1414 - 5659
lURNAL ItMU TERNAK
JURNAL ILMU TERNAK Terbit 2kali setahun pada bulan Juni dan Desember berisi tulisan yang diangkat dai, hasil penelitian dan kajian analitis-kritis di bidang petemakan. ISSN 1410-5659
Ketua Heni Indrijani
PenyuntingAhli Roostita L. Balia (Unpad) Soeparna (Unpad)
(
Siti Wahyuni HS (Unpad)
U. Hidayat Tanuwiria (Unpad) Muh. Hasan Hadiana (Unpad) Wallop Promthong (Fac. Agri. Techno.- Rajamanggala Universiry Thailand) Charoen Charoencai (Fac. Home Econ. Techno
-
Rajamanggala Universiry Thailand)
Monty S. Padmanagaru (PPMKP
-
Deptan)
Tjeppy D. Soedjana (P3TP-Bogor) R. Widiastuti (Baliwet-Bogor)
Winugroho (Balitnak-Bogor) Hario Puntodewo Siswanto (Unair-Sur abaya)
Penyunting Pelaksana Asep Anang
Lilis Nurlina Sekretariat Mansyur Hasni Arief
Administrasi Bayu Nugraha Alamat Redaksi : Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung Sumedang Km 21 Jatinangor 45363 Phone (022) 7798304,Fax (022) 7798241email:
[email protected], atau
[email protected]. website: http ://peternakan.unpad.ac.id Memuat naskah tulisan penelitian dalam disiplin ilmu ternak yang belum dipublikasikan di majalah/media lainnya
ISSN 1410-5659
JURNAL ILMU TERNAK
Juni 2013, Vdume 13, Nomorl
Perbandingan Pendapatan Peternak sapi Bali yang Mel akukan program Inseminasi Buatan (B) dan Tidak Melakukan program krseminasi Buatan gniol rec. Soppeng Riaja Kabupaten Bamr S.N. Sirajuddin, YS. Lestari, dan Fadliah, N.S
Involusi uteri dan wdctu Estrus pada In&rk sapi perah FH pasca partus Bambang Hadisutanto, Bambang purwantara, dan Siti Darodjah
I -3
4-7
Komposisi rubuh Babi Inkal Jantan Grower yang Mengonsumsi Fermentasi dan Aras Penggunaan Biji Asam dalam Rarsum Redempta Wea, dan Bernadete Barek Koten
8-t2
Performa Prod.rksi Broiler yang diboi Ransurn Mengandung Biji Asam Hasil Fermentasi dengan Ragi Tunpe (Rhyz opus al igo sp orus) Theresia Nur Indnh Koni, Agustinus paga, dan Antonius Jehemat
13-16
Potensi usaha Peternakan Sapi perah Rakyat dalam Menghadapi pasar Global Marina lulistyati, Hermawan, dan Anita Fitriani
17
Pengelolaan Limbah
rsnak
-23
pada Kawasan Budidaya Tenak sapi potong di Kabupalen
Majalengka
24-30
Asep Setiawan, Tb. Benito, A.K, dan mni, A.H
Analisis Kualitas Kompos dari Sludge Biogas Feses Kerbry Eulis Tanti Marina, hii Astui Uiafi,att, Tb. Benito A
K,
dan Wowon Juanda
Kualitas Fisika Kimia sosis Alam dengan penggunaan Labu Merah (cucurbita Moschata) sebagai Alternatif Pengganti pewarna dan Antioksidan Khusnul Khotimah, dan Endang Sri Hartatie
INDEKS PENULIS
3l -34 35-38 39
Khotimah,I( dan llartatie
E.S., Kualitas Fisika Kimia
Kualitas Fisika Kimia Sosis Ayam dengan Penggunaan Labu Merah (Cucurbita Moschata) sebagai Alternatif Pengganti Pewarna dan Antioksidan (Physico Chemical Qual@ of Chicken Sausages with The Use of The Red Pumpkin (Cucubita Moschata) as un Alternative Colour Subfitution and Antioxidant) Khusnul Khotimah, dan Endang Sri Hartatie Jurusan Petemakan, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 24Q Malang, Telp/fax. 03414643181460782
E-marl :
[email protected]
Abstrak l[ir
fiffimr ffiml|
