LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Tuban Tuban, 8-10 Oktober 2012
Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM ITS
1. Latar Belakang Permasalahan ketenagakerjaan, seperti pengangguran dan pengaruhnya seperti kemiskinan, merupakan permasalahan sosial yang kita hadapi bersama. Program penciptaan lapangan kerja produktif, yaitu lapangan kerja yang dapat mengoptimalkan potensi sumber daya yang dimiliki dan dapat berkelanjutan, sangatlah dibutuhkan untuk merespon hal ini. Pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk membuat program dan memfasilitasi pelaksanaan program ketenagakerjaan. Namun, program ketenagakerjaan ini sangatlah kompleks. Pengetahuan dan kemampuan pemerintah untuk merancang, melaksanakan, memonitor serta mengevaluasi program terbatas. Untuk itu, peran serta para pemangku kepentingan, seperti swasta dan masyarakat sangatlah penting dalam kegiatan ketenagakerjaan. Langkah kritis utama adalah memahami dan melakukan diagnosa terhadap kondisi ketenagakerjaan yang ada, serta menyusun program dan prioritas untuk menyelesaikannya. Lokakarya Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan (PBPK) adalah sebuah kegiatan untuk membantu proses perencanaan pembangunan yang lebih baik dengan mengedepankan berbagi pengetahuan (knowledge sharing) antara pemangku kepentingan yang terkait dengan isu ketenagakerjaan di tingkat daerah serta mendorong para pemangku kepentingan untuk ikut mengambil bagian dari perencanaan dan pelaksanaan program ketenagakerjaan. Metodologi dalam Lokakarya Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan (PBPK)ini diperkenalkan oleh
ILO (Badan Perburuhan Internasional) dan terus dikembangkan melalui
kerjasama Pusat Potensi Daerah dan Pemberdayaan masyarakat (PDPM) ITS Indonesia dan Stockholm School of Economics (SSE) Swedia, dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Bappenas, dengan bantuan pendanaan dari pemerintah Swedia melalui Swedish International Development Agency (SIDA).
2. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari Lokakarya Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan(PBPK) ini adalah agar pemangku kepentingan permasalahan ketenagakerjaan (Pemerintah, swasta dan masyarakat): a. Memiliki pemahaman lebih baik tentang permasalahan, tantangan dan peluang dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang inklusif dan berkelanjutan.
1
b. Bersama-sama melakukan analisa ketenagakerjaan sehingga kualitas perencanaan program ketenagakerjaan dapat lebih baik. c. Berdialog untuk menciptakan forum diskusi di antara pemangku kepentingan sebagai wadah identifikasi permasalahan dan tantangan dalam menciptakan lapangan kerja produktif serta sarana pemberi masukan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun kebijakan terkait. d. Memberikan landasan yang kuat bagi Pemerintah Daerah yang bersangkutan dalam penyusunan kebijakan strategi pengembangan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Daerah. e. Bersama-sama berkomitmen untuk memperkuat dialog sosial antara pemerintah dan para pemangku kepentingan di Daerah.
Sedangkan manfaat / luaran dari Lokakarya Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan (PBPK) ini adalah: a. Adanya pemahaman yang lebih baik tentang arah dan rencana pembangunan di daerah, termasuk permasalahan dan tantangannya. b. Adanya pemahaman yang lebih baik tentang konsep perencanaan bersama program ketenagakerjaan sebagai upaya penciptaan lapangan kerja yang inklusif dan berkelanjutan. c. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) pengembangan sumber daya produktif (SDM &SDA) serta kemampuannya untuk mendapatkan kerja dengan kesempatan yang setara di daerah. d. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi ekonomi, yang mencakup identifikasi permasalahan, tantangan dan peluang pertumbuhan ekonomi yang kondusif di daerah serta kesempatan yang adil yang berkelanjutan. e. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya potensi sektor unggulan di daerah yang dapat menciptakan lapangan kerja produktif yang inklusif dan berkelanjutan. g. Adanya rekomendasi kebijakan yang diperlukan untuk menindaklnajuti peluang dan menjawab permasalahan dan tantangan penciptaan lapangan kerja di daerah melalui sektor unggulan ini. h. Adanya rekomendasi studi lanjut untuk mendukung hal-hal tersebut diatas.
Dalam kerangka untuk mendukung pencapaian visi Kabupaten Tuban 2011-2016 yaitu: “ Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Tuban Yang Lebih Maju, Religius, Sejahtera dan Bermartabat dalam Tata Pemerintahan yang Kreatif dan Bersih “. 2
3. Definisi Seperti tertulis dimuka, tujuan lokakarya ini adalah menyusun masukan alternatif arahan kebijakan dan program penciptaan lapangan kerja produktif yang inklusif dan berkelanjutan. Berikut definisi dari terminologi diatas: Lapangan kerja produktif: lapangan kerja yang mampu memberikan kesempatan kerja dengan penghasilan yang layak bagi seseorang untuk mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya, serta keluar dari garis kemiskinan. Untuk itu, lapangan kerja produktif erat kaitannya dengan pengurangan pengangguran dan pekerja miskin. Inklusif: seluruh warga masyarakat, baik pria maupun wanita, baik di kota maupun di desa memiliki kesempatan yang samadalam memperoleh lapangan kerja produktif. Hal ini terkait erat dengan kesetaraan. Berkelanjutan: lapangan kerja produktif yang memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga dapat tersedia tidak hanya untuk generasi sekarang tapi juga generasi mendatang.
4. Metodologi Untuk
mencapai
tujuan
diatas,
kegiatan
Lokakarya
Perencanaan
Bersama
Program
Ketenagakerjaan (PBPK)ini terdiri dari dua tahapan: -
Pra Lokakarya, sebagai
tahapan
persiapan,
untuk
mengetahui
APA
karakteristik
ketenagakerjaan dan tantangan yang dihadapi daerah. Kegiatan ini dilakukan oleh tim ITS bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. -
Lokakarya, dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya, melakukan konfirmasi temuan awal, serta mencari tahu MENGAPA permasalahan ketenagakerjaan dan kemiskinan dapat terjadi dan mencari masukan BAGAIMANA tantangan tersebut dapat diatasi. Kegiatan ini merupakan kegiatan bersama, yang difasilitasi oleh Bappeda setempat, dengan dukungan narasumber dan fasilitator dari ITS.
