LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Trenggalek Trenggalek, 21 – 22 Mei 2013
Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM ITS
1. Latar Belakang Permasalahan ketenagakerjaan, seperti pengangguran dan pengaruhnya seperti kemiskinan, merupakan permasalahan sosial yang kita hadapi bersama. Program penciptaan lapangan kerja produktif, yaitu lapangan kerja yang dapat mengoptimalkan potensi sumber daya yang dimiliki dan dapat berkelanjutan, sangatlah dibutuhkan untuk merespon hal ini. Pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk membuat program dan memfasilitasi pelaksanaan program ketenagakerjaan. Namun, program ketenagakerjaan ini sangatlah kompleks. Pengetahuan dan kemampuan pemerintah untuk merancang, melaksanakan, memonitor serta mengevaluasi program terbatas. Untuk itu, peran serta para pemangku kepentingan, seperti swasta dan masyarakat sangatlah penting dalam kegiatan ketenagakerjaan. Langkah kritis utama adalah memahami dan melakukan diagnosa terhadap kondisi ketenagakerjaan yang ada, serta menyusun program dan prioritas untuk menyelesaikannya. Lokakarya Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan (PBPK)adalah sebuah kegiatan untuk membantu proses perencanaan pembangunan yang lebih baik dengan mengedepankan berbagi pengetahuan (knowledge sharing) antara pemangku kepentingan yang terkait dengan isu ketenagakerjaan di tingkat daerah serta mendorong para pemangku kepentingan untuk ikut mengambil bagian dari perencanaan dan pelaksanaan program ketenagakerjaan. Metodologi dalam Lokakarya PBPKini diperkenalkan oleh ILO (Badan Perburuhan Internasional) dan terus dikembangkan melalui kerjasama Pusat Potensi Daerah dan Pemberdayaan masyarakat (PDPM) ITS Indonesia dan Stockholm School of Economics (SSE) Swedia, dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Bappenas, dengan bantuan pendanaan dari pemerintah Swedia melalui Swedish International Development Agency (SIDA).
2. Tujuandan Manfaat Tujuan dari Lokakarya PBPK ini adalah agar pemangku kepentingan permasalahan ketenagakerjaan (Pemerintah, swasta dan masyarakat): a. Memiliki pemahaman lebih baik tentang permasalahan, tantangan dan peluang dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang inklusif dan berkelanjutan. b. Bersama-sama melakukan analisa ketenagakerjaan sehingga kualitas perencanaan program ketenagakerjaan dapat lebih baik. 1
c. Berdialog untuk menciptakan forum diskusi di antara pemangku kepentingan sebagai wadah identifikasi permasalahan dan tantangan dalam menciptakan lapangan kerja produktif serta sarana pemberi masukan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun kebijakan terkait. d. Memberikan landasan yang kuat bagi Pemerintah Daerah yang bersangkutan dalam penyusunan kebijakan strategi pengembangan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Daerah. e. Bersama-sama berkomitmen untuk memperkuat dialog sosial antara pemerintah dan para pemangku kepentingan di Daerah.
Sedangkan manfaat / luaran dari Lokakarya PBPKini adalah: a. Adanya pemahaman yang lebih baik tentang arah dan rencana pembangunan di daerah, termasuk permasalahan dan tantangannya. b. Adanya pemahaman yang lebih baik tentang konsep perencanaan bersama program ketenagakerjaan sebagai upaya penciptaan lapangan kerja yang inklusif dan berkelanjutan. c. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) pengembangan sumber daya produktif (SDM &SDA) serta kemampuannya untuk mendapatkan kerja dengan kesempatan yang setara di daerah. d. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi ekonomi, yang mencakup identifikasi permasalahan, tantangan dan peluang pertumbuhan ekonomi yang kondusif di daerah serta kesempatan yang adil yang berkelanjutan. e. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya potensi sektor unggulan di daerah yang dapat menciptakan lapangan kerja produktif yang inklusif dan berkelanjutan. g. Adanya rekomendasi kebijakan yang diperlukan untuk menindaklanjuti peluang dan menjawab permasalahan dan tantangan penciptaan lapangan kerja di daerah melalui sektor unggulan ini. h. Adanya rekomendasi studi lanjut untuk mendukung hal-hal tersebut diatas.
