perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAPORAN KHUSUS
HUBUNGAN PAPARAN IKLIM KERJA PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA SETELAH BEKERJA DI UNIT BOILER PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD, Tbk SEPAT, MASARAN, SRAGEN, JAWA TENGAH
Oleh Fabianus Ristiyanto NIM. R0006039
PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Laporan Khusus dengan judul : Hubungan Iklim Kerja Panas Dengan Kelelahan Kerja Setelah Bekerja Di Unit Boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk, Desa Sepat, Masaran, Sragen, JawaTengah.
dengan peneliti : Fabianus Ristiyanto NIM. R0006039
Telah diuji dan disahkan pada : Hari : ………….....Tanggal : ………….…Tahun : ……….…
Pembimbing I
Pembimbing II
Sumardiyono, SKM, M.Kes. NIP. 19650706 198803 1 002
F. Joko Prasetyo, A.Md
An. Ketua Program D. III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS Sekretaris,
Sumardiyono, SKM, M.Kes. NIP. 19650706 198803 1 002
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat limpahan kasih, karunia dan segala rahmatNya yang selalu menyertai setiap langkah penulis sehingga dengan ini penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan baik dan dapat menyusun laporan umum yang berjudul “Hubungan Iklim Kerja Panas Dengan Kelelahan Kerja Setelah Bekerja Pada Tenaga Kerja Di Unit Boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Desa Sepat, Masaran, Sragen, Jawa Tengah ”. Maksud dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu prasyarat dalam menyelesaikan pendidikan progam D III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa penyusunan laporan akhir ini tak lepas dari dukungan dan keterlibatan peran dari berbagai pihak. Dengan ini, maka perkenankan penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis, sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu ucapan terima kasih, penulis sampaikan kepada : 1. Tuhanku Yesus Kristus Sang Juru Selamat dan telah memberikan kesehatan dan kekuatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini dan menjadikanku lebih dari pemenang karena di dalam Dia. 2. Bapak Prof. Dr. dr. A.A. Soebiyanto, MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Bapak dr. Putu Suriyasa, MKK., MS.SpOk, selaku Ketua Program D III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Sumardiyono SKM, M. Kes selaku pembimbing I 5. Bapak F. Joko Prasetyo, AMd. selaku pembimbing II 6. Ibu Susilowati, Mbak Tari, Bapak Sukramto, para asisten dosen Mas Tutug, mbak Devi, mbak Sevi, mbak Live serta seluruh staff program Hiperkes dan Keselamatan Kerja yang telah banyak membantu dan mendukung peneliti selama ini. 7. Bapak, Ibu, Adik, dan Mbakku yang telah mendukung Penulis dengan doanya sehingga Penulis hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. 8. Om Joko yang luar biasa, Tante Pipit, Ian, Bagus, Ina yang telah mendukung Penulis dengan bantuan baik motivasi dan materi yang lebih dari cukup sehingga Penulis semakin dapat pembelajaran yang sangat berharga dan terimakasih telah menerima Penulis untuk tinggal bersama. 9. Tante Yuliati, Mbak Tia , Mbak Ria, Pipin dan khususnya Ana yang telah mendukung Penulis secara penuh dan atas cinta yang diberikan selama ini secara luar biasa. 10. Bapak Subiyanto selaku HRD Manager yang telah memberi kesempatan dan bimbingannya kepada Penulis untuk melaksanakan magang di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk serta tak lupa pada seluruh staff HRD Departement yang telah membantu dan memberi kelancaran Penulis selama melaksanakan magang.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Bapak Agus Paryanto yang telah memberikan memberikan kesempatan Penulis untuk observasi di Unit Boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. 12. Bapak Purwanto yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan serta dukungan moral yang tak ternilai harganya kepada peneliti untuk mengenal, merasakan dan terlibat dalam karya di dunia kerja. 13. Staff Unit Boiler yang sudah menemani dan membimbing Penulis dalam melaksanakan magang di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. 14. Seluruh responden yang telah bersedia untuk dites kelelahan. 15. Teman-teman seperjuangan angkatan 2006, serta bagi semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, baik keterlibatan secara langsung maupun tidak langsung atas segenap dukungannya. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari sempurna, maka penulis sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Surakarta, Juni 2009 Penulis,
Fabianus Ristiyanto
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ............................................ iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................. . vii DAFTAR TABEL ........................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii RINGKASAN .................................................................................................. xiii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 3 II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka.................................................................................... 5 1. Pengertian Iklim Kerja .................................................................... 5 2. Macam Iklim Kerja ......................................................................... 5 3. Pengukuran Iklim Kerja .................................................................. 7 4. Pengertian Kelelahan Kerja ............................................................. 8 5. Gejala dan Tanda Khusus Kelelahan............................................... 9
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Deteksi Kelelahan............................................................................ 10 B. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 11 C. Hipotesis ................................................................................................ 12 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 13 B. Lokasi Penelitian ................................................................................... 13 C. Waktu Penelitian.................................................................................... 14 D. Populasi dan Sampel .............................................................................. 14 E. Variabel Penelitian ................................................................................ 15 F. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................................. 15 G. Sumber Data .......................................................................................... 16 H. Instrumen Penelitian .............................................................................. 17 I. Tehnik Pengumpulan Data .................................................................... 19 J. Analisis Data.......................................................................................... 20 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 23 1. Karakteristik Responden Penelitia .................................................. 24 2. Pengukuran Kelelahan Kerja ........................................................... 25 3. Pengukuran Tekanan Panas ............................................................. 27 5. Hasil Uji Statistik.. .......................................................................... 28 B. Pembahasan ........................................................................................... 29 C. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 31
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................ 33 B. Saran .................................................................................................... 33 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 35 LAMPIRAN
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pemikiran................................................................. ......
