PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XII IPS 6 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Candra Mega Permatasari Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak Candra Mega Permatasari. K 8410016. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XII IPS 6 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2014 Tujuan Penelitian ini adalah perbaikan pembelajaran sosiologi untuk meningkatkan meningkatkan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas XII IPS 6 SMA Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014 melalui penerapan pembelajaran kooperatif teknik Kancing Gemerincing Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPS 6 SMA Negeri 8 Surakarta yang berjumlah 24 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus tindakan. Dengan tiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tidakan, observasi dan refleksi. Data hasil penelitian diperoleh melalui, catatan lapangan, wawancara, test dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari test dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata kelas XII IPS 6 tiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar sosiologi siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Kancing Gemerincing pada materi globalisasi dan modernisasi mengalami peningkatan di dapatkan peningkatan prestasi belajar pada saat observasi didapat nilai rata-rata 54,6, siklus I nilai rata-rata sebesar 68,5, siklus II nilai rata-rata sebesar 80,45 dan siklus III nilai rata-rata sebesar 83 Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif teknikkancing gemerincing meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Sosiologi siwa kelas XII IPS 6 Negeri 8 Surakarta Kata kunci : Pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing, prestasi belajar
PENDAHULUAN.
kegiatan belajar siswa agar mencapai
Pendidikan merupakan hal yang penting
keberhasilan belajar seperti yang telah
dalam membentuk kepribadian manusia.
ditetapkan dalam proses belajar mengajar.
Proses pembentukan kepribadian manusia
Jadi dewasa ini peran guru menjadi
sendiri berjalan seumur hidup dari lahir
semakin meningkat, dulu pembelajaran
sampai akhir hayat. Proses pembentukan
berpusat pada guru, namun sekarang
tersebut dapat ditempuh melalui jalur
pembelajaran
formal, informal, dan non formal.
sehingga guru dituntut untuk kreatif dalam
Dalam pendidikan formal, proses
berpusat
pada
siswa,
mengembangkan metode pembelajaran
pembelajaran memiliki kontribusi yang
supaya
besar, karena pada umumnya seseorang
keberhasilan sesuai tujuan yang telah
akan melalui sistim pendidikan dari SD,
direncanakan.
SMP,
SMA,
didik
mencapai
Dalam
proses
perguruan
tinggi.
pembelajarannya seorang guru hendaknya
pembelajaran
formal
mengetahui latar belakang siswa serta
tersebut seringkali menemui beberapa
kebutuhan siswa, sehingga nantinya guru
permasalahan.
yang
bisa memberikan pembelajaran dengan
dihadapi dalam proses pembelajaran tentu
maksimal. Seorang siswa menurut Kristi
berkaitan dengan siswa, guru, sekolah dan
dalam Kesuma (2013 : 10) menyebutkan
lingkungan
bahwa “Siswa adalah jiwa yang terus
Didalam
dan
peserta
proses
Permasalahan
sekolah.
Kesemuanya
memiliki kontribusi yang sama pentingnya
berubah,
dalam peningkatan kualitas pendidikan di
berkembang,
suatu sekolah. Namun dalam proses
sehingga
pembelajarannya, interaksi antara guru
pembelajaran”. Melalui sistim pendidikan
dan siswa menjadi suatu keharusan,
yang baik, seharusnya guru dan sekolah
sehingga peran guru dalam pembelajaran
bekerjasama untuk memenuhi hak-hak
sangatlah penting.
peserta
Supriyadi (2012:73)
berproses, dan mereka
didik
bertumbuh, bertransformasi bukan
berdasarkan
perkembangan
proses mengajar belajar ialah sebagai
pribadi peserta didik. Tujuan belajar
director of learning (direktur belajar)”.
sendiri menrut
Artinya bahwa setiap guru diharapkan
adalah “Tujuan belajar adalah membuat
untuk
siswa senang belajar, membuat mereka
mengarahkan
kebutuhan
tahap
menyebutkan bahwa “Fungsi guru dalam
pandai-pandai
dan
objek
setiap
Kesuma (2013 : 10)
menikmati belajarnya, membuat mereka
Seorang guru yang profesional sebaiknya
menemukan
mampu menerapkan berbagai metode
relasi-relasi
pengetahuan
berdasarkan apa yang mereka pelajari”.
pembelajaran
Sebagai guru yang profesional hal ini
kebutuhan siswa. Penggunaan bebagai
menjadi suatu keharusan, bahwa dalam
metode pembelajaran yang bervariasi dan
proses belajar mengajar sebisa mungkin
inovatif
membuat
keaktifan dan prestasi belajar siswa.
suasana
menyenangkan, yang
belajar
dengan
yang
pembelajaran
menyenangkan
yang
tentu
Namun
sesuai
akan
pada
dengan
meningkatkan
kenyataannya,
proses
maka
akan
pendidikan di Indonesia tidak semua
motivasi
dan
berjalan dengan lancar dan tidak semua
prestasi belajar siswa. Apalagi dalam era
guru dapat menempatkan dirinya pada
modernisasi ini, guru diberikan berbagai
situasi dan kebutuhan siswa. Seperti yang
kemudahan,
diungkapkan
minat.
meningkatkan
misalnya
adanya
LCD.