Kerangka berpikir dari tahapan analisa diagnostik mengacu pada diagram ketenagakerjaan (lihat Gambar 4.1). Gambar 4.1 Diagram ketenagakerjaan menunjukkan bahwa lapangan kerja produktif yang inklusif dan berkelanjutan mengakar pada 4 faktor pembangunan yaitu: -
Tersedianya sumber daya produktif (Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam)
-
Adanya dukungan faktor penggerak ekonomi
-
Yang dilaksanakan dengan mengedepankan aspek kesetaraan 3
-
Dijalankan dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan
Gambar 4.1. Diagram Ketenagakerjaan Kerangka diagnosa ketenagakerjaan menunjukkan bahwa penciptaan lapangan kerja berdasarkan pada dua sumber daya produktif, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya alam. Keduanya perlu diberdayakan dalam kerangka ekonomi produktif, yang ekonomi yang mempertimbangkan kesetaraan dan keberlanjutan, dengan melibatkan 3 unsur pembangunan, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Jika hal ini dijalankan maka pembangunan berkelanjutan dengan kesetaraan diharapkan dapat mengatasi defisit kesempatan kerja produktif serta kemiskinan. Untuk itu, tahapan perencanaan menjadi tahapan awal yang kritis, dan Lokakarya Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan (PBPK) ini ditujukan sebagai sarana perencanaan bersama dan diskusi dengan mengacu kepada konsep diatas.
5. Agenda dan Peserta Lokakarya ini dilaksanakan pada tanggal 08-10 Oktober 2012, dengan hasil diskusi pada satu sesi dijadikan masukan bagi sesi berikutnya, yaitu:
4
Hari 1:
(a) Paparan visi dan misi pemerintah kab. Tuban; (b) Penjelasan metodologi; (c) Gambaran ketenagakerjaan dikab. Tuban; (d) Dinamika ketenagakerjaan kab. Tuban serta (e) Analisis diagnosa sumber daya manusia dan sumber daya produktif lainnya.
Hari 2:
(a)Analisis diagnosa ekonomi; (b) Ke(tidak)setaraan
Hari 3:
(a) Keberlanjutan dan diskusi ; (b) Masukan kebijakan
Jadwal lengkap lokakarya ini dapat dilihat pada lampiran A.
Kerangka lokakarya dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1.Kerangka Lokakarya Lokakarya ini diikuti oleh 34 peserta, terdiri dari 15 pemerintah, 3 swasta dan 16 masyarakat, serta 82,35% ( 28 orang) laki laki dan 17,65% (16 orang) perempuan. Daftar peserta lokakarya dapat dilihat pada lampiran B.
6. Hasil Lokakarya Laporan ini disusun dengan sesuai proses lokakarya, dan terdiri dari 4 bagian, yaitu: gambaran tentang kabupaten Tuban, dilanjutkan dengan analisa diagnostik 1 tentang sumber daya manusia 5
dan sumber daya produktif lainnya, analisa diagnostik 2 tentang aspek ekonomi, analisa diagnostik 3 tentang aspek kesetaraan dan analisa diagnostik 4 tentang aspek keberlanjutan dan diakhir dengan masukan kebijakan dan program.
6.1.
Struktur Demografi
6.1.1. Jumlah dan sebaran penduduk Kabupaten Tuban memiliki luas daratan 1.893,94
100,00
Laki-laki
80,00
km2 dan luas lautan 226.080 km2. Kabupaten ini
75,91 77,14
Perempuan
terdiri dari 20 kecamatan, 328 desa/kelurahan.
60,00
Jumlah penduduk kabupaten Tuban di tahun 2011
40,00
24,09 22,86
20,00
adalah sebanyak 1.258.816 juta jiwa dengan
0,00
kepadatan penduduk sebesar 684 orang/km2, yang Kota
Desa
tersebar 77% di desa dan 23% di kota.
Sumber: Susenas Kab. Tuban, 2011
Gambar 6.1 Distribusi Penduduk Desa/Kota di Kabupaten Tuban
6.1.2. Struktur penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin Jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 6.2. Penduduk kabupaten Tuban terdiri dari 50,59% perempuan dan 49,41% laki-laki. Sebagian besar pendudukusia paska produktif yaitu diatas 65 tahunadalah wanita. Jumlah penduduk laki-laki usia produktif terutama pada usia 15-29 tahun lebih sedikit dibandingkan dengan perempuan.
65+ 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4
Female Male
6,0
4,0
2,0
0,0
2,0
4,0
6,0
Sumber: SensusPenduduk 2010
Gambar 6.2.Piramida Penduduk KabupatenTuban
6
6.2.
Dinamika Ketenagakerjaan
6.2.1. Penduduk Angkatan Kerja Berdasarkan tingkatan pendidikan, profil angkatan kerja kabupaten Tuban masih berpendidikan rendah, yaitu 27,8% tidak menyelesaikan SD, 38,2% berpendidikan SD dan 19,2% berpendidikan SLTP (total berpendidikan SLTP ke bawah adalah sebesar 85,2%). 0,3%
2,1% 59,2%
S2/S3
12,5%
D3/D4/S1 16,7%
27,8%
83,3% 59,5%
SLTA/Sederajat
19,2%
40,8%
40,5%
SLTP/Sederajat
49,8%
50,2%
SD/Sederajat
53,1%
46,9%
Tidak punya ijazah SD
51,8%
48,2%
38,2% Tidak punya ijazah SD
SD/Sederajat
SLTP/Sederajat
SLTA/Sederajat
D3/D4/S1
S2/S3
0%
Laki-laki
25%
50%
75%
100%
Perempuan
Sumber: Susenas 2011
a)
Berdasarkan pendidikan
b)
Berdasarkan Pendidikan dan Jenis kelamin
Gambar 6.3. Penduduk Angkatan Kerja berdasarkan tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Komposisi pencapaian pendidikanpun tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja laki-laki selalu lebih banyak dari perempuan hampir di seluruh tingkatan pendidikan, kecuali di tingkat pendidikan tinggi, (D3, D4 dan S1), sebanyak 83% dari mereka adalah perempuan.
6.2.2. Partisipasi Angkatan Kerja dan Defisit Tenaga Kerja Produktif Tingkat partisipasi kerja secara umum masih belum merata. Hal tersebut diukur dari tingkat kegiatan, yaitu perbandingan penduduk angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. Tingkat kegiatan penduduk usia kerja di Kab. Tuban adalah 70,9%, artinya terdapat 29,1% penduduk yang tdak bekerja karena menganggur atau memang tidak aktif bekerja (ibu rumah tangga, sekolah dsb). Jika dilihat lebih jauh, ternyata, tingkatan kegiatan laki-laki mencapai hampir 87% sedangkan perempuan hanya 56%. Sedangkan tingkat bekerja di kabupaten Tuban, yaitu perbandingan penduduk yang bekerja dibandingkan penduduk usia kerja adalah sebesar 68% (lihat Tabel 6.1).