Dalam kerangka untuk mendukung pencapaian visi Kabupaten Trenggalek 2010-2015 yaitu: “Perubahan Menuju Terwujudnya Masyarakat Trenggalek yang Sejahtera dan Berakhlak“.
2
3. Definisi Seperti tertulis dimuka, tujuan lokakarya ini adalah menyusun masukan alternatif arahan kebijakan dan program penciptaan lapangan kerja produktif yang inklusif dan berkelanjutan. Berikut definisi dari terminologi diatas: Lapangan kerja produktif: lapangan kerja yang mampu memberikan kesempatan kerja dengan penghasilan yang layak bagi seseorang untuk mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya, serta keluar dari garis kemiskinan. Untuk itu, lapangan kerja produktif erat kaitannya dengan pengurangan pengangguran dan pekerja miskin. Inklusif: seluruh warga masyarakat, baik pria maupun wanita, baik di kota maupun di desa memiliki kesempatan yang samadalam memperoleh lapangan kerja produktif. Hal ini terkait erat dengan kesetaraan. Berkelanjutan: lapangan kerja produktif yang memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga dapat tersedia tidak hanya untuk generasi sekarang tapi juga generasi mendatang.
4. Metodologi Untuk mencapai tujuan diatas, kegiatan Lokakarya PBPKini terdiri dari dua tahapan: -
Pra Lokakarya, sebagai tahapan persiapan, untuk mengetahui
APA karakteristik
ketenagakerjaan dan tantangan yang dihadapi daerah. Kegiatan ini dilakukan oleh tim ITS bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. -
Lokakarya, dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya, melakukan konfirmasi temuan awal, serta mencari tahu MENGAPA permasalahan ketenagakerjaan dan kemiskinan dapat terjadi dan mencari masukan BAGAIMANA tantangan tersebut dapat diatasi. Kegiatan ini merupakan kegiatan bersama, yang difasilitasi oleh Bappeda setempat, dengan dukungan narasumber dan fasilitator dari ITS.
Kerangka berpikir dari tahapan analisa diagnostik mengacu pada diagram ketenagakerjaan (lihat Gambar 4.1). Gambar 4.1 Diagram ketenagakerjaan menunjukkan bahwa lapangan kerja produktif yang inklusif dan berkelanjutan mengakar pada 4 faktor pembangunan yaitu: -
Tersedianya sumber daya produktif (Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam)
-
Adanya dukungan faktor penggerak ekonomi
-
Yang dilaksanakan dengan mengedepankan aspek kesetaraan
-
Dijalankan dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan 3
Gambar 4.1. Diagram Ketenagakerjaan Kerangka diagnosa ketenagakerjaan menunjukkan bahwa penciptaan lapangan kerja berdasarkan pada dua sumber daya produktif, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya alam. Keduanya perlu diberdayakan dalam kerangka ekonomi produktif, yang ekonomi yang mempertimbangkan kesetaraan dan keberlanjutan, dengan melibatkan 3 unsur pembangunan, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Jika hal ini dijalankan maka pembangunan berkelanjutan dengan kesetaraan diharapkan dapat mengatasi defisit kesempatan kerja produktif serta kemiskinan. Untuk itu, tahapan perencanaan menjadi tahapan awal yang kritis, dan Lokakarya PBPKini ditujukan sebagai sarana perencanaan bersama dan diskusi dengan mengacu kepada konsep diatas.