Nini
Subini
(2012:89)
Melalui LCD dapat ditampilkan video-
mengenai
video pembelajaran yang akan membuat
sering dilakukan oleh guru, salah satunya
suasana
dikelas.
adalah
Penggunaan model pembelajaran yang
proses
bervariasi juga dapat meningkatkan minat
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
siswa
dalam
seperti berpikir egosentris, merasa paling
dapat
pintar, tidak menguasai materi, mengajar
memenuhi standar profesional. Dalam
tanpa mendidik, dan sebagainya” . Disini
kenyataan disekolah, guru memiliki sifat
guru memang tidak menjadi faktor utama
dan karater yang berbeda-beda, tidak
penentu kualitas pendidikan, namun disini
jarang juga pihak sekolah
guru memiliki peran yang penting dalam
yang
dalam
praktiknya,
berbeda
belajar.
tidak
Namun
semua
guru
menemui
kesalahan-kesalahan
yang
“Berkaitan langsung dengan pembelajaran,
proses
dengan keprofesionalan seorang guru.
ditegaskan oleh Nini Subini (2012:45)
pembelajaran
dikelas
bahwa
“Yang
Seperti
saat
kendala atau permasalahan yang berkaitan Proses
pembelajaran.
terutama
paling
yang
menentukan
biasanya berkaitan dengan cara atau
mengenai kualitas pendidikan di negara
metode pembelajarannya. Metode atau
ini adalah guru, Walaupun selama ini
cara pembelajaran, berkaitan dengan sifat
telah
profesionalisme guru dalam mengajar.
kurikulum,
terjadi
beberapakali yang
pergantian
terpenting
adalah
pelaksanaan dan hasil yang didapatkan”.
pelajaran sosiologi, saat guru menjelaskan
Jadi
erat
materi ada peserta didik yang asik
hubungannya dengan kinerja guru yang
berbicara diluar materi pelajaran, pada
memang dituntut profesional.
saat diminta berdiskusi dengan teman
pelaksanaan
pendidikan
Berdasarkan hasil observasi dan
sebangku, banyak peserta didik yang
refleksi yang dilakukan peneliti bersama
berdiskusi sendiri di luar materi, saat
guru kolabolator, dari kelima kelas yang
pembelajaran berlangsung banyak siswa
direkomendasikan
guru,
penelitian
yang tidak memperhatikan pelajaran dan
tindakan
yang
bertujuan
hanya tiduran padahal ada guru yang
memperbaiki dan meningkatkan aktivitas
sedang menjelaskan materi. Dari segi
belajar siswa, berfokus pada kelas XII IPS
penataan tempat duduk pun, banyak
6. Di kelas tersebut ditemukan beberapa
bangku di bagian depan yang masih
permasalahan
dengan
kosong, siswa lebih memilih tempat
profesionalisme guru, diantaranya adalah
duduk dibagian belakang. Jika dilihat dari
guru kurang inovatif dalam menggunakan
hasil evaluasi belajar pun banyak siswa
metode pembelajaran, metode yang selalu
yang tidak tuntas. Dari siswa yang hadir
digunakan guru adalah ceramah, padahal
saat evaluasi berlangsung yaitu 24 siswa,
di
100% siswa yang tidak tuntas pada KKM
kelas
kelas
yang
berkaitan
disediakan
LCD,
namun
keberadaan LCD kurang dimanfaatkan,
(Kriteria
guru
terlihat
kurang
Ketuntasan
Minimum)
73,
tegas
dalam
dengan nilai rata-rata kelas adalah 54,6. Jadi sejumlah 24 siswa atau 100% siswa
memberikan
arahan
kepada
siswa.
Permasalahan
yang berkaitan
dengan
guru
tersebut
Berdasarkan data tersebut dapat
menyebabkan kondisi siswa yang pasif
disimpulkan bahwa dari 24 siswa yang
karena pembelajaran masih terpusat pada
mengikuti evaluasi belajar, semua siswa
guru. Pada tahap observasi yang dilakukan
dinyatakan tidak tuntas. Berdasarkan hal
oleh
beberapa
tersebut, dalam rangka memperbaiki dan
permasalahan antara lain ada beberapa
meningkatkan proses pembelajaran maka
siswa yang belum ada kesiapan dalam
peneliti melakukan penelitian dengan
menerima pelajaran, terlihat siswa belum
menerapkan Teknik Kancing Gemerincing
mempersiapkan
agar siswa dapat lebih aktif, antusias
profesionalisme
peneliti,
ditemukan
alat
tulis
dan
buku
tidak tuntas dalam evaluasi.