7
Tabel 6.1. Prediksi Tingkat aktifitas Penduduk, Pekerja dan Pengangguran Distribusipendudukdalamusiakerjaberdasarkanjeniskelamin - 2010 Laki-laki
Perempuan
Total
1
Populasi*
552.593
565.871
1.118.464
2
Pendudukusiakerja 15+*
416.506
437.602
854.108
3
Dalamangkatankerja**
361.907
243.719
605.626
349.727
230.781
580.508
10.848
10.463
21.311
57.318
197.796
255.114
4
Bekerja
5
Pengangguran
6
Tidakaktif
7
Rasioketergantungan, aktual
0,58
1,45
0,93
8
Rasioketergantungan, berdasarkanusia
0,33
0,29
0,31
9
Activity rate (%) = [3]/[2]*100
86,9%
55,7%
70,9%
10
Employment rate (%) = [4]/[2]*100
84,0%
52,7%
68,0%
11
Unemployment rate (%) = [5]/[3]*100
3,0%
4,3%
3,5%
Sumber: * Sensus Penduduk, 2010, ** Pusdatinaker, 2010
Jumlah angkatan kerja sebanyak 605.626 jiwa, 580.580 jiwa diantaranya adalah penduduk yang bekerja, sehingga pengangguran terbuka sebesar 21.311 jiwa (tingkat pengangguran sebesar 3,5%). Meskipun tingkat pengangguran di Kabupaten Tuban relatif lebih rendah dari pada rata-rata Jawa Timur, namun tingkat kemiskinan di Kabupaten Tuban masih tinggi. Artinya, tingkat pengangguran tidak dapat dijadikan indikator tunggal dalam defisit lapangan kerja produktif di Kabupaten Tuban. Dengan tingkat kemiskinan 36,84% di tahun 2010, maka perkiraan jumlah pekerja miskin adalah sebanyak 213.859 jiwa, yang menjadikan Tuban memiliki defisit lapangan kerja produktif (penciptaan lapangan kerja yang layak, baik bagi penganggur maupun pekerja miskin) sebanyak 235.171 jiwa.
8
Sumber: * Sensus Penduduk, 2010, ** Pusdatinaker, 2010
Gambar 6.4. Prediksi Defisit Lapangan Kerja Produktif di Kabupaten Tuban Dari segi usia, pengangguran di kabupaten Tuban ini meliputi pekerja berada pada usia yang sangat produktif, yaitu kurang dari 40 tahun, dimana mereka berpendidikan rendah, lebih dari 80% berpendidikan SLTP ke bawah. 90000
5816
80000
Bekerja
2485
70000
Pengangguran
2755
0 0
60000
262 699
5467
50000
0
40000 30000
7634
20000 10000
23059
49821
66416
76751
81374
66076
60477
63067
38514
54953
15-19 Th
20-24 Th
25-29 Th
30-34 Th
35-39 Th
40-44 Th
45-49 Th
50-54 Th
55-59 Th
60+ Th
0 Sumber : http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/
Gambar 6.5.DistribusiAngkatanKerjaMenurutUsia di Kabupaten Tuban 9
6.2.3. Penyerapan Tenaga Kerja di Berbagai Sektor Ekonomi Penyerapan tenaga kerja di kabupaten Tuban masih terfokus pada 3 sektor utama, yaitu pertanian (dengan jumlah pekerja di sektor ini sebesar 51,3% dari total pekerja), diikuti sektor perdagangan, hotel dan restaurant (jumlah pekerja sektor ini sebesar 18,8% dari total pekerja), kemudian pertambangan & jasa (jumlah pekerja sektor ini sebesar 11,6%).
6.2.4. Tantangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Tuban Secara singkat, Kabupaten Tuban memiliki defisit angkatan kerja produktif sekitar 235.171 orang yang terdiri dari 21.311 pengangguran dan 213.859 pekerja miskin. Tantangan ketenaga-kerjaan di Kabupaten Tuban meliputi: -
Rendahnya kualitas pendidikan angkatankerja
-
Domisili tenaga kerja sebagian besar di desa,
-
Sektor yang mampu menyerap tenaga kerja tersebut adalah sektor pertanian.
-
Perempuan masih memiliki tingkat kegiatan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki.
-
Perlunya fokus ke penanganan pekerja miskin di Tuban.
Sedangkan diskusi selama lokakarya menghasilkan temuan bahwa: -
Masyarakat Tuban masih belum berjiwa wirausaha, masih banyak yang ingin menjadi PNS dan tidak siap untuk meninggalkan daerah asal, namun juga tidak siap untuk mengembangkan pertanian (kaum muda tidak mau menjadi petani).
-
Pembangunan SDM masih belum merespon kebutuhan pasar tenaga kerja (tuntutan industri yang ada), termasuk di dalamnya minim koordinasi antara pembuat kebijakan pendidikan dan pelaku
-
Minimnya etos kerja dan kemampuan berkompetisi.
-
Minimnya kesempatan kerja yang diberikan kepada wanita
-
Kesempatan kerja yang ada hanya sesaat, misalnya pada saat konstruksi pembangunan industri. Belum tersedianyalapangan kerja yang berkelanjutan.
-
Masih belum adanya lembaga pelatihan keahlian yang ada di desa serta tingginya biaya pendidikan tinggi.
10
6.3.
Ketidaksetaraan
Terdapat tiga aspek ketidaksetaraan di Kabupaten Tubanyang perlu diperhatikan, yaitu: ketidaksetaraan penghasilan - sektor, ketidaksetaraan gender dan ketidaksetaraan desa-kota
6.3.1. Ketidaksetaraan Penghasilan Sektor penyedia lapangan kerja di Tuban tidak tumbuh secara berimbang. Sektor penambangan dan penggalian menawarkan tingkat penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor perdagangan dan pariwisata; pengolahan dan pertanian. Sektor pertanian meruapakan sektor yang memiliki tingkat penghasilan ter-rendah, sedangkan jasa keuangan, asuransi merupakan sektor dengan tingkat penghasilan tertinggi. Tingkat penghasilan tinggi di desa juga diberikan oleh sektor penambangan dan penggalian. Tabel 6.2.Rata-Rata Upah/Gaji Per Sektor Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pekerja. Lapangan Usaha
Daerah (Rp) Perkotaan
Rata-rata (Rp)
Pedesaan
1 Pertanian
550.183
541.728
543.698
2 Pertambangan & Penggalian
454.420
1.031.967
975.605
3 Industri Pengolahan
845.645
705.045
729.066
0
0
0
5 Bangunan
969.880
1.014.884
1.002.63
6 Perdagangan, Hotel & Restaurant
402.126
625.992
549.243
7 Angkutan, Pergudangan & Komunikasi
986.422
814.640
875.998
8 Keuangan, Asuransi, Real Estate
1.650.000
1.877.491
1.855.019
9 Jasa Kemasyarakatan Lainnya
1.598.897
1.144.473
1.310.550
4 Listrik, Gas Dan Air
Sumber: Pusdatinaker, 2011
Hal ini bisa terjadi karenarendahnya tingkat pendidikan pekerja di sektor pertanian dan belum produktifnya sektor pembangunan non penambangan dan penggalian. Sebagai contoh, penduduk Tuban sebagian besar berada di desa, namun masih banyak sektor ekonomi berbasis pedesaan seperti pengolahan hasil pertanian, yang belum dilakukan di desa, yang bisa terjadi karena belum semua desa memiliki infrastruktur yang memadai. Hal ini pun terlihat dari pergerakan penduduk desa ke kota pada usia 15-29tahun.
