PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI ASUPAN CAIRAN HARIAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PADA IBU RUMAH TANGGA DI PEJATEN BARAT JAKARTA TAHUN 2012 Lili Widjaya1, Inge Permadhi2 1. 2.
Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Salemba Raya 6, Jakarta, 10430, Indonesia Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Salemba Raya 6, Jakarta, 10430, Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak Ibu rumah tangga rentan mengalami dehidrasi yang dapat menganggu aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai asupan cairan harian dan faktor-faktor yang berhubungan pada ibu rumah tangga. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan metode wawancara dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar subyek berusia 30-59 tahun (68,9%), memiliki jumlah sumber informasi yang sedikit (80,2%), pengetahuan (77,4%), sikap (58,5%) dan perilaku (92,5%) yang baik. Setelah data diolah, diketahui bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap (uji kolmogorov smirnov, p=0,039), jumlah sumber informasi dan pengetahuan (uji fisher, p=0,039) mengenai asupan cairan harian. Namun, tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku (uji fisher, p=0,377), sikap dan perilaku (uji fisher, p=0,272), usia dan pengetahuan (uji chi-square, p=0,444), usia dan sikap (uji kolmogorov smirnov, p=1,000), jumlah sumber informasi dan sikap (uji kolmogorov smirnov, p=1,000), juga tidak terdapat hubungan antara usia dan perilaku (uji fisher, p= 0,252), jumlah sumber informasi dan perilaku (uji fisher, p=0,656) mengenai asupan cairan harian. Kata Kunci: Asupan Cairan; Ibu rumah tangga; Jumlah Sumber Informasi; Pengetahuan; Perilaku; Sikap; Usia
Abstact Housewife is susceptible to dehydration that can affect physical activity. The goal of this research was to determine correlation between knowledge, attitude, and behaviours regarding daily fluid intake and associated factors on housewives. This research used cross sectional design with interview and questionnaires. The result showed that most subjects were age 30-59 years (68,9%), gained information from few resources (80,2%), had good knowledge (77,4%), good attitudes (58,5%), and good behaviours (92,5%) regarding daily fluid intake. After analyzed, the result shows that there is correlation between knowledge and attitude (kolmogorov smirnov test, p=0,039), as well as between number of media resources and knowledge (fisher, p=0,039) regarding daily fluid intake. But there is no significant correlation between knowledge and behaviours (fisher test, p=0,377), attitude and behaviours (fisher test, p=0,272), age and knowledge (chi-square test, p=0,444), age and attitude (kolmogorov smirnov test, p=1,000), number of media resources and attitude (kolmogorov smirnov test, p=1,000). There was also no correlation between age and behaviours (fisher test, p= 0,252), number of media resources and behaviours (fisher test, p=0,656) regarding daily fluid intake. Keywords: Age; Attitude; Behaviours; Fluid Intake; Housewives; Knowledge; Number of Media Resources
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
Pendahuluan Dehidrasi adalah suatu kondisi kehilangan cairan selama aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan asupan cairan. 1 The Indonesian Hydration Regional Study (THIRST) pada tahun 2009 menunjukkan angka dehidrasi yang masih tinggi di berbagai wilayah Indonesia yakni Sekitar 46,1% subyek remaja dan dewasa mengalami dehidrasi ringan.2 Penelitian America’s University Connecticut menunjukkan bahwa dehidrasi ringan dapat mempengaruhi suasana hati, level energi, dan kemampuan seseorang untuk berpikir jernih.3 Dehidrasi sedang (setara dengan kehilangan 2% berat badan) secara signifikan dapat menyebabkan terganggunya ketahanan fisik, mental, mood dan performa kognitif. Sedangkan pada dehidrasi akut (perubahan 4% berat badan) dapat menyebabkan timbulnya efek yang tidak diinginkan pada fungsi jantung dan pembuluh darah karena penurunan volume plasma.1 Sehingga dehidrasi dapat berpengaruh terhadap kinerja fisik serta kualitas kerja seseorang.2 Perempuan lebih rentan terhadap efek dehidrasi, seperti kekurangan 1,5% kandungan air di dalam tubuh saja dapat membahayakan mood.3 Penelitian dengan subyek ibu rumah tangga mengindikasikan bahwa ibu rumah tangga rentan mengalami dehidrasi karena persentase lemak tubuh pada wanita lebih banyak dibandingkan pria. Wanita pada berbagai tingkat usia memiliki cairan tubuh total yang lebih sedikit dibandingkan pria pada tinggi badan dan usia yang sama. Lemak tubuh dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan yang berujung kepada dehidrasi.4 Selain asupan cairan yang cukup, status hidrasi seseorang juga dipengaruhi oleh kebiasaan minum. Goodman dkk melaporkan bahwa kecenderungan untuk minum kurang dari 4 gelas sehari signifikan terjadi pada orang dewasa.5 Penelitian THIRST juga
menunjukkan
