LAPORAN AKHIR IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM) TAHUN ANGGARAN 2015
IbM PENGGEMUKAN DOMBA EKOR GEMUK (EG) DI KEC. SEMANDING KAB. TUBAN
Indah Norma Triana, MSi, drh. NIDN 0021025705 Dr. Rr. Ratih Ratnasari, SU., drh. NIDN 0027085002 Ajik Azmijah, SU., drh. NIDN 0019115001
Dibiayai oleh DIPA DITLITABMAS Tahun Anggaran 2015 sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Airlangga Tentang Pelaksanaan Hibah Kegiatan Penelitian dan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Baru dan Lanjutan Dana DIPA Ditlitabmas Tahun Anggaran 2015 Nomor : 519/UN3/2015, Tanggal 26 Maret 2015
UNIVERSITAS AIRLANGGA OKTOBER 2015
1
Judul Pengmas
Peneliti / Pelaksana Nama Lengkap NIDN Jabatan Fungsional Program Studi No. HP. Alamat surel (e-mail) Anggota (1) Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Anggota (2) Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Institusi Mitra (Jika ada) Nama Institusi Mitra Alamat Tahun Pelaksanaan Biaya Tahun Berjalan Biaya Keseluruhan
HALAMAN PENGESAHAN : IbM Penggemukan Domba Ekor Gemuk (EG) Di Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban (Jatim)
: : : : : :
Indah Norma Triana, M.Si., drh. 0021025705 Lektor Kepala / IV-a Kedokteran Hewan 081232679173 indah_norma@yahoo. com
: Dr. Rr. Ratih Ratnasari, SU., drh. : 0027085002 : Universitas Airlangga : : : : : : : : :
Ajik Azmijah, SU., drh. 0019115001 Universitas Airlangga ---Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun Rp. 50.000.000,Rp. 50.000.000,Surabaya, 12 Oktober 2015
Mengetahui a.n. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Unair Wadek II
Ketua Peneliti,
Prof. Dr. Pudji Srianto, M.Kes., drh. NIP. 19560105198601001
Indah Norma Triana, M.Si., drh. NIP. 195702211986012001
Mengetahui Ketua Lembaga Penelitian dan Inovasi
Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, M.Com. NIP. 196505061993031003
2
RINGKASAN Program IbM Penggemukan Domba EG di kecamatan Semanding kabupaten Tuban ini bekerja sama antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga dengan Dikti dimulai pada akhir bulan April 2015. Pelaksanaan program ini diikuti oleh 4 orang staf pengajar Fakultas Kedokteran Hewan Unair dibantu dengan 3 orang tenaga lokal (setempat). Tenaga pengajar yang terlibat adalah ahli reproduksi, ahli pakan ternak, ahli kesehatan ternak serta ahli sanitasi dan perkandangan. Rangkaian kegiatan yang telah dilakukan antara lain meliputi : pelatihan penggemukan domba EG, peragaan pembuatan pakan dan kandang, pemberian vaksin, pemeliharaan pra dan pasca produksi, serta pemeriksaan dan pengobatan domba EG yang sakit. Pada kesempatan ini pula telah diperkenalkan bahan (obat) untuk penggemukan domba EG, yaitu : Bio-N-Plus, Premix Mineral, Vitamin BKompleks. Bahan tersebut diberikan dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan domba EG. Untuk menambah ketrampilan para peternak dilakukan simulasi beternak domba EG. Pada akhir pelatihan diberikan paket ternak domba EG kepada kelompok peternak yaitu berupa : 1. 7 ekor domba EG (5 betina dan 2 jantan). 2. 5 kwintal pakan konsentrat 3. Biaya renovasi kandang domba EG 4. Vitamin, obat-obatan dan vaksin Evaluasi dari seluruh kegiatan ini ditandai dengan keberhasilan peternak dalam hal : pemeliharaan domba EG yang semakin baik pertumbuhan berat badan yang semakin meningkat resiko sakit dan kematian yang tidak ada Disamping itu pada akhir program dilakukan pembagian angket/kuesioner untuk mengetahui daya serap terhadap materi yang diberikan.