dalam mengikuti proses pembelajaran
Penerapan
Sosiologi,
Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing
serta mempermudah siswa
Model
untuk memahami pelajaran sosiologi,
Sebagai
dengan begitu maka prestasi belajar pun
belajar Sosiologi Siswa Kelas XII IPS 6
menjadi meningkat. Dengan menerapkan
SMA N 8 Surakarta tahun pelajaran
teknik
2013/2014.
kancing
diharapkan
gemerincing dapat
ini,
meningkatkan
prosentase siswa yang tuntas nilai KKM, keaktifan siswa meningkat, tumbuhnya sikap
tanggungjawab
siswa,
serta
terciptanya interaksi yang baik antar siswa. Pemilihan indikator prestasi belajar oleh
peneliti,
memiliki
beberapa
pertimbangan, yang pertama rendahnya nilai evaluasi siswa yang jauh dari standar yang telah ditetapkan, yaitu 56,4 dengan KKM adalah 73, maka peneliti berfokus pada peningkatan prestasi belajar, yang kedua adalah
siswa kelas XII memang
dituntut banyak latihan soal dengan nilai yang memenuhi standar atau tuntas KKM, karena di kelas XII ini akan menghadapi tantangan
terdekatnya
yaitu
ujian
nasional, sehingga dituntut peningkatan prestasi belajar. Jadi pemilihan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing ini sesuai dengan kebutuhan dan karateristik siswa serta sesuai dengan permasalahan yang ada dikelas. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti mengangkat judul
Upaya
Pembelajaran
Peningkatan
Prestasi
METODE PENELITIAN. Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMA Negeri 8 Surakarta kelas XII IPS 6 tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 selama enam bulan yaitu mulai bulan Juli sampai bulan Desember
2013.
Subjek
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini difokuskan pada siswa kelas XII IPS 6 SMA Negeri 8 Surakarta, yaitu dengan jumlah 24 siswa, terdiri 11 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki pada tahun ajaran 2013/2014. Pada kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan-permasalahan
dalam
kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran Sosiologi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi semua fenomena yang berkaitan dengan penelitian dan mengandung informasi yang berkaitan dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
Data
penelitian
yang
dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu
dari dokumentasi atau arsip sekolah, guru
verifikasi. Indikator kerja adalah suatu
mata pelajaran Sosiologi, siswa kelas XII
acuan yang digunakan peneliti untuk
IPS 6 SMA Negeri 8 Surakarta sebagai
mengukur ketercapaian tujuan yang telah
subjek penelitian. Dalam penelitian ini
direncanakan. Indikator penelitian ini
penulis menggunakan teknik triangulasi
diambil dari
sumber data dan metode, jadi nantinya
satuan pendidikan sosiologi kelas XII IPS
peneliti melakukan perbandingan dan
dan
mengecek kembali derajat kepercayaan
73. Jadi indikator yang digunakan untuk
informasi yang diperoleh melalui waktu
mengukur
dan
dengan
tindakan ini jika dalam tindakan, sejumlah
wawancara,
75% siswa mencapai nilai tuntas sesuai
observasi, tes dan dokumentasi. Jadi
dengan KKM yang telah ditetapkan.
pengumpulan
Menurut Asrori (2012:68-69), ada empat
alat
yang
menggunakan
berbagai
berbeda
metode data
sumber
dilakukan yang
dengan
berbeda
dan
silabus kurikulum tingkat
kriteria ketuntasan minimum yaitu
tahapan
keberhasilan
penting
dalam
penelitian
penelitian
pengumpulan data tersebut mengarah pada
tindakan, yaitu perencanaan (planing),
sumber data yang sama untuk menguji
tindakan
kebenarannya. Data yang dianalisis dalam
(observation), dan refleksi (reflection).
penelitian ini adalah data prestasi belajar
Penelitian ini dilaksanakan 3 siklus.
siswa, jadi dalam teknik analisis data,
berikut adalah uraiannya
peneliti mengunakan analisis data secara kuantitatif
untuk
peningkatan
prestasi
menunjukkan belajar
sebagai
(action),
pengamatan
Siklus I Perencanaan
pengaruh tindakan atau penerapan metode
Siklus
I
akan
dilaksanakan
yang telah dilakukan guru. Sedangkan
selama tiga pertemuan, sedangkan hasil
analisis
diskusi
kualitatif
digunakan
untuk
berupa
perencanaan
yang
menganalisis pengaruh penerapan metode
dilakukan peneliti bersama guru yang
pembelajaran kooperatif teknik kancing
pertama adalah membuat RPP, membuat
gemerincing dalam meningkatkan prestasi
bahan
belajar siswa.
penelitian, perencanaan yang terakhir
Analisis terdiri dari tiga
alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
ajar,
menyiapkan
instrumen
adalah membuat skenario pembelajaran.
siklus hanya 56,4. Jadi di siklus pertama
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan adalah penerapan skenario
pembelajaran
dirumuskan.
