Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
i
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
i
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
ii
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
IKHTISAR EKSEKUTIF Sejalan dengan perwujudan pemerintahan yang mengikuti prinsip good governance dan clean government disusunlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015. Laporan kinerja ini dipakai sebagai bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan kinerja LAPAN di masa yang akan datang serta mendukung visi LAPAN: “Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa Untuk Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri”. Implementasinya diwujudkan dalam bentuk peningkatan produktivitas, efisiensi, dan akuntabilitas. Selain itu, Laporan Kinerja ini juga dijadikan acuan untuk menyempurnakan kebijakan-kebijakan yang akan diambil. Laporan Kinerja berisi pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan pada Penetapan Kinerja tahun 2015 yaitu: 1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa 2. Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima 3. Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa. 4. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi standar Secara umum pelaksanaan pencapaian sasaran strategis tesebut di atas berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dengan melaksanakan Indikator Kinerja Utama (IKU) LAPAN yang tertuang dalam Renstra LAPAN 20152019. Hasil pelaksanaan program pengusaan iptek penerbangan dan antariksa tahun 2015 telah dihasilkan dan dimanfaatkan oleh beberapa instansi pemerintah dan swasta, antara lain : a. 3 tipe roket (RX-1220, RX-450 dan roket petir) yang dimanfaatkan untuk kebutuhan khusus (pertahanan, alutsista nasional dan mengukur tegangan petir). b. 2 tipe satelit buatan Lapan (LAPAN-TUBSAT dan LAPAN-A2) yang telah dimanfaatkan untuk pemantauan, melakukan survey dan monitoring wilayah maritim Indonesia serta observasi muka bumi. c. 2 tipe pesawat UAV (LSU-01 dan LSU-02) yang dimanfaatkan untuk monitoring bencana, pengamatan daerah perkebunan dan pengamatan daerah perbatasan. d. 1 produk desain pesawat transport nasional N219 yang siap untuk diproduksi oleh industri penerbangan PT Dirgantara Indonesia. e. 15 model (model/modul/prototipe) pemanfaatan iptek penerbangan dan antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim. f. Pelayanan hasil litbangyasa iptek penerbangan dan antariksa kepada 200 instansi pengguna (Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, TNI/POLRI, perguruan tinggi dan swasta).
iii
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
g. Pelayanan hasil litbangyasa iptek penerbangan dan antariksa yang memuaskan dengan nilai Indek Kepuasan Masyarakat 79,30 (kurun waktu Januari – Agustus 2015). h. Dihasilkannya 39 publikasi nasional terakreditasi tentang iptek penerbangan dan antariksa. i. Dihasilkannya 22 publikasi Internasional terindeks tentang iptek penerbangan dan antariksa. Pencapaian publikasi ilmiah ini, diperoleh melalui terbitan jurnal ilmiah internasional terindeks dengan cara mengadakan dan mengikuti beberapa kegiatan simposium dan konferensi Internasional. j. Belum adanya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang berstatus granted. Hal ini dikarenakan proses untuk mendapatkan status granted memerlukan waktu yang lama, contoh pengusulan tahun 2010 sampai saat ini belum juga berstatus granted. Namun pada tahun 2015 telah diusulkan 7 HKI hasil litbangyasa teknologi roket, satelit dan penerbangan ke Dirjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
iv
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
DAFTAR ISI Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………. Pernyataan Telah Direviu……………………………………………………………………….. Ikhtisar Eksekutif ……………………………………………………………………………………. Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………… Daftar Gambar ………………………………………………………………………………………. Daftar Tabel …………………………………………………………………………………………… Bab I
i ii iii v vi viii
Pendahuluan …………………………………………………………….………………. 1.1. Umum ………………………………………………………………....…………… 1.2. Organisasi ………………………………………………………………....……… 1.3. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama (Strategic Issued) ................................................................................ 1.4. Sumber Daya dan Lokasi Fasilitas ……………………....…………….. 1.5. Sistematika Penyajian Laporan ………………………….......…………
1 2 2
8 11
Bab 2
Perencanaan Kinerja ……………………………………………………….………… 2.1. Rencana Strategis 2015-2019 …………………………...…….………… 2.1.1. Sasaran Strategis …………………………………....…………….. 2.1.2. Indikator Kinerja Utama (IKU) ……………...……..…………. 2.1.3. Sistem Nilai …………………………………………....….………….. 2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ………………………...…...….………..
12 13 14 14 15 16
Bab 3
Akuntabilitas Kinerja 3.1. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2015 …………………...…………… 3.2. Perbandingan Realisasi IKU terhadap Tahun Sebelumnya 3.3. Capaian Lain Di Luar IKU ……………………………………...………….. 3.4. Akuntabilitas Keuangan ……………………………...……………………
21 22 71 72 78
Bab 4
Penutup …………………………………………………………………………………….
81
5
Lampiran: 1. Rencana Kinerja Tahunan LAPAN Tahun 2015 2. Penetapan Kinerja LAPAN Tahun 2015 3. Rencana Aksi LAPAN Tahun 2015 4. Pengukuran Kinerja LAPAN Tahun 2015 5. Strategy map LAPAN 2015-2019 dengan Balanced Scorecard
v
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1.
Struktur Organisasi LAPAN berdasarkan Perka LAPAN No. 2 Tahun 2011
Gambar 1.2.
Struktur Organisasi LAPAN berdasarkan Perka LAPAN No. 8 Tahun 2015
Gambar 1.3.
Komposisi SDM Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Gambar 1.4.
Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional Khusus
Gambar 1.5.
Lokasi Fasilitas LAPAN
Gambar 3.1.
Uji Terbang Roket RX- 1220
Gambar 3.2.
Uji Statik dan Uji Terbang Roket RX-450
Gambar 3.3.
Dimensi roket petir
Gambar 3.4.
Pelepasan Satelit LAPAN A2 oleh Presiden RI (03/09/15)
Gambar 3.5. Gambar 3.6.
Pulau Batam diambil dari satelit LAPAN-A2 (27/10/15) Kampung Kaniogan Malaysia diambil dari satelit LAPANA2 Data AIS diambil dari satelit LAPAN-A2
Gambar 3.7. Gambar 3.8.
Persiapan Peluncuran Satelit LAPAN-A2 dengan roket PSLV India
Gambar 3.9.
Capaian pengembangan Satelit Mikro Eksperimen (Seri A)
Gambar 3.10. Gambar 3.11.
Pemanfaatan Pesawat UAV tipe LSU Hasil foto daerah Poso menggunakan pesawat LSU-01
Gambar 3.12.
Gambar 3.16.
Kegiatan pemotretan garis pantai di Cilamaya menggunakan pesawat tanpa awak LSU-01 dan LSU-02 Beberapa varian pesawat tanpa awak yang dikembangkan untuk mendukung sistem pemantauan Pemanfaatan Pesawat LSA dalam Observasi Wilayah Pertanian di Subang Pemecahan kendi oleh Menkopolhukam sebagai tanda peresmian penampilan perdana pesawat transport nasional N219 dan foto bersama para pejabat negara di depan pesawat N219 di hanggar PT DI (10/12/15) Decision Support System (DSS) Berbasis Sains Antariksa
Gambar 3.17.
Model penentuan kualitas air
Gambar 3.18.
Model untuk identifikasi pengembangan wilayah
Gambar 3.13. Gambar 3.14. Gambar 3.15.
vi
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Gambar 3.19.
Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN)
Gambar 3.20.
Produk SPBN berupa Informasi Spasial Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI)
Gambar 3.21.
Penandatanganan MoU LAPAN - DI Yogyakarta (12/02/15) dan Pencanangan Sistem DSS Semar dengan pilot project Dinas Kelautan dan Perikanan DIY
Gambar 3.22.
Kesepakatan Kepala LAPAN dan KASAU dalam rangka pemanfaatan hasil litbang LAPAN untuk mendukung TNI untuk kepentingan bangsa, Cilangkap (12/11/15)
Gambar 3.23.
Kesepakatan Bersama antara Kepala LAPAN dengan Gubernur Sulawesi Selatan dan Sosialisasi Pemanfaatan Data Satelit Penginderaan Jauh di depan para Kepala SKPD dan Bappeda (06/05/15)
Gambar 3.24.
Prosedur pengusulan HKI
Gambar 3.25.
Piagam Penghargaan Karya Unggulan 2015
Gambar 3.26.
Piagam Penghargaan Peringkat Terbaik Ketiga dalam pemilihan Unit Kearsipan Tingkat Nasional Tahun 2015
Gambar 3.27.
Piagam Sertifikasi BMN 2015
Gambar 3.28.
Piagam Penghargaan National Procurement Award 2015
Gambar 3.29.
Piagam Penghargaan rekor Muri untuk Kategori UAV Jarak Terbang Terjauh
Gambar 3.30.
Sertifikat ISO 9001 : 2008 terkait dengan Sistem Manajemen Mutu dalam Pelayanan Teknologi dan Data Satelit Penginderaan Jauh
Gambar 3.31.
Pejabat Eselon 1,2 dan 3 setelah pelatikan sesuai struktur baru
vii
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
DAFTAR TABEL Tabel 2.1.
Sasaran Strategis, IKU dan Target LAPAN Tahun 2015-2019
Tabel 2.2.
Perjanjian Kinerja LAPAN Tahun 2015
Tabel 3.1.
Capaian Indikator Kinerja Utama 2015
Tabel 3.2.
Perbandingan tipe roket yang dimanfaatkan penggunaan khusus tahun 2014 – 2015
Tabel 3.3.
Jumlah data TTC dan data misi satelit yang diakuisisi
Tabel 3.4.
Spesifikasi Teknis Satelit LAPAN-A2
Tabel 3.5.
Perbandingan realisasi IKU pada kegiatan pengembangan satelit Tahun 2014 – 2015
Tabel 3.6.
Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) dilingkungan LAPAN Tahun 2015 (bulan Januari s/d Agustus 2015)
Tabel 3.7.
Perbandingan Nilai Survei Kepuasan Masyarakat LAPAN Tahun 2013 – 2015
Tabel 3.8.
Publikasi Ilmiah pada jurnal Nasional Terakreditasi Tahun 2015
Tabel 3.9.
Publikasi Ilmiah pada Jurnal Internasional Terindeks Tahun 2015
Tabel 3.10.
Usulan HKI Tahun 2015
Tabel 3.11.
Rekapitulasi Usulan HKI Tahun 2008 - 2015
Tabel 3.12.
Perbandingan realisasi IKU Tahun 2015 terhadap tahun sebelumnya
Tabel 3.13.
Realisasi Anggaran Tahun 2015
untuk
viii
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
BAB 1 PENDAHULUAN
1
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Umum Good governance merupakan perwujudan reformasi penyelenggaraan pemerintahan yang baik, yang sejalan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi, serta berperan dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan berdasarkan perencanan strategis yang ditetapkan. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi. Laporan Kinerja (Lakin) adalah gambaran tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan terhadap sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui perencanaan strategis. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) didirikan pada tahun 1963 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963 tentang Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar Nasional. Keputusan Presiden tersebut diperbaharui dan disempurnakan dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2015, disebutkan bahwa LAPAN adalah Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang riset dan teknologi. Keputusan Presiden tersebut kemudian di jabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Perka LAPAN) Nomor 08 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN.
1.2. Organisasi Pelaksanaan kinerja LAPAN tahun 2015 masih dilaksanakan dengan struktur organisasi yang sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Keputusan Presiden tersebut kemudian di jabarkan lebih lanjut dengan Perka LAPAN Nomor 2 Tahun
2
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Berdasarkan Perka LAPAN Nomor 02 Tahun 2011, LAPAN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menyelenggarakan tugasnya, LAPAN menyelenggarakan fungsi: a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya; b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN; c. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya; d. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga. Berdasarkan kedudukan, tugas dan fungsi, maka lingkup kegiatan yang dilaksanakan LAPAN adalah pada: (1) penelitian, pengembangan dan pemanfaatan sains antariksa dan sains atmosfer (2) penelitian, pengembangan dan pemanfaatan teknologi penerbangan dan antariksa (3) penelitian, pengembangan dan pemanfaatan penginderaan jauh, dan (4) kajian kebijakan penerbangan dan antariksa. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh unit-unit kerja yang diwadahi dalam struktur organisasi sebagai berikut :
Gambar 1.1. Struktur Organisasi LAPAN berdasarkan Perka LAPAN No. 2 Tahun 2011
3
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2015 tentang LAPAN, pada tahun 2015 telah dilaksanakan reorganisasi yaitu dengan mendorong peran pejabat fungsional menjadi lebih besar sesuai dengan semangat UndangUndang Nomor 21 Tahun 2013 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Peraturan Presiden tersebut kemudian di jabarkan lebih lanjut dengan Perka LAPAN Nomor 08 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN. Berdasarkan Perka tersebut, LAPAN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya serta penyelenggaraan keantariksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Dalam melaksanakan tugasnya, LAPAN menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh serta pemanfaatannya; b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh serta pemanfaatannya; c. penyelenggaraan keantariksaan; d. pengoordinasian kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN; e. pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan LAPAN; f. pelaksanaan kajian kebijakan strategis penerbangan dan antariksa; g. pelaksanaan penjalaran teknologi penerbangan dan antariksa; h. pelaksanaan pengelolaan standardisasi dan sistem informasi penerbangan dan antariksa; i. pengawasan atas pelaksanaan tugas LAPAN; dan j. penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh serta pemanfaatannya.
Gambar 1.2. Struktur Organisasi LAPAN berdasarkan Perka LAPAN No. 8 Tahun 2015
4
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
1.3. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama (Strategic Issued) Ada tujuh program utama LAPAN dalam penguasaan iptek penerbangan dan antariksa, yaitu: 1. Pengembangan Decision Support System (DSS) berbasis sains antariksa, 2. Pengembangan DSS berbasis sains atmosfer, 3. Pengembangan teknologi roket sonda menuju pengembangan Roket Pengorbit Satelit (RPS), 4. Pengembangan pesawat transport nasional dan Maritime Surveillance System (MSS), 5. Pengembangan teknologi satelit mikro menuju terwujudnya satelit operasional, 6. Pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN), 7. Pengembangan Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN) Penguasaan iptek penerbangan dan antariksa memungkinkan bagi Indonesia untuk menjaga dan melindungi keutuhan NKRI serta dapat membantu dalam pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan, dan penanganan bencana melalui penyajian informasi untuk peringatan dini, tanggap darurat dan rehabilitasi. Keberhasilan LAPAN dalam penguasaan Iptek penerbangan dan antariksa (pengembangan model/informasi sains antariksa dan atmosfer, rancang bangun satelit mikro dan operasional pengendalian serta penerimaan datanya, rancang bangun roket sonda, desains pesawat transport nasional serta pelayanan data/informasi penginderaan jauh untuk pengelolaan sumber daya lahan, mitigasi bencana, dan mendukung keperluan hankam) sangat membantu dan berkontribusi bagi masyarakat Indonesia untuk mewujudkan Indonesia maju dan mandiri. Secara umum, permasalahan utama kedepan adalah bagaimana LAPAN dapat menyelenggarakan kegiatan iptek penerbangan dan antariksa dalam rangka mencapai Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa. Adapun permasalahan utama (strategic issue) kedepan dapat dilihat dalam kategori kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. 1. Kekuatan a. Mempunyai landasan hukum yang kuat meliputi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 dan Peraturan Presisden Nomor 28 Tahun 2008. b. LAPAN merupakan satu-satunya instansi yang melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang cuaca antariksa. c. Memiliki kemampuan di dalam melakukan pengkajian kebijakan dan peraturan perundang-undangan di bidang penerbangan dan antariksa. d. Satu-satunya instansi di lingkungan Kemenristekdikti yang menjalankan litbang khusus dalam teknologi penerbangan, khususnya dalam pengembangan teknologi pesawat terbang.
5
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
e. Pengalaman diseminasi yang cukup banyak dalam hal teknologi UAV/LSU sebagai wahana untuk surveillance, pemetaan resolusi tinggi dan monitoring dalam sistem kebencanaan nasional, lingkungan hidup dan perlindungan wilayah; f. Satu-satunya instansi yang melakukan litbang di bidang teknologi roket di Indonesia dan memiliki kemampuan dalam membuat rancang bangun roket sonda berdiameter hingga 450 mm. g. Memiliki kemampuan membangun satelit eksperimen secara mandiri (kelas mikro). h. LAPAN sebagai pengelola BDPJN sudah mampu menyediakan data penginderaan jauh multi sensor dan multi resolusi bagi semua Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, TNI/POLRI dengan lisensi pemerintah. Sampai tahun 2015, sistem BDPJN ini didukung oleh: Infrastruktur stasiun bumi multi misi yang mampu mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Sistem pengolahan data, yang mampu menghasilkan data resolusi rendah harian secara near real time, resolusi menengah dan tinggi yang termosaik dan bebas awan setiap tahunnya. Sistem pengolahan didukung oleh sistem komputasi kecepatan tinggi (HPC) dengan pengolahan secara pararel (pararel processing) berbasis opensource. Sistem pengelolaan, penyimpanan dan distribusi data, yang mampu menyimpan data resolusi rendah, menengah dan tinggi hasil akuisisi tahun 1990-sekarang, dengan penambahan kapasitas penyimpanan 500 TB/tahun, dan telah beroperasi tanpa interupsi 24 jam perhari 7 hari seminggu. Tahun 2015, LAPAN telah mendistribusikan data satelit penginderaan jauh kepada pengguna sejumlah 26.300 data dengan rincian 17.027 data resolusi tinggi, 7.161 data resolusi menengah, sedangkan data resolusi rendah yang dimanfaatkan pengguna adalah 2.112 data. i. Data penginderaan jauh telah dimanfaatkan untuk mendukung berbagai kepentingan sektor-sektor pembangunan nasional antara lain untuk kehutanan, pertanian, kelautan dan perikanan, pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana dan sebagainya. j. Kepercayaan dari mitra nasional dan internasional terhadap kompetensi LAPAN. 2. Kelemahan a. Jumlah SDM masih kurang dan penyebarannya tidak merata. b. Komposisi pendidikan terakhir SDM LAPAN kurang lebih 40% berpendidikan terakhir di bawah S1. c. Perlengkapan fasilitas litbang masih kurang memadai dibandingkan dengan lembaga keantariksaan Negara lain. d. Produktivitas hasil litbang LAPAN belum memenuhi standar pusat unggulan Ristek. e. Pengelolaan Teknologi Informasi (TI) belum menerapkan Service Level Agreement (SLA). 6
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
f. Belum tersedianya fasilitas untuk pendidikan dan pelatihan serta bimbingan teknis dalam rangka pelayanan publik. 3. Peluang a. Antariksa di atas Indonesia yang merupakan daerah anomali menarik komunitas internasional untuk mengamati sehingga para peneliti berkesempatan untuk melakukan kerjasama agar dapat ikut berkontribusi dalam kegiatan internasional. b. Kondisi geografis Indonesia sebagai Negara maritim dan kecenderungan penerapan blue economy memerlukan teknologi penerbangan dan antariksa untuk dimanfaatkan dalam pemantauan sumber daya alam dan lingkungan. c. Meningkatnya kebutuhan akan hasil pengkajian kebijakan yang berkualitas oleh pengambil kebijakan (policy driven research) yang dapat menjawab isu-isu strategis terkini di bidang penerbangan dan antariksa. d. UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan Perpres Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, menempatkan LAPAN sebagai litbang pengembangan pesawat terbang, menjustifikasi peran LAPAN dalam dunia industri pesawat terbang. e. Tersedianya industri untuk mendukung teknologi penerbangan (PT. Dirgantara Indonesia) sehingga LAPAN mudah merealisasikan produk penerbangan dan berkesempatan menjadi partner strategis bagi industri penerbangan nasional. f. Meningkatnya permintaan pemanfaatan pesawat tanpa awak untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan sipil, pemantauan, pemetaan, kebencanaan maupun keperluan penggunaan khusus. g. Roket merupakan salah satu program nasional yang telah ditetapkan oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). h. Semakin banyaknya pengguna teknologi satelit untuk membuat satelit secara mandiri untuk keperluan mereka sendiri. i. Data satelit penginderaan jauh saat ini telah dimanfaatkan oleh Kementrian/Lembaga, Pemda, TNI dan Polri dalam pelaksanaan dan perencanaan pembangunan di berbagai sektor. j. Banyaknya permintaan informasi sektor berbasis data penginderaan jauh dan juga permintaan stakeholder agar metode yang dibangun lebih akurat. k. Trend kerjasama internasional antar lembaga keantariksaan di lingkup Asia Pacific menjadi peluang untuk knowledge and technology sharing yang terbuka luas. l. Kebutuhan bahan kebijakan dan kajian akademis peraturan perundangundangan di bidang penerbangan dan antariksa yang tepat waktu dan tepan guna untuk kepentingan nasional.
