IDENTIFIKASI HIDROKUINON DALAM KRIM PEMUTIH SELEBRITIS NIGHT CREAM DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
TUGAS AKHIR
AYU UTAMI NINGSIH 062401044
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
IDENTIFIKASI HIDROKUINON DALAM KRIM PEMUTIH SELEBRITIS NIGHT CREAM DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya AYU UTAMI NINGSIH 062401044
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
PERSETUJUAN
Judul
:
Kategori Nama Nomor Induk Mahasiswa Program Studi Departemen Fakultas
: : : : : :
IDENTIFIKASI HIDROKUINON DALAM KRIM PEMUTIH SELEBRITIS NIGHT CREAM DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS TUGAS AKHIR AYU UTAMI NINGSIH 062401044 DIPLOMA III KIMIA ANALIS KIMIA MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di Medan, Juni 2009
Diketahui/Disetujui oleh Departemen Kimia FMIPA USU Ketua
Pembimbing
DR. Rumondang Bulan Nst, M.Si NIP 131 459 466
Drs. Darwin Yunus Nst, MS NIP 130 936 280
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
PERNYATAAN
IDENTIFIKASI HIDROKUINON DALAM KRIM PEMUTIH SELEBRITIS NIGHT CREAM DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2009
AYU UTAMI NINGSIH O62401044
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Berkatnya, sehingga penulis masih diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. Salawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Penyusun karya ilmiah ini dilakukan berdasarkan pengamatan penulis melaksanakan PKL di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan dengan judul Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih selebtitis Night Cream dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. Penyusunan karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan dalam memenuhi tugas akhir yang nantinya berguna untuk mendapatkan Ijajah Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Kimia Analis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini, Penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Ayahanda Ponimin. S. dan ibunda Painam yang tercinta serta abang dan adik saya juga semua keluarga yang telah memberikan kasih sayang dan dorongan serta do’a yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan tugas akhir dengan baik. 2. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku ketua jurusan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penulisan karya ilmiah ini. 3. Bapak Drs. Darwin Yunus Nasution, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penulisan karya ilmiah ini. 4. Ibu Zakiah kurniati,S.Farm.,Apt. selaku koordinator, Serta seluruh staf yang telah membantu dengan memberikan keterangan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. 5. Untuk rekan-rekan PKL Yuli, Weny, Apri, Darlina, M.Afif, Lapendris. Dan rekan-rekan mahasiswa Kimia Analis 2006 yang telah memberikan motivasi dan bantuan serta do’a . 6. Untuk rekan-rekan kost kamboja 33, kak grace, kharina, imar, lisa, isah, fitri, suci, puja, dita, yang telah memberikan dukungan dan do’anya serta persahabatanya. Penulis menyadari, dalam menyelesaikan karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun untuk kesempurnaan karya ilmiah ini dari pembaca. Semoga hasil dari karya ilmiah ini dapat membawa manfaat yang besar bagi penulis dan kita semua. Amin . Medan, Juni 2009
Penulis
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
ABSTRAK Telah dilakukan identifikasi hidrokuinon yang terdapat dalam krim pemutih selebritis night cream. Untuk menentukan kandungan hidrokuinon ini dianalisa dengan cara kromatografi lapis tipis, dengan perbandingan volume toluen : asam asetat glasial (80:20) sebagai fase gerak dan hidrokuinon sebagai larutan baku. Dari hasil analisa tersebut ternyata krim pemutih selebritis night cream mengandung hidrokuinon yang tidak diizinkan untuk digunakan. Sehingga cream pemutih selebritis night cream tidak memenuhi syarat untuk digunakan oleh konsumen.
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
IDENTIFICATION HIDROQUINON IN WHITENING SELEBRITIS NIGHT CREAM WITH THIN LAYER CROMATOGRAPHY METHOD
ABSTRACT
Have done identification hidroquinon include in whitening selebritis night cream. For determination this contained is hidroquinon analysis with thin layer cromatography method, with comparison volume toluen : acid asetat glasial (80:20) as mobile phase and hidroquinon as solusion standard. From result analysis whitening selebritis night cream contained hidroquinon not permission for used. So that whitening selebritis night cream not requirement for use by consumen.