Dalam
pelaksanaan
yang
telah
penelitian
ini
siklus
I,
tindakan
ini sudah mengalami kenaikan sebanyak 12,1 dari yang sebelumnya 56,4 pada pratindakan Analisis Dan Refleksi
dilaksanakan selama 3 kali pertemuan seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari kamis, 12 September 2013, kamis 19 September 2013, dan jumat 20 September 2013 di ruang kelas XII IPS 6 SMA Negeri 8 Surakarta. Pertemuan pertama dilaksanakan selama 2 x 45 menit, pertemuan kedua 2 x 45 menit dan pertemuan ketiga 2 x 45 menit sesuai dengan
perencanaan.
Kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus pertama ini merupakan usaha memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
sebelumnya
menggunakan
model
dengan
pembelajaran
kooperatif teknik kancing gemerincing. Observasi dan interpretasi Berdasarkan pelaksanaan tindakan dan dilaksanakan evaluasi, dapat diketahui bahwa dari 24 siswa hanya 6 siswa (25%) yang dinyatakan tuntas pada pelajaran sosiologi sedangkan yang belum tuntas adalah 18 siswa (75%). Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 68,5, sedangkan pada prestasi belajar pra
Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan peneliti bersama guru, maka perbaikan yang dapat dilakukan pada siklus kedua adalah sebagai berikut: 1) Guru harus lebih tegas dalam menegur peserta didik yang terlambat masuk kelas, dan lebih tegas lagi mengenai tata tertib yang harus dipatuhi siswa, misalnya dalam menggunakan dasi, pakaian yang tidak dimasukkan, dll. 2) Guru sebaiknya lebih menekankan konsep-konsep dasar akan materi modernisasi dan globalisasi. 3) Guru sebaiknya mendorong siswa untuk mau bertanya mengenai materi yang belum jelas. Caranya adalah dengan mengajak siswa membaca gambar yang disajikan, sebaiknya
gambar dibaca
yang bukan
disajikan berdasarkan
anggapan dari guru, namun siswa juga diajak berinteraksi dalam proses diskusi kecil dalam penyampaian materi. Guru juga sebaiknya memberikan motivasi kepada siswa, supaya siswa memiliki keberanian bertanya terhadap hal-hal yang belum
dipahami
siswa.
4)
Sebelum
penerapan model pembelajaran kooperatif
memberikan soal evaluasi berupa soal
teknik
guru
analisis, sehingga setiap siswa pasti
menekankan pearaturannya bahwa setiap
memiliki pendapat sendiri-sendiri dan hal
siswa
tersebut
kancing
gemerincing,
hanya
memiliki
kesempatan
menyampaikan pendapat sebanyak dua kali saja. Namun jika dalam pembelajaran masih
ada
siswa
yang
melakukan
menimimalisir
siswa
untuk
mencontek. Siklus II
kecurangan, maka guru harus selalu
Perencanaan
mengingatkan. 5) Dalam penerapan teknik
Kegiatan
perencanaan
siklus
II
ini
memang
dilakukan pada hari selasa 8 Oktober 2013
membuat kondisi siswa menjadi gaduh,
bertempat di ruang BK SMA Negeri 8
namun kegaduhan yang positif, dan hal
Surakarta.
tersebut tidak menjadi masalah, namun
mendiskusikan hasil yang telah dicapai
yang
ada
pada siklus I, dan mencari kekurangan
beberapa siswa yang merasa diperlakukan
serta kelebihan yang telah dilaksanakan
tidak
fokus pada
pada siklus I. Pada siklus I indikator
beberapa kelompok saja. Solusi yang
prestasi belajar belum memenuhi target,
diambil dalam permasalahan ini adalah
maka
dengan mengubah posisi tempat duduk
perbaikan-perbaikan,
setiap kelompok, posisi kelompok dibuat
bersama guru merencanakan pelaksanaan
agak membentuk bentuk U, paling tidak
siklus II akan dilaksanakan sebanyak tiga
saat
kali pertemuan,
kancing
gemerincing
menjadi adil,
guru
ini
masalah
guru
di
adalah
hanya
depan,
guru
dapat
memperhatian setiap kelompok, supaya guru dapat memperhatikan kelompok
pada
Peneliti
siklus
bersama
II
ini
sehingga
guru
dilakukan peneliti
Pelaksanaan Tindakan
dalam
Dalam penelitian ini pelaksanaan tindakan
mengacungkan tangan. 6) Guru sebaiknya
siklus II, dilaksanakan selama 3 kali
tegas
pertemuan
mana
yang dalam
paling
cepat
menegur
siswa
yang
seperti
yang
telah
melakukan kecurangan saat mengerjakan
direncanakan, yaitu pada hari kamis, 10
soal
untuk
Oktober 2013, Jumat 11 Oktober 2013,
tidak
dan Kamis 17 Oktober 2013, di ruang
mencontek adalah salah satunya dengan
kelas XII IPS 6 SMA Negeri 8 Surakarta.
evaluasi.
mengantisipasi
siswa
Namun supaya
Pertemuan pertama dilaksanakan selama 2
yang
x 45 menit, pertemuan kedua 2 x 45 menit
terpotong hanya untuk pengkondisian
dan pertemuan ketiga 2 x 45 menit sesuai
siswa. Siswa juga kurang ada kesadaran
dengan
untuk menyegerakan persiapan belajar
perencanaan.
