Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
ISSN : 2088 - 8872
Literature Review: NATURAL MATERIALS WICH POTENTIALlY IN TOPICAL AGENT FOR WOUND CARE Ichsan Budiharto1, Titis Kurniawan2 ABSTRACT Chronic wounds can affect physical, psychological, social and spiritual at patient and family. Wound care can use wound dressing modern or conventional . Natural ingredients a lot and can be a cheap in Indonesia use for treatment . Objective: To review the literature on natural ingredients that can be used in wound care, among others, honey, sea cucumber, aloe vera and black cumin. Methods: The method used in this literature review was to collect and analyze research articles on wound care and natural ingredients. Articles collected through googlescholar database using keywords Wound care, honey, sea cucumber, aloe vera and Nigella sativa. The criteria used are articles published from 2000 through 2014. Results: The results of the literature review is to get natural ingredients that can be used for wound care, among others, honey, sea cucumber, aloe vera and black cumin. Search found 30 articles related sources and that are included in the criteria. Conclusion: Honey has been used for treatment in the healing process and cell turnover in the body. Sea cucumbers are common in Indonesia and throughout the coastal communities has been widely used as food and medicine. Besides, sea cucumbers have a high protein can accelerate the regeneration of damaged tissues and antibakteria thus have the effect of speeding up the healing of wounds. Natural ingredients from plants are aloe vera and black cumin are many nutritious for the body because it has a bio-active which can accelerate tissue regeneration and has antimicrobial effectiveness. Key word : Wound care, Honey, Sea Cucumbers, Aloevera, Nigella Sativa 1. 2.
Staf in Dr. Soedarso’s Hospital Lecture in Nursing Faculity, Padjadjaran University
1
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
ISSN : 2088 - 8872
Literatur Review : BAHAN ALAM YANG BERPOTENSI DALAM TOPIKAL AGEN UNTUK PERAWATAN LUKA Ichsan Budiharto1, Titis Kurniawan2 ABSTRAK Luka kronik dapat berdampak secara fisik, psikologi, sosial dan spiritual serta perekonomian pasien dan keluarga. Perawatan luka dapat menggunakan balutan luka modern ataupun konvensional. Bahan alami di Indonesia banyak sekali dan dapat menjadi cara pengobatan yang murah. Tujuan : Mereview literature tentang bahan alami yang dapat digunakan pada perawatan luka antara lain madu, teripang, lidah buaya dan jintan hitam. Metode : Metode yang digunakan dalam kajian literatur ini adalah mengumpulkan dan mengalisis artikel-artikel penelitian mengenai perawatan luka dan bahan alami. Artikel dikumpulkan melalui database googlescholar dengan menggunakan kata kunci Wound care, honey, sea cucumber, aloe vera dan Nigella Sativa. Kriteria artikel yang digunakan adalah yang diterbitkan dari tahun 2000 sampai dengan 2014. Hasil : Hasil dari literatur review ini mendapatkan bahan-bahan alami yang dapat digunakan untuk perawatan luka antara lain madu, teripang, lidah buaya dan jintan hitam. Penelusuran artikel yang terkait terdapat 30 sumber dan yang yang termasuk dalam kriteria. Kesimpulan : Madu telah digunakan untuk pengobatan dalam proses penyembuhan dan pergantian sel di dalam tubuh. Teripang banyak terdapat di seluruh pantai Indonesia dan sudah banyak dipergunakan masyarakat sebagai bahan makanan dan pengobatan. Disamping itu teripang mempunyai protein yang tinggi yang dapat mempercepat regenerasi dari jaringan yang rusak serta antibakteria sehingga mempunyai efek mempercepat penyembuhan luka. Bahan alam dari tumbuh-tumbuhan terdapat lidah buaya dan jintan hitam yang banyak berkhasiat untuk tubuh karena mempunyai bio aktif yang dapat mempercepat regenerasi jaringan dan mempunyai efektifitas sebagai anti mikroba. Kata Kunci : Perawatan luka, madu, teripang, lidah buaya, jintan hitam 1.