7
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
4. Tantangan a. Anggaran untuk Iptek masih rendah, sedangkan fokus RPJMN tahap 3 mengarahkan perekonomian berbasis SDA dengan mengutamakan Iptek. b. Adanya kebijakan internasional Missile Technology Control Regime (MTCR) yang mengakibatkan pembatasan transfer teknologi sensitif sehingga menyulitkan pengembangan teknologi keantariksaan. c. Kurangnya industri dalam negeri yang mendukung pembuatan komponen untuk pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa. d. Belum memiliki bandara riset (ilmiah) untuk melakukan uji terbang hasil litbang penerbangan dan antariksa. e. Adanya pengembangan wilayah perumahan dan fasilitas publik di sekitar fasilitas LAPAN yang mengganggu aktivitas uji Litbang. f. Keterbatasan lahan untuk pengujian roket. g. Belum adanya standardisasi kualitas produk dan sertifikasi terhadap peluang pemanfaatan data yang sangat besar, terutama data/informasi penginderaan jauh. h. Tantangan lain berkaitan dengan ketergantungan pada teknologi asing. Penyelenggaraan kegiatan penginderaan jauh nasional masih bergantung pada satelit-satelit yang dibuat dan dioperasikan oleh negara-negara maju. i. Adanya regulasi untuk industri pesawat terbang yang mengharuskan adanya sertifikasi desain dan manufaktur serta sertifikasi SDM. j. Belum adanya regulasi operasionalisasi untuk pesawat tanpa awak dan roket sehingga LAPAN dituntut untuk mempersiapkan regulasinya. k. Keppres pengadaan barang dan jasa tidak cocok dengan sistem pengadaan barang dan jasa untuk teknologi sensitive.
1.4. Sumber Daya Dan Lokasi Fasilitas Sumber Daya Manusia (SDM) LAPAN pada tahun 2015 berjumlah 1.230 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan yaitu S3 sebanyak 21 orang (2%), S2 sebanyak 185 orang (15%), S1 sebanyak 532 orang (43%), Diploma III,II, dan I sebanyak 45 orang (4 %), SLTA sebanyak 412 orang (34%), SLTP sebanyak 18 orang (1%), dan SD sebanyak 17 orang (1%).
8
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
Gambar 1.3. 1. . Komposisi SDM Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Komposisi omposisi SDM berdasarkan jabatannya, pegawai yang menduduki jabatan j struktural sebanyak 119 1 orang (119 jabatan) atau sebesar 9,67% dari total SDM LAPAN. Sedangkan yang menduduki Jabatan Fungsional Khusus (JFK) sebanyak 704 orang (57,24%) dari total SDM yang ada. Adapun kompisisi SDM berdasarkan JFK terdiri dari: Peneliti sebanyak 265 2 orang (37,64%), Litkayasa sebanyak 169 orang (24,01%), Perekayasa sebanyak 99 orang (14,06%), Arsiparis sebanyak 33 orang (4,69%), Pranata komputer sebanyak 32 orang (4,55%), Pranata humas sebanyak 28 orang (3,98%), Perencana sebanyak 26 orang (3,69%), Analis kepegawaian sebanyak seb 20 orang (2,84%), Auditor sebanyak 11 orang (1,56%), Pengelola barang dan jasa sebanyak 7 orang (0,99%), Pustakawan wan sebanyak 6 orang (0,85%), Pengendali dampak lingkungan sebanyak 5 orang (0,71%) %), Penerjemah sebanyak 2 orang (0,28%), Perancang peraturan perundang-undangan perundang sebanyak 1 orang (0,14%). Sesuai dengan kegiatan utama LAPAN sebagai lembaga penelitian dan pengembangan (litbang litbang), komposisi tiga JFK terbesar adalah peneliti, peneliti litkayasa, dan perekayasa. Komposisi pegawai berdasarkan JFK disajikan sebagai berikut:
9
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
Gambar ambar 1.4. 1.4 Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional Khusus
Kelancaran pelaksanaan kegiatan litbang kedirgantaraan juga tidak terlepas dari dukungan sarana dan prasarana. LAPAN APAN memiliki sarana prasarana yang tersebar di beberapa daerah di seluruh Indonesia, yaitu: Rawamangun, Pekayon (DKI Jakarta); Rancabungur, Rancabungur Rumpin-Bogor, Bogor, Bandung, Sumedang, serta Garut (Jawa Barat), Agam (Sumatera Barat); Pontianak (Kalimantan Barat), Barat) Pasuruan (Jawa Timur), Parepare (Sulawesi Selatan), Selatan) dan Biak (Papua).
Gambar 1.5. Lokasi Fasilitas LAPAN
10
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
1.5. Sistematika Penyajian Laporan Laporan kinerja ini berisi capaian kinerja LAPAN selama tahun 2015. Capaian kinerja (performance results) tahun 2015 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement) tahun 2015 sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi. Analisis atas realisasi kinerja terhadap rencana kinerja ini berfungsi untuk mengidentifikasikan adanya celah perjanjian kinerja (performance gap) sehingga dapat dipergunakan sebagai landasan dalam memperbaiki kinerja di masa mendatang. Berdasarkan kerangka fikir tersebut maka sistematika penyajian Lakin LAPAN tahun 2015 adalah sebagai berikut:
• • • •
•
Ringkasan Eksekutif, menyajikan ringkasan pencapaian kinerja LAPAN tahun 2015; Bab I – Pendahuluan, Penjelasan umum tentang organisasi, sumber daya dan lokasi fasilitas; Bab II – Perencanaan Kinerja, menyajikan ikhtisar rencana strategis dan perjanjian kinerja tahun bersangkutan; Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menyajikan capaian kinerja sasaran strategis organisasi dan analisis atas setiap capaian kinerja sasaran organisasi, menguraikan realisasi anggaran sesuai perjanjian kinerja; Bab IV – Penutup, menjelaskan kesimpulan capaian kinerja organisasi, dan langkah-langkah meningkatkan kinerja di masa datang.
11
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA
12
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS 2015 – 2019 Dengan mengacu pada PerPres Nomor 49 tahun 2015 tentang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dan Perka LAPAN Nomor 8 tahun 2015 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, maka Rencana Strategis LAPAN 2015-2019 telah mengalami pembaharuan terhadap visimisi dan sasaran strategis, dengan menyesuaikan terhadap organisasi baru, dengan Visi dan Misi LAPAN 2015-2109, yaitu :
Visi dan Misi 2015-2019
VISI Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa Untuk Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri
Tujuan 1. Terwujudnya layanan
MISI 1.
2.
3.
Meningkatkan kualitas litbang penerbangan dan antariksa bertaraf internasional. Meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di bidang penerbangan dan antariksa dalam memecahkan permasalahan nasional. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan keantariksaan untuk kepentingan nasional.
prima di bidang penerbangan dan antariksa bagi masyarakat; 2. Terwujudnya sistem
penyelenggaraan keantariksaan yang aman dan selamat.
13
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
2.1.1. Sasaran Strategis Untuk mencapai tujuan strategis LAPAN tahun 2015-2019, maka sasaran strategis yang akan dicapai yaitu : 1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa. 2. Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima. 3. Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa. 4. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi standar. 2.1.2. Indikator Kinerja Utama (IKU) Berdasarkan Keputusan Kepala LAPAN Nomor 150 Tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, yaitu: 1. Jumlah tipe roket untuk penggunaan khusus. 2. Jumlah tipe satelit untuk pemantauan. 3. Jumlah tipe pesawat udara tanpa awak untuk pemantauan. 4. Jumlah produk desain pesawat transport nasional yang siap diproduksi oleh industri penerbangan. 5. Jumlah model pemanfaatan Iptek penerbangan dan antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim. 6. Jumlah instansi pengguna layanan Iptek penerbangan dan antariksa. 7. Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan Iptek penerbangan dan Antariksa 8. Jumlah publikasi nasional terakreditasi. 9. Jumlah publikasi internasional yang terindeks. 10. Jumlah HKI yang berstatus granted. 11. Persentase penyelenggara keantariksaan di Indonesia yang memenuhi standar. Tabel 2.1. Sasaran Strategis, IKU dan Target LAPAN Tahun 2015 - 2019
Sasaran Strategis Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa
Indikator Kinerja Utama 1. Jumlah tipe roket untuk penggunaan khusus. 2. Jumlah tipe satelit untuk pemantauan. 3. Jumlah tipe pesawat udara tanpa awak untuk pemantauan. 4. Jumlah produk desain pesawat transport nasional yang siap diproduksi oleh industri penerbangan. 5. Jumlah model pemanfaatan Iptek penerbangan dan antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim.
Target 2017 2018
2015
2016
2019
2
2
3
3
4
2
3
3
4
4
2
2
3
4
5
1
1
2
2
2
14
15
17
19
21
14
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Sasaran Strategis Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima
Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa.
Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi standar
Indikator Kinerja Utama
Target 2017 2018
2015
2016
2019
6. Jumlah instansi pengguna layanan Iptek penerbangan dan antariksa.
125
130
145
160
175
7. Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan Iptek penerbangan dan Antariksa
78
78,5
79
80
80
8. Jumlah publikasi nasional terakreditasi.
45
60
65
75
80
9. Jumlah publikasi internasional yang terindeks.
15
20
30
35
40
10. Jumlah HKI yang berstatus granted.
2
3
4
7
8
11. Persentase penyelenggara keantariksaan di Indonesia yang memenuhi standar.
100%
100%
100%
100%
100%
2.1.3. Sistem Nilai 1.
2.
3.
4.
5.
Pembelajar Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi dengan hal-hal yang baru. Rasional Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah. Akuntabel Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi. Konsisten Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang yang sudah ditetapkan. Berorientasi kepada layanan publik Berupaya memberikan layanan prima sesuai dengan kebutuhan publik.
15
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
2.2. PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015 Pada awal tahun 2015, Kepala LAPAN sebagai pimpinan Lembaga telah bertekad dan berjanji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dikelola dalam suatu Perjanjian Kinerja. Perjanjian Kinerja nantinya digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan/ kegagalan pencapaian tujuan san sasaran strategis organisasi. Selain itu Perjanjian Kinerja merupakan upaya untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, dan berorientasi pada hasil. Perjanjian Kinerja LAPAN tahun 2015 disajikan pada tabel sebagai berikut : Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja LAPAN Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa
Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima
Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi standar
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) IKU 1 : Jumlah tipe roket untuk penggunaan khusus IKU 2 : Jumlah tipe satelit untuk pemantauan IKU 3 : Jumlah tipe pesawat udara tanpa awak untuk pemantauan IKU 4 : Jumlah produk desain pesawat transport nasional yang siap diproduksi oleh industri penerbangan IKU 5 : Jumlah model pemanfaatan Iptek penerbangan dan antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim IKU 6 : Jumlah instansi pengguna layanan Iptek penerbangan dan antariksa IKU 7 : Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan Iptek penerbangan dan antariksa IKU 8 : Jumlah publikasi nasional terakreditasi IKU 9 : Jumlah publikasi internasional yang terindeks IKU 10 : Jumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang berstatus granted IKU 11 : Persentase penyelenggara keantariksaan di Indonesia yang memenuhi standar
TARGET
PROGRAM
2 Tipe 2 Tipe 2 Tipe
1 Produk desain
Program pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa
14 Model
125 Instansi
Nilai 78 (0-100)
Program pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
45 Makalah 15 Makalah 2 HKI
-
Program pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa
Program pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa
16
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Adapun rincian dari Perjanjian Kinerja di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:
Sasaran Strategis ke-1 Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa, akan dicapai melalui :
IKU 1 : Jumlah tipe roket untuk penggunaan khusus Indikator ini terpenuhi bila roket yang dibuat sudah dilakukan fase uji terbang dan selanjutnya dapat dimanfaatkan secara khusus bagi pengguna. Target kinerja : pembuatan 2 tipe roket yakni roket RX-1220 dan RX-450 yang berhasil dibuat dan diuji terbangkan serta dapat dimanfaatkan oleh pengguna.
IKU 2 : Jumlah tipe satelit untuk pemantauan Indikator yang menunjukkan jumlah satelit Lapan yang diluncurkan dan berfungsi untuk pemantauan Target kinerja : 2 buah satelit LAPAN yang digunakan untuk pemantauan, yaitu: satelit LAPAN-TUBSAT dan LAPAN-A2 berhasil melaksanakan tugas pemantauan.
IKU 3 : Jumlah tipe pesawat tanpa awak yang digunakan untuk pemantauan Indikator yang menunjukkan jumlah tipe pesawat tanpa awak yang dibuat dan dapat digunakan untuk kebutuhan pemantauan. Target kinerja : pemanfaatan 2 tipe pesawat udara tanpa awak untuk pemantauan, yakni LSU-01 dan LSU-02.
IKU 4 : Jumlah produk desain pesawat pesawat transport nasional yang siap diproduksi oleh industri penerbangan Indikator ini menunjukkan jumlah produk desain pesawat transport nasional yang didesain siap diproduksi oleh industri penerbangan. Target kinerja : penyelesaian 1 desain produk pesawat transport nasional N219 yang siap diproduksi oleh industri penerbangan.
IKU 5 : Jumlah model pemanfaatan iptek penerbangan dan antariksa untuk pemantauan Sumber Daya Alam (SDA), lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim. Indikator ini menunjukkan jumlah model hasil litbang iptek di bidang penerbangan dan antariksa (berupa model fisik, model pengolahan data, atau rumusan matematik) yang dimanfaatkan untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim. Target kinerja : tersedianya 14 model pemanfaatan iptek penerbangan dan antariksa, yang terdiri dari: a. 7 model pemanfaatan di bidang sains antariksa dan atmosfer, b. 7 model pemanfaatan di bidang penginderaan jauh.
17
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Sasaran Strategis ke-2 Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima, akan dicapai melalui :
IKU 6 : Jumlah instansi pengguna layanan Iptek penerbangan dan antariksa Indikator ini menunjukkan jumlah instansi pengguna produk hasil litbang penerbangan dan antariksa. Target kinerja: 125 instansi pengguna (masyarakat umum, masyarakat ilmiah, Perguruan Tinggi, Pemerintah Pusat dan Daerah, serta swasta), yang terdiri dari: a. 20 instansi pengguna layanan di bidang sains antariksa dan atmosfer, b. 5 instansi pengguna layanan di bidang teknologi penerbangan dan antariksa, dan c. 100 instansi pengguna layanan di bidang penginderaan jauh.
IKU 7 : Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan Iptek penerbangan dan antariksa Indikator yang menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan publik iptek penerbangan dan antariksa yang diberikan oleh LAPAN. Target kinerja : Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat 78.
Sasaran Strategis ke-3 Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa, akan dicapai melalui : IKU 8 : Jumlah publikasi nasional terakreditasi Indikator yang menunjukkan jumlah publikasi ilmiah di bidang penerbangan dan antariksa yang berhasil dipublikasikan secara nasional dalam bentuk Jurnal terakreditasi Nasional. Target kinerja : 45 makalah, yang terdiri: a. 20 makalah di bidang sains antariksa dan atmosfer, b. 15 makalah di bidang teknologi penerbangan dan antariksa, dan c. 10 makalah di bidang penginderaan jauh.
IKU 9 : Jumlah publikasi internasional yang terindeks Indikator yang menunjukkan jumlah publikasi ilmiah bidang penerbangan dan antariksa yang berhasil dipublikasikan pada jurnal internasional yang terindeks. Target kinerja : 15 makalah, yang terdiri: a. 4 makalah di bidang sains antariksa dan atmosfer, b. 7 makalah di bidang teknologi penerbangan dan antariksa, dan c. 4 makalah di bidang penginderaan jauh.
IKU 10 : Jumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang berstatus granted Indikator yang menunjukkan jumlah hasil riset bidang penerbangan dan antariksa yang telah mendapat kekuatan hukum yang diberikan oleh Kementerian Hukum dan HAM. Target kinerja : 2 HKI di bidang teknologi penerbangan dan antariksa
18
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Sasaran Strategis ke-4 Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi standar, akan dicapai melalui : IKU 11 :Persentase penyelenggara memenuhi standar
keantariksaan
di
Indonesia
yang
Indikator yang menunjukkan kepatuhan pemenuhan standard dan prosedur keamanan yang dilaksanakan oleh setiap penyelenggaraan keantariksaan (kegiatan eksplorasi dan pemanfaatan antariksa yang dilakukan, baik di dan dari bumi, ruang udara, maupun antariksa) di Indonesia. Target kinerja : 0
IKU LAPAN disusun dengan mengacu pada Renstra 2015-2019. Penentuan target IKU tahun 2015 berdasarkan pada beberapa hal, sebagai berikut : a. Pengembangan teknologi roket pada tahun 2015 akan terus dilakukan dalam usaha pencapaian 2 (dua) tipe roket untuk pengguna khusus (IKU 1). Selain pengembangan teknologi roket, teknologi penerbangan sedang mengembangkan 1 (satu) desain pesawat transport nasional untuk siap diproduksi oleh industri penerbangan (IKU 4) dan 2 (dua) tipe pesawat tanpa awak untuk dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pemantauan (IKU 3). Untuk pengembangan teknologi satelit, LAPAN diharapkan mampu menyiapkan 2 (dua) tipe satelit yang dapat diluncurkan dan berfungsi untuk pemantauan (IKU 2). LAPAN juga mengembangkan model pemanfaatan iptek penerbangan dan antariksa untuk pemantauan Sumber Daya Alam (SDA), lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim (IKU 5) berupa model/modul/prototipe/pedoman. b. LAPAN menuntut para peneliti/ perekayasa untuk senantiasa meningkatkan kualitas publikasi ilmiahnya, terutama dalam skala jurnal dan majalah ilmiah nasional terakreditasi hingga internasional terindeks. Pada tahun 2015, LAPAN secara khusus menargetkan 45 (empat puluh lima) makalah publikasi nasional terakreditasi (IKU 8) dan 15 makalah publikasi ilmiah internasional terindeks (IKU 9). Untuk mendorong pemberian penghargaan kepada para peneliti/ perekayasa LAPAN dalam pemberian hak eksklusif yang diberikan negara kepada individu pelaku HKI (inventor, pencipta, pendesain, dan sebagainya) agar menstimulasi mereka untuk lebih lanjut mengembangkan kegiatan invention. Di samping itu, sistem HKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkan teknologi atau hasil karya lain yang sama dapat dihindarkan atau dicegah. Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan dengan maksimal untuk pengembangan lebih lanjut dalam memberikan nilai tambah yang lebih tinggi. Pada tahun 2015, LAPAN menargetkan 2 judul HKI yang berstatus granted (IKU 10).
19
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
c.
