PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Inta Rafika Hudi Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRAK Inta Rafika Hudi. K8411037. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. M ei 2015. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 37 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik utama dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, sementara teknik pedukung dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan prestasi belajar siswa pada pra siklus dengan nilai rata-rata 73,83 meningkat menjadi 82,05 pada siklus I dan 88,86 pada siklus II. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Two Stay Two Stray, Prestasi Belajar Siswa.
siswa tidak menjadi kreatif dan kurang
PENDAHULUAN Pendidikan
merupakan
aspek
mendapatkan pengalaman belajar. Dalam
terpenting untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran, sedikit sekali siswa
Sumber
Melalui
yang aktif. Metode ceramah ini membuat
pendidikan yang maju, maka kemajuan
siswa menjadi lebih mudah merasa bosan
suatu bangsa dapat tercapai. Pencapaian ini
karena proses interaksi yang terjadi hanya
bisa dilihat dengan bagaimana pendidikan
berlangsung
satu
yang berlangsung di sekolah, apakah sudah
pendidik
dan
memberikan kemajuan terhadap siswa
mengakibatkan perolehan nilai atau hasil
ataukah
belajar yang kurang optimal.
Daya
Manusia.
belum.Perubahan
menuju
perbaikan pada dunia pendidikan dalam semua
tingkat
perlu
yaitu
siswa
antara sehingga
Hal ini juga dialami oleh kelas XI
menerus
IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga. Pada saat
dilakukan sebagai antisipasi kepentingan
peneliti melakukan observasi atau pra
masa depan dan tuntutan masyarakat
tindakan, peneliti menemukan beberapa
modern.
permasalahan yang teridentifikasi sebagai
Agar
terus
arah,
pembelajaran
yang
berlangsung dapat memberikan hasil yang
berikut :
diinginkan,
adanya
1) Guru masih menggunakan metode
metode pembelajaran yang tepat untuk
ceramah. Dengan menerapkan metode
digunakan oleh guru agar tercipta suasana
ceramah ini membuat siswa mudah
belajar yang aktif dan menyenangkan
merasa bosan. Selain itu, dengan
sehingga membuat siswa tidak merasa
penerapan
jenuh dengan materi yang disampaikan
membuat guru mudah merasa capai
oleh guru.
sehingga ditengah-tengah pelajaran
maka
diperlukan
Dalam proses pembelajaran, belum
suara
metode
guru
ceramah
menjadi
semua guru mampu menerapkan metode
membuat
siswa
pembelajaran yang tepat sehingga hasil
motivasi
belajar yang diperoleh belum maksimal.
pembelajaran di kelas.
pelan
tidak
dalam
ini
dan
memiliki mengikuti
Dalam pembelajaran, sering kali guru
2) Rendahnya tingkat keaktifan siswa di
masih menggunakan metode ceramah,
kelas. Sedikit atau bahkan tidak ada
sehingga siswa diberi materi secara penuh
siswa yang bertanya kepada guru,
dan kesempatan siswa untuk berpendapat
namun
sangatlah
pembelajaran
kepada siswa sudah paham mengenai
berpusat pada guru (teacher center).
materi yang disampaikan atau belum
Metode ceramah ini juga mengakibatkan,
siswa
kecil
karena
ketika
hanya
guru
diam
menanyakan
dan
tidak
mengajukan
pertanyaan
maupun
jawaban.
sebuah penelitian yang disertai dengan tindakan dan berlangsung di kelas selama
3) Perhatian guru hanya terfokus pada
proses
pembelajaran
berlangsung.
siswa yang duduk dibangku depan.
Penelitian Tindakan Kelas memiliki andil
Sehingga membuat siswa yang duduk
yang cukup besar dalam dunia pendidikan.
di bangku belakang merasa kurang
Hal ini dikarenakan melalui penelitian
perhatian
tindakan
dan
mereka
menjadi
kelas,
dapat
meningkatkan
semakin malas atau bosan dalam
kompetensi profesionalitas guru dalam
pembelajaran yang berlangsung yang
proses pembelajaran yang berlangsung di
membuat
dalam
mereka
dengan
leluasa
kelas
berdasarkan
indikator
memainkan ponsel mereka maupun
keberhasilan proses dan hasil pembelajaran
berbincang dengan teman sebangku
yang berlangsung yang diperoleh oleh
ataupun menggunakan alat make up
siswa. Melalui penelitian tindakan kelas,
mereka.
guru dapat melakukan penelitian sendiri
Beranjak
dari
permasalahan
tersebut, maka diperlukan adanya inovasi dalam
proses
pembelajaran
yang
dilakukan oleh guru. Dalam hal ini, perlu dilakukan
penerapan
model-model
pembelajaran kooperatif, maka peneliti dan guru sepakat untuk menerapkan model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray (TSTS).
Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa inggris, yaitu Classroom
(penelitian
Research arti dengan
(CAR), action
yang research
tindakan)
yang
dilakukandi kelas. Jadi, dengan kata lain penelitian
berlangsung,
pembelajaran kemudian
guru
yang dapat
memperbaiki praktik pembelajaran agar lebih
berkualitas,
menyenangkan
efektif
sehingga
dan mampu
meningkatkan prestasi sebagai hasil beajar siswa. Rustam dan Mundilarto dalam Asrori,
dkk
(2009)
berpendapat,
“penelitian tindakan kelas adalah sebuah
kelasnya sendiri dengan jalan merancang,
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
mengandung
proses
penelitian yang dilakukan oleh guru di
KAJIAN PUSTAKA
Action
atas
tindakan
kelas
merupakan
melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan
untuk
memperbaiki
kinerjanya
sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat” (hlm. 9). Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif dan bersifat reflektif dengan melaksanakan berbagai macam tindakan yang bertujuan
untuk memperbaiki kinerja guru sehingga
Selain itu, Winkel (Hamdani,
hasil belajar yang diperoleh siswa dapat
2011)
juga
mengatakan
bahwa
meningkat.
“prestasi belajar merupakan sebuah bukti keberhasilan atas pencapaian yang telah dilakukan oleh seseorang”
Prestasi Belajar Belajar merupakan sebuah proses
(hlm. 138). Dengan demikian, prestasi
yang di alami oleh seluruh individu di
belajar merupakan hasil maksimum
dalam
yang dicapai oleh seseorang setelah
kehidupannya.
Melalui
proses
belajar ini tentu memberikan sebuah hasil
melaksanakan
yang merupakan output dari kegiatan
Belajar sendiri dapat diartikan sebagai
belajar
Dengan
suatu proses yang mengakibatkan
melakukan penelitian tindakan kelas dan
perubahan tingkah laku pada diri
menerapkan
seorang individu. Dengan bersungguh
yang
ia
lakukan.
model
pembelajaran
usaha-usaha
kooperatif yang umumnya bertujuan untuk
seseorang
meningkatkan prestasi belajar siswa, di
belajar maka ia akan mencapai sebuah
harapkan
titik pencapaian dari usaha yang ia
tujuan
pembelajaran
dapat
terwujud.
melakukan
belajar.
usaha-usaha
lakukan selama ini.
Seperti yang diungkapkan oleh
Prestasi belajar dalam bidang
Qahar dalam Hamdani (2011) bahwa
pendidikan
merupakan
“prestasi
pengukuran
terhadap
sebagai
hasil
yang
telah
hasil siswa
dari yang
diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
meliputi faktor kognitif, afektif, dan
menyenangkan hati yang diperoleh dengan
psikomotorik
jalan keuletan” (hlm. 137). Dari penjelasan
pembelajaran yang telah berlangsung
Qahar tersebut dapat diketahui bahwa
di
prestasi merupakan sebuah hasil. Dengan
instrumen tes. Jadi, prestasi belajar
kita
dan
adalah hasil pengukuran dari tingkat
akan
kemampuan siswa dalam menerima
memperoleh sebuah hasil yang kita sebut
informasi yang berlangsung selama
sebagai prestasi. Bila seorang siswa belajar
proses belajar. Prestasi belajar yang
dengan keuletan dan bersungguh-sungguh,
dimiliki
maka akan memberikan hasil belajar yang
dinyatakan dalam bentuk nilai atau
baik. Prestasi belajar yang ia miliki akan
rapor setelah kegiatan pembelajaran
baik yang akhirnya akan bermanfaat bagi
selesai dilaksanakan.
mengerjakan
bersungguh-sungguh
dia dimasa depan.
sesuatu kita
hal
kelas
dari
dengan
oleh
proses
menggunakan
siswa
biasanya
siswa, maka pendidik harus menemukan
Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran
kooperatif
model pembelajaran yang sesuai dengan
merupakan pendekatan pembelajaran yang
karakteristik
siswa.