Surabaya, 12 Oktober 2015 Tim penyusun IbM Penggemukan Domba EG
3
PRAKATA Berkat rakhmat Tuhan Yang Maha Esa, maka kegiatan IbM Penggemukan Domba EG di kecamatan Semanding kabupaten Tuban dapat berjalan sesuai dengan rencara dan berlangsung dengan baik. Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan awal April 2015, yang diikuti oleh 50 peserta (peternak) dari Kec. Semanding serta melibatkan 4 orang instruktur yang semuanya staf pengajar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Dana dari program kegiatan ini berasal dari DIPA DITLITABMAS. Laporan ini memuat keadaan / latar belakang kecamatan Semanding, lingkup masalah, kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, hasil-hasil yang telah dicapai dan evaluasinya, kesimpulan dan saran. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas terselenggaranya kegiatan IbM Penggemukan Domba EG di kecamatan Semanding kabupaten Tuban ini disampaikan kepada : 1. Rektor Universitas Airlangga 2. Bupati Kabupaten Tuban 3. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga 4. Camat Semanding beserta staf 5. Kepala Dinas dan UPT di kecamatan Semanding 6. Kepala Desa di lingkungan kecamatan semanding 7. Semua fihak yang terlibat dalam kegiatan ini
Surabaya, 12 Oktober 2015 Tim Penyusun Pelatihan Penggemukan Domba EG
4
BAB I PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi Untuk memenuhi kebutuhan pangan
dan
gizi bagi
masyarakat,
khususnya kebutuhan protein hewani yang bersumber dari daging, maka subsektor peternakan sebagai salah satu bagian dari pembangunan pertanian harus dikembangkan. Dengan demikian peluang pasarnya selalu tersedia setiap saat dan selalu meningkat setiap tahun seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya kebutuhan gizi. Bahkan, akhir-akhir ini Indonesia mendapat pangsa pasar sebanyak 1,5 juta ekor kambing dan domba tiap tahun untuk diekspor ke negara Malaysia dan Timur Tengah (Dirjen Peternakan, 2010). Selain domba memiliki peluang pasar yang berprospek cerah, keuntungankeuntungan lain yang dapat dipetik dari usaha beternak domba adalah sebagai berikut : Dengan lahan yang sempit dapat untuk memelihara domba secara efisien Domba memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai lingkungan sehingga
mudah dipelihara dan dikembangkan, baik di dataran rendah
maupun dataran tinggi. Bahkan di daerah yang kering dengan makananmakanan kasarpun, domba masih dapat dikembangkan Perkembang-biakan domba tergolong cepat karena dalam waktu 1,5 tahun sudah beranak. Sedang beranak berikutnya adalah 7-8 bulan sehingga waktu 2 tahun sejak bibit (anak domba) dipelihara sudah dapat beranak dua kali Daging domba merupakan sumber protein yang mempunyai nilai gizi tinggi sehingga dapat menjadi sumber gizi bagi masyarakat Bahan pakan domba dapat memanfaatkan limbah pertanian sebagai hijauan pakan, misalnya limbah hasil panen jagung, limbah hasil panen dari golongan kacang-kacangan, dan lain-lain. Modal yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan dengan memelihara ternak besar, misalnya sapi, kerbau, dll. Hasil yang diperoleh juga lebih besar
5
dibandingkan dengan ternak besar, karena dengan modal yang sama dapat memelihara domba lebih banyak Ternak domba merupakan sumber uang tunai apabila diperlukan sewaktuwaktu karena penjualannya mudah Pada usaha berskala besar, ternak domba dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban merupakan daerah yang sangat cocok untuk beternak domba. Desa ini terletak sekitar 25 km arah selatan kabupaten Tuban, dengan luas daerah 565.876 ha. Tanah desa terdiri dari tanah tegalan, pekarangan dan sawah. Jumlah ternak yang ada, yaitu sapi 1264 ekor, kambing dan domba 6867 ekor, ayam buras 12660 ekor. Mata pencaharian penduduk sebagian besar petani/peternak, pemilik sawah, buruh tani, serta sebagian kecil pegawai negeri. Di desa ini sudah terbentuk kelompok tani peternak sejak tahun 2004. Namun demikian manajemennya belum dikelola secara maksimal, sehingga produktivitasnya masih rendah dan pada akhirnya akan berpengaruh pada jumlah ternak yang dihasilkan. Selain pendapatan petani/peternak yang kurang memadai, nampaknya bagi penduduk pedesaan menjadi seorang pegawai negeri lebih bergengsi dibanding menjadi wiraswasta atau kembali ke desa. Seperti diketahui pemerintah Kabinet Indonesia Hebat mencanangkan pemberdayaan ekonomi pedesaan, antara lain penggalian atau pemanfaatan sumber daya alam (Natural resources) dan sumber daya manusia (Human resources). Sebagai konsekuensinya melihat kondisi yang terjadi di pedesaan, kalangan akademisi harus memberikan andil dan mampu terlibat langsung dalam program Gerakan Kembali ke Desa (GKD). Dengan demikian perlu upaya untuk memanfaatkan segala potensi yang ada yang berkaitan dengan ekonomi pedesaan agar dapat diperoleh alternatif penting lainnya dalam berwirausaha. Di desa Semanding kecamatan Semanding, nampaknya banyak dijumpai ternak domba kacang (lokal) yang dikelola oleh para petani ternak yang kurang mendapat perhatian dari para ahli di bidang teknologi peternakan, padahal
6
potensi ini dapat dikembangkan baik bila ditinjau dari manajemen beternak maupun keuntungan kelak yang diperoleh peternak. Terjadi peningkatan populasi ternak domba lokal walaupun jangkauannya masih dalam skala kecil atau tradisional, sehingga pemikiran yang dibaurkan dengan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk masyarakat seharusnya segera dilaksanakan. Domba ekor gemuk merupakan domba persilangan antara domba jawa dan domba donggala, dan merupakan jenis domba penghasil daging. Ciri-ciri dari domba ini adalah : ukuran tubuh besar dan panjang (tiga kali ukuran domba lokal), ekor besar dan tebal, berat badan mencapai 40-50 kg, memiliki bulu yang relatif tebal, tidak bertanduk serta kaki panjang dan tumbuh bulu yang lebat, bulu biasanya berwarna putih atau hitam-putih. Harga jual domba ekor gemuk dapat mencapai Rp 1.700.000,00 untuk yang betina, sedangkan Rp 2.200.000,00 untuk yang jantan. 2. Permasalahan Mitra Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari beternak domba ekor gemuk (EG), namun pengembangan domba EG sebagai salah satu ternak potong masih banyak mengalami hambatan karena pemeliharaannya yang masih dilakukan secara tradisional. Pemberian pakanyapun hanya sekedarnya saja tanpa mempertimbangkan kebutuhan standar gizi. Bahkan sering dijumpai domba dilepas begitu saja untuk mencari makan sendiri. Tata-laksana pemeliharaannya tidak terprogram dengan baik dan kandangnya hanya dibuat sekedar tempat berlindung dari teriknya matahari di waktu siang dan udara dingin diwaktu malam. Pemeliharaan domba secara tradisional ini jelas kurang menguntungkan karena tidak dapat diharapkan berproduksi secara maksimal (domba tetap kecil dan kurus). Hal ini disebabkan karena tidak adanya pengawasan yang baik tentang makanan, baik jumlah maupun kualitasnya. Perhatian terhadap mutu bibit domba juga kurang karena tanpa seleksi yang baik dan
tingkat
kematian
karena
penyakit
lebih
tinggi.
Padahal,
apabila
pemeliharaannya dilakukan secara intensif sebagai ternak pedaging, berat badannya dapat mencapai 40-60 kg.
7
Pemeliharaan domba secara intensif adalah pemeliharaan dalam kandang yang sesuai dengan persyaratan teknis. Pemberian pakan (ransum) sesuai dengan standar kebutuhan gizi ternak dan disediakan dalam jumlah yang cukup. Pengawasan dilakukan secara cermat dan teliti baik terhadap ternak yang sehat maupun yang sakit. Tata laksana pemeliharaan lebih terencana dengan menggunakan manajemen yang baik. Pemeliharaan domba secara intensif ini dapat dilakukan dalam kandang model baterei ataupun dalam kandang model postal (terkurung) yang diberi umbaran terbatas agar dapat bermain-main. Dengan pemeliharaan secara intensif, domba menjadi lebih produktif karena tidak banyak bergerak sehingga energinya dapat digunakan untuk meningkatkan metabolisme
tubuh,
khususnya
untuk
memproduksi
daging.
Selain
itu,
pemeliharaan secara intensif dapat memudahkan untuk pembertian pakan dan minum, pembersihan kandang, pengawasan dan perawatan
terhadap hewan
yang sakit, dapat lebih menghemat tenaga kerja, dan kesehatan ternak yang dipelihara lebih terjamin.
8
BAB II TARGET DAN LUARAN
Target dari kegiatan ini adalah ikut serta membantu masyarakat, khususnya peternak/buruh tani yang berpenghasilan rendah untuk dapat meningkatkan penghasilannya. Sedangkan luaran dari kegiatan ini adalah : Memberikan percontohan domba ekor gemuk jenis unggul dan tata laksana pemeliharaannya Memperbaiki penampilan (mutu genetik) domba kacang (lokal) yang dipelihara masyarakat dengan cara persilangan dengan domba ekor gemuk Meningkatkan ketrampilan para peternak domba, meliputi : cara pemeliharaan, cara mengawinkan, deteksi birahi, pemberian pakan, perkandangan dan pengenalan sistem reproduksi serta pencegahan dan pemberantasan penyakit. Memberikan percontohan pemeliharaan yang benar pada domba EG untuk dikembangkan sendiri serta bagaimana cara penggemukannya. Domba ekor gemuk banyak dijumpai dipasar hewan di daerah JawaTimur dengan harga berkisar antara
Rp. 1.700.000,- sampai dengan Rp.
2.200.000,- per ekor. Biasanya daging domba ekor gemuk ini dijumpai di pasar dengan harga Rp 80.000,- per kg, dan lazim dipakai untuk masakan sate maupun gulae.
Peluang dan kompetisi pasar masih terbuka lebar,
karena di hampir warung maupun restoran di Jawa Timur menyediakan makasan sate mapun gulae ini. Disampin itu peluang untuk diekspor masih juga terbuka, terutama di negara Malaysia maupun Timur Tengah. Strategi pemasaran dengan cara membentuk sentra ternak domba ekor gemuk, sehingga dari sentra ini akan tercipta serta terjadi transaksi antara penjual dan pembeli di tempat tersebut. Peluang ini dikondisikan selalu ada dan tersedia, sehingga dapat menjamin kontinuitas (kesinambungan) pasar. Sebagai contoh di Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya setiap harinya memotong domba dan kambing sebanyak 260 ekor/hari. Jumlah pemotongan
9
sebanyak ini dapat dipenuhi jika populasi ternak domba dapat dikembangkan secara optimal. Dengan meningkatnya pengetahuan beternak Domba serta manajemen yang baik, maka diharapkan dapat meningkatkan pertambahan berat badan sehingga keuntungan yang diperoleh dapat dioptimalkan.
10
BAB III METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan domba EG secara intensif adalah pemeliharaan dalam kandang panggung yang sesuai dengan persyaratan teknis. Pemberian pakan (ransum) sesuai dengan standar kebutuhan gizi ternak dan disediakan dalam jumlah yang cukup. Pengawasan dilakukan secara cermat dan teliti baik terhadap ternak domba yang sehat maupun yang sakit. Tata laksana pemeliharaan lebih terencana dengan menggunakan manajemen yang baik. Pemeliharaan domba secara intensif ini dapat dilakukan dalam kandang model panggung ataupun dalam kandang model postal (terkurung) yang diberi umbaran terbatas agar dapat bermain-main. Dengan pemeliharaan secara intensif, domba menjadi lebih produktif karena tidak banyak bergerak sehingga energinya dapat digunakan untuk meningkatkan metabolisme tubuh, khususnya untuk memproduksi daging. Selain itu, pemeliharaan secara intensif dapat memudahkan untuk pemberian pakan dan minum, pembersihan kandang, pengawasan dan perawatan terhadap hewan yang sakit, dapat lebih menghemat tenaga kerja, dan kesehatan ternak yang dipelihara lebih terjamin. Lebih rincinya solusi yang ditawarkan adalah sebagai berikut :
Pemeliharaan secara intensif ternak domba ekor gemuk Penyediaan dan program pemberian pakan pada domba ekor gemuk Perawatan dan kesehatan domba ekor gemuk kontruksi kandang dan sanitasi lingkungan Analisa usaha ternak domba ekor gemuk Alasan dipilihnya beternak domba EG dalam kegiatan program IbM kali ini adalah
Dengan lahan yang relatif sempit dapat untuk memelihara domba EG secara efektif dan efisien
Domba EG relatif mudah pemeliharaannya, tahan terhadap penyakit, serta serabut terhadap bahan makanan
11
Domba memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai lingkungan, sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Bahkan di daerah yang kering dengan makananmakanan seadanya, domba masih dapat dikembangkan
Daging domba EG merupakan sumber protein yang mempunyai nilai gizi tinggi sehingga dapat menjadi sumber gizi bagi masyarakat
Bahan pakan domba dapat memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan, misalnya limbah hasil panen jagung (yaitu berupa slamper), limbah hasil panen padi (yaitu berupa dedak/katul), dan lain-lain.
Modal
yang
diperlukan
untuk
beternak domba
EG
lebih
sedikit
dibandingkan dengan memelihara ternak besar, misalnya sapi, kerbau, dll. Hasil yang diperoleh juga lebih besar dibandingkan dengan ternak besar, karena dengan modal yang sama dapat dipelihara domba lebih banyak
Pada usaha berskala besar, ternak domba dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan
a. Uraian Teknis Solusi Yang Ditawarkan Tahap Persiapan Pada tahap ini tim melakukan observasi lapangan di kecamatan Semanding kab. Tuban. Selanjutnya melakukan pendekatan atau pembicaraan dengan Camat, Kepala Desa dan Pemuka masyarakat untuk mendapatkan data, keinginan dan rencana pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan. Setelah mempersiapkan segala kebutuhan atau perlengkapan program, kemudian mengurus perijinan dan administrasi serta langkah operasional. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan budidaya ternak domba ekor gemuk dilakukan dengan cara memberi materi tertulis (teori) maupun praktek. Diskusi dilakukan baik pada waktu pemberian teori maupun praktek. Materi yang diberikan pada waktu pelatihan budidaya ternak domba ekor gemuk adalah :
12
Tahap Evaluasi dan Monitoring Selesai pemberian materi teori, dilanjutkan dengan praktek, kemudian dilakukan monitoring. Monitoring dilakukan setiap minggu sekali dengan cara kunjungan ke peserta untuk mengetahui kendala yang timbul dan saran jalan keluarnya. Monitoring dilakukan setiap minggu sekali, sedangkan evaluasi dilakukan setelah monitoring praktek dan dilanjutkan evaluasi hasil produksi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh keberhasilan hasil budidaya ternak domba ekor gemuk yang telah dilaksanakan. Dari evaluasi yang dilakukan dapat diketahui faktor peluang dan kendala serta dampak positif bagi masyarakat. Kemudian dapat ditarik kesimpulan untuk pengembangan lebih lanjut. Tahap Penulisan laporan Penulisan hasil laporan budidaya ternak domba ekor gemuk dilakukan setelah selesainya pelaksanaan IbM domba ekor gemuk tersebut.
b. Materi Pelatihan Alasan dipilihnya budidaya ternak domba ekor gemuk adalah :
Sebagai penghasil daging yang sangat potensial
Daya reproduksi dan pertumbuhan berat badannya relatif cepat
Berat badannya dapat mencapai 30 – 40 kg (dua kali berat domba lokal)
Dagingnya disukai masyarakat karena lebih empuk dan gurih
Sedangkan materi pelatihan yang diberikan adalah :
Memilih calon bibit domba ekor gemuk untuk dipakai indukan
Cara mengawinkan domba ekor gemuk indukan
Perawatan dan pemeliharaan anak domba ekor gemuk
Pemberian pakan dan formulasinya
Vaksinasi dan pemberantasan penyakit
Jumlah peserta yang dilibatkan dalam IbM penggemukan ternak domba ekor gemuk adalah 50 orang, dimana pada akhir pelaksanaan pengmas IbM akan
13
diberikan paket ternak domba ekor gemuk (sebagai percontohan) yaitu sebagai berikut:
Domba ekor gemuk jantan dan betina sebanyak 7 ekor
Biaya renovasi kandang sistem panggung
Pakan domba ekor gemuk dalam bentuk konsentrat selama pemeliharaan
Vitamin dan obat-obatan
14
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Di kecamatan Semanding kabupaten Tuban telah dikembangkan ternak domba ekor gemuk sekitar tahun 2010 bekerja sama antara Dinas Peternakan setempat dengan Tim Teaching Farm dari Fakultas Kedokteran Hewan Unair. Hasilnya telah terbentuk puluhan kelompok peternak Domba ekor gemuk yang tersebar
kecamatan Semanding. Dengan demikian akan didapatkan ternak
