PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI GLOBALISASI DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING METODE STAD PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VI SD NEGERI KUDAILE 06 TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
OLEH :
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
OLEH : EDI SUSANTO NIM X2707002
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
i
PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI GLOBALISASI DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING METODE STAD PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VI SD NEGERI KUDAILE 06 TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
OLEH : EDI SUSANTO NIM X2707002
Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
ii
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, …. Juni 2010
Dosen Pembimbing
Supervisor,
Taufiq Lilo, S.T, M.T. NIP. 197606182000031001
Agus Kharir,S.Pd. NIP 19671212 199103 1 013
iii
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Rabu
Tanggal
: 23 Juni 2010
Tim Penguji Laporan PTK Nama Terang
tanda tangan
Ketua
: Drs. Kartono, M.Pd.
..............................
Sekretaris
: Drs. Hasan Mahfud, M.Pd.
..............................
Anggota I
: Taufiq Lilo, S.T., M.T.
..............................
Anggota II
: Dra. Rukayah, M.Hum.
..............................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof.Dr.H.M.Furqon Hidayatullah,M.Pd. NIP 19600727 198702 1 001
iv
ABSTRAK PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI GLOBALISASI DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING METODE STAD PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VI SD NEGERI KUDAILE 06 TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 Oleh : Edi Susanto Kata kunci : cooperative learning, STAD, globalisasi, Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di SD harus diciptakan proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa. Pembelajaran tersebut harus ditunjang pemanfaatan alat peraga dan sumber belajar yang relevan serta ditunjang kompetensi guru untuk menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Kondisi SD Negeri Kudaile 06 menunjukkan belum digunakannya model pembelajaran yang tepat. Sehingga perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan model Cooperative Learning metode STAD yang dikolaborasikan dengan kepala sekolah dan supervisor. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman materi globalisasi dengan model Cooperative Learning metode STAD. Hipotesisnya, jika prosedur pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning metode STAD, maka akan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi globalisasi. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model siklus dengan 4 langkah utama yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri Kudaile 06, waktunya selama 6 bulan pada semester 2 tahun 2010. Pengumpulan data dengan observasi dan tes tertulis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif melalui análisis hasil tes individual dan tes pada kelompok diskusi. Serta menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran melalui análisis hasil observasi selama kegiatan diskusi berlangsung. Hasil penelitian adalah penggunaan model Cooperative Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman materi globalisasi pada siswa kelas VI SD Negeri Kudaile 06. Kesimpulannya model Cooperative Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman materi globalisasi dengan cara membentuk kelompok-kelompok diskusi. Setiap kelompok diskusi bertanggung jawab untuk mempelajari masalah yang berbeda-beda. Kemudian secara bersamasama berdiskusi untuk saling menukar pengetahuan. Sehingga siswa dapat memahami materi melalui pengalaman mengkonstruksi pengetahuan sendiri
v
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya untuk Allah yang telah memberi karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul " Peningkatan Pemahaman Materi Globalisasi Dengan Model Cooperative Learning Metode STAD Pada Pembelajaran IPS Kelas VI SD Negeri Kudaile 06 Tahun Pelajaran 2009 / 2010" dengan baik. Laporan Penelitian tindakan kelas (PTK) diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Ilmu Pendidikan , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ,Universitas Sebelas Maret , Surakarta. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. rer nat Sadjidan, Msi.selaku Pembantu Rektor I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 4. Taufiq Lilo, S.T, M.T, selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan dengan sabar. 5. Agus Kharir, S.Pd. selaku Supervisor yang telah bersedia membantu terlaksananya PTYK ini. 6. Amdad selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kudaile 06, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. Penulis berharap PTK ini bermanfaat bagi siswa kelas VI SD Negeri Kudaile 06 dan memberi solusi bagi rekan-rekan guru yang menghadapi permasalahan dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan dengan senang hati. Surakarta,
Juni 2010
Penulis, Edi Susanto NIM X2707002
vi
DAFTAR ISI SAMPUL ( Depan ) ......................................................................................... ..i SAMPUL ( Dalam )……………………………………………………………ii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ .iii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... .iv ABSTRAK ...................................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan dan Pemecahannya ..................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6 D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ............................................................................... 7 B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 14 C. Hipotesis Tindakan...................................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 16 B. Subyek Penelitian ........................................................................ 16 C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 17 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .......................................................................... 24 B. Pembahasan ................................................................................. 43 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................ 54 B. Saran ........................................................................................... 55
vii
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56 LAMPIRAN ....................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL
1. Jadwal Kegiatan nPTK .............................................................................. 16 2. Rekapitulasi Pendapat Siswa .................................................................... 26 3. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ........................................ 36 4. Distribusi Frekuensi Tes Individual Siklus I ............................................ 37 5. Rekapitulasi Nilai Tugas Diskusi Kelompok Siklus I ............................... 38 6. Penetapan Peringkat Kelompok Diskusi Siklus I ...................................... 38 7. Rekapitulasi Rata-rata Jumlah Skor Nilai Diskusi Kelompok Siklus I ..... 39 8. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II ........................................ 39 9. Penetapan Skala Penilaian Siklus II ........................................................... 40 10. Rekapitulasi Nilai Tugas Diskusi Kelompok Siklus II .............................. 41 11. Rekapitulasi Rata-rata Jumlah Skor Nilai Diskusi Kelompok Siklus II .... 41 12. Penetapan Peringkat Kelompok Diskusi Siklus II ..................................... 42 13. Peringkat Hasil Nilai Kelompok Diskusi Siklus II .................................... 43 14. Perhitungan Nilai Proses dan Hasil Siklus I ............................................. 44 15. Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II .................................................. 48 16. Perbandingan Nilai Diskusi Kelompok Siklus I dan Siklus II ................... 49 17. Nilai Individu dan Diskusi Kelompok Siklus I dan Siklus II .................... 49 18. Perbandingan Nilai Total Siklus I dan Siklus II ........................................ 50
ix
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan Kerangka Pikir PTK .................................................................. 14 2. Bagan Siklus PTK ................................................................................ 17 3. Bagan Struktur Organisasi SD Negeri Kudailke 06 ............................. 25 4. Diagram Pendapat Siswa tentang Mata Pelajaran IPS ......................... 26 5. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I.......................................... 37 6. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II ........................................ 40
x
DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Curricullum Vitae Peneliti .............................................. 57 2. Lampiran 2. Curricullum Vitae Supervisor ....................................... 58 3. Lampiran 3. Personalia Penelitian ...................................................... 59 4. Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................. 60 5. Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............... 72 6. Lampiran 6. Foto-foto Proses Pembelajaran ...................................... 84 7. Lampiran 7. Absensi siswa................................................................. 88 8. Lampiran 8. Presensi Guru ................................................................. 90 9. Lampiran 9. Instrumen Penilaian Guru Siklus I ................................. 91 10. Lampiran 10. Instrumen Penilaian Guru Siklus II ............................... 94 11. Lampiran 11. Lembar Observasi Aktifitas Guru Siklus I .................... 97 12. Lampiran 12. Lembar Observasi Aktifitas Guru Siklus II ................... 99 13. Lampiran 13. Daftar Nilai Pengamatan Kelompok Diskusi Siklus I ... 101 14. Lampiran 14. Daftar Nilai Pengamatan Kelompok Diskusi Siklus II .. 102 15. Lampiran 15. Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi Siklus I ............. 103 16. Lampiran 16. Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi Siklus II ............ 104 17. Lampiran 17. Daftar Nilai Siklus I ....................................................... 105 18. Lampiran 18. Daftar Nilai Siklus II ..................................................... 106 19. Lampiran 19. Penilaian Kepala Sekolah ( narasi ) ............................... 107 20. Lampiran 20. Penilaian Guru Teman Sejawat ( narasi ) ...................... 108 21. Lampiran 21. Pendapat Siswa tentang Mata Pelajaran IPS ................. 109
xi
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar di samping mata pelajaran lain. Pembelajaran IPS mengintegrasikan ilmu-ilmu sosial dengan humaniora yang bertujuan membina anak didik dan mengembangkan kemampuan mental intelektual menjadi warga negara yang berketerampilan dan berkepedulian sosial serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku. Tekanan utama pembelajaran IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan nyata di masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya. Dari gejala dan masalah sosial tadi kemudian ditelaah, dianalisis faktorfaktornya sehingga dapat dirumuskan jalan pemecahannya. Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS tersebut maka tugas utama guru adalah mengembangkan materi pelajaran dengan tepat dan sesuai dengan tingkat kemampuan dan perkembangan siswa serta sesuai dengan tuntutan kurikulum. Kenyataan di lapangan agaknya berbeda dengan harapan di atas. Pembelajaran IPS di kelas VI SD Negeri Kudaile 06 selama ini lebih banyak menerapkan model konvensional ( ekspositori ) yang menekankan dominasi guru dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini memiliki beberapa kelemahan antara lain : 1. Pembelajaran lebih menekankan pada hafalan. 2. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran. 3. Menghambat perkembangan siswa dalam mengemukakan ide dan gagasan. 4. Kegiatan pembelajaran didominasi guru, sehingga kreatifitas siswa sangat rendah. 5. Sumber informasi hanya dari buku paket pelajaran dan guru.
2
6. Siswa belum terlatih untuk belajar dan bekerja sama dalam diskusi dan kerja kelompok. Hal ini berakibat mata pelajaran IPS kurang disukai dan dinomorduakan dibanding mata pelajaran lain siswa. Hal ini karena IPS dianggap sebagai mata pelajaran yang menyulitkan, banyak hafalan, membosankan, dan menjadikan siswa pasif dalam belajar. Disamping itu kondisi kelas VI SD Negeri Kudaile 06 kurang mendukung tercapainya pembelajaran yang ideal. Hal ini dapat digambarkan antara lain : 1. Mayoritas siswa memiliki latar belakang ekonomi menengah ke bawah yang cenderung kurang antusias terhadap masalah peningkatan prestasi. Hal ini dapat dilihat dari minimnya jumlah siswa yang memiliki buku pelajaran sendiri. Juga kurang adanya respon positif dari pihak orang tua terhadap perkembangan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat menghambat upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa. 2. Ruang kelas VI SD Negeri Kudaile 06 memiliki media pembelajaran dan alat peraga yang sangat terbatas. Alat peraga yang dimilikipun banyak yang kondisinya sudah rusak. Keterbatasan ini mempengaruhi kualitas dan hasil pembelajaran sehingga
proses pembelajaran kurang efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Keadaan yang demikian menyebabkan beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran selama ini antara lain : 1. Siswa kurang memahami konsep IPS dengan baik karena pembelajaran verbalisme. 2. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam belajar karena belum terbiasa menyampaikan ide atau gagasan. 3. Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa karena memahami manfaat ilmu yang dipelajari. 4. Kurangnya kompetensi guru sehingga proses pembelajaran kurang berhasil mencapai tujuan.
