1
MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN MENGHASILKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. AGRA MASANG PERKASA (AMP) PLANTATION KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT
LAPORAN TUGAS AKHIR
OLEH:
NURHABIBI NIM. 1111321009
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERKEBUNAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH 2015
2
MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN MENGHASILKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. AGRA MASANG PERKASA (AMP) PLANTATION KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT
LAPORAN TUGAS AKHIR
OLEH :
NURHABIBI NIM. 1111321009
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sain Terapan (S.S.T)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERKEBUNAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH 2015
3
MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN MENGHASILKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. AGRA MASANG PERKASA (AMP) PLANTATION KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT
LAPORAN TUGAS AKHIR
OLEH : NURHABIBI NIM. 1111321009
Menyetujui, Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Ir. Nelson, M.Sc NIP.195905051987031004
Ir. Agustinus Mangunsong, MP NIP. 196008091988031002
Mengetahui, Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Ir. Gusmalini, M.Si NIP.198711101987032001
Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan
Ir. Noveri, MP NIP. 196011171988031002
4
MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN MENGHASILKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. AGRA MASANG PERKASA (AMP) PLANTATION KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR
OLEH :
NURHABIBI NIM. 1111321009
Telah di uji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir Program Studi Manajemen Perkebunan Jurusan Budidaya Tanaman Perkebuanan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh pada tanggal 10 Agustus 2015
TIM PENGUJI
No.
Nama
Jabatan
1.
Ir. Amaliyah Syariyah, MP
Ketua
2.
Ir. Fajri, MP
Anggota
3.
Ir. Muliadi Karo Karo, MP
Anggota
4.
Ir. Nelson, M.Sc
Anggota
5.
Ir. Agustinus Mangunsong, MP
Anggota
Tanda Tangan
5
RINGKASAN Nurhabibi. Manajemen Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat (Dibimbing oleh Nelson dan Agustinus Mangunsong) Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Dalam perkembangan usaha kelapa sawit, permasalahan umum yang sering dihadapi antara lain adalah rendahnya produktivitas dan mutu produksi. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas perkebunan kelapa sawit yaitu teknologi produksi yang diterapkan masih relative sederhana, seperti kegiatan pemupukan. Kegiatan PKPM-2 berlangsung ± 3 bulan dimulai dari tanggal 18 Maret 2015 sampai dengan 13 Juni 2015 di PT. AMP Plantation, DesaTapian Kandis, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan PKPM-2 ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang manajemen pemupukan, baik dalam aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada kegiatan pemupukan kelapa sawit pada tanaman menghasilkan, dan mengetahui teknik pemupukan yang tepat serta dapat menganalisa kebutuhan biaya dan prestasi kerja dalam pemupukan kelapa sawit pada tanaman menghasilkan. Data yang diperoleh penulis dalam kegiatan PKPM-2 ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah informasi yang diperoleh penulis ketika mengikuti kegiatan di lapangan, diskusi maupun wawancara dengan Mandor dan Staff Maintenance serta melalui pengamatan langsung di kebun dalam efektivitas dan efisiensi pemupukan yaitu prinsip 5T meliputi tepat waktu, dosis, jenis, cara, dan tempat. Hasil pengamatan di PT. AMP Plantation menunjukkan bahwa manajemen pemupukan sudah cukup berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari aspek efektif dan efisien perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemupukan. Besarnya biaya pemupukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jenis pupuk, rotasi pemupukan, alat kerja, upah tenaga kerja dan harga dari jenis pupuk itu sendiri. Persentase biaya pemupukan sebesar 21,3% dari total biaya produksi sehingga kegiatan pemupukan harus benar-benar diperhatikan.
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Manajemen Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sain Terapan (S.S.T) pada Program Studi Manajemen Perkebunan di Jurusan
Budidaya
Payakumbuh.
Tanaman
Perkebunan
Politeknik
Pertanian
Negeri
Penyusunan laporan ini juga tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan terima
kasih kepada: 1. Ayahanda Alm. Amrisman dan Ibunda Yonnerti tercinta yang telah memberikan doa, dorongan, motivasi, semangat, serta sumbangan baik berupa moril dan materil selama penulis kuliah di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 2. Bapak Ir. Nelson, M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta petunjuk dan pengarahannya dalam penyusunan laporan tugas akhir ini. 3. Bapak Ir. Agustinus Mangunsong, MP selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan pengarahannya selama penyusunan laporan tugas akhir. 4. Bapak Ir. Syafri Amir, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Perkebunan.
7
5. Bapak Ir. Noveri, MP selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 6. Ibu Ir. Gusmalini, M.Si selaku Direktur Politeknik Pertanin Negeri Payakumbuh. 7. Seluruh Staf Pengajar di Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini baik langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Tanjung Pati, Juli 2015
Penulis
8
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................
i
DAFTAR ISI ..................................................................................
iii
DAFTAR TABEL .............................................................................
v
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
viii
I. PENDAHULUAN .......................................................................
1
1.1. Latar Belakang .....................................................................
1
1.2. Tujuan ................................................................................
3
1.3. Manfaat...............................................................................
3
II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
4
2.1. Botani Kelapa Sawit .............................................................
4
2.2. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit ..........................................
4
2.3. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit ................................................
10
2.3.1. Iklim ........................................................................ 2.3.2. Tanah ......................................................................
10 11
2.4. Manajemen Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit.
12
2.4.1. 2.4.2. 2.4.3. 2.4.4. 2.4.5.
Pengertian pupuk dan pemupukan .............................. Sifat dan jenis pupuk ................................................. Cara aplikasi pupuk ................................................... Efisiensi pemupukan .................................................. Konsep pemupukan berimbang ..................................
12 12 16 16 17
III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ......................................
18
3.1. Letak Geografis ....................................................................
18
3.2. Keadaan Iklim dan Tanah .....................................................
18
3.2.1. Keadaan iklim ........................................................... 3.2.2. Keadaan tanah ..........................................................
18 18
3.3. Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan .......................................
19
3.4. Keadaan Tanaman dan Produksi............................................
20
9
3.5. Manajemen Perusahaan........................................................ 3.5.1. 3.5.2. 3.5.3. 3.5.4. 3.5.5.
21
Struktur organisasi perusahaan dan ketenagakerjaan .... Uraian struktur organisasi............................................ Fasilitas dan kesejahteraan karyawan ........................... Keselamatan kerja ...................................................... Perekrutan, mutasi, promosi, dan transfer karyawan .....
21 22 25 28 29
3.6. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pemupukan di PT. AMP Plantation...............................................................
29
3.6.1. 3.6.2. 3.6.3. 3.6.4.
Perencanaan (planning) .............................................. Pengorganisasian........................................................ Pelaksanaan ............................................................... Pengawasan...............................................................
31 31 35 36
IV. METODOLOGI PELAKSANAAN .................................................
38
4.1. Tempat dan Waktu...............................................................
38
4.2. Metode Pelaksanaan .............................................................
38
4.3. Pengumpulan Data dan Informasi..........................................
38
4.4. Analisis Data dan Informasi...................................................
39
V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................
40
5.1. Analisa Hasil ........................................................................
40
5.2. Analisa Manajemen ..............................................................
71
5.2.1. 5.2.2. 5.2.3. 5.2.4.
Perencanaan (Planning) .............................................. Pengorganisasian (Organizing)..................................... Pelaksanaan (Actuating) .............................................. Pengawasan...............................................................
71 74 78 80
5.3. Pembahasan ........................................................................
81
5.3.1. Aspek manajemen ...................................................... 5.3.2. Aspek biaya ............................................................... 5.3.3. Kendala di lapangan ...................................................
81 85 87
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................
88
6.1. Kesimpulan ..........................................................................
88
6.2. Saran ..................................................................................
89
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
90
LAMPIRAN…………………………………………………………………….
91
10
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Fungsi unsur hara bagi tanaman ......................................................
16
2. Gejala kekurangan unsur hara bagi tanaman ....................................
17
3. Data curah hujan dan hari hujan 5 tahun terakhir di PT. AMP Plantation ...................................................................................
20
4. Data produksi per tahun tanam (5 tahun terakhir atau 2010 2014)………………………………………… .................................................
21
5. Fertiliser programme PT. AMP Plantation Unit I……………………………….
30
6. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan NPK Super K+ selama 1 tahun………………………………………………........................
44
7. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan NPK Super K+ selama 1 tahun ……………………………………………………………………..
45
8. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan NPK Super K+ selama 1 tahun .........................................................
46
9. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakn NPK Super K+ selama 1 tahun ..............................................................................
46
10. Biaya pemupukan pada pemupukan TM menggunakan NPK Super K+ per Blok dan per Phase selama 1 tahun ......................................
47
11. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Kieserite selama 1 tahun ..........................................................................
48
12. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Kieserite selama 1 tahun ............................................................................
49
13. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan Kieserite selama 1 tahun ...............................................................
50
14. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Kieserite selama 1 tahun ............................................................................
50
15. Biaya pemupukan pada TM menggunakan Kieserite per Blok dan per Phase selama 1 tahun.............................................................
51
16. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan urea selama 1 tahun ............................................................................
52
11
17. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Urea selama 1 tahun .......................................................................................
53
18. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan Urea selama 1 tahun .............................................................................
54
19. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Urea selama 1 tahun ......................................................................................
54
20. Biaya pemupukan TM menggunakan Urea per Blok dan per Phase selama 1 tahun. ...........................................................................
55
21. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Dolomite selama 1 tahun ............................................................................
56
22. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Dolomite selama 1 tahun ...........................................................................
57
23. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan Dolomite selama 1 tahun ..............................................................
58
24. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Dolomite selama 1 tahun. ...........................................................................
59
25. Biaya pemupukan pada TM menggunakan Dolomite per Blok dan per Phase selama 1 tahun. ............................................................
59
26. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Borate selama 1 tahun ............................................................................
60
27. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Borate selama 1 tahun ............................................................................
61
28. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan Borate selama 1 tahun .................................................................
62
29. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Borate selama 1 tahun ............................................................................
62
30. Biaya pemupukan TM menggunakan Borate per Blok dan per Phase selama 1 tahun ..................................................................
63
31. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate selama 1 tahun ............................................................
64
32. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate selama 1 tahun ............................................................
65
33. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate selama 1 tahun ....................................................
66
12
34. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate selama 1 tahun ............................................................
66
35. Biaya pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate per Blok dan per Phase selama 1 tahun.............................................................
67
36. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunaka MOP selama 1 tahun…………………………………………………………………………………….
68
37. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan MOP selama 1 tahun .......................................................................................
69
38. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan MOP selama 1 tahun .............................................................................
70
39. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan MOP selama 1 tahun ............................................................................
70
40. Biaya pemupukan TM menggunakan MOP per Blok dan per Phase selama 1 tahun ............................................................................
71
41. Data produksi per tahun tanam (5 tahun terakhir atau 2010-2014) ...
86
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Struktur organisasi PT. AMP Plantation Unit I ....................................
23
2. Bentuk pengorganisasian kegiatan pemupukan..................................
34
3. Muat pupuk di gudang ....................................................................
42
4. Pengeceran pupuk di lapangan ........................................................
42
5. Pupuk diecer di collection road .........................................................
43
6. Pengisian pupuk di ember................................................................
43
7. Penaburan pupuk pada piringan .......................................................
44
8. Hasil taburan pupuk pada piringan ...................................................
44
9. Bentuk pengorganisasian kegiatan pemupukan..................................
75
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Hasil analisa Kesatuan Contoh Daun (KCD) .......................................
91
15
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah (CPO atau crude palm oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau palm kernel oil) yang tidak berwarna.
CPO atau PKO banyak
digunakan sebagai bahan industri pangan, industi sabun, industri baja, industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif (Adi. P, 2011). Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya. Menurut Adi, P (2011), peluang usaha membudidayakan kelapa sawit di Indonesia sangatlah besar. Telah kita ketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu penghasil komoditas kelapa sawit terbesar di dunia. Luas areal dan produksi kelapa sawit berdasarkan publikasi dari data statistic Ditjen Perkebunan adalah seluas 8,04 juta ha. Lahan seluas itu mampu memproduksi 19,76 juta ton CPO pada tahun 2010 yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Pada umumnya, perkebunan besar milik swasta masih mendominasi dibandingkan perkebunan milik rakyat maupun negara. Dalam perkembangan usaha kelapa sawit, permasalahan umum yang sering dihadapi antara lain adalah rendahnya produktivitas dan mutu produksi. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas perkebunan kelapa sawit yaitu
16
teknologi produksi yang diterapkan masih relatif sederhana, seperti kegiatan pemupukan. Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas lahan dan produksi tanaman.
Salah satu efek pemupukan yang
sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas tanaman yang tinggi dan relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal (Saputra, 2011). Pada hakekatnya pemupukan adalah kegiatan memberikan pupuk ke dalam tanah atau pada tanaman, dimana pupuk tersebut mengandung satu atau lebih dari unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Untuk
mencapai
produktivitas
yang
tinggi
dan
stabil
(optimal),
pemupukan pada tanaman kelapa sawit memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam memenuhi persyaratan ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Simatupang, Endah, dan Suwarto (2010) menyatakan bahwa manajemen pemupukan merupakan pengelolaan sumber daya secara efektif untuk mencapai proses pemupukan yang telah ditentukan. Tujuan manajemen pemupukan adalah menjamin kelancaran pengadaan dan pelaksanaan pemupukan untuk mencapai pemupukan yang efisien dan efektif, guna mencapai produksi tanaman yang optimal. Bertolak dari keterangan diatas, penulis mengangkat judul laporan tugas akhir berupa : Manajemen Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit
17
(Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat.
1.2. Tujuan 1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang manajemen pemupukan, baik dalam aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada kegiatan pemupukan kelapa sawit pada tanaman menghasilkan. 2) Mengetahui teknik pemupukan yang tepat. 3) Dapat menganalisa kebutuhan biaya dan prestasi kerja dalam pemupukan kelapa sawit pada tanaman menghasilkan.
1.3. Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh yaitu : 1) Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang manajemen kegiatan pemupukan kelapa sawit di perusahaan dan teknik pelaksanaan pemupukan yang baik dan benar. 2) Dapat mengidentifikasi suatu masalah serta memberikan solusi pemecahan masalah
dalam
kegiatan
pemupukan
kelapa
sawit
pada
tanaman
menghasilkan. 3) Dapat mengetahui peranan manajemen dan teknik pemupukan yang tepat terhadap peningkatan produksi tanaman kelapa sawit.
18
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Kelapa Sawit Menurut sistematika botani, tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut (Adi. P,2011) : Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Palmales
Family
: Palmaceae
Sub family
: Cocoideae
Genus
: Elaeis
Spesies
: Elaeis guineensis, Jacq.
2.2. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif.
Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar,
batang dan daun, sedangkan bagian generatif terdiri dari bunga dan buah. 1) Bagian vegetatif tanaman a. Akar (Radix) Tanaman
kelapa
sawit
termasuk
kedalam
tanaman
berbiji
satu
(monokotil) yang memiliki akar serabut. Saat awal perkecambahan, akar pertama muncul dari biji yang berkecambah (radikula). Setelah itu, radikula akan mati dan membentuk akar utama atau primer. Selanjutnya, akar primer akan membentuk akar sekunder, tertier, dan kuarter.