Pelaksanaan program Reformasi Birokrasi di LAPAN telah menimbulkan semangat untuk mewujudkan aparatur negara yang berorientasi pada pelayanan. Pelayanan kepada masyarakat pengguna terkait hasil litbang menjadi intisari kegiatan pengembangan Iptek penerbangan dan antariksa. Dari tahun ke tahun permintaan masyarakat kepada produk litbang LAPAN terus mengalami peningkatan. Untuk terus mengupayakan pemasyarakatan produknya, pada tahun 2015 LAPAN menargetkan 125 instansi pengguna produk hasil litbang penerbangan dan antariksa (IKU 6), yang terdiri Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Pusat dan Daerah, Perguruan Tinggi, serta swasta. Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah masih banyak dijumpai beberapa kekurangan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Disamping itu data SKM akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya (IKU 7) d. Sebagai amanah dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan, maka LAPAN wajib mengawasi kepatuhan pemenuhan standard dan prosedur keamanan yang dilaksanakan oleh setiap penyelenggaraan keantariksaan (kegiatan eksplorasi dan pemanfaatan antariksa yang dilakukan, baik di dan dari bumi, ruang udara, maupun antariksa) di Indonesia. Untuk itu perlu diukur persentase penyelenggara keantariksaan di Indonesia yang memenuhi standar (IKU 11). Penyelenggaraan keantariksaan adalah setiap kegiatan eksplorasi dan pemanfaatan antariksa yang dilakukan baik di dan dari bumi, ruang udara maupun antariksa. Pada tahun 2015, IKU ini belum ditetapkan targetnya, karena reorganisasi dilaksanakan pada akhir tahun 2015 dan Satuan Kerja di LAPAN yang salah satu tugasnya melaksanakan penyusunan standar di bidang penerbangan dan antariksa baru dibentuk pada akhir tahun 2015.
Alokasi anggaran yang diperoleh LAPAN untuk tahun 2015 sebesar Rp. 673.076.781.000,- (Enam ratus tujuh puluh tiga miliar tujuh puluh enam juta tujuh ratus delapan puluh satu ribu rupiah) yang terdiri dari Rp. 557.589.175.000,(Lima ratus lima puluh tujuh miliar lima ratus delapan puluh sembilan juta seratus tujuh puluh lima ribu rupiah) untuk program pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa, dan Rp. 115.487.606.000,- (Seratus lima belas miliar empat ratus delapan puluh tujuh juta enam ratus enam ribu rupiah) untuk program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.
20
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA
21
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggung-jawaban pertanggung jawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan good and clean governance. Kinerja instansi pemerintah harus dapat diukur, sehingga memudahkan dilakukannya penilaian oleh stakeholders. Demikian pula halnya dengan akuntabilitas kuntabilitas kinerja LAPAN, agar dapat diukur kinerjanya, LAPAN telah menetapkan sasaran strategis berdasarkan hasil perumusan yang dituangkan pada Renstra LAPAN 2015-2019 201 dengan mengedepankan indikator-indikator indikator yang berorientasi outcome. outcome Pengukuran sasaran an strategis melalui pengukuran capaian IKU yang dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi dengan target pada masing-masing masing IKU. Pengukuran tingkat capaian IKU LAPAN tahun 2015 5 dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi dengan target pada masing-masing masing IKU dan saat ini proses pengukuran telah diimplementasikan ke dalam aplikasi Sistem Informasi Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi (SIFOREN-Monev Monev) yang dapat memantau capaian apaian IKU dan capaian program/ kegiatan lainnya setiap periode triwulanan. Aplikasi tersebut juga menyediakan ruang manajemen bagi para pimpinan untuk memantau atau meriviu secara langsung berupa pemberian rekomendasi dan catatan-catatan catatan catatan kepada unitunit unit kerja. Secara umum LAPAN telah berhasil mencapai sasaran strategis berikut IKU-nya, nya, namun demikian LAPAN L terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya pada tahun-tahun tahun mendatang untuk mewujudkan ewujudkan Indonesia yang maju m dan mandiri serta mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.
3.1. ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015 Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja LAPAN tahun 2015 sebesar 105,04%, yang dihitung berdasarkan persentase rata-rata rata rata capaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Dari 11 IKU, IKU sebanyak 8 IKU dinyatakan berhasil, 2 IKU dinyatakan tidak berhasil, dan 1 IKU belum dapat dilaksanakan. IKU dinyatakan berhasil jika capaiannya ≥ 100% dari target yang telah ditetapkan. Rincian realisasi kinerja LAPAN sebagai berikut :
22
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Tabel 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama 2015
SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa IKU 1 : Jumlah tipe roket untuk penggunaan khusus
2 Tipe
3 Tipe
150%
IKU 2 : Jumlah tipe satelit untuk pemantauan
2 Tipe
2 Tipe
100%
IKU 3 : Jumlah tipe pesawat udara tanpa awak untuk pemantauan
2 Tipe
2 Tipe
100%
IKU 4 : Jumlah produk desain pesawat transport nasional yang siap diproduksi oleh industri penerbangan
1 Produk desain
1 Produk desain
100%
IKU 5 : Jumlah model pemanfaatan Iptek penerbangan dan antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim
14 Model
15 Model
107,14%
2. Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima IKU 6 : Jumlah instansi pengguna layanan Iptek penerbangan dan antariksa
125 Instansi
200 Instansi
160%
IKU 7: Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan Iptek penerbangan dan antariksa
Nilai 78 (0-100)
79,30
101,67%
3. Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa IKU 8 : Jumlah publikasi nasional terakreditasi
45 Makalah
39 Makalah
86,67%
IKU 9 : Jumlah publikasi internasional yang terindeks
15 Makalah
22 Makalah
146,67%
IKU 10 : Jumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang berstatus granted
2 HKI
0
HKI
0%
4. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi standar IKU 11 : Persentase penyelenggara keantariksaan di Indonesia yang memenuhi standar
-
-
-
23
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Evaluasi dan analisis capaian IKU LAPAN 2015 sebagaimana yang telah ditetapkan, diuraikan berdasarkan Indikator Kinerja Utama pada masing-masing sasaran strategis sebagai berikut :
Sasaran Strategis ke-1 Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa
Sasaran strategis ke-1 yaitu “Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa” sebagai upaya untuk mewujudkan salah satu tujuan dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 yaitu mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya saing bangsa dan negara dalam penyelenggaraan keantariksaan serta dalam upayanya mewujudkan visi 2015-2019 yakni “Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa Untuk Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri”, LAPAN melakukan peningkatan penguasaan dan kemandirian dalam litbang pemanfaatan roket, satelit, pesawat tanpa awak, pesawat transport dan model Iptek penerbangan dan antariksa. Ada 5 IKU yang dapat menggambarkan upaya pencapaian sasaran strategis tersebut, dengan penjelasan yang tertera sebagai berikut:
IKU 1 : Jumlah tipe roket untuk penggunaan khusus Target
Realisasi
Capaian
2 Tipe (RX-1220 dan RX-450)
3 Tipe (RX-1220, RX-450 dan roket petir)
150%
Dalam pengembangan litbangyasa roket, telah dilakukan rancang bangun tiga buah roket untuk penggunaan khusus (pertahanan dan roket petir). Target yang ditetapkan adalah 2 tipe roket untuk penggunaan khusus yaitu RX-1220 dan RX- 450 yang dimaksudkan sebagai roket pertahanan. Roket ini adalah hasil kerjasama pengembangan di dalam konsorsium roket Nasional di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan. Roket yang lain adalah roket petir untuk meneliti ketahanan peralatan elektronik tersebut dari sambaran petir. Capaian litbangyasa roket untuk penggunaan khusus yang diperoleh selama tahun 2015 cukup menggembirakan. Roket tipe RX-1220 telah berhasil dilakukan pengujian terbang dan menghasilkan jarak jangkau maximum sejauh 31 km, yang merupakan peningkatan kinerja dibanding tahun sebelumnya sejauh 24 km sehingga terjadi peningkatan jarak jangkau sebesar 30%. Pada tahun 2014 telah dihasilkan prototipe roket RX-1220 yang mampu mencapai jarak jangkau maximum 24 km.
24
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Namun masih ada kendala terkait konsistensi performa roket tersebut, dimana salah satu penyebabnya diperkirakan akibat performa propelan yang kadang masih menunjukkan fluktuasi kinerjanya. Untuk mengatasi masalah tersebut, sekaligus meningkatkan kinerja roket secara keseluruhan, maka pada tahun 2015 ini telah dilakukan pendesainan ulang sistem propulsi motor roket RX- 1220 dengan melakukan reformulasi propelannya. Setelah melalui tahapan uji laboratorium, dan uji statik, maka pada bulan Agustus 2015 telah dilakukan pengujian terbang Roket RX-1220 penyempurnaan di Pameungpeuk dan roket berhasil mencapai peningkatan jarak jangkau dibanding performa tahun 2014.
Gambar 3.1. Uji Terbang Roket RX-1220
Dalam program pengembangan roket pertahanan ini, pada tahun 2015 sesuai permintaan dari Kementerian Pertahanan, telah diproduksi 50 unit motor roket RX- 1220 untuk kebutuhan uji statik maupun uji terbang roket. Banyak dibutuhkannya waktu dan tenaga untuk memproduksi roket ini, dikarenakan peralatan yang dimiliki oleh Pustekroket memang tidak diperuntukkan bagi kebutuhan produksi massal, sehingga banyak proses pengerjaaannya masih dilakukan secara manual. Disamping itu akibat adanya kendala dalam proses pengadaan, juga turut mempengaruhi keterlambatan dalam melakukan proses fabrikasi komponen motor roket. Roket tipe RX-450 telah dilakukan pengujian terbang, namun mendekati burning out terjadi fenomena wobbling yang menunjukkan adanya ketidakstabilan terbang roket. Hal ini sudah dilakukan evaluasi dan diambil penanganan dengan menambahkan ballast untuk memperbesar static marginnya. Dengan demikian untuk ke depannya roket diharapkan sudah mampu terbang secara stabil.
25
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Gambar 3.2. Uji Statik dan Uji Terbang Roket RX-450
Dalam litbangyasa roket pertahanan ini, pada tahun 2015 sesuai permintaan dari Kementerian Pertahanan, telah diproduksi 50 unit motor roket RX-1220 untuk kebutuhan uji statik maupun uji terbang roket. Banyak dibutuhkannya waktu dan tenaga untuk memproduksi roket ini, dikarenakan peralatan yang dimiliki oleh LAPAN memang tidak diperuntukkan bagi kebutuhan produksi massal, sehingga banyak proses pengerjaaannya masih dilakukan secara manual. Disamping itu akibat adanya kendala dalam proses pengadaan, juga turut mempengaruhi keterlambatan dalam melakukan proses fabrikasi komponen motor roket. Selain roket RX-1220 dan RX- 450, LAPAN juga mengembangkan roket yang dapat dihitung sebagai roket yang dikembangkan untuk pemanfaatan khusus, yaitu roket Petir. Roket ini merupakan permintaan dari PT. Indelec, sebuah perusahaan dari Perancis yang mengembangkan peralatan elektronik, yang dimaksudkan untuk meneliti ketahanan peralatan elektronik tersebut dari Petir. Roket petir adalah roket yang digunakan untuk membawa alat pengukur tegangan yang dihasilkan oleh petir. LAPAN diminta mengembangkan motor roket yang digunakan untuk roket petir tersebut. Roket ini memiliki diameter sebesar 63 mm dan panjang total 1051 mm.
Gambar 3.3. Dimensi roket petir
26
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Persyaratan yang diminta terkait kinerja roket, seperti ketinggian, dan juga kecepatan terbang roket telah berhasil dipenuhi, namun masih ada satu persyaratan yang belum berhasil yaitu tentang ignition delay timenya, dimana PT. Indelec mengharapkan delay timenya bisa di bawah 1 detik, sementara untuk roket yang dikembangkan ini sendiri, ignition delay timenya masih di atas 1 detik. Tabel 3.2. Perbandingan tipe roket yang dimanfaatkan untuk penggunaan khusus Tahun 2014 – 2015 Tahun 2014
2015
Jenis Roket Target
Realisasi
2 tipe (RX-1210 dan 1220)
2 tipe (RX-1210 dan 1220)
2 Tipe (RX-1220 dan RX-450)
3 Tipe (RX-1220, RX-450 dan roket petir)
Selain litbangyasa roket untuk penggunaan khusus, pada tahun 2015 LAPAN telah mlakukan litbang roket yang terdiri: 1. RX-550 : telah dilakukan desain nosel baru, yang menggunakan baja dan grafit. Semua komponen motor roket selain nosel telah selesai difabrikasi, namun nosel baru hasil pendesainan ulang belum dapat dilakukan proses fabrikasi. 2. RX-450 : pada bulan Pebruari 2015 telah dilakukan pengujian statik RX-450, dimana diperoleh hasil kinerja (thrust, impulse total dan lain-lain) yang menyerupai dengan hasil uji statik sebelumnya. Dari hasil ini diputuskan bahwa desain motor roket sudah fix, dan siap untuk dilakukan pengujian terbang. Pada bulan Agustus 2015 dilakukan pengujian dinamis roket RX-450 di Pameungpeuk, Garut. 3. RX-320 : sudah dilakukan desain motor roket, desain sirip, desain nosecone untuk roket uji terbang dan siap dilakukan fabrikasinya. 4. RX-1220 : Telah dilakukan pendesainan ulang sistem propulsi motor roket RX-1220 dengan melakukan reformulasi propelannya. Setelah melalui tahapan uji laboratorium, dan uji statik, maka pada bulan Agustus 2015 telah dilakukan pengujian terbang Roket RX1220 penyempurnaan di Pameungpeuk dan roket berhasil mencapai jarak jangkau maximum sejauh 31 km, naik ± 30% dari performa tahun 2014. 5. RKX-200TJ : Kegiatan pengembangan roket RKX-200TJ/EDF untuk tahun 2015 ini difokuskan untuk take-off menggunakan booster roket, dimana ini merupakan 27
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
6. RKX-200 EB:
7. RSX-100
:
8. RCX-1000 :
9. RX-70
:
kelanjutan dari program tahun 2014, yang sudah mampu terbang secara autopilot dan mampu mencapai kecepatan maximum hingga 250km/jam dengan mekanisme take-off menggunakan sistem pneumatic yang dipasang pada launcher. Rket kendali bertingkat yang terdiri dari motor booster dengan pembakaran propelan secara radial burning, dan motor sustainer yang menggunakan propelan end burning. Program pengembangan RKX200EB ini setelah sempat beberapa tahun vakum, tahun 2015 dilanjutkan kembali dengan target uji statik untuk melihat ignition delay time dari motor roket sustainer. Struktur tabung motor roketnya sudah selesai difabrikasi dan propelan booster juga difabrikasi. Namun, seperti yang telah dijelaskan di atas, akibat padatnya jadwal proses propelan terkait program roket untuk pemanfaatan khusus, maka produksi propelan untuk motor sustainernya belum sempat dilakukan. Sehingga target uji statik juga belum dilakukan. merupakan roket sonda dengan payload berisi sensor atmosfer. Pada program tahun 2014 telah diluncurkan roket RSX-100 ini, namun tidak dapat terdeteksi terjadinya separasi payload. Pada tahun 2015, dilakukan pendesainan motor roket yang baru, dan telah dilakukan fabrikasi komponen motor roketnya, namun belum sempat dilakukan assembling, sehingga target uji statik belum bisa dilakukan. pengembangan roket cair pada tahun 2015 difokuskan untuk mengembangkan enjin roket cairnya yang ditargetkan mampu menghasilkan gaya dorong ratarata 1000kgf. Setelah melalui beberapa kali uji subsistem, juga telah dilakukan uji pembakaran (uji statik) ECX-1000H2 dengan hasil gaya dorong rata-rata 500 kgf. Selain itu juga telah dikembangkan tabung komposit untuk tangki propelannya yang telah diuji hydrostatic pressure dan dapat tahan terhadap beban tekanan 150 bar, serta telah dilakukan pendesainan pompa turbin yang dimaksudkan untuk menggantikan metoda sistem pengumpan berbasis gas bertekanan. pengembangan roket tipe ini adalah merupakan salah satu kegiatan pada program roket untuk pemanfaatan publik, yang meliputi kegiatan pengembangan roket Komurindo.
28
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
IKU 2 : Jumlah tipe satelit untuk pemantauan Target
Realisasi
Capaian
2 Tipe (LAPAN Tubsat dan LAPAN A2)
2 Tipe (LAPAN Tubsat dan LAPAN A2)
100%
Pelaksanaan kegiatan pemantauan menggunakan satelit berkaitan dengan proses menjaga kesehatan satelit, mempelajari karakteristik operasi satelit dan mengumpulkan data misi berupa video. Kegiatan ini memanfaatkan satelit LAPAN-TUBSAT TUBSAT dan satelit LAPAN-A2. LAPAN Dikarenakan satelit LAPAN TUBSAT sudah melebihi dari masa beroperasinya yaitu lebih dari 7 tahun (diluncurkan tahun 2007), sehingga data yang diterima kualitasnya sudah tidak sebagus pada waktu masa beroperasinya maka m fokus kus kegiatan operasi bergeser dari LAPAN-TUBSAT LAPAN TUBSAT ke LAPAN-A2 LAPAN walaupun kedua tipe satelit tetap dimanfaatkan. Sampai dengan bulan Oktober pemantauan dilakukan dengan satelit LAPANLAPAN TUBSAT, namun pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2015 operasi satelit difokuskan pada kegiatan operasi LAPAN-A2. LAPAN
Gambar 3.4. Pelepasan Satelit LAPAN A2 oleh Presiden RI (03/09/15)
Satelit LAPAN A-2 A 2 telah berhasil diluncurkan pada pukul 11.30 WIB tanggal 28 September 2015, di Sriharikota, India. Orbit satelit LAPAN-A2 berbeda dengan LAPAN-TUBSAT LAPAN dimana satelit LAPAN-A2 A2 beroperasi pada orbit near ekuator dan LAPAN TUBSAT berorbit polar. Konsekuensinya adalah satelit ini melewati Indonesia 14 kali dalam sehari. Untuk mensupport kegiatan ini maka setiap hari hari kerja dilakukan 10 kali operasi per hari dan hari sabtu, minggu dan hari libur 3 kali per hari. Adapun jumlah data TTC dan data misi satelit yang diakuisisi dapat dilihat pada Tabel 3.3. 3.
29
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
Tabel 3.3.. Jumlah data TTC dan data misi satelit yang diakuisisi diakuis
Beberapa contoh data misi yang dihasilkan oleh satelit LAPAN-A2. LAPAN seperti gambar 3.5. 3. . Gambar ini diambil menggunakan kamera analog dengan lensa 1000 mm, resolusi 4 meter dan swath width 3,5 km. Mode satelit yang digunakan adalah mode otomatis dimana satelit dapat diarahkan pada target yang telah ditentukan sebelumnya. Gambar tersebut telah h di bandingkan dengan peta yang dihasilkan oleh google earth. earth
Google Earth
LAPAN A2
Gambar 3.5. 3.5 Pulau Batam diambil dari satelit LAPAN-A2 A2 (27/10/15) (27
Contoh lain adalah gambar 3.6. 3. yang didapatkan melalui kamera digital. Kamera ini menggunakan lensa 1000 mm dengan resolution 4m, swath 7 km. Gambar yang didapatkan adalah "Kampoeng Kaniogan" salah satu daerah di Malaysia.
30
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
LAPAN A2 LAPAN A2 Gambar 3.6. 3.6 Kampung Kaniogan Malaysia diambil dari satelit LAPAN-A2 LAPAN
Satelit LAPAN-A2 LAPAN A2 juga dapat mendeteksi seluruh data AIS yang berada di area dekat ekuator antara 6 derajat LS - 6 derajat LU. Satelit ini berada pada ketinggian 650 km dengan kecepatan edar 7.5 km/det yang dikendalikan oleh pusat kendali satelit LAPAN di Rancabungur, Rumpin dan Biak.. Pengawasan posisi kapal dapat diamati sebanyak 14 kali dalam sehari dan dalam setiap harinya sekitar 2.4 juta pesan yang dapat diterima untuk diolah menjadi data posisi kapal.
