ll. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tanaman Padi
Padi berasal dari dua benua : Oryza fatua koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis
padi
lainnya
yaitu
Oryza
glaberrima
steund
(Oryza
sativa L)
diklasifikasikan sebagai famili gramineae
(poaceae).
berasal
dari Afrika Barat.
Berdasarkan klasifikasi ini,
Padi
tanaman padi dimasukkan
dalam sub-famili Festucoideae.
(AAK, 1990) .
Menurut Hardjodinomo (1969) dan Soemartono et al (1980), tanaman padi terdiri dari akar, batang, daun, bunga
dan
buah.
Batang padi
dalamnya berrongga 1.5 m. pita
(kosong),
beruas-ruas
yang
di
tingginya 1.0 m sampai
Pada tiap-tiap buku tumbuh daun yang berbentuk dan berpelepah.
sekeliling batang.
pelepah
itu membalut
hampir
Tiap batang padi bila telah tiba
waktunya akan keluar bunga dan dikenal dengan bunga majemuk,
sedangkan galipnya disebut bulir.
terdapat dua helai sekam mahkota.
Di bunga
Pada saat terjadi
penyerbukan, bunga akan merekah (terbuka) dan setelah penyerbukan berlalu,
maka daun bunga
akan
terkatup
kembali. Berdasarkan pertumbuhan padi di pesemaian dikenal tiga cara penyemaian yaitu :1). Penyemaian basah biasa 2).
Penyemaian
(AAK,1990) .
kering
dan
3).
Penyemaian
dapog.
5
1.
penyemaian basah bias a Pada sebelum
penyemaian
basah
25
30
dilakukan.
sampai
biasa,
hari
tanah
waktu
diolah
penyemaian
Pembajakan dan penggaruan dilakukan
sebanyak dua sampai tiga kali sampai tanah menjadi campuran lumpur yang baik. maian
1.0
sampai
1. 5
Ukuran lebar penye-
meter
dan
panj angnya
tergantung pada saluran drainase di antara tempat penyemaian.
Luas
total
penyemaian basah biasa
untuk satu hektar penanaman sebesar 300 sampai 500 meter persegi dan juga tergantung pada kerapatan
"Transplanting" dilakukan
tanaman yang digunakan.
bila penyemaian telah berumur 20 sampai 30 hari. 2.
Penyemaian kering Penyemaian kering dilakukan pada daerah yang kurang
air
gunaannya. secara
dan
tidak
mencukupi
Tanah dibaj ak,
kering.
Sete1ah
dalam
digaru dan diratakan digaru
dan
dihancurkan, dibuat tempat penyemaian. hektar
tanah
yang
peng-
ditanam
tanahnya Untuk satu
diperlukan
penyemaian sebesar 500 meter persegi.
luas
Pemindahan
bibit dilakukan bila penyemaian padi berumur 20 sampai 30 had.
6
3.
Penyemaian Dapog Penyemaian dapog
ini dilakukan pada tempat-
tempat yang airnya berlimpah-limpah. dasar pisang,
ditutup
rapat
kantong
dengan
semen
Permukaan
menggunakan
kosong
atau
daun
plastik.
Sebelum biji berkecambah, di atas penyemaian yang rata diletakkan daun pisang atau kosong.
kantong
semen
Untuk satu hektar penanaman bibit padi
diperlukan Iuas penyemaian sebesar 40 sampai 60 meter
persegi
dan
juga
penanaman per-Iubang, benih yang tumbuh.
tergantung
pada
jumlah
j arak tanam dan persentase
Penyemaian siap untuk ditanam-
kan pada saat bibit padi
berumur
10
sampai 14
hari.
B.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah merupakan penyiapan tanah untuk penanaman dan proses mempertahankannya dalam keadaan remah dan bebas dari gulma selama pertumbuhan tanaman budidaya.
Tuj uan utama dan maksud dasar pengolahan
tanah adalah : 1). Mempersiapkan bedengan benih yang sesuai 2). Memberantas gulma pesaing dan 3). Meningkatkan kondisi fisik tanah.
(Purwadi et aI, 1990).
Sedangkan menurut Kepner et aI,
1961 tujuan dari
pengolahan tanah adalah sebagai berikut :
7
1.
Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat tumbuh benih.
Tanah yang
padat diolah sampai gembur sehingga mempercepat infiltrasi air, hujan,
berkemampuan baik menahan curah
memperbaiki
aerasi
dan
memudahkan
per-
kembangan akar. 2.
