LAPORAN PENELITIAN PEMETAAN DAN ANALISIS SISI PERMINTAAN DUNIA KERJA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM DIMENSI KUALITAS, KUANTITAS, LOKASI DAN WAKTU DI KALIMANTAN SELATAN
OLEH
ISMED SETYA BUDI MARIANA TAUFIK HIDAYAT PENELITIAN INI DIBIAYAI OLEH
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON FORMAL DAN INFORMAL (PAUDNI) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT JALAN BRIGJEND H. HASAN BASRY, KAYU TANGI, BANJARMASIN TELPON 0511-3302789 / 0511-3305240 MARET 2012
1
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 2
RINGKASAN Kebutuhan ketenagakerjaan pada sektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan secara umum menunjukkan trend kecenderungan yang meningkat seiring dengan perluasan kebun dan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit. Peningkatan jumlah tenaga kerja makin besar apabila dikaitkan dengan makin luasnya lahan marginal dan lahan basah yang bisaa digarap, serta tuntutan akan pengolahan hasil CPO menjadi produk jadi. Tenaga kerja yang dibutuhkan nantinya terutama yang
terkait
dengan
bidang
teknis
pertanian/perkebunan
(untuk
kebutuhan kebun), teknik mesin, industri, kimia (terutama untuk kebutuhan pabrik kelapa sawit) komputer dan informatika
serta bidang ekonomi,akuntansi,
(untuk penunjang kegiatan administrasi
perkantoran). Tingkat pengangguran terus meningkat dan belum bisa teratasi dengan tuntas bahkan kecenderungan semakin meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas. Pengembangan kelapa sawit sebagai kegiatan ekonomi utama terus dikembangkan secara besar-besaran untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara cepat dan tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir sebagian besar hanya berpendidikan tamat SD/MI. Diperlukan tenaga kerja yang lebih banyak lagi, dengan prediksi memerlukan peningkatn jumlah lebih dari 100% hingga 2015. Pola ketenaga-kerjaan berdasarkan level manajemen pada perkebunan kelapa sawit membentuk piramida, Untuk level manajemen (top manajemen/manajer) proporsinya hanya sekitar 8,42%, level menengah (supervisor) sebanyak 18,03%, dan level operator mencapai 73,54%. Pada level manajer tingkat pendidikan tenaga kerja didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan setara S1 (mencapai 61,65%)
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 3
Pada level supervisor umumnya masih didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas dengan proporsi mencapai 58,62%.Pada level operator, dapat dilihat bahwa proporsi mereka yang berpendidikan rendah lebih mendominasi. Hal ini karena mereka memang sebagai tenaga kerja yang menjadi ujung tombak pelaksana teknis di lapangan. Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan formal SD dan SMP mendominasi tenaga kerja pada level operator dengan proporsi mencapai 67,95%.
Walaupun demikian, pada level
operator ini tenaga kerja dengan tingkat pendidikan formal SMA proporsi juga relatif besar dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya, yang mencapai 27,22%. Hasil survai menunjukkan bahwa kompetensi pada level manajer lebih banyak didominasi bidang pertanian (terutama agronomi, hama dan penyakit tumbuhan dan sosial ekonomi pertanian) serta bidang ekonomi. Kompetensi dasar lainnya adalah hukum, manajemen, dan akuntansi. Aspek ketenagakerjaan yang terkait dengan dimensi waktu di perkebunan kelapa sawit ini meliputi kondisi eksisting berdasarkan masa kerja tenaga kerja yang ada serta perkiraan kebutuhan tenaga kerja di masa yang akan datang. Berdasarkan hasil survai diketahui bahwa masa kerja karyawan di perkebunan kelapa sawit ini menunjukkan gambaran yang cukup berbeda pada masing-masing level, baik untuk level manajer, supervisor maupun operator. Untuk level manajer umumnya masa kerja mereka lebih dari 5 tahun (52,43%). Kondisi kerja diperkebunan kelapa sawit hingga masih kurang baik secara kuantitas maupun kualitas. Diperkirakan untuk kebutuhan tenaga kerja satu wilayah kebun dengan luasan sekitar 10.000 hektar idealnya diperlukan seorang manajer dan dibantu dengan satu orang asisten kepala, 4 orang asisten kebun, 4 orang mandor kepala, 10 orang mandor. Kebutuhan tenaga kerja pada level pelaksana lapangan hingga buruh kebun diperhitungkan dengan proporsi luasan kebun yang ditangani, Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 4
misalnya untuk tenaga kerja tanam dibutuhkan 0.12 x luas kebun, tenaga pemeliharaan 0,12 x luas kebun, dan tenaga panen sekitar 0,08 x luas kebun. Dengan demikian kebutruhan tenaga harian semakin besar lagi. Berdasarkan kajian lokasi asal pendidikan maka tergambar bahwa pada umumnya tenaga kerja pada sektor perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi tenaga kerja dari luar provinsi baik untuk level manajer, supervisor maupun level operator. Tenaga kerja lokal hanya mendominasi sebagai tenaga kerja lepas dengan upah harian. Hal ini bukan karena perusahaan tidak peduli dengan tenaga kerja lokal tapi karena kualitas tenaga kerja lokal yang belum memenuhi standat yang dibutuhkan perusahaan. Disamping itu tenaga kerja lokal belum memandang sektor perkebunan sebagai sektor mampu menjadi daya tarik karena masih ada sektor perdagangan yang lebih sesuai haarapan. Kebutuhan tenaga kerja akan terus meningkat sehingga perlu adanya kerjasama yang lebih baik antara dunia pendidikan dan pihak perusahaan kelapa sawit untuk menciptakan tenaga kerja yang memenuhi standar kuantitas, berkualitas dan kontinuitas. Hal yang juga perlu mendapat perhatian serius adalah perhatian terhadap tenaga kerja lokal perlu ditingkatkan agar tidak menimbulkan kecemburuan dan kesejangan dimasa akan datang. Fakultas Pertanian Unlam harus mampu menyiapkan pendidikan yang benar-benar mendukung perkebunan kelapa sawit di Kalimantan, seperti pembukaan pendidikan fokasi atau SMK khusus kelapa sawit dan pembukaan Program Studi Kelapa Sawit pada perguruan tinggi. Tantangan
bagi
dunia
pendidikan
kedepan
adalah
bagaimana
pengembangan perkebunan kelapa sawit masa depan dapat diarahkan pada lahan marginal dan lahan basah. Luas lahan yang belum tergarap ini merupakan peluang besar bagi penambahan luas areal perkebunan kelapa sawit dimasa yang akan datang. Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 5
Terkait pada tingkat pendidikan formal para manajer ini dapat diketahui level manajer dengan semua jenjang pendidikan selalu didominasi oleh tenaga kerja dari luar provinsi sebesar 72,82% sedangkan pada level supervisor hanya mencapai 58,28%. Hal yang juga menarik adalah proporsi tenaga kerja level supervisor yang berasal dari dalam kabupaten proporsi menempati urutan kedua dibandingkan yang berasal dari dalam provinsi, dengan proporsi mencapai 21,77%. Pada level operator proporsi pada masing-masing level walaupun masih didominasi tenaga kerja dari luar provinsi tetapi tenaga kerja dari dalam provinsi maupun dalam kabupaten proporsi juga sudah relatif besar. Terkait asal sekolah tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit yang masih didominasi oleh tenaga kerja luar propinsi maka perlu
usaha
kongkrit dari pihak perusahaan dan pemerintah daerah agar nantinya tidak timbul kecemburuan sosial dengan lebih memberikan prioritas kepada putra daerah dimana perkebunan kelapa sawit berada.
.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 6
PENDAHULUAN
Persaingan ketat diberbagai bidang pada era globalisasi saat ini menuntut semua pihak untuk menyiapkan diri dalam segala hal agar tidak tersisih dalam persaingan. Salah satu faktor penentu utama agar bisa bersaing di era global saat ini adalah harus tersedia Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Oleh sebab itu pembangunan pendidikan berkualitas dilakukan oleh berbagai pihak, baik Kementerian pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian Negara lainnya dengan berbagai program pendidikan, dilaksanakan baik secara formal, informal maupun non-formal, untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang handal di masa depan. Dokumen Renstra Kemendiknas 2010-2014 menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan capaian indikator Angka Penyerapan Kasar (APK) yang menunjukkan secara generik bahwa terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja di Indonesia, namun kenyataan bahwa angka pengangguran masih relatif tinggi. Kondisi ini yang menuntut pemerintah dan pihak terkait merumuskan sebuah kerangka kerja yang komprehensif dengan memperhatikan berbagai kondisi baik internal maupun eksternal, sehingga ke depan bisa terjadi peningkatan daya serap lulusan oleh dunia kerja. Pemerintah sesuai yang diamanahkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 bertanggungjawab terhadap pendidikan dan lapangan kerja yang layak bagi warganya. Dengan demikian pendidikan merupakan hak asasi bagi setiap warga negara Indonesia, dan untuk itu pula setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat, tanpa memandang status sosial, ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender (Renstra Kemendiknas, 2010). 1
Pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan berperan secara langsung pada warga negara Indonesia untuk memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mampu mendorong tegaknya pembangunan manusia seutuhnya, serta masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila, sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Renstra Kemendiknas, 2010). Oleh karena itu pula Universitas Lambung Mangkurat sebagai salah satu ujung tombak terdepan pendidikan tinggi di Kalimantan Selatan dalam mewujudkan pembangunan sumberdaya manusia yang berperan penting dalam proses Pembangunan Nasional, dan sekaligus dalam membangun daya saing bangsa di tengah persaingan dunia yang semakin kompetitif. Penyelarasan pendidikan dengan dunia kerja merupakan sebuah upaya komprehensif untuk mensinkronkan pendidikan nasional dengan kebutuhan dunia kerja diberbagai bidang, sehingga diharapkan akan terjadi keselarasan dalam pelaksanaannya. Konsep program penyelarasan mengisyaratkan adanya kebutuhan koordinasi yang baik antara pihak penyedia lulusan pendidikan dengan pihak yang membutuhkan tenaga lulusan. Analisa kebutuhan dunia kerja yang meliputi kualitas (kompetensi) dan kuantitas pada lokasi dan waktu yang berbeda merupakan informasi awal yang perlu disediakan. Pengembangan kerangka kerja penyelarasan pendidikan dengan dunia kerja terbagi dalam 3 bagian yaitu kerangka kerja sisi permintaan, sisi pasokan dan mekanisme penyelarasan. Proyeksi kebutuhan kedepan terhadap kompetensi yang dibutuhkan dari dunia kerja dan jumlahnya pada setiap lokasi di Indonesia sangat diperlukan untuk mendisain sistem pendidikan yang meliputi peningkatan kualitas pendidik, sarana prasarana dan sistem pembelajarannya. Program penyelarasan sistem pendidikan dengan dunia kerja menitikberatkan pada pembekalan kompetensi lulusan yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja, sebagai salah satu upaya untuk Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 2
memberikan
jaminan
pendidikan
yang
bermutu
sesuai
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta relevan terhadap kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Dengan berjalannya program ini diharapkan nantinya dunia pendidikan mampu menyiapkan sumberdaya manusia yang siap kerja dan/atau malah menciptakan lapangan kerja serta mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan baik lokal, nasional maupun internasional. Masalah ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan juga mengalami hal yang sama seperti daerah lainnya di Indonesia. Tingkat pengangguran belum bisa teratasi dengan tuntas bahkan kecenderungan semakin meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas.
Padahal Propinsi
Kalimantan Selatan memilki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah dengan jumlah penduduk yang relatif kecil serta wilayah yang luas. Berdasarkan pembagian koridor wilayah Kalimantan difokuskan untuk mengembangkan pertambangan dan lumbung energi. Lumbung energi lestari salah satunya bisa dipenuhi dari produk yang dihasilkan oleh sektor perkebunan. Salah satu komoditi perkebunan yang punya prospek cerah untuk kesejahteraan masyarakat masa depan adalah pengembangan penanaman kelapa sawit. Penanaman Kelapa sawit terus dikembangkan secara besarbesaran sehingga tanaman terlihat pada hamparan luas sejauh mata memandang. Tak kurang dari 40 perusahaan besar yang bergerak dibidang pengelolaan kelapa sawit, tersebar luas hampir ke seluruh pelosok di Kalimantan Selatan. Hanya Kota Banjarmasin dan Banjarbaru yang tidak meiliki perkebunan kelapa sawit. Dengan demikian perkebunan kelapa sawit diharapkan akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan sub sektor ini pula yang diharapkan berpotensi besar sebagai
penyerap
tenaga
kerja
masyarakat
Kalimantan
Selatan
khususnya dan penduduk Indonesia pada umumnya.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 3
Melalui program penyelarasan pendidikan dan dunia kerja yang digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non-Formal dan Informal (PAUDNI), maka Lembaga Penelitian Unlam Banjarmasin berusaha berkontribusi membantu dalam proses pemetaan dan analisis sisi permintaan dunia kerja pada perusahaan kelapa sawit dalam dimensi kualitas, kuantitas, lokasi dan waktu di wilayah Kalimantan Selatan, dengan tahapan sebagai berikut: a. Tahapan Persiapan, pembuatan kuesioner sesuai kondisi tenaga kerja diperusahaan kelapa sawit. Identifikasi perencanaan program dan sosialisasi kepada perusahaan kelapa sawit, pembentukan forum diskusi kelompok (FGD) dan pembekalan para surveyor, b. Tahapan Pelaksanaan meliputi
pembagian wilayah survei,
pelaksanaan survei, pelaksanaan validasi dan verifikasi data, proses input dan pengolahan data, analisa data c. Tahapan Pelaporan meliputi pembuatan laporan hasil pemetaan dan pembuatan artikel untuk publikasi ke jurnal atau media cetak. 1.1.
Tujuan
Tujuan utama kegiatan pada tahun pertama adalah pemetaan dan analisis sisi permintaan kebutuhan tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit dalam dimensi kualitas, kuantitas, lokasi dan waktu di wilayah Kalimantan Selatan. Tujuan Khusus kegiatan penelitian ini adalah mendapatkan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan terkait : 1. Kebutuhan tenaga kerja di perusahaan kelapa sawit yang ada di wilayah Kalimantan Selatan secara kualitas, kuantitas, lokasi dan waktu. 2. Kompetensi tenaga kerja yang diharapkan perusahaan perkebunan kelapa sawit sesuai dengan kondisi perusahaan. Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 4
3. Permasalahan yang dihadapi oleh dunia kerja dalam upaya penyediaan tenaga kerja yang memenuhi standar perusahaan.
METODOLOGI KAJIAN
Program pemetaan ini akan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif untuk pengumpulan data yang diperlukan. Metode kuantitatif dengan teknik survei langsung kepada pihak perusahaan kelapa sawit yang ada di Kalimantan Selatan sedangkan untuk teknik kualitatif akan dilakukan dengan sistem dokumentasi dan diskusi kepada beberapa orang
yang
bertanggungjawab
langsung
pada
ketenagakerjaan
perusahaan. Program pemetaan ini akan dibagi menjadi beberapa tahapan, secara detail akan dijelaskan sebagai berikut: 2.1. Tahap Identifikasi dan Perencanaan Program a. Identifikasi Perusahaan yang akan menjadi responden Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi terhadap beberapa perusahaan untuk membuat kelasifikasi responden. Responden dibagi atas perusahaan baru yang belum meiliki pabrik dan perusahaan yang sudah meiliki pabrik pengolahan sendiri b. Perencanaan Survei Agenda pada tahap ini adalah membuat perencanaan kerja, membuat prosedur survei untuk surveyor, petunjuk pelaksanaan, dokumentasi data dan kegiatan serta pengumpulan data c. Proses Validasi Instrumen Akan dilakukan proses validasi terhadap instrumen yang akan digunakan dalam survei. d. Rekrutmen surveyor Mekanisme
perekrutan
surveyor
akan
dilakukan
dengan
wawancara langsung berdasarkan motivasi mahasiswa yang Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 5
mendaftar. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi seperti: kemampuan berkomunikasi, tangguh (tidak mudah putus asa), berani, jujur, teliti, dan sebagainya. Pada selanjutnya akan dilakukan pembekalan kepada para surveyor terkait proses pengumpulan data dalam bentuk workshop. e. Jaminan Kualitas Hasil Survei - Status surveyor adalah dosen dan mahasiswa yang berpengalaman dalam survei - Surveyor
akan
mendapatkan
pembekalan
sebelum
melakukan survey dalam bentuk workshop - Koordinator akan melakukan “spot check” (kurang lebih 20% dari total responden) 2.2. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data yang digunakan meliputi: a. Wawancara Surveyor akan melakukan wawancara langsung kepada responden disertai dengan pengisian kuesioner. b. Kuesioner Kuesioner dirancang sesuai tujuan studi di perkebunan kelapa sawit dengan mempertimbangkan pemanfaatan beberapa data primer dan sekunder. c. Hasil workshop Forum dilakukan dengan tujuan untuk sosialisasi awal dan mendapatkan masukkan informasi lebih dalam dari para HRD di tiap perusahaan guna mendapatkan data awal yang akan ditindak lanjuti dengan kunjungan surveyor ke tiap perusahaan. Dalam diskusi terungkap permasalahan mendasar di tiap perusahaan dan masukan
untuk
peningkatan
kualitas
tenaga
kerja
sesuai
kebutuhan masa depan. Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 6
d. Surveyor Jumlah surveyor sebanyak 10 orang 1 orang sebagai cadangan dan berperan sebagai coordinator. Tugas dari surveyor adalah melakukan
wawancara
kepada
responden
dan
melakukan
pengisisan kuesioner e. Koordinator/peneliti Mengkoordinir kerja surveyor dengan tugas khusus: Melakukan pengecekan terhadap hasil survey, melakukan verifikasi hasil survei dan melakukan validasi data sebelum diinput kumulatifnya 2.3. Tahapan Analisa Data Analisis data yang digunakan adalah analisis kelompok terhadap seluruh data yang berhasil diperoleh melalui kuesioner. Dengan menggunakan
metode
ini
diharapkan
akan
tampak
karakteristik
perusahaan kelapa sawit. Karakteristik dari kelompok-kelompok ini selanjutnya akan dieskplorasi lebih mendalam dengan menggunakan cross tabulation dan metode-metode dalam statistik deskriptif. a. Analisis Kelompok Analisis kelompok (cluster analysis) merupakan salah satu teknik statistik multivariat yang bertujuan untuk mengidentifikasi sekelompok obyek yang mempunyai kemiripan karakteristik tertentu yang dapat dipisahkan dengan kelompok obyek lainnya.
b. Teknik Analisis Kelompok Teknik analisis kelompok yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik hirarki (hierarchical methods) yaitu teknik pengelompokkan membentuk kontruksi hirarki atau berdasarkan tingkatan tertentu.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 7
Model Matematis Fulfillment Index (FI) Dasar perancangan model matematis Fulfillment Index (FI) adalah model konseptual Fuflillment Index (FI). Berikut ini adalah Fulfillment Index’s properties yang memuat definisi, tujuan, metode perhitungan, rumus, data yang dibutuhkan, interpretasi dan beberapa properties lainnya:
Definisi Indeks yang berguna untuk mengukur tingkat pemenuhan kebutuhan tenaga kerja, dari dimensi kualitas, kuantitas, waktu, serta lokasi. Tujuan Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan dari dimensi kualitas, kuantitas, waktu, serta lokasi. Metode Perhitungan Membagi antara jumlah tenaga kerja yang diterima perusahaan dengan total kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan. Jenis Disagregasi FI dapat dihitung untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda, yaitu :
Level kompetensi (j), terdiri atas : j = 1 → pengukuran dilakukan pada tenaga kerja diterima yang kompeten (competent) j = 2 → pengukuran dilakukan pada tenaga kerja diterima yang sebagian kompeten (partly competent) j=3 → pengukuran dilakukan pada tenaga kerja diterima yang tidak kompeten (uncompetent) Level lokasi pemenuhan (k), terdiri atas : k = 1 → pengukuran dilakukan pada level lokasi pemenuhan lokal sekota (sekota dengan perusahaan ) k = 2 → pengukuran dilakukan pada level lokasi pemenuhan lokal sepropinsi (sepropinsi dengan perusahaan ) Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 8
k = 3 → pengukuran dilakukan pada level lokasi pemenuhan non-lokal nasional (luar propinsi dengan perusahaan) k = 4 → pengukuran dilakukan pada level lokasi pemenuhan ekspatriat (luar negeri)
Level jabatan, terdiri atas : j = 1 → pengukuran dilakukan untuk level manajer j = 2 → pengukuran dilakukan untuk level supervisor j = 3 → pengukuran dilakukan untuk level operator Nama perusahaan, untuk indeks rumusnya akan disesuaikan dengan nama perusahaan. Nama departemen yang digunakan dalam penelitian ini akan disesuaikan dengan departemen yang terdapat dalam objek validasi. Sebelumnya akan disajikan departemen yang secara umum ada di perusahaan.
Rumus/Formulasi Berikut adalah konstruksi dasar dari rumus Fulfillment Index : Dari rumus konstruksi dasar Fulfillment Index (FI), maka FI dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
Fulfillment
Index
(FI)
=
persamaan 1
,
1
persamaan 2
: Nilai Fulfillment Index (FI) yang dihitung untuk level jabatan l di departemen i untuk lokasi pemenuhan k, pada tahun t. Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 9
: jumlah tenaga kerja diterima pada tahun t yang menempati level jabatan l di departemen i, dengan lokasi pemenuhan k, serta memiliki level kompetensi j (dengan j = 1, 2, 3)
: jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk level jabatan l di departemen i, pada tahun t. : : Nilai yang diberikan untuk tenaga kerja dengan level kompetensi j (α1 = 1, α2 = 0,5 ; dan α3 = 0,1). Hasil perhitungan pada persamaan 1 akan diagregasi dan akan menghasilkan nilai Fulfillment Index (FI) untuk tiap level jabatan di tiap departemen (FI)lit. Untuk persamaannya dapat dilihat pada persamaan 3 di bawah ini. persamaan 3
Nilai Fulfillment Index (FI) yang dihitung untuk level jabatan l di departemen i pada tahun t. : Nilai Fulfillment Index (FI) yang dihitung untuk level jabatan l di departemen i untuk lokasi pemenuhan k, pada tahun t. Setelah dilakukan perhitungan terhadap nilai Fulfillment Index (FI) di tiap level jabatan di departemen (FI)lit, selanjutnya akan dihitung nilai Fulfillment Index (FI) di tiap departemen, dengan
menjumlahkan nilai
Fulfillment Index (FI) tiap level jabatan di departemen yang bersangkutan. Untuk persamaannya dapat dilihat pada persamaan 4 di bawah ini.
persamaan 4
((FI)lit)
: Nilai Fulfillment Index (FI) departemen i, yang diukur pada tahun ke-t
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
(dengan i = 1,2,3,...,ni) Page 10
Nilai Fulfillment Index (FI) yang dihitung pada tahun ke-t, untuk tiap level jabatan ke-l pada departemen i (l = 1, 2, 3). :
Σ = jumlah level jabatan l di departemen i yang membutuhkan tenaga kerja (n1 = n2 = n3 = 1)
Hasil perhitungan nilai (FI)it akan digunakan untuk menghitung nilai Fulfillment Index (FI) perusahaan ((FI)at). Untuk persamaannya dapat dilihat pada persamaan 5 di bawah ini. Persamaan 5 :
Nilai Fulfillment Index (FI) perusahaan a yang dihitung untuk
tahun t. : bobot yang diberikan untuk tiap departemen ke-i. : Nilai Fulfillment Index (FI) departemen ke-i, yang diukur pada tahun ke-t (i = 1,2,3,...,12) Pada persamaan 2 dan persamaan 5 terdapat simbol αj dan βi. Simbol αj adalah bobot level kompetensi. Untuk nilai tiap bobot dinilai dari un competent bobotnya 0.1, partly competent 0/5, dan fully competent 1.
Nilai level kompetensi merupakan justifikasi dari pihak perusaaan. Untuk penentuan nilai βi didapatkan dengan membagi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan tiap departemen dengan total keseluruhan tenaga kerja perusahaan.
Interpretasi
Hasil Perhitungan Model Patdono, Maria Anityasari,
Baihaqi (ITS) Nilai FI untuk semua jenis disagregasi berkisar pada selang 0 ≤ FI ≤ 1, Semakin mendekati satu (1) menunjukkan tingkat pemenuhan kebutuhan Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 11
tenaga kerja yang semakin baik, sebaliknya semakin mendekati nol (0) menunjukkan tingkat pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang semakin tidak baik atau buruk.
Nilai FI = 1, jika jumlah tenaga kerja yang diterima sesuai dengan kebutuhan dan smeua tenaga kerja yang diterima merupakan tenaga kerja yang kompeten (nilai β1=1).
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 12
.
BAB III ANALISIS SITUASI
3.1. Latar Belakang Wilayah
3.1.1. Keadaan Geografis Kalimantan Selatan Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Banjarmasin terdiri atas 11 kabupaten dan 2 kota, terletak antara 114 °19' 13'' - 116°33' 28'' Bujur Timur dan 1° 21' 49'' – 4 °10' 14'' Lintang Selatan, memiliki luas wilayah hanya 6,98 persen dari luas Pulau Kalimantan secara keseluruhan yaitu seluas 37.530,52 km2 dengan batas–batas : sebelah barat dengan Provinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Selat Makasar, sebelah selatan dengan Laut Jawa, dan sebelah utara dengan Provinsi Kalimantan Timur. Kondisi alam Provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan/pegunungan. Kemiringan tanah dengan 4 kelas klasifikasi menunjukkan bahwa sebesar 43,31 persen wilayah Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai kemiringan tanah 0-2%. Rincian luas menurut kemiringan adalah sebagai berikut:
0 - 2% >2 - 15% >15 - 40% >40%
: : : :
1.625.384 Ha (43,31%) 1.182.346 Ha (31,50%) 714.127 Ha (19,02%) 231.195 Ha (6,16%)
Menurut jenis tanahnya, meliputi Podsolik Merah Kuning (PMK), Latosol, Litasol, Podsolik Merah Kuning Litosol, Komplek Podsolik Merah Kuning Organosol Gley Humus, PMK Dataran Tinggi, PMK Pegunungan , dan Alluvial. Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 13
Wilayah Kalimantan Selatan juga banyak dialiri sungai. Sungai tersebut antara lain Sungai Barito, Sungai Riam Kanan, Sungai Riam Kiwa, Sungai Balangan, Sungai Batang Alai, Sungai Amandit, Sungai Tapin, Sungai Kintap, Sungai Batulicin, Sungai Sampanahan dan sebagainya.
Umumnya
sungai-sungai
tersebut
berpangkal
pada
pegunungan Meratus dan bermuara di Laut Jawa dan Selat Makasar. Data tahun 2008 menyebutkan bahwa penggunaan lahan di Kalimantan Selatan meliputi lahan pemukiman/kampung seluas 59.563 ha, industri 2.489 ha, pertambangan 42.111 Ha, sawah 426.067 ha, pertanian lahan kering semusim 60.680 ha, kebun campuran 171.642 ha, perkebunan 486.448 ha, padang/semak belukar/alang-alang 830.684 ha, hutan 1.613.431 ha, perairan darat 45.731 ha, tanah terbuka 3.713 ha, dan lain-lain 59.997 ha. Wilayah Kalimantan Selatan kaya akan sumber daya alam (SDA) yang menyimpan beberapa potensi bahan galian pertambangan seperti mineral, batu bara, minyak, biji besi, gas bumi, intan, dan lain-lain. 2.1.2.
Potensi Pengembangan Wilayah Kalimantan Selatan
Potensi pengembangan wilayah dapat dilihat berdasarkan unsurunsur potensi geografis, penduduk, ekonomi wilayah, sektor andalan, sektor pendukung, sektor investasi, keuangan dan pembiayaan, dan transportasi. Potensi pengembangan wilayah Provinsi Kalimantan Selatan didekati
dengan
kebijakan
perwilayahan.
Kebijakan
perwilayahan
didasarkan atas efektivitas pembangunan di seluruh Provinsi dan untuk mensinkronkan pembangunan berbagai sektor andalan yang akan dikembangkan
di
masing-masing
wilayah
kabupaten/kota
agar
pengembangannya tidak saling tumpang tindih satu sama lain, sehingga potensi yang dimiliki masing-masing daerah dapat dikembangkan secara
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 14
optimal dan terintegrasi. Pengembangan potensi secara spasial dilakukan melalui kebijakan pengembangan kawasan strategis Provinsi. Kawasan strategis wilayah Provinsi terdiri atas
Kawasan
Strategis Nasional (KSN) dan Kawasan Strategis Provinsi (KSP). Kawasan Strategis Nasional dimaksud Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Batulicin. dimaksud terdiri atas
Kawasan Strategis Provinsi (KSP)
(1) Kawasan strategis dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi; (2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; (3) Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan. 3.1.2. Permasalahan Pembangunan di Kalimantan Selatan Pembangunan Kalimantan Selatan difokuskan pada pemantapan fondasi pembangunan daerah dalam rangka melaksanakan rencana pembangunan tahapan kedua dari RPJP Daerah, dan juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul dimasa yang akan datang. Provinsi Kalimantan Selatan selain menyelesaikan isu yang bersifat lokal, juga mempertimbangkan isu-isu yang bersifat nasional dan global, seperti pertumbuhan dan pemerataan, kemiskinan, pengangguran, lingkungan hidup dan penataan ruang. Pembangunan bukan hanya berakibat menguntungkan bagi manusia tapi juga menimbulkan masalah yang besar apabila tidak direncanakan pembangunan yang berkelanjutan/lestari. Permasalah pembangunan yang dihadapi di Kalimantan Selatan antara lain: a. Peningkatan eksploitasi sumber daya alam yang akan mengakibatkan terjadinya
perubahan
bentang
alam
yang
pada
gilirannya
terganggunya kelestarian lingkungan b. Perubahan iklim global berpengaruh terhadap perubahan iklim daerah
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 15
c.
Tingkat pertumbuhan penduduk yang masih tinggi yang berakibat pada tingginya kebutuhan akan sarana dan prasarana dasar seperti perumahan, pendidikan dan kesehatan
d. Distribusi penduduk yang belum merata, yaitu masih terpusat di sekitar Kota Banjarmasin untuk itu diperlukan distribusi manusia dan kegiatan ekonomi di tiap daerah yang belum berkembang e. Terjadinya peralihan pekerjaan penduduk Kalimantan Selatan dari pertanian ke non pertanian dimana tahun 1997 sebanyak 97,9% menjadi 49,1% tahun 2005 f.