6.3.2. Ketidaksetaraan Gender Lapangan kerja produktif akan bisa tercapai jika ada kesetaraan kesempatan kerja bagi perempuan dan laki-laki. Tingkat partisipasi antara perempuan dan laki-laki diukur dari tingkat kegiatan, yaitu ratio antara jumlah orang yang bekerja dibandingkan dengan penduduk usia kerja. Tingkat partisipasi perempuan di Kabupaten Tuban masih lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, yaitu: 11
1) Tingkat kegiatan perempuansebesar 55,7% sedangkan laki-laki yang mencapai lebih dari 86,9%. 2) Tingkat pekerjaan / Employment rate (perbandingan penduduk yang bekerja dan penduduk usia kerja) untuk laki-laki 84,0% dan perempuan 52,7%. (Lihat Tabel 6.1). Yang menjadi pertanyaan adalahmengapa perempuan memiliki tingkat kegiatan yang jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki? Diskusi selama lokakarya menemukan bahwa -
Perempuan sebagian besar menjadi ibu rumah tangga dan sebagian dari mereka membantu suami, namun pekerjaan membantu suami bukanlah dianggap suatu pekerjaan, sehingga tidak tercatat.
-
Tingkat pendidikan yang tinggi, seperti diploma dan sarjana sebagian besar dimiliki oleh perempuan.
-
Budaya masih menekankan untuk tetap tinggal di daerah asal, tidak meninggalkan daerah untuk bekerja diluar daerah. Hal ini menunjukkan perlunya pengembangan ekonomi di desa.
6.3.3. Ketidaksetaraan Desa Kota Diskusi diatas menemukan bahwa ketidaksetaraan penghasilan maupun gender karena adanya ketidaksetaraan pembangunan antara desa kota meliputi beberapa hal, yaitu: -
Terbatasnya kesempatan kerja sektor non pertanian di desa.
-
Terbatasnya kesempatan kerja bagi perempuan di desa.
-
Masih minimnya wirausaha di desa, khususnya bagi perempuan.
6.4.
Sektor Ekonomi dan Pemilihan Sektor Unggulan
Tingkat pertumbuhan ekonomi Tuban adalah sebesar 6,22% di tahun 2010, yang terus berada di kisaran 6% sejak tahun 2006 – 2010. Pemerintah Kabupaten Tuban, dalam perencanaan strategisnya, telah menetapkan 4 (empat) zona kawasan industri seluas 12.832 Ha, yaitu:
12
Gambar 6.6.Peta Wilayah Kabupaten Tuban a. Zona I, berpusat di Kecamatan Bancar dengan luas lahan 1.212 Ha. Potensi pengembangan : Industri menengah/kecil/ringan, pertambangan, pariwisata dan agroindustri. b. Zona II, berpusat di Kecamatan Tambakboyo, Jenu, Kerek dan Merakurak dengan luas lahan 8.317 Ha. Potensi pengembangan : Industri berat, pertambangan, agroindustri (pertanian, perikanan dan peternakan), pariwisata, kehutanan dan industri kecil. c. Zone III, berpusat di Kecamatan Palang, Semanding, Widang, Plumpang, Rengel dan Soko dengan luas lahan 3.162 Ha. Potensi pengembangan : Pertambangan mineral dan batuan, pariwisata, Agroindustri (Perikanan dan Pertanian) d. Zona IV, berpusat di Kecamatan Bangilan, Jatirogo, Kenduruan, Singgahan, Senori, Parengan, Montong dan Grabagan dengan luas lahan 141 Ha. Potensi pengembangan : Industri rumah tangga, rokok, meuble, pertanian, peternakan, batako dan genteng.
13
100% 90%
11,55 0,59
21,4
18,75
9,69
6,11 7,58
15,42
80%
70% 60% 50%
0,46
51,28
40%
22,9
Pertambangan dan penggalian Keuangan dan jasa-jasa Angkutan, pergudangan dan komunikasi Pedagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel Bangunan
30% 28,12
20% 10%
Industri pengolahan Pertanian, kehutanan, perikanan
0%
Lapangan Pekerjaan Utama
PDRB
Sumber: * RPJM 2010, **Pusdatinaker, 2010
Gambar 6.6.PerbandinganLapanganPekerjaandenganKonstribusi Per Sektordalam PDRB Gambar di atas menunjukkan perbandingan antara kontribusi sektor terhadap PDRB dan terhadap penciptaan lapangan kerja. Terlihat bahwa dari sudut ekonomi, sebanyak 28,1% PDRB disumbang oleh sektor pertanian, dilanjutkan sektor industri pengolahan (22,9%) dan penambangan/penggalian (21,4%), namun kontribusi sektor ini dalam penciptaan lapangan kerja belum proporsional dengan nilai ekonomisnya. Sektor pertanian menyediakan tenaga kerja hingga 51,28% sedangkan industri pengolahan hanya menyediakan lapangan kerja sebesar 7,6%. Untuk itu, pemilihan sektor yang dapat terus menyediakan pekerjaan yang layak perlu dipertimbangkan. Lapangan kerja yang ada di kabupaten Tuban dapat dibagi menjadi dua, yaitu disediakan oleh industri besar dan industri kecil. Indsutri besar merupakan industri yang padat modal, dan sebagian besar dilakukan di usaha-usaha penambangan. Pembangunan sektor perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: a. Keterkaitan antara usaha besar dan usaha kecil b. Tidak terfokus hanya di satu sektor saja, namun sepanjang rantai nilai untuk dapat menghasilakn nilai tambah yang optimal. c. Perlunya mempertimbangkan ketersediaan lapangan kerja di desa dan di kota. d. Sektor tersebut harus terus tumbuh dan berkelanjutan, tidak merusak lingkungan. e. Mempertimbangkan nilai budaya lokal.
14
Untuk itu, sektor industri penambangan dan penggalian tidak termasuk dalaam sektor penyedia lapangan kerja yang berkelanjutan bagi masyarakat Tuban, karena baik bahan baku maupun energi yang digunakannya berbasis Sumber daya alam tak terbarukan.
SDM Pendidikan rendah, sulit meninggalk an tempat tinggal saat ini, pilih2 kerjaan
Pekerja miskin perdagangan & jasa = 41 360 Pariwisata (DOMESTIK)
PERTANIAN
Pekerja miskin pertanian = 109 673
Lokasi Desa Banyak di sektor UKM, Partisipasi wanita masih rendah dalam angkatan kerja
OLAHAN HASIL PERTANIAN / PERIKANAN
PASAR WISATA & AGRO Paket wisata
Defisit lapangan kerja produktif sebesar 235 171 = pengangguran (21 311) + Pekerja miskin (213 859)
PERIKANAN
BATIK Pekerja miskin industri = 40 912
5
Gambar 6.7.DefisitLapanganKerjaProduktifMenurutSektor Peserta diminta untuk menelaah ulang, bahwa kabupaten Tuban memiliki defisit lapangan kerja produktif (di sisi kanan), yang terdiri dari pengangguran dan pekerja miskin. Di sisi lain (kiri), kondisi SDM masih berpendidikan rendah serta belum adanya peluang yang sama bagi pria dan wanita. Untuk itu, sektor yang dapat menyediakan lapangan kerja bagi mereka yang berpendidikan rendah dan dapat menciptakan juga kesempatan bagi wanita, yang berada di desa, adalah dengan mengedepankan industri pertanian, industri kecil dan perdagangan, hotel dan restaurant. Diskusi tentang pemahaman sektor dilakukan untuk mengidentifikasi input, peluangan dan tantangan sektor tersebut (lihat Tabel 6.3) pada baris pertama hingga ketiga. Diskusi ini dilanjutkan dengan mencari solusi bagaimana mengatasi permasalah yang ada.
