LOGO
FOOD ADDITIVE (BAHAN TAMBAHAN MAKANAN)
20/09/2014
1
DEFINISI Bahan atau campuran bahan yang secara alami BUKAN merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan Bahan tambahan tidak mengandung atau mengandung nutrisi sengaja ditambahkan untuk keperluan teknologi prosesing dan penyimpanan; Hanya boleh ditambahkan pada makanan bila memenuhi persyaratan dan tidak membahayakan kesehatan 20/09/2014
2
Peraturan Pemerintah (Permenkes RI Nomor 722/Menkes/IX/88) Jenis BTM yang diperkenankan dan yang
dilarang Batas penggunaan bahan tambahan yang diperkenankan aman bagi konsumen
20/09/2014
3
PP tambahan SK Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan (POM) No. 0259/B/SK/VIII/91 tentang penggunaan BTM; SK Dirjen POM No. 02593/B/SK/VIII/91 tentang Tata Cara Pendaftaran Produsen dan produk BTM; SK Dirjen POM No. 02594/B/SK/VIII/91 tentang Impor BTM
20/09/2014
4
PERSYARATAN BTM
Telah mengalami uji dan evaluasi keamanan; Tak membahayakan konsumen pada kadar
yang disetujui; Harus selalu diadakan pengamatan terus menerus dan evaluasi kembali jika perlu sesuai perkembangan teknologi; Harus selalu memenuhi persyaratan mutu dan kemurnian yang telah ditetapkan; Penggunaan hanya untuk tujuan tertentu dan bila cara lain tidak bisa; Sedapat mungkin penggunaan dibatasi untuk makanan tertentu, kondisi dan kadar tertentu.
20/09/2014
5
PERTIMBANGAN EVALUASI BTM
Berdasar penelitian ilmiah mutakhir,
BTM aman pada waktu tertentu dapat dinyatakan tak aman; Kadar yang diperkenankan dapat berubah lebih kecil atau lebih besar sesuai perkembangan teknologi; BTM aman untuk makanan tertentu belum tentu aman bila digunakan untuk makanan campuran atau makanan lain 20/09/2014
6
PENGUNAAN BTM DIBENARKAN : 1. Untuk mempertahankan nilai gizi pangan; 2. Untuk konsumsi sekelompok orang yang memerlukan makanan diet; 3. Untuk mempertahankan mutu dan kestabilan makanan atau memperbaiki sifat organoleptis sehingga tak menyimpang dari sifat alami; 4. Untuk keperluan pengolahan dan transportasi
20/09/2014
FoodAdditive/SUG/2008
7
BTM DILARANG BILA :
1. Untuk menyembunyikan cara pembuatan/ pengolahan yang tak baik; 2. Untuk mengelabui konsumen (makanan kelihatan baik karena dibuat dari bahan subgrade) 3. Jika mengakibatkan penurunan gizi pada makanan
20/09/2014
FoodAdditive/SUG/2008
8
PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH BTM 1. Bahan tersebut diijinkan dalam penggunaannya; 2. Fungsi sesuai dengan tujuan pengolahan makanan; 3. BTM sesuai dan cocok dengan jenis makanan yang diolah; 4. Jumlah yang digunakan secukupnya tak melebihi batas maksimum diperbolehkan; 5. BTM tersebut terdaftar pada Departemen Kesehatan RI
20/09/2014
FoodAdditive/SUG/2008
9
1. Anticaking & Free Flow Agent Komponen yang ditambahkan pada produk kering seperti garam dapur, tepung sukrosa dan bumbu kering untuk menjaga produk mudah dialirkan pada pipa dan memudahkan penggunaan konsumen
20/09/2014
Kalsium stearat untuk mempertahankan air, meminimkan gumpalan dan aglomerasi
10
2. Antioxidants
Biasa ditambahkan pada minyak, lemak dan pangan berlemak untuk mencegah terjadinya oksidasi pangan (sehingga lemak/minyak rusak) 20/09/2014
Butylated hydroxyaminole (BHA) dan Butylated hydroxytoluena (BHT)
FoodAdditive/SUG/2008
11
3. Antibrowning Agent
Beberapa pangan yg mengandung vit. C dan fenol dapat berubah kecoklatan akibat reaksi ensimatis dan non ensimatis. Perubahan warna tersebut harus dikontrol agar kualitas pangan bertahan
20/09/2014
Magnesium chloride, asam sitrat, sodium sulfit dapat menghambat terbentuknya warna coklat
12
4. Antimicrobial Agent
Berfungsi untuk mengontrol pertumbuham mikroba dalam pangan (bakteri, yeast dan beberapa kapang) yang menyebabkan kerusakan bahan pangan
20/09/2014
Natrium benzoat, kalsium propionat, dan asam sorbat
13
5. Coloring Agent & Adjunts
Perubahan warna pangan pada
Pewarna alami
prosesing dan penyimpanan dapat menurunkan penerimaan konsumen. Pewarna sintetis (dyes) lebih efektif dan stabil dibandingkan pewarna alami
(kloropil, antocyanin, karotin, kurkumin, karamel); Pewarna sintetis (eritrosin, ponceau4R,kuinolin/ kuning, biru/indigotin)
20/09/2014
14
6. Curing & Pickling Agents
Digunakan untuk
Sodium nitrit
memperbaiki warna produk daging agar bertahan merah muda Jumlah yang ditambahkan dibatasi, jika terlalu banyak akan menimbulkan nitrosamin pada pemanasan yg berbahaya bagi kesehatan 20/09/2014
15
7. Dough Conditioners or Strengthener Bahan organik dan anorganik yang punya Komponen fosfat kemampuan untuk memodifikasi protein dan pati sehingga waktu pengadukan lebih singkat dan volume adonan tinggi
20/09/2014
dan sulfat sampai ensim
16
8. Drying Agents
Hampir sama dengan anticaking agent, bahan ini punya kemampuan untuk menyerap air pada bahan pangan yang dikeringkan. Sangat baik untuk mengendalikan Aw bahan pangan.