commit to user xi
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Lampiran 1. Kuesioner Atas Nama Kurniawan Lampiran 2. Kuesioner Atas Nama Pardiman Lampiran 3. Kuesioner Atas Nama Purwanto Lampiran 4. Kuesioner Atas Nama Sumidi Lampiran 5. Kuesioner Atas Nama Triyoko Lampiran 6. Kuesioner Atas Nama Wahyudin Lampiran 7. Akte Izin Lampiran 8. Izin Ulang Pemakaian Ketel Uap Lampiran 9. Berita Acara Pemeriksaan Lampiran 10. Lembar Hasil Pemeriksaan Lmpiran 11. Surat Keterangan Penerimaan Magang
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
Tabel 1.
Distribusi Umur Responden ...................................................
24
Tabel 2.
Distribusi Lama Kerja Responden.........................................
25
Tabel 3.
Pengukuran Kelelahan Kerja Berdasarkan Waktu Reaksi....
26
Tabel 4.
Pengukuran Iklim Kerja Ruangan Boiler..............................
27
Tabel 5.
Pengukuran Iklim Kerja di Panel Boiler ..............................
27
Tabel 6.
Tabulasi Silang Iklim Kerja dan Kelelahan Kerja.................
28
Tabel 7.
Hasil Uji Kendall’s tau_b......................................................
29
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bersama dengan pesatnya laju pembangunan sektor perekonomian di Indonesia, semakin pesat pula perkembangan teknologi industri untuk mendukung kelancaran ekonomi di jaman global. Semua industri bersaing untuk mendapakan income sebesar-besarnya sehingga mungkin tanpa memperhatikan tenaga kerjanya. Hal tersebut juga menuntut adanya perlindungan dan keamanan bagi para tenaga kerja dan aset-aset produksi. Karena makin tinggi kemajuan teknologi, maka makin tinggi pula potensi dan faktor bahaya yang timbul. Maka perlu diadakan upaya atau usaha untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat, aman dan produktif, serta terhindar dari segala potensi bahaya. Dengan adanya Higene Kesehatan dan Keselamatan Kerja maka diharapkan tujuan tersebut dapat tercapai, yang secara lengkapnya adalah mencegah penyakitpenyakit dan kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja, perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga kerja, mengurangi kelelahan kerja dan melipat-gandakan kegairahan serta kenikmatan kerja, demikian juga perlindungan bagi masyarakat sekitar lingkungan perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pencemaran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produkproduk industri (Suma’mur P.K, 1994)
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Dalam suatu industri yang bergerak dalam bidang pangan yaitu mie seperti di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, menggunakan batu bara sebagai salah satu bahan bakar bagi boiler atau ketel uap untuk menghasilkan steam (uap) yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk proses produksi mie dalam proses steaming yaitu proses pemasakan mie. Dengan adanya penggunaan batu bara sebagai bahan bakar boiler maka tidak menutup kemungkinan menyebabkan terjadinya penambahan panas di lingkungan kerja karena api yang digunakan sangat besar. Kondisi lingkungan yang demikian akan menganggu daya kerja seorang tenaga kerja karena tekanan panas yang dihasilkan oleh boiler tersebut merupakan salah satu faktor beban kerja tambahan dari 4 faktor lain. Menurut Suma’mur (1994), faktor beban tambahan antara lain : 1. Faktor fisik yaitu penerangan, kebisingan, tekanan panas, getaran dan radiasi. 2. Faktor biologi yaitu golongan bakteri, jamur serta golongan mikrobiologi lainnya. 3. Faktor kimia yaitu debu, uap, fume, gas dan lain-lainnya. 4. Faktor fisiologi yaitu konstruksi mesin, sikap kerja, keserasian mesin dengan manusia dan lainnya. 5. Faktor mental psikologis yaitu mengenai suasana kerja, hubungan antar kerja dan sebagainya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengambil judul ”Hubungan Paparan Iklim Kerja Dengan Kelelahan Setelah Bekerja pada Tenaga Kerja Unit Boiler di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : ”Adakah hubungan paparan iklim kerja dengan kelelahan setelah bekerja pada tenaga kerja unit boiler di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food tbk?”
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : a.
Untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja setelah bekerja di unit Boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
b.
Untuk mengetahui hubungan paparan tekanan panas dengan kelelahan tenaga kerja di unit Boiler di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : a. Bagi Mahasiswa 1)
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan paparan tekanan panas dengan kelelahan tenaga kerja setelah bekerja di PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk .
2)
Mampu melakukan suatu pengukuran tekanan panas dengan parameter ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) di dalam ruangan menggunakan Heat Stress Area dan pengukuran kelelahan tenaga kerja berdasarkan waktu reaksi tenaga kerja dengan Lakassidaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
b. Bagi Perusahaan 1)
Memberikan masukan bagi perusahaan tentang hubungan antara tekanan panas yang disebabkan dari pengoperasian boiler dengan kelahan tenaga kerja.