domba ekor gemuk lebih banyak di daerah tersebut, sekaligus dapat meningkatkan populasinya. Karena itu tidaklah berlebihan bahwa obsesi dari tim ini untuk meningkatkan pendapatan peternak akan semakin terbuka, berarti dalam program ini dapat membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Keberhasilan demi keberhasilan ini telah membuahkan suatu program Penerapan Iptek di masyarakat terutama di kecamatan Semanding sebagai (Program Percontohan). Besar harapan tim pelaksana untuk meningkatkan income (pendapatan) para peternak, khususnya peternak domba di daerah Semanding. Dengan demikian segala upaya dan usaha dari tim pelaksana untuk meningkatkan jumlah populasi ternak domba akan tercapai, sehingga dapat memenuhi kebutuhan daging dan sekaligus meningkatkan gizi masyarakat. Masalah peningkatan pendapatan dan perbaikan ekonomi masyarakat desa Tunah dan Bejagung kecamatan Semanding dapat dilakukan pemecahan nya secara komprehensif integral (terpadu dan menyeluruh). Dalam hal ini komponen Perguruan Tinggi, Pemkab Tuban,
LPPM Unair serta Kelompok
Peternak untuk melaksanakan secara serentak dan sinergis. Untuk keterpaduan segenap komponen, dilakukan koordinasi dengan memperhatikan need and demand (keinginan dan kebutuhan) sehingga akan terjalin keserasian dan keselarasan dalam pelaksanaan program serta tercapainya tujuan. Instansi pendamping dan perannya pada pelatihan budidaya domba ekor gemuk adalah :
15
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat – Universitas Airlangga sebagai pelaksana kegiatan Kelompok Peternak Gemah Ripah dan Mandiri sebagai tenaga koordinasi terhadap
UMKM
maupun
pemasaran
yang
siap
membantu
dan
melaksanakan dalam perguliran maupun pemasaran hasil produksi Dinas
Peternakan
Pemkab
Tuban
yang
membantu
dalam
pengorganisasian kelompok peternak serta memback-up secara umum kegiatan ini Pemkab Tuban yang dalam hal ini membantu menyediakan tempat serta tenaga Keswan (Kesehatan Hewan) untuk koordinasi kegiatan tersebut
16
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan laporan kemajuan tahap pertama IbM penggemukan domba EG ini akan disusun menjadi beberapa tahap, yaitu : Orientasi daerah / lapangan Pengurusan perijinan Pelatihan ternak Domba EG Pembuatan dan renovasi kandang Domba EG Pengadaan pakan konsentrat dan obat-obatan Pengadaan Domba EG Pemantauan Domba EG secara rutin
1. Orientasi desa / lapangan Dalam menentukan desa yang akan dipakai untuk budidaya ternak Domba EG di kecamatan Semanding kab. Tuban ini melibatkan beberapa nara sumber antara lain tokoh formal : camat, kepala desa, cabang dinas pertanian (peternakan) setempat serta tokoh informal : pemuka masyarakat, alim ulama, dll. Kriteria yang diajukan dalam menentukan desa untuk dipakai penggemukan Domba EG yaitu : pengalaman warga masyarakat dalam memelihara Domba EG, minat serta keseriusan masyarakat dalam beternak Domba, serta kondisi topografi daerah yang relatif mudah dalam jangkauan pemasaran. Dari beberapa hal tersebut diatas maka terpilihlah desa yang ada di kecamatan Temayang yaitu : Desa Bejagung dan Tunah. Dua Desa tersebut merupakan Desa tetangga yang bersebelahan dan terletak kurang lebih 2 km dari ibu kota Kecamatan Temayang. Masyarakatnya sudah berpendidikan minimal SD, serta relatif mudah menyerap dan menerima informasi tentang hal-hal yang baru khususnya yang berkaitan dengan bidang pertanian dan peternakan.
17
2. Pengurusan perijinan Pengurusan
perijinan
dilakukan
sebelum
pelatihan
maupun
pelaksanaan dilapangan. Perijinan ini dimaksudkan untuk memudahkan koordinasi antara aparat terkait dengan tim pelaksana IbM, yaitu meliputi perijinan di kecamatan maupun di desa yang ditempati penggemukan Domba EG. Setelah didapatkan ijin baik dari kecamatan maupun desa, selanjutnya dilakukan koordinasi dalam menentukan pelaksanaan tanggal maupun hari pelatihan
budidaya ternak Domba EG. Dalam pertemuan dengan aparat
kecamatan, desa dan tokoh masyarakat maka disepakati bahwa pelatihan penggemukan ternak Domba EG dilaksanakan pada hari kamis tanggal 11 Juni 2015 jam 09.00 – selesai, bertempat di Pendopo Kecamatan Semanding Kab. Tuban
3. Pelatihan budidaya ternak Domba EG Pelatihan budidaya ternak Domba EG dilaksanakan di Pendopo Kec. Semanding pada hari kamis tanggal 11 juni 2015 jam 09.00 – 13.30. Pelatihan ini diikuti oleh 50 orang peserta (daftar hadir terlampir) dari desa yang ada di kecamatan Semanding. Disamping itu pelatihan ini juga dihadiri oleh camat Temayang, dinas peternakan setempat, kepala desa di lingkungan kecamatan Semanding serta tokoh masyarakat yang ada disana. Materi yang diberikan pada pelatihan kali ini meliputi : pemilihan bibit Domba EG yang baik, perawatan Domba EG bakalan, pembuatan kandang sistem panggung, pembuatan dan pencampuran pakan, penggemukan domba EG, pencegahan dan penanggulangan penyakit serta pemasaran. Pelatihan ini melibatkan empat instruktur yang semuanya dari tim pelaksana yang berasal dari Fakultas Kedokteran Hewan.
Sebelum
berakhirnya pelatihan dilakukan diskusi dan tanya – jawab antara para peserta dan instruktur. Dari diskusi tersebut dapat disimpulkan bahwa 80% lebih para
18
peserta dapat mengerti dan menyerap materi yang diberikan serta sangat antusias untuk memelihara ternak Domba EG tersebut.
4. Pembuatan dan Renovasi kandang Pembuatan dan renovasi kandang dilakukan dua hari setelah pelatihan, dimana pada tahap awal ini meliputi 6 kandang Domba EG (data pada foto terlampir). Pembuatan kandang ini meliputi
atap, tutup samping maupun
panggungnya. Pelaksanaannya memakan waktu kurang lebih 10 hari. Setelah selesainya pembuatan kandang maka dilakukan sterilisasi dengan bahan formalin dan KMNO4. Ukuran dari masing-masing kandang tidak sama disesuaikan dengan luas tanah yang ada.
5. Pengadaan pakan konsentrat dan obat-obatan Pengadaan konsentrat serta obat-obatan menjadi tanggungan penuh tim pelaksana IbM. Setiap peternak mendapatkan 4 zak konsentrat (@ 50kg) serta obat-obatan meliputi : vitamin, Bio-N-Plus, Premix Mineral, vaksin dan obat diare, Antibiotik, dll. Pemberian konsentrat ini diharapkan dapat bertahan sampai 4 bulan ( untuk seekor domba EG). Setelah pakan konsentrat habis maka diharapkan peternak dapat membeli sendiri dari hasil keuntungan penjualan Domba . Pengadaan pakan konsentrat ini dapat dikoordinir melalui ketua kelompok masing-masing peternak.
6. Pengadaan Domba EG Pengadaan Domba EG dilakukan jauh sebelumnya dan dalam satu peternakan yang sudah terpantau kesehatan dan kualitas Dombanya. Pengadaan Domba ini dilakukan di daerah Gresik, antara lain dari daerah Manyar dan Sedayu. Umur Domba yang diberikan pada kelompok peternak adalah 1 tahun. Domba EG yang didatangkan sudah divaksin secara lengkap dan dalam kondisi siap masuk ke dalam kandang sistem panggung.
19
Setelah Domba datang pertama kali dan masuk ke dalam kandang panggung, maka selanjutnya diberikan vitamin untuk menghilangkan stres selama dalam perjalanan (pemberian vitamin ini selama 2 minggu). Pakan diberikan dalam bentuk konsentrat dan hijauan secara ad libitum, sedangkan untuk merangsang pertumbuhan berat badan diberikan Growth Stimulant (GS) berupa Bio-N-Plus.
7. Pemantauan Domba EG Secara Rutin Setelah Domba datang dan masuk kandang panggung, maka dilakukan pemantauan 2 minggu sekali secara rutin. Tujuan dari pemantauan ini adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan dan perkembangan terakhir dari Domba tersebut. Selain itu untuk mengetahui kenaikan rata-rata berat per hari dari domba tersebut. Apabila Domba telah dipelihara selama 2 bulan, maka pemberian mineral dan makanan tambahan berupa rumput dan hijauan lainnya mulai dilakukan untuk meningkatkan kenaikan berat badannya. Setelah Domba dipelihara 5 bulan dan kemudian dijual, maka dibelikan domba lagi dan digulirkan ke kelompok peternak yang lain.