Peningkatan kecepatan infiltrasi akan menurunkan run off dan mengurangi bahaya erosi.
3.
Menghambat dan mematikan tumbuhan pengganggu.
4.
Membenamkan
tumbuh-tumbuhan
atau
sampah-sampah
kesuburan tanah. 5.
Membunuh serangga, larva atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat tinggal dan terik matahari. Pada
untuk
tanah
membentuk
pengganggu,
sawah,
pengolahan
lapisan
olah,
tanah
megurangi
bertujuan tumbuhan
mencampur bahan organik ke dalam tanah,
membentuk lapisan kedap air sehingga persediaan air dapat
dipertahankan
dan memperbaiki
keadaan
aerasi
tanah (Baver, 1960). Menurut Smith dapat
dibagi
(1977)
menj adi
pengolahan tanah kedua.
pekerjaan pengolahan tanah
pengolahan
tanah
pertama
dan
Alat pengolahan tanah pertama
adalah alat-alat yang pertama sekali digunakan, yaitu
8
untuk memotong, memecah, dan membalikkan tanah.
Alat-
alat tersebut dikenal ada beberapa macam, yaitu l.
Bajak singkal (moldboard plow)
2.
Bajak piring (disk plow)
3.
Bajak rotari (rotary plow)
4.
Bajak chisel (chisel plow)
5.
Bajak subsoil (subsoil plow)
6.
Bajak raksasa (giant plow)
Pengolahan bajakan.
tanah
kedua
dilakukan
setelah pem-
Dengan pengolahan tanah kedua,
jadi gembur dan rata,
tata air diperbaiki,
tanah mensisa-sisa
tanaman dan tumbuhan pengganggu dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas,
kadang-kadang di-
berikan kepadatan tertentu pada permukaan tanah,
dan
mungkin juga dibuat guludan atau alur untuk pertanaman.
Alat pengolah tanah kedua yang menggunakan tenaga
traktor antara lain; I}. garu (harrow) 2}. perata dan penggembur (land roller dan pulverizer) dan 3}. alatalat lainnya.
c.
Sifat Fisik Tanah
1.
Tekstur dan Struktur Tanah Tekstur dan struktur tanah merupakan salah satu
sifat
fisik
tanah
yang
dapat
diamati
di
lapangan dan kedua sifat fisik ini dapat menentukan kondisi tanah setempat.
Tekstur tanah adalah
9
sebaran
relatif
Ukuran part ike I
ukuran partikel
antara 2 mm dan 7.5 mm disebut
sebagai kerikil dari
dan untuk
(gravel)
7.5 mm disebut batu.
partikel
tanah
tanah mineral.
disebut
lebih besar
Setiap kelas ukuran
fraksi
tekstur
(Kalsim,
1992) . Menurut
Hardjowigeno
(1987),
tanah
dari butir-butir tanah berbagai ukuran. tanah menunjukkan kasar halusnya tanah.
terdiri Tekstur
Berdasar-
kan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan dalam beberapa kelas tekstur. Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah.
Gumpalan struktur ini terjadi
karena butir-butir pasir, debu, liat terikat satu sarna lain oleh suatu perekat seperti bahan organik oksida-oksida
besi
gumpalan kecil kemantapan (Hardjowigeno,
dan
lain-lain.
Gumpalan-
ini mempunyai bentuk,
(ketahanan) 1987).
yang
ukuran dan
berbeda-beda,
Sedangkan menurut Kalsim
(1992) struktur tanah menentukan sifat aerasi dan permeabilitas. 2.
Konsistensi Tanah Istilah
konsistensi
berhubungan
dengan
derajat adhesi an tara partikel tanah dan tahanan
10
yang
muncul
guna
melawan
gaya
yang
cenderung
merubah at au meruntuhkan agregat tanah.
Konsis-
tensi
seperti
digambarkan
keras,
kaku,
oleh
rapuh,
istilah-istilah
lengket,
plastis dan lunak.
Jika tanah semakin mendekati karakteristik lempung, maka makin besar variasi keadaan konsistensi yang mungkin dijumpai. Konsistensi sifat
dan
tanah
jumlah
(Karl and Ralph, 1987). tergantung pada
koloid-koloid
tekstur,
anorganik
organik, struktur dan kandungan air tanah.
dan Batas
mengalir merupakan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan tanah, dimana tanah dan air akan mengalir bersama-sama.
