LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA
STIMULASI LISTRIK
Disusun Oleh : Kelompok 3B Mega Yulia Rais
D1E011112
Irpan Cepi Sopian
D1E011113
Afit Agung Ikhmawan
D1E011114
Anggi Hardiyanto
D1E011115
Akis Syarif Hidayatullah
D1E011116
Didik Kurniadi
D1E011117
Abdullah Naser Amirudi
D1E011118
Ardiya Aji Candra
D1E011119
Axelia Dwi Yulfianti Amin Safangat
D1E011122
LABORATORIUM ILMU PENGETAHUAN DASAR PETERNAKAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PETERNAKAN PURWOKERTO 2012
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya.Pada prinsipnya, stimulasi listrik akan mempercepat proses glikolisis postmortem yang terjadi selama palatabilitas daging. Stimulasi listrik terhadap karkas telah terbukti mempercepat laju glikolisis pada kelinci;mempercepat glikolisis postmortem, mencegah pemendekan otot karena temperatur dingin dan meningkatkan ke empukkan daging pada domba dan memperbaiki keempukkan serta flavor pada daging sapi. Stimulasi listrik merupakan salah satu metode fisik yang praktis untuk mengurangi kealotan daging, yang berasal dari ternak atau heawan tua. Kealotan daging disebabkan karena pemendekan otot postmortem. Stimulasi listrik bertujuan mempercepat proses glikolisis postmortem (setelah pemotongan).
1.2 Tujuan Praktikum Mahasiswa dapat mengukur keempukan daging setelah distimulasi dengan arus listrik yang berbeda-beda 1.3 Waktu Dan Tempat Praktikum Fisika dasar dilakukan pada hari senin , 2 april 2012 pada pukul 09.45 – 11.00 WIB. Dilakukan di Laboratorium IPDP (Ilmu Pengetahuan Dasar peternakan) Fakultas Peternakan ,Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
BAB II METODE
2.1 Bahan dan Alat 2.1.1 Bahan yang digunakan adalah daging sapi dengan ketebalan yang sama. 2.1.2 Alat yang digunakan adalah : a. Seperangkat stimulator b. Penetrometer
2.2 Cara Kerja 1. Menyiapkan stimulator dan daging yang akan distimulasi. 2. Pastikan kutub positip dari sumber tegangan listrik 220 volt dan hubungkan kutub positip tersebut pada stimulator sehingga arus nantinya melalui hambatan (resistor 110 ohm dan 55 ohm atau 2 A dan 4 A) yang ada pada stimulator. 3. Hubungkan kutub negatif dari sumber tegangan listrik 220 volt ke kutub negatif pada stimulator. 4. Hubungkan masing-masing kabel kutub positip dan negatif dari sumber stimulator ke masing-masing ujung yang akan distimulasi. 5. ON-kan sumber tegangan selama 30 detik (untuk sub kelompok 1), 60 detik (untuk sub kelompok ke 2) dan 90 detik (untuk sub kelompok ke 3). 6. Setiap sub kelompok melakukan stimulasi untuk arus 2A dan 4A. 7. Setelah daging distimulasi (no.5), kemudian diukur keempukannya menggunakan alat penetrometer dengan prosedur sebagai berikut :
Prosedur Pengukuran Keempukan Daging 1. Menyiapkan penetrometer. 2. Setelah daging distimulasi, diambil/dipotong sebesar 1 cm3 kemudian diletakkan pada (meja) penetrometer. 3. Jarum penetrometer diset/diatur tepat bersinggungan dengan daging yang akan diukur keempukannya. 4. Beban berat 50 gr yang ada pada penetrometer dilepaskan bersamaan dengan menekan pengukur waktu selama 10 detik. 5. Setelah 10 detik beban diangkat dan keempukan daging dibaca pada skaala yang tertera pada penetrometer beberapa millimeter jarum penetrometer masuk kedalam daging. 6. Perhatikan : a. Saat mengukur keempukan posisi daging harus konsisten, artinya posisi daging harus sama membujur atau melintang. b. Pengukuran daging dilakukan juga pada daging yang tidaak distimulasi. 7. Hasil pengamatan dimasukan kedalam table.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Hasil pengamatan (sub kelomok 3) No.
