LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA AMAMI IDENTIFIKASI DIAZEPAM METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
1. WAKTU DAN TEMPAT Praktikum dilakukan pada hari selasa, 15 November 2016 pada pukul 18:00 -21:00 WIB, bertempat di Laboratorium kimia Fakultas Kesehatan dan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
2. TUJUAN Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi Diazepam dengan menggunakan metode KLT (Kromatografi Lapis Tipis )
3. PRINSIP Pemisahan diazepam dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) berdasarkan kecepatan partisi dan absorbsi dari zar uji ke dalam eluen dengan parameter nilai RF dari noda yang terbentuk. 4. DASAR TEORI Obat yang berbentuk tablet merupakan sediaan padat yang mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembangan, zat pengikat, zat pelicin, dan zat pembasah. Pada pembuatan tablet zat berkhasiat lain kecuali zat pelican dibuat granol (butiran kasar) karna serbuk halus tidak mengisi cetakan tablet dengan baik, maka dibuat granol agar mudah mengalir (free following) mengisi cetakan agar tablet tidak retak (capping). Penyimpanan tablet sebaiknya dilakukan dalam wadah tertutup rapat serta tempat sejukdan terlindung dari cahaya. wadah yang digunakan harus diberi etiket. Dalam etiket wadah/kemasan tablet harus diseutkan nama tablet/zat berkhasiat, jumlah zat-zat yang berkhasiat dalam tiap tablet.
Diasepam termasuk dalam golongan Benzodiazepine. Golongan ini secara terapetis untuk memberikan sedasi, membuat tidur, mengurangi kecemasan dan ketegangan otot, dan untuk mencegah
serangan
penyakit
mendadak
(kekambuhan
penyakit).
Secara
umum
benzodiazepine berperan sebagai hipnotis dalam dosis tinggi, anti kegelisahan dalam dosis sedang, dan sedatif dalam dosis rendah. Golongan benzodiazepine selain diazepam yaitu alprazolam, nimetazepam, bromazepam, dan chlordiazepoxide.
SIFAT FISIKA KIMIA DIAZEPAM Pemerian : Serbuk hablur, hampir putih sampai kuning; praktis tidak berbau. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam kloroform; larut dalam etanol. NAMA KIMIA DIAZEPAM : 7-Kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1.4-benzodiazepin-2-on
FORMULA MOLEKUL DIAZEPAM :
C16H13ClN2O
FARMAKOLOGI / MEKANISME AKSI DIAZEPAM : Berikatan dengan reseptor stereospesifik benzodiazepin pada saraf GABA post-sinaps di beberapa tempat dalam sistem saraf pusat, termasuk sistem limbik, susunan retikular. Menambah efek penghambat GABA pada hasil eksitabilitas saraf dengan meningkatkan permeabilitas membran saraf terhadap ion klorin. Pertukaran ion klorida menyebabkan hiperpolarisasi dan stabilisasi.
Tempat yang pasti dan mekanisme kerja benzodiazepin belum diketahui pasti, tapi efek obat Disebabkan oleh penghambatan neurotransmitter g-aminobutyric acid (GABA). Obat ini bekerja pada limbik, talamus, hipotalamus dari sistim saraf pusat dan menghasilkan efek ansiolitik, sedatif, hipnotik, relaksan otot skelet dan antikonvulsan. Benzodiazepin dapat menghasilkan berbagai tingkatk depresi SSP- mulai sedasi ringan sampai hipnosis hingga koma. Efek tampaknya dimediasi melalui neurotransmitter GABA penghambatan; situs dan mekanisme kerja dalam SSP muncul untuk melibatkan kompleks (ionofor kompleks GABAA-reseptor-klorida) makromolekul yang meliputi reseptor GABA, tinggi-afinitas reseptor benzodiazepine, dan saluran klorida.
5. ALAT DAN BAHAN A. ALAT 1. Beaker Glass 2. Gelas Ukur 3. Chamber 4. Yellow tip / lidi untuk penotolan sampel B. BAHAN 1. Sampel 2. Larutan baku phenobarbital 3. Kertas saring 4. Klorofoam 5. Methanol 6. Silica gel KLT
6. PROSEDUR KERJA 1. Larutan Uji
5 buah tablet diazepam diserbukkan sampai homogen dilarutkan dengan 2 ml methanol sampai larut secara sempurna. 2. Eluen ( Fase gerak ) Eluen dibuat dengan campuran Chloroform dan methanol dengan perbandingan 10 : 1 3. Fase Diam (KLT – Silica Gel ) Fase diam digunakan kertas silika gel yang telah digunting dengan ukuran 9 x 4,5 cm dengan garis bawah 1,5 cm, jarak rambat 7 cm dan batas atas 0,5 cm
4. Penjenuhan 1. Kertas saring digunting seukuran dengan keliling dari chamber yang akan digunakan. 2. Dimasukkan eluen kedalam chamber 3. Dimasukkan kertas saring ke dalam chamber. 4. Ditunggu sampai jenuh yaitu udara di dalam chamber telah terpenuhi oleh gas dari eluen ( eluen merambat pada kertas saring sampai atas ). 5. Setelah ruangan dalam chamber jenuh, kertas saring dikeluarkan.
1. Identifikasi 1. Larutan uji ( D3 dan D10 ) dan baku ditotolkan pada KLT dengan jarak penotolan 1 cm ( 3 x penotolan ). 2. Dimasukkan KLT tersebut dalam chamber dan ditunggu sampai eluen merambat setinggi 7 cm. 3. Dilihat dibawah sinar UV dan dilingkari noda bercak berwarna merah muda. 4. Dihitung harga Rf sampel terhadap baku
7.
HASIL
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : No 1. 2 3
Bahan Uju Baku Diazepam Sampel D3 Sampel D10
Jarak tempeh 5 cm 0 cm 3,8
keterangan Positif Negatif Positif
8.PERHITUNGAN Rumus : Rf = Jarak yang ditempuh oleh komponen Jarak yang ditempuh oleh pelarut
Selish nilai Rf = Rf baku – Rf sampel Ketentuan : Jika selisih nilai Rf baku dan sampel tidak boleh lebih dari 0,2 maka sampel tersebut mengandung bahan yang sama dengan bahan yang terdapat pada baku. Nilai Rf Baku Rf
= 3.8 : 7 = 0,54 Nilai Rf sampel D3
Rf
=0:7 = 0,00 Nilai Rf sampel D10
Rf
= 3.8 : 7 = 0,54
Selisih nilai Rf sampel D3 terhadap baku = 0.54 – 0,00 = 0,00 Selisih nilai Rf sampel D10 terhadap baku = 0,54 -0,54 =0
9. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis, diperoleh : 1. Sampel D3 tidak mengandung Diazepam atau bisa berbeda dengan bahan bakunya karena selisih Rf <0,2 yaitu 0,54 2. Sampel D10 mengandung Dazepam atau sama dengan bahan bakunya karena selisih Rf <0,2 yaitu 0,00