CARBON FINANCE CAPACITY BUILDING WORKSHOP JAKARTA, 28 SEPTEMBER 2011
LOW CARBON DEVELOPMENT POLICY DI DKI JAKARTA OLEH: SARWO HANDHAYANI KEPALA BAPPEDA PROV. DKI JAKARTA
1. KONDISI DKI JAKARTA
LATAR BELAKANG • Global climate change telah menyebabkan banyak wilayah di Indonesia rentan terhadap dampaknya • Jakarta sebagai Ibukota NKRI dengan segala daya tariknya telah menjadi tujuan urbanisasi utama di Indonesia • Kondisi topografi dan kepadatan yang tinggi menyebabkan Jakarta sangat rentan terhadap perubahan iklim • Akhir-akhir inipun, Jakarta kerap mengalami bencana akibat perubahan curah hujan Di bulan Februari 2007, Jakarta mengalami bencana banjir terbesar (return period 50 years), yang meliputi 70% wilayah metropolitan, Kerugian mencapai Rp. 5,16 Trilyun, korban jiwa: 79 meninggal dan 3 223.203 pengungsi
KONDISI DEMOGRAFI Greater Jakarta (Jabodetabek)
Jumlah penduduk: 9.7 juta malam, 12 juta siang Jumlah penduduk Jabodetabek : 28 juta Kepadatan penduduk: 13,000 - 15,000 per km2, di wilayah tertentu mencapai 20,000-30,000 per km2 Pertumbuhan penduduk: 1.39%
4
PETA PENDUDUK MISKIN DI JAKARTA
Penduduk miskin hampir di sepanjang pesisir Jakarta
• Jumlah penduduk miskin: 312,180 (3.48%) • Slums area : 416 RW dari 2,704 RW, sebagian besar berada di Jakarta Utara
KEMACETAN Tahun 2010 JUMLAH KENDARAAN bermotor DKI Jakarta ± 7,4 juta unit Pertambahan 1.172 Kendaraan (186 Mbl + 986Mtr) SETIAP HARI !! KENDARAAN PRIBADI 7,1 juta (98,55%) dan ANGKUTAN UMUM 0,3 juta (1,5%) Luas jalan 40,1 km2 (6,2% dari Luas Wilayah DKI Jakarta BIAYA KEMACETAN diperkirakan Rp 46 Trilyun per tahun PERUBAHAN MODAL SHARE TAHUN 2002-2010 (Excluded Non-Motorized)
2. KONDISI KERENTANAN DKI JAKARTA
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERENTANAN JAKARTA 1. Kondisi topografi: Jakarta dilalui oleh 13 sungai dan sebagian wilayah Jakarta Utara berada di bawah permukaan laut pasang 2. Kepadatan penduduk cukup tinggi pada wilayah tertentu, terutama yang menempati wilayah aliran sungai dan badan air. 3. Land Subsidence: rata-rata 4-6 cm/tahun di beberapa wilayah 4. Kenaikan muka laut: Jakarta sebagai delta city sangat terpengaruh
8
5. Kenaikan curah hujan: Kenaikan suhu global menyebabkan perubahan intensitas hujan dan terjadinya cuaca ekstrim
LAND SUBSIDENCE DI DKI JAKARTA TAHUN 1982-1997 TAHUN 1982-1991
TAHUN 1991-1997
(Hasanuddin, 2008)
Terjadi peningkatan land subsidence Di Jakarta Utara rata-rata penurunan muka tanah 4-6 cm per tahun
SIMULASI KENAIKAN MUKA AIR LAUT TAHUN 2015 AND 2040 (JIKA TIDAK DIANTISIPASI) 2015
Source: Susandi, 2007, Lead International Training Session
2040
PENINGKATAN CURAH HUJAN DI DKI JAKARTA
Terjadi Peningkatan Intensitas dan Frekuensi Hujan
BANJIR 2002 VS 2007 SUPERIMPOSE GENANGAN AIR TAHUN 2002 vs 2007 LEGEND :
P ETA LO KASI GENANGAN AI R DI DKI J AKAR TA TAH UN 2007 9 36
10
AH AN
41
KA
LI
50
59
8 69
29
27
32
KECAMATAN SAWAH BESAR
31
81
KECAMATAN KELAPA GADING
38
33 80
6 60
58
61
58 7
KA
98
5 KECAMATAN JOHAR BARU
KECAMATAN KEBON JERUK
62
78
KECAMATAN PALMERAH
63
KECAMATAN CAKUNG