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan labu merah sebagai pengganti wama dan antioksidan yang didasarkan pada kualitas fisiko kimia sosis ayam. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang altematif labu merah sebagar bahan pewama sekaligus berfungsi sebagai pengisi {filler) dan antioksidan alanu, sehingga penggunium bahan pewama sintetis dapat seminimal mrurgkin. Labu merah kukus digunakan dengan persentase l0 o/o,20, o/o ,30 Yo, dwt 40 o/o, dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan diulang 3 kali. Variabel yang diukur meliputi : tekstur, kadar air, kadm protein, kadar lemak, dan uji Organoleptik untuk melihat penerimaan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan labu merah hingga persentase 40o/o ndak nyata ( P>0,05) terhadap tekstur, kadar arr, kadar lemak, kadar protein, tetapi nyata ( P<0.01) terhadap kualitas organoleptik. Sosis ayam dengan labu merah mempruryai kisaran kadar air 65.78 -68.43 Vo, kadar lemak 15.73- 12.10 o/o, kadar protein 16.40 - 10.15 a/o, tekstur 64.96 -53.05 mrn/g.dt, dan sesuai SNI 3820-1995. .Kesimpulannyq penggunaan labu merah hingga level 20 Yo dapat digunakan dalam pembuatan sosis ayanl'karena level tersebut mempunyai skor tertingg terhadap penerimaan konsumen. Tetapi, tekstur terbaik pada persentas e 30 Yo dengan skor tertinggi.
Kata larnci
: Iisikokimia, labu lmning
pewarn& antioksidan
Abstract The aim of gtudy was to determine the effect of pumpkin using instead of color and antioxidant based on physico-chemical quality of chicken sausage. The useful of this study is to provide information about altemative pumpkin both as coloring agent and filler function, also as an antioxidant agent. It hopes will minimizing used synthetic dyes. Steamed pumpkin which by percentage l0%o,2Oo/o,30%, and 40Yo, using a completely random design (CRD) and repeated 3 times. The variables measured included : textug content, water, protein content, fat content, and organoleptic test to determine consumer acceptance ofproducts which use pumpkin on chicken sausage as a mixture of dyes to found altemative natural dyes. The results showed that the use of red pumpkin up to the percentage of 4AYo was not significant (P> 0.05) to texture, water content, fat content, protein content, but significant (P <0.01) to the quality of chicken sausage with pumpkin based on organoleptic test. Red sausage has water content from the range of 65.78 -68.43yo, fat content 15.73-12.10%, protein content 16.40 - l0l5Yo, textwe 64.96 -53.05 mr/g.dt, and in accordance to ISO 3820-1995. Conclusions of this study is red pumpkin using up to level 20% could be used in chicken sausages production, because in that level has the highest score to acceptance consumer test. The percentage of 30Vo showed the highest scores in textue. Key words: physicochemicfl, pumpkin coloring, antioxidants
Pendahuluan
Produk Sosis adalah produk yang dibuat dengan campuran berbagai bahan dengan bahan baku utama adalah daging. Ada berbagai jenis sosis yang ada di pasaran, serta bubagai resep yang
dibuat, akan tetapi secara umum
resep
pembudannya terdiri dan daging, bahan pengikat
(binder), bahan pengisi (filler), emulsifier, bumbu dan selongsosng yang harus disediakan (Pearson, le87).
Dalam proses pembuatan selanjutnya, pada sosis ditambahkan bahan pengikat ataupun bahan pengisi yang berfungsi untuk menarik air, memberi
warna khas, membentuk tekstur yang padat, memperbaiki stabilitas emulsi, menunrnkan penyusutan waktu pemasakan, memperbaiki cita rasa dan sifat irisan. Bahan pengikat dan pengisi dibedakan berdasarkan kadar proteinnya. Bahan pengika mengandung protein yang lebih tinggi,
sedangkan bahan pengisi mengaadung bahan karbohidrat saja.
