Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM DI KELAS III SD N 70 KUTA RAJA BANDA ACEH Lili Kasmini1 dan Resti Fauziah2
ABSTRAK
Penerapan sistem pembelajaran yang monoton merupakan salah satu penghambat serta kendala yang muncul pada setiap proses pembelajaran. Ketidaktepatan dalam memilih model pembelajaran yang cocok untuk karakteristik siswa pada suatu tempat pembelajaran juga merupakan suatu kendala dalam proses pembelajaran. Masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah penerapan model pembelajaraan TGT (Teams Games Tournament) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sumber daya alam di kelas III SD N 70 Kuta Raja Banda Aceh?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sumber daya alam di kelas III SD N 70 Kuta Raja Banda Aceh. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2002:84) dimana setiap siklus terdiri dari empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dalam satu spiral yang saling terkait. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 70 Kuta Raja Banda Aceh yang berjumlah 22 siswa, terdiri dari 10 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Penelitian ini dimulai dengan pre test. Tujuan diadakan pre test yaitu untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan tindakan kelas. Hasil evaluasi pre test menunjukkan bahwa hanya 7 (31,81%) orang siswa yang tuntas atau memenuhi KKM sekolah dengan nilai rata-rata 71,42. Sedangkan 15 (68,18%) orang siswa lagi belum tuntas dengan nilai rata-rata 48, dan nilai rata-rata kelas 55,45. Selanjutnya peneliti melakukan tindakan pada siklus I. Hasil evaluasi pada siklus I ada 17 (77,27 %) siswa yang berhasil mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas sebesar 74,11, dan 5 orang siswa (22,72 %) belum mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata 56, dan nilai rata-rata kelas 70. Dengan demikian siswa kelas III SD Negeri Kuta Raja Banda Aceh telah mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata kelas sebesar 70. Dengan demikian peneliti tidak melakukan lagi tindakan pada siklus II. Kata Kunci : Penerapan, Model Pembelajaran TGT, Hasil Belajar.
1 2
Lili Kasmini, Dosen STKIP Bina Bangsa Getsempena. Email:
[email protected] Resti Fauziah, Mahasiswa STKIP Bina Bangsa Getsempena
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|77
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... Negeri70 Kuta Raja Banda Aceh belum
PENDAHULUAN Pendidikan
adalah
membimbing
siswa
kedewasaan,
dengan
sutau
menuju
proses
pada
melalui
mencapai
Kriteria
(KKM) yang diharapkan seperti pada target
program
yang telah disusun oleh para dewan guru sekolah
sekolah,
pembelajaran
termasuk
di
Minimal
tahap
pendidikan sekolah maupun pendidikan luar yang
Ketuntasan
dalamnya
tersebut.
Penerapan
yang
mononton
sistem
merupakan
pendidikan dalam keluarga serta lingkungan
salah satu penghambat serta kendala yang
masyarakat (Korayanti, 2013:1). Oleh karena
muncul pada setiap proses pembelajaran
itu, proses pendidikan yang berkesinambungan
klasikal.
dan
akan
disebabakan oleh adanya mutu atau kualitas
serta
guru yang kurang mengikuti perkembangan
dilakukan
menghasilkan
secara sebuah
continue pola
pikir
Hal
ini
sangat
zaman
pada siswa. Proses pendidikan yang tertanam
monoton atau statis (Korayanti, 2013:2).
dan tersalur kepada siswa hendaknya mengena
Selain itu, adanya kegiatan pembelajaran yang
dan dapat merubah watak serta pola pikir
menggunakan
siswa, tidak hanya penambahan kuantitas
memberikan
materi akademik akan tetapi juga adanya
pembelajaran terkesan kaku serta didominasi
perubahan moral pada siswa. Serta perubahan
oleh guru (teacher centered) tanpa melibatkan
tingkah
peran aktif siswa dalam pembelajaran.
setelah
mengikuti
proses
pembelajaran (Wahyudin, 2007 : 81).
modelnya
sering
pendalaman akademik yang akan tertanam
laku
sehingga
juga
juga
metode
relatif
konvensional,
dampak
pada
proses
Ketidaktepatan dalam memilih model
Proses pendidikan diharapkan dapat
pembelajaran untukkarakteristik siswa pada
meningkatkan mutu pendidikan serta kualitas
suatu tempat pembelajaran juga merupakan
siswa dalam segala hal yang mencakup
suatu kendala dalam proses pembelajaran.
didalamnya, oleh karena itu berbagai model
Oleh
serta
profesional
metode
dalam
pendidikan
selalu
karena
itu,
adalah
tugas
seorang
menciptakan
guru
suasana
diinovasi agar lebih meningkatkan kualitas
pembelajaran yang atraktif sertanyaman bagi
sesuai
yang
siswa, sehingga siswatermotivasi dan terpacu
majemuk. Akan tetapi, proses pendidikan yang
untuk mengikuti proses pembelajaran dengan
telah
target
lebih nyaman dan bersemangat (Trianto,
kompetensi seperti yang telah dituliskan dalam
2007:54). Dengan demikian hasil evaluasi
setiap kompetensi pendidikan serta kurikulum
pembelajaran yang dicapai akan semakin
yang berlaku. Hal ini dikuatkan dengan hasil
mendekati
observasi awal, serta pegalamanm Praktek
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
Pegalaman Lapangan (PPL) yang peneliti
materi sumber daya alam, model pembelajaran
lakukan di sekolah SD Negeri70 Kuta Raja
TGT (Teams Games Tournament) adalah
Banda Aceh, pada bulan Maret 2015 lalu.
model yang tepat dan sesuai untuk diterapkan,
Terlihat bahwa hampir 60 % siswa sekolah SD
karena dengan penerapan model pembelajaran
dengan
berjalan
ISSN 2355-0066
karakteristik
belum
siswa
memenuhi
kompetensi
yang
diharapkan.