Staf di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak
2. Dosen di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran
PENDAHULUAN Penyembuhan
diharapkan
seperti diabetes mellitus dan anemia, suplai
bila luka dapat sembuh dengan sempurna
darah dan oksigen yang tidak adekuat, stress
dan meregenerasi jaringan dengan yang
emosional
dan
pergerakan
jaringan,
cepat. Penyembuhan luka sering kali terjadi
malnutrisi,
ketidakseimbangan
elektrolit,
sulit sembuh disembabkan karena proses
serta dapat dihambat oleh konsumsi steroid
penyembuhan
oleh
jangka panjang (1). Perawatan luka harus
berbagai faktor lokal maupun sistemik.
dapat meningkatkan proses penyembuhan
Penyembuhan luka dapat dihambat oleh
luka. Penggunaan dressing sangat penting
beberapa faktor, antara lain: infeksi, diet,
dalam penanganan perawatan luka (2).
yang
yang
dipengaruhi
usia, defisiensi vitamin C, penyakit sistemik
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
Perawatan
yang
diberikan
bersifat
memberikan lingkungan yang lembab pada luka. (3).
Balutan
yang
bersifat
lembab
ISSN : 2088 - 8872
adalah madu, teripang, lidah buaya dan jintan hitam.
dapat
memberikan lingkungan yang mendukung sel untuk melakukan proses penyembuhan luka dan mencegah kerusakan atau trauma lebih lanjut. Penggunakan dressing tidak dapat diberikan pada
TUJUAN Mereview literature tentang bahan alami yang dapat digunakan pada perawatan luka antara lain madu, teripang, lidah buaya dan jintan hitam.
semua tipe luka atau semua orang sehingga pemilihan dressing harus berdasarkan kebutuhan pasien dan jenis luka serta pengukuran biaya untuk perawatan luka itu sendiri. (4).
Beberapa balutan
yang sering digunakan adalah film dressing, foam dresing,
non
adherent
dressing,
hydrogels,
hydrocolloid dan alginate (2). Pembiayaan
perawatan
luka
akan
membesar bila terjadi proses penyembuhan yang lama
merupakan
konsekuensi
yang
harus
ditanggung oleh pasien. Penelitian yang dilakukan di Pakistan tentang pengukuran biaya pada pasien luka kaki diabetik, jumlah pembiayaan meningkat 250 rupee (21 Poundsterling) pada luka grade 1, grade 2 sebesar 24.125 rupees (186 poundsterling), grade 3 sebesar 30.144 Rupees (233 pondsterling) (5). Saat ini pengukuran beban pembiayaan perawatan luka menjadi hal yang sangat penting dalam membantu meringankan beban yang harus ditanggung oleh pasien.
Frad (6) mengatakan
METODE Metode yang digunakan dalam kajian literatur ini adalah mengumpulkan dan mengalisis artikelartikel penelitian mengenai perawatan luka dan bahan alami.
Artikel dikumpulkan melalui
database googlescholar dengan menggunakan kata kunci Wound care, honey, sea cucumber, aloe vera dan Nigella Sativa. Kriteria artikel yang digunakan adalah yang diterbitkan dari tahun 2000 sampai dengan 2014.
HASIL Hasil dari literatur review ini mendapatkan bahanbahan alami yang dapat digunakan untuk perawatan luka antara lain madu, teripang, lidah buaya dan jintan hitam.
Penelusuran artikel yang terkait
terdapat 30 sumber dan yang yang termasuk dalam kriteria.
pembiayaan efektif sudah menjadi bagian dari pelayanan kesehatan, sehingga produk perawatan
PEMBAHASAN
harus menjadi pertimbangan dalam pengelolaan
Dari artikel yang didapat banyak yang menuliskan
pasien.
Indonesia merupakan negara yang kaya
tentang keunggulan dari bahan alami yang dapat
sumber daya alamnya. Tetapi hal tersebut tidak
menyembuhkan luka. Baiklah akan dibahas satu
tersentuh dengan baik. Masyarakat dari dulu sudah
persatu.
menggunakan
1. Perawatan luka menggunakan Madu
bahan
alami
tersebut
untuk
mengobati penyakit yang dideritanya salah satunya adalah luka.