Lama Stimulasi
Rumus
Keempukan daging
urut
Keterangan
(mn/gr/dt)
1.
0
153/50/10
0,306
10 s
2.
5
108/50/10
0,216
10 s
3.
10
110/50/10
0,22
10 s
4.
15
107/50/10
0,214
10 s
Grafik Keempukan Daging
0.35 0.3 0.25
Grafik Keempukan Daging
0.2 0.15 0.1 0.05 0 0
5
10
15
Lama Stimulasi (Detik)
3.2 Pembahasan Daging merupakan bahan pangan yang dihasilkan dari perubahan post mortem (pascamerta) dari otot strip, otot yang membalut tulang rangka tubuh (skeletal), dikenal sebagai jaringan muskuler. (Anonim, 2009). Daging di definisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Daging dapat dikelompokan menjadi: (1)daging segar yang dilayukan atau tanpa dilayukan, (2)daging segar yang dilayukan kemudian didinginkan (daging dingin), (3)daging segar yang dilayukan, didinginkan kemudian dibeku (daging beku), (4)daging masak, (5)daging asap, dan (6)daging olahan (Soeparno, 1994). Stimulasi listrik merupakan salah satu metode fisika yang praktis untuk mengurangi kealotan daging, yang berasal dari ternak atau hewan tua. Kealotan daging disebabkan karena pemendekan otot postmortem. Stimulasi listrik bertujuan mempercepat proses glikolisis postmortem (setelah pemotongan) (Anonim, 2009). Tenggang waktu antara pemotongan dan saat stimulasi listrik biasanya berkisar antara 3 sampai 60 menit di sesuaikan dengan lama waktu yang di pergunakan untuk mempersiapkan karkas antara lain adalah gelombang arus listrik terputus – putus, tipe elektroda yang pernah dipergunakan antara lain adalah voil aluminium, tipe seperti peniti, tipe penjepit, tipe elektroda berujung banyak. Resistansi karkas terhadap stimulasi listrik dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1. Tenggang waktu antara pemotongan ternak dengan stimulasi listrik 2. Jarak antara elektroda 3. Kontak area permukaan elektroda dengan daging atau jaringan ikat dan tidak di hambat oleh lemak 4. Ukuran karkas, apakah karkas utuh, belahan karkas, atau potongan karkas 5. Lokasi stimulasi Respon otot terhadap stimulasi listrik berbeda, misalnya kualitas daging sapi yang berwarna cokelat gelap atau DBC, tidak dipengaruhi oleh stimulasi listik. Bagian otot yang
lebih pucat, yang sebagian besar mengandung serabut anaerobik mempunyai respon lebih besar terhadap stimulasi listrik daripada bagian otot yang gelap atau merah.( Soeparno,1994)
BAB IV
KESIMPULAN Keempukan daging yang normal 140 mm/gr/detik, setalah distimulasi selama 5 menit dengan kuat arus 4A keempukannya mencapai 121 mm/gr/detik, distimulasi 10 detik keempukannya mencapai 149 mm/gr/detik, distimulasi 15 detik keempukannya mencapai 116 mm/gr/detik. Jadi kuat arus dan panjang waktu stimulasi mempengaruhipada keempukan daging, semakin besar kuat arus dan lama waktu stimulasi maka daging akan semakin empuk.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2009.
Stimulasi
Daging.
http://kuntarto.blogspot.com//2009/03/stimulasi-
daging.html. 22 Mei 2009 Anonim, 2009. Struktur Otot. http://cinnatalemien-bustam.blogspot.com/2009/03/strukturotot-dan-kualitas-daging.html 22 Mei 2009. McCollum, P.D dan Henrickson, R.L. (1977) Pada ; animal Science Research. Oklahoma State University dan USDA. Hal 146 - 151 Soeparno, 1994. Ilmu Dan Teknologi Daging. Gajah Mada University press: Yogyakarta