bahwa tidak semua fungsi air minum diketahui dengan baik oleh kelompok usia dewasa (25-55 tahun).2 Padahal dehidrasi ringan saja pada ibu rumah tangga dapat menyebabkan kelelahan, kepala pusing hingga sulit berkonsentrasi.3 Pencegahan dehidrasi dapat dilakukan dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh, mengidentifikasi faktor resiko dehidrasi serta menyediakan informasi terkait dehidrasi sehingga mortalitas dan morbiditas dapat berkurang.4 Dehidrasi pada ibu rumah tangga dapat diatasi dengan mencukupi kebutuhan cairan harian sekitar 2395,9±364,8 ml tiap harinya.6 Mengingat beratnya dampak dehidrasi dan pentingnya peranan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memenuhi asupan cairan serta belum adanya penelitian mengenai hal ini sebelumnya di Indonesia, maka dilakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
antara pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai asupan cairan harian dan faktor usia serta jumlah sumber informasi yang diperoleh pada ibu rumah tangga dengan usia 16-59 tahun.
Tinjauan Teoritis Dehidrasi adalah suatu keadaan kehilangan banyak cairan tubuh atau kurang nya asupan air dan tidak dapat digantikan dengan baik. 6 Menurut Hydration for health setidaknya 2,6 liter air hilang tiap harinya dari tubuh manusia melalui proses pernapasan, keringat, feses, dan urin sehingga untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik maka Institute of Medicine (IOM) memberikan rekomendasi untuk laki-laki dengan usia 19-70 tahun agar mengkonsumsi sekitar 3,7 L air dalam sehari sedangkan perempuan dengan rentang usia 19-70 tahun mengkonsumsi 2,7 L air dalam sehari.6 Selain itu the National Reasearch Council merekomendasikan asupan cairan harian sekitar 1 ml/kkal energy yang dikeluarkan.7 Berhubungan dengan asupan cairan harian maka penting untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku subyek. Pengetahuan adalah hasil pengamatan suatu obyek melalui penginderaan manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Menurut Notoadmojo faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan yaitu: 8 1. Sosial ekonomi Lingkungan sosial berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang sedangkan ekonomi akan berpengaruh terhadap tingkat pendidikan dan pengetahuan. 2. Budaya Budaya akan menyaring informasi-informasi baru yang diterima oleh seseorang sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuannya. 3. Pendidikan Pendidikan berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam menerima dan beradaptasi terhadap hal-hal baru. 4. Pengalaman Pengalaman dipengaruhi oleh usia dan pendidikan yang dijalani. Seseorang yang berpendidikan tinggi dan sudah berumur tentu saja akan memiliki pengalaman lebih banyak dibandingkan orang yang masih muda dan memiliki pendidikan yang lebih rendah. Menurut Notoatmojo sikap adalah reaksi seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap bukan merupakan suatu tindakan melainkan kesiapan untuk bereaksi
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
terhadap obyek lingkungan sebagai hasil penghayatan terhadap obyek tersebut.9 Menurut Sunaryo, sikap dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri individu itu sendiri. Faktor tersebut berupa motif, psikologis dan fisiologis individu. Berdasarkan faktor internal tersebut individu akan menerima, mengolah, dan memilih segala sesuatu yang datang dari luar dirinya dan akan menetukan mana yang akan diterima dan mana yang akan ditolak. Sehingga individu adalah penentu pembentukan sikap dirinya.10 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang merupakan suatu stimulus untuk mengubah dan membentuk sikap. Stimulus yang diterima dapat berupa langsung maupun tidak langsung. Yang termasuk kedalam faktor eksternal adalah faktor pengalaman, situasi, norma, hambatan, dan pendorong.10 Skiner mengatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau aktivitas seseorang terhadap rangsangan dari luar. Namun respon atau tindakan yang diberikan tergantung dari karakteristik dan faktor yang berada di dalam diri orang yang bersangkutan sehingga respon masing-masing individu berbeda. Sedangkan menurut Haniek perilaku merupakan respon individu dalam bentuk sikap, ucapan dan gerakan.11 Dengan kata lain perilaku manusia sangatlah kompleks.10
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain study cross-sectional untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku subyek mengenai asupan cairan harian dan faktor-faktor yang berhubungan seperti usia dan jumlah sumber informasi. Subyek penelitian adalah ibu rumah tangga berusia 16-59 tahun yang tinggal di Pejaten Barat Jakarta pada Januari 2012 dan memenuhi kriteria penelitian serta secara tertulis bersedia mengikuti penelitian. Subyek penelitian berjumlah 106 orang yang direkrut dengan metode consecutive sampling. Data diambil dengan metode wawancara dan kuesioner.yang dilakukan di wilayah Pejaten Barat Jakarta pada bulan Januari 2012. Variabel yang diteliti berupa variabel bebas dan terikat. Variabel bebas meliputi pengetahuan, sikap, karakteristik usia dan jumlah sumber informasi. Sedangkan yang termasuk variabel terikat yaitu pengetahuan, sikap, perilaku subyek mengenai asupan cairan harian. Analisis terhadap variabel-
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
variabel tersebut menggunakan SPSS for Windows version 18 dengan uji statistik berupa ChiSquare, Kolmogorov-Smirnov, dan Fisher.
Hasil Penelitian Berdasarkan tabel 4.1, sebagian besar subjek (68,9%) berusia antara 30-59 tahun, sedangkan 30,2% subyek berusia 19-29 tahun dan sisanya subyek yang memiliki usia 16-18 tahun. Sedangkan pada karakteristik jumlah sumber informasi sebagian besar subyek (80,2%) mendapatkan sumber informasi sedikit dan sisanya mendapatkan sumber informasi yang banyak (19,8%). Tabel 4.1 Sebaran subyek penelitian berdasarkan karakteristik usia dan jumlah informasi Variabel Usia
Jumlah Sumber Informasi
Kategori
n(%)
16-18 tahun 19-29 tahun 30-59 tahun <3 (sedikit) ≥3 (banyak)
1(9) 32(30,2) 73(68,9) 85(80,2) 21(19,8)
Tabel 4.2 memperlihatkan sebaran subyek berdasarkan pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai asupan cairan harian. Diketahui bahwa sebagian besar subyek (77,4%) memiliki tingkat pengetahuan baik dan sisanya berpengetahuan cukup. Subyek yang memiliki sikap baik sebanyak 58,5 %, sikap yang cukup 37,7 % dan sisanya memiliki sikap yang kurang. Dan hampir semua subyek (92,5 %) memiliki perilaku yang baik, dan sisanya memiliki perilaku yang cukup.
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
Tabel 4.2 Sebaran subyek berdasarkan pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai asupan cairan harian Frekuensi n(%)
Variabel Pengetahuan Baik Cukup Kurang
82 (77,4) 24 (22,6) 0
Sikap Baik Cukup Kurang
62 (58,5) 40 (37,7) 4 (3,8)
Perilaku Baik Cukup Kurang
98 (92,5) 8 (7,5) 0
Tabel 4.3 memperlihatkan hubungan antara pengetahuan dan sikap. Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna (p=0,039) antara pengetahuan dan sikap. Sekitar setengah dari jumlah subyek (50,9 %) memiliki tingkat pengetahuan baik disertai sikap yang baik pula, subyek yang memiliki tingkat pengetahuan baik dengan sikap yang cukup sebanyak ( 24,5%), sedangkan subyek dengan tingkat pengetahuan cukup dengan sikap cukup sebanyak (13,2%) dan sisanya subyek dengan sikap yang kurang dan pengetahuan yang baik maupun cukup. Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Subyek mengenai Asupan Cairan Harian
Sikap Baik
Cukup
Kurang
n(%)
n(%)
n(%)
p*
Pengetahuan Baik Cukup
54(50,9) 26(24,5)
2(1,9)
8(7,5)
2(1,9)
14(13,2)
0,039
*uji kolmogorov smirnov
Tabel 4.4 memperlihatkan hubungan antara pengetahuan dan perilaku, sikap dan perilaku subyek mengenai asupan cairan harian. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan perilaku maupun sikap dan perilaku.
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
Sebagian besar subyek (72,6%)
yang memiliki pengetahuan baik juga menunjukkan
perilaku yang baik, subyek dengan pengetahuan cukup dan berperilaku baik sebanyak (19,8%), dan sisanya adalah subyek yang menunjukkan perilaku yang cukup. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa subyek yang memiliki sikap baik disertai perilaku yang baik adalah sebanyak (55,7%), sikap cukup dengan perilaku baik (33%), sikap kurang namun berperilaku baik (3,8%), sikap baik disertai perilaku yang cukup (2,8%), dan sisanya subyek yang memiliki sikap dan perilaku yang cukup. Tabel 4.4 Hubungan Pengetahuan dan Perilaku, Sikap dan Perilaku Subyek mengenai Asupan Cairan Harian Perilaku
Pengetahuan Baik Cukup
Baik
Cukup
n(%)
n(%)
77(72,6)
5(4,7)
21(19,8)
3(2,8)
p
0,377b
Sikap Baik Cukup
59(55,7)
3(2,8)
a
35(33)
5(4,7)
a
4(3,8)
0
Kurang a b
0,272
Untuk keperluan analisis maka kategori sikap yang cukup dan kurang digabungkan Menggunakan uji fisher
Tabel 4.5.1 memperlihatkan hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan karakteristik demografi berupa usia dan jumlah sumber informasi subyek. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku subyek. Diketahui bahwa subyek dengan rentang usia 30-59 tahun yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak (54,7%) dibandingkan subyek dengan rentang usia 19-29 tahun (21,7%), dan 16-18 tahun (9%). Sedangkan untuk pengetahuan yang cukup juga lebih banyak (14,2%) dimiliki oleh subyek dengan rentang usia 30-59 tahun dibandingkan subyek yang berusia 19-29 tahun (8,5%).
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
Subyek dengan rentang usia 30-59 tahun juga lebih banyak (40,6%) memiliki sikap yang baik dibandingkan subyek dengan rentang usia 19-29 tahun (17,9%) sedangkan subyek dengan usia 16-18 tahun tidak ada yang memiliki sikap baik. Dan untuk sikap yang cukup lebih banyak (25,5%) dimiliki oleh subyek dengan rentang usia 30-59 tahun dibandingkan subyek dengan rentang usia 19-29 tahun (11,3%), dan subyek dengan rentang usia 16-18 tahun (9%). Sedangkan sikap yang kurang dimiliki oleh subyek dengan rentang usia 19-29 tahun sebanyak (9%) dan sisanya subyek dengan rentang usia 30-59 tahun yang bersikap kurang. Diketahui bahwa subyek yang berperilaku baik lebih banyak (65,1%) terdapat pada rentang usia 30-59 tahun dibandingkan rentang usia 19-29 tahun ( 26,4%) dan rentang usia 16-18 tahun sebanyak (9%). Sedangkan yang berperilaku cukup dimiliki oleh subyek dalam rentang usia 30-59 dan 19-29 tahun masing-masing sebanyak (3,8%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah sumber informasi dengan pengetahuan (p=0,039) subyek mengenai asupan cairan harian. Namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah sumber informasi terhadap sikap maupun perilaku subyek mengenai asupan cairan harian. Diketahui juga Subyek yang mendapatkan jumlah sumber informasi yang sedikit (kurang dari tiga) sebagian besar (58,5%) memiliki pengetahuan baik, tingkat pengetahuan cukup (21,7%) sedangkan subyek yang mendapatkan jumlah sumber informasi banyak (lebih dari tiga) menunjukkan pengetahuan baik sebanyak (18,9%) dan pengetahuan cukup (9%). Subyek yang mendapatkan sumber informasi sedikit memiliki sikap baik (48,1%) dan sikap cukup (30,2%) yang lebih banyak dibandingkan subyek dengan sikap baik (10,4%), dan sikap cukup (7,5%)
dengan sumber informasi banyak. Sedangkan sikap kurang memiliki
presentase sama (1,9%) antara subyek dengan sumber informasi sedikit maupun banyak. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar subyek (74,5%) dengan sumber informasi yang sedikit menunjukkan perilaku baik, dan perilaku cukup sebesar(5,7%). Sedangkan subyek dengan sumber informasi banyak yang berperilaku baik sebesar (17,9%) dan sisanya berperilaku cukup.
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
Pembahasan Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional sehingga hubungan kausal antara pengetahuan, sikap, perilaku dan faktor-faktor yang berhubungan mengenai asupan cairan pada ibu rumah tangga tidak dapat ditentukan dalam penelitian ini. Penelitian ini juga tidak dapat melihat perubahan dari pengetahuan, sikap dan perilaku dan faktor –faktor yang berhubungan mengenai asupan cairan harian pada ibu rumah tangga. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku Ibu rumah tangga mengenai asupan cairan harian dan faktor-faktor yang berhubungan. Dan masih terdapat kekurangan pada kuesioner penelitian. Sebagian besar subyek berusia 30-59 tahun (68,9%), 19-29 tahun (30,2%) dan sisanya berusia 16-18 tahun. Sedangkan subyek yang mendapatkan sumber informasi sedikit sebesar (80,2%) dan sisanya subyek dengan jumlah sumber informasi banyak (19,8%). Sebagian besar subyek penelitian memiliki
pengetahuan baik (77,4%) dan sisanya
berpengetahuan cukup (22,6%). Sedangkan subyek yang memiliki sikap baik sebesar (58,5%), cukup (37,7%), dan sisanya memiliki sikap kurang (3,8%). Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa hampir seluruh subyek (92,5%) berperilaku baik dan sisanya berperilaku cukup (7,5%). Fadhila mengatakan bahwa jawaban yang diberikan oleh subyek pada saat wawancara belum dapat dipastikan mewakili perilaku subyek yang sebenarnya.12 Sehingga tingginya tingkat pengetahuan baik, sikap baik dan perilaku baik pada penelitian ini belum dapat dipastikan mencerminkan kondisi tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari. Setelah dilakukan analisis diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna (p=0,039) antara pengetahuan dan sikap subyek mengenai asupan cairan harian. Sebagian subyek (50,9%) yang memiliki pengetahuan yang baik juga didukung dengan sikap yang baik mengenai asupan cairan harian. Diduga pengetahuan baik yang dimiliki oleh subyek berkontribusi dalam terbentuknya sikap baik. Hal ini didukung oleh pendapat Budiarni bahwa semakin baik pengetahuan maka sikap yang terbentuk akan semakin positif karena terbentuknya sikap didasari oleh pengetahuan, pengalaman pribadi, dan orang lain yang dianggap penting.13 Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar subyek (72,6%) yang memiliki pengetahuan baik juga menunjukkan perilaku yang baik, namun hubungan ini tidak bermakna secara statistik. Diduga perilaku baik subyek mengenai asupan cairan harian tidak dipengaruhi
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
oleh pengetahuan. Walaupun Notoatmodjo mengatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan perilaku. Perilaku yang ditunjukkan dapat berlainan tergantung pada karakteristik dan faktor-faktor yang berada di dalam diri orang yang bersangkutan.
Sehingga seseorang dapat menunjukkan perilaku yang positif walaupun
pengetahuan dan sikapnya negative.9 Hasil ini sejalan dengan penelitian Hairil yang dikutip dalam Indah dkk bahwa pengetahuan yang baik tidak selalu menunjukkan perilaku yang baik.14 Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dan perilaku subyek mengenai asupan cairan harian. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan yang dikatakan oleh Notoatmodjo bahwa sikap yang dimiliki subyek belum tentu akan termanifestasikan dalam bentuk tindakan sehingga untuk mewujudkan sikap menjadi perilaku diperlukan faktor pendukung atau situasi yang memungkinkan seperti ketersediaan air untuk diminum dan sayur serta buah yang mengandung air untuk dikonsumsi agar asupan cairan harian terpenuhi. Notoatmodjo juga mengungkapkan, faktor-faktor yang menyebabkan tidak selalu terwujudnya sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan dalam suatu tindakan nyata yaitu situasi pada saat itu, pengalaman orang lain, pengalaman sendiri, dan nilai (value).9 Notoadmodjo mengatakan bahwa terdapat empat faktor yang berperan penting dalam terbentuknya pengetahuan yaitu faktor sosial ekonomi, kultur (budaya dan agama), pendidikan, dan pengalaman.8 Teori ini mendukung hasil penelitian karena masing-masing subyek dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan faktor-faktor yang disebutkan oleh Notoadmodjo. Sehingga pengetahuan yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh usia subyek. Dengan kata lain penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan usia subyek mengenai asupan cairan harian. Berbeda dengan Hurlock yang menyatakan bahwa semakin cukup umur seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan dalam berpikir dan bekerja akan semakin meningkat. Hal tersebut merupakan akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Notoatmojo juga mengatakan bahwa pengalaman adalah sumber pengetahuan dan cara untuk membuktikan kebenaran pengetahuan yang sudah diperoleh sehingga semakin banyak pengalaman maka informasi yang didapatkan oleh seseorang akan semakin baik.9 Hal yang sama pun diungkapkan oleh Ika Rahmawati di dalam penelitiannya dengan subyek berusia 20-30 tahun yang termasuk dalam kategori cukup umur.15
