PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Luki Febri Suhendro
[email protected] Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRACT AND KEYWORDS Luki Febri Suhendro. K412044. THE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMET) TYPE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL APPLICATION TO IMPROVE LEARNING OUTCOME IN SOCIOLOGY SUBJECT OF THE 11TH IPS 3 GRADERS OF SMAN 7 SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2015/2016. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, April 2016 This research was conducted to improve the learning outcome of sociology subject in the 11th IPS 3 graders of SMA Negeri 7 Surakarta in the school year of 2015/2016 using Team Games Tournament (TGT) type of cooperative learning method. This study was a Classroom Action Research (CAR) conducted in two cycles. Each cycle consisted of planning, acting, observing, and reflecting. The subject of research was the 11th IPS 3 graders of SMA Negeri 7 Surakarta, consisting of 31 students. Data source derived from teacher and students. The fundamental techniques of collecting data used were interview and documentation. Data analysis was conducted using a descriptive qualitative and qualitative analysis technique. The result of research showed that the Team Game Tournament (TGT) type of cooperative learning model application could improve the learning outcome of Sociology Subject in the 11th IPS 3 graders of SMA Negeri 7 Surakarta in the school year of 2015/2016. In cycle I, the students’ learning interaction activeness belonging to good criterion was 64.25%; this figure increased to 90.32% in cycle II.
In pre-cycle, the mean learning outcome of students was 71.67, increasing to 75.25 in cycle I, and to 82.35 in cycle II. Considering the result of research, it could be concluded that the Team Game Tournament (TGT) type of cooperative learning model use could improve the learning outcome of sociology subject in the 11th IPS 3 graders of SMA Negeri 7 Surakarta in the school year of 2015/2016.
Keywords: Classroom Action Research, Team Game Tournament (TGT) type of cooperative learning method, Learning Outcome
Abstrak & Kata Kunci Luki Febri Suhendro . K412044. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MENINGKATKAN
TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK
HASIL
BELAJAR
PADA
MATA
PELAJARAN
SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2016. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2015/ 2016 melalui penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 7 Surakarta sebanyak 31 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik utama dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, sementara teknik pendukung dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Pada siklus I keaktifan interaksi belajar siswa yang berkriteria baik 64,52%, meningkat menjadi 90,32% pada siklus II. Pada pra tindakan hasil belajar peserta didik menunjukkan rata-rata 71,67, meningkat menjadi 75,25 pada siklus I, dan meningkat menjadi 82,35 pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar sosiologi siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 7 Surakarta pada tahun pelajaran 2015/ 2016.
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, metode pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT), Hasil Belajar.
dalamnya akan ditemukan secara
PENDAHULUAN
tersirat cita -cita pendidikan nasional, Pendidikan merupakan pilar utama
terhadap
yakni untuk mencerdaskan bangsa.
pengembangan
Dalam kegiatan pembelajaran
kualitas sumber daya manusia dan
yang dipusatkan pada peserta didik
masyarakat suatu bangsa. Melalui
guru dituntut untuk kaya akan inovasi
pendidikan suatu masyarakat atau
dan kreatifitas agar pembelajaran
bangsa bisa maju karena pendidikan
berlangsung maksimal, namun pada
bertumpuh
kenyataannya
pada
suatu
wawasan
di
lapangan
masih
kesejahteraan manusia. Dan salah satu
sering ditemukan bahwa guru kurang
paradigma pendidikan adalah suatu
berinovasi pada proses pembelajaran.
proses
Proses
pencerdasan
bangsa,
oleh
pembelajaran
masih
karena itu pendidikan merupakan
berlangsung, guru jarang menerapkan
suatu usaha sadar yang sistematis dan
metode atau strategi pembelajaran
sistemik terarah kepada terbentuknya
yang baik yang membuat siswa
kepribadian manusia-manusia yang
cenderung
kualitas.
di
pembelajaran
karena
dengan
pembelajaran
hanya
Tujuan
Indonesia
di
Pendidikan
harapkan
mengusahakan
pembentukan
manusia-manusia
Pancasilais
dan
bosan
mengikuti proses berjalan
monoton. Pembelajaran berpusat pada guru
(teacher
centre)
biasanya
melalui
metode
sebagai agen pembangunan bangsa
terealisasikan
yang
ceramah. Metode ceramah bukan
berkualitas
mandiri
dan
dan
mampuh
berkompeten
dalam
tidak
baik
digunakan
dalam
materi,
namun
segalah aspek kehidupan sebagai
menyampaikan
warga Indonesia. Oleh sebab itu maka
terdapat kelemahan yang dapat di
diperlukan perhatian dan penanganan
atasi oleh model pembelajaran yang
dari seluruh lapisan masyarakat baik
lainnya.