Jurnal Tunas Bangsa|78
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... dimaksud siswa dapat berperan aktif dan
Model Pembelajaran TGT (Teams
terlibat langsung dalam pembelajaran. Model
Games Tournament) sangat sesuai dengan
pembelajaran ini juga dapat membangkitkan
materi pelajaran dan karakteristik siswa kelas
semangat
III
siswa
mengikuti
pembelajaran.
SD.
Model
pembelajaran
ini
dapat
Selain itu, juga dapat menumbuhkan rasa kerja
digunakan untuk menyampaikan materi Ilmu
samaantarsiswa,
Pengetahuan Alam (IPA) tentang Sumber
karena
pembelajarannya
diselingi dengan permainan-permainan yang
Daya
menarik, sehingga terjadi kerja sama dalam
kehidupan, yang dikemas dalam bentuk yang
kelompok. Secara tidak langsung melalui
menarik. Siswa pada usia ini suka bermain
model pembelajaran tersebut siswa dapat
dengan kelompoknya dan berusaha untuk
ditumbuhkan rasa tanggung jawab untuk
memecahkan
suatu
masalah.
Model
belajar sendiri dan berkelompok. Setelah
pembelajaran
TGT
(Teams
Games
semuanya dirancang sedemikian rupa terhadap
Tournament) diawali dengan penyampaian
pembelajaran, selanjutnya komunikasi antara
materi oleh guru, kemudian belajar kelompok,
guru dengan siswa juga harus diperhatikan.
diikuti permainan, disusul turnamen, dan
Sebab sebagaimana dikatakan oleh Sardiman
ditutupi dengan penghargaan. Implementasi
(2011:23), komunikasi guru dalam belajar ini
model pembelajaraan TGT (Teams Games
juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
Tournament)
dalam evaluasi pembelajaran. Dengan adanya
pembelajaran
komunikasi dalam pembelajaran guru akan
menyenangkan, dan memudahkan pemahaman
mengetahui
dapat
tentang konsep-konsep Ilmu Pengetahuan
menangkap materi tersebut. Dengan kata lain,
Alam (IPA), sehingga hasil belajar siswa akan
setelah siswa dipersiapkan untuk belajar
meningkat.
menurut kegiatan pembelajaran, guru juga
pembelajaraan
mempersiapkan menyangkut
sejauh
beberapa
dengan
menentukan
mana
itu
metode
siswa
Alam
dan
pemanfaatannya
dapat
memberikan
yang
Sebagai TGT
aktif,
dalam
suasana efektif,
dampaknya,
model
(Teams
Games
hal
penting
Tournament) dapat melatih siswa memiliki
semua,
semisal
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
yang
menarik,
diperlukan
dalam
Berdasarkan
serta
belajar dengan
sebagaimana dijelaskan di atas, dirasa perlu
nyaman dan tentram. Model pembelajaran
melihat dan mengetahui lebih dekat terhadap
TGT (Teams Games Tournament) adalah
model pembelajaraan TGT (Teams Games
model
yang
Tournament), untuk itu penelitian diberi judul;
menggunakan permainan akademik, artinya
“Penerapan Model Pembelajaran TGT (Teams
siswa belajar dalam kelompok kecil yang
Games Tournament) untuk Meningkatkan
terdiri dari empat sampai lima orang secara
Hasil Belajar Siswa pada Materi Sumber Daya
heterogen
Alam di Kelas III SD Negeri 70 Kuta Raja
pembelajaran
dan
kooperatif
bekerja
sama
ketergantungan positif (Isjoni, 2009:63). ISSN 2355-0066
saling
belakang
sehari-hari.
komunikasi yang mengandung nilai motovasi mendesain suasana
latar
kehidupan
masalah
Banda Aceh”. Jurnal Tunas Bangsa|79
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... Pembatasan masalah dalam penelitian
METODE PENELITIAN
merupakan sebagai ruang lingkup dalam
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian yang perlu untuk diperjelas dan
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
pembatasan masalah ini membuat penelitian
Kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan
menjadi lebih fokus. Batasan atau ruang
yang dilakukan di kelas dengan tujuan
lingkup penelitian ini adalah Penerapan Model
memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik
Pembelajaran
pembelajaran. Arikunto menegaskan PTK
TGT
Tournament)
(Teams
untuk
Games
Meningkatkan
Hasil
merupakan
suatu
pencermatan
terhadap
Belajar Siswa pada Materi Sumber Daya Alam
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
di Kelas III. Berdasarkan pembatasan masalah
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
di atas, maka rumusan masalah dalam
kelas secara bersama. Tindakan tersebut
penelitian
“Bagaimanakah
diberikan oleh guru atau dengan arahan dari
efektivitas penerapan model pembelajaraan
guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunto,
TGT (Teams Games Tournament) untuk
dkk,
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
dikemukakan oleh Sanjaya (2011: 13) yang
sumber daya alam di kelas III SD N 70 Kuta
mengemukakan bahwa penelitian tindakan
Raja Banda Aceh. Tujuan Penelitian Tujuan
kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
efektivitas penerapan model pembelajaraan
di
TGT
serta
peningkatan mutu pembelajaran di kelas.