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
Menurut Notoadmodjo yang dikutip oleh Rahmawati dkk, informasi yang diterima dapat mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang.16 Arvitarius juga memiliki pendapat yang serupa bahwa informasi baru tentang suatu hal akan memberi landasan bagi pengetahuan baru.15 Teori diatas mendukung hasil penelitian yakni terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah sumber informasi dengan tingkat pengetahuan (p=0,039). Subyek dalam penelitian ini memperoleh informasi dari beberapa sumber yakni media elektronik, media cetak, internet, seminar, guru, dokter, orangtua, teman, dan mahasiswa yang memberikan penyuluhan. Sumbersumber informasi yang diterima oleh subyek tersebut dapat dikategorikan dalam pengelompokan yang di buat oleh Suyanto yang dikutip oleh Mathofanny bahwa Informasi yang diterima oleh subyek dapat berasal dari beberapa sumber yakni lembaga pendidikan formal atau non formal seperti penyuluhan kesehatan dan sebagainya.17 Oktarina melaporkan bahwa seseorang yang memiliki banyak sumber informasi akan memiliki pengetahuan yang luas pula.18 Hasil penelitian ini justru memperlihatkan hal sebaliknya yakni semakin sedikit sumber informasi yang diperoleh subyek maka semakin baik pengetahuan yang dimiliki. Diduga banyaknya sumber informasi yang diterima menyebabkan subyek sulit untuk memilah informasi-informasi yang valid mengenai asupan cairan harian. Dalam Penelitiannya Ardiansyah mengatakan bahwa materi informasi yang sederhana, metode yang terarah dan diberikan oleh orang yang berkompeten menyebabkan informasi tersebut mudah diserap sehingga berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku.19 Menurut Mathofanny, sikap merupakan salah satu aspek mental yang membentuk pola pikir dan perilaku seseorang. Pola pikir tersebut akan berpengaruh terhadap aktivitas individu dalam kesehariannya. Sikap juga memiliki peranan dalam membuat keputusan untuk melakukan tindakan, namun setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda sehingga pengaruh yang diterima juga berbeda-beda. Akibatnya seseorang dapat memberikan respon yang berbeda terhadap suatu objek. Selanjutnya perbedaan sikap pun menjadi terlihat.17 Teori diatas sejalan dengan hasil penelitian ini yakni perbedaan sikap yang dimiliki subyek bukan karena perbedaan usia, melainkan disebabkan oleh karakteristik dan faktor-faktor yang berada di dalam diri subyek. Hasil penelitian didukung oleh pendapat Saifuddin Azwar yang dikutip oleh Mathofanny, bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosional dalam diri individu.17
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
Menurut Notoatmodjo, dalam kehidupan sehari-hari sikap diartikan sebagai konotasi reaksi emosional terhadap stimulus sosial.9 Diduga sikap subyek mengenai asupan cairan harian merupakan suatu respon yang muncul karena beberapa faktor salah satunya adalah informasi. Namun sikap tersebut tidak ada hubungannya dengan jumlah sumber informasi mengenai asupan cairan harian yang didapatkan. Subyek dalam penelitian ini menerima informasi dari berbagai sumber diantaranya teman, orangtua, guru, dan dokter. Informasi yang diterima memiliki hubungan dengan pengetahuan mengenai asupan cairan harian yang terbentuk (p=0,039). Selanjutnya terbentuk sikap dari pengetahuan yang dimiliki. Opini peneliti didasari oleh hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap subyek mengenai asupan cairan harian (p=0,039). Pada penelitian diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku terhadap usia subyek mengenai asupan cairan harian. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian Green yang dikutip oleh Notoatmodjo bahwa usia mempengaruhi perilaku seseorang. Diduga masing-masing subyek menunjukkan perilaku mengenai asupan cairan harian sesuai dengan faktor internal dirinya dan juga lingkungan yang berada disekitarnya. Sehingga adanya perbedaan usia tidak berpengaruh dalam perilaku subyek, karena setiap subyek memiliki faktor internal dan eksternal nya masing-masing. Opini peneliti tersebut sesuai dengan penjabaran Notoatmodjo yakni perilaku seseorang merupakan hal yang kompleks berupa totalitas pemahaman dan aktivitas yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal. Faktor yang membentuk perilaku ini dikenal sebagai determinan. Menurut Karr yang dikutip oleh Notoatmodjo, terdapat 5 determinan perilaku yaitu niat (intention) untuk bertindak, dukungan dari masyarakat sekitarnya (social support), ketersediaan informasi (accessibility of information) terkait tindakan yang akan diambil, kebebasan pribadi (personal autonomy) untuk mengambil keputusan dan situasi yang memungkinkan (action situation). Sedangkan determinan perilaku menurut WHO adalah pemikiran dan perasaan, acuan atau referensi terhadap seseorang yang dipercayai, ketersediaan sumber daya dan sosio budaya setempat.20 Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku subyek mengenai asupan cairan harian dengan jumlah sumber informasi yang diterima. Diduga banyak atau sedikitnya sumber informasi yang diterima oleh subyek tidak berhubungan dengan perilaku yang ditunjukkan karena
sumber informasi bisa dari mana saja sehingga
informasi yang diterima belum dapat dipastikan kebenarannya. Menurut peneliti justru
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
informasi-informasi yang diterima subyek yang berpengaruh terhadap perilaku asupan cairan harian. Teori Lawrence Green yang dikutip oleh Notoatmodjo juga menyatakan hal yang sama yakni salah satu faktor yang berpengaruh dalam perilaku seseorang adalah faktor pemungkin (enabling factor). Faktor pemungkin merupakan sarana dan prasarana atau fasilitas untuk menunjang terjadinya perilaku kesehatan. Salah satu faktor pemungkin adalah informasi. Snehandu yang dikutip oleh Notoatmodjo juga sependapat mengenai kemudahan dalam memperoleh informasi akan mempengaruhi tindakan yang akan diambil seseorang.21
Kesimpulan Penelitian yang berjudul hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu rumah tangga tentang asupan cairan harian dengan faktor-faktor yang berhubungan berupa usia dan jumlah sumber informasi di Pejaten Barat, Jakarta dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagian besar subyek (68,9%) berada dalam rentang usia 30-59 tahun, 19-29 tahun (30,2%), dan sisanya 16-18 tahun (9%). Subyek yang memiliki jumlah sumber informasi sedikit (kurang dari tiga) adalah (80,2%) dan sisanya memiliki jumlah sumber informasi banyak (lebih atau sama dengan tiga) sebesar (19,8%). 2. Sebagian besar subyek memiliki pengetahuan (77,4%), sikap (58,5%) dan perilaku (92,5%) baik tentang asupan cairan harian. 3. Terdapat hubungan yang bermakna (p=0,039) antara pengetahuan dengan sikap subyek mengenai asupan cairan harian. Sedangkan pengetahuan dengan perilaku maupun sikap dengan perilaku subyek tentang asupan cairan harian menunjukkan hubungan yang tidak bermakna. 4. Terdapat hubungan yang bermakna (p=0,039) antara jumlah sumber informasi dengan pengetahuan subyek tentang asupan cairan harian namun tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan karakteristik yang lain seperti jumlah sumber informasi dengan sikap maupun perilaku, dan usia dengan pengetahuan, sikap, maupun perilaku subyek tentang asupan cairan harian
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
Saran 1. Memberikan penyuluhan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan subyek tentang asupan cairan harian. 2. Penyuluhan dapat diberikan secara langsung (komunikasi dua arah dengan subyek) maupun secara tidak langsung (media cetak maupun elektronik). Diharapkan penyuluhan secara langsung atau komunikasi dua arah dilakukan oleh orang yang dianggap memiliki peranan penting dalam komunitas subyek. Kepustakaan 1.
GPMAGZ Indonesia. Universitas Indonesia luncurkan indonesian hydration working group (IHWG), Kelompok Kerja Hidrasi Indonesia [article on the internet]. 2012 [cited Juli 2013]. Available from: http://www.gpmagz.com/index.php/info/read/2012/10/11/160430/23/universitasindonesia-luncurkan-indonesian-hydration-working-group-ihwg-kelompok-kerjahidrasi-indonesia.html
2.
Lea. Jumlah penduduk indonesia alami dehidrasi ringan tinggi [article on the internet]. 2010
[cited Juli 2013]. Available from:
http://portal.ristek.go.id/news.php?page_mode=detail&id=1702 3.
Greenlove. Dampak buruk dari dehidrasi ringan [article on the internet]. 2002 [cited Juli 2013]. Available from: http://greenlove-ind.org/index.php/Hidup-Sehat/dampak- burukdari-dehidrasi-ringan.html
4.
Suhayda dkk. Preventing and managing dehydration. Medsurg Nursing ProQuest [serial online]
2002
Dec
[cited
2013
July]
:267-22.
Available
from
URL:
http://search.proquest.com/docview/220132678/13EDC8932FD6495FC2D/12?accountid =17242 5.