Banyak bahan-bahan alami yang
dapat digunakan untuk perawatan luka.
Dari
Madu yang mengandung berbagai macam zat yang dapat membantu penyembuhan luka mempunyai : efek osmotik, hidrogen peroksid,
beberapa artikel yang didapatkan penulis tentang
komponen phitokemikal, limphosit dan
aktifitas
bahan alam ada beberapa yang menarik perhatian
fagosit dan anti mikrobial. Dalam kultur sel ditemukan adanya proliferasi limposit B dan
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
ISSN : 2088 - 8872
limposit T pada darah perifer yang distimulasi oleh
hasil
sangat
signifikan
madu dengan konsentrasi 0,1%; pagosit diaktifkan
kualitas
oleh madu pada konsentrasi 0,1%. Pada konsentrasi
mempercepat penyembuhan pada kasus venous
1 % madu juga menstimulasi monocyte dalam
ulcer. Dari ketiga group yang lain hasilnya sama
kultur sel untuk mengeluarkan cytokine, Tumor
baiknya.
Necrosis Factor (TNF)-alpha, interleukin (IL)-1
pemakaian dan murah serta sangat signifikan
dan IL-6, dimana mengaktifkan aktifitas respon
digunakan pada negara perkembang.
hidup
pada
dalam pasien
meningkatkan lesi
kanker,
Dimana balutan ini mudah dalam
imun terhadap infeksi (7). Saat ini dilaporkan
Madu dapat meningkatkan kualitas hidup
bahwa madu memiliki efek inhibitor terhadap 60
pada pasien dengan lesi kanker dimana pasien bisa
jenis bakteri termasuk aerob dan anaerob, gram
lebih nyaman dan mampu melakukan kegiatan
positif dan gram negative, anti jamur; aspergillum
seperti biasa serta mempercepat penyembuhan pada
dan penicilium termasuk bakteri yang resisten
kasus venous ulcer yang sulit terjadi penyembuhan.
terhadap antibiotik (8; 9; 10; 11; 12).
Walaupun dalam ketiga kelompok yang lain tidak
Madu merupakan larutan gula dengan
ada perbedaannya. Madu dapat diberikan dengan
saturasi tinggi yang dihasilkan oleh lebah. Madu
mudah dan murah karena banyak tersedia di
mengandung protein 0,35 sampai dengan 1,08 %,
seluruh wilayah Indonesia. Penelitian yang berbeda
lemak 0,10 sampai 0,50 %, serta kalori 82,30 %.
dimana madu juga tidak terjadi perbedaan dengan
Madu yang dihasilkan oleh lebah tersusun dari
pengobatan yang lain terlihat dari penelitian
beberapa senyawa gula, diantaranya adalah glukosa
Yilmax, et all (15) yang hasilnya tidak ada
dan fruktosa dan sejumlah mineral penting lainnya
perbedaan yang signifikan antara kelompok 1 dan 2
bagi
magnesium,
dan antara kelompok 2 dan 3 tetapi terdapat
kalsium, kalium, klor, natrium, belerang, fosfat dan
perbedaan yang signifikan pada kelompok 1 dan 3
besi.
pada hari ketujuh.
kesehatan
manusia
Didalamnya
juga
seperti
terkandung
beberapa
Tidak ada perbedaan yang
vitamin seperti B1, B2, C, B6 dan B3. Selain itu,
signifikan antara kelompok 1, 2 dan 3 padar hari ke
terdapat pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan
14. Penelitian yang dilakukan oleh Mogazhi (16),
seng, serta beberapa jenis hormon yang kesemua
membuktikan bahwa penggunaan dressing madu
juga sangat berguna bagi tubuh kita (13)
secara klinis dan pembiayaan yang murah untuk
Madu sangat efektif dalam penyembuhan luka seperti tergambar pada penelitian yang dilakukan oleh Salmi, Halim, dan Singh (14) didapatkan balutan madu membuat luka steril dalam waktu cepat, penyembuhan yang cepat dan perkembangan scar hipertropik serta kontraktur setelah luka bakar berkurang
bila dibandingkan
dengan balutan silver sulfadiazine (SSD). manusia
efektifitas
balutan
madu
Pada dalam
penyembuhan luka bakar derajat satu dan dua lebih cepat dibandingkan dengan balutan SSD.
