergulir dari depan, darin samping kiri, dan samping kanan ke gawang. Setiap bola yang masuk ke dalam gawang, pemain menendang memperoleh 1 poin. 2. Bermain 3vs3 dengan dua orang pemain netral pada lapangan 30m x 25m dengan gawang di tengah lapangan. 3. Siswa bermain 3vs3 dengan 4 pemain netral sebagai tembok pantul pada lapangan 30m x 30m memakai satu gawang di tengah lapangan. Pemain netral masing-masingnya menempati gar is sisi melebar dan 4. Menanjang lapangan yang selalu bergerak dan berpihak kepada regu yang menguasai bola. Jika ada peluang, tendangan kegawang harus dilakukan dengan secermat mungkin.
Siswa latihan menendang bola bergulir dari samping kanan kegawang jarak 12m. C.Latihan penutup Menendang A. Latihan Pendahuluan A. Latihan Pendahuluan bola ke 1. Pemanasan 1. Pemanasan gawang 2. Peregangan 2. Peregangan 3. Pelemasan 3. Pelemasan B. Latihan Inti B. Latihan Inti Materi dan organisasi latihan Materi dan organisasi latihan sama dengan pertemuan ke-VII sama dengan pertemuan keVII C. Latihan Penutup C. Latihan Penutup 1. Siswa bermain 4vs4 dengan 2 Menendang 1. Siswa menendang bola ke pemain netral dalam lapangan ke gawang gawang dilambungkan berukuran 40m x 30m sendiri dari jarak 10m.
98
2.
Siswa menendang bola ke gawang dilambungkan teman dari samping kanan.
3.
X
Senin 24-3-2010
Mendribel bola
Siswa menendang bola ke gawang dilambungkan temandari samping kiri. 4. Siswa menendang bola drop kick ke gawang yang dilambungkan sendiri. C.Latihan penutup A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan B. Latihan Inti 1. Siswa medribel bola lurus ke dapan dengan kura-kura kaki kearah teman didepannya sejauh 10m.
memakai 2 gawang mini berhadapan, dimana setiap regu berusaha mencari kesempatan menendang bola ke gawang dan setiap ada peluang harus melakukannya. 2. Siswa bermain 6vs6 dengan satu pemain netral dalam lapangan 40m x 30m memakai dua gawang mini berhadapan. Setiap regu yang memiliki peluang harus melakukan tendangan ke gawang seefektif mungkin.
2. Siswa mendribel bola lurus ke depan dengan sisi kaki bagian dalam kearah teman di depannya sejauh 10m.
3. Tiga kelompok siswa berbaris berbanjar saling berhadapan dengan jarak 8 meter. Seterusnya regu I mendribel bola keregu II yang kemudian melakukan latihan yang sama dengan regu I secara bertahap kecepatan mendribling bola ditingkatkan. 4. Siswa A melakukan latihan mendribel bola kedepan, saat bersaan siswa B maju ke depan. Saat bertemu siswa B mengambil bola dari A dan melakukan latihan yang sama
A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan B. Latihan Inti 1. dengan satu orang pemain netral pada lapangan 15m x 15m dengan target masingmasing pemain berusaha menyentuh garis melebar lapangan. 2. Siswa bermain mendribing bola 2vs2 dengan 2 orang pemain netral pada lapangan 15m x 15m dengan target menyentuh garis melebar lapangan , dan setiap melewati lawan harus dengan mendribel bola. 4. Bermain mendribel bola 5vs5 dengan 2 orang pemain netral pada lapangan 30m x 30m dengan target bola menyentuh garis melebar lapangan, dan setiap melewati lawan harus dengan mendribel bola.
5. Enam siswa bermain mendribel bola pada lapangan 15m x 15m. masingmasingnya berusaha melindungi bola dan mencuri bola yang dikuasai temannya
99
dengan A. C.Latihan penutup XI
Rabu 24-3-2010
Mendribel bola
A.
Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan B. Latihan Inti 1. Melakukan dribling kedepan melewati rintangan secara berliku-liku. Secara bertahap jarak antar pancang dikurangi ketemu target lakukan gerak tipu. 2.