19
Perakaran kelapa sawit yang telah membentuk sempurna umumnya memiliki akar primer dengan diameter 5 – 10 mm, akar sekunder 2 – 4 mm, akar tersier 1 – 2 mm, dan akar kuarter 0,1 – 0,3 mm. Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan kuarter yang berada dikedalaman 0 – 60 cm dengan jarak 2 – 3 m dari pangkal pohon (Lubis dan Agus, 2011). b. Batang (Caulis) Batang
tanaman
kelapa
sawit
berfungsi
sebagai
struktur
yang
mendukung daun, bunga, dan buah, sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air dan hara mineral dari akar ke atas serta hasil fotosintesis (fotosintat) dari daun ke bawah serta kemungkinan juga berfungsi sebagai organ penimbun zat makanan. Tinggi batang bertambah sekitar 45 cm/tahun. Dalam lingkungan yang sesuai, pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm/tahun sampai umur tertentu. Pada saat tanaman berumur 25 tahun, tinggi batang kelapa sawit dapat mencapai 13 – 18 meter. Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 10 cm pada tanaman muda hingga 75 cm pada tanaman tua. Bagian bawah batang yang agak membesar disebut bonggol. Bagian ini memiliki diameter lebih besar 10 – 20% dari batang bagian atas. Pelepah daun yang menempel dan membalut batang dengan susunan spiral disebut filotaksis atau dikenal juga sebagai spiral genetik. Umumnya spiral genetik dapat memutar ke kanan atau ke kiri mengikuti deret filotaksis dengan kelipatan 8. Namun ada juga tanaman yang membentuk filotaksis berdasarkan kelipatan 5, 13, atau 21. Pangkal pelepah kelapa sawit mulai rontok pada umur 15 tahun. Namun untuk spesies tertentu, seperti
20
varietas Dura, kerontokan pelepahnya mulai saat tanaman berumur 10 tahun (Lubis. R dan Agus, 2011). c. Daun (Folium) Daun merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan bagi tanaman. Bentuk daun, jumlah daun, dan susunannya sangat berpengaruh pada luas tangkapan sinar matahari untuk diproses menjadi energi. Pada saat kecambah, bakal daun pertama yang muncul adalah plumula, lalu dimulai membelah menjadi dua helai daun pada umur satu bulan. Sering bertambahnya daun, anak daun mulai membelah pada mulai membelah pada umur 3 – 4 bulan sehingga terbentuk daun sempurna. Daun ini terdiri dari kumpulan anak daun (leaflet) yang memiliki tulang anak daun (midrib) dengan helai anak daun (lamina). Sementara itu, tangkai daun (rachis) yang berfungsi sebagai tempat anak daun melekat akan semakin membesar menjadi pelepah sawit. Pada bagian pangkal pelepah terdapat duri (spine). Awalnya, spine merupakan barisan seludang yang gagal membentuk daun sehingga menyempit dan membentuk duri. Urutan daun terbentuk secara teratur dan dinomori sesuai dengan kondisi daun. Daun nomor satu ditandai dengan membuka dan mengembangnya daun secara sempurna. Daun kedua dihitung sesuai susunan spiral atau pola susunan daun (filotaksis). Filotaksis adalah pola susunan pelepah daun pada batang dan sangat khas bentuknya pada tanaman kelapa sawit, karena polanya sangat jelas dan dapat diamati dari bekas pelepah daun (rumpang) yang dapat bertahan lama di batang.
Primordia dalam pola spiral mulai dari titik tumbuh (apex). Umumnya
spiral genetik tanaman kelapa sawit memutar ke kanan dan hanya sejumlah kecil yang memutar ke kiri (Pahan, 2008).
21
Kedudukan pelepah daun memiliki rumus 3/8 artinya 8 buah pelepah daun berurutan terdapat pada 3 lingkaran spiral dimana pada setiap kelipatan 8 posisi daun pertama dengan daun terakhir akan segaris. Pelepah daun pertama adalah pelepah daun termuda dengan kondisi yang telah membuka sempurna. Pengenalan ini penting diketahui agar dapat mengetahui letak daun ke-9, ke-17 dan lain-lain yang dipakai sebagai standar pengukuran pertumbuhan maupun pengambilan contoh daun dan pengamatan lainnya.
Pemunculan pelepah daun
selama setahun dapat mencapai 20 – 30, kemudian akan berkurang sesuai dengan umur tanaman menjadi 18 - 25 (Fauzi, Yustina, Iman dan Rudi, 2008). Panjang pelepah daun dari pangkalnya mencapai 9 meter pada tanaman dewasa.
Panjang pelepah dapat bervariasi tergantung pada tipe varitas dan
kesuburan tanahnya. Jumlah anak daun pada setiap sisinya dapat mencapai 125 - 200. Panjan anak daun pada tengah pelepah dapat mencapai 1,2 meter. Berat satu pelepah mencapai 4,5 kg berat kering. Pada satu pohon dijumpai 40 - 50 pelepah. Luas permukaan daun dapat mencapai 10 – 15 m2 pada tanaman dewasa yang berumur 10 tahun atau lebih. Luas permukaan daun yang optimal adalah 11 m2 bergantung kepada varietasnya. 2) Bagian generatif tanaman a. Bunga (Flos) Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 2,5 tahun, tetapi umumnya bunga tersebut gugur pada fase awal pertumbuhan generatifnya. Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman monoecious, karena bunga jantan dan bunga betina terletak pada satu pohon. Bunga sawit muncul dari ketiak daun yang disebut infloresen (bunga majemuk). Bakal bunga tersebut dapat berkembang menjadi bunga jantan dan bunga betina tergantung pada kondisi
22
tanaman. Infloresen awal terbentuk selama 2 – 3 bulan, lalu pertumbuhan salah satu organ reproduktifnya terhenti dan hanya satu jenis bunga yang dihasilkan dalam satu infloresen. Namun tidak jarang juga organ betina (gynoecium) dapat berkembang
bersama-sama
dengan
organ
jantan
(androecium)
dan
menghasilkan organ hermaprodit. Tandan bunga betina dibungkus oleh seludang yang akan pecah 15 – 30 hari sebelum anthesis. Satu tandan bunga betina memiliki 100 – 200 spikelet dan setiap spikelet 15–20 bunga betina dan yang akan diserbuki tepung sari. Pada tandan tanaman dewasa dapat diperoleh 600 – 2000 buah tergantung pada besarnya
tandan
dan
setiap
pokok
dapat
menghasilkan
15
–
25
tandan/pokok/tahun (Fauzi, et all., 2008). Bunga jantan bentuknya lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak meruncing dan garis tengah bunga lebih kecil. Letak bunga jantan yang satu dengan yang lainnya sangat rapat dan membentuk cabang bunga yang panjangnya antara 10 – 12 cm (Fauzi, et all., 2008). Pada tanaman dewasa satu tandan mempunyai ± 200 cabang bunga. Setiap cabang bunga mengandung 700 – 1200 bunga jantan.
Bunga jantan
terdiri dari 6 helai benang sari dan 6 perhiasan bunga. Hari pertama kelopak terbuka dan mengeluarkan tepung sari dari ujung tandan bunga, pada hari kedua bagian tengah dan hari ketiga di bagian bawah tandan yang akan keluar serbuk sari.
Serbuk sari berwarna kuning pucat dan berbau spesifik.
Satu
tandan bunga jantan dapat menghasilkan 25 – 50 gram tepung sari. Setiap bunga akan dibuahi dengan serbuk sari yang menghasilkan buah tersusun pada tandan (Pahan, 2008).
23
b. Buah (Fructus) Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh baik dan subur sudah dapat menghasilkan buah yang siap dipanen untuk pertama kalinya pada umur 3,5 tahun.
Buah terbentuk setelah penyerbukan dan pembuahan dan waktu
yang dibutuhkan mulai dari penyerbukan sampai buah matang kurang lebih 5 - 6 bulan. Tanaman kelapa sawit menghasilkan buah rata-rata 20 - 22 tandan/tahun dan untuk tanaman tua yang telah mengalami penurunan produktivitas menghasilkan 12 - 14 tandan buah per tahun. Pada tahun pertama tanaman akan menghasilkan buah dengan bobot sekitar 3 - 6 kg/tandan, tetapi semakin tua berat tandannya bertambah yaitu 25 - 35 kg/tandan. Banyaknya buah dalam satu tandan tergantung faktor genetis, umur, lingkungan, dan teknik budidaya. Jumlah buah pertandan pada tanaman yang sudah tua mencapai 1.600 buah dengan panjang buah berkisar antara 2 - 5 cm dan berat sekitar 20 - 30 gram/buah (Fauzi, et all.,2008). Secara anatomi buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama yaitu perikarpium dan biji.
Perikarpium terdiri dari kulit buah yang licin dan keras
(epicrap), daging buah (mesocrap) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak, sedangkan biji terdiri dari kulit biji (endocrap) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan keras, daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta lembaga (embryo) (Fauzi, et all., 2008). c. Biji Menurut Adi. P (2011), setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura Afrika panjangnya 2 – 3 cm dan bobot ratarata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura Deli
24
memiliki bobot 13 gram/biji, dan biji tenera Afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram/biji. Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode dorman (masa nonaktif). Menurut Lubis. R dan Agus (2011), berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah, kelapa sawit dibedakan menjadi beberapa ketebalan jenis sebagai berikut : 1) Dura (D), memiliki cangkang tebal (3 – 5 mm), daging buah tipis, dan rendemen minyak 15 – 17%. 2) Tenera (T), memiliki cangkang agak tipis (2 – 3 mm), daging buah tebal, dan rendemen minyak 21 – 23%. 3) Pisifera (P), memiliki cangkang sangat tipis, daging buah tebal, biji kecil, dan rendemen minyak 23 – 25%.
2.3.
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
2.3.1. Iklim Faktor-faktor iklim yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman di perkebunan kelapa sawit adalah curah hujan, suhu (temperatur), intensitas penyinaran dan angin. a. Curah hujan Tanaman kelapa sawit menghendaki curah hujan 1.500 – 4.000 mm/tahun. Namun curah hujan optimal yang palong cocok untuk kelapa sawit adalah 2.000 – 3.000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan tidak lebih dari 180 hari/tahun. Pembagian hujan yang merata dalam satu tahunnya berpengaruh kurang baik karena pertumbuhan vegetatif lebih dominan daripada pertumbuhan generatif, sehingga bunga atau buah yang terbentuk relatif lebih sedikit (Adi. P, 2011).
25
b. Suhu dan ketinggian tempat Tanaman kelapa sawit memerlukan suhu optimal 24 – 28 oC. Ketinggian tempat yang ideal untuk kelapa sawit antara 1 – 500 m dpl (diatas permukaan laut). Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80 – 90% (Adi. P, 2011). c. Intensitas penyinaran Sinar matahari sangat penting dalam kehidupan tumbuhan, karena merupakan salah satu syarat mutlak bagi proses fotosintesis.
Untuk
pertumbuhan kelapa sawit yang optimal diperlukan sekurang-kurangnya 5 jam penyinaran per hari sepanjang tahun. Meskipun sebaiknya selama beberapa bulan terdapat 7 jam penyinaran per hari, tetapi statistik menunjukkan bahwa di berbagai wilayah kelapa sawit yang lama penyinarannya diluar batas-batas tersebut dapat diperoleh produktivitas yang juga memadai. Di samping lama penyinaran, aspek penyinaran lain yang penting adalah intensitasnya (Adi. P, 2011). d. Angin Kecepatan angin 5 - 6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan. Angin yang terlalu kencang akan menyebabkan tanaman akan doyong atau miring (Adi. P, 2011). 2.3.2. Tanah Kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah seperti Podzolik, Latosol, Hidromorfik kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah Gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat kemasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0 – 5,5. Kelapa sawit bisa tumbuh dengan baik di tanah yang memiliki
26
lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas. Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15o (Adi. P, 2011). 2.4.
Manajemen Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit
2.4.1. Pengertian pupuk dan pemupukan Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik yang mengandung satu atau lebih unsur hara dan bila ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah (Fauzi, et all., 2008). Pemupukan adalah cara atau metode pemberian pupuk atau bahanbahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman. Karena hal-hal tersebut di atas agar diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan tidak merusak akar tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara pemberian pupuk yang tepat.
2.4.2. Sifat dan jenis pupuk Menurut Lingga dan Marsono (2013) berdasarkan kebutuhan tanaman, pupuk dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu sebagai berikut : 1) Pupuk makro Pupuk makro adalah pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, terdiri dari unsur makro primer dan sekunder. Unsur makro primer meliputi Nitrogen (N), Posfat (P), dan Kalium (K), sedangkan makro sekunder meliputi Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S).
27
2) Pupuk mikro Pupuk mikro merupakan pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif kecil, sekalipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit pupuk ini mutlak diperlukan tanaman yang meliputi Klor (Cl), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo) dan seng (Zn). Pupuk anorganik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal ialah pupuk yang mengandung satu jenis unsur seperti Urea, KCl/MOP, dll, sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur, misalnya NPK. Menurut Lingga dan Marsono (2013), berikut mengenai fungsi unsur hara dan gejala pada tanaman yang kekurangan unsur-unsur tertentu.
28
Tabel 1. Fungsi unsur hara bagi tanaman. Unsur Hara Nitrogen (N)
-
Posfor (P)
-
Kalium (K)
-
Kalsium (Ca)
-
Magnesium (Mg)
-
Mangan (Mn)
-
Besi (Fe) Belerang (S)
-
Tembaga (Cu)
-
Seng (Zn)
-
Boron (B)
-
Molibdenum (Mo)
-
Klor (Cl)
-
Akibat ke Tanaman Merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Berperan dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam fotosistesis. Membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Merangsang pertumbuhan akar. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu. Mempercepat pembungaan dan pemasakan biji serta buah. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang tanaman dan merangsang pembentukan biji. Kalsium yang terdapat pada batang dan daun berkhasiat untuk menetralisasikan senyawa atau suasana yang tidak menguntungkan pada tanah. Berperan dalam pembentukan zat hijau daun, karbohidrat, lemak, dan minyak-minyak yang dibutuhkan tanaman. Berperan dalam transportasi posfat di tanaman. Sebagai komponen untuk memperlancar proses asimilasi dan merupakan komponen penting dalam berbagai enzim. Untuk pernafasan tanaman dan pembentukan hijau daun. Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar. Membantu pembentukan asam amino, protein dan vitamin. Mendorong terbentuknya hijau daun dan dapat menjadi bahan utama dalam berbagai enzim. Memberi dorongan terhadap pertumbuhan tanaman karena diduga Zn dapat berfungsi membentuk hormon tumbuh. Mengangkut karbohidrat ke dalam tubuh tanaman dan menghisap unsur kalsium. Berperan dalam perkembangan bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif. Pada tanaman penghasil biji, unsur ini pun berpengaruh terhadap pembagian sel. Untuk tanaman pupuk hijau, molybdenum membantu mengikat nitrogen dari udara bebas. Memperbaiki dan meninggikan hasil kering tanaman.
Sumber : Lingga dan Marsono (2013)
29
Tabel 2. Gejala kekurangan unsur hara bagi tanaman. Unsur Hara Nitrogen (N)
-
Posfor (P)
-
Kalium (K)
-
Kalsium (Ca)
-
Magnesium (Mg)
Mangan (Mn) Besi (Fe) Belerang (S)
-
Tembaga (Cu)
-
Seng (Zn)
-
Boron (B)
-
Molibdenum (Mo)
-
Klor (Cl)
-
Akibat ke Tanaman Tanaman tumbuh kurus dan tersendat-sendat Daun menjadi hijau muda, terutama daun yang sudah tua lalu berubah menjadi kuning. Selanjutnya daun mongering mulai dari bagian bawah ke bagian atas. Jika tanaman sempat berbuah, buahnya akan tumbuh kerdil kekuningan dan cepat matang. Seluruh warna daun berubah menjadi tua dan sering tampak mengilap kemerahan. Tepi daun, cabang, batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. Jika tanamannya berbuah, buahnya kecil. Daun mengerut/keriting terutama pada daun tua walaupun tidak merata. Pada daun akan timbul bercak-bercak berwarna merah cokelat, daun akan mongering lalu mati. Buah tumbuh tidak sempurna, dan kecil. Tepi daun-daun muda mengalami klorosis kemudian menjalar diantara tulang-tulang daun. Kuncup-kuncup muda akan mati karena perakarannya kurang sempurna. Daun tua mengalami klorosis dan tampak bercak-bercak berwarna cokelat. Daun mongering dan sering kali langsung mati. Terdapat warna kekuningan dan merah pada daun. Jaringan daun di beberapa tempat akan mati. Warna kekuningan pada daun, terutama daun muda. Seluruh daun muda berubah menjadi hijau muda, kadang tampak tidak merata, sedikit mengilat agak keputihan, kemudian berubah menjadi kuning kehijauan. Tanaman akan tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek, dan kurus. Ujung daun tidak merata, sering ditemukan layu bahkan terkadang klorosis sekalipun jaringan-jaringannya tidak mati. Daun berwarna kekuningan atau bahkan kemerahan terutama daun agak tua. Daun berlubang, mengering, kemudian mati. Pada tepi-tepi daun yaitu gejala klorosis mulai dari bagian bawah daun mengering kemudian mati. Daun yang baru muncul menjadi kerdil. Menimbulkan perubahan warna daun, keriput, dan mengering. Pertumbuhannya bisa berhenti dan akhirnya tanaman mati. Tanaman menjadi tidak produktif. Pemasakan buah lambat. Daun agak keriput.
