1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS SUMBER BELAJAR DI AREAL PURA TAMAN AYUN TERHADAP PETA KONSEP TIPE FISHBONE YANG DIHASILKAN SISWA
Luh Putu Ayu Sugiarthi Program Studi pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahasaraswati Denpasar
ABSTRAK Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran biologi diperlukan suatu model pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media belajar. Agar siswa dapat memahami pelajaran biologi dengan baik dan benar serta mendapatkatkan sumber belajar yang nyata yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan salah satu kegiatan melalui pembuatan peta konsep. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis sumber belajar di areal Pura Taman Ayun terhadap hasil peta konsep tipe fishbone yang dihasilkan siswa. Jenis penelitian adalah Pre-Eksperimental Designs dengan rancangan One-group Pretest-Posttest Designs. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Widya Brata Mengwi dan sampel adalah siswa kelas X. Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh, karena anggota populasi digunakan sebagai sampel yaitu siswa kelas X dengan jumlah 32 siswa. Berdasarkan nilai rata-rata pada posttest (14,44) lebih tinggi dari pada pretest (9,75). Berdasarkan uji Wilcoxon Macthed Pairs yaitu (Z = - 4,971, p= 0,000) hal ini menunjukkan ada perbedaan hasil peta konsep antara sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dan sesudah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kata kunci :Pretest,Posttest, Peta konsep Fishbone,Wilcoxon Macthed Pairs
2
PENDAHULUAN Latar belakang masalah Biologi merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting bagi siswa dalam penguasaaan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Pengembangan ilmu pengetahuan tidak hanya dilakukan disekolah bisa juga dilakukan diluar lingkungan sekolah. Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya
mata
pelajaran
biologi,
para
guru
diharapkan
agar
selalu
mengembangkan diri baik dalam hal pengetahuan biologi maupun dalam pengelolaan pembelajaran yang tidak hanya berpusat disekolah melainkan dapat dilakukan diluar sekolah. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami pelajaran biologi dengan baik dan benar serta mendapatkatkan sumber belajar yang nyata. Dari hasil observasi, pada umumnya proses pembelajaran hanya dilakukan dikelas maupun di laboratorium. Hal ini membuat proses pembelajaran tidak bervariasi, sehingga siswa hanya memperoleh pengetahuan dari buku pedoman saja dan penjelasan dari guru. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu pembelajaran dengan memanfaatkan areal Pura Taman Ayun sebagai media belajar serta melibatkan peran aktif siswa didalam kelas maupun diluar kelas. Salah satu model pembelajaran diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dengan mengaplikasikan peta konsep tipe fishbone. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda dengan salah satu pendekatannya adalah STAD (Student Team Achievement Division). Peta Konsep merupakan diagram yang menunjukan hubungan antara konsep-konsep yang mewakili pembelajaran (Bermawy, 2010). Peta konsep tulang ikan merupakan salah satu peta konsep yang berbentuk seperti diagram tulang ikan yang menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya (Irwan, 2011).
3
Penerapan peta konsep tipe tulang ikan dapat membantu siswa untuk memotivasi siswa lebih kreatif dalam membuat peta konsep. Adanya peta konsep tulang ikan membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat meningkatkan hasil belajar biologi (Hariyati, 2012). Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Sumber Belajar Di Areal Pura Taman Ayun Terhadap Peta Konsep Tipe Fishbone Yang Dihasilkan Siswa”. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pre-Eksperimental Designs. Rancangan penelitian yang digunakan One-group Pretest-Posttest Designs. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Widya Brata Mengwi, waktu penelitian dilaksanakan mulai 28 Februari 2013 sampai 7 Maret 2013. Populasi yang diambil dari penelitian ini adalah siswa kelas X, SMA Widya Brata Mengwi. Pengambilan sampel dilakukan dengan Sampling Jenuh, dari pengambilan sampel tersebut digunakan kelas X sebagai sampel penelitian dengan jumlah 32 siswa. Adapun prosedur penelitian adalah sebagai berikut: (1) Observasi terhadap rancangan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas dan diskusi dengan guru mata pelajaran biologi, (2) Merancang perangkat pembelajaran berupa RPP sesuai dengan model pembelajaran kooperatif STAD, LKS, rubrik penilaian peta konsep, (3) Mengadakan validasi perangkat berupa rubrik penilaian peta konsep siswa, yang bertujuan untuk mengetahui validitas rubrik sebelum melakukan penelitian, (4) Menerapkan pembelajaran konvensional dengan pembuatan peta konsep oleh setiap siswa untuk mengetahui pengetahuan awal siswa (pretest), (5) Menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui peta konsep dengan pembuatan peta konsep oleh setiap siswa pada pembelajaran STAD di areal Pura Taman Ayun (postest), dan (5) Menganalisis data hasil peta konsep siswa, untuk menguji apakah hipotesis yang telah diajukan diterima atau ditolak.