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat
sumber daya alam dengan menggunakan
ditarik
modelpembelajaran
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas
ini
(Teams
adalah
Games
Tournament)
TGT
(Teams
Games
Tournament).
2009:3).
sebuah
yang
Manfaat
Penelitian
kelas
dengan
kesimpulan
bertujuan
bahwa
untuk
serupa
tujuan
juga
untuk
PTK
adalah
memperbaiki
ini
pembelajaran yang telah dilakukan dan untuk
diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
meningkatkan hasil belajar. Dalam penelitian
yang terkait. Adapun manfaat dari penelitian
ini, jenis
ini adalah seperti yang terlihat berikut ini. (1)
kolaboratif.
Manfaat teoritis Dengan adanya penelitian ini
Kolaboratif dalam hal ini, guru bersama teman
diharapkan dapat memberikan wacana dan
sejawat ikut terlibat dalam pembelajaran
pemahaman
dalam arti guru mengajar dikelas dan teman
yang
pembelajaran
jelas
TGT
Penelitian
Pendapat
tentang (Teams
model Games
Tournament) dalam kegiatan belajar mengajar
sejawat
dapat
pembelajaran
yang
memberikan menarik
meningkatkan hasil belajar siswa. ISSN 2355-0066
dan
yang
sebagai
digunakan
pengamat
adalah
jalannya
pembelajaran.
khususnya pada materi sumber daya alam, sehingga
PTK
Desain
Penelitian
Model
yang
inovasi
digunakan dalam penelitian ini adalah model
dapat
Kemmis dan Mc Taggart dimana setiap siklus terdiri
dari
empat
komponen
yaitu
Jurnal Tunas Bangsa|80
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... perencanaan,tindakan,
pengamatan,
dan
(Suharsimi Arikunto, 2002: 84). Adapun
refleksi dalam satu spiral yang saling terkait
alurnya dapat digambarkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Desain Penelitian model Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2002: 84)
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada
dibuat. Dalam pelaksanaan tindakan ini,
setiap siklus dalam penelitian ini adalah
peneliti dibantu oleh guru kelas dan satu rekan
seperti yang terlihat berikut ini.
peneliti. Teman sejawat bertugas membantu
1) Perencanaan
mengamati aktivitas guru, partisipasi siswa
a) Menentukan pokok bahasan dan materi yaitu tentang Sumber Daya Alam.
serta mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.
b) Membuat Rencana Pelaksanaan
3) Observasi atau Pengamatan
Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan.
Observasi
atau
Pengamatan
dilaksanakan selama proses pembelajaran di
c) Menyiapkan media atau alat bantu
kelas
berupa kartu bernomor yang berisi soal.
berlangsung
dengan
menggunakan
lembar observasi yang telah dibuat oleh guru.
d) Mempersiapkan soal untuk siswa, yaitu
Tujuan dari observasi ini adalah untuk
soal untuk pre test dan posttest.
mengetahui secara langsung partisipasi siswa
2) Perlakuan (Tindakan)
dalam mengikuti proses pembelajaran dengan
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan
menggunakan
berdasarkan panduan perencanaan yang
Pencatatan hasil penelitian digunakan untuk
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan ini
merefleksi
bersifat
merencanakan
fleksibel
dan
perubahan-perubahan.
terbuka
terhadap
Selama
proses
model
hasil tindak
pembelajaran
pembelajaran lanjut
yang
TGT.
dan harus
dilakukan.
pembelajaran berlangsung, peneliti mengajar siswa dengan menggunakan RPP yang telah ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|81
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... 4) Refleksi
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh
telah
Negeri 70 Kuta Raja Banda Aceh yang
dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul
beralamat di kota Banda Aceh. Penelitian ini
kemudian dilakukakan evaluasi. Pelaksanaan
berlangsung sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu
refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru
1 kali pertemuan pada Pra siklus/ Pre Test
IPA.
yang
Diskusi
mengevaluasi
tindakan
tersebut hasil
yang
Penelitian ini dilaksanakan di SD
bertujuan
tindakan
dilakukan
yaitu dengan
penilaian
terhadap
yang
cara
proses
untuk telah
melakukan
yang
terjadi,
masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan.
dilakukan
pada
November 2015,
hari
Kamis,
26
dan pertemuan ke II
dilakukan pada pertemuan pada hari Sabtu, 28 November 2015, 1 kali pertemuan siklus I dan II (Post Tes). 3. Teknik Pengumpulan Data
Jika dengan tindakan yang diberikan dapat
Teknik pengumpulan data merupakan
meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai
langkah yang paling strategis dalam penelitian,
dengan
karena tujuan utama dari penelitian adalah
indikator
keberhasilan
penelitian,
maka penelitian dihentikan. Tapi jika indikator
mendapatkan
keberhasilan
penelitian
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
dilanjutkan ke siklus selanjutnya yaitu siklus
maka peneliti tidak akan mendapatkan data
II.
yang memenuhi standar data yang diterapkan.
belum
tercapai,
1. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa
data
(Sugiyono,
2009:224).
