P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Pengembangan dan Validasi Metode Analisis Tablet Ibuprofen Secara Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri (Development
and Validation of Analitycal Methods Ibuprofen Tablets by Thin Layer Chromatographic-Densitometry) Widya Kardela1; Harrizul Rivai2; & Anita Kartanti1 1Sekolah
Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang Farmasi Universitas Andalas (UNAND) Padang
2Fakultas
Corresponding email:
[email protected] ABSTRAK Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-densitometri yang sederhana, selektif dan akurat telah dikembangkan dan divalidasi untuk analisis kadar ibuprofen dalam sediaan farmasi. Penetapan kadar ibuprofen ini dilakukan dengan KLT-densitometri menggunakan plat silica gel 60 F 254 sebagai fase diam dan campuran pelarut kloforom:methanol (10:1) sebagai fase gerak terbaik. Larutan standar ibuprofen pada rentang 2-10 mg/mL menghasilkan persamaan regresi y= 14293,868 + 4201,72x dengan r = 0,9973. Batas deteksi ibuprofen adalah 0.81 mg/mL dan batas kuantifikasi ibuprofen adalah 2,70 mg/mL. Akurasi pada tablet generic ibuprofen dari PT Indo Farma dan tablet ibuprofen dengan nama dagang Proris ® dari PT Pharos mempunyai % perolehan kembali memenuhi rentang yaitu karena %RSD < 5%. Hasil analisis menunjukan kadar ibuprofen pada tablet generik sebesar 99,54%±2.99% dan tablet ibuprofen dengan nama dagang Proris® 103.75%±4.25% kadar yang didapatkan telah memenuhi syarat sesuai Farmakope Indonesia edisi V yaitu 90-110%. Kata Kunci: KLT-densitometri, pengembangan dan validasi, tablet Ibuprofen PENDAHULUAN
Ibuprofen merupakan salah satu obat
Ibuprofen adalah turunan sederhana dari
yang paling banyak digunakan untuk terapi
phenylpropionic acid dengan rumus kimia (±)-2-
encok dan radang sendi, meredakan rasa sakit,
(p-Isobutilfenil)asampropionat, rumus molekul
desminore, dan kondisi lainnya serta memiliki
C13H18O2
206,28
profil keamanan yang terkenal, terutama pada
(Kementerian Kesehatan RI, 2014). Obat ini
dosis sederhana (Kumaresan, 2010). Ibuprofen
lebih dari 99% terikat protein, dengan mudah
termasuk dalam golongan obat anti-inflamasi
dibersihkan, dan mempunyai waktu paruh
non-steroid (NSAID), yang bekerja dengan
terminal dari satu sampai dua jam. Ibuprofen
menghalangi
dimetabolisme secara menyeluruh di dalam
siklooksigenase,
hati, dan sedikit diekskresikan dalam keadaan
prostaglandin yaitu zat yang terlibat dalam
tak berubah (Katzung, 2002).
peradangan dan nyeri (European Medicines
dan
bobot
molekul
enzim yang
yang
disebut
menghasilkan
Agency, 2014).
125
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Beberapa metode yang telah dilakukan
Metode lain yang digunakan pada analisis
untuk menganalisis ibuprofen adalah dengan
ibuprofen yaitu menggunakan spektroskopi UV-
menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi,
Vis,
fase gerak yang digunakan asetonitril:dapar
didapatkan persentase perolehan kembali 99,93
fosfat (60:40, v/v) pada laju alir 0,8 mL/menit
± 2,93. Linearitas pada konsentrasi 4-20 μg/mL
dengan deteksi UV pada 260 nm. Metode ini
didapatkan persamaan regresi y = 0,0477x –
telah memenuhi syarat validasi yaitu linearitas
0,0134, r2 = 0,9958, validasi metode yang
metode
tingkat
dilakukan sesuai dengan ICH yaitu linieritas,
didapatkan
akurasi LOD dan LOQ (Narendra et al., 2012).
ditentukan
konsentrasi
pada
10-70
tujuh
mg/mL
pada
panjang
metode
gelombang
analisis
224
nm
persamaan regresi y = 0,0061x + 0,002 dengan
Adapun
menggunakan
r2 = 0,998 (Battu & Reddy, 2009).
spektroskopi inframerah, pada area puncak
Metode analisis yang telah dilakukan
inframerah 1721,5 cm-1 dan panjang gelombang
pada analisis ibuprofen dengan menggunakan
273 dengan deteksi sinar UV, didapatkan
titrimetri dan spektrofotometri ultraviolet, pada
persamaan regresi y = 0,00 + 168,38x dan
metode
koefisien korelasi (r2) 0,998 (Matkovic, 2005).
ini
menggunakan
delapan
merek
ibuprofen sesuai dengan batas resmi 90 -110%.