Masih tingginya angka pengangguran yakni pada tahun 1996 sebesar 0,3% namun pada tahun 2005 sudah menjadi 6,2%
g. APK dan APM mengalami peningkatan namun masih perlu didorong sehingga peningkatannya dapat lebih tinggi lagi serta penduduk usia sekolah dapat mengakses pendidikan secara merata h. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalsel sejak tahun 1999 hingga 2005 menunjukkan peningkatan, yaitu tahun 1999 sebesar 62,2 dan tahun 2005 sebesar 67,4 namun secara peringkat Nasional menunjukkan penurunan dimana tahun 1999 urutan ke-21 dan tahun 2005 pada urutan ke-26 i.
Daya saing ekonomi jika dilihat dari nilai komoditas ekspor non-migas masih bertumpu pada pertambangan (78%) dimana komoditas batubara di dalamnya meliputi hampir 70%. Sedangkan produk ekspor lainnya tidak ada yang berkembang secara signifikan sehingga perlu usaha-usaha agar ekspor bisa meningkat.
j.
Belum berkembangnya industri pengolahan yang mengolah hasil-hasil pertanian,
rendahnya
mutu
pengemasan,
dan
belum
adanya
standarisasi produk.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 16
Gambar 1. Gambaran angkatan kerja dan pangsa tenaga kerja di sektor Perkebunan (Sumber: Dinas Perkebunan Propinsi Kal-Sel)
k.
Tingkat ketimpangan pembangunan antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi masih cukup tinggi dan menetap. Hal ini terlihat dari nilai Index Williamson sebesar 0,93 baik pada 2003 maupun ketika tahun 2005 mengalami hal yang sama. Tingkat kesenjangan di berbagai satuan wilayah pengembangan cukup bervariasi.
l.
Belum terinventarisasinya secara maksimal potensi energi baru terbarukan sebagai sumber energi pengganti minyak bumi dalam rangka mendukung diversifikasi energi.
m. Belum termanfaatkan gas metana batubara (CBM) sebagai sumber energi
alternatif.
Serta
belum
termanfaatkannya
energi
baru
terbarukan sebagai sumber energi murah dan ramah lingkungan. n. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Belum ada langkah kongkrit dalam perlindungan terhadap Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan. o. Hampir 57% Angkatan Kerja di Kalsel berpendidikan SD kebawah dengan tingkat keterampilan yang rendah.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 17
Pemerintah Propinsi kalimantan Selatan sangat memperhatikan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berbagai usaha terus ditempuh agar
kualitas
hidup
terus
meningkat.
Salah
satu
cara
dengan
meningkatkan program pendidikan formal dan informal seperti SMK, dan lembaga pendidikan informal/kursus serta balai latihan kerja. Diharapkan nilai indeks pembangunan manusia dapat terus meningkat sejalan dengan peningkatan sumber daya manusia, yang akhirnya juga akan dapat berdampak peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat di seluruh Propinsi kalimantan Selatan (Tabel 3).
3.1.3. Isu strategis Pembangunan Berdasarkan kondisi obyektif dan fakta permasalahan yang ada, maka ditetapkan isu –isu strategis, yaitu : Pembangunan manusia, daya saing perekonomian daerah, kemiskinan, pengangguran
(masalah
ketenagakerjaan), degradasi kuantitas dan kualitas sumberdaya alam dan kualitas lingkungan hidup. Gambaran tentang isu-isu
strategis seperti
tersebut diatas, adalah sebagai berikut: a. Pembangunan Manusia.
Secara
faktual Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Kalimantan Selatan menunjukkan peningkatan jika dilihat dari angka absolut dan peningkatan tersebut sejalan dengan IPM nasional. Namun demikian jika dilihat dari peringkat antar provinsi, IPM Kalimantan Selatan masih berada dibawah nasional. b. Berdasarkan data pada Gambar 1. maka terlihat kondisi angkatan kerja Nasional cukup tinggi, demikian pula pada sektor perkebunan dan sektor pertanian secara umum. Tergambar pula bahwa pangsa tenaga kerja perkebunan nasional masih sedikit.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 18
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis terhadap aspek ketenagakerjaan pada Perkebunan Kelapa Sawit di Kalimantan Selatan meliputi empat dimensi, yakni Dimensi Kuantitas, Dimensi Kualitas, Dimensi Waktu dan Dimensi Tempat. Dimensi Kuantitas menyangkut jumlah tenaga kerja berdasarkan level manajemen yang terdiri atas kelompok manajer, supervisor, dan operator. Data mengenai jumlah tenaga kerja/karyawan diperoleh melalui hasil survei pada masing-masing perkebunan kelapa sawit.
Dimensi
Kualitas meliputi kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan oleh perkebunan kelapa sawit yang mencakup semua jenjang tingkat pendidikan.
Data mengenai kualitas tenaga kerja ini selain diperoleh
melalui wawancara mendalam dengan pihak manajemen (khususnya HRD perusahaan), juga diperoleh melalui hasil survai pada data dasar (database) yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Dimensi Waktu lebih ditekankan pada pengalaman kerja masingmasing karyawan pada semua level. Data mengenai dimensi waktu ini diperoleh melalui hasil survai dan database peusahaan. Dimensi Tempat lebih ditujukan pada analisis asal sekolah atau tempat pendidikan terakhir dengan wilayah / tempat perkebunan kelapa sawit berada.
Dimensi
tempat ini dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni tempat asal pendidikan tenaga kerja berada di luar provinsi dari lokasi perusahaan perkebunan, berada dalam satu provinsi tetapi berbeda kabupaten, dan dalam kabupaten yang sama dengan perusahaan perkebunan tersebut. Perbandingan tenaga kerja di Kalimantan Selatan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar hanya berpendidikan tamat SD/MI (Gambar 7)
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 19
Perbandingan antara tingkat pendidikan dengan serapan tenaga kerja di Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa pada sektor pertanian didominasi oleh tingkat pendidikan terakhir adalah SLTP/MTs/sederajat dan
tingkat
pendidikan
SLTA/MA/sederajat
diikuti
oleh
sektor
pertambangan/galian dan berikutnya pada sektor perkebunan (Gambar 8). Berdasarkan tingkat pendidikan SD/MI/sederajat maka didominasi pada sektor pertanian diikuti sektor perkebunan dan terakhir pada sektor pertambangan (Gambar 9). Namun akan terjadi sebaliknya apabila ditinjau pada tingkat pendidikan Diploma IV/Universitas maka yang dominan pada sektor pertambangan, diikuti sektor pertanian dan terakhir sektor perkebunan (Gambar 10). Ini menunjukkan bahwa sektor pertambangan memerlukan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi. Prediksi tentang kebutuhan tenaga kerja di masa datang (lima tahun ke depan) didasarkan atas hasil wawancara mendalam dengan pihak manajemen perusahaan serta pertimbangan perluasan areal perkebunan berdasarkan luas HGU yang sudah dimiliki perusahaan dan rencana pengembangan/pembangunan pabrik baru.
Prediksi ini juga
memperhitungkan wilayah potensial yang dapat dikembangkan untuk perkebunan kelapa sawit berdasarkan RTRW Propinsi Kalimantan Selatan. Prediksi dilakukan dengan memuat ke empat dimensi tersebut untuk memperoleh gambaran tentang kebutuhan tenaga kerja pada bidang perkebunan kelapa sawit pada lima tahun mendatang. Jumlah perusahaan kelapa sawit yang ada di Kalimantan Selatan sebanyak 56 buah. Semua perusahaan tersebut sudah dikunjungi dan mendapat kuesioner penelitian, namun hanya 47 responden yang memberikan data, sedangkan yang lain tidak berkontribusi dengan alasan menyangkut izin kantor pusat yang belum direstui dan pertimbangan data perusahaan bersifat rahasia (Tabel 4)
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 20
Tabel 4. Responden Perusahaan Kelapa sawit di Kalimantan Selatan
NO
1
2.
3
4 5
6
7. 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19 20
21
NAMA PERUSAHAAN
PT. Kharisma Inti Usaha Pulau Pinang Kab. Tapin, Sungai Selai PT. Hasnur Citra Terpadu Jln. Hauling Hasnur Group Desa pandahan Kab. Tapin PT. Barito Putra Plantation Tabukan, Bakumpai, Sungai Gampa Batola PT. Gawi Makmur Kalimantan Kebun Satui Barat, Sei Danau PT. Pola Kahuripan Inti Sawit Pasir Putih, Kec Kintap Kab. Tanah laut PT. Indoraya Everlatex Swarangan, Jorong Estate, Kintap Jorong Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia PT. Alam Raya Kencana M Desa Segayam Kec Panukan Barat Segayam PT. Astra Agro Lestari I Desa Hayup Kec Haruai Kab. Tabalong PT. Matahari Kahuripan Indonesia Bakumpai PT. Buana Karya Bhakti Jln. Propinsi Km. 171 Kec. Satui Barat Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia PT. Sinar Surya Jorong SSJ Estate Jilatan Kec Batuampar Jorong PT. Smart Tbk. Jln. Thamrin Kav 21 Jakarta PT. Smart Corp Tanah laut Estate, Kintapura, Kintap Kab tanah laut PT. Kintap Jaya Watindo Perkebunan Kintap Kab T.laut PT. Candi Artha Desa Tajau Pecah, Sabuhur Kec Batu Ampar Kab. Tanah Laut PT. Astra Agro Lestari Tbk Juai Halong Balangan PTP Nusantara XIII Kerbun Plaihari PT. Putra Bangun Bersama Desa Simpang Nungki Kec Sebamban Kab. Batola PT. Palmina Utama Jln. Hasan Basri Koml P Metro
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
NAMA RESPONDEN/ PENERIMA
JABATAN
Ciptadi Nata Ong
Head Of Admin & Fin
C. Paranthaman Agus Hamdan Farkinsyah Arsyad Andira Dharma G Fitri Rahmad Budiatmo M. Siti Santoso Adi Yulianto Yus Sutopo Reza Farhan
COO Agronomi Manager Pabrik Konsultan Kebun Senior Manager Manajer Kebun Chip securiti HRD Manager HRD Information system GMP PBG 7 Chief Adm
Fitri Hendro
Manager kebun Manager pabrik
Untung Joko Wiyono
Ketua Cabang GAPKI Kalimantan Selatan Regional senior manager
Sutyo Suyatno
Heri S
HRD
Ifansyah
Asst GMA
Alwin Berkat Syarah
Manager HRD & GA Staf HRD
Syahrial Doloi
Ketua Harian GAPKI
Jhoan Muller Haloho
GM
Triatmo Wikamto Yuliani Mulyadi
HRD Opt 3 Pusat Jakarta VPA
Sudiyono
HRD / Ka kantor Kal-Sel
Syaifullah Eko Sudarsono Salamuddin Nahar
Koord Umum/HRD Kepala Kantor Ass Kepala
Henny Hendarjanti
Departemen Head
Hamonangan Vilitonga Syahbandiansyah
Manager Kebun
Halim M. Sidiq
Manager Kebun I Accounting
HRD Deputy Manager
Page 21
22 23 24 25 26 27
28
29
30 31
32 33
34 35 36
37 38
39 40
41 42 43 44
45 46 47
Pabrik Minyak Sawit PTPN Kab Tanah laut PT. Jaya mandiri Sukses (Green G Agle Group) PMA Putra bangun Kintap Tanah Laut PT. Mondrat Intan barakat Bakri Group Kec. Astabul Hasnur Group PT. Kharisma Alam Persada Sungai Lukut Margasari Ilir, Candi laras Selatan PT. Amida Jalan raya Km 103 Jorong Kab. Tanah laut PT. Agro Bukit Hatief Estate, Kusan Hilir Simp Batulicin PT. Minamas Gemilang Jln. A Yani PT.Anugrah Sumber makmur PT. Minamas Plantation Jkt
Rajagukguk M. Rusli Sefria budi Budiman Patrick
Manager Pabrik Staf manager Staf GA HRD Jakarta HRD/Office manager
Supriadi
HRD
Juli Hery Susanto
Staff Legal HRD/ Head Staf Agronomi
Yohanes Chaniago
GM
Heru Cafriarya
Humas/Adm manager
Suhardi
Asmen HRM KPW Bjb
Farid
PT. Sumber Agro makmur Bajayau Tengah Daha Selatan PT. Sentosa Sukses Utama Telaga Langsat, Tebing siring Jorong Pelaihari PT. Antang Ganda Utama Kotabaru PT. Laguna mandiri Sungai Durian PT. Langgeng Muara Makmur Pamukan Kotabaru
Endro Prastowo
Manager recruitment & Training Development Jakarta Kepala tata Usaha Manger Kebun
PT. Bersama sejahtera sakti Gunung kemasan Sebamban PT. Ladang rumpun subur abadi Angsana Estate Gunung sari Sebamban PT. Paripurna Swakarsa Pamukan Sesulung Pamukan PT. Sayang Heulang MUstika Estate Angsana Sebamban PT. Tiga daun Kapuas PT. Swadaya Andika Sungai durian PT. Subur maju makmur Bajayau lama, Banua hanyar PT. Surya Langgeng Sejahtera Bangkau, Sei Kupang, Kandangan HSS PT. Katingan Indah Utama Karang Bintang, Kotabaru PT. Anugerah Wattiendo Kintap, Tabanio PT. Agribumi Santosa Tabukan Wanaraya Batola
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Yahnes Ignash Prayoga Muksin Effendi
Manager Kebun
Calim Sukman Tatang Yulianto Suhardi Agus Lamarauna Lewi Robi D Magang Suparmadi Bardansyah Puji Sasmito
GM Manager Asmen HRM KPW GM Manager GM Manager Manager
Bambang Yuwono Hary Tambunan Dodik Prayitno
Manager Pabrik Manager kebun Manager
Ciptadi Paruhum Tampubolon Suhardi
Manager Manager
Ade kurniawan
HRD
Ifansyah
GAM
Sudiyono
HRD
Pramono Kasdi
HRD
Asmen HRM KPW Bjb
Page 22
Gambar 7. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk Kalimantan Selatan
Gambar 8. Perbandingan tingkat pendidikan pada tiga sektor usaha
Gambar 9. Perbandingan tingkat pendidikan SD/MI di tiga sektor usaha Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 23
Gambar 10. Perbandingan tingkat pendidikan Diploma IV /Universitas di tiga sektor usaha
Gambar 11. Perbandingan tingkat pendidikan Diploma IV /Universitas di tiga sektor usaha Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 24
5.1 Dimensi Kuantitas Tenaga kerja yang terdapat pada perusahaan perkebunan kelapa sawit dikelompokkan menjadi kelompok manajer/manajemen, kelompok supervisor,
dan
kelompok
operator.
Selain
ketiga
kelompok
ini
sebenarnya juga terdapat jenis tenaga kerja lainnya yang tidak dianalisis yakni kelompok buruh tani, baik berupa buruh harian lepas maupun buruh borongan. Berdasarkan hasil survai diketahui bahwa pola ketenagakerjaan berdasarkan level manajemen pada perkebunan kelapa sawit membentuk piramida, dimana tenaga kerja pada level atas (top manajer) lebih sedikit dibandingkan dengan level di bawahnya. Untuk level manajemen (top manajemen/manajer) proporsinya hanya sekitar 8,42%, level menengah (supervisor) sebanyak 18,03%, dan level operator mencapai 73,54%. Secara lengkap gambaran proporsi ketenagakerjaan pada perkebunan kelapa sawit ini dapat dilihat pada Gambar 12. Selanjutnya jika dilihat dari tingkat pendidikannya, ternyata tenaga kerja di perusahaan perkebunan sawit masih didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidika SD-SMP, dengan proporsi mencapai 52,36%. Secara keseluruhan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit ini mulai dari level SD hingga S3. Gambaran tentang proporsi tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit Provinsi Kalimantan Selatan ini dapat dilihat pada Gambar 13. Gambaran ketenagakerjaan di atas masih bersifat umum, karena umumnya tingkat pendidikan tenaga kerja ini berkorelasi dengan level manajemen.
Pada level manajemen tingkat atas (manajer) umumnya
lebih banyak yang berpendidikan tinggi dan sebaliknya pada level operator lebih banyak didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah (Gambar 14 dan 16).
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 25
Kondisi ketenagakerjaan berdasarkan level pendidikan ini sangat tergantung pada kebutuhan perusahaan, dimana pada level yang lebih tinggi tenaga kerja lebih diarahkan pada tugas-tugas manajerial yang terkait dengan kemampuan untuk pengelolaan sumberdaya manusia yang ada
dalam
lingkup
perusahaan
serta
kebijakan-kebijakan
makro
perusahaan. Sebaliknya pada level operator kemampuan tenaga kerja yang diharapkan lebih pada kemampuan teknis dalam pengoperasian peralatan atau mesin yang ada. Untuk level supervisor pendidikan yang diharapkan
lebih
pada
kemampuan
monitoring
dan
pengawasan
pelaksanan teknis di lapangan. Prosentasi tenaga kerja berdasarkan level manajemen
8.42 18.03
Manajer Supervisor Operator
73.54
Gambar 12. Proporsi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat manajemen (n=4891) Prosentase tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan formal 60
52.36
50
40
32.26
% 30 20 8.79 4.13
10 0.02
1.82
0.08
0.18
0.35
0 S3
Gambar 13.
S2
S1
D3
D2
D1
SMA
SMK
SD-SMP
Proporsi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat pendidikan formal (n=4891)
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 26
Gambar 14 menunjukkan bahwa pada level manajemen tingkat atas (manajer) tingkat pendidikan tenaga kerja didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan setara S1 (mencapai 61,65%) bahkan ada tenaga kerja pada level manajer ini yang berpendidikan S2 dan S3. Mereka yang berpendidikan formal S2 dan S3 ini umumnya pada bidang teknis (pertanian) dan bidang manajemen. Kondisi seperti ini jelas menggambarkan bahwa walaupun proporsi tenaga kerja pada level manajer ini hanya sekitar 8,42% dari total tenaga kerja yang ada, tetapi kualitas tingkat pendidikan mereka tergolong tinggi. Kemampuan manajemen mereka dalam mengelola perusahaan sangat menentukan keberhasilan dan kelancaran proses produksi pada perkebunan kelapa sawit.
Dalam menjalankan fungsinya, para tenaga kerja level atas ini
dibantu oleh beberapa supervisor yang umumnya berpendidikan formal di bawah mereka.
Kondisi tingkat pendidikan formal supervisor pada
perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 15. Pada level supervisor (manajemen tingkat menengah) umumnya masih didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas dengan proporsi mencapai 58,62%. Beberapa diantara mereka juga ada yang berpendidikan sekolah menegah kejuruan (SMK) dengan jumlah sekitar 8,98% serta dengan pendidikan diploma (baik D 3, D2 maupun D1) dengan proporsi sebesar 4,88%. Secara keseluruhan, untuk tingkat pendidikan menengah hingga diploma ini jumlahnya mencapai 72,45%.
Secara kuantitas proporsi ini cukup ideal dalam
sistem manajemen, tetapi jika dilihat dari jenis pendidikan yang ditamatkan ini, seharusnya mereka adalah tamatan dari sekolah menegah dengan keahlian khusus, seperti SMK Perkebunan dan Diploma Perkebunan maupun pendidikan dengan kompetensi keterampilan teknis tertentu yang dapat mendukung pelaksanaan pekerjaan mereka sebagai supervisor. Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 27
Pada level operator, dapat dilihat bahwa proposi mereka yang berpendidikan rendah lebih mendominasi. Hal ini karena mereka memang sebagai tenaga kerja yang menjadi ujung tombak pelaksana teknis di lapangan. Gambaran mengenai tingkat pendidikan formal tenaga kerja level operator (manajemen tingkat bawah) (Gambar 16). Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan formal SD dan SMP mendominasi tenaga kerja pada level operator dengan proporsi mencapai 67,95%. Walaupun demikian, pada level operator ini tenaga kerja dengan tingkat pendidikan formal SMA proporsi juga relatif besar dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya, yang mencapai 27,22%. Gambaran ini menujukkan bahwa tenaga kerja dengan level SMA merupakan kelompok yang dapat berperan baik sebagai tenaga kerja pada level operator maupun level supervisor (Gambar 16). Mereka yang tingkat pendidikan formalnya SMA umumnya merupakan
kelompok
terbesar
dalam
bursa
tenaga
kerja.
Bagi
perusahaan sawit, mereka dapat dididik untuk menjadi tenaga supervisor melalui penguatan pada kompetensi teknis maupun manjerial sehingga dengan berbekal pelatihan yang diberikan oleh pihak perusahaan mereka juga dapat bukan hanya pada level operator, tetapi juga pada level supervisor, bahkan hingga ke level manajer (jumlah tenaga kerja tamatan SMA pada level manajer mencapai 19,90%).
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 28
M ANAJER BERDASARKAN LEVEL PENDIDIKAN SMP 0.49% S3 0.24%
SMK 10.68%
SMA 19.90%
S2 0.97% S1 61.65%
D1 0.97%
D3 5.10%
Gambar 14. Proporsi tenaga kerja level manajer pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat pendidikan formal (n=412) SUPERVISOR BERDASARKAN LEVEL PENDIDIKAN S1 14.51% D3 3.40%
SD-SMP 13.04%
SMK 8.96%
D2 0.79% D1 0.68%
SMA 58.62%
Gambar 15. Proporsi tenaga kerja level supervisor pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat pendidikan formal (n=882) OPERATOR BERDASARKAN LEVEL PENDIDIKAN
S1 1.33%
D3 1.06%
D2 0.06%
D1 0.19% SMA 27.22%
SMK 2.20% SD-SMP 67.95%
Gambar 16. Proporsi tenaga kerja level operator pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat pendidikan formal (n=3.597) Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 29
5.2 Dimensi Kualitas Aspek dimensi kualitas mencakup kompetensi yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk mampu menjalankan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya.
Kompetensi yang dibutuhkan ini meliputi keahlian
dasar yang diperoleh dari jenjang pendidikan formal serta kompetensi khusus/pendidikan tambahan setelah bekerja yang terkait dengan bidang tugas masing-masing.
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara
mendalam dengan pihak perusahaan terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kerja, seperti kompetensi dalam bidang teknis perkebunan, ekonomi pertanian/agribisnis, akuntansi, teknik mesin, teknik industri, teknik kimia, dan teknologi informasi. Hasil survai menunjukkan bahwa kompetensi pada level manajer lebih banyak didominasi bidang pertanian (terutama agronomi, hama dan penyakit tumbuhan dan sosial ekonomi pertanian) serta bidang ekonomi. Kompetensi dasar lainnya adalah hukum, manajemen, dan akuntansi. Secara lengkap gambaran tentang kompetensi dasar yang harus dimiliki tenaga kerja pada level manajer dapat dilihat pada Tabel 5. Khusus untuk kompetensi dasar yang dimiliki oleh tenaga kerja pada level supervisor juga lebih didominasi keahlian dibidang pertanian (baik terutama teknis pertanian/perkebunan), yang khusus untuk jenjang pendidikan S1 jumlahnya mencapai 31,91%. Untuk jenjang di bawahnya (D3, D2, dan D1) lebih didominasi tenaga kerja dengan kompetensi bidang administrasi.
Berbeda halnya dengan tenaga kerja pada level
SMK yang kembali didominasi oleh tenaga kerja dengan kompetensi pada bidang teknis pertanian. Gambaran ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan perkebunan kelapa sawit, kompetensi supervisor pada level atas dan bawah lebih mengarah pada teknis pengelolaan kebun. Untuk level menengah para supervisor ini lebih banyak dibutuhkan dalam hal-hal terkait dengan masalah administrasi. Secara lengkap gambaran tentang kompetensi supervisor ini dapat dilihat pada Tabel 6. Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 30
Tabel 5. Kompetensi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan pada level Manajer No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Tingkat Pendidikan
Kompetensi / Keahlian
S3 S2
Pertanian Manajemen Pertanian (termasuk Agronomi dan Ekonomi Pertanian) Ekonomi Hukum Manajemen Akuntansi Teknik (termasuk Teknik Mesin, Manajemen Hutan Sistem Informasi Militer Ilmu Pemerintahan Akuntansi Teknik Informatika Teknik Sipil Manajemen Informatika Teknik Kimia Teknik mesin Administrasi Negara Sistem Informasi Militer / AMN Pertanian Pariwisata-Perhotelan SMK Pertanian SMK Bangunan SMEA SMK Otomotif SMK Geologi SMK Keperawatan Jumlah
S1
D3
D1
SMK
Jumlah Orang % 1 0.63 4 2.53 48 32 11 9 8 7 3 2 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 6 5 2 1 1 1 158
30.38 20.25 6.96 5.70 5.06 4.43 1.90 1.27 0.63 0.63 1.90 1.27 1.27 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 3.80 3.16 1.27 0.63 0.63 0.63 100.00
Kompetensi yang dimiliki tenaga kerja pada level operator tidak jauh berbeda dengan kompetensi pada level supervisor. operator dengan jenjang
Pada level
pendidikan sarjana dan SMK lebih banyak
tenaga kerja dengan kompetensi teknis petrtanian atau perkebunan serta ekonomi. Sebaliknya untuk operator dengan tingkat pendidikan formal Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 31
diploma (D3) lebih didominasi oleh tenaga kerja dengan kompetensi bidang administrasi. Secara lengkap gambaran tentang kompetensi tenaga kerja pada level operator ini dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 6. Kompetensi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit level supervisor No
Tingkat Pendidikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
S1
D3 D2 D1 SMK
Kompetensi / Keahlian
Pertanian Akuntansi Hukum Kehutanan Perikanan Teknik Sipil Ekonomi Manajemen Komunikasi Administrasi Komputer Administrasi Administrasi SMK Pertanian SMK Perikanan SMK Bangunan Jumlah
Jumlah Orang % 15 31.91 4 8.51 4 8.51 2 4.26 1 2.13 2 4.26 1 2.13 1 2.13 1 2.13 1 2.13 1 2.13 2 4.26 1 2.13 6 12.77 3 6.38 1 2.13 47 100.00
Pada Gambar 17 menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian pihak perusahaan yang diwakili oleh HRD atau general manager menyatakan bahwa 100% tenaga kerja pada level jabatan manajer adalah fully, sedangkan pada level jabatan supervisor walaupun sebagian besar fully namun masih ada yang partly dan non-partly atas kinerja mereka. Kenyataan sebaliknya justru pada level operator bahwa sebagian besar renaga kerja adalah non-partly. Hal ini menunjukkan bahwa
operator
dalam menjalankan aktivitasnya perlu bimbingan dan arahan dari para supervisor.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 32
Tabel 7. Kompetensi tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan pada level Operator No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Tingkat Pendidikan
S1
D3
D1 SMK
Kompetensi / Keahlian
Ekonomi Pertanian Akuntansi Kehutanan Bahasa Inggeris FISIP Teknik Teknik Informatika Agama Islam Administrasi Pertanian Perpajakan Administrasi Bisnis Bahasa Inggeris Administrasi SMK Pertanian SMK Perikanan STM SMK Bangunan Jumlah
Jumlah Orang % 11 19.30 8 14.04 2 3.51 2 3.51 2 3.51 2 3.51 1 1.75 1 1.75 1 1.75 5 8.77 1 1.75 1 1.75 1 1.75 1 1.75 1 1.75 10 17.54 3 5.26 2 3.51 2 3.45 57 100.00
Gambar 17. Tingkat kepuasan pihak perusahaan terhadap tenaga kerja pada level jabatan manajer, supervisor dan operator Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 33
Perhitungan Nilai Fulfillment Index (FI) pada tiap perusahaan mengalami kendala akibat tidak semua perusahaan yang memberi data mau mengisi lembar kuesioner tentang kompeten karyawan di tiap level jabatan dengan berbagai alas an. Dari 47 responden perusahaan kelapa sawit, hanya ada delapan perusahaan yang mau mengisi. Berikut tersaji hasil perhitungannya (Tabel 8).
Pada Tabel 8. Nilai Fulfillment Index (FI) pada tiap perusahaan
0 0 0.714286 0.285714 0 0.047619 0.952381 0 0.485714 0.02381 0 0 0 0 1 0
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Manajerial Supervisor Operator
PT. ALAM RAYA KENCANA MAS estate / kebun
Operator
Manajerial
(FI)likt
Supervisor
Jenjang
PT. AGRO BUKIT estate / kebun
Perusahaan
0 0.064516 0.935484 0 0.227528 0.033006 0.738764 0
(FI)lit
(FI)it 1
1
0.836508
0.509524
1
1
0.999766
0.999298
Page 34
Lanjutan
0 0 0.714286 0.285714 0.045455 0 0.954545 0 0 0 1 0 0 0 1 0
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Manajerial Supervisor Operator Manajerial Supervisor Operator
PT. SUBUR AGRO MAKMUR estate / kebun
PT. PUTRA BANGUN BERSAMAS estate / kebun
Operator
Manajerial
(FI)likt
Supervisor
Jenjang
PT. CHANDI ARTHA estate / kebun
perusahaaan
0 0 1 0 0.75 0 0 0 0.041667 0.041667 0.875 0 0.419492 0.101695 0.004237 0 0.491453 0.047009 0.012821 0
(FI)lit
(FI)it 1
1
1
1
1
1
0.916667
0.75
0.958333
0.525424
0.678346
0.551282
Page 35
Lanjutan
Supervisor Operator Manajerial Supervisor Operator Manajerial Supervisor Operator
PT. SURYA LANGGENG SEJAHTERA estate / kebun PT. HASNUR CITRA TERPADU estate / kebun Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Manajerial
Jenjang
PT. SINAR SURYA JORONG estate / kebun
perusahaaan
(FI)likt 0.071429 0.071429 0.657143 0 0.215 0.1 0.1 0 0.460606 0.090909 0.063636 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0.75 0 0 0 0.041667 0.041667 0.875 0 0.419492 0.101695 0.004237 0 0.491453 0.047009 0.012821 0
(FI)lit
(FI)it 0.8
0.415
0.610051
0.615152
1
1
0.916667
0.75
0.700
0,171
0.642346
0,466
Page 36
Hasil
wawancara
mendalam
dengan
manajer
perusahaan
(terutama bidang HRD) dapat diketahui tentang kompetensi khusus yang dibutuhkan pada masing-masing level dan bidang tugas tenaga kerja yang bersangkutan. Terdapat enam bidang kompetensi yang dibutuhkan, yakni: Personal effectiveness, Leadership competencies, POD Estate competencies, POD Mill competences, Security competences, Security support. Secara terinci kompetensi masing-masing bidang ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Personal effectiveness, meliputi kompetensi : a) Accountability (Dependability) Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana kemampuan dalam menginternalisasi diri terhadap tanggung jawab atas ketepatan waktu, komitmen terhadap tugas, kepatuhan terhadap standar kinerja, dan kepatuhan dengan aturan dan kebijakan organisasi b) Analytical Thinking Kompetensi ini adalah tentang menafsirkan, menghubungkan dan menganalisis informasi dalam rangka memahami sebab dan akibat dalam sebuah situasi untuk membuat keputusan yang efektif. Ruang lingkup ini juga mencakup pemikiran strategis
dan kemampuan
meninjau masa depan, dan pelaksanaan rencana. c. Attention to Detail (Quality Orientation) Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana menggunakan sistem standar pengorganisasian proses kerja secara sistematis dan sumber daya terkait serta memperhatikan integrasi seluruh aspek dalam tugas, situasi dan / atau masalah yang terkait dengan pekerjaan sebagai alat
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 37
untuk mencapai efisiensi yang optimal, efektifitas dan kualitas dalam menunjukkan tanggungjawab/tugas. d. Business Development Kompetensi ini adalah kemampuan untuk mencari bisnis baru dan bisnis venture yang sustainable, mengevaluasi kelangsungan hidup finansial
proposisi bisnis dan menjamin perizinan manajemen. Hal
tersebut meliputi pemantauan lingkungan bisnis agar tetap mengikuti perubahan di pasar yang berpengaruh pada perusahaan e. Communications Kompetensi ini mengacu pada kemampuan untuk mengatur dan menyampaikan informasi serta pandangan dan konsep secara ringkas dan jelas untuk berbagai khalayak. Ini melibatkan mengadopsi pendekatan komunikasi yang tepat kepada orang lain dalam berbicara dan mempengaruhi dalam memilih jalan terbaik dalam melakukan tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan f. Conflict Management Kompetensi
ini
fokus
kepada
kemampuan
untuk
mencegah,
mengelola, dan menyelesaikan konflik dari berbagai jenis individu dan kelompok
g. Customer Focuses Kompetensi ini adalah tentang kemauan dan kemampuan untuk mengoptimalkan nilai bisnis
bagi pelanggan dengan memberikan
pelayanan dengan kualitas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini termasuk kemampuan untuk membantu dan melayani pelanggan
(internal dan eksternal) untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Hal ini berfokus pada usaha seseorang dalam Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 38
mengetahui dan memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan atau klien
mereka.