5. Agenda dan Peserta Lokakarya ini dilaksanakan pada tanggal 21-22 Mei 2013, dengan hasil diskusi pada satu sesi dijadikan masukan bagi sesi berikutnya, yaitu: Hari 1:(a)Paparan visi dan misi pemerintah kab. Trenggalek; (b) Penjelasan metodologi; (c) Dinamika ketenagakerjaan kab. Trenggalek serta (d) Analisa diagnosa ekonomi dan keberlanjutan Hari 2: (e) Analisis diagnosa sumber daya manusia dan sumber daya produktif lainnya, dilanjutkan dengan diskusi (f) Ke(tidak)setaraan dan rangkuman rekomendasi bagi pemerintah daerah. 4
Jadwal lengkap lokakarya ini dapat dilihat pada lampiran A.
Kerangka lokakarya dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Sesi 1. Metodologi Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan
Sesi 2. Strategi Pembangunan
Sesi 3.Fakta pembangunan Ekonomi di daerah
Sesi 4.Fakta ketenagakerjaan di daerah
Sesi 5.Fakta kesetaraaan & keberlanjutan
Tanya jawab : Pemahaman tentang Dinamika Ketenagakerjaan
Sesi 6.Paparan & Diskusi A Sumber Daya Produktif (SDM & SDA)
Sesi 7.Paparan & Diskusi B Mencapai Tujuan Pembangunan dg Kesetaraan
Sesi 11: Diskusi F Masukan & studi lanjut
Sesi 8.Paparan & Diskusi C Mencapai Tujuan Pembangunan yang berkelanjutan
Sesi 9.Paparan & Diskusi D Pemilihan sektor unggulan u/ lap kerja yg inklusif & berkelanjutan
Sesi 10: Diskusi E Rekomendasi Kebijakan. Telaah ulang hasil diskusi A-D & menyusun rekomendasi kebijakan & RKA
Gambar 5.1.Kerangka Lokakarya Lokakarya ini diikuti oleh xxpeserta, terdiri dari xxpemerintah, xxswasta dan xxmasyarakat, serta xx% (xxorang) laki laki dan xx% (xxorang) perempuan. Daftar peserta lokakarya dapat dilihat pada lampiran B.
6. Hasil Lokakarya Laporan ini disusun dengan sesuai proses lokakarya, dan terdiri darigambaran tentang kabupaten Trenggalek, dilanjutkan dengan analisa diagnostik 1 tentang sumber daya manusia dan sumber daya produktif lainnya, analisa diagnostik 2 tentang aspek ekonomi, analisa diagnostik 3 tentang aspek kesetaraan dan analisa diagnostik 4 tentang aspek keberlanjutan dan diakhir dengan masukan kebijakan dan program.
6.1.
Struktur Demografi
6.1.1. Jumlah dan sebaran penduduk 5
Comment [11]: Diisi sesuai daftar absensi
Kabupaten Trenggalek memiliki luas wilayah 126,14 Ha. Kabupaten ini terdiri dari 14kecamatan Perkotaan 29.69%
dan
157
desa/kelurahan.
Jumlah
penduduk
kabupaten Trenggalek di tahun 2011 adalah sebanyak
Pedesaan 70.31%
678.206jiwa
dengan
kepadatan
penduduk sebesar 5377 orang/Ha. Penduduk tersebar 29,69% di kota dan 70,31% di desa.
Sumber: Susenas Kab. Trenggalek, 2010
Gambar6.1 Distribusi Penduduk Desa/Kota di Kabupaten Trenggalek
6.1.2. Struktur penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin Jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 6.2. Penduduk kabupaten Trenggalekterdiri dari 50,30% perempuan dan 49,70% laki-laki. Sebagian besar pendudukusia paska produktif yaitu diatas 65 tahunadalah wanita. Jumlah penduduk usia produktif yaituusia 15-64 tahun juga lebih banyak yang berjenis kelaminperempuan. 75 +
Perempuan
70 - 74
Laki-laki
65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9
Ribuan
0-4
40
30
20
10
10
20
30
40
Sumber: KabupatenTrenggalekDalamAngka, 2012
Gambar 6.2.Piramida Penduduk Kabupaten Trenggalek
6.2.