Lebih
luas penggunaan madu dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Tehemton (9), didapatkan
luka diabetes di negara berkembang. 2. Perawatan luka menggunakan Teripang Teripang bertulang pengobatan
adalah belakang yang
hewan
laut
yang
tidak
yang
mempunyai
nilai
tinggi
serta
mempunyai
kapabilitas perbaikan jaringan dan sangat efektif dalam penyembuhan luka.
Penelitian eksperimen
untuk mengevaluasi penyembuhan luka dengan ekstra teripang pada penyembuhan luka tikus nonvegixus
dengan melihat kontraksi luka dan
epitilisasi.
Hasilnya memperlihatkan periode
epitilisasi yang sama pada hari ke 21. Teripang
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
dalam
aplikasi
topikal
dapat
meningkatkan
kontraksi luka pada penyembuhan luka (17).
luka
zing. Teripang merupakan hewan yang unik dan
histologis jaringan regenerasi. Selain itu, dressing
mempunyai aktifitas obat termasuk antiangiogenik,
dimodulasi oleh respon inflamasi, merangsang
anti kanker, anti kougulan, anti hipertensi, anti
aktivasi
dan
inflamasi, anti mikrobial, anti oksidan, anti
meningkatkan dengan cepat produksi jaringan serat
trombolitik, anti tumor dan penyembuhan luka.
kolagen dengan waktu penyembuhan lebih singkat.
Khasiat terapi dan keuntungan kesehatan dapat
Tingkat sitokin proinflamasi, IL - 1α, IL - 1β, dan
dihubungkan dengan adanya bioaktif khususnya
IL - 6, secara signifikan berkurang pada luka yang
triterpene glycoside (aponin) chondroitin sulfat,
menggunakan Teripang Hidrogel dibandingkan
glycosaminoglyco (GAGs), polisakarida sulfat,
dengan kelompok lain yang dikaji dengan reverse
steral
transcription-polymerase chain reaction ( RT -
Cerberopida,
PCR ) (18)
glykosphynglipid dan essensial asam lemak (21)
Investigasi
peningkatan
mineral khususnya kalsium, magnesium, iron dan
reorganisasi
dan
dan
Teripang mempunyai profil nutrisi seperti Vitamin A, Thiamine, Riboflavin, Niacin dan
Teripang juga secara nyata dapat meningkatkan kontraksi
ISSN : 2088 - 8872
proliferasi
fibroblast,
parameter
(glycoside
and
lektin,
sulfat),
peptide,
phenolite, glikoprotein,
morphomethride,
Penyembuhan luka dapat dihambat oleh beberapa
komposisi kimia, asam amino dan asam lemak pada
faktor, antara lain: infeksi, diet, usia, defisiensi
Actinopyga
scarba,
vitamin C, penyakit sistemik seperti diabetes
Holothuria
mellitus dan anemia, suplai darah dan oksigen yang
teripang
tidak adekuat, stress emosional dan pergerakan
mempunyai komponen terbesar adalah protein
jaringan, malnutrisi, ketidakseimbangan elektrolit,
(43,23 sampai dengan 48,27%), karbohidrat 44,62
serta dapat dihambat oleh konsumsi steroid jangka
sampai 48,56%) dan sedikit lemak (4,6 sampai 5,66
panjang
%).
Glycine pada asam amino di teripang
menghilangkan infeksi, mendrebidemen jaringan
sebanyak 18,38 sampai 19,172 gram/100 gram
nekrotik, meningkatkan vaskularisasi darah serta
yang merupakan 37 – 39 % dari total asam amino.
mempercepat regenerasi jaringan dengan cara
Pada penelitian lain didapatkan bahwa Teripang
memberikan suasana yang lembab pada daerah luka
mempunyai protein yang tinggi dan lemak yang
(22).
rendah serta mempunyai komponen bioaktif dalam
secara
teripang yang sangat baik dalam memperbaiki
menggunakan teripang.
mauritiana,
Bohadschia
marmorata
leucospilota.
