LEMBAR PENGESAHAN Dokumen Strategi Pemasaran PLPBK Desa Pamijen Tahun 2015 Kecamatan : Bumiayu Kabupaten : Brebes Provinsi : Jawa Tengah Dokumen Strategi Pemasaran telah dibuat dan dirumuskan oleh Tenaga Ahli Pemasaran (TAP) Desa Pamijen melalui pelaksanaan siklus Program PLPBK Tahun 2014. Selanjutnya, Dokumen strategi Pemasaran ini dapat dijadikan pedoman untuk memasarkan program-program perencanaan yang tertera dalam RTPLP di Desa Pamijen. Disahkan di : Bumiayu, Kabupaten Brebes Tanggal : Mei 2015
Disusun Oleh :
TENAGA AHLI PEMASARAN
TIM INTI PERENCANAAN DAN PEMASARAN
Mitra Satria, ST
Samsul Ma’arif
Disetujui Oleh :
KEPALA DESA PAMIJEN KEC. BUMIAYU KAB.BREBES
Subhan Maulidi, S.E
KOORDINATOR LKM MUGI SUGIH DESA PAMIJEN
Nita Wiharti
Pada BAB I akan diuraikan mengenai latar belakang pemasaran PLPBK, maksud tujuan dan sasaran. Selain itu juga akan diuraikan ruang lingkup kegiatan, metodologi penyusunan serta sistematika penulisan dokumen.
1
Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. Program PLPBK (Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas) merupakan kegiatan masyarakat untuk merencanakan dan membangun tatanan kehidupan warga berdasarkan visi masa depan yang dibangun bersama, untuk mewujudkan lingkungan fisik yang sehat, tertib, selaras dan lestari, yang merupakan wujud dari budaya maju masyarakatnya (Community Based Neighbourhood Development). Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (Neighbourhood Development) pada dasarnya merupakan bentuk stimulan bagi keberhasilan masyarakat di Desa Pamijen yang telah mampu membangun lembaga masyarakat (BKM) mencapai kualifikasi ”BKM Berdaya menuju Mandiri” atau BKM Mandiri.
Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas secara substansi merupakan implementasi konsep kemitraan dan ”channelling” program pada skala yang lebih kecil, yakni skala desa. Diharapkan, melalui kegiatan ini berlangsung proses pembelajaran, pengembangan dan pelembagaan kemitraan sinergis antara masyarakat, pemerintah, kelurahan, pemerintah desa dan kelompok peduli setempat. Prosesnya lebih mengutamakan pada keswadayaan, kemandirian dan kerja keras untuk menggalang segenap potensi sumber daya yang dimiliki bersama dan mengakses berbagai sumberdaya dari luar lainnya dalam upaya mengembangkan lingkungan permukiman yang sehat, tertib, selaras, berjatidiri dan lestari menuju cita-cita masyarakat yang sejahtera. Produk perencanaan yang telah dihasilkan melalui proses pemberdayaan atau
lebih dikenal dengan RTPLP disusun dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan wilayah dan mengentaskan kemiskinan yang ada. Oleh karenanya, dalam rangka mengeimplementasikan rencana program yang telah tertuang dalam RTPLP maka dilakukan kegiatan pemasaran PLPBK. Melalui pemasaran PLPBK, diharapkan diperoleh komitment dari masyarakat dan dukungan dari pihak luar. Pada dasarnya pemasaran PLPBK dibagi menjadi 2 yakni pemasaran internal yaitu memasarkan “product” ide/ gagasan pembangunan desa, dimana kegiatan pemasaran PLPBK ini lebih bersifat pemasaran sosial dibandingkan sebagai pemasaran ekonomi. Dalam aktivitas pemasaran sosial, maka yang menjadi bagian pentingnya adalah komitment masyarakat untuk melakukan proses belajar tentang hal baru serta pentingnya membangun kepercayaan antarpihak guna terjalin kerja sama yang baik dalam rangka mewujudkan pencapaian visi misi desa. Yang kedua adalah pemasaran eksternal yaitu memasarkan produk perencanaan yang ditujukan kepada pihak luar seperti investor dari swasta, pemerintah daerah maupun pusat serta pihak lain yang mau ikut berkontribusi dalam pembangunan di Desa Pamijen. Pemasaran ini cenderung lebih mengenalkan potensi dan permasalahan desa yang didalamnya terdapat produk unggulan maupun masalah yang diharapkan mampu ditangani demi mengoptimalkan potensi yang ada. Diharapkan dari pemasaran mampu menjadikan desa ini bisa hidup berdaya tanpa menunggu bantuan maupun perintah dari pemerintah. Selain itu penggalian kreatifitas dan penyerapan segala bentuk peraturan yang tersusun dalam Aturan Bersama (AB) Desa Pamijen dapat diimplementasikan oleh seluruh warga dan bisa menjadi contoh untuk desa-desa lain sehingga dengan mandirinya desa mampu menjadi pondasi yang kuat bagi nusantara.
2
Maksud penyusunan Dokumen Strategi Pemasaran PLPBK adalah menghasilkan suatu cara atau tahapan dalam memasarakan produk perancangan dan penataan lingkungan permukiman sebagai salah satu pedoman perencanaan ruang kawasan Desa Pamijen. Tahapan tersebut dapat dimanfaatkan untuk : 1. Para pelaku pemasaran Desa Pamijen 2. Informasi warga Desa Pamijen mengenai langkah pengembangan dan pemasaran desanya 3. Informasi penawaran bagi calon investor mengenai objek investasinya
Tujuan Tujuan yang pertama adalah untuk memasarkan gagasan perubahan sosial, termasuk di dalamnya perubahan perilaku masyarakat dan komitment masyarakat untuk melakukan perubahan. Tujuan yang kedua adalah menjual atau memasarkan ide dan gagasan pembangunan desa guna mendukung keberlanjutan segalam bentuk upaya-upaya pembangunan lingkungan permukiman berbasis komunitas yang telah dilaksanakan dan tertera dalam dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Desa Pamijen.