15
Peserta lokakarya sepakat untuk mengembangkan sektor yang ada dengan membuat program yang terintegrasi, dengan memanfaatkan pariwisata sebagai sektor pengikat mengingat kabupaten Tuban memiliki potensi wisata pertanian, perikanan (pantai), alam (gua) maupun religi (Islam makam sunan Bonang dan Klenteng). 2. FUNGSI PENDUKUNG DAN LAYANAN USAHA
Kerangka donat sistem pasar digunakan untuk memandu hal yang perlu diperbaiki untuk masing-masing sektor, yaitu dengan mengeksplorasi: (a) Efisiensi rantai nilai; (b) Dukungan regulasi bagi penciptaan
I N P U T
iklim usaha,
1. RANTAI NILAI SEKTOR UTAMA
P A S A R
3. PERATURAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
(c) Ketersediaan fungsi pendukung.
Gambar 6.8.Kerangka Donat Sistem Pasar
Tabel 6.3.Peta Pemahaman Sektor Pencipta Lapangan Kerja di Tuban Sektor
Pertanian
Industri Kecil
Input rantai nilai
Lahan bertani, irigasi, dan tingkat ketrampilan petani
Bahan baku local (batik dari produk local), ketrampilan turun temurun, motif khas Batik disuarakan menjadi produk unggulan, yang mampu menyerap tenaga kerja di desa
Peluang rantai nilai
Adanya pasar yang terus menerus, dan kesadaran masryakat untuk mengkonsumsi produk local, dan daya beli yang meningkat karena Tuban menjadi daerah industri dan banyak pendatang
Tantangan rantai nilai
Belum adanya pengelolaan yang professional, rantai distribusi yang panjang, sarana dan prasarana masih minim, kualitas produk masih jelek, belum adanya dukungan lembaga keuangan – khususnya di perikanan
Industri masih tradisional, pemasaran masih terbatas, regenerasi tenaga kerja belum direncanakan dengan baik
Fungsi pendukung yang dibutuhkan
Adanya sosialisasi yang efektif melalui temu PKK dan pertemuan masyrakat lainnya. Adanya lokasi pasar agro dan los grosir produk pertanian, dengan lembaga penjamin produk dan pasar yang terkait
Adanya hubungan yang lebih erat antara perbankan dan industri kecil, melalui sosialisasi
Perdagagangan, Hotel & Restaurant Peraturan kebijakan usaha, modal investasi, sumber daya yang memadai Tuban sebagai kota industry dan wisata, banyak investor yang dapat membuka usaha dan menyerap tenaga kerja Perlunya jaminan keamanan, kemudahan dan kenyamanan, SDM local masih belum berkualitas
Adanya jaringan kerjasama dan asosiasi pengusaha local restarant & perdagangan untuk
16
Sektor
Pertanian dengan lembaga keuangan. Adanya system magang untuk mempromosikan sector ini
Regulasi yang dibutuhkan
7.
Perlunya penyederhanan prosedur dan secara berkala dilakukan inspeksi
Industri Kecil rutin pinjaman lunak. Industri kecil, serta fasiltiasi pembentukan kelompok dan system bapak angkat. Industri kecil juga diperkenalkan dengan IPAL dan dilakukan pembinaan rutin, Adanya sosialisasi ijin usaha, dan klasfisikasi pajak berdasarkan kelas usaha. Adanya standard upah sector informal
Perdagagangan, Hotel & Restaurant melakukan promosi pariwisata bersama serta kerjasama dengan lembagalembaga lain.
Adanya kemudahan ijin usaha pariwsata dan perdagangan, kejelasan biaya dan administrasi serta pembinaan usaha.
Diskusi Upaya Pencapaian Target Lapangan Kerja Produktif di Berbagai Sektor
Diskusi sektor telah mengidentifikasi penyebab permasalahan dan rekomendasi program maupun kebijakan. Sub bab ini ditujukan untuk dapat membantu merancang target pencapaian penciptaan lapangan kerja dan mengukur keberhasilannya. Kriteria pemilihan dan rekomendasi program: –
Menyerap tenaga kerja
–
Memberi nilai tambah besar
–
Keterkaitan dengan sektor lain (multiplier effect)
–
Dijamin keberlanjutannya (pasar)
–
Memberikan peluang kerja yang setara
–
Mudah diimplementasikan
–
Biaya terjangkau
Berikut adalah usulan program dan indikator keberhasilan program untuk tiga sektor usulan:
17
Tabel 6.4.Usulan Program Dan Indikator Keberhasilan Program Sektor Pertanian
Industri kecil
Temuan
Usulan Program / Kebijakan
Lahan yang terbatas, biaya hidup tidak cukup dipenuhi oleh sector ini saja
Wisata agro Dan pengolahan produk pertanian
Penggunaan lahan belum optimal karena pemahaman komoditi terbatas
Mengefektifkan monitoring penggunaan lahan Sosialisasi potensi lahan
Kualitas produk masih rendah
Pelatihan peningkatan kualitas produk
Pengenalan IPAL di industri kecil Pemasaran dan pengembangan produk terbatas
Usaha masih informal dan bantuan tidak terkoordinir regenerasi tenaga kerja belum direncanakan dengan baik
Perlombaan inovasi produk baru Pelatihan dan pendampingan akses pasar Fasilitasi pembentukan anak angkat – bapak angkat Fasilitasi ijin usaha Standarisasi upah di sektor informal & pelatihan manajemen SDM Koordinasi kegiatan dukungan usaha
Indikator Jumlah kelompok tani yang dibina untuk menjadi kelompok wisata agro Jumlah usaha wisata agro Banyaknya kerjasama kelompok tani dengan pengolah hasil tani Jumlah izin usaha yang sesuai dengan tata ruang dan tata wilayah Jumlah studi potensi lahan yang disosialisasikan Jumlah pelatihan yang ditindaklanjuti dengan pendampingan akses pasar Jumlah industri kecil dengan pengolaahn limbah Jumlah lomba inovasi produk yang diadakan Jumlah fasilitasi pertemuan dagang yang dilaksanakan Jumlah kerjasama industri kecil – industri besar yang terlaksana Formalisasi sektor informal ke formal Jumlah pertemuan untuk penentuan standard upah Jumlah pelatihan SDM Jumlah pertemuan koordinasi lintas