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR
i
INTISARI
ii
ABSTRACT
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Permasalahan
3
Tujuan
3
Manfaat
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1. Defenisi kosmetika
5
2.2. Kandungan kosmetika
6
2.3. Efek samping kosmetika
7
2.4. Hidrokuinon
10
2.5. Metode kromatografi
12
BAB III METODE PERCOBAAN
17
3.1. Bahan
17
3.2. Alat
17
3.3. Prosedur kerja
18
BAB IV DATA DAN HASIL PEMBAHASAN
20
4.1. Data
20
4.2. Pembahasan
22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
23
5.1. Kesimpulan
23
5.2. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Identifikasi Hidrokuinon dalam krim pemutih
21
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kosmetika sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Di Mesir 3500 tahun sebelum Masehi telah digunakan berbagai bahan alami baik yang berasal dari tumbutumbuhan, hewan maupun bahan alam lain misalnya tanah liat, Lumpur, arang,.penggunaan susu, akar, daun, kulit pohon, rempah, minyak bumi, madu dan lainya sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan masyarakat saat itu. Di Indonesia sendiri sejarah tentang kosmetologi telah dimulai jauh sebelum zaman penjajahan Belanda, namun sayang tidak ada catatan yang jelas mengenai hal tersebut yang dapat dijadikan pegangan. Pengetahuan tentang kosmetika tradisional memang sebagian besar diperoleh secara turun-temurun dari orang tua kegenerasi penerusnya, tidak hanya terjadi dikalangan pusat pemerintahan saat itu yakni keraton, tetapi juga di kalangan rakyat biasa yang berkaca pada kecantikan para putri.Masyarakat penjajah kemudian mulai membawa dan memperkenalkan kosmetika Barat ke Indonesia. Kita mulai mengenal Coty, Elizabeth, Arden, Hazeline Snow, Dr Dralle atau lavender. Pada tahun 1960, Tio Tiong Hoo, seorang dokter kulit, mendirikan Viva, yaitu pabrik kosmetika pertama di Indonesia yang sampai saat ini masih beroperasi. Lalu di susul dengan madame Iki, Marcks, Yanthi dan lainya. Dua pabrik kosmetika terbesar saat ini yakni mustika ratu (produk Mooryati Soedibjo) dan Sari ayu (produk Martha Tilaar) lahir di tahun 1970. Tidak dapat diragukan lagi bahwa kebutuhan akan kosmetika dewasa ini sudah demikian primer bagi hampir seluruh wanita, sebagian pria, dan anak-anak. Lihat saja penggunaan wewangian di badan, ruangan rumah, kantor, dan tempat santai atau Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
penggunaan sabun atau bedak yang tidak terpisahkan lagi dari kehidupan manusia dan kultur bangsa. Lihat pula besar dan kuatnya industri kosmetika yang tidak kalah kuatnya dengan industri-industri lain. Lihat pula perangkat pelayanan (salon) dan penjualan yang telah mendesa. Semua itu menunjukkan peranan kosmetika yang sangat penting dewasa ini. (Wasitaatmadja,1997)
Penggunaan dengan petunjuk yang benar memang mungkin bisa bermanfaat bagi sebagian kasus, namun kenyataannya lagi, dorongan kemajuan zaman dan intervensi beberapa pihak di luar tanggung jawab medis membuat faktor ini menjadi satu hal yang sangat perlu dibahas lebih jauh dan lebih lanjut di waspadai secara lebih cermat.
(http://www.indomp3z.us/showthread.php?t=28157&page=13Top of Form)
Kosmetik mengandung komposisi dari berbagai logam berat semacam timah dan air keras yang dicairkan dalam beberapa campuran bahan yang mengandung minyak seperti minyak cocou. Sebagian bahan pewarna yang digunakan juga mengandung unsur-unsur yang diproses dari minyak tanah. Semua bahan tersebut adalah bahan-bahan oksidat yang berbahaya bagi kulit . Penyerapan yang dilakukan pori-pori kulit terhadap bahan-bahan tersebut dapat menimbulkan peradangan dan alergi. Bila penggunaan bahan-bahan kosmetik ini terus dipakai , dapat berbahaya bagi sel-sel yang berada di darah, hati dan ginjal. (http://duniaperempuan.com/kosmetik aman-atau-berbahaya.html).