LI
BE KA SI
KECAMATAN CEMPAKA PUTIH
99
4
KECAMATAN PULO GADUNG
KALI CAKU NG
79
1 KECAMATAN KEMBANGAN
73
80 TENGAH
82
KECAMATAN SENEN
3
84
62
KECAMATAN MATRAMAN
77
2
67
84 84
75 KECAMATAN TANAH ABANG
66
96
KECAMATAN SETIABUDI
KALI BUARAN
64
85
KECAMATAN MENTENG
KALI GROGOL
67
TANGERANG
71
KECAMATAN KEMAYORAN
KECAMATAN GAMBIR
49
64
KECAMATAN CILINCING
32
34
56
PE S
48
65
14
35
19
KECAMATAN TAMAN SARI
61
KA LI
E GK AN
55
AN GG R
47 44
66
65
51
42
43
AN GK E
52
LI
46 KALI MOOKERVART
KA
40
59
22
31
KECAMATAN TAMBORA
54
KECAMATAN GROGOL PETAMBURAN
KECAMATAN TANJUNG PRIOK
18
28 26
53
5
45
6
36
30
59
KECAMATAN CENGKARENG
39
51
BKT
14 15 16
70
43
25 21
68
KECAMATAN KALIDERES
KECAMATAN PADEMANGAN BARAT
17
30
KECAMATAN KOJA
CAKUNG DRAIN
38
28
41
27 23
UNG LAM A
37
24
20
12 13 13
KALI CAK
3
29
26 11
CENGKARE
2
B
NG DRAIN
BK
KECAMATAN PENJARINGAN
94
19
KECAMATAN TEBET
88
KECAMATAN JATINEGARA
95
84
KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN
88 97 88
74
KECAMATAN PANCORAN
87
KALI
69
CILIW UNG
77 KECAMATAN PESANGGRAHAN
86
I KRAMAT
73
KECAMATAN KEBAYORAN BARU
KALI JAT
95
86
86
86 KECAMATAN DUREN SAWIT
75
83
84
86
89
71
68 UK UT
KECAMATAN KEBAYORAN LAMA
BEKASI
89
KR
KECAMATAN MAKASAR
KECAMATAN KRAMAT JATI
72
90 TIM UR
KA
BA RU
74
SU NT ER
LI
LI
KA
72 KECAMATAN CILANDAK
RU BAR AT
KECAMATAN PASAR MINGGU
KALI BA
KALI
KALI PE
SANG GRAHA N
70
91
72 KECAMATAN CIRACAS
91 KECAMATAN CIPAYUNG
93
CIP IN AN G
93
KECAMATAN JAGAKARSA
93 KA
LI
KECAMATAN PASAR REBO
PETA IKHTISAR
NOMOR LEMBAR
NOMOR PETA
92 NOMOR PEMERIKSAAN
SKALA 1 : 40000
DEPOK
J AYA RAYA
PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS TATA KOTA
Luasan Banjir (Ha) 1980 1996
2002
2007
770
16.778
23.832
2.259
Sumber: Pengolahan Data Peta Wilayah Banjir, DPP DKI Jakarta
Setelah Banjir Kanal Timur mengalir ke laut pada akhir tahun 2009, banjir berkurang kurang lebih 30 persen yaitu di bagian Timur dan Utara. Kurang lebih dua juta warga Jakarta sudah terbebas dari banjir.
4. KEBIJAKAN ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM: RTRW DKI JAKARTA 2030
ISU STRATEGIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH DKI JAKARTA TAHUN 2011-2030
VISI DAN MISI DKI JAKARTA TAHUN 2011-2030
VISI JAKARTA 2030 Jakarta sebagai IBUKOTA NKRI yang AMAN, NYAMAN, BERKELANJUTAN dan SEJAJAR dengan kota-kota besar dunia dan dihuni oleh MASYARAKAT YANG SEJAHTERA
MISI JAKARTA 2030 • membangun PRASARANA DAN SARANA KOTA yang MANUSIAWI
• mengoptimasikan PRODUKTIVITAS KOTA • mengembangkan BUDAYA PERKOTAAN • mengarusutamakan pembangunan berbasis MITIGASI BENCANA • menciptakan kehidupan kota yang SEJAHTERA DAN DINAMIS • menyerasikan kehidupan perkotaan dengan LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN PENATAAN PERUBAHAN IKLIM •
Pemprov. DKI Jakarta telah memformulasikan kebijakan Perubahan Iklim dalam dokumen peraturan dan perencanaan jangka panjang yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah 2030.
•
Kebijakan Penataan Ruang di DKI Jakarta dilandasi oleh daya dukung penduduk sebesar 12,5 juta s.d tahun 2030.
