Bab I Pendahuluan
Latar Belakang : Kebutuhan perumahan di Indonesia meningkat seiring pertumbuhan penduduk yang pesat.
Banyak bencana alam yang terjadi ,menyebabkan banyak rumah penduduk rusak
Latar Belakang :
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan difokuskan pada sambungan, terutama sambungan balok dan sambungan kolom.
Perumusan Masalah Bagaimana perilaku respon nonlinier sambungan pracetak Bagaimana bentuk dan sebaran kerusakan Bagaimana Kinerja sambungan pracetak
Tujuan Penelitian Mendapatkan perilaku respon nonlinier sambungan pracetak Mendapatkan bentuk dan sebaran kerusakan Mengetahui Kinerja sambungan pracetak
Batasan Masalah Tipe sambungan adalah dry joint
Hanya meneliti sambungan balok dan sambungan kolom Sambungan menggunakan kombinasi pelat baja dan baut mur
Manfaat Memberikan suatu model sambungan balok dan sambungan kolom pada struktur beton pracetak rumah 1 lantai dan 2 lantai yang tahan gempa
Detail sambungan balok :
Penelitian ini diorganisasikan dalam tiga tahapan Tahap Persiapan Penelitian Tahap Pelaksanaan Penelitian Tahap Penulisan Laporan
A
MULAI
Pembuatan Benda Uji PERSIAPAN PENELITIAN : - Studi Literatur dan Dasar Teori
PELAKSANAAN PENELITIAN STUDI ANALISIS AWAL : - Penentuan Variabel Penelitian - Penentuan Spesifikasi Benda Uji dan Instrumentasi
Hasil Eksperimen
ANALISIS : - Perilaku Sambungan Balok - Perilaku Sambungan Kolom
Desain Benda Uji
Persiapan Material dan Peralatan
Kesimpulan
SELESAI
A Diagram Alir Penelitian
Tahap Persiapan Penelitian Persiapan Penelitian 1. Penentuan material
beton pracetak yang akan
digunakan 2. Komposisi beton 3. Menentukan dimensi balok dan kolom 4.Mempersiapkan persyaratan – persyaratan peraturan
yang berlaku 5. Penentuan lokasi sambungan balok dan sambungan
kolom
Balok Pracetak untuk rumah 1 lantai Pelat baja
Angker M13
Pelat baja
4Ø10 ; Ø8-50
Baut M13 Angker M13
Ring
Nut
Detail Balok Tipe 1
Detail Sambungan Balok Tipe 1
Baut M13 E-70
Pelat baja t = 10 mm 31,4
5
25
150
Las sudut
Angker M13
E-70 Las sudut
5
150
50 250
60 170
50 250
Potongan Memanjang Sambungan balok pracetak Tipe 1
Balok Pracetak untuk rumah 2 lantai Pelat baja
Angker M13
Pelat baja
6D13 ; Ø8-50
Baut M13 Ring
Angker M13
Nut
Detail Balok Tipe 2
Detail Sambungan Balok Tipe 2
160 50 E-70
60
50
Pelat baja t = 10 mm
25
40,8
5
95
Angker M13
E-70 Las sudut
5
150
170
250
Potongan Memanjang Sambungan balok pracetak Tipe 2
200
Las sudut
Kolom Pracetak untuk rumah 1 lantai Baut M13
Ring
Nut
4Ø10 ; Ø8-50 Baut M13
Hole D13
Detail Kolom Tipe 1
Detail Sambungan Kolom Tipe 1
Profil L 40 x 40 x 4
Baut M13 5
E-70
25
150
Las sudut
230
Potongan Memanjang Sambungan kolom pracetak Tipe 1
Kolom Pracetak untuk rumah 2 lantai 8D13 ; Ø8-50
Baut M16
Ring
Nut
Baut M16
Hole D16
Detail Kolom Tipe 2
Detail Sambungan Kolom Tipe 2
Profil L 50 x 50 x 5
Baut M16 5
E-70
25
200
Las sudut
230
Potongan Memanjang Sambungan kolom pracetak Tipe 2
Test Setup
Push
Column 15/15 Beam 15/15 Actuator Push
+
Pull
-
Test Setup Model Balok 15/15 – Kolom 15/15
Actuator
Push
Push Pull
+
Column 15/15
Column Connection
Specimen
Footing
Test Setup Model Kolom 15/15 - Pondasi
-
Lateral Actuator
Push
Column 20/20 Beam 15/20 Actuator Push
+
Pull
-
Test Setup Model Balok 15/20– Kolom 20/20
Actuator
Push
Push Pull
+
Column 20/20
Column Connection
Specimen
Footing
Test Setup Model Kolom 20/20 - Pondasi
-
Lateral Actuator
Tahap Penulisan Laporan Analisis Data Berbagai data penting yang terkait dengan tahap ini merupakan bahan masukan di dalam analisis formulasi, yaitu :
Besarnya Pembebanan horizontal Perpindahan (displacement) Retak Awal Specimen Lelehnya tulangan longitudinal
Tahap Penulisan Laporan Beban Puncak
Pola Retak specimen Kemampuan memikul beban Daktilitas Specimen
Bentuk dan Pola Grafik Histeristik
Kekuatan memikul beban Daktilitasnya Degradasi kekakuannya
PENGAMBILAN KESIMPULAN
Deteriorasi kekuatannya Drift Ultimate Aspek kemudahan dan kesulitan pelaksanaan
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Hasil uji lentur untuk benda uji balok 15/15 (B1) didapatkan hasil yang
memuaskan untuk nilai daktilitasnya. Hasil uji lentur untuk benda uji balok 15/20 (B2) didapatkan hasil yang kurang memuaskan untuk nilai daktilitas lendutannya., dikarenakan terjadi kegagalan pada sambungan las.
Pada uji beban siklik pada sambungan balok 15/15 (BK1) serta balok 15/20
(BK2), retak awal terjadi pada balok beton bertulang di sekitar sambungan antara balok dengan kolom. Setelah terjadi beberapa retakan pada balok,
kemudian disusul dengan retakan pada daerah kolom. Sambungan pracetak pada balok berperilaku sangat daktail. Daktilitas pada benda uji BK1 dan BK2 adalah daktilitas penuh, sedangkan pada benda uji BK2 termasuk daktilitas parsial. Beban puncak pada kedua benda uji terjadi setelah drift ratio 3,5 %.
Kesimpulan Pada uji beban siklik pada sambungan kolom 15/15 (KP1) serta kolom
15/20 (KP2), retak awal terjadi pada beton bertulang di sekitar sambungan antara kolom atas dengan kolom bawah. Nilai daktilitas yang dihasilkan oleh sambungan pracetak kolom juga sangat baik. Daktilitas lendutan pada benda uji KP1 adalah daktilitas parsial, sedangkan pada benda uji KP2 termasuk daktilitas penuh. Beban puncak pada kedua benda uji terjadi setelah drift ratio 3,5 %. Pelaksanaan dalam pemasangan sambungan pada benda uji balok
sangat mudah dan relative tidak bermasalah, namun pelaksanaan pemasangan sambungan pada benda uji kolom relatif agak sulit dikarenakan lokasi lubang untuk pengencangan mur terlalu sempit.
Saran Pada tahap pelaksanaan, perlu diperhatikan saat proses
pengelasan
karena
sambungan
las tersebut
dapat
menentukan kegagalan sambungan secara keseluruhan. Untuk tahap selanjutnya perlu dilakukan perbandingan
hasil uji eksperimental dengan perhitungan analitis untuk mendapatkan suatu perumusan yang sesuai serta modul yang efektif dan efisien.