Melalui siaran pers No : KH.00.01.3352 Tanggal : 7 September 2006, badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan peringatan kepada masyarakat tentang kosmetik yang mengandung bahan dan zat warna yang dilarang. Dalam siaran Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
pers tersebut BPOM menyebutkan bahwa dari hasil pengawasan Badan POM RI pada tahun 2005 dan 2006 di beberapa provinsi, ditemukan 27 (dua puluh tujuh) merek kosmetik yang mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetik yaitu: Merkuri (Hg), Hidrokuinon >2%, zat warna Rhodamin B dan Merah K.3. Adapun beberapa kosmetik yang dilarang beredar tersebut antara lain: Yen Lyi YL Day Cream, Yi Full Day and Night, Arche Perl Cream, Cecily Beauty Cream New Formula, Cream mutiara pagi dan malam, CB Special Whitening Come Beauty pearl Cream, Donna peapis Cream, dan Leving Pearl Cream. ( http://www.mediakonsumen .com/Artikel215.html) Dalam hal ini semua jenis kosmetik sebelum disalurkan kepada konsumen harus dianalisis terlebih dahulu, apakah kosmetik tersebut mengandung hidrokuinon atau tidak. Dalam penulisan karya ilmiah ini dilakukan identifikasi Hidrokuinon dalam krim pemutih selebritiss night cream dengan metode kromatografi lapis tipis.
1.2. Permasalahan Permasalahan dalam pembuatan karya ilmiah ini adalah : - Apakah terdapat hidrokuinon dalam krim pemutih selebritis night cream
1.3. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah : -
Untuk mengetahui apakah hidrokuinon terdapat dalam krim pemutih selebritis night cream
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
1.4. Manfaat -
Dapat mengetahui kandungan hidrokuinon yang terdapat dalam krim pemutih selebtitis night cream.
-
Memberikan informasi bahwa sampel tersebut mengandung hidrokuinon
-
Dapat
menambah
pengetahuan
dan
pengalaman
penulis
untuk
menginformasikan kepada para pembaca tentang kandungan hidrokuinon yang terdapat pada krim pemutih selebritis night cream.
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Kosmetika Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dituangkan, atau disemprotkan pada, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat. Definisi tersebut jelas menunjukkan bahwa kosmetika bukan satu obat yang dipakai untuk diagnosis, pengobatan maupun pencegahan penyakit. Obat bekerja lebih kuat dan dalam, sehingga dapat mempengaruhi struktur dan faal tubuh. Ilmu yang mempelajari kosmetika disebut “ kosmetologi”, yaitu ilmu yang berhubungan dengan pembuatan, penyimpanan, aplikasi penggunaan, efek dan efek samping kosmetika. Dalam kosmetologi berperan berbagai disiplin ilmu terkait yaitu: teknik kimia, farmakologi, farmasi, biokimia, mikrobiologi, ahli kecantikan, dan dermatologi. Dalam disiplin ilmu dermatologi yang menangani khusus peranan kosmetika disebut “ dermatologi kosmetik”(cosmetic dermatology). Namun ternyata tidak mudah membedakan antara kosmetika dan obat yang pemakaiannya topical pada kulit semacam salep, krim, bedak, pasta atau losion. Meskipun tidak begitu jelas diutarakan oleh pembuat dan pengguna jasa kosmetika, kosmetika juga diharapkan untuk menghasilkan suatu perubahan baik dalam struktur maupun faal sel kulit, sekecil apa pun. Misalnya, perubahan susunan sel kulit yang tua ke arah yang lebih muda, atau perubahan produksi kelenjar keringat yang membentuk minyak permukaan kulit.
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
Kadang-kadang kosmetika dicampur dengan bahan-bahan yang berasal dari obat tropikal yang dapat mempengaruhi struktur dan faal sel kulit. Bahan-bahan tersebut, misalnya: anti jerawat (sulfur,resorsin), antijasad renik (heksaklorofen), anti pengeluaran keringat (aluminium klorida), plasenta, atau hormon (estrogen). Bahanbahan
inilah
yang
kemudian
dikenal
sebagai
kosmedik
atau
kosmeto-
medik.(Wasitaatmadja,S.M ,1997)
2.2. Kandungan Kosmetika Kosmetika dapat berisi hanya satu bahan yang menjadi bahan dasar sekaligus bahan aktif sebagai komponen rangkap tanpa stabilizer atau tambahan atau warna sehingga menjadi kosmetika yang paling simpel, misalnya : Bedak tabur..............................talcum venetum 50 g Dari komposisi yang sederhana tersebut dapat ditambahkan bahan-bahan lain sebagai pelengkap: Face powder kaolin 10%............ absorber Zinc stearat 5%........................... perekat Briliant lake red 0,02%............... pewarna Parfum 0,5%............................... pewangi Magnesium karbonat 2%............ pembawa parfum Pada pembuatan kosmetika, pencampuran bahan-bahan tersebut harus memenuhi kaidah pembuatan kosmetika termasuk farmakologi, biokimia, farmasi, kimia teknik dan lainya. Berlawanan dengan hal diatas kosmetika juga dapat dibuat dari seluruh unsur isi kosmetika tersebut diatas, bahan dasar, bahan aktif, stabilisator, pewangi dan pewarna, bahkan dari setiap unsur tersebut memiliki lebih dari satu macam bahan, Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