Gambar 3.7. Data AIS diambil dari satelit LAPAN--A2
31
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Satelit LAPAN-A2 ini akan melakukan tiga misi penting yaitu: 1) Misi survey dari ketinggian 650 km dari permukaan bumi di orbit dekat ekuator (Near Equator) dengan inklinasi antara 6-8° yang dapat mengamati wilayah bencana, wilayah maritime dan perbatasan dengan menggunakan dua buah sistem kamera resolusi tinggi hingga enam meter. 2) Dengan menggunakan perangkat Automatic Identification System (AIS), dilakukan pengamatan lalulintas kapal laut di wilayah perairan Indonesia. Sehingga berguna sebagai alat bantu navigasi kapal dan menghindari terjadinya illegal logging, pencurian SDA, perampokan, penyelundupan, trafficking melalui wilayah maritime Indonesia. Dengan regulasi International Maritime Organization (IMO), maka seluruh kapal dengan bobot diatas 300 Ton wajib menggunakan AIS Transceiver sebagai pelengkap peralatan Navigasi Kapal. 3) Membangun sistem komunikasi amatir APRS (Automatic Packet Relay System) dalam rangka membantu para pengguna komunikasi amatir nasional (ORARI) untuk membangun komunikasi yang lebih luas dalam melakukan aktifitas saat terjadi bencana atau eksplorasi wilayah pegunungan dan hutan dimana sarana komunikasi tidak tersedia.
Gambar 3.8. Persiapan Peluncuran Satelit LAPAN-A2 dengan roket PSLV India
Satelit LAPAN-A2 merupakan satelit pertama yang dirancang bangun secara mandiri oleh tenaga ahli LAPAN yang seluruh proses Assembly Integration and Test (AIT) dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang dimiliki LAPAN di desa Rancabungur Bogor. Keberanian para peneliti dan perekayasa dalam proses pengembangan dan pembangunan satelit ini
32
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
dilatar belakangi oleh keberhasilan pembangunan satelit LAPAN-TUBSAT (2005-2007) yang mampu hingga 9 tahun (10 Januari 2015) beroperasi baik di orbit polar, pada ketinggian 630 km dari permukaan bumi. Keandalan sistem Bus yang ditunjukan oleh LAPAN-TUBSAT hingga mampu bertahan selama 9 tahun tersebut, kemudian diadopsi dan menjadi standar sistem Bus untuk pembangunan satelit LAPAN berikutnya. Spesifikasi dan misi satelit LAPAN-A2 ini dapat dijelaskan dalam Tabel 3.4. Tabel 3.4. Spesifikasi Teknis Satelit LAPAN-A2
Satelit LAPAN-A2 rencananya akan diluncurkan menggunakan roket PSLV ISRO India pada pertengahan tahun 2013 akan tetapi gagal dilakukan karena masih adanya permasalahan teknis dengan muatan utama roket PSLV tersebut yaitu satelit Astrosat milik India. Hal ini mengakibatkan peluncurannya dijadwal ulang menjadi pertengahan tahun 2014 yang pada kenyataannya juga mengalami penundaan hingga akhirnya diluncurkan pada tanggal 28 September 2015. Tabel 3.5. Perbandingan realisasi IKU pada kegiatan pengembangan satelit Tahun 2014 – 2015 Tahun
IKU
Realisasi
2014
Jumlah tipe satelit yang siap diluncurkan
LAPAN A2
2015
Jumlah tipe satelit untuk pemantauan
LAPAN Tubsat dan LAPAN A2
Kegiatan pengembangan fasilitas pendukung litbang satelit dilakukan secara terencana pada setiap tahun anggaran, mengingat besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan fasilitas tersebut. Hingga saat ini beberapa fasilitas pendukung sudah dimiliki dan hampir terpenuhi untuk skala AIT satelit kelas mikro hingga 100 kg, walaupun masih ada beberapa proses pengujian satelit yang dilakukan dengan menggunakan/menyewa fasilitas yang dimiliki oleh instansi lain baik dalam maupun luar negeri.
33
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Gambar 3.9. Capaian Pengembangan Satelit Mikro Eksperimen (Seri A)
IKU 3 : Jumlah tipe pesawat udara tanpa awak untuk pemantauan Target
Realisasi
Capaian
2 Tipe (LSU-01 dan LSU-02)
2 Tipe (LSU-01 dan LSU-02)
100%
Program pesawat tanpa awak penekanannya dilakukan pada penguasaan mandiri dari hulu ke hilir pesawat udara tanpa awak dengan target output berupa UAV kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE). Pengembangan ini akan menemukan momentumnya dengan cara mengintegrasikan UAV yang ada menjadi system pemantauan selat dan maritime berbasis teknologi UAV. Sistem ini lebih mengedepankan konsep integrasi UAV, sistem pemantauan dan komunikasi. Dengan integrasi ini, sistem pemantauan dapat lebih efektif cepat dan real time dengan coverage yang cukup untuk menghandle daerah selat dan laut yang cukup rawan dengan kejahatan kemaritiman seperti illegal fishing.
34
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Gambar 3.10. Pemanfaatan Pesawat UAV tipe LSU
Salah satu indikasi keberhasilan dari peningkatan kemampuan litbangyasa dibidang teknologi penerbangan adalah jumlah tipe pesawat tanpa awak yang dimanfaatkan oleh pengguna untuk pemantauan. Purwarupa pesawat atau LAPAN Surveillance UAV (LSU) yang sudah dimanfaatkan secara luas oleh pengguna adalah LSU-01 dan LSU-02. Pemanfaatan LSU-01 untuk kegiatan pemotretan di daerah Poso sudah terlaksana pada tanggal 18 - 26 Januari 2015. Foto ini dimanfaatkan untuk membantu pemantauan pada daerah Poso, Sulawesi Tengah.
Gambar 3.11. Hasil foto daerah Poso menggunakan pesawat LSU-01
Pemanfaatan LSU-01 dan LSU-02 untuk diseminasi pemotretan daerah garis pantai telah dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2015 di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat dengan BIG sebagai instansi pengguna. Pemotretan ini bertujuan untuk mengetahui batas antara daratan dan air pada saat terjadi surut maksimum. Batas tersebut digunakan untuk mengetahui batas wilayah suatu daratan. Pelaksanaan pengambilan gambar ini dilakukan pada tanggal 35
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
8 Agustus 2015, karena pada tanggal tersebut terjadi pasang dan surut maksimum didaerah pantai Cilamaya.
Gambar 3.12. Kegiatan pemotretan garis pantai di Cilamaya menggunakan pesawat tanpa awak LSU-01 dan LSU-02
Pesawat udara nirawak atau UAV (UnManned Aerial Vehicle) yang dibangun oleh Lapan lebih dikenal sebagai LAPAN Surveillance UAV (LSU) berkembang sangat pesat dan dalam perkembangannya dikenal terminologi low speed dan high speed dalam konteks kecepatan UAV, low altitude dan high altitude pada ketinggian yang mampu dijangkau UAV. Lapan terus mengembangkan UAV ini dengan beberapa tipe dengan fungsi dan kegunaan berbeda untuk monitoring dan observasi wilayah yang terkena bencana, monitoring wilayah pertanian, kehutanan, perkebunan, perkotaan, wilayah laut, dan wilayah perbatasan Negara.
36
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Gambar 3.13. Beberapa varian pesawat tanpa awak yang dikembangkan untuk mendukung sistem pemantauan
Sementara itu, LAPAN juga mengembangkan pesawat ringan Light Surveillance Aircraft (LSA) berawak ganda untuk membantu melakukan observasi permukaan bumi dengan misi airborne remote sensing. Dengan waktu, jarak tempuh yang lebih lama dan jangkauan ketinggian yang lebih tinggi dibanding pesawat tipe LSU, maka akan sangat bermanfaat dalam melakukan monitoring dan observasi wilayah yang ditargetkan.
Gambar 3.14. Pemanfaatan Pesawat LSA dalam Observasi Wilayah Pertanian di Subang
37
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
IKU 4 : Jumlah produk desain pesawat transport nasional yang siap diproduksi oleh industri penerbangan Target
Realisasi
Capaian
1 Produk desain (N219)
1 Produk desain (N219)
100%
Dengan kemampuan engineering yang dimiliki, LAPAN juga merencanakan membangun pesawat transport dengan jangkauan jarak pendek untuk digunakan melayani penerbangan perintis di daerah terpencil. Saat ini sedang dikembangkan pesawat transport bekerjasama ekerjasama dengan PT.Dirgantara Indonesia (PT.DI). Pada tahun 2015 ini, 1 (satu) buah produk desain pesawat transport N219 sudah selesai dikerjakan dan siap memasuki proses selanjutnya yaitu first flight.. Selain purwarupa, sebanyak 21 modul dan komponen program N-219, N yang terdiri dari: Radome, Engine, Fuel System, Powerplant, Wind Screen, Wiper, Wiper ECS, Instrument, Electrical, Avionics, Flight Control, Brealing System, Airframe Component, Landing Gear, Payloads, Propeller, Cabin Window dan Software Design, Engineering Flight Simulator, Simulator Drop p Test, Wind Tunnel Model and Testing sudah tercapai seluruhnya. seluruhnya Selesainya seluruh modul dan dokumen juga menandakan kesiapan program ini untuk melangsungkan “Penampilan Penampilan Perdana”. Perdana Kegiatan penampilan perdana p berhasil terselenggara pada tanggal 10 Desember 2015 di PT DI yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Polhukam mewakili Presiden, Menteri PanRB, Gubernur Jawa Barat, Kepala LAPAN, Direktur Utama PT DI, dan segenap struktural dari berbagai lembaga yang diundang pada acara tersebut.
Gambar 3.15. 3.1 Pemecahan kendi oleh Menkopolhukam sebagai tanda peresmian penampilan perdana pesawat transport nasional N219 dan foto bersama para pejabat negara di depan pesawat N219 di hanggar PT DI (10/12/15)
Adanya pengembalian anggaran pada tahun 2014 sebesar 88 miliar rupiah karena keterlambatan pengadaan komponen, menyebabkan anggaran tahun 2015 terpakai untuk memenuhi pekerjaan tahun 2014. Selanjutnya, pemenuhan anggaran diusahakan melalui BaBun dan LAPAN. Adapun hal-hal hal yang mendasari anggaran tambahan ini adalah ada dalam pengembangan dan integrasi komponen diperlukan adanya non-recurring cost yang merupakan biaya pengembangan oleh vendor asal komponen.
38
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Selain itu juga perkembangan dollar selama tahun ini menyebabkan harga komponen melebihi dari jumlah yang sudah dianggarkan. Kegiatan sertifikasi N219 tertunda diakibatkan mundurnya jadwal Penampilan Perdana yang semula akan berlangsung pada bulan Oktober 2015 menjadi bulan Desember 2015. Hubungan kerja dengan PT. DI dalam rangka program pesawat transport nasional N219, semakin melambungkan nama LAPAN dan semakin menjadi tanda kehadiran LAPAN dalam dunia penerbangan Indonesia. Terselenggaranya Penampilan Perdana N219 menjadi tanda awal pencapaian besar dalam pengembangan riset dibidang penerbangan. Penampilan Perdana N219 menandakan LAPAN mampu merintis kebangkitan kembali industri penerbangan di Indonesia. Dalam pengembangan pesawat N219 ini terdapat kendala yang dihadapi, meliputi masih adanya tool dan jig yang belum diselesaikan oleh vendor akibat keterbatasan industri yang mampu membuat tool dan jig di Indonesia. Sehingga solusi yang telah dilakukan adalah pihak PT DI mensupervisi langsung ke industri terkait untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai jadwal yang telah disusun.
IKU 5 : Jumlah model pemanfaatan iptek penerbangan dan antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim Target
Realisasi
Capaian
14 Model (7 Desain, 7 Deinderaja)
15 Model (8 Desain, 7 Deinderaja)
107,14%
Hasil iptek penerbangan dan antariksa yang telah dilakukan LAPAN selama ini dirasakan sangat membantu kehidupan masyarakat. Upaya penyebaran produk berbasis sains antariksa dan sains atmosfer serta berbasis penginderaan jauh, dilakukan dengan intensitas yang masif. Hasil iptek penerbangan dan antariksa yang disebarluaskan kepada masyarakat pengguna dimanfaatkan untuk keperluan pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim maupun kebutuhan lainnya. Indonesia sebagai negara kepulauan dikenal dengan wilayah yang ekstrim secara geologis karena berada di wilayah pertemuan lempeng dunia, sehingga sangat rentan terhadap kejadian bencana geologis seperti gempa bumi, tsunami dan gunung meletus serta cuaca ekstrim. Informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai kondisi lingkungan dan proyeksinya sangat dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen dan kebijakan untuk meningkatkan kinerja di berbagai sektor pembangunan seperti pertanian, perhubungan, energi, lingkungan hidup, sumber daya air, kesehatan dan penanggulangan bencana.
39
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Pada tahun 2015, LAPAN telah melakukan litbang iptek penerbangan dan antariksa yang telah menghasilkan beberapa produk, antara lain: model, modul, pedoman dan prototipe untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen dan kebijakan. Capaian hasil litbang LAPAN melebihi dari target yang ditetapkan yaitu sejumlah 15 model pemanfaatan iptek penerbangan dan antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim. Namun demikian secara kualitasnya masih harus terus dikembangkan dan ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Adapun rincian model/pedoman/modul/prototipe yang dihasilkan LAPAN pada tahun 2015 sebagai berikut: a. Pemodelan di bidang sains antariksa dan sains atmosfer yang menghasilkan 8 model, yaitu: 1. Model Atmosfer Lingkungan dengan nama aplikasi Decision Support System (DSS) Srikandi, 2. Model Atmosfer Kebencanaan dengan nama aplikasi DSS Kebencanaan, 3. Model Iklim dengan nama aplikasi DSS Maritim, 4. Model Prediksi Benda Jatuh Antariksa hingga ketinggian 120 km untuk mitigasi / pemantauan benda jatuh antariksa, 5. Model Gangguan Medan Magnet Bumi 6. Model Numerik : interaksi medan antar-planet dan angin ionosfer berbasiskan simulasi numerik menggunakan model dinamo ionosfer global untuk mitigasi / pemantauan cuaca antariksa, 7. Model Propogasi HF ionosfer Indonesia dengan metode prediksi komunikasi HF, dan 8. Model (konseptual) kemunculan sintilasi ionosfer diatas Indonesia menggunakan mekanisme sintilasi ionosfer (komunikasi HF). Hasil model-model tersebut telah digunakan dan diaplikasikan guna mendukung/memperkuat sistem pendukung keputusan Decision Support System (DSS) dinamika atmosfer ekuatorial dan sistem pendukung keputusan (DSS) cuaca antariksa, sebagian model masih dilakukan pengembangan guna memperbaiki kualitas dari model yang telah dipakai/diaplikasikan.
40
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
LAYANAN INFORMASI DAN PRAKIRAAN CUACA ANTARIKSA (http://swifts.sains.lapan.go.id)
Gambar 3.16. Decision Support System (DSS) Berbasis Sains Antariksa
b. Pemodelan di bidang pengideraan jauh yang menghasilkan 7 model/pedoman/modul/prototype, yang terdiri dari 3 (tiga) model, 2 (dua) modul dan 2 (dua) prototipe. Tiga model bidang penginderaan jauh yang dihasilkan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Model atau metode Quality Control (QC) Model atau metode Quality Control (QC) dan pengolahan data resolusi sangat tinggi (Pleaides, WorlView, QuickBird, dan GeoEye). Modul yang dibangun ini telah berhasil melakukan QC data sebesar 929.465,0222 km2 dan mengolah data resolusi sangat tinggi menjadi pansharpened sebesar 335.805,2877 km2. Metode ini diterapkan dalam implementasi kerjasama LAPAN dan BIG dalam pengadaan data resolusi tinggi mendukung Nawa Cita, khususnya untuk pembangunan desa dan kawasan tertinggal serta memenuhi kebutuha pembuatan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). 2. Model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk kualitas air Metode yang merupakan hasil kegiatan penelitian menggunakan data citra Landsat-8 untuk menghasilkan sebaran Total Susfended Matter (TSM) menggunakan data reflektansi kanal 4 (band merah).
41
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Gambar 3.17. Model penentuan kualitas air
3. Model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pengembangan wilayah. Pemanfaatan data satelit Pleiades untuk mendukung proses penyusunan RDTR dapat dimanfaatkan sebagai: arahan (guideline) dalam penggunaan data resolusi tinggi untuk pembuatan peta dasar skala detail (1 : 5.000) sebagai dasar dalam peletakan arahan rencana pemanfaatan ruang skala detail, juga menjadi acuan atau pedoman bagi setiap instansi perencanaan tata ruang pada kegiatan proses penyusunan RDTR dan memberikan orientasi awal dalam memilih dan memilah data satelit resolusi tinggi yang sesuai dengan lingkup dan skala produk RDTR yang akan dibuat.
Gambar 3.18. Model untuk identifikasi pengembangan wilayah
42
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Dalam penelitian di bidang penginderaan jauh menghasilkan juga modul yang didesain dan diimplementasikan untuk meningkatkan performansi operasional dan layanan penginderaan jauh. Adapun 2 (dua) modul yang berhasil dibuat dan diimplementasikan adalah sebagai berikut: 1. Modul koreksi radiometri (atmosferic correction) citra Landsat-7/8. Modul ini dibangun dengan mengintegrasikan modul opensource yang diperoleh dari kerja sama dengan USGS. Output yang dihasilkan adalah data Landsat refrelectance yang siap diakses oleh pengguna. 2. Modul sistem pelaporan pelayanan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN). Modul ini dibangun untuk memudahkan sistem pelaporan pelayanan yang telah digunakan. Modul dibangun dengan software dan database opensource yang dapat menangani para petugas pelayanan (account manager) yang terbagi dalam beberapa wilayah untuk seluruh Kementerian/ Lembaga, TNI, Polri dan Pemerintah Daerah. Selain itu juga dapat menangani pelayanan kepada Perguruan Tinggi dan masyarakat lainnya.
Gambar 3.19. Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN)
Selain model dan modul diatas, LAPAN juga menghasilkan 2 (dua) prototipe dalam bidang penginderaan jauh, sebagai berikut: 1. Prototipe sistem integrasi penerimaan, pengolahan data Landsat-7/8 di Stasiun Bumi Rumpin. Prototipe yang dihasilkan telah diujicoba dan diimplementasikan sebagai sistem operasional untuk penerimaan dan pengolahan data Landsat-7/8 di Stasiun Bumi Rumpin. Sistem dibangun dengan software open source yang mengintegrasikan modul dan subsistem dari antenna, demodulator, Landsat processor hingga sistem katalog. Sistem
43
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
juga secara otomatis dapat menjadwalkan penerimaan, pengolahan hingga sistem pelaporan kepada USGS dan operator untuk memonitor keberhasilan dan kegagalan sistem. Hasil ujicoba dan operasional, sistem integrasi penerimaan, pengolahan data Landsat-7/8 di Stasiun Bumi Rumpin mampu menghasilkan data Landsat-7/8 siap diakses oleh pengguna dalam waktu 3,5 jam setelah waktu akuisisi. 2. Prototipe Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN) untuk Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Provinsi. Prototipe atau sistem yang dibangun adalah SPBN untuk dengan mengintegrasikan ketersediaan data dan informasi penginderaan jauh yang dibutuhkan oleh pengguna. No Pengguna 1
Provinsi Jawa Tengah
2
Provinsi Sulawesi Selatan
3
Provinsi Bangka Belitung
Deskripsi Sistem Yang Dihasilkan Mosaik citra satelit penginderaan jauh resolusi menengah dan tinggi tahun 2014-2015.