Hasil
Holothuria and
memperlihatkan
jaringan dan gejala inflamasi (19).
(1).
Perawatan luka bertujuan untuk
Untuk memberikan suasana yang tenang terapi
komplementer
Teripang
juga
secara
adalah
nyata
dengan
dapat
Penelitian dengan membedakan komposisi
meningkatkan kontraksi luka dan peningkatan
kimia 10 jenis teripang di Iran selama Juli 2011
reorganisasi histologis jaringan regenerasi. Selain
dengan melihat kelembaban, protein dan lemak.
itu, dressing dimodulasi oleh respon inflamasi,
95%,
merangsang aktivasi dan proliferasi fibroblast, dan
kelembaban 67,82 3,81% dan lemak 2,43
meningkatkan dengan cepat produksi jaringan serat
0,53%. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada
kolagen dengan waktu penyembuhan lebih singkat.
kelembaban dan lemak dengan p> 0,05. Terdapat
Tingkat sitokin proinflamasi, IL - 1α, IL - 1β, dan
perbedaan yang signifikan pada protein dengan P<
IL - 6, secara signifikan berkurang pada luka yang
0,05. (20)
menggunakan Teripang Hidrogel dibandingkan
Hasilnya
rata-rata
protein
17,61
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
ISSN : 2088 - 8872
dengan kelompok lain yang dikaji dengan reverse
lidah buaya tergantung pada efek sinergis dari
transcription-polymerase chain reaction ( RT -
senyawa yang berbeda seperti asaam coumaric,
PCR ) (19).
asam askorbat, pyrocatechol dan asam sinamat.
3. Perawatan luka dengan menggunakan lidah
Maenthaisong R, et al (28) melakukan sismatik
buaya (Aloe Vera)
review terhadap empat penelitian dengan total 371
Lidah buaya atau nama latinya adalah aloe vera
pasien dilibatkan dalam ulasan ini. Berdasarkan
merupakan
keluarga
dari
dimana
metaanalisis menggunakan durasi penyembuhan
meurpakan tumbuhan tropis yang tumbuh pada
luka sebagai ukuran hasil terjadi perbedaan waktu
cuaca panas dan lembab termasuk Indonesia.
penyembuhan dari kelompok lidah buaya 8.79 hari
Bioaktif dari ekstrak lidah buaya dapat digunakan
lebih cepat dibandingkan pada kelompok kontrol (P
sebagai
jamur,
= 0,006). Karena adanya perbedaan produk dan
dan
ukuran hasil, maka ada kekurangan untuk menarik
memperbaiki saluran pencernaan. (23) Lidah buaya
kesimpulan tentang pengaruh lidah buaya untuk
membantu untuk meringankan luka bakar, iritasi
penyembuhan luka bakar. Namun, bukti kumulatif
kulit, luka dan gigitan serangga. Lidah buaya juga
cenderung untuk mendukung bahwa lidah buaya
dikenal dapat membantu memperlambat munculnya
menjadi intervensi yang efektif digunakan dalam
keriput dan secara aktif memperbaiki sel-sel kulit
pertolongan pertama luka bakar derajat kedua.
yang rusak yang dapat menyebabkan tanda-tanda
4. Perawatan luka dengan menggunakan Jintan
penyembuhan
antidiabetik,
lliaceae
luka,
antikanker,
anti
anti
inflamasi
penuaan. Ia juga memiliki sifat meningkatkan
Hitam (Nigella sativa)
kekebalan tubuh dan anti-virus. Penelitian telah
Jintan hitam merupakan tanaman herbal tahunan
membuktikan bahwa menambahkan lidah buaya
Ranunculaceae.