sehingga secara keseluruhan kosmetika tersebut diramu sampai lebih dari 20 macam bahan. Aerosol foam tabir surya, sebagai bahan dasar: Air 70%.............................................. sebagai bahan dasar Lanolin 10%....................................... sebagai bahan dasar Asam stearat 10%............................... sebagai bahan dasar Propilen glikol 5%............................... sebagai bahan dasar Lauril sulfat TEA 2%.......................... sebagai emulgator PABA atau lainya 1-5%...................... sebagai bahan aktif Benzefenon 1%.....................................sebagai bahan aktiva Metil paraben 0,2%............................. sebagai pengawet Parfum 0,1%........................................ sebagai pewangi Klorofluorokarbon 100%..................... sebagai propelan ( wasitaatmadja,1997 )
2.3. Efek samping Kosmetika Beberapa dampak yang terjadi akibat pemakaian kosmetika yang dikenakan pada kulit dapat berupa: a. Dermatitis kontak alergik atau iritan, akibat kontak kulit dengan bahan kosmetika yang bersifat alergik atau iritan, misal: PPDA (paraphenyl diamine) pada cat rambut, natrium laurilsulfat atau heksaklorofen pada sabun, hidrokuinon pada pemutih kulit. b.
Akne kosmetika, akibat kontak kulit dengan bahan kosmetika yang bersifat
aknegenik, misalnya lanolin pada bedak padat atau masker penipis (peeling mask), petrolatum pada minyak rambut atau maskara,asam oleat pada pelembut janggut (beard softener), alkohol laurat pada pelembab. Secara klinis tampak komedo tertutup atau papul didaerah muka. Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
c. Fotosensitivitas, akibat adanya zat yang bersifat fotoalergik dalam kosmetika, misal: PPDA dalam pewarna rambut, beta-karoten, sinamat atau sinoksat pada tabir surya, minyak bergamot, sitrun, lavender, lime atau sandalwood pada parfum, ter batubara pada sampo, biru metilen eosin, merah netral, fluoresein, akrifin pada zat warna (dyes). d. Pigmented cosmetic dermatitis, merupakan kelainan mirip melanosis Riehl yang kadang-kadang terasa gatal, timbul akibat pewarna jenis ter batubara terutama brilliant lake red dan turunan fenilazonaftol. e. Bentuk reaksi kulit lain dapat terjadi meskipun sangat jarang atau bahkan baru diperkirakan akan terjadi, misal: dermatitis folikular akibat unsur nikel,kobal, dan lainya;erythema multiforme like eruption akibat tropical woods; urtikaria kontak akibat amil alkohol; granuloma akibat garam zirkonium dalam deodoran, merkuri dalam pemutih dan metal dalam tato. (Wasitaatmadja.S.M, 1997)
Bicara mengenai efek samping, efek samping hidrokuinon memang hanya sedikit jika dipakai pada kadar rendah (sebatas 2%), namun pada kadar tinggi hingga 5% menurut banyak penelitian dapat timbul rasa panas terbakar saat krim diaplikasikan pada kulit, dan lebih lanjut jika digunakan dalam jangka panjang tanpa menghindari eksposur sinar matahari, efek pemakaian yang diharapkan malah bisa sebaliknya dengan flek atau spot yang bertambah bahkan bisa muncul bintik kekuningan yang dikenal dengan nama ookronosis, atau keadaan kulit yang menjadi lebih buruk dari semula. Beberapa penelitian menyebutkan fase ini cukup sulit untuk diterapi ke warna sebelum pemakaiannya. Penelitian lain ada juga yang menyatakan bahwa hidrokuinon cukup berbahaya bila tertelan dan bisa menyebabkan kerusakan sel darah. Selain itu, faktor sensitifitas kulit dan toleransi terhadap jenis kulit yang Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