20/09/2014
Dried corn starch, bagus untuk mempertahankan aw dan mencegah pertumbuhan mikroba.
17
9. Emulsifiers
Dibutuhkan pada bahan yang berbentuk emulsi seperti suhu cair, bubuk, yogurt dll. Untuk menstabilkan emulsi lemak/minyak dalam sistem OW (oil in water). Semakin kecil partikel semakin stabil 20/09/2014
Emulsifier alami (lecithin, mono dan di gliserida, atau senyawa sintetis yang serupa.
18
10. Enzymes
Senyawa protein komplek yang punya kemampuan mendegradasi lemak, protein dan karbohidrat.
20/09/2014
Pektinase digunakan untuk mencegah awan pada produk sari buah
19
11. Flavor Enhancers
Berfungsi untuk menguatkan cita rasa makanan. BTM tersebut bisa sebagai pelengkap, memperbesar atau merubah citarasa pangan.
20/09/2014
Mono sodium glutamate (MSG), Inosine monophosphate (IMP) dan Guanosine monophosphate (GMP)
FoodAdditive/SUG/2008
20
12. Firming Agents
Diperlukan untuk mempertahankan kerenyahan dan tekstur dari berbagai bahan pangan
20/09/2014
Alum pada pickles, dan garam kalsium pada pengalengan tomat bentuk utuh.
FoodAdditive/SUG/2008
21
13. Flavor Adjutants
Digunakan untuk memperbaiki dispersi bumbu pada bahan pangan semi solid dan cair, akan tetapi bahan tersebut sebenanrnya tidak punya karakter khas
20/09/2014
Etanol dan propilena glikol.
FoodAdditive/SUG/2008
22
14. Flavoring Agents
Terbuat dari sintetis dan alami; Kelompok senyawa ester, lakton dan heterosiklis; Dalam bagian kecil (ppb) dapat menciptakaan flavor yang kuat; Beberapa negara tidak mengijinkan esense sintetis
20/09/2014
Berbagai esense nanas, nangka, durian dll
FoodAdditive/SUG/2008
23
15. Flour-Treating Agents Hampir sama dengan Dough conditioners untuk memper baiki sifat adonan bahan dalam pembuatan roti dan meningkatkan volume adonan.
20/09/2014
FoodAdditive/SUG/2008
24
16. Formulation Aids
Kelompok senyawa ini berfungsi untuk meperbaiki pencampuran berbagai bahan.
20/09/2014
Senyawa carrier, binder, filler, plasticizer, filmformer dan tableting aid
FoodAdditive/SUG/2008
25
17. Fumigants
Digunakan untuk mencegah perkembang biakan insekta pada produk tepung-tepungan selama proses penyimpanan; Bahan bisa alami dan sintetis
20/09/2014
FoodAdditive/SUG/2008
26
18. Humectans
Bahan yang digunakan untuk mempertahankan kadar air selama proses penyimpanan; Pada proses penyimpanan akan terjadi penurunan atau kenaikan air bahan akibat kontak dengan udara.
