LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI PESERTA DIDIK PADA PAKET C KELAS TIGA DI SKB KOTA GORONTALO
SITI YUNUS NIM. 121410009
1
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI PESERTA DIDIK PADA PAKET C KELAS TIGA DI SKB KOTA GORONTALO
SITI YUNUS Mahasiswa Jurusan PLS Fakultas Ilmu Pendidikan Misran Rahman,Yakob Napu 1) ABSTRAK
Siti Yunus, 2014. Hubungan antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Peserta didik pada Paket C kelas tiga di SKB Kota Gorontalo. Program studi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Misran Rahman, M.Pd dan pembimbing II Drs. Yakob Napu, M.pd Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan motivasi belajar dengan prestasi peserta didik pada program paket C di SKB Kota Gorontalo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Kuantitatif, terdiri dari dua Variabel yaitu motivasi belajar sebagai variabel X dan Prestasi Belajar sebagai variabel Y, Populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik pada program Paket C di SKB Kota Gorontalo sebayak 30 orang, sampel penelitian ini adalah seluruh populasi. Instrumen menggunakan angket dan dokumentasi, teknis analisis menggunakan analisis korelasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar peserta didik pada program paket C di SKB Kota Gorontalo. Penelitian menunjukkan bahwa, Motivasi Belajar memiliki arti penting bagi peningkatan Prestasi belajar. Semakin tinggi motivasi yang dimilikinya, maka prestasinya juga akan meningkat. Hasil analisis data terdapat hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi peserta didik pada program paket C di SKB Kota Gorontalo. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian hipotesis yaitu t hitung ≥ t daftar. Peningkatan Motivasi belajar peserta didik memiliki hubungan yang positif dengan prestasi belajar. Kata Kunci: Motivasi Belajar, Prestasi Belajar
1)
Siti Yunus, Mahasiswa Jurusan PLS Universitas Negeri Gorontalo Dr. Misran Rahman, M.Pd, Dosen Jurusan PLS Universitas Negeri Gorontalo Drs. Yakob Napu, M.Pd, Dosen Jurusan PLS Universitas Negeri Gorontalo
2
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam menjalani kehidupan. Pendidikan dapat berlangsung kapan saja dan dimana saja. Terkait dengan hal itu, maka dalamUndang- Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas) No. 20 pasal 13 tahun 2003 mencantumkan bahwa pendidikan berlangsung melalui tiga jalur yaitu, pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Begitu juga menurut Taqiyuddin (2008:1) Pendidikan adalah suatu proses upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari keadaan tertentu ke suatu keadaan yang lebih baik. Jalur pendidikan nonformal termasuk pendidikan yang bersifat kemasyarakatan, tekanan strukturnya pada pengembangan minat, bakat dan kemampuan, serta kesempatan belajar untuk bekerja atau berusaha. Oleh karena itu, ketentuan satuan dan jenis pendidikan maupun petunjuk pelaksanaanya ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Komar (2006 : 196). Komar (2006: 196), mengatakan bahwa pendidikan nonformal memperoleh porsi yang besar karena kedudukannya sebagai salah satu jalur pendidikan pada system pendidikan nasional, disamping jalur lainnya. Jalur pendidikan nonformal memiliki ciri yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar- mengajar yang tidak harus berjenjang dan bersinambung. Dalam pendidikan nonformal itu terdapat beberapa lembaga salah satunya adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Sanggar Kegiatan Belajar (UPTD SKB) Kabupaten Kota yang berada di masyarakat yang menyelenggarakan macam-macam program yang dijalankan seperti program kesetaraan yaitu paket Asetara dengan SD, paket B setara dengan SMP/MTs, dan paket C setara dengan SMA/MA. Program kesetaraan ini adalah program pendidikan luar sekolah yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang setara dengan pendidikan formal. Dalam ha lini, Komar (2006: 200) menyatakan bahwa“Cakupan program pendidikan nonformal (PNF) digolongkan pada pendidikan prasekolah, pendidikan dasar/kesetaraan, dan pendidikan berkesinambungan”.