Sumber : Lingga dan Marsono (2013)
30
2.4.3. Cara aplikasi pupuk Menurut Lingga dan Marsono (2013), cukup banyak jenis pupuk yang dibutuhkan kelapa sawit, diantaranya Urea, TSP, KCl, CIRP, Kieserite dan Borate. CIRP digunakan sebagai pupuk dasar dengan dosis 250 gr/lubang tanam. Setelah tanaman berumur setahun, pupuk yang diberikan berupa Urea, TSP, KCl, Kieserite dan Borate. Cara aplikasi pemupukan pada kelapa sawit dibedakan menjadi dua berdasarkan produksi tanaman. Pada tanaman belum menghasilkan (0 – 3 tahun), pupuk ditaburkan merata pada piringan tajuk, yaitu berjarak 20 cm dari batang. Setelah tanaman berproduksi, pengaplikasian pupuk pun berbeda sesuai dengan jenis pupuknya. Urea ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pangkal batang sampai ujung piringan tajuk tanaman. TSP, KCl, dan Kieserite ditaburkan merata pada jarak 1 – 3 m dari pangkal batang. Sementara itu, Borate ditaburkan pada jarak 30 – 50 cm dari batang . TSP diaplikasikan hanya sekali saja, sedangkan pupuk lain diaplikasikan dua kali (Lingga dan Marsono, 2013). 2.4.4. Efisiensi pemupukan Efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah tenaga kerja) dengan tingkat produksi yang dihasilkan.
Efisiensi
pemupukan
terkait
pemupukan dan manajemen operasional.
dengan
tindakan
rekomendasi
Jadi peningkatan efektifitas dan
efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui perbaikan manajemen operasional dan rekomendasi pemupukan (Saputra. A. R, 2011).
31
2.4.5. Konsep pemupukan berimbang Pemupukan berimbang adalah menyediakan semua zat hara yang cukup sehingga tanaman dapat mencapai hasil yang tinggi dan bermutu serta meningkatkan pendapatan, jenis dan dosis pupuk yang ditambahkan harus sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. Keuntungan utama dari penerapan pemupukan berimbang adalah dapat memupuk lebih efisien karena jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah (Lingga dan Marsono, 2013).
32
III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Letak Geografis PKPM-2 ini dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1) yang termasuk dalam kelompok Wilmar Group, Desa Tapian Kandis, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. 3.2 Keadaan Iklim dan Tanah 3.2.1 Keadaan iklim Adapun data curah hujan dari rata-rata 5 tahun terakhir (2010 - 2015) di PT. AMP Plantation disajikan pada tabel 3 berikut. Tabel 3. Data curah hujan dan hari hujan 5 tahun terakhir di PT. AMP Plantation. Curah Hujan 5 Tahun Terakhir (2010 - 2015) Bulan
Curah Hujan (mm/bulan) Total CH
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des Total Rerata
688 290 735 899 504 138 188 154 270 580 518 234 5.198 433,167
Rata-rata
Hari Hujan (hari/bulan) Total HH
344 145 368 450 252 138 188 154 270 580 518 234 3.641 301,167
30 17 30 36 37 14 11 13 17 23 24 16 268 22
Rata-rata 15 9 15 18 19 14 11 13 17 23 24 16 194 16
Sumber : PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation 3.2.2 Keadaan tanah Jenis tanah di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation yang termasuk dalam kelompok Wilmar Group adalah Alluvial dan Organosol.
33
Tanah Alluvial atau tanah endapan banyak terdapat di dataran rendah, disekitar muara sungai, rawa-rawa, lembah-lembah, maupun kanan kiri aliran sungai
besar.
Profilnya
biasanya
belum
jelas.
Pada
umumnya
banyak
mengandung pasir dan liat. Tidak banyak mengandung unsur-unsur zat hara. Kesuburannya sedang hingga tinggi. Diseluruh Indonesia tanah-tanah ini merupakan tanah pertanian yang baik dan dimanfaatkan untuk tanaman pangan musiman hingga tahunan. Sedangkan tanah Organosol terbentuk didaerah rawa. Tanah organosol bersifat asam dan berwarna gelap. Bertekstur lunak dan basah. Kurang subur sehingga kurang cocok untuk dijadikan lahan untuk pertanian (Anonim, 2011). 3.3 Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation adalah salah satu perusahaan Swasta Nasional.
PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation berdiri 5
April
1994. PT. AMP Plantation mempunyai luas kebun 9.226,42 Ha sesuai dengan SK HGU dari Mentri Negara Agraria/Ka BPN Pusat dengan SK HGU Nomor: 102/HGU/BPN-1997,
SK
HGU
Nomor:
13/HGU/PBN-2000,
Nomor:
29/HGU/BPN99/A/21 dan Nomor 14-540. 1-23-2004. Yang dilengkapi dengan Sertifikat HGU Nomor:
09 Tanggal 29 Oktober 1997, Nomor: 10 Tanggal 29
Oktober 1997, Nomor:
15 Tanggal 23 Agustus 2000, Nomor: 11, Tanggal 31
Maret 2004, Nomor:
12 Tanggal Maret 2004, Nomor 01 Tanggal Maret
2004, dengan luas tertanam 7.362 Ha. Dan insfratruktur 1.435 Ha dengan total luas lahan tanaman keseluruhan 8.797 Ha. PT. AMP Plantation
memiliki pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) di
atas tanah seluas 200.900 m2 yang berlokasi di Jorong Tapian Kandis Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam Sumatera Barat dengan SK Bupati Agam Nomor:
34
125/IMB/BA/1994 tertanggal 22 Desember 1994 dan Nomor: 11/IMB/2005 Tanggal 13 September 2005. Kapasitas PKS PT. AMP Plantation 80 Ton/jam. PKS PT. AMP Plantation beroperasi sejak bulan September 1996 untuk pengolahan buah kelapa sawit (CPO) dan dikembangkan untuk pengolahan inti sawit dengan istilah lain Kernel Crushing Plant (KCP) yang menghasilkan Palm Kernel Oil (PKO) pada tahun 2005. PT. AMP Plantation memiliki 3 unit yaitu PT. AMP Plantation Unit I, PT. AMP Plantation Unit II, dan PT. AMP Plantation Unit III. Rincian luas lahan PT. AMP Plantation Unit I tempat lokasi praktek PKPM-2 mahasiswa adalah Perumahan staff
: 5 Ha
Perumahan Karyawan, Mesjid, TK
: 6 Ha
Kantor
: 2 Ha
Gudang, Bengkel
: 1,5 Ha
Perumahan Plasma
: 2 Ha
Klinik, Gudang Master
: 1,5 Ha
Kebun pembibitan
: 12 Ha
Kebun TBM
: 618,84 Ha
Kebun produksi (TM)
: 1.334,06 Ha
3.4 Keadaan Tanaman dan Produksi Unit Kebun Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Unit I ini terdiri dari 2 Phase yang masing-masing luasnya yaitu: Phase I : 618,84 Ha (tahun tanam 2013, 2014, 2015) atau Tanaman Belum Menghasilkan (TBM).
Phase II : 1.334,06 Ha (tahun tanam 1993, 1995, 1996, 1997) atau Tanaman Menghasilkan (TM) dan tahun tanam 1992 (rencana replanting 2015 dan 2016).
35
Tabel 4. Data produksi per tahun tanam (5 tahun terakhir atau 2010-2014). N Tahun tanam Tahun tanam Tahun tanam Tahun tanam Tahun tanam o 1992 (Ton 1993 (Ton 1995 (Ton 1996 (Ton 1997 (Ton TBS/ha/th) TBS/ha/th) TBS/ha/th) TBS/ha/th) TBS/ha/th) 1
2010 : 21,6
2010 : 30,2
2010 : 31,2
2010 : 30,2
2010 : 29,8
2
2011 : 20,4
2011 : 29,3
2011 : 30,4
2011 : 29,3
2011 : 28,5
3
2012 : 18,4
2012 : 28,8
2012 : 29,2
2012 : 30,5
2012 : 29,3
4
2013 : 16,9
2013 : 28,1
2013 : 29,4
2013 : 29,7
2013 : 27,3
5
2014 : 14,3
2014 : 28,9
2014 : 29,1
2014 : 29,9
2014 : 28,6
Rata-rata: 18,32
Rata-rata 29,1
: Rata-rata 29,9
: Rata-rata 29,9
: Rata-rata 28,7
:
Sumber : PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Unit I 3.5. Manajemen Perusahaan 3.5.1. Struktur organisasi perusahaan dan ketenagakerjaan Jumlah karyawan kebun Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation adalah sebanyak 2000 orang. Struktur organisasi PT. AMP Plantation Unit I, dapat dilihat pada Gambar 1.
36
Gambar 1. Struktur organisasi PT. AMP Plantation Unit 3.5.2. Uraian struktur organisasi 1) Estate Manager a. Tugas pokok Memimpin satu unit aktifitas kebun seluas 2.000-4.000 Ha dengan melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengorganisasian serta melakukan evaluasi dan analisa hasil kerja baik operasional lapangan maupun administrasi keuangan/pembukuan serta fungsi pelaporan manajemen sistem manajemen mutu dan lingkungan dan Roundtable On Sustainable Palm Oil (RSPO) serta sistem manajemen lainnya.
37
b. Tanggung jawab o
Merencanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi (panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal.
o
Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghndari kerja yang berulang.
o
Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.
o
Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke atasan.
2) Field Officer (Ka. Phase) a. Tugas pokok Memimpin satu phase aktifitas kebun seluas 1.000-1.500 Ha dengan melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengorganisasian serta melakukan evaluasi dan analisa hasil kerja baik operasional lapangan maupun administrasi untuk peningkatan produktifitas kerja sesuai dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan RSPO serta sistem manajemen lainnya b. Tanggung jawab o
Merencanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi (panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal.
o
Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghndari kerja yang berulang.
o
Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.
38
o
Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke atasan.
o
Melakukan evaluasi dan analisa kegiatan usaha pengelolaan kebun sebagai upaya untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik.
o
Detail job description ditetapkan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan struktur organisasi perusahaan
3) Sr. Field Conductor a. Tugas pokok Bertugas dan bertanggung jawab serta memiliki wewenang dalam seluruh kegiatan pengelolaan kebun seluas ± 500 ha dan membantu Officer dan Adm sesuai petunjuk teknis yang dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan RSPO serta sistem manajemen lainnya. b. Tanggung jawab o
Melaksanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi (panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal.
o
Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghndari kerja yang berulang.
o
Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.
o
Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke atasan.
o
Melakukan evaluasi dan analisa kegiatan usaha pengelolaan kebun sebagai upaya untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik.
39
o
Detail job description ditetapkan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan struktur organisasi perusahaan
4) Mandor a. Tugas pokok Bertanggung jawab terhadap pengawasan secara efisien terhadap gangnya dalam hal tugas yang berhubungan dengan pembibitan, pembukaan lahan, penanaman, perawatan kebun dan panen dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan RSPO serta sistem manajemen lainnya. b. Tanggung jawab o
Melakukan implementasi program kerja yang telah disepakati berdasarkan pada keadaan fisik, waktu, mutu, dan efisiensi.
o
Melakukan pengawasan terhadap gang-nya untuk tercapainya target sesuai dengan standar dengan menggunakan sumber daya manusia dan fisik secara efektif.
o
Memimpin gang-nya dan memelihara hubungan kerja dan semangat tim didalam gang-nya ataupun dengan gang yang lain.
o
Membuat laporan ke asisten berdasarkan pada produksi, produktifitas dan parameter lainnya sesuai dengan kesepakatan.
o
Memberikan pelatihan dan pengembangan terhadap anak buahnya didalam gang-nya.
o
Memastikan bahwa tenaga kerja mempunyai peralatan kerja yang sesuai standar untuk mempermudah pelaksanaan tugasnya.
o
Memastikan
bahwa
gang-nya
menjalankan
tugasnya
mengacu
kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku tentang lingkungan.
pada
40
o
Memastikan
bahwa
gang-nya
menjalankan
tugasnya
mengacu
pada
kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku tentang kesehatan dan keselamatan. o
Melakukan pengembangan dan pemeliharaan secara terbuka terhadap hubungan masyarakat sekitar.
3.5.3. Fasilitas dan kesejahteraan karyawan A. Sistem penggajian/upah Pada dasarnya ada dua sistem penggajian yang bisa digunakan, dimana tergantung pada masing – masing sifat pekerjaan, kondisi medan kerja kualitas mental dari tenaga kerja yaitu : a) Sistem harian tetap, dipilih jika hasil kerja per hari dapat diukur dengan pasti dan tenaga kerja memiliki disiplin kerja yang bagus. b) Sistem borongan, dipilih jika hasil kerja per hari tidak dapat diukur pasti dan tenaga kerja memiliki disiplin kerja yang rendah. Sedangkan untuk kriteria pembayaran komponen upah adalah sebagai berikut :
Upah Karyawan dalam 1 hari kerja adalah Rp. 64.600
Upah pemanen adalah harga per tandan Rp. 750
Upah knek/tukang muat 5000/ton
Tidak dibayar jika tidak bekerja baik pada hari kerja maupun hari libur.
B. Bonus, lembur, premi, tunjangan Bonus hanya diterima oleh Karyawan tetap dengan sistem penggajian bulanan yang pada saat pembagian bonus masih dalam status Karyawan, dan khusus diberikan serta diutamakan bagi Karyawan yang salam sistem penggajiannya tidak memperhitungkan upah lembur/premi.
41
Di PT. AMP Plantation memberlakukan pemberian tunjangan. Tunjangn terbagi
beberapa
jenis diantaranya
ialah
tunjangan
jabatan,
tunjangan
transportasi, tunjangan kecelakaan kerja dan tunjangan/sumbangan kematian bukan karena kecelakaan kerja serta tunjangan hari raya. C. Fasilitas umum dan khusus Fasilitas umum yang diberikan kepada semua Karyawan berupa air, rumah, listrik, mesjid, klinik, sekolah, bus untuk transportasi anak sekolah dan sarana olah raga. Fasilitas khusus diberikan kepada staff berupa motor untuk Asisten dan Ka. Phase dan mobil untuk Pimpinan/Manager. D. Cuti Karyawan yang sudah bekerja selama 12 (dua belas) bulan terus menerus, berhak atas istirahat tahunan/cuti selama 12 (dua belas) hari kerja. 1) Hak cuti/istirahat tahunan mulai timbul/ada, jika karyawan telah bekerja terlebih dahulu selama 12 (dua belas) bulan terus menerus dan untuk itu perusahaan wajib menyampaikan mulai berlakunya hak cuti kepada karyawan. 2)
Jatuhnya hak cuti tahunan bertepatan dengan tanggal masuk/mulai bekerjanya pekerja pada perusahaan.
3)
Pekerja yang akan mengambil hak cuti tahunan tersebut harus mengajukan permohnan terlebih dahuu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum melaksanakan cuti, kecuali dalam hal mendesak.
4)
Pelaksanaan cuti dapat dilaksanakan setelah ada persetujuan dari pimpinan perusahaan.
5)
Bagi pekerja yang memperpanjang cutinya atanpa pemberitahuan dan seizin perusahaan atau tanpa berita dianggap mangkir, kecuali dalam hal-hal yang
42
mendesak dan nyang bersangkutan harus dapat menunjukkan bukti-bukti atau alasan-alasan yang tepat. 6)
Pekerja yang menjalani cuti dan tidak kembali bekerja setelah lewat 5 (lima) hari
berturut-turut
dari
cutinya
berakhir
tanpa
berita,
dianggap
mengundurkan diri. 7)
Istirahat/cuti tahunan pada dasarnya harus dijalani secara keseluruhan dan dapat dipecah dalam beberapa bagian, namun mengingat kepentingan kedua belah pihak cuti tahunan dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang salah satu bagiannya paling sedikit 6 (enam) hari.
8)
Selama melaksanakan cuti maka, gaji/upah dibayar penuh.
9)
Perusahaan dapat menunda permohonan cuti dengan alasan kepentingan kerja yang ada. Penundaan yang dimaksud diberitahukan kepada karyawan secara tertulis dalam waktu 3 (tiga) hari seteah permohonan cuti diterima.
10) Hak cuti tidak dapat diganti dalam bentuk uang. 11) Hak atas istirahat/cuti tahunan gugur bilamana dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah lahirnya hak cuti tahunan itu pekerja ternyata tidak mempergunakan haknya bukan karena alasan-alasan yang diberikan oleh pengusaha atau karena alasan-alasan tertentu yang disampaikan oleh pekerja kepada pengusaha. 12) Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya kepada pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh agamanya (undang - undang ketenagakerjaan Nomor: 13 tahun 2003 pasal 80). 3.5.4. Keselamatan kerja 1) Tiap karyawan wajib menjaga keselamatan dirinya sendiri dan wajib memakai peralatan/perlengkapan
keselamatan
kerja
yang
telah
disiapakan
43
perusahaan, serta wajib mematuhi atau mengikuti dan melaksanakan ketentuan serta syarat-syarat
keselamatan dan perlindungan kerja yang
berlaku. 2) Peralatan dan perlengkapan kerja diberikan berdasarkan sifat dan jenis pekerjaan
dari karyawan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang
dimaksud dalam program sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dan mempertimbangkan kemampuan perusahaan. 3) Apabila karyawan melihat atau menemukan hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya/mengganggu kesehatan dan keamanan kerja, maka karyawan wajib melaporkan ke pimpinan 3.5.5. Prekrutan, mutasi, promosi, dan transfer karyawan Perekrutan pekerja pada PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation saat ini dengan cara melihat dan mengambil lamaran kerja yang masuk ke kantor pusat. Mutasi, pemindahan Karyawan pada PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation semuanya atas keputusan dan penilaian Manajemen pusat/Kantor pusat. Promosi Karyawan pada PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation semuanya atas keputusan dan penilaian Manajemen pusat/Kantor pusat. Transfer Karyawan tidak ada dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation.