Sasaran dokumen strategi pemasaran PLPBK diantara yaitu – 1. Menggalang komitmen seluruh warga desa untuk berubah: mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku untuk meningkatkan kualitas hunian, lingkungan, dan kehidupan. 2. Hasil-hasil perencanaan partisipatif terkomunikasikan dan “terpasarkan” kepada pemangku kepentingan potensial [stakeholder]: pemerintah, lembaga non-pemerintah, korporasi, swasta, BUMN/BUMD, dan pemangku kepentingan lain. 3. Pengembangan mekanisme dan pembelajaran tentang community base management dalam mendukung keberlanjutan upaya pembangunan lingkungan pemukiman di masyarakat. 4. Komitmen dan kesepakatan pemangku kepentingan [stakeholder] untuk terlibat dalam pelaksanaan pembangunan kawasan PLPBK. 1. Pemasaran internal Memasarkan gagasan mengenai perilaku dan perubahan sosial dalam masyarakat melalui pembangunan komitmen dan kesepakatan bersama 2. Pemasaran eksternal Memasarkan ide / gagasan tentang perubahan tatanan fisik lingkungan permukiman dan desa sebagaimana tertuang dalam RTPLP dan AB serta pembangunan lain yang berfungsi mengembangkan
3
I. Telaah dan analisis mendalam terhadap dokumen perencanaan Metode yang digunakan pada proses/tahap ini adalah: pengkajian dokumen PS dan RTPLP, AB secara mendalam, dan observasi lapangan. II. Melakukan rembug Metode yang digunakan yaitu FGD (Forum Group Discussion) guna mendapat informasi penting, seperti: mengkaji visi-misi perencanaan, aspirasi pengembangan dan pembangunan desa yang menjadi isu-isu utama, dan guna mengetahui sejauhmana pihak tersebut memahami RTPLP dan AB serta memperkirakan tingkat komitmen masyarakat. III. Melakukan penggalian kembali Pemetaan Swadaya Metode dengan melaksanakan rembug review PS yang dihadiri wakil-wakil masyarakat. Hal ini penting untuk mengetahui program2 mana saja yang memang sudah menjadi aspirasi masy. dan siap direalisasikan serta aspirasi atau program apa saja yang terlewatkan dan belum terindikasi dalam dokumen perencanaan, termasuk usulan aspirasi baru yang mungkin penting untuk masuk dalam pengembangan. IV. Mengolah keseluruhan input, mengklasifikasi program2 dalam sektor2 yang akan masuk dalam skenario pengembangan desa, menemukan model/konsep pengembangan desa, menetapkan Rencana Kerja Tindak Lanjut [RKTL], dan mempersiapkan strategi dan cara-cara memasarkan gagasan pengembangan desa serta program2 aksinya kepada potential partner: investor masy. lokal, Pemda [SKPD], Pemprov, Pemerintah Pusat dan Swasta [CSR].
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang pemasaran PLPBK, maksud tujuan dan sasaran. Selain itu juga akan diuraikan ruang lingkup kegiatan, metodologi penyusunan serta sistematika penulisan dokumen. BAB II GAMBARAN UMUM Pada bab ini berisi tentang gambaran umum Desa Pamijen, Kajian produk perencanaan, Potensi dan masalah desa
BAB III ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan menganai tahapan analisis yang didalamnya terdapat strenghts (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan threat (ancaman) yang kemudian dirumuskan menjadi strategi dari akumulasi empat point indikator tersebut dan digunakan untuk perencanaan pemasaran. BAB IV STRATEGI PEMASARAN Pada bab ini berisi tentang strategi mengenai tahapan pemasaran internal serta tahapan strategi pemasaran eksternal yang diharapkan dapat diterapkan oleh pelaku pemasaran Desa Pamijen Kecamatan Bumiayu, Brebes.
4
Pada BAB II akan dijelaskan mengenai kondisi umum wilayah Desa Pamijen dan Garis Besar Perencanaan Desa Pamijen yang akan dipasartkan dalam kegiatan pemasaran
5
Desa Pamijen berada di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Propinsi Jawa Tengah. Letak desa ini dapat ditempuh 2 Jam dari pusat Kabupaten Brebes atau 10 menit dari Kecamatan Bumiayu. Desa ini memiliki luas wilayah 85,11 Ha yang terdiri dari 4 RW 12 RT. Penggunaan lahan di desa ini didominasi oleh pesawahan yang memiliki luas sekitar 73,56 Ha atau sebanyak 86% dari keseluruhan wilayah yang ada. Sedangkan permukiman memiliki jumlah luas sekitar 11,55 Ha atau 14% dari lahan yang ada. Berikut peta administrasi Desa Pamijen.