dari
pemerintah,
pengelola Dalam
keluarga
pendidikan
undang-undang
dan
Hal tersebut juga ditemukan
khususnya.
pada kelas XI IPS 3 SMA Negeri 7
Di
Surakarta
dalam
pembukaan UUD Negara RI 1945, di
pada
mata
pelajaran
sosiologi. Menurut hasil observasi di
kelas XI IPS 3 SMA Negeri 7
refleksi mengenai permasalahan yang
Surakarta
dianggap paling penting dan harus
dapat
diidentifikasi
permasalahan-permasalahan
yang
segera diatasi. Peneliti dan guru
terjadi. Berikut identifikasi masalah
sepakat bahwa permasalahan utama
yang terjadi di kelas, antara lain:
dari kelas XI IPS 3 adalah rendahnya
1. Terdapat beberapa siswa yang
keaktifan interaksi siswa terhadap
masih terkesan pasif seperti, tidur
pembelajaran sosiologi yang dapat
saat pelajaran berlangsung dan
berdampak pada hasil belajar mereka.
tidak memperhatikan guru saat
Oleh sebab itu, peneliti bersama guru
mengajar,
berencana
karena
materi
yang
menggunakan
model
disampaikan oleh guru kurang
pembelajaran kooperatif (cooperative
menarik minat dan perhatian para
learning)
siswa.
semangat mereka dalam pembelajaran
2. Tidak semua siswa memperhatikan
untuk
membangkitkan
sosiologi.
saat guru menerangkan bahan ajar
Model
pembelajaran
di depan kelas, selain itu suasana
kooperatif
kelas terlihat tenang, akan tetapi
Tournament (TGT) merupakan model
tenangnya
pembelajaran yang mampu mengajak
bukanlah
memperhatikan.
sendiri dengan temannya.
Game
belajar
kreatif dalam proses pembelajaran. Model
4. Siswa merasa jenuh dan terkesan dalam
Team
siswa untuk berpikir secara aktif dan
3. Ada beberapa siswa yang bercerita
bosan
tipe
karena
pembelajaran monoton.
ini
mengembangkan
hanya
kemampuan
intelektual tetapi seluruh potensi yang ada,
5. Guru kurang bisa menjangkau
tidak
termasuk
emosional
dan
pengembangan pengembangan
seluruh kelas, karena guru hanya
keterampilan. Dengan menerapkan
menerangkan di depan kelas saja.
model pembelajaran ini akan melatih
6. Guru belum menerapkan metode
siswa berani mengemukaan pendapat,
pembelajaran kooperatif. Berdasarkan
identifikasi
bekerja sama, mengembangkan diri, di
atas, peneliti bersama guru melakukan
dan
bertanggungjawab
individu,
saling
secara
ketergantungan
positif, interaksi personal dan proses
menghasilkan perubahan tingkah laku
kelompok.
pada
Penggunaan
model
diri
individu,
baik
dalam
pembelajaran ini secara efektif dan
pengetahuan dan keterampilan baru
efisien akan mengurangi monopoli
maupun dalam bentuk sikap dan nilai
guru
jalannya
positif (Mappa dan Baslemen:1994
proses pembelajaran, dan kebosanan
dalam Anni, 2004:12). Menurut Anni
siswa dalam menerima pelajaran akan
(2004:13)
berkurang.
mengandung
dalam
penguasaan
Berdasarkan
uraian
pengertian tiga
belajar
pokok
yaitu
latar
perubahan perilaku, pengalaman, dan
belakang di atas, peneliti tertarik
lamanya waktu perubahan perilaku
untuk mengadakan penelitian dengan
yang
judul:
Model
Perubahan perilaku ini menyangkut
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
perubahan yang berifat pengetahuan
Game
(kognitif), ketampilan (psikomotorik),
“Penerapan
Tournament
(TGT)
Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran
Sosiologi
dimiliki
oleh
pembelajar.
maupun nilai dan sikap (afektif).
Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran
Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 7
atau kegiatan intruksional, biasanya
Surakarta
guru menetapkan tujuan belajar. Anak
Tahun
Pelajaran
2015/2016” Tujuan
yang berhasil dalam belajar adalah penelitian
tindakan
yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
kelas ini dilakukan adalah untuk
pembelajaran atau tujuan intruksional.
mengetahui
model
Hasil belajar dapat dicapai setelah
penerapan
pembelajaran
Team
Game
terjadi
proses
Tournament
(TGT)
dapat
lingkungan
interaksi
dalam
jangka
dengan waktu
meningkatkan hasil belajar pada mata
tertentu. Hasil belajar dapat berupa
pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS
pengetahuan,
3 SMA Negeri 7 Surakarta tahun
ketrampilan dan nilai sosial. Berhasil
pelajaran 2015/2016.
atau tidaknya suatu proses belajar
Belajar
hakekatnya
mengajar dapat dilihat dari hasil
merupakan kegiatan yang dilakukan
belajarnya. Secara sederhana yang
secara
dimaksud dengan hasil belajar siswa
sadar
pada
pemahaman,
oleh
individu
dan
adalah kemampuan yang diperoleh
kooperatif tipe TGT (Team Game
anak setelah melalui kegiatan belajar.
Tournament) ini salah satu tipe
Karena belajar itu sendiri merupakan
pembelajaran
suatu proses dari seseorang yang
menempatkan siswa dalam kelompok-
berusaha untuk memperoleh suatu
kelompok belajar beranggotakan 3
bentuk
sampai 5 orang siswa yang memiliki
perubahan
perilaku
yang
relatif menetap.
kooperatif
yang
kemampuan, jenis kelamin dan suku
“Hasil
belajar
atau
atau
ras
yang
berbeda.
Guru
achievement merupakan realisasi atau
menyajikan materi, dan siswa bekerja
pemekaran
kecakapan–
dalam
kecakapan potensial atau kapasitas
Dalam
yang
memberikan lembar kerja yang harus
dari
dimiliki
(Sukmadinata,
seseorang”
2005:102).
Dari
kelompok kerja
masing-masing. kelompok
dikerjakan
guru
kelompok.
penjelasan tersebut dapat diketahui
Penguasaan
bahwa
merupakan
anggota kelompok menjadi tanggung
pencapaian yang diperoleh individu
jawab bersama anggota kelompok
atas kemampuan yang dimilikinya
tersebut.
hasil
belajar
dari kegiatan proses pembelajaran. Untuk
meningkatkan
belajar
siswa,
mampu
menerapkan
pembelajaran
guru
yang
materi
Menurut
dari
Huda
tiap
(2013:292)
hasil
metode TGT lebih menekankan pada
diharapkan
evaluasi individual materi akademik
model-model
yang
sudah
dirancang,
dan
mampu
membuka ruang “kompetisi” secara
meningkatkan partisipasi siswa dalam
individual ataupun kelompok untuk
proses pembelajaran sehingga secara
meningkatkan
langsung mampu meningkatkan hasil
Team
belajar siswa. Dengan ini peneliti
menggunakan turnamen akademik,
mengambil
pembelajaran
dan menggunakan sistem kuis-kuis
kooperatif tipe TGT (Team Game
dan sistem skor kemajuan individu,
Tournament) untuk diterapkan pada
dimana para siswa berlomba sebagai
peserta didik kelas XI IPS 3 SMA
wakil tim mereka dengan anggota tim
Negeri 7 Surakarta. Pembelajaran
lain
model
hasil
pembelajaran.
Games
yang
kinerja
Tournament
akademik
sebelumnya setara seperti mereka
bulan Juni 2016. Kegiatan penelitian
(Slavin, 2005:163)
ini
Dari penjelasan tersebut dapat
meliputi
kegiatan
persiapan,
penyusunan proposal perencanaan,
diketahui bahwa model pembelajaran
tindakan,
kooperatif
Game
sampai
model
penelitian pada semester II tahun
TGT
Tournament)
(Team adalah
implementasi penulisan
pembelajaran yang mendorong siswa
ajaran 2015/2016.
lebih aktif, dimana siswa, bukan guru
Penelitian
tindakan
laporan
ini
merupakan
yang memiliki tanggung jawab lebih
penelitian
besar
melaksanakan
dilakukan untuk meningkatkan hasil
pembelajaran, siswa dituntut bekerja
belajar. Pengertian dari penelitian
sama positif dimana setiap anggota
tindakan
bertanggung
untuk
penelitian yang dilakukan oleh guru
mempelajari masalah tertentu dari
di kelasnya sendiri melalui refleksi
materi
Sehingga
diri dengan tujuan untuk memperbaiki
dengan ini diharapkan dalam proses
kinerjanya sehingga hasil belajar
pembelajaran
siswa
dalam
jawab
yang
diberikan.
tersebut
secara
tindakan
hasil
kelas
kelas
(PTK)
meningkat.
yang
adalah
Penelitian
ini
langsung mampu meningkatkan hasil
dilakukan memalui 2 tahapan yaitu
belajar siswa.
siklus I dan siklus II. Menurut Suharsimi
METODE PENELITIAN
tindakan
(2010:130) kelas
”penelitian
merupakan
suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang Dalam
melaksanakan
sengaja dimunculkan, dan terjadi
penelitian ini, penulis mengambil
dalam
lokasi di SMA Negeri 7 Surakarta
Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan
terletak di Jl. Muh. Yamin 79
oleh peneliti yang bertindak dengan
Surakarta
berkolaborasi
57174,
Telp.