Dinamika Ketenagakerjaan
6.2.1. Penduduk Angkatan Kerja Berdasarkan tingkatan pendidikan, profil angkatan kerja kabupaten Trenggalek masih berpendidikan rendah, yaitu 60,62% berpendidikan ≤SD dan 22,27% berpendidikan SLTP (total berpendidikan SLTP ke bawah adalah sebesar 82,89%). 6
5.55%
1.12%
3.00%
Laki-laki Perempuan
Universitas
7.43% Diploma I/II/III/Akademi 22.27%
SMTA Kejuruan 60.62% SMTA Umum
≤ SD SMTP SMTA Umum SMTA Kejuruan Diploma I/II/III/Akademi Universitas
SMTP ≤ SD Ribuan
0
100
200
Sumber: BPS, Survey AngkatanKerjaNasionalAgustus 2011 diolahPusdatinaker
a)
Berdasarkan pendidikan
b)
Berdasarkan Pendidikan dan Jenis kelamin
Gambar 6.3. Penduduk Angkatan Kerja berdasarkan tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Komposisi pencapaian pendidikanpun tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja laki-laki selalu lebih banyak dari perempuan hampir di seluruh tingkatan pendidikan.
6.2.2. Partisipasi Angkatan Kerja dan Defisit Tenaga Kerja Produktif Tabel 6.1. Prediksi Tingkat aktifitas Penduduk, Pekerja dan Pengangguran Distribusipendudukdalamusiakerjaberdasarkanjeniskelamin - 2011 Laki-laki
Perempuan
Total
1
Populasi*
331.371
346.835
678.206
2
Pendudukusiakerja 15+*
259.514
265.718
525.232
3
Dalamangkatankerja**
219.107
145.268
364.375
213.253
139.549
352.802
5.854
5.719
4 5 6
Bekerja Pengangguran Tidakaktif
11.573 160.857
7
Rasioketergantungan, berdasarkanusia
50,60%
45,45%
47,93%
8
Activity rate (%) = [3]/[2]*100
84,43%
54,67%
69,37%
9
Employment rate (%) = [4]/[2]*100
82,17%
52,52%
67,17%
10
Unemployment rate (%) = [5]/[3]*100
2,67%
3,94%
3,18%
Sumber: Sumber: BPS, Survey AngkatanKerjaNasionalAgustus 2011 diolahPusdatinaker
Tingkat partisipasi kerja secara umum masih belum merata. Hal tersebut diukur dari tingkat kegiatan, yaitu perbandingan penduduk angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. Tingkat kegiatan penduduk usia kerja di Kab. Trenggalek adalah 69,3%, artinya terdapat 30,1% penduduk yang tidak bekerja karena menganggur atau memang tidak aktif bekerja (ibu rumah tangga, sekolah 7
dsb). Jika dilihat lebih jauh, ternyata, tingkatan kegiatan laki-laki mencapai hampir 84,43% sedangkan perempuan hanya 54,67%. Sedangkan tingkat bekerja di kabupaten Trenggalek, yaitu perbandingan penduduk yang bekerja dibandingkan penduduk usia kerja adalah sebesar 67,17% (lihat Tabel 6.1). Jumlah angkatan kerja sebanyak 364.375 jiwa, 352.802 jiwa diantaranya adalah penduduk yang bekerja,
sehingga
pengangguran
terbuka
sebesar
11.573
jiwa
(tingkat
pengangguransebesar3,18%).Tingkat kemiskinan di Kabupaten Trenggaleklebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan Provinsi Jawa Timur dan Nasional. Tingkat pengangguran tidak dapat dijadikan indikator tunggal dalam defisit lapangan kerja produktif di Kabupaten Trenggalek. Dengan tingkat kemiskinan 15,32% di tahun 2011, maka perkiraan jumlah pekerja miskin adalah sebanyak 54.049 jiwa, yang menjadikan Trenggalek memiliki defisit lapangan kerja produktif (penciptaan lapangan kerja yang layak, baik bagi penganggur maupun pekerja miskin) sebanyak 65.622 jiwa. Populasi 678.206