2) Memberikan informasi mengenai akibat yang ditimbulkan paparan panas pada tenaga kerja. 3) Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam melakukan tindakan korektif dalam hal pencegahan dan pengendalian kecelakaan akibat kelelahan bekerja pada paparan tekanan panas.
c. Bagi Program D III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Menambah
kepustakaan yang diharapkan dapat bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan program belajar mengajar dan pembentukan sumber daya manusia yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Iklim Kerja Menurut Suma’mur PK (1996: 84) iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi keempat faktor tersebut bila dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh dapat disebut dengan tekanan panas. Indeks tekanan panas di suatu lingkungan kerja adalah perpaduan antara suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan panas metabolisme sebagai hasil aktivitas seseorang. Suhu tubuh manusia dapat dipertahankan secara menetap oleh suatu sistem pengatur suhu (Thermoregulatory system). Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan diantara panas yang dihasilkan didalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas diantara tubuh dengan lingkungan sekitar. Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivias kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24 derajat Celsius sampai 27 derajat Celsius (Sritomo Wigjosoebrata, 2003).
2. Macam Iklim Kerja Kemajuan teknologi dan proses produksi didalam industri telah menimbulkan suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim atau cuaca tertentu, yang dapat berupa iklim keja panas dan iklim kerja dingin.
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
a. Iklim Kerja Panas Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu udara, suhu radiasi dan sinar matahari (AM.Sugeng Budiono, 2003: 37). Panas sebenarnya merupakan energi kinetik gerak molekul yang secara terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme dan panas tubuh yang dikeluarkan kelingkungan sekitar. Agar tetap seimbang antara pengeluaran dan pembentukan panas maka tubuh mengadakan usaha pertukaran panas dari tubuh kelingkungan sekitar melalui kulit dengan cara konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi (Suma’mur PK, 1996: 82). 1) Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-benda sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi akan menghilangkan panas dari tubuh apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya, dan akan menambah panas kepada tubuh apabila benda-benda sekitar lebih panas dari tubuh manusia. 2) Konveksi, adalah petukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Pada proses ini pembuangan panas terbawa oleh udara sekitar tubuh. 3) Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih panjang dari sinar matahari. 4) Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akan cepat menguap bila udara diluar badan kering dan terdapat aliran angin sehingga terjadi pelepasan panas dipermukan kulit, maka cepat terjadi penguapan yang akhirnya suhu badan bisa menurun. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Terhadap paparan cuaca kerja panas, secara fisiologis tubuh akan berusaha menghadapinya dengan maksimal, dan bila usaha tersebut tidak berhasil akan timbul efek yang membahayakan. b. Iklim Kerja Dingin Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi kerja dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Kondisi semacam ini dapat meningkatkan tingkat kelelahan seseorang.
3. Pengukuran Iklim Kerja Untuk mengetahui iklim kerja disuatu tempat kerja dilakukan pengukuran besarnya tekanan panas salah satunya dengan mengukur ISBB atau Indeks Suhu Basah dan Bola (Tim Hiperkes, 2004), macamnya adalah: a. Untuk pekerjaan diluar gedung ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering b. Untuk pekerjaan didalam gedung ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi Alat yang dapat digunakan adalah Arsmann psychrometer untuk mengukur suhu basah, temometer kata untuk menguku kecepatan udara dan termometer bola untuk mengukur suhu radiasi. Selain itu pengukuran iklim kerja dapat mengunakan questemt digital. Adapun standar Nilai Ambang Batas (NAB) iklim kerja adalah 28°C (Kep.Men no.51/Men/1999).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
4. Pengertian Kelelahan Kerja Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot. Sedangkan kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab mental, status kesehatan, dan keadaan gizi. (Grandjean, 1993) Yang dimaksud kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh. Dari segi fisiologis, tubuh manusia dianggap sebagai mesin yang mengkonsumsi bahan bakar dan memberikan out put berupa tenaga yang berguna untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari. Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk-produk sisa ini bersifat bisa membatasi kelangsungan aktivitas otot atau mungkin bisa dikatakan bahwa produk sisa ini mempengaruhi serat-serat syaraf dan system syaraf pusat sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerjanya jika sudah lelah. (Suma’mur 1994, Sumardiyono,2008) Sampai saat ini masih berlaku dua teori terjadinya kelelahan otot yaitu teori kimia dan teori syaraf pusat terjadinya kelelahan. Pada teori kimia secara umum menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya sisia metabolisme. Sedangkan pada teori syaraf pusat menjelaskan bahwacommit perubahan kimia hanya merupakan penunjang to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