(0271)
sebuah
kelas”.
dengan
Penelitian
guru
mata
718629, Kelurahan Tipes, Kecamatan
pelajaran IPS. Guru bertindak sebagai
Serengan, Kota Surakarta. Penelitian
pengajar yang menggunakan metode
ini dilakukan selama 6 bulan dari
pembelajaran TGT (Team Games
bulan Januari 2015 sampai dengan
Tournament) dengan tujuan untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan
Pelaksanaan
Pembelajaran
kualitas praktik pembelajaran secara
(RPP) dan silabus.
berkesinambungan.
Teknik pengumpulan data yang
Adapun data dan sumber data
digunakan oleh peneliti yaitu teknik
yang digunakan dalam penelitian ini,
pengumpulan
yaitu meliputi:
observasi
1. Tempat atau Lokasi Tempat
atau
data
atau
dengan
cara
pengamatan,
tes,
wawancara dan dokumentasi yang
lokasi
dalam
dilakukan tiap siklus.
penelitian tindakan kelas ini
Teknik
uji
validitas
data
adalah ruang kelas XI IPS 3
dilakukan dengan cara uji coba
SMA Negeri 7 Surakarta
terhadap
2. Aktivitas Aktivitas
soal
test
dan
tujuan
diadakannya uji coba adalah agar dalam
penelitian
mendapatkan soal tes yang benar-
tindakan kelas ini adalah proses
benar
pembelajaran mata pelajaran
instrument
sosiologi kelas XI IPS 3.
melalui uji validitas dan realibilitas
3. Dokumen
Oleh
sebab
itu,
penelitian
perlu
diuji
sebelum diterapkan di lapangan.
Dokumen merupakan sumber data
valid.
yang dapat
Teknik
analisis
data
yang
membantu
digunakan dalam penelitian ini adalah
peneliti dalam mengumpulkan
teknik analisis data secara kuantitatif
data
ada
dan kualitatif. Pada teknik kualitatif
kaitannya dengan permasalahan
analisis data yang dilakukan dengan
penelitian tindakan kelas ini.
cara mengamati dan membandingkan
Data
proses kegiatan pembelajaran yang
penelitian
tersebut
yang
antara
lain:
catatan hasil observasi selama
dilakukan
proses pembelajaran, catatan
menggunakan metode TGT (Team
wawancara dengan informan,
Game
hasil evaluasi belajar siswa
siklusnya. Hal ini dilakukan untuk
berupa lembar tes tertulis atau
mendapatkan data yang digunakan
kuis, daftar nilai,
untuk
Rencana
guru
dan
Tournament)
perbaikan
siswa
pada
dalam
saat
setiap
siklus
berikutnya. Pada teknik kuantitatif
analisis
data
dilakukan
dengan
membandingkan peningkatan hasil
keaktifan
interaksi
siswa
dalam
diskusi kelompok sebagai berikut:
belajar siswa pada setiap siklus yaitu nilai rata-rata kelas dan juga nilai ketuntasan hasil belajar siswa yang
Aspek yang dinilai
disajikan dalam bentuk data, tabel, dan prosentase.
Siklus I Target
Capaian
(%)
(%)
80
64,52
Keaktifan Interaksi
HASIL PENELITIAN Tabel Siklus I
menunjukan
bahwa
aktivitas siswa dalam hal ini keaktifan
Siklus 1 dilaksanakan pada
interaksi
siswa
dalam
diskusi
hari Senin, tanggal 7 April 2016 dan
kelompok dan kegiatan turnamen
hari Kamis, tanggal 11 April 2016
sebanyak 20 atau sebesar 64,52%
dengan
dinyatakan aktif mengikuti diskusi
menggunakan
metode
pembelajaran TGT (Team Games
dalam
Tournament) dalam 2 (dua) kali
Sedangkan 11 siswa atau sebesar
pertemuan, tiap pertemuan terdiri dari
35,48% masih pasif hanya diam dan
dua jam pelajaran, satu jam pelajaran
melakukan tindakan lain serta asik
terdiri dari 45 menit. Setelah selesai
mengobrol materi diluar diskusi.