35
il
JURNAL ILMU TERNAIq JUNI 2013, VOL. 13, NO. I
Bahan pengikat umumnya berupa susu skim, alginat, karagenan, gelatin dan sejenisnya. Sedangkan bahan pengisi berupa tepung terigu, tepung beras, tepung tapiok4 tepung kedelai, tepung ubi jalar, tepung roti, dan tepung kentang. Selarn itq juga ditambahkan garam, air rempah, gula dan nitrit atau sendawa. Penambahan gula dapat membantu mempertahankan aroma dan mengurangi efek pengerasan dari garam glukos4 jurnlah penambahan sekitar 10/o. Penambahan nitrit
lebih baik, yaitu terhadap kadar air, kadar protein, dan kadar lemak serta sesrrai dengan standar SNI untuk sosis ayam. Penggunaan labu merah pada sosis ayarn juga mampu meningkatkan penerimam
sosii ayam pada konsumen, karena labu merah dapat berfungsi sebagar pengganti pewarna dan sebagai antioksidan alami yang tidak berbahaya
Bahan yang digunakan adalah labu meralr,
ataupun sendawa sebagai pembangkit warna khas
kes
daging ayam bagian dada yang dilumatka, selonsong sintetis, bumbu, garam dan air es Sedangkan bahan kimia yang digunakan sesrd analisa yang dilaku-kan, yaitu petroleum eter'unruk analisa lemah HzSO+ dalam analisa protein, serta
ehdan.
labu mearh (Curcubita moschata) dalam pembuatan sosis ayam berperan
200s)
Buah labu merah merupakan salah satu sumber vitamin A yang cukup potensial, kadar vitamin A sekitar 180 S>I pada setiap 100 gram bahan (Gardjito, 2005). Pemanfaatan labu merah dalam pembuatan sosis ayam disamping sebagai
yang dihasilkan akan lebih aman,
karena mengurangi bahan pewarna sintetis, sehingga sosis yang dihasilkan akan lebih sehat, aman, dan halal secara alami (Mafouz,2000). yang menggunakan labu Penelitian merah diharapkan mampu meningkat-kan kualitas fisik produk sosis, yaitu memberikan tekstur yang lebih baik pada sosis ayam. Penggunaan labu merah
ini
pengisi). Adapun komposisi bahan pem-bua sosis ayam adalah sebagaimanatersaji padaTabd f
berikut ini.
36
TI 12 T3
Perlakuan dalam Pembuatan Sosis Ayam 20 40
I
60 80
I I
1
denga am 4.5 4.5
4.5
45
Hr
Minvak 3.5 3.5 3.5 3.5
(gf Merica 1
1
I I
]r
aya
sosis
nyata (I>( Pembu*r yang nydq
2[ I
(Tabd
d"ng- Oq sosls
ay4
labu
mer*
ayam d1[r menun-jr*l level 3O6sosis aya, Pada dda
40% teksr 53 05 mmll protein l0-l 12.10%
-t5
Ir{
yang tertd
mm/g.& : pengguneni kadar air, t dengan
diharapkan pula dapat memberikan kualitas kimia
120
Perlahn
tekstur,
kualitas sosis ayam dengan penggunaan labu mer* sebagai alternatif pewarna dan antioksidan. Perlakuan terdiri dari Pl: penggunaan l$n merah kukus l0%, P2: penggunaan labu mer* kukus sebesar ZAYo, P3: penggunaan labu merl kukus 307o, dan P4: penggunaan labu merah kulre sebesar 40%, sedangkan sebagai kontrol adal"l sosis ayam tanpa menggunakan labu merah hrkn Persentase labu merah didapatkan perbandingr dari total jurnlah daging dan labu merah (baha
tersebut diharapkan akan mampu mengurangi atau meniadakan penggunaan nitrit, gula dan bahan pengisi. Penggunaan labu merah diharapkan sosis
P4
il
adalah eksperimen, sedangkan metode peng4mbilm sampel dilakukan secara porpusite sampling, yaiu
Rancangan yang digunakan adalal Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, sedangkan variabel yag diukur meliputi tekstur, kadar atr, kadar pradn, kadar lemak dan uji organoleptik untuk melih*
secara ekonomis. Karen4 melalui penambahan
P3
E
Mengend_ kadar pr{i dengm
T4
telah merata berwarna kuning kemerahan (oranye)_
bahan pengisi dan pengikatjuga dimaksudkan untuk menghasrlkan sosis ayam dengan kualitas testur, aroma, dan aman bagi kesehatan, serta lebih efisien
180 160 140
menggtrl
penggiling untuk menggiling daging ayam, serta alat dal yang menunjang dalam kerja teknis.