Desa Pamijen secara administrasi terletak di wilayah kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes Propinsi Jawa Tengah. Berikut batas administrasi wilayah Desa Pamijen : Sebelah Utara : Desa Kalinusu dan Desa Bumiayu Sebelah Selatan : Desa Kalisumur dan Desa Kaliwadas Sebelah Timur : Desa Bumiayu dan Desa Kaliwadas Sebelah Barat : Desa Kalinusu dan Desa Kalisumur
Jumlah penduduk Desaa Pamijen berjumlah 2103. Jumlah penduduk terbanyak pada kelompok usia 20-24 tahun yang berjumlah 259 dan terdiri dari 138 pria serta 121 wanita. Sedangkan jumlah penduduk terendah berada di usia 0-4 tahun yang terdiri dari 37 pria dan 36 wanita.
6
Kondisi penduduk terutama remaja usia produktif sebagian besar marantau ke kota besar. Hal ini mengakibatkan perkembangan dan kaderisasi desa mengalami penurunan. Penyebabnya adalah tidak adanya lapangan pekerjaan yang dekat dengan bumiayu atau di Desa Pamijen sendiri. Perkembangan budidaya yang menjadi ciri khas sebuah desa untuk maju perlu digalakkan agar dalam pembangunan baik fisik maupun mental masyarakat Desa Pamijen bisa semakin nyata
Mata pencaharia warga Desa sebagian besar adalah buruh tani yang berjumlah 182 jiwa. Kondisi ini disebabkan karena sebagian wilayah desa adalah lahan pertanian. Mata pencaharian berikutnya yang terdapat di desa ini adalah pedagang, petani dan pegawai negeri. Akan tetapi sebenarnya dominasi pekerjaan warga desa yang berjumlah 1009 jiwa adalah mereka yang pindah ke lain daerah untuk bekerja seperti menjadi pekerja di kota besar seperti Jakarta, Tangerang, Bekasi.
“Mewujudkan Desa Pamijen sebagai desa yang „LESTARI’ (Lingkungan Elok Sehat Tentram Aman Rapih dan Indah)”
7
a. Mewujudkan peningkatan kualitas permukiman yang LESTARI (Lingkungan Elok Sehat Tentram Aman Rapih dan Indah) ,Mendayagunakan sumber daya alam secara seimbang dan berkelanjutan. b. Meningkatkan kualitas SDM masyarakat Pamijen yang bertumpu pada IPTEK dan IMTAQ (iman dan taqwa), dalam pemanfaatan SDA secara efektif dan efisien, c. Membuka peluang masyarakat untuk berinovasi dan berkreasi melalui pengembang potensi yang dimiliki untuk menumbuhkan peluang usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, d. Penataan dan pengembangn sarana dan prasarana dasar pendukung tata ruang kawasan dan penataan bangunan (termasuk penggunaan lahan, RTH, tata bangunan, pengurangan risiko bencana, dll), untuk kegiatan ekonomi, sosial dan budaya agar tercipta pemerataan pengembangan wilayah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, e. Pemanfaatan dan penataan lahan‐lahan kosong dengan penanaman tanaman produktif sehingga dapat menjadi identitas kawasan, f. Menciptakan system persampahan dan sanitasi terpadu untuk menciptakan kesehatan lingkungan yang bersih dan sehat.
Jenis tanah Desa Pamijen adalah latosol yang memiliki tingkat kesuburan tinggi. Hal ini berpengaruh terhadap jenis pertanian yang bisa dikembangkan di wilayah ini.
Posisinya yang terletak di sepanjang Sungai Keruh berakibat pada tersediannya materal galian C yang bisa di eksplorasi dan mampu menambah penghasilan bagi penduduk lokal.
Budidaya perikanan di desa ini masih terbilang sedikit, penerapan teknologi baru dalam mengembangkan budidaya perikanan terutama lele menjadikan potensi yang kemungkinan besar mampu meningkatkan nilai dan taraf perekonomian desa dan diharapkan bisa menjadi icon Desa Pamijen sebagai penghasil lele di Kecamatan Bumiayu.
Lahan pertanian yang masih luas sebagian besar dimanfaatkan warga untuk menanam padi. Sarana irigasi yang sudah baik semakin mendukung produksi padi demi mepertahankan ketahanan pangan
Budidaya industri pertanian seperti jamur di Pamjien merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi warga meskipun hanya beberapa orang saja yang menggeluti bidang ini. Pengembangan kedepan bertujuan agar salah satu sektor perekonomian desa mampu kembali tumbuh dan bisa meningkatkan taraf hidup dari segi perekonomian warga.
8
Jalan yang rusak akibat kegiatan galian C kali Keruh. Hal ini menjadi fokus utama karena wajah pembangunan desa terlihat dari kondisi infrastruktur penunjangnya terutama jalan. Penyelesaian aktifitas galian C bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan bagi Desa Pamjien karena selain menjadi masalah, galian C juga menjadi potensi terutama bagi penghasilan warga lokal.
Pengelolaan sampah di Desa Pamijen juga belum baik. Banyak warga yang masih membakar sampah rumah tangga di pekarangan, membuang di “blumbang”, dan menumpuk berserakan di lahan perkebunan. Butuh penyuluhan dan kesadaran warga agar pengelolaan sampah dapat
Kesadaran warga yang masih rendah terhadap lingkungan sekitarnya menjadikan masalah yang cukup dasar. Tingka kesadaran merupakan dampak dari sumber daya manusia. Selain itu, banyaknya warga yang bekerja diluar kota sehingga desa terkesan “sepi” dan berdampak pada pengmebangan serta pembangunan kualitas desa
Berdasarkan rencana investasi yang ada dalam RTPLP Desa Pamijen, terdapat banyak perencanaan pembangunan. Program perencanaan tersebut dibuat dalam rangka mewujudkan Kampung Pamijen Lestari alias lingkungan elok, sehat, aman, tentram, rapi dan indah. Dari sekian banyak program perencanaan untuk desa Pamijen dengan asumsi nilai total sekita 9,7 Miliar rupiah, maka untuk tahun ini akan direncanakan kegiatan pemasaran dengan harapan mampu memperoleh dana sekitar 2,8 Miliar rupiah dengan klasifikasi 1,5 M dari PLPBK dan APBD Kab. Brebes, sisanya dari kegiatan pemasaran. Berikut program yang akan dipasarkan untuk mencapai setengah miliar sisa untuk target tahun ini.