8. Pembuatan pakan konsentrat Pembuatan pakan domba EG dapat dibuat sendiri dengan formulasi (utk 100 kg) :
dedak/ katul 50 kg (50%)
bungkil kelapa 25 kg (25%)
tepung jagung 15 kg (15%)
bungkil kacang tanah 8 kg (8%)
garam dapur 1 kg (1%)
tepung tulang 0.5 kg (0.5%)
kapur 0.5 % (0.5%)
20
Bahan baku berupa hijauan (rumput, dedaunan) dan dedak/katul banyak tersedia di daerah Tuban, khususnya desa Semanding , untuk itu perlu dilakukan pembuatan pakan sendiri berupa konsentrat yang formulasinya sudah dicantumkan seperti diatas.
9. Teknik pelaksanaan inseminasi buatan pada ternak domba EG Khusus alih teknologi dan percontohan inseminasi buatan pada domba EG dalam rangka menciptakan inseminator dan paramedis dengan materi kegiatan sebagai berikut :
Pengenalan alat kelamin dan teknik deteksi birahi pada domba EG
Teknik inseminasi buatan
Diagnosa kebuntingan
Penanganan infertilitas pada domba EG
Teknik sinkronisasi birahi
Penanganan beberapa penyakit pada domba EG
10. Pembuatan pupuk kandang Pupuk kandang dibuat dengan mencampurkan kotoran domba dicampur dengan bokasi dan biofermentor, kemudian diaduk secara merata. Setelah itu dijemur selama satu hari, kemudian baru dipakai untuk memupuk
21
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Beberapa kesimpulan yang dapat dibuat dari evaluasi sementara selama dua bulan program IbM penggemukan ternak Domba EG di kecamatan Semanding kabupaten Tuban antara lain sebagai berikut : 1. Lebih dari 80% peserta dapat berhasil dengan baik dalam melaksanakan penggemukan ternak Domba EG yang ditandai dengan kenaikan berat badan yang cukup tinggi serta tidak adanya kematian pada Domba tersebut 2. Banyaknya minat masyarakat calon peternak dalam menerima pelatihan penggemukan Domba EG tersebut, untuk segera memulai beternak domba EG. 3. Kesadaran peternak untuk berkonsultasi kepada tim pelaksana IbM cukup bagus, khususnya lewat e-mail.
Sedangkan saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Perlunya ditingkatkan frekuensi supervisi atau kunjungan ke masing-masing lokasi peternak Domba EG 2. Untuk sebagian peternak yang mengalami kendala / kesulitan dilakukan pembinaan yang lebih intensif lagi
22
LAMPIRAN : GAMBAR/FOTO KEGIATAN IbM PENGGEMUKAN DOMBA EG DI KECAMATAN SEMANDING KABUPATEN TUBAN
Pelatihan Penggemukan Domba EG di Kec. Semanding Kab. Tuban
Peserta Pelatihan Penggemukan Domba EG di Kec. Semanding
23
Pemberian materi penggemukan Domba EG oleh pelaksana IbM
Peserta bertanya masalah penggemukan Domba EG pd Pelaksana IbM
24
Pelaksana IbM sedang berfoto dgn Bpk.Camat Semanding beserta Staf
Camat Semanding dgn Pelaksana IbM berkunjung ke kandang peternak
25
Ketua Pelaksana IbM sedang meninjau salah satu kandang Domba EG
Kandang domba EG sistem panggung milik peternak di desa Bejagung
26
Kandang Domba EG sistem lantai di desa Tunah
Pupuk dari kotoran domba EG yg sdh dicampur bokasi
27
Renovasi kandang domba EG yg dilakukan pelaksana IbM
Renovasi kandang domba EG yg dilakukan pelaksana IbM
28
Bantuan Domba EG (3 ekor) dari Pelaksana IbM untuk desa Tunah
Bantuan Domba EG (3 ekor) dari Pelaksana IbM untuk desa Bejagung
29
Gudang tempat penyimpanan konsentrat Domba EG
Gudang tempat penyimpanan daun kc. tanah dan daun jagung
30
Pengolahan pupuk kandang dari kotoran domba Ekor Gemuk (EG)