18
Tabel 6.4.(lanjutan) Sektor
Temuan
Perdagangan, hotel dan restaurant
Perlunya jaminan keamanan, kemudahan dan kenyamanan, SDM lokal masih belum berkualitas
Usulan Program / Kebijakan
Indikator
Promosi layanan polisi untuk wisatawan
Adanya call center polisi dan wisata
Promosi wisata melalui pusat informasi wisata Pembuatan paket wisata dan kerjasama dengan travel agent
Berdirinya pusat informasi wisata Jumlah paket wisata yang bisa dilakukan oleh masyarakat
19
LAMPIRAN Lampiran A. Agenda lokakarya WAKTU
SESI Hari 1,
Tujuan hari 1: Memahami arahan strategis, kondisi pembangunan ekonomi di daerah, serta mengidentikasi sector unggulan serta strategi nilai tambah untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan 08:00 – 08:30 08:30 - 09:00
Pendaftaran Pembukaan Ucapan Selamat Datang Ketua Panitia Lokakarya Pidato dan Pembukaan Resmi Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban Sesi Foto
09:00 – 09:15 09:15 – 09:45 09.45 – 10.00 10:00 – 11:00
11:00 – 12:00 12:00 – 13:00 13:00 – 13:15
14:30 – 15:00 15:00 – 16:30
Rehat Kopi 1 Perkenalan Fasilitator Utama – Tim ITS (Lantip Trisunarno, MT) Sesi 1. Pengenalan Metodologi Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan Narasumber: Dr Janti Gunawan Sesi 2. Strategi Pembangunan Daerah Tuban Narasumber : Ketua Bappeda Kab. Tuban Sesi 3. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus Pada Tingkat dan Kualitas Pembangunan Ekonomi – pemahaman fakta pembangunan ekonomi di Tuban Nara Sumber: Dr. Janti Gunawan Rehat Makan Siang Energizer Sesi 4. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus Pada Tingkat dan Kualitas Pembangunan Ekonomi (lanjutan) – memahami sector unggulan Fasilitator kelompok Rehat Kopi Sesi 5. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus Pada Tingkat dan Kualitas Pembangunan Ekonomi (lanjutan) – rantai nilai dan nilai tambah Fasilitator
20
Hari 2 Tujuan hari 2: Memahami kondisi sumber daya produktif dan tantangan pembangunan berbasis sumber daya (manusia dan alam) serta bagaimana implikasinya
08:30 – 08:45
08:45 – 09:45
09:45 – 10:00
10:00 – 12:00
12:00 – 13:00 13:00 – 13:15 13:15 – 15:15 15:15 – 15:45
15:45 – 16:45
16:45 – 16:55 16:55 – 17:00
Meninjau kembali kebijakan dan langkah yang ada, bagaimana pembangunan lebih adil dan berkelanjutan – menyusun masukan kebijakan dan rencana aksi Pembukaan Hari 2 Rangkuman Hari 1, Pengenalan Kegiatan Hari 2 dan Ice Breaking Fasilitator utama Sesi 7. Analisis Kondisi Ketenagakerjaan di Kab Tuban Presentasi dan tanya jawab mengenai kondisi, dinamika dan karakteristik yang unik dari ketenagekarjaan, ekonomi dan bursa tenaga kerja Daerah. Narasumber: Dr.Agnes Tuti Rehat Kopi Sesi 8. Diskusi tantangan aspek sumber daya produktif di Tuban Tujuan: Memperoleh prioritas tantangan pembangunan sumber daya produktif di Tuban Diskusi kelompok Rehat Makan Siang Energizer Sesi 9. Mencapai Tujuan Pembangunan dengan Kesetaraan Nara sumber: Dr. Eddy Soedjono Rehat Kopi Sesi 10: Rangkuman dan Kesimpulan serta Implikasi Kebijakan dan Studi Lanjutan Diskusi dan presentasi kelompok untuk mengajukan rekomendasi kebijakan dan studi lanjutan – jika diperlukan – untuk menindaklanjuti diskusi di Hari 1,2 dan 3 dengan cara mengulas kembali permasalahan, tantangan dan peluang yang telah diidentifikasi. Fasilitator:Dr Janti Gunawan Evaluasi Penutupan Lokakarya
21
Lampiran B. Daftar peserta lokakarya Perusahaan ( Swasta) No. Nama 1 IQBAL 2 DARMAJI 3 SUPRAPTO
JK Instansi L BANK JATIM L PHRI L BRI
No. HP 8123247252 81335880000 8123436740
Pemerintah No. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19
Nama YP. Puspita Teguh Yuwono Bambang S.uprayitno M. Amena H. Nurjanah Bambang Indarto Rahmawati T. Y. Amik Faldhori Danang Setyanawan F. Moch. Syarief Christiawan Harsono Tri Asworo Hymawan Zaldy IR. M. AMENAH, MT. M. Musha
Instansi P L L L P L P L L L L L L L L
BLKI Dinas Pertanian Dinas Perikanan Dinas Sosnaker BPS Kab. Tuban BLH Kab. Tuban Bapemas Bappeda Dinas Pendidikan Dinas Perekonomian dan Pariwisata
No. HP 81332002945 81332002945 81335739554 8123103513 85230011576 81553159747 81259847688 81231334877 83832006645 85648757227
Dinas Sosnaker Disnaker Perikanan DPRD
MASYARAKAT No. 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 34
Nama H. Ahmad Rahmat SH Kusmen, S.pd IR. H. Asmajid Yayuk Dwi S. Budiarti Khoirul Achmad Chairul Mizan Sholihin Basuki Abdul Wahab Bambang K. Nashirul Umam Syaiful Darkun Nimiek Edy Sukarno
Instansi L L L P P L L L L L L L L L P L
PCNU SPN Tuban KTNA PKK PKK RPS SMK TJP SMKN 1 Tuban SMKN 1 Tuban SMKN 2 Tuban SMK TJP KNPI KNPI Muh/ PDM SMK 2 Tuban SMK TJP Tuban
No. HP 81330438951 8122664257 81390168800 81332475442 8121705721 85235048558 85850304227 81359822044 81330778243 8133193177 81357698999 81554716081 8123441249 8121752997 22