1. Program Pengelolaan Persampahan (100 juta) Pengelolaan sampah belum maksimal. Meskipun dalam pendanaannya sudah ada dari APBN melalui PLPBK dan APBD Kabupaten. Dan itu pun masih dalam lingkup kawasan prioritas. Oleh karena itu pemasaran persampahan akan mencari target mitra untuk memperoleh program sebagai berikut:
Gerakan bersih massal (Peningkatan kesadaran warga) Pengadaan tong sampah disetiap rumah Pembuatan TPS Pengadaan alat angkut sampah (motor/gerobak) dan petugasnya Pengadan bank sampah Pembentukan papan larangan sampah serta penyuluhan kesehatan
2. Program Penguatan Ekonomi Lokal (250 Juta) Perekonomian lokal Desa Pamijen seperti budidaya lele, jamur dan pertanian sawah perlu dikembangkan. Tujuannya adalah untuk membuka lapangan kerja supaya warga tidak merantau ke Kota Besar serta sebagai pekerjaan alternatif bagi pegawai aktifitas pertambangan Kali Keruh jika perijinannya diberhentikan. Berikut Programnya :
Penyediaan pembenihan lele Pelatihan budidaya lele Pelatihan Hasil Olahan lele Pelatihan budidaya jamur tiram Penguatan sarana penunjang produksi jamur tiram Pelatihan pengelolaan hasil jamur tiram Pengadaan traktor pertanian Pengadaan alat perontok Padi Pelatihan Koperasi Desa Pengutan permodalan koperasi desa
3. Program Perbaikan infrastruktur dan Sarana Permukiman ( 1 Miliar) Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur terutama jalan desa dan saluran air bersih, drainase dsb serta sarana penunjuang lain seperti kesehatan, pendidikan, sosial budaya, peribadatan dan lain-lain. Berikut Programnya :
Perbaikan jalan desa Perbaikan drainase dan talud penahan jalan Penyediaan air bersih di RW 01 dan 02 Perbaikan masjid, Gedung Majelis Ta‟lim Pengadaan dan Perbaikan sarana pendidikan (TPQ, TK, Playgrup, SD) Pengadaan ambulan desa Pengadaan Lampu Penerangan Desa Pembangunan Gapura Desa dan Taman Desa
Berisi mengenai analisis yang digunakan untuk menemukan strategi dalam pemasaran
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai analisis yang terkait dengan program pemasaran perencanaan di Desa Pamijen
1. Penataan Permukiman dan infrastruktur
STRENGTHS = KEKUATAN
OPORTUNITY = PELUANG
1. Lahan Permukiman yang masih bisa berkembang 2. Permukiman dekat dengan lokasi mata pencaharian penduduk 3. Gotong royong warga yang tinggi
1. Kawasan permukiman yang terdiri dari 4 dusun yang lokasinya terpisah dan masih luas 2. Partisipasi warga yang baik 3. Ketersediaan lahan untuk pengembangan permukiman dan infrastruktur
STRATEGY
1. Penanganan infrastruktur terutama jalan desa, saluran drainase dan pengelolaan sampah 2. Sosialisasi kebersihan dan kesehatan 3. Komitment pengusaha galian C untuk beretribusi secara maksimal 5. Penyediaan lahan permukiman layak dan legal 6. Meningkatkan kesadaran warga akan hidup sehat dan bersih
WEAKNESSES = KELEMAHAN 1.Luas Desa yang kecil (terkecil di Kab.Brebes) 2. Jalan rusak (Infrastruktur buruk) 2. Aktifitas Penambangan galian C 3. Permukiman belum tersedia bak sampah 4. Kurang maksimalnya pengelolaan pertanian dan perikanan 5. Sumber daya manusia yang relatif rendah
THREAT = ANCAMAN 1. Jalan Desa yang rusak parah akan menghambat pengembangan desa 2. Jarak dari pusat Kabupaten yang jauh 3. Belum maksimalnya pengelolaan sarana permukiman 4. Ketersediaan Air dikala kemarau sangat minim
2. Peningkatan potensi perekonomian lokal
STRENGTHS = KEKUATAN
OPORTUNITY = PELUANG 1. Pertanian tidak akan habis 2. Padi yang mampu ditanamai setahun penuh 3. Permintaan pasar akan produk ikan lele dan jamur yang masih tinggi 4. Kerajinan bahan rebana yang selalu tumbuh 5. Penjualan olahan home industri yang banyak diminati
1. Desa yang berada di lahan subur sehingga potensial untuk pertanian 2. Desa dilewati Sungai Keruh yang membawa meterial 3. Saluran irigasi yang sudah baik 4. Adanya embrio budidaya perikanan dan jamur 5. Lokasi yang berdempetan dengan desa Kaliwadas sebagai penghasil bahan rebana
STRATEGY
1. Perbaikan sarana prasarana Desa 2. Pelatihan dan perhatian di sektor Pertanian dan perikanan 3. Penataan kawasan permukiman 4. Promosi produk ditingkatkan 5. Pembangunan street furniture sebagai penambah nilai estetika desa
WEAKNESSES = KELEMAHAN 1. Jalan penghubung yang sangat rusak 2. Pendanaan yang minim 3. Pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang tidak maksimal 4. Kerajinan bahan rebana tergantung dengan penjualan di Desa Kaliwadas 7. Belum adanya penataan dan pusat informasi budidaya 8. Truk muatan material yang diatas tonase beban jalan