adalah; 1) Observasi
kelas IIIB SD Negeri 70 Kuta Raja Banda
Metode observasi adalah suatu usaha
Aceh yang berjumlah 22 siswa, terdiri dari 10
sadar
untuk
mengumpulkan
siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Objek
dilakukan secara sistematis, dengan prosedur
penelitian dipilih kelas IIIB SD Negeri 70
yang standar. Observasi merupakan teknik
Kuta Raja Banda Aceh pada materi sumber
mengumpulkan data dengan cara mengamati
daya alam karena nilai rata-rata ulangan harian
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan
masih jauh di bawah KKM, yang mana untuk
mencatatnya dengan alat observasi tentang
KKM mata pelajaran IPA kelas III adalah 65,
hal-hal
untuk menentukan nilai KKM dilihat dari 3
(Sanjaya, 2011:86). Adapun hal-hal yang
aspek, yaitu kompleksitas, daya dukung dan
diobservasi adalah:
yang akan
diamati
data
atau
yang
diteliti
inteks peserta didik. Adapun objek penelitian
a) Aktivitas guru dalam menerapkan
ini adalah hasil belajar siswa tentang materi
model pembelajaran TGT. Instrumen
sumber daya alam, alasan pemilihan objek
pengumpulan
penelitian ini karena masih rendahnya hasil
lembar observasi, dan
belajar pada materi sumber daya alam siswa kelas III Banda Aceh. ISSN 2355-0066
data
menggunakan
b) Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Jurnal Tunas Bangsa|82
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... 2) Tes
1) Instrument Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau
Tes merupakan sejumlah pertanyaan
latihan serta alat lain yang digunakan untuk
yang memilki jawaban benar atau salah
mengukur
pengetahuan
(Mansyur dkk, 2009:21). Tes pada penelitian
inteligensi, kemampuan atau bakat yang
ini diberikan pada akhir siklus yang digunakan
dimiliki individu atau kelompok (Arikunto,
untuk menunjukkan prestasi belajar yang
2002: 127). Setelah dilakukan tindakan, siswa
dicapai pada setiap siklus, yang bertujuan
dites dengan
menggunakan soal yang
untuk mengetahui apakah ada peningkatan
disediakan pada akhir siklus. Hasil setiap
prestasi belajar siswa setelah menerapkan
siklus
untuk
model pembelajaran TGT. Dalam penelitian
mengetahui keefektifan tindakan yang telah
ini bentuk soal berupa pilihan ganda dengan
dilakukan oleh guru.
jumlah 10 soal untuk setiap akhir siklus . Soal
keterampilan,
dianalisis
secara
deskriptif
3) Dokumentasi Dokumen
tes disusun untuk pelaksanaan tes awal (pre merupakan
catatan
test), tes pada silkus I dan siklus II. Tes awal
peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk
dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal
tulisan, gambar atau karya-karya monumental
siswa, sedangkan tes pada siklus I dan siklus II
dari seseorang (Sugiyono, 2009: 240). Hasil
dilakukan untuk mengetahui prestasi siswa
penelitian dari observasi dan wawancara akan
setelah mengikuti proses pembelajaran. Tes
lebih kredibel atau dapat dipercaya jika
awal (pre test) dengan materi Sumber Daya
didukung oleh dokumentasi. Pada penelitian
Alam dilakukan di awal penelitian, sedangkan
ini, dokumentasi dilakukan dengan
cara
tes I dan tes II dilakukan pada akhir siklus I
mengambil foto siswa pada saat proses
dan siklus II. Adapun instrument tes yang
pembelajaran berlangsung dan mengumpulkan
dimaksud dalam penelitian ini adalah soal pre
hasil tes yang telah diberikan oleh guru.
test dan soal post tes 2) Instrument Non Test
4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau
Instrument non test yang digunakan
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
dalam penelitian ini adalah lembar observasi
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
dan dokumentasi. Observasi atau pengamatan
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti
dilaksanakan pada saat proses pembelajaran
lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
IPA
lebih mudah diolah (Arikunto, 2002:136).
pembelajaran TGT berlangsung. Observasi ini
Penyusunan instrument dilakukan dengan cara
dilakukan
menganalisis materi (SK dan KD) yang
diperlukan
diturunkan
partisipasi siswa dalam mengikuti proses
menjadi
beberapa
indikator,
dengan
menggunakan
untuk memperoleh yaitu
kemudian dibuat kisi-kisi. Adapun instrumen
pembelajaran.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
digunakan
untuk
tentang
model
data
aktivitas
Instrumen memberikan
yang dan
dokumentasi gambaran
secara konkret mengenai partisipasi siswa ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|83
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... pada saat proses pembelajaran dan untuk
kendala yang timbul dalam pembelajaran baik
memperkuat data yang diperoleh dari siswa.
kendala untuk guru maupun untuk siswa.
Dokumen-dokumen tersebut berupa foto dan
Pengamatan dilakukan oleh guru dan teman
hasil tes. Foto memberikan gambaran tentang
sejawat,
aktivitas
dalam
pengamatan. Data diperoleh dari hasil evaluasi
dengan
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
mengikuti
dan
partisipasi
pembelajaran
siswa IPA
menggunakan model pemberlajaran TGT.
data
diperoleh
modelpembelajaran
dari
TGT
lembar
yang
telah
dilaksanakan untuk selanjutnya digunakan
5. Teknik Analisis Data Analisis partisipasi siswa dan aktifitas
sebagai
bahan
penyusunan
refleksi
dan
guru. Kegiatan observasi dilakukan untuk
penentuan tindakan siklus berikutnya. Adapun
mengamati partisipasi siswa selama kegiatan
rumus analisis partisipasi siswa adalah:
pembelajaran dan mengidentifikasi kendala-
1) Analisis Ketuntasan Individu
belajar IPA siswa kelas III SD N 70 Kuta Raja
Hasil tes siswa dideskripsikan dalam
Banda Aceh. Data yang dianalisis secara
bentuk data konkret berdasarkan skor minimal
deskriptif kuantitatif yaitu hasil tes siswa yang
dan skor maksimal sehingga diperoleh skor
dinyatakan berupa nilai rata-rata.
rata-
rata
(mean).