Citra satelit penginderaan jauh resolusi sangat tinggi tahun 2013-2014 untuk kota-kota besar di Provinsi Jawa Tengah. Fase Tanaman Padi Sawah tahun 2015 update setiap 14 hari. Titik Rawan Kekeringan Sawah Tahun 2015 update setiap 14 hari. Titik Rawan Banjir Sawah tahun 2015 update setiap 14 hari. Deforestrasi tahun 2010-2012 hari.. Jaringan Irigasi (Sumber : Mosaik citra SPOT-6/7 tahun 2013-2014) di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Sukoharjo. Jaringan Jalan (Sumber : Peta Rupa Bumi tahun 2010) di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Sukoharjo. Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) Tahun 2015 update setiap hari untuk wilayah laut sekitar wilayah Provinsi Jawa Tengah Mosaik citra satelit penginderaan jauh resolusi menengah dan tinggi tahun 2014-2015. Citra satelit penginderaan jauh resolusi sangat tinggi tahun 2013-2014 untuk kota-kota besar di Provinsi Sulawesi Selatan. Fase Tanaman Padi Sawah tahun 2015 update setiap 14 hari. Titik Rawan Kekeringan Sawah Tahun 2015 update setiap 14 hari. Titik Rawan Banjir Sawah tahun 2015 update setiap 14 hari. Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) Tahun 2015 update setiap hari untuk wilayah laut sekitar wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Mosaik citra satelit penginderaan jauh resolusi menengah dan tinggi tahun 2014-2015. Citra satelit penginderaan jauh resolusi sangat tinggi tahun 2013-2014 untuk kota-kota besar di Provinsi Bangka Belitung Fase Tanaman Padi Sawah tahun 2015 update setiap 14
44
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
No Pengguna
Deskripsi Sistem Yang Dihasilkan hari.
Titik Rawan Kekeringan Sawah Tahun 2015 update setiap 14 hari.
Titik Rawan Banjir Sawah tahun 2015 update setiap 14
4
Provinsi Gorontalo
5
Kepolisan Republik Indonesia, khususnya Korps Lalu Lintas (Korlantas) dalam menangani mudik lebaran 2015
hari. Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) Tahun 2015 update setiap hari untuk wilayah laut sekitar wilayah Provinsi Bangka Belitung Daerah tambang Provinsi Bangka Belitung. Mosaik citra satelit penginderaan jauh resolusi menengah dan tinggi tahun 2014-2015. Citra satelit penginderaan jauh resolusi sangat tinggi tahun 2013-2014 untuk kota-kota besar di Provinsi Gorontalo Fase Tanaman Padi Sawah tahun 2015 update setiap 14 hari. Titik Rawan Kekeringan Sawah Tahun 2015 update setiap 14 hari. Titik Rawan Banjir Sawah tahun 2015 update setiap 14 hari. Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) Tahun 2015 update setiap hari untuk wilayah laut sekitar wilayah Provinsi Gorontalo Mosaik citra satelit penginderaan jauh resolusi menengah dan tinggi tahun 2014-2015. Citra satelit penginderaan jauh resolusi sangat tinggi tahun 2013-2014 untuk kota-kota besar di Pulau Jawa Jalur jalan yang terdiri dari: jalur utara, tengah, selatan, jalan tol, jalan alternatif dan jalan kereta. Setiap jalan mempunyai informasi nama, lebar dan kelas jalan Titik Km Tol pada setiap selang 10 km sepanjang jalan tol Cikampek, Cipali dan Cipularang. Titik Potensi Macet yang memberikan informasi lokasi potensi terjadinya kemacetan seperti: pintu tol, pertemuan tol, pasartumpah dan persimpangan jalan Titik Jalan Alternatif yang memberikan informasi kota terdekat, kelas jalan dan kondisi jalanyang dilalui oleh jalan alternatif Rest Area dan SPBU di sepanjang jalan tol dan jalan non tol wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah Kantor Polisi yang terdiri dari sebagaian kantor Polres dan Polsek di wilayah Jawa Barat
45
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Gambar 3.20. Produk SPBN berupa Informasi Spasial Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI)
Secara umum, target kinerja sasaran strategis-1 dapat dicapai dengan sangat baik, yaitu seluruh indikator kinerja utama dapat tercapai rata-rata di atas 100%. Hal ini dapat digambarkan capaian kinerja untuk meletakkan dasar-dasar untuk mencapai pusat unggulan penerbangan dan antariksa, khususnya pada kriteria academic excellent, yaitu secara kontinyu dapat menghasilkan produk litbang dan perekayasaan iptek penerbangan dan antariksa yang diakui baik secara nasional maupun internasional. Selain itu hasil litbang dan perekayasaan iptek penerbangan dan antariksa juga ditujukan untuk peningkatan performansi operasional dan layanan publik, dengan selalu dijaga dan ditingkatkan kualitas data dan informasi melalui kegiatan litbang dan perekayasaan yang selektif. Berdasarkan hasil kinerja sasaran strategis ini, LAPAN telah berhasil membuat pondasi untuk capaian kinerja dalam lima tahun kedepan sesuai Renstra 2015-2019, untuk mewujudkan untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri.
46
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Sasaran Strategis ke-2 Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima Sasaran strategis ke-2 diukur melalui peningkatan pemanfaatan dan layanan publik iptek penerbangan dan antariksa dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta berstandar internasional dan berkesinambungan. Adapun pencapaian IKU dapat dijelaskan sebagai berikut:
IKU 6 : Jumlah instansi pengguna penerbangan dan antariksa Target
Realisasi
125 Instansi
200 Instansi
20 desain, 5 detekgan, 100 deinderaja
25 desain, 10 detekgan, 165 deinderaja
layanan
Iptek
Capaian
160%
Pemasyarakatan hasil litbang LAPAN dilakukan dengan kerjasama teknis untuk pemanfaatan dan pengembangan iptek penerbangan dan antariksa dengan berbagai instansi. Pada tahun 2015, LAPAN telah melaksanakan kerjasama dalam melayani kebutuhan akan produk iptek penerbangan dan antariksa kepada pengguna yang terdiri dari Kementerian/ Lembaga, TNI / Polri, Pemerintah Daerah, perguruan tinggi dan swasta, dengan rincian sebagai berikut: a.
Bidang sains antariksa dan sains atmosfer No
Pengguna
Jenis layanan
A. Data Sains Antariksa dan Atmosfer 1
Institut Teknologi Bandung
Kualitas Udara (real time) di Jl. Pasopati, tamansari dan skitarnya
2
BAPPEDA Kabupaten Bandung
Data Iklim dan cuaca, khususnya di Daerah Bandung Selatan selama kurun waktu 1930 s/d 2015
3
UNPAD
Data kualitas udara harian di kota Bandung athun 2009 – 2015
4
ITS
5
RCTI
Data sekunder ISPU dari stasiun pemantau kualitas udara kota Bandung 5 tahun terakhir NO2. Interaksi gelombang Akustik, Gravitasi dan Seismik terkait “Earth Hum”
47
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
No
Pengguna
Jenis layanan
6
PT. GeoACE
Data kualitas udara (5 tahun) NOx, SOx,SPM
7
Universitas Tanjungpura
Temperatur harian dan solar energy untuk wilayah makasar
B. Informasi Sains Antariksa dan Atmosfer 8 9
Dinas Kelautan dan Perikanan Pemda DIY BMKG
10
Kementerian Pertanian
Rancangan sistem pendukung keputusan (DSS Semar Atmosfer) Informasi atmosfer untuk penetapan awal musim penghujan dan kemarau Informasi atmosfer penetapan untuk kalender tanam
C. Bimbingan Teknis Sains Antariksa dan Atmosfer
11
Kementerian Perhubungan
12
Kabupaten Raja Ampat
13
Kabupaten Flores Timur
14
Kabupaten Bulukumba
15
Kabupaten Bungo
16
Kabupaten Manokwari
17
Kabupaten Indragiri Hilir
18
Provinsi Jambi
19
Provinsi DIY
20
Kabupaten Kerinci
21
Kabupaten Sijunjung
22
Kabupaten Bungo
23
Kabupaten Bulungan
Bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi Radio (MFTKR) Tingkat Dasar Bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi Radio (MFTKR) Tingkat Dasar dan Tingkat Lanjut Bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi Radio (MFTKR) Tingkat Dasar Bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi Radio (MFTKR) Tingkat Dasar Bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi Radio (MFTKR) Tingkat Dasar Bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi Radio (MFTKR) Tingkat Dasar Bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi Radio (MFTKR) Tingkat Dasar Bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi Radio (MFTKR) Tingkat Dasar dan Tingkat Lanjut Bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi Radio (MFTKR) Tingkat Dasar Bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi Radio (MFTKR) Tingkat Dasar Bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi Radio (MFTKR) Tingkat Dasar Bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi Radio (MFTKR) Tingkat Lanjut Bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi Radio (MFTKR) Tingkat Lanjut
48
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
No
Pengguna
24
BPBD Kab. Bandung
25
BLH Prov. Jateng
Jenis layanan Bimtek Peringatan dini bencana berbasis satelit (SADEWA) dan sistem pemantau otomatis (AWS) Bimtek Analisis Kualitas Udara dan sosialisasi hasil litbang Bidang Komposisi Atmosfer
Gambar 3.21. Penandatanganan MoU LAPAN- DI Yogyakarta (12/02/15) dan Pencanangan Sistem DSS Semar dengan pilot project Dinas Kelautan dan Perikanan DIY
b. Bidang teknologi penerbangan dan antariksa No
Pengguna
Jenis layanan Hilirisasi produk litbangyasa pesawat terbang tanpa awak
1
PT.Mandiri Mitra Muhibbah
2
Badan Informasi Geospasial (BIG)
Pemanfaatan pesawat udara tanpa awak untuk pemetaan lingkungan pantai Indonesia
3
Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP)
Pemanfaatan teknologi, data dan informasi hasil pemotretan pesawat terbang berawak maupun tanpa awak untuk mendukung ketahanan pangan
4
TNI dan Densus 88
5
PT.DI
Pemanfaatan produk desain pesawat transport nasional N219 yang siap diproduksi
6
ORARI
Pengembangan teknologi komunikasi radio dan satelit untuk memperluas jangkauan komunikasi yang menggunakan jalur radio amatir baik data voice maupun data teks dengan satelit LAPAN-A2
7
IPB
8
Balitbang Kemenhan
Pemantauan wilayah konflik menggunakan pesawat tanpa awak LSU01 dan LSU-02
Pengembangan sistem ruas bumi penerima data satelit LAPAN-A3 dan pemanfaatan data satelit lingkungan dan cuaca Pemanfaatan hasil litbangyasa roket pertahanan
49
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
No
Pengguna
Jenis layanan
9
PT Dahana
Pemanfaatan hasil litbangyasa bahan baku propelan untuk roket
10
PT Indelec
Pemanfaatan hasil litbangyasa roket untuk meneliti ketahanan peralatan elektronik tersebut dari sambaran petir
Gambar 3.22. Kesepakatan Kepala LAPAN dan KASAU dalam rangka pemanfaatan hasil litbang LAPAN untuk mendukung TNI untuk kepentingan bangsa, Cilangkap (12/11/15)
c.
Bidang penginderaan jauh Adapun daftar Kementerian/Lembaga embaga yang dilayani dalam pemanfaatan data dan informasi di bidang penginderaan jauh pada tahun 2015, sebagai berikut: No
Unit Kerja
Instansi
1
Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial
Badan Informasi Geospasial (BIG)
2 3
Direktorat Penanganan Narkoba
Badan Narkotika Nasional (BNN)
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemdes
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
4 5 6 7 8 9 10
BP Kapet Palapas Sulawesi Tengah Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam UPT-Hujan Buatan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat
11
Kantor Wilayah Propinsi Kalimantan Barat
12
Kanwil BPN Prov. Sulawesi Barat
Badan Pengawas Keuangan (BPK) Badan Pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu (BP KAPET) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) BAPPENAS
Badan Pertanahan Nasional (BPN)
50
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
No
Unit Kerja
Instansi
13
Direktorat Perencanaan Tata Ruang
14
Dirje Tata Ruang
15
Dirjen Pengendalian Pemanfataan Ruang dan Penguasaan Tanah
16
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
17
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan_PPPGL
18
Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi
19
Sekretaris Jenderal Kementerian Kumham
Kementerian Hukum dan HAM (KEMENHUMHAM)
20
BPSPL Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Loka Pekanbaru_LKKPN Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau2 Kecil Loka Sorong LPSPL Kelautan, Pesisir dan Pulau pulau Kecil KKP Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
21 22 23 24 25 26
Balitbang Kementerian Kesehatan
42 43
Dirjen Pajak Kantor Wil Bengkulu dan Lampung Kanwil DJPajak Jawa Tengah I Bapedas Palangka Raya BPKH Wil. XI Jawa Madura Balai Penelitian Kehutanan Palembang Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ditjen Konservasi SDA dan Ekosistem Direktorat Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial Direktorat Bina Rencana Pemanfaatan dan Usaha Kawasan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Dirjen Bina Usaha Kehutanan Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung KEMLHK Ditjen Bina Usaha Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Pusat Pengelolaan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Direktorat Irigasi dan Rawa
44
Direktorat Jenderal Tata Ruang
45
Pusat Pengembangan Kawasan Strategis
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Kementerian Kesehatan (KEMENKES) Kementerian Keuangan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KEMEN PU)
51
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
No
Unit Kerja
46
Badan Penelitian dan Pengembangan
47
Balai Besar Karantina Pertanian Makassar
48
Balai Besar Litbang SDL Pertanian
49 50 51
Pusat Penelitian Laut Dalam Pusat Penelitian Limnologi Pusat Penelitian Oceanografi
Instansi Kementerian Pertahanan (KEMENHAN) Kementerian Pertanian (KEMENTAN) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Untuk TNI/Polri yang dilayani dalam pemanfaatan data dan informasi di bidang penginderaan jauh pada tahun 2015, sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Unit Kerja Direktorat Topografi Angkatan Darat KODIKLAT TOPOGRAFI KOPASSUS Dinas Hidro-Oseanografi Dispamal KORPS MARINIR Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut Dinas Pengamanan dan Persandian Angkatan Udara Detasemen Khusus 88 Anti Teror
Instansi TNI-AD
TNI-AL
TNI-AU POLRI
LAPAN juga melayani pengguna yang berasal dari Pemerintah Daerah dalam pemanfaatan data dan informasi di bidang penginderaan jauh dan diharapkan pada tahun 2019 dapat melayani kepada seluruh Propinsi. Adapun pemda-pemda yang dilayani sebagai berikut: No
Unit Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kejaksaan Negeri Meulaboh Bappeda Kabupaten Balangan DInas Pekerjaan Umum Bappeda Kabupaten Bangli Dinas PU & Kimpraswil Bappeda Kabupaten Bantul Sekretariat Daerah Pemkab Banyuasin Dinas Pertambangan dan Energi Bappeda Kabupaten Batang Dinas Kelautan dan Perikanan Sekretariat Daerah Pemkab Belitung Timur Pemkab Belu Bappeda Kabupaten Bengkayang
14
Sekretariat Daerah Pemkab Bengkulu Selatan
15
Dinas PU Kabupaten Boalemo
16 17
Bappeda Kabupaten Bogor Dispenda Kabupaten Bogor
Instansi Pemkab Aceh Barat Pemkab Balangan Pemkab Bangka Tengah Pemkab Bangli Pemkab Bantaeng Pemkab Bantul Pemkab Banyuasin Pemkab Barito Utara Pemkab Batang Pemkab Belitung Pemkab Belitung Timur Pemkab Belu Pemkab Bengkayang Pemkab Bengkulu Selatan Pemkab Boalemo Pemkab Bogor
52
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
No 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Unit Kerja Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro Bappeda Kabupaten Brebes Bappeda Kabupaten Buleleng Bappeda Kabupaten Cirebon Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Enrekang Bappeda Kabupaten Garut Bappeda Kabupaten Gianyar Bappeda Kabupaten Gorontalo Utara Bappeda Kabupaten Halmahera Barat Bappeda Kabupaten Halmahera Utara Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Bappeda Kabupaten Hulu Sungai Utara Bappeda Kabupaten Indragiri Hulu dan Penelitian Pembangunan Dinas Kehutanan Kabupaten Jayapura Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Bappeda Kabupaten Katingan Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Yapen Bappeda Kabupaten Ketapang Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemdes Kabupaten Kolaka Dinas Kehutanan Kabupaten Konawe Kepulauan Sekretariat Daerah Kabupaten Konawe Selatan Bappeda Kabupaten Kotabaru Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lamandau Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lamandau Dinas Kehutanan Provinsi Sulut Dinas Perkebunan Sulut Bappeda Kabupaten Magetan Badan Pengelola Perbatasan Daerah Kabupaten Malinau Bappeda Kabupaten Malinau Bappeda Kabupaten Maluku Tenggara Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa Bappeda Kabupaten Mamuju Tengah Pemkab Mamuju Utara Sekretariat Daerah Kabupaten Minahasa Utara Bappeda Kabupaten Muara Enim Sekretariat Daerah Kab. Musi Rawas Utara Bappeda Kab. Ngawi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Sekretariat Daerah Kabupaten Nunukan
Instansi Pemkab Bojonegoro Pemkab Brebes Pemkab Buleleng Pemkab Cirebon Pemkab Enrekang Pemkab Garut Pemkab Gianyar Pemkab Gorontalo Utara Pemkab Halmahera Barat Pemkab Halmahera Utara Pemkab Hulu Sungai Selatan Pemkab Hulu Sungai Utara Pemkab Indragiri Hulu Pemkab Jayapura Pemkab Jembrana Pemkab Katingan Pemkab Kepulauan Mentawai Pemkab Kepulauan Yapen Pemkab Ketapang Pemkab Kolaka Pemkab Konawe Kepulauan Pemkab Konawe Selatan Pemkab Kotabaru Pemkab Kutai Timur Pemkab Lamandau
Pemprov Sulut Pemkab Magetan Pemkab Malinau Pemkab Maluku Tenggara Pemkab Mamasa Pemkab Mamuju Tengah Pemkab Mamuju Utara Pemkab Minahasa Utara Pemkab Muara Enim Pemkab Musi Rawas Utara Pemkab Ngawi Pemprov Sumsel Pemkab Nunukan
53
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
No
Unit Kerja
60
Bappeda Kabupaten Ogan Komering Ulu
61 62 63
Bappeda Kabupaten Pacitan Bappeda Kabupaten Padang Lawas Bappeda Kabupaten Pandeglang Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Bappeda Kabupaten Pati Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pelalawan
64 65 66
Instansi Pemkab Ogan Komering Ulu Pemkab Pacitan Pemkab Padang Lawas Pemkab Pandeglang Pemkab Pangkajene dan Kepulauan Pemkab Pati Pemkab Pelalawan
67
Bappeda Kabupaten Pemalang
68
Bappeda Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
Pemkab Penukal Abab Lematang Ilir
69
Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
Pemkab Pesisir Selatan
70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pinrang Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Perhubungan Kabupaten Pinrang Pemkab Pinrang Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pohuwato Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kabupaten Poliwali Mandar Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Poso Bappeda Kabupaten Sanggau Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sanggau Bappeda Kabupaten Siak Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang Dinas PU Kabupaten Solok Dinas Tata Ruang Kabupaten Sukabumi Bappeda Kabupaten Sumedang Dinas Bina Marga Kabupaten Tangerang Dinas Tata Ruang Pemkab Tangerang Bappeda Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dinas PU Kabupaten Tanjung Jabung Timur Bappeda Kabupaten Tasikmalaya Bappeda Kabupaten Tegal Dinas PU Kabupaten Teluk Bintuni Bappeda Kabupaten Timor Tengah Selatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Toraja Utara Dinas PU, Tata Ruang, Pertambangan dan Energi Kabupaten Wakatobi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kotawaringin Timur Sekretariat Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Bappeda Kabupaten Wonosobo Pemkab Yalimo Bappekot Ambon Dinas Tata Kota Bappeda Denpasar Bappeda Kota Gorontalo
Pemkab Pemalang
Pemkab Pinrang
Pemkab Pohuwato Pemkab Polewali Mandar Pemkab Poso Pemkab Sanggau Pemkab Siak Pemkab Sintang Pemkab Solok Pemkab Sukabumi Pemkab Sumedang Pemkab Tangerang Pemkab Tanjung Jabung Timur Pemkab Tasikmalaya Pemkab Tegal Pemkab Teluk Bintuni Pemkab Timor Tengah Selatan Pemkab Toraja Utara Pemkab Wakatobi
Pemkab Waringin Timur Pemkab Wonosobo Pemkab Yalimo Pemkot Ambon Pemkot Batam Pemkot Denpasar Pemkot Gorontalo
54
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Gambar 3.23. Kesepakatan Bersama antara Kepala LAPAN dengan Gubernur Sulawesi Selatan dan Sosialisasi Pemanfaatan Data Satelit Penginderaan Jauh di depan para Kepala SKPD dan Bappeda (06/05/15)
Daftar Perguruan Tinggi yang dilayani dalam pemanfaatan data dan informasi di bidang Penginderaan Jauh pada tahun 2015, sebagai berikut: No
Unit Kerja
1
Manajemen Pertanian
2 3
Program Studi Ilmu Pertanian Fakultas Pertanian Fakultas Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya
4 5
Fakultas Pertanian
Instansi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politanisamarinda) Universitas Andalas Universitas Hasanudin (UNHAS) Universitas Sriwijaya (UNSRI) Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH)
Selain layanan informasi, LAPAN telah mendistribusikan data satelit penginderaan jauh kepada pengguna sejumlah 26.300 data dengan rincian 17.027 data resolusi tinggi, 7.161 data resolusi menengah, sedangkan data resolusi rendah yang dimanfaatkan pengguna adalah 2.112 data. Pencapaian ini sangat tinggi dalam rangka mengimplementasikan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2012 dan Undang-Undang No. 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan melalui kegiatan pelayanan data satelit penginderaan jauh resolusi resolusi tinggi serta mendukung seluruh kebutuhan nasional termasuk Nawa Cita.