Beberapa metode di atas merupakan
Saat dilakukan titrimetri visual sampel H
metode yang mahal, canggih dan membutuhkan
memiliki persentase konten tertinggi 97,8%,
waktu yang lama, oleh karena itu dilakukan
sedangkan
sampel
konten
terendah
memiliki
persentase
analisis tablet ibuprofen dengan menggunakan
95,7%.
Metode
metode yang mempunyai sensitivitas yang
untuk
tinggi, cara preparasi yang mudah, waktu
analisis tablet ibuprofen karena mengandung
pengerjaan yang singkat, perawatan alat yang
kromofor yang menyerap radiasi di daerah
mudah serta biaya yang lebih murah yaitu
ultraviolet
gelombang
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-Densitometri.
elektromagnetik 265 nm. Metode ini dapat
Metode ini perlu dikembangkan untuk analisis
digunakan untuk uji obat kuantitatif. Kalibrasi
tablet ibuprofen dan diharapkan menjadi solusi
kurva dilakukan pada rentang konsentrasi 0,05
untuk mendapatkan metode yang baik, valid,
sampai 0,35 mg/mL dengan persamaan garis
mudah preparasinya, dan hasil yang didapatkan
regresi yang diperoleh Y = 1,8679x - 0,0263 ini
dapat dipertanggung jawabkan sehingga dapat
sejalan dengan hukum Beer-Lambert. Koefisien
bermanfaat.
spektrofotometri
dari
B
ultraviolet
panjang
cocok
korelasi (r2 = 0,998) menunjukkan pembacaan yang akurat pada semua konsentrasi sampel uji
METODE PENELITIAN
(Ebeshi et al., 2009). Metode lain adalah metode
Alat
kromatografi elektrokinetik miselar, linieritas
Alat-alat yang digunakan antara lain:
yang didapatkan memenuhi syarat validasi
Lampu UV 254 dan 366 (Camag®), TLC Scanner
dengan persamaan regresi y= 3,610x - 72,000
4 dengan software Wincat (Camag®), Pipet
dengan koefisien korelasi 0,9998, LOD dan LOD
Kapiler ukuran 5 µL (Camag®), Twin Chamber
yang didapatkan juga telah memenuhi syarat
ukuran 20 x 20 cm (Camag®), Penotol Nanomat
validasi yaitu 0,0082 mg/mL dan 0,02 mg/mL
4 (Camag®), plat silica gel 60 F254 250 μm
(El-kommos et al., 2012).
(Merck®) ukuran 20 x 20 cm, sonikator, 126
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
desikator vakum, timbangan digital (type ABJ
mengandung ibuprofen 200 mg dari PT Indo
220-4M), corong, gelas ukur (Pyrex), pipet ukur
Farma (No. Batch CD3F023), tablet ibuprofen
(Pyrex), pipet tetes, spatel, labu ukur (Pyrex),
dengan nama dagang Proris® mengandung
kertas perkamen, kertas saring (Whatman No.
Ibuprofen 200 mg dari PT Pharos (No. Batch BN
41).
C4G580B), metanol p.a (Emsure®), kloroform p.a (Emsure®), aseton p.a (Emsure®) dan etil
Bahan
asetat p.a (Emsure®) dari PT Merck. Bahan
yang
digunakan
Baku
Pembanding Farmakope Indonesia Ibuprofen didapat dari PT Indo Farma, tablet generik
Pengembangan Metode Analisis Fase diam: Plat Silica gel 60 F254 250 μm.
Tabel 1. Fase gerak untuk eluen Ibuprofen (Moffat et al., 2011). Sistem TD TF TAE TAD Dari
sistem
TAD
Fase Gerak Kloroform:Aseton Etil Asetat Metanol Kloroform:metanol gerak
dalam 50 mL metanol. Larutan tablet generik
dilakukan
ibuprofen dan tablet ibuprofen dengan nama
pengembangan yaitu kloroform:metanol (10:1).
dagang Proris® masing-masingnya mengandung
Fase gerak yang dipilih adalah fase gerak yang
4
mg/mL
atau
4000
memenuhi kriteria rentang Rf 0,2-0,8 (Watson,
disonikator
lalu
disaring
2009).