proses. Perubahan kimia yang terjadi mengakibatkan dihantarkannya rangsangan syaraf melalui syaraf sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot. (Tarwaka dkk., 2004) Kelelahan kerja adalah gejala yang ditandai oleh adanya penurunan kinerja otot, perasaan lelah, dan penurunan kesiagaan. Dimensi kelelahan kerja ada tiga hal yaitu : 1) Dimensi fisik yang penyebabnya faktor fisik 2) Dimensi psikologis yang meliputi perbedaan kepribadian, kemampuan pelatihan, kebiasaan, dan lain-lain. 3) Dimensi neurologis yang meliputi system aktifitas retikuler, faktor inhibisi dan emosi (L. Setyowati, 19994)
5. Gejala dan Tanda Khusus Kelelahan Gejala
kelelahan adalah adanya perasaan lelah, penurunan kesiagaan,
persepsi yang lambat dan lemah disamping penurunan kinerja fisik dan mental (Suma’mur P.K.1994, Sumardiyono, 2008 ) Tanda-tanda kelelahan yang utama adalah hambatan terhadap fungsi kesadaran otak dan perubahan pada organ-organ di luar kesadaran serta proses pemulihan. Orang-orang lelah menunjukkan : a) Penurunan perhatian b) Perlambatan dan hambatan persepsi c) Lambat dan susah berfikir d) Penurunan kemauan atau dorongan untuk bekerja e) Kurang efisien kegiatan-kegiatan dan mental commitfisik to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
(Suma’mur P.K., 1982) Adapun yang mejadi penyebab kelelahan akibat kerja adalah : a) Aktivitas kerja fisik b) Aktivitas kerja mental. c) Stasiun kerja tidak ergonomis d) Sikap paksa e) Kerja statis f) Kerja bersifat monotomi g) Lingkungan kerja ekstrim (penerangan, kebisingan, getaran, iklim kerja, dan lain-lain) h) Psikologis i) Kebutuhan kalori kurang j) Waktu istirahat tidak tepat. (Tarwaka dkk., 2004)
6. Deteksi Kelelahan Menurut Suma’mur P.K. (1988) kelelahan dapat diukur dengan: a) Waktu reaksi (reaksi sederhana atas rangsang tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan koordinasi). b) Konsentrasi (pemeriksaan Bourdon Wiersma, uji KLT). c) Uji “ Flicker fusion”. d) EEG.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Metode pengukuran kelelahan kerja hingga kini belum baku hal ini hanya disebabkan oleh efek dari jenis kelelahan yang beragam tetapi diperlukan pendekatan secara multi disiplin (L. Setyowati, 1996) Waktu reaksi yang diukur dapat merupakan reaksi sederhana atas reaksireaksi yang memerlukan koordinasi, biasanya waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakannya kegiatan tertentu.(Suma’mur P.K., 1988). Pemanjangan waktu reaksi merupakan petunjuk adanya perlambatan pada pusat faal syaraf dan otot (Suma’mur P.K.,1982). Contoh alat adalah Lakassidaya.
B. Kerangka Pe mikiran Boiler Penggunaan Batu Bara Pembakaran Tekanan Panas Uap Panas
Produksi Unit I, II, III, IV
Tubuh mengeluarkan banyak keringat
Kelelahan kerja Gambar 1: Kerangka pemikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
C. Hipotesis Hipotesis yang penulis sajikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : “Ada hubungan antara paparan iklim kerja panas dengan kelelahan tenaga kerja setelah bekerja di Unit Boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Desa Sepat, Masaran, Sragen, Jawa Tengah”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan adalah Survey Analitik dengan menggunakan metode cross sectional atau pendekatan korelasi yaitu mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko (paparan tekanan panas) dan efek (kelelahan kerja) (Sutrisno Hadi, 2000).
B. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah : Nama Perusahaan : PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Desa Sepat, Masaran, Sragen, Jawa Tengah. Lokasi
: Unit boiler batu bara. Alasan pemilihan lokasi tersebut adalah :
1. Pada Unit Boiler batu bara tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaannya setiap hari terpapar oleh iklim kerja panas dari pembakaran bahan bakar batu bara dan uap panas yang dihasilkan. 2. Karena Pada Unit Boiler merupakan tempat kerja yang mempunyai faktor bahaya yang besar.
commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
C. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mulai tanggal 1 April 2009 sampai dengan 30 April 2009 pada setiap hari kerja yaitu Senin – Sabtu pada waktu jam kerja.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian dalam suatu wilayah tertentu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenaga kerja yang bekerja di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Jumlah populasinya adalah ± 2000 orang, yang terdiri dari tiga shift, yaitu shift I, shift II dan shift III.
2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian tenaga kerja pada unit boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yang berjumlah 15 orang.
3. Sampling Sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik yang dipakai dalam pengambilan sampel ini adalah pursosive random sampling. Adapun syarat tersebut adalah tenaga kerja yang bekerja di unit boiler.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
E. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah paparan iklim kerja panas.
2. Variabel Terikat/Tergantung Variabel terikat/tergantung dalam penelitian ini adalah kelelahan kerja.
3. Variabel Pengganggu Variabel penggangu adalah variabel yang secara teoritis berpengaruh terhadap variabel terikat, namun tidak diingini pengaruhnya. Dalam penelitian ini semua variabel pengganggu tidak dikendalikan karena semua anggota populasi dipakai sebagai sampel penelitian.
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Tekanan Panas Tekanan panas adalah total panas yang ada pada tubuh seseorang yang berasal dari kombinasi antara panas metabolisme tenaga kerja dan panas dari lingkungan unit boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. Alat ukur
: Heat Stress Area.