berbeda-beda juga menjadi publikasi yang sering dibicarakan dengan tingkatan kasus yang cukup tinggi. Di luar larangan penggunaan secara bebas yang diberlakukan pada beberapa zat aktif yang berfungsi sebagai pemutih atau penghilang flek tersebut termasuk hidrokuinon di beberapa negara, tidak ada sebenarnya ketentuan mutlak untuk menghindari krim-krim pemutih lain yang beredar secara resmi di pasaran. Pendeknya, semua zat aktif ini memiliki resiko tersendiri yang bisa saja menjadi serius bila dipicu oleh faktor-faktor tertentu. Merkuri mungkin bisa menjadi salah satu pengecualian karena efeknya yang sudah terbukti benar-benar membahayakan hampir dalam setiap kasus. Berhubungan dengan ini, ada baiknya untuk memilih resiko yang rendah untuk pemilihan krim meskipun mungkin cepat atau lambat tetap memberikan pengaruh, dengan tetap memperhatikan efek yang muncul secara tak diharapkan. Patokannya bisa pada reaksi alergi atau iritasi yang terjadi berupa panas, gatal, merah terbakar dan sebagainya. Faktor kesadaran pengguna terhadap hal-hal seperti ini seharusnya lebih ditingkatkan dengan meninggalkan mitos-mitos seperti adanya ketidaknyamanan yang dianggap wajar karena diperkirakan merupakan fase kerja zat aktifnya, atau kerja obat yang cepat yang sering dianggap lebih baik. Untuk urusan kosmetik terlebih pada wajah, mengharapkan hasil yang instan seringkali bertolakbelakang dengan keamanannya sendiri. Lebih baik mengikuti prosedurnya secara bertahap ketimbang berurusan dengan faktor resiko yang bisa mengakibatkan gangguan serius. Pencegahan lain bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan komposisi obat, serta tak terburu-buru memutuskan pemakaian krim yang kurang tepat, dimana penyebab warna kulit tak normal tadi harus lebih dahulu pula ditelusuri melalui konsultasi terarah dengan ahlinya, termasuk dalam uji sensitifitas kulit untuk
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
menghindari faktor alergi atau iritasi akibat kesensitifan kulit terhadap zat aktif di dalamnya.(http://www.indomp3z.us/showthread.php?t=28157&page=13Top of Form)
2.4. Hidrokuinon
Saat ini hidrokuinon masih digunakan sebagian produsen pemutih karena hidrokuinon mampu mengelupas kulit bagian luar dan menghambat pembentukan melanin yang membuat kulit tampak hitam. Namun, menurut ahli kosmetik di Rumah Sakit Kramat 128, Jakarta Pusat, penggunaan hidrokuinon dalam kosmetika bebas tak boleh lebih dari 2 persen.“Hidrokuinon tidak boleh digunakan dalam waktu yang lama, dan jika pemakaiannya lebih dari 2 persen, harus di bawah kontrol dokter. Penggunaan hidrokuinon yang berlebihan bisa menyebabkan oockronosis terhadap orang berkulit gelap,” Oockronosis adalah kulit berbintil seperti pasir dan berwarna coklat kebiruan. Penderita oockronosis akan merasa kulit seperti terbakar dan gatal. (http://trianaaiyaka.wordpress.com/2008/02/16/pemutih)
Zat aktif yang sering digunakan dalam produk pemutih kulit/bleaching ini pada dasarnya dari penelitian awal cukup efektif menghilangkan flek gelap atau warna tak merata pada kulit. Hidrokuinon bekerja dengan menghalangi pengeluaran melanin oleh melanosit yang terletak pada lapisan epidermis kulit, sekaligus menembus lapisan kulit dan menyebabkan penebalan pada lapisan kolagen. Warna kulit manusia yang tidak terbentuk secara seragam antara satu dengan yang lain sendiri dibentuk oleh peranan kombinasi berbagai pigmen seperti karoten yang memberikan warna kuning, oksihemoglobin terhadap warna merah, biru oleh hemoglobin tereduksi serta coklat oleh pigmen melanin. Perbedaan warna kulit ini juga disebabkan perbedaan ukuran dan kemampuan produksi pembentuk pigmen dan dapat berubah akibat beberapa Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
faktor seperti sinar matahari/ultraviolet, genetik, obat-obatan, makanan, penyakit, penggunaan kosmetik dan sebagainya.
Melanin yang berperan besar dalam penentuan warna kulit dimana semakin banyak pigmen ini semakin gelap pula warna kulit, dibentuk oleh sel melanosit yang banyak terdapat di daerah anogenital, ketiak, puting susu, kemudian wajah dan sedikit pada lengan atas bagian dalam. Selain sebagai pembentuk warna tadi, melanin paling diperlukan sebagai pelindung kulit terhadap pengaruh panas dan beberapa faktor lain. Ini menjadikan cara kerja hidrokuinon yang sering dianggap cukup instan itu, sedikit banyak menjadi kontradiktif terhadap perlindungan pada kulit, dimana pembentukan melanin seharusnya tidak secara signifikan dihambat karena berarti menghilangkan barrier atau protektor terhadap organ di bawah kulit seperti pembuluh darah yang bisa langsung melebar saat terpapar panas berlebihan, dan secara tidak langsung faktorfaktor penuaan dini dan bisa juga dalam beberapa konteks, terjadinya keganasan pada kulit.