3
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikkan kesetaraan merupakan pendidikan nonformal yang ditujukan kepada masyarakat yang sebelumnya tidak berkesempatan mendapatkan pendidikan formal atau mereka yang mengalami putus sekolah. Pendidikan kesetaraan salah satunya adalah program paket C. Program paket C merupakan program pendidikan menengah pada jalur pendidikan nonformal setara SMA. Program paket C diharapkan dapat membekali warga belajar dengan berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan, serta sikap, agar nantinya dapat berpartisipasi aktif dan produktif hingga dapat menunjang kualitas kehidupan. Oleh karenanya pemerintah dalam penyelenggaraan program paket C telah berusaha melengkapi berbagai fasilitas yang berhubungan dengan pembelajaran tersebut. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang sangat diharapkan peserta didik dalam menempuh pendidikan. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan proses pembelajaran yang efektif sehingga membutuhkan motivasi peserta didik. Dengan adanya motivasi untuk belajar yang ada pada setiap individu, maka peserta didik tersebut akan memiliki prestasi yang baik dibandingkan dengan mereka yang kurang termotivasi dalam belajar. Karena pada dasarnya belajar merupakan masalah bagi setiap orang/manusia, karena melalui belajar pengetahuan, keterampilan, sikap, kebiasaan, nilai, dan tingkah laku,serta semua perbuatan manusia dapat dibentuk. Dengan belajar tersebut juga seseorang bisa memiliki atau meraih sebuah prestasi dengan baik. Sebagaimana Menurut Rusman (2010:134) “Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya sekedar menghafal, melainkan suatu proses mental yang terjadi dalam diri seseorang”. Dalam proses pembelajaran sering kali seorang pendidik maupun tutor menjumpai beberapa masalah yang berkaitan dengan semangat peserta didik dalam belajar. Hal tersebut salah satunya karena kurangnya motivasi
dari dalamd iri
individu itu sendiri. terutama dalam proses pembelajaran berlangsung. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari dalam dan luar diri peserta didik. Faktor luar misalnya fasilitas belajar, cara tutor mengajar, sistem pemberian
4
umpan balik, dan sebagainya. Faktor- faktor dari dalam diri pesertadidik mencakup kecerdasan, strategi belajar, serta motivasi belajar yang dimilikinya. Motivasi
adalah
“pendorong”
suatu
usaha
yang
disadari
untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorangatausetiapindividu agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil ataupun tujuan tertentu. SebagaimanaMenurut para ahli psikologi, pada diri seseorang terdapat diri penentu tingkah laku, yang bekerja untuk mempengaruhi tingkah laku itu. Faktor penentu tersebut adalah motivasi atau daya penggerak tingkah laku manusia. Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang, dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Seseorang senang terhadap sesuatu apabila ia dapat mempertahankanrasa senangnya,dan melakukan kegiatan itu. (2) apabila seseorang merasa yakin mampu menghadapi tantangan maka ia akan terdorong melakukan kegiatan tersebut. Sri Endang Saleh, (2007:6). Program paket C merupakan program pendidikan menengah pada jalur pendidikan nonformal yang dapat diikuti oleh semua peserta didik yang ingin menyelesaikan pendidikan setara SMA. Kemudian lulusan Program Paket C berhak mendapat ijazah dan diakui setara dengan ijazah SMA serta memiliki keterampilan untuk bekerja atau dapat berwirausaha. Sebagaimna yang tercantum dalam Undang-Undang RI Tahun 2003 pasal 26 ayat 6 “Hasil pendidikan non formal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional penilaian. Program paket C merupakan nonformal yang
program pendidikan luar sekolah pada jalur
dituju bagi warga masyarakat yang karena keterbatasan sosial,
ekonomi,waktu, kesempatan, dan geografis tidak dapat mengikuti pendidikan di sekolah menengah atas sederajat (Dirjen PLS,2004:10) Program paket C merupakan Pendidikan Non Formal
maupun pendidikan luar sekolah (PLS) bagi warga
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai penganti, pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan
5
non formal juga berfungsi mengembangkan potensi peserta peserta didik dengan penekanan pada penguasaan dan keterampilan fungsional. Dirjen PLS (2004: 12) Program
Paket
C
berfungsi
untuk
mengembangkan
pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai yang setara dengan SMA, dan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan kepada peserta didik yang karena berbagai hal kebutuhannya tidak dapat dipenuhi oleh sekolah, sehingga dapat akses terhadap pendidikan setara SMA bagi orang dewasa. Adapun tujuan program paket C yaitu: mengembangkan dasar-dasar pembentukan warga negara yang beriman, dan bertaqwa berkarakter dan bermartabat, memberikan pembelajaran bermakna dan produktif dengan standar yang memadai. Memberikan kecakapan hidup yang berorientasi mata pencaharian, kewirausahaan, kejuruan dan pekerjaan. Selain itu memberikan pembekalan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan hidup di masyarakat. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “movere” berarti menggerakkan” (Winardi, 2007 56). Motivasi merupakan suatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi juga merupakan suatu rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh orang kepada orang lain, dengan tujuan orang tersebut mampu melakukan sesuatu. Menurut Uno (2006: 1) Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Begitupun Djiwandono, (2002: 329) bahwa “motivasi adalah salah satu prasarat yang amat penting dalam belajar”. Pengertian Motivasi menurut
Sardiman (2008: 73) mengatakan bahwa
motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.
6
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik paket C kelas tiga di SKB Kota Gorontalo. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 4 bulan dimulai dari tahapan perencanaan, persiapan, pembuatan angket, penyebaran angket, pengumpulan angket, pengolahan data, dan sampai pada penyusunan hasil olahan data. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik pada program paket C yang ada di SKB Kota Gorontalo sebanyak 30 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Dalam pengambilan sampel digunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2010:24) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang diteliti relatif kecil. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 responden/orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk mengukur motivasi belajar, dan raport untuk melihat nilai hasil/ belajar peserta didik. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif, menggunakan statistik.