3.6. Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Manajemen Pemupukan di PT. AMP Plantation 3.6.1. Perencanaan (planning)
44
PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation melakukan pemupukan kelapa sawit berdasarkan rekomendasi pemupukan yang dalam pembuatannya terlebih dahulu dilakukan analisa daun (KCD) satu kali dalam setahun yaitu biasanya dilakukan pada bulan April. Hasil dari kesatuan contoh daun (KCD) ini akan dibawa ke kantor pusat dan dianalisis di laboratorium. Kemudian hasil analisa daun tersebut digunakan untuk membuat rekomendasi pemupukan oleh pihak manajemen dan dijalankan oleh pihak lapangan. Rekomendasi pemupukan ini menjadi panduan dalam melakukan kegiatan pemupukan di PT. AMP Plantation. Dalam rekomendasi pemupukan jelas terlihat waktu, lokasi, jenis pupuk dan dosis pupuk yang diaplikasikan di lapangan. Rencana pemupukan berdasarkan rekomendasi pemupukan di PT. AMP Plantation dapat dilihat pada tabel berikut.
45
Tabel 5. Fertiliser Programme PT. AMP Plantation Unit I
Division 2
Divisi on
Block No.
Year of Plantin g
Feb NPK Supe rK
Fertiliser Dosage In Kilogram Per Palm Mar Apr May Jun
Jul
Dolomit e
MO P
Kieserit e
010 011 012
1992 1992 1993
2,75
-
-
013
1992
2,75
-
0,75
014 015
1993 1993
2,75
-
-
016
1993
2,50
2,00
0,75
017
1995
2,50
-
0,75
018
1995
2,50
-
0,75
019
1996
2,50
-
1,00
020
1995
2,50
2,00
-
021
1995
2,50
2,00
-
022
1996
2,50
-
0,75
023
1996
2,50
2,00
-
024
1997
2,50
-
0,75
Borat e
CuSO 5
Ure a
Replanting in 2015 Schedule for 2016 Replanting 1,2 1,7 5 5 1,2 1,7 5 5 Schedule for 2016 Replanting 1,2 1,7 5 5 0,15 1,2 1,5 5 0 1,2 1,7 5 5 1,2 1,5 5 0 1,5 1,5 0 0 1,2 1,5 5 0 1,2 1,5 5 0 0,15 1,2 1,5 5 0 1,2 1,5 5 0 0,15 1,2 1,5 5 0
Au g RP
Oct
Total
NPK Supe rK
Kg/Pal m
-
-
5,75
-
-
6,50
-
-
5,75
-
2,50
10,65
-
2,50
8,75
-
2,50
8,50
0,7 5 -
-
7,25
2,50
9,75
-
2,50
9,75
-
-
6,15
-
-
7,25
0,7 5
-
6,90
Sumber : Fertiliser Programme PT. AMP Plantation Unit I Dalam perencanaan pemupukan anorganik ketentuan-ketentuan lainnya yang harus direncanakan adalah : a. Persediaan alat seperti truk untuk membawa pupuk ke lapangan setiap pagi sebanyak 1 unit, sedangkan alat untuk menabur pupuk berupa ember, gendongan dan cawan. b. Dalam melakukan kegiatan pemupukan Alat Pelindung Diri (APD) wajib dipakai berupa masker, sarung tangan dan sepatu boot. c. Persiapan jumlah tenaga kerja seperti supir sebanyak 1 orang, pemuat dan pengecer pupuk sebanyak 4 orang dan tenaga kerja penabur sebanyak 8 - 10 orang. d. Standar kapasitas pekerja adalah 15 – 20 zak/HK.
46
e. Metode aplikasi yang digunakan adalah dengan cara memupuk dimulai dari barisan tengah (pokok ke 6) untuk 1 orang pekerja, setiap pekerja mendapat jatah memupuk setengah dari luasan blok. Pupuk disebar secara merata pada piringan.
3.6.2. Pengorganisasian Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Struktur organisasi yang djalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation menyusun dan menjalankan sistem organisasi yang terdiri atas tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing personil yang terdapat dalam struktur organisasi pada gambar 2 berikut.
47
Divisi Manager
Ka. Phase
Kasat
------ Staff Maintenance--- ---------(Field Assistant)
Kepala Gudang
Mandor ------------------- Transportasi Security
-----
Pemuat dan Pelangsir pupuk
Mandor Pupuk
-----
Supir Truk
Penabur pupuk
Gambar 2. Bentuk pengorganisasian kegiatan pemupukan Tangung jawab dan wewenang : a. Divisi Manager : Divisi Manager bertanggung jawab menjalankan prosedur kegiatan pemupukan yang telah diberi wewenang oleh pihak manajemen, mengawasi pelaksanaan aplikasi dan memeriksa hasilnya setiap hari, memonitor kelancaran aplikasi dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan. Divisi Manager memiliki wewenang untuk memberikan perintah kepada anggota untuk menjalankan perencanaan kegiatan pemupukan dengan baik dan memberikan sanksi kepada bawahan yang mengerjakan tugasnya tidak sesuai dengan aturan.
48
b. Ka. Phase Ka. Phase bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemupukan yang telah direncanakan, mengawasi kegiatan pemupukan dan memeriksa hasil kerja karyawan, dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan. Ka. Phase memiliki wewenang memberikan perintah kepada Staff Maintenance untuk menjalankan kegiatan pemupukan yang telah direncanakan dengan baik dan dapat memberikan teguran kepada anggota jika pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan aturan yang telah diberikan. c. Staff Maintenance (Field Assistant) Staff
Maintenance
memiliki
tanggung
jawab
dalam
pembuatan
perencanaan kegiatan pemupukan, mengatur distribusi kegiatan pupuk dari gudang ke lapangan, mengawasi pelaksanaan pemupukan dan memeriksa hasilnya. Wewenang Staff Maintenance yaitu dapat memberikan perintah dan teguran kepada Mandor dan pekerja. d. Kasat (Kepala Satpam) Kasat bertanggung jawab dalam memberikan perintah kepada anggota (security) untuk mengawasi kegiatan pemupukan dengan baik. Kasat memiliki wewenang untuk memberikan perintah kepada anggota dan memberikan teguran kepada anggota jika anggota tidak menjalankan tugasnya dengan baik. e. Security Security bertanggung jawab mengetahui jumlah pupuk dan pekerja yang menjalankan kegiatan pemupukan, mengawasi serta memastikan pupuk sampai ke lapangan. Dan memiliki wewenang
memberikan tindakan lanjut kepada
oknum yang melakukan kecurangan terhadap pupuk.
49
f.
Kepala Gudang Kepala gudang bertanggung jawab memberikan pupuk yang tersedia di
gudang sesuai dengan kebutuhan pupuk yang diperlukan dan mengawasi jumlah pupuk yang diangkut oleh jonder. Wewenang Kepala Gudang yaitu meminta bon kepada Staff Maintenance untuk mengetahui jumlah dan jenis pupuk yang diperlukan serta sebagai tanda bukti bahwa pupuk diangkut, menegur pekerja jika terjadi kesalahan dalam pengangkutan jumlah pupuk. g. Mandor Transportasi Mandor Transportasi bertanggung jawab menyediakan alat transportasi pupuk/truk. Wewenang Mandor Transportasi ialah memberikan perintah kepada supir truk untuk membawa pupuk ke lapangan. h. Mandor Pemupukan Mandor bertanggung jawab memberikan perintah kepada pekerja dan menegur pekerja bila terjadi kesalahan dalam melakukan kegiatan pemupukan, serta memberikan hasil kerja kepada Staff Maintenance. i.
Supir Truk Supir truk bertanggung jawab membawa pupuk dari gudang ke lapangan
dengan baik. j.
Pemuat dan pelangsir pupuk Pelangsir pupuk bertanggung jawab memuat pupuk dari gudang dan
menurunkan pupuk di collection road. k. Penabur pupuk Penabur pupuk bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan benar.
50
3.6.3. Pelaksanaan Pemupukan anorganik pada TM kelapa sawit dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation adalah sebagai berikut : a) NPK Super K+ Pupuk NPK Super K+ memiliki kandungan 13 – 8 – 27 – 4 + 0,58. Berdasarkan perencanaan jadwal pemupukan NPK Super K+ dilakukan pada bulan Februari, namun pelaksanaannya dapat dilakukan pada bulan Maret dikarenakan ketersediaan pupuk di gudang yang tidak mencukupi sehingga diperlukan kebijakan untuk mengundur pengaplikasian pemupukan NPK Super K+ sambil menunggu ketersediaan pupuk terpenuhi. Dosis pupuk NPK Super K+ yang digunakan ialah 2,5 kg/pokok. Dalam pelaksanaannya, penabur memiliki arealnya masing-masing. Areal untuk setiap penabur ialah separuh jumlah tanaman kelapa sawit dalam barisan. Standar untuk pemupukan NPK Super K+ adalah 16 karung/HKO. Pemupukan NPK Super K+ dilakukan dengan rotasi 2 kali dalam setahun. b) Rock Phosphate Rock Phosphate (RP) memiliki kandungan 29,73% P2O5. Kegiatan pemupukan RP dilakukan pada bulan Agustus. Areal untuk setiap penabur ialah separuh jumlah tanaman kelapa sawit dalam barisan. Pupuk ditabur pada piringan secara melingkar dan merata dengan dosis 750 gr/pokok. Rotasi pemupukan RP adalah 1 kali dalam setahun. c) Borate Borate mempunyai kandungan 99,9% Na2B4 O7.5H2O. Pelaksanaan pemupukan Borate dilakukan pada bulan Mei dengan dosis 150 gr/pokok. Pupuk Borate diletakkan pada batang dekat akar, hal ini dilakukan karena mengingat
51
unsur hara mikro sangat sedikit dibutuhkan oleh tanaman. Agar unsur hara mikro ini tersedia untuk waktu yang cukup lama, maka dilakukan hal demikian. Rotasi pemupukan Borate adalah 1 kali setahun. d) Kieserite Kieserite
mempunyai
kandungan
MgO
26,05%
dan
S
21,15%.
Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur pada piringan dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Dosis yang digunakan ialah 750 gr/pokok. Rotasi pemupukan Kieserite adalah satu kali salam setahun. e) Urea Pupuk Urea memiliki kandungan N 46%. Pemupukan ini dilakukan dengan cara menaburkan pupuk pada piringan tanaman kelapa sawit dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Dosis yang digunakan ialah 1,25 kg/pokok. Rotasi pemupukan Urea adalah satu kali dalam setahun. f) Dolomite Dolomite mempunyai kandungan MgO 23%, CaO 30%, Al2O3+Fe2O3 2%. Pupuk Dolomite ditabur pada piringan secara merata dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Dosis yang digunakan ialah 2 kg/pokok. Rotasi pemupukan Dolomite adalah satu kali dalam setahun. g) MOP MOP (Murate of Photash) mempunyai kandungan K2O 60% dan Cl 35% ditabur secara merata pada piringan dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Dosis yang digunakan ialah 1,5 kg/pokok. Rotasi pemupukan MOP adalah satu kali dalam setahun.
52
3.6.4. Pengawasan Pengawasan yang dilakukan oleh Staff Maintenance, Mandor dan Security di lapangan. Pengawasan dilakukan dengan cara melihat pengaplkasian pupuk di lapangan apakah pupuk diaplikasikan di lapangan atau tidak, dan dengan cara melihat apakah pupuk ditabur secara merata pada piringan atau tidak. Setelah kegiatan pemupukan selesai, penabur membawa kembali karung bekas pupuk dan mengumpulkannya di gudang. Dengan tujuan untuk melihat apakah pupuk teraplikasikan di lapangan sesuai dengan jumlah yang direncanakan atau tidak.
53
IV. METODOLOGI PELAKSANAAN
4.1. Tempat dan Waktu Kegiatan tugas akhir ini dilaksanakan di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Desa Tapian Kandis, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini berlangsung ± 3 bulan dimulai dari tanggal 18 Maret 2015 sampai dengan 13 Juni 2015.
4.2. Metode Pelaksanaan Data yang diperoleh dari kegiatan pemupukan anorganik pada tanaman kelapa sawit di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Unit I yang menyangkut aspek teknis di lapangan dan aspek manajemennya maka dilakukan dengan mengikuti kegiatan pemupukan di lapangan maupun diskusi. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk NPK Super K+, Kieserite, Rock Posfat, Dolomite, Urea, MOP, dan Borate.
4.3. Pengumpulan Data dan Informasi Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. a. Data primer Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan dan tanya jawab langsung dengan Karyawan, Mandor, Asisten dan Divisi Manajer serta pihak yang terkait dengan laporan ini dan masalah-masalah lain yang ada hubungannya dengan perusahaan serta data yang berasal dari PT. Agro Masang Perkasa (AMP) Plantation dalam bentuk buku panduan dan penunjang.
54
b. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari buku-buku penunjang yang berhubungan dengan tanaman kelapa sawit lainnya. Informasi yang dikumpulkan diantaranya berupa gambaran umum Perusahaan mengenai sejarah perusahaan, keadaan iklim dan tanah perusahaan, organisasi perusahaan, sumberdaya perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan.
4.4. Analisis Data dan Informasi Hasil yang diperoleh dari kegiatan PKPM-2 digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan tugas akhir yang ditekankan pada aspek kegiatan dan manajemen pemupukan. Hasil yang diperoleh berupa data pengamatan, dan pengumpulan informasi, serta data mengenai segi teknis dan manajemen di kebun. Data primer diperoleh menggunakan metode diskusi dan pengamatan lapangan.
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan
mempelajari laporan manajemen serta dokumentasi kebun.
55
V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisa Hasil Dalam pelaksanaan kegiatan pemupukan satu (1) periode (satu kali aplikasi),
PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Unit I menggunakan
jumlah tenaga kerja pemuat dan pengecer pupuk sebanyak 4 orang, supir truk sebanyak 1 orang, penabur pupuk sebanyak 8 orang dan security sebanyak 1 orang. Mengenai prosedur mulai dari memuat pupuk, mengecer dan menabur pupuk dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Kegiatan pemupukan dimulai dari memuat pupuk di gudang pupuk. Pupuk dimuat kedalam truk oleh 4 orang pemuat pupuk. Jumlah pupuk yang dimuat harus sesuai dengan kebutuhan jumlah pupuk yang diaplikasikan ke lapangan. Berikut gambar kegiatan memuat pupuk kedalam truk (Gambar 3.).
Gambar 3. Muat pupuk di gudang
56
Setelah kegiatan memuat pupuk di gudang pupuk selesai, pupuk diecer di collection road pada setiap pasar pikul yang masing-masingnya 1 zak. Berikut gambar kegiatan mengecer pupuk di collection road (Gambar 4.).
Gambar 4. Pengeceran pupuk di lapangan
Pupuk diecer oleh pekerja di collection road. Untuk setiap pasar pikul masingmasing 1 zak pupuk diturunkan dari truk (Gambar 5.).
Gambar 5. Pupuk diecer di collection road
57
Setelah pupuk diecer, pekerja penabur pupuk mulai bekerja sesuai dengan tugasnya. Pupuk dipindahkan kedalam ember untuk memudahkan penabur bekerja. Berikut gambar pengisian pupuk kedalam ember (Gambar 6.).
Gambar 6. Pengisian pupuk di ember
Pupuk ditabur secara melingkar dan merata pada piringan tanaman kelapa sawit dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Berikut gambar penaburan pupuk pada piringan tanaman kelapa sawit (Gambar 7.).
Gambar 7. Penaburan pupuk pada piringan
58
Dalam pengaplikasian pupuk dilapangan harus dilakukan dengan baik. Agar tujuan dari kegiatan pemuupukan tercapai. Pupuk ditabur secara melingkar dan merata pada piringan tanaman kelapa sawit. Berikut hasil kerja penabur dalam menjalankan tugasnya (Gambar 8.).