kelompok
dan
turnamen.
melakukan 2 kali pertemuan pada
Pada tabel terlihat adanya
siklus pertama, guru beserta peneliti
peningkatan keaktifan interaksi siswa
mengumpulkan data berupa hasil
dari
evaluasi peserta didik pada siklus I.
sebelumnya. Hal ini berpengaruh
Berdasarkan pengamatan yang
pada
kegiatan
hasil
belajar
pembelajaran
siswa
dalam
dilakukan dalam proses pembelajaran
kelompok
juga
mengalami
menggunakan model pembelajaran
peningkatan
jika
dibandingkan
TGT (Team Games Tournament) pada
dengan
kegiatan
pembelajaran
kelas XI IPS 3
sebelumnya. Berikut gambar tabel
diperoleh
kegiatan siklus I
gambaran
mengenai
nilai hasil belajar siswa siklus I:
Aspek
tanggal 15 April 2016 dan Senin 18
Siklus I
yang
Target
Capaian
April 2016 di ruang kelas XI IPS 3 SMA Negeri 7 Surakarta. Masing-
dinilai
masing
Hasil belajar
80
75,25
pertemuan
dilaksanakan
selama 2 jam x 45 menit, seluruh kegiatan pada pertemuan pertama dan
kognitif
kedua di siklus kedua ini tercantum Dari tabel di atas menunjukan
pada RPP yang dibuat oleh peneliti
bahwa hasil belajar siswa setelah
dan dikonsultasikan kepada guru
penerapan
pembelajaran
kolabolator dengan materi kekerasan
kooperatif tipe TGT (Team Games
yang merupakan sub bab dari konflik,
Tournament) pada siklus I mengalami
kekerasan,
peningkatan. Terbukti prestasi belajar
penyelesaiannya.
setiap siswa yang dilihat dari nilai
melakukan 2 kali pertemuan pada
evaluasi
mengalami
siklus kedua, guru beserta peneliti
peningkatan yang baik. Rata-rata
mengumpulkan data berupa hasil
kelas naik 3,58 dari 71,67 dari hasil
evaluasi peserta didik pada siklus II.
pra tindakan menjadi 75,25 dengan
Berdasarkan
kriteria prestasi baik. Siswa yang
dilakukan dalam proses pembelajaran
tuntas pada siklus I ada 20 anak atau
menggunakan model pembelajaran
64,52% sedangkan 11 anak atau
TGT (Team Games Tournament) pada
35,48% belum tuntas dari jumlah total
kelas XI IPS 3
31 siswa yang ada di kelas XI IPS 3
diperoleh
SMAN 7 Surakarta.
keaktifan
model
siklus
I
dan
upaya
Setelah
selesai
pengamatan
yang
kegiatan siklus II
gambaran interaksi
mengenai
siswa
dalam
diskusi kelompok sebagai berikut: Siklus II Sesuai
dengan
koordinasi
yang dilakukan oleh peneliti dan
Aspek yang dinilai
guru, pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan
selama
2
kali
pertemuan, yaitu pada hari Kamis
Keaktifan
Siklus I Target
Capaian
(%)
(%)
80
90,32
Interaksi
Hasil belajar
Tabel
menunjukan
bahwa
80
82,35
kognitif
aktivitas siswa dalam hal ini keaktifan interaksi
siswa
diskusi
Dari tabel di atas menunjukan
kelompok dan kegiatan turnamen
bahwa hasil belajar siswa setelah
sebanyak 28 atau sebesar 90,32%
penerapan
dinyatakan aktif mengikuti diskusi
kooperatif tipe TGT (Team Games
dalam
Tournament)
kelompok
dalam
dan
turnamen.
model
pada
pembelajaran
siklus
Sedangkan 3 siswa atau sebesar
mengalami
9,68% masih pasif hanya diam dan
prestasi belajar setiap siswa yang
melakukan tindakan lain serta asik
dilihat dari nilai evaluasi siklus II
mengobrol
Terbukti
diluar
diskusi.
mengalami peningkatan yang baik.
prosentase
capaian
Rata-rata kelas naik 7,1 dari 75,25
motivasi belajar XI IPS 1 pada siklus
dari hasil siklus I menjadi 82,35
II sudah mencapai target yang telah
dengan kriteria prestasi baik sekali.
ditentukan, yaitu 80%
Siswa yang tuntas pada siklus II ada
Dengan
materi
peningkatan.