3
Hal ini dapat diketahui dari data yang diperoleh pada pembelajaran IPS kelas VI SD Negeri Kudaile 06 tahun pelajaran 2008 / 2009 pada materi pokok globalisasi dengan KKM 6,2 diperoleh hasil yang kurang memuaskan. Dari jumlah siswa 25 anak, hanya 12 anak ( 48% ) yang mendapat nilai di atas KKM, sedangkan 13 anak ( 52 % ) nilainya masih di bawah KKM. Artinya ketuntasan belajar hanya 48 %. Rendahnya
hasil
belajar
siswa
tersebut
karena
kurangnya
pemahaman tentang globalisasi yang diakibatkan oleh kondisi kelas dan siswa yang kurang kondusif. Kondisi kelas dan siswa kelas VI sekarang ( tahun pelajaran 2009/2010 ) relatif hampir sama dengan tahun lalu. Jika dibiarkan tanpa ada tindakan pembaharuan, tentunya dapat terjadi lagi menurunnya hasil belajar pada materi pelajaran yang sama. Untuk mengantisipasi hal itu, maka perlu diadakan suatu penelitian tindakan kelas sebagai suatu cara untuk mencari solusi untuk pemecahan masalah di atas. Penelitian tersebut harus dilaksanakan secara kolaboratif oleh peneliti, supervisor, dan melibatkan siswa yang secara aktif berperan didalamnya. Dasar utama dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ( PTK ) adalah untuk perbaikan proses pembelajaran ( Mc.Niff dalam Retno Winarni, 2009,17 ). Dan tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam proses belajar mengajar ( Retno Winarni, 2009, 17 ). Sehingga dengan adanya pelaksanaan PTK diharapkan menjadi solusi dalam meningkatkan pemahaman
materi
globalisasi. Dalam PTK ini peneliti mengembangkan model pembelajaran inovatif untuk menggali potensi siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan melalui kerja sama antar siswa. Model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan aktifitas siswa untuk terlibat secara penuh dalam pembelajaran yang bermakna.
4
Model pembelajaran yang akan digunakan adalah pembelajaran Cooperative Learning metode STAD. Model Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran inovatif yang berdasarkan faham konstruktivis. Model ini dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial ( Stahl dalam Isjoni, 2009, 12 ). Model konstruksional
Cooperative ini
Learning
menekankan
pada
dalam
lingkup
kemampuan
pendekatan
siswa
dalam
mengkonstruksi pengetahuan sendiri dengan pengalaman empiris ( Isjoni, 2009, 30 ). Sedangkan menurut Anita Lie ( dalam Isjoni, 2009, 16 ) Cooperative Learning dapat diistilahkan sebagai pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Menurut Isjoni ( 2009, 17 ) model Cooperative Learning terdiri dari empat metode yaitu : 1) Metode STAD, 2) Metode Jigsaw, 3) Metode GI, dan 4) Metode Struktural. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Dalam PTK ini peneliti memilih model Cooperative Learning dengan metode STAD. Pemilihan terhadap metode STAD karena merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam meenguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi belajar maksimal ( Slavin dalam Isjoni, 2009, 51 ). Dengan karakteristik tersebut, metode STAD sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran IPS kelas VI sekolah dasar. Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan PTK ini yaitu : 1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi globalisasi. 2. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning metode STAD.
5
3. Mengatasi hambatan-hambatan yang muncul pada pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning metode STAD. Penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan memperbaiki praktik pembelajaran serta meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya 1. Rumusan Masalah a. Apakah
model
Cooperative
Learning
metode
STAD
dapat
meningkatkan pemahaman materi globalisasi ? b. Bagaimana penggunaan model Cooperative Learning metode STAD dalam meningkatkan pemahaman materi globalisasi? c. Hambatan apa yang dialami dalam pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning Metode STAD untuk materi globalisasi ? 2. Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah tersebut di atas akan digunakan model pembelajaran yang inovatif. Salah satu model pembelajaran inovatif yang akan diterapkan adalah model Cooperative Learning metode STAD. Model Cooperative Learning dengan metode
STAD yang
dikembangkan oleh Slavin ( Isjoni, 2009: 51 ) menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Penerapan Model Cooperative Learning dengan metode STAD diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi globalisasi pada mata pelajaran IPS, serta dapat mengatasi hambatanhambatan yang dialami dalam pembelajaran pada materi tersebut. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :
6
1. Mengetahui apakah model Cooperative Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman materi globalisasi. 2. Mengetahui bagaimana penggunaan model Cooperative Learning metode STAD dalam meningkatkan pemahaman materi globalisasi. 3. Mengetahui
hambatan
apa
yang
dialami
dalam
pembelajaran
menggunakan model Cooperative Learning Metode STAD untuk materi globalisasi . D. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat bagi siswa a. Dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi globalisasi dengan
model Cooperative Learning metode STAD.
b. Meningkatkan motivasi belajar dengan pembelajaran dengan model Cooperative Learning metode STAD. c. Meningkatkan kebermaknaan belajar pada diri siswa dengan model pembelajaran Cooperative Learning dengan metode STAD. 2. Manfaat bagi guru a. Memperbaiki proses pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative Learning dengan metode STAD. b. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang inovatif. c. Meningkatkan
profesionalisme
guru
dalam
peningkatan
kompetensinya. 3. Manfaat bagi sekolah a. Membantu tercapainya tujuan pendidikan di tingkat sekolah. b. Meningkatkan kompetensi lulusan sehingga dapat meningkatkan kredibilitas sekolah. c. Meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar, Pembelajaran, dan Materi Pelajaran Belajar Menurut Suharsimi Arikunto (1990, 19) mengartikan bahwa “belajar merupakan suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan
perubahan
terhadap
diri
manusia
dengan
maksud
memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, ketrampilan ataupun sikap”. Pembelajaran Dalam KBBI ( 1996, 14-15 ) kata “pembelajaran” berasal dari kata “ajar”
yang artinya petunjuk yang diberikan kepada orang lain
supaya diketahui/dituruti. Sedangkan „pembelajaran” diartikan sebagai proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Istilah “ pembelajaran” merupakan terjemahan dari kata “instruction “ yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan belajar mengajar ( Wina Sanjaya, 2005, 78 ). Pembelajaran itu sendiri dapat disebut sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik dengan mempertimbangkan kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal dalam diri peserta didik ( Winkel dalam M.Sobry Sutikno, 2009, 31 ). Menurut rumusan Unesco ( 1996 ) seperti yang dikutip oleh Wina Sanjaya ( 2005, 97-98 ) pembelajaran mempunyai empat pilar utama yaitu : a. learning to know, b. learning to do, c. learning to be, d.learning to live together. Adapun perinciannya sebagai berikut : a. learning to know artinya belajar tidak hanya berorientasi kepada produk dan hasil, tetapi juga harus berorientasi pada proses belajar.
8
b. learning to do artinya belajar berorientasi kepada pengalaman untuk melakukan sesuatu. c. learning to be artinya belajar untuk membentuk manusia menjadi dirinya sendiri. d. learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama dan bekerja sama dengan orang lain. Sedangkan menurut Lindgreen ( dalam M.Sobry Sutikno, 2009: 32 ) sistem pembelajaran ada 3 aspek yaitu : 1) Siswa, 2) Proses belajar, 3) Situasi belajar. Dalam hal ini ketiga aspek tersebut saling berkaitan dalam mencapai tujuan belajar. Materi Pelajaran Materi pelajaran dapat diartikan sebagai inti dalam kegiatan pembelajaran karena memang materi pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai siswa ( Suharsimi Arikunto dalam M.Sobry Sutikno, 2009, 37 ). Belajar, pembelajaran, dan materi pelajaran merupakan ketiga aspek yang saling berkaitan dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Ketiganya saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Kemampuan Mengajar Guru Untuk memperoleh keberhasilan belajar harus memperhatikan karekteristik-karekteristik dalam belajar. Cara mengajar haruslah mengena pada ketercapaian sasaran, berupa efektifitas dan efesiensi. Guru harus menggali potensi-potensi yang ada pada siswa. Maknanya proses belajar berlangsung secara terus menerus dan harus melibatkan siswa secara aktif serta materi pelajaran itu diorganisasi dengan baik sehingga bermakna bagi siswa. Menurut
Soedijarto
(1993:58)
menyatakan
bahwa
profesionalisme seorang guru ditentukan dari indikator-indikator antara lain : 1. menyusun rencana strategis kegiatan belajar mengajar. 2. melaksanakan dan mengelola prose belajar secara dinamis dan taktis. 3.
9
mendiagnosis masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. 4. menilai kemajuan belajar dan memanfaatkannya untuk membantu dan mendorong pelajar untuk mengikuti proses belajar selanjutnya dengan sistem evaluasi yang adekuit (memadai). 5. memilih alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan belajar mengajar. Berdasarkan dari beberapa pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat menciptakan suatu sistem lingkungan belajar yang kondusif, guru dipersyaratkan memiliki kemampuan dalam melaksanakan proses belajar mengajar yaitu : 1. kemampuan merencanakan program belajar mengajar, 2. kemampuan mengelola proses belajar mengajar, 3. kemampuan melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut. 2. Pemahaman Materi Globalisasi Pemahaman berasal dari kata dasar “paham” yang artinya pengertian; pengetahuan; pendapat; pandai dan mengerti benar ( Hoetomo, M.A., 2005, 360-361 ). Kata pemahaman itu sendiri artinya proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan sesuatu ( KBBI, 1996, 714). Dalam mata pelajaran IPS di SD dipelajari berbagai macam konsepkonsep yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan. Yang dimulai dari konsep paling sederhana sampai pada konsep yang kompleks. Secara definitif, konsep itu sendiri menurut Moore ( S.P. Taneo, 2009, 3-118 ) adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran suatu pemikiran, suatu ide atau gagasan. Khusus dalam pembelajaran IPS konsep yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan manusia dan masyarakat. Pemahaman tentang konsep globalisasi harus dipahami untuk mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi arus globalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Konsep tentang globalisasi diajarkan dalam pembelajaran materi pokok globalisasi yang menitikberatkan pada pemahaman tentang globalisasi dan dampak positif serta negatifnya. Juga sikap dan cara menghadapi proses globalisasi.