Penduduk Usia Kerja (15+) 525.232
Tidak Aktif 160.857
Angkatan Kerja 364.375
Bekerja 352.802 (96,82%)
Non PUK (<15) 152.974
Pengangguran 11.573 (3,18%) Pekerja Produktif ± 298.753
Pengangguran tidak miskin
Pekerja Miskin ± 54.049
Pengangguran Miskin
PERKIRAAN DEFISIT LAPANGAN KERJA PRODUKTIF 65.622
Sumber: Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Trenggalek, 2011; BPS, Survey AngkatanKerjaNasionalAgustus 2011 diolahPusdatinaker
Gambar 6.4. Prediksi Defisit Lapangan Kerja Produktif di Kabupaten Trenggalek Dari segi usia, pengangguran di kabupaten Trenggalek ini meliputi pekerja berada pada usia yang sangat produktif, yaitu 15 hingga 34 tahun, dimana 48,77% berpendidikan SMP dan 26,26% berpendidikan SMA baik itu SMA Umum maupun Kejuruan. 8
≥ 65
Bekerja
60-64
Pengangguran
55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
Sumber : BPS, Survey AngkatanKerjaNasionalAgustus 2011 diolahPusdatinaker
Gambar 6.5.DistribusiAngkatanKerjaMenurutUsia di Kabupaten Trenggalek
6.2.3. Penyerapan Tenaga Kerja di Berbagai Sektor Ekonomi Penyerapan tenaga kerja di kabupaten Trenggalek terfokus pada sektorpertanian(dengan jumlah pekerja di sektor ini sebesar 55,74% dari total pekerja), diikuti sektor industri pengolahan (jumlah pekerja sektor ini sebesar 14,83% dari total pekerja), kemudian sektor jasa-jasa dimana jumlah pekerja di sektor ini sebanyak 9,70% dari total pekerja dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (jumlah pekerja sektor ini sebesar 8,70%).
6.2.4. Tantangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Trenggalek Secara singkat, Kabupaten Trenggalek memiliki defisit angkatan kerja produktif sekitar 65.622 orang yang terdiri dari 11.573 pengangguran dan 54.049 pekerja miskin. Tantangan ketenaga-kerjaan di Kabupaten Trenggalek meliputi: -
Sebanyak lebih dari 80% penduduk Kab. Trenggalek lulusan SMP ke bawah
-
Pengangguran di pedesaan banyak yang berpendidikan rendah
-
Jumlah pekerja miskin lebih banyak dibanding pengangguran
-
Tambahan....
Comment [12]: Ditambahkan sesuai hasil lokakarya
Sedangkan diskusi selama lokakarya menghasilkan temuan bahwa: -
9
Sumberdaya Manusia dan Alam di Kabupaten Trenggalek juga menjadi faktor yang penting dalam penciptaan lapangan kerja produktif. Hasil diskusi terkait kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang dari sumberdaya kab. Trenggalek disajikan dalam Tabel 6.2 Tabel 6.2.Aspek Sumber Daya untuk Penciptaan Lapangan Kerja Produktif ASPEK SUMBER KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG DAYA
TANTANGAN
Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Alam (SDA)
6.3.