Satuan
: oC
Skala pengukuran : ordinal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
2. Kelelahan Kerja Kelelahan kerja adalah indikator gangguan saluran pernapasan berupa obstruksi atau penyumbatan. Alat ukur
: Lakassidaya reaction timer
Satuan
: milidetik
Skala pengukuran : ordinal
G. Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung yaitu: a. Pengamatan terhadap sikap kerja tenaga kerja, keadaan lingkungan tempat kerja, dan keadaan tenaga kerja. b. Pengukuran dengan alat, seperti pengukuran iklim kerja dalam ISBB dan pengukuran kelelahan kerja berdasarkan waktu reaksi. c. Wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner terhadap beberapa tenaga kerja di Unit Boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan ataupun referensi yang relevan terhadap objek yang sedang diteliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Adapun data sekunder dalam penelitian ini meliputi: a. Buku referensi yang berisi teori yang relevan terhadap objek yang diteliti. b. Artikel maupun jurnal dari suatu media tertentu yang sesuai dengan objek yang diteliti.
H. Instrumen Penelitian 1. Heat Stress Area Merupakan alat untuk mengukur iklim kerja, adapun cara kerja Heat Stress Area adalah sebagai berikut: a. Tekan tombol power b. Tekan tombol oC/oF untuk menentukan suhu yang digunakan c. Tekan tombol globe untuk menentukan suhu bola d. Tekan tombol dry Bulb untuk mendapat suhu bola kering e. Tekan tombol we tBulb unuk mendapat suhu bola basah f. Tekan tombol Wet Bulb Globle Termometer (WBGT) untuk mendapatkan Indeks Suhu Bola Basah (ISBB) g. Catat hasil yang dibaca pada display h. Tekan tombol power untuk mematikan i. Diamkan 10 menit setiap selesai menekan salah satu tombol untuk waktu adaptasi j. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar iklim kerja yaitu 28°C.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
2. Lakassidaya Merupakan alat untuk mengukur tingkat kelelahan berdasarkan kecepatan waktu reaksi terhadap rangsang cahaya. Prinsip kerja dari alat ini adalah memberikan rangsang tunggal berupa signal cahaya atau suara yang kemudian direspon secepatnya oleh tenaga kerja, kemudian dapat dihitung waktu reaksi tenaga kerja yang mencatat waktu yaang dibutuhkan untuk merespon signal tersebut. Adapun cara mengukur adalah sebagai berikut: a. Hidupkan alat dengan sumber tenaga (listrik/baterai) b. Hidupkan alat dengan menekan tombol on/off pada on(hidup) c. Reset angka penampilan sehingga menunjukkan angka “0000” dengan menekan tombol “0” d. Pilih rangsang cahaya dengan menekan tombol “cahaya” e. Subyek yang akan diperiksa dimina menekan tombol subyek (kabel hitam) dan diminta secepanya menekan tombol setelah melihat cahaya dari sumber rangsang f. Untuk memberikan rangsang, pemeriksa menekan tombol pemeriksa (kabel biru) g. Setelah diberi rangsang, subyek menekan tombol maka pada layar kecil akan menunjukkan angka waktu reaksi dengan satuan “mili detik”. h. Pemeriksan diulangi sampai 20 kali i. Data yang dianalisa (diambil rata-ata) yaitu skor hasil 10 kali pengukuran ditengah (5 kali pengukuran diawal dan diakhir dibuang) Setelah selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
pemeriksaan matikan alat dengan menekan tombol on/off pada off dan lepaskan dari sumber tenaga. j. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar pengukuran kelelahan yaitu 1) Normal : waktu reaksi 150,0 – 240,0 milidetik 2) Kelelahan Kerja Ringan (KKR) : waktu reaksi >240,0 - <410,0 milidetik 3) Kelelahan Kerja Sedang (KKS) : waktu reaksi >410,0– <580,0 milidetik 4) Kelelahan Kerja Berat KKB) : waktu reaksi >580,0 mili detik.
I. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial dan gejala – gejala fisik dengan jalan mengamati dan mencatat (Soekidjo Notoatmojo, 2002: 93). Pada tehnik ini Penulis elihat dan mengamati permasalahan dan kelelahan akibat kerja serta lingkungan kerja PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.
2. Wawancara (interview) Suatu aktivitas atau interaksi tanya jawab terhadap pihak-pihak tertentu dalam suatu departemen yang terkait dengan objek permasalahan yang diteliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
3. Kuesioner Serangkaian pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden terkait dengan permasalahan yang diteliti guna mendapatkan jawaban dari responden terhadap masalah tersebut. Dalam penelitian ini terdapat beberapa responden yang terkait. 4. Pengukuran Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat iklim kerja dan kelelahan sehingga dapat diketahui seberapa besar hubungan antara iklim kerja ruangan dengan kelelahan tenaga kerja.