THREAT = ANCAMAN 1. Harga Pertanian masih ditentukan pemerintah 2. Jalan yang semakin hancur akbiat truk muatan 3. Belum ada street furniture sebagai penunjang kehidupan permukiman 5. Kurangnya promosi di sektor penjualan hasil olahan perikanan dan pertanian 6. Belum adanya perhatian khusus dari pemerintah terhadap sarana perekonomian lokal
3. Kelestarian lingkungan alam
STRENGTHTS = KEKUATAN
OPORTUNITY = PELUANG
1. Desa yang didomiasi oleh sawah 3. Berdekatan dengan sungai Keruh 4. Kawasan yang masih hijau
1. Keindahan alam berpotensi menjadi desa wisata pertanian 2. Sawah sangat produktif 3. Padi sebagai komoditi utama 4. Penghijauan mampu membuat suatu kawaan menjadi teduh dan indah
STRATEGY 1. Penyediaan kawasan RTH 2. Pelestarian tanaman di taman dan sepanjang jalan desa 3. Sosialisasi penyuluhan kesadaran warga untuk merawat lingkungan di desanya 4. Aturan yang jelas untuk melihat lahan yang akan dibangun supaya tidak mengurangi persawahan yang ada di Desa Pamijen
WEAKNESSES = KELEMAHAN 1. Pembangunan tanpa melihat kelestarian lingkungan 2. Penggunaan dan penataan lahan yang masih belum maksimal 3. Kurangnya RTH publik dan privat 5. Kesadaran warga yang kurang untuk melakukan penghijauan lingkungan
THREAT = ANCAMAN 1. Alih fungsi lahan yang tidak terkedali 2. Tidak adanya kawasan RTH akibat kesadaran warga yang rendah 3. Peningkatan banguna rumah tinggal di lahan prsawahan
Bab ini berisi mengenai strategi pemasaran beserta detail tahapan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan pemasaran
Pemasaran PLPBK merupakan upaya mewujudkan perencanaan Desa Pamijen yang tertuang dalam RTPLP. Seperti diketahui bersama, pemasaran PLPBK berorientasi pada perkembangan masyarakat (community development), pendidikan (education) dan upaya “menjual” gagasan perubahan sosial. Gagasan perubahan sosial itu sendiri disamping upaya mengubah pemikiran, sikap dan prilaku masyarakat Desa Pamijen sekaligus juga untuk menata organisasi guna membangun kepercayaan secara luas. Adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari bahwa perubahan itu memerlukan biaya dalam pelaksanaannya. Dengan demikian kepercayaan secara luas menjadi sangat penting dalam upaya mendorong tercapainya perolehan dukungan dari berbagai pihak. Sebagai sebuah media perubahan, pemasaran PLPBK menjadi sangat strategis dan oleh karena itu dibutuhkan strategi yang baik, rasional dan terukur sehingga mimpi dan harapan itu dapat terealisir. Secara garis besarnya, pemasaran PLPBK yang akan kita lakukan terbagi dalam 2 (dua) kegiatan besar pemasaran, yaitu : a. Pemasaran internal dan b. Pemasaran Eksternal
a. Sosialisasi Sosialisasi ini akan kita lakukan dalam 2 bentuk kegiatan, yaitu : 1. Sosialisasi Tingkat Basis, dimana kita akan menyampaikan secara langsung dan terbuka seluruh proses kegiatan PLPBK baik RTPLP maupun Aturan Bersama (AB) kepada warga masyarakat Desa Pamijen. Aplikasinya adalah kita langsung “menyambangi” dalam setiap pertemuan rutin RW ataupun kita berinisiatif untuk mengundang dalam pertemuan-pertemuan desa. Sosialisasi tingkat basis ini harus merupakan sosialisasi terprogram dan dilakukan tanpa batasan waktu. 2. Penyebaran hasil perencanaan dan pemasaran PLPBK secara tertulis yang telah dicapai, yang ditempel melalui papan pengumuman Desa, RW, RT dan sebagainya secara rutin.
b. Pembuatan Alat Promosi Pemasaran Untuk mendukung terpasarkannya program gagasan perubahan tatanan sosial maupun fisik lingkungan DesaPamijen, maka kita perlu melakukan kegiatan promosi sebagai upaya membuka jalan agar program kita dikenal masyarakat pemangku kepentingan secara luas. Strategi promosi yang akan kita lakukan, adalah
Pembuatan Website, Akun Sosmed Dalam era informasi internet, website merupakan sebuah pilihan yang terbaik dalam mengkomunikasikan apa yang kita punya kepada khalayak ramai. Website dapat diakses kapan saja, siapa saja, serta memberikan informasi secara langsung tentang “kondisi” kita. Website kita harus di desain semenarik mungkin dan di update setiap hari, agar orang memiliki ketertarikan dan mendapatkan informasi yang aktual. Di website ini akan memuat segala sesuatu informasi potensi dan masalah yang ada Di Desa Pamijen. Selain itu, akun sosmed seperti twitter, Facebook, Instagram, Path, Google+, juga sangat potensial sebagai sarana promosi bagi kalangan remaja atau bahkan manusia autis gadget.