Kegiatan
digunakan
mereka.
siklus
usaha
khususnya dalam pemberian motivasi
memperbaiki dan miningkatkan kualitas
kepada siswa untuk selalu menghargai
pembelajaran
sebelumnya
dengan
waktu. 2) Dalam pembelajaran siswa
menggunakan
model
pembelajaran
belum terkondisi secara maksimal. Dalam
ini
merupakan
kooperatif teknik kancing gemerincing.
guru
pembelajaran
pembelajaran yang dilaksanakan pada kedua
Peran
untuk
sangat
penting,
hal ini, belum terkondisikannya siswa secara maksimal karena disebabkan oleh
Observasi dan Interpretasi
antusiasme siswa, Ditambah lagi aksi
Berdasarkan data diatas, dapat
protes
siswa
yang
merasa
tidak
dilihat bahwa nilai rata-rata prestasi
diperhatikan oleh guru, jadi pada dasarnya
belajar sudah meningkat dari 68,5 menjadi
siswa gaduh dalam hal positif. Namun jika
80,45.
pun
itu dilakukan secara berlebihan tentu akan
meningkat menjadi 17 siswa (70,83%) dan
mengganggu kelas lain.Sehingga guru
yang belum tuntas sebanyak 7 siswa
selalu meyakinkan siswa bahwa semua
(29,17%).
siswa mendapat perhatian yang sama,
Analisis dan Refleksi
memiliki kesemptan yang sama dan guru
Hasil
ketuntasan
siswa
tidak membeda-bedakan antara kelompok Berdasarkan
hasil
refleksi
yang telah dilakukan oleh guru dan peneliti,
ada
menyebabkan
beberapa masih
factor
yang
satu dengan lainnya. Siklus III, Perencanaan
ditemukannya
Kegiatan perencanaan siklus III ini
kekurangan-kekurangan yang dilihat dari
dilakukan pada hari selasa 15 Oktober
segi siswa dan guru, sehingga refleksinya
2013 bertempat di ruang BK SMA Negeri
adalah sebagai berikut: 1) Siswa belum
8
disiplin. Siswa kurang disiplin waktu,
mendiskusikan hasil yang telah dicapai
beberapa siswa belum ada kesadaran
pada siklus II, dan mencari kekurangan
untuk menghargai waktu. Sehingga waktu
serta kelebihan yang telah dilaksanakan
Surakarta.
Peneliti
bersama
guru
pada siklus II. Pada siklus II indikator
kriteria ketuntasan minimal adalah 22
prestasi belajar belum memenuhi target,
siswa (91,67%) sedangkan yang belum
maka pada siklus III ini dilakukan
mencapai ketuntasan adalah 2 siswa
sehingga
peneliti
(8,33%). Nilai rata-rata kelas X II IPS 6
bersama guru merencanakan pelaksanaan
pada mata pelajaran sosiologi meningkat
siklus III akan dilaksanakan sebanyak
menjadi 83 dengan nilai tertinggi 98 dan
tiga kali pertemuan,
nilai terendah 70. Rata-rata nilai yang
perbaikan-perbaikan,
diperoleh siswa setelah penerapan model
Pelaksanaan Tindakan. Pelaksanaan
pembelajaran kooperatif teknik kancing
tindakan
adalah
gemerncing pada Siklus
III adalah 83.
penerapan skenario pembelajaran yang
Dengan
telah dirumuskan. Pelaksanaan tindakan
tindakan,
siklus III dilaksanakan selama 3 kali
mengalami kenaikan sebesar 2,55 dari
pertemuan, yaitu pada hari jumat tanggal
yang siklus II nilai rata-rata kelas adalah
18 Oktober 2013, kamis 24 Oktober 2013,
80,45 menjadi 83 pada siklus III.
dan jumat tanggal 25 Oktober 2013 di ruang kelas XII IPS 6 SMA Negeri 8 Surakarta.
Pertemuan
dilaksanakan
selama
pertemuan
kedua
setelah
prestasi
diterapkan
belajar
siswa
Analisis dan Refleksi
pertama
Berdasarkan hasil refleksi yang
menit,
telah dilakukan oleh guru dan peneliti, ada
dan
beberapa factor yang menyebabkan masih
2x45
2x45
demikian,
menit
pertemuan ketiga 2x45 menit sesuai
ditemukannya
dengan perencanaan. Kegiatan pada siklus
yang dilohat dari segi siswa dan guru,
pertama
sehingga
perbaikan
ini
dimaksudkan terhadap
sebagai
kekurangan-kekrangan
refleksinya
adalah
sebagai
pelaksanaan
berikut: 1) Siswa belum bisa disiplin
pembelajaran di dalam kelas dengan
waktu. Siswa belum ada kesadaran untuk
model pembelajaran kooperatif teknik
mengahargai
kancing gemerincing.
beberapa siswa yang sering terlambat
Observasi dan Interpretasi Berdasarkan data tersebut dapat diketahui jumlah siswa yang mencapai
waktu,
sehingga
ada
masuk kelas. Refleksinya adalah bahwa seorang guru memang berperan untuk selalu mengingatan dan
memberikan
motivasi supaya siswanya lebih disiplin
waktu.
Guru
melakukan
implikasinya pada tingkat operasional
pendekatan terhadap beberapa siswa yang
dikelas” (hlm.45-46). Model pembelajaran
sering terlambat masuk kelas, dengan
salah satunya adalah model pembelajaran
begitu
kooperatif. Parker (1994) mendefinisikan
maka
hendaknya
guru
akan
mengetahui
permasalahan yang dihadapi siswa dan
bahwa
diharapkan hal tersebut dapat memotivasi
sebagai suasana pembelajaran dimana
siswa untuk selalu datang tepat waktu. 2)
para siswa saling berinteraksi untuk
Guru
mengerjakan
kurang
Menjadi
tegas
guru
terhadap
profesional
siswa.
“Kelompok
tugas
kecil
kooperatif
akademik
demi
memang
mencapai tujuan bersama” (Huda, 2013 :
dituntut untuk selalu bisa menghadapi
29). Salah satu teknik model pembelajaran
kondisi siswa dnegan berbagai macam
kooperatif
latar belakang.
dikembangkan
Termasuk di kelas XII
adalah
teknik
yang
oleh
Spencer
(1990),
IPS6, dengan berbagai macam karakter
dalam teknik ini masing-masing anggota
terkadang mengharuskan guru leboh sabar
kelompok
dalam mengahadapisiswa dikelas tersebut
kontribusi mereka dan mendengarkan
dibandingkan dengan kelas lain. Namun
pandangan anggota yang lain. Jadi dengan
selain membimbing siswa, guru juga harus
menggunakan teknik ini, antara siswa
dituntut ketegasan dalam mendidik siswa,
dalam satu kelompok tidak ada yang
ketegasan
mempunyai
tersebut
bertujuan
untuk
berkesempatan
posisi
memberikan
dominan,
semua
membuat siswa tersebut segan terhadap
mempunyai kesempatan yang sama untuk
guru dengan begitu siswa akan lebih
aktif
meghargai guru.
penelitian ini peneliti mengambil fokus penelitian
REVIEW LITERATUR Model
pembelajaran.
prestasi
belajar.
Dalam Nasoetion
(1996:195) dalam Syah (2012) bahwa menurut
“Pemberian skor atau nilai peserta didik
Suprijono (2012), Model pembelajaran
tersebut merujuk pada hasil perbandingan
merupakan
praktik
antara skor-skor yang diperoleh teman-
teori
teman sekelompoknya dengan skornya
pembelajaran
pembelajaran
dalam
“Landasan hasil
penurunan
psikologis pendidikan dan teori belajar yang
dirancang
berdasarkan
analisis
terhadap implementasi kurikulum dan
sendiri”.
Sedangkan menurut Pressley dan McCormick (1995 :580) dalam Syah (2012:221), menyatakan PAK (Penilaian Acuan Kriteria) merupakan proses pengukuran prestasi belajar dengan cara sistem belajar tuntas, seorang siswa dapat dinyatakan tuntas atau lulus dalam evaluasi suatu mata pelajaran tertentu jika ia telah menguasai seluruh materi secara merata dan mendalam dengan nilai minimal tertentu
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN Berikut adalah tabel hasil penelitian tiap siklus Pra siklus % 0%
Kriter ia Tuntas 73-100 Tidak Tuntas 0-72
100% 100%
Siklus Silus I II % % 25% 70,8 4% 75% 28,1 7%
Siklus III % 91,67 % 8,33%
100%
100%
100 %
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pretasi belajar adalah proses hasil belajar yang berwujud angka-
Jadi dengan diterapkannya model
angka yang dapat diukur. Prestasi belajar
pembelajaran kooperatif teknik kancing
siswa dapat diukur dengan pendekatan
gemerincing dapat meningkatkan prestasi
PAK dan PAN. Dari kedua pendekatan
belajar siswa, terbukti dalam penerapan
yang digunakan untuk mengukur prestasi
model tersebut di kelas XII IPS 6 SMA
belajar menggunakan indikator angka-
Negeri 8 Surakarta, prestasi belajar siswa
angka. Sehingga prestasi belajar seorang
mengalami
siswa berupa simbol-simbol angka yang
signifikan dari
dapat digunakan guru untuk mengukur
tindakan
proses hasil belajar siswa. Seperti dalam
tindakan.
penelitian ini, nilai ketuntasan minimun di
tersebut, beberapa siswa mengungkapkan
SMA Negeri 8 Surakarta adalah 73.