55
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
IKU 7 : Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan Iptek penerbangan dan antariksa Target
Realisasi
Capaian
Nilai 78 (0-100)
79,30
101,67
Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah masih banyak dijumpai beberapa kekurangan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Disamping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Tahun 2015 merupakan tahun ketiga LAPAN melakukan pengukuran Survei Kepuasan Masyarakat (SKM). Pelaksanaan SKM tahun 2015 merupakan pembuktian LAPAN dalam melakukan pengukuran SKM yang berkesinambungan agar masyarakat merasakan manfaat dari keberadaan LAPAN, serta sebagai upaya meningkatkan kinerja dan perbaikan-perbaikan terhadap pelayanan publik. Dengan prinsip pelayanan sebagaimana dalam Peraturan Menteri PAN&RB tersebut, maka LAPAN telah menyusun SKM dalam bentuk formulir kuesioner dengan menggunakan ruang lingkup yang diamanahkan dalam Peraturan Menteri PAN&RB Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Survei Kepuasan Masyarakat dan metodologi yang disesuaikan dengan kebutuhan LAPAN. Tabel 3.6. Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) dilingkungan LAPAN Tahun 2015 (bulan Januari s/d Agustus 2015) NO.
SATUAN KERJA
SEKRETARIAT UTAMA 1 Inspektorat 2 Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara 3 Biro Perencanaan dan Organisasi 4 Biro Umum 5 Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat DEINDERAJA 6 Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh 7 Balai Penginderaan Jauh Parepare 8 Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh DESAINS 9 Pusat Sains dan Antariksa 10 Balai Pengamatan Dirgantara Pontianak 11 Balai Pengamatan Dirgantara Watukosek 12 Loka Pengamatan Dirgantara Sumedang
JUMLAH RESPONDEN 434 38 160 19 147 70 312 105 183 24 329 20 96 31 18
NILAI SKM 75,54 76,13 77,08 73,41 74,89 76,21 80,21 82,76 80,13 78,12 81,96 78,52 83,28 82,16 80,44
56
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
NO.
SATUAN KERJA
13 Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer 14 Loka Pengamatan Atmosfer Kototabang 15 Pusat Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan DETEKGAN 16 Pusat Teknologi Roket 17 Balai Produksi dan Pengujian Roket Pameungpeuk 18 Pusat Teknologi Satelit 19 Balai Penjejakan dan Kendali Wahana Antariksa Biak 20 Pusat Teknologi Penerbangan JUMLAH RESPONDEN
SKM LAPAN
JUMLAH RESPONDEN 143 16 5 362 15 35 118 74
NILAI SKM
120
81,59 86,01 81,75 79,34 85,44 77,75 83,56 74,12 75,81
1437
79,30
Penyusunan SKM LAPAN 2015 dihasilkan melalui pengolahan SKM Satuan Kerja di lingkungan LAPAN pada kurun waktu bulan Januari – Agustus 2015 yang dilakukan terhadap 1.437 responden sebagai masyarakat/ pengguna pelayanan publik yang diberikan oleh Satuan Kerja di lingkungan LAPAN yang terdiri dari internal dan eksternal. Responden tersebut diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan yang diberikan LAPAN kepada masyarakat berbasiskan Standar Pelayanan Publik (SPP) yang telah ditetapkan. Terdapat 11 (sebelas) Satuan Kerja dari 20 Satuan Kerja di lingkungan LAPAN yang melakukan survei berbasiskan SPP. Salah satu alasannya yaitu perlu adanya penyempurnaan SPP, karena ternyata pelayanan publik yang diberikan dapat dikategorikan sebagai pelayanan data penginderaan jauh, tidak perlu dipisah-pisah seperti SPP yang berlaku sekarang. Dari 84 Standar Pelayanan Publik (SPP), terdapat 53 SPP atau sebesar 63,09% yang disurvei menurut SPPnya. Dari hasil pengolahan SKM Satuan Kerja di lingkungan LAPAN didapatkan nilai SKM LAPAN yaitu 79,30. Angka tersebut berarti kualitas pelayanan LAPAN kepada masyarakat/ pengguna hasil litbang LAPAN berkinerja pelayanan “Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pelayanan publik di LAPAN secara umum mencerminkan kualitas dalam kategori Baik. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan SKM yaitu dalam Peraturan Menteri PAN&RB tidak adanya jumlah minimal responden dalam pelaksanaan survei ini, sehingga hasil yang diberikan apakah bisa mencerminkan kualitas pelayanan publik yang diberikan atau tidak. Jika survei dilakukan berbasiskan SPP, maka jumlah responden akan berpencar, sehingga responden untuk masing-masing SPP hanya sedikit jika dibandingkan survei tidak berbasiskan SPP Tabel 3.7. Perbandingan Nilai Survei Kepuasan Masyarakat LAPAN Tahun 2013 – 2015 Tahun JUMLAH RESPONDEN NILAI SKM 2013 1288 78,03 2014 1579 77,27 2015 1437 79,30
57
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Keberhasilan capaian Sasaran Strategis-2 ini menunjukkan LAPAN telah dapat berperan dengan baik untuk melayani instansi Pemerintah dan masyarakat dalam hal pelayanan iptek penerbangan dan antariksa. Capaian yang sangat berhasil ditunjukkan adalah jumlah pelayanan teknis yang telah diberikan kepada Kementerian/Lembaga, TNI, Polri, Pemda, Universitas dan swasta, serta berdasarkan IKM yang cukup baik. Hal ini juga didorong oleh semakin dibutuhkannya iptek penerbangan dan antariksa untuk menjalankan tugas dan fungsi instansi terkait. Adanya tuntutan pemanfaatan iptek penerbangan dan antariksa bagi instansi Pemerintah terkait, mendorong LAPAN untuk dapat melayani semua kebutuhan tersebut. Sehubungan dengan itu untuk target layanan produk yang dihasilkan, produk yang dimanfaatkan dan jumlah instansi yang dilayani trend kedepan akan semakin meningkat. Hal ini akan dijadikan masukan untuk rencana kerja 2016.
Sasaran Strategis ke-3 Meningkatnya hasil karya ilmiah iptek penerbangan dan antariksa
Upaya pencapaian visi LAPAN 2015-2019 selanjutnya dapat dicapai dengan peningkatan kualitas atas hasil litbang iptek penerbangan dan antariksa yang dilakukan. Salah satunya dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi nasional maupun internasional, baik melalui publikasi ilmiah terindex dalam bentuk makalah ilmiah yang dipublikasikan melalui jurnal ilmiah internasional terindes atau dipublikasi dalam bentuk prosiding atau procidia ilmiah international. Selain itu, tanda peningkatan kualitas litbang lainnya dapat dilakukan dengan peningkatan perolehan HKI dari tahun ke tahun.
IKU 8 : Jumlah publikasi nasional terakreditasi Target
Realisasi
Capaian
45 Makalah 20 desains 15 detekgan 10 deinderaja
39 Makalah 9 desain, 15 detekgan, 15 deinderaja
86,67%
Terkait capaian IKU-8, publikasi nasional pada jurnal yang terakreditasi yang dihasilkan pada tahun 2015 oleh LAPAN tidak mencapai target dari 45 makalah yang direncanakan, hanya tercapai 39 makalah (86,67%).
58
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Adapun rincian publikasi nasional yang terakreditasi yang dihasilkan LAPAN sebagai berikut: Tabel 3.8. Publikasi Ilmiah pada jurnal Nasional Terakreditasi Tahun 2015 No
Judul Publikasi
Penulis
Penerbit
Keterangan
1.
Muatan Pengukur Parameter Atmosfer Roket Sonda RSX100 dan Metode Pengujiannya,
Asif Awaludin, Halimurrahman, Rachmat Sunarya, Laras Tursilowati, Bambang Sapto Wibowo, Endro Artono
Jurnal Sains Dirgantara, Vol.12 No. 2 June 2015, nomor : 475/AU2/P2MILIPI/08/2012, ISSN 1412-808X, p. 61-76
Desains, Terbit 2015
2.
Analissis Distribusi Spasial dan Temporal Sintilasi Ionosfer Kuat di Atas Indonsia Selama Ekuinoks 2013
Asnawi, Prayitno Abadi, Sri Ekawati dan Dessi Marlia
Desains, Terbit 2015
3.
Pengujian Teknik Korelasi Untuk Deteksi Pengaruh Aktifitas Gempa Bumi Besar Pada Ionosfer.
Buldan Muslim
4.
Pengamatan Optik Satelit Leo: Analisis Fotometri
Rhorom Priyatikanto, Abdul Rahman, Tiar Dani
5.
Perbandinagn foF2 Keluaran MSILRI dengan Data Observasi di Biak Model IRI dan ASAPS
Sri Suhartini, Irvan Fajar Syidik dan Danang Nurmali
6.
Performa Waveform Sistem ALE 2G Pada Proses Identifikasi Ketersediaan Kanal Ionosfer Sirkut Bandung-Watukosek
Varuliantor Dear dan Adit Kirniawan
7.
Proyeksi Awal Musim Di Jawa Berbasis Hasil Downscaling Conformal Cubic Atmospheric Model (CCAM) (Season Onset Projection In Java Based On CCAM Downscaling Output) Arus Cincin Dan Pengaruhnya Terhadap Medan Geomagnet Di Wilayah Indonesia (Ring Current And It's Effect On The Geomagetic Field In Indonesia Region)
Jurnal Sains Dirgantara, Vol.12 No. 2 June 2015, nomor : 475/AU2/P2MILIPI/08/2012, ISSN 1412-808X, p.77-86 Jurnal Sains Dirgantara, Vol.12 No. 2 June 2015, nomor : 475/AU2/P2MILIPI/08/2012, ISSN 1412-808X, p.87-102 Jurnal Sains Dirgantara, Vol.12 No. 2 June 2015, nomor : 475/AU2/P2MILIPI/08/2012, ISSN 1412-808X, p.103-116 Jurnal Sains Dirgantara, Vol.12 No. 2 June 2015, nomor : 475/AU2/P2MILIPI/08/2012, ISSN 1412-808X, p.117-126 Jurnal Sains Dirgantara, Vol.12 No. 2 June 2015, nomor : 475/AU2/P2MILIPI/08/2012, ISSN 1412-808X, p. 127139 Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 13 No. 1 Desember 2015, nomor : 475/AU2/P2MILIPI/08/2013, ISSN 1412-808X. Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 13 No. 1 Deseber 2015, nomor : 475/AU2/P2MILIPI/08/2013, ISSN 1412-808X,
8.
Haries Satyawardhana dan Armi Susandi
Mamat Ruhimat
Desains, Terbit 2015
Desains, Terbit 2015
Desains, Terbit 2015
Desains, Terbit 2015
Desains, Dalam prosses pencetakan
Desains, Dalam proses pencetakan
59
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
No
Judul Publikasi
Penulis
Penerbit
Keterangan
9.
Evaluasi Dan Prediksi Cuaca Antariksa Berdasarkan Perubahan Harian Indeks Aktivitas Matahari: Ssn, F10.7, Fxray, Dan Eflare (Evaluation And Prediction Of Space Weather Based On Daily Changes Of Solar Activity Indices: Ssn, F10.7, Fxray, And Eflare) Rancang Bangun Sistem Pengujian Motor Brushless untuk Aplikasi Solar LAPAN Surveillance UAV Berbasis Labview
Rhorom Priyatikanto
Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 13 No. 1 Desember 2015, nomor : 475/AU2/P2MILIPI/08/2013, ISSN 1412-808X,
Desains, Dalam proses pencetakan
Tommy Sugiarto, Imas Tri Setyadewi, Aryandi Marta, Gunawan Setyo Prabowo Sofyan Nasir, Romie Oktovianus Bura Wahyu Widada
Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.2 Desember 2015, ISSN 1412-8063
Detekgan,
Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.1 Juni 2015, ISSN 1412-8063 Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.1 Juni 2015, ISSN 1412-8063
Detekgan,
Wahyu Widada
Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.1 Juni 2015, ISSN 1412-8063 Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.1 Juni 2015, ISSN 1412-8063
Detekgan,
Kendra Hartaya
Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.1 Juni 2015, ISSN 1412-8063
Detekgan,
Patria Rachman Hakim
Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.1 Juni 2015, ISSN 1412-8063
Detekgan,
Sri Kliwati
Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.1 Juni 2015, ISSN 1412-8063
Detekgan,
Arif Nur Hakim
Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.1 Juni 2015, ISSN 1412-8063
Detekgan,
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Desain dan Pengujian Intake Konikal Sistem Propulsi Ramjet Pada Kecepatan Supersonik Metode Adaptif Frekuensi Cutoff Untuk Untuk Complementary Filter Pada Accelerometer dan Gyroscope Untuk Sudut Pitch dan Roll Wahana Terbang Metode Double Exponential Smoothing Untuk Estimasi Posisi Roket Menggunakan Radar Transponder Pemisahan Polimer HTPB (Hydroxy Terminated Polybutadiene) Melalui Kolom Kolom Resin Berpori Untuk Merubah Distribusi Berat Molekul Metode Pembuatan Propelan Komposit Dari Beberapa Peneliti di India dan Perbandingannya Dengan Yang Dikembangkan LAPAN
16.
Model Distorsi Pembiasan Atmosfer Pada Citra Satelit LAPAN-A2 dan LAPAN-A3
17.
Peningkatan Resolusi Perhitungan Frekuensi Gelombang Sinus Menggunakan FTT
18.
Rancang Bangun Enjin Roket Cair Dengan Gaya Dorong 1000 Kgf Menggunakan Propelan Asam Nitrat – Kerosen
Heri Budi Wibowo
Detekgan,
Detekgan,
60
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
No
Judul Publikasi
19.
Rancang Bangun Tangki Komposit Untuk Roket Cair Dengan Propelan Asam Nitrat – Kerosen
20.
Rancangan dan Implementasi Chirp Signal Generator Pada FPGA untuk Misi Pencitraan Lapan Sueveilance Aircraft Synthetic Aperture Radar Pengaruh Gugus Hidroksil Sekunder Terhadap Sifat Mekanik Poliuretan Berbasis HTPB (Hydroxy Terminated Polybutadiene) Pengaruh Struktur Mikro Dalam HTPB (Hydroxy Terminated Polybutadiene) 2011 dan 2013 Terhadap Karakteristik Propelan Padat Komposit Analisis Data Sensor Accelerometer Pada Uji Terbang Roket Eksperimen LAPAN Tipe RX-200 Dengan Menggunakan Antena Omni 900 MHz dan Antena Yagi 900 MHz Pengaruh Dari Posisi Pusat Masa Roket Yang Tidak Terletak Pada Sumbu Axis Simetri Pada Dinamika Terbang Roket Balistik Analisis korelasi suhu permukaan laut terhadap curah hujan dengan metode penginderaan jauh tahun 2012-2013 (Studi Kasus: Kota Semarang)
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Pengujian model pendekatan probabilitas berbasis perubahan penutup lahan citra Landsat tunggal multi waktu untuk pemetaan sawah
27.
Identifikasi lahan tambang timah menggunakan metode klasifikasi terbimbing maximum likelihood pada citra Landsat-8 Klasifikasi penutup lahan berbasis obyek pada citra satelit SPOT dengan menggunakan metode tree algorithm
28.
Penulis
Penerbit
Keterangan
Arif Nur Hakim, Panataran Sitinjak, Faishol Lutfy, Taufiqur Rochman Andi Mukhtar Tahir, Ade Putri Septi Jayanti
Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.2 Desember 2015, ISSN 1412-8063
Detekgan,
Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.2 Desember 2015, ISSN 1412-8063
Detekgan,
Heri Budi Wibowo
Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.2 Desember 2015, ISSN 1412-8063
Detekgan,
Afni Restasari, Retno Ardianingsih
Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.2 Desember 2015, ISSN 1412-8063
Detekgan,
Kurdianto, Endro Artono
Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.2 Desember 2015, ISSN 1412-8063
Detekgan,
Ahmad Riyadl
Jurnal Teknologi Dirgantara, Vol. 13 No.2 Desember 2015, ISSN 1412-8063
Detekgan,
Monica Apriliana Pertiwi, Sutomo Kahar, Bandi Sasmito, Sartono Marpaung Made Parsa
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4 Nomor 1, Tahun 2015 (ISSN: 2337-845X)
Deinderaja
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Digital, Vol.13 No 1 Juni 2015: 5676
Deinderaja
Udhi Catur N, Muchoriyah, Dipo Yudhatama, Susanto Atriyon Julzarika
Majalah Ilmiah Globe Juni2015
Deinderaja
Majalah Ilmiah Globe Juni2015
Deinderaja
61
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
No
Judul Publikasi
29.
Analisis pemanfaatan dan validasi hotspot VIIRS nightfire untuk identifikasi kebakaran hutan dan lahan di Indonesia
30.
Klasifikasi daerah tercemar limbah acid sludge menggunakan metode spectral mixture analysis berbasis data Landsat-8
31.
Object base segmentation UAV photo data to support the provision of rural area spatial information Kondisi Hutan Manggrove di Pesisir Timur Banyuasin Sumatera Selatan Periode tahun 2002-2014 Analisis karakteristik spektral manggrove di Segara Anakan Cilacap berdasarkan pengukuran spektrometer Pengaruh pasang surut air laut dan topografi pada perekaman dengan kanal L-Synthetic Aperture Radar (SAR) untuk estimasi biomasa manggrove di atas permukaan tanah (studi kasus Segara Anakan)
32.
33.
34.
35.
36.
37.
Pemanfaatan citra suhu permukaan laut data satelit Suomi NPP VIIRS untuk produksi informasi ZPPI Implementasi model pemantauan pertumbuhan tanaman padi untuk pengolahan pertanian terpadu Model analisis kawasan hutan untuk identifikasi potensi konflik pemanfaatan ruang, studi kasus provinsi Kalimantan Selatan
38.
Pemanfaatan data Landsat multitemporal untuk zonasi daerah rawan banjir di Jakarta menggunakan pendekatan geomorfologi
39.
