LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI BALITA SEHAT BERSAMA FISIOTERAPI UPTD PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK SELATAN
1
Lab. Inovasi
2
Nama Instansi/SKPD
:
UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan
3
Judul Inovasi
:
Balita Sehat Bersama Fisioterapi
4
Telp. Instansi
:
0561 8012656
5
E-mail Instansi
:
[email protected]
:
Drg. Popong Solihat
6
Penanggung Jawab Inovasi
:
KOTA PONTIANAK
A. Latar Belakang Undang-Undang
Nomor
23
tahun
2002
tentang
Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menegaskan bahwa seorang anak berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal, terhindar dari kekerasan
dan
diskriminasi.
Selain
itu,
Undang
Undang
Perlindungan Anak juga mengamanahkan bahwa pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan. Pelaksanaan Kesehatan yang komprehensif bagi anak salah satunya dapat dilakukan dengan Deteksi Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dimana merupakan upaya kesehatan 7
Deskripsi Inovasi
:
yang
dilakukan sedini mungkin sejak anak masih dalam kandungan sampai
5
tahun
pertama
kehidupannya,
ditujukan
untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional, maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya.1. Penelitian mengenai kecerdasan otak menunjukkan fakta bahwa untuk memaksimalkan kepandaian seorang anak, stimulasi harus dilakukan sejak 3 tahun pertama dalam kehidupannya mengingat pada usia tersebut jumlah sel otak yang dipunyai dua kali lebih banyak dari sel-sel otak orang dewasa, berlangsung sangat pesat dan menentukan masa depan anak kelak (Kadi et al.,2008). Mengingat jumlah bayi diindonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi, maka sebagai calon generasi
peerus bangsa, kualitas tumbuh kembang bayi di Indoesia perlu mendapat perhatian serius dengan mendapatkan gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang berkualitas termasuk deteksi dan intervesi dini terhadap tumbuh kembang bayi sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya dan mampu bersaing di era globalisasi (Maritalia, 2009). Pelaksanaan / screening perkembangan untuk deteksi dini pada setiap anak penting dilakukan terutama pada anak sampai usia 1 tahun sehingga apabila ditemukan adanya penyimpangan tumbuh kembang, intervensi akan lebih mudah dilakukan dan tenaga kesehatan juga mempunyai “waktu” dalam membuat rencana tindakan/ intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu atau keluarga. Apabila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Dari beberapa sumber kepustakaan didapatkan bahwa intervensi pada anak dengan dengan kecurigaan gangguan perkembangan sebaiknya dilakukan sebelum usia 3 tahun (Kardi, et al, 2008). Fisioterapi
sebagai
menyelenggarakan
pelayanan
salah
satu
kesehatan
disiplin
ilmu
profesional
yang
bertanggung jawab atas kesehatan individu, keluarga dan masyarakat khususnya dalam masalah kapasitas fisik dan kemampuan funsional penderita mengupayakan penderita mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri dan mampu produktif
tanpa
dihalangi
oleh
permasalahan-permasalahan
kesehatan yang ada. Peran Fisioterapi dalam tumbuh kembang anak sendiri adalah memberikan pelayanan secara optimal pada tahap tumbuh kembang
anak
dengan
meningkatkan
kapasitas
fisik
dan
kemampuan fungsional baik anak dengan tumbuh kembang normal, maupun anak dengan gangguan. B. Tujuan 1. Mencegah munculnya permasalahan tumbuh kembang 2. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang manfaat screening untuk mendeteksi secara dini permasalahan tumbuh kembang pada anak 3. Mengoptimalkan tumbuh kembang Anak (Bayi/balita) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan.
4. Mewujudkan program Pemerintah Kota Pontianak menuju “Pontianak Kota Layak Anak” C. Manfaat 1. Manfaat Bagi Puskesmas Program Balita sehat bersama Fisioterapi merupakan program inovasi puskesmas, untuk meningkatkan cakupan pelayanan bayi balita dan cakupan deteksi dini tumbuh kembang pada usia anak pra sekolah. Serta mengoptimalkan cakupan pelayanan kesehatan yang berkaitan langsung dengan program ini yaitu pelayanan Gizi dan KIA. 2. Manfaat bagi Masyarakat Manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat khususnya bagi ibu yang memiliki balita adalah mengurangi kecemasan orang tua mengenai perkembangan anaknya dan mengetahui bagaimana cara menstimulasi tumbuh kembang anak agar berkembang sesuai usia dan berkembang secara optimal. D. Sasaran Bayi/ Balita usia 0 bulan – 5 tahun 1. 50 % bayi/ balita mendapatkan pelayanan pemeriksaan Tumbuh Kembang dengan menggunakan DDST dan Pemeriksaan Refleks 8