bahwa
Sehingga setiap siswa dinyatakan tuntas
tersebut membuat pembelajaran
dalam belajar jika memenuhi nilai lebih
menyenangkan, pelajaran sosiologi yang
atau sama dengan 73. Jika siswa mendapat
identik dengan hafalan dibuat menjadi
nilai dibawah 73, maka siswa tersebut
sebuah kompetisi sehingga proses belajar
dinyatakan belum tuntas.
menjadi menyenangkan. Seperti yang
kenaikan
yang
sebelum
sampai Dalam
dengan
dilaksanakan pelaksanaan
penerapan
pembelajaran
cukup
dengan
teknik teknik yang
diungkapakan Kesuma (2013 : 11) bahwa
“Tujuan belajar pada hakekatnya adalah
sampai
membuat siswa senang belajar, membuat
mengalami kenaikan sebesar 13,9 dari
mereka menikmati belajarnya membuat
semula 54,6 menjadi 68,5 pada siklus I,
mereka
relasi-relasi
dan kenaikan sebesar 11,95 dari semula
pengetahuan berdasarkan apa yang telah
68,5 pada siklus I menjadi 80,45 pada
mereka pelajari”. Dalam pelaksanaan
siklus II dan kenaikan sebesar 2,55 dari
tindakan
semula 80,45 pada siklus II menjadi 83
menemukan
ini
penghargaan
peneliti bagi
memberikan
III.
Pada pratindakan
teraktif,
pada siklus III. Pada pratindakan prestasi
sehingga siswa merasa termotivasi untuk
belajar siswa dibawah KKM semua,
mendapatkan hadiah, selain itu hadiah
kemudian pada siklus I setelah penerapan
berupa pujian juga selalu diberikan guru
model pembelajaran kooperatif teknik
terhadap siswa, dengan pemberian hadiah
kancing gemerincing ketuntasan siswa
atau
membuat
naik menjadi 25% sejumlah 6 siswa dari
siswa menjadi bersemangat untuk meraih
24 siswa, sedangkan pada siklus II
prestasi belajar setinggi tingginya.
mengalami peningkatan ketuntasan siswa
KESIMPULAN DAN SARAN
yaitu 70,84% yaitu sejumlah 17 siswa
pengahargaan
kelompok
siklus
tersebut
Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XII IPS 6 SMA Negeri 8 Surakarta dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklusnya dilaksanakan selama 3 pertemuan. tahapan
Setiap
siklus meliputi 4
penelitian,
perencanaan,
antara
pelaksanaan
lain
tindakan,
observasi interpretasi, dan tahap refleksi tindakan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada prestasi belajar siswa, rata-rata prestasi belajar siswa mengalami kenaikan dari pratindakan
tuntas, dan pada siklus III mengalami peningkatan ketuntasan sejumlah 91,67% yaitu sejumlah 22 siswa.
Berdasarkan
hasil penelitian beserta pembahasan dan simpulan yang dikemukakan diatas maka implikasi
dari
penelitian
ini
adalah
sebagai berikut: 1) Implikasi Teoritis. Secara
teoritis,
penerapan
model
pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing
ini
terbukti
meningkatkan
prestasi
Keberhasilan
dalam
belajar
empirik siswa.
meningkatkan
prestasi belajar ini pun tidak terlepas dari dukungan guru yang selalu memberikan bimbingan dan dorongan motivasi untuk
selalu belajar. Hasil penelitian ini secara
dalam menguasai, mengembangkan dan
teoritis
menambah
menyampaikan materi. Sehingga kualitas
wawasan pengetahuan tentang model
pembelajaran dapat terus meningkat. 2)
pembelajaran khususnya teknik kancing
Guru
gemerincing. Sebagai bahan referensi bagi
pengkodisian siswa saat pembelajaran
penelitian-penelitian
yang
berlangsung. 3) Guru hendaknya mampu
yang
memilih,
akan
diharapkan
meneliti
dapat
selanjutnya,
permasalahan
hendaknya
lebih
tegas
mengembangkan
dalam
serta
berhubungan dengan model pembelajaran
memvariasikan metode sesuai dengan
kooperatif teknik kancing gemerincing. 2)
kebutuhan
Implikasi Praktis. Penelitian ini secara
pembelajaran dapat tercapai. 4) Guru
nyata dapat meningkatkan prestasi belajar
hendaknya banyak memberikan motivasi
siswa,
model
dan dorongan kepada siswa supaya selalu
pembelajaran kooperatif teknik kancing
aktif dalam kegiatan pembelajaran. 5)
gemerincing ini, proses pembelajaran
Guru hendaknya memanfaatkan media
menjadi
pembelajaran
dengan
penerapan
lebih bervariasi.