Selanjutnya
diambil
2) Analisis Ketuntasan Klasikal
kesimpulan berdasarkan hasil analisis data
Siswa dikatakan tuntas dalam belajarnya
yang telah diperoleh. Kriteria Ketuntasan
apabila memiliki ketuntasan lebih dari 65%
Minimal (KKM) mata pelajaran IPA di SD N
sedangkan ketuntasan belajar klasikal jika
70 Kuta Raja Banda Aceh adalah 65. Jika
siswa didalam kelas mencapai ketuntasan lebih
mengalami kenaikan, maka dapat diasumsikan
dari
bahwa
model
menggunakan pedoman keberhasilan hasil
pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil
belajar siswa sesuai dengan standar nilai KKM
dengan
ISSN 2355-0066
menerapkan
65%
Dalam
penelitian
ini
guru
Jurnal Tunas Bangsa|84
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar
65
dengan
ketuntasan
belajar
mencapai 65%. Jika dalam penelitian ini lebih dari 65% siswa mencapai standar nilai KKM yang
telah ditetapkan maka penelitian ini
dikatakan telah berhasil dan berakhir. Untuk menghitung persentase menggunakan rumus berikut ini:
3) Analisis rata-rata ketuntasan klasikal
mengikuti tes sehingga diperoleh nilai rata-rata
Data hasil penelitian yang dianalisis guru
ketuntasan klasikal. Untuk menghitung nilai
menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa,
rata-rata
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang
menggunakan rumus berikut:
Adapun klasikalnya
adalah
rata-rata 65,
ketuntasan
apabila
rata-rata
ketuntasan
klasikal
guru
6. Indikator Keberhasilan Untuk
menafsirkan
dan
ketuntasan klasikal siswa diatas 65, maka
menyimpulkan hasil penelitian, ditentukan
pembelajaran siswa dianggap berhasil.
indikator keberhasilan. Penelitian dikatakan berhasil jika ada peningkatan prestasi belajar IPA sesuai dengan taraf minimal yang
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|85
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... ditentukan, yaitu 70% dari jumlah siswa yang
pre test dan 1 kali pertemuan pada siklus I.
mengikuti proses pembelajaran IPA dengan
Sebelum melaksanakan PTK, dilakukan pra
menerapkan
siklus. Pra siklus atau pre test bertujuan untuk
model
pembelajaran
TGT
mencapai nilai KKM sebesar 65.
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
HASIL PENELITIAN
diberi tindakan.
1) Deskripsi Hasil Penelitian Jenis penelitian
penelitian
tindakan
kelas
ini
2) Deskripsi Pra Siklus merupakan
(PTK)
yang
Pra siklus atau pre test adalah kegiatan yang dilakukan sebelum siswa diberi tindakan.
dilakukan di SD Negeri 70 Kuta Raja Kota
Tujuan
Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakan pada
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
tahun pelajaran 2014 / 2015. Subjek penelitian
dilakukan tindakan kelas. Kegiatan prasiklus
ini adalah siswa kelas IIIB SD Negeri 70 Kuta
dilakukan pada hari Kamis, 26 November
Raja Banda Aceh yang berjumlah 22 siswa,
2015. Dalam kegiatan prasiklus ini, siswa
terdiri dari 10 siswa perempuan dan 12 siswa
diberikan soal awal / soal pre test. Soal pre test
laki-laki. Penelitian ini berlangsung sebanyak
terdapat pada lampiran. Berikut ini akan
2 kali pertemuan, yaitu 1 kali pertemuan pada
disajikan
ISSN 2355-0066
diadakan
hasil
prasiklus
nilai
yaitu
pre
untuk
test.
Jurnal Tunas Bangsa|86
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... Untuk menghitung nilai rata-rata nilai Pre test
Dari
hasil
pre
test
yang
digunakan rumus Arikunto (1996:67)
telah
pelaksanaan
dilaksanakan oleh siswa, dapat dianalisis
model TGT.
bahwa, nilai rata-rata kelas hanya sebesar
pembelajaran
dengan
2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa
55,45 dimana nilai tersebut masih jauh di
(LKS)
bawah standar yang sudah ditetapkan oleh
persebaran sumber daya alam.
sekolah, yaitu rata-rata untuk nilai IPA kelas IIIB SD Negeri 70 Kuta Raja Banda Aceh adalah sebesar 65.
berupa
peta
3) Menyusun soal dan kartu soal untuk games dan turnamen. lembar
observasi
lembar
observai
kegiatan peneliti.
Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2002:84), bahwa dalam PTK setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu
media
4) Menyiapkan
Deskrispi Siklus I
tindakan
dan
perencanaan,
tindakan,
observasi, dan refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait.
5) Menyiapkan partisipasi siswa. 6) Menyiapkan
kamera
untuk
mendokumentasikan kegiatan selama proses belajar mengajar berlangsung. 7) Mempersiapkan soal untuk siswa,
a. Perencanaan Tindakan Siklus I Pada tahap perencanaan, kegiatan yang
yaitu soal post test. 8) Menyusun kelompok untuk siklus I.