Mengembangkan
hubungan
pertemanan
untuk
mempertahankan pelanggan yang ada dan meningkatkan basis pelanggan untuk mendukung dan mengembangkan bisnis. h. Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah Kompetensi ini berfokus pada sejauh mana seorang individu mampu mengenali dan menganalisa masalah dan / atau situasi yang sulit dan mengembangkan kursus yang tepat dan berorientasi pada hasil dari tindakan sejalan dengan hukum dan undang-undang yang berlaku. i. Develop & Empower People Kompetensi ini mengacu pada kemampuan dan kemauan untuk memberikan pelatihan, arahan dan umpan balik untuk meningkatkan kinerja, motivasi dan pengembangan keseluruhan untuk meningkatkan kemampuan jangka panjang orang lain. Mengidentifikasi kekuatan individu
dan
kebutuhan
pembangunan,
dengan
menggunakan
berbagai pendekatan dalam rangka untuk memaksimalkan potensi seorang individu dalam kaitannya dengan pertumbuhan profesional mereka. j. Environmental, Safety & Health Awareness Kompetensi ini mencerminkan tingkat pengetahuan seseorang, pemahaman, kepatuhan dan pelaksanaan undang-undang kesehatan dan keselamatan, peraturan, dan standar kerja lainnya untuk tujuan mendirikan, mempromosikan, dan memelihara lingkungan kerja yang aman untuk diri sendiri dan orang lain. k. Financial Resource Management Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana tanggung jawab untuk merencanakan, mengalokasikan, membelanjakan, dan mengelola
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 39
sumber daya moneter untuk memenuhi kegiatan kerja operasional bagi individu, kelompok, unit/departemen atau organisasi l. Industry Knowledge & Application Kompetensi ini mencerminkan jangkauan industri yang berhubungan dengan pekerjaan dan pengetahuan profesional yang diperlukan untuk menjalankan fungsi pekerjaan dengan berhasil. Terus menerus mengikuti perkembangan saat ini dan tren di daerah dan bidang keahlian yang diperlukan perusahaan/perkebunan. m. Leveraging Technology Kompetensi ini berkaitan dengan sejauh mana kemampuan dalam mengenali dampak dari kemajuan teknis dan bersedia untuk mengintegrasikan teknologi dalam melaksanakan tugas pekerjaan untuk mencapai efisiensi, kualitas dan produktivitas n. Negotiation & Influence Kompetensi yang mencerminkan kemampuan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi orang lain agar bertujuan untuk mencapai hasil sesuai yang diinginkan perusahaan/perkebunan. o. Project Management Kompetensi ini berfokus pada kemampuan untuk mengembangkan dan mengintegrasikan berbagai unsur manajemen proyek seperti proyek
anggaran
dasar,
laporan
keseluruhan,
perencanaan
manajemen, kepemimpinan, mengelola, mengamati, pengawasan dan penutupan proyek. Mampu menyediakan dan menggunakan alat-alat yang relevan, dan indikator untuk mengukur dan melacak kemajuan sebagaimana dimaksud dalam rencana proyek. p. Relationship Management and Networking
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 40
Kompetensi ini mencerminkan kemampuan untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan pribadi dan profesional yang membantu dalam penyelesaian tugas kerja, pertukaran informasi dalam rangka mencapai tujuan perusahaan/perkebunan. q. Service Orientation Kompetensi ini mengacu pada seberapa aktif dalam menemukan dan mengatasi kebutuhan akan produk dan pelayanan antar anggota organisasi dan para stakeholder, kelompok-kelompok klien, dan masyarakat umum. r. Stakeholder Management Kompetensi ini berfokus pada kemampuan untuk mendukung sebuah organisasi dalam mencapai tujuan strategis dengan menafsirkan dan mempengaruhi baik itu lingkungan eksternal
maupun internal dan
dengan menciptakan hubungan yang positif dengan para stakeholder melalui pengelolaan yang sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah disetujui. Manajemen stakeholder merupakan proses dan kontrol yang harus direncanakan dan dipandu oleh kebijakan serta prinsipprinsip organisasi dalam identifikasi stakeholder, analisis stakeholder, dan matriks stakeholder s. Strategic Orientation & Visioning Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana kemampuan dalam menunjukkan perhatian secara keseluruhan untuk memaksimalkan sumber daya organisasi dan mencapai efektivitas organisasi. Hal ini meliputi kemampuan untuk melihat arah dan misi masa depan organisasi dan mewujudkannya ke dalam sebuah tindakan t. Teamwork & Team Building Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana
kemampuan untuk
memanfaatkan gaya interpersonal yang tepat dan menggunakan Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 41
strategi teambuilding untuk memperkaya perkembangan sekelompok orang, untuk menjadi sebuah unit yang berfungsi dengan baik, yang mencapai sasaran serta tujuan yang diinginkan perusahaan. 2) Leadership Competencies, meliputi kompetensi : a) Business Accument Kompetensi ini adalah tentang memiliki pengetahuan masalah proses bisnis dan potensinya, menghubungkan penilaian mendalam tentang lanskap bisnis eksternal dan internal dengan arah strategis organisasi. Melibatkan pembuatan keputusan yang mendukung kebutuhan jangka panjang dan ekspektasi bisnis dan pelanggan. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah business intelligence, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan serta fokus pada pelanggan b. Driving Change and Performance Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memulai dan mendukung transformasi organisasi
untuk mewujudkan
komitmen
terhadap
keunggulan kinerja. Berhasil mengimplementasikan inisiatif baru yang mencerminkan
perubahan
lingkungan
bisnis
yang
kompetitif.
Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah perubahan manajemen, fleksibilitas dan adaptasi dan dorongan untuk hasil yang lebih baik.
c. Emotional Intelligence Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola kekuatan emosi seseorang dan keterbatasannya untuk untuk dapat memberikan
sikap
positif
kepada
orang
lain.
Menunjukkan
kemampuan untuk berempati dan melibatkan orang lain untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan. Pengetahuan Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 42
dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah kesadaran diri, kesadaran sosial dan manajemen hubungan d. Leading through Vision Kompetensi ini adalah tentang kemampuan untuk merencanakan keberhasilan jangka panjang bagi perusahaan dengan merumuskan dan mendorong strategi inovatif yang menyeimbangkan tujuan jangka panjang dengan kebutuhan jangka pendek. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah fokus kreativitas, masa depan, inovasi dan pemikiran strategis
e. Leveraging Talent
Kompetensi ini adalah kemampuan untuk mengembangkan strategi yang akan memberdayakan masyarakat untuk menyadari potensi tertinggi mereka dalam rangka memenuhi kebutuhan perusahaan baik masa sekarang maupun yang akan datang dengan memelihara lingkungan yang mendukung serta mempertahankan budaya belajar dan berkomunikasi. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah kemampuan komunikasi, pelatihan dan pendampingan (communication, coaching and mentoring)..
f. Managing Diversity Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan
mengelola
beragam
praktek
bisnis,
lingkungan,
nilai,,
pengetahuan perilaku dan budaya dalam konteks dunia yang semakin mengglobal. Ini mencakup kemampuan untuk bekerja dalam beragam lingkungan bisnis lokal atau internasional, memiliki pemahaman mendalam tentang budaya yang berbeda, kesadaran dan kemampuan Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 43
beradaptasi terhadap berbagai persepsi dan
pendekatan
dan
kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif melintasi batas multikultural. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah intelijen global dan menghargai keberagaman. g. Sustainanble Orientatition Kompetensi ini adalah tentang aktif mengejar masa depan dimana kebutuhan dan harapan bisnis, lingkungan dan pemangku kepentingan organisasi terus ditingkatkan dan dipertahankan melalui praktekpraktek bisnis organisasi. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah keberlanjutan pola pikir, keberlanjutan operasionalisasi dan hubungan dengan pemangku kepentingan yang berkelanjutan.
3) POD Estate Competencies, meliputi kompetensi : a. Estate Management Kompetensi
ini
berfokus
pada
perencanaan,
eksekusi
dan
pengawasan pada kegiatan manajemen estate dengan manejemen sumber daya efektif untuk menunjang pencapaian tujuan bisnis.
b. Financial Resource Management Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana seseorang memiliki tanggungjawab untuk perencanaan, mengalokasikan, membelanjakan dan mengelola sumber daya keuangan untuk memenuhi kegiatan operasi kerja individu, grup, unit/ departemen, atau organisasi-wide. c . Nursery Management Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proses dan operasi manajemen pembibitan; termasuk persiapan pembibitan, layout, pembibitan baru, penjadwalan kerja dan kegiatan terkait lainnya; untuk menjamin efektifitas biaya dan efisiensi Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 44
operasi. Termasuk kemampuan mengidentifikasi dan mengatasi isu dan permasalahan, dan juga meningkatkan proses/ metodologi untuk peningkatan manajemen pembibitan.‟ d. Replanting & New planting Kompetensi pengawasan
ini
berfokus
kegiatan
pada
perencanaan,
penanaman,
termasuk
koordinasi
dan
persiapan
dan
pemrosesan tanah, untuk menjamin kualitas penanaman memenuhi standar yang dibutuhkan perusahaan. Juga menunjukkan kemampuan memberikan solusi dan peningkatan kegiatan replanting dan new planting. e. Field Maintenance & Upkeep Kompetensi
ini
berfokus
pada
pengetahuan,
kecekapan,
dan
kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan dan memonitor perawatan dan pemeliharaan. f. Harvesting Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan dan penerapan proses dan teknik panen minyak kelapa sawit sesuai dengan prosedur operasi standar. Termasuk bidang sistem panen, kegiatan proses panen, pemeliharaan kendaraan dan pengangkutan hasil.
g. Estate Security Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, pemahaman dan pelaksanaan kegiatan manajemen keamanan untuk menjaga produksi, material produk, dan asset kebun terhadap pelanggaran keamanan. Termasuk penerapan langkah-langkah keamanan, prosedur dan kegiatan, dan juga antisipasi ancaman potensial dan mengawali tindakan dan kontrol yang tepat. Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 45
h. Pest and Diseases Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, penerapan, pengawasan, surveillance hama dan penyakit, meliputi prosedur dan proses pengendalian
surveillance.
Termasuk
pengawasan
terhadap
efektivitas pengendalian hama dan penyakit serta mencari solusi yang tepat. i.
Manuring
Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kemampuan dan kecakapan dalam bidang pemupukan organik (daerah perencanaan, metode
penerapan,
kuantitas,
penempatan)
dan
pemupukan
anorganik (analisis dedaunan, rekomendasi R&D, pemesanan dan penyimpanan, cuaca, pupuk dan pemakaian manual vs mekanikal sehingga memaksimalkan hasil. i.
Environment, Health & Safety Awareness
Kompetensi
ini
menggambarkan
jangkauan
seseorang
dalam
mengetahui, memahami, mematuhi dan mengimplementasikan hukum dan perundang-undangan kesehatan dan keselamatan, dan standar kerja lainnya untuk menegakkan, mempromosikan, dan menjaga lingkungan kerja yang aman untuk diri sendiri dan orang lain.
4) POD Mill Competencies, meliputi kompetensi : a. Finacial Resource Management Kompetensi ini mengacu pada
kemampuan seseorang membawa
tanggungjawab dalam merencanakan, mengalokasikan, belanja dan mengelola sumber daya keuangan untuk melengkapi kegiatan operasi kerja individu, grup, unit/ departemen, atau organisasi.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 46
b. Mills Process Operation Management Kompetensi ini berfokus pada objek pengetahuan, kemampuan dan kecakapan dalam pengelolaan proses operasi mill termasuk reception station, fruit handling station, sterilization station, threshing station, pressing station, depericarping station, kernel recovery station dan clarification station. c. Process Control & Imperovement Kompetensi ini mengacu pada kemampuan merencanakan, mengelola dan mengarahkan kegiatan proses untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi. Pengetahuan, kecakapan dan kemampuan termasuk keteknikan proses dan industri, peningkatan proses dan validasi perubahan yang relevan. d. Mills Waste Management Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kemampuan, dan kecakapan dalam pengelolaan proses pengelolaan effluen. e. Mill/Factory/Plant Management Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian operasi mill/ pabrik/ plant yang termasuk pemrosesan dan pengiriman keluaran berkualitas dengan manajemen sumber daya yang efektif, infrastruktur mill atau pabrik, pemeliharaan dan perawatan permesinan mill, bagian mekanikal dan elektrikal untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis. f. Implementation & Enforcement of ESH Practices Kompetensi
ini
berfokus
pada
kemampuan
menerapkan
dan
menegakkan persyaratan praktik standar ESH. Termasuk analisis dan resolusi celah ESH, penerapan pada level operasional, penegakan praktik ESH dan inisiatif improvemen. Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 47
5) Security Competencies Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, pemahaman, dan pelaksanaan tindakan manajemen keamanan untuk menjaga produksi kebun, material dan asset produk terhadap pelanggaran keamanan. Termasuk penerapan langkah-langkah pengamanan, tindakan dan prosedur, dan juga antisipasi kemungkinan ancaman dan memulai tindakan dan kontrol yang tepat. 6) Security Support Competencies Kompetensi ini mengacu pada kemampuan untuk melaksanakan proses dan kegiatan mendukung infrastruktur teknologi keamanan, kebijakan, proaktif melindungi proses dan prosedur, memonitor, menginvestigasi
dan
menyelesaikan
ancaman
untuk
menjaga
lingkungan pemilik dan asset perusahaan yang aman. Hingga saat ini tuntutan perusahaan untuk mendapatkan alumni berkualitas belum terpenuhi. Secara keilmuan hanya memenuhi standart minimum namun yang lebih parah kalau ditinjau dari metalitas alumni. Padahal mentalitas alumni merupakan syarat utama agar bisa sukses berkarier diperkebunan. Jenjang pendidikan bukan merupakan faktor penentu posisi berkarya karena hanya langkah awal untuk menentukan jabatan awal, selanjutnya tergantung prestasi yang bisa ditampilkan. Terbukti jenjang pendidikan SD bisa mencapai supervisor dan jenjang pendidikan SMA dapat mencapai jenjang manajer. Namun secara umum setelah bekerja 35 tahun bisa dikatakan menjadi modal seseorang untuk kompeten bertugas. Pengalaman akan menempa jiwa keteladanan, kepemimmpinan dan keterampilan. Dengan demikian ada tiga faktor penentu kompetensi adalah; pendidikan, pengalaman dan prestasi kerja.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 48
Lemahnya minat mahasiswa dan kurangnya kompetensi karena pilihan masuk SPMA atau Fakultas Pertanian bukan pilihan utama. Lebih ironis lagi kegiatan magang siswa bukan untuk meningkatkan kompetensi tapi mendapatkan nilai. Setelah diterima bekerja juga timbul masalah karena pola kehidupan diperkebunan yang belum dimegerti seperti bekerja 24 jam dengan disiplin kerja yang ketat. Bekerja mulai jam 5 pagi, dan dilanjutkan siangnya membuat laporan (evaluasi) serta kewajiban sorenya harus menunggu perintah atasan. Perusahaan selalu mengeluarkan dana besar setelah selesai penerimaan karyawan karena hendak meningkatkan kompetensi calon karyawan. Berbagai bentuk pelatihan terstruktur dengan lama pendidikan 3-8 bulan, bahkan ada perusahaan yang mulai mempekerjakan calon karyawannya dari awal dalam bentuk kontrak kerja lebih dari setahun. Mereka mendapatkan penghasilan 80% dari penghasilan karyawan tetap karena mereka sambil bekerja untuk perusahaan. Pemikiran kedepan adalah bagaimana agar dunia pendidikan mampu menciptakan tenaga siap pakai. Apabila ini bisa terlaksana maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan waktu, tenaga dan biaya, dipihak dunia pendidikan juga akan mendapat keuntungan dengan adanya waktu tunggu yang pendek sehingga mampu meningkatkan nilai akreditasi dunia pendidikan kedepannya. Keterlibatan putra daerah pada perkebunan di tiap lokasi masih kecil. Berbagai fasilitas dan kemudahan sudah diberikan perusahaan namun kenyataannya belum mampu menjadi daya tarik. Disinilah perlunya pembenahan mendasar pada system pendidikan agar mampu memotivasi siswa atau mahasiswa mencintai dunia perkebunan. Langkah nyata bisa melalui kegiatan magang, KKN atau PKL diperkebunan sehingga pemahaman jiwa kebun sedini mungkin. Walaupun penerimaan karyawan selalu terbuka lebar dan putra daerah selalu mendapat prioritas namun kenyataannya peminat sangat Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 49
kurang sehingga kebutuhan selalu meningkat. Minimnya peminat ini karena tuntutan bekerja diperkebunan yang terlalu tinggi. Sedangkan penduduk lokal masih dimanjakan dengan banyak pilihan pekerjaan. Pekerjaan kecil-kecilan di kota lebih menarik dibanding bekerja di kebun dengan penghasilan dan fasilitas lengkap. Kiprah Fakultas Pertanian Unlam harus menjadi ujung tombak pembenahan mendasar agar nantinya putra daerah jangan menjadi penonton. Dihawatirkan nantinya akan terjadi kecemburuan akibat kesenjangan yang semakin jauh antara penduduk lokal dan pendatang.
5.3 Dimensi Waktu Aspek ketenagakerjaan yang terkait dengan dimensi waktu di perkebunan kelapa sawit ini meliputi kondisi eksisting berdasarkan masa kerja tenaga kerja yang ada serta perkiraan kebutuhan tenaga kerja di masa yang akan datang.
Perkembangan ketenagakerjaan sektor
perkebunan kelapa sawit ini selaras dengan pengembangan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan yang cenderung mengalami peningkatan luas areal hingga lima tahun ke depan. Berdasarkan hasil survai diketahui bahwa masa kerja karyawan di perkebunan kelapa sawit ini menunjukkan gambaran yang cukup berbeda pada masing-masing level, baik untuk level manajer, supervisor maupun operator. Untuk level manajer umumnya masa kerja mereka lebih dari 5 tahun (52,43%).
Hal ini dapat dikaitkan dengan pengembangan
perkebunan kelapa sawit ini sendiri di Kalimantan Selatan yang telah sudah mulai berkembang pesat pada periode 1995 sampai 2005. Secara umum gambaran masa kerja level manajer dapat dilihat pada Gambar 18. Kondisi tenaga kerja ini jika dikaitkan dengan pengalaman bekerja sesorang
terkait
dengan
kompetensi
mereka
terutama
karena
pengalaman mereka dalam mengelola kebun merupakan salah satu penentu kapabilitas dan kemampuan sesorang dalam menjalankan tugas Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 50
dan pekerjaannya.
Kondisi ketenagakerjaan pada level supervisor
(menengah) tidak banyak berbeda dengan kondisi pada level manajer (atas) dimana tenaga kerja dengan pengalaman di atas 5 tahun lebih mendominasi dengan proporsi mencapai 48,46%. Supervisor
sebagai
jembatan
penghubung
dalam
sistem
ketanagakerjaan diperkebunan kelapa sawit antara manajer dengan operator berperan dalam upaya memastikan apakah SOP yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik serta melakukan monitoring atas pelaksanaan di tingkat lapangan. Secara lengkap proporsi tenaga kerja level supervisor ini berdasarkan pengalaman kerjanya dapat dilihat pada Gambar 19. Gambaran ketenagakerjaan pada level operator memperlihatkan kondisi yang sedikit berbeda, karena justeru tenaga kerja pada level operator ini lebih di dominasi oleh tenaga kerja dengan pengalaman 1-5 tahun (60,33%). Gambaran ini menunjukkan bahwa tenaga kerja pada level operator ini lebih banyak direkrut dalam 5 tahun terakhir saja. Kondisi ini sesuai dengan hasil wawancara mendalam dengan para HRD perusahaan yang menyatakan bahwa kebutuhan tenaga kerja lima tahun ke depan lebih diarahkan pada kebutuhan tenaga untuk level operator. Kualifikasi yang dinbutuhkan terutama yang terkait dengan bidang teknis pertanian/perkebunan (untuk kebutuhan kebun), teknik mesin, industri, kimia (terutama untuk kebutuhan pabrik kelapa sawit)
serta bidang
ekonomi,akuntansi, komputer dan informatika (untuk penunjang kegiatan administrasi perkantoran).
Secara lengkap gambaran ketenagakerjaan
pada level operator ini dapat dilihat pada Gambar 20
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 51
M ANAJER BERDASARKAN M ASA KERJA (tahun) 52.43 60 50 32.28 40
%
30
15.29
20 10 0 0 - < 1 th
1 - 5 th
> 5 th
Masa Kerja
Gambar 18. Proporsi tenaga kerja level manajer pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan masa kerja (n=412) SUPERVISOR BERDASARKAN M ASA KERJA (Tahun) 48.64 50 36.28 40 30
%
15.08 20 10 0 0 - < 1 th
1 - 5 th
> 5 th
Masa Kerja
Gambar 19. Proporsi tenaga kerja level supervisor pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan masa kerja (n=882) OPERATOR BERDASARKAN M ASA KERJA (Tahun)
70
60.33
60 50 40
%
28.05 30 20
11.62
10 0 0 - < 1 th
1 - 5 th
> 5 th
Masa Kerja
Gambar 20. Proporsi tenaga kerja level operator pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan masa kerja (n=3.597) Kondisi ketenagakerjaan pada sektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan secara umum menunjukkan trend kecenderungan Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 52
yang meningkat seiring dengan perluasan kebun dan pembangunan pabrik kelapa sawit (CPO). Peningkatan jumlah kebutuhan tenaga kerja pada sektor perkebunan sawit ini bersifat khas, karena umumnya pihak perusahaan melakukan rekruitmen tenaga kerja sesuai dengan rencana pengembangan
kebun
yang
telah
ditetapkan.
Berdasarkan
hasil
wawancara mendalam dengan pihak HRD diperkirakan untuk kebutuhan tenaga kerja satu wilayah kebun dengan luasan sekitar 10.000 hektar idealnya diperlukan seorang manajer dan dibantu dengan satu orang asisten kepala, 4 orang asisten kebun, 4 orang mandor kepala, 10 orang mandor. Kebutuhan tenaga kerja pada level pelaksana lapangan hingga buruh kebun diperhitungkan dengan proporsi luasan kebun yang ditangani, misalnya untuk tenaga kerja tanam dibutuhkan 0.12 x luas kebun, tenaga pemeliharaan 0,12 x luas kebun, dan tenaga panen sekitar 0,08 x luas kebun. Berdasarkan
perjalanan
waktu
maka
perusahaan
masih
memerlukan banyak tenaga kerja, terutama kalau prediksi berdasarkan kondisi pertanaman yang lebih 70% berupa tanaman yang dalam pertumbuhaan vegetatif (tanaman muda) sehingga belum masuk pada tahapan reproduksi (berbuah), dan masih belum semua lahan tertanami sehingga luas tanam terus bertambah. Keterlambatan penanaman lahan yang sudah meiliki HGU akibat tumpang-tindih kepemilikan lahan perusahaan dengan milik penduduk setempat, sehingga selalu terjadi komplik berkepanjangan, akhirnya perusahaan lebih memilih tunda tanam. Apabila permasalahan ini tidak dinbantu pemerintah untuk penyelesaiannya maka kedepan jadi citra buruk untuk investasi berikutnya. Pengembangan perkebunan kelapa sawit bukan lagi hanya berharap pada lahan kering
karena sulit mendapatkannya sehingga
pengembangan kedepan diarahkan pada lahan marginal dan lahan basah yang belum bisa dimanfaatkan oleh tanaman pangan atau tanaman Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 53
perkebunan lainnya. Cukup luas lahan marginal yang belum tergarap yakni sebesar 17.113 ha sedangkan lahan basah yang belum dimanfaatkan sebesar 24.533 ha (Tabel 8). Luas lahan yang belum tergarap ini merupakan peluang besar bagi penambahan luas areal perkebunan kelapa sawit dimasa yang akan datang. Dunia pendidikan harus mampu menjawab
tantangan dari
perusahaan perkebunan yang makin meningkat. Pemikiran masa depan bukan lagi hanya TBS tapi sudah pada tuntutan bahan jadi seperti minyak goreng. Disini makin tampak bahwa yang dibutuhkan bukan hanya orang spesialisasi pertanian tapi juga yang menguasai pengolahan seperti teknik industri dan mesin serta elektro.
Tabel 9. Rencana Pengembangan kelapa sawit pada lahan Marginal dan Basah HGU
Tipe Lahan
Rencana Pengembangan
Perusahaan Lahan Marginal besar Lahan Basah Jumlah
Target 323.531 217.269 540.800
Realisasi 212,963 33.719 246.682
Sisa 110.568 183.550 294.118
Kebun swadaya Jumlah
Lahan Marginal Lahan Basah
23.700 7.490 31.190
6.587 70 6.657
17.113 7.420 24.533
1Kebun Plasma Jumlah
Lahan Marginal Lahan Basah
64.706 65.180 129.886
45.065 4.448 49.403
19.641 60.842 80.483
Berdasarkan jumlah petani dan
luas lahan perkebunan kelapa
sawit di tiap daerah (Gambar 20 dan 21) tergambar jelas bahwa kebutuhan tenaga kerja didaerah tersebut akan terus bertambah namun kebutuhannya akan terus bermasalah karena pada daerah tersebut justru penduduknya sedikit, apalagi jumlah yang berpropesi sebagai petani.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 54
Gambar 21. Peta luas lahan kelapa sawit tiap daerah
Gambar 22. Peta jumlah petani di tiap daerah
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 55
Gambar 23. Letak pabrik kelapa sawit di wilayah Kal-Sel
Gambar 24. Daerah penghasil kelapa sawit di wilayah Kal-Sel
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 56
5.4 Dimensi Tempat Analisis ketenagakerjaan untuk aspek dimensi tempat lebih difokuskan untuk memberikan gambaran tentang asal sekolah dimana tenaga kerja tersebut direkrut. Secara ideal, tenaga kerja yang dihasilkan oleh dunia pendidikan setempat dapat diserap oleh sektor perkebunan kelapa sawit yang juga ada di wilayah tersebut.
Kesesuaian ini juga
penting bagi pihak dunia pendidikan sebagai supplier tenaga terdidik yang dapat mengisi kebutuhan pihak perusahaan untuk menyesuaikan kurikulum dan program yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Fakultas Pertanian Unlam harus mampu menyiapkan pendidikan yang benar-benar mendukung perkebunan kelapa sawit di Kalimantan, seperti pembukaan pendidikan fokasi atau SMK khusus kelapa sawit dan pembukaan Program Studi Kelapa Sawit pada perguruan tinggi. Pembahasan tentang aspek dimensi tempat ini menggunakan basis kabupaten/kota dan provinsi dengan kategori luar provinsi (LP), dsalam provinsi (DP) dan dalam kota/kabupaten (DK) asal sekolah tenaga kerja dengan lokasi operasional perkebunan sawit yang bersangkutan. Untuk pembahasan dimensi tempat ini juga akan dikombinasikan antara level manajemen yang ada dengan tingkat pendidikan tenaga kerja yang bersangkutan.
Hal ini perlu dikaitkan karena untuk pendidikan tinggi
umumnya tidak berada pada semua kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Hasil survai menunjukkan bahwa umumnya tenaga kerja pada sektor perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi tenaga kerja dari luar provinsi(LP) baik untuk level manajer, supervisor maupun level operator. Untuk level manajer tenaga kerja dari luar provinsi (LP) proporsi mencapai 72,83%, bahkan ada juga yang berasal dari luar negeri (LN) sebanyak 0,73%. Secara lengkap gambaran sebaran asal tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit pada level manajer ini dapat dilihat pada Gambar 25. Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 57
Selanjutnya jika dikaitkan dengan tingkat pendidikan formal para manajer ini dapat diketahui bahwa pada semua tingkat pendidikan manajer yang ada selalu didominasi oleh tenaga kerja dari luar Provinsi Kalimantan Selatan (LP). Hal ini terkait dengan sejarah perkembangan perkebunan kelapa sawit itu sendiri yang relatif baru berkembang dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia seperti di Pulau Sumatera. dan Jawa.