J. Analisis Data Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Data yang sudah terkumpul tidak berarti apa-apa bila tidak diolah, oleh karena itu perlu analisis data. Yang dimaksud metode analisis data adalah cara mengolah data yang telah terkumpul untuk dapat disimpulkan. Data diolah sesuai dengan tujuan dan kerangka konsep penelitian. Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Editing Dilakukan setelah mendapatkan data yang dikumpulkan dengan tujuan untuk mengoreksi data bila terjadi kesalahan atau kekurangan data dapat diteliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
2. Koding Pemberian kode pada data sehingga memudahkan pengelompokan 3. Entry Memasukkan data yang telah dilakukan koding kedalam program SPSS 4. Tabulasi Mengelompokkan data sesuai dengan variabel Data diolah dan dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif. Untuk pengolahan data kuantitatif dapat dilakukan dengan manual atau melalui proses komputerisasi. Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik sebagai berikut: 1. Uji Univariat Dilakukan pada masing-masing variabel yaitu mendiskripsikan tentang pengukuran kelelahan dan pengukuran iklim kerja dalam ruangan yang disajikan dalam bentuk data. Analisis yang digunakan meliputi analisis persentase. 2. Uji Bivariat Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilakukan dengan Kendall's tau_b, karena merupakan uji untuk data ordinal. Taraf signifikan yang digunakan adalah 95% dengan nilai kemaknaan 5%. Kriteria hubungan berdasarkan nilai p Value (probabilitas) yang dihasilkan dibandingkan dengan nilai kemaknaan yang dipilih, dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika p ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
b. Jika p > 0,01 tetapi ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan. c. Jika p > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Hastono, 2001).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk, bersamaan dengan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan pada tanggal 1–30 April 2009. Sebelum pengukuran diadakan pengamatan langsung terhadap lingkungan kerja, jalannya proses produksi dan keadaan dari tenaga kerja. Penulis mengkhususkan pengamatan untuk unit boiler karena pada unit boiler iklim kerja yang panas tinggi dengan sumber panas berasal dari pembakaran batu bara dan uap yang dihasilkan. Boiler atau ketel uap yang terdapat di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk salah satunya menggunakan batu-bara sebagai bahan-bakar. Kualitas suatu batu-bara ditentukan oleh perbandingan antara zat yang mudah menguap dengan karbon tetap, dimana perbandingan ini disebut dengan perbandingan bahan bakar (fuel ratio), semakin tinggi angka fuel ratio maka semakin baik kualitas batu-bara tersebut. Contoh fuel ratio : 1.
Antrasit dengan perbandingan : a. Zat yang mudah menguap 3 % - 7 % b. Karbon tetap 92,3 % c. Fuel ratio > 12 %
2.
Bituminous bara coklat (Lignite) dengan perbandingan : a. Zat yang mudah menguap 27 % - 35 % commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
b. Karbon tetap 66 % - 75 % c. Fuel ratio > 1,8 % - 4 % 3.
Batu bara coklat (Lignite) dengan perbandingan : a. Zat yang mudah menguap > 50 % b. Karbon tetap > 50 % c. Fuel ratio > 1 % Jenis Batu bara yang digunakan di PT tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk adalah jenis
antrasit yang memiliki kualitas baik.
1. Karakteristik Responden Penelitian a. Umur Responden Dari hasil wawancara dengan 15 responden diketahui distribusi umur responden dapat dilihat pada table di bawah ini: Tabel 1: Distribusi Umur Responden Umur
Frekuensi
Presentase (%)
21-25
3
20
26-30
7
46.67
31-35
4
26.67
36-40
1
6.67
Tabel diatas menunjukan bahwa tenaga kerja di unit boiler kebanyakan berumur 26-30 tahun (46,67 %). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
b. Masa Kerja Dari 15 responden diketahui distribusi masa kerja dapat dilihat melaluhi tabel dibawah ini: Tabel 2 : Distribusi Lama Kerja Responden Lama Kerja
Frekuensi
Presentase (%)
< 1 Tahun
1
6.67
1-5 Tahun
5
33.33
6-10 tahun
6
40
11-15 tahun
3
20
Dari tabel diatas menunjukan lama kerja dari 15 responden menunjukan bahwa tenaga kerja yang paling banyak bekerja berumur 6-10 tahun(40%) 2. Pengukuran Kelelahan Kerja Pengukuran kelelahan setelah bekerja dilakukan pada jam 14.30-15.00. Hasil pengukuran kelelahan kerja berdasarkan waktu reaksi dapat dilihat pada tabel berikut ini ;