II
ini,
Pada tabel terlihat adanya
26 anak atau 83,87% sedangkan 5
peningkatan keaktifan interaksi siswa
anak atau 16,13% belum tuntas dari
dari
jumlah total 31 siswa yang ada di
kegiatan
pembelajaran
sebelumnya. Hal ini berpengaruh pada
hasil
belajar
siswa
dalam
kelompok
juga
mengalami
peningkatan
jika
dibandingkan
kegiatan
pembelajaran
dengan
kelas XI IPS 3 SMAN 7 Surakarta.
PEMBAHASAN Pembelajaran
merupakan
bagian penting dalam pendidikan.
sebelumnya. Berikut gambar tabel
Pembelajaran
nilai hasil belajar siswa siklus II:
merupakan sebuah proses belajar, jika
Aspek yang dinilai
Siklus I Target
Capaian
pada
dasarnya
proses belajar itu berjalan baik maka hasil
yang
didapatkan
akan
memuaskan sesuai dengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang
dalam belajar karena pembelajaran
ingin
monoton sehingga ada beberapa siswa
dicapai
pembelajaran
maka harus
proses
direcanakan
yang
bercerita
sendiri
dengan
dengan sebaik mungkin. Salah satu
temannya bahkan ada yang bermain
upaya
menciptakan
handphone dan sampai tidur di kelas,
pembelajaran yang efektif adalah
hal ini terjadi karena guru kurang bisa
dengan
model
menjangkau seluruh kelas, sebab guru
pembelajaran yang dipilih secara
hanya menerangkan di depan kelas
tepat sesuai dengan keadaan siswa di
saja. Selama kegiatan pembelajaran
dalam suatu kelas.
guru juga kurang melibatkan siswa
untuk
pemilihan
Pada awal memulai penelitian,
secara aktif, model pembelajaran
peneliti melakukan observasi pra
yang digunakan guru kurang inovatif.
tindakan terhadap kelas XI IPS 3
Setelah melakukan diskusi, peneliti
SMA
dan
dan guru menfokuskan masalah pada
mengidentifikasi permasalahan yang
prestasi belajar siswa yang belum
ada
optimal dan keaktifan siswa dalam
Negeri
dalam
Adapun
7
Surakarta
proses
pembelajaran.
permasalahan
yang
proses
pembelajaran.
Untuk
teridentifikasi pada saat obeservasi
memperbaiki permasalahan tersebut,
adalah terdapat beberapa siswa yang
peneliti
masih terkesan pasif seperti, tidur saat
model pembelajaran kooperatif tipe
pelajaran
TGT (Team Game Tournament).
berlangsung
dan
tidak
dan
guru
melaksanakan
memperhatikan guru saat mengajar,
Berdasarkan hasil observasi
karena materi yang disampaikan oleh
dan wawancara yang dilakukan pada
guru kurang menarik minat dan
pratindakan tersebut peneliti bersama
perhatian para siswa kemudian tidak
dengan guru berkeinginan melakukan
semua siswa memperhatikan saat
tindakan untuk memperbaiki hasil
guru menerangkan bahan ajar di
pembelajaran
depan kelas, selain itu suasana kelas
motivasi
terlihat tenang, akan tetapi tenangnya
menerapkan
bukanlah memperhatikan dan siswa
kooperatif tipe TGT (Team Game
merasa jenuh dan terkesan bosan
Tournament)
dan
belajar
meningkatkan siswa
model
yang
dengan
pembelajaran
diharapkan
mampu
meningkatkan
keaktifan
interaksi dan hasil belajar siswa.
belajar siswa yang dilihat dari nilai setiap siswa saat evaluasi siklus I
Pada pelaksanaan tindakan
mengalami peningkatan dari sebelum
siklus I kegiatan permainan dan
diterapkannya model pembelajaran
turnamen yang dirancang peneliti
kooperatif tipe TGT (Team Game
bersama guru masih begitu sederhana.
Tournament). Hal itu berdampak pada
Hal
untuk
nilai rata-rata kelas yang meningkat
model
menjadi 75,25 termasuk kriteria hasil
pembelajaran kooperatif tipe TGT
belajar baik dari siklus sebelumnya.