4
Data hasil peta konsep menggunakan instrumen penilaian peta konsep yang digunakan dalam penilaian peta konsep bersumber dari rubrik penilaian peta konsep (Surata, 2011 dalam Arta, 2011). Pada penilaian peta konsep komponen yang harus dinilai yaitu keterkaitan isi peta konsep, kerapian pembuatan peta konsep, warna, penguasaan peta konsep oleh setiap siswa dan
kemampuan
menjawab pertanyaan dengan kriteria penilaian diantaranya: baik, cukup, sedang dan kurang. Peta konsep dinilai melalui skor skala 1-4. Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah peta konsep tipe fishbone yang dihasilkan siswa. Hasil peta konsep tipe fishbone siswa menggunakan uji Wilcoxon Macthed Pairs yaitu digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berhubungan dan datanya berbentuk ordinal (Sugiyono, 2012). Uji Wilcoxon Macthed Pairs bantuan statistik SPSS 16 for windows. Langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Hipotesis yang digunakan untuk menyatakan hasil peta konsep tipe fishbone siswa adalah: Dari rumusan di atas dapat dibuat hipotesis statistik: H0 : Tidak ada perbedaan hasil peta konsep tipe fisbone pada pretest dan posttest terhadap siswa kelas X SMA Widhya Brata Mengwi. Ha : Ada perbedaan hasil peta konsep fishbone pada pretest dan posttest terhadap siswa kelas X SMA Widhya Brata Mengwi. H0 : µ1 = µ2 Ha : µ1 ≠ µ2 Keterangan : µ1 = rata-rata hasil peta konsep tipe fishbone siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (posttest) µ2 = rata-rata hasil peta konsep tipe fishbone siswa sebelum pembelajaran kooperatif tipe STAD (pretest)
5
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Statistik Deskriptif Hasil Peta Konsep Siswa Hasil pretest dan posttest peta konsep siswa dari 32 siswa dapat diperoleh pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Deskriptif Pretest dan Posttest Peta Konsep Siswa Perlakuan
N
Rata-rata 9,75
Simpangan baku 2,540
Skor minimal 6
Skor maksimal 15
Pretest
32
Posttest
32
14,44
2,770
10
19
Berdasarkan Tabel 1, nilai rata-rata pretest (9,75) dan posttest (14,44) dan simpangan baku (2,540) pada pretest, (2,770) pada posttest. Sedangkan skor minimal keseluruhan hasil peta konsep siswa pada pretest adalah 6 dan skor maksimal adalah 15. Untuk
skor minimal pada posttest adalah 10 dan skor
maksimal adalah 19. Hasil deskriptif per aspek hasil peta konsep siswa terdapat pada Gambar 1.
6
3,5
3
2,5
2 PRETEST
1,5
POSTTEST
1
0,5
0 Keterkaitan isi
Kerapian
Warna
Penguasaan Konsep
Kemampuan menjawab pertanyaan
Gambar 1. Histogram Hasil Perbandingan Per Aspek Hasil Peta Konsep
Berdasarkan Gambar 1, menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada setiap aspek penilaian peta konsep lebih besar pada posttest. Pada posttest aspek keterkaitan antara isi peta konsep memiliki nilai rata-rata tertinggi (2,97) dan aspek penguasaan peta konsep oleh masing-masing siswa memiliki nilai rata-rata terendah (2,81). Pada pretest aspek kemampuan menjawab pertanyaan memiliki nilai rata-rata tertinggi (2,06) dan aspek kerapian pembuatan peta konsep memiliki nilai rata-rata terendah (1,81).