Ketidaksetaraan
Terdapat tiga aspek ketidaksetaraan di Kabupaten Trenggalekyang perlu diperhatikan, yaitu: ketidaksetaraan penghasilan - sektor, ketidaksetaraan gender dan ketidaksetaraan usia
6.3.1. Ketidaksetaraan Penghasilan Sektor penyedia lapangan kerja di Trenggalek tidak tumbuh secara berimbang. Sektor perdagangan dan pertanian merupakan sektor yang memiliki tingkat penghasilan rendah, sedangkan sektor keuangan, Asuransi dan Real Estate merupakan sektor dengan tingkat penghasilan tertinggi. Tingkat penghasilan tinggi di desa diberikan oleh sektor pertambangan dan penggalian. Tabel 6.3.Rata-Rata Upah/Gaji Per Sektor Berdasarkan Wilayah. Lapangan Usaha
Daerah (Rp) Perkotaan
Rata-rata (Rp)
Pedesaan
1 Pertanian
493.475
867.439
659.475
2 Pertambangan & Penggalian
962.374
1.700.000
1.320.649
3 Industri Pengolahan
513.715
911.902
755.930
4 Listrik. Gas Dan Air
0
0
0
5 Bangunan
772.023
928.078
888.615
6 PerdaganganHotel & Restaurant
243.787
463.573
351.103
7 AngkutanPergudangan & Komunikasi
975.000
857.702
885.328 10
Lapangan Usaha
Daerah (Rp) Perkotaan
8 Keuangan Asuransi Real Estate 9 Jasa Kemasyarakatan Lainnya
Rata-rata (Rp)
Pedesaan
0
1.541.951
1.541.951
1.083.230
1.614.959
1.405.581
Sumber: Pusdatinaker. 2011
Terjadi ketidaksetaraan yang cukup jauh antara penghasilan perkotaan dengan pedesaan pada sektor pertambangan dan penggalian.Rata-rata penghasilan di pedesaan cenderung lebih besar dibanding gaji di perkotaan.
6.3.2. Ketidaksetaraan Gender Lapangan kerja produktif akan bisa tercapai jika ada kesetaraan kesempatan kerja bagi perempuan dan laki-laki. Tingkat partisipasi antara perempuan dan laki-laki diukur dari tingkat kegiatan. yaitu ratio antara jumlah orang yang bekerja dibandingkan dengan penduduk usia kerja. Tingkat partisipasi perempuan di Kabupaten Trenggalekmasih lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. yaitu: 1) Tingkat kegiatan perempuansebesar 54,67% sedangkan laki-laki sebesar 84,43%. 2) Tingkat pekerjaan / Employment rate (perbandingan penduduk yang bekerja dan penduduk usia kerja) untuk laki-laki 82,17% dan perempuan 52,52%. (Lihat Tabel 6.1). Yang menjadi pertanyaan adalahmengapa perempuan memiliki tingkat kegiatan yang jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki? Hasil diskusi terkait ketidaksetaraan gender di kabupaten Trenggalek dilakukan untuk mengetahui penyebab, peluang, tantangan sertasolusi yang dibutuhkan. Hasil diskusi disajikan pada Tabel 6.4. Tabel 6.4.Ketidaksetaraan Gender dalamKetenagakerjaan FAKTA
PENYEBAB
PELUANG
TANTANGAN
6.3.3. Ketidaksetaraan Usia Hasil diskusi juga menunjukkan bahwa adanya ketidaksetaraan pekerja menurut usia. Tabel 6.4 menyajikan hasil diskusi terkait ketidaksetaraan usia. Tabel 6.4.KetidaksetaraanUsiadalamKetenagakerjaan 11
FAKTA
6.4.
PENYEBAB
PELUANG
TANTANGAN
Sektor Ekonomi dan Pemilihan Sektor Unggulan
Tingkat pertumbuhan ekonomi Trenggalek mengalami kenaikan pada tahun 2011. Di tahun 2010, tingkat pertumbuhan ekonomi Trenggalek sebesar 6,11% sedangkan tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2011 naik menjadi sebesar 6,46%. Tingkat pengangguran mengalami kenaikan menjadi 3,18% pada tahun 2011 dan tingkat kemiskinan di kabupaten Trenggalek lebih rendah dibandingkan tingkat kemiskinan propinsi dan nasional.