Karena alasan ini, sekarang para ahli sangat
menganjurkan untuk
memperhatikan petunjuk penggunaannya yang antara lain diatur dalam jangka waktu pemakaian dan pembatasan kadar bila diperlukan untuk kasus-kasus tertentu. (http://www.indomp3z.us/showthread.php?t=28157&page=13Top of Form)
Hidrokuinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Penggunaan hidrokuinon lebih dari 2% adalah sebagai tambahan krim pemutih kulit. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar. Hidrokuinon juga dapat menyebabkan kelainan pada ginjal (nephropathy), kanker Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
darah
(leukemia)
dan
kanker
sel
hati
(hepatocelluler
adenoma).
(http://www.mediakonsumen.com/artikel215.html)
2.5. Metode Kromatografi Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu.Cara yang asli telah diketengahkan pada tahun 1903 oleh TSWETT, ia telah menggunakanya untuk pemisahan senyawa-senyawa yang berwarna. Keuntungan dari kromatografi yaitu merupakan metode pemisahan yang cepat dan mudah dan menggunakan peralatan yang murah dan sederhana. (Kecuali untuk kromatografi gas) hingga campuran yang kompleks dapat dipisahkan dengan mudah. Keuntungan lebih lanjut ialah hanya membutuhkan campuran cuplikan yang sangat sedikit sekali, bahkan justru tak mungkin menggunakan jumlah yang besar dalam kromatografi. Disamping itu pekerjaan dapat diulang. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fasa yaitu satu fase diam (stasionary) dan yang lain fase gerak (mobile); pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua fase ini. Cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari kedua fase masing-masing kromatografi. Sehingga kromatografi dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu : 1. kromatografi Kertas 2. Kromatografi Gas 3. Kromatografi Kolom 4. Kromatografi Lapis tipis
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
2.5.1. Kromatografi Kertas Kromatografi kertas yaitu suatu pemisahan dimana fase diam berupa zat cair. salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fase diam yaitu bubuk selulosa. Kemudian dilakukan pemisahan asam-asam amino dan peptida –peptida yang merupakan hasil hidrolisa protein wool dengan suatu cara dimana kolom yang berisi bubuk diganti dengan lembaran kertas dan kemudian diletakkan dalam bejana tertutup yang berisi uap jenuh larutan. Ini adalah merupakan jenis dari sistem partisi di mana fase diam adalah air, disokong oleh molekul-molekul selulosa dari kertas, dan fase bergerak biasanya merupakan campuran dari satu atau lebih pelarut-pelarut organik dan air.(Sastrohamidjojo,H,1985)
2.5.2. Kromatografi Gas Kromatografi gas merupakan metode yang dinamis untuk pemisahan dan deteksi senyawa-senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran. Pemisahan pada kromatgrafi gas didasarkan pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solut dengan fase diam. Fase gerak yang berupa gas akan mengelusi solut dari ujung kolom lalu menghantarkanya ke detektor. Penggunaan suhu meningkat bertujuan untuk menjamin bahwa solut akan menguap dan karenanya akan cepat terelusi. Ada 2 jenis kromatografi gas: 1. Kromatografi gas-cair (KGC) 2. Kromatografi gas padat Kromatografi gas dapat bersifat destruktif dan dapat bersifat non-destruktif tergantung pada detektor yang digunakan.( Ibnu, 2007)
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
2.5.3. Kromatografi Kolom Kromatografi kolom merupakan metode terbaik untuk pemisahan campuran dalam jumlah besar (lebih dari 1g), dimana fase geraknya berupa zat cair dan fase diamnya berupa zat padat. Ada empat perubahan utama yang dilakukan pada cara kolom klasik. Pertama, dipakai penyerap yang lebih halus dengan kisaran ukuran mesh lebih sempit agar tercipta kesetimbangan yang lebih baik didalam sistem. Kedua, sistem tekanan, biasanya pompa mekanis, dipakai untuk mendorong pelarut melalui penyerap yang halus. Ini perlu karena ukuran partikel kecil, tetapi pompa itu juga menyebabkan kromatografi lebih cepat, jadi memperkecil difusi.