Gambar 8. Hasil taburan pupuk pada piringan
59
Analisa hasil masing-masing kegiatan pemupukan sebagai berikut : 1) Kegiatan pemupukan dengan menggunakan NPK Super K+
Luas
: 23,14 Ha & 17,03 Ha (luas Blok kecil)
Frekuensi per tahun
: 2 kali dalam setahun
Penggunaan Bahan Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan NPK Super K+
selama 1 tahun sebesar Rp. 100.368.688 dengan uraian seperti pada Tabel 6. Tabel 6. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan NPK Super K+ selama 1 tahun. No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga/Satuan Biaya (Rp) (Rp) 1 Pupuk NPK Super Kg 23.296 4.303 100.242.688 K+ 2 Solar Liter 10 12.600 126.000 Total 100.368.688 Jumlah pupuk yang dibutuhkan didapat hasil perkalian sebagai berikut : {(Luas lahan × Jumlah populasi dalam 1 ha × dosis pupuk) × Frekuensi per tahun} Jadi, {( 23,14 ha + 17,03 ha) × 116 × 2,5 kg) × 2}= 23.296 Kg Sedangkan kebutuhan solar didapat dari : (Jarak tempuh/4 Km) × Frekuensi per tahun Jarak tempuh truk yang digunakan untuk kegiatan pemupukan sekali aplikasi sejauh 20 Km. Untuk jarak tempuh 4 Km truk akan menghabiskan solar sebanyak 1 liter. Jadi solar yang terpakai :
20 × 2 = 10 liter. 4
60
Penggunaan Alat Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan NPK Super K+
selama 1 tahun sebesar Rp. 177.140 dengan uraian seperti pada Tabel 7. Tabel 7. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan NPK Super K+ selama 1 tahun. No Nama Alat Satuan Jumlah Harga/unit Biaya terpakai (Rp) (Rp) 1 Gendongan* Buah 0,04 10.000 400 2 Ember* Buah 0,04 15.000 600 3 Pisau* Buah 0,04 1.500 60 4 Cawan* Buah 0,04 2.000 80 5 Truk** Unit 0,0005 352.000.000 176.000 Jumlah 177.140 Ket : * : Usia ekonomis 1 tahun (365 hari) ** : Usia ekonomis 10 tahun (3650 hari) Untuk mencari jumlah kebutuhan alat yang terpakai didapat dari perhitungan : Jumlah rotasi × Jumlah alat yang digunakan Usia ekonomis Gendongan digunakan sebagai alat bantu penabur untuk mengangkat ember yang berisi pupuk. Ember digunakan sebagai tempat pupuk. Pisau berfungsi sebagai alat memotong tali pengait karung pupuk, sedangkan cawan berfungsi sebagai tempat takaran dosis pupuk yang digunakan. Serta truk digunakan sebagai alat transportasi pengangkutan pupuk dari gudang ke lahan.
61
Penggunaan Tenaga Kerja Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan NPK Super
K+ selama 1 tahun sebesar Rp. 1.808.800 dengan uraian seperti pada Tabel 8. Tabel 8. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan NPK Super K+ selama 1 tahun. No Jenis Sub Waktu Satuan Jumlah Harga/Satuan Biaya Kegiatan Pelaksanaan (Rp) (Rp) 1. Memuat pupuk ke 07.00 truk dan HK 8 64.600 516.800 08.30 mengecer pupuk 2 Membawa 08.30 – pupuk HK 2 64.600 129.200 09.00 dengan truk 3 Menebar pupuk di 09.00 – piringan HK 16 64.600 1.033.600 14.00 secara merata 4 Mengawasi 07.00 – HK 2 64.600 129.200 pupuk 14.00 Jumlah 1.808.800 Rekapitulasi Biaya Pemupukan NPK Super K+ Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan NPK Super K+ selama 1 tahun sebesar Rp. 102.354.628 dengan uraian seperti pada Tabel 9. Tabel 9. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakn NPK Super K+ selama 1 tahun. No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1 Biaya Bahan 100.368.688 2 Biaya Alat 177.140 3 Biaya Tenaga kerja 1.808.800 4 Total Biaya 102.354.628 5 Biaya Per Ha 2.548.037 6 Biaya Per tanaman 21.966 Untuk biaya per Ha dan biaya per tanaman didapat hasil perhitungan sebagai berikut : Biaya per Ha : Total Biaya/Luas Lahan : Rp. 102.354.628/40,17 Ha = Rp. 2.548.037
62
Biaya per tanam : Biaya per Ha/populasi 1 Ha : Rp. 2.548.037/116 pokok : Rp. 21.966
Biaya Pemupukan NPK Super K+ per Blok dan per Phase Biaya pemupukan per Blok dan per Phase (Divisi) pada pemupukan TM menggunakan NPK Super K+ selama 1 tahun sebesar Rp. 257.224.335 dan Rp. 3.252.314.427 dengan uraian seperti pada Tabel 10. Tabel 10. Biaya pemupukan pada pemupukan TM menggunakan NPK Super K+ per Blok dan per Phase selama 1 tahun. Biaya per Ha Biaya per Blok (Rp) Biaya per Phase (Rp) No (Rp) (luas = 100,95 Ha) (Luas =1.276,40 Ha) 1. 2.548.037 257.224.335 3.252.314.427 Untuk biaya per blok dan biaya phase didapat dari hasil sebagai berikut : Biaya per blok
: Biaya per Ha X Luas per Blok : Rp. 2.548.037 X 100,95 Ha : Rp. 257.224.335
Biaya per phase
: Biaya per Ha X Luas per Phase : Rp. 2.548.037 X 1.276,40 Ha : Rp. 3.252.314.427
63
2) Kegiatan pemupukan dengan menggunakan Kieserite
Luas
: 26,77 ha & 22,19 ha (luas Blok kecil)
Frekuensi per tahun
: 1 kali dalam setahun
Penggunaan Bahan Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Kieserite selama
1 tahun sebesar Rp. 15.842.310 dengan uraian seperti pada Tabel 11. Tabel 11. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Kieserite selama 1 tahun. No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga/Satuan Biaya (Rp) (Rp) 1 Pupuk Kieserite Kg 4.371 3.610 15.779.310 2
Solar
Liter
5
12.600 Total
63.000 15.842.310
Jumlah pupuk yang dibutuhkan didapat hasil perkalian sebagai berikut : {(Luas lahan × Jumlah populasi dalam 1 ha × dosis pupuk) × Frekuensi per tahun} Jadi, {( 26,77 ha + 22,19 ha) × 119 × 0,75 Kg) × 1} = 4.371 Kg Sedangkan kebutuhan solar didapat dari : (Jarak tempuh/4 Km) × Frekuensi per tahun Jarak tempuh truk yang digunakan untuk kegiatan pemupukan sekali aplikasi sejauh 20 Km. Untuk jarak tempuh 4 Km truk akan menghabiskan solar sebanyak 1 liter. Jadi solar yang terpakai :
20 × 1 = 5 liter. 4
64
Penggunaan Alat
Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Kieserite selama 1 tahun sebesar Rp. 106.170 dengan uraian seperti pada Tabel 12. Tabel 12. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Kieserite selama 1 tahun. No Nama Alat Satuan Jumlah Harga/unit Biaya terpakai (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5
Gendongan* Ember* Pisau* Cawan* Truk**
Ket : * **
Buah Buah Buah Buah Unit
0,02 10.000 0,02 15.000 0,02 1.500 0,02 2.000 0,0003 352.000.000 Jumlah : Usia ekonomis 1 tahun (365 hari) : Usia ekonomis 10 tahun (3650 hari)
200 300 30 40 105.600 106.170
Untuk mencari jumlah kebutuhan alat yang terpakai didapat dari perhitungan : Jumlah rotasi × Jumlah alat yang digunakan Usia ekonomis Gendongan digunakan sebagai alat bantu penabur untuk mengangkat ember yang berisi pupuk. Ember digunakan sebagai tempat pupuk. Pisau berfungsi sebagai alat memotong tali pengait karung pupuk, sedangkan cawan berfungsi sebagai tempat takaran dosis pupuk yang digunakan. Serta truk digunakan sebagai alat transportasi pengangkutan pupuk dari gudang ke lahan.
65
Penggunaan Tenaga Kerja Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan Kieserite
selama 1 tahun sebesar Rp. 904.400 dengan uraian seperti pada Tabel 13. Tabel 13. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan selama 1 tahun. No Jenis Sub Waktu Satuan Jumlah Harga/Satuan Kegiatan Pelaksanaan (Rp) 1. Memuat pupuk ke truk dan 07.00 - 08.30 HK 4 64.600 mengecer pupuk 2 Membawa pupuk 08.30 – 09.00 HK 1 64.600 dengan truk 3 Menebar pupuk di piringan 09.00 – 14.00 HK 8 64.600 secara merata 4 Mengawasi 07.00 – 14.00 HK 1 64.600 pupuk Jumlah
Kieserite Biaya (Rp)
258.400
64.600
516.800
64.600 904.400
Rekapitulasi Biaya Pemupukan Kieserite Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Kieserite selama 1 tahun sebesar Rp. 16.852.880 dengan uraian seperti pada Tabel 14. Tabel 14. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Kieserite selama 1 tahun No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1 Biaya Bahan 15.842.310 2 Biaya Alat 106.170 3 Biaya Tenaga kerja 904.400 4 Total Biaya 16.852.880 5 Biaya Per Ha 344.217 6 Biaya Per tanaman 2.893 Untuk biaya per Ha dan biaya per tanaman didapat hasil perhitungan sebagai berikut : Biaya per Ha : Total Biaya/Luas Lahan : Rp. 16.852.880/48,96 Ha = Rp. 344.217
66
Biaya per tanaman : Biaya per Ha/populasi 1 Ha : Rp. 344.217/119 pokok : Rp. 2.893 Biaya Pemupukan Kieserite per Blok dan per Phase Biaya pemupukan per Blok dan per Phase (Divisi) pada pemupukan TM menggunakan Kieserite selama 1 tahun sebesar Rp. 35.402.718 dan Rp. 439.358.579 dengan uraian seperti pada Tabel 15. Tabel 15. Biaya pemupukan pada TM menggunakan Kieserite per Blok dan per Phase selama 1 tahun. Biaya per Ha Biaya per Blok (Rp) Biaya per Phase (Rp) No (Rp) (Luas = 102,85 Ha) (Luas =1.276,40 Ha) 1. 344.217 35.402.718 439.358.579 Untuk biaya per blok dan biaya phase didapat dari hasil perhitungan sebagai berikut : Biaya per blok
: Biaya per Ha X Luas per Blok : Rp. 344.217 X 102,85 Ha : Rp. 35.402.718
Biaya per phase
: Biaya per Ha X Luas per Phase : Rp. 344.217 X 1.276,40 Ha : Rp. 439.358.579
67
3) Kegiatan pemupukan dengan menggunakan Urea
Luas
: 23,14 ha & 17,03 ha (luas Blok kecil)
Frekuensi per tahun
: 1 kali dalam setahun
Penggunaan Bahan Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Urea selama 1
tahun sebesar Rp. 26.595.875 dengan uraian seperti pada Tabel 16. Tabel 16. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan urea selama 1 tahun. No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga/Satuan Biaya (Rp) (Rp) 1 Pupuk Urea Kg 5.825 4.555 26.532.875 2 Solar Liter 5 12.600 63.000 Total 26.595.875 Jumlah pupuk yang dibutuhkan didapat hasil perkalian sebagai berikut : {(Luas lahan × Jumlah populasi dalam 1 ha × dosis pupuk) × Frekuensi per tahun} Jadi, {( 23,14 ha + 17,03 ha) × 116 × 1,25 Kg) × 1} = 5.825 Kg Sedangkan kebutuhan solar didapat dari : (Jarak tempuh/4 Km) × Frekuensi per tahun Jarak tempuh truk yang digunakan untuk kegiatan pemupukan sekali aplikasi sejauh 20 Km. Untuk jarak tempuh 4 Km truk akan menghabiskan solar sebanyak 1 liter. Jadi solar yang terpakai :
20 × 1 = 5 liter. 4
68
Penggunaan Alat Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Urea selama 1
tahun sebesar Rp. 106.170 dengan uraian seperti pada Tabel 17. Tabel 17. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Urea selama 1 tahun. No Nama Alat Satuan Jumlah Harga/unit Biaya terpakai (Rp) (Rp) 1 Gendongan* Buah 0,02 10.000 200 2 Ember* Buah 0,02 15.000 300 3 Pisau* Buah 0,02 1.500 30 4 Cawan* Buah 0,02 2.000 40 5 Truk** Unit 0,0003 352.000.000 105.600 Jumlah 106.170 Ket : * : Usia ekonomis 1 tahun (365 hari) ** : Usia ekonomis 10 tahun (3650 hari) Untuk mencari jumlah kebutuhan alat yang terpakai didapat dari perhitungan : Jumlah rotasi × Jumlah alat yang digunakan Usia ekonomis Gendongan digunakan sebagai alat bantu penabur untuk mengangkat ember yang berisi pupuk. Ember digunakan sebagai tempat pupuk. Pisau berfungsi sebagai alat memotong tali pengait karung pupuk, sedangkan cawan berfungsi sebagai tempat takaran dosis pupuk yang digunakan. Serta truk digunakan sebagai alat transportasi pengangkutan pupuk dari gudang ke lahan.
69
Penggunaan Tenaga Kerja Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan Urea
selama 1 tahun sebesar Rp. 904.400 dengan uraian seperti pada Tabel 18. Tabel 18. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan selama 1 tahun. No Jenis Sub Waktu Satuan Jumlah Harga/Satuan Kegiatan Pelaksanaan (Rp) 1. Memuat pupuk ke truk dan 07.00 - 08.30 HK 4 64.600 mengecer pupuk 2 Membawa 08.30 – pupuk HK 1 64.600 09.00 dengan truk 3 Menebar pupuk di 09.00 – piringan HK 8 64.600 14.00 secara merata 4 Mengawasi 07.00 – HK 1 64.600 pupuk 14.00 Jumlah
Urea Biaya (Rp)
258.400
64.600
516.800
64.600 904.400
Rekapitulasi Biaya Pemupukan Urea Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Urea selama 1 tahun sebesar Rp. 27.606.445 dengan uraian seperti pada Tabel 19. Tabel 19. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Urea selama 1 tahun. No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1 Biaya Bahan 26.595.875 2 Biaya Alat 106.170 3 Biaya Tenaga kerja 904.400 4 Total Biaya 27.606.445 5 Biaya Per Ha 687.240 6 Biaya Per tanaman 5.924 Untuk biaya per Ha dan biaya per tanaman didapat hasil perhitungan sebagai berikut :
70
Biaya per Ha : Total Biaya/Luas Lahan : Rp. 27.606.445/40,17 Ha = Rp. 687.240 Biaya per tanaman : Biaya per Ha/populasi 1 Ha : Rp. 687.240/116 pokok : Rp. 5.924 Biaya Pemupukan Urea per Blok dan per Phase Biaya pemupukan TM menggunakan Urea per Blok dan per Phase (Divisi) selama 1 tahun sebesar Rp. 69.376.878 dan Rp. 877.193.136 dengan uraian seperti pada Tabel 20. Tabel 20. Biaya pemupukan TM menggunakan Urea per Blok dan per Phase selama 1 tahun. Biaya per Ha Biaya per Blok (Rp) Biaya per Phase (Rp) No (Rp) (Luas = 100,95 Ha) (Luas =1.276,40 Ha) 1. 687.240 69.376.878 877.193.136 Untuk biaya per blok dan biaya phase didapat hasil perhitungan sebagai berikut : Biaya per blok
: Biaya per Ha X Luas per Blok : Rp. 687.240 X 100,95 Ha : Rp. 69.376.878
Biaya per phase
: Biaya per Ha X Luas per Phase : Rp. 687.240 X 1.276,40 Ha : Rp. 877.193.136
71
4) Kegiatan pemupukan dengan menggunakan Dolomite
Luas
: 23,14 Ha & 17,03 Ha (luas Blok kecil)
Frekuensi per tahun
: 1 kali dalam setahun
Penggunaan Bahan Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Dolomite selama
1 tahun sebesar Rp. 5.886.750 dengan uraian seperti pada Tabel 21. Tabel 21. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Dolomite selama 1 tahun. No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga/Satuan Biaya (Rp) (Rp) 1 Pupuk Dolomite Kg 9.318 625 5.823.750 2 Solar Liter 5 12.600 63.000 Total 5.886.750 Jumlah pupuk yang dibutuhkan didapat hasil perkalian sebagai berikut : {(Luas lahan × Jumlah populasi dalam 1 ha × dosis pupuk) × Frekuensi per tahun} Jadi, {( 23,14 ha + 17,03 ha) × 116 × 2 Kg) × 1} = 9.318 Kg Sedangkan kebutuhan solar didapat dari : (Jarak tempuh/4 Km) × Frekuensi per tahun Jarak tempuh truk yang digunakan untuk kegiatan pemupukan sekali aplikasi sejauh 20 Km. Untuk jarak tempuh 4 Km truk akan menghabiskan solar sebanyak 1 liter. Jadi solar yang terpakai :
20 × 1 = 5 liter. 4
72
Penggunaan Alat Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Dolomite selama 1
tahun sebesar Rp. 106.170 dengan uraian seperti pada Tabel 22. Tabel 22. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Dolomite selama 1 tahun. No Nama Alat Satuan Jumlah Harga/unit Biaya terpakai (Rp) (Rp) 1 Gendongan* Buah 0,02 10.000 200 2 Ember* Buah 0,02 15.000 300 3 Pisau* Buah 0,02 1.500 30 4 Cawan* Buah 0,02 2.000 40 5 Truk** Unit 0,0003 352.000.000 105.600 Jumlah 106.170 Ket : * : Usia ekonomis 1 tahun (365 hari) ** : Usia ekonomis 10 tahun (3650 hari) Untuk mencari jumlah kebutuhan alat yang terpakai didapat dari perhitungan : Jumlah rotasi × Jumlah alat yang digunakan Usia ekonomis Gendongan digunakan sebagai alat bantu penabur untuk mengangkat ember yang berisi pupuk. Ember digunakan sebagai tempat pupuk. Pisau berfungsi sebagai alat memotong tali pengait karung pupuk, sedangkan cawan berfungsi sebagai tempat takaran dosis pupuk yang digunakan. Serta truk digunakan sebagai alat transportasi pengangkutan pupuk dari gudang ke lahan.