Sumber; KabupatenTrenggalekDalamAngka, 2012; BPS, Survey AngkatanKerjaNasionalAgustus 2011 diolahPusdatinaker
Gambar 6.6.Perbandingan Distribusi PDRB dan Lapangan Pekerjaan Per Sektor Dari sudut ekonomi, 37,22% PDRB disumbang oleh sektor pertanian, dilanjutkan sektor perdagangan, hotel dan restoran (29,6%), jasa-jasa (16,14%) danindustri pengolahansebesar5,42%. Namun kontribusi masing-masing sektor ini dalam penciptaan lapangan kerja tidak merata. Sektor pertanian menyerap tenaga kerja hingga 55,74%; sektor industri pengolahan sebesar 14,83%; sektor perdagangan, hotel dan restoranhanya menyediakan lapangan kerja sebesar 8,70% dan sektor jasa juga hanya mampu menyediakan 9,70%. Hal ini berarti terdapat ketimpangan produktivitas antara sektor yang satu dengan yang lain. Untuk itu, pemilihan sektor yang dapat terus menyediakan pekerjaan yang layak perlu dipertimbangkan. Pemilihan sektor perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: 12
a. Menyerap tenagakerja b. Memberi nilai tambah besar c. Keterkaitan dengan sektor lain (multiplier effect) d. Memberikan peluang kerja yang setara antara desa dan kota serta laki-laki dan perempuan e. Dijamin keberlanjutannya terkait pasar, sosial dan lingkungan f.
Mudahdiimplementasikan
g. Biayaterjangkau Terdapat X sektor potensial sebagai sektor unggulan berdasarkan kriteria diatas serta keunggulan Comment [13]: Sesuai hasil lokarya
komparatif wilayah, yaitu: .... . Kerangka donat sistem pasar digunakan
2. FUNGSI PENDUKUNG DAN LAYANAN USAHA
untuk memandu hal yang perlu diperbaiki untuk masing-masing sektor, yaitu dengan mengeksplorasi: 1) Permasalahan dalam menjaga rantai nilai di sektor ini; 2) Dukungan regulasi bagi penciptaan
I N P U T
1. RANTAI NILAI SEKTOR UTAMA
P A S A R
iklim usaha, 3. PERATURAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
3) Ketersediaan fungsi pendukung yang Gambar 6.7.Kerangka Donat Sistem Pasar
dapat membuat sektor ini tumbuh. Tabel 6.5.Pemilihan Sektor Unggulan SEKTOR
POTENSI DAYA SAING
ALASAN
PELUANG
TANTANGAN
•
•
•
13
7.
Diskusi Upaya Pencapaian Target Lapangan Kerja Produktif di Berbagai Sektor
Diskusi sektor telah mengidentifikasi penyebab permasalahan dan rekomendasi program maupun kebijakan. Sub bab ini ditujukan untuk dapat membantu merancang target pencapaian penciptaan lapangan kerja dan mengukur keberhasilannya. Kriteria pemilihan dan rekomendasi program: –
Menyerap tenaga kerja
–
Memberi nilai tambah besar
–
Keterkaitan dengan sektor lain (multiplier effect)
–
Dijamin keberlanjutannya (pasar)
–
Memberikan peluang kerja yang setara
–
Mudah diimplementasikan
–
Biaya terjangkau
Berikut adalah usulan program dan indikator keberhasilan program untuk dua sektor usulan: Tabel 6.6.Usulan dan Rekomendasi Kebijakan Sektor Unggulan SEKTOR
BIDANG
RESIKO
REKOMENDASI
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
14
LAMPIRAN Lampiran A. Agenda lokakarya WAKTU
SESI Hari 1.