10
Materi pokok globalisasi merupakan salah satu konsep IPS dalam ilmu Sosiologi. Konsep globalisasi berasal dari istilah yang digunakan oleh oleh Theodore Levitte pada tahun 1985.( http: //id.wikipedia.org/wiki/globalisasi ). Kata “ globalisasi “ diambil dari kata global yang artinya universal atau mendunia. Konsep globalisasi itu sendiri belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja sehingga tergantung dari sisi mana orang memandangnya. Globalisasi juga disebut sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau juga proses alamiah yang akan membawa seluruh masyarakat di dunia makin terikat satu dengan yang lain, untuk mewujudkan suatu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi yang dapat menghilangkan batas-batas geografis, ekonomi, dan budaya masyarakat. Sedangkan
menurut
//id.wikipedia.org/wiki/globalisasi
Kennedy )
dan
menyatakan
Cohen bahwa
(
http:
globalisasi
merupakan proses tranformasi pada segala bidang kehidupan di masyarakat sosial yang membawa sebuah kesadaran dan pemahaman bahwa dunia adalah satu. Globalisasi sebagai sebuah proses menyeluruh terhadap segala bidang kehidupan pada titik puncaknya akan membentuk suatu masyarakat dunia yang menyatu dalam berbagai aspeknya yaitu aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, dan aspek pertahanan dan keamanan. Dalam pembelajaran IPS, konsep globalisasi termasuk salah satu bahasan yang membahas tentang perubahan sosial. Globalisasi sebagai salah satu aspek dalam perubahan sosial ikut mewarnai dinamika masyarakat dewasa ini. Proses globalisasi lambat laun menjadi suatu kenyataan yang harus dihadapi dengan bijaksana karena memiliki sisi positif dan negatif. Siswa perlu mamahami konsep globalisasi, baik tentang dampak positif maupun dampak negatifnya. Pemahaman yang menyeluruh tentang globalisasi dapat mewujudkan suatu kesadaran pada siswa tentang kenyataan adanya proses globalisasi pada semua bidang kehidupan
11
sehingga diharapkan siswa dapat berpikir, bersikap, dan bertindak secara bijaksana dalam menghadapinya. 3. Model Cooperative Learning Model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar dikatakan efektif jika pembelajaran itu dapat menumbuhkan dan mencerahkan gairah serta dorongan siswa untuk semangat dan aktif. Untuk itu guru harus bisa mengembangkan materi yang akan diajarkan menjadi materi yang bermakna dan menarik serta dapat mencari hubungan antara materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa. Salah
satu
model
pembelajaran
yang
bernaung
dalam
pendekatan konstruktivisme yaitu Cooperative Learning. Konstruktivisme mulai digagas oleh Mark Baldawin dan dikembangkan serta diperdalam oleh Jean Piaget adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman ( Wina Sanjaya, 2005, 118 ). Menurut Utari seperti yang dikutip oleh Isjoni ( 2009, 34-35 ) menyatakan bahwa dalam pendekatan konstruktivisme, pengetahuan baru tidak diberikan dalam bentuk jadi membentuk
pengetahuannya
( final ), tetapi peserta didik
sendiri
dengan
interaksi
dengan
lingkungannya dalam proses asimilasi dan akomodasi. Istilah Cooperative Learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran koperatif. Cooperative
Learning
sendiri
merupakan
suatu
model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4 – 6 orang dengan struktur kelompok yang heterogen ( Slavin dalam Isjoni, 2009, 12 ). Menurut Johnson dan Johnson (dalam Mulyono Abdurahman, 1999, 123) ada empat elemen dasar dalam model Cooperative Learning yaitu: a. saling ketergantungan positif, b. interaksi tatap muka, c.
12
akuntabilitas individual, d. ketrampilan dalam menjalin hubungan interpersonal. Dari hasil penelitian Johnson dan Johnson dalam bukunya Nur, dkk, (2003, 63) menunjukkan adanya berbagai keunggulan Cooperative Learning, yaitu : a. memudahkan siswa dalam melakukan penyesuaian soal, b. mengembangkan siswa melakuakan penyesuaian soal, c. memungkinkan pada siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan, d. meningkatkan rasa saling percaya
kepada
sesama
manusia,
e.
meningkatkan
kesediaan
menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, f. meningkatkan motivasi belajar intrinsik, g. meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan pengalaman belajar, h. meningkatkan hubungan posotif antara siswa dengan gurdan personil sekolah, i. meningkatkan pandangan siswa terhadap guru yang bukan hanya pengajar tapi juga pendidik Model Cooperative Learning tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman ( Isjoni, 2009, 13 ). Adapun ciri-ciri Cooperative Learning ( Isjoni, 2009, 20 ) adalah : a. setiap anggota memiliki peran, b. hubungan interaksi langsung di antara siswa, c. setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya
dan
juga
teman
kelompoknya,
d.
guru
membantu
mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, e. guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Dengan model Cooperative Learning ini minimal ada tiga tujuan pembelajaran penting yang dapat diperoleh, antara lain : a. meningkatkan hasil belajar akademik, b. penerimaan terhadap perbedaan individu, c. pengembangan keterampilan sosial. 4. Cooperative Learning dengan metode STAD Model Cooperative Learning terdiri dari empat metode yaitu : a. Metode STAD, b. Metode Jigsaw, c. Metode GI, d. Metode Struktural.
13
Masing-masing metode tersebut memiliki ciri khasnya sendiri dan kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning dengan metode STAD sebagai tindakan untuk mengatasi masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Peneliti memilih model Cooperative Learning Metode STAD Karena metode tersebut merupakan salah satu tipe dalam model Cooperative Learning yang paling sederhana dan mudah dilaksanakan sehingga sangat sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran IPS kelas VI sekolah dasar khususnya pada materi globalisasi. Metode STAD itu sendiri pertama kali dikembangkan oleh Slavin, dan merupakan salah satu tipe dalam model Cooperative Learning yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi belajar maksimal ( Slavin dalam Isjoni, 2009, 51). Penerapan model Cooperative Learning dengan metode STAD diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi globalisasi pada mata pelajaran IPS. Adapun
tahap-tahap
dalam
Metode
STAD
yaitu
:
a.
penyampaian tujuan pembelajaran dan memberi motivasi belajar, b. penyampaian materi atau informasi, c. mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar, d. membimbing kelompok bekerja dan belajar, e. evaluasi, f. memberikan penghargaan pada kelompok. B. Kerangka Berpikir Kondisi awal pembelajaran IPS masih menggunakan model pembelajaran konvensional ( ekspositori ) yang menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran sehingga siswa tidak aktif dan kreatif. Hal ini terbukti dari rendahnya pemahaman materi globalisasi pada siswa kelas VI tahun pelajaran 2008/2009.
14
Rendahnya
pemahaman
materi
globalisasi
tersebut
harus
diantisipasi, agar tidak dialami lagi oleh siswa kelas VI tahun pelajaran 2009/2010. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu ada tindakan yang tepat berupa penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model Cooperative Learning metode STAD. Penelitian ini dilaksanakan dalam model siklus yang berkelanjutan, yaitu siklus I dan siklus II. Penggunaan yang tepat model Cooperative Learning metode STAD pada pembelajaran IPS akan mewujudkan kondisi akhir yang diharapkan yaitu pemahaman materi globalisasi meningkat. Gambaran utuh
dari kerangka
berpikir penelitian tindakan kelas ini serperti pada bagan berikut ini : KONDISI AWAL
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL ( EKSPOSITORI )
PEMAHAMAN MATERI GLOBALISASI RENDAH
SIKLUS I TINDAKAN
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING METODE STAD
SIKLUS II KONDISI AKHIR
PEMAHAMAN MATERI GLOBALISASI MENINGKAT
Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir PTK
15
Hipotesis Tindakan Pemahaman siswa terhadap materi globalisasi pada mata pelajaran IPS kelas VI SD Negeri Kudaile 06 kecamatan Slawi kabupaten Tegal dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran Cooperative Learning metode STAD.
16
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian SD Negeri Kudaile 06 kecamatan Slawi kabupaten Tegal. 2. Waktu Penelitian Bulan Januari sampai dengan Juni 2010 Jadwal kegiatan penelitian adalah sebagai berikut : NO
JENIS KEGIATAN
JAN
BULAN PEB MAR APR MEI JUN
1
Observasi dan identifikasi masalah
2
Penyusunan rancangan tindakan
3
Pelaksanaan PTK siklus 1
X
4
Refleksi dan analisis hasil siklus 1
X
5
Pelaksanaan PTK siklus 2
X
6
Refleksi dan analisis hasil siklus 2
X
7
Penyusunan laporan PTK
X X
X
X
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan PTK B. Subyek Penelitian 1. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek Penelitian :
Siswa kelas VI SD Negeri Kudaile 06 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010. Jumlah siswa 17 anak.
Obyek Penelitian
: Penggunaan model Cooperative Learning metode STAD dalam memahami materi globalisasi.