Pembuatan email (surat elektronik) Pembuatan email ditujukan untuk memudahkan kita dalam berkomunikasi secara cepat, akurat dan murah dengan siapa saja terutama para pemangku kepentingan Desa Pamijen.
Pembuatan peralatan promosi Peralatan yang akan kita buat adalah :
a. Baliho, Spanduk Baliho dan spanduk akan kita buat dengan desain yang menarik serta akan kita pasang di tempattempat strategis. Karena promosi ini sifatnya untuk orang diluar Desa Pamijen, maka Baliho dan Spanduk akan kita pasang di tempat strategis di luar Desa Pamijen. b. Leaflet, Poster c. Film Profil Desa Pamijen d. Animasi 3D e. Sticker f. Kaos, danTopi
Design Kaos
Design Topi
Design Sicker
Design Spanduk
Design ID card tim pemasaran
Design Pamflet dan Banner
3. Pembentukan Duta Desa (Sinok Sinang) Untuk mendapatkan figur warga Desa Pamijen yang tepat sebagai duta-duta pemasaran ini, langkah yang harus kita lakukan adalah : a. Membuat kriteria Duta Pemasaran Desa Pamijen 1. Duta Pemasaran merupakan penduduk dan atau putera daerah Desa Pamijen 2. Terbuka untuk semua kalangan profesi, laki-laki dan wanita, tanpa batasan pendidikan minimal 3. Memahami dengan baik gagasan perubahan sosial yang termuat dalam RTPLP dan AB 4. Memiliki kemauan dan kemampuan serta komitmen terhadap gagasan perubahan sosial Desa Pamijen 5. Memiliki kemampuan menggerakkan dan pengaruh yang kuat dalam komunitasnya 6. Menyadari bahwa Duta Pemasaran ini merupakan bentuk pengabdian sosial kemasyarakatan terhadap Desa Pamijen yang dilandasi sifat kerelawanan tanpa pamrih. 7. Memiliki aksesibilitas yang baik terhadap instansi pemerintah, swasta, dll. b. Maping calon Duta Pemasaran berdasarkan kriteria c. Mengundang calon Duta Pemasaran
4. Membentuk Kelompok Komunitas Keuntungan dengan pembentukan Kelompok / Forum / Paguyuban komunitas ini adalah : 1. Pengembangan lebih terarah dan cepat 2. Penyampaian pesan jauh lebih efektif dan efisien 3. Pendampingan pembinaan lebih terfokus 4. Menjadi media mengorganisasikan diri para anggota kelompok sehingga memudahkan untuk mendapatkan dukungan pihak ketiga 5. Menjadi media pembelajaran anggota kelompok dalam penerapan konsep manajemen yang baik. 6. Menjadi media motivasi tumbuh kembangnya kelompok lain. 7. Menjadi media mengaktualisasikan diri anggota kelompok Langkah-langkah yang akan kita lakukan untuk membentuk kelompok komunitas ini, adalah : 1. Mensosialisasikan pembentukan kelompok komunitas ke tingkat basis serta ke pertemuan lembaga-lembaga yang ada 2. Mendata nama-nama pelaku kegiatan/usaha sesuai spot kawasan prioritas, misalnya data mantan pengrajin Bahari, dll 3. Membentuk kelompok (Forum dan KUBE) 4. Menyusun kepengurusan dan aturan bersama
5. Pelatihan Penguatan Kapasitas Setelah kelompok komunitas tadi terbentuk, maka selanjutnya mereka harus dibekali dengan pelatihan penguatan kapasitas yang dapat mendukung tumbuh kembangnya kelompok komunitas dengan baik dan terarah. Pelatihan penguatan kapasitas yang akan kita berikan, antara lain : 1. Pelatihan budidaya lele 2. Pelatihan pengolahan lele 3. Pelatihan budidaya jamur tiram 4. Pelatihan pengolahan jamur tiram 5. Pelatihan Pengelolan sampah (bank Sampah) 6. Pelatihan Pertanian (Gapoktan) 7. Pelatihan penghijauan 8. Pelatihan kuliner 9. Pelatihan internet - website 10. Pelatihan wirausaha 11. Pelatihan manajemen pemasaran 12. Pelatihan Pengembangan UPK - Koperasi 13. Pelatihan motivasi 14. Team Building
6. Event Pemasaran sosial berkelanjutan Mengadakan acara dalam rangka menyebarkan tujuan PLPBK secara berkelanjutan di Desa seperti : 1. Kuis Pamijen yang memanfatkan sosial media (facebook, twitter dll) 2. Lomba foto dan video kegiatan dan pengembangan desa 3. Lomba Keagamaan dalam rangka PHBI 4. Lomba kebersihan bulanan tiap RT 5. Sayembara pengembangan Desa Pmijen
Pemasaran Eksternal merupakan upaya memasarkan ide/gagasan tentang perubahan tatanan fisik lingkungan sebagaimana tertuang dalam RTPLP Desa Pamijen serta memasarkan hasil produksi potensi desa. Sesuai dengan pengertian definisi tersebut, maka kegiatan pemasaran yang akan kita lakukan menitik beratkan kepada bagaimana memperoleh dukungan dan keterlibatan pihak-pihak ketiga sebagai “penyandang dana” pembangunan fisik dalam RTPLP serta membangun jaringan pasar hasil produksi khas Desa Pamijen, Bumiayu Oleh karena itu, strategi pemasaran eksternal kita meliputi beberapa kegiatan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Identifikasi mitra potensial Penawaran Investasi – Mengakses CSR/PKBL Campaign / media visit Kerjasama kawasan Kerjasama Pemasaran Pusat Informasi dan Pemasaran Kawasan