Kebanyakan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa
sawit ini merupakan
bagian
dari group
perusahaan-perusahaaan
perkebunan kelapa sawit yang telah berkembang di Sumatera seperti Sinar Mas, Minamas, group Astra dan lainnya. Oleh karena itu tenaga kerja pada level manajer ini didatangkan dari Sumatera dan Jawa. Secara lengkap proporsi tenaga kerja pada level manajer berdasarkan tingkat pendidikan formal dan lokasi sekolah terlihat pada Gambar 25. Berdasarkan Gambar 20 dapat dilihat bahwa untuk level manajer dengan semua jenjang pendidikan selalu didominasi oleh tenaga kerja dari luar provinsi (LP), terutama pada jenjang S1 sangat dominasi oleh mereka yang berasal dari luar provinsi (LP). Hal yang hampir sama juga terjadi pada level supervisor, tetapi proporsi tenaga kerja yang bersal dari luar provinsi (LP) dominasinya tidak sebesar level manajer, dimana proporsi tenaga kerja dari luar provinsi (LP) hanya mencapai 58,28% (bandingkan dengan level manajer yang proporsinya mencapai 72,82%. Hal yang juga menarik adalah proporsi tenaga kerja level supervisor yang berasal dari dalam kabupaten (DK) proporsi menempati urutan kedua dibandingkan yang berasal dari dalam provinsi, dengan proporsi mencapai 21,77%. Secara lengkap gambaran proporsi tenaga kerja pada level supervisor di perusahaan perkebunan kelapa sawit (Gambar 26). Selanjutnya jika dihubungkan dengan tingkat pendidikan tenaga kerja dengan asal sekolahnya ternyata dominasi tenaga kerja dari luar provinsi (LP) justeru terdapat pada level supervisor dengan jenjang pendidikan SMA. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan pihak HRD perusahaan dapat diketahui beberapa hal yang menyebabkan Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 58
kondisi ini terjadi. Faktor Pertama, karena sebagian besar tenaga kerja tersebut memang berasal dari luar provinsi (LP) seperti Sumatera dan Jawa. Faktor Kedua, beberapa lokasi perkebunan kelapa sawit terutama di wilayah Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu serta Tanah Laut berdekatan dengan lokasi transmigrasi. Banyak diantara mereka yang juga ikut sebagai tenaga kerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit ini, dan sewaktu sekolah mereka menamatkan pendidikan formalnya di luar Provinsi Kalimantan Selatan (Gambar 28). M ANAJER BERDASARKAN ASAL SEKOLAH DK 2.18%
LN 0.73%
DP 24.27%
LP 72.82%
Gambar 25. Proporsi tenaga kerja level manajer pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan lokasi sekolahnya (n=412)
Gambar 26. Proporsi tenaga kerja level supervisor pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan lokasi sekolahnya (n=882)
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 59
50
40
30
% 20
10
0 LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK S3
S2
S1
D3
D1
SM A
SM K
SM P
Gambar 27. Proporsi tenaga kerja level manajer pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat pendidikan dan lokasi sekolahnya (n=412) Kondisi
ketenagakerjaan
pada
level
operator
juga
masih
didominasi tenaga kerja luar provinsi (LP), walaupun tingkat dominasi lebih rendah dibandingkan level manajer dan supervisor, dengan proporsi mencapai 48,51% (bandingkan dengan level manajer dengan proporsi 72,83%, supervisor dengan proporsi 58,28%). Seperti halnya dengan level supervisor, tenaga kerja yang berasal dari dalam kabupaten yang sama (DK) dengan lokasi perusahaan perkebunan kelapa sawit proporsi lebih banyak dibandingkan dengan yang berasal dari dalam provinsi (DP) walaupun tidak terlalu jauh berbeda. Secara lengkap gambaran tenaga kerja
pada
level operator berdasarkan lokasi pendidikan formal
terakhirnya dapat dilihat pada Gambar 29. Selanjutnya jika dilihat dari jenjang pendidikan dihubungkan dengan asal sekolahnya ternyata dominasi tenaga kerja dari luar provinsi masih tinggi walaupun tidak seekstrim pada level manajer. Faktor penyebab yang sama karena walaupun banyak tenaga kerja yang direkrut sudah menjadi penduduk di sekitar wilayah perkebunan, tetapi karena sebagian dari mereka berasal dari Jawa yang datang sebelumnya ke wilayah
ini
melalui
program
transmigrasi.
Sebelum
mereka
ikut
bertransmigrasi, pendidikan formalnya telah ditamatkan di tempat asal mereka (di luar Provinsi Kalimantan Selatan). Secara lengkap proporsi Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 60
tenaga kerja pada level operator berdasarkan tingkat pendidikan formal dan lokasi sekolah terlihat pada Gambar 30. Berdasarkan Gambar 25 dapat dilihat bahwa untuk level operator proporsi pada masing-masing level walaupun masih didominasi tenaga kerja dari luar provinsi (LP) tetapi tenaga kerja dari dalam provinsi (DP) maupun dalam kabupaten (DK) proporsi juga sudah relatif besar. Bahkan jika proporsi tenaga kerja dalam provinsi (DP) dan dalam kabupaten (DK) ini dijumlahkan proporsi lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja dari luar provinsi (LP).
35
30
25
20
% 15
10
5
0 LP
DP
DK
LP
S1
DP D3
DK
LP
DP D2
DK
LP
DP D1
DK
LP
DP SMA
DK
LP
DP
DK
LP
SMK
DP
DK
SMP-SD
Gambar 28. Proporsi tenaga kerja level supervisor pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan tingkat pendidikan dan lokasi sekolahnya (n=882) OPERATOR BERDASARKAN ASAL SEKOLAH
DK 27.50% LP 48.51%
DP 23.99%
Gambar 29. Proporsi tenaga kerja level operator pada perkebunan kelapa sawit berdasarkan lokasi sekolahnya (n=882)
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 61
35
30
25
20
% 15
10
5
0
LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK LP DP DK S1
D3
D2
D1
SMA
SMK
SMP-SD
Gambar 30. Proporsi tenaga kerja level opetrator berdasarkan tingkat pendidikan dan lokasi sekolahnya (n=3.597) Hingga sat ini di Kalimantan Selatan sudah ada 21 pabrik pengholahan kelapa sawit dan berdasarkan permohonan izin di Dinas Perkebunan Propinsi Kalimantan Selatan masin ada dua pabrik yang dalam proses pembangunan fisik (Tabel 9). Berdasarkan jumlah pabrik yang ada dan yang akan dibangun perusahaaan seiring dengan tuntutan pengolahan dari perkebunan sawit yang akan berproduksi maka tidak mustahil kebutuhan tenaga kerja semakin meningkat terutama pada level operator dan supervisor, bahkan manajer. Kemungkinan pabrik dibangun akan terus bertambah karena pengolahan TBS tidak mungkin
ditunda, sedangkaan jarak antar
perkebunan cukup jauh. TBS akan menurun kuantitas dan kualitasnya apabila pengolahan dilakukan setelah 8 jam. Data menunjukkan bahwa kapasitas pabrik sudah tidak memungkinkan lagi menampung TBS sehingga kedepan perlu ditingkatkan kapasitasnya atau menambah pabrik baru disekitar kebun. Pabrik perlu dibangun apabuila luas lahan yang sudah ditanami mencapai 400 hektar
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 62
Tabel 10 . Pabrik pengolahan kelapa sawit yang ada di Kal-Sel No
PERUSAHAAN
KABUPATEN
KAPASITAS TON/JAM)
PRODUKSI(Ton/Bln)
IJIN
PAS AN G
PAKAI
CPO
1
PT. ASTRA AGRO LESTARI. TBK
Tabalong
40
40
40-42
2
PT. POLA KAHURIPAN I.S
Tanah Laut
30
30
3
PT. GAWI MAKMUR KALIMANTAN
Tanah Laut
90
4
PT. SMART TBK
Tanah Laut
5
PT. KINTAP JAYA WATINDO
6
INTI SAWIT -
450.000
30
1.164
223
45
45
3.561,38
-
30
31,3
31,30
1.865
-
Tanah Laut
30
30
30
1.522.514
24,625
PT. GAWI MAKMUR KALIMANTAN
Tanah Bumbu
30
30
30
3.616.199
-
7
PT. LADANG RUMPUN S.A
Tanah Bumbu
60
60
60
6.389,431
1.335,569
8
PT. BUANA KARYA BHAKTI
Tanah Bumbu
90
90
60
3.500
750
9
KKPA
Tanah Bumbu
15
15
15
1.350,092
250,496
10
PT. SMART TBK
Kotabaru
60
62,6
62,6
2,61
-
11
PT. SINAR KENCANA INTI P
Kotabaru
60
57,3
57,3
3.866
-
12
PT. SMART TBK
Kotabaru
45
45
45
2.583
-
13
PT. PURIMAS SASMITA
Kotabaru
15
16,5
16,5
1.100
-
14
PT. BERSAMA SEJAHTERA S
Kotabaru
60
40
40
4.221,474
820.394
15
PT. LAGUNA MANDIRI
Kotabaru
60
60
60 2.263,847
426.572
16
PT. LANGGENG MUARA MAKM
Kotabaru
60
60
60
1.898,012
365.496
17
PT. PARIPURNA SWARSA
Kotabaru
60
60
60
3.329,275
596.931
18
PT. SWADAYA ANDIKA
Kotabaru
60
60
60
1.762,588
406
19
PT. SURYA BUMI TP
Kotabaru
60
60
57-58
4.420,540
835
20
PT. ALAM RAYA K.M
Kotabaru
45
45
45
-
-
21
PTPN XIII PELAIHARI
Tanah Laut
30
30
-
-
-
22
PT. BUMI RAYA INVESTINDO
-
-
-
-
-
dlm proses
23
PT. SAJANG HEULANG
Tanah Bumbu
60
60
-
-
dlm proses
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pemetaan dan analisis sisi permintaan dalam dimensi kualitas, kuantitas, lokasi dan waktu di Perkebunan Kelapa Sawit Kalimantan Selatan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan dimensi kuantitas, perusahaan kelapa sawit sampai saat ini masih memerlukan penambahan tenaga kerja pada level manager, supervisor dan operator. Kebutuhan dimasa yang akan dating diperkirakan akan meningkat 100%. Kebutuhan tenaga musiman juga meningkat karena semakin bertambahnya lahan yang akan ditanami dan tibanya waktu panen. 2. Berdasarkan dimensi kualitas tenaga kerja ada tiga faktor penentu kompetensi
adalah;
pendidikan,
pengalaman
dan
prestasi.
Peningkatan kualitas lulusan melalui pembekalan yang cukup dibidang perkebunan dalam bentuk PKL, magang, KKN atau praktek kerja dalam rentang waktu tertentu, khususnya tentang pengelolaan tanaman dan pengelolaan pabrik. Pembenahan mendasar terhadap mentalitas alumni agar bisa sukses berkarier diperkebunan. Berdasarkan hasil FGD ditetapkan
enam bidang
kompetensi yang dibutuhkan perusahaan ( Personal effectiveness, Leadership competencies, POD Estate competencies, POD Mill competences, Security competences, Security support). Nilai Fulfillment Index (FI) pada tiap perusahaan
berkisar antara
0.610051 - 1
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 64
3. Berdasarkan dimensi waktu maka kebutuhan tenaga kerja akan semakin meningkat secara kuantitas, kualitas dan kontinuitas seiring dengan tibanya masa panen dan makin berkembangnya aktivitas
pabrik
pengolahan
hasil,
serta
semakin
luasnya
pembukaan lahan baru, khususnya pada lahan marginal dan lahan basah yang belum dimanfaatkan komoditi lain. 4. Berdasarkan
dimensi
lokasi,
sebagian
besar
tenaga
kerja
perkebunan kelapa sawit bukan berasal dari penduduk setempat. Kurangnya pekerja dari penduduk lokal akibat rendahnya kualitas SDM yang ada dan masih ada alternatif pekerjaan lain di kota.
5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan maka dapat disarankan : 1. Kebutuhan tenaga kerja akan terus meningkat sehingga perlu adanya kerjasama yang lebih baik antara dunia pendidikan dan pihak perusahaan kelapa sawit untuk menciptakan tenaga kerja yang memenuhi standar kuantitas, berkualitas dan kontinuitas. 2. Perhatian terhadap tenaga kerja lokal perlu ditingkatkan dan harus mendapat perhatian khusus dari pihak perusahaan dan pemerintah daerah setempat agar tidak menimbulkan kecemburuan dan kesejangan dimasa akan datang.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 65
LAMPIRAN 1. 1.1.
Surat Perjanjian Penelitian
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 66
1.2.
Kuesioner penelitian
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 67
1.3.
Surat Dukungan Instansi terkait
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 68
LAMPIRAN 2. 2.1. Standar kompetensi 2.1.1 Personal Effectiveness Competencies
Accountability (Dependability) Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana kemampuan dalam menginternalisasi diri terhadap tanggung jawab atas ketepatan waktu, komitmen terhadap tugas, kepatuhan terhadap standar kinerja, dan sesuai dengan aturan dan kebijakan organisasi. P1
P2
Sesuai dengan aturan dan harapan yang ditetapkan oleh departemen / organisasi
Mandiri dalam menyelesaikan tugastugas dan fungsi rutin
P3
P4
Menerapkan tanggung jawab pribadi dan tim terhadap tanggung jawab yang ditugaskan. Menerapkan strategi manajemen kinerja untuk meningkatkan akuntabilitas staf
Melaksanakan keseluruhan tanggung jawab untuk dept / kinerja organisasi, tujuan pertemuan dan kebutuhan stakeholder.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Memberikan pemberithuan sebelumnya jika ada keterlambatan atau hal yang tidak dimaksudkan Melaporkan pekerjaan secara konsisten pada hari dan waktu yang ditentukan. Ikuti menyusun prosedur dan peraturan.
Sabar dalam berbagai kondisi kerja untuk menyelesaikan tugas-tugas dan proyek. Menunjukkan kemauan untuk bekerja lembur demi mengejar deadline Membuat langkah yang tepat untuk mengatasi kekurangan grup / tim. Memberikan arah kerja dan feedback yang sesuai melalui berbagai saluran komunikasi yang dianggap pantas.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Memfasilitasi pertemuan dengan unit / anggota departemen untuk berdiskusi tentang tujuan dan agenda jangka pendek dan jangka panjang. Mengumpulkan sejumlah laporan dan mengupdate status. Memanfaatkan proses manajemen kinerja. Menyatakan dengan jelas ekspektasi kinerja, memberikan kesempatan untuk perbaikan dan memberlakukan konsekuensi kinerja. Menantang individu secara terbuka dan konstruktif mengenai masalah kinerja, bersikap tegas tetapi tetap adil
Menjaga keseimbangan biaya yang efektif mengenai pengendalian dan pengambilan resiko untuk memastikan pekerjaan yang efektif dan efisien dalam anggaran Mengatasi kesenjangan sumber daya yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Menerangkan, melaporkan, dan menjelaskan penggunaan sumber daya untuk mencapai target kinerja organisasi atau departemen, tujuan dan sasaran.
Page 69
Analytical Thinking Kompetensi ini adalah tentang menafsirkan, menghubungkan dan menganalisis informasi dalam rangka memahami sebab dan akibat dalam sebuah situasi untuk membuat keputusan yang efektif. Ruang lingkup ini juga mencakup pemikiran strategis & kemampuan meninjau masa depan, dan pelaksanaan rencana. P1
P2
P3
P4
Menunjukkan kemampuan dalam membagi-bagi tugas menjadi komponenkomponen kunci. Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan operasi dan isu-isu penyelesaian dengan pendekatan yang sama atau terkait
Mendefinisikan masalah yang lebih kompleks, menilai solusi yang paling sesuai dari pilihan yang dikembangkan secara logis atau dengan aplikasi yang imajinatif dari sebuah pendekatan atau metode yang dirancang untuk tujuan lain
Menerapkan analisis yang luas dan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah yang kompleks atau menciptakan peluang baru yang signifikan dalam situasi yang memerlukan analisis dan interpretasi yang kompleks dan mendalam, bertentangan atau data yang abstrak
Menerapkan sistem perspektif untuk menganalisis masalah organisasi yang luas. Merekomendasikan pilihan setelah melalui evaluasi yang menyeluruh dari berbagai perspektif dan ide
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Memecah program kerja sehingga dapat dicerna, dan mengidentifikasi tonggak kunci. Membuat daftar tindakan yang dan sumber daya yang dibutuhkan Melaksanakan rencana dengan pemahaman yang jelas dan hasil yang diantisipasi Mampu memeriksa dan menafsirkan berbagai data dan informasi. Belajar, memahami dan menerapkan alat pemecahan masalah dasar
Analisis situasi dan data secara logis dan sistematis. Berpikir melalui mengapa sesuatu terjadi dan apa implikasinya. Membangun perencanaan strategis dan menunjukkan pemahaman yang jelas mengenai pengaruh serta mengantisipas hasil yang diinginkan. Membuat rencana yang jelas dan logis serta menyusun program kerja yang koheren Memantau dan memastikan bahwa tindakan tersebut diikuti perencanaan yang strategis Menunjukkan kemampuan untuk menganalisis situasi, masalah dan/atau ketidakpastian dan memberikan solusi yang tepat
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Memberikan pelatihan kepada orang lain untuk memikirkan masalah, menganalisa beberapa kemungkinan penyebab untuk setiap situasi tertentu. Mempertimbangkan kemungkinan berbagai implikasi. Menggunakan alatalat analisis untuk menganalisis manajemen dan kinerja data . Menyusun strategi dan mengintegrasikan pemecahan masalah, penilaian dan pengambilan keputusan. Mampu untuk fokus pada tindakan yang tepat Menggerakkan tim untuk melaksanakan rencana secara eektif, termasuk memebuat komentar dan mengatasi masalah yang kritis Mengintegrasikan dan menggerakkan aplikasi yang tepat atas peralatan berpikir secara analitis
Merekomendasikan pilihan setelah melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kemungkinankemungkinan dan mencegah situasi yang tidak diinginkan di masa mendatang. Membimbing untuk membuat pemakaian yang terbaik atas data yang terkumpul untuk mwngamankan perbaikan, termasuk menggunakan data yang diperoleh demi mengembangkan rencana sebelum orang lain Menyarankan pentingnya memiliki pendekatan yang ketat, logis, dan reflektif terhadap situasi dan masalah. Menyusun solusi untuk masalah yang luas. Menganalisis ulang akar permasalahan untuk kemungkinan penyesuaian kesimpulan Menyediakan nasihat dan mendorong budaya yang mendorong berpikir analitis.
Page 70
Attention to Detail (Quality Orientation) Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana menggunakan sistem standar pengorganisasian proses kerja secara sistematis dan sumber daya terkait serta memperhatikan integrasi sluruh aspek dalam tugas, situasi dan / atau masalah yang terkait dengan pekerjaan sebagai alat untuk mencapai efisiensi yang optimal, efektifitas dan kualitas dalam menunjukkan tanggung jawab/tugas yang berhubungan P1
P2
Melakukan tugas-tugas dasar yang rutin dan berulang-ulang dengan dengan kepedulian dan perhatian . Memastikan bahwa rincian tugas yang dilakukan sesuai dengan prosedur dan standard
Mandiri dalam menentukan urutan tugas dan membantu mengembangkan sebuah sistem organisasi. Mengidentifikasi masalah dalam proses dan tugas kerja serta menyampaikan masalah ini kepada orang lain.
P3
P4
Meninjau dengan cermat terhadap proses dan tugas kerja. Memulai tindakan perbaikan untuk kualitas untuk meningkatkan proses yang ada demi meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja
Mengembangkan strategi dan instrumen untuk transaksi operasional. Meminimalkan inefisiensi dalam proses & pelayanan di seluruh organisasi.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Menjaga tugas yang diberikan/checklist proyek yang dapat diakses dengan mudah Mencari klarifikasi jika diperlukan. Menggunakan waktu pegawai dan sumber daya secara produktif untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Membuat tugas pribadi penggolongan proyek / berdasarkan persyaratan dan standar yang ditetapkan untuk tugas /proyek yang diberikan Mengikuti pedoman/proses untuk memastikan kualitas hasil Menerapkan prinsipprinsip, proses dan peralatan manajemen kualitas dalam kegiatan sendiri dengan bimbingan. Melakukan tinjauan terhadap pekerjaan sendiri secara hati-hati untuk kelengkapan dan keakuratan terhadap kriteria yang ditetapkan dan / atau checklist sebelum melakukan tinjauan akhir
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Memanfaatkan berbagai saluran komunikasi untuk memastikan instruksi tugas yang jelas. Tetap fokus dan menjaga kualitas di bawah kondisi kerja yang berubah dan beban kerja yang tinggi. Mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kualitas kerja sendiri. meninjau dan mengevaluasi karya yang dihasilkan oleh tim di bawah pengawasan langsung
Mengumpulkan sejumlah rekomendasi untuk proses terbaik dari organisasi lain yang menyediakan hal yang sama dari jasa dan atau barang. Mengnalisa praktek saat ini secara terus menerus untuk peningkatan efisiensi. Meninjau semua aspek tugas untuk menjamin kualitas. Mendukung tim dalam menetapkan kriteria kualitas dan kerangka penggabungan standard kualitas, pedoman dan kebijakan. Membangun pendekatan perbaikan yang kontinyu ke dalam praktek kerja dan belajar dari pengalaman.
Memperbanyak Referensi sumber daya hukum agar tetap sejalan dengan undangundang dan peraturan saat mereka berhubungan dengan fungsi. Memastikan bahwa semua standard departemen /praktik kualitas organisasi praktik mutu diterapkan dengan benar di semi tingkat Bertindak dalam peningkatan feedback secara kontinyu untuk mengukur kualitas bagi tim
Page 71
Business Development Kompetensi ini adalah kemampuan untuk mencari bisnis baru dan bisnis venture yang sustainable, mengevaluasi kelangsungan hidup finansial proposisi bisnis dan menjamin perizinan manajemen. Hal tersebut meliputi pemantauan lingkungan bisnis agar tetap mengikuti perubahan di pasar yang berpengaruh pada perusahaan P1 Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang prinsip-prinsip penelitian pasar. Mengumpulkan data bisnis yang relevan serta memanfaatkan informasi untuk mengidentifikasi usaha bisnis yang potensial
P2
P3
P4
Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi peluang bisnis yang layak. Mengikuti perubahan yang terjadi di pasar yang berdampak pada perusahaan. Melakukan studi kelayakan dan evaluasi keuangan untuk kelangsungan hidupnya.
Meranking kesempatan sesuai dengan parameter yang dibentuk untuk memfasilitasi pengambilan keputusan pada pilihan usaha. Meninjau pekerjaan orang lain untuk kecukupan dan memenuhi tujuan bisnis
Mempresentasikan proposal bisnis kepada manajemen. Menghasilkan rekomendasi yang dapat memberikan nilai tambah sehingga mampu meningkatkan peluang bisnis.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Memperlihatkan konsep bisnis fundamental dan menunjukkan pengetahuan tentang alat Memahami secara umum mengenai persyaratan organisasi secara keseluruhan Menganalisa informasi pasar untuk peluang bisnis Memahami studi kelayakan keuangan dan dampaknya terhadap kelangsungan bisnis baru
Mengkategorikan informasi pasar Mempresentasikan temuan atas analisis informasi pasar Memantau kemajuan tugas yang harus diselesaikan Mengevaluasi dan meriview desain, gambar dan informasi Menetapkan kerangkan studi kelayakan finansial Berpartisipasi dalam penyusunan spreadsheet keuangan.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Menghimpun temuan penelitian pasar. Menyiapkan paper penelitian pasar untuk informasi manajemen Mengkoordinasi dan mamantau kemajuan proses pengembangan produk dengan mengatur Dan memantau timeline Dan pencapaian berbagai jenis project milestone Mengatur informasi keuangan untuk memfasilitasi analisis logis dan temuan studi kelayakan Menyusun temuan yang dibuktikan oleh data dalam urutan yang logis
Menafsirkan informasi pasar Dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kegiatan bisnis Pengambilan keputusan terhadap pilihan produk yang diinginkan Menyarankan tentang potensi pengembangan usaha bisnis baru „vis-à-vis‟ risiko bisnis Memperkirakan kelayakan finansial Dan menginterpretasikan temuan Menyusun keputusan/rekomen dasi untuk presentasi dengan para stakeholder dalam menentukan hasil
Page 72
Communications Kompetensi ini mengacu pada kemampuan untuk mengatur dan menyampaikan informasi serta pandangan dan konsep secara ringkas dan jelas untuk berbagai khalayak. Ini melibatkan mengadopsi pendekatan komunikasi yang tepat kepada orang lain dalam berbicara dan mempengaruhi dalam memilih jalan terbaik dalam melakukan tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. P1
P2
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang prinsip-prinsip komunikasi mendasar. Memanfaatkan terminologi bisnis yang tepat dalam pekerjaan individu
Menyampaikan dengan jelas gagasan dan informasi untuk melibatkan penonton dan membantu mereka mempertahankan pesan. Menggunakan metode yang sesuai untuk mengumpulkan, menyusun dan mendistribusikan informasi.
P3
P4
Mengembangkan strategi komunikasi untuk mengadopsi gaya yang tepat dan saluran komunikasi bagi kelompok yang berbeda. Menafsirkan informasi dan menanggapinya dengan tepat.
Menguraikan ide-ide dan pandangan dengan jelas. Memberikan saran tentang strategi komunikasi dan mempromosikan perbaikan terus menerus dalam komunikasi organisasi.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Membangun pengetahuan mandalam tentang bisnis organisasi Menunjukkan pemahaman tentang strategi komunikasi organisasi dan dimana mereke menyesuaikan diri Menulis dengan jelas, singkat dan akurat dalam bahasa inggris untuk semi format Menanggapi pertanyaan dengan jawaban yang akurat, lengkap, dan logis Menggunakan istilah-istilah yang sesuai untuk para audiens Memberikan fakta yang jelas dan akurat serta mampu memanfaatkan bahasa dan kosakata yang tepat
Mampu mengidentifikasi dan memahami kebutuhan internal dan eksternal audiens serta meyesuaikan gaya komunikasi yang sesuai Mengetahui prioritas utama organisasi Memahami hubungan kunci dan pentingnya jaringan untuk komunikasi organisasi Menggunakan metode yang sesuai untuk mengumuplkan, menyusun, dan mendistribusikan informasi Menunjukkan kemampuan untuk membuat presentasi yang efektif Mempresentasikan ide secara efefktif dan mampu untuk menjelaskan ketika diperlukan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mengadopsi gaya dan saluran komunikasi yang sesuai bagi beragam kelompok Mampu menggunakan persuasi untuk mempengaruhi dan menyampaikan pesan secara jelas dan logis. Memastikan ide dan perspektif yang koheren berkaitan dengan kebutuhan situasional. Mengidentifikasi masalah komunikasi dan perbaikan dalam memulai sebuah proses Megembangkan dan mengimplementasika n dan/atau perbaikan metode komunikasi secara lisan dan tertulis yang baru kepada tim Menjelaskan ide-ide yang kompleks dan penggunaan informasi yang sesuai dengan tingkatan penonton
Ahli dalam hal keterampilan berkomunikasi Dan menggunakan persuasi untuk memperoleh komitmen Meningkatkan perbaikan secara terus menerus komunikasi organisasi Menunjukkan fleksibilitas dalam mencapai solusi yang saling menguntungkan Melatih orang lain dalam hal konsep komunikasi, pendekatan dan penyelesaian masalah Mengembangkan strategi komunikasi dalam mempengaruhi orang lain dan menjelaskan masalah dengan jelas
Page 73
Conflict Management Kompetensi ini fokus kepada kemampuan untuk mencegah, mengelola, dan menyelesaikan konflik dari berbagai jenis individu dan kelompok P1
P2
Membenarkan adanya konflik dan bertanggung jawab dalam situasi konflik. Mampu membuka jalan komunikasi dengan orang lain
Mengenali dan mengatasi konflik yang terjadi atau berpotensi untuk terjadi. Mengantisipasi dan mengambil tindakan untuk menhindari/mengurangi potensi konflik. Mengajak orang lain untuk mengatasi konflik dengan cara berdialog
P3 Mengelola dan menengahi konflik dengan memperkenalkan strategi yang dapat mengurangi atau menyelesaikan konflik. Memfasilitasi dialog konflik untuk memastikan agar perbedaaan pendapat dapat diselesaikan
P4 Menengahi situasi konflik yang sensitif. Mampu membangun budaya yang berfokus kepada win-win conflict resolution. Mengatur perbedaan antar orang dengan menawarkan solusi yang disepakati bersama
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Tetap tenang ketika menghadapi suatu konflik Mendengarkan kekhawatiran, pendapat dan keberatan orang lain Berpartisipasi dalam percakapan dan atau pertemuan yang dimaksudkan untuk menyelesaikan konflik atau waspada terhadap situasi seperti ini Menunjukkan pengetahuan tentang etika resolusi konflik kolaboratif termasuk: netralitas, kerahasiaan, obyektifitas, menghormati perbedaan, dan kejujuran Membawa konflik kepada orang yang sesuai dan memiliki wewenang untuk menyelesaikannya
Mendorong dialog yang tenang antara lain ketika terjadi perbedaan pandangan dan meningkatkan saling pengertian Mempertimbangkan kekhawatiran, masalah, dan keberatan orang lain Memfokuskan kembali perhatian individu terhadap kegiatan kerja, dan tujuan yang bermutu serta menjauhi masalahmasalah pribadi Mengambil jalan tengah untuk mengatasi konflik yang sedang berlangsung Mengantisipasi dan mengambil tindakan untuk menhindari atau mengurangi potensi konflik Memfasilitasi diskusi formal antara anggota grup kerja untuk mengatasi ketegangan yang terjadi di tempat kerja dan/atau meneguhkan konflik
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Menggunakan gaya interpersonal Dan strategi komunikasi yang sesuai dalam memfasilitasi grup diskusi, dan menyempaikannya dengan orang lain Melakukan pendekatan terhadap situasi konflik secara objektif dan adil Berusaha untuk menanamkan nilainilai individu dan kelompok serta menunjukkan sikap yang dapat mengurangi konflik di tempat kerja umum Menetapkan persetujuan dengan fakta-fakta Menetapkan pemahama tentang cara pandang dan keinginan orang lain
Melakukan pendekatan situasi konflik dengan cara yang paling diplomatis Mencapai hasil yang "win-win" dengan cara mengidentifikasi kepentingan umum, Mengklarifikasi perbedaan, dan mencapai consensus atau kompromi Memantau dinamika individu/grup Monitors individual/group dynamics untuk mencegah konflik yang semakin meningkat Melibatkan stakeholder dalam proses yang konstruktif untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan perbedaan demi mencapai solusi yang disepakati bersama.