sampel dagrng ayam diambil pada bagian dada ayam, dengan bobot r*a-rata karkas 1.2-1.5 kLabu rfierah dibeli dipasaran dengan kematangr yang merata atau umur panen 4 bulan dengan hdi
terjadinya oksidasi pada produk sosis. (Usmiati,
P2
dr
Mgode penelitian yang digunaka
cukup baik, karena labu merah memilikr kandungan beta karoten serta antioksidan yang dapat mencegah
PI
Hasil
Kualitrl
bahan
sebagai bahan pengisi (filler), bahan pengikat (binder), sebagai pewarna pengganti nirit dan mengurangi penggunaan gula sebagai penambah aroma. Labu merah merupakan alternatif yang
l. Komposisi
mdi
- bahan penunjang lainnya. Alat yang digunakan adalah blender untuk mencampur sosis,
Penggunaan
TabeJ
hasil
Materi dan Metode
clring, yaitu warna merah yang stabil. Penambahan nitrit ini dibatasi maksimum 200 ppm (200 mg per kg bahan), karena pada konsentrasi tinggi dapat membahayakan
D
ANOVAT
std
1995 ymg I air sosis ayr sebesar
13fi
N*
kadar air, r merah yary menunjrrktr protein cr& Sedangkan g
Khotimah, K. dan Hartatie E.S., Kualitas Fisika Kimia
Data dianalisis dengan menggunakan $'1,*tl
WenffiI
mmffil
U,a[
ANOVA dan selanjutnya dilakukan uji BNT apabila hasiI analisis signifikan.
dikarenakankan labu merah mengandung kadar air sehingga penambahan semakin banyak akan
yang cukup tinggi yaitu 9l.O%
Hasil dan Pembahasan Kualitas fisik dan kimia sosisi ayam dengan menggunakan labu merah
yang
Hasil penelitian dapat dilihat padaTabel2. Mengenai rerata tekstur (mm/g.dt), kadar ur (o/o), kadar protein(%), dan kadar lemak (%) sosis ayam dengan menggunakan labu merah kukus
x0cll't,i.
,r,&[{ir &mdiiJrii,,
3iffllLii.
Perlakuan Tekstur T1
T2 T3
T4
49.96 47.11 45.45 53.05
Kadar
sosis ayam dengan menggunakan labu merah
Air
Kadar Protein
Lemak
65.78 66.68
16.40 12.03
15.73 14.15
66.40 68.43
14.
l0
t2.39
10. 15
12 10
Kadar
Hasil analisis ragam menuryukkan bahwa tekstur, kadar air, kadar protein, dan kadar lemak sosis ayam dengan menggunakan labu merah tidak nyata (P0.05) Penggunaan labu merah pada
rloiffiift tiiulfi'
mDrnMuflr:.,.
mri:liluur
mMlltiriilltfilit
r@[uriltufii
huuturu, eMuuidllil: ihrUru,,;uurl
ffilfihruutr,rurm,
pembuatan sosis ayam tidak menunjukkan pengaruh yang nyat4 hal ini dapat dilihat pada table diatas (Tabel 2). Penggunaan labu merah dapat digunakan dengan tingkatan sesuai kegun aan pada p embuatan sosi s ayam, data p ada T ab el 2 menun-jukkan bahwa labu merah yang digunakan pada pembuatan sosis
ayam dapat meningkatkan kadar
protein
dan
menun-jukkan kestabilan tekstur dan kadar air pada level 30%. Sedangkan pada level 40o/o kadar air sosis ayam menunjukkan nilai yang lebih tinggi. Pada data diatas penggunaan labu merah lO% 40% tekstur yang dihasilkan pada kisaran 45.45 53.05 mm/g.dt, kadar air 65.780/o - 68.430/o, kadar protein 10J5yo - 16.40yo, sedangkan kadar lemak 12.l0Yo - 15.73Yo.