berfokus pada penggunaan kelompok kecil
pembelajaran
kooperatif
siswa
dalam
karena dalam pembelajaran kooperatif
memaksimalkan kondisi belajar untuk
suatu struktur tugas dan penghargaan yang
mencapai
Dengan
berbeda diberikan sebagai upayadalam
dibentuknya kelompok kecil ini, maka
proses pembelajaran siswa. Salah satu
siswa dapat menyampaikan pendapatnya
model
dalam kelompok. Interaksi yang terjadi
teknik belajar mengajar Dua Tinggal Dua
juga dalam lingkup yang lebih luas, dapat
Tamu
terjadi antara pendidik dengan siswa, siswa
disingkat TSTS.
dengan kelompok, kelompok dengan guru
Shoimin
untuk
bekerja
tujuan
sama
belajar.
maupun kelompok dengan kelompok. Isjoni
pembelajaran
(Two
Stay
Model-model adalah
kooperatif,
Two
(2014)
Stray)
unik
yaitu
yang
menjelaskan
bahwa model pembelajaran tipe Two Stay
Seperti yang dikemukakan oleh
Two Stray ini dikembangkan oleh Spencer
(2012)
Kagan. Struktur Two Stay two Stray
kooperatif
bahwa
adalah
pembelajaran
salah
“pembelajaran satu
berdasarkan
bentuk
memberi kesempatan kelompok untuk
faham
membagikan hasil dan informasi dengan
konstruktivis” (hlm. 14). Pembelajaran
kelompok
kooperatif merupakan strategi belajar yang
kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini
menempatkan
adalah
membentuk
sejumlah kelompok
siswa
dua
Model
orang
pembelajaran
siswa
tinggal
dengan
dikelompok dan dua orang siswa lainnya
memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
bertamu ke kelompok lain. Dua orang
Dalam
menyelesaikan
kecil
untuk
lain.
tugas
dalam
yang
siswa
dalam
informasi kepada tamu tentang hasil
kelompok harus saling bekerja sama dan
kelompoknya, sedangkan yang bertamu
membantu untuk dapat memahami materi
bertugas mencatat hasil diskusi kelompok
pelajaran. Jika salah satu anggota dalam
yang dikunjunginya.
kelompoknya,
kelompok
setiap
belum
bertugas
memberikan
bahan
Model pembelajaran Two Stay Two
pelajaran, anak belajar dikatakan belum
Stray ini merupakan sistem pembelajaran
selesai.
kelompok dengan tujuan agar siswa dapat
Pengertian Two Stay Two Stray
saling bekerja sama, bertanggung jawab,
Untuk
menguasai
tinggal
dapat
mewujudkan
saling membantu memecahkan masalah,
tercapainya peningkatan prestasi belajar
dan saling mendorong satu sama lain
untuk berprestasi. Metode ini juga melatih
rendah. Hal ini dilakukan dengan
siswa untuk bersosialisasi dengan baik.
tujuan agar dalam pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
Langkah-langkah Two Stay Two Stray
ini tujuan awal yang ingin di capai
Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
yaitu
Two Strayini memiliki beberapa langkah
kesempatan
atau tahap-tahap yang harus dilakukan.
saling
Huda
tutoring) dan saling mendukung
(2014)
dan
Shoimin
(2014)
menjelaskan mengenai langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran Two Stay
untuk pada
siswa
membelajarkan
(peer
2) Presensi Guru Pada
tahap
ini
menyampaikan
Pada tahap persiapan ini,
untuk
dapat terwujud.
Two Stray sebagai berikut : 1) Persiapan
memberikan
guru
indikator
pembelajaran,
mengenal
dan
hal yang dilakukan oleh guru
menjelaskan materi sesuai dengan
adalah membuat silabus, RPP dan
rencana pembelajaran yang telah
sistem
dibuat
penilaian,
desain
oleh
guru
sebelumnya.
pembelajaran, menyiapkan tugas
Kemudian
siswa dan
subpokok bahasan pada tiap-tiap
guru membagi siswa
guru
dalam beberapa kelompok yang
kelompok
setiap anggota kelompok terdiri
secara
dari empat siswa. Kelompok yang
anggota kelompok masing-masing.