Page 74
2.1.2. Leadership Competencies
Business Acumen Kompetensi ini adalah tentang memiliki pengetahuan tentang proses bisnis dan potensinya; menghubungkan penilaian mendalam tentang lanskap bisnis eksternal dan internal dengan arah strategis organisasi. Melibatkan pembuatan keputusan yang mendukung kebutuhan jangka panjang dan ekspektasi bisnis dan pelanggan. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah business intelligence, pemecahan masalah & pengambilan keputusan dan fokus pada pelanggan
P1 Memiliki pengetahuan dasar dalam proses bisnis, konsep dan piranti yang digunakan dalam proses bisnis serta mampu mempraktekkannya dengan baik. Mampu menyelaraskan tujuan organisasi dengan arah strategis organisasi.
P2 Memiliki wawasan dan pengetahuan tentang bisnis serta mampu melakukan tindakan strategis dalam menghadapi tantangan bisnis dan korporasi. Mudah mengatur ulang prioritas untuk merespon tuntutan bisnis dan pelanggan
P3
P4
memimpin dan mengarahkan unit dalam mempengaruhi lanskap bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Menunjukkan wawasan tentang tren bisnis dan menerapkannya untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan saat ini dan masa depan.
Menggambarkan lanskap bisnis masa depan dan bentuk tujuan strategi yang sesuai. Terus mengeksplorasi pendekatan baru untuk mengembangkan bisnis dan kepuasan pelanggan.
Contoh aktivitas dan pengetahuan yang termasuk dalam tingkatan ini adalah :
Menyusun data bisnis secara teratur dan saling berkaitan Peningkatan kesadaran akan peran individu dan kontribusinya terhadap strategi bisnis secara keseluruhan Menunjukkan kemampuan dalam pemecahan masalah serta memiliki keterampilan dasar dalam menentukan solusi yang tepat dalam kebijakan perusahaan Mampu menggunakan piranti pengambilan keputusan secara efektif Mentaati nilai-nilai organisasi ketika membuat keputusan dan menggunakan kebijaksanaan dalam melakukan pekerjaan Menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan pelanggan dan tingkat pelayanan yang maksimal untuk perusahaan Memiliki pengetahuan yang baik tentang harapan dan
Menganalisa dan menerjemahkan data bisnis Tingkatan yang dicapai dalam kinerja terbaik Mengambil tindakan yang berdampak positif terhadap strategi departemen dan strategi bisnis Menganalisa penyebab masalah dan dampaknya Mengumpulkan informasi menggunakan alat pengambil keputusan untuk lebih memahami masalah dan cara penyelesaiannya Mempertimbangkan nilai- nilai organisasi dalam pengambilan keputusan dan dampak keputusan terhadap anggota tim Mengevaluasi keinginan konsumen dan menerapkan strategi untuk memastikan tercapainya kepuasan konsumen Membandingkan tingkat kepuasan konsumen dengan best practices
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Menerjemahkan data bisnis dan strategi bisnis dalam rencana kegiatan, tujuan dan prioritas perusahaan. Mencari dan mengenali tren bisnis melalui aliansi sejenis untuk mengetahui kemungkinan pertumbuhan bisnis ataupun kemungkinan penghematan biaya operasional. Mengantisipasi adanya respond an dampak bisnis dimansa sekarang maupun yang akan datang. Menerjemahkan informasi dari sumber yang jelas dan dapat dipercaya untuk merumuskan kebijakan yang jelas dan efektif. Menganalisa masalah dari berbagai macam sudut pandang dan mempertimbangkan dampak keputusan terhadap stakeholder tertentu. Mnginisiasi strategi yang mengantisipasi dan mengatasi kemungkinan perubahan keinginan konsumen dimasa yang akan dating.
Menyusun rencana dan kemudian mewujudkan bentuk strategi bisnis secara keseluruhan berdasarkan interpretasi data yang ada dalam rangka memperkirakan kemungkinan resiko dan keuntungan yang dapat diraih. Memanfaatkan adanya aliansi bisnis untuk medapatkan wawasan bisnis. Secara kontinyu mengeksplorasi pendekatan baru untuk mendapatkan wawasan bisnis dan menciptakan kesempatan Berpikir kreatif dan mengeksplorasi berbagai macam solusi alternatif untuk mengatasi dan menyelesaikan tantangan dalam waktu yang tepat Mempertimbangkan dampak keputusan terhadap internal dan eksternal stakeholder
Page 75
Driving Change and Performance Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memulai dan mendukung transformasi organisasi untuk mewujudkan komitmen terhadap keunggulan kinerja. Berhasil mengimplementasikan inisiatif baru yang mencerminkan perubahan lingkungan bisnis yang kompetitif. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah perubahan manajemen, fleksibilitas dan adaptasi dan dorongan untuk hasil yang lebih baik. P1 P2 P3 P4 Menunjukkan dukungan untuk inovasi dan isiatif perubahan dalam organisasi. Menunjukkan kemampuan penyesuaian diri dan kemauan untuk melakukan kinerja yang optimal dengan mencapai tujuan organisasi dan tim.
Menunjukkan pemahaman dan kemampuan untuk merubah lingkungan kerja yang kompetitif dengan merencanakan dan melaksanakan inisiatif perubahan. Mendorong performa kerja yang baik dan mendorong anggota tim untuk mencapai tujuan departemen secara bersama-sama.
Mengembangkan dan mengelola perubahan yang mengacu pada implementasi pendekatan baru untuk merubah lingkungan bisnis. Mengatur tantangan yang secara berkesinambungan memacu orang lain untuk dapat bekerja dan mendapatkan hasil melebihi ekspektasi.
Secara proaktif mengarahkan perubahan dalam perusahaan. Menyarankan pada struktur dan proses untuk merencanakan dan mengatur implementasi dari perubahan strategi. Mengispirasi orang lain untuk dapat mencapai ekspektasi dan berjuang secara terus menerus untuk performa yang lebih baik.
Examples of activities and knowledge comprised within the levels are:
Menyadari peranan individu dalam suatu proses perubahan Mengatur prioritas sendiri untuk memenuhi kebutuhan perubahan tim menyesuaikan perilaku dan prioritas pribadi untuk mengubah keadaan Menunjukkan kemauan untuk mengubah ide-ide atau persepsi ketika dihadapkan dengan informasi baru
Memahami alasan terjadinya perubahan dan dapat mengambil tindakan yang tepat Mengantisipasi ketidakpastian dan mempersiapkan alternatif lain ketika perubahan terjadi. Melaksanakan dan memantau proses perubahan untuk memastikan tercapainya tujuan Memeriksa dampak perubahan pada orang lain Memberikan respon secara efektif untuk mengubah keadaan dan memantau penyesuaian yang dilakukan untuk memastikan efektivitas maksimum dalam tim mendorong terwujudnya tanggung jawab pribadi dalam mencapai kinerja yang lebih unggul
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Rencana, mengembangkan dan mengelola inisiatif perubahan melalui prinsip-prinsip manajemen perubahan yang efektif dengan mempertimbangkan implikasi terhadap sumber daya yang ada. Struktur unit kerja harus responsif terhadap kebutuhan situasional dan prioritas yang ingin diterapkan. Terbuka untuk ide-ide baru dengan mempertimbangkan kemungkinan perubahan dan menyesuaikan prioritas yang sesuai Mengakomodasi perubahan dan mengidentifikasi pendekatan pragmatis untuk menyelesaikan pekerjaan secara efisien dan efektif
Menerapkan perubahan terpadu dalam operasi bisnis untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan Menciptakan caracara inovatif mendukung suatu perubahan dan melihat situasi secara objectif dari berbagai macam sudut pandang. Bertidak sebagai contoh dalam perubahan perilaku dan organisasi Memelihara budaya yang kondusif dalam suatu perubahan dan bertindak sebagai model dalam menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan adaptas
Page 76
Emotional Intelligence Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola kekuatan emosi seseorang dan keterbatasannya untuk untuk dapat memberikan sikap positif kepada orang lain. Menunjukkan kemampuan untuk berempati dan melibatkan orang lain untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah kesadaran diri, kesadaran sosial dan manajemen hubungan P1
P2
P3
P4
Menunjukkan kemampuan untuk mengelola dan menyaring emosi sendiri dengan cara yang konstruktif. Sadar akan kekuatan emosi sendiri dan keterbatasannya. Menunjukkan empati dan pertimbangan terhadap perasaan orang lain saat / sebelum mengambil tindakan.
Menunjukkan kesadaran sosial dengan mengakui kebutuhan emosional orang lain. Mengakui kekuatan emosional individu dan keterbatasannya serta merubah keterbatasan ini untuk mencapai tujuan. Disesuaikan dengan kebutuhan dan sensitivitas orang lain.
Menyeimbangkan emosi dengan alasan dan logika secara efektif. Mengatur kekuatan dan kelemahan emosi diri sendiri dan orang lain, mengetahui dinamikanya dan menyadari dampaknya terhadap kinerja. Menyediakan waktu dan usaha untuk dapat memahami orang lain serta menawarkan bantuan yang sesuai dan mungkin dibutuhkan.
Menjadi role model kesadaran sosial yang kuat dalam membangun hubungan dengan orang lain. Menginspirasi dan melatih orang lain untuk mengelola kekuatan dan kelemahan emosional mereka. Tanggap dan proaktif terhadap kebutuhan orang lain.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Menggunakan umpan balik untuk mengembangkan rencana untuk pengembangan pribadi Menangani emosi dengan baik untuk konsisten mewujudkan profesionalisme Menyadari kebutuhan dan sensitivitas orang lain Perhatian terhadap isyarat emosional dan mendengarkan orang lain dengan baik Mengambil inisiatif untuk mendorong perluasan jaringan bisnis Berkontribusi positif dan bekerja sama dengan anggota tim lain untuk mencapai tujuan bersama Mengakui adanya konflik dan mengidentifikasi
Mengatur emosi sendiri dan memahami dampaknya terhadap tim Memberikan semangat kepada anggota tim. Mengantisipasi dan memahami keprihatinan orang lain. Membangun dan memelihara jaringan kerja yang produktif Menydari adanya konflik dan mampu memberikan solusi penyelesaian yang tepat Mendorong orang lain untuk bertukar pandangan dan memberikan kontribusi positif kepada tim untuk dapat bekerja sama
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Memiliki sikap positif dan mampu mengatur emosi dengan baik sehingga dapat memimpin orang lain dengan baik pula. Memberikan pengaruh serta memimpin orang lain. Menumbuhkan collaborative networks jangka panjang. Membantu orang lain dalam membangun dan memelihara hubungan kerja profesional Mengatur konflik dan proaktif mengidentifikasi metode untuk meningkatkan hubungan kerja
Mendukung dan melindungi kepentingan, kebutuhan dan keinginan karyawan dan stakeholder Advokat kepentingan, kebutuhan dan keinginan karyawan dan stakeholder Aktif menjaga dan meningkatkan hubungan dengan jaringan strategis Mendorong budaya kerjasama di seluruh perusahaan dengan kesadaran manajemen konflik dan mempengaruhi orang lain untuk secara efektif membina hubungan kerja
Page 77
Leading through Vision Kompetensi ini adalah tentang kemampuan untuk merencanakan keberhasilan jangka panjang bagi perusahaan dengan merumuskan dan mendorong strategi inovatif yang menyeimbangkan tujuan jangka panjang dengan kebutuhan jangka pendek. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah fokus kreativitas, masa depan & inovasi dan pemikiran strategis P1 Mampu menghasilkan ide-ide segar dengan berpikir dengan cara lain dan memberikan pendekatan alternatif dan solusi untuk melakukan pekerjaan lebih efektif. Pameran kreativitas dan inovasi ketika memberikan kontribusi untuk tujuan tim dan individu.
P2
P3
P4
Evaluasi dan mempertimbangkan potensi arah masa depan tim dan dampak pada area kerja masing-masing. Tantangan kebiasaan yang ada sekarang dan mendorong pemikiran kreatif dari orang lain.
Membuat rencana untuk masa depan, mengarahkan kegiatan dan mengantisipasi kebutuhan sumber daya masa depan. Memupuk keadaan lingkungan yang kreatif dan inovatif dalam rangka menanamkan visi Sime Darby pada semua orang dalam perusahaan.
merumuskan strategi saat ini dan masa depan untuk menciptakan peluang. menanamkan dan memelihara budaya yang mendukung kreativitas dan inovasi. dapat memberikan pengaruh pada orang lain untuk menerjemahkan visi dalam bertindak.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mengidentifikasi kecenderungan menggunakan alat analisis perencanaan yang tepat strategis dalam bidang yang relevan untuk berkontribusi pada pengembangan tim / tujuan fungsional. Memahami strategi dan tujuan saat ini dan masa yang akan dating. Menerapkan strategi dan tujuan untuk memandu prestasi kerja individu Memahami dampak rencana masa depan terhadap perananan individual dan peranan tim.
Menggunakan piranti perencanaan strategis untuk menganalisa dan mengatur informasi. Melaksanakan ide berdasarkan cara berpikir lateral dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam departemen Melaksanakan tujuan dan strategi masa sekarang dan yang akan dating. Memahami bahwa rencana masa depan akan berdampak pada anggota tim maupun pada departemen Memberikan solusi atas saran yang dibutuhkan perusahaan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Memanfaatkan piranti perencanaan strategis untuk mengidentifikasi peluang bisnis dan tantangan bisnis bagi peningkatan kinerja organisasi dalam jangka panjang Melakukan inovasi dengan cara mengintegrasikan ide kreatif dalam rencana kegiatan yang nyata. Menerapkan metode dan tegnologi baru dalam rangka meningkatkan performa dan kinerja perusahaan Mengintegrasikan strategi sekarang dan yang akan datang menjadi tujuan departemen. Mencari rencana alternative dan mepersiapkan rencana darurat.
Posisi & Pengaruh organisasi untuk menangkap peluang masa depan untuk keberlanjutan jangka panjang dan pertumbuhan perusahaan Menggunakan alat-alat perencanaan strategis untuk mengantisipasi dan merencanakan kebutuhan sumber daya masa depan untuk mengidentifikasi peluang-peluang baru dan mengurangi risiko di masa mendatang Menggunakan ide dan solusi revolusienor untuk melihat adanya kemungkinankemungkinan baru dalam perusahaan Menunjukkan efek jangka panjang dan dampaknya pada rencana masa depan perusahaan serta stakeholder perusahaan.
Page 78
Leveraging Talent Kompetensi ini adalah kemampuan untuk mengembangkan strategi yang akan memberdayakan masyarakat untuk menyadari potensi tertinggi mereka dalam rangka memenuhikebutuhan perusahaan baik masa sekarang maupun yang akan datang dengan memelihara lingkungan yang mendukung serta mempertahankan budaya belajar dan komunikasi. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah kemampuan komunikasi, pelatihan dan pendampingan (communication, coaching and mentoring). P1 Menginisiasi dan mengidentifikasi kebutuhan perkembangan diri sendiri. Membawa arah / umpan balik dan belajar dari pengalaman untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang akan memberikan kontribusi pada keunggulan tim.
P2
P3
P4
Mengevaluasi kebutuhan perkembangan dan umpan balik untuk memperluas pembelajaran diri dan tim. informasi Saham, menawarkan nasihat dan saran untuk membantu orang lain untuk menjadi lebih sukses.
Mengidentifikasi potensi masing-masing karyawan, kebutuhan masa depan mereka dan mengelola pengembangan karir mereka untuk memastikan kinerja yang tinggi. Secara proaktif memberikan umpan balik untuk mendorong, membimbing, melatih dan lain sebagainya.
Menginspirasi dan mengakui pada orang dalam dan luar organisasi. Membangun lingkungan yang memelihara dan mengilhami pembelajaran. Bekerja sama dengan laporan langsung untuk menetapkan tujuan kinerja yang baik.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Fokus pada peningkatan kinerja individu sebagai anggota tim kerja Menyadari area kebutuhan pribadi dan untuk perbaikan dan menentukan tujuantujuan spesifik perkembangan pribadi Mengungkapkan gagasan dan informasi secara jelas baik secara lisan maupun tertulis Mendemonstrasikan teknik mendengarkan aktif Berkomunikasi secara profesional dan tepat waktu Menerima bimbingan dan umpan balik konstruktif secara terbuka
Pantau perkembangan personal dan perkembangan tim, saling mengingatkan dan membantu untuk perbaikan bersama. Mengejar setiap kesempatan untuk belajar mengartikulasikan ideide dan sudut pandang yang melibatkan kelompok yang berbeda untuk membantu mereka memahami maksud yang disampaikan. Mampu secara efektif mendengarkan, mempengaruhi dan membujuk orang lain Ceritakan pengalaman kerja dengan orang lain untuk memperkuat pengetahuan dan keterampilan Menyediakan bantuan reguler & tepat waktu dan umpan balik konstruktif untuk meningkatkan pengetahuan khusus & keterampilan untuk mencapai keunggulan tim
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Memberikan ide dan perspektif yang koheren berkaitan dengan kebutuhan situasional Mengadopsi yang sesuai gaya dan saluran komunikasi bagi beragam kelompok Menggunakan persuasi untuk mempengaruhi dan menyampaikan pesan yang jelas Pelatih tim untuk meningkatkan pengetahuan & keterampilan dan untuk melepas potensi tertinggi mereka Komitmen dalam menangani kebutuhan perkembangan tim menilai arah perbaikan dan mengambil tindakan yang tepat Mengidentifikasi dan memelihara potensi bakat melalui manajemen kinerja
Memperjuangkan pengembangan sumber daya manusia. Meningkatkan pengetahuan tentang perusahaan dan menginisiasi peningkatan keterampilan kerja. Memaparkan ide dan visi dengan jelas. Mengedepankan diskusi dan cara persuasi untuk mendapatkan komitmen anggota tim. Meningkatkan keterlibatan berbagai macam kelompok dalam perusahaan baik dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Mengajarkan keahlian profesional pada anggota tim
Page 79
Managing Diversity Kompetensi ini adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mengelola beragam praktek bisnis, lingkungan, nilai,, pengetahuan perilaku dan budaya dalam konteks dunia yang semakin mengglobal. Ini mencakup kemampuan untuk bekerja dalam beragam lingkungan bisnis lokal atau internasional, memiliki pemahaman mendalam tentang budaya yang berbeda, kesadaran dan kemampuan beradaptasi terhadap berbagai persepsi dan pendekatan dan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif melintasi batas multikultural. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah intelijen global dan menghargai keberagaman. P1 Menyadari adanya perbedaan dinamika bisnis, nilai, budaya dan perilaku yang mempengaruhi cara kerja seseorang. Mempertimbangkan berbagai macam metode dan pendekatan berdasarkan cara kerja karyawan. Berinisiatif untuk memahami perbedaan dan sudut pandang orang lain.
P2
Memahami praktek bisnis yang beragam dan dinamis, nilai-nilai, budaya dan perilaku. Memiliki kemampuan dalam bekerja pada lingkungan multi kultural. Beradaptasi dalam lingkungan multikultural dan aktif mencari perspektif yang berbeda.
P3
P4
Mengatur dan analisis beragam dan praktek bisnis yang dinamis,, nilai-nilai budaya dan perilaku dalam konteks bisnis. Memanfaatkan beragam perspektif dan pendekatan dalam rangka mengelola dan memaksimalkan bakat individu untuk mencapai departemen / hasil organisasi.
Merumuskan strategi yang memperhitungkan praktek-praktek bisnis yang beragam dan dinamis, nilai-nilai, budaya dan perilaku untuk Grup / Jurusan / Unit Bisnis. Memupuk lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai keragaman dan memungkinkan orang untuk bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan organisasi.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mempelajari dan menerapkan informasi yang didapatkan dari pasar local ataupun informasi ekonomi lainnya yang berdampak pada perusahaan. Menyadari pentingnya dan dampak yang dihasilkan dari suatu budaya dan kebiasaan dalam kinerja karyawan. Menunjukkan keterbukaan dan penerimaan perbedaan Memberikan kesadaran bahwa perbedaan dapat berdampak positif dan berkontribusi dalam meningkatkan performa kerja. Menunjukkan minat untuk belajar mengenai perbedaan budaya dan adat istiadat. Memahami dinamika tentang bagaimana
Menganalisa dan mengintrepetasikan informasi pasar local serta informasi perekonomian lainnya serta tren yang sedang berkembang untuk mendukung pelaksanaan strategi bisnis. Tingkatan yang dicapai terhadap standar lokal dan global. Secara proaktif menerapkan pengetahuan tentang budaya dan adat istiadat untuk memimpin karyawan dan bekerja secara efektif Menggali perbedaan dalam berbagai perspektif untuk merumuskan berbagai pendekatan dalam lingkup pekerjaan Berhubungan dan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Merekomendasikan strategi berdasarkan tolok ukur lokal dan global. Menerapkan strategi bisnis yang mencerminkan interpretasi pasar lokal dan informasi ekonomi dan tren, dalam rangka mengelola bisnis organisasi dan meningkatkan daya saing global Mengintegrasikan pengetahuan budaya dan adat istiadat ketika mendapati adanya sebuah peluang bisnis Menyadari adanya perbedaan pada diri setiap orang dan mempertimbangkan kebutuhan masingmasing orang. Mengintegrasikan perspektif yang
Secara komprehensif menggabungkan pengetahuan tentang pasar local, informasi ekonomi, kecenderungan pasar serta ilmu yang dimiliki. Memimpin dan menyarankan pada strategi yang mendorong pertumbuhan dan ekspansi organisasi lokal dan internasional Menggunakan pengetahuan budaya dan adat istiadat untuk membangun hubungan strategis yang memberikan peluang baru bagi organisasi Mengembangkan strategi pengambilan keputusan yang merefleksikan
Page 80
suatu hal saling terkait dan saling berhubungan. Menyadari pentingnya mengacu pada praktek-praktek lokal dan internasional.
berinteraksi dengan orang-orang dari beragam budaya dan adat istiadat. Pertanyaan kritis praktek bisnis konvensional dan pendekatan berdasarkan metode lokal atau global.
berbeda kedalam tujuan dan prioritas kerja untuk mencapai efisiensi dan efektivitas Membangun hubungan dengan orang-orang dari beragam budaya dan adat istiadat Memahami lingkungan multikultural dan sensitifitas antarbudaya.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
beragam perspektif. Mempertahankan perbedaan nilai dalam masyarakat dan pekerja untuk memperkuat organisasi. Memupuk hubungan dan aliansi bisnis melalui pengetahuan mendalam beragam budaya dan adat istiadat Memiliki kemampuan kepemimpinan global dan dapat bekerja dengan baik dalam lingkungan multicultural. Mengarahkan berbagai macam praktik dan metode kepemimpinan dan bisnis kearah adanya keanekaragaman.
Page 81
Sustainability Orientation Kompetensi ini adalah tentang aktif mengejar masa depan dimana kebutuhan dan harapan bisnis, lingkungan dan pemangku kepentingan organisasi terus ditingkatkan dan dipertahankan melalui praktek-praktek bisnis organisasi. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi ini adalah keberlanjutan pola pikir, keberlanjutan operasionalisasi dan hubungan dengan pemangku kepentingan yang berkelanjutan. P1
Menunjukkan kesadaran dan sikap positif terhadap keberlanjutan berkaitan dengan lingkungan, bisnis dan stakeholder. Menyadari dan memahami pentingnya hubungan bisnis antara karyawan dan stakeholde
P2
Mengembangkan inisiatif yang mendukung keberlanjutan lingkungan, bisnis dan stakeholder. Membina hubungan dengan berbagai stakeholder, dengan fokus pada keberhasilan kinerja tim.
P3
Aktif mencari peluang untuk meningkatkan inisiatif keberlanjutan yang mendukung kebutuhan bisnis, lingkungan dan stakeholder. Menanamkan konsep keberlanjutan seluruh fungsi dan departemen. Aktif mengelola hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan penting.
P4 Memberikan wawasan tentang implikasi jangka pendek dan panjang strategi keberlanjutan lingkungan, bisnis dan stakeholder. Bertindak sebagai model peran dalam menginspirasi orang lain untuk mengadopsi perspektif yang berkelanjutan. Dapat meraih dukungan dari berbagai macam stakeholders.
Examples of activities and knowledge comprised within the levels are:
Menyadari kebijakan organisasi yang berkelanjutan. Menunjukkan kemampuan untuk menerapkan prinsipprinsip keberlanjutan dalam setiap aktivitas kerja hari menyadari bahwa individu dan tim dalam sebuah perusahaan adalah stakeholders dari usaha sustainability perusahaan menjaga hubungan baik dengan berbagai stakeholders dalam lingkup kerja individual. Perlakukan stakeholders secara hormat, adil dan jujur.
Mendukung, mempromosikan dan melaksanakan kebijakan sustainibility dengan memastikan bahwa diri dan orang lain menggabungkan prinsip-prinsip sustainibility dalam aktivitas kerja seharihari Mengenali kebutuhan dari stakeholders penting dan memberikan respon secara tepat. Proaktif mengelola komunikasi diantara stakeholder
Mengembangkan inisiatif sustainability yang mendukung kebutuhan bisnis, lingkungan kerja serta keinginan stakeholder. Menimplementasikan inovasi untuk meningkatkan kebijakan sustainability dalam divisi. Merencanakan, mengatur dan menerapkan kebijakan sustainability dalam seluruh departemen. Menemukan cara baru untuk meningkatkan sustainability melalui inisisatif social dan lingkungan. Mengarahkan dan memimpin secara langsung perkembangan dari strategi sustainability yang merespon secara baik kepentingan stakeholder.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Menetapkan arah untuk pengembangan inisiatif bisnis, lingkungan dan stakeholder yang mendukung upaya sustainability. Mengembangkan standar untuk penyampaian kerangka sustainibility, yang menjadi tolok ukur untuk industri lain. Memimpin tim di organisasi untuk meningkatkan upaya yang berkesinambung an dalam proses kerja mereka. Meninjau dan merevisi inisiatif sustainability untuk memaksimalkan praktek . Memperjuangkan implementasi kebijakan tentang sustainibility
Page 82
Customer Focuses Kompetensi ini adalah tentang kemauan dan kemampuan untuk mengoptimalkan nilai bisnis bagi pelanggan dengan memberikan pelayanan dengan kualitas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini termasuk kemampuan untuk membantu dan melayani pelanggan (internal dan eksternal) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini berfokus pada usaha seseorang dalam mengetahui dan memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan atau klien mereka. Mengembangkan hubungan pertemanan untuk mempertahankan pelanggan yang ada dan meningkatkan basis pelanggan untuk mendukung dan mengembangkan bisnis.
P1
P2
P3
P4
Menunjukkan pengetahuan akan kemauan pelanggan dan dapat memberikan tingkat kualitas pelayanan yang tinggi. Memastikan pengiriman yang merupakan nilai tambah bagi pelanggan.
Secara aktif mencari informasi untuk mengetahui kebutuhan pelanggan dalam rangka tetap memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi. Meningkatkan keuntungan pelanggan internal dan eksternal dengan memenuhi dan memberikan lebih dari apa yang mereka harapkan
Mengarahkan dan mengembangkan proses pelayanan pelanggan untuk memberikan layanan yang berkualitas tinggi secara kontinyu atau terus menerus dengan mencari metode alternatif untuk meniambah nilai pelayanan pelanggan.
Melakukan proses pelayanan pelanggan untuk memberikan pelayanan berkualitas tinggi dalam jangka pendek dan panjang. Berperan serta dalam membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk mencapai dan memenuhi keinginan pelanggan. Menanamkan nilai-nilai budaya dalam pelayanan pelanggan.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mampu membangun dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Memahami pentingnya kebutuhan pelanggan dan mencari peluang untuk meningkatkan pengiriman kepada pelanggan. Memastikan bahwa proses tersebut selalu sesuai untuk mengukur kepuasan pelanggan.
Memantau hubungan kerja antara pelanggan internal dan ekste Mengatasi potensi kekhawatiran pada pihat yang bertanggungjawab.. Tingkatan yang dicapai memperlihatkan kepuasan pelanggan terhadap usahausaha terbaik. Mempertimbangkan kebutuhan pelanggan saat melakukan semua pekerjaan. Mencari dan bertindak atas peluang untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Memastikan kepada pelanggan apakah kebutuhan mereka telah terpenuhi.. Mengantisipasi dan mengambil
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mengarahkan pelaksanaan dan memantau hubungan pelanggan internal dan eksternal. Mengarahkan manajemen hubungan pelanggan termasuk menyebarkan informasi yang akurat, mengatasi masalah yang timbul dengan pelanggan internal dan eksternal. Mengetahui kebutuhan dasar nasabah. Menyelidiki dan menetapkan informasi tentang kebutuhan pelanggan. Memulai strategi untuk
Membangun hubungan yang efektif dengan pelanggan internal dan eksternal pada suatu level bisnis. Mengantisipasi perkiraan kebutuhan masa depan pelanggan. Mengarahkan implementasi dari solusi pelanggan inovatif yang akan memenuhi tuntutan di masa yang akan datang. Mengevaluasi fungsi pelayanan pengiriman dan proaktif mengelola isu-isu terkait. Mempertimbangkan kebutuhan konsumen ketika mengembangkan suatu produk atau jasa. Mengarahkan sumber daya untuk memenuhi dan melampaui harapan dan kebutuhan pelanggan. Page 83
tindakan untuk menghindari / mengurangi potensi terjadinya konflik. Memfasilitasi diskusi formal antara anggota dalam kelompok kerja untuk mengatasi ketegangan atau masalah-masalah di tempat kerja.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
mengatasi dan mengatasi perubahan kebutuhan dan kebutuhan pelanggan di masa yang akan datang. Menciptakan solusi jangka panjang yang relevan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Mampu memberikan saran dan memediasi masalah yang komplek dengan pelanggan dan memastikan bahwa stakeholder mengetahui informasi tentang isu-isu penting yang dapat mempengaruhi tujuan bisnis.
Page 84
Pengambilan Keputusan & Pemecahan Masalah Kompetensi ini berfokus pada sejauh mana seorang individu mampu mengenali dan menganalisa masalah dan / atau situasi yang sulit dan mengembangkan kursus yang tepat dan berorientasi pada hasil dari tindakan sejalan dengan hukum dan undangundang yang berlaku. P1
P2
Memberlakukan penilaian terhadap keputusan sendiri. Mendefinisikan dan memecahkan masalahmasalah umum yang sering terjadi dengan pengawasan.
Memberlakukan kebijaksanaan dan beberapa teknik untuk mengekploitasi keputusan alternatif. Pendekatan terhadap keputusan dan masalah secara sistematis. Memeriksa beberapa penyebab dan dampak masalah untuk mengidentifikasi penyebab utamanya.
P3 Merumuskan keputusan yang efektif dan berani bertangjawab atas keputusan yang dibuat. Menganalisis masalah dari sudut pandang yang berbeda dan memahami dampaknya satu sama lain.