Lampiran C. Harapan, Kekhawatiran & Kontribusi lokakarya Sebelum lokakarya dimulai, peserta diminta untuk menuliskan harapannya, kekhawatiran dan kontribusi yang akan diberikan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan adanya kesepamahaman harapan demi efektifnya lokakarya, dan mempertimbangkan ketidak efektifan lokakarya di masa lampau (jika ada) untuk menjadi lebih baik, serta mengajak peserta sebagai pelaku pembangunan untuk dapat berperan aktif sejak tahapan perencanaan pembangunan. Rangkuman harapan peserta dapat dilihat tabel berikut: Harapan Selama lokakarya (output) Memiliki pemahaman yang sama tentang arah pembangunan Mengerti konsep ketenagakerjaan dan lapangan kerja produktif dari berbagam sudut pandang pemangku kepentingan Gambaran terkini tentang permasalahan tantangan dan peluang terkait dengan SDM, Ketenagakerjaan,Kesempatanker-ja di daerah Memahami pertumbuhan ekonomi yg kondusif Menyuarakan kesetaraan gender dalam peluang memperoleh kesempatan kerja Membantu pemerintah daerah Tuban untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ketenagakerjaannya Metode lokakarya dilakukan dengan cara diskusi dan lebih partisipatif. Peserta dianggap lebih memahami kondisi lokal wilayah Tuban dan fasilitator hanya membantu Waktu dan langkah2 akan diatur sedemikian rupa untuk membuat workshop menjadi lebih menyenangkan dalam waktu 3 hari ke depan
Kekhawatiran Data di laporan tidak sesuai dengan lapangan. Data-data terlalu indah, padahal pada kenyataan nya pengangguran lebih banyak. Ada pengangguran yg tidak nampak. Lokakarya ini tidak menghasilkan sesuatu sesuai harapan Tidak terakomodir dalam penentuan kebijakan dan tidak terealisasi dlm kegiatan Tidak memiliki pengaruh bisnis secara langsung, karena implementasinya masih lama. Lokakarya tidak ada follow up, pada tatanan teori, tanpa implementasi Peserta bergantian sehingga lokakarya tidak efektif Sebatas teori sulit ditindaklanjuti terkait kedalaman pengalaman Tidak dapat mengikuti penuh karena adanya tugas kantor Kawatir tidak dpt mengikuti sema sesi sehingga kontribusi tdk maksimal Permaslahan naker tidak terselesaikan karena tidak dapat merespon perubahan jaman dan keinginan masyarakat
Kontribusi Membantu pemikiran penyelesaian permasalahan ketenagakerjaan di Tuban Memberikan informasi bisnis mikro Memberikan informasi ketenagakerjaan, khususnya di desa Memberikan data yang aktual Menyuarakan perlunya tenaga kerja di bidang lingkungan hidup yang belum tergali potensinya Berbagi pengalaman Menginformasikan peluang usaha pertanian dan peternakan di Tuban. Sosialisasi program dinas pertanian • Dapat memberikan informasi bahwa : UPT PK Tuban dapat mengisi kekuranagan tenaga kerja sebelum masuk dunia kerja melalui pelatihan • Ikut aktif dalam pembahasan permasalahan ketenagakerjaan • Menyiapkan usaha yang dapat menampung tenaga kerja yang ada di tuban • Menginformasikan permasalahan tentangketenaga kerjaan, khususnya pemuda • Memberikan informasi pada pemangku kepentingan terkait peran sebagai staf pemerintah agar dapat 23
Harapan Realita permasalahan & solusi ketenaga kerjaan dapat diketahui Mengetahui masalah yang ada di Tuban, mencari pemecahan masalah yang mendasar dan mendesak Adanya tindaklanjut dari lokakarya ini, seperti kebijakan pemda Tuban Ada rumusan konsep perluasan dan penciptaan lapangan kerja, yang menguntungkan semua pihak (pemerintah, pengusaha, tenaga kerja) Bisa memberikan solusi dan keyakinan para petani dan pelaku usaha bidang pertanian bahwa pertanian berprospek baik dan sebagai penyangga ekonomi Mengetahui permasalahan ketenagakerjaan sekaligus dapat mencarisolusi/jalan keluar terbaik dari permasalahan. Mampu membuat merumuskan kebijakan yang menguntungkan bagi tenaga kerja, pengusaha dan pemerintah daerah Memahami problem naker, mencari solusi yang sesuai problem Adanya solusi penempatan naker lokal dalam keterlibatan bekerja di perusahaan Mengetahui tingkat perkembangan tenaga kerja di kab Tuban dan permasalahan Mendapat solusi masalah naker di kab tuban Tersusunnya rancangan utuh/berkelanjutan untuk tenaga kerja di Tuban
Kekhawatiran Hasil lokakarya tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata Kekompakan peserta kurang karaena kesibukan masing-masing Tidak terbahas habis permasalahan ketenagakerjaan karena waktu lokakarya yang terbatas sedang permasalahan kompleks.
Kontribusi mengatasi masalah di lapangan
24
Harapan Mengetahui masalah, potensi, dan solusi ketenagakerjaan khusus di kab. Tuban yang dapat digunakan untuk perencanaan ketenagakerjaan Warga Tuban lulusan sekolah menengah dapat bekerja pada perusahaan di Tuban sehingga mampu mengurangi pengangguran dan mengantas kemiskinan Pasca lokakarya (outcome) Bisa membantu perekonomian di kab. Tuban
Kekhawatiran
Kontribusi
25
Lampiran D. Evaluasi lokakarya
Peta Pemahaman Peserta 100% 6.3%
66.7%
12.5%
100.0% 25.0%
62.5%
7.7%
7.7%
66.7%
76.9%
84.6%
12.5% 68.8%
71.4%
80% 75.0%
70% 60%
8.3%
14.3%
68.8%
90%
73.7%
78.9%
77.8%
80.0%
M2
Kondisi Ketenagakerjaan di Tuban
M3
Tantangan Pembangunan Sumber Daya
M4
Pemahaman Fakta Pembangunan
94.7%
M5
Pemahaman penyebab permasalahan
M6
Bagaimana mengatasinya?