(Team
Selain
ini
dimaksudkan
memperkenalkan
Game
Berdasarkan
Tournament).
konsultasi
itu,
Jumlah
siswa
yang
yang
mencapai nilai diatas standar Kriteria
dilakukan kepada guru pelaksanaan
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75
tindakan
I
sebanyak 20 siswa dari jumlah siswa
kali
31 atau sebesar 64,52%, sedangkan
pada
diselenggarakan
siklus dalam
2
pertemuan, yaitu siklus I tahap I
35,48% siswa belum tuntas.
dilaksanakan pada Kamis 7 April
Peningkatan kembali terlihat
2016 pada jam ke 1 dan 2, sedangkan
pada siklus II, hal ini bisa dilihat pada
siklus I tahap II akan dilaksanakan
peningkatan keaktifan interaksi siswa
pada Senin tanggal 11 April 2016 jam
dalam diskusi kelompok dari siklus II
ke 5 dan 6. Keaktifan interaksi siswa
lebih meningkat dari siklus I, hal ini
dalam proses pembelajaran dan hasil
terlihat dari sebesar 20 siswa atau
belajar
64,52% siswa pada skilus I meningkat
siswa
siklus
I
sudah
mengalami peningkatan dibandingkan
keaktifan
sebelum
model
sebesar 28 siswa atau sebesar 90,32%.
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Prestasi belajar siswa yang dapat
(Team Game Tournament). Keaktifan
dilihat dari hasil evaluasi tes formatif
interaksi
siswa yang terus meningkat. Nilai
diterapkannya
siswa
dalam
diskusi
interaksinya
kelas
juga
menjadi
kelompok dan turnamen diperoleh
rata-rata
mengalami
data sebanyak 20 siswa dinyatakan
peningkatan, pada saat evaluasi siklus
aktif atau sebesar 64,52% dari target
I nilai rata-rata kelas 75,25 meningkat
indikator ketercapaian 80%. Hasil
menjadi 82,35 pada siklus II dengan
kriteria baik sekali. Selain itu, jumlah
penerapan
siswa yang memperoleh nilai diatas
kooperatif tipe TGT (Team Games
kriteria
Tournament) tersebut tidak dapat
ketuntasan
meningkat.
Jumlah
memperoleh
nilai
minimal siswa
diatas
yang kriteria
model
menangani
pembelajaran
seluruh
permasalahan
yang dihadapi siswa di kelas.
ketuntasan minimal pada siklus I
Berdasarkan
uraian
data
berjumlah 20 atau sebesar 64,52%
yang telah disajikan maka dapat
menjadi
disimpulkan bahwa penerapan model
26
siswa
atau
sebesar
83,87% pada siklus II. Walaupun
ada
pembelajaran kooperatif tipe TGT peningkatan
(Team Games Tournament) dapat
disetiap siklus, tetapi tidak semua
meningkatkan hasil belajar siswa
siswa mengalami peningkatan hasil
kelas XI IPS 3 SMA Negeri 7
belajar yang diharapkan karena setiap
Surakarta
karakteristik siswa dalam menangkap
sosiologi.
pada
mata
pelajaran
materi pembelajaran berbeda-beda. Begitu pula model pembelajaran tipe
SIMPULAN DAN SARAN
TGT (Team Games Tournament) juga memiliki
kelemahan,
diantarnya
Simpulan
adalah kelas akan sangat ramai
Berdasarkan
Penelitian
sehingga perlu dimonitor dengan
Tindakan Kelas (PTK) pada siswa
baik, ide-ide yang muncul pun hanya
kelas XI IPS 3 SMA Negeri 7
sedikit, sehingga penggunaan model
Surakarta
pembelajaran kooperatif tipe TGT
sosiologi Tahun Pelajaran 2015/2016
(Team Games Tournament) ini sangat
yang
perlu pengawasan yang baik dari guru
penerapan
dalam penerapannya serta sangat
kooperatif tipe TGT (Team, Game,
penting
Tournament)
bagi
guru
untuk
dapat
pada
telah
mata
dilakukan model
pelajaran
dengan
pembelajaran
dapat
diambil
mengembangkan pembelajaran yang
kesimpulan bahwa penerapan model
lebih inovatif dengan harapan dapat
pembelajaran kooperatif tipe TGT
membantu siswa dalam memenuhi
(Team, Game, Tournament) dapat
kebutuhan belajarnya. Oleh karena itu
meningkatakan
keaktifan
interaksi
siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 7
menjadi 64,52%. Kemudian pada
Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016
siklus
pada mata pelajaran sosiologi. Siswa
meningkat, yaitu dengan capaian nilai
lebih
rata-rata peserta didik 82,35 dengan
aktif
berperan
kelompoknya
pada
saat
dalam diskusi
II
capaian
prosentase
ini
jumlah
kembali
siswa
yang
kelompok dan turnamen. Hal itu
mencapai (KKM) Kriteria Ketuntasan
ditunjukan
Minimal 83,87%.