untuk
memperbaiki
berupa Thymoquinone (30-48%), p-cymene (7-
pencernaan. Lidah buaya
merupakan sumber
15%), carvacrol (6-12%), 4-terpineol (2-7%), t-
vitamin
Gel
buaya
anethole (1-4%) dan longifolene sesquiterpene (1-
mengandung berbagai macam vitamin - bahkan
8%) (29); lemak 36-38%, protein, alkaloid,
vitamin B 12, Vitamin A, mengandung vitamin B-
saponin, serta 0,4-2,5% minyak atsiri (30) yang
Group, Vitamin C, Vitamin E dan asam folat. Gel
merupakan phytoconstituents pada tanaman ini.
lidah buaya mengandung bahan penting termasuk
Jintan hitam mempunyai efek Antibakteri, anti
19 dari 20 asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh
inflamasi dan anti parasit yang dikaitkan karena
manusia dan tujuh dari delapan adam amino yang
adanya
tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia. (24; 25)
thymohydroquinone,
diet
seseorang
yang
berguna.
dapat
lidah
Komposisi fitokimia lidah buaya dapat
Komposisi dari Nigella Sativa
berbagai
nigellidine,
phytoconstituents
seperti
thymoquinone,
timol,
nigellimine-N-oksida,
nigellicine,
mengurangi gejala yang berhubungan dengan
alpha-hedrin (31). Sebuah studi menyatakan,
pencegahan
kanker,
keberadaan (32) thymoquinone, p-cymene dan
neurodegeneration, dan diabetes. (26) Efektifitas
senyawa carvacrol dalam minyak jintan hitam
dari lidah buaya juga dapat sebagai antibiotik bagi
mempunyai aktivitas antibakteri. Thymoquinone
luka
bertindak sebagai antioksidan kuat dan averts
sesuai
penyakit
penelitian
jantung,
yang
dilakukan
oleh
Lawrence R (27) dimana lidah buaya dapat digunakan untuk membunuh berbagai bakteri walaupun aktifitas antimikroba dari gel ekstrak
membran peroksidasi lipid dalam jaringan (33). Aplikasi
topikal
minyak
Jintan
hitam
mempercepat penyembuhan luka (34).
Efek
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
penyembuhan luka dari N.sativia terkait dengan antioksidan,
antibakteri
dan
anti
2.
inflamasi,
meningkatkan mekanisme pada fase inflamasi dan proliferasi.
ISSN : 2088 - 8872
3.
Penelitian yang lain membandingkan
Jintan hitam dengan Silver sulfadiazine untuk penyembuhan
luka
terjadi
pengaruh
yang
signifikan terhadap regenerasi epidermis 12 hari
4. 5.
tindakan pada tikus (35). Al Douri (36) meneliti efek topikal dari minyak jintan dalam penyembuhan luka pada mulut didapatkan
hasil
bahwa
jintan
6.
intan
memperlihatkan aktifitas antiinflamasi luka pada mulut hewan perobaan dan mempunyai perbedaan
7.
yang signifikan dalam hal epitilisasi dan proses penyembuhan diantara dua kelompok. Penelitian ini dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan
8.
oleh Al Muthefer (37) yang menyimpulkan bahwa minyak
jintan
hitam
penyembuhan luka.
mempunyai
efek
Hispatologi yang dilakukan
pada hari ke 14 memperlihatkan jaringan fibrous
9.
yang matang dimana jaringan epidermis sudah 10.
sempurna. Penelitian in vitro dan in vivo Jintan hitam terhadap efek anti Mikroba pada infeksi luka
11.
memperlihatkan bahwa dengan konsentrasi 20% dapat membunuh bakteri gram positif sedangkan pada gram negatif hanya pada kuman Klebsiella 12.
pneumonia dan Candida albicans. (38).
KESIMPULAN Dari keempat bahan alami sudah di uji secara in
13.
vivo dan in vitro tetapi hanya madu saja yang sudah
di
uji
klinis
dan
bermanfaat
dalam
penyembuhan luka kronik. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektifitas dari bahan
14.
alami untuk penyembuhan luka kronik.
KEPUSTAKAAN 1.