Data di atas menunjukkan bahwa tekstur yang terbark adalah yang terendah, yaitu 45.45
yang
mm/g.dt dihasilkan perlakuan penggunaan labu merah sebesar 30%. Sedangkan
oleh
kadar air, kadar protein dan kadar lemak sesuai dengan standar SNI 3 820- I 995. Menurut SM-3 8201995 yang telah diperbaharui 2005, bahwa Kadar air sosis ayam sebesar maksimal 67Y0, kadar protein sebesar l3Yo,kad,ar lemak maksimal sebesar 2502. Naik turunnya kadar protein , tekstur, dan
kadar air, diduga disebabkan penggunaan labu merah yang semakin meningkat, pada level 30% menunjukkan tekstur yang baik (kenyal), kadar
protein cukup, dan kadar
air yang
meningkatkan kadar air dan tekstw akan lembek 'karena tidak ada keseimbangan komposisi dari dagrng dan bahan pengisi. Menurut SNI 1995/2005 penggun€um bahan pengisi (filler) pada pembuatan sosis adalah 25-30% dan total bahan.
Uji Organoleptik
flilfi,ruiulr LrtlulfllulllJ.r{rl
meningkat dan tekstur lebih lembek ditunjukkan dengan angka tekstur yang memngkat. Hal ini
seimbang. Sedangkan pada leve1 40o/o menunjukkan kadar arr
warn4 rasa, arorrL tekstur sosis ayam dengan menggunakan labu merah Tabel 3. Rerata
Perlakuan T4 T3 T2
Wama Rasa aromi fekstu, 2.48 3.89 7.46 6.64
T1
a b c c
a b 6.64 c 7.28 c 2.08
2.00
3.ss
3.s7
a b
6.59 c 7.15 c
2.40 3.84 7.36 6.60
a b c
c
BNT= I % Penggunaan labu merah pada sosis ayam menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap uji
organoleptik (warna,ras4 aroma, dan tekstur) (P<0.01) atau pada Uji BNT 1%. Rerda terbaik didapat pada level penggunaan labu merah dengan
-
level 10 20%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaa labu merah pada sosisi ayam berkisar antara l0 -200/o, krena pada level yang lebih dari utu akan menurunkan penerimaan sosis ayam dengan penggunaan labu merah pada konsumen.
Hal inididuga labu merah mengandung kadra air dan kadar gula yang tinggi sehingga pada level yang lebih tinggi akan mempengaruhi rasa- aroma,
warna, tinggi.
dan
tekstur. Semakin
level
yang
Warna sosis akan semakin merah
dan
tekstur lembek, aroma dan rasa terlalu manis hal ini tidak disukai konsumen atau jauh dan kontrol (sosis ayam yang ada dipasaran). Pada level l0 - 20o/o labu merah menun-jukkan penerimaan konsumen yang
cukup
tinggi.
Dalam Prayitno (2009) dijelaskan
bahwa rasa suatu bahan pangan dapat berasal dari bahan pangan itu sendiri. Perubahan yang terjadi
terhadap rasa sosis ayam dengan tingkat
penggunaan labu merah yang semakin meningkat yaitu menghasilkan rasa sosis ayam yang cenderung
memilkr rasa labu merah yang manis karena pengaruh dari gula (sukrosa). Rasa sebagian besar
bahan pangan biasanya tidak stabil, yaitu dapat mengalami perubahan selama pengolahan, selain itu
37
JURNAL ILMU TERNAK JUNI 2013, VOL.
13,
NO.
1
K.. 2006. Studi Tingkat Pengetalruaa
perubahan tekstur dan kekentalan bahan pangan
Khotimah
(Soeparno, 2009).