XII
Jumat 26-3-2010
Mendribel bola
melalui sentuhan kearah luar lapangan permainan. C.Latihan penutup A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan B. Latihan Inti 1. Siswa bermain mendribling bola pada lapangan 10m x 10m dengan jumlah pemain 4 orang. Satu orang pemain mendribling bola dengan tidak bersentuhan antara satu pemain dengan pemain lain. 2. Siswa bermain 3vs3 dengan satu orang pemain netral pada lapangan 20m x 20m, pakai 2 gawang kecil, saat melewati lawan melakukan gerak tipu. Peraturan : saat bola dikuasai regu A, pemain regu B hanya boleh membayangi. 3. Organisasi bermain sama dengan pemain 1 tetapi pemain yang kalah bola sudah boleh mengganggu, bola bisa dirampas dari lawan bila diluar kontrolnya. C.Latihan penutup
Setiap pemain menempati satu sudut, kemudian mendribling bola ketarget di tengah lapangan dan melakukan shielding, selanjutnya secara bersamaan melakukan dribbling bola ke sudut lain searah jarum jam. 3. Satu orang pemain mendribling bola kedepan dengan teknik gerakan cepat, kemudian pada posisi yang ditentukan (target) merobah arah dan melanjutkan mendribling bola keposisi yang berbeda. C.Latihan penutup A. Latihan Pendahuluan A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 1. Pemanasan 2. Peregangan 2. Peregangan 3. Pelemasan 3. Pelemasan B. Latihan Inti B. Latihan Inti 1. Dua orang siswa secara bersamaan dari posisi 1. Materi dan organisasi latihan berhadapan mendribling bola sama dengan pertemuan XII, dengan kaki kanan menuju tetapi kedua regu sudah samatarget dan pada saat sampai sama aktif bila bertemu lawan, pada target melakukan gerak bola ditarik (kepping) dengan tipu dan seterusnya sisi kaki luar. melanjutkan mendribling bola ketarget didepannya. 2. Bermain mendribel bola pada 2. Dua orang siswa secara lapangan 30m x 30m 4vs4 bersamaan dari posisi dengan 2 orang pemain server berhadapan mendribling bola dan dua orang pemain dengan kaki kiri menuju satu tembok. Setiap melewati target dan pada saat sampai pemain lawan harus didahului pada target melakukan gerak dengan gerak tipu dan tipu dan seterusnya dilanjutkan dengan melanjutkan mendribling mendribling bola. bola ke target didepannya. 3. Dua orang siswa melakukan 3. Bermain mendribel bola pada
100
mendribling bola dari arah yang berlawanan menuju satu titik, lalu menarik bola dengan sisi kaki bagian dalam, dan seterusnya melanjutkan mendribling bola ke posisi semula.
XIII
Senin 29-3-2010
4. Organisasi latihan sama dengan organisasi 3, tetapi saat ketemu teman bola ditarik dengan sisi kaki bagian luar. C.Latihan penutup Menahan A. Latihan Pendahuluan A. Latihan Pendahuluan dan 1. Pemanasan 1. Pemanasan mengontrol 2. Peregangan 2. Peregangan bola 3. Pelemasan 3. Pelemasan B. Latihan Inti B. Latihan Inti 1.
Pemain A berdiri berhadapan dengan pemain B pada jarak 5m, lalu pemain B menggelindingkan bola dengan tangan kearah pemain A. bola ditahan dan dikontrol pemain A. kemudian pemain A. melakukan hal yang sama untuk bermain B. 2. Masing-masing pemain memegang bola kemudian melambungkan sendiri didepannya kemudian menahan dan mengontrol bola setelah menyentuh tanah. 3. Organisasi latihan sama dengan 1, tetapi bola dilambungkan dari jarak 5 meter, pemain A menahan dan mengontrol bola saat diudara dengan kaki. C.Latihan penutup
XIV
Rabu 31-3-2010
lapangan 30m x 30m 8vs8 dengan 2 pemain netral saling mencuri bola lawan, masingmasing pemain memiliki satu buah bola. Regu terakhir yang terbanyak tinggal di lapangan menguasai bola dinyatakan sebagai pemenang. C.Latihan penutup
Menahan A. dan mengontrol bola B.
Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan Latihan Inti
1. Bermain pada lapangan 10m x 10m 4 vs 2 dengan bebas sentuhan bagi pemain yang menguasai bola.
2. Bermain pada lapangan 10m x 10m 3vs2 dengan tiga kali sentuhan bagi pemain yang menguasai bola.
3. Bermain pada lapangan 10m x 10m 3vs2 dengan empat kali sentuhan bagi pemain yang menguasai bola.
4. Bermain pada lapangan 10m x 10m 3 vs 3 dengan satu pemain netral tiga kali sentuhan bagi pemain yang menguasai bola. C.Latihan penutup Materi dan organisasi latihan sama dengan pertemuan ke-XIII A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan
101
B. Latihan Inti XV
Jumat 2-4-2010
Heading
A.
Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 2. Peregangan 3. Pelemasan B. Latihan Inti 1. Latihan menyundul bola atas yang dilambungkan teman dalam posisi duduk 2.
3.
XVI
Senin 5-4-2010
Heading
Latihan menyundul bola atas yang dilambungkan teman dalam posisi duduk
1. Bermain pada lapangan 15m x 15m 4 vs 2, regu yang menguasai bola melambungkan bola pada salah seorang temannya kemudian temannya mengembalikan kepada pemain lain dengan sundulan kepala. 2. Bermain pada lapangan 15m x 15m 4 vs 2, regu yang menguasai bola melambungkan bola pada salah seorang temannya dengan tangan, kemudian temannya mengembalikan bola kepada pemain lain dengan sundulan kepala. C.Latihan penutup
Latihan menyundul bola atas yang dilambungkan teman dalam posisi melutut 4. Latihan menyundul bola atas yang dilambungkan teman dalam posisi melompat 5. Latihan menyundul bola dengan posisi awal membelakangi teman. C.Latihan penutup A. Latihan Pendahuluan A. Latihan Pendahuluan 1. Pemanasan 1. Pemanasan 2. Peregangan 2. Peregangan 3. Pelemasan 3. Pelemasan B. Latihan Inti B. Latihan Inti 1. Latihan menyundul bola sambil berlari yang 1. Bermain pada lapangan 15m x dilambungkan teman dari 15m 4 vs 3, tetapi pemberian depan. bola kepada teman melalui kaki. Teman yang menerima bola mengembalikan bola kepada temannya dengan sundulan kepala . 2. Latihan menyundul bola yang 2. Bermain pada lapangan 20m x dilambungkan teman dari 20m mempergunakan dua samping kanan sambil berlari. gawang mini 4 vs 4 dengan dua orang pemain netral. Bola dilambungkan oleh regu menguasai bola di depan mulut gawang salah seorang temannya berusaha menyundul bola ke gawang. C.Latihan penutup 3. Latihan menyundul bola yang
102
XVII
Rabu 7-4-2010
Tes akhir (post test)
dilambungkan teman dari samping kiri sambil berlari. C.Latihan penutup Melakukan pemanasan. Semua siswa sampel melakukan tes keterampilan teknik dasar sepakbola sesuai dengan petunjuk.
Melakukan Pemanasan Semua siswa sampel melakukan tes keterampilan teknik dasar sepak bola sesuai dengan petunjuk.
Lampiran 9. DATA SETELAH MENDAPATKAN PERLAKUAN BERBEDA KELOMPOK PENDEKATAN ELEMENTER WAKTU (detik) No
RATA-RATA(detik) 1
2
1
8.83
9.39
9.11
2
10.21
9.56
9.89
3
9.83
9.39
9.61
4
9.86
8.19
9.03
5
10.82
11.89
11.36
6
10.87
12.13
11.50
103
7
10.8
10.53
10.67
8
10.23
10.76
10.50
9
9.83
9.58
9.71
10
10.88
9.39
10.14
11
11.14
10.8
10.97
12
11.78
10.62
11.20
13
11.14
10.42
10.78
14
10.85
11.07
10.96
15
10.01
9.18
9.60
RATA-RATA WAKTU
10.33
104
Lampiran 10. DATA SETELAH MENDAPATKAN PERLAKUAN BERBEDA KELOMPOK PENDEKATAN MODIFIKASI WAKTU (detik) No
RATA-RATA (detik) 1
2
1
8.78
8.63
8.71
2
9.22
9.76
9.49
3
9.54
9.09
9.32
4
11.37
10.2
10.79
5
9.14
9.23
9.19
6
10.62
9.4
10.01
7
8.96
8.85
8.91
8
9.85
9.91
9.88
9
9.36
8.66
9.01
10
10.15
9.07
9.61
11
11.42
10.17
10.80
12
10.34
10.28
10.31
13
11.23
9.89
10.56
14
10.62
9.76
10.19
15
11.14
10.56
10.85
RATA-RATA WAKTU
9.84
105
Lampiran 11. DATA STANDAR DEVIASI METODE ELEMENTER _
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X1
X1 8.38 9.03 9.24 9.38 9.60 9.71 9.71 9.75 10.07 10.14 10.50 10.78 10.96 10.97 11.20 149.420
X1 2
22326.34 0.81
Sx1
(X1)2 70.22 81.54 85.38 87.98 92.16 94.28 94.28 95.06 101.40 102.82 110.25 116.21 120.12 120.34 125.44 1497.50
X1 9.96 9.96 9.96 9.96 9.96 9.96 9.96 9.96 9.96 9.96 9.96 9.96 9.96 9.96 9.96 Jumlah X1 2 15 x ∑ X 2
22462.55
Rumus
n∑ xi 2 − (∑ xi )
2
s=
s=
n(n − 1)
15 x1497.50 − (149.420) 15(15 − 1)
2
22462.55 − 22326.34 210
=
0.65 = 0.81
106
Lampiran 12. STANDAR DEVIASI METODE MODIFIKASI _
No
X2
X2
(X2)2
1
8.61
9.66
74.13
2
8.91
9.66
79.39
3
8.99
9.66
80.82
4
9.01
9.66
81.18
5
9.19
9.66
84.46
6
9.29
9.66
86.30
7
9.32
9.66
86.86
8
9.36
9.66
87.61
9
9.61
9.66
92.35
10
9.88
9.66
97.61
11
10.19
9.66
103.84
12
10.31
9.66
106.30
13
10.56
9.66
111.51
14
10.80
9.66
116.64
15
10.85
9.66
Jumlah X2 X2
Jumlah ( X 2)
144.88 20990.21
SX2
15 x
∑X
117.72 2
1406.73
2
21100.91
0.73
RUMUS
n∑ xi 2 − (∑ xi )
2
s=
n(n − 1)
15 x1406.73 − (144.88) = 15(15 − 1) 2
s=
21100.91 − 20990.21 210
=
0.53
= 0.73
107
Lampiran 13. Uji Normalitas (liliefors) −
No
X1
x1
zi
F(zi)
szi
Fzi-Szi
1
8.38
9.96
-1.95
0.0256
0.0667
0.0411
2
9.03
9.96
-1.15
0.1251
0.1333
0.0082
3 4
9.24 9.38
9.96 9.96
-0.89 -0.72
0.1867 0.2358
0.2000 0.2667
0.0133 0.0309
5
9.60
9.96
-0.45
0.3264
0.3333
0.0069
6
9.71
9.96
-0.31
0.3783
0.4000
0.0217
7
9.71
9.96
-0.31
0.3783
0.4667
0.0884
8
9.75
9.96
-0.26
0.3974
0.6000
0.2026
9
10.07
9.96
0.13
0.5517
0.6000
0.0483