di bentuk harus merupakan suatu
Guru memberikan materi secara
kelompok
heterogen
agar
jelas
pembagian
informasi
dapat
memberikan arahan yang jelas agar
siswa
siswa
berjalan
lancar
memahami informasi
dan
bahan
ajar
yang diberikan
bersama-sama
kepada
yang
Misalnya,
siswa
bahas dengan
kemudian
tergabung
dalam
beberapa kelompok tersebut tidak
oleh
merasa bingung. 3) Kegiatan Kelompok
memiliki kemampuan akademik berbeda.
mereka
atau
guru. Anggota kelompok tersebut
yang
agar
memberikan
satu
Dalam kegiatan kelompok ini,
pembelajaran
menggunakan
kelompok terdiri dari 1 siswa
lembar kegiatan yang berisi tugas-
berkemampuan tinggi, 2 orang
tugas yang harus dipelajari oleh
siswa berkemampuan sedang dan 1
tiap-tiap
orang
kelompok.
siswa
berkemampuan
siswa
dalam
Setelah
satu
menerima
lembar
kegiatan
yang
berisi
permasalahan-permasalahan
didiskusikan
dengan
kelompok
yang
lainnya. Kemudian guru membahas
berkaitan dengan konsep materi
dan mengarahkan siswa ke bentuk
dan
formal.
klasifikasinya,
siswa
mempelajarinya dalam kelompok kecil
(4
siswa),
5) Evaluasi
yaitu
anggota
kelompoknya.
Masing-masing
dan
Penghargaan
mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama
Kelompok
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
siswa
memahami
kelompok menyelesaikan
atau
materi yang telah diperoleh dengan
memecahkan
yang
menggunakan model pembelajaran
mereka
kooperatif tipe TSTS. Masing-
dari
4
masing siswa diberi kuis yang
anggota kelompok dari masing-
berisi pertanyaan-pertanyaan dari
masing kelompok meninggalkan
hasil pembelajaran dengan model
kelompoknya
TSTS,
diberikan
masalah
dengan
sendiri.
cara
Kemudian,
dan
2
bertamu
ke
yang
kelompok lainnya, sementara 2
dilanjutkan
orang
penghargaan
yang
tinggal
dalam
selanjutnya
dengan
pemberian
kepada
kelompok
kelompok bertugas menyampaikan
yang mendapatkan skor rata-rata
hasil kerja dan informasi mereka
tertinggi.
pada tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang
METODE PENELITIAN
tinggal, tamu mohon diri kembali
Tempat penelitian yang digunakan
ke kelompok masing-masing dan
oleh peneliti adalah di kelas XI IPS 1
melaporkan
SMA Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran
temuannya
serta
mencocokkan dan membahas hasil-
2014/2015.
hasil kerja mereka.
beralamat di Jln. Kartini No. 34, Salatiga.
4) Formalisasi
SMA
Negeri
3
Salatiga
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif
Setelah
dalam
dengan guru mata pelajaran Sosiologi
menyelesaikan
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga
permasalahan yang diberikan, salah
yaitu Ibu Dra. Christina Tuti Indrarini,
satu kelompok mempresentasikan
S.Pd.
hasil diskusi kelompoknya untuk
berperan
dikomunikasikan
selama penelitian berlangsung. Subjek
kelompok
dan
belajar
atau
Dalam
penelitian
sebagai
ini,
pengamat/
peneliti observer
dalam penelitian tindakan kelas yang
pembelajaran
dilakukan oleh penulis adalah siswa kelas
pengumpulan data melalui arsip digunakan
XI IPS 1 SMA Negeri 3 Salatiga semester
untuk memperoleh data sekolah, data hasil
genap tahun pelajaran 2014/ 2015. Penulis
belajar siswa yang berupa nilai ulangan,
memilih kelas XI IPS 1 sebagai subjek
dan
penelitian
gambaran
dikarenakan
memiliki
kelas
tersebut
permasalahan-permasalahan
sosiologi.
dokumentasi tentang
Kemudian
untuk
memperoleh
bagaimana
sebuah
penelitian tindakan kelas dilakukan.
yang telah teridentifikasi pada saat penulis
Teknik
analisis
data
yang
melakukan observasi di awal yang perlu di
digunakan dalam penelitian ini adalah
atas. Dalam kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3
analisis kuantitatif dan kualitatif. Data
Salatiga memiliki 37 siswa dengan rincian
yang dianalisa dalam penelitian ini adalah
30 siswa perempuan dan 7 laki-laki.