•
Terkait perubahan iklim, DKI Jakarta berkomitmen untuk MENURUNKAN EMISI GAS RUMAH KACA SEBESAR 30% pada tahun 2030
RUANG
TERKAIT
KEBIJAKAN PENATAAN RUANG TERKAIT PERUBAHAN IKLIM Untuk mencapai target 30%, kebijakan sektor terkait: 1. PENAMBAHAN LUASAN RTH hingga 30% 2. Pengembangan SISTEM TRANSPORTASI MASSAL sebagai tulang punggung transportasi jakarta 3. PENGENDALIAN BANJIR secara TERPADU dari hulu sampai hilir dengan menambah luasan RUANG TERBUKA BIRU hingga 5% 4. Pengolahan sampah dengan SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU 5. Peningkatan PENGOLAHAN LIMBAH CAIR 6. Efisiensi energi
1. PENAMBAHAN LUASAN RTH HINGGA 30% STRATEGI MEMFUNGSIKAN KEMBALI ruang dan kawasan yang berpotensi sebagai RTH Mengembangkan dan mengoptimalkan PENYEDIAAN RTH termasuk membebaskan RTH PUBLIK yang dimiliki masyarakat secara bertahap
Menerapkan INOVASI PENYEDIAAN RTH budi daya antara lain pembangunan TAMAN ATAP, DINDING HIJAU, dll Melibatkan dan meningkatkan PERAN SERTA MASYARAKAT dan DUNIA USAHA termasuk dengan pemberian INSENTIF untuk mempertahankan dan meningkatkan RTH
LANJUTAN... Mempertahankan, memelihara, dan mengembangkan HUTAN MANGROVE sebagai pengamanan terhadap abrasi pantai MEMPERTAHANKAN kawasan cagar alam, suaka margasatwa, hutan lindung, taman wisata alam, taman nasional, kawasan hutan Mengoptimalkan fungsi RTH bagi Ruang Terbuka Publik ataupun sebagai Penyerap Karbon (Tajuk) baik dengan jenis dan kerapatan pohon
Pemprov. DKI Jakarta setiap tahun berupaya untuk membebaskan ± 5 ha lahan yang akan berfungsi sebagai RTH
2. PENGEMBANGAN MASSAL
SISTEM
TRANSPORTASI
STRATEGI
Membangun SISTEM ANGKUTAN UMUM MASSAL sebagai tulang punggung transportasi MENGEMBANGKAN KAWASAN di sekitar terminal, halte, shelter, dan stasiun angkutan umum massal sesuai dengan KONSEP TOD
Ilustrasi Kawasan TOD Sudirman, Bunderan HI
LANJUTAN... Catatan: Manfaat Pengembangan TOD adalah: • Kota lebih KOMPAK • MENGURANGI waktu PERJALANAN
• Dilengkapi sistem JALUR PEDESTRIAN dan JALUR SEPDEDA
LANJUTAN...
Membatasi penggunaan angkutan pribadi MENGALIHKAN penggunaan BBM menjadi BBG untuk kendaraan bermotor
3. PENGENDALIAN BANJIR SECARA TERPADU STRATEGI Meningkatkan fungsi jaringan SUNGAI/ KANAL UTAMA Menahan air sebanyak mungkin di bagian hulu melalui pemulihan dan pengembangan SITU dan WADUK serta NORMALISASI SUNGAI Memperbaiki dan SISTEM DRAINASE
meningkatkan
Membangun TANGGUL LAUT guna mengantisipasi kenaikan air laut Meningkatkan penyediaan RUANG TERBUKA BIRU sampai 5%
4. PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU STRATEGI
Mendorong PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS TEKNOLOGI yang efisien & ramah lingkungan Meningkatkan sistem pengelolaan sampah di TPST Bantar Gebang Membangun Intermediate Treatment Facility (ITF) di tengah kota Meminimalkan volume sampah ke pembuangan akhir dengan mendorong pengelolaan sampah dengan cara 3R
SISTEM
5. PENINGKATAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
STRATEGI
• Pemisahan antara sistem saluran drainase & sistim perpipaan tertutup secara bertahap; • Dikembangkan menjadi alternatif sumber air bersih; • Memperhatikan layanan sistem polder & meliputi pengelolaan air limbah industri dan air limbah domestik;
6. EFISIENSI ENERGI DAN AIR STRATEGI 1. Efisiensi penggunaan energi listrik diarahkan melalui • Penerapan kosep BANGUNAN HIJAU (Green Building) • meningkatkan pemanfaatan ENERGI ALTERNATIF yang ramah lingkungan 2. Efisiensi penggunaan air diarahkan melalui: • Manajemen pemanfaatan air permukaan • Pengendalian pemanfaatan air tanah • 5R
Pilot Project: Balai Kota Retrofit
Gedung DPRD Prov. DKI Jakarta
TERIMA KASIH