adanya
peningkatan
keaktifan siswa dalam interaksi siswa saat
diskusi
kelompok
maupun
Saran
kegiaan turnamen berlangsung. Pada
Berdasarkan
siklus I siswa yang aktif berperan
tindakan
dalam interaksi siswa saat diskusi
dilaksanakan, maka dapat peneliti
kelompok
sampaikan beberapa saran sebagai
sebesar
64,52%
dan
kelas
penelitian yang
meningkat pada siklus II sebesar
bahan
90,32%.
sebagai berikut saran dalam kegiatan
Penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
pertimbangan,
telah
antara
lain
pembelajaran:
(Team, Game, Tournament) dapat
Bagi sekolah sebaiknya pihak
meningkatakan hasil belajar siswa
sekolah sering mengadakan sosialisasi
kelas XI IPS 3 SMA Negeri 7
ataupun seminar mengenai model-
Surakarta
model
Tahun
Pelajaran
pembelajaran
agar
2015/2016. Pada tahap pra tindakan
pengetahuan guru mengenai model
capaian nilai rata-rata siswa adalah
pembelajaran bertambah. Kemudian
71,67
menyediakan sarana dan prasarana
dengan
prosentase
jumlah
peserta didik yang mencapai (KKM)
yang
Kriteria Ketuntasan Minimal 32,25%
pembelajaran,
dari 31 siswa. Pada siklus I capaian
pembelajaran dapat berjalan lebih
nilai rata-rata peserta didik meningkat
baik dan lancar.
menjadi 75,25 dengan prosentase jumlah
peserta
didik
mencapai
mendukung
Bagi
sehingga
guru
kegiatan proses
hendaknya
penerapan model yang diterapkan
(KKM) Kriteria Ketuntasan Minimal
dalam
pembelajaran
sebaiknya
yang juga mengalami peningkatan
dikembangkan lagi. Sehingga model
pembelajaran yang digunakan tidak
sebab dalam pembelajaran kooperatif
monoton. menerapkan
Guru
sebaiknya
setiap anggota kelompok diharapkan
model
pembelajaran
aktif dan inovatif serta memiliki
yang variatif dan inovatif dalam
tanggung
kegiatan
Dalam
penguasaan
kegiatan
Hendaknya
pembelajaran.
menyelenggarakan
jawab
dalam
materi siswa
upaya
pelajaran. tidak
hanya
pembelajaran guru sebaiknya lebih
menjadikan guru dan modul yang
komunikatif dengan peserta didik, hal
diberikan oleh guru sebagai sumber
ini
mengetahui
belajar, tetapi memiliki inisiatif untuk
hambatan yang dialami peserta didik
memperoleh bahan ajar dari sumber
dalam kegiatan pembelajaran ataupun
lain selain guru.
bertujuan
untuk
juga untuk mengetahui kekurangan penyelenggaraan pembelajaran. Guru
DAFTAR PUSTAKA
sebaiknya lebih kritis dalam mengkaji
Anni, C; Rifa’I, A; Purwanto, E dan Purnomo, D. (2004). Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES. Black, James A. dan Dean J. Champion. (1992). Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung: Eresco. Burhan Bungin. (2003). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grafindo Persada. Baharuddin & Wahyuni, E.N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Arr-Ruzz Media. Dedi Mulyana. (2006) Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grafindo Persada. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dimyanti & Mudjiono. 2009. Belajar & Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta. Haris Herdiansyah. (2010). Metodologi Penelitian
permasalah yang terjadi di kelas sehingga
dapat
mengambil
penyelesaian masalah yang tepat. Dalam proses pembelajaran guru sebaiknya
bisa
mengelola
kelas
dengan efektif agar pembelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa. Bagi siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung
peserta
didik hendaknya memperhatikan baik ketika
guru
menjelaskan
materi
ataupun ketika guru memberikan instruksi. Siswa harus lebih belajar untuk
tanggung
jawab
terhadap
tugasnya pada pelaksanaan proses pembelajaran baik sebagai individu maupun anggota dalam kelompok,
Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Sutopo H.B. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press. Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Karwati, Euis dan Donni Juni Priansa. (2014). Manajemen Kelas. Bandung : Alfabeta. Anita Lie. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Rajawali Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2009. Prakter Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Slameto. (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin E Robert. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan
Prakik. Bandung: Nusa Media. Sugiyono. (2005) Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. ________. (2008) Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Rosdakarya. Suharsimi Arikunto.2009.Dasardasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Thobroni Muhammad dan Mustofa Arif. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: ArRuzz Media. Wena, Made. (2009).Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional.Jakarta:Bumi Aksara.
Mengetahui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Slamet Subagyo, M.Pd
Drs. H. M.H Sukarno M.Pd
NIP. 195211261981031002
NIP. 195106011979031001