data mengenai prestasi belajar siswa. Pada
Data yang dikumpulkan dalam
teknik
kualitatif
analisis
data
penelitian ini meliputi segala peristiwa
dilakukandengan cara mengamati dan
yang
membandingkan
mengandung
informasi
yang
proses
kegiatan
berkaitan dengan kriteria keberhasilan
pembelajaran yang dilakukan guru dan
yang diterapkan oleh peneliti. Data yang
siswa saat menggunakan model Two Stay
dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi
Two Stray pada setiap siklusnya. Pada
data tentang prestasi belajar siswa. Oleh
teknik kuantitatif analisis data dilakukan
sebab itu, teknik pengumpulan data yang
dengan membandingkan mengenai prestasi
digunakan adalah yang didapatkan melalui
belajar siswa yang diperoleh dari hasil
tes, observasi, wawancara, dokumentasi
setelah pemberian evaluasi pada akhir
dan arsip. Tes merupakan data utama
siklus.
dalam penelitian ini yang dilakukan pada
mendapatkan data yang digunakan untuk
setiap
akhir
pemahaman
siklus siswa
Hal
ini
dilakukan
untuk
untuk
mengukur
perbaikan dalam siklus berikutnya. Untuk
setelah
penerapan
menjabarkan
data
kuantitatif
metode pembelajaran kooperatif tipe Two
menggunakan
Stay Two Stray pada mata pelajaran
deskriptif kualitatif, yaitu
Sosiologi. Observasi atau pengamatan
menganalisis data perkembangan siswa
dilakukan
dari siklus I sampai siklus II.
oleh
peneliti
untuk
Teknik
analisis
peneliti data
dengan cara
mengumpulkan data keaktifan siswa dalam
Berikut pemaparan tentang hal-hal
kegiatan pembelajaran. Wawancara dalam
yang dilakukan dalam tiap-tiap langkah
penelitian ini dilakukan oleh peneliti untuk
penelitian :
menggali
beberapa
informasi
terkait
1. Tahap Persiapan
f)
2. Tahap Aplikasi Tindakan
kelompok bertugas membagikan
1) Rancangan siklus I
hasilkerja dan informasi mereka ke
a. Perencanaan
tamu mereka
Peneliti perangkat
Dua orang yang tinggal dalam
juga
atau
menyiapkan
instrumen
g)
yang
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok
mereka
sendiri
diperlukan selama proses pembelajaran
danmelaporkan temuan mereka dari
dan perangkat yang diperlukan untuk
kelompok lain
observasi seperti lembar observasi dan dokumentasi.
Skenario
pembelajaran
sebagai berikut. a)
h)
i)
sampai
bertanya
melakukanpenilaian
jawab
dengan
guru dengan
berkeliling ke kelompok-kelompok
dalam
siswa.
berdiskusi
maupun
penerapannya
Siswa
bekerja
j)
dengan
Setelah
penilaian
diskusi, refleksi
guru atas
pembelajarandiskusi siklus pertama
sama
dalam
Dalamkelompok
masalah
selesai
melakukan
ini. b. Pelaksanaan
tersebut siswa membahas tentang pemecahan
Gurumengisi
dalam lembar observasi
Guru menjelaskan prinsip diskusi
kelompok.
e)
akhir,
gurumengenai pengalaman siswa
teknikTwo Stay Two Stray
d)
dan
Selama proses diskusi dari awal
Guru memberikan apersepsi. Siswa
dan
c)
mencocokkan
membahas hasil-hasil kerja mereka
mengenai materi pelajaran. b)
Kelompok
atas
soal
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan
skenario
yangdiberikan oleh guru
pembelajaranyang telah direncanakan.
Guru memberikan topik tentang
Dalam satu siklus, ada tiga kali
masyarakat
pertemuan dengan alokasi waktu 6x45
multikultural
yangharus dipecahkan bersama
menit.