1. Identifikasi Mitra Potensial Merupakan upaya kita untuk mendapatkan data-data calon mitra yang potensial yang dapat mendukung gagasan perubahan tatanan fisik lingkungan yang ada dalam RTPLP. Data-data ini harus akurat agar memudahkan kita dalam melakukan penawaran investasi. Data-data yang tersedia/tersusun harus terdiri dari: a. Nama Perusahaan swasta / Lembaga Pemerintahan / BUMN / BUMD / NGO / Yayasan / Kedutaan Besar (lengkap dan jelas-perhatikan ejaan penulisan) b. Alamat (lengkap dan jelas) c. Nomor telepon (kode area, extention/pswt,jika ada lebih dari satu) d. Nomor Fax (kode area) e. Alamat website memudahkan kita untuk mempelajari profil perusahaan/lembaga dimaksud (harap diperhatikan pemakaian huruf besar dan kecil, penggunaan tanda baca dalam penulisan alamat websitenya) f. Alamat email memudahkan kita untuk melakukan surat menyurat secara cepat dan akurat (harap diperhatikan pemakaian huruf besar dan kecil, penggunaan tanda baca dalam penulisan alamat emailnya) g. Kontak person berisikan nama, no telepon yang bisa dihubungi (fix/mobile), alamat emailnya kalau mungkin mengetahui struktur organisasi pengambil keputusan h. Fokus Isu CSR program yang didukung –orientasi dan kepentingan perusahaan
2. Penawaran Investasi – Mengakses CSR/PKBL Setelah kita melakukan identifikasi mitra potensial, selanjutnya kita mulai melakukan penawaran investasi kepada pihak-pihak ketiga untuk mendapatkan dukungan keterlibatan mereka dalam merealisasikan gagasan perubahan tatanan fisik lingkungan Desa Pamijen yang termuat dalam RTPLP. Langkah-langkah yang akan kita lakukan, adalah a. Membuat Proposal Proposal yang dibuat harus .. Informatif Proposal harus memuat tentang profil kita (LKM Mugi Sugih) sebagai pengelola program, gambaran umum wilayah Desa Pamijen, gambaran umum PLPBK, potensi kawasan, perencanaan kawasan prioritas, peluang, investasi yang ditawarkan, keuntungan perusahaan, tindak lanjut pasca pelaksanaan, penutup. Informasi ini harus disampaikan secara jujur dan terbuka. Komunikatif Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dimengerti. Kreatif dan Inovatif Desainlah proposal dengan semenarik mungkin tetapi simpel. Jangan membuat proposal yang standar – biasa saja, jangan lebay dan terlalu tebal. Lay out visual harus mudah terbaca. Gunakan warna-warna cerah. Packaging Packaging atau “cover” atau “kemasan pembungkus” sering luput dari perhatian dan cenderung kita sepelekan. Padahal sebagai “pembungkus” proposal, cover menjadi “pusat perhatian” pertama yang dapat menimbulkan keingintahuan orang tentang isi proposal itu sendiri. Cover akan menjadi penimbul kesan yang pertama, yang bisa bernilai baik ataupun sebaliknya. Untuk itu “cover” proposal akan kita buat dengan “tidak asal jadi”. Kita akan memanfaatkan “cover” sebagai nilai tambah dari isi proposal kita. “Cover” akan menjadi pendukung yang terbaik untuk isi proposal. b. Mengirimkan Proposal Serahkan proposal langsung ke bagian yang menangani program CSR atau PKBL. Jika memungkinkan lakukanlah presentasi awal sebagai upaya pengenalan program kita Siapkan form tanda terima proposal yang harus ditandatangani oleh penerima dan dibubuhi cap perusahaan/lembaga yang bersangkutan Mintalah no telepon/email orang yang menerima proposal kita untuk memudahkan komunikasi Buat kesepakatan waktu untuk kita melakukan konfirmasi ulang atau Buatlah kesepakatan waktu untuk kita melakukan presentasi program secara terbuka dan menyeluruh c. Presentasi Agar presentasi ini dapat berjalan baik dan berhasil sesuai sasaran target kita, sebaiknya kita harus melakukan persiapan dengan baik dan matang, antara lain : 1. Pelajari dengan baik isi dan maksud dari program yang akan kita presentasikan 2. Buat simulasi pertanyaan yang akan mungkin muncul dari calon mitra dan cari solusi jawabannya 3. Kuasai teknik presentasi dengan baik
d. Negosiasi Tindakan selanjutnya adalah kita melakukan lobi atau negosiasi. Lobi atau negosiasi ini tidak harus bersifat formal, artinya bisa kita lakukan diluar kantor (melalui telp atau email). Dalam banyak hal lobi atau negosiasi ini menjadi penentu terjadinya kesepakatan. Oleh karena itu buatlah lobi atau negosiasi yang kita lakukan menjadi hal yang menarik bagi calon mitra kita. Jika memang diperlukan, jangan pernah ragu untuk mengundang calon mitra potensial kita dalam acara makan bersama yang kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke lokasi program sebagai upaya meyakinkan mereka tentang kesungguhan gagasan perubahan kita (tur kawasan)
3. Campaign / Media Visit Disamping kegiatan promosi yang kita lakukan, agar gagasan perubahan sosial Desa Pamijen ini dapat terkomunikasikan dengan baik, efektif dan efisien maka kita perlu melakukan kunjungan ke media sebagai upaya mengkampanyekan “mimpi dan harapan” RTPLP. Kampanye ini dapat pula kita laksanakan dengan cara mengundang beberapa media untuk melakukan “Tur Desa”. Diharapkan dari “Tur Desa” ini, media akan mendapat fakta potensi desa secara keseluruhan yang kemudian dituangkan dalam tulisan-tulisan untuk dimuat dalam media.