P4 Mengidentifikasi, menyelidiki, dan menerapkan keputusan strategis secara sistematis yang memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap organisasi. Memberdayakan dan membimbing orang lain dalam menyelesaikan masalah dan memebuat keputusan yang efektif
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mampu untuk mengevaluasi pengecualian berdasarkan peraturan jelas yang ditentukan. Mempertimbangkan komponen dari suatu masalah atau isu karena mereka berhubungan untuk bekerja sendiri dan / atau bidang tanggung jawab. Mengacu pada isu atau masalah yang sedang berkembang dalam mengambil suatu keputusan. Memperhatikan kondisi dan mengenali pola. Mengidentifikasi informasi penting yang dibutuhkan untuk menganalisis masallah. Menempatkan masalah dalam konteks, mengenali resiko, dan memahami variasi situasi. Mampu membuat keputusan yang tepat waktu disertai dengan pengawasan.
Mencari informasi tambahan tentang situasi selain dari apa yang telah diberikan dan berkonsultasi dengan sumber daya yang tersedia. Menunjukkan kemampuan dalam memecahkan masalah adalah daftar tugas sederhana. Mengantisipaso hambatan, mempertimbangka n dampak / akibat dari keputusan. Mencari hubungan dari perspektif yang beragam. Mengumpulkan informasi menggunakan alat pengambil keputusan untuk lebih memahami isu-isu, masalah, dan peluang. Memantau hasil dari keputusan dan menangani masalah-masalah ambigu dengan solusi praktis.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Menafsirkan informasi dari sumber yang dapat dipercaya dan relevan dalam rangka merumuskan solusi yang jelas dan efektif dengan mempertimbangk an implikasinya. Mengakui gejalagejala yang menunjukkan masalah yang lebih signifikan. Menyeimbangkan prioritas bersaing dalam mencapai keputusan. Mengatur secara menyeluruh dengan tuntutan pengambilan keputusan yang tepat waktu. Mengkonsep masalah multidimensi, menetukan akar dari permasalahan dan mengevaluasi kelayakan solusi yang potensial.
Berfikir kreatif untuk mempertimbangkan solusi alternatif untuk mengatasi dan menyelesaikan tantangan. Mendamaikan konflik antara kebutuhan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Memperlihatkan kemampuan dalam investigasi suara untuk menarik keluar informasi yang relevan. Mengkapitalisasi jaringan pribadi sebagai suatu sumber daya untuk mengumpulkan informasi. Memberikan solusi terbaik dan mempertimbangkan dampak keputusan pada pemangku kepentingan internal dan eksternal. Mengevalusi keputusan untuk jangka pendek dan panjang dan mempertimbangkan dampaknya pada organisasi. Mengikutsertakan orang lain dalam proses pengambilan keputusan dan memastikan bahwa sudut pandang mereka juga dipertimbangkan.
Page 85
Develop & Empower People Kompetensi ini mengacu pada kemampuan dan kemauan untuk memberikan pelatihan, arahan dan umpan balik untuk meningkatkan kinerja, motivasi dan pengembangan keseluruhan untuk mengembangkan kemampuan jangka panjang orang lain. Mengidentifikasi kekuatan individu dan kebutuhan pembangunan, dengan menggunakan berbagai pendekatan dalam rangka untuk memaksimalkan potensi seorang individu dalam kaitannya dengan pertumbuhan profesional mereka. P1
P2
Menyediakan dasar arah dan dukungan untuk tugastugas rutin. Menyadari perkembangan individu perlu untuk mendelegasikan diri.
Menyediakan kesempatan untuk pelatihan on-the-job, menilai kebutuhan pelatihan kelompok. Memonitor kinerja dan memberikan umpan balik kepada orang lain pada kinerja mereka.
P3 Menetukan kesempatan pelatihan melalui analisis kesenjangan, memberikan umpan balik kinerja formal dan informal. Memberdayakan kelompok terhadap pengembangan pribadi & profesional.
P4 Mengembangkan potensi tenaga kerja jangka panjang dan mengarahkan sumber daya untuk mendukung upaya pembangunan. Membangun bakat dan kemampuan dengan menciptakan kesempatan pengembangan baru.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Memberikan pemahaman yang jelas tentang apa yang diperlukan dan kapan perlu diselesaikan. Menjelaskan standar yang harus disampaikan.. Menyadari ketersediaan kegiatan pelatihan untuk staf. Mengetahui waktu yang tepat untuk menjawab pertanyaan ketika ditanya. Menyediakan pelatihan tugas dan pekerjaan ketika diminta dan diuraikan. Menyiapkan n alat bantu pekerjaauntuk mendukung pelatihan on-the-job. Memberikan umpan balik informal dan dukungan kepada orang lain. Memberikan informasi yang tersedia kepada orang lain secara tepat waktu..
Menetapkan tugas / pekerjaan / proyek berdasarkan kemampuan yang 'untuk menyelesaikan proyek tersebut semakin lebih maju. Pelatihan penjahit onthe-job untuk memenuhi kecepatan pengambangan individu. Mengalokasikan waktu untuk bekerja dengan anggota tim untuk menentukan tujuan realistis bekerja belum menantang. Menjadikan waktu yang tersedia untuk pelatihan. Memberikan umpan balik yang tepat waktu. Memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk membuat dan belajar dari kesalahan. Menyediakan nasihat dan bimbingan praktis tentang bagaimana halhal dapat dicapai. Saling membagi kondisi kerja yang baik/terbaik (good practices / best practice) Memberikan umpan balik yang konstruktif secara teratur kepada orang lain.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang siap atau perkembangan. Memberikan umpan balik negatif dalam perilaku daripada istilah pribadi. Membawa pada peran mentor. Memulai dialog dengan unit / karyawan departemen untuk mengembangkan belajar dan rencana karir. Menyediakan peluang pengembangan profesional secara tepat waktu. Melakukan review dan brifing sehingga individu belajar dari pengalaman masa lalu. Menyediakan peluang baru dan peran untuk meningkatkan kemampuan individu. Mengatur tujuan yang menantang diri dan orang lain. Secara aktif memastikan orang memiliki rencana pembangunan
Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan berdasarkan keterampilan / pengetahuan yang diperlukan. Advokat untuk langkah-langkah dan sistem upah berdasarkan pengembangan tim dan perencanaan yang sukses. Delegasi signifikan tugas kompleks dan menciptakan peluang bagi pengembangan dan pembelajaran. Mengidentifikasi ketidaksetaraan kesempatan dalam tempat kerja dan mengambil langkah aktif untuk mengatasinya. Bertindak sebagai mentor: memberikan bimbingan karier. Mengenali potensi jangka panjang setiap individu. Membangun bakat dan Kemampuan.
Page 86
Environmental, Safety & Health Awareness Kompetensi ini mencerminkan tingkat pengetahuan seseorang, pemahaman, kepatuhan dan pelaksanaan undang-undang kesehatan dan keselamatan, peraturan, dan standar kerja lainnya untuk tujuan mendirikan, mempromosikan, dan memelihara lingkungan kerja yang aman untuk diri sendiri dan orang lain. P1
P2
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang prosedur kesehatan dan keselamatan. Konsisten mematuhi petunjuk prosedural yang rinci untuk melaksanakan aktivitas kerja dengan aman.
Meneliti dan manyampaikan kesehatan secara umum dan persyaratan keselamatan. Mengokohkan pedoman keselamatan dengan
P3 Mengarahkan kesadaran akan kesehatan dan keselamatan kepada organisasi serta mengimplemantasikan praktik dan prosedur keselamatan. Secara sistematis menganalisis dan mengevaluasi bahaya endemik tempat kerja kepada operasi departemen
P4
Memastikan kepatuhan hukum di seluruh organisasi lengkap dengan standar kesehatan dan keselamatan serta prosedur. Terus melakukan perbaikan pedoman keselamatan dan mempraktekkannya dalam organisasi.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mengelola tempat kerja atau lingkungan pekerjaan yang ditugaskan untuk meminimalkan kemungkinan kecelakaan atau kejadian berbahaya lainnya dengan hatihati Dengan cepat melaporkan adanya bahaya di tempat kerja atau di lapangan Menginformasikan kepada orang lain mengenai dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja
Mengintegrasikan tindakan pencegahan kecelakaan dalm semua kegiatan Meningkatkan pencegahan kecelakaan dengan mamantau secara terus menerus proses kerja Menghadiri pelatihan keselamatan kerja secara teratur apabila bekerja di lingkungan yang berbahaya
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mendesain program,kebijakan , atau prosedur yang digunakan di beberapa lokasi untuk meminimalkan dan mencegah terjadinya kecelakaan Mengembangkan metode untuk terus mendorong perhatian terhadap praktek kerja yang aman oleh unit kerja atau tim
Mengevaluasi efektifitas praktek kesehatan dan keselamatan organisasi secara sistematis dengan menggunakan berbagai jenis analisis seperti menghadiri pelatihan keselamatan kerja secara teratur jika berada di lingkungan kerja yang berbahaya Meninjau data insiden kecelakaan untuk seluruh pekerjaan organisasi dan mengarahkan modifikasi untuk program pencegahan kecelakaan
Page 87
Financial Resource Management Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana tanggung jawab untuk merencanakan, mengalokasikan, membelanjakan, dan mengelola sumber daya moneter untuk memenuhi kegiatan kerja operasional bagi individu, kelompok, unit/departemen atau organisasi P1
P2
Melaporkan pengeluran rutin di alam dan patuh pada persetujuan sebelumnya. Menggunakan peralatan yang sesuai untuk melacak pengeluaran
Melacak pendanaan proyek dan pengeluaran tim melalui catatan detail. Mengikuti pedoman pengadaan dan pembelian
P3
P4
Mengatur dan mengelola anggaran untuk unit/operasi departemen. Memantau dan memverifikasi efektivitas biaya yang berkelanjutan
Merencanakan dan mengembangkan anggaran dan sumber daya untuk beberapa departemen/operasi bisnis. Mengembangkan kontrol dan kerangka yang tepat
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Secara konsisten mencari persetujuan terlebih dahulu untuk setiap dan semua pengeluaran . Secara formal melaporkan setiap pengeluaran yang terjadi
Menjaga catatan detail untuk melacak pengeluaran dan penerimaan serta mahir dalam menggunakan peralatan untuk melacak atau melaporkan pengeluaran kerja Menunjukkan pemahaman dalam proses penganggaran Menyampaikan alokasi anggaran kepada staf Menjelaskan atau membenarkan permintaan anggaran Memahami konsekuensi dari penyalahgunaan sumber daya
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Secara sistematis menyesuaikan dengan control administrative mengenai dana, kontrak, dan pengadaan Memantau pengeluaran dan sumber daya untuk memastikan agar pengeluaran sesuai dengan jatah, dan membuat modifikasi yang sesuai bila diperlukan Menganalisis laporan fiskal/anggaran.
Memberikan alasan mengenai pengelolaan jatah anggaran yang sesuai atau diarahkan Menerapkan strategi perencanaan keuangan untuk mengembangkan anggaran Merealokasikan sumber daya dan menata ulang prioritas dalam menanggapi kejadian dan/atau tuntutan yang tak terduga
Page 88
Industry Knowledge & Application Kompetensi ini mencerminkan jangkauan industri yang berhubungan dengan pekerjaan dan pengetahuan profesional yang diperlukan untuk menjalankan fungsi pekerjaan dengan berhasil. Terus mengikuti perkembangan saat ini dan tren di daerah dan bidang keahlian. P1
P2
Menunjukkan pengetahuan dan pengalaman praktis di bidang yang terkait. Mencari keluar sumber daya yang efektif untuk meningkatkan pekerjaan dan pengetahuan industry
Menunjukkan pengetahun yang mendalam tentang pekerjaan dan industri
P3
P4
Berfungsi sebagai ahli subjek. Mampu menerapkan pengetahuan teknis dan pengalaman. Sadar akan perkembangan tren saat ini yang relevan dengan pekerjaan dan daerah industri pengetahuan.
Menunjukkan pengetahuan yang handal di berbagai fungsi area. Berperan sebagai ahli dalam industri dan pekerjaan dan berbagi pengetahuan dan keahlian secara berkelanjutan
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mencari arah dalam menyelesaikan tugas pekerjaan sesuai dengan standar profesional Berpartisipasi dalam programprogram pelatihan on the job untuk mendapatkan pengetahuan industry dan belajar untuk melaksanakan tugas pekerjaan dengan benar Menunjukkan dalam tugas aplikasi pengetahuan yang benar yang telah dipelajari dalam program pelatihan Bekerja sesuai dengan pedoman atau arahan pembimbing
Menerapkan praktek industry saat ini untuk tugas pekerjaan Mengerti ketika pedoman yang tersedia tidak sesuai dengan dkenario atau tugas tertentu dan mampu mempertimbangkan alternative-alternatif yang ada Memanfaatkan sumber daya informasi yang paling banyak dikenal di lapangan Mencari tahu kesempatan belajar baru untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek yang berada di luar keahlian dan tanggung jawab Menerapkan pengetahuan yang tesedia dari pengalaman pekerjaan sebelumnya Menunjukkan kesadaran akan praktek baru, teknologi, pendekatan, tren teori industry, dan aplikasi melalui berbagai informasi, majalah spesialis/buku, industri situs web, dan konferensi.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Memelihara jaringan kontak profesional secara dengan berpartisipasi secara aktif dalam grup pertukaran informasi, konferensi, atau asosiasi industri lain Menggabungkan pelajaran baru dengan cara memodifikasi rencana kerja yang ada dan kegiatan pekerjaan unit/departemen si masa mendatang Memberikan informasi yang dapat diandalkan, terkini, dan Provides information that is credible, current and relevant regarding industry trends and apply them to their work. Memanfaatkan pengetahuan saat ini untuk mendapatkan pengetahuan yang baru Meneliti dan menilai ketepatan dan kredibilitas sumber informasi berkenaan dengan keahlian subjek-materi Menjaga pengetahuan industri saat ini dengan berpartisipasi dalam rapat, program pelatihan, dan pengembangan
Berpengalaman dalam industry yang relevan Dan menunjukkan kerja keras dalam pekkerjaan/pengetahua n kteknis Memberikan palayanan konsultasi di dalam dan di luar organisasi Memperhitungkan dan meramalkan arah tren industri Menggunakan pengalaman dan pengetahuan tentang karir untuk menghasilkan ide dan pemahaman baru Meningkatkan dasar pengetahuan secara keseluruhan dan meningkatkan
Page 89
Leveraging Technology kompetensi ini berkaitan dengan sejauh mana kemampuan dalam mengenali dampak dari kemajuan teknis dan bersedia untuk mengintegrasikan teknologi dalam melaksanakan tugas pekerjaan untuk mencapai efisiensi, kualitas dan produktivitas P1
P2
Menunjukkan pengetahuan tentang operasi computer dasar untuk tugas individu. Mencari kesempatan secara kontinyu untuk mencari Dan meningkatkan kemampuan teknologi
Memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi, penelitian dan menganalisa data untuk mencapai tujuan operasional. Siap mengintegrasikan teknologi ke dalam tugas pekerjaan.
P3
P4
Mengidentifikasi dan merekomendasikan teknologi yang relevan, perangkat lunak, aplikasi dan mengeksplorasi kelayakan implementasi. Meningkatkan pembelajaran dan pengembangan teknologi baru kepada orang lain.
Secara strategis memanfaatkan teknologi untuk aplikasi di tempat kerja. Terus mengikuti tren teknologi saat ini untuk mengatasi kebutuhan teknologi organisasi yang berkembang.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Proaktif dalam mempelajari tentang bagaimana cara menggunakan teknologi baru yang ditugaskan Siap menerima perubahan teknologi Mencari kesempatan untukmeningkatkan pengetahuan tentang berbagai macam teknologi
Mempelajari tentang bagaimana menggunakan feature dan aplikasi software versi baru dan tercanggih Cakap dalam menggunakan berbagai aplikasi software khusus untuk domain pekerjaan seseorang Mencari peluang untuk kemampuan lebih lanjut dalam berbagai aplikasi software baru dan yang sudah ada
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mengembangkan strategi dalam pengguanaan teknologi baru untuk meningkatkan pembuatan keputusan Mendorong perkembangan Dan pelatihan staf dalam aplikasi IT baru
Meminta organisasi untuk melakukan survey yang luas untuk mengevaluasi kebutuhan teknologi departemen atau individu. Melibatkan stakeholder kunci untuk memulai kemajuan teknologi yang progresif. Mengesahkan budaya yang mendorong inovasi dan kemajuan teknologi Mencari kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang berbagai teknologi
Page 90
Negotiation & Influence Kompetensi ini mencerminkan kemampuan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi orang lain yang bertujuan untuk mencapai hasil yang diinginkan P1
P2
P3
P4
Menunjukkan pemahaman dasar dan kemempuan untuk menerapkan teknikteknik negosiasi Dan persuasi. Mampu memanfaatkan argument persuasif yang ada untuk mempengaruhi audiens
Menyesuaikan argumen untuk menarik kebutuhan dan kepentingan orang lain. Memerintahkan untuk melakukan diskusi demi mencapai hasil yang diinginkan
Memperoleh dukungan dari beberapa unit fungsional silang. Memulai beberapa pendekatan untuk membujuk dan mempengaruhi berbagai stakeholder
Ahli dalam melakukan negosiasi yang secara strategis mempengaruhi para stakeholder untuk meningkatkan dukungan dalam inisiatif atau kebijakan yang mempengaruhi hasil organisasi
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Menggunakan contoh konkrit , data, dan bantuan visual untuk menunjukkan dan/atau membuat poin Memberikan informasi yang dapat diandalkan untuk menyusun laporan Mengidentifikasi dan menargetkan usaha untuk mempengaruhi para pembuat keputusan nyata dan apapun yang bisa mempengaruhi mereka
Mengantisipasi efek salah satu pendekatan atau argument yang dipilih berdasarkan emosi dan sensitifitas terhadap orang lain Menggunakan proses member dan menerima untuk meningkatkan dukungan Mengatasi permasalahan dan memperhatikan orang lain ketika mempresentasikan informasi yang memiliki dampak jangka panjang Mengeksplorasi kebutuhan semi pihak, permasalahan dan posisi awal
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Memilih pendekatan serta waktu yang sesuai untuk mempengaruh i orang lain Mengatur orang lain tanpa menggunakan pengawasan langsung. (contoh : menggunakan contoh yang berbeda untuk menunjukkan point dengan stakeholder yang berbeda) Mengeksplora si alternatif dan posisi secara efektif untuk mencapai hasil yang mendapat dukungan serta dapat diterima oleh semi pihak
Menawarkan trade off atau pertukaran untuk memperoleh komitmen Membangun situasi (misalnya : pengaturan, orangorang yang saat ini terlibat, urutan kejadian) untuk menghasilkan dampak yag diinginkan dan memaksimalkan peluang yang menguntungkan Mengakomodasi stakeholder untuk memperluas kemungkinan tanpa mengabaikan pihak lain yang terlibat Menggunakan keahlian dan kesaksian pihak ketiga lainnya untuk mempengaruhi Mengidentifikasi pendekatan alternative untuk meningkatkan dukungan dan dapat diterima oleh semi pihak.
Page 91
Project Management Kompetensi ini berfokus pada kemampuan untuk mengembangkan dan mengintegrasikan berbagai unsur manajemen proyek seperti proyek anggaran dasar , laporan keseluruhan, perencanaan
manajemen, memimpin, mengelola, mengamati, pengawasan dan penutupan proyek. Mampu menyediakan dan menggunakan alat-alat yang relevan, template dan indikator untuk mengukur dan melacak kemajuan sebagaimana dimaksud dalam rencana proyek . P1
P2
Mengenali bidang dan peranan manajemen integrasi proyek dalam penyelesaian proyek sebagai rencana proyek
Menyesuaikan dan menginternalisasi elemen integrasi proyek untuk memantau kemajuan proyek dan melakukan tindakan pencegahan
P3 Mengembangkan dan meginstitusionalkan template dan alat-alat standard untuk mengelola, mengukur, memantau dan mengontrol kemajuan proyek
P4 Memberikan saran kepada integrasi usaha dan dampaknya terhadap rencana proyek. Membentuk integrasi untuk menyelesaikan proyek yang ditugaskan
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Belajar dan memahami definisi proyek anggaran dasar, laporan pertanggungjawaban ruang lingkup proyek, rencana manajemen proyek, pelaksanaan proyek, pemantauan dan pengendalian, pengendalian perubahan terpadu dan penutupan proyek. Mampu untuk melaksanakan kegiatan pendukung untuk mengukur kinerja dan memperoleh data yang relevan dalam sistem informasi manajemen proyek untuk keerluan tindakan pencegahan yang tindakan korektif atau memperbaiki kerusakan. Belajar dan mampu membantu dalam pengumpulan data, pemantauan dan proses perubahan integrasi dan pedoman. Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan penutupan administrasi proyek. Mendukung pelaksanaan tindakan pencegahan yang diperlukan, tindakan korektif atau memperbaiki kerusakan.
Analisis kinerja proyek terhadap rencana proyek. Memantau kemajuan proyek dan melaksanakan tindakan pencegahan untuk memenuhi rencana proyek. Berpartisipasi dalam menginternalisasi komponen integrasi proyek Membantu dalam melaksanakan pengukuran kinerja dan menggunakan kinerja proyek dalam sistem informasi manajemen proyek. Membantu mengumpulkan data untuk pemantauan dan pengendalian proyek. Melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pedoman pengendalian perubahan yang terintegrasi . Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi penutupan proyek.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mengembangkan alat pengukuran standar untuk melacak semua komponen integrasi proyek Merumuskan faktor penentu keberhasilan, misalnya kriteria penerimaan, project deliverable, risiko awal, milestone project, WBS, perkiraan biaya untuk mengukur kemajuan proyek. Mengatur tindakan pencegahan yang diperlukan, tindakan korektif untuk keberhasilan integrasi proyek. Menerapkan pengendalian terpadu untuk mengevaluasi perubahan, autoritas, dan melaksanakan perubahan yang timbul dari anggota tim proyek, manajemen, lingkungan dan stakeholder lainnya sebagai akibat dari pengukuran kinerja
Menyarankan pada integrasi proyek dalam komponen proyek. Memimpin pengendaliaperubah an yang terintegrasi dan mengizinkan tindakan pencegahan yang diperlukan atau tindakan korektif untuk memastikan keberhasilan penyelesaian proyek. Mengarahkan penutupan administrasi proyek
Page 92
Relationship Management & Networking Kompetensi ini mencerminkan kemampuan untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan pribadi dan profesional yang membantu dalam penyelesaian tugas kerja, pertukaran informasi dalam rangka mencapai tujuan bisnis .
P1 Proaktif dalam membangun dan memelihara hubungan pribadi dan hubungan kerja. Terbuka terhadap beragam pendapat orang lain untuk mencapai sasaran kerja.
P2
P3
P4
Membangun dan mempertahankan berbagai hubungan bisnis. Terus berupaya untuk memperluas jaringan melintasi batas untuk mendapatkan informasi
Mengembangkan dan memperkuat jaringan dan hubungan untuk menukar pengetahuan dan melaksanakan praktek-praktek yang inovatif
Mengembangkan dan memupuk hubungan strategis untuk mencapai hasil jangka panjang organisasi. Mempengaruhi orang lain untuk mendukung tujuan kemitraan
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Secara aktif mencari informasi dari orang lain untuk menyelesaikan aktivitas kerja. Menjaga daftar kontak pribadi. Mengidentifikasi daerah untuk membangun hubungan strategis. Memberikan kontribusi Positif dan bekerja sama dengan anggota tim lain untuk mencapai tujuan secara keseluruhan.
Terlibat dalam pertukaran informasi. Menciptakan dan memelihara kontak informasi penting Berpartisipasi dalam kegiatankegiatan networking dan sosial yang bersifat internal dan eksternal untuk organisasi. Mendorong orang lain untuk bertukar pandangan demi memberikan berkontribusi yang positif dalam bekerja sama dengan tim
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mencari kesempatan untuk berdiskusi dan mentransfer pengetahuan dalam suatu kelompok Membina hubungan pribadi di berbagai bagian organisasi yang berbeda dan menggunakan koneksi tersebut untuk mencapai hasil yang efektif. menciptakan, berpartisipasi, dan memfasilitasi forum untuk mengembangkan aliansi baru dan jaringan formal. Mengelola sebuah tim dan melatih mereka dalam membangun dan memelihara hubungan profesional
Membangun jaringan dengan pihak-pihak yang memungkinkan pencapaian strategi organisasi. Mencari komunikasi keluar dengan para ahli teknis sebagai alat pengamanan informasi dan keterampilan penting untuk departemen dan / atau hasil organisasi Menggunakan metode diplomatik dengan konteks interaksi yang sesuai secara bikasana Mahir berdiplomasi dalam membina hubungan
Page 93
Service Orientation Kompetensi ini mengacu pada seberapa aktif dalam menemukan dan mengatasi kebutuhan akan produk dan pelayanan antar anggota organisasi dan para stakeholder, kelompok-kelompok klien, dan masyarakat umum.
P1
P2
Menunjukkan pemahaman tentang kebutuhan dan berupaya untuk memberikan layanan yang berkualitas kepada pelanggan internal atau eksternal
Mampu memberikan arahan pada proses pelayanan pengiriman kepada tim, menyelesaikan permintaan, tuntutan, dan penyelidikan rutin
P3
Mengimplementasikan rencana tindakan pengiriman jasa yang sesuai dengan standard. Merekomendasikan untuk proses pengiriman jasa
P4 Mengevaluasi kebutuhan pengiriman jasa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Mengarahkan pengiriman jasa untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas produk
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Memberikan citra yang positif atas diri dan organisasi dengan mengenakan pakaian yang profesional dan mengikuti standar komunikasi profesional. Mengacu pada sumber daya informasi terkemuka ketika mencari informasi mengenai kebijakan dan standar organisasi untuk melakukan pengiriman layanan kepada pelanggan dan ketersediaan produk. Menunjukan kesediaan untuk memberikan layanan melalui pencarian informasi secara aktif terhadap pelanggan yang bermasalah.
Menjaga fokus layanan dengan mengidentifikasi area servis yang memberikan nilai tambah Memprioritaskan kebutuhan klien berdasarkan laporan feedback Menggunakan berbagai teknik pengawasan untuk menjamin pengiriman servis yang berkualitas atas nama suatu kelompok kerja grup / tim. Mengambil tanggung jawab pribadi untuk mengatasi kebutuhan servis dan memperbaiki kesalahan servis dengan benar dan tepat waktu. Memastikan informasi up-to-date yang disediakan untuk nasabah dengan memberi informasi lain dari setiap perubahan yang dikenal dalam kebijakan organisasi dan standar. Memastikan komunikasi yang jelas melalui saluran komunikasi tindak lanjut dan alternatif.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Menerapkan pelatihan unit/departemen formal/informal / pelatihan tentang pengiriman servis yang berkualitas. Melibatkan anggota unit / departemen dalam menetapkan rencana tindakan untuk melaksanakan agenda servis pelanggan yang strategis. Mencari metode baru dan kesempatan untuk menjangkau segmen nasabah yang terlayani. Berfungsi sebagai role model dalam penyediaan servis dengan menunjukkan teknik dan perilaku yang unggul dalam pemberian pelayanan prima.
mengalokasikan sejumlah besar waktu untuk mengidentifikasi kebutuhan stakeholder untuk produk dan jasa. Melobi atas nama klien pada tingkat organisasi yang tepat dan mengintegrasikan beragam kepentingan dalam perencanaan strategis organisasi.
Page 94
Stakeholder Management Kompetensi ini berfokus pada kemampuan untuk mendukung sebuah organisasi dalam mencapai tujuan strategis dengan menafsirkan dan mempengaruhi baik itu lingkungan eksternal maupun internal dan dengan menciptakan hubungan yang positif dengan para stakeholder melalui pengelolaan yang sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah disetujui. Manajemen stakeholder merupakan proses dan kontrol yang harus direncanakan dan dipandu oleh kebijakan serta prinsip-prinsip organisasi dalam identifikasi stakeholder, analisis stakeholder, dan matriks stakeholder P1
P2
P3
Mengidentifikasi stakeholder dan media yang tepat atau alat komunikasi yang dapat meningkatkan keterlibatan stakeholder
Berpartisipasi, menganalisa dan memantau inisiatif manajemen stakeholder mematuhi kebijakan dan prosedur organisasi.
Berkomunikasi dan membangun hubungan dengan stakeholder.Merekomendasik an dan memfasilitasi intervensi untuk mengelola ekspektasi stakeholder demi memperkuat hubungan mereka.
P4 Memimpin inisiatif manajemen stakeholder dan menyampaikan inisiatif yang dipandu oleh kebijakan serta prinsip-prinsip organisasi
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mengidentifikasi stakeholder yang secara langsung maupun tidak langsung mempunyai kepentingan dengan organisasi. mengenali alat komunikasi yang tepat untuk melibatkan para stakeholder Mengidentifikasi informasi yang relevan berkaitan dengan kepentingan stakeholder Memahami dampak media terhadap hubungan dengan stakeholder
Berpartisipasi dalam program pelibatan stakeholder Melaksanakan rencana komunikasi yang utama melalui pemanfaatan alat yang tersedia secara efektif untuk melibatkan para stakeholder Analisis dan menggambarkan informasi yang relevan dengan kepentingan para stakeholder. Memantau dan memastikan kepatuhan pada kebijakan dan prosedur organisasi dalam mengelola hubungan dengan media.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Memfasilitasi program keterlibatan para stakeholder. Merekomendasikan matriks stakeholder yang sesuai dan menyampaikan rencana untuk merasionalisasi pesan, mengekstrak pesan kunci untuk digunakan dalam program keterlibatan stakeholder Merekomendasikan dan memfasilitasi pemanfaatan informasi untuk membina hubungan dengan stakeholder. Merekomendasikan dan memfasilitasi pemanfaatan informasi untuk membangun hubungan dengan para stakeholder
Mengarahkan program keterlibatan para stakeholder Mempengaruhi para stakeholder dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi. Memimpin tim untuk memberikan informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk para stakeholder. Mengarahkan hubungan media untuk mengatur para stakeholder dan kepentingan organisasi
Page 95
Strategic Orientation & Visioning Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana kemampuan dalam menunjukkan perhatian secara keseluruhan untuk memaksimalkan sumber daya organisasi dan mencapai efektivitas organisasi. Hal ini meliputi kemampuan untuk melihat arah dan misi masa depan organisasi dan mewujudkannya ke dalam sebuah tindakan P1 Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang sasaran tujuan dan strategi departemen. Meluruskan kegiatan kerja individu agar sejalan dengan tujuan tersebut.