Sugiono, (2012:147). Adapun Statistik yang digunakan
dalam menganalisis data ini yaitu Statistik
deskriptif. Sebagaimana menurut
Sugiono, (2012:147) bahwa “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistic deskriptif dalam analisisnya.
7
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian, diadakan pengujian melalui koefisien korelasi. 1. Analisis Korelasional Untuk mengukur derajat hubungan antara variabel X (motivasi belajar) dan variabel Y (Prestasi belajar peserta didik), makadihitung koefisienkorelasi. Dari hasil perhitungan Koefisien Korelasi (r) padalampiran 7,diperoleh koefisien korelasi sebesar ( r) = 0.9. Dan koefisien determinasinya( r² ) adalah 0.81 atau sekitar 81 % yang berarti bahwa hubungan yang ditimbulkan oleh motivasi belajar terhadap prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebesar 81 % sedangkan sisanya sebesar hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdesain dalam penelitian.
Ho
H1
0.361
0.9
Gambar 3. Penolakan dan Penerimaan H1 dan Ho Berdasarkan gambar penolakan dan penerimaan di atas, maka hipotesis penelitian ini berbunyi “terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas tiga Program paket C, di SKB Kota Gorontalo
8
PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif jenis korelasi dimana dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari tingkat hubungan antara Motivasi Belajar dengan prestasi belajar. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara empirik terbukti variabel Motivasi Belajar (bebas) yang diteliti, ikut menentukan Variabel prestasi(terikat). Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah motivasi belajar (variabel X) dan variabel terikat adalah hasil ataupun prestasi belajar peserta didik (variabel Y) pada kelas tiga (3) program paket C, di SKB Kota Gorontalo Berbicara
tentang
motivasi
belajar,
tidak
terlepas
dari
proses
pembelajaranbaik di dalam kelas, maupun di luar kelas.Setiap kegiatan pembelajaran pada dasarnya memiliki sejumlah tujuan yang menjadi keinginan untuk dicapai. Dalam kenyataan, tujuan belajar sangat cukup banyak dan bervariasi, tergantung dari orang atau individu yang melakukanya. Seorang peserta didik dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan melalui suatu pembelajaran atau rencana pembelajaran. Sebagai upaya dalam membantu peserta didik dalam belajar dari yang tidak diketahui akan menjadi tahu. Adapun proses pembelajaran yang dilaksanankan oleh seorang peserta didik pada hakekatnya sangat mempengaruhi prestasi atau hasil belajarnya. Terutama aspek yang berkaitan dengan motivasi belajar pendidik kepada peserta didik. Motivasi belajar peserta didik yang telah dicapai dapat diukur melalui kemajuan yang telah diperoleh peserta didik setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Melalui proses belajar seorang peserta didik berusaha mengumpulkan pengalaman berupa pengetahuan, keterampilan. Dengan demikian jelaslah bahwa motivasi dan prestasi atau hasil belajar merupakan dua unsur yang saling berhubungan dan harus dicapai dalam dunia pendidikan. Namun dari sekian peserta didik, ternyata masih ada sebagian
peserta didik yang kurang termotivasi selama proses pembelajaran
berlangsung yakni, motivasi yang timbul dari dalam diri peserta didik, seperti keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan
9
pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil dan motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti: hadiah, dan persaingan. Berdasarkan penjelasan dan deskripsi hasil penelitian, maka diperoleh hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar peserta didik. Untuk mengukur derajat hubungan antara variabel X (motivasi belajar) dan variabel Y (Prestasi belajar peserta didik), maka diuji dengan menghitung koefisien korelasi. Hasil perhitungan pada lampiran 7 menjelaskan bahwa koefisien korelasi sebesar r = 0.9 dengan koefisien determinasi sebesar r² = sebesar 81 atau 81 %. Dengan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Koefisien korelasi 81 % variasi prestasi belajar ditentukan oleh motivasi belajar. Sedangkan 19 % ditentukan oleh faktor lain. KESIMPULA N Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar mempunyai hubungan positif dengan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Paket C, pada kelas 3 di SKB Kota Gorontalo. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian hipotesis, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.9 dengan korelasi determinasi r2 = 0.81 atau 81 %. 2. Hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yaitu " Terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran. Bahasa Indonesia Paket C kelas 3 di SKB Kota Gorontalo. SARAN Berdasarkan simpulan penelitian, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut: Pendidik/pamong, hendaknya dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik tidak semata-mata dengan menjelaskan materi dan melakukan evaluasi, tetapi
10
pendidik juga harus membangkitkan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga peserta didik memiliki kemauan yang tinggi untuk belajar
DAFTAR RUJUKAN Komar, Oong. 2006. Filsafat Pendidikan Nonformal. Bandung. Rineka Cipta Makmun, Abin Syamsuddin. (2007). Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja RosdaKarya. Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung. Kencana. Sardiman, A. M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Taqiyuddin. 2008. Pendidikan untuk semua, dasar dan falsafah pendidikan luar sekolah. Bandung. Mulia Press
Uno, Hamzah.2006. Teori Motivasi & Pengukurannya. PT Bumi Aksara.
11