Aplikasi penginderaan jauh untuk menilai dampak penggunaan lahan terhadap surplusair DAS Cilliwung
Penulis
Penerbit
Keterangan
Any Zubaidah, Yenni Vetrita, M. Priyatna, Kusumaning Ayu D., Suwarsono Nanik Suryo Haryani, Sayidah Sulma, Junita Monika Pasaribu, Hana Listi Fitriana
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Digital, Vol.12 No 1 Juni 2015: 5676
Deinderaja
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Digital, Vol.12 No 1 Juni 2015: 1328
Deinderaja
Indonesian Journal of Spatial and Regional Analysis Vol 29, I, July 2015 Buku Bunga Rampai Manggrove tahun 2015
Deinderaja
Nurwita Mustika Sari, Dony Kushardono Anang Dwi Purwanto dan Wawan K. Harsanugraha Gathot Winarso, Anang D Purwanto dan Yennie Vetrita Sony Darmawan, Wataru Takeuchi, Yenni Vetrita, Gathot Winarso, Ety Parwati, Ketut Wikantika dan Dewi Kania Sari Rossi Hamzah, Wawan K.H
Deinderaja
Buku Bunga Rampai Manggrove tahun 2015
Deinderaja
Buku Bunga Rampai Pesisir dan Laut tahun 2015
Deinderaja
Buku Bunga Rampai Pesisir dan Laut tahun 2015
Deinderaja
Made Parsa, Dede, Dirgahayu, Sr Hari
Buku Bunga Rampai Sumber Daya Wilayan Darat 2015
Deinderaja
Made Parsa, Muchlisn Arief
Buku Bunga Rampai Sumber Daya Wilayan Darat 2015
Deinderaja
Suwarsono, M. Priyatna, M.Rokhis Khomarudin, Wikanti Asriningrum Nur Febrianti, Parwati Sofan, Dan Indah Prasasti
Buku Bunga Rampai Banjir 2015
Deinderaja
Buku Bunga Rampai Banjir 2015
Deinderaja
62
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
IKU 9 : Jumlah publikasi internasional yang terindeks Target 15 Makalah 4 desains 7 detekgan 4 deinderaja
Realisasi
Capaian
22 Makalah 4 desain, 12 detekgan 6 deinderaja
146,67%
Publikasi internasional pada jurnal terindeks yang dihasilkan LAPAN pada tahun 2015 melebihi target yang ditetapkan. Dari target 15 makalah, tercapai 22 makalah pada jurnal internasional terindeks. Hal ini dikarenakan upaya peneliti untuk mengikuti seminar-seminar di luar negeri maupun penyelenggaraan seminar internasional di Indonesia. Adapun rincian publikasi internasional yang terindeks yang dihasilkan LAPAN sebagai berikut: Tabel 3.9. Publikasi Ilmiah pada Jurnal Internasional Terindeks Tahun 2015 No
Penulis
Penerbit
Keterangan
Correlation equation to predict HHV of Tropocal peat based on its ultimate analyses
Wiwiek Setyawati , Enri Damanhuri 2) Puji Lestari, Kania 2). dewi
Desains, Terbit 2015
2.
Effects of pre-reversal enhancement of E × B drift on the latitudinal extension of plasma bubble in Southeast Asia
Prayitno Abadi , 2 Yuichi Otsuka and 3 Takuya Tsugawa
3.
Evaluation of a global model of ionospheric slab thickness for foF2 estimation during geomagnetic storm
Buldan Muslim , Haris 2 Haralambous , Christina 3 Oikonomou , Sefria 1 Anggarani
4.
The Implemantation of binned Kernel density estimation to determine open clusters’ proper motions : validation of methode.
R. Priyatikanto, M.I Arifyanto
ELSEVIER Procedia Engineering 12 (2015) 289 – 303. The 5th International Conference of Euro Asia Civil Engineering Forum (EACEF-5), Indek : SCImago Journal Rank (SJR) : 0,274, Source Normalized Impact per Paper (SNIP) : 0,629. ISSN : 1877 -7058 A Springer Open Journal, Earth, Planets and Space (2015) 67:74 DOI 10. 1186/s4062015-0246-7, Impact factor 1,33 ANNALS OF GEOPHYSICS, 58, 5, 2015, A0551; doi:10.4401/ag-6721, Atmospheric Physics and Chemistry, SJR 0,63, Impact factor 2013 : 1.157, – 5 year Impact Factor 0,989. Astrophys Space Science, Spriger (2015) 355:161-169, DOI 10.1007/s 10509-0142137-y
1.
Judul Publikasi 1)
1
1
Desains, Terbit 2015
Desains, Terbit 2015
Desains, Terbit 2015
63
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
No
Judul Publikasi
Penulis
Penerbit
Keterangan
5.
Power Budgeting Analysis for LSA-02 UAV Technology Demonstrator
Fuad Surastyo, Adi Wirawan
Detekgan
6.
Economic Analysis of Small Format Aerial Photography Mission Utilizing LSA-01 UAV Design & Flight Test of a Medium range UAV for Aerial Photography
Fuad Surastyo, Gunawan Setyo Prabowo
The Journal of Aerospace Engineering, terindex Scopus dan Science Citation Index. International Journal of Unmanned Systems Engineering, terindex Index Copernicus Value International Journal of Unmanned Systems Engineering, terindex Index Copernicus Value
IEEE Transaction on Antenna and Propagation terindex IEEE Xplore IEEE International Conference on Aerospace Electronics and Remote Sensing Technology (ICAREST) Bali IEEE International Conference on Aerospace Electronics and Remote Sensing Technology (ICAREST) Bali
Detekgan
7.
8.
9.
Conformal Printed Traveling Wave Antenna Composed of Interdigital Capacitor Structure Analysis of Lapan's IR Micro bolometer Design for Volcano Activity
10.
Evaluation of Attitude Dynamic Module on LAPANITB Micro-Satellite Simulator
11.
Analysis of Radiometric Calibration on Matrix Imager of LAPAN-A3 Satellite Payload
12.
The Analysis of LAPANA3/IPB satellite Image Data Simulation using High Data Rate Modem
13.
Dewi Anggraeni, Dony Hidayat, Ardanto M. Pramutadi, Mujtahid, Arifin Rasyadi Cahya Edi Santosa, Munir
Bustanul Arifin, Irwan Priyanto, Andi Mukhtar Tahir
Robertus Heru Triharjanto, Muhammad Sulaiman Nur Ubay, Satriya Utama, Ridanto Eko Poetro Patria Rachman Hakim, A. Hadi Syafrudin, Sartika Salaswati
Detekgan
Detekgan
Detekgan
Detekgan
IEEE International Conference on Aerospace Electronics and Remote Sensing Technology (ICAREST) Bali
Detekgan
Chusnul Tri Judianto, Eriko Nasemudin Nasser
Journal International Procedia Environmental Sciences
Detekgan
Multitasking Programming of OBDH Satellite Based On PC 104.
Hariyono
International Journal of Advanced Studies in Computer Science and Engineering
Detekgan
14.
Complete Monitoring of Ground Control System for High Speed UAV
Herma Yudhi Irwanto
ARPN Journal of Engineering and Applied Science, ISSN 1819-6608
Detekgan
15.
Vulcanization Kinetics of Ethylene propylene Diene monomer Thermal Insulation
Fathurrohman, Sutrisno
Bulletin of Chemical Engineering Reaction and Catalaysis, ISSN 1978-2993
Detekgan
64
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
No
Judul Publikasi
Penulis
Penerbit
Keterangan
16.
Booster Effect on RKX-200Tj Flight Stability
Herma Yudhi Irwanto
Detekgan
17.
A Framework of Sparse Synthetic Aperture Radar Image Formation using Iterative Reweighted Least Square Lp-Minimization
Rahmat Arief
18.
Compressed SAR Imaging based on Maxwell Equation
Rahmat Arief
19.
Spatial and temporal analysis of land use change for 11 years (2004-2014) in sub-wathershed Sumpur Singkarak
Edwin, Amrizal S, Aprisal, Yulna F, Ita Carolita
20.
Detecting areas affected by flood using multi-te,poral Alos Palsar remotely sensed data in Karawang, West Java, Indonesia
21.
Multi-temporal remote sensing data and spectral indices analysis for detection tropical rainforest degradation: case study in Kapuas Hulu and Sintang Districts, Wes Kalimantan, Indonesia Long-wave infrared identification of smoldering peat fires in Indonesia with nightttime Landsat data
Fajar Yulianto, Parwati Sofan, Any Zubaidah, Kusumaning Ayu Dyah Sukowati, Junita Monika Pasaribu, M. Rokhis Khomarudin Parwati Sofan, Yenni Vetrita, Fajar Yulianto, M. Rokhis Khomarudin
Proceeding of 2015 4th International Conference on Instrumentation, Communications, Information Technology and Biomedical Engineering, ISBN 9781-4673-7800-0 International Journal of Simulation- Systems, Science and Technology- IJSSST V16 - IJSSST: Vol. 16, No. 5, UKSim2015Cant+Orsoni, Terindeks SCOPUS, SJR index 0,19. Jurnal Teknologi Volume XX 2016 , Penerbit UTM Press, Universiti Teknologi Malaysia, Terindeks SCOPUS, SJR index 0,15 International Journal on Advances Science Engineering Information Technology, Vietnam, 2015. DOI: 10.18517/Ijaseit Journal of the international Society For The Prevention and Mitigation of Natural Hazards. Issn 0921-030x Volume 77 Number 2 Nat Hazards (2015)
22.
Christopher D Elvidge, Mikhail Zhizhin, Feng-Chi Hsu, Kimberly Baugh, M. Rokhis Khomarudin, Yenni Vetrita, Parwati Sofan, Suwarsono And Dadang Hilman
Deinderaja
Deinderaja
Deinderaja
Deinderaja
Journal of the international Society For The Prevention and Mitigation of Natural Hazards. Nat Hazards (2015)
Deinderaja
Environ. Res. Lett. 10 (2015)
Deinderaja
65
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
IKU 10 : Jumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang berstatus granted Target
Realisasi
Capaian
2 HKI
0 HKI
0%
Keterangan: Pada tahun 2015, telah disampaikan 7 usulan HKI oleh LAPAN kepada Dirjen Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM
Pada tahun 2015 HKI yang telah didaftarkan oleh LAPAN belum mendapat sertifikat HKI oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Hal ini dikarenakan proses pendaftaran sampai dengan granted membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 2-4 tahun atau lebih.
http://www.dgip.go.id/paten/prosedur-pemberian-paten
Gambar 3.24. Prosedur pengusulan HKI
66
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Sehingga capaian IKU ini tidak tercapai. Sebagai contoh usulan HKI pada tahun 2010 sampai sekarang belum juga berstatus granted. Tetapi pada tahun 2015, LAPAN telah mengajukan 7 usulan HKI ke Kementerian Hukum dan HAM dengan judul sebagai berikut: Tabel 3.10. Usulan HKI Tahun 2015 No
Judul Publikasi
Keterangan
1.
Frekuensi Adaptif Sinyal Pandu Untuk Radar Transponder Wahana Terbang
didaftarkan tanggal 11 April 2015 dengan nomor permohonan P00201507155
2.
Repeater Radar Transponder Menggunakan Pesawat Udara Tanpa Awak
didaftarkan tanggal 11 April 2015 dengan nomor permohonan P00201507157
3.
Sistem Pelacak Posisi Dan Kecepatan Peluncuran Roket Jamak Menggunakan Multi Frekuensi Transponder
didaftarkan tanggal 11 April 2015 dengan nomor permohonan P00201507158
4.
Aktifasi Sistem Terminasi Penerbangan Menggunakan Kode Perintah Suara
didaftarkan tanggal 11 April 2015 dengan nomor permohonan P00201507159
5.
Integrasi Komunikasi Sistem Terminasi Penerbangan Dan Pengukuran Jarak Wahana Terbang Menggunakan Transponder Radio
didaftarkan tanggal 11 April 2015 dengan nomor permohonan P00201507160
6.
Metode Perhitungan Indeks Ionosfer (T) Regional Indonesia
didaftarkan tanggal 11 April 2015 dengan nomor permohonan P00201507161
7.
Alat Pencekam Mekanik Benda Kerja Untuk Mesin
didaftarkan tanggal 11 Oktober 2015 dengan nomor permohonan S00201507257
Secara garis besar HKI terdiri dari hak cipta (copyright), dan Hak Kekayaan Industri (industrial property right) yang meliputi paten (patent), desain industri (industrial design), merek (trademark), penanggulangan praktik persaingan curang (repression of unfair competition), desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit) dan rahasia dagang (trade secret).
67
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Tabel 3.11. Rekapitulasi Usulan HKI Tahun 2008 - 2015 No
Judul
Nomor Permohonan
Filling Date
Nomor Paten
Tanggal Pemberian
Jatuh Tempo
Pemeliharaan HKI
1.
Sudu Turbin Angin
P00200800550
20/8/2008
ID P000027012
22/11/2010
22/11/20XX
06/11/2015
2.
Pembangkit Listrik Tenaga Angin Aksi Ganda
P00200800552
20/8/2008
ID P000027013
22/11/2010
22/11/20XX
06/11/2015
3.
Turbin Angin Pembangkit Listrik
P00200899551
20/8/2008
ID P000027045
23/11/2010
23/11/20XX
06/11/2015
4.
Alat Separasi Roket Bertingkat Dengan Nok-Klem
P00201000115
02/11/2010
ID P000030098
02/02/2012
02/02/20XX
20/02/2015
5.
Alat Separasi Roket Bertingkat Dengan Lengan PengungkitGrendel
P00201000114
02/11/2010
ID P000030732
23/04/2012
23/04/20XX
06/11/2015
6.
Alat Uji Tekan Hydro-Elastik Untuk Tabung/Pipa
P00201000113
02/11/2010
ID P000030357
06/03/2012
06/03/20XX
06/11/2015
7
Sistem Dan Metode Untuk Menentukan Sudut Gerak Roket
P00201000603
24/9/2010
ID P000035866
21/04/2014
21/04/20XX
06/11/2015
8
Pengukur Inersia 6 Derajat Kebebasan Roket Menggunakan Multi Sensor Dengan Pemilih Tingkat Sensitifitas Secara Otomatis
P00201100193
04/01/2011
ID P000035697
14/03/2014
14/03/20XX
06/11/2015
9
Pemantau Pergerakan Roket 3 Dimensi Menggunakan Crossband Radio Repeater
P00201000604
24/09/2010
10
Penggunaan Lensa Plano-Convax (Datar-Cembung) untuk Teknik Identifikasi Posisi Obyek
P00201200881
18/10/2012
11
Kombinasi Radar Transponder dan Dopler Radio Pengukur Jarak dan KecepatanRoket Secara Simultan
P00201300463
20/6/2013
68
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
No
Judul
Nomor Permohonan
Filling Date
12
Sistem Konstruksi dan Metode Perakitan Motor Roket yang Menggunakan Material Tabung Komposit
P00201401900
04/02/2014
13
Sayap Pesawat Yang Dimodifikasi Untuk Meningkatkan Prestasi Lepas Landas dan Mendarat Pesawat
P00201401912
04/02/2014
14
Sistem Distribusi Daya Untuk Mencapai Target Lama Terbang Pada LSU-01
P00201401910
04/02/2014
15
Sistem Pelontar Peluru Kendali atau Pesawat Terbang Tanpa Awak
P00201401913
04/02/2014
16
Alat Uji Terpadu
P00201401914
04/02/2014
17
Sistem dan Metode Pemutus Senar Balon Menggunakan Kawat Panas pada Teflon dengan Moda Terprogram
P00201403344
06/09/2014
18
Muatan Roket Sonda Pengukur Parameter
P00201403345
06/09/2014
19
Frekuensi Adaptif Sinyal Pandu Untuk Radar Transponder Wahana Terbang
P00201507155
11/04/2015
20
Repeater Radar Transponder Menggunakan Pesawat Udara Tanpa Awak
P00201507157
11/04/2015
21
Sistem Pelacak Posisi Dan Kecepatan Peluncuran Roket Jamak Menggunakan Multi Frekuensi Transponder
P00201507158
11/04/2015
Nomor Paten
Tanggal Pemberian
Jatuh Tempo
Pemeliharaan HKI
69
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Nomor Permohonan
Filling Date
Aktifasi Sistem Terminasi Penerbangan Menggunakan Kode Perintah Suara
P00201507159
11/04/2015
23
Integrasi Komunikasi Sistem Terminasi Penerbangan Dan Pengukuran Jarak Wahana Terbang Menggunakan Transponder Radio
P00201507160
11/04/2015
24
Metode Perhitungan Indeks Ionosfer (T) Regional Indonesia
P00201507161
11/04/2015
25
Alat Pencekam Mekanik Benda Kerja Untuk Mesin
S00201507257
11/10/2015
No
Judul
22
Nomor Paten
Tanggal Pemberian
Jatuh Tempo
Pemeliharaan HKI
Sasaran Strategis ke-4 Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi standar
IKU 11 : Persentase penyelenggara keantariksaan Indonesia yang memenuhi standar Target
Realisasi
Capaian
-
-
-
di
Sebagai amanah dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan, maka LAPAN wajib mengawasi kepatuhan pemenuhan standard dan prosedur keamanan yang dilaksanakan oleh setiap penyelenggaraan keantariksaan (kegiatan eksplorasi dan pemanfaatan antariksa yang dilakukan, baik di dan dari bumi, ruang udara, maupun antariksa) di Indonesia. Untuk itu perlu diukur persentase penyelenggara keantariksaan di Indonesia yang memenuhi standar. Pada tahun 2015, IKU ini belum ditetapkan targetnya, karena reorganisasi dilaksanakan pada akhir tahun 2015 dan Satuan Kerja di LAPAN yang salah satu tugasnya melaksanakan penyusunan standar di bidang penerbangan dan antariksa baru dibentuk pada akhir tahun 2015.
70
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
3.2. PERBANDINGAN REALISASI IKU TERHADAP TAHUN SEBELUMNYA Perbandingan kinerja dengan tahun sebelumnya dilaksanakan dengan membandingkan capaian dengan tahun sebelumnya, sebagaimana dapat dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 3.12. Perbandingan realisasi IKU tahun 2015 terhadap tahun sebelumnya SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Realisasi
Target
Realisasi
IKU 1 : Jumlah tipe roket untuk penggunaan khusus
2 tipe
2 tipe (100%)
2 Tipe
3 Tipe (150%)
IKU 2 : Jumlah tipe satelit untuk pemantauan
-
-
2 Tipe
2 Tipe (100%)
IKU 3 : Jumlah tipe pesawat udara tanpa awak untuk pemantauan
2 tipe
3 tipe (150%)
2 Tipe
2 Tipe (100%)
IKU 4 : Jumlah produk desain pesawat transport nasional yang siap diproduksi oleh industri penerbangan
-
-
1 Produk desain
1 Produk desain (100%)
27 informasi
28 informasi (103,70%)
14 Model
-
186 instansi
125 Instansi
200 Instansi (160%)
-
77,27
Nilai 78 (0-100)
79,30 (101,67%)
51 makalah
53 makalah (103,92%)
45 Makalah
39 Makalah (86,67%)
20 makalah
51 makalah (255%)
5 Judul terdaftar
-
IKU 6 : Jumlah instansi pengguna layanan Iptek penerbangan dan antariksa IKU 7 : Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan Iptek penerbangan dan antariksa IKU 8 : Jumlah publikasi nasional terakreditasi
Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa
Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi standar
2015
Target
IKU 5 : Jumlah model pemanfaatan Iptek penerbangan dan antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim
Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima
2014
IKU 9 : Jumlah publikasi internasional yang terindeks IKU 10 : Jumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang berstatus granted IKU 11 : Persentase penyelenggara keantariksaan di Indonesia yang memenuhi standar
15 Model (107,14%)
15 Makalah
22 Makalah (146,67%)
7 Judul terdaftar (140%)
2 HKI granted
0 HKI granted (0%)
-
-
-
71
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
3.3. CAPAIAN LAIN DI LUAR IKU Selain capaian IKU yang telah dijelaskan di atas, ada capaian yang berhasil dilaksanakan LAPAN di tahun 2015 dalam kurun waktu Januari – Desember 2015, yaitu: a.