Whatman no. 41.
Pembuatan Larutan Baku Ibuprofen
Analisis kualitatif Larutan Sampel
kloroform:metanol
dengan
fase
Perbandingan 8:2 10 10 9:1
(9:1)
ppm.
Larutan
melalui
ini
kertas
Ditimbang 1000 mg Ibuprofen masukkan
Siapkan plat KLT 20 x 20 cm buat masing-
dalam labu ukur 100 mL, kemudian dilarutkan
masing garis penotolan 1 cm dari tepi bawah
dalam metanol sambil diaduk dan dicukupkan
dan 1 cm dari atas. Larutan standar, sampel
volumenya
Larutan
generik dan sampel proris® masing-masing
ibuprofen ini mengandung 10 mg/mL atau
dengan konsentrasi 4 mg/mL atau 4000 ppm
10.000 ppm.
ditotolkan 5µL sebanyak 3 totolan pada garis
hingga
tanda
batas.
awal dengan jarak penotolan masing-masingnya Penyiapan Sampel
1 cm, masukkan plat kedalam chamber yang
Tablet generik ibuprofen mengandung
telah dijenuhkan dengan fase gerak terpilih
ibuprofen 200 mg dan tablet ibuprofen dengan
tutup chamber dan dibiarkan sehingga fase
nama dagang Proris® mengandung ibuprofen
gerak bergerak sampai mencapai garis atas.
200 mg, dua puluh tablet dari masing-
Chamber dibuka, plat KLT diambil dan dikering
masingnya ditimbang dan dihitung rata-rata
anginkan kemudian ditentukan nilai Rf.
beratnya. Tablet kemudian digerus dan jumlah
Linearitas Kurva Baku
yang setara dengan berat satu tablet dilarutkan
127
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Dari larutan standar ibuprofen dibuat
diperiksa dengan mengulangi penelitian selama
larutan bertingkat dipipet masing-masing secara
tiga hari berturut-turut. Konsentrasi standar
berurutan 2, 4, 6, 8, dan 10 mL dari larutan
ibuprofen
standar dalam labu ukur 10 mL sampai tanda
persamaan regresi yang didapat dari kurva
batas sehingga diperoleh konsentrasi 2, 4, 6, 8,
kalibrasi.
dari
sampel
dihitung
dengan
10 mg/mL. Ibuprofen untuk kurva baku dibuat dengan menotolkan 5 µL setiap konsentrasi
Penetapan Kadar
diterapkan pada plat KLT silika gel 60 F254
Larutan uji dengan konsentrasi 4 mg/mL
kemudian dielusi dengan eluen terbaik sampai
ditotolkan masing-masing sampel sebanyak 3
tanda batas atas dan dikeringkan dengan cara
totolan dengan volume 5 µL pada garis awal
dianginkan-anginkan di suhu kamar. Plat yang
dengan jarak penotolan masing-masingnya 1
telah terpisah dianalisis dengan densitometer,
cm. Masukkan plat kedalam chamber yang telah
sehingga akan didapat data Retention factor (Rf)
dijenuhkan dengan fase gerak terpilih, tutup
dan Area Under Curve (AUC). Linearitas kurva
chamber dan dibiarkan sehingga fase gerak
baku ditentukan dengan cara mengolah data
bergerak sampai mencapai garis atas. Chamber
konsentrasi seri kadar (x) dan AUC diperoleh
dibuka, plat KLT diambil dan dikeringanginkan.
dengan persamaan regresi linier.
Kemudian diamati dibawah lampu UV 254 nm. Kemudian bercak discanning dengan alat Camag
Batas Deteksi dan Kuantifikasi Setelah
diperoleh
kalibrasi,
nm dan didapat data luas histogram dari
konsentrasi kecil yang masih dapat dideteksi
senyawa uji. Luas area dimasukkan dalam
(LOD) dan terdeteksi secara kuantifikasi (LOQ)
persamaan
regresi
dihitung secara statistik melalui garis linier dari
perhitungan
luas
kurva standar.
senyawa uji, maka didapatkan kadar senyawa.