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut
Penyusunan kelompok berdasarkan
ini.
nilai per test yang telah dilaksanakan 1) Membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk satu kali pertemuan sebagai
yang acuan
akan
digunakan
peneliti
dalam
sebelumnya. Dalam pembagian kelompok, siswa dikelompokkan klasifikasi
berdasarkan
akademik dan
pemerataan
jenis
kelamin.
Berikut daftar kelompok untuk siklus I.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|87
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran...
memotivasi siswa dan mengaitkan
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan dilaksanakan
menerapkan
pelajaran yang akan dipelajari dengan
model
pengetahuan awal yang dimiliki siswa
pembelajaran TGT (Team Game Tournament)
baik dari pembelajaran sebelumnya
yang membahas tentang materi Sumber daya
maupun pengetahuan yang didapat
alam. Pada pelaksanaan ini guru melakukan
siswa
kegiatan-kegiatan berikut:
Kegiatan awal ini guru memberikan
1) Guru
dengan
pembelajaran
menyampaikan
pembelajaran
yang
ingin
tujuan dicapai,
2) Guru membagikan siswa menjadi 4
dari
awal siswa.
mengerjakan LKS dan didiskusikan dengan
orang
berdiskusi
kelompok
dengan
sehari-hari.
pre test untuk mengetahui kemampuan
kelompok, terdiri dari 5 sampai 6 tiap
kehidupan
teman
kelompok,
setelah
mengerjakan
LKS
kemampuan setiap kelompok berbeda-
perwakilan kelompok membacakan
beda, dari kemampuan rendah, sedang
hasil diskusi didepan kelas secara
dan
bergantian.
ISSN 2355-0066
tinggi.
Tiap
kelompok
Jurnal Tunas Bangsa|88
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran...
3) Kegiatan
adalah
menjadi pemain pertama membacakan
sebelum
kartu soal dan menjawabnya, terbesar
permainan dimulai guru menjelaskan
kedua menjadi pemain kedua dan
aturan dan cara bermain. Masing-
seterusnya. Siswa yang mendapat
masing
nomor
permainan
selanjutnya (games),
perwakilan
kelompok
undian
terkecil
bertugas
mengambil nomor undian. Siswa yang
sebagai pembaca jawaban apabila
mendapat
jawaban
ISSN 2355-0066
nomor
undian
terbesar
dari
tiap
pemain
Jurnal Tunas Bangsa|89
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... 4) Guru
mempersiapkan
turnamen,
dimana
kelompok
anggota
yang
Pada tahap ini siswa mengerjakan soal post
tes.
Terlihat
siswa
saling
masuk kedalam tahap turnamen adalah
berkompetisi untuk mengumpulkan
siswa yang mendapat skor tertinggi
poin
di
tahap
turnamen.
yang diperoleh dari tiap kelompok.
5) Diakhir
pembelajaran,
guru
bahwa
penghargaan
melakukan penilaian terhadap hasil
diberikan
kepada
kerja yang telah dilakukan oleh siswa.
mendapat
skor
Perhitungan nilai bertujuan untuk
kelompok
yang
mengetahui
yang
penghargaan
adalah
Guru
Gambar dibawah ini
didapat
skor
tiap
perolehan kelompok.
atau
reward
kelompok tertinggi.
yang
Adapun
memperoleh seperti
pada
mengumumkan kepada semua siswa
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|90
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... Kelompok yang meraih predikat sebagai “Tim
mendapat skor tertinggi yaitu kelompok
Super“pada siklus I ini adalah kelompok yang
MANGGIS.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|91
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... Hasil analisis post test siklus I
ketuntasan belajar dari 22 siswa yang berhasil
menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 17
dicapai siswa adalah 90 dan nilai terendah
siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 5
adalah 50 dengan nilai rata-rata kelas 70.
siswa. Secara terperinci hasil belajar kognitif
Apabila dilihat dari pertemuan kali ini,
siswa dapat dilihat pada Tabel berikut:
Peningkatan prestasi belajar antara kondisi awal (pre test) dan post test siklus 1 dapat dilihat pada gambar berikut.
pengamatan terhadap aktivitas guru dilakukan
c. Observasi Pengamatan
terhadap
oleh pengamat (observer), data pengamatan
aktivitas guru dan siswa selama kegiatan
terhadap aktivitas guru dan siswa selama
pembelajaran berlangsung melalui penerapan
kegiatan belajar mengajar dinyatakan dalam
model
persentase, data tersebut dapat dilihat pada
pembelajaran
dilakukan
TGT
(Team Game
Tournament) dengan menggunakan instrument
ISSN 2355-0066
Tabel dibawah ini
Jurnal Tunas Bangsa|92
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran...