Morison, M.J. Moffatt, C. J. Franks, P. J. 2007, Leg Ulcer : A Problem Based Learning Approach. Philadelphia, Mosby Elsevier
15.
Pendsey, S.P. 2010. Understanding Diabetic Foot. Int J Diab Dev Ctries, 30 (2); 75 – 79 Ismail, D.D. Irawaty, D. Haryati, T.S. 2009. Penggunaan Balutan Modern Memperbaiki proses penyembuhan luka Diabetik, Jurnal Kedokteran Brawijaya, 25; 1 Suriadi. 2007. Manajemant Luka. Pontianak : Stikep Muhammadiyah Ali, S.M. Fareed, A. Humailt, S.M. Basit, A. Ahmedani, M.Y. Fawwad, A. and Miyan, Z. 2008. The personal cost of diabetik foot disease in the developing world- a study from Pakistan. Diabetic Medicine. 25: 1231 – 1233. Fard, A.S. Esmaelzadeh, M. Larijani, B. 2007. Assessment and treatment of diabetic foot ulcer. International Journal Clinic Practice. 61. (11). 1931-1938 Robson, V. Dodd, S. Thomas, S. 2009. Standardized antibacterial honey (MedihoneyTM) with standard therapy in wound care: Randomized Clinical trial. Journal of advanced Nursing. 65. (3). 565-575 Biglari, B. Linden, P. H. Simon, A. Aytac, S. Gerner, H. J. & Moghaddam, A. 2012. Use of Medihoney as a non-surgical therapy for chronic pressure ulcers in patients with spinal cord injury. Spinal Cord, 50(2); 165-169 Jenkins, R. and Coper, R. 2012. Improving antibiotic activity against wound pathogenesis with Manuka Honey in vitro, Plos ONE. 7. 9 Udwadna , T. E. 2011. 2011. Ghee and Honey Dressing for Infected Wound, Indian J surg. 73.( 4); 278 – 283 Gupta, S.S. Singh, O. Bhagel, P. S. Sonia, M. Sumit, S. and Raj, K. 2011. Honey Dressing Versus Silver Sulfadiazene Dressing For Wound Healing in Burn Patients : A Retrospective Study, Journal of Cutaneous and Aesthetic Surgery. 4. (3). 183 – 187 Simon, A. Sofka, K. W. Szniewky, g. Blasser, G. Bode, U. and Fleischhack, G, 2006. Wound Care with antibacterial honey (medihoney) in pediatric hematology, Oncology Support care cancer. 14; 91 – 97 Salmi, M. S. Ahmad, S. H. Kirnpal, K. B. 2011. Evaluations of bacterial contaminated full thickness burn wound healing in Sprague Dawley rats Treated With Tualang Honey, Indiana Journal of Plastic Surgery, 44, (1); 112 – 117 Buba, F. Gidado, A. dan Shugaba, A. 2013. Analysis of Bichemical Compostion of Honey sample from North East Nigeria. Biicgen Anal Biochem. 2 (3) ; 139 Salmi, M. S. Ahmad, S. H. Kirnpal, K. B. 2011. Evaluations of bacterial contaminated full thickness burn wound healing in Sprague Dawley rats Treated With Tualang Honey,
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
ISSN : 2088 - 8872
Indiana Journal of Plastic Surgery, 44, (1); 112 – 117 Yilmax, N. Ozlem, N. Cevat, N. Gozlem, C. Fatih, H.O. Dogu, D. 2009. Evaluation of The Therapeutic Effectivess of Honey in Oral Mucosal Ulcers, Bosnian Journal of Basic Medical Sciences. 9. (4); 290-295 Moghazy, A.M. et all, 2010. The clinical and cost effectiveness of be honey dressing in the treatment of diabetic foot ulcers, Elsevier Ireland LTD Subramawan, B.S. Amin, T.A. Almeida, P.M. 2013. Efficacy of gamat extrack in wound healing in Albino Wistar Ratras, International J.Pharm Science Rev Res. 20 (1) Zohdi, R.M. Zakaria, Z.Q. Yusof, N. Mustapha, N.M. Abdullah, M.N. 2011. Sea cucumber (Stichopus hermanii) based hydrogel to treat burn wound in rats, J Biomed Mater Res B Appl Biomater. 