Goodman AB et al. Behaviours and attitudes associated with low drinking water intake among US adults: food Attitudes and behaviours survey 2007. Prev Chronic Dis [serial online]
2013
[cited
2013
July].
Available
http://www.cdc.gov/pcd/issues/2013/12_0248.htm \
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
from
URL:
6.
Fermanda M. Analisis asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada wanita dewasa di Indonesia [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor; 2011.
7.
Rachma P. Kebiasaan minum, kebutuhan cairan dan kecenderungan dehidrasi siswi sekolah dasar [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor; 2009.
8.
Kusumastuti FA. Hubungan antara pengetahuan dengan sikap seksual pranikah remaja [Skripsi]. Universitas Sebelas Maret; 2010.
9.
Notoatmodjo S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
10.
Purtiantini. Hubungan pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan makanan jajanan dengan perilaku anak memilih makanan di SDIT Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang Kartasura [Skripsi]. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2009.
11.
Haniek H. Hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Lubuk Sikaping tahun 2011 [Skripsi]. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2011.
12.
Fadhila N. Hubungan pengetahaun, sikap dan perilaku tentang faktor resiko penyakit serebrovaskular terhadap kejadian stroke iskemik [Skripsi].
Universitas
Diponegoro; 2010. 13.
Budiarni W. Hubungan pengetahuan, sikap, dan motivasi dengan kepatuhan konsumsi tablet besi folat pada ibu hamil [Skripsi]. Universitas Diponegoro; 2012.
14.
Indah dkk. Studi pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat Aceh dalam pencegahan demam berdarah dengue (KAP study on dengue prevention in Aceh). Disampaikan pada Prosiding Seminar Hasil Penelitian Kebencanaan TDMRC-Unsyiah, Aceh, 2011.
15.
Arvitarius. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian imunisasi pada Bayi (0-11 Bulan) di Desa Karanganyar Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang [Skripsi]. Universitas Brawijaya; 2012.
16.
Rahmawati CT, Kusumawati Y, dan Abidin Z. Hubungan antara sumber informasi dan pengetahuan tentang menstruasi dengan perilaku personal hygiene selama menstruasi. Disampaikan pada prosiding seminar nasional “ peran kesehatan
masyarakat
dalam
pencapaian MDG’S di Indonesia, FKM – UNSIL, Lampung, 2011. 17.
Mathofanny A. Hubungan pengetahuan dan sikap dalam mengakses internet dengan motivasi belajar siswa kelas XI program keahlian tata boga di SMK Negeri 3 Wonosari [Skripsi]. Universitas Yogyakarta; 2012.
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
18.
Zulaikha FLF. Hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri terhadap sikap
menghadapi
premenstrual
syndrome
di
SMAN
5
Surakarta
[Skripsi].
Universitas Sebelas Maret; 2010. 19.
Ardiansyah Y. Gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku remaja mengenai abortus provokatus di SMAN 2 Kota Cimahi [Skripsi]. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2011.
20.
Notoatmodjo S. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2005.
21.
Sari LK. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan pada klien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis
diruang
hemodialisa RSUP Fatmawati Jakarta [Skripsi]. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2009.
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
Tabel 4.5.1. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku dengan Karakteristik Demografi Subyek Variabel
Usia
Jumlah Sumber Informasi
Kategori (tahun)
Pengetahuan Baik
Cukup
n(%)
n(%)
16-18*
1(9%)
0
19-29*
23(21,7%)
9(8,5%)
30-59
58(54,7%)
15(14,2%)
Sedikit
62(58,5%)
23(21,7%)
20(18,9%)
1(9%)
<3 Banyak
Sikap p
uji
0,444
0,039
ChiSquare
Fisher
Baik
Cukup
Kurang
n(%)
n(%)
n(%)
Perilaku P
uji
Baik
Cukup
n(%)
n(%)
0
1(9%)
0
1(9%)
0
19(17,9%)
12(11,3%)
1(9%)
28(26,4%)
4(3,8%)
43(40,6%)
27(25,5%)
3(2,8%)
69(65,1%)
4(3,8%)
51(48,1%)
32(30,2%)
2(1,9%)
79(74,5%)
6(5,7%)
11(10,4%)
8(7,5%)
2(1,9%)
19(17,9%)
2(1,9%)
1,000
≥3
*untuk keperluan analisis maka usia dengan kategori 16-18 dan 19-29 digabungkan
Pengetahuan Sikap..., Lili Widjaya, FK UI, 2013
Kolmogorov Smirnov
p
uji
0,252 Fisher 0,656