20/09/2014
Propilena glikol
FoodAdditive/SUG/2008
27
19. Leavening Agent
Terbentuknya gas pada produk roti menambah keempukan dan disukai oleh konsumen; Terbentuknya gas menyebabkan produk lebih mengembang, ringan dan empuk
20/09/2014
Bahan anorganik (NaCO3) dan mikroba yeast
28
20. Lubricants and Release Agents Bahan yang ditambahkan pada produk roti supaya setelah pemanggangan roti dapat dilepas dari pan pemanas dengan mudah
20/09/2014
Lemak dan komponen lemak food grade
29
21. Nonnutritive Sweeteners Kelompok bahan pemanis tanpa kalor yang ditambahkan ke dalam bahan pangan
20/09/2014
Pemanis alami : gula stevia, licorrice, thaumatin dll Pemanis buatan : sakarain, siklamat
30
22. Nutrient Suplements
Bahan yang digunakan untuk menambah nilai gizi produk pangan
20/09/2014
Vitamin, mineral dan asam amino
31
23. Nutritive Sweeteners
Bahan pemanis yang mengandung kalori 2% di atas sukrosa per unit ekuivalen kapasitas pemanis Didefinisikan sebagai bahan yang banyak digunakan untuk menggantikan posisi gula sebagai pemanis makanan
20/09/2014
High Fructose Corn Syrup (HFCS)
FoodAdditive/SUG/2008
32
24. Oxidizing and Reducing Agents Hampir sama dengan dough conditioner, yang berfungsi untuk mencegah oksidasi pada komponen bahan pangan sehingga lebih stabil produknya
20/09/2014
FoodAdditive/SUG/2008
33
25. pH Control Agent
Terdiri dari komponen yang berfungsi sebagai penyangga, asam, alkali dan agent penetral; Penurunan keasaman berfungsi untuk mnenekan pertumbuhan mikroba beracun, shg kebutuhan sterilisasi/panas tidak terlalu banyak
20/09/2014
FoodAdditive/SUG/2008
Asam sitrat untuk mengasamka n minuman,
34
26. Processing Aid
Bahan pelengkap prosesing agar Karbon aktif untuk lebih mempermudah proses; Untuk kepentingan pemurnian, penyaringan, pemucatan, penyerapan bau, penggumpalan dll
20/09/2014
pemucatan dan penyerapan bau Zular untuk penggumpalan nira tebu dan sari buah Kolagen untuk penjernihan sari buah
FoodAdditive/SUG/2008
35
27. Propellants, Aerating Agents and Gases Gas yang ditambahkan pada Gas CO2 pada proses pengalengan
20/09/2014
minuman berkarbonasi
FoodAdditive/SUG/2008
36
28. Sequestrants
Komponen ini mempunyai
Etilena Diamine Tetra
kemampuan untuk mengikat mineral (Fe dan Cu) yang dapat menyebabkan warna gelap pada makanan;
20/09/2014
Acetic Acit (EDTA) ditambahkan pada salad dressing
FoodAdditive/SUG/2008
37
29. Solvents
Komponen yang digunakan meningkatkan efisiensi proses ekstraksi; Banyak digunakan pada ekstraksi yang tak dapat dilakukan dengan destilasi atau pressure extraction
20/09/2014
Hena, etanol dan petroleum eter
FoodAdditive/SUG/2008
38
30. Stabilizer and Tickeners Digunakan untuk membuat produk lebih kental sehingga tidak terjadi pengendapan selama prosesing dan penyimpanan; Komponen dapat dikelaskan menjadi : suspending, setting, gelling dan bulking properties
20/09/2014
Pati dan hidrokolid banyak digunakan dalam industri pangan
FoodAdditive/SUG/2008
39
31. Surface-Active Agents Bahan yang berfungsi untuk mempercepat pembasahan, rehidrasi bahan pangan kering yang ditambah air; Beberapa bahan berfungsi untuk memperkuat atau menghindari terbentuknya buih Bergungsi untuk membantu dispersi protein pada pangan
20/09/2014
FoodAdditive/SUG/2008
40
32. Surface Finishing Agents Komponen yang berfungsi untuk Lilin untuk pelapisan meningkatkan ketahanan wqarna gloss atau shine dari bahan pangan sehingga tak mengalami perubahan warna
20/09/2014
buah-buahan agar terhaindar dari pengurangan kadar air dan respirasi
FoodAdditive/SUG/2008
41
Beberapa contoh BTM yang oleh riset dinyatakan berpeluang menyebabkan kanker, tumor atau penyakit lainnya jika berlebihan/pemakaian jangka panjang) 1. Sakarin untuk Soft Drink, Permen, makanan ringan lainnya menimbulkan Tumor kantong Kemih, beracun bagi janin, kanker 2. Siklamat untuk Minuman beralkohol menimbulkan Tumor 3. Nitrit/Nitrat untuk Makanan kalengan menimbulkan Kanker
1. Sulfit untuk Jus Buah, sosis, acar menimbulkan Sesak nafas, Sesak dada, gatal-gatal dan bengkak 2. Butylated hydroxyanisole (BHA) and butylated hydroxytoluene (BHT) untuk Makanan Awetan menimbulkan Kelainan Kromosom Sel, menurunkan antioksidan alami tubuh. 3. Benzoat untuk pengawetan Minuman, Makanan menimbulkan Pembesaran ginjal dan hati, menurunkan berat badan
1. Sulfit untuk Makanan Kalengan menimbulkan menurunkan daya guna protein dan Lemak 2. Pewarna Merah/Amaranth untuk Makanan, Minuman menimbulkan kanker
LOGO
Add your company slogan
www.themegallery.com