Bila tanah yang telah mencapai ba-
tas mengalir atau melekat dapat membentuk gUlungan yang tidak mudah patah bila digolek-golekkan maka disebut tanah plastis. Indeks
plastisitas
menunjukkan
perbedaan
kadar air pada batas mengalir dan batas menggolek. Tanah liat umumnya yang tinggi, nyai
nilai
mempunyai indeks plastisitas
sebaliknya tanah-tanah pasir mempuindeks
plastisitas
yang
rendah
(Hardjowigeno, 1987) 3.
Porositas Tanah Porositas tanah merupakan bagian yang terisi oleh air dan atau oleh udara tanah.
pori-pori
11
tanah ini dapat dibedakan menjadi pori mikro dan pori
makro.
Pori
makro
berisi
udara
dan
air
gravitasi yaitu air yang mudah hilang karena gaya gravitasi.
Sedangkan
kapiler atau udara. pori-pori makro tanah
liat.
bahan
pori
berisi
air
Tanah-tanah pasir mempunyai
yang
lebih
banyak dibandingkan
tanah
Porositas
organik,
mikro
dipengaruhi
dan
struktur
tekstur
oleh tanah.
(Hardjowigeno, 1987). Menurut
Karl
and
adalah rasio volume
Ralph
(1987),
ruang pori
total agregat tanah.
porositas
terhadap volume
Istilah volume ruang pori
adalah bagian volume tanah yang tidak ditempati oleh butiran mineral.
Jika diungkapkan sebagai
persentase maka porositas dikenal pori.
sebagai ruang
Angka pori adalah rasio volume ruang pori
terhadap volume bahan padat. 4.
Kadar Air Tanah Menurut
Karl
and
Ralph
(1987),
kadar
air
tanah (w) merupakan rasio be rat air terhadap be rat kering agregat. Pasir yang
Biasanya dinyatakan dalam persen.
terdapat
di
atas
porinya mungkin berisi udara. volume
yang
berisi
padat, rasio adalah
air
muka
air,
sebagai
Jika ew menyatakan
persatuan
volume
bahan
12 8r; ew x100%
e
(1 )
Rumus tersebut menyatakan derajat kejenuhan. Derajat kejenuhan pasir biasanya diunngkapkan dengan istilah kering atau basah.
Lempung yang lama
mengalami pengeringan dinyatakan oleh Sr
90 %,
=
mungkin sangat keras sehingga disebut kering bukan basah. D.
Alat Tanam
Seni
menempatkan
biji
di
dalam
tanah
untuk
memperoleh perkecambahan dan tegakan yang baik, tanpa harus melakukan penyulaman adalah tujuan semua orang yang menanam tanaman (Purwadi et al., 1990) Sedangkan
Hopfen
(1969)
menyatakan
bahwa
pe-
nanaman yang dilakukan setelah benih disemai ke tempat penanaman yang dikehendaki disebut transplanting. Hasil
penelitian
Tsuga
(1992),
keadaan
semaian
berdasarkan umur bibit seperti pada tabel 1. Tabel 1. Keadaan semaian berdasarkan umur bibit Keadaan
semaian
Kebu;:man box ( 10 a)
Keda1arna~ tanarn (em
Jurnlqa/~ benih
-
30
< 100
40
20
100
25
15
200
18
08
> 200
15
Tua
18
Sedanq
15
Muda
08
S aJ:!ga t muda
05
box)
-
45 35 25 20
Keterangan:Ukuran box semaian 28 em x 58 ernx 3em Kebutuhan bibit 150 - 450 box/ha
13
Transplanting dengan
tangan banyak menggunakan
tenaga kerja dan pekerjaan menjadi sukar bila penanaman dilakukan dalam skala besar. Menurut Bainer, tanam yang
Kepner
dan Barger
(1972)
alat
sesuai memungkinkan penyebaran biji-bijian
sebagai berikut : 1.
Broadcasting, yaitu penyebaran biji-bijian secara acak pada permukaan tanah.
2.
Drill
seeding,
yaitu
penempatan
dan
penutupan
biji-biji secara acak pada alur dalam barisan. 3.
Precision
planting,
yaitu
penempatan
biji-biji
yang tepat pada jarak yang sarna dalam barisan. 4.
Hill droping,
yaitu penempatan sekelompok bij i-
biji pada jarak yang sarna dalam barisan. Moedjiarto berdasarkan
(1983)
cara
mengklasifikasikan alat tanam
penanaman
dan
sumber
tenaga
dari
traktor digolongkan menjadi tiga, yaitu a.