Pengujian Presisi
Akurasi
Pengujian
presisi
kurva
TLC Scanner 4 dengan panjang gelombang 222
dilakukan
adalah
Studi
yang area
recovery
diperoleh pada
dari
konsentrasi
dilakukan
untuk
keterulangan (repeatability) sebagai variasi
memeriksa akurasi metode ini. Sampel yang
dalam sehari. Kadar yang digunakan dalam
dianalisis mengandung 4 mg/mL ibuprofen.
pengujian presisi adalah 6, 8, 10 mg/mL
Pemulihan
ditotolkan pada plat silika gel 60 F254 dengan
menambahkan tiga jumlah yang berbeda dari
volume 5 µL dan dielusi dengan eluen terbaik
ibuprofen yaitu 80, 100 dan 120 % diharapkan
dan dikeringkan, bercak dalam plat silika
dapat mewakili kadar terendah dan kadar
kemudian dianalisis dengan densitometer. Data
tertinggi dari kurva baku yang digunakan.
yang akan diperoleh adalah Rf dan AUC
Ditotolkan pada plat silika gel 60 F254 masing-
kemudian dihitung nilai rata-rata, standar
masing kadar 3 kali penotolan dengan volume
deviasi (SD) dan standar deviasi relatif (RSD).
penotolan 5 µL dan dielusi dengan eluen terbaik.
Ketepatan menengah metode presisi intraday
Bercak pada plat silika kemudian dianalisis
dilakukan selama satu hari pada pagi, siang dan
dengan densitometer dan akan diperoleh data
sore,
berupa
sedangkan
metode
presisi
interday
percobaan
nilai
AUC
dilakukan
sampel
yang
dengan
telah 128
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
ditambahkan standar kemudian dihitung %
koefisien korelasi kurva standar r² = 0,9946
perolehan kembali dari masing-masing kadar
dan didapatkan nilai r = 0,9973.
standar
yang
ditambahkan
dalam
sampel
3. Batas Deteksi dan Kuantifikasi
dengan menentukan % analit yang ditambahkan
Nilai LOD dan LOQ dari ibuprofen yang
yang dapat diukur.
didapat adalah 0,81 mg/mL dan 2,70 mg/mL. 4. Presisi
HASIL DAN DISKUSI
Penentuan presisi intraday ibuprofen pada
1. Pemilihan Fase Gerak.
konsentrasi 6 mg/mL dengan nilai % RSD
Optimasi
fase gerak
dilakukan dengan
berturut-turut
4,7274%,
1,4832%
dan
mengujicobakan beberapa sistem yaitu: TD
0,3079%; konsentrasi 8 mg/mL dengan nilai
dengan perbandingan fase gerak kloroform
% RSD berturut-turut 1,6945%, 1,0982%
p.a:aseton p.a (8:2) nilai Rf yang didapat
dan 3,5761%; dan konsentrasi 10 mg/mL
adalah 0,62, sistem TF dengan fase gerak etil
dengan nilai % RSD berturut-turut 1,8590%,
asetat p.a nilai Rf yang didapat adalah 0,87,
1,9117% dan 1,5002%. Penentuan presisi
Sistem TAE dengan fase gerak metanol p.a
interday
nilai Rf yang didapat adalah 0,81, sistem TAD
konsentrasi 6 mg/mL dengan nilai % RSD
dengan perbandingan fase gerak kloroform
berturut-turut
p.a:metanol p.a (9:1) nilai Rf yang didapat
1,0412%; konsentrasi 8 mg/mL dengan nilai
adalah 0,72, pengembangan dari sistem TAD
% RSD berturut-turut 3,4806%, 3,0148%
dilakukan dengan perbandingan fase gerak
dan 1,7911%; dan konsentrasi 10 mg/mL
kloroform p.a:metanol p.a (10:1) nilai Rf
dengan nilai % RSD berturut-turut 3,5109%,
yang didapat adalah 0,48. Setelah dilakukan
2,6597% dan 2,1407%.
pengujian dengan beberapa fase gerak,
Ibuprofen
dilakukan
3,5632%,
1,3367%
pada dan
5. Penetapan Kadar
kloroform p.a:metanol p.a (10:1) nilai Rf
Kadar ibuprofen dari masing-masing sampel
yang didapat adalah 0,48 merupakan fase
generik ibuprofen dan tablet ibuprofen
gerak terbaik yang digunakan untuk analisis
dengan nama dagang Proris® adalah 99,54%
ibuprofen.