Konsumen tentang Kehalalan Produk Sosis pada Masyaraknt Muslim Kelas Menengah [Laporan Penelitian]. Lembaga Penelitian dan Penqabdian Kepada Masyarakat. Universitas Muhammadiyah Malang. SNI 0l-3820-1995. SN/ tJnruk Daging dan Pnsduk Olahannya. BSN. Jakarta. Utomo DP. 2A07. Pengaruh Penggunaan l^obu
Preferensi konsumen terhadap sosis ayam dengal penambahan labu merah menunjukkan respon yang baik pada level 10-20yo. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan labu merah dapat digunakan pada pembuatan sosis yam yang berguna untuk pengganti warna dan juga sebagai bahan
pengisi ffiller) sehingga dapat sebagai altematif pengganti bahan pewarna alami. Pada pengujian daya simpan pada penyimpanan dingin sosis ayam dengan menggunakan labu merah mempunyai daya simpan yang lebih lama dibanding kontrol. Hal ini
rnenunjukkan kekuatan antioksidan dalam labu merah yang berupa beta karoten dan vitamin C (Mahfouz,2000).
juga memberikan rasa dan aroma
yang
disukai konsumen pada level 10-20%. Hal ini secara ekonomis akan mengurangi penambhan bumbu
yang lain seperti gu14 susu
sl
filler
(bahan
pengisi) dan bahan pengikat serta penambah rasa seperti vetsin.
Penggunaan labu merah pada sosis ayam akan memberikan alternatif yang cukup baik dalam penggunaan bahan-bahan alami dan murah, serta mudah didapat dalam pembuatan produk olahan
daging khususnya sosis yang saat
ini
perlu
diwaspadai tentang kemananan dan ke-halalannya. (Khotimah, 2006; Usrruati, 2005)
Kesimpulan Penggunaan labu merah pada sosis ayam memberikan kualitas fisik (tekstur) yang cukup baik pada level l0-30o/o. Penggunaan labu merah pada sosis ayam memberikan pengaruh terhadap kualitas kimiawi (kadar air, kadar protein, dan kadar lemak) yang sesuai SNI pada level 10-30%. Penerimaan
konsumen terhadap sosis ayam dengan menggunakan labu merah, pada level 10-2AoA. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menilai varibel daya simpan dan keengikan dengan menggunakan labu merah pada pembuatan sosis
ayam yang mempunyai beta karoten
sebagai
pewarna dan antioksidan. Pada penggunaan labu merah pada pembuatan sosis ayam sebarknya tidak lebih dari 2AYo, agm didapat penerimaan konsumen yang tinggi.
Daftar Pustaka Astawan M.2004. Labu kuning penawar racun dan cacing pita yang knya antiolaidan. IPB. Bogor. ( http: //www. gszi.nd.l cgSbinlberita/ fullnews). Diakses : 22
38
Terhadap
Kadar Protein dan Tekstur Sosis alam [Skipsi]. Jwusan Teknologi Industn Peternakan. Fakultas Peternakan dart Perikanan. Universitas Muhammadiyah Malang. M 2005. Aneka manfaat dan kandrngan
Gardjito,
Sosis ayam dengan menggunakan labu
merah
Merah (Curcubita moschata)
F
ebruari 201A.
Gizi Labu Kuning. Availaible
ar
http//Srahma. bl ogspot. com/2008/04-aneka-
manfaat-dan kandungan labukuning Htrrl Diakses:5Maret2008.