73
Penggunaan Tenaga Kerja Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan Dolomite
selama 1 tahun sebesar Rp. 904.400 dengan uraian seperti pada Tabel 23. Tabel 23. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan Dolomite selama 1 tahun. No Jenis Sub Waktu Satuan Jumlah Harga/Satuan Biaya Kegiatan Pelaksanaan (Rp) (Rp) 1. Memuat pupuk ke truk dan 07.00 - 08.30 HK 4 64.600 258.400 mengecer pupuk 2 Membawa 08.30 – pupuk HK 1 64.600 64.600 09.00 dengan truk 3 Menebar pupuk di 09.00 – piringan HK 8 64.600 516.800 14.00 secara merata 4 Mengawasi 07.00 – HK 1 64.600 64.600 pupuk 14.00 Jumlah 904.400
74
Rekapitulasi Biaya Pemupukan Dolomite Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Dolomite selama 1 tahun sebesar Rp. 6.897.320 dengan uraian seperti pada Tabel 24. Tabel 24. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Dolomite selama 1 tahun. No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1 Biaya Bahan 5.886.750 2 Biaya Alat 106.170 3 Biaya Tenaga kerja 904.400 4 Total Biaya 6.897.320 5 Biaya Per Ha 171.703 6 Biaya Per tanaman 1.480 Untuk biaya per Ha dan biaya per tanaman didapat hasil perhitungan sebagai berikut : Biaya per Ha : Total Biaya/Luas Lahan : Rp. 6.897.320/40,17 Ha : Rp. 171.703 Biaya per tanaman : Biaya per Ha/populasi 1 Ha : Rp. 171.703/116 pokok : Rp. 1.480
Biaya Pemupukan Dolomite per Blok dan per Phase Biaya pemupukan TM menggunakan Dolomite per Blok dan per Phase (Divisi) selama 1 tahun sebesar Rp. 17.333.418 dan Rp. 219.161.709 dengan uraian seperti pada Tabel 25. Tabel 25. Biaya pemupukan pada TM menggunakan Dolomite per Blok dan per Phase selama 1 tahun. Biaya per Ha Biaya per Blok (Rp) Biaya per Phase (Rp) No (Rp) (Luas = 100,95 Ha) (Luas =1.276,40 Ha) 1. 171.703 17.333.418 219.161.709
75
Untuk biaya per blok dan biaya phase didapat hasil perhitungan sebagai berikut : Biaya per blok
: Biaya per Ha X Luas per Blok : Rp. 171.703 X 100,95 Ha : Rp. 17.333.418
Biaya per phase
: Biaya per Ha X Luas per Phase : Rp. 171.703 X 1.276,40 Ha : Rp. 219.161.709
5) Kegiatan pemupukan dengan menggunakan Borate
Luas
: 26,77 ha & 22,19 ha (luas Blok kecil)
Frekuensi per tahun
: 1 kali dalam setahun
Penggunaan Bahan Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Borate selama 1
tahun sebesar Rp. 7.902.780 dengan uraian seperti pada Tabel 26. Tabel 26. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Borate selama 1 tahun. No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga/Satuan Biaya (Rp) (Rp) 1 Pupuk Borate Kg 876 8.970 7.839.780 2 Solar Liter 5 12.600 63.000 Total 7.902.780 Jumlah pupuk yang dibutuhkan didapat hasil perkalian sebagai berikut : {(Luas lahan × Jumlah populasi dalam 1 ha × dosis pupuk) × Frekuensi per tahun} Jadi, {( 26,77 ha + 22,19 ha) × 119 × 0,15 Kg) × 1} = 8.970 Kg Sedangkan kebutuhan solar didapat dari : (Jarak tempuh/4 Km) × Frekuensi per tahun
76
Jarak tempuh truk yang digunakan untuk kegiatan pemupukan sekali aplikasi sejauh 20 Km. Untuk jarak tempuh 4 Km truk akan menghabiskan solar sebanyak 1 liter. Jadi solar yang terpakai :
20 × 1 = 5 liter. 4
Penggunaan Alat
Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Borate selama 1 tahun sebesar Rp. 106.170 dengan uraian seperti pada Tabel 27. Tabel 27. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Borate selama 1 tahun. No Nama Alat Satuan Jumlah Harga/unit Biaya terpakai (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5
Gendongan* Ember* Pisau* Cawan* Truk**
Ket : * **
Buah Buah Buah Buah Unit
0,02 10.000 0,02 15.000 0,02 1.500 0,02 2.000 0,0003 352.000.000 Jumlah : Usia ekonomis 1 tahun (365 hari) : Usia ekonomis 10 tahun (3650 hari)
200 300 30 40 105.600 106.170
Untuk mencari jumlah kebutuhan alat yang terpakai didapat dari perhitungan : Jumlah rotasi × Jumlah alat yang digunakan Usia ekonomis Gendongan digunakan sebagai alat bantu penabur untuk mengangkat ember yang berisi pupuk. Ember digunakan sebagai tempat pupuk. Pisau berfungsi sebagai alat memotong tali pengait karung pupuk, sedangkan cawan berfungsi sebagai tempat takaran dosis pupuk yang digunakan. Serta truk digunakan sebagai alat transportasi pengangkutan pupuk dari gudang ke lahan.
77
Penggunaan Tenaga Kerja Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan Borate
selama 1 tahun sebesar Rp. 904.400 dengan uraian seperti pada Tabel 28. Tabel 28. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan Borate selama 1 tahun. No Jenis Sub Waktu Satuan Jumlah Harga/Satuan Biaya Kegiatan Pelaksanaan (Rp) (Rp) 1. Memuat pupuk ke truk dan 07.00 - 08.30 HK 4 64.600 258.400 mengecer pupuk 2 Membawa 08.30 – pupuk HK 1 64.600 64.600 09.00 dengan truk 3 Menebar pupuk di 09.00 – piringan HK 8 64.600 516.800 14.00 secara merata 4 Mengawasi 07.00 – HK 1 64.600 64.600 pupuk 14.00 Jumlah 904.400 Rekapitulasi Biaya Pemupukan Borate Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Borate selama 1 tahun sebesar Rp. 8.913.350 dengan uraian seperti pada Tabel 29. Tabel 29. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Borate selama 1 tahun. No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1 Biaya Bahan 7.902.780 2 Biaya Alat 106.170 3 Biaya Tenaga kerja 904.400 4 Total Biaya 8.913.350 5 Biaya Per Ha 182.054 6 Biaya Per tanaman 1.530 Untuk biaya per Ha dan biaya per tanaman didapat hasil perhitungan sebagai berikut : Biaya per Ha : Total Biaya/Luas Lahan : Rp. 6.897.320/48,96 Ha = Rp. 182.054
78
Biaya per tanaman : Biaya per Ha/populasi 1 Ha : Rp. 182.054/119 pokok : Rp. 1.530 Biaya Pemupukan Borate per Blok dan per Phase Biaya pemupukan TM menggunakan Borate per Blok dan per Phase (Divisi) selama 1 tahun sebesar Rp. 18.724.254 dan Rp. 232.373.726 dengan uraian seperti pada Tabel 30. Tabel 30. Biaya pemupukan TM menggunakan Borate per Blok dan per Phase selama 1 tahun. Biaya per Ha Biaya per Blok (Rp) Biaya per Phase (Rp) No (Rp) (Luas = 102,85 Ha) (Luas =1.276,40 Ha) 1. 182.054 18.724.254 232.373.726 Untuk biaya per blok dan biaya phase didapat hasil perhitungan sebagai berikut: Biaya per blok
: Biaya per Ha X Luas per Blok : Rp. 182.054 X 102,85 Ha : Rp. 18.724.254
Biaya per phase
: Biaya per Ha X Luas per Phase : Rp. 182.054 X 1.276,40 Ha : Rp. 232.373.726
79
6) Kegiatan pemupukan dengan menggunakan Rock Phosphate
Luas
: 12,38 ha & 14,05 ha (luas Blok kecil)
Frekuensi per tahun
: 1 kali dalam setahun
Penggunaan Bahan Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate
selama 1 tahun sebesar Rp. 4.425.540 dengan uraian seperti pada Tabel 31. Tabel 31. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate selama 1 tahun. No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga/Satuan Biaya (Rp) (Rp) 1 Pupuk Rock Kg 2.380 1.833 4.362.540 Phosphate 2 Solar Liter 5 12.600 63.000 Total 4.425.540 Jumlah pupuk yang dibutuhkan didapat hasil perkalian sebagai berikut : {(Luas lahan × Jumlah populasi dalam 1 ha × dosis pupuk) × Frekuensi per tahun} Jadi, {( 12,38 ha + 14,05 ha) × 120 × 0,75 Kg) × 1} = 1.833 Kg Sedangkan kebutuhan solar didapat dari : (Jarak tempuh/4 Km) × Frekuensi per tahun Jarak tempuh truk yang digunakan untuk kegiatan pemupukan sekali aplikasi sejauh 20 Km. Untuk jarak tempuh 4 Km truk akan menghabiskan solar sebanyak 1 liter. Jadi solar yang terpakai :
20 × 1 = 5 liter. 4
80
Penggunaan Alat
Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate selama 1 tahun sebesar Rp. 106.170 dengan uraian seperti pada Tabel 32. Tabel 32. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate selama 1 tahun. No Nama Alat Satuan Jumlah Harga/unit Biaya terpakai (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5
Gendongan* Ember* Pisau* Cawan* Truk**
Ket : * **
Buah Buah Buah Buah Unit
0,02 10.000 0,02 15.000 0,02 1.500 0,02 2.000 0,0003 352.000.000 Jumlah : Usia ekonomis 1 tahun (365 hari) : Usia ekonomis 10 tahun (3650 hari)
200 300 30 40 105.600 106.170
Untuk mencari jumlah kebutuhan alat yang terpakai didapat dari perhitungan : Jumlah rotasi × Jumlah alat yang digunakan Usia ekonomis Gendongan digunakan sebagai alat bantu penabur untuk mengangkat ember yang berisi pupuk. Ember digunakan sebagai tempat pupuk. Pisau berfungsi sebagai alat memotong tali pengait karung pupuk, sedangkan cawan berfungsi sebagai tempat takaran dosis pupuk yang digunakan. Serta truk digunakan sebagai alat transportasi pengangkutan pupuk dari gudang ke lahan.
81
Penggunaan Tenaga Kerja Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan Rock
Phosphate selama 1 tahun sebesar Rp. 904.400 dengan uraian seperti pada Tabel 33. Tabel 33. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate selama 1 tahun. No Jenis Sub Waktu Satuan Jumlah Harga/Satuan Biaya Kegiatan Pelaksanaan (Rp) (Rp) 1. Memuat pupuk ke truk dan 07.00 - 08.30 HK 4 64.600 258.400 mengecer pupuk 2 Membawa 08.30 – pupuk HK 1 64.600 64.600 09.00 dengan truk 3 Menebar pupuk di 09.00 – piringan HK 8 64.600 516.800 14.00 secara merata 4 Mengawasi 07.00 – HK 1 64.600 64.600 pupuk 14.00 Jumlah 904.400 Rekapitulasi Biaya Pemupukan Rock Phosphate Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate selama 1 tahun sebesar Rp. 5.436.110 dengan uraian seperti pada Tabel 34. Tabel 34. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate selama 1 tahun. No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1 Biaya Bahan 4.425.540 2 Biaya Alat 106.170 3 Biaya Tenaga kerja 904.400 4 Total Biaya 5.436.110 5 Biaya Per Ha 205.680 6 Biaya Per tanaman 1.714 Untuk biaya per Ha dan biaya per tanaman didapat hasil perhitungan sebagai berikut :
82
Biaya per Ha : Total Biaya/Luas Lahan : Rp. 5.436.110/26,43 Ha : Rp. 205.680 Biaya per tanaman : Biaya per Ha/populasi 1 Ha : Rp. 205.680/120 pokok : Rp. 1.714 Biaya Pemupukan Rock Phosphate per Blok dan per Phase Biaya pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate per Blok dan per Phase (Divisi) selama 1 tahun sebesar Rp. 10.397.124 dan Rp. 262.529.952 dengan uraian seperti pada Tabel 35. Tabel 35. Biaya pemupukan TM menggunakan Rock Phosphate per Blok dan per Phase selama 1 tahun. Biaya per Ha Biaya per Blok (Rp) Biaya per Phase (Rp) No (Rp) (Luas = 50,55 Ha) (Luas =1.276,40 Ha) 1. 205.680 10.397.124 262.529.952 Untuk biaya per blok dan biaya phase didapat hasil perhitungan sebagai berikut : Biaya per blok
: Biaya per Ha X Luas per Blok : Rp. 205.680 X 50,55 Ha : Rp. 10.397.124
Biaya per phase
: Biaya per Ha X Luas per Phase : Rp. 205.680 X 1.276,40 Ha : Rp. 262.529.952
83
7) Kegiatan pemupukan dengan menggunakan MOP
Luas
: 23,14 ha & 17,03 ha (luas Blok kecil)
Frekuensi per tahun
: 1 kali dalam setahun
Penggunaan Bahan Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunakan MOP selama 1
tahun sebesar Rp. 33.230.550 dengan uraian seperti pada Tabel 36. Tabel 36. Penggunaan bahan pada pemupukan TM menggunaka MOP selama 1 tahun. No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga/Satuan Biaya (Rp) (Rp) 1 Pupuk MOP Kg 6.990 4.745 33.167.550 2 Solar Liter 5 12.600 63.000 Total 33.230.550 Jumlah pupuk yang dibutuhkan didapat hasil perkalian sebagai berikut : {(Luas lahan × Jumlah populasi dalam 1 ha × dosis pupuk) × Frekuensi per tahun} Jadi, {( 23,14 ha + 17,03 ha) × 116 × 1,5 Kg) × 1} = 4.745 Kg Sedangkan kebutuhan solar didapat dari : (Jarak tempuh/4 Km) × Frekuensi per tahun Jarak tempuh truk yang digunakan untuk kegiatan pemupukan sekali aplikasi sejauh 20 Km. Untuk jarak tempuh 4 Km truk akan menghabiskan solar sebanyak 1 liter. Jadi solar yang terpakai :
20 × 1 = 5 liter. 4
84
Penggunaan Alat
Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan MOP selama 1 tahun sebesar Rp. 106.170 dengan uraian seperti pada Tabel 37. Tabel 37. Penggunaan alat pada pemupukan TM menggunakan MOP selama 1 tahun. No Nama Alat Satuan Jumlah Harga/unit Biaya terpakai (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5
Gendongan* Ember* Pisau* Cawan* Truk**
Ket : * **
Buah Buah Buah Buah Unit
0,02 10.000 0,02 15.000 0,02 1.500 0,02 2.000 0,0003 352.000.000 Jumlah : Usia ekonomis 1 tahun (365 hari) : Usia ekonomis 10 tahun (3650 hari)
200 300 30 40 105.600 106.170
Untuk mencari jumlah kebutuhan alat yang terpakai didapat dari perhitungan : Jumlah rotasi × Jumlah alat yang digunakan Usia ekonomis Gendongan digunakan sebagai alat bantu penabur untuk mengangkat ember yang berisi pupuk. Ember digunakan sebagai tempat pupuk. Pisau berfungsi sebagai alat memotong tali pengait karung pupuk, sedangkan cawan berfungsi sebagai tempat takaran dosis pupuk yang digunakan. Serta truk digunakan sebagai alat transportasi pengangkutan pupuk dari gudang ke lahan.