± 2,99% dan 103,75 % ± 4,25%
2. Liniearitas Kurva Baku
6. Akurasi
Linieritas suatu metode harus diuji untuk
Penambahan larutan standar ibuprofen 80%,
membuktikan adanya hubungan linier antara
100%, 120% = 3,1854 mg/mL, 3,9818
konsentrasi analit dan respon detektor.
mg/mL, dan 4,7782 mg/mL, ditambahkan
Sebagai parameter adanya hubungan linier
dalam larutan sampel generik 4 mg/mL
atau tidak digunakan koefisien korelasi (r)
(yang
pada garis linier y = a + bx. Pembuatan kurva
perolehan kembali yang didapat adalah
kalibrasi ibuprofen pada penelitian ini
87,90%, 100,72% dan 98,09%. Penambahan
dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 mg/mL yang
larutan standar ibuprofen 80%, 100%, 120%
menghasilkan luas area 21506,90; 32174,68;
= 3,3200 mg/mL, 4,1500 mg/mL, dan 4,9802
40463,73;
55847,25.
mg/mL, ditambahkan dalam larutan sampel
Persamaan regresi linier yang didapatkan
dengan nama dagang Proris® 4 mg/mL (yang
adalah y = 14293,868 + 4201,72x dengan
telah diketahui kadarnya) % perolehan
47528,38;
dan
telah
diketahui
kadarnya)
%
129
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
kembali yang didapat adalah 107,14%,
densitometri untuk senyawa tersebut terbentuk
91,79% dan 93,69%.
puncak yang simetris dan merata. Dari hasil
Penelitian ini dianalisis menjadi beberapa tahap yaitu optimasi fase gerak, validasi metode meliputi linieritas kurva baku, batas deteksi dan kuantifikasi, presisi, penetapan kadar dari sampel serta study recovery. Penelitian ini menggunakan plat KLT silica gel F254 (Merck®) karena kedua senyawa berfluoresensi pada sinar UV terutama pada panjang gelombang 254 nm. Sinar UV yang mengeksitasi zat pada panjang gelombang
254
nm tidak
dapat
mencapai indikator flouresensi masing-masing zat sehingga bercak akan tampak gelap yang dikelilingi bagian yang berflouresensi. Bagian berflouresensi diakibatkan adanya senyawa sulfida yang ditambahkan pada permukaan silica gel (Watson, 1999). Sebelum melakukan elusi plat dipanaskan terlebih dahulu dalam oven pada suhu 1000C selama 5 menit (Moffat et al., 2011). Analisis tablet ibuprofen secara KLTDensitometri digunakan panjang gelombang 222 nm (Starek & Krzek, 2010). Rf (Retardation Factor) didefinisikan sebagai laju pergerakan senyawa uji dibagi dengan laju pergerakan fase gerak. Pada kromatografi lapis tipis senyawa uji dan fase gerak bergerak dalam jangka waktu yang sama. Jarak yang ditempuh berbanding lurus dengan laju pergerakan (Bobbit et al., 1991). Nilai Rf terletak antara 0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.
Selain
itu,
fase
gerak
harus
mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena kromatografi lapis tipis merupakan teknik yang sensitif (Rohman, 2009). Pada
penelitian
ini,
pengembangan
dilakukan sebanyak 3 hari berturut-turut untuk memastikan fase gerak yang telah didapatkan memiliki
nilai
Rf
yang
stabil
supaya
percobaan didapatkan hasil fase gerak terbaik yang dapat digunakan untuk analisis ibuprofen adalah kloroform:metanol (10:1), karena setelah digunakan sebagai fase gerak selama 3 hari berturut-turut nilai Rf yang didapatkan stabil dan memasuki rentang yaitu 0,48. Linieritas
suatu
metode
merupakan
ukuran seberapa baik kurva kalibrasi yang menghubungkan antara respon (y) dengan konsentrasi didapatkan
(x).