M7
Tantangan pembangunan ekonomi
M8
Kesetaraan
M9
Keberlanjutan
84.2%
88.9%
94.7%
100.0%
40% 30%
33.3% 25.0% 26.3% 21.1%
25.0%
5.3%
25.0% 18.8%
21.1%
10% 0%
Strategi Pembangunan Daerah Tuban
68.4%
50%
20%
M1
22.2%
14.3%
20.0% 5.3%
5.3%
11.1%
15.4% 15.8%
M10 Implikasi Kebijakan 7.7%
5.3%
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir M1
M2
M3
M4
75% - 100%
M5
50% - 75%
M6
25% - 50%
M7
M8
M9
M10
0 - 25%
Hasil evaluasi pelaksanaan lokakarya: 1) Metodologi Uraian Metodologi ini bermanfaat untuk membuat keputusan yang terkait dengan kebijakan. Metodologi ini sangat membantu dalam menyusun analisa tentang pekerjaan. Saya dapat menggunakan metodologi ini sendiri. Saya akan menggunakan metodologi ini di masa mendatang Rata-rata penilaian mengenai metodologi *Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)
Rata-rata penilaian* 4.26 4.21 3.17 3.58 3.80
Peserta ingin menggunakan metodologi ini lagi dalam konteks: - Digunakan dalam rapat, khususnya pada waktu menentukan pemecahan masalah tentang tenaga kerja, perencanaan pengembangan ketenagakerjaan serta dalam menentukan prioritas pengembangan, juga dalam penyusunan perencanaan dinas selanjutnya . - Digunakan dalam penelitian dengan metode partisipatori. Instruksi
26
Uraian Metodologi ini sampaikan dengan sangat baik. Presenternya memiliki pengetahuan yang luas. Presentasinya sangat menarik dan praktis Diskusi kelompok dan interaksi sangat bermanfaat. Rata-rata penilaian mengenai instruksi *Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)
Rata-rata penilaian 4.16 4.47 4.33 4.65 4.40
Komentar tentang mutu instruksi: o Penyampaian materi terlalu cepat, sehingga di beberapa hal masih kurang detail dan membingungkan. o Dapat dipahami dengan baik, dan metode penyampaian juga baik tetapi tetap perlu ditingkatkan. o Mengetahui pentingnya pengetahuan dalam pelaksanaan program 2) Materi Uraian Materi yang diberikan sangat bermanfaat. Materi yang diberikan sangat luas. Rata-rata penilaian mengenai materi *Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)
Rata-rata penilaian 4.58 4.42 4.50
Materi atau informasi lain yang mungkin bermanfaat bagi peserta: o Cara penyampaian materi serta penyampaian data o Bisa tidaknya suatu kebijakan diterapkan secara real o Informasi ketenagakerjaan tentang Tuban, regulasi pemerintah Kabupaten Tuban, UU Ketenagakerjaan o Bisa dibuat memperdalam analisis program/kegiatan o Perlunya peningkatan skill tenaga kerja 3) Jangka Waktu Uraian Jangka waktu lokakarya ini cukup memadai. Beban kerjanya tidak terlalu padat Waktu yang disediakan untuk diskusi cukup memadai. Rata-rata penilaian mengenai jangka waktu *Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)
Rata-rata penilaian 3.39 3.44 3.44 3.43
Hal-hal mengenai jangka waktu yang kurang memuaskan menurut peserta: o Waktunya terlalu singkat sehingga eksplorasi pemahaman kasus menjadi terburuburu. o Tempat kurang luas 27
4) Pengaturan Uraian Lokakarya ini diumumkan dengan baik dan tepat waktu. Perjalanan dan tempat tinggal kami memuaskan. Pengaturan selama lokakarya sangat memuaskan. Rata-rata penilaian mengenai pengaturan *Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)
Rata-rata penilaian 3.89 3.59 3.84 3.77
5) Terjemahan Uraian Tidak ada informasi yang hilang selama interpretasi yang dilaksanakan secara langsung. Tidak ada informasi yang hilang dalam terjemahan teks. Rata-rata penilaian mengenai terjemahan *Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)
Rata-rata penilaian 4.41 4.35 4.38
6) Keseluruhan Uraian Bagaimana pendapat Anda tentang mutu lokakarya ini secara keseluruhan? Lokakarya ini akan membantu saya dalam bekerja. Pelatihan dalam analisa pekerjaan sangat bermanfaat. Setelah lokakarya ini, saya memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tantangan pekerjaan di Tuban. Setelah lokakarya ini, ada pemahaman bersama tentang masalah yang ada serta kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan produktif di Tuban. Rata-rata penilaian mengenai terjemahan *Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)
Rata-rata penilaian 4.42 4.42 4.37 4.41
4.53 4.43
Tujuan dan harapan peserta mengikuti lokakarya: - Memahami akar masalah tentang ketenagakerjaan sehingga dapat ikut menyumbang saran/ ide dalam menyelesaikan masalah kemiskinan dan pengangguran. - Ada tindak lanjut dari hasil yang direkomendasikan dalam lokakarya. - Ada bantuan pemerintah untuk masyarakat - Bisa mengetahui program kerja Tuban tentang tenaga kerja, serta strategi dan realisasinya - Ada desain perancangan detail ketenagakerjaan per bidang - Mempelajari metodologi riset partisipatori. - Memahami proses perencanaan yang efektif sehingga mungkin bisa diterapkan dalam perencanaan ke depan 28
Seberapa jauh harapan-harapan tersebut sudah tercapai: - Hasil lokakarya masih memerlukan pembahasan menyeluruh dengan melibatkan pemerintah, masyarakat dan swasta karena hasil lokakarya ini masih dalam tahap wacana/ perencanaan. - Dalam proses tindak lanjutnya membutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat - Perlu dilakukan evaluasi terhadap hasil perencanaan. Materi apa yang ingin ditambahkan peserta dalam lokakarya ini: - Waktu yang cukup dan ruangan yang memadai - Motivasi untuk menghadapi tantangan ke depan - Adanya pemisahan sub sector untuk memperdalam pemahaman sehingga dapat dihitung peluang tenaga kerja per sub sector - Khususnya kebijakan pengentasan kemisikanan dan pengangguran - Materi yang berkaitan kebijakan publik dengan kepentingan masyarakat secara keseluruhan - Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah
-
Metode aplikasi dari perencanaan yang telah disusun
Jenis bantuan apa yang diinginkan peserta setelah lokakarya ini: - Kebijakan secara nyata sehingga dapat menyelesaikan masalah ketenagakerjaan dengan memetakan tenaga kerja sesuai dengan bidangnya/ kualifikasinya. - Perumusan program-program mendatang di Kabupaten Tuban supaya dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah. - Pengawasan bersama program tenaga kerja - Rencana aksi dari SIDA untuk membantu ketenagakerjaan di Kabupaten Tuban - Bantuan program CSR
-
Regulasi dan dana stimulan untuk pengembangan UKM dan ekonomi produktif
-
Pelatihan dan modal bagi pengembangan wirausaha
Aspek terbaik dari lokakarya: 1) Metodologi lokakarya: diskusi yang sistematik, baik dari instrumen maupun aplikasinya 2) Materi, karena menyentuh pada persoalan ketenagakerjaan sehingga diharapkan dapat mengatasi kesenjangan tenaga kerja dan kemiskinan. 3) Pemateri yang sangat menguasai materi Hal-hal yang seharusnya lebih baik: - Komunikasi yang baik antar satuan kerja di pemerintah daerah - Tindak lanjut hasil lokakarya - Sarana dan tempat lokakarya - Waktu lokakarya tidak terlalu lama tetapi tetap cukup memadai dalam menyelesaikan diskusi
29
Komentar lain: - Lokakarya yang bagus dan sangat penting, dapat dijadikan metode dalam menyusun perencanaan pembangunan di Kabupaten Tuban. - Dapat dilakukan lokakarya lagi dengan materi yang lebih luas lagi. - Diharapkan tindak lanjut lokakarya segera terealisasi - Lokakarya ini bermanfaat sebagai fungsi control dalam implementasi kebijakan - Perlu juga dilakukan evaluasi yang berkelanutan terhadap hasil lokakarya apakah dapat diaplikasikan dalam menjawab permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Tuban.
30
Lampiran E. Dokumentasi Lokakarya Pembukaan Lokakarya
Proses Penyampaian Materi dan Diskusi
31
Proses Penyampaian Materi dan Diskusi
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi: Pusat Studi PDPM LPPM-ITS Kampus ITS Sukolilo-Surabaya Telp. 031-5962271
32