7
Dari hasil rata-rata per aspek hasil peta konsep siswa (Gambar 1), dari pretest ke posttest mengalami peningkatan pada setiap aspek nya yang dapat dilihat pada Tabel Gene Score yang terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Gene Score Hasil Peta Konsep Siswa No 1 2 3 4 5
Perlakuan Pretest Postest 1.81 2.88 1.94 2.97 2.00 2.94 1.94 2.81 2.06 2.84
Aspek Kerapian pembuatan peta konsep Keterkaitan antara isi peta konsep Warna,tulisan, desain peta konsep Penguasaan peta konsep siswa Kemampuan menjawab pertanyaan
Gene Skor % 59 53 47 45 38
Dari hasil Tabel 2. gene score per aspek dari pretes ke posttest yaitu: (1) aspek kerapian pembuatan peta konsep (59%), (2) aspek keterkaitan antara isi peta konsep (53%), (3) warna, tulisan dan garis desain peta konsep yang menarik (47%), (4) penguasaan peta konsep oleh masing-masing siswa (45%), dan (5) kemampuan menjawab pertanyaan (38%). Analisis Statistik Uji Hipotesis Hasil Peta Konsep Siswa Untuk mengetahui apakah hasil peta konsep tipe fishbone siswa dengan pembelajaran kooperatif STAD
lebih baik dari pada hasil peta konsep tipe
fishbone siswa sebelum pembelajaran kooperatif tipe STAD maka dilakukan pengujian terhadap Hipotesis statistik yaitu Ho dan Ha. Pengujian hipotesis menggunakan uji Wilcoxon Macthed Pairs. Hasil uji Wilcoxon Macthed Pairs terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Wilcoxon Macthed pairs Perlakuan Posttest -Pretest
Z
Sig (2-sisi)
-4,971
0,000
Berdasarkan Tabel 3 terdapat perbedaan hasil peta konsep siswa pada pretest dan posttest. Ini ditunjukan dengan nilai Wilcoxon Macthed pairs (Z) -
8
4,971 dengan nilai signifikan 0,00 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau terdapat perbedaan hasil peta konsep tipe fishbone siswa antara pretest dan posttest. Pembahasan Dari hasil analisis deskriptif hasil peta konsep pretest dan posttest menunjukkan nilai rata-rata pada posttest (14,44) lebih besar daripada pretest (9,75). Sedangkan pada hasil per aspek nya yang menggunakan gene score, menunjukkan terjadi peningkatan pada setiap aspek dari pretest ke posttest. Aspek kerapian pembuatan peta konsep mengalami peningkatan tertinggi ini disebabkan karena siswa sering menggunakan peta konsep pada proses pembelajaran sehingga siswa pada pembuatan peta konsep cendrung lebih
rapi dengan bentuk peta
konsep tipe fishbone yang unik sehingga siswa lebih tertarik dalam hal kerapian pembuatan peta konsep yang sudah terlihat pada saat pretest. Aspek kemampuan menjawab pertanyaan mengalami peningkatan terendah ini disebabkan karena siswa kurang teliti dalam menjawab pertanyaan pada LKS yang disediakan sehingga dalam pembuatan peta konsep, hanya berdasarkan pemikiran siswa saja tanpa mengkaitkan pertanyaan yang ada di LKS. Model pembelajaran kooperatif STAD dengan sumber belajar di areal Pura Taman Ayun mampu meningkatkan hasil peta konsep siswa serta memacu siswa berantusias dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Dilakukannya penerapan model pembelajaran STAD dengan proses belajar secara berkelompok sehingga siswa dapat memahami materi dan siswa dapat mengembangkan peta konsep nya dengan adanya sumber belajar langsung di lingkungan alam, serta pembelajaran menjadi menyenangkan. Selain itu, siswa secara langsung dapat mengenal dan ikut melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di areal Pura Taman Ayun sebagai warisan budaya dunia. Perbedaan hasil peta konsep pretest dan posttest siswa dinyatakan dengan hasil uji hipotesis uji Wilcoxon Macthed pairs yaitu nilai wilcoxon (Z) -4,971 dengan signifikan 0,00 < 0,05, dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
9