10
10.14
9.96
0.22
0.5871
0.6667
0.0796
11
10.50
9.96
0.67
0.7486
0.7333
0.0153
12
10.78
9.96
1.01
0.8438
0.8000
0.0438
13
10.96
9.96
1.23
0.8907
0.8667
0.0240
14
10.97
9.96
1.25
0.8944
0.9333
0.0389
15 Jumlah
11.20 149.420
9.96
1.53
0.937
1.0000
0.0630
No
X2
x2
zi
F(zi
Szi
Fzi-Szi
1
8.61
9.66
-1.44
0.9251
0.0667
0.8584
2
8.91
9.66
-1.03
0.1515
0.1333
0.0182
3
8.99
9.66
-0.92
0.1788
0.2000
0.0212
4
9.01
9.66
-0.89
0.1894
0.2667
0.0773
5
9.19
9.66
-0.64
0.2611
0.3333
0.0722
6
9.29
9.66
-0.51
0.305
0.4000
0.0950
7
9.32
9.66
-0.46
0.3228
0.4667
0.1439
8
9.36
9.66
-0.41
0.3409
0.6000
0.2591
9
9.61
9.66
-0.07
0.4721
0.6000
0.1279
−
10
9.88
9.66
0.30
0.6179
0.6667
0.0488
11
10.19
9.66
0.73
0.7673
0.7333
0.0340
12
10.31
9.66
0.89
0.81133
0.8000
0.0113
13
10.56
9.66
1.23
0.8907
0.8667
0.0240
14
10.80
9.66
1.56
0.9406
0.9333
0.0073
10.85
9.66
1.63
0.9484
1.0000
0.0516
15 Jumlah Kesimpulan :
144.88
1.
.Ltabel dengan jumlah sample 15 dan taraf signikansi 0,05 adalah 0,220 dan L0 X1 = 0.0630. L0 lebih kecil dari Ltabel, dengan demikian dapat dikatakan data sampel berasal dari yang berdistribusi normal.
2.
Ltabel dengan jumlah sample 15 dan taraf signikansi 0,05 adalah 0,220 dan L0 X1 = 0.0516. L0 lebih kecil dari Ltabel, dengan demikian dapat dikatakan data sampel berasal dari yang berdistribusi normal.
108
Lampiran 14. PENGUJIAN HOMOGENITAS
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah
n∑ x1 1 − (∑ x1 ) 2
VARIAN X1 =
VARIAN X2 =
2
n( n − 1)
n∑ x 2 1 − (∑ x 2 ) 2
F hitung =
(X1)2 70.22 81.54 85.38 87.98 92.16 94.28 94.28 95.06 101.40 102.82 110.25 116.21 120.12 120.34 125.44 1497.50
X1 8.38 9.03 9.24 9.38 9.60 9.71 9.71 9.75 10.07 10.14 10.50 10.78 10.96 10.97 11.20 149.420
n(n − 1)
Vaianbesar Variankecil
= 2
(X2)2 74.13 79.39 80.82 81.18 84.46 86.30 86.86 87.61 92.35 97.61 103.84 106.30 111.51 116.64 117.72 1406.73
X2 8.61 8.91 8.99 9.01 9.19 9.29 9.32 9.36 9.61 9.88 10.19 10.31 10.56 10.80 10.85 144.88
(
15(1497.50 ) − 149.42 15(15 − 1)
)
2
= 0.648641
15(1406.73) − (144.88) = 0.527127 15(15 − 1) 2
=
F hitung =
0.648641 = 1.23 F tabel = 2.48 0.527127
Dengan derajat kebebasan (15 – 1), (15 – 1) dan taraf signifikansi 0,05 pada table Disrtibusi F terbaca batas signikansi ( Ftabel ) adalah 2.48 serta ( Fhitung ) nya 1.23. Mengingat Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua varians tersebut homogen.Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen.