commit to user
26
Tabel 3. Pengukuran Kelelahan Kerja Berdasarkan Waktu Reaksi
1 441.1 796.5 539.1 411.1 427 597.8 478.2 480.4 572.8 458.5 419.6 443.2 531.5 388.9 527 487.3 490.5 452.3 554.8 493.8
2 457.1 478.3 454.3 362.7 423.1 478.6 584.7 452.7 439.4 368.7 328.4 436.7 461 450.5 427.7 465.7 437.8 377.8 433.7 428.8
3 568.6 314.1 715.6 572.7 966.9 386.7 425.5 422.8 490.9 528.2 409 392.8 361.2 468.3 355 275.2 320.5 430.5 431.8 2990
4 762.2 331.8 287.2 240.8 252.4 306.1 226.5 260.9 328.5 229.5 232.1 214.6 229.1 271.8 237.1 192.6 299.9 207.4 234.8 462.4
5 546.3 266.7 483.3 282 303 665.4 268.8 341 294.4 280.2 339 311.3 295.8 562.5 298.3 343.7 328.5 257.6 289.2 331.9
6 311 341.4 312.2 363.2 569 381.1 341.1 372.4 371.7 383 362.1 465 330.4 309.1 341.3 319.1 330.1 298.7 289.5 361.7
Tenaga kerja 7 8 9 247.8 663.1 441.9 215.3 414.1 385 248.4 332.1 271.2 216.7 391.4 195.7 236.1 403.7 215.7 226.2 425.1 356.7 237.4 352.5 216.1 195.9 590.1 346 299.1 363.1 236.9 185.7 455.7 351.1 217.2 280.7 319.1 248.4 414.7 288.9 290.2 291.1 329.7 239.1 317.1 227.7 329.4 330.7 419.1 248.1 297.7 523.4 483.4 330.1 296.6 267.8 321.1 401.5 217 517 258.7 197.1 270.1 300.1
489.8
442.8
424
253.6
365.7
365.7
246.9
382.1
309.1
397.2
253.7
381.6
440.6
349.2
272
KKS
KKS
KKS
KKR
KKR
KKR
KKR
KKR
KKR
KKR
KKR
KKR
KKS
KKR
KKR
pengukuran ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
10 833.1 699.1 613 226.1 421 359.4 421.7 430.1 472.7 337.7 421 329.1 369.3 421.1 410.1 318.7 511.1 553.7 418.5 471.1
11 825.1 714.4 357.1 263.5 276.5 275 252.1 255.1 255.5 254.8 317 224.1 233.9 234.7 234.9 223.7 205.1 275.7 214.3 337.7
12 625.1 511.7 511.1 256.4 378.7 471.3 318.4 379.1 534.1 277.2 615.1 236.1 379.4 371.1 234.5 421.3 659.4 215.1 327.3 411.7
13 413.7 547.7 547.1 413 422.1 597.1 547.1 341 514.7 514.1 277.4 329.7 462.1 411.1 411.7 421.8 392.2 423.1 371.1 771.7
14 835.1 462.7 617.7 371.1 495.5 423.1 402.1 247.1 329.5 227.1 205.8 317.7 371.1 391.7 576.4 721.1 330.1 371.1 772.1 412.4
15 442.7 215.5 410.4 410.1 277.1 287.5 401.1 236 307.7 277.1 277.1 246.5 255.4 216.4 215.4 336.7 235.7 317.7 254.2 245.1
rata-rata pengukuran ke 6-15
Keterangan: KKR=Kelelahan Kerja Ringan
KKS=Kelelahan Kerja Sedang
Sumber : Hasil Pengukuran pada tanggal April 2009 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
3. Pengukuran Tekanan Panas Pengukuran tekanan panas dilakukan terhadap lingkungan dalam Unit Boiler Batu-Bara yang dilakukan pada jam 10.00-13.00 pada saat tenaga kerja melakukan pekerjaannya yang dilakukan selama 4 jam. Pengukuran tekanan panas tersebut menggunakan Heat stress Area. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4. Pengukuran iklim kerja ruangan boiler (> Normal) Waktu Ratarata 10:00 11:00 12:00 13:00 WBGT IN (°C) 34.1 34.5 35.1 33.9 34.4 GLOBE(°C) 44.1 45.5 44.8 43 44.35 DRY BULB(°C) 35.8 36.9 38.4 37 37.025 WET BULB(°C) 29.7 30.1 30.8 29.8 30.1 Sumber : Hasil Pengukuran pada tanggal April 2009 Tabel 5. Pengukuran iklim kerja di panel boiler (≤ Normal) Waktu Ratarata 10:00 11:00 12:00 13:00 WBGT IN (°C) 27.5 27.7 28.1 28.1 27.85 GLOBE(°C) 32.4 32.6 33.2 33.1 33.825 DRY BULB(°C) 31.6 32.2 32.7 32.9 32.35 WET BULB(°C) 25.5 25.8 26.0 26.0 25.825 Sumber : Hasil Pengukuran pada bulan April 2009 Ada tidaknya hubungan antara iklim kerja panas dengan kelelahan kerja responden dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Tabel 6. Tabulasi silang iklim kerja dan kelelahan kerja responden Kelelahan Kerja KKR
Iklim Kerja N
Total
KKS %
N
%
N
%
≤ Normal
5
33.33
0
0
5
33.33
> Normal
6
40
4
26.67
10
66.67
Total
11
73.33
4
26.67
15
100
Keterangan Tabel 6. KKR
: Kelelahan Kerja Ringan
KKS
: Kelelahan Kerja Sedang
≤ Normal
: Intensitas iklim kerja dibawah Nilai Ambang Batas yaitu ≤ 28 °C
> Normal
: Intensitas iklim kerja diatas Nilai Ambang Batas yaitu > 28 °C
4. Hasil Uji Statistik Hasil Uji statistik hubungan antara iklim, kerja dengan kelelahan kerja berdasarkan output program komputer SPSS versi 17.0 tersaji pada tabel berikut ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Tabel 7. Hasil Uji Kendall’s tau_b Correlations Iklim Kerja Kendall's tau_b Iklim Kerja
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Kelelahan Kerja Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Kelelahan Kerja
1.000
.426
.
.111
15
15
.426
1.000
.111
.