Mahfouz, M.M and Kummerow, F.A. 2000 Cholesterol-rich Diets Haye Dffirenr EffectsOn Lipid Peroxidation, Cholesterol Oxides, and Antioxidant Enzymes, in Rat*
ll
and Rabits. J. Nutr. Biochem. . 293-302. Pearson A.M. and Dutson. 1987 . Advances in fu[est Products Advances in Meat. Researctr, Vo[ 3
Restructed Meat and Poultry Product. \-ac
A
At
Al
A A
B
&
B: B(
C D E
Etr
Eu
F
Fa
G
H
t{r
Nostrand Reinhold Company. NewYork
Prayitno, A.H., F.Miskryah, A.V,, Rachmartm* T.M., Baghaskoro, 8.P., Gunawan dmrn Soeparno. 2009. Karaheristik Sosis dengaem Fortifikasi B-Caroten dari Labu Krrary (Curcabita moschata). Buletin PeternaL"m Vol.33(2): ll1-118. Soeparno. 2005. Ilmu dnn khologi claguqg
Cetakan Ke-4. Gadjah
mflfre
Universr tyPress. Yogyakarta.
Usmiati, S.D. Setyanrngsih, S. Purwanti, g. \s{mlrn dan Maria. 2005. Karaheristik Serbuk LNm
Kuning. Jurnal Teknologi dan Pangan. Vol
XVI. No.
2.
In,&rmm
K
rfr
L
}T \ta
Petunjuk bagi Penulis Jumal Ilmu Temak memuat tulisan-tulisan yang merupakan hasil penelitian dalam disiplin ilmu peternakan yang meliputi : produksi, nutrisi, teknologi hasil temak dan sosial ekonomi peternakan' Tulisan belum pernah dipublikasikan di jumal atau media lainnya.
ATURANPENULISAI{ Naskah diketik menggunakan Microsoft Word pada kertas A4 dengan jarak (margin) masing-masing tepi 3 cm. Naskah ditulis denganjarak 2 spasi, kecuali untukjudul naskah, tabel, dan gambar diketik 1 spasi. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran font 11, kecuali untuk tabel dan grafik menggunakan program Microsoft Excel. Gambx disajikan dengan format JPEG atau TIFF. Panj ang naskah maksimal I 2 halaman. Naskah secara substantive harus memenuhi syarat sebagai sebuah karya ilmiah yang tersusun dengan urutan : (1) Judul, (2) Abstrak, (3) Pendahuluan, (4) Materi dan Metode, (5) Hasil dan Pembahasan, (6) Kesimpulan, (7) Ucapan Terimakasih, (8) Daftar Pustaka.
STANDARNASKAII (1)
Judul
Judul artikel harus singkat, jelas, dan spesifik yang mencerminkan tujuan penelitian. Panjang judul maksimal 14 kata. Setiap katapada judul diawali dengan huruf kapital kecuali untuk kata sambung. Bagian judul ini dilengkapi dengan nama penulis, alamat instansi dan alamat email correspondence author. (2) AbstraUAbstract Isi abstrak (Bahasa Indonesia) ata:;- abstract (Bahasa lnggris) tidak lebih dari 200 kata. Bagian ini ditulis dalam satu paragraph yang berisi latar belaka:rg, metode, hasil dan kesimpulan serta kata kunci atau k ey w o rd (maksimal 5 kata).
Gambar dan Grafik. Judul gambar dan grafft diberi nomor dan harus menggunakanjenis tulisan yang sama dengan naskah. Ukuran gambar dan grafik harus masih terbaca denganjelasjika ukurannya dikecilkan hing ga 50Yo. Grafft yang berbentuk kolom dibuat dalam dua dimensi dengan isian berupa arsiran dan tidak merupakan solid atau wama blok selain hitam. Grafft yang berbentuk garis harus menggnnakan s ty I e I in e y angb erb e da. (8) Daftar Pustaka
Pustaka maksimal referensi 10 tahun terakhir. Penulisan Pustaka dalam naskah didahului dengan nama penulis, kemudian diikuti dengan tahun penerbitan, judul, dan penerbit. Pustaka yang disitir dalam naskah secara bersama-sama diurutkan secara kronologis. Contoh (Smith, 1970, 1980: Anderson dan Smith, 1982a,1982b: Anderson, dkk, 1985). Tidak diperkenankan menggunakan
"Anonim", atau "skripsi" sebagai pustaka. Penulisan Daftar Pustaka disusun menurut abjad huruf pertama dari nama penulis. Seluruh pustaka yang ada di dalam daftar pustaka harus sesuai dengan pustaka yarrg digunakan dalam naskah. Penulisanharus singkat sesuai dengan standar intemasional. Judul jumal yang belum ada singkatannya ditulis lengkap sebagaimana adanya. Pengutipan pustaka dari internet hanya diperbolehkan dari sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan, seperti jurnal,
instansi
pemerintah atau swasta. Penulisan pustaka dari internet agar mencantumkan tanggal dan waktu access. Daftar Pustaka ditulis dengan mengikuti contoh sebagai berikut
Artikel Manslur and H.L. Choi, 2011. Change
of
:
physic-chemical
properties ofpig slurry during storage. Media PeternakanDesember
2011.179-183.