109
Lampiran 15. Uji t Pendekatan Elementer
NO
Elementer
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah Mean
awal( X 1 )
akhir( X 1 )
8.43 9.34 9.36 9.8 9.8 10.09 10.11 10.92 10.97 11.39 11.4 11.84 11.85 13.38 13.68 162.360 10.82
8.38 9.03 9.24 9.38 9.60 9.71 9.71 9.75 10.07 10.14 10.50 10.78 10.96 10.97 11.20 149.42 9.96
D
D2
0.05 0.31 0.12 0.42 0.20 0.38 0.40 1.17 0.90 1.25 0.90 1.06 0.89 2.41 2.48 12.94
0.002 0.096 0.014 0.176 0.040 0.144 0.160 1.369 0.810 1.563 0.810 1.124 0.792 5.808 6.150 19.059
Rumus Uji t −
−
x1 − x 2
t hitung =
∑D
2
(∑ D ) −
t hitung = 2
n n(n − 1)
t hitung = 4.45
10.82 − 9.96 2 ( 12.94 ) 19.059 −
15 15(15 − 1)
t table = 2.14
th.(4.45) >tb ( 2.14) , Ini bearti latihan teknik dasar dengan cara Elementer memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepak bola pada siswa SSB Cendana Pekanbaru.
110
Lampiran 16. Uji t Pendekatan Modifikasi NO
Metode Modifikasi
D
D2
Awal ( X 2 )
Akhir ( X 2 )
1 2
8.85
8.61
0.24
0.058
9.07
8.91
0.16
0.026
3 4
9.78
8.99
0.79
0.624
9.8
9.01
0.79
0.624
5 6
9.99
9.19
0.80
0.640
10.05
9.29
0.76
0.578
7 8
10.34
9.32
1.02
1.040
10.58
9.36
1.22
1.488
9 10
11.15
9.61
1.54
2.372
11.21
9.88
1.33
1.769
11 12
11.42
10.19
1.23
1.513
11.75
10.31
1.44
2.074
13 14
11.89
10.56
1.33
1.769
12.28
10.80
1.48
2.190
15 Jumlah
14.42
10.85
3.57
12.745
162.580
144.88
17.70
29.509
Mean
10.84
9.66
Rumus Uji t −
t hitung =
−
x1 − x 2
∑D
2
(∑ D ) −
t hitung = 2
n n(n − 1)
t hitung = 5.82
10.84 − 9.66 29.509 −
(17.70) 2
15 15(15 − 1)
t tabel = 2.14
t hitung (5.82) > t tabel ( 2.14) , Ini bearti latihan teknik dasar dengan cara Modifikasi memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar sepak bola pada siswa SSB Cendana Pekanbaru.
111
Lampiran 17 Fungsi Uji t Pendekatan Elementer dan Modifikasi NO
Metode Elementer ( X 1 ) 8.38 9.03 9.24 9.38 9.60 9.71 9.71 9.75 10.07 10.14 10.50 10.78 10.96 10.97 11.20 149.420 9.96
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah Mean
Metode Modifikasi ( X 2 ) 8.61 8.91 8.99 9.01 9.19 9.29 9.32 9.36 9.61 9.88 10.19 10.31 10.56 10.80 10.85 144.88 9.66
D
D2
0.23 0.12 0.25 0.37 0.41 0.42 0.39 0.39 0.46 0.26 0.31 0.47 0.40 0.17 0.35 5.00
0.053 0.014 0.063 0.137 0.168 0.176 0.152 0.152 0.212 0.068 0.096 0.221 0.160 0.029 0.123 1.823
Rumus Uji t −
−
x1 − x 2
t hitung =
∑D
2
(∑ D ) −
t hitung = 2
n n(n − 1)
t hitung = 11.09
9.96 − 9.66 1.823 −
(5) 2
15 15(15 − 1)
t table = 2.14
th.(11.09) >tb ( 2.14) , kesimpulan terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua metode latihan, dimana metode modifikasi lebih baik dari metode elementer terhadap hasil latihan siswa SSB Cendana Pekanbaru.
112
Lampiran: 18
Dokumen Penelitian
Gambar : Penjelasan Pelaksanaan Tes
113
Gambar: Pelaksanaan Tes
Gambar:: Latihan Elementer
114
Gambar: Latihan Modifikasi
Gambar: Saat mengoreksi pelaksanaan latihan
Gambar: Penjelasan diakhir latihan
115
Lampiran 19 Surat-surat penelitian.