85
Penggunaan Tenaga Kerja Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan MOP
selama 1 tahun sebesar Rp. 904.400 dengan uraian seperti pada Tabel 38. Tabel 38. Penggunaan tenaga kerja pada pemupukan TM menggunakan MOP selama 1 tahun. No Jenis Sub Waktu Satuan Jumlah Harga/Satuan Biaya Kegiatan Pelaksanaan (Rp) (Rp) 1. Memuat pupuk ke truk dan 07.00 - 08.30 HK 4 64.600 258.400 mengecer pupuk 2 Membawa 08.30 – pupuk HK 1 64.600 64.600 09.00 dengan truk 3 Menebar pupuk di 09.00 – piringan HK 8 64.600 516.800 14.00 secara merata 4 Mengawasi 07.00 – HK 1 64.600 64.600 pupuk 14.00 Jumlah 904.400 Rekapitulasi Biaya Pemupukan MOP Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan MOP selama 1 tahun sebesar Rp. 34.241.120 dengan uraian seperti pada Tabel 39. Tabel 39. Rekapitulasi biaya pada pemupukan TM menggunakan MOP selama 1 tahun. No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1 Biaya Bahan 33.230.550 2 Biaya Alat 106.170 3 Biaya Tenaga kerja 904.400 4 Total Biaya 34.241.120 5 Biaya Per Ha 852.405 6 Biaya Per tanaman 7.348 Untuk biaya per Ha dan biaya per tanaman didapat hasil perhitungan sebagai berikut : Biaya per Ha : Total Biaya/Luas Lahan : Rp. 34.241.120/40,17 Ha = Rp. 852.405
86
Biaya per tanaman : Biaya per Ha/populasi 1 Ha : Rp. 852.405/116 pokok : Rp. 7.348 Biaya Pemupukan MOP per Blok dan per Phase Biaya pemupukan TM menggunakan MOP per Blok dan per Phase (Divisi) selama 1 tahun sebesar Rp. 86.050.285 dan Rp. 1.088.009.742 dengan uraian seperti pada Tabel 40. Tabel 40. Biaya pemupukan TM menggunakan MOP per Blok dan per Phase selama 1 tahun. Biaya per Ha Biaya per Blok (Rp) Biaya per Phase (Rp) No (Rp) (Luas = 100,95 Ha) (Luas = 1.276,40 Ha) 1. 852.405 86.050.285 1.088.009.742 Untuk biaya per blok dan biaya phase didapat hasil perhitungan sebagai berikut : Biaya per blok
: Biaya per Ha X Luas per Blok : Rp. 852.405 X 100,95 Ha : Rp. 86.050.285
Biaya per phase
: Biaya per Ha X Luas per Phase : Rp. 852.405 X 1.276,40 Ha : Rp. 1.088.009.742
5.2.
Analisis Manajemen
5.2.1. Perencanaan (Planning) PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation melakukan pemupukan kelapa sawit berdasarkan rekomendasi pemupukan yang dalam pembuatannya terlebih dahulu dilakukan analisa daun (KCD) satu kali dalam setahun yaitu biasanya dilakukan pada bulan April. Hasil dari kesatuan contoh daun (KCD) ini akan dibawa ke kantor pusat dan dianalisis di laboratorium. Data hasil KCD dapat
87
dilihat pada Lampiran. Kemudian hasil analisa daun tersebut digunakan untuk membuat rekomendasi pemupukan oleh pihak manajemen dan dijalankan oleh pihak lapangan. Rekomendasi pemupukan ini menjadi panduan dalam melakukan kegiatan pemupukan di PT. AMP Plantation. Dalam rekomendasi pemupukan jelas terlihat waktu, lokasi, jenis pupuk dan dosis pupuk yang diaplikasikan di lapangan. Pembuatan perencanaan kegiatan pemupukan di PT. AMP Plantation Unit I dilakukan oleh Staff Maintenance yang mengacu pada hasil rekomendasi pemupukan yang telah dibuat oleh pihak manajemen di kantor pusat berdasarkan hasil KCD yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil perencanaan kegiatan pemupukan yang disusun akan dilaporkan kepada Ka. Phase untuk ditinjau ulang apakah perencanaan yang disusun oleh Staff Maintenance sesuai dengan aturan atau tidak. Kemudian Ka. Phase akan melaporkan hasil perencanaan kegiatan pemupukan yang telah disusun kepada Divisi Manager. Divisi
Manager
bertanggung
jawab
menjalankan
perencanaan
kegiatan
pemupukan yang telah disusun, dimana perencanaan kegiatan pemupukan harus sesuai dengan hasil rekomendasi pemupukan yang telah dibuat oleh pihak manajemen. Dalam perencanaan kegiatan pemupukan di PT. AMP Plantation Unit I memiliki dasar dalam menentukan alat, bahan, tenaga kerja, waktu, cara dan standar kerja. Alat yang akan digunakan untuk transportasi pemupukan yaitu truk. Sedangkan alat yang akan digunakan untuk kegiatan penaburan pupuk di lapangan ialah ember, gendongan, cawan, dan pisau. Alat-alat tersebut dianggap memiliki sifat efektif dan efisien yang baik. Jenis dan dosis pupuk yang akan digunakan pihak PT. AMP Plantation Unit I berdasarkan hasil rekomendasi
88
pemupukan yang telah disusun oleh pihak manajemen. Pupuk yang digunakan ialah
NPK Super K+, Dolomite, Kieserite, Urea, MOP, Rock Phosphate, dan
Borate. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan pemupukan berdasarkan jumlah absensi tenaga kerja yang hadir pada saat master/apel pagi, kemudian Staff Maintenance melakukan perhitungan mengenai standar kapasitas pekerja (15 – 20 zak/HK). Kegiatan pemupukan dilakukan dengan cara ditabur secara melingkar dan merata pada piringan tanaman kelapa sawit dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Menurut Simatupang, Endah dan Suwarto (2010), pemupukan dengan sistem tebar merupakan cara memberikan pupuk dengan menabur pupuk langsung ke tanah di sekeliling tanaman. Syarat yang harus dipenuhi dalam ketepatan cara adalah tidak boleh menumpuk, tidak boleh menggumpal, dan piringan harus bersih. Penyusunan perencanaan kegiatan pemupukan yang disusun oleh Staff Maintenance dilakukan pada awal tahun. Penyusunan perencanaan kegiatan pemupukan dilakukan sebanyak satu kali dalam setahun. Dalam perencanaan pemupukan anorganik ketentuan-ketentuan lainnya yang harus direncanakan adalah :
Persediaan alat seperti truk untuk membawa pupuk ke lapangan setiap pagi sebanyak 1 unit, sedangkan alat untuk menabur pupuk berupa ember, gendongan dan cawan.
Dalam melakukan kegiatan pemupukan Alat Pelindung Diri (APD) wajib dipakai berupa masker, sarung tangan dan sepatu boot.
Persiapan jumlah tenaga kerja seperti supir sebanyak 1 orang, pemuat dan pengecer pupuk sebanyak 4 orang dan tenaga kerja penabur sebanyak 8 - 10 orang.
89
Standar kapasitas pekerja adalah 15 – 20 zak/HK.
Metode aplikasi yang digunakan adalah dengan cara memupuk dimulai dari barisan tengah (pokok ke 6) untuk 1 orang pekerja, setiap pekerja mendapat jatah memupuk setengah dari luasan blok. Pupuk disebar secara merata pada piringan.
5.2.2. Pengorganisasian (Organizing) Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Struktur organisasi yang djalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
PT. Agra
Masang Perkasa (AMP) Plantation menyusun dan mejalankan sistem organisasi yang terdiri atas tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing personil yang terdapat dalam struktur organisasi pada Gambar 9.
90
Divisi Manager
Ka. Phase
Kasat
Kepala ------------ Staff Maintenance -------------Gudang (Field Assistant) Mandor ------------------------ Transportasi
Security
-----
Pemuat dan Pelangsir pupuk
Mandor Pupuk
-----
Supir Truk
Penabur pupuk
Gambar 9. Bentuk pengorganisasian kegiatan pemupukan. -
Tangung jawab dan wewenang :
a. Divisi Manager : Divisi Manager bertanggung jawab menjalankan prosedur kegiatan pemupukan yang telah diberi wewenang oleh pihak manajemen, mengawasi pelaksanaan aplikasi dan memeriksa hasilnya setiap hari, memonitor kelancaran aplikasi dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan. Divisi Manager memiliki wewenang untuk memberikan perintah kepada anggota untuk menjalankan perencanaan kegiatan pemupukan dengan baik dan memberikan sanksi kepada bawahan yang mengerjakan tugasnya tidak sesuai dengan aturan.
91
b. Ka. Phase Ka. Phase bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemupukan yang telah direncanakan, mengawasi kegiatan pemupukan dan memeriksa hasil kerja karyawan, dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan. Ka. Phase memiliki wewenang memberikan perintah kepada Staff Maintenance untuk menjalankan kegiatan pemupukan yang telah direncanakan dengan baik dan dapat memberikan teguran kepada anggota jika pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan aturan yang telah diberikan. c. Staff Maintenance (Field Assistant) Staff
Maintenance
memiliki
tanggung
jawab
dalam
pembuatan
perencanaan kegiatan pemupukan, mengatur distribusi kegiatan pupuk dari gudang ke lapangan, mengawasi pelaksanaan pemupukan dan memeriksa hasilnya. Wewenang Staff Maintenance yaitu dapat memberikan perintah dan teguran kepada Mandor dan pekerja. d. Kasat (Kepala Satpam) Kasat bertanggung jawab dalam memberikan perintah kepada anggota (security) untuk mengawasi kegiatan pemupukan dengan baik. Kasat memiliki wewenang untuk memberikan perintah kepada anggota dan memberikan teguran kepada anggota jika anggota tidak menjalankan tugasnya dengan baik. e. Security Security bertanggung jawab mengetahui jumlah pupuk dan pekerja yang menjalankan kegiatan pemupukan, mengawasi serta memastikan pupuk sampai ke lapangan. Dan memiliki wewenang
memberikan tindakan lanjut kepada
oknum yang melakukan kecurangan terhadap pupuk.
92
f.
Kepala Gudang Kepala gudang bertanggung jawab memberikan pupuk yang tersedia di
gudang sesuai dengan kebutuhan pupuk yang diperlukan dan mengawasi jumlah pupuk yang diangkut oleh truk. Wewenang Kepala Gudang yaitu meminta bon kepada Staff Maintenance untuk mengetahui jumlah dan jenis pupuk yang diperlukan serta sebagai tanda bukti bahwa pupuk diangkut, menegur pekerja jika terjadi kesalahan dalam pengangkutan jumlah pupuk. g. Mandor Transportasi Mandor Transportasi bertanggung jawab menyediakan alat transportasi pupuk/truk. Wewenang Mandor Transportasi ialah memberikan perintah kepada supir truk untuk membawa pupuk ke lapangan. h. Mandor Pemupukan Mandor bertanggung jawab memberikan perintah kepada pekerja dan menegur pekerja bila terjadi kesalahan dalam melakukan kegiatan pemupukan, serta memberikan hasil kerja kepada Staff Maintenance. i.
Supir Truk Supir truk bertanggung jawab membawa pupuk dari gudang ke lapangan
dengan baik. j.
Pemuat dan pelangsir pupuk Pelangsir pupuk bertanggung jawab memuat pupuk dari gudang dan
menurunkan pupuk di collection road. k. Penabur pupuk Penabur pupuk bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan benar.
93
Dalam kegiatan pemupukan, PT. AMP Plantation Unit I menggunakan struktur organisasi yang memiliki 2 garis yaitu garis komando dan garis koordinasi. Pihak perusahaan menggunakan struktur organisasi tersebut karena dianggap
efektif
dan
efisien
dalam
menjalankan
pelaksanaan
kegiatan
pemupukan. Karena pada hakekatnya Kasat, Staff Maintenance, dan Kepala Gudang bekerja sesuai dengan peranannya masing-masing namun saling berkoordinasi demi tercapainya tujuan bersama.
5.2.3. Pelaksanaan (Actuating) Pelaksanaan pemupukan dilakukan berdasarkan rekomendasi pemupukan yang telah ada. Pemupukan yang dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation adalah sebagai berikut: a. NPK Super K+ Pupuk NPK Super K+ memiliki kandungan N 13,11%, P2O5 8,14%, K2O 27,33%, MgO 4,04%. Berdasarkan perencanaan jadwal pemupukan NPK Super K+ dilakukan pada bulan Februari, namun pelaksanaannya dapat dilakukan pada bulan Maret dikarenakan ketersediaan pupuk di gudang yang tidak mencukupi sehingga diperlukan kebijakan untuk mengundur pengaplikasian pemupukan NPK Super K+ sambil menunggu ketersediaan pupuk terpenuhi. Dosis pupuk NPK Super K+ yang digunakan ialah 2,5 kg/pokok. Dalam pelaksanaannya, penabur memiliki arealnya masing-masing. Areal untuk setiap penabur ialah separuh jumlah tanaman kelapa sawit dalam barisan. Standar untuk pemupukan NPK Super K+ adalah 16 karung/HKO. Pemupukan NPK Super K+ dilakukan dengan rotasi 2 kali dalam setahun.
94
b. Rock Phosphate Rock Phosphate (RP) memiliki kandungan 29,73% P2O5. Kegiatan pemupukan RP dilakukan pada bulan Agustus. Areal untuk setiap penabur ialah separuh jumlah tanaman kelapa sawit dalam barisan. Pupuk ditabur pada piringan secara melingkar dan merata dengan dosis 750 gr/pokok. Rotasi pemupukan RP adalah 1 kali dalam setahun. c. Borate Borate mempunyai kandungan 99,9% Na2B4 O7.5H2O. Pelaksanaan pemupukan Borate dilakukan pada bulan Mei dengan dosis 150 gr/pokok. Pupuk Borate diletakkan pada batang dekat akar, hal ini dilakukan karena mengingat unsur hara mikro sangat sedikit dibutuhkan oleh tanaman. Agar unsur hara mikro ini tersedia untuk waktu yang cukup lama, maka dilakukan hal demikian. Rotasi pemupukan Borate adalah 1 kali setahun. d. Kieserite Kieserite
mempunyai
kandungan
MgO
26,05%
dan
S
21,15%.
Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur pada piringan dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Dosis yang digunakan ialah 750 gr/pokok. Rotasi pemupukan Kieserite adalah satu kali salam setahun. e. Urea Pupuk Urea memiliki kandungan N 46%. Pemupukan ini dilakukan dengan cara menaburkan pupuk pada piringan tanaman kelapa sawit dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Dosis yang digunakan ialah 1,25 kg/pokok. Rotasi pemupukan Urea adalah satu kali dalam setahun.
95
f.
Dolomite Dolomite mempunyai kandungan MgO 23%, CaO 30%, Al2O3+Fe2O3 2%.
Pupuk Dolomite ditabur pada piringan secara merata dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Dosis yang digunakan ialah 2 kg/pokok. Rotasi pemupukan Dolomite adalah satu kali dalam setahun. g. MOP MOP (Murate of Photash) ditabur secara merata pada piringan dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Dosis yang digunakan ialah 1,5 kg/pokok. Rotasi pemupukan MOP adalah satu kali dalam setahun. Pelaksanaan pemupukan di PT. AMP Plantation Unit I yang menyangkut faktor jenis pupuk, dosis pupuk, cara pemupukan, waktu dan rotasi pemupukan adalah berdasarkan rekomendasi pemupukan yang ditetapkan oleh Kantor Pusat. Hal tersebut dilakukan karena demikian pentingnya faktor tersebut dalam menentukan efisiensi dan efektivitas pemupukan guna mendukung produktivitas tanaman dan keuntungan perusahaan.