Dari
hasil
persamaan
garis
pengukuran lurus
y
=
14293,868 + 4201,72x dengan koefisien korelasi (r) = 0,997. Koefisien korelasi ini menunjukkan hasil yang linier, karena memenuhi kriteria penerimaan yaitu nilai koefisien korelasi (r) ≤ 1 (Gandjar & Rohman, 2013). Penentuan LOD dan LOQ merupakan salah satu syarat untuk proses memvalidasi metode analisis (Harmita, 2004). Pengukuran ini menetapkan konsentrasi yang minimum di mana analit dapat dipercaya, dikenali dan terukur (Alsirawan et al., 2013). Nilai LOD dan LOQ dapat ditentukan dari persamaan regresi dan standar deviasi. Nilai LOD dan LOQ ibuprofen adalah 0,81 mg/mL dan 2,70 mg/mL. Uji presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil individu, diukur melalui penyebaran hasil individual
dari
rata-rata
jika
prosedur
diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran homogen. Kriteria seksamaan diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif atau koefisien variasi 2% atau kurang. Akan tetapi kriteria ini sangat fleksibel tergantung pada konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah sampel, dan kondisi laboratorium. Dari penelitian dijumpai bahwa koefisien
variasi
meningkat
dengan 130
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
menurunnya kadar analit yang dianalisis. Pada
sampel tablet ibuprofen dengan nama dagang
kadar 1% atau lebih, standar deviasi relatif
Proris® 103,75% ± 4,25%. Dari data ini terlihat
antara laboratorium adalah sekita 2,5% ada
bahwa kadar ibuprofen dalam tablet generik
pada satu perseribu adalah 5%. Pada kadar satu
dan tablet ibuprofen dengan nama dagang
per sejuta (ppm) RSDnya adalah 16% dan pada
Proris® sesuai dengan ketentuan yang ada pada
kadar part per bilion (ppb) adalah 32%. Pada
Kementerian Kesehatan RI tahun 2014 yaitu 90-
metode yang sangat kritis, secara umum
110%. Kadar yang didapatkan juga memenuhi
diterima bahwa RSD harus lebih dari 2%
syarat validasi yaitu diatas nilai LOD dan LOQ
(Harmita, 2004).
yang didapatkan.
Presisi
metode
intraday
dilakukan
Akurasi
merupakan
ukuran
yang
dengan menotolkan standar ibuprofen murni
menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis
pada pagi, siang dan sore hari, sedangkan pada
dengan
presisi metode interday dilakukan dengan
Kecermatan
menotolkan standar ibuprofen murni selama 3
perolehan kembali (% recovery). Perolehan
hari berturut-turut. Dari nilai % RSD yang
kembali
didapatkan pada penelitian ini diperoleh nilai
penambahan bahan baku standar pada sampel.
%RSD yang kurang sama dengan 16% maka
Dari hasil uji perolehan kembali ibuprofen
dapat dikatakan bahwa metode ini mempunyai
berada pada rentang yang diperbolehkan (80-
nilai keterulangan yang baik.
110%) (Harmita, 2004). Jadi ini membuktikan
Dari hasil pengujian dengan motede TLC Scanner
diketahui kadar
ibuprofen dalam
kadar
analit
yang
dinyatakan ibuprofen
sebenarnya.
sebagai
dilakukan
persen dengan
bahwa metode ini memberikan hasil yang akurat.
sampel generik ibuprofen 99,55% ± 2,99% dan Tabel 2. Hasil pemilihan fase gerak untuk analisis ibuprofen Sistem TD TF TAE TAD Pengembangan Sistem TAD
Fase Gerak Kloroform:Aseton Etil Asetat Metanol Kloroform:Metanol
Perbandingan 8:2 10 10 9:1
Rf 0,62 0,87 0,81 0,72
Kloroform:metanol
10:1
0,48
Gambar 1. Kurva kalibrasi ibuprofen
131
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Gambar 2.
Hasil densitogram sampel generik ibuprofen dari PT. Indo Farma volume penotolan 5µL, fase gerak kloroform:methanol (10:1), pada panjang gelombang 222 nm
Gambar 3.