Berdasarkan Tabel diatas dalam
siswa selama proses pembelajaran berlangsung
melakukan aktivitasnya guru memperoleh skor
pada siklus I dapat dilihat pada Tabel dibawah
rata-rata sebesar 3,62 (90,62%) dan termasuk
ini
dalam kategori baik. Hasil observasi aktivitas
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|93
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... Berdasarkan diatas hasil observasi aktivitas
siswa
menggunakan
selama
model
pembelajaran
pembelajaran
TGT
(Team Game Tournament) memperoleh skor rata-rata 3,12 (72,12%) yang termasuk dalam kategori baik.
mengerjakan soal LKS, ada beberapa kelompok yang tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan soal LKS. 3) Dalam kegiatan diskusi kelompok, siswa sudah sering untuk bertanya dengan
d. Refleksi
siswa
lain
alam
satu
Setelah siklus pertama selesai, peneliti
kelompok yang tingkat akademiknya
bersama dengan guru kelas IIIB mengolah dan
tinggi, begitu sebaliknya siswa yang
mendiskusikan hasil lembar observasi (baik
tingkat
observasi terhadap partisipasi siswa maupun
memberitahu atau menjelaskan kepada
terhadap aktivitas guru dalam menerapkan
siswa
model pembelajaran TGT) dan hasil post test
rendah, sehingga diskusi kelompok
siklus I. Partisipasi siswa selama proses
menjadi lancer.
pembelajaran siklus 1 sudah mengalami peningkatan tiap pertemuannya.
akademiknya
yang
tingkat
tinggi
juga
akademiknya
4) Penghargaan yang diberikan oleh guru sudah menarik perhatian siswa.
Berdasarkan hasil post test siklus I, ada 17
5) Implementasi
waktu
dalam
siswa yang tuntas, sehingga ketuntasan belajar
penggunaan model pembelajaran TGT
sudah mencapai 77,27 % dari total jumlah
sudah sesuai dengan rencana yang
siswa. Di samping itu nilai rata-rata mencapai
telah dibuat sebelumnya, sehingga
70. Hasil tersebut tentu saja sudah mencapai
waktu
target yang sudah ditetapkan sebelumnya.
pembelajaran menjadi tepat,
Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran
Hasil
IPA kelas IIIB dengan menerapkan model
menunjukkan
pembelajaran TGT Sudah Mencapai Target
BERHASIL. Keberhasilan pada siklus I
Indikator Yang Diharapkan,Yaitu Sebesar 65
berasal dari pihak guru dan siswa, maka
(70 % Dari Total Jumlah Siswa ) Adapun
dengan demikian tidak perlu lagi diperbaiki
evaluasi terhadap pelaksanaan siklus I.
atau diadakan lagi pada siklus II
1) Guru dalam kegiatan presentasi kelas, menjelaskan materinya dengan baik dan tertib, sehingga materi yang disampaikan difahami.
ke
siswa
Mengakibatkan
mudah siswa
maksimal dalam mengerjakan soalsoal dalam LKS.
yang
digunakan
refleksi bahwa
pada siklus
selama
siklus I
I
SUDAH
(penelitian dihentikan). PEMBAHASAN 1. Keberlangsungan proses belajar mengajar IPA melalui penerapan model Pembelajaran TGT Sebagaimana yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah yang dibahas dalam
2) Pembagian kelompok siklus I sudah
pembahasan ini adalah mengenai peningkatan
merata. Hal ini terlihat dalam diskusi
hasil belajar IPA siswa kelas III SD N 70 Kuta
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|94
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... Raja Banda Aceh dengan menggunakan model
2. Ketercapaian Aspek Partisipasi Siswa
pembelajaran TGT. Berikut rangkuman data
selama Proses Belajar IPA
yang tertuang dalam tabel menunjukkan
Partisipasi siswa diamati oleh observer
dinamika pada siklus I. Siklus I dilaksanakan
pada saat proses pembelajaran berlangsung
satu kali pertemuan. Pada hasil pelaksanaan
dengan berpedoman pada lembar observasi
siklus I menunjukkan adanya peningkatan
yang telah dibuat sebelumnya. Aspek yang
hasil belajar IPA siswa kelas III SD N 70 Kuta
diamati selama proses pembelajaran adalah
Raja Banda Aceh. Skor rata-rata hasil belajar
perhatian siswa terhadap pelajaran, antusias
IPA siswa pada siklus I adalah 70. Nilai
dalam kelompok, keberanian mengemukakan
tertinggi pada siklus I adalah 90 dan nilai
pendapat,
terendah adalah 50. Siswa yang mendapatkan
kemampuan
nilai tertinggi adalah siswa yang aktif dalam
pembelajaran, tekun dalam kerja kelompok,
semua
saat
efektif dalam penggunaan waktu dan mampu
belajar
bekerja sama dalam kelompok (untuk lebih
kegiatan,
memperhatikan
mulai
presentasi
dari kelas,
kemampuan
berkomunikasi,
menggunakan
alat/
media
kelompok, dan permainan atau games. Selain
jelasnya dapat dilihat pada lembar observasi
itu, siswa tersebut sering bertanya apabila ada
lampiran).
hal-hal
bahwa
atau
ada
materi
yang
belum
Hasil
observasi
partisipasi
siswa
mengalami
dimengerti. Sedangkan siswa yang mendapat
peningkatan
nilai terendah, yaitu nilai 50 dikarenakan siswa
pembelajaran TGT.
tersebut kurang aktif mulai dari presentasi
Keterbatasan Penelitian
kelas,
kurang
Dalam penelitian tindakan kelas ini, dibalik
bersemangat dalam presentasi hasil kegiatan
fakta keberhasilan penelitian tentu juga banyak
kelompok,
dalam
hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki.
tersebut
Hal tersebut karena beberapa keterbatasan
dalam
masih
pelaksanaan memang
kegiatan
kurang
games,
belum
diskusi,
dan
paham
paham siswa tentang
model
setelah
menunjukkan
menerapkan
model
dalam penelitian ini, yaitu:
pembelajaran TGT. Selain itu, dari pihak
1) Penelitian ini fokus pada faktor eksternal
keluarga terutama kedua orangtuannya kurang
dan terbatas di lingkungan sekolah.
memperhatikan
orangtua
2) Masih terdapat 5 siswa yang belum tuntas,
terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
maka diserahkan kepada guru kelas III untuk
Dalam hal ini, keluarga menjadi salah satu
mengadakan pelajaran remidial bagi kelima
faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak.
siswa yang belum tuntas dengan menjelaskan
Seperti yang dikemukakan oleh Slameto
kembali materi yang telah diajarkan.