Buku Phillips, C.,2002. Cattle Behaviour andWelfare. 2nd ed. Blackwell
(3)Pendahuluan Pendahuluan berisi uraian singkat mengenai latar belakang, tujuan penelitian, dan literatur yang mendukung. (4)
Materi dan Metode
Materi penelitian dideskripsikan dengan jelas termasuk
cara
Science. Oxford.UK.
BabdalamBuku Romney, D.L., and M. Gill, 2000. Intake of forages. In: Forage Evaluation in Ruminant Nutrition. D.I Given, E. Owen, R.F.E. Axford, and H.M. Omed (eds.) CABI Publishing. Wallingford. UK.
pengambilan datanya. Metode memuat desain, prosedur, dan
43-62.
analisis datanya.
Publikasi dalam Risalah Reheul, D., A. De Vliegher, L. Bommale, and L. Carlier. 2004. The comprarison between temporary and permanent grassland. ln: Permanent and Temporary Grassland, Plant, environment, and Economy. Proceeding European Grassland Federation. A. De Vliegher and L. Carlier.Ghent - Belgium. 3-5 September 2007. l-
(5) Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian sebaiknya disajikan dalam bentuk tabel / diagram / grafik I gambar/foto. Narasi pada hasil dan pembahasan merupakan penjelasan dan atau diskusi alasan ilmiah terhadap hasil penelitian yang didukung literatur yang relevan.
13.
penelitian
Publikasi dari Internet Choi, H.L., Suresh, A., Babu, T., and Mansyur. 2011. Impact of Pig Slaughter from WangGoong Farm Cluster on Water Quality of the Iksan Stream. J. of Anim. Sci. and Technol. 53(6) 549-561.
(7) Ucapan Terimakasih (iika ada)
http://dx.doi.org/10.5 1 87/JAST.2011.53.6.549 Acces date 201 2.05.14
(6)Kesimpulan Kesimpulan harus ringkas dan merupakan jawaban dari tujuan
AturanTambahan:
PENERBITAI\
Penulisan satuan pengukuran menggunakan Sistem lntemasional (SI). Penulisan angka desimal dalam naskah untuk bahasa Indonesia dipisah dengankoma (,) danuntukbahasalnggris dengantitik (.). Tatanama latin dicetak miring. Nama lengkap kimia digunakan
Naskah yang memenuhi syarat unhrk dipublikasikan, sebelumnya akan dikirim ke penulis utama untuk dikoreksi ulang oleh yang
untuk senyawaan pada penyebutan pertama kali.
Tabel harus memberikan informasi yang jelas, utuh dan bersifat independen (dapat dimengerti meskipun tanpa teks naskah). Judul 'abe1 diberi nomor dan harus menggunakan jenis tulisan yang sama
dengan naskah. Garis pemisah dibuat dalam bentuk horizontal mendatar) minimai terdiri atas tiga baris, yaitu dua pada bagian atas tepala tabel) dan satu pada penutup tabel (tidak diperkenankan aenggunakan garis vertikal. Setiap singkatan atau simbol diberikan
-nj
elasannya di bawah tabel.
bersangkutan.
PENGIRIMANNASKAII
Naskah softcopy dikirim ke alamat email: jumalilmutemak@yahoo. com, atau jumalilmutemak@r,npad.ac. id. Naskah printed dikirim ke alamat Redaksi Jumal Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung Sumedang km 2 l, Sumedang 45363