Ketiga, detektor telah
dikembangkan sehingga diperoleh analisis senyawa yang berkesinambungan ketika senyawa itu keluar dari kolom.(Roy,1991)
2.5.4.
Kromatografi Lapis tipis Kromatografi lapis tipis merupakan suatu proses pemisahan dimana fase
geraknya adalah berupa zat cair sedangkan fase diamnya berupa zat padat. Pada kromatografi lapis tipis untuk pemisahan secara kualitatif yang cepat sering digunakan gelas mikroskop (mikroskop slide). Kebanyakan alat-alat dijual dalam bentuk plat kaca dengan ukuran 20 x 5 cm atau 20 x 20 cm, dua ukuran ini dianggap sebagai “standart’. Hal yang penting yaitu bahwa permukaan dari plat harus rata. Cara menempatkan cuplikan pada lapisan tipis seperti cara-cara yang digunakan pada kromatografi kertas, tetapi pipa kapiler atau mikro pipet adalah yang baik. Pelarut cuplikan harus sedapat mungkin merupakan pelarut yang mudah Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
menguap dan juga sedapat mungkin mempunyai polaritas yang rendah. Penempatan noda diatas plat kira-kira 1 cm dari salah satu ujungnya dimana ujung ini nanti dicelupkan dalam pelarut. Untuk plat kaca yang mempunyai ukuran 20 x 20 cm, penempatan noda kira-kira 1,5 cm dari ujung bawah dan dimulai dan diakhiri kira-kira 0,5 cm dari samping kaca dan noda-noda diteteskan masing-masing pada jarak kirakira 1 cm dari masing-masing pusat noda. Garis awal dapat diberi tanda pada ujung dari plat dengan pensil dan garis akhir dapat dibuat di bagian atas dengan menggoreskan pensil, dan disebabkan goresan ini aliran pelarut akan ditahan bila permukaan pelarut sampai pada garis. Kebanyakan penyerap yang digunakan adalah silika gel. Silika gel yang digunakan kebanyakan diberi pengikat(binder) yang dimaksud untuk memberikan kekuatan pada lapisan, dan menambah adhesi pada gelas penyokong. Pengikat yang digunakan kebanyakan kalsium sulfat.
Harga Rf dapat didefenisikan sebagai berikut :
Harga Rf =
Jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal
Harga-harga Rf untuk senyawa-senyawa murni dapat dibandingkan dengan harga-harga standar.Senyawa standart biasanya memiliki sifat-sifat kimia yang mirip dengan senyawa yang dipisahkan pada kromatogram. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi lapis tipis yang juga mempengaruhi harga Rf yaitu : 1. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan. 2. Sifat dari penyerap dan derajat aktifitasnya . Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
3. tebal dan kerataan dari lapisan penyerap 4. Pelarut (dan derajat kemurnianya) fase bergerak. 5. Derajat kejenuhan dari uap dalam mana bejana pengembangan yang digunakan. 6. teknik percobaan. 7. jumlah cuplikan yang digunakan. 8. Suhu. 9. Kesetimbangan. (Sastrohamidjojo,H,1985)
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
BAB III METODE PERCOBAAN
Bahan -
Selebtis Night Cream
-
HCl 4N
-
Etanol
-
Natrium Sulfat
-
Fase diam : Silika Gel GF 254
-
Fase gerak : Toluen : Asam asetat glasial (80:20)
-
Aquadest
Alat -
Beaker glass
-
Neraca analitis
-
Pipet tetes
-
Spatula
-
Hot plate
-
Kertas saring
-
Labu ukur 25ml
-
Plat tipis
-
Jarum suntik
-
Bejana Kromatografi (Chamber)
-
Lampu UV
-
Pengaduk kaca
-
Gelas Ukur
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
Prosedur Kerja 1. Larutan Uji -
Ditimbang sebanyak 1,25gr sampel krim pemutih selebritis night cream dan dimasukkan kedalam beaker glass
-
Ditambahkan 3 tetes HCl 4N
-
Ditambahkan 5ml etanol kemudian dipanaskan sambil diaduk
-
Disaring dan dimasukkan kedalam labu ukur 25ml , dan didalam kertas saring ditambahkan natrium sulfat untuk mengangkat lemak
-
Ditambah dengan etanol sampai garis tanda
-
Dihomogenkan (A)
2. Larutan Baku -
Ditimbang sebanyak ±25mg hidrokuinon BBP
-
Dimasukkan kedalam labu ukur 25ml
-
Ditambahkan 0,25ml HCl 4N
-
Ditambahkan etanol sampai garis tanda
-
Dihomogenkan (B)
3. Cara Kromatografi Lapis Tipis -
Diatas plat kaca tipis ditotolkan larutan A dan B dengan volume penotolan masing-masing sebanyak 25 μl dengan menggunakan jarum suntik dengan jarak 15cm dari bagian bawah