98 (1); 30-37 Nahla, S. and Shazky, O. 2013. Nutritional value of some Egyptian sea cucumber, African Journal of Biotechnology. 12. (35); 5466 – 5472 Salarzadek, A.R. Afkhaimin, M. Bastami, K.D. Khsanpour, M. Khazaali, A. and Mochleci, A. 2012. Proximate composition of two sea cucumber species Holothuria pavra and Holothura arenicaea in Persian Gulf, Annals of Biological Research. 3. (3); 1305 – 1311. Bardbar, S. Anwar, F. and Saari, N. 2011. High Valau Component and Bioactives from sea cucumber for functional foods A review. Marine Drugs. 1761 – 1805 Sibbald.R.G. et all. 2000. Preparing the Wound Bed Debridement, Bacterial Balance, and Moisture Balance, Ostomy/wound Management. 46. (11). 14 – 35 Hamman JH, 2008, Composition and applications of Aloe vera Leaf Gel, Molecules, 13. 1599 – 1616. Rajeswari, R, M. Umadevi, C. Sharmila Rahale, R.Pushpa, S. Selvavenkadesh, K. P. Sampath Kumar, Debjit Bhowmik, 2012, Aloe vera: The Miracle Plant Its Medicinal and Traditional uses in India, 2012, Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry 1 (4) www.phytojournal.com Barandozi FN, 2013, Antibacterial activies and antioxidant capacity of Aloe vera, Organic and Medicinal Chemistry Letters, 3 : 5 Lawrence R, Tripathi P and Jeyakumar E,2009, Isolation, Purification and Evaluation of Antibacterial Agents From Aloe vera, Brazilian Journal of Microbiology, 40; 906 915 Maenthaisong R, Chaiyakunapruk N, Nuruntraporn S, and Kongkaew C, 2007, The efficacy of oleo Vera used for burn wound
healing; A Systematic review, Burn, 33, 713 – 718 Jain Sachin, Jain Neetesh,Tiwari A, Balekar N, Jain D K. 2009, Simple Evaluation Of Wound Healing Activity Of Poly Herbal Formulation of Ageratum Conyzoides Linn. Asian J.Research Chem, 2, Burits M, Bucar F. 2000, Antioxidant Activity of Nigella Sativa Essential Oil. Phytotherapy Research ; 14:323– 328. Lautenbacher Lm. 1997, Schwarzkummelol. Deutsche Apotheker Zeitung 137, 68–69 Randhawa Ma, Al-Ghamdi Ms. 2002, A Review of the Pharmacotherapeutic Effects of Nigella Sativa. Pakistan Journal Of Medical Research, 41, 77–83. Arici M, Sagdic O, Gecgel U. 2005, Antibacterial Effect Of Turkish Black Cumin (Nigella Sativa L.) Oils. Grasasy Aceites 56, 259–262. Mansour Ma, Nagi Mn, El-Khatib As, AlBekairi Am. Effects of Thymoquinone on Antioxidant Enzyme Activities, Lipid Peroxidation And Dt-Diaphorase In Different Tissues Of Mice: A Possible Mechanism Of Action. Cell Biochemistry and Function 20, 2002, 143–151. Sarkhail P, et all, 2011, Burn healing potensial of Nigella Sativa seed oil in Rats, IJPSR, 2 (1) 34 – 40 Al-Douri AS, Al-Kazaz SGhA. 2010, The Effect of Nigella Sativa Oil (Black Seed) on the Healing of Chemically Induced Oral Ulcer in Rabbit (Experimental Study). Al–Rafidain Dent J; 10(1):151-157. Al-Mutheffer EA, 2010, The effect of local application black seed (Nigella sativa) oil on wound healing in rabbits, Al-Anbar J, Vet, Sci, Vol 3 (1), 91 – 97
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31. 32.
33.
34.
35.
36.
37.