17
C. Prosedur Penelitian Penelitian akan dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat kegiatan penting yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaannya secara berulang dan berkelanjutan sesuai dengan hasil refleksi. Untuk penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Dalam satu pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran. Setiap satu jam pelajaran 35 menit. Gambaran pelaksanaan PTK dapat dilihat pada bagan berikut :
Gambar 3.1 Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD (Sumber dari Buku Panduan Tugas Akhir e-Tugas Akhir, 2008, 11 ) Keterangan
:
Plan
: perencanaan
Act
: pelaksanaan
Observe
: observasi
Reflect
: refleksi
Reflected Plan : perencanaan hasil refleksi
18
RANCANGAN SIKLUS I Siklus I dilaksanakan dengan kompetensi dasar : 3.1 Menjelaskan peranan Indonesia pada era global dan dampak positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia, yang terdiri dari indikator : 3.1.1 Menjelaskan pengertian globalisasi. 3.1.2 Menyebutkan bukti adanya proses globalisasi. 3.1.3 Mengidentifikasi dampak positif adanya globalisasi terhadap kehidupan bangsa Indonesia. 3.1.4 Mengidentifikasi dampak negatif adanya globalisasi terhadap kehidupan bangsa Indonesia. Pembelajaran siklus I dilaksanakan selama 2 pertemuan, setiap pertemuan waktunya 70 menit. Uraian selengkapnya yaitu : 1. Tahap Perencanaan a. Mengidentifikasi
masalah pembelajaran di kelas yang meliputi
analisis situasi dan analisis belajar siswa. b. Menyusun RPP dengan materi tentang globalisasi melalui model Cooperative Learning dengan metode STAD. c. Menyiapkaan media pembelajaran dan alat peraga yang sesuai. d. Menyiapkan instrumen observasi dan alat tes. 2. Tahap Pelaksanaan Tahapan pembelajaran melalui model Cooperative Learning dengan metode STAD yaitu : a. Penyampaian tujuan pembelajaran dan memberi motivasi belajar. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberi motivasi belajar pada siswa. b. Penyampaian materi atau informasi. Menyajikan materi pelajaran atau informasi melalui sumber belajar yang telah disediakan. c. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
19
Guru membentuk kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan antara 4 sampai dengan 5 anak secara heterogen. Perbedaan kemampuan anak berdasarkan penentuan skor awal. d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar yaitu : Membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan tugas yang akan dilaksanakan. Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas pada kelompok masing-masing. Membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan tugas yang akan dilaksanakan. Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas pada kelompok masing-masing. e. Evaluasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi globalisasi melalui tes tertulis. f. Memberikan penghargaan pada kelompok. Penghargaan pada kelompok berupa pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok setelah masing-masing kelompok .memperoleh predikat berdasarkan tingkat penguasaan materi. 3. Tahap Observasi Observer mengamati proses pembelajaran ( aktivitas guru dan siswa ) pada materi globalisasi. Observasi diarahkan pada poin-poin yang terdapat dalam pedoman yang telah dipersiapkan. 4. Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap proses dan hasil pekerjaan siswa melalui tes tertulis dan observasi. Berdasarkan hasil analisis tersebut, akan diperoleh kesimpulan bagian fase mana pada Siklus I yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan fase mana yang telah memenuhi target. Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami
20
perbaikan apabila capaian pada indikator keberhasilan yang telah ditentukan sesuai target atau bahkan melebihinya. RANCANGAN SIKLUS II Siklus II dilaksanakan dengan kompetensi dasar : 3.1 Menjelaskan peranan Indonesia pada era global dan dampak positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia, yang terdiri dari indikator-indikator : 3.1.5 Menjelaskan sikap dalam menghadapi globalisasi. 3.1.6 Menjelaskan latar belakang berdirinya perusahaan asing di Indonesia. 3.1.7 Menyebutkan keuntungan adanya perusahaan asing di Indonesia. 3.1.8 Menyebutkan kerugian adanya perusahaan asing di Indonesia. Pembelajaran siklus II dilaksanakan selama 2 pertemuan, setiap pertemuan waktunya 70 menit. Uraian selengkapnya dapat dilihat seperti berikut ini : 1. Tahap Perencanaan a. Merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pada siklus I. b. Menyusun RPP yang telah direvisi dengan materi tentang globalisasi melalui model Cooperative Learning dengan metode STAD. c. Menyiapkaan media pembelajaran dan alat peraga yang sesuai. d. Menyiapkan instrumen observasi dan alat tes. 2. Tahap Pelaksanaan a. Penyampaian tujuan pembelajaran dan memberi motivasi belajar. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberi motivasi belajar pada siswa. b. Penyampaian materi atau informasi. Menyajikan materi pelajaran atau informasi melalui sumber belajar yang telah disediakan. c. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar.
21
Siswa membentuk kelompok belajar yang beranggotakan antara 4-5 anak secara heterogen. Perbedaan kemampuan anak berdasarkan penentuan skor awal. d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan tugas yang akan dilaksanakan. Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas pada kelompok masing-masing. e. Evaluasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi globalisasi melalui tes tertulis. f. Memberikan penghargaan pada kelompok. Penghargaan pada kelompok dilakukan dengan cara memberi hadiah dan pengakuan skor kelompok setelah masing-masing kelompok . memperoleh predikat berdasarkan tingkat penguasaan materi. 3. Tahap Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati
proses
pembelajaran
( aktivitas guru dan aktifitas siswa ) pada materi globalisasi. Observasi diarahkan pada poin-poin yang terdapat dalam pedoman yang telah dipersiapkan. 4. Tahap Analisis dan Refleksi Analisis dan refleksi dilakukan terhadap proses dan hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes tertulis, observasi. Berdasarkan hasil analisis tersebut, akan diperoleh kesimpulan bagian mana pada siklus II yang perlu diperbaiki dan bagian mana yang telah memenuhi target. Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami perbaikan apabila capaian pada indikator keberhasilan yang telah ditentukan sesuai target atau bahkan melebihinya.
22
Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. Teknik tes berupa tes formatif yang diberikan pada akhir pembelajaran. Sedangkan teknik non tes berupa observasi, angket, dan cek list sebagai instrumen untuk mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa. 1. Tes tertulis Tes tertulis digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. 2. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat aktifitas siswa dan guru selama roses pembelajaran. Teknis Analisis Data Penelitian Analisis data penelitian berdasarkan data yang terkumpul melalui instrumen tes tertulis dan observasi yang digunakan secara proporsional sesuai dengan jenis data yang diperlukan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pokok globalisasi melalui model Cooperative Learning metode STAD. Selain itu juga digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran pada materi globalisasi. Hasil analisis data yang tersebut kemudian dikategorikan dan diklasifikasikan berdasarkan kaitan logisnya kemudian ditafsirkan dan disajikan secara aktual dan sistematis. Hasil analisis tersebut disajikan secara bertahap sesuai dengan siklus yang dilakukan. Indikator Keberhasilan Untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil penelitian pada setiap siklus diperlukan suatu indikator dapat menjadi tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Indikator keberhasilan tersebut digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian proses belajar dan hasil belajar pada setiap siklus. Indikatornya yaitu :
23
1. Indikator Keberhasilan Proses. - 75 % siswa mampu memahami materi globalisasi - 75 % siswa aktif dalam pembelajaran dan kerja kelompok. 2. Indikator Keberhasilan Hasil - 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM 6,2 )
24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SD Negeri Kudaile 06 merupakan salah satu sekolah tingkat dasar di samping ke lima sekolah lain yang terletak di tepi jalan yang menghubungkan kota Slawi dengan kota Tegal. Sekolah tersebut masuk dalam wilayah desa Kudaile kecamatan Slawi kabupaten Tegal. SD Negeri Kudaile 06 terdiri 1 ruang kantor, 6 ruang kelas, 1 ruang UKS dan perpustakaan, 1 ruang WC serta halaman yang luas. Halaman tersebut menjadi milik bersama antara SD Negeri Kudaile 06 dan SD Negeri Kudaile 05. Kedua sekolah tersebut letaknya berdekatan. Ruang kelas VI SD Negeri Kudaile 06 memiliki ukuran 8 m x 6 m dengan struktur bangunan model lama yang memiliki daun jendela agak tinggi dari lantai sehingga pencahayaan ruangan kurang sekali. Fasilitas ruangan kelas ada papan tulis, almari dan seperangkat media pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Kudaile 06 dimulai jam 07.00 sampai dengan 12.10 WIB, dengan jadwal pelajaran yang disusun berdasarkan berdasarkan kurikulum KTSP. Sedangkan untuk kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan di luar jam kegiatan belajar mengajar. Pada tahun ajaran 2009/2010 SD Negeri Kudaile 06 terdiri dari 164 siswa yang terdiri dari : kelas I 31 siswa, kelas II 17 siswa, kelas III 30 siswa, kelas IV 41 siswa, kelas V 28 siswa, dan kelas VI 17 siswa. 2. Struktur Organisasi SD Negeri Kudaile 06 Tahun pelajaran 2009/2010 SD Negeri Kudaile 06 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah, dan memiliki dewan guru yang terdiri dari seorang kepala sekolah, 6 guru kelas, 4 guru wiyata bakti sebagai guru mata pelajaran ( Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Seni Budaya dan Keterampilan, dan Bahasa Inggris ) serta 3
25
guru magang ( guru wiyata bakti yang ikut belajar berstatus bukan warga sekolah tetap ). Jadi jumlah personil seluruhnya ada 14 orang. Adapun struktur organisasi SD Negeri Kudaile 06 sebagai berikut : Kepala Sekolah Amdad AMDAD
Guru Kelas I
Guru Kelas II
Guru Kelas III
Agustin Misbah
Y.Widartingsih
Hera Siswati
Agustin Misbah
Y.Widartiningsih
Hera Siswati
Guru Kelas IV
Guru Kelas V
Guru Kelas VI
Sutarti
Djoni Ismantoro
Edi Susanto
Sutarti
Djoni Ismantoro
Edi Susanto
Guru PAI
Goru Penjasorkes
Guru SBK
Rebo Subagio
Sri Palupiati
Futikhatul Jannah
Rebo Subagio
Sri Palupiyati
Futikhatul Jannah
Guru Bhs.Inggris
Guru Wiyata Bakti
Guru WB
Banar Yudhasmara
Edi Riswanto
Warningsih
Banar Yudhasmara
Edi Riswanto
Warningsih
Guru Wiyata Bakti Nela Mujawati Nela Mujawati
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi SD Negeri Kudaile 06 3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I Pembelajaran untuk PTK pada siklus I dilaksanakan selama dua pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Maret 2010, sedangkan pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Maret 2010. Sebelum pelaksanaan pembelajaran telah diadakan pengumpulan pendapat
26
siswa tentang pelajaran IPS pada tanggal 10 Februari 2010. Rangkuman hasil pengumpulan pendapat siswa tersebut adalah sebagai berikut : No
Pernyataan Pendapat
Frekuensi
Persentase ( % )
1
Menyukai pelajaran IPS
11
64,7 %
2
Tidak menyukai pelajaran IPS
6
35,3 %
Jumlah
17
100 %
Tabel 4.1 Rekapitulasi Pendapat Siswa tentang Mata Pelajaran IPS 12 10 8 6 4 Suka Tidak suka
2 0
Gambar 4.2 Diagram Pendapat Siswa tentang Mata Pelajaran IPS Dari di atas diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas VI SD Negeri Kudaile 06 menyukai mata pelajaran IPS ( 64,7 % ) dan sebagian kecil tidak menyukai mata pelajaran IPS ( 35,3 % ). Hal ini menunjukkan bahwa secara mental siswa siap untuk mempelajari materi dalam pelajaran IPS. a. Perencanaan Pertemuan 1 dan 2 pada siklus I masing-masing dilaksanakan selama 70 menit. Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rancangan RPP tentang materi pokok Globalisasi mencakup : Standar Kompetensi : 3. Memahami peranan bangsa Indonesia di era globalisasi. Kompetensi Dasar
:
27
3.1 Menjelaskan peranan Indonesia pada era global dan dampak positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia. Indikator
:
3.1.1 Menjelaskan pengertian globalisasi. 3.1.2 Menyebutkan bukti adanya proses globalisasi. 3.1.3 Mengidentifikasi dampak positif adanya globalisasi terhadap kehidupan bangsa Indonesia. 3.1.4 Mengidentifikasi dampak negatif adanya globalisasi terhadap kehidupan bangsa Indonesia. 2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah : Ruang Belajar Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas VI SD Negeri Kudaile 06. Buku Pelajaran Buku pelajaran yang digunakan yaitu : Julianto,Arif Sri Nugroho, (2008 ) IPS Untuk Kelas VI SD/MI, Klaten, Pusat Perbukuan Depdiknas, halaman 111 – 122. Asy‟ari, dkk, ( 2006 ) Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk kelas 6, Jakarta, Erlangga, halaman 103 – 115. Indrastuti, ( 2008 ) IPS Untuk Kelas VI SD/MI, Klaten, Yudhistira, halaman 91-96. Alat Peraga Alat peraga yang dipersiapkan meliputi gambar-gambar hasil globalisasi antara lain : jenis-jenis makanan asing/luar negeri, perangkat komputer, hand phone, dan televisi. Juga sebuah hand phone, peta dan globe, dan sebuah koran atau artikel dari internet. Semua alat peraga tersebut dipersiapkan oleh siswa dengan bimbingan guru/peneliti.