P2
P3
Menunjukkan pemahaman mendalam tentang strategi organisasi, mampu bekerja dengan beberapa tim untuk menyelaraskan strategi operasional departemen dengan visi organisasi
Mampu memberikan kontribusi dalam mendefinisikan tujuan dan visi organisasi serta mempengaruhi arah strategis
P4 Mengembangkan visi organisasional dan mengarahkan strategi bisnis. Menggerakkan budaya organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Terus melakukan evaluasi terhadap perilaku dan kemajuan pekerjaan pribadi untuk memastikan keselarasan dengan nilai-nilai unit / departemen dan tujuan operasional. Mengkonsultasikan dengan anggota grup kerja untuk memastikan bahwa proses dan kegiatan kerja individu sejalan dengan nilai-nilai unit / departemen dan tujuan yang ditetapkan serta menunjukkan nilainilai pribadi yang sejalan dengan misi organisasi. Mendefinisikan hasil yang diinginkan untuk grup atau departemen. Mengartikulasikan dengan jelas dan meningkatkan arti dan dampak atas kontribusi karyawan untuk mempromosikan dan mencapai tujuan organisasi. Melakukan penelitian dan mengumpulkan data untuk mendukung perencanaan program dan unit dan / atau efektivitas taktik departemen
Mengkoordinasi dan memantau kelompok kerja harian / kegiatan tim untuk memastikan keselarasan dengan arah yang strategis, visi dan nilai-nilai unit / departemen Memberikan kontribusi secara kontinyu bagi pengembangan prioritas dan strategi jangka pendek Melakukan penilaian terhadap kesenjangan antara keadaan saat ini dan arah masa depan yang diinginkan oleh unit / departemen secara sistematis
Mengidentifikasi kecenderungan atau hubungan antara masalah organisasi dan menerjemahkannya menjadi prioritas organisasi Memperkirakan rintangan dan peluang bagi organisasi dan melakukan tindakan yang sesuai Mencari keluar dan menilai informasi tentang arah masa depan yang potensial Mengevaluasi penelitian dan melakukan analisis data pasar untuk merumuskan dan menerapkan strategi organisasi yang bisa dicapai dan hemat biaya Menafsirkan visi yang strategis untuk grup kerja / anggota tim di bawah pengawasan
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mengidentifikasi kondisi pasar di masa mendatang dan menyesuaikan misi organisasi, nilai dan kepercayaan untuk menjaga fungsi organisasi yang efisien di bawah ketidakpastian dan risiko Mengembangkan contingency plan yang strategis untuk mengantisipasi masalah dan situasi yang dapat menghambat restrukturisasi dan / atau inisiatif pengembangan organisasi. Menjelaskan visi dan nilai-nilai dalam hal menarik untuk mengembangkan pemahaman dan meningkatkan penerimaan / komitmen antara staf dan stakeholder. Menafsirkan visi strategis untuk kerja kelompok / anggota tim di bawah pengawasan Top Manajer memberikan arahan dalam menyelaraskan operasi departemen .
Page 96
Teamwork & Team Building Kompetensi ini mencerminkan sejauh mana kemampuan untuk memanfaatkan gaya interpersonal yang tepat dan menggunakan strategi teambuilding untuk memperkaya perkembangan sekelompok orang, untuk menjadi sebuah unit yang berfungsi dengan baik, yang mencapai sasaran serta tujuan yang diinginkan P1
P2
Menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Membantu anggota tim untuk mencapai tujuan individu dan tujuan bersama
Berkomunikasi dengan tim, mendukung dan mempromosikan kerjasama tim untuk menciptakan dampak yang positif terhadap dinamika tim.
P3 Mengevaluasi proses kerja tim. Menyampaikan, membangun efektivitas tim dan menjaga keberhasilan tim. Proaktif dalam berbagi informasi dan belajar bersama dengan rekan kerja
P4 Meningkatkan kolaborasi antar tim. Terus mengembangkan dan mempertahankan hubungan tim. Mendorong budaya organisasi yang berorientasi kepada tim
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Menerima dan menyelesaikan tugas tim Berkontribusi secara positif dan mendukung keputusan tim Secara proaktif berusaha membangun hubungan kerja yang efektif dengan anggota tim Menunjukkan fleksibilitas dan keterbukaan terhadap sudut pandang yang lain Berbagi informasi yang relevan, ide, pendapat, dan perasaan dengan anggota tim lainnya.
Mengikuti komitmen untuk anggota tim. Saling bertukar informasi dengan anggota tim dengan tepat waktu Meningkatkan kerjasama tim dan reputasi Menyampaikan harapan untuk teamwork dan kolaborasi. Mempelajari dan memahami gaya kerja anggota tim
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mengumpulkan ide, pikiran dan pendapat dari orang lain dalam mengembangkan rencana tindakan tim. Memantau kemajuan kelompok dan memastikan bahwa tim keep on track. Memberikan feedback secara terus menerus dan tepat waktu terhadap dinamika tim. Menumbuhkan komitmen, kebanggaan, kepercayaan dan identitas kelompok sebagai alat untuk menciptakan kesatuan tim. Memberikan pujian di depan publik atas kinerja yang luar biasa. Menengahi antara anggota tim untuk mengurangi efek negatif pada produktivitas tim dan lingkungan kerja.
Meningkatkan inisiatif tim. Melibatkan anggota tim dalam mendiagnosis masalah dan dalam memgembangk an solusi untuk mentransfer pengetahuan secara efektif dalam organisasi. Berbagi pengetahuan dan keahlian untuk mengembangka n sasaran yang sesuai dengan tujuan organisasi. Memimpin dalam upaya untuk menentukan peranan dan tanggung jawab tim. Menerapkan perbaikan pada proses tim dan inefisiensi.
Page 97
2.1.3 Upstream - Estate Competencies
Estate Management kompetensi ini berfokus pada perencanaan, eksekusi dan pengawasan pada kegiatan manajemen estate dengan manejemen sumber daya efektif untuk menunjang pencapaian tujuan bisnis. P1
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman manjemen estate dan proses perencanaan
P2
P3
P4
Menjalankan dan memonitor kegiatan manjemen estate untuk memastikan kelancaran operasi
Merencanakan dan mengelola kegiatan dan operasi estate, mengidentifikasi peluang improvemen dan memperkenalkan intervensi yang tepat pada operasi harian untuk meningkatkan efisiensi
Memimpin dan menyediakan arahan strategis pada manjemen dan perencanaan estate untuk pencapaian tujuan bisnis
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu :
Mempelajari dan memahami aktivitas dan proses manjemen estate Mampu mendukung operasi estate Mampu menyediakan dukungan pada pencatatan dan pelaporan performa estate. Membantu keseluruhan perencanaan dengan bimbingan dan pengawasan Menjalankan tugas manjemen estate dengan pengawasan minimum Membandingkan, menyatukan, dan merangkum data/ informasi relevan Memenuhi persyaratan standar ESH – statutory & inhouse Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman hukum, aturan, dan kesepakatan bersama yang berlaku.
Berkontribusi pada perencanaan dan pengembangan strategi bisnis Melakukan tindakan pelacakan yang relevan dan mengidentifikasi daerah-daerah untuk perbaikan dan memberikan saran Menerapkan tugas manejemen esteate mandiri dan mampu melukan tugastugas yang lebih menantang Menyediakan dokumen dan laporan yang relevan untuk menggambarkan kegiatan dan pencapaian estate Menganalisa, menggambarkan dan membenarkan data lapangan dalam format yang sesuai untuk intervensi manajemen Menggalakkan kepatuhan terhadap persyaratan standar ESH – statutory & inhouse. Menganalisis data bisnis untuk mengevaluasi
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Menganalisis laporan kinerja & menerapkan intervensi tepat untu mendukung pencapaian tujuan. Mengelola dan mengawasi penerapan strategi bisnis dan persiapan perencanaan dan perkiraan kebun Memimpin dan melatih orang lain dalam prakti terbaik manajemen estate dan membuat improvemen ketika diperlukan Menganalisis data bisnis untuk mengevaluasi peluang bisnis atau untuk mencapai keputusan bisnis Mereview konsistensi dokumen dan laporan Mengidentifikasi peluang improvemen dan memperkenalkan perubahan yang diperlukan dalam proses kerja untuk operasi yang efektif Mengantisipasi dan memulai tindakan proaktif terhadap segala masalah/ isu yang mempengaruhi kegiatan manajemen estate seperti hama & wabah penyakit, permintaan dan persediaan material penanaman dll.
Memimpin dan mengarahkan perumusan perencanaan, peramalan dan keseluruhan manajemen operasi estate. Mempelopori keseluruhan operasi dan melanjutkan benchmark dan memperkenalkan best practice industri Mengantisipasi halangan potensial di estate dan mengembangkan rencana kontingensi untuk mengatasinya Menyajikan dan menginterprestasika n hasil bisnis kepada manajemen atas mengenai perkembangan dan pertumbuhan estate Memberi saran bagaimana mengimprove biaya produksi dan operasi, kualitas, proses, pemeliharaan dan perawatan berdasarkan pembandingan praktik terbaik dan kemajuan teknologi Merumuskan strategi untuk mencapai yield yang lebih tinggi melalui perbaikan dalam pemeliharaan,
Page 98
peluang bisnis atau untuk mencapai keputusan bisnis Menganalisis laporan kinerja & menerapkan intervensi tepat untuk mendukung pencapaian tujuan. Mengajukan peluang improvemen dan memperkenkan perubahan yang diperlukan dalam proses kerja untuk operasi yang efektif Memaksakan dan memastikan kepatuhan terhadapap aturan dan kesepakatan bersama yang berlaku
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mengelola dan mengontrol kegiatan, pemeliharaan, dan proses untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia Merekomendasikan sumber daya dan intervensi untuk meningkatkan efektivitas operasi dan kualitas output kebun. Merumuskan sistem untuk penerapan persyaratan standar ESH yang efektif – statutory & in-house
operasi dan sistem estate Bervisi mengenai kemajuan dan potensi pertumbuhan estate masingmasing dan merumuskan strategi yang mendukung pencapaian tujuan Menjaga sejajar dengan pembangunan yang terkait dengan persyaratan ESH secara global dan lokal dan melakukan perubahan atau pembaruan langsung dengan tepat
Page 99
Financial Resource Management Kompetensi ini mengacu pada sejauh mana seseorang membawa tanggungjawab untuk merencanakan, mengalokasikan, membelanjakan dan mengelola sumber daya keuangan untuk memenuhi kegiatan operasi kerja individu, grup, unit/ departemen, atau organisasi-wide. P1
Mampu membukukan perbelanjaan yang bersifat rutin dan tunfuk pada persetujuan sebelumnya
P2
Menelusuri belanja tim dan pembiayaan proyek. Mengerti konsekuensi penyalahgunaan sumber daya
P3
P4
Mampu merencanakan, mengembangkan dan mengelola anggaran dan sumber daya untuk unit/ departemen operasi
Mampu untuk merencanakan, mengembangkan dan mengelola anggaran untuk banyak departemen/ business operations. Mengembangkan kerangka dan rencana pengendalian yang tepat.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu :
Secara konsisten mencari pendahulu persetujuan untuk setiap dan semua pengeluaran
Melaporkan secara formal setiap pengeluaran yang timbul Menggunakan peralatan yang sesuai untuk melacak pengeluaran moneter.
Menjaga catatan mendetail untuk melacak pengeluaran dan penerimaan dan mahir dalam menggunakan peralatan yang sesuai dalam melacak atau melaporkan pengeluaran kerja Mengikuti pedoman pembelian dan pengadaan
Menunjukkan pemahaman mengenai proses anggaran
Mengkomunikasikan alokasi anggaran kepada staff
Menjelaskan atau membenarkan permintaan anggaran
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Secara sistematis patuh terhadap kontrol administrativ atas dana, kontrak, dan pengadaan
Memberikan alasan penyesuaian jatah anggaran kepada manajemen yang sesuai atau diarahkan
Memonitor dan memverifikasi efektifitas dana keluar.
Mengaplikasikan strategi perencanaan finansial untuk mengmbangkan anggaran
Memonitor pengeluaran dan sumber daya utuk memastikan pembelanjaan masih dalam jatahnya, dan membuat modifikasi yang sesuai bila diperlukan.
Mengalokasikan ulang sumber daya dan mengatur ulang prioritas sebagai respon terhadap kejadian atau permintaan tak terduga
Menganalisa laporan fiskal/ anggaran
Page 100
Nursery Management Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proses dan operasi manajemen pembibitan; termasuk persiapan pembibitan, layout, pembibitan baru, penjadwalan kerja dan kegiatan terkait lainnya; untuk menjamin efektifitas biaya dan efisiensi operasi. Termasuk kemampuan mengidentifikasi dan mengatasi isu dan permasalahan, dan juga meningkatkan proses/ metodologi untuk peningkatan manajemen pembibitan. P1
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman proses dan operasi manajemen pembibitan
P2
P3
Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksaan kegiatan pembibitan. Menetapkan sumber daya untuk menjalankan kegiatan pembibitan secara efektif
Memonitor dan memberikan pelatihan dan panduan pada persiapan pembibitan dan kegiatan terkait demi efektivitas dan efisiensi biaya. Mengantisipasi dan menyelasaikan masalah
P4
Memberi saran dan peningkatan pada persiapan dan kegiatan pembibitan
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu :
Memiliki pengetahuan dan pemahaman kegiatan manajemen pembibitan Meyiapkan anggaran pembibitan dan melakukan pengawasan harian terhadap biaya dan anggaran Memastikan ketersediaan dan kesesuaian sumber daya dan lokasi untuk pembibitan, dan juga segala masalah logistik dan persiapan pembibitan. Mampu menyusun jadwal kerja yang menyeluruh yang mencakup manpower, bahan kimia, peralatan-[eralatan yang diperlukan unutk kegiatan pembibitan yang lancar. Mengawasi pelaksanaan kegiatan dan operasi pembibitan
Mentaati persyaratan standar ESH – statutory & in-house
Melaksanakan semua kegiatan pengamanan dibawah pengawasan
Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pembibitan, berdasarkan jadal kerja untuk menjamin ketersediaan bibit sehat yang memadai untuk penanaman di lapangan Memahami dan mampu mengantisipasi dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan persiapan dan manajemen pembibitan Menetapkan sumber daya pembibitan secara efektif untuk menjamin kontrol kuantitas, kualitas, biaya, dan permasalahan hukum yang efisien Melacak dan mengawasi penerapan segala kegiatan operaasi pembibitan Mengendalikan dan mereview pendirian pembibitan dan kegiatan manajemen. Menentukan target untuk persiapan dan penyelesaian pembibitan secara tepat waktu. Memonitor pelaksanaan kegiatan pengamanan untuk menjamin kepatuhan terhadap prosedur.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mereview jadwal kerja dan alokasi sumber daya untuk efektivitas biaya, optimisasi dan efisiensi kualitas. Mengantisipasi isu/ permasalahan untuk intervensi dang anti rugi tepat waktu Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkahlangkah untuk mengamankan produksi, material produk dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga
Memberi arahan, nasihat, dan mengidentifikasi perubahan dalam proses/ metodologi untuk pengembangan pada persiapan dam manajemen pembibitan Pengelolaan makro dan pelacakan progress dan merekomendasikan perubahan untuk peningkatan keseluruhan manajemen pembibitan Mereview efektivitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi daerah untuk perbaikan
Page 101
Replanting & New Planting Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan penanaman; termasuk persiapan dan pemrosesan tanah; untuk menjamin kualitas penanaman memenuhi standar yang dibutuhkan. Juga menunjukkan kemampuan memberikan solusi dan peningkatan kegiatan replanting dan new planting. P1
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman terhadap proses dan operasi replanting & new planting
P2
Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanaman
P3 Mengawasi dan menyediakan pedoman untuk operasi replanting & new planting demi efektivitas dan efisiensi biaya. Mengantisipasi dan mengatasi isu dan permasalahan
P4
Memberi saran solusi dan improvemen kegiatan replanting & new planting
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu :
Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai kegiatan dan proses penanaman dan persyaratan ESH Memastikan ketersediaan dan kesesuaian sumber daya. Menyiapkan jadwal kegiatan penanaman untuk disetujui Mengkoordinasikan kegiatan dan proses penanaman untuk memenuhi deadline Mengawasi pelaksanaan kegiatan penanaman Memastikan kepatuhan terhadap ESH dan peraturan yang dibutuhkan Melaksanakan seluruh kegiatan pengamanan dibawah pengawasan
Mendelegasikan dan memberi kuasa kepada eksekutif yang cocok untuk memimpin aktivitas dan proses penanaman Merencanakan dan mengkoordinasikan penjadwalan dan pelaksanaan kegiatan penanaman Mengawasi pelaksanaan operasi dan aktivitas penanaman untuk memenuhi standar, biaya, dan jadwal yang berlaku Memastikan terpenuhinya kualitas dan kuantitas planting material Menggalakkan kepatuhan terhadap persyaratan peraturan dan ESH Memonitor pelaksanaan aktivitas keamanan untuk menjamin kepatuhan terhadap prosedur
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Memimpin dan mengarahkan aktivitas penanaman untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya Menyediakan pedoman kepada tim mengenai aktivitas dan proses penanaman sehingga dapat memenuhi standar Memonitor dan memastikan kualitas penanaman berstandar tinngi Mampu mengantisipasi dan menyelesaikan masalah atau isu terkait dengan replanting and new planting Berpengalaman baik dengan kebutuhan ESh dan peraturan untuk menjamin kepatuhan menyeluruh Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah untuk mengamankan produksi, material produk, dan aset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga
Menentukan criteria kualifikasi untuk tanah uang akan di replanted Memberikan saran ahli pada peningkatan aktivitas dan proses penanaman Mengidentifikasi solusi terhadap masalah yang lebih rumit terkait dengan proses replanting dan new planting Mengevalusai dan menguji secara berkelanjutan kinerja dan kemajuan penanaman untuk memastikan terpenuhinya standar kualitas, biaya, dan jadwal Pengelolaan makro kepatuhan total terhadap persyaratan peraturan dan ESH Mereview efektivitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi daerah untuk improvemen
Page 102
Field Maintenance & Upkeep Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kecekapan, dan kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan dan memonitor perawatan dan pemeliharaan fields. P1 Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif. Membantu dalam koordinasi dan penjadwalan kegiatan maintenance sesuai persyaratan standar.
P2
P3
P4
Merencanakan, mengkoordinsaikan, dan mengawasi kegiatan maintenance untuk memenuhi standar yang dibutuhkan dan mendukung operasi di estate
Memimpin dan mengarahkan semua kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif agar efektif dan efisien biaya. Merumuskan dan mengimplementasikan rencana untuk pemeliharaan infrastruktur dan perawatan field
Memimpin inisiatif improvemen berdasar best practice dari pasar. Mengidentifikasi langkah-langkah penghematan dan pengefektifan biaya untuk pemeliharaan infrastruktur estate dan perawatan field
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu :
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengenai aktivitas, kebutuhan, dan standar maintenance preventiv dan korektif.menyiapkan dan mengumpulkan rencana maintenance dan perawatan Dapat membantu dalam koordinasi, supervise, dan penjadwalan kegiatan-kegiatan maintenance Menjaga dan mengkoordinasikan mesin dan perlengkapan untuk mendukung aktivitas harian Mengantisipasi isu dan permasalahan, mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perawatan field Melaksanakan semua kegiatan pengamanan dibawah pengawasan
Mereview, menyetujui dan merekomendasikan peningkatan untuk rencana pemeliharaan dan mengkoordinasikan semua kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif Mengawasi kegiatan pemeliharaan agar memenuhi standar yang diperlukan dan memastikan penyelesaian sesuai jadwal, melaporkan kasus kelalaian dan ketidakpatuhan Memastikan bahwa semua kegiatan pemeliharaan dan peraawatan mematuhi standar internal (SOPs) Menyelesaikan isu dan permasalahan, mampu untuk mengatasi masalah yang terkait pemeliharaan dan perawatan field. Memastikan kepatuhan yang relevan terhadap prosedur, persyaratan dan standar Memonitor pelaksanaan kegiatan keamanan untuk menjamin kepatuhan terhadap prosedur
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Memimpin dan mengarahkan semua kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif Memonitor biaya dan anggaran maintenance Merumuskan dan menerapkan rencana improvemen untuk pemeliharaan dan perawatan field, dan membuat rekomendasi improvemen bila diperlukan. Mereview dan merekomendasikan perlengkapan dan improvemen yang memadai terhadap infrastruktur Review untuk mendukung operasi harian Mengelola isu dan permasalahan, merekomendasikan solusi untuk mengatasi isu yang terkait pemeliharaan dan perawatan field Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah untuk mengamankan produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga
Mengidentifikasi peluang improvemen untuk proses pemeliharaan sesuai praktik pasar/ industri Memimpin inisiatif improvemen sesuai praktik terbaik industri, dan memberdayakan orang lain untuk menjamin terpenuhinya semua standar Mereview biaya pemeliharaan dan mengidentifikasi langkah-langkah penghematan dan pengefektifan biaya untuk pemeliharaan dan perawatan infrastruktur estate Menjamin maintenance terjadwal telah ditaati untuk kelangsungan kegiatan usaha Mereview efektifitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi daerah-daerah untuk improvemen
Page 103
Harvesting Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan dan penerapan proses dan teknik panen minyak kelapa sawit sesuai dengan prosedur operasi standar. Termasuk bidang sistem panen, kegiatan panen, pemeliharaan kendaraan dan pengangkutan FFB. P1
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman proses dan teknik panen
P2 Plans, implements and supervises harvesting activities to meet standard requirements and target productivity levels
P3
P4
Monitors and reviews harvesting system and operations, productivity and quality standards. Identifies and recommends plans for improvements
Formulate strategies and plans for harvesting operations. Review cost management and initiate measures to improve cost efficiency
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mengerti teknik panen kelapa sawit, proses dan prosedur sistem panen, praktik pemanenan, pemeliharaan kendaraan dan pengangkutan FFB Menyiapkan sumber daya untuk panen dan mempu menjelaskan prosedur dan standar pemanenan kepada Membantu dalam perencanaan kegiatan pemanenan, alokasi kendaraan dan perlengkapan, dan penjadwalan maintenance. Mengkoordinasikan transportasi internal dan eksternal secara tepat waktu untuk pengangkutan FFB ke Mill Memahami dan menerapkan syarat dan ketentuan kesepakatan bersama yang relevan Melaksanakan semua kegiatan pegamanan dibawah pengawasan
Merencanakan dan menerapkan sistem dan aktivitas panen; dalam sistem panen khusus Blok D9 dan SBS; memonitor produktivitas, biaya dan standar kualitas pemanenan Menyiapkan, menerapkan dan menganalisis jadwal pemeliharaan kendaraan panen Menerapkan alokasi kendaraan dan memonitor penggunaan kendaraan untuk transpor FFB di lapangan Memenuhi syarat dan ketentuan kesepakatan bersama yang relevan dan berlaku untuk pemanenan Merencanakan kebutuhan logostik dan menilai tipe dan kecocokan kendaraan untuk sistem yang diapakai Memberlakukan syarat dan ketentuan kesepakatan bersama yang relevan Memonitor pelaksanaan kegaiatan pengamanan untuk menjamin pemenuhan terhadap prosedur
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Meninjau sistem pemanenan dan hasil terkait, dan memonitor produktivitas panen dan kesesuaian kualitas Memberi solusi pada berbagai isu yang muncul dari laporan sebelumnya. Meninjau sistem untuk maintenance untuk mendukung kegiatan pemanenan dan melakukan improvemen ketika diperlukan Mengantisipasi dan mengatasi isu dan permasalahan. Memberi pedoman mengenai sistem pemanenan kepada bawahan Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah untuk mengamnkan produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga.
Mengidentifikasi solusi/ perbaikan untuk penyimpangan dalam sistem pemanenan Memberi saran untuk rencana imrovemen untuk kegiatan panen Merumuskan strategi dan rencana untuk kegiatan panen yang efisien Meninjau manajemen biaya dan mengawali langkah meningkatkan efisiensi biaya Meninjau efektivitas sistem manejemen saat ini dan mengidentifikasi daerah untuk improvemen
Page 104
Estate Security Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, pemahaman dan pelaksanaan kegiatan manajemen keamanan untuk menjaga produksi, material produk, dan asset estate terhadap pelanggaran keamanan. Termasuk penerapan langkah-langkah keamanan, prosedur dan kegiatan, dan juga antisipasi ancaman potensial dan mengawali tindakan dan kontrol yang tepat. P1 Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman manajemen keamanan estate. Mampu melaksanakan kegiatan manajemen keamanan dibawah pengawasan
P2
P3
P4
Menerapkan prosedur keamanan dan memonitor pelaksanaan kegiatan pengamanan untuk menjaga produksi, material produksi dan aset
Mereview dan mengawasi penerapan langkah-langkah, prosedur, dan aktivitas keamanan. Mengantisipasi dan mengawali tindakan untuk menjaga produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan
Mengembangkan rencana strategis dan meninjau praktik manajemen keamanan saat ini. Mengidentifikasi area untuk improvemen dan memberikan saran dan arahan untuk menjaga dari pelanggaran keamanan
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu :
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen keamanan Mempelajari dan memahami prosedur keamanan standar Mampu untuk menerapkan dan memenuhi semua prosedur keamanan Melaksanakan semua kegiatan pengamanan dibawah pengawasan
Menerapkan prosedur keamanan untuk menjaga produksi dan aset Memonitor pelaksanaan kegiatan keamanan untuk menjamin pemenuhan prosedur Mengidentifikasi daerah bermasalah/ berpotensi terjadi pelanggaran keamanan untuk pemulihan segera Merencanakan perekrutan dan pelatihan personel keamanan untuk menjamin ketersediaan sumber daya
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Meninjau dan menyelenggarakan prosedur keamanan Mengawasi penerapan langkahlangkah keamanan dan pelaksanaan kegiatan pengamanan Memberikan pelatihan kesadaran keamanan terhadap semua level karyawan Menguji efektivitas manajemen sekuriti Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah untuk menjaga produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga Menerapkan pengamanan yang relevan terhadap kontrol proses untuk tanaman dan pupuk
Megembangkan rencana strategis untuk manajemen keamanan Meninjau efektivitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi dareh-daerah untuk improvemen Memberikan konseling dan pengarahan untuk meningkatkan efektivitas keamanan dalam menjaga produksi, material produk, dan asset terhadap pelanggaran keamanan seperti pencurian barang berharga Memastikan kontrol proses yang efektif untuk mencegah pelanggaran keamanan
Page 105
Pests & Diseases Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, penerapan, pengawasan, surveillance hama dan penyakit, meliputi prosedur dan proses pengendalian surveillance. Termasuk pengawasan efektivitas pengendalian hama dan penyakit dan identifikasi solusi yang tepat
P1
P2
P3
P4
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman surveillance hama dan penyakit (H&P), prosedur dan proses pengendalian dan pencegahan
Merencanakan dan mengimplementasikan prosedur H&P dan kegiatan surveillance
Mereview efektivitas pengendalian H&Pdan membuat rekomendasai untuk improvemen improvement
Memberi saran atas solusi/ improvemen untuk proses yang terkait H&P dan membandingkan terhadap praktik terbaik.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu :
Mempelajari dan memahami protokol Hama dan Penyakit (H&P) sesuai ARM dan SOP Mampu berpartisipasi, memfasilitasi dan menunjukan dalam kegiatan surveillance, pengendalian, dan proteksi H&P
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai protokol dan prosedur P&D untuk memungkinkan penerapan yang tepat di estate Merencanakan dan menerapkan kegiatan surveillance, melaksanakan pengendalian yang tepat atau penekanan ketika ambang batas telah terlampaui. Memonitor dan mereview efektivitas kegiatan surveillance, serta langkah pengendalian yang diambil untuk meamastikan keberhasilan penahanan wabah dan penyakit
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mereview pengendalian H&P untuk memastikan efektivitasnya, dan membuat rekomendasi improvemen yang sesuai bila diperlukan.