15
15
Sumber : Output SPSS Berdasarkan tabel 7 tersebut terlihat bahwa hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,111. Oleh karena nilai p > 0,05 maka dapat dinyatakan tidak signifikan, artinya secara statistik tidak ada hubungan antara iklim kerja dengan kelelahan pada tenaga kerja unit boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Desa Sepat, Masaran Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
B. Pembahasan Berbagai faktor berpengaruh dalam timbulnya kelelahan dalam bekerja, antara lain beban kerja yang ada, faktor fisik lingkungan (sebagai contoh kebisingan, iklim kerja panas, penerangan, getaran mekanis). Faktor individual yaitu kesegaran jasmani. umur, jenis kelamin, status gizi, kondisi kesehatan, kondisi psikologi dan sikap kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Menurut Grandjean (1986) yang dikutip oleh Diana Oktaviana,dkk (2004:388), faktor iklim dalam ruangan atau indoor climate merupakan kondisi fisik sekeliling yang meliputi temperatur udara, temperatur permukaan sekeliling, kelembaban udara dan aliran perpindahan udara. Standar NAB untuk iklim kerja berdasar Lampiran Kepmenaker No.51 Tahun 1999 adalah 28°C untuk jenis pekerjaan sedang (75% kerja dan 25% istirahat). Tekanan panas rata-rata per 4 jam yang ada di ruangan unit Boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk adalah 34,4°C. Berdasarkan Lampiran Kepmenaker No.51 Tahun tekanan panas yang terdapat di unit boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk melebihi NAB yang maksimal yaitu 28 °C untuk pekerjaan sedang dengan lama bekerja 75 % dan istirahat 25 %. Tingginya tekanan panas yang terdapat di tempat ini karena proses pembakaran serta pengaruh dari mesin dan uap panas yang dihasilkan oleh boiler. Pada suhu yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) akan menyebabkan aktivitas mental dan daya tanggap menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan sehingga akan menimbulkan kelelahan fisik (Mike Wardhani, dkk, 2004: 449). Menurut
Diana
Oktaviana,
dkk
(2004:388),
ketidaknyamanan
yang
disebabkan karena iklim ruangan dapat menjadi sebuah gangguan dan dapat menimbulkan efek psikologis ataupun nyeri fisiologis, sehingga dapat menyebabkan perubahan fungsional pada organ yang bersesuaian pada tubuh. Selain itu kondisi panas sekeliling yang berlebihan akan menyebabkan rasa letih dan kantuk, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
mengurangi kestabilan dan meningkatnya jumlah kesalahan kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suma’mur PK (1968), tekanan panas yang tinggi dapat menyebabkan berat badan menurun. Hal itu disebabkan karena kehilangan cairan dari dalam tubuh oleh penguapan keringat sebagai akibat suhu panas dan lembab. Terhadap paparan cuaca kerja panas, secara fisiologis tubuh akan berusaha menghadapinya dengan maksimal, dan bila usaha tersebut tidak berhasil akan timbul efek yang membahayakan. Karena kegagalan tubuh dalam menyesuaikan dengan lingkungan panas maka timbul keluhan-keluhan seperti kelelahan, Heat Cramps, Heat exhaustion, dan Heat stroke. Gangguan-gangguan pada kesehatan dan daya kerja akibat berbagai faktor dalam pekerjaan bisa dihindari. Apabila pekerja dan pihak pengelola perusahaan mempunyai kemauan dalam mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja. Tentunya perundangan tidak akan ada faedahnya, apalagi pemimpin perusahaan atau industri tidak melaksanakan ketetapan-ketetapan perundangan itu. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara iklim kerja dengan kelelahan kerja. Hal ini dapat menggambarkan bahwa tenaga kerja yang terpapar panas sudah beraklimatisasi dengan iklim kerja yang ada di lokasi kerjanya. Bersumber dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa ketidak signifikannya hasil yang ada disebabkan karena faktor tenaga kerja yang sudah beraklimatisasi terhadap iklim kerja di lingkungan kerja. Apabila antara iklim kerja berada dalam keadaan tidak seimbang (buruk) maka dapat mengganggu efektivitas kerja, dan sebaliknya apabila iklim kerja dalam keadaan baik maka akan meningkatkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
kenyamanan dan mengurangi potensi bahaya yang ditimbulkan seperti penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.
C. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adanya keterbatasan waktu dan biaya sehingga tidak memungkinkan melakukan penelitian secara klinis. 2. Pada penelitian ini hanya meneliti hubungan antara iklim kerja panas dengan dengan kelelahan sehingga pengukuran hanya terbatas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari penelitian, pengamatan, penilaian dan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil dari pengukuran kelelahan adalah sebagai berikut: a. Terdapat 4 tenaga kerja yang mengalami kelelahan kerja sedang b. Terdapat 11 tenaga kerja yang mengalami kelelahan kerja ringan 2. Hasil dari pengukuran tekanan panas rata-rata selama 4 jam di dalam ruangan unit boiler PT tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk adalah 34,4 °C. Hasil ini melebihi nilai ambang batas yaitu 28 °C untuk tenaga kerja yang sudah beraklimatisasi dengan lama kerja adalah 75 % dan istirahat 25 % dengan beban kerja sedang untuk tenaga kerja yang sudah beraklimatisasi dan bagi yang belum beraklimatisasi NAB tersebut harus dikurangkan 2,5 °C. 3. Berdasarkan hasil uji statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara iklim kerja dengan kelelahan kerja di unit boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk dengan hasil yang didapat P=0.111 atau P>0.05
B. Saran 1. Untuk menghindari adanya tingkat kelelahan sedang khususnya untuk tenaga kerja di unit boiler diperlukan pengaturan waktu kerja dengan sistem rotasi kerja, dan pemberian ekstra makanan seperti vitamin, susu.
commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
2. Pada pekerja disarankan mengkonsumsi garam pada makanan mereka dan di tempat kerja disediakan air minum bergaram dengan konsentreasi 0,1 % (1 gram NaCl dalam 1 liter air atau 1 sendok makan garam setiap 1 quarts air minum). 3. Diperlukan penelitian lebih lanjut agar dapat menjawab permasalahan kelelahan dengan mengambil sampel lebih banyak agar kekuatan tes lebih baik.
commit to user