-
Kemudian plat kaca tipis dimasukkan kedalam chamber yang berisi fase gerak yaitu Toluen: Asam Asetat Glasial dengan perbandingan( 80:20)
-
Kemudian dibiarkan fase gerak (pelarut) naik keatas
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
-
Kemudian plat kaca diangkat dan dikeringkan
-
Untuk mengetahui lokasi dari noda dapat dilihat dengan menggunakan cahaya ultra violet pada panjang gelombang 254nm
-
Kemudian diukur harga Rf-nya
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
BAB IV DATA DAN HASIL PEMBAHASAN
Data Hasil Analisis
Rf = 0,2 Rf = 0,18 Jarak rambat pelarut 15 cm
A
B
Jarak penotolan 2 cm
Keterangan :
A : Baku hidrokuinon B : Sampel krim pemutih selebritis night cream
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
Tabel 4.1. Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Bobot
Volume
Tinggi
Wadah + Sisa
Penotolan
Bercak
0,8551g
0,8301 g
25μl
3 cm
0,2 cm
23,7726 g
22,4898 g
25μl
2,2 cm
0,18 cm
Rf
Nama Zat Wadah + Zat Baku Pembanding Hidrokuinon Zat Uji Selebritis Night Cream
perhitungan
Harga Rf =
Jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal
Rf Hidrokuinon
=
3 15
= 0,2 cm Rf Selebritis Night Cream
=
2,2 15
= 0,18 cm
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
Pembahasan
Dari analisis identifikasi hidrokuinon pada krim pemutih Selebritis Night Cream yang dilakukan di Balai Besar POM, dimana untuk mengetahui kandungan hidrokuinon tersebut diatas dapat dianalisa dengan cara identifikasi dengan metode Kromatografi Lapis Tipis. Jika bercak pada baku pembandingnya sejajar dengan sampel maka sampel tersebut mengandung hidrokuinon. Ternyata dari hasil analisis yang dilakukan, harga Rf pada larutan sampel mendekati harga Rf pada larutan baku pembandingnya, dimana pada prinsipnya sampel ditotolkan pada plat tipis . Bila noda telah kering plat diletakkan secara vertikal dalam bejana yang terdapat fase gerak Toluen : Asam asetat glasial (80:20), maka pemisahan kromatografi penaikan akan diperoleh. Hasil pemisahan yang baik ternyata dari kenyataanya bahwa penyerap dalam kromatografi mempunyai kapasitas yang lebih besar dan sangat penting lagi keuntungan dari sistem serapan ialah bahwa ia dapat digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang sifatnya hidropobi, seperti lipida-lipida dan hidrokarbon.
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Dari analisa yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa: -
Krim pemutih selebritis Night Cream yang dianalisa mengandung hidrokuinon dengan perbandingan harga Rf yang sama/mendekati yaitu pada sampel (Rf = 0,18 cm), sebanding dengan baku hidrokuinon (Rf = 0,2 cm).
-
Adanya hidrokuinon dalam krim pemutih selebritis Night Cream tidak sesuai dengan peraturan Badan POM nomor HK.00.05.42.1018, sehingga tidak layak untuk digunakan.
5.2. Saran Dalam kesempatan ini penulis menyarankan agar terus dilakukan pengawasan dan ketelitian terhadap proses produksi. Agar produk akhir yang akan disalurkan kepada konsumen dapat terjamin untuk digunakan. Hal ini dilakukan agar produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan standart mutu yang ditetapkan.
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Http://duniaperempuan.com/kosmetik -aman-atau-berbahaya.html.
Http://www.indomp3z.us/showthread.php?t=28157&page=13Top of Form
Http://trinaaiyaka.wordpress.com.2008/02/16/pemutih. Http://www.mediakonsumen.com/Artikel215.html. Ibnu, G.G, dan Abdul, R,. 2007. Kimia farmasi Analisis. Cetakan Pertama. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Wasitaatmadja, M.S,. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. UI-Press. Jakarta.
Roy, G.J, Bobbit M. James, dan Schwarting, E. Arthur,. 1991. Pengantar Kromatografi. ITB. Bandung.
Sastrohamidjojo, H. 1985. kromatografi. Liberty. Yogyakarta.
Ayu Utami Ningsih : Identifikasi Hidrokuinon Dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis, 2009.