28
3. Menyiapkan Lembar Kerja Guru menyiapkan lembar kerja siswa ( LKS ) berisi tugas untuk materi yang diajarkan dan menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi diskusi. 4. Menyiapkan Lembar Evaluasi Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa. 5. Menyiapkan lembar observasi untuk supervisor. Supervisor melakukan observasi terhadap proses pembelajaran pada siklus I. b. Pelaksanaan Pertemuan 1 Pembelajaran pada pertemuan I difokuskan pada kegiatan diskusi kelompok untuk membahas materi diskusi tentang globalisasi antara lain : Pengertian globalisasi. Bukti-bukti adanya proses globalisasi. Dampak positif adanya globalisasi. Dampak negatif adanya globalisasi. Adapun kegiatan pembelajaran antara lain : 1) Kegiatan pra pembelajaran. 2) Kegiatan awal yang berisi apersepsi, pemberian motivasi belajar, dan menjelaskan tujuan pembelajaran . 3) Siswa membaca sekilas inti materi pada buku sumber. 4) Guru menjelaskan inti materi tersebut. 5) Siswa membentuk kelompok diskusi atas saran dari guru. 6) Guru membagi LKS berisi materi diskusi yang akan dibahas, kemudian guru menjelaskan tugasnya masing-masing. 7) Setiap kelompok diskusi membahas materi diskusi sesuai dengan tugasnya. 8) Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.
29
9) Pada kegiatan akhir siswa dan guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan guru memberi penegasan pada materi pelajaran serta pemberian PR. Pertemuan 2 Pembelajaran pada pertemuan 2 difokuskan pada kegiatan laporan dan presentasi hasil diskusi serta tes individual untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Adapun urutan kegiatan pembelajaran antara lain : Kegiatan pra pembelajaran. Kegiatan awal yang berisi apersepsi, pemberian motivasi belajar, dan menjelaskan tujuan pembelajaran . Masing-masing kelompok dengan diwakili salah satu anggotanya melaporkan dan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Setiap kali satu kelompok menyampaikan presentasinya, anggota kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap hasil diskusi yang disampaikan. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi. Masing-masing kelompok saling menukar hasil diskusi untuk dipelajari bersama-sama. Siswa mengerjakan tes tertulis dan menyerahkan pada guru jika telah selesai. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberi penegasan materi yang telah dipelajari bersama. Guru memberi penghargaan kelompok berupa predikat kejuaraan dan hadiah sesuai dengan hasil penilaian. Tindak lanjut pada pertemuan 2 yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah mencapai KKM diberi pengayaan
30
c. Pengamatan/observasi Selama
pelaksanaan
pembelajaran
siklus
I
peneliti
berkolaborasi dengan supervisor sebagai pengamat/observer. Tugas observer adalah mengamati proses pembelajaran pada siklus I dengan panduan lembar observasi, yang telah tersedia. Adapun hal-hal yang akan diobservasi meliputi : 1) Pra Pembelajaran 2) Kegiatan Membuka Pelajaran 3) Kegiatan Inti Pembelajaran Pelaksanaan materi pelajaran Strategi pola pembelajaran Pemanfaatan media pembelajaran Penilaian proses dan hasil belajar Penggunaan bahasa 4) Penutup d. Refleksi Pengumpulan data dilakukan bersama oleh guru sebagai peneliti dan supervisor.yang diperoleh melalui observasi selama proses pembelajaran pada siklus I. Dari hasil refleksi pada siklus I dapat diketahui keunggulan yang berhasil dicapai serta hambatan-hambatan yang dialami pada proses pembelajaran. Semua masalah yang muncul menjadi dasar untuk perbaikan rancangan pembelajaran pada siklus II. 4. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan selama dua pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa, 13 April 2010, sedangkan pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 14 April 2010. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.yang dikolaborasikan antara peneliti dengan supervisor. Metode dan alat
31
peraga yang digunakan difokuskan pada implementasi pembelajaran yang berorientasi pada model Cooperative Learning metode STAD dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman materi globalisasi. a. Perencanaan 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) RPP pada siklus II merupakan perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Rancangan RPP tentang materi pokok Globalisasi mencakup standar
kompetensi,
kompetensi
dasar,
indikator,
tujuan
pembelajaran, dampak pengiring, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber bahan dan alat peraga, dan evaluasi ( lihat pada lampiran ) 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas
yang
perlu
dipersiapkan
untuk
pelaksanaan
pembelajaran adalah :
Ruang Belajar Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas VI SD Negeri Kudaile 06.
Buku Pelajaran Buku pelajaran yang digunakan yaitu : Julianto,Arif Sri Nugroho, (2008 ) IPS Untuk Kelas VI SD/MI, Klaten, Pusat Perbukuan Depdiknas, halaman 111 – 122. Asy‟ari, dkk, ( 2006 ) Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk kelas 6, Jakarta, Erlangga, halaman 103 – 115. Indrastuti, ( 2008 ) IPS Untuk Kelas VI SD/MI, Klaten, Yudhistira, halaman 91-96.
Alat Peraga Alat peraga yang dipersiapkan meliputi gambargambar hasil globalisasi antara lain : jenis makanan asing, seperangkat komputer, hand phone, televisi, dan gambar
32
tentang perusahaan asing. Disamping itu juga digunakan peta dan globe serta koran atau artikel dari sumber internet. Semua alat peraga tersebut dipersiapkan oleh siswa dengan bimbingan guru/peneliti.
Mempersiapkan Lembar Kerja Mempersiapkan lembar kerja siswa ( LKS ) yang berisi tugas untuk materi yang diajarkan dan bahan diskusi kelompok.
Mempersiapkan Lembar Evaluasi Mempersiapkan soal-soal evaluasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa.
Mempersiapkan lembar observasi untuk supervisor. Mempersiapkan lembar observasi yang digunakan supervisor untuk mengamati kegiatan pembelajaran pada siklus II.
b. Pelaksanaan Pertemuan I Pembelajaran pada pertemuan I difokuskan pada kegiatan diskusi kelompok untuk membahas materi diskusi tentang globalisasi antara lain : Sikap dalam menghadapi globalisasi. Latar belakang berdirinya perusahaan asing di Indonesia. Keuntungan adanya perusahaan asing di Indonesia. Kerugian adanya perusahaan asing di Indonesia. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan antara lain : 1) Kegiatan pra pembelajaran. 2) Kegiatan awal yang berisi apersepsi, pemberian motivasi belajar, dan menjelaskan tujuan pembelajaran . 3) Siswa membaca sekilas inti materi pada buku sumber. 4) Guru menjelaskan inti materi tersebut. 5) Siswa membentuk kelompok diskusi atas saran dari guru.
33
6) Guru membagi LKS berisi materi diskusi yang akan dibahas, kemudian guru menjelaskan tugasnya masing-masing. 7) Setiap kelompok diskusi membahas materi diskusi sesuai dengan tugasnya. 8) Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan. 9) Pada kegiatan akhir siswa dan guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan guru memberi penegasan pada materi pelajaran serta pemberian PR. Pertemuan II Pembelajaran pada pertemuan II difokuskan pada kegiatan laporan dan presentasi hasil diskusi serta tes individual untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Adapun urutan kegiatan pembelajaran antara lain : 1) Kegiatan pra pembelajaran. 2) Kegiatan awal yang berisi apersepsi, pemberian motivasi belajar, dan menjelaskan tujuan pembelajaran . 3) Masing-masing kelompok dengan diwakili salah satu anggotanya melaporkan dan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 4) Setiap kali satu kelompok menyampaikan presentasinya, anggota kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap hasil diskusi yang disampaikan. 5) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi. 6) Masing-masing kelompok saling menukar hasil diskusi untuk dipelajari bersama-sama. 7) Siswa mengerjakan tes tertulis dan menyerahkan pada guru jika telah selesai. 8) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran. 9) Guru memberi penegasan materi yang telah dipelajari bersama. 10) Guru memberi penghargaan kelompok berupa predikat kejuaraan dan hadiah sesuai dengan hasil penilaian.
34
11) Tindak lanjut pada pertemuan 2 yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah mencapai KKM diberi pengayaan c. Pengamatan/observasi Dalam siklus II peneiti berkolaborasi dengan supervisor sebagai pengamat/observer. Tugas observer adalah mengamati jalannya pembelajaran pada siklus II dengan panduan lembar observasi, yang telah tersedia. Adapun hal yang akan diamati dalam pembelajaran meliputi : 1) Penyajian Materi Hal-hal yang diamati dalam tahap penyajian materi antara lain :
Penjelasan ruang lingkup materi yang akan dipelajari dan indikator yang harus dicapai.
Penggunaan media dan alat peraga yang sesuai.
Pemberian motivasi belajar siswa dan apersepsi untuk mengingatkan siswa tentang pengetahuan prasyarat.
2) Kegiatan Kelompok Hal-hal yang diamati dalam tahap kegiatan kelompok antara lain :
Pembentukan kelompok diskusi siswa dengan kemampuan heterogen dan membagikan LKS pada semua kelompok.
Penjelasan tugas diskusi yang akan dilaksanakan dan membimbing siswa/kelompok yang mengalami kesulitan.