Hasil densitogram sampel ibuprofen dengan nama dagang Proris® dari PT. Pharos, volume penotolan 5µL, fase gerak kloroform:methanol (10:1), pada panjang gelombang 222 nm
KESIMPULAN
ibuprofen
dengan
nama
dagang
Proris®
Pada penelitian ini telah didapatkan
mempunyai % perolehan kembali memenuhi
fase gerak terbaik yang dapat digunakan untuk
rentang yaitu 80-110%. Presisi intraday dan
analisis ibuprofen yaitu kloroform : metanol
interday mempunyai keterulangan yang baik
(10:1). Validasi metode analisis ibuprofen
karena %RSD ≤ 16%. Kadar tablet generik
dengan
(KLT)-
ibuprofen adalah 99,54% ± 2,99% dan kadar
Densitometri mempunyai linieritas yang telah
tablet ibuprofen dengan nama dagang Proris®
memenuhi syarat validasi yaitu didapatkan
adalah
koefisien korelasi 0,9973, batas deteksi 0,81
didapatkan telah memenuhi syarat sesuai
mg/mL dan batas kuantifikasi 2,70 mg/mL,
Farmakope Indonesia edisi V yaitu 90-110%.
Kromatografi
Lapis
Tipis
103,75%
±
4,25%,
kadar
yang
Akurasi pada tablet generik ibuprofen dan tablet
132
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
DAFTAR PUSTAKA Alsirawan, M.B., Mohammad, M.A., Alkasmi, B., Alhareth, K. & El-Hammadi, M. (2013). Development and validation of a simple hplc method for the determination of ibuprofen sticking onto punch faces. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 5(4), 227231. Battu, P.R. & Reddy, M.S. (2009). RP-HPLC Method for simultaneous estimation of Paracetamol and Ibuprofen in tablets. Asian J. Research Chem, 2(1), 70-72. Bobbitt, J.M., Gritter, R.J., & Scharwarting, A.E. (1991). Pengantar Kromatografi. (Edisi II). Penerjemah : Kokasih Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB. Ebeshi, B.U., Oseni, K.E., Ahmadu, A.A. & Oluwadiya, O.O. (2009). Comparative Utilization of Visual, potentiometric titrations and UV spectophotometric methods in the determination of Ibuprofen. African Journal of Pharmacy and Pharmacology, 3(9), 426431. El-kommos, M.E., Mohamed, N.A. & Hakiem, A.F.A. (2012). Selective Micellar Electrokinetic Chromatographic Method for Simultaneous Determination of some Pharmaceutical Binary Mixtures Containing Non-Steroidal AntiInflammatory Drugs. Journal of Pharmaceutical Analysis, 3(1), 53-60. European Medicines Agency. (2014). European Medicines Agency starts review of ibuprofen medicines. London: United Kingdom. Gandjar, I.G. & Rohman, A. (2013). Kimia Farmasi Analisis. (Edisi XI). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Harmita. (2004). Petunjuk pelaksanaan validasi metode dan cara perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, 1 (3), 117-135.
Katzung, B. (2002). Farmakologi Dasar dan Klinik. (Edisi II). Penerjemah dan editor bagian farmakologi fakultas kedokteran Universitas Erlangga. Surabaya: Salemba Medika. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Farmakope Indonesia. (Edisi V). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kumaresan, C. (2010). S+ ibuprofen (dexibuprofen): the superior non steroidal antiinflammatory agents for development of pharmaceuticals. International Journal of Current Pharmaceutical Research, 2(3), 1-3. Matkovic, S.R. (2005). Quantitative analysis of Ibuprofen in pharmaceutical formulations through FTIR Spectroscopy. Latin American Applied Research, 35, 189-195. Moffat, A.C., Osselton, M.D. & Widdop, B. (2011). Clarke’s Analysis of Drug and Poisons. (Edisi IV). London: Pharmaceutical Press. Narendra, N., Jeyabalan, G.S., Mukesh, K., Naresh, K. & Gurpreet, S. (2012). Simultaneous estimation of famotidine and ibuprofen in pure and pharmaceutical dosage form by UV-VIS spectroscopy. International Research Journal of Pharmacy, 3(4), 277-280. Rohman, A. (2009). Kromatografi untuk Analisis Obat. (Edisi I). Yogyakarta: Graha Ilmu. Starek, M. & Krzek, J. (2010). TLC ChromatographicDensitometric assay of Ibuprofen and its impurities. Journal of Chromatographic Science, 48, 825-829. Watson, D.G. (2009). Analisis farmasi: buku ajar untuk mahasiswa farmasi dan praktisi kimia farmasi. (Edisi II). Penerjemah: Winny R. Syarief. Jakarta: EGC.
133