Bagi guru
siswa
sehingga
yang
disediakan
sosiologi, penerapan teknik pembelajaran
sekolah
ini
untuk
pembelajaran. Saran peneliti yang pertama
pembelajaran.
adalah untuk siswa , yaitu 1) Siswa
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti
hendaknya memiliki kesadaran untuk
melakukan dari siklus I sampai siklus III,
memiliki buku pedoman lain sebagai
dari ketiga siklus tersebut tentu selalu
penunjang belajar siswa, selama ini siswa
menghadapi
hanya mengandalkan keberadaan LKS
bisa
menjadi
meningkatkan
alternatif
kualitas
berbagai
permasalahan,
untuk
telah
tujuan
sebagai
pada siklus berikutnya sampai pada
diterapkannya
akhirnya dapat meningkatkan prestasi
kooperatif teknik kancing gemerincing
belajar siswa. Jadi secara praktis model
diharapkan siswa dapat memanfaatkannya
pembelajaran teknik kancing gemerincing
dalam rangka peningkatkan keaktifan dan
ini dapat meningkatkan prestasi belajar
keterampilan
siswa. Saran peneliti yang pertama adalah
masalah, 3) Dengan diterapkannya model
untuk guru, yaitu 1) Guru hendaknya
pembelajaran kooperatif teknik kancing
selalu
gemerincing
kemampuannya
belajar,
proses
namun selalu diperbaiki dan ditingkatkan
meningkatkan
sumber
menunjang
model
dalam
diharapkan
2)
Dengan
pembelajaran
menganalisis
siswa
dapat
memiliki kesadaran yang lebih untuk
pendidikan melalui peningkatan prestasi
berprestasi dalam sekolah. Sedangkan
belajar dan kinerja guru. 2) Pihak sekolah
saran peneliti bagi sekolah adalah 1)
sebaiknya memberikan arahan kepada
Dengan penelitian ini diharapkan dapat
guru
menumbuhkan budaya penelitian tindakan
membekali guru dengan berbagai model
kelas oleh guru di SMA Negeri 8
atau metode pembelajaran yang sesuai
Surakarta, serta meningkatkan kualitas
dengan kebutuhan siswa didiknya.
untuk
selalu
memotivasi
dan
DAFTAR PUSTAKA Subini.Nini.2012.Awas jangan jadi Guru Karbitan.Yogyakarta.Javalitera
Arikunto,Suharsimi dkk.2006.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:PT Bumi
Suprijono,Agus.2009.Cooperative
Aksara Huda,
Learning Teori dan aplikasinya Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Miftahul.2013.Cooperative Learning metode, teknik, dan model
Susilo, Herawati dkk.2008. Penelitian Tindakan Kelas sebagai Sarana
terapan.Yogyakarta:Purtaka
Pengembangan
Pelajar
Guru dan Calon Guru. Malang : Bayu Media Publishing.
Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif: meningkatkan
kecerdasan
komunikasi
Suyadi.2012.Panduan
itu Gampang.Jakarta:Esensi dan
Press
Kelas.Jakarta : Prestasi Pusaka
Juju
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Belajar
Tindakan
Trianto.2011.Penelitian
Suryawati.2007.Sosiologi.Jakarta:Esis
Proses
Penelitian
Tindakan Kelas.Yogyakarta:Diva
Kusume,Amelia T.2013.Menyusun PTK
Maryati
Keprofesionalan
Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Safitri, Juni.2012. Penerapan Model Pembelajaran Gemerincing
Kooperatif Untuk
Kancing
Meningkatkan
Motivasibelajarpkn Siswa Kelas XI SMA Negeri
2
Kecamatan
Tanah
Putih
Kabupaten
Rokan
Hilir
(versi
Primna Ita Bangun.2012. Penerapan
elektronik).Diperoeh tanggal 31 Juli 2013
Model Kancing Gemerincing Dan
dari
Strategi Everyone Is A Teacher Here
http://lib.unri.ac.id/skripsi/index.php?p=s
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan
how_detail&id=40087
Prestasi belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Is 1 Di SMA Swasta Santa Maria Kabanjahe T.P 2011/2012 (versi
Utari,
Sri.Mei.2012.
Meningkatkan
elektronik). Diperoleh dari
Prestasi belajar Sejarah Melalui Model
http://digilib.unimed.ac.id/penerapan-
Variasi
model-kancing-gemerincing-dan-strategi-
Kancing.
Gemerincing pada
siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1
everyone-is-a-teacher-here-untuk-
Banjarnegara Semester Genap Tahun
meningkatkan-aktivitas-dan-hasil-belajar-
Pelajaran 2009/2010 (versi elektronik).
akuntansi-siswa-kelas-xi-is-1-di-sma-
Diperoleh tanggal 31 juli 2013 dari
swasta-santa-maria-kabanjahe-tp-
http://widyasari-
20112012-23641.html
press.com/index.php?option=com_conten t&view=article&id=59:model-variasi-
www.unpad.ac.id/wp-
kancing-gemerincing&catid=29:jurnal-
content/uploads/2012/.../UU20-2003-
mei-2012-seri-i&Itemid=2
Sisdiknas.pdf