5.2.4. Pengawasan Pengawasan yang dilakukan oleh Staff Maintenance, Mandor dan Security di lapangan. Pengawasan dilakukan dengan cara melihat pengaplikasian pupuk di lapangan apakah pupuk diaplikasikan di lapangan atau tidak, dan dengan cara melihat apakah pupuk ditabur secara merata pada piringan atau tidak. Setelah kegiatan pemupukan selesai, penabur membawa kembali karung bekas pupuk dan mengumpulkannya di gudang. Dengan tujuan untuk melihat apakah pupuk teraplikasikan di lapangan sesuai dengan jumlah yang direncanakan atau tidak. Pengawasan lainnya dilakukan pula oleh Divisi Manager dan Ka. Phase. Divisi Manager dan Ka. Phase melakukan pengawasan dengan melihat kegiatan
96
pengaplikasian pemupukan di lapangan, memeriksa hasil serta memonitor kelancaran kegiatan pemupukan di lapangan. 5.3. Pembahasan 5.3.1. Aspek manajemen a. Perencanaan Dalam rekomendasi pemupukan jelas terlihat kegiatan aplikasi pupuk baik lokasi (blok), waktu, dan dosis serta jenis pupuk yang digunakan yang disusun/dibuat berdasarkan hasil analisis daun. Hal ini sesuai dengan pendapat Simatupang et all. (2010) bahwa dosis untuk TM (tanaman menghasilkan) ditetapkan berdasarkan hasil analisis daun dan tanah bagian dari kantor pusat. Dalam penyusunan perencanaan kebutuhan alat, bahan, tenaga kerja, waktu dan rotasi pemupukan serta cara pemupukan yang dilakukan pihak PT. AMP Plantation Unit I sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari penetapan dalam penggunaan alat yang cukup efektif dan efisien untuk menunjang tercapainya tujuan pemupukan. Dalam penetapan bahan yang digunakan untuk kegiatan pemupukan mengacu kepada hasil rekomendasi pemupukan yang disusun berdasarkan hasil KCD. Tenaga kerja yang berperan dalam kegiatan pemupukan cukup baik. Jumlah tenaga kerja pemuat dan pengecer pupuk sebanyak 4 orang, supir truk sebanyak 1 orang dan jumlah penabur pupuk sebanyak 8 orang. Tenaga kerja penabur pupuk terdiri dari wanita. Wanita dianggap lebih efektif dan efisien dalam melakukan kegiatan penaburan pupuk. Untuk setiap jenis pupuk yang digunakan dalam kegiatan pemupukan di PT. AMP Plantation Unit I
masing-masing waktu pengaplikasiannya berbeda. Dalam
perencanaan penentuan waktu pengaplikasian pemupukan sudah cukup baik.
97
Karena dalam perencanaan penentuan waktu pemupukan mengacu kepada data curah hujan. Sehingga pupuk akan lebih efektif teraplikasi di lapangan. Perencanaan rotasi pemupukan dilakukan berdasarkan hasil rekomendasi pemupukan yang telah disusun. Untuk tanaman menghasilkan di PT. AMP Plantation Unit I rata-rata rotasi pemupukan dilakukan satu kali setahun kecuali pupuk NPK Super K+. Pemupukan dilakukan dengan cara di sebar melingkar secara merata pada piringan tanaman kelapa sawit dengan jarak 2 m dari batang tanaman kelapa sawit. Pemupukan dengan cara seperti ini kurang efektif dan efisien dalam penyerapan unsur hara, karena tingkat kehilangan pupuk lebih tinggi seperti tercuci oleh air hujan, penguapan, dll. Dalam penyusunan perencanaan kegiatan pemupukan di PT. AMP Plantation Unit I sudah cukup baik dalam mempertimbangkan aspek efektif dan efisien terhadap produkvitas tanaman dan keuntungan perusahaan. Namun lebih mengacu kepada aspek efisien untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan output yang seminim mungkin. Sesuai dengan pendapat Saputra R. A (2011) yang menyatakan bahwa peningkatan efektifitas dan efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui manajemen operasional dan rekomendasi pemupukan. b. Pengorganisasian Pengorganisasian di bidang pemupukan di PT. AMP Plantation berbeda dengan menurut Silverius Simatupang et all., (2010) yaitu dalam kegiatan pemupukan ditingkat afdeling biasanya dikepalai oleh Asisten Afdeling. Pihakpihak yang terlibat dalam kegiatan pemupukan adalah Asisten Afdeling, Kepala Gudang, Kepala Transportasi, Mandor 1, Mandor Pupuk, Kerani Transportasi, Karyawan Gudang, Operator Transportasi dan Karyawan Pupuk yang masingmasing mempunyai tugas.
98
Di PT. AMP Plantation dimulai dari Divisi Manager, selanjutnya Staff Maintenance yang bekerja sama dengan Kepala Gudang dalam penyediaan jumlah dan jenis pupuk yang dibutuhkan. Staff Maintenance juga saling bekerja sama dengan Mandor Transportasi untuk pengangkutan pupuk ke lapangan. Mandor pupuk dengan supir truk dan pengecer pupuk untuk menurunkan pupuk pada beberapa titik lokasi pengeceran pupuk. Mandor pupuk dengan penabur pupuk dalam aplikasi pupuk di lapangan. Struktur organisasi yang disusun oleh PT. AMP Plantation Unit I sudah cukup efektif dan efisien. Penggunaan garis komando dan garis koordinasi sangat membantu tenaga kerja dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan bersama. c. Pelaksanaan Berdasarkan rekomendasi pemupukan, NPK Super K+ dilakukan dibulan Februari dengan dosis 2,5 kg/pokok. Pemupukan Kieserite seharusnya dilakukan pada bulan April, namun stok pupuk di gudang tidak tersedia sehingga diperlukan
penundaan
pengaplikasian
pupuk
Kieserite
pada
tanaman.
Berdasarkan rekomendasi pemupukan, dosis pupuk Kieserite yang digunakan ialah 750 gr/pokok. Pemupukan MOP dengan dosis 1,5 kg/pokok dilakukan pada bulan Juli. Untuk pemupukan Borate, berdasarkan rekomendasi pemupukan yang telah dibuat, pengaplikasiannya dilakukan pada bulan Mei dengan dosis 150 gr/pokok. Sedangkan pada bulan Juni, pupuk Urea diaplikasikan pada tanaman dengan dosis 1,25 kg/pokok. Dan pemupukan Dolomite dilakukan pada bulan April dengan dosis 2 kg/pokok. Serta pupuk Rock Phosphate (RP) diaplikasikan pada bulan Agustus dengan dosis 750 gr/pokok.
99
Dari beberapa jenis pupuk yang digunakan, mahasiswa hanya mampu melihat secara langsung proses pemupukan Dolomite dan Urea yang dilakukan di PT. AMP Plantation. Hal demikian terjadi dikarenakan terbatasnya waktu mahasiswa. Namun bila dikaji secara keseluruhan untuk setiap jenis pupuk, prosedur dan proses pengaplikasian pemupukan di PT. AMP Plantation cukup sama. Dalam pengaturan pengaplikasian pemupukan di PT. AMP Plantation cukup baik. Penabur dibagi menjadi dua tim. Tim 1 berada pada bagian Timur blok, dan tim yang lainnya berada pada bagian Barat blok. Masing-masing penabur mendapat bagian separuh dari luasan blok tersebut. Misalnya dalam 1 baris blok terdapat 24 pokok, tim penabur 1 mendapat bagian 12 pokok dan tim penabur 2 mendapat bagian 12 pokok pula. Setelah blok tersebut selesai dipupuk, penabur bergerak ke blok berikutnya dan bekerja sesuai dengan aturan dan prosedur yang telah ditetapkan. Kegiatan pemupukan di PT. AMP Plantation dilakukan cukup efektif dan efisien. Lima prinsip pemupukan sudah dilakukan dengan cukup baik. Walaupun ada salah satu jenis pupuk yang pengaplikasiannya ditunda karena stok pupuk tidak tersedia, namun keterlambatan atau penundaan pemupukan Kieserite tersebut diusahakan tidak dalam jangka waktu yang lama. Sehingga penundaan pengaplikasian pupuk Kieserite tidak terlalu bermasalah bagi tanaman. Menurut Simatupang et all., (2010), pemupukan yang efektif dan efisien ialah harus sesuai dengan lima prinsip yang tepat dalam pemupukan yaitu tepat waktu, tepat dosis, tepat cara, tepat jenis dan tepat tempat. Pemberian jenis pupuk berdasarkan tepat urutan merupakan prinsip dalam pemupukan dimana dalam pengaplikasian pemupukan dilakukan berdasarkan urutan jenis pupuk sesuai
100
dengan fungsi dan sifat dari pupuk itu sendiri. Dalam pelaksanaan kegiatan pemupukan di PT. AMP Plantation sudah cukup sesuai dengan prinsip berdasarkan tepat urutan. Hal ini dapat dilihat dari jadwal kegiatan masingmasing jenis pupuk yang salah satunya mengacu kepada data curah hujan. d. Pengawasan Pengawasan pemupukan dilapangan dilakukan oleh Staff Maintenance, Mandor dan Security. Sedangkan di gudang pengawasan dilakukan oleh Kepala Gudang. Ka Phase dan Divisi Manager melakukan pengawasan dengan memeriksa laporan Staff Maintenance, Kepala Gudang dan Mandor Transportasi pemupukan
berdasarkan
tugasnya
masing-masing.
Sedangkan
menurut
Simatupang et all,. (2010), pengawasan dalam pemupukan hanya dilakukan oleh Mandor. Dalam kegiatan pengawasan pemupukan ini, jelas terlihat bahwa PT. AMP Plantation melakukan pengawasan dengan baik dan ketat. Sehingga resiko kehilangan pupuk dapat diminimalisir, pengaplikasian pupuk sesuai dengan aturan dan prosedur dapat dijalankan dengan baik.
5.3.2. Aspek Biaya Pada perhitungan analisa hasil biaya pemupukan kelapa sawit di PT. AMP Plantation didapatkan biaya per Ha untuk masing-masing jenis pupuk yang diaplikasikan untuk 1 tahun aplikasi adalah sebagai berikut :
101
a. Pupuk NPK Super K+
: Rp. 2.548.037/ha
b. Pupuk Kieserite
: Rp. 344.217/ha
c. Pupuk Urea
: Rp. 687.240/ha
d. Pupuk Dolomite
: Rp. 171.703/ha
e. Pupuk Borate
: Rp. 182.054/ha
f.
: Rp. 205.680/ha
Pupuk Rock Phosphate
g. Pupuk MOP Total
: Rp. 852.405/ha : Rp.4.991.336/ha
Dengan biaya pemupukan kelapa sawit untuk 1 tahun di PT. AMP Plantation sebesar Rp. 4.991.336/Ha maka dengan luas lahan tanaman menghasilkan sebesar 1.276,40 Ha dibutuhkan biaya sebesar Rp. 6.370.941.270 Menurut Simatupang et all., (2010) biaya yang dikeluarkan oleh PT. SAL 1 dalam kegiatan pemupukan yaitu Rp. 4.271.857/Ha. Perbedaan biaya pemupukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jenis dan dosis pupuk yang digunakan, rotasi pemupukan, upah dan prestasi tenaga kerja, alat kerja dan harga dari jenis pupuk itu sendiri. Alat transportasi pengangkutan pemupukan yang digunakan PT. AMP Plantation adalah truk. Hal ini mengingat cukup jauhnya jarak antara gudang pupuk dengan lokasi pemupukan serta jumlah pupuk yang dibutuhkan pada areal blok yang akan diaplikasikan. Persentase biaya pemupukan dari total biaya produksi sebesar Rp. 1.358.352.000 adalah 21,3%. Cukup tingginya persentase biaya pemupukan harus lebih diperhatikan agar produksi yang ditargetkan dapat tercapai. Data produksi per tahun tanam (1992, 1993, 1995, 1996, dan 1997) dapat dilihat pada tabel berikut.
102
Tabel 41. Data produksi per tahun tanam (5 tahun terakhir atau 2010-2014). N Tahun tanam Tahun tanam Tahun tanam Tahun tanam Tahun tanam o 1992 (Ton 1993 (Ton 1995 (Ton 1996 (Ton 1997 (Ton TBS/ha/th) TBS/ha/th) TBS/ha/th) TBS/ha/th) TBS/ha/th) 1
2010 : 21,6
2010 : 30,2
2010 : 31,2
2010 : 30,2
2010 : 29,8
2
2011 : 20,4
2011 : 29,3
2011 : 30,4
2011 : 29,3
2011 : 28,5
3
2012 : 18,4
2012 : 28,8
2012 : 29,2
2012 : 30,5
2012 : 29,3
4
2013 : 16,9
2013 : 28,1
2013 : 29,4
2013 : 29,7
2013 : 27,3
5
2014 : 14,3
2014 : 28,9
2014 : 29,1
2014 : 29,9
2014 : 28,6
Rata-rata: 18,32
Rata-rata 29,1
: Rata-rata 29,9
: Rata-rata 29,9
: Rata-rata 28,7
:
Sumber : PT. Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation Unit I 5.3.3. Kendala di lapangan Kendala
yang
ditemukan
di
lapangan
selama
kegiatan
PKPM-2
berlangsung boleh dikatakan tidak ada, tetapi bila ditemukan kendala dalam kegiatan pemupukan tindakan yang diambil pihak perusahaan adalah : 1) Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker, apron, sarung tangan, dan sepatu boot diberikan pihak PT. AMP Plantation kepada pekerja pemupukan mengingat keselamatan kerja adalah hal yang paling penting. 2) Kegiatan pemupukan disesuaikan dengan ketersediaan pupuk di gudang sehingga kegiatan pemupukan tetap berjalan dengan baik. 3) Kegiatan pemupukan ditunda bila cuaca tidak mendukung (hujan). 4) Mahasiswa tidak mampu mengikuti seluruh pelaksanaan kegiatan pemupukan secara langsung karena perbedaan jadwal pelaksanaan PKPM-2 dengan jadwal kegiatan pemupukan di perusahaan sehingga diperlukan kegiatan diskusi untuk mengetahui dan menambah wawasan mahasiswa. 5) Dalam pengambilan data yang diperlukan untuk melengkapi laporan tugas akhir ini kurang terpenuhi sehingga diperlukan diskusi tambahan dengan pembimbing lapang.
103
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari kegiatan tugas akhir mahasiswa di PT. AMP Plantation Unit I antara lain adalah : 1) Manajemen pemupukan tanaman sawit menghasilkan di PT. AMP Plantation Unit I telah dilakukan dengan efektif dan efisien dalam menerapkan lima prinsip pemupukan yaitu tepat waktu, tepat cara, tepat jenis, tepat tempat, dan tepat dosis. 2) Teknik pelaksanaan pemupukan tanaman menghasilkan di PT. AMP Plantation Unit I cukup tepat, karena pemupukan telah dilakukan sesuai dengan aturan dan prosedur yang ditetapkan. 3) Dengan manajemen pemupukan yang efektif dan efisien serta menerapkan teknik pemupukan yang tepat, produksi tanaman meningkat sesuai target yang diinginkan perusahaan. 4) Biaya pemupukan kelapa sawit tanaman menghasilkan di PT. AMP Plantation Unit I untuk 1 tahun sebesar Rp. 4.991.336/Ha. Besarnya biaya pemupukan dipengaruhi oleh jenis pupuk, rotasi pemupukan, alat kerja, upah tenaga kerja, dan harga dari jenis pupuk itu sendiri. 5) Tingginya persentase biaya pemupukan sebesar 21,3% dari total biaya produksi di lapangan, sehingga kegiatan pemupukan harus benar-benar diperhatikan.
104
6.2. Saran Saran yang dapat diberikan dari hasil kegiatan tugas akhir mahasiswa ini adalah : 1) Dalam penyediaan pupuk di gudang sebaiknya disesuaikan dengan jumlah pemupukan yang dibutuhkan agar perencanaan kegiatan pemupukan tetap berjalan dengan baik. 2) Dalam pemberian Alat Pelindung Diri (APD) khususnya masker, terlebih dahulu diperhatikan kenyamanan pemakaiannya saat bekerja.
105
DAFTAR PUSTAKA
Adi. P. 2011. Kaya dengan bertani kelapa sawit. Pustaka baru press. Yogyakarta. 146 hal Anonim. 2011. Sifat dan ciri tanah Aluvial dan repository.usu.ac.id/Chapter%2011.pdf. 12 Agustus 2015
Organosol.
Fauzi, Y., Yustina E.W., Iman S. dan Rudi H. 2008. Budidaya, pemanfaatan hasil dan limbah, analisis usaha dan pemasaran kelapa sawit. Penebar Swadaya. Jakarta Lingga dan Marsono. 2013. Petunjuk penggunaan pupuk. Penebar swadaya. Jakarta Lubis. R dan Agus Widanarko. 2011. Buku pintar kelapa sawit. Agromedia. Jakarta Selatan Pahan, I. 2008. Panduan lengkap kelapa sawit, manajemen agribisnis dari hulu hingga hilir. Penebar Swadaya. Jakarta Purwanto, E. 2012. Pemupukan. http://membangun kebun kelapa sawit.webs. com/ pemupukan.htm. 29 April 2015 Saputra R. A. 2011. Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis. Jacq.) di Kebun Radang Seko Banjar Balam, Pt Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau. http://reposity.ipb.ac.id. 08 Mei 2015 Simatupang. S, Endah Retno Palupi, dan Suwarto. 2010. Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis. Jacq.) di Perkebunan PT. Sari Aditya LokaI (PT. Astra Agro Lestari TBK) Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.http://repository.ipb.ac.id. 08 Mei 2015