Pemberian
perhatian
dan
motivasi
belajar
siswa/kelompok. 3) Tes Individual Hal-hal yang diamati dalam tahap tes individual antara lain :
Membagikan lembar tes tertulis individual.
Penjelasan tata cara pengerjaan tes tertulis.
Pengawasan pelaksanaan tes tertulis individual.
Penilaian hasil tes tertulis.
pada
35
4) Penghitungan Skor Perkembangan Individu Hal-hal yang diamati dalam tahap ini antara lain :
Analisis nilai tes tertulis individu dan nilai kelompok siswa.
Pengkategorian kemampuan siswa berdasarkan penskoran perkembangan individu melalui tes tertulis.
5) Pemberian Penghargaan Kelompok Hal-hal yang diamati dalam tahap ini antara lain :
Perhitungan skor kelompok.
Menghitung skor rata-rata kelompok untuk menentukan kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super.
Pemberian penghargaan pada kelompok diskusi. Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam
proses belajar mengajar meliputi : 1. Aktifitas belajar siswa, yaitu :
Memperhatikan penjelasan guru, bertanya pada guru dan menjawab pertanyaan guru.
Disiplin selama pembelajaran.
Penggunaan media dan alat peraga.
Mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran.
Mengerjakan tugas dengan baik.
Semangat/antusias dalam pembelajaran
2. Aktifitas diskusi kelompok
Ikut andil membentuk kelompok.
Mengeluarkan pendapat.
Bertanya dan menjawab pertanyaan guru atau teman diskusi.
Menghargai pendapat orang lain dan menyampaikan kritik.
Mencatat kesimpulan hasil diskusi
d. Refleksi Refleksi untuk siklus II dilakukan oleh peneliti dan supervisor dengan mengacu pada data yang dikumpulkan selama pembelajaran
36
melalui teknik tes dan nontes. Data tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pokok globalisasi melalui. Refleksi dilakukan untuk mendiskusikan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang dibahas antara lain : 1) Analisis tentang aktifitas guru dan siswa selama pembelajaran. 2) Mengulas dan menjelaskan rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. 3) Melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang telah diperoleh. 5. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I Deskriptif Kuantitatif Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan berdasarkan hasil tes, baik tes individual maupun tes untuk kelompok diskusi. a. Daftar Nilai Siklus I ( lihat Lampiran ) Tes individual pada siklus I dilakukan pada akhir pembelajaran pertemuan ke-2. Adapun rangkuman hasil tes tersebut sebagai berikut : No
1.
KKM
62
Jumlah
Jumlah Nilai
Persentase
Nilai Tuntas
Belum Tuntas
Ketuntasan
14
3
82,4 %
Tabel 4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Dengan mengacu pada kriteria : Indikator Keberhasilan Hasil - 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM 6,2 ) Siswa berhasil mencapai target yang ditentukan karena rata-rata nilai yang dicapai 80,7 dengan persentase ketuntasan mencapai 82,4 %. Dengan demikian secara kuantitas individual siswa berhasil dalam
37
mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan. Gambaran ketuntasan belajar dapat dilihat pada diagram berikut :
14 12 10 8 6 4 Tuntas
2
Tidak Tuntas
0
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I b. Penetapan Skala Penilaian Pada Siklus I Distribusi frekuensi hasil tes siklus I dilakukan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan
kemampuan
yang
telah
berhasil
dicapai
berdasarkan rentang nilai yang telah ditetapkan. Uraian selengkapnya sebagai berikut : Rentang Nilai
Huruf
80 – 100
A
70 – 79
Kategori
Frekuensi
Persentase
Sangat Baik
11
64,7 %
B
Baik
1
5,9 %
60 – 69
C
Cukup Baik
5
29,4 %
50 – 59
D
Buruk
0
-
00 - 49
E
Sangat Buruk
0
-
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tes Individual Siklus I Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa cukup berhasil dalam menguasai materi pelajaran karena persentase untuk perolehan rentang nilai 80 – 100 mencapai 64,7 % ( kategori sangat baik/A ). Sedangkan untuk kategori B 5,9 %, dan kategori C 29,4 %.
38
c. Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi Pada Siklus I ( lihat lampiran) Tes diskusi kelompok dilakukan pada akhir kegiatan diskusi kelompok. Rangkuman hasil tes tersebut yaitu : Nama Kelompok
Nilai Rata-rata
I
78,8
II
83,8
III
86,3
IV
81,1
Rata-rata
82,5
Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Tugas Diskusi Kelompok Siklus I Siswa berhasil mencapai target yang ditentukan dengan pencapaian rata-rata nilai 82,5. Dengan demikian secara kuantitas, rata-rata kelompok berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan. d. Penetapan Peringkat Kelompok dari Tugas Diskusi Siklus I. Rata-Rata Nilai
Rata-Rata
Nama
Kategori
Predikat
Observasi
Tugas
Nilai
Kelompok
88,0
86,3
87,2
Klp. III
Sangat Baik
Klp. Super
82,8
83,8
83,3
Klp. II
Baik
Klp. Hebat
83,4
81
82,2
Klp. IV
Cukup Baik
Klp. Baik
84,8
78,8
81,8
Klp. I
Buruk
Klp. Sedang
Jumlah
334,5
Rata-rata
83,6
Tabel 4.5 Penetapan Peringkat Kelompok Diskusi Siklus I Dari data di atas diketahui bahwa kelompok III meraih predikat kelompok super. Disusul kelompok II yang meraih predikat kelompok hebat, kelompok IV meraih predikat kelompok baik, dan kelompok I
39
sebagai kelompok sedang. Dengan rata-rata total nilai yang mencapai 83,6. Deskriptif Kualitatif Analisis deskriptif kualitatif dilakukan berdasarkan observasi selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung ( lihat lampiran ). Pada siklus I rangkuman hasil observasi sebagai berikut : Nama Kelompok
Jumlah Skor nilai
I
84,8
II
82,8
III
88,0
IV
83,4
Rata-rata
84,8
Tabel 4.6 Rekapitulasi Rata-rata Jumlah Skor Nilai Diskusi Kelompok Siklus I Dari data tersebut rata-rata jumlah skor nilai mencapai 84,8. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa secara kualitas menunjukkan aktifitas yang tinggi yang menentukan pencapaian hasil belajar. 6. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II Deskriptif Kuantitatif ( Individual ) Analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pokok globalisasi melalui model Cooperative Learning metode STAD. a. Daftar Nilai Siklus II ( lihat lampiran ) Tes individual pada siklus I dilakukan pada akhir pembelajaran pertemuan ke-2. Adapun rangkuman hasil tes tersebut sebagai berikut : No
1
KKM
62
Jumlah Nilai
Jumlah Nilai
Persentase
Tuntas
Belum Tuntas
Ketuntasan
15
2
88,2 %
40
Tabel 4.7 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II 16 14 12 10 Tuntas
8
Belum Tuntas
6 4 2 0
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Dengan mengacu pada kriteria : Indikator Keberhasilan Hasil - 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum ( dengan KKM 6,2 ) Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa siswa berhasil mencapai target hasil belajar yang telah ditentukan karena rata-rata nilai yang dicapai 81,5 dengan persentase ketuntasan mencapai 88,2 %. b. Penetapan Skala Penilaian Pada Siklus II Rentang
Huruf
Kategori
Frekuensi
Persentase
Nilai 80 – 100
A
Sangat Baik
11
64,7 %
70 – 79
B
Baik
2
11,8 %
60 – 69
C
Cukup Baik
4
23,5 %
50 – 59
D
Buruk
0
-
00 - 49
E
Sangat Buruk
0
-
Tabel 4.8 Penetapan Skala Penilaian Siklus II
41
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa cukup berhasil dalam menguasai materi karena persentase untuk perolehan rentang nilai 80 – 100 mencapai 64,7 % ( kategori sangat baik/A ), sedangkan kategori baik mencapai 11,8 %, dan kategori cukup baik mencapai 23,5 %. c. Daftar Nilai Tugas Kelompok Pada Siklus II ( lihat lampiran ) Tes diskusi kelompok dilakukan pada akhir kegiatan diskusi kelompok. Rangkuman hasil tes tersebut yaitu : Nama Kelompok
Nilai Rata-rata
I
81,3
II
88,8
III
80,0
IV
87,5
Rata-rata
84,4
Tabel 4.9 Rekapitulasi Nilai Tugas Diskusi Kelompok Siklus II Siswa berhasil mencapai target yang ditentukan dengan pencapaian rata-rata nilai 84,4. Dengan demikian secara kuantitas, rata-rata kelompok berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Deskriptif Kualitatif Analisis deskriptif kualitatif dilakukan berdasarkan observasi selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung ( lihat lampiran ). Pada siklus II rangkuman hasil observasi sebagai berikut : Nama Kelompok
Jumlah Skor nilai
I
88,5
II
88,0
III
89,6
IV
92,3
Rata-rata
89,6
Tabel 4.10 Rekapitulasi Rata-rata Jumlah Skor Nilai Diskusi Kelompok Siklus II
42
Dari data tersebut rata-rata jumlah skor nilai mencapai 89,6. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa secara kualitas menunjukkan aktifitas yang tinggi dalam kegiatan diskusi. Hal ini ikut menentukan pencapaian hasil belajar yang maksimal. Penetapan Peringkat Kelompok Diskusi Pada Siklus II Penetapan
peringkat
kelompok
diskusi
digunakan
untuk
mengklasifikasikan kualitas masing-masing kelompok diskusi yang menjadi dasar untuk menentukan pemberian penghargaan pada kelompok diskusi. Uraian selengkapnya sebagai berikut : Rata-Rata Nilai
Rata-Rata
Nama
Kategori
Predikat
Observasi
Tugas
Nilai
Klp
92,3
87,5
89,9
Klp IV
Sangat Baik
Klp. Super
88,0
88,8
88,4
Klp II
Baik
Klp. Hebat
88,5
81,3
84,9
Klp I
Cukup Baik
Klp. Baik
89,6
80,0
84,8
Klp III
Buruk
Klp. Sedang
Jumlah
348
Rata-rata
87,0
Tabel 4.11 Penetapan Peringkat Kelompok Diskusi ( Nilai Kuantitatif ) Pada Siklus II Dari data di atas diketahui bahwa kelompok IV meraih predikat kelompok super. Disusul kelompok II yang meraih predikat kelompok hebat, kelompok I meraih predikat kelompok baik, dan kelompok III sebagai kelompok sedang. Dengan rata-rata total nilai yang mencapai 87,0. 7. Analisis Hasil Nilai Kelompok untuk Menentukan Peringkat Kelompok Analisis hasil nilai kelompok ini ditentukan dari nilai kuantitatif dan nilai kualitatif. Hasil perhitungan tersebut digunakan sebagai dasar untuk menentukan pemberian penghargaan kelompok diskusi berdasarkan
43
nilai kelompok yang telah dicapai. Adapun rangkuman perhitungan hasil nilai kelompok tersebut yaitu : Nilai
Nilai
Tes
Observasi
87,2
90,6
82,2
Jumlah
Rata-
Nama
Predikat
rata
Kelompok
177,8
88,9
Kelompok III
Kelompok Super
82,5
164,7
82,4
Kelompok IV
Kelompok Hebat
83,3
81,3
164,6
82,3
Kelompok II
Kelompok Baik
81,8
81,3
163,1
81,6
Kelompok I
Klp. Sedang
Tabel 4.12 Peringkat Hasil Nilai Kelompok Diskusi Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kelompok III merupakan kelompok terbaik ( Kelompok Super ) yang berhak mendapatkan penghargaan tertinggi. Disusul kelompok IV menduduki peringkat kedua, kelompok II menduduki peringkat ketiga, dan kelompok I menduduki peringkat keempat. Penentuan peringkat kelompok dan pemberian penghargaan merupakan bagian terakhir dari rangkaian model Cooperative Learning metode
STAD.