Setelah selesai, dua orang dari
bersamaandengan observasi terhadap
masing-masing
dampak tindakan.
akanmeninggalkan dan
kelompok kelompoknya
masing-masing
bertamu
Observasi saat
dilakukan
berupa
perpindahan
putaran
atau
ini
dilakukan
c. Observasi
kekelompok yang lain. Kegiatan ini 2x-3x
Tahap
dilakukan
diskusiberlangsung.
pencatatan,
kegiatan
peneliti Observasi
pemantauan,
sertapendokumentasian
segala kegiatan selama pelaksanaan
yang sudahterjadi tidak terjadi pada
pembelajaran.Peneliti
siklus II.
mengamati
keaktifan siswa selama apersepsi dan pembelajaran berdiskusi. Peneliti juga
HASIL
mengamati
PEMBAHASAN
aktivitas
pembelajaran.Pada peneliti
guru
selama
akhir
tindakan,
melakukan
wawancara
prestasi belajar siswa tiap siklus :
Prestasi Belajar Siswa kelas XI IPS 1
yang telah diterapkan. Data yang observasi guna
kemudian
kelebihan dankekurangan dari tindakan yang dilakukan.
tahap
menganalisis
data
80 60 40 20
d. Analisis dan refleksi Pada
100
mengetahui Nilai
diinterpretasi
DAN
Berikut adalah grafik perubahan
mengenai metode Two Stay Two Stray
diperolehdari
PENELITIAN
0
ini,
peneliti
yang
1
4
7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37
telah
terkumpuldari hasil observasi kemudian
Absen pra tindakan
siklus I
siklus II
menyajikannya pada guru pamong. Darihasil analisis berupa kelemahankelemahan penelitidan
dalam guru
pembelajaran,
berdiskusi
untuk
menentukan langkah-langkah perbaikan yangakan berikutnya.
dilakukan Dari
diketahuiberhasil
Berikut rata-rata
perbandingan
prestasi belajar siswa kels XI IPS 1 SMA N 3 Salatiga tiap siklus : Tahap
KKM
Rata –rata
pada
siklus
Pra Tindakan
75
73,83
tahapan
inilah
Siklus I
75
82,05
tindakan
Siklus II
75
88,86
tidaknya
yang telah diberikan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, dan tes kognitif
2) Rancangan siklus II Dalam siklus II ini tahap yang
setelah menerapkan model pembelajaran
yang
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
dilakukanpada siklus I. Akan tetapi
diperoleh hasil bahwa prestasi belajar
didahului dengan perencanaan ulang
siswa dapat meningkat. Penerapan model
berdasarkanhasil yang telah diperoleh
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
pada siklus I, sehingga kelemahan
Two Stray membuat siswa menjadi lebih
dijalankan
sama
seperti
aktif melalui diskusi dan bersama dengan
penurunan nilai namun tetap berada di atas
anggota
kelompok
mereka
untuk
KKM. Selain itu, pada siklus II juga
permasalahan
dan
mengalami peningkatan prestasi belajar
menemukan konsepnya sendiri mereka
dengan ketuntasan belajar siswa sebesar
dapat
100% dan rata-rata kelas meningkat
memecahkan
menyusun
konsepsinya
sendiri
sehingga model pembelajaran ini akan
sebesar 6,81 menjadi
menciptakan suasana kelas yang lebih
demikian, pada siklus II ini terdapat 4
“hidup”.
orang siswa yang bernama Cindy F, Nadia,
Siswa
menyampaikan
menjadi
pendapat
dan
berani lebih
Narendra
dan
88,86. Namun
Novika
mengalami
menghargai perbedaan pendapat yang
penurunan nilai tes kogmitif dan 3 orang
ditemui ketik diskusi berlangsung.
siswa memiliki nilai tetap atas nama
Dari
hasil
dengan
Berida, Febriola, dan Joshua, namun
pembelajaran
semua siswa yang memiliki nilai turun
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
maupun tetap, memiliki nilai di atas KKM.
terbukti
prestasi
Adanya penurunan prestasi belajar siswa
belajar siswa. Berdasarkan hasil evaluasi
ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor,
berupa tes kognitif, sebelum diterapkannya
diantaranya adalah motivasi siswa dalam
model pembelajaran kooperatif tipe Two
belajar, lingkungan belajar, limgkungan
Stay Two Stray ketuntasan belajar siswa
sekolah atau teman bermain mereka, dll.
menggunakan
dapat
penelitian
model
meningkatkan
adalah 59,46% dimana 40,54% siswa
Berdasarkan hasil penelitian yang
memperoleh nilai dibawah KKM atau
dilakukan
belum mencapai ketuntasan dengan rata-
diketahui bahwa terjadi peningkatan juga
rata kelas sebesar 73,83. Pada siklus I
pada aspek afektif siswa bahwa pada
setelah penerapan model pembelajaran
indikator
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
menyampaikan
menunjukkan
peningkatan dari 78,38 menjadi 86,48.