Primitif (anak dibawah 1 tahun)
Indikator Keberhasilan :
2. Terselenggaranya kegiatan senam bayi moderen setiap bulannya 3. Terbentuknya integrasi yang baik antara poli Fisioterapi, Gizi, KIA dan Gigi untuk Tumbuh Kembang Bayi/Balita
9
Tahapan Kegiatan/ Milestone Jangka Pendek
Jangka Menengah
Sosialisasi di dalam dan 1. Pelayanan di
luar
Puskesmas
gedung
Jangka Panjang
pemeriksaan 1. Pelayanan
Pemeriksaan
menggunakan DDST dan
menggunakan
pemeriksaan
Pemeriksaasn refleks primitif bayi
refleks
di
Puskesmas
Pontianak (Puskesmas yang ada
Pontianak Selatan
puskesmas
dan
primitif bayi di UPTD Kecamatan
seluruh
DDST
Kota
tenaga Fisioterapinya)
2. pelaksanaan Kelas Senam 2. pelaksanaan Kelas Senam Bayi Bayi Modern di UPTD
Modern di seluruh Puskesmas di
Puskesmas
Kota Pontianak
Kecamatan
Pontianak Selatan 3. Terintegrasinya
3. Terintegrasinya Poli
Fisioterapi-Gizi-KIA-Gigi
Poli
Fisioterapi-
Gizi-KIA-Gigi di seuruh Puskesmas di Kota Pontianak
di
UPTD
Kecamatan
Puskesmas Pontianak
Selatan Daftar Bukti : (lampirkan Dokumentasi, Foto, Daftar Hadir, Penugasan, dan Dokumen lainnya
INOVASI PUSKESMAS
10
35
RINCIAN OPERASIONAL KEGIATAN INOVASI Fokus
Waktu
Rincian Kegiatan
Kegiatan 11 Perencanaan Inovasi 1. Rapat dan
Jum’at, 4
Kepala Puskesmas memberikan penjabaran mengenai 1. waktu yang d
koordinasi
Desember
adanya Program Walikota Pontianak berupa kegiatan 2. kegiatan rapa
internal
2015
inovasi yang harus dibuat oleh setiap SKPD
puskesma
Diskusi dengan meminta masing - masing penanggung
s
jawab program memberikan masukan mengenai program yang akan dijadikan inovasi
12 Pelaksanaan Inovasi
1. Sosialisasi Desember- 1. Sosialisasi dalam kegiatan Rapat Bulanan Puskesmas 1. Media promo di dalam
Februari
dan di
yang dihadiri oleh seluruh pegawai puskesmas. 2. Sosialisasi dalam kegiatan Lokakarya Mini Lintas
luar
Sektor yang dihadiri oleh linsek terkait (camat, lurah,
gedung
kader, tokoh masyarakat dan undangan lainnya).
Puskesma
3. Sosialisasi dalam kegiatan Posyandu Balita
s
1. Pasien diukur berat badan dan tinggi badan oleh petugas gizi 2. Pemeriksaan tumbuh kembang menggunakan 2 pemeriksaan yaitu DDST (memeriksa 4 aspek
perkembangan yaitu motorik kasar, motorik halus, 1. Ruangan yan
2,7, 16 maret dan 4 April, 2. Screening
bahasa dan personal sosial) dan pemeriksaan refleks
laktasi,
primitif untuk bayi usia 0-12 bulan.
mulaibulanjul
3. Pemeriksaan dan penyuluhan gigi oleh Dokter gigi/ perawat gigi
kon
nber AC
2. Alat pemeriks
2016, Mei, 4. Pasien menuju mendapatkan ke ruang MTBS/KIA 3. Sulit untuk
Tumbuh
Juni, juli
untuk mendapatkan imunisasi atau pemeriksaan
sementara
d
kembang
,Agustus
kesehatan lainnya
diruangan ma
Anak dan
2016
Penyuluha
1. Ruangan sena
n
rewel
(integrasi
2. Matras yang t
poli
3. alat permaina
Fisioterap i- Gizi, KIA, Gigi
1
Ruangan sen AC
1. Registrasi dan mengisi daftar hadir 2. Penyuluhan terpadu 3. Senam bayi modern berkelompok
18 Maret, 1 April dan 28 Mei 2016, 3. Senam
27 Juni
Bayi Modern
30 juli, 20 agustus, September,
2
Matras yang k
3
alat permaina
Oktober 13 Monitoring dan Evaluasi Internal 1. Rapat Internal
Maret –
Dari hasil evaluasi kegiatan screening tumbuh kembang
Juni2016
terintegrasi Poli Fisioterapi – KIA – Gizi – Gigi dirasakan penting namun kurang efektif dan efisien karna dilakukan diruangan
sementara
meninggalkan
ruang
sehingga utama
petugas
harus
pekerjaannya
dengan
membawa barang-barang yang diperlukan sehingga diambil
kesimpulan
bahwa
diruang
masing-masing
pemeriksaan
poli.
Kemudian
dilakukan kegiatan
terintegrasi poli dilakukan dalam kegiatan seman bayi berupa penyuluhan yang dilakukan oleh masing-masing poli. Kegiatan senam bayi moderen mengalami beberapa kendala yakni ruangan yang kurang kondusif karna cukup panas, dan peserta peserta yang tidak homogen untuk itu kegiatan senam ini dikelompokkan untuk usia 3-6 bulan, 7 -9 bulan dan 10-12 bulan.
Ruanganfisioterapipindahkeruangan
yang
lebihkondusifdannyaman (ruanganber AC), KunjunganPasienmengalamipenurunan, ( bulanagustus 1 petugasfisioterapimutasijaditinggal 0rang)jadidiperlukan
1 screening
danpromositentangkegiataninidigencarkankembalikelintas program danlintassektor Pada bulan Oktober kegiatan ini mengalami peningkatan kembali untuk kunjungan senam bayi.
Juli Oktober 2016