Hal
ini
dimaksudkan
sebagai
motivasi
untuk
meningkatkan semangat belajar dan bekerja sama khususnya dalam kerja kelompok atau tugas diskusi kelompok. B. Pembahasan Siklus I Analisis nilai pada siklus I mengacu pada data yang dikumpulkan selama pembelajaran. Data tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pokok globalisasi melalui model Cooperative Learning metode STAD. Analisis yang digunakan berdasarkan hasil nilai proses dan hasil belajar. Uraian selengkapnya dapat dilihat di bawah ini :
44
1. Nilai proses dan hasil Dari data nilai yang diperoleh melalui penilaian proses dan hasil belajar dapat diketahui bahwa siswa lebih meningkat pemahamannya tentang materi pokok globalisasi. Nilai proses dan hasil dapat diketahui dari data berikut ini : No
1
Rt2 Nilai
Rt2 Nilai Kelompok
Individu
Tugas
Observasi
80,7
83,6
83,9
Jumlah
Ratarata
248,2
82,7
Tabel 4.13 Perhitungan Nilai Proses dan Hasil Siklus I Berdasarkan kriteria : a. Indikator Keberhasilan Proses. - 75 % siswa mampu memahami materi globalisasi - 75 % siswa aktif dalam pembelajaran dan kerja kelompok. b. Indikator Keberhasilan Hasil - 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM 6,2 ) Maka dapat diketahui bahwa hasil perolehan nilai siswa melampaui target yang ditentukan. Peningkatan hasil nilai yang diperoleh pada siklus I menunjukkan bahwa penerapan model Cooperative Learning metode STAD pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi globalisasi. 2. Aktifitas belajar siswa Dari hasil perolehan data cek list individual tentang aktifitas belajar siswa dan aktifitas diskusi kelompok dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan melaksanakan semua tugas dengan baik. Hal ini menunjukkan siswa antusias dan menyukai pembelajaran model Cooperative Learning metode STAD.
45
Refleksi Siklus I Pelaksanaan pada siklus I disusun berdasarkan kendala dan masalah yang teridentifikasi oleh guru. Refleksi dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan supervisor sebagai observer. Hasil refleksi akan dijadikan bahan rekomendasi pada pembelajaran Siklus II. Keberhasilan pada Siklus I Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I meghasilkan beberapa keberhasilan, antara lain : 1. Sebagian besar siswa dapat melampaui terget keberhasilan yang telah ditetapkan. 2. Diskusi kelompok dan diskusi kelas dapat dilaksanakan sesuai dengan karakteristik model Cooperative Learning metode STAD. 3. Semua tugas belajar dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan target pencapaian dan waktu yang telah ditetapkan. Kekurangan pada siklus I Dari semua keberhasilan tersebut, ada pula beberapa kekurangan yang muncul selama pelaksanaan siklus I. Kekurangan atau kelemahan tersebut antara lain : 1. Masih ada beberapa siswa yang hasil nilainya masih di bawah KKM. 2. Waktu yang tersedia terbatas sehingga ada aktifitas belajar yang pelaksanaannya kurang maksimal. 3. Penggunaan media dan alat peraga kurang optimal dan merata karena persediaan terbatas. 4. Kehadiran supervisor sedikit mempengaruhi aktifitas belajar siswa, karena perhatian siswa terbagi oleh keberadaan supervisor. 5. Kelompok diskusi yang terbentuk kurang maksimal karena pembentukan kelompok ditentukan oleh guru. 6. Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan kreatif dalam mengikuti aktifitas belajar.
46
Rekomendasi untuk pembelajaran pada siklus II : 1. Perlu disusun RPP perbaikan untuk siklus II dengan memperhatikan semua kekurangan yang muncul pada siklus I. 2. Peneliti harus memperbaiki alokasi waktu untuk setiap poin kegiatan belajar. 3. Bila memungkinkan media dan alat peraga perlu ditambah dan lebih variatif. 4. Pembentukan kelompok diskusi hendaknya lebih banyak melibatkan siswa. 5. Sumber belajar perlu diperbanyak lagi. 6. Siswa perlu lebih dipersiapkan dengan menjelaskan tentang kehadiran supervisor dan adanya pemotretan. Siklus II Pelaksanaan pada siklus II merupakan perbaikan pada siklus I. Refleksi dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan supervisor sebagai observer. Hasil refleksi akan dijadikan bahan rekomendasi pada tindak lanjut. 1. Nilai proses dan hasil Dari data nilai yang diperoleh melalui penilaian proses dan hasil belajar dapat diketahui bahwa siswa lebih meningkat pemahamannya tentang materi pokok globalisasi. Nilai proses dan hasil dapat diketahui dari data berikut ini : No
1
Rt2 Nilai
Rt2 Nilai Kelompok
Individu
Tugas
Observasi
81,5
87,0
91,7
Jumlah
rata
170,9
Tabel 4.14 Rata-Rata Nilai Proses dan Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan kriteria : a. Indikator Keberhasilan Proses. - 75 % siswa mampu memahami materi globalisasi
Rata-
85,5
47
- 75 % siswa aktif dalam pembelajaran dan kerja kelompok. b. Indikator Keberhasilan Hasil - 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM 6,2 ) Maka dapat diketahui bahwa hasil perolehan nilai siswa melampaui target yang ditentukan. Peningkatan hasil nilai yang diperoleh pada siklus II menunjukkan bahwa penerapan model Cooperative Learning metode STAD pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi globalisasi. 2. Aktifitas belajar siswa Dari hasil perolehan data cek list individual tentang aktifitas belajar siswa dan aktifitas diskusi kelompok dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan melaksanakan semua tugas dengan baik. Hal ini menunjukkan siswa antusias dan menyukai pembelajaran model Cooperative Learning metode STAD. Analisis Perbandingan Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil yang dicapai pada pembelajaran siklus II, konsep tentang globalisasi dapat dibangun oleh siswa melalui aktifitas pembelajaran dengan model Cooperative Learning metode STAD. Pemahaman siswa
terhadap materi globalisasi lebih meningkat pada
siklus II. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan berikut ini : No
No.Urut Siswa
Nilai
Keterangan
Siklus I
Siklus II
1
1
73
60
Belum Tuntas
2
2
80
80
Tuntas
3
3
87
87
Tuntas
4
4
93
93
Tuntas
48
5
5
80
87
Tuntas ( meningkat )
6
6
87
93
Tuntas( meningkat )
7
7
67
73
Tuntas( meningkat )
8
8
60
80
Tuntas( meningkat )
9
9
93
93
Tuntas
10
10
93
100
Tuntas( meningkat )
11
11
93
93
Tuntas
12
12
60
67
Tuntas( meningkat )
13
13
93
93
Tuntas
14
14
67
73
Tuntas( meningkat )
15
15
60
67
Tuntas( meningkat )
16
16
93
60
Belum Tuntas
17
17
93
87
Tuntas
Jumlah
1372
1386
Rata-rata
80,7
81,5
Peningkatan ( % )
0,99 %
Tabel 4.15 Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II
Dari data di atas diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II sebesar 0,99 %. Dari data di atas diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II sebesar 0,99 %.
49
Untuk penilaian proses belajar melalui aktifitas kegiatan diskusi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Nilai Siklus I
Nilai Siklus II
Tes
Observasi
Tes
Observasi
83,6
83,9
87,0
91,7
Tabel 4.16 Perbandingan Nilai untuk Diskusi Kelompok Siklus I dan Siklus II Persentase peningkatan : 1. Nilai Tes siklus I dan siklus II meningkat 4,07 %. 2. Nilai Observasi siklus I dan siklus II meningkat 9,30 %. 3. Rata-rata peningkatan siklus I dan siklus II yaitu : 4,07 9,30 13,37 NKn NKl 6,69% 2 2 2
Keterangan : NKn : persentase peningkatan nilai tes siklus I dan II. NKl : persentase peningkatan nilai observasi siklus I dan II Dari data di atas diketahui ada peningkatan yang signifikan untuk penilaian proses pada kegiatan diskusi antara siklus I dan siklus II sebesar 6,69 %. Untuk mengetahui peningkatan nilai gabungan antara tugas individu dan tugas diskusi kelompok dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tugas Individu 2
Tugas Diskusi Kelompok
2
Rata N
Rata N
Siklus I
Siklus II
Siklus I
Siklus II
Tes
Observasi
Tes
Observasi
80,7
81,5
83,6
83,9
87,0
91,7
Rata2 Gabungan : 83,8
Rata2 Gabungan : 89,4
Tabel 4.17 Nilai Individu dan Diskusi Kelompok Siklus I dan Siklus II
50
No
Jenis Tugas
Rata2 Nilai
Rata2 Nilai
%
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
1
Tugas Individu
80,7
81,5
0,99 %
2
Tugas Diskusi Kelompok
83,8
89,4
6,68 %
Persentase Peningkatan Total ( Individu dan Diskusi )
5,69 %
Tabel 4.18 Perbandingan Nilai Total Siklus I dan Siklus II Dari data di atas diketahui bahwa ada peningkatan yang signifikan pada gabungan nilai individu dan nilai tugas diskusi kelompok antara siklus I dan siklus II sebesar 5,69 %. Peningkatan tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi globalisasi melalui penerapan model Cooperative Learning metode STAD. Refleksi Siklus II Keberhasilan pada Siklus II Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II meghasilkan beberapa keberhasilan, antara lain : 1. Diskusi kelompok dan diskusi kelas dapat dilaksanakan sesuai dengan karakteristik model Cooperative Learning metode STAD. 2. Semua tugas belajar dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan target pencapaian dan waktu yang telah ditetapkan. 3. Ada peningkatan yang signifikan pada nilai proses dan hasil belajar pada siklus II bila dibandingkan pada siklus I. 4. Siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran model Cooperative Learning metode STAD sehingga tidak canggung dan lebih aktif. Dari hasil analisis pada refleksi siklus II, peneliti dan supervisor menyepakati bahwa peningkatan hasil belajar tersebut disebabkan karena : 1. Siswa menyukai model Cooperative Learning metode STAD sehingga memicu semangat dan motivasi untuk belajar.