Tujuan hari 1: Memahami arahan strategis. kondisi pembangunan ekonomi di daerah. serta mengidentikasi sector unggulan serta strategi nilai tambah untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan 08:00 – 08:30 08:30 - 09:00
Pendaftaran Pembukaan Ucapan Selamat Datang Ketua Panitia Lokakarya Pidato dan Pembukaan Resmi Sekretaris Daerah Kabupaten Trenggalek Sesi Foto
09:00 – 09:15 09:15 – 09:45 09.45 – 10.00 10:00 – 11:00
11:00 – 12:00 12:00 – 13:00 13:00 – 13:15
14:30 – 15:00 15:00 – 16:30
Rehat Kopi 1 Perkenalan Fasilitator Utama – Tim ITS (Lantip Trisunarno. MT) Sesi 1. Pengenalan Metodologi Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan Narasumber: Dr Janti Gunawan Sesi 2. Strategi Pembangunan Daerah Trenggalek Narasumber : Ketua Bappeda Kab. Trenggalek Sesi 3. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus Pada Tingkat dan Kualitas Pembangunan Ekonomi – pemahaman fakta pembangunan ekonomi di Trenggalek Nara Sumber: Dr. Janti Gunawan Rehat Makan Siang Energizer Sesi 4. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus Pada Tingkat dan Kualitas Pembangunan Ekonomi (lanjutan) – memahami sector unggulan Fasilitator kelompok Rehat Kopi Sesi 5. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus Pada Tingkat dan Kualitas Pembangunan Ekonomi (lanjutan) – rantai nilai dan nilai tambah Fasilitator
Hari 2 Tujuan hari 2: Memahami kondisi sumber daya produktif dan tantangan pembangunan berbasis 15
sumber daya (manusia dan alam) serta bagaimana implikasinya
08:30 – 08:45
08:45 – 09:45
09:45 – 10:00
10:00 – 12:00
12:00 – 13:00 13:00 – 13:15 13:15 – 15:15 15:15 – 15:45
15:45 – 16:45
16:45 – 16:55 16:55 – 17:00
Meninjau kembali kebijakan dan langkah yang ada. bagaimana pembangunan lebih adil dan berkelanjutan – menyusun masukan kebijakan dan rencana aksi Pembukaan Hari 2 Rangkuman Hari 1. Pengenalan Kegiatan Hari 2 dan Ice Breaking Fasilitator utama Sesi 7. Analisis Kondisi Ketenagakerjaan di Kab Trenggalek Presentasi dan tanya jawab mengenai kondisi. dinamika dan karakteristik yang unik dari ketenagekarjaan. ekonomi dan bursa tenaga kerja Daerah. Narasumber: Dr.Agnes Tuti Rehat Kopi Sesi 8. Diskusi tantangan aspek sumber daya produktif di Trenggalek Tujuan: Memperoleh prioritas tantangan pembangunan sumber daya produktif di Trenggalek Diskusi kelompok Rehat Makan Siang Energizer Sesi 9. Mencapai Tujuan Pembangunan dengan Kesetaraan Nara sumber: Dr. Eddy Soedjono Rehat Kopi Sesi 10: Rangkuman dan Kesimpulan serta Implikasi Kebijakan dan Studi Lanjutan Diskusi dan presentasi kelompok untuk mengajukan rekomendasi kebijakan dan studi lanjutan – jika diperlukan – untuk menindaklanjuti diskusi di Hari 1.2 dan 3 dengan cara mengulas kembali permasalahan. tantangan dan peluang yang telah diidentifikasi. Fasilitator:Dr Janti Gunawan Evaluasi Penutupan Lokakarya
16
Lampiran B. Daftar peserta lokakarya Perusahaan ( Swasta) No. 1 2 3
Nama
JK
Instansi
No. HP
Instansi
No. HP
Pemerintah No. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19
Nama
MASYARAKAT No. 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 34
Nama
Instansi
No. HP
17
Lampiran C. Harapan. Kekhawatiran & Kontribusi lokakarya Sebelum lokakarya dimulai. peserta diminta untuk menuliskan harapannya. kekhawatiran dan kontribusi yang akan diberikan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan adanya kesepamahaman harapan demi efektifnya lokakarya. dan mempertimbangkan ketidak efektifan lokakarya di masa lampau (jika ada) untuk menjadi lebih baik. serta mengajak peserta sebagai pelaku pembangunan untuk dapat berperan aktif sejak tahapan perencanaan pembangunan. Rangkuman harapan peserta dapat dilihat tabel berikut: Harapan
Kekhawatiran
Kontribusi
18
Lampiran D. Evaluasi lokakarya
19
Lampiran E. Dokumentasi Lokakarya Pembukaan Lokakarya
Proses Penyampaian Materi dan Diskusi
20
Proses Penyampaian Materi dan Diskusi
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi: Pusat Studi PDPM LPPM-ITS Kampus ITS Sukolilo-Surabaya Telp. 031-5962271
21