Alat penanaman sistem baris lebar Alat ini
telah dirancang untuk menempatkan
benih dalam tanah dengan j arak baris tanam satu dengan yang lain cukup lebar, sehingga memungkinkan
dilakukannya
efisiensi banyak
penyiangan
pemasangan.
digunakan
untuk
Alat
dan
penanam
menanam
sorgum dan kacang-kacangan.
meningkatkan type
j agung,
ini
kapas,
14
b.
Alat penanam sistem baris sempit Alat penanam type ini dirancang khusus untuk menahan
benih-benih
kecil
atau
baris
rumput-
rumputan dalam baris alur yang sempit serta kedalaman yang seragam. c.
Alat penanam sistem baris sebar Alat
penanam
sistem
baris
cara penanaman yang paling Penebaran
benih
dengan
sebar
lama dan
mesin
lebih
cepat daripada penebaran dengan tangan.
merupakan sederhana. teliti
dan
Penanaman
sistem sebar memerlukan adanya pembuka alur, maka dari itu harus disiapkan dengan pengolahan tanah yang menggunakan peralatan seperti garu piring. Sistem ini tidak memerlukan penutupan. dapat
dilakukan kemudian
Penutupan
dengan garu paku atau
lainnya. Sedangkan
Smith,
1977
mengklasifikasikan
tanam sebagai berikut 1.
Alat tanam yang membentuk barisan a.
Ditarik oleh manusia atau hewan berbaris biji-biji dijatuhkan jarak barisan yang sempit
b.
Ditarik oleh traktor : alat tanam untuk barisan
alat
15 alat tanam yang biji-bijinya dijatuhkan alat tanam pemindah benih 2.
Alat tanam sebar a.
Type sentrifugal
b.
Penebar biji rerumputan
c.
Type pesawat terbang
3.
Alat tanam padi-padian atau biji-bijian
4.
Alat tanam dengan perlengkapan lain Alat tanam bibit (transplanter) telah diperkenal-
kan pada tahun 1890. bahwa
Kemudian Sakei (1978) menyatakan
transplanter untuk
tanaman padi
kenalkan di Jepang pada tahun 1898. tahun
telah diperKemudian pada
1975 barulah berkembang berbagai
type
trans-
planter untuk tanaman padi. Menurut
Mc
Colly
dan
Martin
(1955),
kapasitas
mesin/alat tanam pada luas areal penanaman tertentu persatuan waktu tergantung pada faktor-faktor 1.
Lebar kerja yang dipengaruhi oleh a.
Lebar dari mesin/alat tanam pada pengolahan atau penanaman.
b.
Persentase lebar sesungguhnya yang digunakan dalam pengolahan atau penanaman.
2.
Kecepatan
maju
mesin/alat
tanam
pada
pengoperasiannya pada lintasan tertentu. 3.
Persentase waktu yang hilang.
(""
saat
16
Menurut Tsuga
(1992),
alat
tanam padi diklasi-
fikasikan sebagai berikut : 1.
Type tenaga dan type self-propelled
2.
Type seedling, yang terdiri dari :
3.
a.
type mat seedling
b.
type pot seedling
Type traveling, yang terdiri dari a.
type walking
b.
type riding
(alat tanam padi type riding seperti pada Gambar 1) . Parameter yang digunakan untuk pekerjaan penanaman adalah : 1. Jarak tanam (jarak baris, jarak lajur) . 2. Jumlah tanaman per lajur. 3. Jumlah semaian yang digunakan (box). 4.
Keadaan semaian di box, yang me1iputi; berat benih per box, daya tumbuh bibit, luas areal box.
5.
Kedalaman tanam.
6.
Kedalaman hardpan.
7.
Kekerasan tanah.
8.
Kedalaman air.
9 . Kecepatan aktual. Menurut
Takizawa
(1992) ,
hal-hal
diperhatikan dalam uji performansi alat adalah
:
yang
perlu
tanam padi
17
1.
Keadaan lahan,
yaitu
kemiringan tanah, kedalaman
Metode pengolahan tanah,
tekstur
hardpan,
tanah,
ta-hanan
kedalaman air,
penetrasi
dan
luas
areal tanam. 2.
Keadaan jenis
semaian yaitu tanah,
yang
penggunaan benih, box,
kedalaman
meliputi
digunakan,
umur semaian, tanam,
jumlah
tipe varietas
semaian, benih,
berat benih per daun
per
pohon,
penyebaran benih pada box dan kadar air. 3.
Keadaan setelah tanam yaitu meliputi ; jumlah jam kerja, kecepatan maju,
jumlah semaian per lubang,
jarak baris dan jarak lajur.
Gambar 1. Alat tanam padi type riding (Tsuga, 1992)