hasil
bahwa
terjadi
oleh
peneliti
pertama
yaitu
pendapat
dapat
kemampuan telah
terjadi
peningkatan hasil belajar dimana 91,89%
Pada
kedua,
Kemampuan
siswa memperoleh nilai melampaui KKM
memberikan argumentasi
menunjukkan
dan siswa yang memiliki nilai dibawah
terjadi peningkatan dari 68,9 meningkat
KKM
menjadi
mengalami
penurunan
menjadi
indikator
juga
82,44.
Indikator
8,11% dengan peningkatan rata-rata kelas
Kemampuan
menjadi 82,05. Pada siklus I ini terdapat
terjadi peningkatan dari 70,26 menjadi
satu orang anak atas nama Emanuela
83,79. Pada indikator ke empat, keaktifan
Rinda
dalam menjawab pertanyaan menunjukkan
Prastiana
yang
mengalami
mengajukan
ketiga,
pertanyaan,
terjadi peningkatan dari 77,03 menjadi 89,2
dan
pada
Hasil
bahwa
pratindakan
indikator
kelima,
penjelasan
guru
Sosiologi pada siswa kelas XI IPS 1 belum
menunjukkan peningkatan dari 78,383
mampu mencapai Kriteria Ketuntasan
menjadi 91,9. Rata-rata ketercapaian pada
Minimal (KKM). Rata-rata nilai Sosiologi
aspek afektif di siklus I adalah 74,59
pada kegiatan pratindakan adalah 73,83
meningkat sebesar 77,68 menjadi 80,76.
dengan nilai batas Kriteria Ketuntasan
mendengarkan
menunjukkan
kegiatan
prestasi
belajar
Minimal (KKM) sebesar 75. Diketahui bahwa terdapat 59,46% siswa memperoleh
SIMPULAN Penelitian tindakan kelas yang
nilai
diatas
KKM
atau
mencapai
dilaksanakan di kelas XI IPS 1 SMA
ketuntasan dan 40,54% siswa belum
Negeri
mampu mencapai
3
Salatiga
tahun
pelajaran
KKM atau belum
2014/2015 pada mata pelajaran sosiologi
mencapai batas tuntas. Setelah diterapkan
dilakukan dalam 2 siklus. Masing-masing
model pembelajaran kooperatif tipe Two
siklus terdiri dari 3 kali pertemuan dimana
Stay Two Stray pada siklus I, prestasi
2 kali pertemuan untuk menjelaskan materi
belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS 1
dan
SMA
penerapan
model
pembelajaran
Negeri
3
Salatiga
mengalami
kooperatif tipe Two Stay Two Stray serta 1
peningkatan. Siswa yang memperoleh nilai
kali pertemuan yaitu pada pertemuan
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
ketiga diakhir siklus digunakan untuk
(KKM) dari 17 siswa menjadi 34 siswa.
melakukan evaluasi. Berdasarkan hasil
Rata-rata nilai sosiologi pada saat pra
penilitian
telah
tindakan adalah 73,83 meningkat menjadi
dilaksanakan pada pratindakan, siklus I
82,05. Jadi, terjadi peningkatan prosentase
dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa
siswa yang mencapai KKM dari 59,46%
penerapan model pembelajaran kooperatif
menjadi 91,89%. Pada siklus II, prestasi
tipe
dapat
belajar siswa meningkat optimal, ditandai
belajar Sosiologi
jumlah siswa yang mencapai Kriteria
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3
Ketuntasa Minimal (KKM) adalah 37
Salatiga
2014/2015
siswa dengan peningkatan rata-rata-rata
disesuaikan dengan materi dan siswa.
kelas dari 82,05 pada siklus I menjadi
Simpulan
yang
88,86 pada siklus II. Diketahui bahwa
dilaksanakan pada pratindakan, siklus I
terjadi peningkatan prosentase siswa yang
dan siklus II adalah sebagai berikut :
mencapai
Two
tindakan
Stay
kelas
Two
meningkatkan prestasi
tahun
hasil
pelajaran
yang
Stray
penelitian
ketuntasan
mencapai 100%.
pada
siklus
II