(2003: 54-72) bahwa faktor-faktor yang
3) Dalam penelitian ini, validator instrumen
mempengaruhi hasil belajar antaralain: factor
oleh dosen pembimbing skripsi.
siswa
tersebut,
internal (faktor jasmaniah, psikologis,dan kelelahan)
dan
factor
eksternal
(faktor
keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|95
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran... perlu melakukan lagi siklus II. Karena pada
PENUTUP
hasil evaluasi siklus I ada 17 siswa (77,27 %)
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang
yang berhasil mencapai KKM dengan nilai
telah dibahas pada bab sebelumnya, dapat
rata-rata kelas sebesar 70 dan 5 orang siswa
disimpulkan
bahwa
“Penerapan
Model
(22,72 %) belum mencapai nilai KKM.
Pembelajaran
Teams
Games
Tournament
Dengan demikian siswa kelas III SD Negeri
(TGT) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar
Kuta Raja Banda Aceh telah mencapai
Siswa Kelas III SD Negeri 70 Kuta Raja
ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata kelas
Banda Aceh Khususnya Pada Materi Sumber
sebesar 70.
Daya Alam”. Hasil belajar meningkat karena adanya
kerjasama
dalam
Setelah melakukan penelitian tindakan
kelompok. Siswa juga melakukan permainan
kelas ini, dapat disampaikan saran bagi guru
akademik dengan antusias sehingga kegiatan
kelas terutama guru kelas III yang ingin
pembelajaran menjadi lebih menarik dan
menerapkan model TGT pada pembelajaran
menyenangkan. Kerjasama yang dilakukan
IPA agar menekankan kepada siswa untuk
siswa dalam kelompok menjadikan kegiatan
dapat
pembelajaran
berkualitas.
pertanyaan guru karena siswa ketika sudah
Terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang
dilakukan games, siswa tidak fokus dengan
signifikan pada siklus I, sehingga peneliti tidak
pembelajaran.
ISSN 2355-0066
antar
menjadi
siswa
2. Saran
lebih
terlibat
pada
kegiatan
menjawab
Jurnal Tunas Bangsa|96
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran...
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Budi Wahyono dkk, (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 2008 Djemari Mardapi, 2008. Definisi evaluasi asesmen dan tes.http://dakubelajar. blogspot.com/2013/09/definisi-evaluasi-asesmen-dan-tes.html (diakses tanggal 22 Mei 2015). Eva Rita (2013). Penggunaan metode eksperimen dapat mencapai ketuntasan belajar pada materi perubahan wujud benda dan sifat serta kegunaannya di Kelas IV SDN 62 Banda Aceh. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Edi
Suardi (2012). Hakikat dan ciri-ciri belajar. Diakses di http://candrajunie.blogspot.com/2012/06/hakikat-dan-ciri-ciri-belajar.html (diakses tanggal 24 Mei 2015).
Eggen dan Kauchak dalam bambang Triwarsita (2008). Efektifitas pembelajaran. Diakses di http://elnicovengeance.wordpres.com/2012/09/01/efektifitas-pembelajaran/ (diakses tanggal 22 Mei 2015). Gage
dan Berliner. Macam-macam teori belajar. Diakses di http:// belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ (diakses tanggal 22 Mei 2015).
Indah Komsiah (2002).Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: SUKSES Offset 2012. Lisa Fiyerni (2014). Skripsi “Upaya meningkatkan kemampuan pelajaran Bahasa Indonesia Materi Percakapan Melalui Metode Demonstrasi Murid Kelas IV SD Negeri Sihoum Indrapuri”. Skripsi tidak dipublikasikan. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Muhammad. Y (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Jakarta: Kencana 2013. Muhibbin Syah (2013). Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Notoatmodjo.S (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: 2010 Purwa Atmaja Prawira (2012). Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru/Purwa Atmaja Prawira. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012 Sardiman, A.M (1986). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006. Sudjana, G. (2001). Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production. Sudjana (2011). Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Belajar. Di akses di http://dijilid.ump.ac.id/fiks/diski/6/jhptump-a-animarifat-292-2-babii.pdf (diakses tanggal 25 Mei 2015). Sudjana (2005). Hipotesis Penelitian Pendidikan. Diakses di http://matcsucces.blogspot.com/2014/12/hipotesis-penelitian-pendidikan.html?m=1 (diakses tanggal 25 Mei 2015). Suhardjono(2004).https://summerinjember.wordpress.com/2014/12/19/penerapan ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|97
Lili Kasmini dan Resti Fauziah, Penerapan Model Pembelajaran...
-metode-karya-wisata-dalam-pembelajaran-sejarah-sbm/ (di akses tanggal 05 Juni 2015). Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Trianto, (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Zakapedia. Pengertian wawancara dan jenis wawancara. Diakses di http://www. zakapedia.com/2013/10/pengertian-wawancara-dan-jeniswawancara.html# (diakses tanggal 22 Mei 2015).
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|98