Webometrik Webometri Peringkat LAPAN di Webometrik lembaga riset pada Januari 2015 naik dari peringkat 4 nasional (741 internasional) ke peringkat 3 nasional (666 internasional). Sebelumnya peringkat pada Juni 2014 adalah peringkat 40 nasional (7761 internasional. internasional Peningkatan ini menunjukkan eksistensi LAPAN di dunia maya dan dukungannya terhadap gerakan global Open Access Initiative terhadap data-data data ilmiah. Hal ini sekaligus melaksanakan amanah undang-undang undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik bagi institusi publik. Penilaian webometrk webometr ditentukan berdasarkan aksesabilitas, ketersediaan data, pemutakhiran konten situ situs maupun keterhubungannya dengan situs-situs situs situs lainnya dari situs induk. Disamping itu pemeringkatan webometrics LAPAN dapat mendukung penerapan egoverment LAPAN dalam mendukung kegiatan Litbang.
b. Penghargaan ”Karya Unggulan Anak Bangsa” LAPAN menerima penghargaan “Karya Unggulan Anak Bangsa” dari Kementerian Ristekdikti atas Konsep MSS (Maritime ( Surveillance System berbasis UAV) dan bersama PT Dirgantara irgantara Indonesia atas produk N219. Penghargaan tersebut diberikan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan ikan Tinggi pada acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-20 ke di Jakarta, 10 Agustus 2015.
72
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
Gambar 3.25. Piagam Penghargaan Karya Unggulan berupa Maritime Surveillance System
c.
Penghargaan Peringkat Terbaik Ketiga dalam pemilihan Unit Kearsipan Lembaga Negara/Lembaga Non Kementerian Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2015 LAPAN menerima penghargaan peringkat terbaik ketiga dalam pemilihan Unit Kearsipan Lembaga Negara/Lembaga Non Kementerian Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2015 dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada tanggal 17 Agustus 2015. Penghargaan diterima oleh Sekretaris Utama LAPAN I.L. Arisdiyo pada acara seminar "Peranan Arsip dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” sekaligus malam Anugerah Kearsipan Tahun 2015 yang diselenggarakan diselenggarakan ANRI di Jakarta. Penilaian diberikan kepada LAPAN atas dasar beberapa indikator: NSPK (Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria), pengelolaan arsip inaktif, kelembagaan, sarana dan prasarana, SDM, pembinaan kearsipan. kearsipan
Gambar 3.26. Piagam Penghargaan Peringkat Terbaik Ketiga dalam pemilihan Unit Kearsipan Tingkat Nasional Tahun 2015
73
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
d. Penghargaan ”Tangguh Award” LAPAN telah menerima penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupa trophy sebagai Pemenang I Tangguh Award. Penghargaan ini diberikan kepada Tim Tanggap Darurat Mitigasi Bencana Berbasis Data Satelit Penginderaan Jauh, yang senantiasa menyampaikan informasi kondisi bencana setiap saat, diminta atau tidak oleh BNPB dan instansi terkait yang membutuhkan utuhkan. Pengumuman dilakukan di Solo, 17 Oktober 2015 dalam rangkaian kegiatan peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana. Bencana e.
Sertifikasi Barang B Milik Negara (BMN) LAPAN memperoleh apresiasi dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan sebagai juara pertama dalam kategori pelaksanaan sertifikasi BMN pada tanggal 2 November 2015. Pada kategori tersebut, apresiasi diberikan atas upaya optimal LAPAN dalam rangka pengamanan dan penertiban dokumen kepemilikan BMN. Apresiasi diberikan berdasarkan penilaian data kinerja pengelolaan BMN yang terdiri dari laporan keuangan pemerintah pusat audited, laporan BMN audited, data kinerja pengelolaan BMN, data sertifikasi BMN berupa tanah pada aplikasi SIMANTAP serta hasil pemeriksaan BPK atas laporan la keuangan kementerian/ lembaga. Dari 86 instansi tersebut, LAPAN termasuk dalam 31 instansi yang berprestasi dalam kinerja pengelolaan BMN.
Gambar 3.27. 3.2 Piagam Sertifikasi BMN 2015
74
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
f.
Penghargaan National Procurement Award 2015 LAPAN menerima penghargaan National Procurement Award 2015 dari LKPP untuk 2 kategori: “Kepemimpinan pada Transformasi Pengadaan Secara Elektronik” dan “Komitmen Penerapan Standar LPSE:2014”. LPSE:2014” Penghargaan tersebut diberikan pada Rapat Kerja Nasional Layanan Layana Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) 2015 bertepatan dengan Rapat Kerja Nasional Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) 2015 pada tanggal 10 November 2015. Hal ini merupakan bentuk penghargaan LKPP terhadap kinerja LPSE LAPAN yang baru terbentuk pada 2014 dan saat ini telah berhasil memenuhi 17 sertifikasi standar Layanan LPSE yang terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Standar Kebijakan Layanan Standar tandar Pengorganisasian Layanan Stan Standar Pengelolaan Aset Layanan Standa Pengelolaan Risiko Standar Layanan Standar Pengelolaan Layanan Helpdesk Standar tandar Pengelolaan Perubahan Standar tandar Pengelolaan Kapasitas Standar Pengelolaan Sumber Daya Da Manusi
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
gelolaan Keamanan Standar Pengelolaan Perangkat Standar Pengelolaan Keamanan K Operasional Layanan Standar Pengelolaan Keamanan K Server dan Jaringan olaan Kelangsungan Standar Pengelolaan Layanan Standar Pengelolaan engelolaan Anggaran Layanan Standar Pengelolaan ngelolaan Pendukung Layanan Standar Pengelolaan Hubungan Hubun dengan Pengguna Layanan Standar andar Pengelolaan Kepatuhan Standar Penilaian Internal
Gambar 3.28. Piagam Penghargaan National Procurement Award 2015
Penghargaan tersebut sebagai komitmen dan dedikasi LAPAN yang terus berkomitmen dalam pengembangan dan implementasi pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement).
75
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
g.
Rekor MURI untuk Kategori UAV Jarak Terbang Terjauh LAPAN telah berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Dunia Indonesia (MURI). Rekor tersebut diperoleh untuk kategori Pesawat Tanpa Awak (UAV) Terbang Menempuh Jarak Terjauh dengan nomor rekor 7218. Pesawat terbang tanpa awak buatan LAPAN jenis LSU-03 LSU ini berhasil menempuh jarak sejauh 340 Km, terbang pergi-pulang pergi dari lapangan udara Pameungpeuk, Pangandaran, Nusakambangan, Cilacap dengan ketinggian 600 meter selama 3.5 3. jam. Pemecahan rekor MURI tersebut dilaksanakan pada tanggal 29 Nopember 2015 di Pameungpeuk, Jawa Barat.
Gambar 3.29. Piagam Penghargaan rekor Muri untuk Kategori UAV Jarak Terbang Terjauh
Sebelumnya rekor dengan kategori yang sama telah dipecahkan oleh LAPAN dengan pesawat tanpa awak LSU-02 LSU 02 yang mencatat jarak tempuh 200 kilometer. Kali ini, LSU-03 LSU 03 telah menggantikan rekor tersebut. Pesawat yang memiliki bentang sayap 3500 milimeter dan panjang badan 2500 milimeter tersebut mampu terbang secara autonomous dengan sasaran dan jalur terbang yang telah ditentukan sebelumnya. Pesawat yang dirancang untuk misi surveillance perbatasan, kemaritiman, pertanian ini dapat membawa muatan maksimum seberat 7 kilogram dengan kecepatan terbang rata-rata rata 100 kilometer per jam.
76
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
h. Keterbukaan Informasi Pada tanggal 15 Desember 2015 LAPAN terpilih sebagai salah satu dari 24 lembaga publik nasional yang menerima penghargaan dari Komisi Informasi Pusat atas keterbukaan informasi yang dinilai paling baik sepanjang 2015. LAPAN menduduki peringkat III dari kategori Badan Publik Lembaga Negara di Indonesia. Penilaian diberikan kepada LAPAN atas dasar beberapa indikator kepatuhan, diantaranya dalam mengumumkan dan menyediakan informasi, pelayanan informasi, dan da pengelolaan serta pendokumentasiannya. Presiden Joko Widodo menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Kepala LAPAN Prof. Dr. Thomas Djamaluddin di Istana Negara. i.
Sertifikat ertifikat ISO 9001 : 2008 terkait dengan Sistem Manajemen Mutu dalam pelayanan teknologi dan Data Satelit Penginderaan Jauh LAPAN meraih m sertifikat ISO 9001:2008 terkait dengan Sistem Manajemen Mutu dalam pelayanan teknologi dan Data Satelit Penginderaan Jauh, Jauh pada tanggal 15 Desember 2015. 2015 Ruang lingkup menerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yang dilaksanakan oleh Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh mencakup 7 dokumen, 33 Prosedur Mutu, dan 111 Instruksi Kerja.
Gambar 3.30. 3. S Sertifikat ISO 9001 : 2008 terkait dengan Sistem Manajemen Mutu dalam P Pelayanan Teknologi dan Data Satelit Penginderaan Jauh
77
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
j.
Evaluasi dan Seleksi Terbuka Nasional dan Internal Berdasarkan Perpres Nomor 49/2015 tentang LAPAN, terjadi perubahan dengan struktur organisasi LAPAN.. Untuk mengisi struktur organisasi baru, LAPAN melakukan evaluasi dan seleksi terbuka nasional (untuk 4 JPT Madyta dan 14 JPT Pratama) dan internal (untuk 45 Administrator dan 55 Pengawas). Pengawas
Gambar 3.31. 3. Pejabat Eselon I, II dan III setelah etelah pelatikan sesuai struktur organisasi baru
k.
Reformasi birokrasi Berdasarkan surat dari Kementerian PAN dan RB Nomor B/11/D.I.PANRBUPRBN/12/2015 /12/2015 tanggal 22 Desember 2015 tentang Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, LAPAN telah mendapatkan indeks Reformasi Birokrasi sebesar 68,43 (katagori “B”)) lebih besar dari tahun 2014 yang hanya mendapatkan 52,16 (katagori “CC”). CC”). Diharapkan D pada tahun berikutnya, pelaksanaan reformasi birokrasi dapat dikoordinasikan dengan baik sehingga kategori penilaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan LAPAN dapat meningkat.
3.4. AKUNTABILITAS KEUANGAN Dalam pelaksanaan program/kegiatan, LAPAN dibiayai oleh APBN yang dijabarkan dalam dokumen DIPA. Pagu awal tahun yang tertera di dokumen PK adalah sebesar Rp. 673.076.781.000,- (Enam ratus tujuh puluh tiga miliar tujuh puluh enam juta tujuh ratus delapan puluh satu ribu rupiah). rupiah) Namun di dalam proses pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan, berjalan pagu awal tersebut mengalami perubahan dikarenakan adanya tambahan pagu, yang terdiri dari:
78
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
1. Alokasi tambahan anggaran untuk kegiatan N219 dari Badan Anggaran Bendahara Umum (BABUN) sebesar Rp. 23.000.000.000,- (Dua puluh tiga miliar rupiah) 2. Hibah Luar Negeri sebesar Rp. 743.050.000,- (Tujuh ratus empat puluh tiga juta lima puluh ribu rupiah) 3. Peningkatan dalam penerimaan pada Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara sebagai Badan Layanan Umum (BLU), berupa kontrak pengadaan data resolusi tinggi dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) sebesar Rp. 187.419.668.000,- (Seratus delapan puluh tujuh miliar empat ratus sembilan belas juta enam ratus enam puluh delapan ribu rupiah). Jadi total anggaran LAPAN pada akhir tahun 2015 yang tertera di dokumen DIPA menjadi Rp. 878.339.699.000,- (Delapan ratus tujuh puluh delapan miliar tiga ratus tiga puluh Sembilan juta enam ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah) dengan rincian realisasi sebagai berikut: Tabel 3.13. Realisasi Anggaran Tahun 2015 NO
NAMA PROGRAM
1
Program Dukungan Manajemen Teknis dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya LAPAN
2
Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa
TOTAL
JENIS SUMBER DANA
PAGU (Rp)
REALISASI (Rp)
% REALISASI
RM
113.991.233.000
89.267.029.506
78,31%
BLU
187.491.668.000
65.004.110.344
34,67%
RM
576.113.748.000
539.667.670.552
93,68%
HLN
743.050.000
670.371.033
90,22%
878.339.699.000
694.619.181.435
79,08%
Capaian serapan anggaran pada tahun 2015 yakni sebesar Rp. 694.619.181.435,- (Enam ratus sembilan puluh empat miliar enam ratus sembilan belas juta seratus delapan puluh satu ribu empat ratus tiga puluh lima rupiah) atau 79,08% dari pagu Rp. 878.339.699.000,- (Delapan ratus tujuh puluh delapan miliar tiga ratus tiga puluh sembilan juta enam ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah). Realisasi serapan yang kecil disebabkan surat usulan revisi anggaran BLU yang baru dikeluarkan pada tanggal 30 Desember 2015 berdasarkan surat Departemen Keuangan No. S-6869/WPB.12/2015. Sehingga masih terdapat tagihan dari pihak lain sebagai biaya produksi layanan sebesar Rp. 98.426.492.098,(Sembilan puluh delapan miliar empat ratus dua puluh enam juta empat ratus sembilan puluh dua ribu sembilan puluh delapan rupiah) yang belum terealisasi dan menjadi kewajiban pada tahun 2016.
79
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Apabila realisasi anggaran LAPAN 2015 dihitung tanpa memasukan perhitungan dari BLU, maka realisasi anggaran LAPAN menjadi sebesar Rp. 629.605.071.091,- (Enam ratus dua puluh sembilan miliar enam ratus lima juta tujuh puluh satu ribu sembilan puluh satu rupiah) atau 91,14% dari pagu anggaran sebesar Rp. 690.848.031.000,- (Enam ratus sembilan puluh miliar delapan ratus empat puluh delapan juta tiga puluh satu ribu rupiah). Saldo atau sisa anggaran terjadi dikarenakan hal-hal sebagai berikut: a. Adanya lelang yang gagal. b. Adanya penyesuaian pembayaran annual-fee yang sebagian sudah dibayarkan pada tahun sebelumnya dan sisa alokasi tersebut tidak dapat dimanfaatkan. c. Tidak terealisasikannya kenaikan tunjangan kinerja yang sudah dialokasikan pada pagu tahun 2015. d. Terdapat pegawai yang fungsionalnya berhenti sementara, sehingga tunjangan fungsionalnya tidak dapat dibayarkan. e. Kebijakan-kebijakan penyelenggaraan paket meeting dalam kota, luar kota serta perjalanan dinas luar negeri.
80
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun hun 2015
“LAPAN UNGGUL – INDONESIA MAJU, LAPAN MELAYANI - INDONESIA MANDIRI” Prof. Dr. Thomas. Djamaluddin, Djamaluddin M.Sc
BAB 4 PENUTUP
81
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
BAB 4 PENUTUP LAPAN berupaya ingin menjadi Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa, karena itu tak berlebihan bila LAPAN punya kemauan kuat supaya bisa meluncurkan roket sendiri ke antariksa pada 2039. Ada empat pilar utama LAPAN, yaitu sains antariksa dan sains atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, penginderaan jauh, serta kebijakan penerbangan dan antariksa. Untuk mendukung program kerja ini, LAPAN butuh dorongan maksimal dari pemerintah agar industri strategis ini bisa kembali bangkit dan terus melakukan inovasi. Bangsa Indonesia secara bertahap harus menjadi bangsa yang mandiri, di mana kemandirian tersebut ditopang oleh kemampuan sumber daya nasional. Kemampuan sejatinya dapat dibangun bersama melalui penguatan Iptek dengan memposisikan aktivitas penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek sebagai unsur utama dalam pembangunan kemandirian bangsa. Upaya koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan berbagai instansi terkait terus dilakukan dengan lebih intensif, mengingat usaha pencapaian target yang lebih ambisius pada RPJMN 2015-2019 diharapkan menjadi salah satu mesin penggerak pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemberdayaan hasil litbang penerbangan dan antariksa. Laporan Kinerja Tahun 2015 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja pada berbagai perspektif, sasaran strategis dan indikator keberhasilannya. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas LAPAN dalam melaksanakan berbagai kewajiban yang diembannya dalam pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa di Indonesia serta sistem nilai yang ada di LAPAN, yaitu: Pembelajar, Rasional, Akuntabel, Konsisten dan Berorientasi Kepada Layanan Publik.
Sangat disadari bahwa laporan ini belum sempurna seperti yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat memperoleh gambaran kinerja yang telah dilakukan oleh LAPAN sepanjang tahun 2015. Di masa mendatang, LAPAN akan terus melakukan berbagai langkah untuk lebih meningkatkan kualitas kinerja dan pelaporannya agar terwujud transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan.
82
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Lampiran I
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) TAHUN 2015 SASARAN STRATEGIS UTAMA
Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa
INDIKATOR KINERJA UTAMA IKU 1 : Jumlah tipe roket untuk penggunaan khusus
2 Tipe
IKU 2 : Jumlah tipe satelit untuk pemantauan
2 Tipe
IKU 3 : Jumlah tipe pesawat udara tanpa awak untuk pemantauan
2 Tipe
IKU 4 : Jumlah produk desain pesawat transport nasional yang siap diproduksi oleh industri penerbangan
1 Produk desain
IKU 5 : Jumlah model pemanfaatan Iptek penerbangan dan antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima
Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi standar
14 Model
IKU 6 : Jumlah instansi pengguna layanan Iptek penerbangan dan antariksa
125 Instansi
IKU 7 : Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan Iptek penerbangan dan antariksa
Nilai 78 (0-100)
IKU 8 : Jumlah publikasi nasional terakreditasi Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa
TARGET
45 Makalah
IKU 9 : Jumlah publikasi internasional yang terindeks
15 Makalah
IKU 10 : Jumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang berstatus granted
2 HKI granted
IKU 11 : Persentase penyelenggara keantariksaan di Indonesia yang memenuhi standar
-
83
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Lampiran II
84 84
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
85 85
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
86 86
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Lampiran III
87 87
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
88 88
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Lampiran IV
PENGUKURAN KINERJA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) TAHUN 2015 (dalam ribuan Rupiah)
PROGRAM
Program pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa
Program pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Program pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa Program pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa
SASARAN STRATEGIS UTAMA Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa
Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang memenuhi standar
ANGGARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
2 Tipe 2 Tipe
3 Tipe 2 Tipe
150% 100%
2 Tipe
2 Tipe
100%
IKU 4 : Jumlah produk desain pesawat transport nasional yang siap diproduksi oleh industri penerbangan
1 Produk desain
1 Produk desain
100%
IKU 5 : Jumlah model pemanfaatan Iptek penerbangan dan antariksa untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim
14 Model
15 Model
107,14%
IKU 6 : Jumlah instansi pengguna layanan Iptek penerbangan dan antariksa
125 Instansi
200 Instansi
160%
IKU 7 : Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan Iptek penerbangan dan antariksa
Nilai 78 (0-100)
79,30
101,67%
39 Makalah 22 Makalah
86,67% 146,67%
0 HKI granted
0%
IKU 1 : Jumlah tipe roket untuk penggunaan khusus IKU 2 : Jumlah tipe satelit untuk pemantauan IKU 3 : Jumlah tipe pesawat udara tanpa awak untuk pemantauan
45 Makalah 15 Makalah 2 HKI granted
IKU 8 : Jumlah publikasi nasional terakreditasi IKU 9 : Jumlah publikasi internasional yang terindeks IKU 10 : Jumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang berstatus granted IKU 11 : Persentase penyelenggara keantariksaan di Indonesia yang memenuhi standar
PAGU
878.339.699
REALISASI
%
694.619.181 79,08%
-
89
89 89
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
Lampiran IV
STRATEGY MAP LAPAN 2015 2015-2019 DENGAN BALANCED SCORECARD (BSC)
90
90 90
Laporan Kinerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Tahun 2015
91 91