4. Kerjasama Kawasan Membagi beban adalah pilihan upaya yang cerdas untuk menstimulus percepatan perkembangan kawasan Desa Pamijen. Strategi kerjasama kawasan ini adalah salah satunya. Kita akan mengadakan kerjasama kawasan dengan beberapa kawasan lain yang telah jalan dan memiliki nama besar dengan core product yang sama yaitu penghasil lele maupun jamur Keuntungan yang akan kita peroleh dengan strategi kerjasama kawasan ini adalah : 1. Mendapatkan link/jaringan pemasaran kawasan yang telah jalan 2. Menekan biaya promosi 3. Mendapatkan media pembelajaran dalam pengelolaan kawasan Konsep Kerjasama kawasan ini, meliputi antara lain : 1. Promosi bersama melalui website, pameran bersama 2. Berbagi informasi up to date / terkini menyangkut budidaya 3. Berbagi pengalaman menyangkut pengelolaan dan pengembangan kawasan budidaya
5. Kerjasama Pemasaran Pemasaran produk merupakan salah satu kendala yang biasanya terjadi dalam kegiatan usaha, terlebih untuk usaha-usaha yang baru akan berjalan, apalagi jika modal usaha relatif kecil. Padahal Pemasaran yang terorganisir dengan baik, sangat mempengaruhi keberlanjutan perkembangan sebuah kegiatan usaha. Kenyataan inilah yang nantinya akan dihadapi oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang baru kita bentuk. Oleh karena itu, kita harus mengupayakan membuka akses terbentuknya pasar untuk hasil produksi. Pilihan strategi kita adalah melakukan kerjasama pemasaran dengan beberapa showroom usaha lele mupun jamur dan padi yang sudah memiliki pasar skala cukup besar, disamping itu kita juga akan melakukan kerjasama dengan industri makanan, dalam skala regional maupun nasional serta perusahaan taksi Tegal, Brebes, Cirebon. 6. Pusat Informasi dan Pemasaran Kawasan Mengkomunikasikan informasi kawasan secara efektif dan efisien akan mendorong terjadinya percepatan pengembangan kawasan. Sebagai sebuah desa yang “berniat” menjadi sebuah kawasan budidaya perikanan dan pertanian dan potensi desa, maka desa Pamijen harus mampu melakukan persebaran informasi dengan tepat dan cepat, sehingga publik akan dapat mengetahui “dimana itu Randusanga Kulon”..”apa produk unggulannya”..”bagaimana untuk dapat kesana” ..dsbnya. Banyak media komunikasi yang dapat kita pergunakan untuk mengkomunikasikan informasi kawasan, disamping menggunakan internet, surat kabar, pamflet, poster, dll, sebagai
“kawasan baru” yang lokasinya tidak/belum dikenal masyarakat, maka kita harus memiliki sebuah tempat yang menjadi pusat informasi kawasan yang berada diluar lokasi desa . Lokasi yang dipilih haruslah lokasi yang sudah memiliki “brand kawasan Budidaya” dan telah menjadi rujukan pasar. Pusat informasi ini menjadi sangat penting keberadaannya karena merupakan salah satu representasi eksistensi desa Pamijen dalam mengembangkan perekonomiannya Pusat informasi kawasan ini nantinya juga akan dipergunakan sebagai ruang pamer dan pusat penjualan semua hasil produksi KUBE. Oleh karena itu sumber pengadaannya dapat dialokasikan menjadi satu dengan dana pameran, karena pada dasarnya keberadaaan tempat pusat informasi ini untuk “memamerkan” apa yang desa Pamijen miliki.
BENTUK-BENTUK KERJASAMA Untuk menarik minat keterlibatan investor sebagai pendukung gagasan perubahan yang kita lakukan, maka diperlukan bentuk-bentuk kerjasama investasi yang akan kita tawarkan kepada calon mitra potensial. Bentuk kerjasama ini harus memberikan keuntungan tidak saja kepada kita tetapi juga kepada calon mitra. Orientasi penawaran investasi yang akan kita lakukan tidak hanya untuk memperoleh dana pembangunan semata tetapi juga dalam bentuk-bentuk lain yang memang memberi keuntungan bagi gagasan perubahan yang kita usung (misalnya pelatihan, pendampingan teknis dsbnya) Bentuk-bentuk kerjasama yang kita tawarkan secara garis besar terbagi menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Kerjasama Pendanaan (dana pembangunan, sponsorship) 2. Kerjasama Non Pendanaan (kerjasama pelatihan, kerjasama pemasaran, bantuan peralatan industri, dsbnya). Bentuk-bentuk kerjasama yang akan kita tawarkan ini, secara lengkap dapat dilihat di lampiran Skema Kerjasama. Yang perlu di ingat, penawaran kerjasama ini bersifat non profit, sepenuhnya digunakan untuk pemberdayaan masyarakat miskin, sehingga skema kerjasama yang kita tentukan juga harus bisa fleksibel dalam kerangka win win solution.