51
2. Guru lebih menguasai penerapan model Cooperative Learning metode STAD sehingga memudahkan dalam pengelolaannya. 3. Penggunaan media dan alat peraga yang cukup memadai dan merata, sehingga siswa lebih mudah dalam mamahami konsep yang dipelajari. 4. Sumber belajar yang cukup beragam ( buku paket, koran, dan artikel internet ), sehingga wawasan siswa lebih luas. Hal-hal itulah yang mempengaruhi peningkatan pemahaman siswa terhadap materi globalisasi. Disamping itu juga tidak dapat diabaikan faktor pengetahuan prasyarat yang telah dimiliki siswa, sehingga siswa lebih siap untuk memahami dan mempelajari konsep baru. Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siklus 2 : Pada siklus II dapat diidentifikasi kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu : 1. Masih ada beberapa siswa yang lamban belajar. 2. Penggunaan alat peraga yang kurang merata pada semua siswa. 3. Masih ada siswa yang kurang terlatih dalam menggunakan alat peraga. 4. Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif selama pembelajaran. 5. Ada beberapa siswa yang belum terbiasa mengajukan pertanyaan dan pendapat selama diskusi. Semua kendala dan masalah yang telah diidentifikasi menjadi acuan utama bagi peneliti untuk menyusun strategi penyelesaian masalah dengan berkonsultasi dengan supervisor. Langkah-langkah implementasi strategi penyelesaian masalah siklus II : Sebagai tindak lanjut dari kendala dan masalah yang ditemui dalan siklus II, perlu dibuat langkah-langkah sebagai berikut : 1. Untuk mengatasi masalah masih adanya beberapa siswa yang lamban belajar dilakukan langkah-langkah berikut : Mengulang kembali penanaman konsep-konsep yang masih kurang dipahami.
52
Sering dilakukan pengulangan/drill melalui tanya jawab materi pelajaran yang kurang dipahami. Meningkatkan frekuensi belajar baik di sekolah maupun di rumah 2. Masalah penggunaan alat peraga yang kurang merata pada siswa dapat dilakukan langkah-langkah berikut : Mengusahakan pengadaan alat peraga melalui dana BOS. Membuat sendiri alat peraga sederhana melalui mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. 3. Masalah masih adanya siswa yang kurang terlatih dalam menggunakan alat peraga dapat dilakukan langkah-langkah berikut :
Meningkatkan frekuensi penggunaan alat peraga pada semua mata pelajaran khususnya IPS.
Sering dilakukan latihan penggunaan alat-alat peraga khususnya pada pelajaran IPS.
Memberi motivasi pada siswa untuk meningkatkan diri dalam menguasai penggunaan alat peraga.
4. Masalah masih adanya beberapa siswa yang kurang aktif selama pembelajaran dapat dilakukan langkah-langkah berikut :
Memberi motivasi belajar pada siswa dengan menjelaskan manfaat mempelajari ilmu-ilmu sosial/IPS.
Menerapkan metode pembelajaran yang variatif dan menarik untuk menanamkan rasa senang dalam belajar.
Menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif dan kreatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa.
5. Untuk mengatasi masalah masih adanya beberapa siswa yang belum terbiasa mengajukan pertanyaan dan pendapat selama diskusi dapat dilakukan langkah-langkah berikut :
Menanamkan
keberanian
pada
siswa
dalam
bertanya
mengemukakan pendapat khususnya dalam kegiatan diskusi.
dan
53
Memberi motivasi pada siswa untuk meningkatkan rasa berani dalam bertanya dan berpendapat dengan menjelaskan manfaat perlunya rasa keberanian dan percaya diri.
Meningkatkan frekuensi pembelajaran yang menerapkan metode diskusi kelompok.
Sering memberi pertanyaan dan kesempatan berpendapat pada siswa yang masih kurang percaya diri.
Sebagai tindak lanjut, ada baberapa hal yang yang perlu dilakukan peneliti berkaitan dengan hasil refleksi pada siklus II yaitu : 1. Melakukan evaluasi diri dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi pokok globalisasi untuk mengetahui kekurangan-kekurangannya untuk di perbaiki dan keberhasilan-keberhasilan yang telah di capai untuk ditingkatkan. 2. Memperdalam kemampuan dalam penerapan model Cooperative Learning khususnya pada metode STAD. 3. Memperdalam kemampuann dalam menganalisa permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPS. 4. Menjalin hubungan yang lebih intensif dengan siswa untuk meningkatkan interaksi pembelajaran yang sehat dan kondusif.
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dari siklus pertama sampai siklus kedua maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Implementasi pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman materi globalisasi pada siswa kelas VI SD Negeri Kudaile 06 tahun pelajaran 2009/2010. 2. Untuk meningkatkan pemahaman materi globalisasi dengan model Cooperative Learning metode STAD dapat dilakukan dengan cara membentuk kelompok-kelompok diskusi. Setiap kelompok diskusi bertanggung jawab untuk mempelajari masalah yang berbeda-beda. Kemudian secara bersama-sama berdiskusi untuk saling menukar pengetahuan. Dengan demikian setiap siswa dan kelompok materi yang dipelajari secara utuh melalui pengalaman mengkonstruksi pengetahuan sendiri. 3. Hambatan-hambatan yang dialami pada pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning metode STAD dalam memahami materi globalisasi antara lain : a. Masih ada beberapa siswa yang lamban belajar. b. Penggunaan alat peraga yang kurang merata pada semua siswa. c. Masih ada siswa yang kurang terlatih dalam menggunakan alat peraga. d. Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif selama pembelajaran. e. Ada beberapa siswa yang belum terbiasa mengajukan pertanyaan dan pendapat selama diskusi. B. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :
55
1. Bagi siswa a. Suatu keberhasilan dalam belajar tidak bergantung pada orang lain tetapi lebih banyak ditentukan oleh diri sendiri. Untuk itu dalam mengikuti proses belajar mengajar hendaknya disertai motivasi belajar yang tinggi. b. Hendaknya siswa terlibat secara penuh baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar mengajar. c. Siswa hendaknya lebih memanfaatkan kerja sama dalam belajar untuk mencapai
keberhasilan.
Karena kerja sama
yang baik
lebih
memantapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapat. 2. Bagi Guru a. Guru hendaknya mampu menggunakan metode mengajar dengan baik yang memungkinkan berkembangnya potensi siswa. b. Guru hendaknya mampu menjadi motivator sekaligus menjadi fasilitator bagi siswanya untuk memacu semangat siswa c. Guru hendaknya lebih intensif menanamkan rasa kebersamaan dan kerja sama dalam usaha untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. 3. Bagi Sekolah a. Sekolah hendaknya lebih menciptakan kondisi lingkungannya sebagai tempat belajar dan berkreasi bagi siswanya. b. Sekolah hendaknya terus meningkatkan kemampuan guru dalam keterampilan mengelola pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. c. Sekolah harus mampu menjalin kerja sama dengan masyarakat dan orang tua dalam ikut berpartisipasi dalam memajukan pendidikan.
56
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, ( 1990 ) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Akasara. Abdurrahman, Mulyono, ( 1999 ) Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta, Rineka Cipta. Hoetomo M A, ( 2005 ) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya, Mitra Pelajar http : //id.wikipedia.org/wiki/globalisasi, diakses tanggal 5 Januari 2010. Isjoni, ( 2009 ) Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Bandung, Alfabeta. Nur, Mohamad, dkk, (2003 ) Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam pengajaran, Surabaya,Universitas Negeri Surabaya. Sobry Sutikno, M, ( 2009 ) Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif Dalam Mewujudkan Pembelajaran Yang Berhasil, Bandung, Prospect. Sanjaya, Wina ( 2005 ) Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group. Soedijarto, ( 1993 ) Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu, Jakarta: Balai Pustaka. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ( 1996 ) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Taneo, S.P, ( 2009 ) Kajian IPS SD, Jakarta, Dirjen Dikti Depdiknas
57
CURRICULUM VITAE 1.
Nama
: Edi Susanto
2.
NIM
: X2707002
3.
Tempat dan Tanggal Lahir
: Tegal, 14 September 1967
4.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
5.
Golongan, Pangkat
: III b, Penata Muda TK I
6.
Jabatan
: Guru SD
7.
Tempat Tugas
:
SD Negeri Kudaile 06
8.
Alamat kantor
:
Desa Kudaile
9.
Nomor Telepon/Fax
:
-
10. Alamat Email
:
[email protected]
11. Alamat Rumah
: Procot RT 03 RW III Slawi
12. Nomor Telepon/Hp
: 085641419462
13. Riwayat Pendidikan
: D2 PGSD UT
14. Pengalaman Penelitian yang Relevan
:
-
15. Publikasi Ilmiah yang Relevan
:
-
16. Pertemuan Ilmiah yang Relevan
:
-
58
CURRICULUM VITAE 17. Nama
: Agus Kharir
18. NIP
: 19671212 199103 1 013
19. Tempat dan Tanggal Lahir
: Tegal, 12 Desember 1967
20. Jenis Kelamin
: Laki-laki
21. Golongan, Pangkat
: III a, Penata Muda
22. Jabatan
: Guru SD
23. Tempat Tugas
:
SD Negeri Slawi Wetan 01
24. Alamat kantor
:
Desa Slawi Wetan
25. Nomor Telepon/Fax
:
-
26. Alamat Email
:
-
27. Alamat Rumah
: Slawi Wetan Kecamatan Slawi
28. Nomor Telepon/Hp
: 08157727719
29. Riwayat Pendidikan
: S I UNNES
30. Pengalaman Penelitian yang Relevan
:
-
31. Publikasi Ilmiah yang Relevan
:
-
32. Pertemuan Ilmiah yang Relevan
:
-