Melakukan review berkala untuk mengidentifikasi dan memulai usaha improvemen Memberikan kepemimpinan, saran dan solusi ahli dalam masalah surveillance, pengendalian, dan pencegahan Membandingkan protokol dan praktik terhadap praktik terbaik dalam industri, dan berkembang dengan teknologi terbaru
Page 106
Manuring Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kemampuan dan kecakapan dalam bidang pemupukan organik (daerah perencanaan, metode penerapan, kuantitas, penempatan) dan pemupukan anorganik (analisis dedaunan, rekomendasi R&D, pemesanan dan penyimpanan, cuaca, pupuk dan pemakaian- manual vs mekanikal) sehingga memaksimalkan. P1 Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang proses pemupukan organik dak anorganik
P2 Memonitor proses pemupukan dan mengidentifikasi daerah yang bisa ditingkatkan
P3
P4
Menyediakan pelatihan dan pedoman pada pemupukan organik dan anorganik
Menetapkan pembanding untuk pemupukan organik dan anorganik yang sejalan dengan praktik terbaik.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu :
Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang pemupukan organik dan anorganik, kegiatan, proses dan persyaratan ESH Memastikan ketersediaan dan kecocokan sumber. Menyiapkan jadwal kagiatan pemupukan untuk disetujui Mengkoordinasikan kegiatan dan proses pemupukan untuk memenuhi deadline Mengawasi pelaksanaan kegiatan pemupukan Memastikan kepatuhan terhadap persyaratan ESH dan hukum Menyiapkan sumber daya untuk pemupukan dan mampu menjelaskan kepada pekerja mengenai standar dan prosedur pemupukan Membantu perencanaan kegiatan pemupukan, alokasi kendaraan dan perlengkapan, dan jadwal pemeliharaan Melaksanakan semua kegiatan pengamanan dibawah pengawasan
Menginterprestasikan pengetahuan pemupukan organik dan anorganik kedalam kegiatan praktis dan mengidentifikasi daerah untuk improvemen Memahami secara komprehensif kebutuhan sampling dan prosedur yang melibatkan analisis daun dan pupuk Menjaga ketepatan waktu dan akurasi analisis dedaunan dan pupuk Menjaga ketepatan waktu akan pengiriman, sampling, dan aplikasi Mendelegasikan dan menguasakan kepada eksekutif yang cocok untuk memimpin kegiatan dan proses pemupukan Merencanakan dan mengkoordinasikan penjadwalan dan pelaksanaan kegiatan pemupukan Mengawasi pelakasanaan kegiatan pemupukan dan kegiatan untuk memenuhi standar, biaya, dan jadwal yang berlaku. Memastikan terpenuhinya kualitas dan kuantitas material pemupukan. Menyelenggarakan kepatuhan terhadap persyaratan ESH
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Melatih dan mendidik orang lain tentang pemupukan organik dan anorganik melalui kegiatan berbagi pengetahuan yang sering dilakukan Tetap mengikuti best practices dalam pemupukan organik dan anorganik Memimpin dan mengarahkan kegiatan pemupukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya Menyediakan pedoman kegiatan dan proses pemupukan kepada tim sehingga dapat memenuhi semua standar Memonitor dan memastikan bahwa kualitas pemupukan berstandar tinggi Mampu mengantisipasi dan menyelesaikan isu atau masalah terkait dengan pemupukan Mengenal persyaratan ESH dan hukum dengan baik untuk menjamin pemenuhan total Mengantisipasi dan mengawali tindakan/ langkahlangkah untuk menjaga produksi,
Menetapkan pembanding untuk pemupukan organik dan anorganik yang sejalan dengan best practice secara global Mengelola secara makro protokol sampling dan analisis dedaunan Memberikan saran ahli pada peningkatan aktivitas dan proses pemupukan Mengidentifikasi solusi terhadap masalah yang lebih komplek terkait dengan proses pemupukan Mengevaluasi dan menilai secara berkelanjutan kinerja dan progres pemupukan untuk menjamin terpenuhinya standar kualitas, biaya, dan batas waktu yang diperlukan Pengelolaan makro pemenuhan total persyaratan ESH dan hukum Mereview efektivitas sistem manajemen keamanan saat ini dan mengidentifikasi daerah-daerah untuk improvemen
Page 107
Environment, Health & Safety Awareness Kompetensi ini menggambarkan jangkauan seseorang dalam mengetahui, memahami, mematuhi dan mengimplementasikan hukum dan perundang-undangan kesehatan dan keselamatan, dan standar kerja lainnya untuk menegakkan , mempromosikan, dan menjaga lingkungan kerja yang aman untuk diri sendiri dan orang lain. P1 Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman atas prosedur kesehatan dan keselamatan
P2
P3
P4
Meneliti dan mengkomunikasikan kebutuhan kesehatan dan keselamatan umum
Mengarahkan mengenai kesadaran akan kesehatan dan keselamatan dan penerapan prosedur dan praktik keamanan di seluruh lingkup departement
Memastikan kepatuhan pada ketentuan legal yang ada untuk mengurangi rate kecelakaan di seluruh lingkup organisasi
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu :
Mengatur dengan teliti ruan kerja/ lingkungan kerja personal yang ditugaskan untuk meminimalkan kemungkinan kecelakaan atau insiden berbahaya lainnya. Mematuhi petunjuk prosedur rinci secara konsisten untuk melaksanakan kegiatan kerja dengan aman Dengan cepat melaporkan bahaya di tempat kerja atau di lapangan yang mudah diamati. Menyampaikan kepada orang lain mengenai informasi keamanan dan kesehatan dasar
Memadukan langkahlangkah pencegahan kecelakaan dalam segala bentuk kegiatan. Memperkuat panduan keselamatan dengan mencontohkan penggunaan best safety practice dalam melaksanakan pekerjaan Mempromosikan pencegahan cedera dengan pengawasan proses kerja berkelanjutan Menghadiri pelatihan keselamatan secara teratur bila bekerja pada lingkungan berbahaya.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mendesain secara efektif dan efisien program, kebijakan, atau prosedur keselamatan yang digunakan di berbagai lokasi untuk meminimalkan dan mencegah kecelakaan. Menganalisis dan mengevaluasi secara sistematik bahaya kerja di operasi departemen Mengembangkan metode untuk mendorong perhatian bekelanjutan terhadap praktik keselamatan oleh unit atau tim kerja.
Mengevaluasi secara sistematis efektivitas praktik kesehatan dan keselamatan dalam organisasiwide menggunakan berbagai analisis seperti, suvey keselamatan yang komprehensif setelah program berjalan minimal dua tahun, membandinngkan laporan, dan audit fiansial. Mereview data insiden cedera secara sistematis untuk seluruh kegiatan operasi organisasi dan pengubahan langsung program pencegahan cedera.
Page 108
2.1.4 . Upstream – Mill Competencies
Financial Resource Management Kompetensi ini mengacu pada jangkauan seseorang membawa tanggungjawab untuk merencanakan, mengalokasikan, membelanjakan dan mengelola sumber daya keuangan untuk melengkapi kegiatan operasi kerja individu, grup, unit/ departemen, atau organisasi-wide. P1
Mampu membukukan pengeluaran rutin dan sesuai dengan persetujuan yang diberikan
P2
Melacak pengeluaran tim dan pembiayaan proyek
P3
P4
Mampu untuk merencanakan, mengembangkan, dan mengelola anggaran dan sumber daya untuk operasi unit/ departemen
Mampu merencanakan, mengembangkan dan mengelola anggaran dan sumber daya untuk berbagai departemen/ operasi bisnis. Mengembangkan kerangka dan kendali rencana yang sesuai.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu:
Mengusahakan secara konsisten persetujuan di awal untuk segala dan seluruh pengeluaran Melaporkan secara formal segala pengeluaran yang timbul Menggunakan peralatan yang sesuai untuk melacak pengeluaran keuangan.
Menjaga catatan mendetail untuk melacak pengeluaran dan penerimaan dan mahir menggunakan peralatan yang sesuai untuk melacak atau melaporkan biaya kerja Mengikuti panduan pembelian dan pengadaan Menunjukkan pemahaman mengenai proses anggaran Membicarakan alokasi anggaran dengan staff Menjelaskan atau menjustifikasi permintaan anggaran
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Patuh secara sistematis dengan kontrol administrative atas dana, kontrak, dan pengadaan Memonitor dan memverifikasi efektivitas biaya berkelanjutan. Memonitor pengeluaran dan sumber daya untuk memastikan perbelanjaan masih didalam jatah, dan melakukan perubahan bila diperlukan Menganalisis laporan fiskal/ anggaran
Memberikan alasan pada manajemen untuk perubahan jatah anggaran yang pantas atau sesuai arahan Menerapkan strategi perencanaan finansial untuk mengembangkan anggaran Mengalokasikan ulang sumber daya dan menentukan ulang prioritas sebagai respon kejadian dan/ atau permintaan tak terduga
Page 109
Mills Process Operations Management Kompetensi ini berfokus ada menunjukkan pengetahuan, kemampuan dan kecakapan dalam pengelolaan Proses Operasi Mill termasuk reception station, fruit handling station, sterilization station, threshing station, pressing station, depericarping station. Kernel recovery station dan clarification station. P1
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman proses dan teknik operasi mill
P2 Mengeksekusi dan mengawasi proses yang terkait dengan operasi mill
P3 Memonitor dan mengelola pelaksanaan proses/ kegiatan untuk menjamin terpenuhinya standar
P4 Memberikan arahan pada proses operasi, mendefinisikan standard an merekomendasikan inisiatif improvemen
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu : Kemampuan dalam menunjukkan, menjelaskanntujuan dan parameter kontrol yang terkait dengan prosesproses berikut: i. Penimbangan FFB. ii. Kerja manajemen penerimaan FFB. iii. FFB grading works iv. Pengangkatan, penuangan, dan pengaturan cages buah/ cages USB untuk penyimpanan v. Kerja sterilisasi vi. Kerja pengepresan vii. klarifikasi, viii. Recoveri dan pengkondisian kacang ix. Recoveri dan pengkondisian kernel x. Pengolahan air mentah xi. Pengolahan air boiler xii. Operasi boiler xiii. Power generation plant xiv. Pengolahan air limbah Kemampuan menjelaskan, menunjukkan dan mengelola hal-hal berikut: i. Pelatihan kegiatan operasional. pengelasan permesinan fittings fabrikasi perawatan dasar ii.
Kegiatan operasional laboratorium Pengambilan sampel pengetesan analisis Kemampuan menjelaskan proses dari: i. OHSAS ii. RSPO iii. Persyaratan ijin DOE iv. Persyaratan ijin DOSH
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mengecek dan memelihara penerimaan dan grading FFB sesuai standar Menjalankan kegiatan fruit handling station dan mengawasinya Menjalankan dan mengawasi proses perontokan, sterilisasi, dan pengelupasan sesuai dengan standar Mengecek dan memastikan semua proses stasiun pengepresan dilakukan secara efisien Memastikan efisiensi recoveri kernel dengan meminimalkan kerusakan Melaksanakan recoveri minyak termasuk pemurnian dan pengeringan vakum CPO
Memonitor dan mengelola aktivitas penerimaan dan grading FFB Mengelola penanganan, sterilisasi dan perontokan buah untuk menjamin terpenuhinya standar Mengelola proses stasiun pengepresan Memastikan kehilangan kernel minimum dalam cyclone fiber dan terbawanya serat pada kernel. Memberikan panduan pada bawahan dalam menjalankan proses stasiun Kernel Mengelola semua proses dalam stasiun klarifikasi untuk memenuhi semua standar
Memberikan penjelasan dalam menentukan grade FFB sesuai standar Merekomendasika n dan memulai insiatif improvemen untuk meningkatkan kegiatan penanganan, sterilisasi dan perontokan buah Memastikan efisiensi proses sehingga mencapai rekoveri kernel dan minyak yang efisien Mendefinisikan criteria dan standar untuk proses pengepresan produk akhir Menentukan target jumlah minimum kehilangan kernel pada cyclone fiber dan serat yang terbawa dalam kacang Menentukan standar untuk kondisi kernel setelah melalui stasiun recoveri Kernel Station. Peningkatan strategi untuk meningkatkan kualitas CPO
Page 110
Process Control & Improvement Kompetensi ini mengacu pada kemampuan merencanakan, mengelola dan mengarahkan kegiatan proses untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi. Pengetahuan, kecakapan dan kemampuan termasuk keteknikan proses dan industri, peningkatan proses dan validasi perubahan yang relevan. P1
Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman kontrol dan improvemen proses, termasuk peralatan dan teknik
P2
P3
P4
Mampu menerapkan pengetahuan dan pemahaman manajemen proses untuk merencanakan dan mengembangkan proses manufaktur. Merancang ulang proses manufaktur untuk improvemen. Mengembangkan dan menerapkan rencana improvemen
Mereview dan mengevaluasi metode dan proses manufaktur. Mengarahkan pembelajaran prses, pembelajaran dampak biaya dan mengidentifikasi daerah-daerah potensial untuk improvemen.
Menganalisis dan mengidentifikasi daerah untuk pembelajaran di masa datang. Membandingkan proses internal untuk improvemen rencana dan strategi agar kompetitif
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu :
Mempelajari dan memahami pembelajaran proses untuk mengidentifikasi daerah-daerah untuk improvemen proses. Membutuhkan panduan dalam pengumpulan data, analisis data dan study commissioning pada aliran proses saat ini, line layout dll. Melakukan pembelajaran pembiayaan sederhana dengan penerapan umum peralatan statistik untuk analisis Mengumpulkan data pada penerapan perubahan proses dan melakukan pembelajaran sederhana dan analisis penghematan biaya.
Menunjukkan pengetahuan proses dan industrial secara detil. Menerapkan peralatan manajemen proses – pemakaian teknologi proses baru, desain lincah/ diam, desain layout perlengkapan, aliran material dan barang-barang kerjauntuk mencapai efisiensi maksimum proses. Merencanakan, mengembangkan dan memantapkan metode/ proses manufaktur. Merancang ulang proses manufaktur. Mengembangkan dan menerapkan rencana improvemen. Melakukan pengujian paska produksi/ analisis/ improvemen, analisis pembelajaran biaya dan penghematan dan merekomendasikan penyempurnaan jika diperlukan.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mereview dan mengevaluasi efektivitas metode manufaktur. Mendorong dan mengarahkan usaha pembelajaran proses pada daerah yang berpotensi improvemen. Mengarahkan pembelajaran dampak biaya, mendorong proses alternative dengan biaya efektif. Mengelola resiko perubahan proses dan menyiapkan CAPEX untuk sumber daya yang dibutuhkan. Menentukan kerangka waktu untuk penerapan perubahan proses. Penyempurnaan penerapan dan saran pada rencana improvemen.
Memvisikan daerah pembelajaran di masa dating melalui pemahaman dan analisis mendalam mengenai lingkungan operasi internal, pasar eksternal & kebutuhan pelanggan yang berubah-ubah untuk membangun kompetitas organisasi. Berhadap-hadapan dengan partner industri untuk membandingkan rencana dan strategi improvemen proses organisasi untuk memastikan kompetitas dalam industri. Membangkitkan wawasan manajemen perubahan proses dan menyesuaikan dengan kemampuan organisasi. Memprakarsai dan mengilhami organisasi dengan usaha manajemen perubahan.
Page 111
Mills Waste Management Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, kemampuan, dan kecakapan dalam pengelolaan proses pengelolaan effluen. P1 Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman proses manajemen limbah
P2 Menkoordinasikan kegiatan pengolahan effluen
P3 Mereview proses pengolahan effluent dan menerapkan tindakan korektif
P4 Mengidentifikasi peluang improvemen untuk manajemen limbah yang efisien
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu :
Mempelajari dan memahami proses pengelolaan limbah termasuk teknik dan kegiatan pengolahan terkait Mampu melakukan pengolahan limbah cair untuk mengurangi kandungan polutan buangan ke tingkat yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Membantu menyediakan biosolid dari hasil proses pengolahan limbah untuk digunakan sebagai pupuk di kebun Mendampingi pengolahan buangan akhir untuk air proses/ kebersihan pada Mill
Mengkoordinasikan semua kegiatan pengolahan effluent, termasuk ekstraksi bio-solid dari pengolahan limbah dan pengolahan buangan akhir untuk air pembersih.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mereview semua alur kerja yang terlibat Menerapkan tindakan korektif ketika diperlukan Memastikan kepatuhan terhadap panduan atau aturan Kementerian Lingkungan
Mengidentifikasi daerah improvemen untuk memperbaiki proses pengolahan effluen
Page 112
Mill/ Factory/ Plant Management Kompetensi ini berfokus pada perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian operasi mill/ pabrik/ plant yang termasuk pemrosesan dan pengiriman keluaran berkualitas dengan manajemen sumber daya yang efektif, infrastruktur mill atau pabrik, pemeliharaan dan perawatan permesinan mill, bagian mekanikal dan elektrikal untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis.
P1 Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses operasional mill/ pabrik/ plant.
P2
P3
P4
Menjalankan dan mengawasi kegiatan manajemen mill/ pabrik/ plant untuk menjamin kelancaran operasi
Mengelola kegiatan manajemen, mengembangkan dan memperkenalkan intervensi yang sesuai dalam manajemen harian mill/ pabrik/ plant untuk meningkatkan kinerja
Memimpin dan menyediakan arahan strategis pada manajemen mill/ pabrik/ plant untuk pencapaian tujuan bisnis
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu :
Menunjukkan pemahaman operasi mill/ pabrik/ plant Mengidentifikasi parameter operasi, gangguan proses, penanganan darurat, cepat tanggap, dan mampu mengambil tindakan pembenahan untuk kelanjutan operasi. Memahami kegiatan pra-commissioning dan menunjukkan kemampuan untuk menjalankan dan mengelola mill/ pabrik/ plant baru dengan aman. Menyadari dan mampu memenuhi formalitas bea cukai dan Kesehatan dan Keselamatan yang terkait dengan penerimaan, penyimpanan dan pengiriman bahan kimia dan produk akhir untuk menjamin kepatuhan terhadap langkah-langkah keamanan yang memadai. Menunjukkan pengetahuan mendalam proses pada mill/ pabrik/ plant termasuk prosedur operasi standar untuk infrastruktur, mesin, dan perlengkapan Memelihara catatan kinerja mill/ pabrik/ plant dan patuh terhadap aturan pelaporan internal.
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan manajemen mill/ pabrik untuk menjamin kecukupan dan kualitas output. Menjalankan inspeksi rutin dan kegiatan pemeliharaan demi efisiensi operasi sesuai panduan SOP Melakukan pemeriksaan berkala terhadap kinerja dan daya tahan mesin, perlengkapan, dan infrastruktur mill/ pabrik untuk menjamin keoptimalan fungsinya. Mematuhi kebijakan dan prosedur HSE untuk penanganan bahan kimia dan penyimpanan produk Menganalisis, menggambarkan, dan menjustifikasi data operasi dalam format yang sesuai untuk intervensi manajemen. Mengawasi personel keamanan dan penegakan prosedur keamanan dan langkahlangkah melindungi kepentingan perusahaan.
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mengembangkan proses operaasional mill/ pabrik dan menjaga criteria untuk mengoptimalkan sumber daya yang tersedia Mereview dan merekomendasikan improvemen dan intervensi untuk operasi dan output dari mill/ pabrik yang efektif. Mengawali tindakan proaktif dalam mengantisipasi dan mengelola isu seperti OER, FFA, permintaan dan penawaran produksi lapangan Memastikan kepatuhan terhadap pedoman, kebijakan, dan prosedur HSE untuk meningkatkan praktik HSE demi masa depan yang sustainable.. Mereview laju pemanfaatan dan merekomendasikan intervensi yang sesuai untuk mendukung operasi mill/ pabrik untuk masa depan yang sustainable. Mereview dan mengelola rencana, sumber daya, prosedur, dan langkah-langkah keamanan. Mengidentifikasi perbaikan langkah-.
Memimpindan mengarahkan kegiatan operasi dan manajemen mill/ pabrik untuk mencapai efisiensi, produktivitas, dan profit yang lebih tinggi. Memberi saran cara penurunan biaya dan peningkatan kualitas, proses, pemeliharaan dan perawatan berdasarkan pembandingan best practices dan kemajuan teknologi. Merumuskan strategi pencapaian hasil yang lebih tinggi dari mill/ parik dengan biaya sesuai anggaran. Memberi saran untuk kesesuaian dan ketahanan mesin, perlengkapan, dan infrastruktur mill/ pabrik untuk masa depan yang sustainable. Memberi saran pada perubahan lingkungan dan praktik kesehatan dan keselamatan dalam industri untuk masa depan yang sustainable. Memvisikan kemajuan dan pertumbuhan potensial mill/ pabrik yang bersangkutan
Page 113
Implementation & Enforcement of ESH Practices Kompetensi ini berfokus pada kemampuan menerapkan dan menegakkan persyaratan praktik standar ESH. Termasuk analisis dan resolusi celah ESH, penerapan pada level operasional, penegakan praktik ESH dan inisiatif improvemen. P1 Menunjukkan pemahaman dan kemampuan menjalankan analisis dan resolusi celah ESH
P2 Kemampuan untuk memantau penerapan praktik standar ESH, termasuk analisis dan resolusi celah ESH.
P3 Mampu mereview efektivitas penerapan; merencanakan dan mengembaangkan kerangkapenegakan
P4 Menyediakan arahan strategis untk penerapan dan penegakan praktik ESH terhadap seluruh lingkup organisasi
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu :
Menunjukkan pemahaman dan kemampuan untuk malakukan analisis dan penyelesaian celah ESH dibawah bimbingan Menyediakan bantuan dalam penerapan dan penegakan standar practice ESH pada operasi bisnis
Mampu mengawasi penerapan standar praktik ESH pada tingkat operasi bisnis secara efektif Merencanakan, melakukan dan mengevaluasi analisis dan resolusi celah ESH Menerapkan rencana dan inisiatif penegakan praktik ESH pada level operasional
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Mereview dan memvalidasi analisis dan resolusi celah ESH Mengawasi efektivitas penerapan standar practice ESH secara berkelanjutan pada level operasional bisnis Merencanakan dan mengembangkan kerangka penegakan untuk suksesnya penerapan praktik ES yang sejalan denga arah strategis
Merumuskan strategi penerapan dan penegakan praktik ESH, termasuk menempatkan kerangka rencana strategis untuk mengoperasionalkan praktik ESH dalam seluruh lingkup organisasi Menyediakan arahan menyeluruh analisis dan resolusi celah ESH Mendorong inisiatif peningkatan praktik ESH pada berbagai operasi bisnis
Page 114
2.1.6 Security Support Competencies
Security Support Kompetensi ini mengacu pada kemampuan untuk melaksanakan proses dan kegiatan mendukung infrastruktur teknologi keamanan, kebijakan, proaktif melindungi proses dan prosedur, memonitor, menginvestigasi dan menyelesaikan ancaman untuk menjaga lingkungan user dan asset perusahaan yang aman. P1 P2 P3 P4 Menjalankan tindakan untuk menyelesaikan ancaman tekologi/ keamanan
Menunjukkan pemahaman persyaratan dan prosedur keamanan
Memantau kepatuhan dan merekomendasikan peningkatan persyaratan dan perlindungan keamanan
Memantau teknologi keamanan dan memberikan pelatihan pada prosedur dan kebutuhan terkait
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu: •
•
Menunjukkan pemahaman mendasar kebutuhan dan prosedur operasional keamanan untuk menjamin integritas dan perlindungan fisik jaringan, dan akses berwenang ke jaringan dan aplikasi Menjalankan kegiatan untuk mengatasi ancaman sesuai degan kebijakan dan prosedur serta dibawah pengawasan
•
Menjalankan tindakan untuk mengatasi masalah secara mandiri
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
•
•
Memonitor lingkungan keamanan dan menginvestigasi ancaman dalam menyediakan dukungan keamanan Memberikan pelatihan bagi tim untuk persyaratan dan prosedur operasional keamanan untuk menjamin integritas jaringan, perlindungan fisik, dan akses berwenang terhadap jaringan dan aplikasi
•
•
Memonitor dan menjalankan kepatuhan terhadap panduan keamanan prosedur dan proses Merekomendasikan kebutuhan keamanan dan peningkatan prosedur operasional untuk menjamin integritas jaringan, perlindungan fisik, dan akses berwenang terhadap jaringan dan aplikasi
Page 115
Security Management Kompetensi ini berfokus pada pengetahuan, pemahaman, dan pelaksanaan tindakan manajemen keamanan untuk menjaga produksi estate, material dan asset produk terhadap pelanggaran keamanan. Termasuk penerapan langkah-langkah pengamanan, tindakan dan prosedur, dan juga antisipasi kemungkinan ancaman dan memulai tindakan dan kontrol yang tepat. P1 P2 P3 P4 Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman manjemen kemanan estate. Mampu melaksanakan tindakan manajemen keamanan dibawah pengawasan.
Menerapkan prosedur keamanan dan memantau pelaksanaan tindakan pengamanan untuk menjaga produksi, material produk dan aset.
Mereview dan mengawasi penerapan langkahlangkah, tindakan, dan prosedur pengamanan. Mengantisipasi dan memulai tindakan untuk menjaga produksi, material produk dan asset terhadap pelanggaran keamanan
Membangun rencana strategis dan mereview efektifitas praktik manajemen keamanan saat ini. Mengidentifikasi area untuk improvemen dan menyediakan saran dan arahan untuk menjaga terhadap pelanggaran keamanan.
Contoh kegiatan dan pengetahuan berdasakan tingkatan yaitu: Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman manajemen kemanan. Mempelajari dan memahami prosedur keamanan standar Mampu menerapkan dan memenuhi semua prosedur keamanan Melaksanakan semua kegiatan pengamanan dibawah pengawasan
Mengidentifikasi area perhatian/ berpotensi terjadi pelanggaran keamanan untuk perbaikan segera Menginspeksi dan melakukan penilaian pada sistem keamanan estate dan memastikan hal itu telah sesuai dengan standar keamanan Menyiapkan laporan inspeksi dan menyorot isu keamanan dengan memberikan rekomendasi yang tepat. Merencanakan rekruitmen dan training anggota keamanan untuk menjamin ketersediaan sumber daya
Mereview dan menyelenggarakan prosedur keamanan
Mengembangkan rencana strategis untuk manajemen keamanan
Mengawasi penerapan langkah-langkah keamanan dan pelaksanaan tindakan pengamanan
Mereview keefektifan sistem menajemen saat ini dan mengidentifikasi area yang bisa dikembangkan
Menguji keefektifan manajemen keamanan
Menyediakan konseling dan pengarahan untuk meningkatkan keefektifan keamanan untuk mengamankan produksi, material produksi, dan asset terhadap pelanggaran keamanan semisal pencurian barangbarang berharga
Mengantisipasi dan memulai tindakan/ langkah-langkah mengamankan produksi, material produk dan asset terhadap pelanggaran keamanan misalnya pencurian barangbarang berharga Mengajukan pengamanan yang relevan terkait dengan pengendalian proses untuk tanaman dan pupuk
Menggalakkan kontrol proses efektif untuk mencegah pelanggaran keamanan
Menyiapkan laporan audit dan merekomendasikan langkah-langkah pengendalian keamanan yang berkredibilitas
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 116
COMPETENCIES DIRECTORY - MILL POD - MILL COMPETENCIES
SENIOR GENERAL MANAGER
GENERAL MANAGER
SENIOR MANAGER
MANAGER
SENIOR ASSISTANT
ASSISTANT
ASSISTANT
B
C
D
E
F
G
H
Required Proficiency Level
Leadership Competencies 1
Leading Through Vision
P4
P4
2
Business Acumen
P4
P4
P3
P3
3
Managing Diversity
P4
P4
P3
P3
4
Leveraging Talent
P4
P4
P3
P3
P2
P1
P1
5
Emotional Intelligence
P4
P4
P3
P3
P2
P1
P1
6
Driving Change & Performance
P4
P4
P3
P3
P2
P1
P1
7
Sustainable Orientation
P4
P4
P3
P3
P2
P1
P1
7
7
6
6
4
4
4
P3
Total Leadership Competencies Common Job / Division Specific Competencies
1
Mills Process Operations Management
P2
P1
2
Process Control & Improvement
P2
P1
3
Mills Waste Management
P2
P1
4
Mill/Factory/Plant Management
5
Implementation & Enforcement of ESH Practices
P1
P1
P4
P3
P2
P1
P3
P2
Note: Insert more rows or columns if necessary Management Behaviour Competencies 1
Accountability (Dependability)
2
Adaptability (Flexibility)
3
Analytical Thinking
4
Attention to Details (Quality Orientation)
5
Business Development
6
Communications
7
Conflict Management
8
Customer Focus
9
Decision Making & Problem Solving
10
Developing & Empowering People
11
Financial Resource Management
12
Health & Safety Awareness
13
Industry Knowledge & Application
14
Leveraging Technology
15
Managing Change
16
Negotiation & Influence
17
Project Management
18
Relationship Management & Network
19
Service Orientation
20
Stakeholder Management
21
Strategic Orientation & Visioning
22
Teamwork & Team Building
Total Job Competencies (Division Spesific Competencies + Management Behaviour Competencies)
P1 P4
P3
P1
P3
P3
P2
P1
P4
P3
P2
P1
P1
3
4
4
6
6
P1
Competencies for development
P1
6
Required Proficiency Level
Identify Competencies for future development / secondary competencies 1
Conflict Management
P2
P2
P1
2
Business Development
P4
P3
P2
P1
3
Decision Making & Problem Solving
P4
P3
P3
P2
4
Developing & Empowering People
P3
P2
P1
5
Negotiation & Influence
P3
P2
6
Project Management
7
Attention to Detail (Quality Orientation)
P3
P3
P3
8
Communication
P3
P3
9
Strategic Orientation & Visioning
P4
P2
P1
Teamwork & Team Building
P4
P3
P2
10
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
P2
P2
P1
P1
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
Page 117
COMPETENCIES DIRECTORY POD - ESTATE COMPETENCIES
HPO
SENIOR GENERAL MANAGER
GENERAL MANAGER
A
B
C
Leadership Competencies 1 2 3 4 5 6 7
Leading Through Vision Business Acumen Managing Diversity Leveraging Talent Emotional Intelligence Driving Change & Performance Sustainable Orientation Total Leadership Competencies
SENIOR MANAGER
MANAGER
SENIOR ASSISTANT
ASSISTANT
ASSISTANT
D
E
F
G
H
Required Proficiency Level P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4
P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4
P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4
P3 P3 P3 P3 P3 P3
P3 P3 P3 P3 P3 P3
P2 P2 P2 P2
P1 P1 P1 P1
P1 P1 P1 P1
7
7
7
6
6
4
4
4
P4
P4
P4
Common Job / Division Specific Competencies
Required Proficiency Level
1 2a
Estate Management Replanting & New Planting (including Nursery
P3
P3 P3
P2
P1
2b
If OU does not have replanting/new planting, it will be replaced with security competency (Security Competency)
P3
P2
P1
3
Harvesting
P3
P2
P1
4
Field Maintenenace & Upkeep
P3
P2
P1
5
Pest & Diseases
P3
P2
P1
6
Manuring
P3
P2
P1
Note: Insert more rows or columns if necessary Management Behaviour Competencies 1
Accountability (Dependability)
2
Adaptability (Flexibility)
3
Analytical Thinking
4
Attention to Details (Quality Orientation)
5
Business Development
6
Communications
7
Conflict Management
8
Customer Focus
9
Decision Making & Problem Solving
10
Developing & Empowering People
11
Financial Resource Management
12
Health & Safety Awareness
13
Industry Knowledge & Application
14
Leveraging Technology
15
Managing Change
16
Negotiation & Influence
17
Project Management
18
Relationship Management & Network
19
Service Orientation
20
Stakeholder Management
21
Strategic Orientation & Visioning
22
Teamwork & Team Building
Total Job Competencies (Division Spesific Competencies + Management Behaviour Competencies) Competencies for development
P2
P4
P3
P2
P3
P3
P3
P2
P1
4
6
6
6
P3 P4
P4
P3
P3
P2
3
3
3
4
Required Proficiency Level
Identify Competencies for future development / secondary competencies 1 2 3 4 5
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 118
Dokumentasi kegiatan
Pelaksanaan FGD di Fakultas Pertanian Unlam Banjarbaru
Diskusi bersama COO Agronomi PT. Hasnur Citra Terpadu (DR. C Paranthaman)
Bersama GM PT Pola Kahuripan Inti sawit di Jorong
Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 119
Bersama koordinator survei dari Disbun Di PT Chandi Artha Kintap
Diskusi dengan GM PT. Agro Bukit Kab tanah Bumbu
Bersama Direktur Kebun dan Direktur Pabrik PTPN XIII Pleihari
Tanaman kelapa sawit di lahan basah dan lahan kering marginal Milik PT. Hasnur Citra teradu Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 120
Tim Peneliti bersama HRD Minamas Pusat (Bpk Farid) di Jakarta
Tim Peneliti bersama manajer PT Surya langgeng Sejahtera
Diskusi bersama Manajer Kebun dan manajer pabrik PT. Kahuripan Inti sawit
Peserta Workshop HRD Perusahaan kelapa sawit, Pimpinan Fak. Pertanian dan dosen , Ketua GAPKI Kal-Sel, dan mahasiswa kertua himpunan) Laporan M1 Kelapa Sawit UNLAM
Page 121