yaitu terdapat perbedaan hasil peta konsep siswa sebelum pembelajaran STAD (pretest) dan pada saat pembelajaran STAD (posttest). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hariyati (2012), peta konsep juga bisa digunakan untuk mengelompokkan materi pelajaran atau kurikulum, sebagai alat perencanaan, peta konsep dapat membantu guru dalam merencanakan, menyusun dan mengurutkan materi pelajaran. Selain itu Hariyati juga mengungkapkan bahwa penerapan pembelajaran dengan melalui peta konsep dapat memberikan inovasi dalam proses belajar mengajar. Indriana (2012), juga mengemukakan pembelajaran dengan aplikasi peta konsep ini dapat membantu siswa untuk menuangkan ide mereka pada pembelajaran yang sudah didapat, sehingga mereka bisa membuat konsep materi sesuai dengan pikiran mereka masing-masing. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memanfaatkan sumber belajar di areal Pura Taman Ayun dapat meningkatkan hasil peta konsep siswa pada pokok bahasan Keanekaragaman Hayati. Pada pretest rata-rata hasil peta konsep siswa (9,75), sedangkan pada posttest rata-rata hasil peta konsep siswa (14,44), sehingga dapat dikatakan hasil peta konsep siswa mengalami peningkatan (48%), ini dikarenakan nilai Z -4,971 dengan nilai signifikan 0,00 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa pembuatan peta konsep pada posttest yaitu dengan model pembelajaran STAD lebih baik dari pada saat pretest atau sebelum pembelajaran STAD. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka \saran yang dapat diberikan sebagai berikut: (1) Diharapkan siswa memanfaatkan sumber belajar tidak hanya pada buku paket dan penjelasan guru tetapi
10
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar sehingga dapat memotivasi siswa lebih kreatif dalam pembuatan peta konsep, (2) Disarankan untuk mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembuatan peta konsep dalam proses pembelajaran agar siswa dapat lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dan berdiskusi,
serta bekerja sama dalam satu
kelompok, dan (3) Disarankan agar memotivasi tenaga pendidik untuk menerapkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD bermediakan peta konsep tipe fishbone. Ucapan Terima Kasih Artikel ini tidak akan terselesaikan tepat pada waktunya tanpa dukungan dan semangat dari orang-orang sekitar. Ucapan terima kasih disampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Sang Putu Kaler Surata, MS, selaku penyedia hibah penelitian 2. Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si selaku Dosen Pembimbing I 3. Dr. Drs. Cornelius Sri Murdo Yuwono, M.Si selaku Dosen Pembimbing II 4. Keluarga yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun material 5. Teman-teman Biologi yang sudah memberikan semangat DAFTAR PUSTAKA Arta, I. W. A. W. (2011). Penerapan pembelajaran kooperatif dengan media ecogame untuk meningkatkan kemampuan menulis esai dan peta konsep dalam mata kuliah pengetahuan lingkungan bagi mahasiswa program studi pendidikan biologi semester II. Skripsi (tidak diterbitkan). Denpasar: Program Studi Biologi FKIP UNMAS Denpasar. Bermawy. (2010). Pengertian Peta Konsep. Diunduh pada 12 Februari 2013. Diunduh dari http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/05/05/pengertian -peta-konsep-concept-map. Hariyati, J.N.K. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Teams-Achievement Divisions) Melalui Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Semester Genap SMA Negeri 1
11
Petang Tahun Pelajaran2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Denpasar: Program Studi Biologi FKIP UNMAS Denpasar. Indriana, P. (2012). Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) Melalui Peta Konsep Konsep Dengan Metode Ceramah Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Organisasi Kehidupan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Abiansemal. Skripsi (tidak diterbitkan). Denpasar: Program Studi Biologi FKIP UNMAS Denpasar Irwan, S. S. (2011). Analisis Fishbone. Diunduh pada 12 Februari 2013. Diunduh dari http://irwansst.blogspot.com/2011_11_01_archive.html Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta