HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS PEKERJAAN SERTA PERILAKU PENCEGAHAN DIARE IBU TERHADAP KEJADIAN DIARE YANG DISERTAI DEHIDRASI PADA BALITA USIA 1-4 TAHUN (STUDI KASUS PASIEN RAWAT INAP RSUD DR.SOEKARDJOKOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016) Lesy Lailatul Hikmati1) Siti Novianti dan Andik Setiyono2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi1) Universitas Siliwangi(
[email protected]) Dosen Pembimbing Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan2) Universitas Siliwangi ABSTRAK Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama dari ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai negara termasuk Indonesia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan, status pekerjaan serta perilaku pencegahan diare ibu terhadap kejadian diare yang disertai dehidrasi pada balita 1-4 tahun (studi kasus pasien rawat inap RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya). Berdasarkan laporan tahunan RSUD dr. Soekardjo pada tahun 2015 terdapat 283 penderita diare balita. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol. Populasi penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 1-4 tahun yang dirawat inap di RSUD dr. Soekardjo. Sampel kasus berjumlah 30 balita teknik yang digunakan sampling aksidental. Sampel kontrol berjumlah 30 balita. Variabel yang diteliti terdiri dari perilaku pencegahan diare, tingkat pendidikan ibu dan status pekerjaan ibu. Instrumen penelitian ini yaitukuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi-squre dengan α = 0,05 dan CI:95%. Hasil penelitian analisis univariat menurut tingkat pendidikan ibu, pendidikan dasar lebih banyak yaitu (55%) dan pendidikan menengah sebanyak (45%). Status pekerjaan ibu yang tidak bekerja mencapai (80%) lebih banyak dibandingkan ibu yang bekerja (20%). Perilaku ibu dalam pencegahan diare, perilaku baik mencapai (67,7%) dan perilaku ibu yang kurang baik mencapai (33,3%). Hasil penelitian analisis bivariatmenunjukkantidak ada hubungan antara status bekerja dengan kejadian diare pada balita (p value 0,784 ; α=0,05), ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diare pada balita (p=0,038;OR=3,500) danada hubungan antara perilaku pencegahan diare dengan kejadian diare pada balita (p=0,000;OR=11,769).Saran buat masyarakat terutama ibu untuk mengurangi kejadian diare pada balita disarankan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat, terutama mencuci tangan dengan sabun sebelum makan atau sebelum menyuapi anak dan selalu membersihkan tangan anak balita setelah bermain. Kata Kunci : Tingkat pendidikan, Status pekerjaan , Perilaku Pencegahan , Diare, Balita 1-4 Tahun
ABSTRACT Diarrheal disease remains one of the important public health problem because it is a major contributor of the third child morbidity and mortality in many countries, including Indonesia. The research objective was to determine the relationship between the level of education, employment status and behavior of mothers towards the prevention of diarrhea incidence of diarrhea accompanied by dehydration in infants 1-4 years (a case study of inpatients dr. Soekardjo Tasikmalaya). Based on the annual report of dr. Soekardjo in 2015 there were 283 children under five with diarrhea. The design study is a case-control. The study population was mothers of children aged 1-4 years who are hospitalized in dr. Soekardjo. Sample cases amounted to 30 toddlers accidental sampling technique used. The control samples were 30 toddlers. Variables studied consisted of behavioral prevention of diarrhea, mother's education level and employment status of the mother. This research instrument yaitukuesioner. Data analysis using Chisqure test with α = 0.05 and 95% CI. The results of the univariate analysis research by mother's education level, basic education more courses (55%) and secondary education as much (45%). Job status mothers who did not reach (80%) more than working mothers (20%). Mother's behavior in the prevention of diarrhea, good behavior reached (67.7%) and maternal behavior unfavorable reached (33.3%). The results of the analysis of research bivariatmenunjukkantidak no relationship between work status with the incidence of diarrhea in infants (p value 0.784; α = 0.05), there is a correlation between maternal education with the incidence of diarrhea in infants (p = 0.038; OR = 3.500) danada relationship between behavioral prevention diarrhea with the incidence of diarrhea in infants (p = 0.000; oR = 11.769) .Saran for the community, especially mothers to reduce the incidence of diarrhea in infants suggested increasing clean and healthy lifestyle, especially handwashing with soap before eating or before feeding a child and always clean hands toddlers after playing. Keywords: level of education, employment status, Behavior Prevention, diarrhea, Toddler 1-4 Years PENDAHULUAN Penyakit diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia. Survey morbiditas yang dilakukan Subdit diare, Depkes RI tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insiden naik. Diare juga merupakan penyebab kematian nomor tiga pada semua usia (Kemenkes RI, 2011). Pada tahun 2014 di Provinsi Jawa Barat angka kesakitan diare mencapai 1.068.685 orang (Kemenkes RI,2015). Berdasarkan data yang diambil di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya dari bagian rekam medic angka kesakitan rawat inap diare dilihat dari semua umur,pasien tahun 2015 balita 1-4 tahun mencapai 32% (283 balita).
Faktor-faktor risiko secara umum yang mempengaruhi penyakit diare diantaranya adalah faktor lingkungan, pendidikan, sosial ekonomi dan perilaku masyarakat. Faktor perilaku ibu misalnya kebiasaan ibu yang tidak mencuci tangan, mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan, penyimpanan makanan balita, pemberian ASI Eksklusif, tempat BAB balita dan pemberian imunisasi campak (Soegijanto,2002). METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan pendekatan kasus kontrol dengan teknik sampling aksidental. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil kasus yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian, sedangkan kelompok kontrol diambil balita yang tidak diare ditempat tersebut.. Variabel bebas dalam penelitian ini diantaranya : Tingkat pendidikan ibu, Status pekerjaan ibu dan Perilaku pencegahan diare. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan alat ukurnya kuesioner. Analisis data yang digunakan antara lain Univariat dan Bivariat dengan uji statistik Chi Square. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis univariat Tabel 1 Distribusi Jenis Kelamin Balita di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Jenis kelamin F (%) Laki-laki 34 56,7 Perempuan 26 43,3 Jumlah 60 100 Berdasarkan tabel 1 dapat terlihat bahwa jumlah anak balita berjenis kelamin lakilaki sebanyak 34 balita (56,7%) dan jumlah anak balita berjenis kelamin perempuan sebanyak 26 balita (43,3%). Tabel 2 Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tingkat pendidikan F (%) Dasar (SD/Sederajat, SMP/Sederajat) 33 55 Menengah (SMA/Sederajat) 27 45 Jumlah 60 100 Berdasarkan tabel 2 Ibu yang mempunyai pendidikan dasar lebih banyak yaitu 33 orang (55%) dan ibu yang mempunyai pendidikan menengah sebanyak 27 orang (45%).
Tabel 3 Distribusi Status Pekerjaan Ibu di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Status Pekerjaan Ibu F (%) Bekerja 12 20 Tidak bekerja 48 80 Jumlah 60 100 Berdasarkan tabel 3 Ibu yang tidak bekerja yaitu 48 orang (80%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang bekerja yaitu 12 orang (20%). Tabel 4 Distribusi Perilaku Ibu Pencegahan Diare di RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya No 1 2 3 4
Perilaku
Kategori
F
(%)
Perilaku mencuci tangan pakai sabun setelah BAB Perilaku mencuci tangan pakai sabun sebelum menyapi balita
Tidak Ya Tidak Ya Dimeja tidak tertutup
12 48 42 18 19
20 80 70 30 31,7
Dimeja tertutup Tidak Ya Disembarang tempat
41 20 40 9
68,3 33,3 67,7 15
Di Jamban
51
85
19
31,7
41
68,3
Simpan makanan ASI Eksklusif Tempat Buang Air Besar
5 6
Imunisasi campak
Tidak Ya
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui diantaranya perilaku baik cuci tangan setelah BAB mencapai (80%) dan responden yang tidak mencuci tangan setelah BAB (20%), perilaku kurang baik tidak cuci tangan dengan sabun sebelum menyuapi balita mencapai (70%) dan responden yang selalu mencuci tangan pakai sabun sebelum menyuapi balita (30%), perilaku baik dalam penyimpanan makanan yang selalu dimeja tertutup mencapai (68,3%) dan penyimpanan makanan dimeja terbuka (31,7%), balita yang diberikan ,ASI Eksklusif mencapai (67,7%) dan yang diberikan susu formula (33,3%), balita yang BAB Dijamban mencapai (85%) dan balita yang masih BAB dikolam ikan dan kebun (15%) dan balita yang diberikan imunisasi campak (68,3%) dan yang tidak imunisasi campak (31,7%).
Tabel 5 Kategori Perilaku Ibu Pencegahan Diare di RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya Perilaku ibu F (%) Kurang baik 20 33,3 baik
40
67,7
Jumlah
60
100
Berdasarkan tabel 5 dikategorikan menjadi dua kategorik yaitu perilaku baik dan kurang baik, Ibu yang berperilaku baik yaitu 40 orang (67,7%) dan ibu yang berperilaku kurang baik yaitu 20 orang (33,3%). B. Analisis Bivariat Tabel 6 Uji Bivariat Variabel Bebas di RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya Tidak Diare Total Kategori Diare OR Variabel p Bebas value (95%Cl n % n % N= % ) 60 Dasar 3.500 21 70 12 40 33 55 Tingkat 0,038 (1,201Pendidikan Menengah 9 30 18 60 27 45 10,196) Bekerja 7 23,3 5 16,6 12 20 Status Pekerjaan Ibu
Tidak bekerja Kurang Perilaku baik Pencegahan Baik Diare
0,747 23
76,7
25
83,4
48
80
17
56,7
3
10
20
33,3 0,000
13
43,3
27
90
40
66,7
11,769 (2,91947,458)
Berdasarkan tabel 7 proporsi ibu yang tingkat pendidikan dasar lebih banyak balitanya diare yaitu 21 balita (70%) dibandingkan dengan ibu yang tingkat pendidikan menengah yaitu 9 balita (30%). Hasil uji statistik menjelaskan ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diare (p value 0,038; α=0,05). Hasil analisis diperoleh nilai OR 3,500 dimana pendidikan ibu mempunyai resiko mengalami diare pada balita sebanyak 3,500 kali (95%CI:1,201-10,196). Ibu yang bekerja mengalami diare sebanyak 7 balita (23,3%) dan ibu yang tidak bekerja dan mengalami diare sebanyak 23 balita (76,7%). Hasil uji statistik menjelaskan tidak ada hubungan antara status bekerja ibu dengan kejadian diare dengan (p= 0,784 ; α=0,05). Proporsi perilaku pencegahan diare, proporsi kategori perilaku kurang baik lebih banyak balitanya yang mengalami diare sebanyak 17 balita (56,7%) dibandingkan proporsi perilaku kategori baik dan balitanya mengalami diare sebanyak 13 balita (43,3%). Hasil uji statistik menjelaskan ada hubungan antara perilaku ibu dengan kejadian diare (p value 0,000; α=0,05). Hasil analisis diperoleh pula nilai OR 11,769 mempunyai resiko mengalami diare sebanyak 11,769 kali (95% CI:2,919-47,458).
PEMBAHASAN Hubungan antara Tingkat Pendidikan ibu dengan Kejadian Diare pada Balita Jenjang pendidikan memegang peranan cukup penting dalam kesehatan masyarakat. Pendidikan masyarakat yang rendah menjadikan mereka sulit diberi tahu mengenai pentingnya perilaku pencegahan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular diantaranya diare, sulitnya mereka menerima penyuluhan, menyebabkan mereka tidak peduli terhadap upaya pencegahan penyakit menular (sander,2005). Penelitian yang dilakukan di RSUD dr.Soekardjo hubungan kejadian diare pada balita dengan tingkat pendidikan ibu berdasarkan hasil wawancara bahwa responden dengan tingkat pendidikan dasar lebih banyak dibandingkan dengan tingkat pendidikan menengah, bahwa responden dengan tingkat pendidikan yang rendah menunjukkan kurangnya perilaku pencegahan kejadian diare dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit diare dan responden yang pendidikan menengah masih ada yang belum mengetahui tentang pengetahuan diare dan cara pencegahan masih kurang. Penelitian ini selaras dengan yang dilakukan Giyantini (2000) kejadian diare pada balita, bahwa ibu yang berpendidikan dasar berisiko terjadinya diare pada balita 3,42 kali dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan tinggi artinya ada hubungan pendidikan ibu dengan kejadian diare. Hubungan antara Status Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita Bekerja mempunyai hubungan yang erat dengan status ekonomi, sedangkan berbagai jenis penyakit yang timbul dalam keluarga sering berkaitan dengan jenis pekerjaan yang mempengaruhi pendapatan keluarga (Noor, 2008). Penelitian selaras dengan yang dilakukan oleh Purwidiana (2009) tentang kejadian diare pada balita di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen menunjukkan tidak ada hubungan status bekerja ibu dengan kejadian diare. Berdasarkan wawancara terhadap responden di RSUD dr. Soekardjo bahwa status ibu yang bekerja tidak ada hubungan hal ini di dukung karena rata-rata pekerjaan ibu tersebut sebagai pedagang dan buruh sehingga ibu masih memiliki waktu luang untuk mengasuh balita mereka karena jenis pekerjaan tersebut tidak membutuhkan waktu lama untuk meninggalkan balita dirumah. Sehingga status ibu bekerja tidak berpengaruh besar terhadap kejadian diare pada balita Hubungan antara Perilaku Pencegahan Diare dengan Kejadian Diare pada Balita Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dapat mencegah penyakit infeksi, perilaku CTPS dapat menurunkan separuh kasus diare (Depkes RI, 2010). Penelitian ini selaras dengan yang dilakukan oleh Nuraeni (2012) tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian diare menunjukkan bahwa balita akan berisiko mengalami diare 5,4 kali dibandingkan dengan balita pada ibu yang mempunyai perilaku baik. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dapat mencegah penyakit infeksi, perilaku CTPS dapat menurunkan separuh kasus diare (Depkes RI, 2010). Berdasarkan wawancara
terhadap responden perilaku kurang baik banyak reponden yang tidak mencuci tangan pakai sabun sebelum menyiapkan makanan atau menyuapi balita, di lakukan penyuluhan tetapi kurangnya memahami apa yang disampaikan penyuluh responden terhadap masalah perilaku tersebut dan menganggap perilaku yang dilakukannya tidak berpengaruh terhadap kejadian diare pada anaknya. Perilaku yang termasuk kategori baik, bahwa responden yang mengetahui perilaku pencegahannya dan memahami apa yang disampaikan penyuluh kesehatan. KESIMPULAN Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare pada balita, tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan kejadian diare pada balita dan ada hubungan antara perilaku ibu dengankejadian diare pada balita. SARAN Untuk mengurangi kejadian diare pada balita disarankan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat, terutama mencuci tangan dengan sabun sebelum makan atau sebelum menyuapi anak dan selalu membersihkan tangan anak balita setelah bermain. DAFTAR PUSTAKA Depkes. RI, (2000). Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare.Jakarta: Ditjen PPM dan PPL Depkes RI 2011. Panduan sosialisasi Tatalaksana Diare Pada Balita, Jakarta:Kementrian Kesehatan RI Gibney, G (2004). Buku Panduan Pemulihan Gizi Anak Malnutrisi, Giyantini, T (2000) Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Diare pada Balita di Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur Tahun 2000. Depok Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Kemenkes RI, 2011. Buletin Data dan Informasi Kesehatan, Jakarta:Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Majid, N (2006). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Cisurupan Kabupaten Garut Tahun 2006. Depok: Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Notoatmodjo, S, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Rineka Cipta Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit PT.Rineka Cipta Purwidiana, Anjar, 2009 .Hubungan Antara Faktor Lingkungan dan Faktor Sosiodemografi dengan Kejadian Diare pada Balita Di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Surakarta: Universitas Mojokerto Sander, 2005. Hubungan Faktor Sosio Budaya dengan Kejadian Diare di Desa Candinogoro Kecamatan Wonoayu Widoyono, Penyakit Tropis :Epidemiologi, Penularan, Pencegahan. dan Pemberantasannya, Jakarta:2008 Yusinta, Meivi 2014. Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dehidrasi Diare pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalijudin