BPK - RI
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2004, 2003 dan 2002
Nomor : 23.A/AUDITAMA V/GA/3/2005 Tanggal : 30 Maret 2005 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210 Telp. (021) 5700380, 5738740, 5720957, 5738727, 5704395 s.d 9 pesawat 511 Fax. (021) 5700380, 5723995
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor
: 23.A/AUDITAMA V/GA/3/2005 Laporan Auditor Independen/Independent Auditor’s Report konsolidasian
We have audited the accompanying consolidated
PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan
balance sheet of PT Krakatau Steel (Persero) and
tanggal 31 Desember 2004, 2003 dan 2002, serta laporan
its subsidiaries as of December 31, 2004, 2003 and
laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
2002, and the related consolidated statements of
kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada
income, changes in shareholders’ equity and cash
tanggal-tanggal
flows for the years then ended. We also test
Kami
telah
mengaudit
tersebut.
neraca
Kami
juga
melakukan
pengujian atas kepatuhan perusahaan terhadap peraturan
company’s
perundang-undangan dan pengendalian intern. Laporan
regulations and internal control. These financial
Keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-
statements,
undangan dan pengendalian intern adalah tanggung
regulations
jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami
responsibility of the company’s management. Our
terletak
laporan
responsibility is to express an opinion on these
keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-
financial statements, compliance with government
undangan dan pengendalian intern berdasarkan audit
regulations and its internal control based on our
kami.
audits.
Kami tidak mengaudit laporan keuangan anak-anak
We did not audit subsidiaries’ financial statements,
perusahaan, yang laporan keuangannya mencerminkan
that reflect total assets of Rp2.264.150 million
jumlah aktiva sebesar Rp2.264.150 juta (25,37%) dan
(25,37%) and total revenue of Rp2.508.307 million
jumlah pendapatan usaha sebesar Rp2.508.307 juta
(26,69%) for year ended December 31, 2004 as
(26,69%) untuk tahun buku yang berakhir tanggal
follows:
31 Desember 2004 dari:
•
PT Krakatau Daya Listrik;
•
PT Krakatau Daya Listrik;
•
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon;
•
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon;
•
PT Krakatau Bandar Samudra;
•
PT Krakatau Bandar Samudra;
pada
pernyataan
pendapat
atas
compliance
compliance and
internal
with
with control
government
government are
the
•
PT Krakatau Tirta Industri;
•
PT Krakatau Tirta Industri;
•
PT Krakatau Engineering;
•
PT Krakatau Engineering;
•
PT Krakatau Medika;
•
PT Krakatau Medika;
•
PT Krakatau Innformation Technology;
•
PT Krakatau Information Technology;
•
PT KHI Pipe Industries;
•
PT KHI Pipe Industries;
•
PT Krakatau Wajatama;
•
PT Krakatau Wajatama;
•
PT Pelat Timah Nusantara.
•
PT Pelat Timah Nusantara.
auditor
These financial statements are audited by other
tanpa
independent auditors with unqualified opinion,
pengecualian, yang laporannya telah diserahkan kepada
which reports are given to us, and our opinion, in
kami, dan pendapat kami, sepanjang berkaitan dengan
accordance to subsidiaries accounts and balances,
jumlah-jumlah untuk anak-anak perusahaan tersebut,
are based on the other independent auditors’
semata-mata hanya didasarkan atas laporan auditor
reports.
Laporan
keuangan
independen
lain
tersebut dengan
diaudit pendapat
oleh wajar
independen lain tersebut. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit
We conducted our audits in accordance with
Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa
Government
Keuangan dan standar auditing yang ditetapkan oleh
Supreme Audit Board of Republic of Indonesia and
Ikatan
tersebut
auditing standards established by the Indonesia
mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan
Institute of Accountants. These standards require
audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa
that we plan and perform the audit to obtain
laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu
reasonable assurance that the financial statements
audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-
are free of material misstatement. An audit includes
bukti
dan
examining, on test basis, evidence supporting the
pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga
amounts and disclosures in the financial statements.
meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan
An audit also includes assessing the accounting
dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen,
principles used and significant estimate made by
serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan
management, as well as evaluating the overall
secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian
presentation of the financial statements. Beside that
atas kepatuhan perusahaan terhadap kontrak, persyaratan
an audit includes test on the company’s compliance
bantuan dan pasal-pasal tertentu peraturan perundang-
with contracts, assistance requirements and certain
undangan serta kepatuhan terhadap pengendalian intern.
articles of government regulations and compliance
Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar
with its internal control. We believe that our audits
memadai untuk menyatakan pendapat.
provide a reasonable basis for our opinion
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan
In our opinion, based on our audits and other
laporan auditor independen lain yang kami sebut diatas,
independent auditors’ report, the consolidated
Akuntan
yang
Indonesia.
mendukung
Standar
jumlah-jumlah
ii
Audit
standards
established
by
BPK-RI/AUDITAMA V
laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas
financial statements referred to above present
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
fairly, in all material respect, the financial position
material, posisi keuangan PT Krakatau Steel (Persero)
of PT Krakatau Steel (Persero) as of 31 December
dan anak-anak perusahaan tanggal 31 Desember 2004,
2004, 2003 and 2002, and the results of its
2003 dan 2002, dan hasil usaha, perubahan ekuitas, serta
operations, its changes in shareholders’ equity and
arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
its cash flows for the years then ended, in
tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
conformity with generally accepted accounting
umum di Indonesia.
principles in Indonesia.
Audit kami laksanakan dengan tujuan untuk menyatakan
We conducted our audit to express an opinion on
pendapat
secara
these financial statements. Parent’s financial
keseluruhan. Laporan keuangan induk perusahaan
statements are presented for additional analysis
disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan
purpose not as part of consolidated financial
merupakan bagian laporan keuangan pokok yang
statements that require by generally accepted
diharuskan menurut prinsip akuntansi yang berlaku
accounting principles in Indonesia. These financial
umum di Indonesia. Laporan keuangan tersebut telah
statements are the object of our audit procedures
menjadi obyek prosedur audit yang kami terapkan dalam
applied
audit atas laporan keuangan pokok, dan, menurut
statements, and, in our opinion, presented fairly, in
pendapat kami, disajikan secara wajar, dalam semua hal
all material respect, in relation with overall
yang material, berkaitan dengan laporan keuangan
consolidated financial statements.
atas
laporan
keuangan
pokok
in
audit
on
consolidated
financial
pokok secara keseluruhan. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan
Compliance with government regulations and
pengendalian intern kami sampaikan secara terpisah
internal control report are delivered separately to
kepada
nomor
management
Maret
23.B/AUDITAMA V/GA/3/2005 dated March 30,
manajemen
dengan
23.B/AUDITAMA V/GA/3/2005
surat
kami
tanggal
30
2005.
in
our
letter
No.
2005.
Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit/Audit in Charge,
Drs. Misnoto, Ak. MA No. Register Akuntan/Registered Accountant No. D-1416
Jakarta, 30 Maret 2005/March 30, 2005
iii
BPK-RI/AUDITAMA V
Dasar Penugasan Dan Ruang Lingkup Audit/Basis of Assignment and Audit Scope 1. Dasar Penugasan
1. Basis of Assignment
a. Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar
a. Third amendment of 1945’s Constitution
Tahun 1945 pasal 23 E, 23 F dan 23 G;
article 23 E, 23 F and 23 G;
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun
1973
tentang
Badan
b. Act No. 5 year 1973 concerning The Supreme
Pemeriksa
Audit Board of Republic of Indonesia and
Keuangan dan peraturan perundangan lainnya
other government regulations;
yang berlaku;
c. Supreme
c. Surat Tugas Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia
Audit
Board
of
Republic
of
Indonesia assignment letter No. 62/ST/VII-
No. 62/ST/VII-
XV.1/9/2004 dated September 30, 2004
XV.1/9/2004 tanggal 30 September 2004 dan
regarding audit assignment on PT Krakatau
perihal penugasan untuk melakukan audit
Steel
atas
konsolidasian
statements and environmental development
PT Krakatau Steel (Persero) dan Program
and partnership program for 2004 in Cilegon.
laporan
keuangan
(Persero)
consolidated
financial
Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2004 di Cilegon. 2.
Ruang Lingkup Audit
2. Audit Scope
Audit ini bersifat general audit atas
We
conducted
general
audit
on
laporan keuangan PT Krakatau Steel (Persero)
PT Krakatau
untuk
pada
Statements for year ended at December 31, 2004.
31 Desember 2004. Audit dilaksanakan dengan
We conducted our audits in accordance with
berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan
Government
yang ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan dan
Supreme Audit Board of Republic of Indonesia
standar auditing yang diterbitkan Ikatan Akuntan
and
Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami
Indonesia
untuk merencanakan dan melaksanakan audit
standards require that we plan and perform the
agar memperoleh keyakinan memadai bahwa
audit to obtain reasonable assurance that the
laporan keuangan bebas dari salah saji material.
financial statements are free of
tahun
buku
yang
berakhir
Steel
Audit
auditing
(Persero)
standards
standards
Institute
of
Financial
establish
establish
by
Accountants.
by
the
These
material
misstatement. Suatu audit meliputi pemeriksaan atas
An audit includes examining on test basis
dasar pengujian bukti-bukti yang mendukung
evidence supporting the amounts and disclosures
jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan
in the financial statements. An audit also
keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas
includes assessing the accounting principles
prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi
used
signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta
management, as well as evaluating the overall
iv
and
significant
estimate
made
by
BPK-RI/AUDITAMA V
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan
presentation of the financial statements. Beside
secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup
that an audit includes test on company’s
pengujian atas kepatuhan perusahaan terhadap
compliance with contracts and certain articles of
kontrak dan pasal-pasal tertentu peraturan
government
perundang-undangan serta kepatuhan terhadap
internal control.
regulation
and
compliance
of
pengendalian intern. Kontrak,
pasal-pasal
tertentu
peraturan
We
tested
contracts,
certain
articles
perundang-undangan dan peraturan perusahaan
government
yang kami uji mencakup:
regulations as follows:
a. Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang
a. Limited Corporation Act No. 1 year 1995.
regulations
and
of
company
Perseroan Terbatas. b. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang
b. Manpower Act No. 13 year 2003.
Ketenagakerjaan. c. Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang
c. State Owned Company Act No. 19 year 2003.
Badan Usaha Milik Negara. d. Undang-undang No. 6 tahun 1983 tentang
d. Act No. 6 year 1983 concerning Taxation
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
General Rules and Procedures as amended by
sebagaimana yang telah diubah dengan
Act No. 9 year 1994 and Act No. 16 year
Undang-Undang No. 9 tahun 1994 dan
2000.
Undang-undang No. 16 tahun 2000. e. Undang-undang No. 7 tahun 1983 tentang
e. Act No. 7 year 1983 concerning Income Tax
Pajak Penghasilan sebagaimana yang telah
as amended by Act No. 7 year 1994, Act
diubah dengan Undang-undang No. 7 tahun
No. 10 year 1994 and Act No. 17 year 2000.
1991, Undang-Undang No. 10 tahun 1994 dan Undang-undang No. 17 tahun 2000. f. Undang-undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan
Nilai
f. Act No. 8 year 1983 concerning Value Added
(PPnBM)
Tax (VAT) as amended by Act No. 11 year
sebagaimana yang telah diubah dengan
1994 and Act No. 18 year 2000.
Undang-undang No. 11 tahun 1994 dan Undang-undang No. 18 tahun 2000. g. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998
g. Corporation Company Act No. 12 year 1998
tentang Perusahaan Perseroan (PERSERO)
as amended by Government Regulation No.
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
45
Pemerintah (PP) No. 45 tahun 2001 tentang
Government Regulation No. 12 year1998.
year
2001
concerning
changes
on
Perubahan atas PP No. 12 tahun 1998.
v
BPK-RI/AUDITAMA V
h. Anggaran Dasar Perusahaan PT Krakatau
h. PT Krakatau Steel (Persero) Company’s
Steel (Persero).
article of association.
i. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
i. Annual Shareholders’ Meeting to validate
pengesahan laporan keuangan tahun buku
2001 financial statements PT Krakatau Steel
2001.
(Persero).
j. Kontrak-kontrak PT Krakatau
penjualan Steel
antara
(Persero)
j. Sales contracts between PT Krakatau Steel
dengan
(Persero) and its customers.
Pelanggan. k. Kontrak-kontrak pengadaan material dan jasa
k. Material
supply
and
service
contracts
antara PT Krakatau Steel (Persero) dengan
between PT Krakatau Steel (Persero) and its
Pemasok.
suppliers.
l. Standar Operasional Pendanaan. m. Standar
Operasional
l. Financing operational standard. Pengadaan
m. Material/service
Material/Jasa.
operational
standard.
n. Standar Operasional Penjualan Produk. Kami
procurement
tidak
mengaudit
n. Product sales operational standard.
laporan
We did not audit subsidiaries’ financial
keuangan anak-anak perusahaan, yang laporan
statements,
keuangannya
aktiva
Rp2.264.150 million (25,37%) and total revenue
sebesar Rp2.264.150 juta (25,37%) dan jumlah
of Rp2.508.307 million (26,69%) for year ended
pendapatan usaha sebesar Rp2.508.307 juta
December 31, 2004 as follows:
(26,69%) untuk tahun buku yang berakhir
•
PT Krakatau Daya Listrik;
tanggal 31 Desember 2004 dari:
•
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon;
•
PT Krakatau Daya Listrik;
•
PT Krakatau Bandar Samudra;
•
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon;
•
PT Krakatau Tirta Industri;
•
PT Krakatau Bandar Samudra;
•
PT Krakatau Engineering;
•
PT Krakatau Tirta Industri;
•
PT Krakatau Medika;
•
PT Krakatau Engineering;
•
PT Krakatau Information Technology;
•
PT Krakatau Medika;
•
PT KHI Pipe Industries;
•
PT Krakatau Information Technology;
•
PT Krakatau Wajatama;
•
PT KHI Pipe Industries;
•
PT Pelat Timah Nusantara.
•
PT Krakatau Wajatama;
•
PT Pelat Timah Nusantara.
mencerminkan
jumlah
that
reflect
total
assets
of
Laporan keuangan tersebut diaudit oleh
Their financial statements are audited by
auditor independen lain dengan pendapat wajar
other independent auditor with unqualified
tanpa pengecualian, yang laporannya telah
opinion, that the report given to us, and our
vi
BPK-RI/AUDITAMA V
diserahkan kepada kami, dan pendapat kami,
opinion, as long as related to subsidiaries
sepanjang
accounts and balances, are based on the auditor
berkaitan
dengan
jumlah-jumlah
untuk anak-anak perusahaan tersebut, semata-
independents’ report.
mata hanya didasarkan atas laporan auditor Independent lain tersebut Kami
audit
kami
We believe that our audits provide a
memadai
untuk
reasonable basis for our opinion. Field audits
menyatakan pendapat. Pelaksanaan audit di
are started on October 13, 2004 to March 30,
lapangan mulai tanggal 13 Oktober 2004 sampai
2005.
memberikan
yakin dasar
bahwa yang
dengan 30 Maret 2005.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
vii
BPK-RI/AUDITAMA V
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS
Per 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan per 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali data saham)
As of December 31, 2004 (With comparative figures as of December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for share data)
1
Catatan/ Notes
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Pihak ketiga Penyisihan piutang ragu-ragu Pihak hubungan istimewa Penyisihan piutang ragu-ragu Piutang usaha bersih Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Pihak ketiga Penyisihan piutang ragu-ragu Pihak hubungan istimewa Penyisihan piutang ragu-ragu Piutang lain-lain bersih Persediaan – bersih Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TIDAK LANCAR Aktiva pajak tangguhan Penyertaan Penyisihan penurunan nilai Aktiva tetap Akumulasi penyusutan Aktiva dalam pembangunan Aktiva lain-lain Deposito dibatasi penggunaannya Uang muka konstruksi Aktiva tidak digunakan dalam operasi Piutang jangka panjang Piutang karyawan Lain-lain Jumlah Aktiva Lain-lain Jumlah Aktiva Tidak Lancar JUMLAH AKTIVA
3 4 5
8
6 7 8
9 18
20 10
11
12 13
14
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2004
2003
2002
636,375 102,140
432,523 -
456,123 -
1,032,334 (23,422) 30,616 (894) 1,038,634 98,999
819,902 (24,875) 73,928 868,955 -
772,275 (26,583) 36,594 782,286 19,585
114,747 (101,895) 2,238 (51) 15,039 3,184,630 81,475 177,016 5,334,308
97,099 (3,932) 9,434 102,601 2,053,553 41,105 170,243 3,668,980
155,320 (2,251) 3,717 156,786 2,072,552 42,934 33,498 3,563,764
46,868 107,165 (66,532) 40,633 5,815,235 (2,715,738) 3,099,497 175,756
42,485 146,743 (60,682) 86,062 5,019,246 (2,520,102) 2,499,143 594,535
33,025 146,436 (60,682) 85,755 4,995,191 (2,319,216) 2,675,975 529,767
12,862 20,753 83,062 76,139 16,720 16,958 226,494 3,589,248 8,923,556
24,898 24,391 293,402 42,092 17,726 30,453 432,962 3,655,188 7,324,168
187,733 24,781 251,877 10,243 214,785 689,419 4,013,941 7,577,705
1
ASSETS CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Short-term investments Trade receivables Third parties Provision for bad debts Related parties Provision for bad debts Trade receivables-net Factoring receivables Other receivables Third parties Provision for bad debts Related parties Provision for bad debts Other receivables-net Inventories - net Advances and prepaymentss Prepaid tax Total Current Assets NON CURRENT ASSETS Deferred tax assets Investments Allowances for decline in value Fixed assets Accumulated depreciation Assets under construction Other assets Restricted time deposits Advances for construction Assets not used in operation Long-term receivables Employee receivables Others Total Other Assets Total Non-current Assets TOTAL ASSETS
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT KRAKATAU STEEL(PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS (Continued) As of December 31, 2004 (With comparative figures as of December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for share data)
Per 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan per 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali data saham)
Catatan/ Notes
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank Hutang usaha Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa Hutang lain-lain Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa Kewajiban anjak piutang Hutang pajak Beban masih harus dibayar Uang muka pelanggan dan lainnya Bagian hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp1.000.000,- per saham Modal dasar - 8.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.000.000 saham Modal lainnya Selisih penilaian kembali aktiva tetap Selisih lebih akumulasi rugi atas hak minoritas pada anak perusahaan Saldo laba Ekuitas – Bersih
2002
1,277,735
732,543
859,559
16 8
330,521 19,452
255,134 8,324
495,809 4,745
55,678 45,089 98,999 240,101 191,917 193,375
41,506 8,790 92,489 130,328 97,641
57,466 46,256 19,585 82,782 167,108 52,474
92,929
76,683
65,367
2,545,796
1,443,439
1,851,151
8 17 18
20
LIABILITIES AND EQUITY CURRENT LIABILITIES Bank loans Trade payables Third parties Related parties Other payables Third parties Related parties Factoring payables Taxes payable Accrued expenses Sales and other advances Current portions of long-term loans Total Current Liabilities
18 19
163,873 8,562
187,125 -
143,467 -
20
1,083,202 1,255,637
936,495 1,123,621
893,984 1,037,451
NON-CURRENT LIABILITIES Deferred tax liabilities Employee benefit liabilities Long term loans net of current portion Total Non-current Liabilities
3,801,433
2,567,060
2,888,602
TOTAL LIABILITIES
5,854
2,431
2,086
MINORITY INTEREST IN NET ASSETS OF CONSOLIDATED SUBSIDIARIES
JUMLAH KEWAJIBAN HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERSH YANG DIKONSOLIDASI
2003
15
Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban imbalan kerja Hutang jangka panjang dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
2004
21
2,000,000 1,303,465 381
2,000,000 1,303,465 381
2,000,000 1,303,465 381
1,812,423 5,116,269
1,450,831 4,754,677
(5,563) 1,388,734 4,687,017
EQUITY Share capital - par value Rp1.000.000 per share Authorized - 8.000.000 shares Issued and fully paid 2,000,000 shares Other capital Fixed assets revaluation surplus Accumulated losses in excess of minority interest in subsidiaries Retained earnings Equity - Net
8,923,556
7,324,168
7,577,705
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
22
23
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for earnings per share)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali laba per saham) Catatan/ Notes
2004
2003
2002
PENJUALAN BERSIH
25
9,396,816
6,570,936
6,388,333
NET SALES
BEBAN POKOK PENJUALAN
26
8,046,425
5,874,069
5,569,803
COST OF GOODS SOLD
1,350,391
696,867
818,530
GROSS PROFIT
183,915 244,176 428,091
195,131 194,791 389,921
196,050 185,989 382,039
Selling expenses General and administrative expenses TOTAL OPERATING EXPENSES
922,300
306,946
436,491
OPERATING INCOME
LABA KOTOR BEBAN USAHA
27
Beban penjualan Beban umum dan administrasi JUMLAH BEBAN USAHA LABA USAHA
OPERATING EXPENSES
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
OTHER INCOME (EXPENSES)
Penghasilan bunga Penjualan limbah produksi Beban bunga Laba(rugi) selisih kurs – bersih
17,687 41,362 (134,788) (87,753)
34,780 18,336 (140,826) (51,868)
54,525 16,127 (182,714) 30,665
Interest income Sales of waste products Interest expenses Profit (loss) in foreign exchange
Lain-lain – bersih JUMLAH
(114,910) (278,402)
9,315 (130,264)
(2,390) (83,787)
Others - net TOTAL
643,898
176,682
352,704
INCOME BEFORE EXTRAORDINARY ITEMS
3,706
2,199
-
EXTRAORDINARY ITEMS
647,604
178,881
352,704
INCOME BEFORE TAX
LABA SEBELUM POS LUAR BIASA POS LUAR BIASA
28
LABA SEBELUM PAJAK BEBAN (MANFAAT) PAJAK
18
Pajak kini Pajak tangguhan JUMLAH LABA BERSIH SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS ATAS (LABA)/ RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
TAX EXPENSES (BENEFIT) 257,349 (27,669) 229,680
33,125 34,629 67,754
28,115 89,089 117,204
Current Deferred TOTAL
417,924
111,127
235,500
NET INCOME BEFORE MINORITY INTEREST
(3,423)
(1,088)
(2,349)
MINORITY INTEREST IN NET INCOME OF CONSOLIDATED SUBSIDIARIES
414,501
110,039
233,151
NET INCOME
LABA USAHA PER SAHAM
461,150
153,473
218,246
OPERATING INCOME PER SHARE
LABA BERSIH PER SAHAM
207,251
55,019
116,576
NET INCOME PER SHARE
21
LABA BERSIH
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
3
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002)
(In million Rupiah)
(Dalam jutaan Rupiah)
2004
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada : Pemasok Gaji, upah dan tunjangan lainnya Beban usaha Kas yang dihasilkan dari operasi Penerimaan kas dari penghasilan bunga Penerimaan kas dari restitusi pajak Pembayaran kas untuk pajak Pembayaran kas untuk beban bunga dan beban bank Penerimaan (pengeluaran) kas lainnya Kas bersih dari aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penurunan uang muka konstruksi Penurunan (peningkatan) atas penyertaan Penurunan (peningkatan piutang jangka panjang - pihak hubungan istimewa Penarikan (penempatan) investasi jangka pendek Penarikan (penempatan) investasi jangka panjang (Penambahan)/pengurangan aktiva tetap Penambahan piutang jangka panjang Penurunan (kenaikan) aktiva lain-lain Kas bersih dari aktivitas investasi
2003
2002
9,270,750
6,519,975
6,243,801
(8,592,535) (632,259) (101,187)
(5,636,344) (498,175) (86,885)
(5,119,274) (473,698) (80,412)
CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipt from customers Cash payment to: Vendors Salary, wages and employee benefit Operating expenses
(55,231)
298,572
570,417
Cash flow from operation
17,687 68,530 (157,371)
34,780 9,707 (136,745)
54,525 38,765 (18,631)
(134,788) (2,222)
(140,826) (82,948)
(182,714) 46,178
Cash receipts from interest income Cash receipts from tax refunds Cash payments for taxes Cash payments for interests and bank charges Other cash receipts (payment)
(263,395)
(17,461)
508,540
Net cash flow from operating activities
3,638 45,428
390 (307)
1,340 6,068
1,007
(7,483)
1,122
(102,140)
-
-
12,036 (172,511) (34,047) 19,136
162,835 (24,055) (42,092) 78,040
118,077 137,110 (380,914)
CASH FLOW FROM INVESTING ACTIVITIES Decrease in advances for construction Decrease (increase) in investments Decrease (increase) in long-term receivables - related parties Withdrawals (placements) of short-term investments Withdrawals (placements) of long-term investments (Additions) disposals of fixed assets Increase in long-term receivables Decrease (increase) in other assets
(227,453)
167,328
(117,197)
Net cash flow from investing activities
708,144 50,472 (63,515)
(73,189) (53,426) (42,000)
28,517 (98,445) (122,787)
(3,824)
(5,941)
-
3,423
1,088
2,349
CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES Receipts from (repayments of) bank loan Increase (decrease) in other liabilities Payments of cash dividend Payments for partnership and community development programs Increase (decrease) in accumulated losses in excess of minority interest
Kas bersih dari aktivitas pendanaan
694,700
(173,467)
(190,366)
Net cash flow from financing activities
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
203,852
(23,600)
200,977
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
432,523
456,123
255,146
636,375
432,523
456,123
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan (pembayaran) hutang bank Kenaikan (penurunan) hutang lain-lain Pembayaran dividen kas Pembayaran untuk program kemitraan dan bina lingkungan Kenaikan (penurunan) selisih lebih akumulasi rugi atas hak minoritas
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
4
NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF THE YEAR CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF THE YEAR
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO)DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF CHANGES IN SHAREHOLDERS’ EQUITY
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)
(Dalam jutaan Rupiah)
(In million Rupiah) Modal ditempatkan
Modal lainnya
Selisih penilaian kembali
dan disetor penuh
aktiva tetap
Selisih lebih akumulasi laba (rugi) atas hak minoritas
Saldo laba (Akumulasi rugi) Yang telah ditentukan Yang belum ditentukan penggunaannya
Ekuitas bersih
penggunaannya
pada anak perusahaan Issued and fully
Other
paid shares
capital
Fixed assets revaluation surplus
Accumulated
Appropriated
Unappropriated
Net
losses in excess
retained earnings
retained earnings
equity
(Accumulated loss)
of minority interest Saldo 31 Desember 2001
2,000,000
1,303,465
381
(7,928)
1,785,019
Laba bersih
233,151
Penyesuaian laba tahun sebelumnya
(1,188)
Hak minoritas atas ekuitas anak perusahaan Saldo 31 Desember 2002 Hak minoritas atas ekuitas anak perusahaan
(628,248)
2,365 2,000,000
1,303,465
381
(5,563)
4,452,689 233,151 (1,188) 2,365
1,785,019
(396,285)
Balance as of December 31, 2002 Minority interest in subsidiaries' equity
-
5,563
-
Laba bersih
-
-
-
-
-
110,039
110,039
Deviden kas
-
-
-
-
-
(42,000)
(42,000)
Program kemitraan dan bina lingkungan
-
-
-
-
-
(5,941)
(5,941)
2,000,000
1,303,465
-
-
185,210
(185,210)
381
-
1,970,229
(519,398)
4,754,677
Partnership and community development programs General reserve Balance as of December 31, 2003 Minority interest in subsidiaries' equity
Hak minoritas atas ekuitas anak perusahaan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
414,501
414,501
Penyesuaian laba tahun sebelumnya
-
-
-
-
-
(10,572)
(10,572)
Deviden kas Tantiem dan Program kemitraan dan bina lingkungan
-
-
-
-
-
(38,514)
(38,514)
Cash dividends
-
-
-
-
-
(3,823)
(3,823)
Tantiem and partnership and community development programs
Penambahan untuk cadangan umum
-
-
-
-
69,525
(69,525)
381
-
2,039,754
(227,331)
2,000,000
1,303,465
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
5
-
Net income Cash dividends
Laba bersih
Saldo 31 Desember 2004
-
Minority interest in subsidiaries' equity
5,563
-
Saldo 31 Desember 2003
Net income Prior year adjusments
4,687,017
-
Penambahan untuk cadangan umum
-
Balance as of December 31, 2001
5,116,269
Net income Prior year adjusments
General reserve Balance as of December 31, 2004
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
1.
UMUM
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
1.
GENERAL
a. Pendirian Perusahaan
a. Establishment of the Company
PT Krakatau Steel (Persero) (“Perusahaan”) didirikan tanggal 27 Oktober 1971 dengan Akta No. 34 dari Notaris Ton Thong Kie. Perusahaan didirikan untuk mengambil alih proyek pabrik baja Trikora.
PT Krakatau Steel (the “Company”) was established by notarial deed of Tan Thong Kie’s No. 34 dated October 27, 1971 to take over the Trikora’s steel manufacturing project.
Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir adalah dengan akta notaris Lenny Janis Ishak, SH, No. 7 tanggal 4 Nopember 2002, mengenai perubahan kepemilikan Perusahaan. Akta perubahan tersebut telah disahkan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-03934HT.01.04.TH2003 tanggal 25 Pebruari 2003.
The Company’s Articles of Association have been amended several times. The latest amendment was by notarial deed of Lenny Janis Ishak, SH No. 7 dated November 4, 2002 regarding the changes of its ownership. This amendment was approved by the Minister of Justice and Human Right of Republic of Indonesia by decree No. C-0934HT.01.04.TH2003 dated February 25, 2003.
Tujuan Perusahaan adalah melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi, khususnya dalam industri baja.
The Company’s objective is to implement and support the Government’s policy and program on economic development especially in the steel industry.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi, antara lain:
The Company’s activities cover:
-
Industri baja terpadu yang memproduksi besi spons, slab baja, baja lembaran panas, baja lembaran dingin, bilet baja dan batang kawat.
-
Integrated steel industry production activities including sponge, slab, hot coil, cold roll coil, billet and wire rod;
-
Perdagangan, meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran, distribusi dan keagenan baik dalam maupun luar negeri.
-
Trading, including marketing, distribution and agency in both domestic and international markets.
-
Di bidang pemberian jasa seperti jasa desain dan rancang bangun, pemeliharaan mesin, konsultasi teknis maupun penyediaan prasarana dan segala fasilitas yang menunjang kegiatan usaha Perusahaan.
-
Services, such as design and construction, machine maintenance, technical consultancy and provision of infrastructure to support the Company’s activities.
The Company and its factory are located in Cilegon, Banten. Its head office is in Jalan. Industri No. 5 Cilegon. The Company started its commercial operation in 1971.
Perusahaan dan pabriknya berdomisili di Cilegon, Banten. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Jalan Industri No. 5, Cilegon. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1971.
6
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
b.
Anak Perusahaan
b.
Anak Perusahaan pada tahun 2004, 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut:
A na k peru sa ha a n da n k egia ta n pok ok / S u b sid ia rie s' a n d its b u sin e ss a c tiv itie s
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
K edu du k a n da n ta hu n m u la i beropera si seca ra k om ersia l/ L o c a tio n a n d c o m m e n c e m e n t o f c o m m e rc ia l o p e ra tio n
Subsidiaries
The subsidiaries of the Company in 2004, 2003 and 2002 are as follows:
P ersenta se pem ilik a n/ Pe rc e n ta g e o f o w n e rsh ip
Ju m la h a k tiva / T o ta l a sse ts
2004
2003
2002
2004
2003
2002
C ilegon, 1 9 9 6
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
4 7 3 ,5 8 2
4 3 3 ,2 5 7
4 4 4 ,1 1 5
C ilegon, 1 9 9 2
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
5 3 7 ,2 8 3
3 5 6 ,1 8 7
3 2 1 ,7 7 7
C ilegon, 1 9 9 2
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
2 4 9 ,5 8 8
2 6 9 ,9 7 7
2 6 3 ,6 0 5
C ilegon, 1 9 8 8
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
7 0 ,9 6 9
7 1 ,9 2 1
8 1 ,2 6 4
C ilegon, 1 9 9 6
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
1 2 3 ,0 6 6
1 1 7 ,0 9 7
1 1 3 ,2 7 0
C ilegon, 1 9 9 6
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
1 0 7 ,9 9 5
9 0 ,8 8 7
7 9 ,7 8 8
C ilegon, 1 9 9 6
5 2 ,2 6
5 2 ,2 6
5 5 ,3 9
6 8 ,1 0 0
4 8 ,0 2 8
3 8 ,7 7 3
C ilegon, 1 9 9 3
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
3 2 ,7 0 1
3 1 ,5 6 9
3 6 ,6 8 5
C ilegon, 1 9 8 6
9 3 ,8 7
9 3 ,8 7
9 3 ,8 7
3 3 4 ,0 7 9
2 9 2 ,5 7 8
2 8 6 ,6 7 1
C ilegon, 1 9 7 2
9 8 ,4 8
9 3 ,2 0
9 3 ,2 0
P T K ra k a ta u D a ya L istrik (K D L ) D istribu tor da n pengha sil listrik / G e n e ra tio n a n d d istrib u tio n o f e le c tric ity P T K ra k a ta u W a ja ta m a (K W T ) M a nu fa k tu r ba ja tu la nga n/ R e in fo rc e d ste e l p ro d u c tio n P T K ra k a ta u Indu stria l E sta te C ilegon da n A na k peru sa ha a n (K IE C ) P roperti da n indu stri peru m a ha n/ Pro p e rty a n d in d u stria l e sta te d e v e lo p m e n t P T K ra k a ta u E ngineering (K E ) R ek a ya sa da n ra nca ng ba ngu n/ C o n stru c tio n a n d e n g in e e rin g P T K ra k a ta u B a nda r S a m u dera Ja sa pengelola a n pela bu ha n/ Po rt se rv ic e s p ro v id e r P T K ra k a ta u T irta Indu stri (K T I) D istribu tor da n pengola ha n a ir/ W a te r tre a tm e n t a n d d istrib u tio n P T K ra k a ta u M edik a (K M ) Ja sa pela ya na n k eseha ta n/ M e d ic a l se rv ic e s p ro v id e r P T K ra k a ta u Inform a tion T echnology (K IT ech) P em a sok tek nologi k om pu ter/ C o m p u te r te c h n o lo g y p ro v id e r P T P ela t T im a h N u sa nta ra (L a tinu sa )
M a nu fa k tu r ba ja berla pis tim a h/ T in p la te d ste e l p ro d u c tio n P T K H I P ipe Indu stries (K H IP ) M a nu fa k tu r pipa B a ja / S te e l p ip e p ro d u c tio n J u m lah / T o ta l
2 6 6 ,7 8 8
1 8 7 ,7 0 3
2 7 4 ,3 1 8
2 ,2 6 4 ,1 5 0
1 ,8 9 9 ,2 0 5
1 ,9 4 0 ,2 6 6
PT KIEC owns PT Citra Indokarbon Perkasa (CIP) with ownership of 51% in 2004, 2003, and 2002 respectively, and PT Laksana Maju (LMJ) of 99,99% in 2003. CIP and LMJ commenced their commercial operation in 2001.
PT KIEC memiliki saham PT Citra Indokarbon Perkasa (CIP), dengan persentase kepemilikan 51% masingmasing pada tahun 2004, 2003 dan 2002 dan PT Laksana Maju Jaya (LMJ), sebesar 99,99% pada tahun 2003. CIP dan LMJ memulai operasi komersialnya pada tahun 2001.
7
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
c.
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
c.
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
2.
Komisaris Utama Komisaris
: :
Direktur Utama Direktur
: :
Boards of Commissioners, Directors, and Employees
The Boards of Commissioners and Directors of the Company are as follows:
Amir Sambodo Dody Syaripudin Tb. Ronny R. Nitibaskhara Ngapuli Irmea Sinisuka Boni Siahaan Daenulhay Satya Graha Somantri Kemal Masduki Fazwar Bujang Brahmono Syahrir Syah Pohan
: :
President Commissioner Commissioners
: :
President Director Directors
Pada tanggal 31 Desember 2004, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki jumlah pegawai tetap sebanyak 8.755 orang.
As of December 31, 2004, the numbers of permanent employees of the Company and its subsidiaries were 8.755 persons.
Laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2004 diselesaikan oleh Manajemen Perusahaan pada tanggal 30 Maret 2005.
The Company’s financial statements for the year ended 31 December 2004 were completed by the Company’s management on March 30, 2005.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING a.
2.
Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasian
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a.
Basis of presentation of consolidated financial statements
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
The consolidated financial statements are prepared in accordance with generally accepted accounting principles in Indonesia.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan prinsip kesinambungan dan konvensi harga perolehan historis, kecuali untuk sebagian aktiva tetap yang telah dinilai kembali sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 109/KMK.04/79 tanggal 27 Maret 1979.
The consolidated financial statements are prepared based on going concern principles and historical cost convention, except for certain fixed assets which have been revalued based on the Decree of the Minister of Finance of Republic of Indonesia No. 109/KMK.04/79 dated March 27, 1979.
Laporan arus kas konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statement of cash flows represents inflows and outflows of cash and cash equivalens which have been classified into cash flows from operating activity, investing activity and financing activity.
Angka pada laporan keuangan konsolidasian dibulatkan dan dinyatakan dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan secara khusus.
Figures in the consolidated financial statements are rounded and stated in millions of Rupiah unless stated otherwise.
b.
b.
Prinsip-prinsip konsolidasian
Consolidation Principles
The consolidated financial statements cover the financial statements of the Company and all subsidiaries in which the Company has direct or
Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dengan persentase kepemilikan saham baik langsung maupun
8
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
tidak langsung lebih dari 50% dan Perusahaan mempunyai pengendalian.
indirect ownership of more than 50% and controlling interest.
Pada tanggal 31 Desember 2004, 2003 dan 2002, jumlah aktiva anak perusahaan yang dikonsolidasi (lihat catatan 1.b) masing-masing mencerminkan 25,37%, 22,72% dan 25,60% terhadap jumlah aktiva konsolidasian.
As of December 31, 2004, 2003, and 2002 the total assets of consolidated subsidiaries (see Note 1.b) are 25.37%, 22.72% and 25.60% of the total consolidated assets respectively.
Proporsi bagian pemilikan pemegang saham minoritas atas ekuitas dan laba atau rugi bersih dari anak perusahaan yang dikonsolidasi disajikan masing-masing dalam akun “Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi” pada neraca konsolidasian dan “Hak Minoritas atas Laba Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi” pada laporan laba rugi konsolidasian.
The proportionate share of minority stockholders in net assets and net income of the consolidated subsidiaries are presented as “Minority interest in net assets of consolidated subsidiaries” in the consolidated balance sheets and as “Minority interest in net income of consolidated subsidiaries” in the consolidated statements of income
Saldo dan transaksi yang signifikan, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
All significant inter-company balances and transactions including unrealized profit or losses between consolidated companies have been eliminated to reflect financial positions and result of operations of the Company and its subsidiaries as a single business entity.
c.
c.
Penerbitan kembali laporan keuangan tahun sebelumnya
Reissuance of prior year financial statements
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, anak perusahaan, telah menerbitkan kembali laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2003. Koreksi dilakukan karena adanya pengakuan penjualan real estat di tahun 2003 yang belum memenuhi persyaratan full accrual method seperti yang diharuskan oleh PSAK 44 “Akuntansi Real Estat”. Pengaruh atas koreksinya yaitu laba bersih yang sebelumnya dilaporkan di tahun 2003 dikurangi sebesar Rp10.573.
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, a subsidiary, has reissued its financial statements for the year ended December 31, 2003. Such adjustment was made in relation to the recognition of revenue from the sale of real estates, which had not met the requirements of full accrual method under PSAK 44 “Accounting for Real Estate”. As a result of the adjustment, the net income previously reported in the year 2003, has been reduced by Rp10.573
d.
d.
Setara kas
Deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan kredit dari bank, digolongkan sebagai “Setara Kas”. e.
Cash equivalents
Time deposits with maturity period less than three months and not pledged as collateral for credit facilities from bank are classified as “Cash Equivalents”.
Investasi
e.
Investments
1)
Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai investasi jangka pendek dan dinyatakan sebesar nilai nominalnya.
1)
Time deposits with original maturity date over three months are classified as shortterm investments and stated at their nominal value.
2)
Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau telah ditentukan penggunaannya disajikan sebagai “Deposito yang dibatasi penggunaannya”.
2)
Time deposits with original maturity date of three months or less and pledged or its use is restricted are classified as “Restricted time deposits”.
9
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
3)
3)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Investasi dalam bentuk efek ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dan untuk semua investasi dalam bentuk efek hutang digolongkan menjadi tiga kelompok dan diperlakukan sebagai berikut: a) Diperdagangkan – efek hutang dan efek ekuitas yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang timbul dari pengukuran tersebut diakui pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan. b) Dimiliki hingga jatuh tempo – investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan dengan harga perolehannya setelah ditambah atau dikurangi dengan premi atau diskonto yang belum diamortisasi. c) Tersedia untuk dijual – investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok diperdagangkan dan yang dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dari kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas.
3)
Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia:
3)
b) Held-to-maturity – investment in debt securities held to maturity are stated at cost adjusted for unamortized premium or discount.
c)
Available-for-sale – investment in debt and equity securities not classified as either held-to-maturity securities or trading securities are reported at fair value. Unrealized gains and losses are reported as a separate component of equity.
Long-term investment in shares the fair value of which is not readily available. a) Investments in shares of less than 20% ownership are accounted for at the lower of cost or net realizable value.
a)
Penyertaan saham dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. b) Penyertaan saham dengan persentase kepemilikan 20% atau lebih tetapi kurang dari 50% dan Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap operasi dan kebijakan keuangan perusahaan asosiasi dicatat dengan metode ekuitas. Penyertaan saham dinyatakan sebesar biaya perolehannya ditambah atau dikurangi bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi. Deviden yang diterima dicatat sebagai pengurang atas nilai penyertaan.
f.
Investments in equity securities that the fair value is readily available and for all investment in debt securities are classified in three categories and accounted for as follows: a) Trading – debt and equity securities bought and held for sale in near term are stated at fair value. Unrealized gain and losses are recognized in current year consolidated statement of income.
b) Investments in shares of 20% ownership or more but less than 50% and where the Company has the ability to exercise significant influence over operating and financial policies of the associate company is accounted for using the equity method. Investment is initially stated at cost and adjusted by the proportion share of the associate company’s net profits or losses. Dividend received are recorded as a reduction to the value of the investment.
Penyisihan piutang ragu-ragu
f.
Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan terhadap kemungkinan tertagihnya piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
Provision for bad debts
Provision for bad debts is determined based on a review on collection probability of the accounts receivables status of each customer at the end of the year.
10
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
g.
Anjak piutang
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
g.
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 43, “Akuntansi Anjak Piutang”, piutang yang dijual secara tanggung renteng dicatat sebagai kewajiban anjak piutang sebesar nilai piutang yang dialihkan. Selisih antara jumlah piutang yang dialihkan dengan hasil pengalihan yang diterima diakui sebagai beban bunga selama masa anjak piutang.
Factoring
In accordance with Statement of Financial Accounting Standard No. 43, “Factoring Receivable Accounting”, Account Receivables sold with recourse are recorded in the balance sheet as factoring payable at its value. The difference between its value and the cash received is recognized as interest expense over factoring period.
h. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
h. Transaction with related parties
Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana yang dimaksud dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
The Company and its subsidiaries engage in transactions with related parties as defined in Statement of Financial Accounting Standard No. 7, ”Disclosure of Related Parties”
Seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam jumlah signifikan, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
All transaction with related parties in significant amount, executed with or without requirement and similar condition with unrelated parties, have been disclosed in the notes to consolidated financial statements.
Transaksi Perusahaan dan anak perusahaan dengan Badan Usaha Milik Negara atau Daerah yang tidak terdapat hubungan kepemilikan tidak diungkapkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Transactions between the Company and its subsidiaries with the State Owned Companies without ownership relationship are not disclosed as transactions with related parties.
i. Persediaan
i.
Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasinya. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
Inventories are valued at the lower of cost or net realizable value. The cost of inventories is measured by the weighted average method.
Persediaan insurance spare diamortisasi selama lima tahun.
Insurance spares are amortized over five years.
Persediaan tanah yang dimiliki anak perusahaan tertentu untuk dijual dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang dan disesuaikan dengan biaya pengembangan dan pematangan tanah yang terjadi.
Land held by certain subsidiary for resale, is valued at the lower of cost or net realizable value. Cost is determined based on weighted average method and adjusted with land development cost incurred.
Penyisihan persediaan usang ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan atas kondisi fisik persediaan pada akhir tahun.
Provision for obsolete inventory is determined based on review of physical condition of inventory at the end of the year.
11
Inventories
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
j. Aktiva tetap
j.
Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehannya dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali untuk sebagian dari aktiva tetap milik anak perusahaan yang diperoleh sampai tanggal 1 Januari 1979 yang telah dinilai kembali berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 109/KMK.04/1979 tanggal 27 Maret 1979.
Fixed assets are recorded at cost less accumulated depreciation, except for certain fixed assets of the subsidiaries acquired before 1 January 1979 which were revalued under the decree of the Minister of Finance No. 109/KMK.04/1979 dated March 27, 1979.
Aktiva tetap, kecuali tanah, telah disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap, sebagai berikut:
Fixed assets, except land rights, are depreciated using the straight line method over the estimated useful life of the respective assets as follows:
Golongan Bangunan Mesin dan Peralatan pabrik Peralatan proyek Alat pengangkutan Peralatan rumah dan kantor Aktiva lain-lain Tanah tidak disusutkan
Fixed assets
Masa manfaat / Useful life (tahun / years) 20 – 40 10 – 40 10 – 20 5 – 10 2–5 2–5
Classification Buildings Machinery and plant equipment Project equipment Transportation equipment Office and house equipment Other assets Land are not depreciation
Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah setelah tanggal 1 Januari 1999 dinyatakan berdasarkan biaya perolehannya dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
In accordance with Statement of Financial Accounting Standard No. 47, “Land Accounting”, lands acquired after January 1, 1999 are stated at its acquisition cost and are not amortized. The cost related to the acquisition or the extension of lands right, are deferred and amortized over its right period or economic life of the land whichever is shorter.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat suatu aktiva atau yang memberikan manfaat ekonomis yang berupa peningkatan kapasitas, kualitas produksi atau kinerja dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan masa manfaat ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan.
The costs of maintenance and repairs are expensed as incurred. Expenditures that extend the useful life of the asset or provide economic benefits such as increase in capacity, production quality or performance are capitalized and depreciated in accordance with the useful life of the related fixed assets.
Apabila aktiva tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkannya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying value and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss are recognised in the current year consolidated statement of income.
Apabila nilai tercatat aktiva tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, maka nilai tercatat aktiva akan diturunkan sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali. Selisih antara nilai tercatat dengan nilai yang dapat diperoleh kembali diakui sebagai rugi dan dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
Where carrying values of fixed assets exceed its recoverable amount, the fixed assets are written down to their recoverable amount. Excess of carrying value over its recoverable amount is recognized as loss in the current year consolidated statement of income.
12
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan, konstruksi atau produksi suatu aktiva tertentu dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva tersebut. Kapitalisasi biaya pinjaman diakhiri apabila aktiva tersebut secara substansial telah selesai dan siap digunakan.
Borrowing costs directly attributable to the acquisition, construction or production of qualifying assets are capitalized as part of the cost of those assets. Capitalization of borrowing costs ceases when the qualifying assets are complete and ready for service.
Aktiva tetap yang tidak digunakan lagi dalam kegiatan usaha, nilai bukunya disajikan sebagai aktiva lain-lain dan tidak disusutkan.
Unused fixed assets are classified as other assets and not depreciated.
k. Aktiva dalam pembangunan
k. Assets under construction
Aktiva dalam pembangunan dinyatakan sebesar biaya perolehannya. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Assets under construction are recorded at cost. The accumulated cost will be classified to each related fixed assets when it is complete and ready to use.
l. Sewa guna usaha
l.
Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha yang dapat dikapitalisasi apabila memenuhi seluruh kriteria yang disyaratkan dalam PSAK No. 30, “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Jika salah satu kriteria tersebut di atas tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewamenyewa biasa. Aktiva sewa guna usaha yang dikapitalisasi disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap dalam neraca konsolidasian dan dicatat sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aktiva tetap yang diperoleh melalui pemilikan langsung.
Leases are classified into capital leases when all conditions required by Financial Accounting Standard No. 30 are satisfied, or otherwise it is classified as an operating lease. Capital leases are presented in the consolidated balance sheet as part of fixed assets, and recorded at its present value of total payment during the lease period plus residual value that has to be paid at the end of lease period. Depreciation of the assets is calculated using straight-line method based on the estimated useful life the same as those for fixed assets acquired through direct purchase.
m. Pengakuan pendapatan dan beban
m. Revenue and expenses recognition
Pendapatan dari penjualan diakui pada saat terjadinya perpindahan kepemilikan atas barang kepada pelanggan.
Revenue from sales are recognized when the title of ownership of goods has passed to the buyer.
Pendapatan dari jasa rekayasa dan instalasi komputer diakui berdasarkan persentase penyelesaian pekerjaan. Kemungkinan kerugian diakui pada saat kerugian tersebut dapat ditentukan.
Revenue from construction engineering services and computer installation is recognized based on percentage of completion. Losses are recognized as soon as they become apparent.
Anak perusahaan tertentu mengakui pendapatan dari penjualan real estat dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method), sesuai dengan PSAK No. 44 mengenai “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”.
Certain subsidiary recognizes revenue from sale of real estate based on full accrual method in accordance with the Financial Accounting Standard No. 44 concerning “The Activity Accounting for Real Estate Development”.
13
Leases
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Beban umumnya diakui pada saat terjadinya, kecuali beban pokok penjualan tanah ditentukan berdasarkan nilai perolehan tanah yang ditambah pengeluaranpengeluaran lain untuk pengembangan tanah.
Expenses are recognized when incurred, except for cost of land sold which is determined based on its acquisition cost and other disbursements related to the land development.
n. Imbalan kerja
n. Employee benefits
Pada tahun 2004 Perusahaan telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja”. Imbalan kerja diakui sebagai beban sesuai dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan. Imbalan pasca kerja manfaat pasti dihitung dengan menggunakan asumsi aktuaria berdasarkan metode projected unit credit. Metode ini menghitung beban pasca kerja atas jasa yang diberikan karyawan pada tanggal penilaian dengan memperhitungkan asumsi aktuaria yaitu tingkat bunga, perkiraan pertumbuhan gaji, estimasi tingkat pengembalian aktiva dana pensiun. Perbedaan antara asumsi aktuaria dan aktualnya serta perubahan asumsi aktuaria yang melebihi koridor 10% dialokasikan secara rata-rata sepanjang sisa masa kerja karyawan. Beban jasa lalu dialokasikan sepanjang sisa masa kerja karyawan sampai manfaatnya menjadi hak penuh karyawan.
The Company has adopted the Statement of Financial Accounting Standard No. 24 (Revision 2004) “Employee Benefits” in 2004. Employee benefits are recognized as expense in the period in which employee renders the employment services. Defined employee benefits are calculated using actuarial assumptions based on the projected unit credit method. This method reflects service rendered by employee to the dates of valuation and incorporates actuarial assumptions primarily regarding discount rate, rates of remuneration growth and expected rate of return for plan assets. Differences between actuarial assumptions and actual experiences, which exceed 10% corridor, are allocated over the estimated average remaining working life of employees. Past service costs are allocated over the average period until the benefits become vested.
Informasi keuangan komparatif atas dampak penerapan standar ini tidak disajikan kembali karena pengaruhnya tidak material terhadap penyajian laporan keuangan.
The comparative financial information resulting from the effect of the adoption of this standard were not restated because the effect was not material to the presentation of the financial statements.
Imbalan pasca kerja dihitung sebagai berikut:
The post employment benefits are accounted for as follow:
Dana Pensiun
Pension Plan
Untuk tujuan pelaporan keuangan, imbalan pensiun manfaat pasti dihitung dengan menggunakan asumsi aktuaria berdasarkan metode projected unit credit yang diharuskan oleh PSAK 24. Untuk tujuan pendanaannya, metode aktuaria yang digunakan adalah projected unit cost.
The defined benefit pension plan is calculated for financial reporting purposes using actuarial assumptions based on the projected unit credit method as required by PSAK 24. However, for funding purposes, the projected unit cost method is used.
Jika terdapat surplus pendanaan, aktiva diakui di laporan keuangan konsolidasi sebesar nilai kini dari pengembalian dana atau pengurangan iuran masa datang yang tersedia.
Where funding status is surplus, asset are recognized in the consolidated financial statements equal to the present value of the available refund or a reduction to the future contribution.
Imbalan pensiun iuran pasti diakui sebagai beban pada saat iuran tersebut terhutang atau dibayar.
Defined contribution pension plan is recognized as expense when the contribution becomes payable or paid.
14
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Imbalan pasca kerja selain pensiun
Post employment benefits other than pension
Imbalan pasca kerja selain pensiun meliputi cuti berimbalan jangka panjang, imbalan pasca kerja lain yang sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan dan imbalan perawatan kesehatan bagi karyawan yang sudah pensiun. Khusus untuk imbalan perawatan kesehatan dihitung berdasarkan asumsi-asumsi tertentu terutama data historis tentang tingkat dan frekuensi klaim kesehatan serta biaya untuk memenuhi klaim tersebut.
The post employment benefits other than pension include long paid service leave, other benefits in accordance with employment law and retiree health care benefits. The health care benefit is calculated using assumptions primarily regarding historical frequency and rates of health care claim and its cost
Beban imbalan pasca kerja ini telah diakru pada 31 Desember 2004 karena program ini belum didanai.
Such benefits have been accrued as at 31 December 2004 as they have not been funded.
Pesangon pemutusan hubungan kerja
Termination benefits
Pesangon pemutusan hubungan kerja diakui sebagai kewajiban dan beban sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja”.
Termination benefits are recognized as liabilities and expenses in compliance with the Statement of Financial Accounting Standard No. 24 (Revision 2004) regarding “Employee Benefits”.
o. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
o. Foreign currency transaction and balances
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Transactions in foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transaction. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currency are adjusted to Rupiah using the middle exchange rates issued by Bank Indonesia.
Keuntungan atau kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing diakui pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
Exchange gains or losses arising from foreign currency transactions and from the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in the current consolidated statement of income.
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2004, 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut: Mata uang 2004 (Rp) USD 1 9.290 SGD 1 5.686 JPY 1 90 EUR 1 12.652
The exchange rates used to translate the monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as at 31 December 2004, 2003 and 2002 are: 2003 (Rp) 8.465 4.977 79 10.643
2002 (Rp) 8.940 5.154 75 9.370
Currencies USD 1 SGD 1 JPY 1 EUR 1
p. Pajak penghasilan
p. Income tax
Perusahaan menghitung pajak penghasilan berdasarkan PSAK No.46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan fiskal.
The Company calculates income tax based on Statement of Financial Accounting Standard No. 46 concerning “Accounting for Income Tax”. The deferral of income tax is to reflect the tax effect on temporary differences between commercial report and fiscal report.
15
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan dalam jumlah bersih untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi.
Deferred tax assets and liabilities are offseted for each consolidated entity.
q. Informasi segmen
q. Segment information
Informasi segmen disajikan menurut pengelompokan segmen usaha yaitu: (1) produk baja, (2) tanah dan jasa pengelolaan kawasan industri, (3) rancang bangun, teknologi informasi dan jasa lainnya.
Segment information is presented based on the business classification (1) steel products, (2) land and real estate services and (3) engineering construction, information technology and other services.
r. Laba per saham
r. Earnings per share
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan sebesar 2.000.000 saham masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002.
Earning per share is calculated by dividing net income with weighted average of outstanding shares for the year, which are 2.000.000 shares in 2004, 2003, and 2002 respectively.
3. KAS DAN SETARA KAS
3. CASH AND CASH EQUIVALENTS
2004 Kas dan bank Deposito Rupiah Dolar Amerika Serikat (USD15.168.045 pada tahun 2004, USD5,096,353 pada tahun 2003, dan USD19,943,848 pada tahun 2002)
Euro Jumlah Kas dan Setara Kas
2003
2002
49,736
71,847
114,857
442,016
317,163
159,055
140,911 3,712
43,141 372
181,883 328
636,375
432,523
456,123
4. INVESTASI JANGKA PENDEK
Cash and Banks Deposits Indonesian Rupiah US Dollar (USD15,168,045 at 2004, USD5,096,353 at 2003, and USD19,943,848 at 2002)
Euro Total Cash and Cash Equivalents
4. SHORT-TERM INVESTMENTS 2004
2003
2002
Deposito Berjangka Reksadana
500 101,640
-
-
Time Deposits Mutual fund
Jumlah Investasi Jangka Pendek
102,140
-
-
Total Short-term Investments
16
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
5. PIUTANG USAHA
5. TRADE RECEIVABLES 2004
2003
2002
Pihak Ketiga Ekspor Domestik Jumlah pihak ketiga Pihak istimewa Jumlah piutang usaha Penyisihan piutang ragu
55,701 976,633 1,032,334 30,616 1,062,950 (24,316)
106,012 713,890 819,902 73,928 893,830 (24,875)
146,662 625,613 772,275 36,594 808,869 (26,583)
Provision for bad debts
Piutang usaha - bersih
1,038,634
868,955
782,286
Account receivables - net
2004 Pihak Ketiga Ekspor Marcegaglia SPA (USD7,851,790 tahun 2002) Balli Klockner (USD3.975.727 tahun 2002) Sunwell Metals Limited (USD1,566,667 tahun 2002) Shanghai Jin Yu Import (USD1,028,859 tahun 2002) Mc Steel Trade Centre Pte Ltd (USD685,123 tahun 2002) Joint Base Limited, Hong Kong (USD1.454.294 pada 2003) Metalsasia Limited, Hong Kong (USD568,449 tahun 2004, USD568,449 tahun 2003 dan USD568,456 tahun 2002) CMC International (USD1.035.241 tahun 2004) Marubeni Steel Canada (USD3.066.847 tahun 2004) Andaru Singapore (USD1.094.015 tahun 2004 USD2.225.185 tahun 2003) Nakajima Steel Co, Ltd. (USD1.724.397 tahun 2003) Samsung Corporation (USD1.316.089 tahun 2003) Vietnam WCC (USD1.165.746 tahun 2003) Golden Source Steel (USD1.071.785 tahun 2003) Sub - jumlah
2003
Total third parties Related Parties Total account receivables
2002
-
-
70,195
-
-
35,543
-
-
14,006
-
-
9,198
-
-
6,125
-
12,311
-
5,281
4,812
5,082
9,617
-
-
28,491
-
-
10,163
18,836
-
-
14,597
-
-
11,141
-
-
9,868
-
53,553
9,073 80,638
17
Third Parties Export Domestic
140,149
Third Parties Export Marcegaglia SPA (USD7,851,790 year 2002) Balli Klockner (USD3.975.727 year 2002) Sunwell Metals Limited (USD1,566,667 year 2002) Shanghai Jin Yu Import (USD1,028,859 year 2002) Mc Steel Trade Centre Pte Ltd (USD685,123 year 2002) Joint Base Limited, Hong Kong (USD1.454.294 in 2003) Metalsasia Limited, Hong Kong (USD568,449 year 2004, USD568,449 year 2003 and USD568,456 year 2002) CMC International (USD1.035.241 year 2004) Marubeni Steel Canada (USD3.066.847 year 2004) Andaru Singapore (USD1.094.015 year 2004 USD2.225.185 year 2003) Nakajima Steel Co, Ltd. (USD1.724.397 year 2003) Samsung Corporation (USD1.316.089 year 2003) Vietnam WCC (USD1.165.746 year 2003) Golden Source Steel (USD1.071.785 year 2003) Sub - total
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
2004 Metal One Asia Pte Ltd, (USD954.724 tahun 2003) Shin Yang Service USD757.929 tahun 2003) Yinchen Steel Group (USD499.972 tahun 2003) Lain-lain (masing-masing di bawah Rp4.000) Jumlah ekspor
2003
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
2002
-
8,082
-
-
6,416
-
-
4,231
-
Metal One Asia Pte Ltd (USD954.724 year 2003) Shin Yang Service USD757.929 year 2003) Yinchen Steel Group (USD499.972 year 2003)
2,149
6,645
6,513
Others (each below Rp4.000)
55,701
106,012
146,662
Total export
70,578 62,744 48,618 30,320 29,894
43,392 32,227 12,220 42,269 10,204 6,345 21,575 9,020 21,128 14,238 6,058 6,632 6,784 45,589 6,895 5,396 6,542 13,424 309,938
16,492 24,898 30,860 12,977 33,579 10,729 12,066 -
Bluescope Steel
Domestik Bluescope Steel
Hamasa Steel Centre Peni Jaya Haribaja
Harapan Sukses Jaya Inti Sumber Baja Sakt Roda Mas Baja Inti IKPT Waijo Jumbo Power Srirejeki Perdana Steel Kalimantan Steel Gihon TOA Corp-Adhi Karya Sarana Central Bajatama
Toyota Motor Manufacture Baja Makmur Perkasa Fumira Indonesia Steel Tube W Spirit Niaga Jayamahe Karya Mandiri Semesta Papajaya Agun Sarana Steel Cakung Prima Steel Bakrie Pipe Industries Perjuangan Steel Frsian Valg Albatani Cipta Niaga Tekad Usaha Makmur Jasa Lestari Sinarwaja Indah Surabaya Wire Hino Motors Manufacturing Sinar Ciomas Selaras dinamika Utama Sarana Baja Ragam Citra Sub - jumlah
Domestic
26,001
25,301 22,621 22,182 21,361 20,145 19,971 18,701
18,416 16,243 15,999 15,995 14,118
13,563 13,540 12,741
12,628 12,538 12,189 11,190 10,981 10,583 10,019 9,674
9,636 9,261
8,923 8,481 8,465
673,616
18
18,839 6,004 166,447
Hamasa Steel Centre Peni Jaya Haribaja
Harapan Sukses Jaya Inti Sumber Baja Sakt Roda Mas Baja Inti IKPT Waijo Jumbo Power Srirejeki Perdana Steel Kalimantan Steel Gihon TOA Corp-Adhi Karya Sarana Central Bajatama
Toyota Motor Manufacture Baja Makmur Perkasa Fumira Indonesia Steel Tube W Spirit Niaga Jayamahe Karya Mandiri Semesta Papajaya Agun Sarana Steel Cakung Prima Steel Bakrie Pipe Industries Perjuangan Steel Frsian Valg Albatani Cipta Niaga Tekad Usaha Makmur Jasa Lestari Sinarwaja Indah Surabaya Wire Hino Motors Manufacturing Sinar Ciomas Selaras dinamika Utama Sarana Baja Ragam Citra Sub - total
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
2004 Pupuk Iskandar Muda Bumi Kaya Steel Industry Pelangi Indah Canindo Cigading Habean Centre
Perum Peruri Prima Waru Industri Surya Calvary Super Tata Raya Steel Indolakto Farika Duta Agung Harapan Masa Jasa Marga Steel Pipe Industry Tumbakmas Inti Mulia Argamas Bajatama Indomilik PLN - Jakarta Cometa Can Citra Tanamas Barata Indonesia United Can Setra Usahatama Jaya Pembangunan Perumahan Surya Kencana Pemda Kuningan
2003
8,213
8,175 8,098 7,975 7,739
7,723 7,663 7,564 7,539 7,184 6,893
6,318 6,031 5,981
5,107 4,840 4,733
3,026 2,350 1,692
15,362
-
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
2002
11,367 6,044 17,085 5,627 9,778 49,534 10,966 17,387 7,086 10,069 9,572 5,630 22,357 5,749 17,556 14,167 6,228 5,138
21,515 30,386 31,065 5,639 5,059 7,222 6,989 -
Pupuk Iskandar Muda Bumi Kaya Steel Industry Pelangi Indah Canindo Perum Peruri Prima Waru Industri Surya Calvary Super Tata Raya Steel Indolakto Farika Duta Agung Harapan Masa Jasa Marga Steel Pipe Industry Tumbakmas Inti Mulia Argamas Bajatama Indomilik PLN - Jakarta Cometa Can Citra Tanamas Barata Indonesia United Can Setra Usahatama Jaya Pembangunan Perumahan Surya Kencana Pemda Kuningan
Cigading Habean Centre
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp5.000)
162,809
172,612
351,289
Others (each below Rp 5000)
Jumlah domestik
976,633
713,890
625,613
Total domestic
1,032,334
819,902
772,275
Total third parties
30,616
73,928
36,594
Related parties (see Note 8)
1,062,950
893,830
808,869
(24,316) 1,038,634
(24,875) 868,955
(26,583) 782,286
Jumlah pihak ketiga
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 8) Jumlah Piutang Usaha Penyisihan Piutang ragu-ragu Piutang usaha - bersih
19
Provision for bad debts Account receivables - net
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
Pengelompokan piutang usaha berdasarkan umurnya adalah sebagai berikut:
Lancar - belum jatuh tempo Jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari 91 - 720 hari > 720 hari Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Piutang usaha bersih
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Classification of trade receivables based on its aging is as follow:
2004 Jumlah Amount
%
630,262
59.29
650,379
72.76
347,566
42.97
29.04 4.38 1.39 3.62 2.29 100,00
129,464 50,732 7,239 16,209 39,807 893,830
14.48 5.68 0.81 1.81 4.45 100.00
121,756 94,576 69,102 101,737 74,132 808,869
15.05 11.69 8.54 12.58 9.16 100.00
308,652 46,565 14,732 38,448 24,291 1,062,950 (24,316) 1,038,634
2003 Jumlah Amount
(24,875) 868,955
Seluruh piutang usaha Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Lihat catatan 15).
%
2002 Jumlah Amount
(26,583) 782,286
Jumlah
Merupakan piutang persyaratan recourse.
Provision for bad debts Account receivables - net
6. FACTORING RECEIVABLES 2004 -
2003 -
2002 19,585
36,794 62,205 98,999
usaha
Current - not due Past due: 1- 30 days 31- 60 days 61- 90 days 91- 720 days > 720 days Total
All the Company’s trade receivables are pledged as collateral of credit facilities obtained from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (See Note 15)
6. TAGIHAN ANJAK PIUTANG
Gihon (USD2.190.668,48) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk: Rupiah USD6.695.921.22
%
yang
dijual
-
19,585
dengan
Gihon (USD2.190,668) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rupiah USD6.695.921.22 Total
Represents trade receivables sold with recourse condition
20
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
7. PIUTANG LAIN-LAIN
7. OTHER RECEIVABLES Other receivables of Rp114.747, includes receivable from the Government in relation to excess payment of gas purchased from Pertamina of USD10,523,742.12 or equivalent to Rp97.766. Payment from Government should be followed by the Company’s commitments to increase dividend and tax payment. The Company is unable to meet the above commitments in full and therefore, the receivable is unlikely to be realized. Based on the above reasons, the receivable has been provided as other expense in 2004.
Dalam piutang lain-lain kepada pihak ketiga sebesar Rp114.747, diantaranya tagihan kepada Pemerintah atas kelebihan pembayaran pembelian gas dari Pertamina, sebesar USD10,523,742.12 atau setara dengan Rp97.766. Pembayaran oleh Pemerintah diikuti komitmen Perusahaan untuk meningkatkan penyetoran dividen dan pajak. Perusahaan belum dapat sepenuhnya memenuhi komitmen tersebut, sehingga kecil kemungkinan tagihan tersebut dapat direalisasikan. Atas dasar itu, pada tahun 2004, tagihan tersebut disisihkan sebagai beban lain-lain.
8.
SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
8. SIGNIFICANT BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Saldo piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah masing-masing sebesar 0,36%, 1,21% dan 0,53% dari jumlah aktiva konsolidasian pada tahun 2004, 2003 dan 2002, dengan rincian sebagai berikut:
2004 Piutang usaha Broken Hill Proprietary Steel Cipta Damas Karya Tobu Indonesia Kerismas Witiko Makmur Bukit Baja Buana Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1.000 ) Jumlah
6,207 18,226 4,553
The related parties’ balances of receivables represent 0.36%, 1.21% and 0.53% of total consolidated assets in 2004, 2003, and 2002 respectively, with the following detail:
2003
2002
30,445 14,333 12,227 15,270 -
968 19,310 11,906 2,640
Trade receivables Broken Hill Proprietary Steel Cipta Damas Karya Tobu Indonesia Kerismas Witiko Makmur Bukit Baja Buana
1,629
1,653
1,770
Others (each below Rp1.000 )
30,616
73,928
36,594
Total Other receivables
Piutang lain-lain Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1.000 )
2,238
9,434
3,717
Others (each below Rp1.000 )
Jumlah
2,238
9,434
3,717
Total
The related parties’ balances of liabilities represent 1.70%, 0.62% and 1.77% of total consolidated liabilities in 2004, 2003 and 2002 respectively, with the detail are as follows:
Saldo hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah masing-masing sebesar 1,70%, 0,62% dan 1,77% dari jumlah kewajiban konsolidasian pada tahun 2004, 2003 dan 2002, dengan rincian sebagai berikut:
21
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
2004 Hutang usaha Purna Baja Heckett
2003
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
2002 Trade payables Purna Baja Heckett
Kapurindo Sentana Baja Sankyu Purna Sentana Baja Indaref Sigma Mitra Sejati Multi Sentana Baja
5,325 1,198 1,834 1,419 2,457 1,651 1,060
3,078 1,398 1,232 1,059 -
1,046 -
Kapurindo Sentana Baja Sankyu Purna Sentana Baja Indaref Sigma Mitra Sejati Multi Sentana Baja
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1.000 )
4,508
1,557
3,699
Others (each below Rp1.000 )
19,452
8,324
4,745
Total
-
-
42,000
39,724
2,263
1,715
Government of Indonesia Yayasan Dana Pensiun Krakatau Steel
5,365 45,089
6,527 8,790
2,541 46,256
Jumlah Hutang lain-lain Pemerintah Indonesia Yayasan Dana Pensiun Krakatau Steel Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1.000 ) Jumlah
Other payables
9. PERSEDIAAN
Others (each below Rp1.000 ) Total
9. INVENTORIES 2004
2003
2002
1,932,623 156,931 591,137 385,211 120,937 3,824 5,627 3,196,290
991,753 499,187 406,548 175,800 1,514 3,759 2,078,561
1,410,960 458,492 214,246 53,793 1,194 4,784 2,143,469
Steel products Finished goods Finished goods eks import Supplies and spare parts Raw material Goods in transit Insurance spares Others Sub - total
Produk non-baja Tanah Jumlah
59,463 3,255,753
60,299 2,138,860
47,245 2,190,714
Non-steel products Land Total
Penyisihan persediaan usang Persediaan - bersih
(71,123) 3,184,630
(85,307) 2,053,553
(118,162) 2,072,552
Produk baja Barang jadi hasil produksi Barang jadi eks pembelian Bahan pembantu dan suku cadang Bahan baku Barang dalam perjalanan Cadangan persediaan suku cadang Lain-lain Sub – jumlah
Provision for inventory obsolescence Inventories - net
All the Company’s inventories are pledged as collateral for credit facilities obtained from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (See note 15).
Seluruh persediaan Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Lihat catatan 15).
22
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
10. PENYERTAAN
10. INVESTMENTS
Tahun 2004/ Year 2004 Perusahaan asosiasi/ Associated companies
Persentase pemilikan/ Percentage of ownership
Nilai tercatat 1 Januari 2004/ Carrying value January 1, 2004
Bagian laba./ (rugi) bersih perusahaan asosiasi/ Share of net income/ (loss) associated companies
Dividend kas/ Cash dividend
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Nilai tercatat 31 Desember 2004/ Carrying value December 31, 2004
PT Krakatau Prima Dharma Sentana
30
-
-
-
-
-
-
PT Bukit Buana Baja
30
-
-
-
5,274
-
5,274
-
-
-
5,274
-
5,274
45,000 10,469 5,850 863 675 212 50,000 32,775 899
-
-
147
-
Jumlah metode biaya perolehan/ Total cost method
146,743
-
-
Penyisihan penurunan nilai investasi/ Provision for decline in value
(60,681)
Metode ekuitas/ Equity method
Jumlah metode ekuitas/ Total equity method
Metode biaya perolehan/ Cost method PT Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk PT Seamless Pipe Indonesia Jaya South Australian Steel and Energy PT Metbelosa PT Marga Mandala Sakti PT Indonesia Asri Refractories PT Maleo Emtiga PT Kerismas Witikco Makmur PT Laksana Maju Jaya
Jumlah penyertaan bersih/ Investments - net
6 3,24 6,67 15 1,29 10 29,31 100
-
147
(45,000)
10,469 5,850 863 675 212 50,000 32,775 1,046
(45,000)
101,891
(5,850)
86,062
-
23
-
(429)
(66,531) (45,000)
40,634
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Tahun 2003/ Year 2003 Perusahaan asosiasi/ Associated companies
Persentase pemilikan/ Percentage of ownership
Nilai tercatat 1 Januari 2003/ Carrying value January 1, 2003
30
-
Bagian laba./ (rugi) bersih Dividend kas/ Cash dividend perusahaan asosiasi/ Share of net income/ (loss) associated companies
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Nilai tercatat 31 Desember 2003/ Carrying value December 31, 2003
-
-
-
Metode ekuitas/ Equity method PT Tobu Indonesia
-
-
PT Krakatau Prima Dharma Sentana
30
-
-
-
-
-
-
PT Bukit Buana Baja
30
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah metode ekuitas/ Total equity method Metode biaya perolehan/ Cost method PT Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk
6
45,000
-
-
-
-
45,000
PT Seamless Pipe Indonesia Jaya
3,24
10,469
-
-
-
-
10,469
South Australian Steel and Energy
6,67
PT Metbelosa PT Marga Mandala Sakti PT Indonesia Asri Refractories
5,850
-
-
-
-
5,850
15
863
-
-
-
-
863
1,29
675
-
-
-
-
675
10
212
-
-
-
-
212
PT Maleo Emtiga PT Kerismas Witikco Makmur PT Laksana Maju Jaya
29,31 100
50,000
-
-
-
-
50,000
32,775
-
-
-
-
32,775
-
-
899
-
899
-
-
899
-
146,743
-
Jumlah metode biaya perolehan/ Total cost method
145,844
Penyisihan penurunan nilai investasi/ Provision for decline in value
(60,681)
(60,681)
85,163
86,062
Jumlah penyertaan bersih/ Investments - net
24
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Tahun 2002/ Year 2002 Perusahaan asosiasi/ Associated companies
Persentase pemilikan/ Percentage of ownership
Nilai tercatat 1 Januari 2002/ Carrying value January 1, 2002
Bagian laba./ (rugi) bersih Dividend kas/ Cash dividend perusahaan asosiasi/ Share of net income/ (loss) associated companies
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Nilai tercatat 31 Desember 2002/ Carrying value December 31, 2002
Metode ekuitas/ Equity method PT Tobu Indonesia
30
-
-
-
-
-
-
PT Krakatau Prima Dharma Sentana
30
-
-
-
-
-
-
PT Bukit Buana Baja
30
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah metode ekuitas/ Total equity method
Metode biaya perolehan/ Cost method PT Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk
6
45,000
-
-
-
-
45,000
3,24
10,469
-
-
-
-
10,469
PT Broken Hill Proprietary Steel
10
6,285
-
-
-
South Australian Steel and Energy
6,67
5,850
-
-
-
-
5,850
15
863
-
-
-
-
863
1,29
675
-
-
-
-
675
10
212
-
-
-
-
212
-
PT Seamless Pipe Indonesia Jaya
PT Metbelosa PT Marga Mandala Sakti PT Indonesia Asri Refractories PT Maleo Emtiga PT Kerismas Witikco Makmur
Jumlah metode biaya perolehan/ Total cost method
50,000 29,31
(6,285)
-
-
-
-
33,367
119,354
-
-
33,367
(6,285)
33,367
(39,435)
-
-
-
50,000
-
33,367
146,436
Lain-lain/ Other Obligasi konversi/ Convertible bonds
33,150
-
-
Jumlah/ Total
152,504
-
-
Penyisihan penurunan nilai investasi/ Provision for decline in value
(60,681)
(60,681)
91,823
85,755
Jumlah penyertaan bersih/ Investments - net
25
-
(33,150)
146,436
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Pada tahun 2002 Perusahaan dan KIEC, anak perusahaan, telah mengkonversi Rp11.050 dan Rp22.100 obligasi yang dikeluarkan oleh PT Sentralindo Bumi Persada menjadi 15.240 lembar saham yang mencerminkan kepemilikan 29,31% saham PT Kerismas Witikco Makmur (KWM). Nilai penyertaan berdasarkan hasil penilaian atas nilai saham KWM yang dilakukan oleh perusahaan penilai independen. Penyertaan ini dicatat dengan metode biaya karena Perusahaan dan KIEC tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap operasi dan kebijakan keuangan KWM.
In 2002, the Company and KIEC, a subsidiary, have converted Rp11.050 and Rp22.100 bonds issued by PT Sentralindo Bumi Persada into 15,240 shares which represents 29.31% ownership of PT Kerismas Witikco Makmur (KWM). The value of investment was recorded based on valuation of KWM share performed by an independent appraiser. This investment is recorded using cost method since the Company and KIEC have no significant influence over operational and financial policies of KWM.
Pada tahun 2004, 2003 dan 2002, penyertaan saham PT KIEC, anak perusahaan, pada PT Krakatau Prima Dharma Sentana (KPDS) adalah nihil, karena akumulasi bagian rugi bersih KIEC atas akumulasi rugi bersih KPDS telah melebihi nilai tercatat penyertaan saham KIEC pada perusahaan tersebut. Pada tanggal 16 Juli 2002 penyertaan pada PT TI dijual sepenuhnya kepada Sdr. Andi Hartawan Sardjito dengan nilai Rp9.184.
In 2004, 2003 and 2002, the investment of PT KIEC, a subsidiary, at PT Krakatau Prima Dharma Sentana (KPDS) was nil due to PT KIEC’s share of accumulated losses exceeded its recorded investment value. On July 16, 2002 all the investment in PT TI were sold to Andi Hartawan Sarjito for Rp9.184.
Penyisihan penurunan nilai penyertaan terdiri atas PT Maleo Emtiga Rp50.000, PT Seamless Pipe Indonesia Jaya Rp10.469, South Australian Steel and Energy Rp5.850 dan PT Indonesia Asri Refractories Rp212.
The provision for decline in investment value consists of PT Maleo Emtiga Rp50.000, PT Seamless Pipe Indonesia Jaya Rp10.469, South Australian Steel and Energy Rp5.850 and PT Indonesia Asri Refractories Rp212.
Pada tahun 2002, PT KIEC menjual saham PT Broken Hill Proprietary Steel dan menghasilkan laba sebesar Rp22.077.
In 2002, PT KIEC sold its investment in PT Broken Hill Proprietary Steel at a gain of Rp22.077.
Pada tahun 2004, PT Krakatau Steel menjual saham PT Citra Marga Nusapala Persada Tbk (CMNP) dan menghasilkan laba sebesar Rp12.120.
In 2004, the Company sold its investment in PT Citra Marga Nusapala Persada Tbk (CMNP) at a gain of Rp12.120.
26
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
11. AKTIVA TETAP
11. FIXED ASSETS
2004 Saldo Awal/ Beginning Balances
Penambahan/ Reklasifikasi Additions/ Reclassifications
Pengurangan/ Reklasifikasi Deductions/ Reclassifications
Saldo Akhir/ Ending Balances
Nilai tercatat Hak atas tanah Bangunan Mesin dan peralatan Peralatan pabrik dan proyek Alat pengangkutan Peralatan rumah dan kantor Jumlah nilai tercatat
154,983 801,005 3,705,944 29,823 16,541 310,950 5,019,246
1,609 105,919 686,126 5,958 1,928 106,313 907,853
190 98,871 7 8,000 4,796 111,865
156,592 906,734 4,293,199 35,774 10,469 412,467 5,815,235
Carrying amount Land Buildings Machinery and equipment Plant and project equipment Transportation equipment Office and house equipment Total carrying amount
Akumulasi penyusutan Bangunan Mesin dan peralatan Peralatan pabrik dan proyek Alat pengangkutan Peralatan rumah dan kantor Jumlah akumulasi penyusutan
467,586 1,769,779 17,390 12,797 252,550 2,520,102
40,727 220,505 3,080 1,796 37,452 303,560
3,453 89,330 154 7,450 7,537 107,924
504,861 1,900,954 20,315 7,143 282,465 2,715,738
Accumulated depreciation Buildings Machinery and equipment Plant and project equipment Transportation equipment Office and house equipment Total accumulated depreciation
3,099,497
Net book value
Nilai buku bersih
2,499,143
2003 Saldo Awal/ Beginning Balances
Penambahan/
Pengurangan/
Reklasifikasi Additions/
Reklasifikasi Deductions/
Reclassifications
Reclassifications
Saldo Akhir/ Ending Balances Carrying amount
Nilai tercatat Hak atas tanah
136,776
18,663
457
154,983
Land
Bangunan
797,273
14,903
11,171
801,005
Buildings
3,705,036
36,210
35,302
3,705,944
Machinery and equipment
78,255
4,459
52,891
29,823
Plant and project equipment
Mesin dan peralatan Peralatan pabrik dan proyek
18,404
1,093
2,955
16,541
Transportation equipment
259,447
63,917
12,415
310,950
Office and house equipment
4,995,191
139,245
115,190
5,019,246
Total carrying amount
437,785
29,962
161
467,586
Buildings
1,626,091
165,503
21,815
1,769,779
Machinery and equipment
Peralatan pabrik dan proyek
62,324
2,673
47,607
17,390
Plant and project equipment
Alat pengangkutan
11,392
2,266
861
12,797
Transportation equipment
181,624
85,699
14,773
252,550
Office and house equipment
Jumlah akumulasi penyusutan
2,319,216
286,103
85,217
2,520,102
Total accumulated depreciation
Nilai buku bersih
2,675,975
2,499,143
Net book value
Alat pengangkutan Peralatan rumah dan kantor Jumlah nilai tercatat
Accumulated depreciation
Akumulasi penyusutan Bangunan Mesin dan peralatan
Peralatan rumah dan kantor
27
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency) 2002
Saldo Awal/ Beginning Balances
Penambahan/
Pengurangan/
Reklasifikasi Additions/
Reklasifikasi Deductions/
Reclassifications
Reclassifications
Saldo Akhir/ Ending Balances Carrying amount
Nilai tercatat Hak atas tanah
149,990
1,683
14,897
136,776
Land
Bangunan
828,187
18,179
49,093
797,273
Buildings
3,852,996
67,013
214,973
3,705,036
Machinery and Equipment
71,387
9,067
2,199
78,255
Plant and project equipment
849
Mesin dan peralatan Peralatan pabrik dan proyek Alat pengangkutan Peralatan rumah dan kantor Jumlah nilai tercatat
18,404
Transportation equipment
259,447
Office and house equipment
282,011
4,995,191
Total carrying amount
41,675
16,110
437,785
Buildings
158,681
1,011
1,626,091
Machinery and Equipment Plant and project equipment
18,539
714
211,202
48,245
5,132,301
144,901
412,220 1,468,421
-
Accumulated depreciation
Akumulasi penyusutan Bangunan Mesin dan peralatan Peralatan pabrik dan proyek
56,910
5,414
-
62,324
Alat pengangkutan
10,745
2,827
2,180
11,392
Transportation equipment
142,522
39,102
-
181,624
Office and house equipment
Jumlah akumulasi penyusutan
2,090,818
247,699
19,301
2,319,216
Total accumulated depreciation
Nilai buku bersih
3,041,483
2,675,975
Net book value
Peralatan rumah dan kantor
Hak atas tanah seluas 635 Ha masih dalam proses pengalihan hak menjadi nama Perusahaan. Masa hak atas tanah ini akan berakhir pada berbagai tahun yang berbeda mulai tahun 2010 sampai dengan 2018 dan dapat diperpanjang.
635 Ha of the land rights are in the process to be transfered into the Company’s name. The land rights expire in various years from 2010 through 2018 and they are extendable.
Tanah, bangunan, mesin dan peralatan pabrik tertentu milik Perusahaan dan anak perusahaan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Niaga Tbk. (Lihat catatan 15).
Certain land, buildings, machinery and plant’s equipments are pledged as collateral for credit facilities obtained from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk and PT Bank Niaga Tbk, (see Note 15)
Aktiva tetap Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali peralatan kantor, kendaraan, dan peralatan laboratorium telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan maksimum sebesar USD108,700,000.
The fixed assets of the Company and its subsidiaries, except office equipment, vehicles, and laboratory equipment are insured against risk of fire and other risks for USD108,700,000.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi sebagai bagian nilai aktiva tetap dan aktiva dalam penyelesaian di tahun 2004, 2003 dan 2002 masing-masing sebesar Rp1.940, Rp9.785 dan Rp10.989.
Borrowing costs capitalized into qualifiying assets and assets under construction in 2004, 2003 and 2002 were Rp1.940, Rp9.785 and Rp10.989 respectively.
Berdasarkan surat Menteri BUMN No.S-482/MBU/2004 tanggal 16 September 2004 Perusahaan menerima hibah berupa tanah eks milik PT BPIS (dalam likuidasi) seluas 5% dari 49.601 m2. Pengalihan kepemilikan atas tanah tersebut masih dalam proses sehingga tanahnya belum diakui sebagai aktiva Perusahaan.
Pursuant to a letter from the Ministry of State Owned Company No. S-482/MBU/2004 dated September 16, 2004, the Company received land donation previously owned by PT BPIS (under liquidation) equal to 5% of 49.601 m2. Transfer of land ownership is still in process, therefore it has not been recognized as the Company’s asset.
28
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
12. AKTIVA DALAM PEMBANGUNAN
12. ASSETS UNDER CONSTRUCTION
Aktiva Dalam Pembangunan
Tahun 2004 Tahun 2003 Tahun 2002
Rp Rp Rp
Saldo Awal/
Penambahan/
Pengurangan/
Beginning
Reklasifikasi
Reklasifikasi
Ending
Balances
Additions/
Deductions/
Balances
Reclassifications
Reclassifications
204,699 81,166 144,616
623,478 16,399 104,316
594,535 529,768 489,468
Pada tanggal 31 Desember 2004, persentase penyelesaian aktiva dalam pembangunan yaitu bangunan dan mesin adalah antara 15% sampai 99%. Aktiva dalam penyelesaian tersebut diperkirakan akan selesai pada berbagai tanggal di tahun 2005.
175,756 594,535 529,768
Year 2004 Year 2003 Year 2002
As of December 31, 2004, the percentage of completion of assets under construction i.e building and machinery is in the range of 15% to 99%. The above construction will be completed at several dates in 2005.
13. DEPOSITO YANG DIBATASI PENGUNAANNYA
2004
Saldo Akhir/
13. RESTRICTED TIME DEPOSITS
2003
2002 Restricted time deposits
Deposito berjangka
11,933
Rupiah
11,817
178,900
Rupiah US Dollar
Dolar Amerika Serikat
(USD712.400 at 2004,
(USD100.000 tahun 2004,
USD350.000 at 2003
USD350.000 pada tahun 2003
Reksadana
929 12,862 -
2,963 14,780 10,119
8,833 187,733 -
Total restricted time deposits Mutual fund
Jumlah deposito yang dibatasi penggunaannya
12,862
24,898
187,733
Total restricted time deposits
dan USD988.031 pada tahun 2002 Jumlah deposito berjangka
The range of interest rate per annum for the time deposits with original maturity less than 1 year are as follows:
Kisaran tingkat suku bunga per tahun atas deposito berjangka waktu tidak lebih dari 1 tahun adalah sebagai berikut:
Mata uang Rupiah USD
2004 6,00% - 7,10% 0,50% - 1,50%
and USD988.031 at 2002)
2003 6,00% - 12,50% 0,90% - 2,75%
29
2002 12,75% - 17,74% 2,75% - 5,03%
Currencies Rupiah USD
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
14. PIUTANG JANGKA PANJANG
14. LONG-TERM RECEIVABLES 2004
2003
2002
PT Gihon PT Boma Bisma Indra
11,046 65,094
42,092
-
PT Gihon PT Boma Bisma Indra
Jumlah
76,139
42,092
-
Total
Piutang kepada PT.Gihon berasal dari penyelesaian piutang alihan sebesar Rp15.058 yang ditetapkan dengan akta notaris Hadi Wibisono, SH No.24 tanggal 9 September 2004. Piutang ini akan diangsur secara bulanan prorata selama 5 tahun sejak 26 Juli 2004.
Receivable from PT.Gihon represented settlement of factoring receivables of Rp15.058 based on notarial deed of Hadi Wibisono SH no 24 dated September 19, 2004. This receivable is being paid in monthly installments for 5 years starting July 26, 2004.
Berdasarkan surat dari Menteri BUMN No.S-58/MBUMN/2003 tanggal 7 Mei 2003, Perusahaan memberikan pinjaman uang untuk program penyehatan PT Boma Bisma Indra sejumlah Rp80.000. Sesuai dengan perjanjian pinjam meminjam uang No:29/CUDUKS/KONTR/2003, pinjaman ini dikenakan tingkat bunga 8% per tahun dan akan diangsur setiap bulan Maret sejak tahun 2004 hingga 2011.
Based on a letter from the Minister of State Owned Company No.S-58/M-BUMN/2003 dated May 7, 2003, the Company has lent money for the restructuring program of PT Boma Bisma Indra totaling to Rp80.000. Based on the lending and borrowing agreement No:29/CU-DUKS/KONTR/2003, this loan bears interest rate at 8% per annum and to be paid every March starting from 2004 to 2011.
15. HUTANG BANK
15. BANK LOANS
Perusahaan dan Anak perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari beberapa bank, sebagai berikut: 2004 Perusahaan Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kredit modal kerja
The Company and subsidiaries have obtained credit facilities from several bank as follows:
2003
-
2002
2
145,999
Dolar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kredit modal kerja (USD3,838.000 tahun 2004 USD1,782,378 tahun 2003, dan USD10,000,000 pada tahun 2002)
the Company Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Working capital loans US Dollar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
35,655
15,088
30
52,825
Working capital loan (USD3,838.000 at 2004 USD1,782,378 at 2003, and USD10,000,000 at 2002)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
2004 Kredit modal kerja untuk impor (USD81,267,541 pada tahun 2004, USD52,824,820 pada tahun 2003 dan USD53,496,197 pada tahun 2002) Standard Chartered Bank Kredit modal kerja untuk impor (USD14.004.615) PT Bank Niaga Tbk Kredit modal kerja untuk ekspor (USD19.000.000 pada tahun 2004 USD15.000.000 pada tahun 2003 USD10,000,000 tahun 2002) Mata uang asing lainnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kredit modal kerja untuk impor Anak perusahaan Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kredit modal kerja untuk Impor Kredit modal kerja
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
2003
2002 Working capital loan for imports
751,227
447,162
130,102
176,510
937
-
126,975
624
-
(USD95,272,157 at 2004 USD52,824,820 at 2003 and USD53,496,197 at 2002) Standard Chartered Bank Working capital loan for import (USD14.004.615)
89,400
PT Bank Niaga Tbk Working capital loan for export (USD19.000.000 at 2004 USD15.000.000 at 2003 and USD10,000,000 at 2002)
-
Other foreign currecies PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Working capital loan for imports
478,256
138,706 -
73,192 7,743
28,154 19,364
Subsidiaries Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Working Capital loan for import Working capital loans
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kredit modal kerja
32,000
26,918
44,061
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Working capital loans
PT Bank Negara Indonesia Tbk Kredit modal kerja
7,598
9,839
1,500
PT Bank Negara Indonesia Tbk Working capital loans
PT Bank Syariah Mandiri Kredit modal kerja PT Bank Niaga Tbk
5,000
25,000 -
-
1,277,735
732,543
Jumlah
PT Bank Syariah Mandiri Working capital loans PT Bank Niaga Tbk
859,559
Total
Perusahaan
The Company
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:
Fasilitas kredit modal kerja dalam Rupiah dengan jumlah maksimum sebesar Rp150.750 dengan tingkat bunga per tahun masing-masing sebesar 14%, 17% dan 19% pada tahun 2004, 2003 dan 2002.
Working capital credit facility in Rupiah for a maximum of Rp150.750 and bear annual interest rate at 14%, 17% and 19% in 2004, 2003 and 2002 respectively.
Fasilitas kredit modal kerja dalam USD dengan jumlah maksimum sebesar USD10,000,000 dengan tingkat bunga pada tahun 2004, 2003 dan 2002 masing-masing sebesar 7,5%, 9,5% dan 10,25% per tahun.
Working capital credit facility in USD for a maximum of USD10,000,000 and bear annual interest rate at 7.5%, 9.5% and 10.25% in 2004, 2003 and 2002, respectively.
31
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Fasilitas kredit modal kerja impor dalam USD dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar USD200,000,000, USD150,000,000 dan USD135,000,000 pada tahun 2004, 2003 dan 2002 dengan tingkat bunga SIBOR + 0,25%-4% per tahun.
Working capital credit facilty for import in USD for a maximum of USD200,000,000, USD150,000,000 and USD135,000,000 in 2004, 2003 and 2002 respectively and bear interest at SIBOR + 0.25%-4% per annum.
Fasilitas bank garansi sebesar USD5,000,000.
Bank guarantee for USD5,000,000.
Hutang bank tersebut dijamin dengan piutang dagang, persediaan, tanah dan bangunan serta mesin pabrik Slab Steel Plant II.
The above bank loans are secured by trade receivables, inventories, land, building and machinery of Slab Steel Plant II.
PT Bank Niaga Tbk:
PT Bank Niaga Tbk:
Fasilitas kredit modal kerja berupa money market line dalam USD dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar USD20.000.000, USD15.000.000 dan USD10.000.000 pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Tingkat bunga per tahun adalah 5,75% untuk tahun 2004 dan 4,5% masing-masing untuk tahun 2003 dan 2002. Fasilitas ini dijamin dengan hak tanggungan atas tanah dan bangunan serta benda lainnya yang tertera pada sertifikat HGB No. 876 atas nama Perusahaan seluas 315.380m2 yang terletak di kecamatan Pulo Merak, Cilegon.
Working capital credit facility in the form of money market line for a maximum of USD20.000.000, USD15.000.000 and USD 10.000.000 in 2004, 2003 and 2002 respectively. The annual interest rates were 5.75% in 2004 and 4.5% in 2003 and 2002 respectively. This credit facility is secured by a fiduciary transfer of the Company’s lands and buildings under certificate No. 876 of 315,380 m2 located in Pulo Merak, Cilegon.
Standard Chartered Bank:
Standard Chartered Bank:
Merupakan fasilitas letter of credit dengan jumlah maksimum sebesar USD23.000.000 dengan tingkat bunga 8% per tahun.
Letter of credit facility for a maximum of USD23,000,000 and bear interest rate at 8% per annum.
PT Bank Permata Tbk:
PT Bank Permata Tbk:
Fasilitas letter of credit dengan jumlah maksimum sebesar USD5.300.000 dengan tingkat bunga SIBOR + 1.25% per tahun.
Represents letter of credit facility for a maximum of USD5,300,000 and bear interest at SIBOR + 1.25% per annum.
Anak Perusahaan – PT KHIP
The Subsidiary – PT KHIP
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI):
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk:
Fasiltias kredit modal kerja impor dengan jumlah maksimum sebesar Rp48.000 dengan tingkat bunga 19% Jaminan atas fasilitas ini lihat pada Catatan 20.
Working capital credit facility for import for a maximum of Rp48,000 and bears interest rate at 19% per annum. For collateral of this loan, see Note 20.
Fasiltias kredit modal kerja dengan jumlah maksimum sebesar Rp7.750 dengan tingkat bunga 19%, Jaminan atas fasilitas ini lihat pada Catatan 20.
Working capital credit facility for import for a maximum of Rp7,750. The interest rate 19% per annum. The collateral of the loan, see Note 20.
Anak Perusahaan – PT KWT
The Subsidiary – PT KWT
PT Bank Mandiri (Pesero) Tbk :
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk :
Anak Perusahaan menggunakan fasilitas kredit modal kerja impor yang diperoleh Perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan tingkat bunga pada tahun
The subsidary uses working capital facility which were obtained by the Company from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk with annual interest rate for 2004, 2003 32
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
2004, 2003 dan 2002 masing-masing sebesar 3.8%, 3,8% dan 3% per tahun. Tanggal jatuh tempo fasilitas ini adalah 17 Juli 2005.
and 2002 were 3.8%, 3,8% and 3% respectively. This facility is due on July 17, 2005.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI):
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI):
Kredit modal kerja impor dengan maksimum penarikan sebesar USD15,000. Tingkat bunga pada tahun 2004, 2003 dan 2002 adalah sebesar tarif kredit offshore per tahun. Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 31 Juli 2005. Jaminan atas pinjaman ini, lihat Catatan 20.
Working capital for import for maximum limit of USD15,000. The annual interest rates for 2004, 2003 and 2002 were based on offshore credit rate. This facility is due on July 31, 2005. For collateral of the loan, see Note 20.
Kredit modal kerja dengan maksimum penarikan sebesar Rp10.000. Tingkat bunga pada tahun 2004, 2003 dan 2002 sebesar 11% per tahun. Fasilitas ini telah diperpanjang dan jatuh tempo pada tanggal 31 Juli 2005. Jaminan atas pinjaman ini, lihat Catatan 20.
Working capital with maximum limit of Rp10,000. The interest rate for 2004, 2003, 2002 were 11%, per annum . This facility has been extended and falls due on July 31, 2005. For collateral of the loan, see Note 20.
Anak Perusahaan – PT Latinusa
The Subsidiary – PT Latinusa
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:
Fasiltias kredit modal kerja maksimum sebesar Rp32.000 dengan tingkat bunga per tahun masing-masing sebesar 14%, 15-18% dan 18% pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Pinjaman ini telah jatuh tempo pada tanggal 12 Februari 2003 tetapi telah diperpanjang hingga tanggal 12 Februari 2005.
Working capital credit facility for a maximum of Rp32.000 and bear interest rate per annum at 14%, 15 - 18% and 18% in 2004, 2003, and 2002 respectively. The loan has been due on February 12, 2003, however, it has been extended until February 12, 2005.
Fasilitas letter of credit maksimum sebesar USD13,000,000. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 10 September 2005.
Letter of credit facility for a maximum of USD13,000,000. This faciltity falls due on September 10, 2005.
Pinjaman kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dijamin dengan deposito berjangka, piutang usaha, persediaan, tanah, bangunan dan sarana, mesin-mesin dan peralatan milik Perusahaan
The loans to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk are secured by time deposits, trade receivable, inventories, land, buildings and improvements, machines and equipment owned by the Subsidiary.
Bank Syariah Mandiri:
Bank Syariah Mandiri:
Fasilitas pembiayaan murabahah untuk pembelian bahan baku. Pembiayaan ini dijamin dengan piutang usaha dan persediaan dengan nilai masing-masing sebesar Rp25.000. Margin keuntungan bank berkisar antara 16,5% sampai 17% per tahun. Pinjaman telah dilunasi di tahun 2004.
Murabahah credit facility to purchase raw material. The loan is secured by trade receivables and inventories of Rp25.000 each. Profit margin for the banks ranged between 16.5% and 17% annually. The loan was fully repaid in 2004.
33
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
16. HUTANG USAHA
16. TRADE PAYABLES 2004
2003
2002
Pihak Ketiga PT Pertamina (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Tin Mill Black Plate Purchase Dong Bu (Tolling) Hyundai Merchant Marine Nusantara Packerizing Biaya Angkut Impor Buana Centra Swakarsa Pemasangan Genset PT Tira Wira Usaha Pemerintah RI GOR Kuningan PT Pupuk Iskandar Muda PT Steel Pipe Industriy PT Bumi Kaya Steel Industries PT Air Liquid Indonesia PT Pacific Dwiyasa Putra Samsung Coorporation Pemasangan EPC Eng Freedstock RHI Refractories Mitsui & Co. Limited Mitsubishi Corporation Sumitomo Corporation PT Siemens Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp2.500) Sub – jumlah Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Jumlah hutang usaha
Third Parties 95,104
91,223
124,579
50,711 23,685 10,234 18,599 4,904 4,662 2,834 4,084 10,020
39,866 7,749 8,826 7,488 7,210 5,636 3,314 2,710 2,080 1,265 -
33,692 34,922 21,464 24,026 22,380 6,294 22,922 16,260 7,130 6,603 4,652 4,652
105,684 330,521
77,767 255,134
170,885 500,461
Others (Each below Rp2.500) Sub Total
19,452 349,973
8,324 263,458
4,745 505,206
Related Parties Total trade payables
17. KEWAJIBAN ANJAK PIUTANG
PT Pertamina (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Tin Mill Black Plate Purchase Dong Bu (Tolling) Hyundai Merchant Marine Nusantara Packerizing Biaya Angkut Impor Buana Centra Swakarsa Pemasangan Genset PT Tira Wira Usaha Pemerintah RI GOR Kuningan PT Pupuk Iskandar Muda PT Steel Pipe Industriy PT Bumi Kaya Steel Industries PT Air Liquid Indonesia PT Pacific Dwiyasa Putra Samsung Coorporation Pemasangan EPC Eng Freedstock RHI Refractories Mitsui & Co. Limited Mitsubishi Corporation Sumitomo Corporation PT Siemens Indonesia
17. FACTORING PAYABLES
Merupakan kewajiban yang terjadi akibat pendiskontoan Piutang dengan persyaratan recourse (lihat catatan 6). 2004
Represents payable resulting from the sale of receivables with recourse (see Note 6).
2003
2002
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
98,999
-
19,585
PT Bank Mandiri (Persero)Tbk
Jumlah
98,999
-
19,585
Total
34
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
18. PERPAJAKAN
18. TAXATION
Pajak dibayar dimuka
Prepaid tax 2004
2003
61,162 4,236 7,748 8,654 85,420 9,796 177,016
131,557 4,246 841 1,393 21,740 10,467 170,243
Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 29 PPN m asukan Restitusi PPN belum diterim a Jumlah pajak dibayar dimuka
2002 17,932 3,874 7,687 4,005 33,498
Hutang pajak
Taxes payable 2004
Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23/26 Pasal 25 Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai: Masukan (Wapu) Keluaran - bersih Jumlah
2003
2002
15,457 2,563 2,786 6,106 118,323
16,734 1,496 6,336 1,162 7,881
10,447 1,322 8,561 221 15,456
7,640 87,226 240,101
8,691 50,189 92,489
28,398 18,377 82,782
2004
2003
647,604
2002
178,881
732 646,872
Income Taxes Article 21 Article 22 Article 23/26 Article 25 Article 29 Value added tax Input Output - net Total
Reconciliation between income (loss) before tax expenses (benefit) in consolidated statements of income and estimated taxable income of the Company and its subsidiaries for the years ended December 31, 2004, 2003 and 2002 is as follows:
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum beban (manfaat) pajak sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasian, dan taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) Perusahaan dan anak perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2004, 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut: Laba sebelum beban (manfaat) pajak sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasi Dikurangi laba anak perusahaan sebelum beban (manfaat) pajak Laba (rugi) Perusahaan sebelum beban (manfaat) pajak
Article 22 Article 23 Article 25 Article 29 VAT in Refundable VAT Total prepaid tax
178,881
35
352,704
40,047 312,657
Income before tax (benefit)/expenses based on consolidated statement of income Less income of subsidiaries before tax expenses (benefit) Income (Loss) of the Company before tax expenses (benefit)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
2004 Koreksi positif Bagian atas rugi bersih perusahaan asosiasi bersih Penyisihan piutang ragu-ragu Beban bunga Beban yang tidak dapat dikurangkan sebagai biaya operasi Beban penyusutan Beban pajak dan denda Natura Provisi imbal kerja Koreksi Rugi Fiskal 2001
Lain-lain Koreksi negatif Penghasilan bunga Penerimaan atas piutang yang telah dihapuskan Laba penjualan aktiva tetap Penghapusan penyisihan piutang ragu-ragu Penghasilan dividen Penghasilan jasa pengelolaan bangunan Beban penyusutan Penyisihan persediaan Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi – bersih
Lain-lain Taksiran penghasilan kena pajak sebelum kompensasi akumulasi rugi fiskal tahun sebelumnya – Perusahaan Akumulasi rugi fiskal tahun sebelumnya Taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
2003
2002
284 99,940 6,491
2,789 5,523
1,502 15,407
82,504 29,426 6,911 51,901 42,402 8,327
28,752 46,295 15,901 14,915
21,770 9,306 -
-
-
(12,173)
16,436
-
-
(19,518)
(40,654)
(25,227)
(1,124) (3,061)
(1,535)
-
(3,770) -
(4)
(1,261) (907)
(10,622) -
(2,901) (34,450) -
(3,190.00) (47,112.00)
(37) (113,715) (23,282)
(5,874) (37,494)
(13,989.00) -
Positive corrections Proporsion of net loss of associated company Provision for bad debts Interest expenses Non deductible expenses Depreciation expense Tax expenses and penalties Benefit in kind Provision of employee benefits Correction of fiscal loss 2001 Others
Negative corrections
-
-
(34,808) -
870,630
172,234
165,617
(158,026)
(251,807)
(318,685)
712,604
(79,573)
(153,068)
36
Interest income Receipt of receivables written off Gain on sale of fixed assets Write off accumulated provision for doubtful accounts Dividend income Income from building management services Depreciation expenses Provision of obsolete stock Proportion of net income of associated companies Others Estimated taxable income before compensation of accumulated fiscal losses previous years of the Company Accumulated fiscal losses previous years Estimated taxable income
(fiscal losses)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Beban (manfaat) pajak dan perhitungan taksiran hutang (tagihan) pajak penghasilan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut: Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan Anak perusahaan Taksiran rugi fiskal Perusahaan Anak perusahaan Beban pajak Perusahaan Anak perusahaan Beban pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi
701,507 155,043
90,356
94,226
(143,946)
(31,899) (176,932)
(165,617) (148,465)
210,435 46,914
33,125
28,115
257,349
33,125
28,115
2004 Kredit pajak Perusahaan Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Anak perusahaan Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Jumlah kredit pajak Taksiran hutang pajak penghasilan Pasal 29 (tagihan pajak penghasilan) Perusahaan Anak perusahaan Jumlah taksiran hutang (tagihan) pajak penghasilan
The tax expenses (benefit) and the estimated income tax payable (estimated claims for tax refunds) of the Company and its subsidiaries are as follows
2003
Estimated taxable income the Company Subsidiaries Estimated fiscal loss the Company Subsidiaries Tax expense the Company Subsidiaries Tax expense based on consolidated statements of income
2002
110,737 1,659 226
11,709 396 176
68,185 221 118
11,350 5,414 9,640
14,648 8,633 17,774
5,538 4,815 10,873
Tax credit the Company Article 22 Article 23 Article 25 Subsidiaries Article 22 Article 23 Article 25
139,026
53,336
89,750
Total tax credit
97,812 20,511
(13,157)
(68,524) 6,889
118,323
(13,157)
(61,635)
37
Estimated income tax payable Article 29 (Income tax receivable) the Company Subsidiaries Total estimated income tax payables ( receivables)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Perhitungan beban (manfaat) pajak ditangguhkan adalah sebagai berikut: 2004
The calculation of deferred tax expenses (benefits) are as follows:
2003
2002
Beban (manfaat) pajak tangguhan
Deferred tax (benefits) expenses the Company
Perusahaan Penyisihan persediaan usang
-
10,907
6,984
Rugi fiskal
-
36,351
49,685
-
4,931
Koreksi rugi fiskal Penyisihan piutang ragu-ragu
-
(235)
(192)
3,867
(129) (21,127)
(5,323) -
34,114 -
Aktiva tetap
1,593
(3,936)
(2,638)
Rugi fiskal
(7,654)
(6,997)
(3,302)
Penyisihan persediaan usang
(195)
(1,189)
Penyisihan piutang ragu-ragu
(71)
Aktiva tetap Imbalan kerja Anak perusahaan
Imbalan kerja
(413)
Lain-lain
562
315
76
-
64
-
(27,669)
34,629
Pengaruh pajak tangguhan yang signifikan atas beda waktu antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut: 2004
89,089
2003
2002
Anak perusahaan 30,312 1,822 4,417 (1,017) 310 10,685
28,907 4,508 4,825 3,588
22,102 3,148 5,386 2,389
-
-
658
-
-
-
46,868
42,485
33,025
Rugi fiskal Persediaan Piutang Aktiva Tetap Imblan kerja Biaya yang masih hrs dibayar
9,570 23,803 4,674 (223,213)
9,570 23,802 4,488 (224,985)
45,921 34,709 4,040 (228,137)
2,447 18,846
-
-
Kewajiban pajak tangguhan
(163,873)
(187,125)
(143,467)
Lain-lain Aktiva pajak tangguhan
Total deferred tax expenses (benefits) - consolidated
The significant effect of deferred tax due to time differences between commercial reporting and tax reporting is as follows:
Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan Rugi fiskal Persediaan Piutang Aktiva Tetap Imblan kerja Koreksi Rugi fiskal
Fixed assets Fiscal loss Provision of obsolete stock Provision of doubtful account Employee benefits Other
Jumlah beban (manfaat) pajak ditangguhkan - konsolidasi
Provision of obsolete stock Fiscal loss Fiscal loss correction Provision of doubtful account Fixed assets Employee benefits the Subsidiaries
339
Perusahaan
Selama tahun 2004, Perusahaan menerima beberapa
Deferred tax assets (liabilities) the Subsidiaries Fiscal Loss Inventory
Receivables Fixed assets Employee benefits Fiscal loss correction Other
Deferred tax assets the Company Fiscal Loss Inventory
Receivables Fixed assets Employee benefit Accrued expenses Deferred tax liabilities
During 2004, the Company received tax assessment 38
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Surat Ketetapan Pajak (SKP). SKP yang jumlahnya signifikan adalah sebagai berikut:
letters. The significant amount based on the tax assessment letters is as follows:
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atas: Pajak Penjualan Barang Mewah sebesar Rp2.049 yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 10 Agustus 2004 Pajak Penghasilan Pasal 21 tahun 2002 sebesar Rp1.318 yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 29 April 2004.
Underpayment tax assessment letters: Value Added Tax of Luxurious Goods of Rp2.049 which was paid to the state treasury on August 10, 2004. Income tax article 21 for the year 2002 of Rp1.318 which was paid to the state treasury on April 29, 2004.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atas Pajak Penghasilan Pasal 22 dan Pasal 23 tahun 2002 sebesar Rp68.529. Restitusi pajak tersebut telah diterima pada bulan Mei 2004.
Overpayment tax assessment letter related to Income Tax Article 22 and Article 23 for the year 2002 of Rp68.529. The tax refund was received in May 2004.
Selama tahun 2002 Perusahaan menerima SKPKB yang jumlahnya signifikan sebagai berikut: Pajak Penghasilan Pasal 23 tahun 2000 sebesar Rp1.026 yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 19 Desember 2002. Pajak Penghasilan Pasal 21 tahun 2000 sebesar Rp4.401 yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 19 Desember 2002. Pajak Penghasilan Pasal 23 tahun 2000 sebesar Rp3.583 yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 4 Desember 2002.
During 2002, the Company received significant underpayment tax assessment letters as follows: Income Tax Article 23 for the year 2000 of Rp1.026 which was paid to the state treasury on December 19, 2002. Income Tax Article 21 for the year 2000 of Rp4,401 which was paid to the state treasury on December 19, 2002. Income Tax Article 23 for the year 2000 of Rp3.583 which was paid to the state treasury on December 4, 2002.
19. IMBALAN PASCA KERJA
19. POST EMPLOYMENT BENEFITS
Cuti berimbalan jangka panjang Imbalan menurut undang-undang ketenaga kerjaan Anak Perusahaan
3.901
Long service leave benefit
3.695 966
Benefit in accordance with labour law Subsidiaries
Jumlah
8.562
Total
Imbalan pasca kerja meliputi imbalan pensiun manfaat pasti, imbalan pensiun iuran pasti, imbalan cuti jangka panjang, imbalan yang diatur oleh undang-undang ketenagakerjaan dan imbalan perawatan kesehatan pensiun.
The post employment benefits consist of defined benefit pension plan, defined contribution pension plan, longservice leave benefit, benefits based on labor laws and retiree health care benefits.
Imbalan Pensiun Manfaat Pasti
Defined Benefit Pension Plan The pension plan is managed by Dana Pensiun Krakatau Steel based on the Minister of Finance Decree No. KEP-121/KM.17/1998 dated March 16, 1998. The fund is contributed by both employees and the Company. Employee’s contribution to the plan is 5% of the pension based salary and the remaining contribution is paid by the Company. The calculations of the pension expense for the year ended December 31, 2004 was performed by an independent actuary PT Binaputera Jaga Hikmah based on the projected unit credit method as required by
Program pensiun dikelola oleh Dana Pensiun Krakatau Steel yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-121/KM.17/1998 tanggal 16 Maret 1998. Sumber dana program pensiun berasal dari kontribusi karyawan dan Perusahaan. Kontribusi karyawan adalah sebesar 5% dari penghasilan dasar pensiun dan sisanya ditanggung oleh Perusahaan. Perhitungan beban pensiun untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2004 dilakukan oleh aktuaris independen PT Binaputera Jaga Hikmah dengan menggunakan metode
39
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
projected unit credit seperti yang diharuskan oleh PSAK 24. Asumsi aktuaria yang digunakan adalah sebagai berikut:
PSAK 24. The actuarial assumptions used are as follows:
Tingkat diskonto Tingkat hasil investasi Tingkat kenaikan gaji
12,00% 12,00% 2,50%
Reconciliation between funding status and pension plan liability or asset recognized in balance sheet as of December 31, 2004 is as follows:
Rekonsiliasi antara status pendanaan dengan kewajiban atau aktiva dana pensiun yang diakui di neraca per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut: Nilai kini kewajiban aktuaria Nilai wajar aktiva dana pensiun Posisi pendanaan (surplus) Jumlah yang tidak diakui atas: Kerugian (keuntungan) aktuaria Biaya jasa lalu Kewajiban (aktiva) dana pensiun Nilai kini dari pengembalian dana dan pengurangan iuran masa datang yang tersedia Kewajiban (aktiva) dana pensiun yang diakui di neraca
301.875 924.794 (622.919)
-
Present value of actuarial liability Fair value of plan asset Funding status (surplus) Unrecognized amount of: Actuarial loss (gain) Past service cost Pension plan liability (asset) Present value of available refund or reduction to the future contribution
-
Pension plan liability (asset) recognized in balance sheet
(60.454) (562.465)
Aktiva dana pensiun terutama terdiri dari deposito, suratsurat berharga dan investasi jangka panjang dalam bentuk saham.
The pension plan assets primarily consist of cash deposits, marketable securities and long-term investments. Valuation of the present value of the available refund or a reduction to the future contribution is based on the Decree of Minister Finance No 510/KMK/2002 regarding Funding and Solvability of Employer Pension Plan. Based on the decree, any surplus resulting from the change of actuarial method should not be accounted for as an employer normal contribution. Since the surplus resulted from the change of actuarial method from the projected unit cost to the projected unit credit, the present value of the available refund or reduction to the future contribution is been recognized as the Company’s assets.
Penilaian atas nilai kini dari pengembalian dana dan pengurangan iuran masa datang dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No 510/KMK/2002 tentang Pendanaan dan Solvabilitas Dana Pensiun Pemberi Kerja. Menurut keputusan tersebut, surplus yang timbul dari perubahan metode aktuaria tidak dapat diperhitungkan sebagai iuran normal pemberi kerja. Karena surplus pendanaan tersebut timbul dari perubahan penggunaan metode aktuaria dari projected unit cost menjadi projected unit credit, maka nilai kini dari pengembalian dana dan pengurangan iuran masa datang tidak diakui sebagai aktiva Perusahaan. Beban imbalan pensiun untuk tahun yang berkahir 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut: Biaya jasa kini Biaya bunga Harapan dari hasil investasi Amortisasi koreksi aktuaria Aktiva dana pensiun yang tidak diakui Beban tahun berjalan
Discount rate Investment rate of return Remuneration growth rate
Pension plan expenses for the year ended December 31, 2004 are as follows: 15.923 25.411 (97.339) (1.976) 75.724 17.743
40
Current service cost Interest cost Expected return on plan asset Amortisation of actuarial correction Unrecognized plan asset Current year expense
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Imbalan Pensiun Iuran Pasti
Defined Contribution Pension Plan
Anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap anak perusahaan yang memenuhi syarat. Kontribusi yang dibayarkan ke dana pensiun dihitung atas dasar penghasilan dasar pensiun dengan rasio sebesar 5% yang ditanggung oleh karyawan dan 10% oleh anak perusahaan. Kontribusi untuk tahun 2004, 2003 dan 2002 masing-masing adalah sebesar Rp7.108, Rp4.558 dan Rp3.471.
The subsidiaries have defined contribution pension plans covering all their permanent employees. The employee’s contribution is 5% of the employee’s pension based salary while the subsidiaries’ contribution is 10%. The contributions for the year 2004, 2003 and 2002 were Rp.7.108, Rp4.558, and Rp3.471 respectively.
Aktiva program pensiun anak perusahaan dikelola oleh Dana Pensiun Mitra Krakatau yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep.054/KM.17/1995 dan diberitakan dalam Lembaran Negara No. 29 tanggal 11 April 1995.
The assets of the pension plan for subsidiaries are managed by Dana Pensiun Mitra Krakatau (DPMK) which was established based on the Minister of Finance Decree No.Kep.054/KM.17/1995 and published in the State Gazette No. 29 dated April 11, 1995.
Cuti Berimbalan Jangka Panjang
Long Service Leave Benefit
Beban pasca kerja ini dihitung dengan aktuaris independen PT Binaputera Jaga Hikmah menggunakan metode projected unit credit seperti yang diharuskan oleh PSAK 24. Asumsi aktuaria yang digunakan untuk menghitung kewajiban atas manfaat cuti berimbalan jangka panjang adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto Tingkat hasil investasi Tingkat kenaikan gaji
The post employment benefit expense was calculated by an independent actuary PT Binaputera Jaga Hikmah using the projected unit credit method as required by PSAK 24. The actuarial assumptions used in the calculation of the long-service leave benefit are as follow:
12,00% 2,50%
Rekonsiliasi antara posisi pendanaan dengan kewajiban (aktiva) imbalan cuti jangka panjang yang diakui di neraca per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut: Nilai kini kewajiban aktuaria Nilai wajar aktiva Posisi pendanaan Jumlah yang tidak diakui atas: Kerugian aktuaria Biaya jasa lalu Kewajiban periode transisi Kewajiban
Reconciliation between funding status and long-service leave liability recognized in the balance sheet as of December 31, 2004 is as follow: 8.982 8.982
8.180 (13.260) 3.902
Beban atas imbalan cuti jangka panjang untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut: Biaya jasa kini Biaya bunga Harapan dari hasil investasi Amortisasi koreksi aktuaria
Discount rate Investment rate of return Remuneration growth rate
Present value of actuarial liability Fair value of plan asset Funding status Unrecognized amount of: Actuarial loss Past service cost Transition period liability Liability Long service leave expenses for the year ended December 31, 2004 are as follows:
3.655 770 (523) 3.902
41
Current service cost Interest cost Expected return on plan asset Amortisation of actuarial correction
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Imbalan Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan
Benefit In Accordance with Labor Law
Asumsi aktuaria yang digunakan untuk menghitung kewajiban imbalan pasca kerja yang diatur oleh perundangan adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto 12% Tingkat hasil investasi 0% Tingkat kenaikan gaji 2,5%
The actuarial assumptions used in the calculation of other post employment benefits in accordance with the labor laws are as follows: Discount rate Investment rate of return Remuneration growth rate
Rekonsiliasi antara posisi pendanaan dengan kewajiban (aktiva) imbalan pasca kerja yang diatur oleh perundangan yang diakui di neraca per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:
Reconciliation between funding status and other post employment benefits liability recognized in balance sheet as of December 31, 2004 is as follow:
Nilai kini kewajiban aktuaria Nilai wajar aktiva Posisi pendanaan Jumlah yang tidak diakui atas: Kerugian aktuaria Biaya jasa lalu Kewajiban periode transisi Kewajiban
24.831 24.831 9.280 8.193 (3.661) 3.695
Present value of actuarial liability Fair value of plan asset Funding status Unrecognized amount of: Actuarial loss Past service cost Transition period liability Liability
Beban imbalan pasca kerja yang diatur oleh Other post employment benefit expenses for the year perundangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember ended December 31, 2004 are as follows: 2004 adalah sebagai berikut: Biaya jasa kini 1.059 Current service cost Biaya bunga 1.704 Interest cost Harapan dari hasil investasi Expected return on plan asset Biaya jasa lalu yang belum diakui 753 Unrecognised of past service cost Amortisasi koreksi aktuaria 179 Amortisation of actuarial correction 3.695 Imbalan Perawatan Kesehatan Pensiun
Retiree Health Care Benefits
Kewajiban yang diestimasi atas imbalan perawatan kesehatan pensiun per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut: Imbalan perawatan kesehatan bagi karyawan yang sudah pensiun Imbalan perawatan kesehatan bagi karyawan yang masih aktif
The estimated liability for the retiree health care benefits as of December 31, 2004 is as follows:
27.000 7.365
Pesangon Pemutusan Hubungan Kerja
Health care benefits for retired employees Health care benefits for active employees Termination Benefits In relation to the termination benefit liability under Labor Law No. 13/2003 and application of Statement of Financial Accounting Standard No.24 (Revised 2004) regarding “Employee Benefits”, the Company and subsidiaries have no commitment to terminate employee or group of employees prior to their normal pensiun dates, or provide voluntary termination benefit program. As a result, no termination benefit liability and expense been recognized in 2004 financial statements.
Sehubungan dengan diberlakukannya Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 dan penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan kerja”, Perusahaan dan anak perusahaan tidak berkomitmen untuk memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal atau menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela. Dengan demikian tidak ada pengakuan kewajiban dan beban pesangon PHK dalam laporan keuangan.
42
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
20.
HUTANG JANGKA PANJANG
20. LONG-TERM LOAN 2004
Hutang bank: Perusahaan Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk USD PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (USD2,763,215) Euro Eropa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (EUR11,777,361) Anak perusahaan Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kredit modal kerja Penangguhan pembayaran bunga PT Bank Negara Indonesia Tbk Kredit investasi Penangguhan pembayaran bunga Kredit modal kerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - Kredit investasi Hutang konstruksi: Perusahaan Rupiah KFW Euro Bank Austria Aktiengesellschaft (EUR36,356,442 thn 2004 EUR40,900,998 thn 2003) Anak perusahaan Rupiah Hitachi Zosen Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Hutang bank Hutang konstruksi Bagian jangka panjang
2003
2002
385,643
224,912
224,912
24,059
31,277
37,055
87,916
92,624
88,888
69,282 -
86,925 -
95,082 6,142
74,225 39,484 9,696
74,225 39,484 9,696
74,650 12,861 9,805
25,116
15,074
15,171
Bank loan the Company Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk US Dollar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (USD3,592,179.55) Euro PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (EUR11,777,361) the Subsidiaries Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Working capital loan Deferred interest payment PT Bank Negara Indonesia Tbk Investment loan Deferred interest payment Working capital loan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - Investment loan
728
2,819
3,639
459,982
411,125
383,462
Construction loan the Company Rupiah KFW Euro Bank Austria Aktiengesellschaft (EUR 36,356,442 in 2004 EUR40,900,998 in 2003)
1,176,131
25,018 1,013,179
7,685 959,352
the Subsidiaries Rupiah Hitachi Zosen Total
35,280 57,649
27,861 48,823
38,778 26,590
Less: current portion Bank loan Construction loan
1,083,202
936,495
893,984
Long term portion
43
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
Hutang Bank
Bank Loans The Company
Perusahaan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk: Fasilitas kredit investasi dalam Rupiah dengan jumlah maksimum adalah sebesar Rp684.529 pada tahun 2004 dan Rp285.000 masing-masing pada tahun 2003 dan 2002. Fasilitas kredit ini digunakan untuk membeli mesin dan peralatan pabrik serta pengembangan pabrik. Tingkat bunga tahunan adalah sebesar 12,5%, 8,5% dan 16 % masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Utang ini jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2007. Kredit investasi ini dijamin dengan deposito berjangka, piutang, persediaan dan aktiva tetap tertentu milik Perusahaan.
Investment credit facility in USD for a maximum of Rp684.529 in 2004 and Rp285.000 in 2003 and 2002, respectively. This loan is to finance the acquisition of plant’s machinery and equipment and plant expansion. The annual interest rates are 12.5%, 8.5% and 16% in 2004, 2003, and 2002 respectively. The loan falls due on December 31, 2007. The loan is secured by time deposits, trade receivables, inventories and certain fixed assets of the Company.
Fasilitas kredit investasi dalam Euro dengan jumlah maksimum sebesar EUR7,859,450 dan EUR3,917,911 yang digunakan untuk membiayai pembelian peralatan sehubungan dengan modernisasi pabrik Hot Strip Mills. Tingkat bunga untuk fasilitas kredit tersebut adalah masing-masing 8,06% dan 8,46% per tahun. Kredit ini akan jatuh tempo pada beberapa tanggal di tahun 2005. Kredit investasi ini dijamin secara paripassu dengan jaminan untuk fasilitas kredit modal kerja yang diperoleh Perusahaan dari bank yang sama.
Investment credit facility in Euro is for a maximum of EUR7,859,450 and EUR3,917,91 is to finance the modernization of Hot Strip Mills. Interest rates of the facility are 8.06% and 8.46% per annum respectively. The loan falls due in installments on several dates in 2005. The loan is secured on paripassu to the security for the working capital credit facility received from the same bank.
Utang dalam USD berasal dari Hak Regres atas anjak piutang sebesar USD2,763,214.60 atau setara Rp24.059 yang akan jatuh tempo sampai dengan tahun 2007.
Loan in USD originated from the recourse of factoring receivables of USD2,763,214.60 or equivalent to Rp24.059 and falls due in 2007.
Anak perusahaan – PT Latinusa
Subsidiary – PT Latinusa
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Fasilitas kredit modal kerja jangka panjang dengan jumlah maksimum sebesar Rp119.082 dan dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 18% masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Pinjaman ini sebelumnya adalah pinjaman jangka pendek, namun pada tahun 2000 telah dilakukan restrukturisasi menjadi pinjaman jangka panjang. Pembayaran pokok pinjaman ini dilakukan dengan angsuran triwulanan yang dimulai pada tahun 2001 hingga 2008.
Long-term working capital loan with a maximum credit limit of Rp119.082. The annual interest rate for the loan is 18% in 2004, 2003 and 2002 respectively. The loan was previously classified as short-term loan and restructured into long-term loan in 2000. The principal of the loan is to be paid in quarterly installment starting from 2001 to 2008.
Fasilitas penangguhan pembayaran bunga sebesar Rp13.800, yang akan dibayar secara angsuran sebesar Rp1.000 per triwulan dimulai pada tahun 2000 hingga 2004, kecuali untuk angsuran pada tahun 2000 sebesar Rp250 dan tahun 2004 yang sebesar Rp535. Pinjaman ini dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 18 % masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002.
Facility to defer its interest payment of Rp13.800, which is to be paid quarterly in installments of Rp1.000 starting from 2000 to 2004, except in 2000 and 2004, the installment is Rp535 respectively. The annual interest rate for the loan is 18% in 2004, 2003 and 2002 respectively.
44
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
Subsidiary – PT KHIP
Anak perusahaan – PT KHIP
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kredit investasi dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp7.250. Fasilitas ini digunakan oleh KHIP untuk membangun pabrik pipa. Fasilitas pinjaman ini dibebani tingkat suku bunga tahunan berkisar antara 15,75% hingga 17% untuk tahun 2004, sebesar 15,75 hingga 17 % pada tahun 2003 dan sekistar 19 % pada tahun 2002, dan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2004.
Investment credit facility with maximum credit limit of Rp7.250. The Company used the facility to build steel pipe factory. The annual interest of the loan is around 15.75% to 17% in 2004, 15,75% to 17% in 2003, and around 19% 2002. The loan fell due on December 31, 2004.
Kredit modal kerja khusus dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp15.374. Fasilitas pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar sekitar 15,75% hingga 17% per tahun. Sebesar 12 % harus dibayar secara efektif mulai tahun 2002 dan 2003, sedangkan sisanya ditangguhkan dan akan dibayar secara prorata mulai tahun 2004 hingga 2009.
Working capital loan facilities with maximum credit limit of Rp15.374. The annual interest rate of the loan is around 15.75% to 17%. The 12% interest must be paid effectively starting from 2002 and 2003, and the rest is deferred and will be paid proportionally starting from 2004 to 2009.
Anak Perusahaan – PT KWT
Subsidiary – PT KWT
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Kredit investasi dengan jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp75.688 dan dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 18% pada tahun 2004, 18% pada tahun 2003, 14% hingga 21% pada tahun 2002. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 13 Maret 2007.
Investment credit facility with maximum credit limit of Rp75.688. The annual interest rate for the loan is 18% in 2003, 18% in 2003 and 14% to 21% in 2002. The credit facility will due at March 13, 2007.
Berdasarkan surat dari BNI No. KPI/4/018/R tanggal 26 Januari 2000, bank menyetujui permohonan restrukturisasi pinjaman KWT, dengan melakukan penjadwalan ulang atas pembayaran pokok pinjaman menjadi pembayaran secara angsuran per triwulanan dalam jumlah yang bervariasi yang dimulai pada triwulan pertama tahun 2001 hingga 13 Maret 2010, serta dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 20%.
Based on BNI’s letter no KPI/4/018/R dated January 26, 2000, BNI has approved KWT’s proposal to restructure its loan, by rescheduling the payment of the principal into several amounts of quarterly installments starting from the first quarter of 2001 to March 13, 2010. The annual interest rate for the rescheduled loan is 20%.
Fasilitas penangguhan pembayaran bunga dari BNI yang timbul dari akumulasi beban bunga yang ditangguhkan atas fasilitas kredit investasi dan kredit modal kerja yang diperoleh dari bank yang sama sejak tahun 1998. Pada bulan Januari 2000, BNI setuju untuk merestrukturisasi kredit ini. Pembayaran pinjaman akan dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu maksimal lima tahun dengan 20 kali angsuran yang dimulai pada triwulan pertama tahun 2000 hingga tahun 2005.
Facility to postpone its interest payment that originated from the accumulation of deferred interest expenses from investment and working capital loan obtained from BNI since 1998. In January 2000, BNI agreed to restructure the loan. The loan will be repaid within 5 year-period in 20 installments starting from the first quarter of 2000 to 2005.
45
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
Kredit modal kerja Yadit dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp20.000 dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 20% pada tahun 2001 dan 2000. Fasilitas ini telah jatuh tempo pada tanggal 1 Agustus 2000. Berdasarkan surat yang sama, bank setuju untuk merestrukturisasi fasilitas ini, dengan menurunkan fasilitasnya menjadi Rp15.000 dan pembayaran dilakukan dengan angsuran triwulanan sebesar Rp500 yang dimulai sejak tanggal 1 Agustus 2000 hingga triwulan keempat tahun 2007.
Yadit working capital loan facility with maximum credit limit of Rp20.000 with annual interest rate of 20% in 2001 and 2000. The facility was due on August 1, 2000. Based on the letter mention above, the bank has agreed to restructure this loan by reducing its maximum credit limit to Rp15.000 and the payment is in quarterly basis installments of Rp500 starting from August 1, 2000 to the fourth quarter of 2007.
KWT menggunakan fasilitas kredit modal kerja impor yang diperoleh Perusahaan dari Bank Mandiri untuk pembelian bahan baku. Saldo pinjaman ini per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp115.051.
The working capital facility for import obtained from Bank Mandiri, was used by KWT to purchase raw materials. The balance of the loan as of December 31, 2004 is Rp115.051.
Fasilitas pinjaman yang diperoleh Latinusa, KHIP dan KWT dari Bank Mandiri, dijamin dengan aktiva tetap, persediaan dan piutang usaha anak perusahaan tersebut.
The credit facilities obtained from Bank Mandiri by Latinusa, KHIP and KWT are secured by their fixed assets, inventories, and receivables.
Hutang Konstruksi
Construction Loans
Perusahaan dan anak perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman untuk konstruksi dengan rincian sebagai berikut:
The Company and subsidiaries obtain credit facilities for construction as follows :
Perusahaan
The Company
Fasilitas pinjaman dari KFW dalam mata uang Rupiah adalah untuk membiayai mesin sizing press di pabrik HSM. Pinjaman ini akan dilunasi dalam 20 kali angsuran setengah tahunan yang dimulai pada tanggal 15 Nopember 1995 hingga 15 Mei 2005.
The Rupiah denominated loan from KFW was used by the Company to finance Sizing Press machine in Hot Strip Mill. The loan is to be paid in 20 semi annual installments starting from November 15, 1995 to May 15, 2005.
Fasilitas pinjaman dalam mata uang Schilling Austria dari Bank Austria Aktiengesellschaft adalah untuk membiayai proyek pengendalian lingkungan (dedusting system) pada pabrik baja slab dan billet, dengan jumlah maksimum sebesar ATS562,810,000 atau setara dengan EUR40,900,998. Pinjaman harus dilunasi dalam 36 kali angsuran setengah tahunan yang dimulai pada tanggal 30 April 2003 hingga 30 Oktober 2020.
The Company’s Austrian Schilling denominated loan from Bank Austria Aktiengesellschaft was used to finance environmental protection project (dedusting system) at Billet and Slab steel plants. The maximum credit limit of the loan is ATS562,810,000 or equivalent to EUR40,900,988. This loan is to be paid in 36 semi annual installments starting from April 30, 2003 to October 30, 2020. Subsidiary
Anak Perusahaan PT Latinusa memperoleh fasilitas kredit investasi sebesar JP¥6,925,000,000 dan telah dikonversikan menjadi pinjaman Rupiah. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. S 1291/MK.17.1995 tanggal 17 Oktober 1995, telah dilakukan penjadwalan ulang atas pembayaran pokok pinjaman sebesar Rp19.213 menjadi 10 kali angsuran setengah tahunan dalam jumlah yang sama dimulai sejak tahun 2000. Pinjaman ini dibebani tingkat bunga sebesar 13,5 % per tahun masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Pinjaman ini dijamin dengan mesin dan bangunan yang dibiayainya.
PT Latinusa obtained investment credit facility of JP¥6,925,000,000 and has been converted into Rupiah denominated loan. Based on Minister of Finance decree No. S 1291/MK.17.1995 dated October 17, 1995, the payment for the loan principal of Rp19.213 had been rescheduled into 10 semi annual installments starting from 2000. The annual interest rate of the loan is 13.5% for year 2004,2003 and 2002 respectively and secured by machineries and building financed by the loan.
46
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
21.
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH DAN LABA (RUGI) BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
21. MINORITY INTEREST OF NET ASSETS AND NET INCOME (LOSS) OF THE CONSOLIDATED SUBSIDIARIES
Hak Minoritas Hak Minoritas atas atas Aktiva Bersih Laba (Rugi) Bersih yang Dikonsolidasi yang Dikonsolidasi Minority interest Minority interest in net assets of in net income (loss) consolidated of consolidated subsidiaries subsidiaries 2004 the Company
Perusahaan PT Indhasana pada PT KHI Pipe Industries Tn. H. Moh. Hasan pada PT Pelat Timah Nusantara Sub – jumlah
21
PT Indhasana in PT KHI Pipe Industries
5,341
3,402
Mr. Moh. Hasan in PT Pelat Timah Nusantara
345
3,423
Sub – total
(4,996)
Subsidiaries
Anak perusahaan PT Yosomulyo Jajag pada PT Citra Indokarbon Perkasa Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo pada PT Citra Indokarbon Perkasa
PT Yosomulyo Jajag at 1,873
-
PT Citra Indokarbon Perkasa Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo at
213
-
PT Citra Indokarbon Perkasa Sub – total
Sub – jumlah
2,086
-
Jumlah
2,431
3,423
Total
2003 Perusahaan PT Indhasana pada PT KHI Pipe Industries Tn. H. Moh. Hasan pada PT Pelat Timah Nusantara Sub – jumlah
(3,662)
(1,334)
Mr. Moh. Hasan in PT Pelat Timah 2,919 (743)
2,422
Nusantara
1,088
Sub – total Subsidiaries
Anak perusahaan PT Yosomulyo Jajag pada PT Citra Indokarbon Perkasa
PT Yosomulyo Jajag at 1,873
-
PT Citra Indokarbon Perkasa Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo at
213
-
PT Citra Indokarbon Perkasa Sub – total
Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo pada PT Citra Indokarbon Perkasa
the Company PT Indhasana in PT KHI Pipe Industries
Sub – jumlah
2,086
-
Jumlah
1,343
1,088
47
Total
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
Hak Minoritas Hak Minoritas atas atas Aktiva Bersih Laba (Rugi) Bersih yang Dikonsolidasi yang Dikonsolidasi Minority interest Minority interest in net assets of in net income (loss) consolidated of consolidated subsidiaries subsidiaries 2002 Perusahaan PT Indhasana pada PT KHI Pipe Industries Tn. H. Moh. Hasan pada PT Pelat Timah Nusantara
(3,517)
(144)
409
Sub – jumlah
(3,108)
the Company PT Indhasana in PT KHI Pipe Industries Mr. Moh. Hasan in PT Pelat Timah
2,509
Nusantara
2,365
Sub – total
Anak perusahaan PT Yosomulyo Jajag pada PT Citra Indokarbon Perkasa Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo pada PT Citra Indokarbon Perkasa
1,873 213
(2)
Subsidiaries PT Yosomulyo Jajag at PT Citra Indokarbon Perkasa Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo at PT Citra Indokarbon Perkasa
Sub – jumlah
2,086
(16)
Sub – total
Jumlah
22.
(1,022)
2,349
MODAL SAHAM
Total
22. SHARE CAPITAL
Sejak tanggal 31 Desember 2002, 100% atau keseluruhan saham Perusahaan dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sebagai hasil dari keputusan RUPSLB, dan sebagaimana tertuang dalam akta pernyataan keputusan rapat perubahan anggaran dasar perusahaan No.7 tanggal 4 November 2002 oleh Notaris Lenny Janis Ishak, SH, yang mengalihkan seluruh kepemilikan saham perusahaan dari PT Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero) dan Tn. Ahmad Banani kepada Negara Republik Indonesia.
As of December 31, 2002, the Government of Republic of Indonesia owns 100% of the Company’s shares in accordance with the notaried deed of Lenny Janis Ishak, SH’s. No. 7 dated November 4, 2002 regarding the change of the Company’s articles, which transferred all shares owned by PT Bahana Pakaya Industri Strategis (Persero) and Mr. Banani to the Government of the Republic of Indonesia.
Kepemilikan saham perusahaan pada 2004, 2003 dan 2002 adalah:
The ownership of the Company’s shares in 2004, 2003 and 2002 are as follows:
Pemerintah Republik Indonesia Jumlah
23.
(14)
Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh Shares Issued and fully paid 2.000.000
Persentase Kepemilikan Percentage of ownership 100 %
2.000.000
100 %
MODAL LAINNYA
Jumlah Total 2.000.000 2.000.000
Government of the Republic of Indonesia Total
23. OTHER CAPITAL Represents additional paid up capital which has not been determined as the Company’s capital.
Merupakan tambahan modal disetor yang belum ditetapkan statusnya ke dalam modal saham Perusahaan. 48
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
24.
PEMBAGIAN LABA
24. INCOME DISTRIBUTION
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 14 Juni 2004, para pemegang saham menyetujui pembagian laba bersih Perusahaan tahun 2003 sebagai berikut: - Menambah cadangan umum atas saldo laba sebesar Rp69.525. - Membayar dividen kas sebesar Rp38.514. - Membayar dana untuk bina lingkungan sebesar Rp1.100; dan - Membayar tantiem direksi dan komisaris sebesar Rp900.
In the Annual Shareholders General Meeting held on June 14, 2004, the shareholders approved the distribution of the Company’s net income for the year 2003 as follows: - To increase general reserve on retained earnings by Rp69.525. - To pay cash dividends of Rp38.514. - To pay fund for community development of Rp1.100; and - To pay tantiem to directors and commissioners of Rp 900.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 13 Juni 2003, para pemegang saham menyetujui pembagian laba bersih Perusahaan tahun 2002 sebagai berikut: - Menambah cadangan umum atas saldo laba sebesar Rp185.210. - Membayar dividen kas sebesar Rp42.000. - Membayar dana untuk pembinaan pengusaha golongan ekonomi lemah dan koperasi, bina lingkungan sebesar Rp.3.497; dan - Membayar tantiem kepada direksi dan komisaris sebesar Rp 2.444.
In the Annual Shareholders General Meeting held on June 13, 2003, the shareholders approved the distribution of the Company’s net income for the year 2002 as follows: - To increase general reserve on retained earning by Rp185.210. - To pay cash dividends of Rp42.000. - To donate to assist the development of small businesses and cooperatives, community development of Rp.3.497; and - To pay tantiem to directors and commissioners’ of Rp2.444.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 28 Juni 2002, para pemegang saham menyetujui pembagian laba bersih Perusahaan tahun 2001 sebagai berikut: - RUPS belum dapat memberikan dan pembebasan sepenuhnya kepada Direksi dan Komisaris perusahaan atas pengurusan dan pengawasan program PUKK yang dilakukan selama tahun buku 2001 karena hingga RUPS dilaksanakan, Laporan PUKK belum selesai diaudit. Pembebasan akan diberikan pada rapat umum pemegang saham tahunan bersamaan dengan persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan perhitungan Tahunan tahun buku 2002. - Berhubung dalam tahun 2001 Perusahaan menderita kerugian maka tidak ada pembagian laba.
In the Annual Shareholders General Meeting held on June 28, 2002, the shareholders approved the distribution of the Company’s net income for the year 2001 as follows: - The Annual Shareholders General Meeting cannot acquite et de charge the Company’s Directors and Commissioners of the PUKK program management and control performed in year 2001 because the PUKK report had not been audited. Acquite et de charge will be granted on the next annual shareholders general meeting to be held at the same time with the approval and validation of 2002 annual report.
-
49
Since the Company suffered loss in 2001, there was no income distribution.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
25.
PENJUALAN BERSIH
25. NET SALES 2004
Produk Baja Domestik Luar Negeri
2003
2002
7,551,395 1,545,894
4,987,156 1,265,784
4,908,352 1,252,267
Steel products Domestic Export
23,414 22,847
30,640 20,825
7,047 21,942
Land and Industrial estate Land Industrial estate services
52,280 4,305 142,140 6,388,333
Other services Engineering and construction Information technology Others Total
Tanah dan jasa kawasan industri Tanah Jasa kawasan industri Jasa lainnya Jasa rekayasa dan konstruksi Jasa teknologi informasi Lain-lain Jumlah
26.
48,417 3,030 201,819 9,396,816
76,458 5,285 184,788 6,570,936
BEBAN POKOK PENJUALAN
Produk Baja
26. COST OF GOODS SOLD 2004
2003
2002
Steel Product
Pemakaian bahan baku Upah langsung Beban pabrikasi
4,713,465 440,665 3,537,499
2,140,109 341,035 2,619,670
1,805,720 341,804 2,698,924
Raw material usage Direct labour Manufacturing cost
Jumlah beban produksi
8,691,629
5,100,814
4,846,448
Total production cost
991,753 70,608 (1,932,624)
1,410,960 109,588 (991,753)
1,228,072 117,792 (1,410,960)
7,821,366
5,629,609
4,781,352
29,410 46,857 1,773 147,019 225,059
37,828 61,509 3,948 141,176 244,460
14,002 70,614 11,126 692,708 788,450
8,046,425
5,874,069
5,569,803
Persediaan barang jadi awal tahun Pembelian Persediaan barang jadi akhir tahun Jumlah Produk Baja
Non-manufaktur Tanah dan jasa kawasan industri Jasa rekayasa dan konstruksi Jasa teknologi informasi Jasa lainnya Total Non Manufaktur Beban Pokok Penjualan
Finished goods - beginning of year Purchase Finished goods - end of year Total Steel Product Non-manufacturing
50
Land and industrial estate services Engineering and construction Information technology Other services Total Non Manufacturing Cost of Goods Sold
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
27.
BEBAN USAHA
27. OPERATING EXPENSES 2004
2003
2002
Beban penjualan
Selling expenses
Ongkos angkut Gaji, upah dan kesejahteraan Beban kantor Klaim pelanggan Transportasi dan komunikasi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp2.000)
126,982 23,996 2,290 2,022 12,042
135,699 21,534 1,919 4,685 15,041
159,857 16,256 1,414 2,897 12,399
16,583
16,253
3,227
Freight Salary, wages and benefits Office expenses Customer claims Transportation and communication Others (each below Rp2.000)
Jumlah Beban Penjualan
183,915
195,131
196,050
Total selling expenses General and administrative expenses
Beban umum dan administrasi Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Penyisihan piutang ragu-ragu Penyusutan dan amortisasi Beban asuransi dan sewa Transportasi dan komunikasi Jasa profesional Beban kantor Beban perawatan dan pemeliharaan Lain-lain (masing-masing di bawah Rp2.000) Jumlah Beban Umum dan Administrasi Jumlah Beban Usaha
28.
Salary, wages and employee benefits Provision of doubtful acounts Depreciation and amortization Insurance and rental Transportation and communication Professionals fee Office expenses
167,598 2,043 5,766 14,785 10,223 5,313 4,262
135,605 2,960 6,456 11,765 10,818 6,611 5,768
115,638 1,502 7,128 11,647 8,326 6,050 13,778
9,027
2,526
2,410
25,159
12,282
19,510
244,176
194,791
185,989
Repair and maintenance Others (each below Rp2.000) Total general and administrative expenses
428,091
389,921
382,039
Total Operating Expenses
POS LUAR BIASA
28. EXTRA ORDINARY ITEMS In 2004 and 2003, PT KHI and PT Latinusa both subsidiaries, obtained debt waivess in form of reduction of interest payables to PT Bank Rakyat Indonesia Tbk and PT Bank Mandiri Tbk by Rp.3.706 and Rp.2.199 respectivelly.
Pada tahun 2004 dan 2003, PT KHI dan PT Latinusa, keduanya anak perusahaan, masing-masing memperoleh keringanan berupa pengurangan jumlah kewajiban bunga (hair cut) dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk masingmasing sejumlah Rp. 3.706 dan Rp.2.199.
51
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
29.
KOMITMEN PENTING
29. SIGNIFICANT COMMITMENTS
Komitmen penting pada tanggal 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:
Significant commitments at December 31, 2004 are as follows:
a. Letter of credit yang telah dibuka dan belum digunakan:
Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – USD PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – EUR PT Bank Niaga Tbk – USD Standard Chartered Bank – USD Anak Perusahaan – PT Latinusa Bank Mandiri – USD
a. Issued but unused letter of credit:
The Company PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – USD PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – EUR PT Bank Niaga Tbk – USD Standard Chartered Bank – USD
63,954,226 3,383,780 19,000,000 12,257,986
Subsidiaries – PT Latinusa Bank Mandiri – USD
9,863,151
b. Iuran kepada dana pensiun
b. Contribution to the pension plan
Status pendanaan atas Dana Pensiun Krakatau Steel (DPKS) per 31 Desember 2004 telah ditentukan berdasarkan laporan aktuaris independen PT Binaputera Jaga Hikmah. Berdasarkan laporan tersebut, Perusahaan mempunyai komitmen untuk menutup sekaligus sebagian dari defisit pendanaan DPKS sebesar Rp20.418 di tahun 2005.
The funding status of Dana Pensiun Krakatau Steel (DPKS) as of 31 December 2004 has been determined based on an independent actuary report of PT Binaputera Jaga Hikmah. Based on such report, the Company has a commitment to make a one-off contribution to cover the deficit of DPKS amounted to Rp20,418 in 2005.
c.
Perusahaan mempunyai komitmen untuk membeli tenaga listrik dengan batas maksimum sebesar 160.000 kilo Volt Ampere dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berdasarkan perjanjian No. 036A/C/DU-KS/KONTR/94 tanggal 22 April 1994. Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Agustus 1991 serta tidak mempunyai batas waktu, kecuali salah satu pihak bermaksud untuk mengakhiri perjanjian tersebut.
c. The Company entered into agreement No. 036A/C/DU-KS/KONTR/94 with PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) in selling and buying electricity. Based on this agreement, PLN agreed to supply the Company with maximum of 160.000 Kilo Volt Ampere of electricity. The agreement is effective from August 1, 1991 without expiry date unless otherwise decided differently.
d.
Pada tanggal 12 November 2004 Perusahaan mengadakan perjanjian pembelian gas dari PT Pertamina (Persero) No.48/C/DU-KS/KONTR/ 2004. Berdasarkan perjanjian tersebut yang berlaku hingga 31 Desember 2013, Perusahaan mempunyai komitmen untuk: • Membeli gas minimum 29.2 milyar SCF (Standard Cubic Foot) per tahun dengan tarif USD2.40 per juta SCF yang berlaku sejak 1 Januari 2004 hingga 31 Desember 2006. • Membayar harga tambahan sebesar 25% dari tarif yang berlaku jika pemakaian per hari melebihi 110 juta SCF.
d. On November 12,2004, the Company entered into a gas purchase agreement with PT Pertamina (Persero) No.48/C/DU-KS/KONTR /2004. Based on the agreement which will expire on 31 December 2013, the Company has the following commitments: •
•
52
To purchase a minimum of 29,2 billion SCF (Standard Cubic Foot) a year at an agreed price of USD2,40 per million SCF effective from January 1, 2004 to December 31, 2006. To pay an additional surcharge of 25% from the agreed price if the daily purchase exceeds 110 million SCF.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
e.
Pada tanggal 3 Desember 2002, PT KTI, anak perusahaan, mengadakan perjanjian serah terima pengelolaan distribusi air bersih di komplek perumahan Arga Baja Pura (ABP) dan perumahan Bukit Palem (BP) dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cilegon Mandiri Kota Cilegon. Dalam perjanjian ini, anak perusahaan menyerahkan pengelolaan distribusi operasional, pemeliharaan, perawatan dan penagihan tunggakan piutang pelanggan di komplek perumahan ABP dan BP kepada PDAM Cilegon. Anak perusahaan harus menyalurkan air bersih ke PDAM yang selanjutnya disalurkan ke perumahan ABP dan BP dengan tarif Rp400 per m3 dan dapat disesuaikan apabila ada pemberlakuan tarif baru dari anak perusahaan. Anak perusahaan juga mengalihkan piutang pelanggan sebesar Rp66.175 kepada PDAM. Perjanjian ini berlaku hingga tanggal 31 Desember 2007, dan selama masa tersebut apabila PDAM bermaksud melakukan perubahan atas aset anak perusahaan, harus dengan izin tertulis dari anak perusahaan.
e. On December 3, 2002, PT KTI, a subsidiary, entered into an agreement with Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cilegon concerning the transfer of water distribution management in Arga Baja Pura Housing complex (ABP) and Bukit Palem Housing (BP). According to this agreement, the Subsidiary transferred the distribution, operation, restoration, maintenance, and the collection of receivables from customers at ABP and BP housing complex to PDAM Cilegon. The Subsidiary had to supply clean water to PDAM, and PDAM will distribute it to the customers at ABP and BP. The price of the clean water is Rp400 per m3 and will be adjusted when the subsidiary issues new tariff. The Subsidiary also transferred Rp66.175 of customers’ receivables to PDAM. The agreement is valid until December 31, 2007, and during that period, written approval should be obtained from the Subsidiary when PDAM intends to make some changes over the subsidiary assets.
f.
Pada tanggal 14 Oktober 1997, PT KTI, anak erusahaan, mengadakan perjanjian kerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Serang dengan No. 07/Kontr/DUKTI/1997. Dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk bekerjasama dalam penyediaan air bersih di Cilegon dan sekitarnya. Kedua belah pihak sepakat untuk membagi pelayanan tersebut di Cilegon dan sekitarnya berdasarkan segmen pasar. Untuk realisasi penjualan air bersih kepada pasar industri tertentu, setiap bulan Perusahaan bersedia membayar royalti kepada PDAM sebesar 3,5% dari harga jual air bersih untuk pelanggan industri diluar group Perudahaan.
f. On October 14, 1997, PT KTI, a subsidiary entered into agreement No. 07/Kontr/DU-KTI/1997 with Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Serang. The agreement states that both parties agree to cooperate in providing clean water for the city of Cilegon and its surroundings. Both parties agree to share the services in Cilegon based on market segmentation. For sales to certain industrial customers, the Subsidiary agrees to pay monthly royalty of 3.5% of its selling price for customers to other than the Subsidiary’s Group.
g.
Pada tanggal 21 Desember 2000 Perusahaan mengadakan perjanjian pengadaan tenaga kerja borongan dengan 4 perusahaan penyedia tenaga kerja sebagai berikut: • PT Delapan Mitra Mandiri (DMM) untuk jasa perawatan. • PT Bajaindah Cilegon Jaya untuk jasa pekerjaan kebersihan non pabrik. • PT Asa Bangun Nusantara untuk jasa pekerjaan kebersihan pabrik. • PT Nusantara Bara Cilegon untuk jasa pekerjaan membantu operasi.
g. On December 21, 2000, the Company entered into labour supply agreement with 4 labor suppliers as follows: • PT Delapan Mitra Mandiri (DMM) in providing maintenance services. • PT Baja Indah Cilegon Jaya in providing cleaning services for other than manufacturing facilities. • PT Asa Bangun Nusantara in providing cleaning services for manufacturing facilities. • PT Nusantara Bara Cilegon in providing operation support services.
53
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
Berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut serta perubahannya, Perusahaan mempunyai komitmen untuk membayar tarif kerja borongan dan menyesuaikan tarif kerja borongan jika terjadi perubahan peraturan perundangan. 30.
Based on those agreements and their amendments the Company has the commitments to pay labour tariff and to adjust the tariff as required by regulations.
KONTINJENSI
30. CONTINGENCIES
a. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Agraria /Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 24VIII-1999 tanggal 21 Juli 1999, sertifikat tanah seluas 66,5 Ha dari total HGB No. 2/Kubangsari seluas 252 Ha dibatalkan. Dari proses peradilan yang telah diupayakan oleh Perusahaan sampai tingkat kasasi, Mahkamah Agung telah menetapkan putusan kasasinya yang menguatkan Surat Keputusan Menteri Negara Agraria tersebut. Atas putusan kasasi tersebut, Perusahaan telah mengajukan gugatan secara perdata ke Pengadilan Negeri Serang untuk mempertegas kepemilikan tanah tersebut, Pengadilan Negeri Serang dalam putusannya telah menolak permohonan tersebut. Atas penolakan tersebut Perusahaan telah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi di Bandung yang hingga saat ini belum diputuskan. b. Pajak Pertambahan Nilai Masukan (PPN) dari proyek pengadaan pipa untuk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) sejumlah Rp4.058 (dibukukan sebagai bagian dari tagihan pajak penghasilan pada neraca) dari tahun 1997 sampai saat ini masih belum dapat diperoleh kembali. PT KHIP telah mengirimkan surat keberatan kepada Kantor Pajak dan Badan Peradilan Sengketa Pajak dan pada tanggal 18 September 2001. Direktorat Jenderal Pajak telah menolak keberatan tersebut. Pada tanggal 18 Mei 2004, PT KHIP telah mengirimkan kembali surat kepada Direktorat Jenderal Pajak perihal pembetulan SKPKB PPN tahun 1997, namun hingga saat ini belum mendapat jawaban. Manajemen PT KHIP berkeyakinan akan dapat merealisasikan tagihan pajak ini.
a.
Based on the Minister of Agrarian Affairs/ Head of National Lands Boards decree No. 24-VIII-1999 dated July 21, 1999, the lands rights certificate No. 2/Kubangsari for 66.5 Ha of 252 Ha was revoked. The Supreme Court verdict corroborates the Minister of Agriculture/Head of National Lands Boards decree. Therefore, the Company filed a suit (civil case) to local court of Serang but was denied. As a result, the Company has appealed to the State Court in Bandung, which until nowthe decision of the court has not been received.
b.
Value Added Tax (VAT) for tax year 1997 totalling Rp4,058, related to the pipe supply project for PT Perusahaan Gas Negara (Persero), may not be refundable from the tax office. PT KHIP has sent claim letter to the Tax Office and Tax Disputes Justice Department. At September 18, 2001, the Directorate General of Taxes refused the claim. On May 18, 2004, PT KHIP had submitted a letter to Directorate General of Taxes regarding revision on the assessment letter of VAT under payment in 1997, however no response has been received by PT KHIP. PT KHIP’s management believes that the refund is realizable.
c. PT KBS, a subsidiary was sued by third parties regarding purchase of steel scrap in 2004. The steel scrap were claimed as owned by the other parties. The amount of exposure could not be estimated.
c. PT KBS, anak perusahaan menghadapi tuntutan dari pihak ketiga atas transaksi pembelian scrap tahun 2004. Scrap tersebut diklaim sebagai barang milik pihak ketiga tersebut. Nilai risiko dari tuntutan tersebut belum dapat diestimasikan.
54
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
31.
d. Perusahaan dan VAI Clecim sebagai kontraktor Perusahaan saling mengajukan klaim karena adanya force majore dalam keterlambatan pelaksanaan proyek pembangunan CTCM-CRM. Perusahaan dan kontraktor sedang mengklarifikasi klaim masing-masing dan mencari kesepakatan yang paling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Nilai resiko dari klaim tersebut belum dapat diestimasikan. .
d. The Company and VAI Clecim, a contractor has submitted a claim to each other in relation to the force majore during completion of CTCM-CRM project. The Company and the contractor are still clarifying each others claim and try to resolve mutual agreement for both parties. The amount of exposure could not be estimated.
INFORMASI SEGMEN USAHA Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan usahanya menjadi 3 (tiga) segmen usaha yaitu: produk baja, tanah dan jasa kawasan industri, serta rancang bangun, teknologi informasi dan jasa lainnya. Informasi mengenai segmen usaha Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
31. SEGMENT INFORMATION The Company and its subsidiaries classify their business into 3 (three) business segments, which are: Steel products, land and real estate services, and engineering construction, information technology and other services. The information concerning the Company’s and subsidiaries’ business segments are as follows:
2004
2003
2002
Penjualan Bersih Produk baja Tanah dan jasa kawasan industri Rancang bangun, teknologi informasi dan jasa lainnya Jumlah Eliminasi Bersih Laba (Rugi) bersih Produk baja Tanah dan jasa kawasan industri Rancang bangun, teknologi informasi dan jasa lainnya Jumlah Eliminasi Bersih Jumlah Aktiva Produk baja Tanah dan jasa kawasan industri Rancang bangun, teknologi Informasi dan jasa lainnya Jumlah Eliminasi Bersih Jumlah Kewajiban Produk baja Tanah dan jasa kawasan industri Rancang bangun, teknologi informasi dan jasa lainnya Jumlah Eliminasi Bersih
9,484,767 53,663
6,643,490 58,050
6,376,583 31,241
915,111 10,453,541 (1,056,725)
850,176 7,551,716 (980,780)
892,880 7,300,705 (912,372)
9,396,816
6,570,936
6,388,333
500,492 6,419
94,428 5,089
223,323 10,383
38,094
40,828
25,092
545,005
140,345
258,798
(130,504)
(30,306)
(25,647)
414,501
110,039
233,151
9,514,245 249,588
7,802,549 269,977
7,994,160 263,604
876,413
792,759
793,896
10,640,246 (1,716,690)
8,865,286 (1,541,118)
9,051,660 (1,473,954)
8,923,556
7,324,168
7,577,705
4,100,650 21,942
3,131,239 35,942
3,352,094 31,305
308,472
246,940
275,173
4,431,064
3,414,121
3,658,572
(629,631) 3,801,433
(847,062) 2,567,060
55
(769,970) 2,888,602
Net Sales Steel products Land and industrial estate Engineering, information technology and other service Total Elimination Net Income (Loss) net Steel products Land and industrial estate Engineering, information technology and other service Total Elimination Net Total Assets Steel products Land and industrial estate Engineering, information technology and other service Total Elimination Net Total Liabilities Steel products Land and industrial estate Engineering, information technology and other service Total Elimination Net
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number of employee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uang asing)
32.
AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
32. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Pada tanggal 31 Desember 2004, Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing sebagai berikut:
Aktiva Kas dan setara kas
Investasi jangka pendek Piutang usaha Tagihan anjak piutang Piutang jangka panjang Uang muka dan biaya dibayar dimuka
As of December 31, 2004, the Company and subsidiaries have assets and liabilities denominated in foreign currencies, as follows:
Mata Uang Asing Foreign currencies
Setara Rupiah Rupiah equivalents
USD EUR
15,168,046 293,431
140,911 3,712
USD USD EUR USD USD USD EUR
100,000 8,400,922 7,457 6,695,921 250,000 81,896 3,050
929 78,045 94 62,205 2,323 761 39 289,019
Jumlah Aktiva Kewajiban Hutang bank Kewajiban anjak piutang Hutang usaha dan hutang lain-lain
Jumlah Kewajiban
1,189,080 62,205 80,244 11,127 68 48 1,314 84 305 1,239 24,059 547,898 1,917,671
Kewajiban - Bersih
(1,628,652)
Hutang jangka panjang
USD USD USD EUR DEM FRF SGD ITL GBP YEN USD EUR
127,995,719 6,695,921 8,637,727 879,462 10,454 24,770 231,114 59,750 17,041 13,763,249 2,763,215 43,305,250
33. PERISTIWA SESUDAH TANGGAL NERACA
Assets Cash and cash equivalents
Short - term investments Account receivables Factoring receivables Long - term receivables Advances and prepayments Total Assets Liabilities Bank loan Factoring payables Account payables and other payables
Long - term liabilities Total Liabilities Liabilities - net
33. SUBSEQUENT EVENTS On March 24, 2005, the Company received assessment letter of tax overpayment No. 00041/406/03/051/05 from the Directorate General Taxation which approved the refund of income tax article 22 and 23 for 2003 of Rp59.552.
Pada tanggal 24 Maret 2005, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Lebih Bayar (SKPLB) No. 00041/406/03/051/ 05 dari Direktorat Jenderal Pajak yang menyetujui restitusi pajak pasal 22 dan 23 untuk masa pajak tahun 2003 sebesar Rp59.552.
56
Lampiran (1/5) PT KRAKATAU STEEL (Persero) Hanya Induk Perusahaan N E R AC A Per 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan Per 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah)
2004 AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak ketiga Penyisihan piutang ragu-ragu pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang usaha bersih Tagihan anjak piutang Piutang Lain-lain Pihak ketiga Penyisihan piutang ragu-ragu pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang lain-lain bersih Persediaan - bersih Uang muka dan pembayaran dimuka Pajak dibayar dimuka Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tidak Lancar Aktiva pajak tangguhan Penyertaan Cadangan penurunan nilai Aktiva tetap Akumulasi penyusutan
2003
2002
331,263
229,827
285,407
795,500 (10,322) 249,919 1,035,097
581,708 (9,924) 314,875 886,656
490,068 (10,377) 217,924 697,615
98,999 106,798 (101,439) 149,091 154,450
93,713 (3,328) 154,241 244,626
19,585 128,387 (2,235) 146,103 272,255
2,664,019 70,291 143,210
1,652,417 27,666 145,204
1,719,779 31,710 25,811
4,497,329
3,186,397
3,052,162
1,155,525 (66,532) 1,088,993
807,748 (60,681) 747,067
147,594 798,082 (60,681) 737,401
4,727,028 (2,266,869) 2,460,159
4,192,238 (2,138,800) 2,053,439
4,184,455 (1,955,849) 2,228,606
Aktiva dalam pembangunan Aktiva Lain-lain Deposito dibatasi penggunaannya Uang muka kontruksi Aktiva tidak digunakan dalam operasi Piutang jangka panjang Piutang karyawan Lain-lain
117,349
564,114
513,749
18,400 52,880 101,218 11,532 28,235
24,433 7,222 231,994 11,411 94,556
126,800 24,781 30,305 189,902 8,918 50,771
Jumlah aktiva lain-lain
212,265
369,616
431,477
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
3,878,766
3,734,235
4,058,827
JUMLAH AKTIVA
8,376,095
6,920,632
7,110,989
Lampiran (2/5) PT KRAKATAU STEEL (Persero) – Hanya Induk Perusahaan N E R AC A Per 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan Per 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah)
2004 KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Hutang bank Hutang Usaha Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang Lain-lain Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Kewajiban anjak piutang Hutang pajak Beban yang masih harus dibayar Uang muka pelanggan dan lainnya Hutang bank jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang bank Hutang sewa
2003
2002
1,094,431
589,851
766,480
262,483 78,997
205,550 66,575
339,168 118,062
65,233 15,385 98,999 193,933 152,946 152,094
32,423 69,020 64,990 81,479 93,363
30,885 51,575 19,585 46,752 93,382 37,929
64,867 6,612
55,552 5,516
41,616 5,202
Jumlah Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Hutang pajak tangguhan Hutang atas imbalan kerja Hutang bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Hutang bank Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang sewa
2,185,980
1,264,319
1,550,636
162,152 7,597
183,642 -
136,968 -
893,461
706,717
696,340
9,194
11,658
14,239
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
1,072,404
902,017
847,547
JUMLAH KEWAJIBAN
3,258,384
2,166,336
2,398,183
Ekuitas Modal Disetor Modal lainnya Saldo laba
2,000,000 1,303,465 1,814,246
2,000,000 1,303,465 1,450,831
2,000,000 1,303,465 1,409,341
Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
5,117,711 8,376,095
4,754,296 6,920,632
4,712,806 7,110,989
Lampiran (3/5) PT KRAKATAU STEEL (Persero) – Hanya Induk Perusahaan LAPORAN LABA RUGI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam Jutaan Rupiah)
2004
2003
2002
PENJUALAN BERSIH
7,997,638
5,611,273
5,416,471
BEBAN POKOK PENJUALAN
6,914,423
5,105,744
4,830,741
LABA KOTOR
1,083,215
505,529
585,730
BEBAN USAHA Penjualan Umum dan Administrasi Jumlah Beban Usaha
152,071 143,261 295,332
161,250 110,825 272,075
187,767 84,054 271,821
LABA USAHA
787,883
233,455
313,909
4,476 13,506 (93,278) (82,479) (153,743) (311,518)
17,305 11,817 (87,395) (48,734) 1,048 (105,959)
25,182 (113,644) 39,234 13,167 (36,061)
LABA (RUGI) SEBELUM BAGIAN LABA (RUGI) ANAK PERUSAHAAN
476,365
127,495
277,848
BAGIAN LABA (RUGI) ANAK PERUSAHAAN LABA SEBELUM BEBAN (MANFAAT) PAJAK
127,080
29,218
34,808
603,445
156,713
312,656
BEBAN (MANFAAT) PAJAK - Tahun Berjalan - Ditangguhkan Jumlah beban (manfaat) pajak
210,435 (21,491) 188,944
46,674 46,674
89,720 89,720
LABA BERSIH
414,501
110,039
222,936
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Penjualan limbah produksi Beban bunga Laba (rugi) selisih kurs - bersih Lain-lain - bersih Jumlah Penghasilan (beban) lain-lain
Lampiran (4/5) PT KRAKATAU STEEL (Persero) – Hanya Induk Perusahaan LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam Jutaan Rupiah)
Modal ditempatkan dan disetor penuh
Saldo 31 Desember 2002
2,000,000
Modal lainnya
1,303,465
Selisih penilaian kembali aktiva tetap
-
Selisih lebih akumulasi laba (rugi) atas hak minoritas pada anak perusahaan -
Saldo laba (Akumulasi rugi) yang telah Yang belum ditentukan ditentukan penggunaannya penggunaannya
1,582,368
(173,027)
Ekuitas bersih
4,712,806
Laba bersih
110,039
110,039
Penyesuaian atas laba tahun sebelumnya
(20,608)
(20,608)
Deviden kas
(42,000)
(42,000)
(5,941)
(5,941)
Program kemitraan dan bina lingkungan Penambahan untuk cadangan umum Saldo 31 Desember 2003
2,000,000
1,303,465
-
-
185,210
(185,210)
1,767,578
(316,747)
4,754,296
Laba bersih
414,501
414,501
Penyesuaian atas laba tahun sebelumnya
(10,572)
(10,572)
Deviden kas
(38,514)
(38,514)
Program kemitraan dan bina lingkungan Penambahan untuk cadangan umum Saldo 31 Desember 2004
2,000,000
1,303,465
-
-
(2,000)
(2,000)
69,525
(69,525)
-
1,837,103
(22,857)
5,117,711
Lampiran (5/5) PT KRAKATAU STEEL (Persero) – Hanya Induk Perusahaan LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam Jutaan Rupiah)
2004 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada : Pemasok Gaji, Upah dan tunjangan lainnya
Kas yang dihasilkan dari operasi Penerimaan kas dari penghasilan bunga Penerimaan kas dari tagihan pajak Pembayaran kas untuk pajak Pembayaran kas untuk beban bunga & Bank Kas dari penerimaan (Pengeluaran) lain-lain Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penurunan/(peningkatan) uang muka Konstruksi Penurunan/(peningkatan) atas penyertaan Penurunan/(peningkatan) piutang jangka panjang - pihak yang mempunyai hubungan istimewa Penarikan (penempatan) investasi sementara Penjualan/(Pembelian) aktiva tetap Penurunan/(peningkatan) uang jaminan Penurunan aktiva lain-lain Penambahan (Pengurangan) akt dlm pembangunan Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi
2003
2002
7,860,033
5,476,347
5,400,013
(7,322,227) (551,409)
(4,916,266) (385,043)
(4,615,593) (366,111)
(13,603)
175,038
418,309
4,476 59,943 (112,622) (93,278) (1,333)
17,305 18,239 (119,393) (87,395) 178,854
25,182 (89,720) (19,809) (101,459) 981
(142,815)
7,610
(156,417)
182,649
(184,825) 233,484
6,032 (341,927)
348 (9,667)
1,340 30,860
130,776 70,686 22,586 (2,043) (158,711)
(42,092) 126,800 (7,783) (22,894) (301) (50,365)
1,493 139,068 (123,769) (62,279)
(272,600)
(5,953)
(13,287)
700,639 (20,825) (63,514) (1,367)
(152,316) 18,983 (42,000) (2,267)
64,285 (122,787) -
(2,000)
(5,941)
(4,284)
(183,541)
(62,786)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN (Penerimaan)/Penambahan hutang bank Kenaikan (penurunan) hutang lain-lain Pembayaran deviden kas Peningkatan (pembayaran) hutang sewa guna usaha Pembayaran dana untuk pembinaan pengusaha golongan ekonomi lemah dan koperasi Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
183,916
(6,846)
157,411
KAS DAN SETARA KAS AWAL PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR
229,827 (82,479)
285,407 (48,734)
88,762 39,234
KAS DAN SETARA KAS AKHIR
331,263
229,827
285,407
612,933
BPK - RI
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2004 LAPORAN EVALUASI KINERJA
Nomor : 23.C/AUDITAMA V/GA/3/2005 Tanggal : 30 Maret 2005 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210 Telp. (021) 5700380, 5738740, 5720957, 5738727, 5704395 s.d 9 pesawat 511 Fax. (021) 5700380, 5723995
DAFTAR ISI
BAB I SIMPULAN 1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2004 2. Perbandingan antara Realisasi Hasil Usaha Tahun 2004 dengan RKAP Tahun 2004 dan Realisasi Tahun 2003 2.1. Penjualan dan Produksi a. Penjualan b. Produksi 2.2. Pendapatan dan Beban a. Pendapatan Usaha b. Beban Usaha c. Pendapatan dan Beban Lain-lain 2.3. Investasi dan Sumber Pembiayaan 3. Tingkat Kesehatan Perusahaan 4. Perkembangan Usaha Perusahaan 4.1.Neraca 4.2. Laporan Laba Rugi 4.3. Laporan Perubahan Ekuitas 4.4. Laporan Arus Kas 5. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern 6. Informasi Lainnya 6.1. Satuan Pengawasan Intern (SPI) 6.2. Anak Perusahaan BAB II HASIL EVALUASI 1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2004 2. Analisa Perbandingan antara Realisasi Hasil Usaha Tahun 2004 dengan RKAP Tahun 2004 dan Realisasi Tahun 2003 2.1. Penjualan dan Produksi a. Penjualan b. Produksi 2.2. Pendapatan dan Beban a. Pendapatan Usaha b. Beban Usaha c. Pendapatan dan Beban Lain-lain 2.3. Investasi dan Sumber Pembiayaan 3. Analisa Tingkat Kesehatan Perseroan 4. Perkembangan Usaha Perusahaan 4.1. Neraca 4.2. Laporan Laba Rugi
Hal 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 7 9 9 9 10 11 11 13 13 14
DAFTAR ISI
4.3. Laporan Perubahan Ekuitas 4.4. Laporan Arus Kas 4.5. Rasio Keuangan 5. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern 6. Informasi Lainnya 6.1. Satuan Pengawas Intern 6.2. Anak Perusahaan
Hal 15 15 16 17 17 17 17
BAB I SIMPULAN 1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2004 RKAP tahun 2004 ditetapkan dan disahkan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 24 Desember 2003. RKAP tahun 2004 disusun dan dirumuskan sesuai dengan kondisi yang ada dan prospek perkembangan perusahaan. 2. Perbandingan antara Realisasi Hasil Usaha Tahun 2004 dengan RKAP Tahun 2004 dan Realisasi Tahun 2003 2.1. Penjualan dan Produksi a. Penjualan Realisasi penjualan produk baja tahun 2004 sebesar 1.877.992 ton atau 79,52% dari target RKAP dan meningkat sebesar 2,29% dibandingkan dengan realisasi penjualan produk baja tahun 2003. Realisasi penjualan produk non baja tahun 2004 dari listrik, air, dan lahan industri masingmasing sebesar 98.865 MWH, 19.622.000 m3, dan 7,1 ha atau 37,85%, 110,85%, dan 71,00% dari target RKAP dan meningkat masing-masing sebesar 3,98%, 24,08%, dan 5,97% dibandingkan dengan realisasi penjualan produk non baja tahun 2003. Realisasi penjualan jasa tahun 2004 dari engineering, sistem informasi, medis, jasa pelabuhan, pipe lining, wrapping dan coating, tolling baja tulangan dan kawat, serta property dan kawasan industri masing-masing sebesar Rp48 milyar, Rp4 milyar, 213.687 kunjungan, 2.904.134 ton, 2.850 m2, 2.648 ton, dan Rp25 milyar atau 53,93%, 50,00%, 78,36%, 108,44%, 1,70%, 30,27% serta 50,30% dari target RKAP. Realisasi penjualan jasa tahun 2004 dari tolling baja tulangan dan kawat meningkat, sedangkan penjualan jasa lainnya menurun dibandingkan dengan realisasi tahun 2003. b. Produksi Realisasi produksi baja tahun 2004 sebesar 5.541.313 ton atau 88,30% dari target RKAP dan meningkat sebesar 17,68% dibandingkan dengan realisasi produksi baja tahun 2003. Realisasi produksi non baja tahun 2004 untuk listrik dan air masing-masing sebesar 1.082.872 MWH dan 35.517.000 m3 atau 87,53% dan 92,32% dari anggarannya dan meningkat masing-masing sebesar 9,67% dan 10,25% dibandingkan dengan realisasi produksi non baja tahun 2003. 2.2. Pendapatan dan Beban a. Pendapatan Usaha Realisasi pendapatan usaha tahun 2004 sebesar Rp9.396.816 juta atau 105,49% dari target RKAP dan meningkat sebesar 43,01% dibandingkan dengan realisasi pendapatan usaha tahun 2003.
1
b. Beban Usaha Realisasi beban usaha tahun 2004 sebesar Rp428.091 juta atau 86,03% dari anggarannya dan meningkat sebesar 9,79% dibandingkan dengan realisasi beban usaha tahun 2003. c. Pendapatan dan Beban Lain-lain Realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2004 sebesar (Rp180.636 juta) atau 110,29% dari anggarannya sebesar (Rp163.780 juta). Realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2004 menurun 0,08% dibandingkan dengan realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2003 sebesar (Rp130.262 juta). 2.3. Investasi dan Sumber Pembiayaan Realisasi investasi tahun 2004 sebesar Rp111.373 juta atau 17,26% dari target RKAP dan menurun sebesar 10,34% dibandingkan dengan realisasi investasi tahun 2003. 3. Tingkat Kesehatan Perusahaan Tingkat kinerja perusahaan didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan dengan hasil bahwa tingkat kesehatan perusahaan tahun 2004 dalam kondisi “Sehat (A)” dengan total skor 70,3. Kondisi ini menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan tingkat kesehatan tahun 2003 yaitu “Kurang Sehat (BBB)” dengan total skor 64,5. 4. Perkembangan Usaha Perusahaan Perkembangan perusahaan selama tiga tahun terakhir menunjukkan kondisi sebagai berikut: 4.1. Neraca Jumlah aktiva serta kewajiban dan ekuitas per 31 Desember 2004 sebesar Rp8.923.556 juta meningkat sebesar 21,84% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2003 sebesar Rp7.324.167 juta. Jumlah aktiva serta kewajiban dan ekuitas per 31 Desember 2003 menurun sebesar 3,35% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2002 sebesar Rp7.577.706 juta. 4.2. Laporan Laba Rugi Realisasi laba bersih tahun 2004 sebesar Rp414.501 juta meningkat sebesar 276,69% dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun 2003 sebesar Rp110.039 juta. Realisasi laba bersih tahun 2003 menurun sebesar 52,80% dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun 2002 sebesar Rp233.151 juta. 4.3. Laporan Perubahan Ekuitas Saldo ekuitas per 31 Desember 2004 sebesar Rp5.116.269 juta meningkat sebesar 7,60% dibandingkan dengan saldo ekuitas per 31 Desember 2003 sebesar Rp4.754.678 juta. Saldo ekuitas per 31 Desember 2003 meningkat sebesar 1,44% dibandingkan dengan saldo ekuitas per 31 Desember 2002 sebesar Rp4.687.017 juta.
2
4.4. Laporan Arus Kas Saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2004 sebesar Rp636.375 juta meningkat sebesar 47,13% dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2003 sebesar Rp432.523 juta. Saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2003 menurun sebesar 5,17% dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2002 sebesar Rp456.123 juta. 5. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern Struktur Pengendalian Intern yang diterapkan perusahaan cukup memadai dalam mendukung aktifitas perusahaan. 6. Informasi Lainnya 6.1. Satuan Pengawasan Intern (SPI) Satuan Pengawasan Intern (SPI) dapat menjalankan fungsinya dalam membantu manajemen untuk menyakinkan ditaatinya prosedur dan kebijakan dalam sistem pengendalian manajemen perusahaan. Dari hasil pemeriksaan tahun 2003, sebagian besar temuan telah ditindaklanjuti. 6.2. Anak Perusahaan Perusahaan mempunyai 10 (sepuluh) anak perusahaan yaitu PT Krakatau Engineering (PT KE), PT KHI Pipe Industries (PT KHI), PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Plat Timah Nusantara (PT Latinusa), PT Krakatau Wajatama (PT KW), PT Krakatau Information Technology (PT KIT), PT Krakatau Bandar Samudra (PT KBS), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) dan PT Krakatau Medika (PT KM).
Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit,
Drs. Misnoto, Ak. MA Register Negara No. D-1416 Jakarta, 30 Maret 2005
3
BAB II HASIL EVALUASI 1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2004 RKAP disusun berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-101/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan RKAP BUMN. Penyusunan RKAP secara umum telah sesuai dengan pedoman/ketentuan yang berlaku dan kebijakan manajemen secara keseluruhan serta sesuai dengan kondisi yang ada dan prospek perkembangan perusahaan. RKAP tahun 2004 ditetapkan dan disahkan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 24 Desember 2003. 2. Analisa Perbandingan antara Realisasi Hasil Usaha Tahun 2004 dengan RKAP Tahun 2004 dan Realisasi Tahun 2003 Pencapaian hasil usaha tahun 2004 dibandingkan dengan target menurut RKAP dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut: 2.1. Penjualan dan Produksi a. Penjualan Realisasi kuantitas penjualan tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut: Uraian 1 Penjualan Produk Baja DalamNegeri Slab Baja Baja Lembaran Panas Baja Lembaran Dingin Billet Batang Kawat Baja Tulangan Baja Profil Tin Plate Spiral Pipe Jumlah Penjualan DalamNegeri Ekspor Baja Lembaran Panas Baja Lembaran Dingin Batang Kawat Baja Tulangan Baja Profil Tin Plate Spiral Pipe Jumlah Penjualan Ekspor Jumlah Penjualan Produk Baja
Satuan 2
2004 Realisasi RKAP 3 4
2003 Realisasi 5
% 3:4 6
(3-5):5 7
Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton
0 0 0 524,731 590,130 577,392 448,913 544,103 327,137 20,776 0 18,841 295,743 360,000 252,401 86,691 130,626 99,127 26,582 100,000 0 90,391 90,980 95,293 18,640 39,848 17,474 1,512,467 1,855,687 1,387,665
~ 88.92 82.51 ~ 82.15 66.37 26.58 99.35 46.78 81.50
~ (9.12) 37.22 10.27 17.17 (12.55) ~ (5.14) 6.67 8.99
Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton
160,451 320,000 272,012 167,231 180,000 154,901 34,421 0 11,833 0 0 0 2,764 0 0 42 0 0 616 6,000 9,462 365,525 506,000 448,208 1,877,992 2,361,687 1,835,873
50.14 92.91 ~ ~ ~ ~ 10.27 72.24 79.52
(41.01) 7.96 190.89 ~ ~ ~ (93.49) (18.45) 2.29
4
2 3 4 5 1 PenjualanProduk NonBaja danJasa PenjualanProdukNonBaja MWH Listrik 98,865 261,214 95,084 3 19,622 17,702 15,814 Air 000.M Ha Lahan Industri 7.1 10.0 6.7 PenjualanJasa Rp Milyar Engineering 48 89 77 Rp Milyar SistemInformasi 4 8 5 Kunjungan 213,687 272,713 223,859 Medis Ton Jasa Pelabuhan 2,904,134 2,678,100 3,266,404 2 2,850 168,000 36,789 Pipe Lining, Wrapping &Coating M Ton Tolling Baja Tulangan &Kawat 2,648 8,748 774 Rp Milyar Property&Kawasan Industri 25.0 49.7 41.0
6
7
37.85
3.98
110.85 71.00
24.08 5.97
53.93 50.00 78.36 108.44
(37.66) (20.00) (4.54) (11.09)
1.70 30.27 50.30
(92.25) 242.12 (39.02)
1) Realisasi penjualan produk baja tahun 2004 sebesar 1.877.992 ton atau 79,52% dari target RKAP sebesar 2.361.687 ton. Tidak tercapainya anggaran penjualan produk baja disebabkan rendahnya pencapaian kuantitas penjualan, baik domestik maupun ekspor. Pencapaian masingmasing produk dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Realisasi penjualan domestik baja lembaran panas sebesar 524.731 ton atau 88,92% dari RKAP sebesar 590.130 ton. Tidak tercapainya target disebabkan rendahnya permintaan akibat dari tingginya stok baja lembaran panas di konsumen. Realisasi penjualan ekspor baja lembaran panas sebesar 160.451 ton atau 50,14% dari RKAP sebesar 320.000 ton. Tidak tercapainya target disebabkan perusahaan lebih memfokuskan ke pasar dalam negeri yang memberikan margin lebih tinggi serta turunnya permintaan pasar karena adanya kenaikan harga yang signifikan; b) Realisasi penjualan domestik baja lembaran dingin sebesar 448.913 ton atau 82,51% dari RKAP sebesar 544.103 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh belum optimalnya operasi pabrik baja lembaran dingin. Realisasi penjualan ekspor baja lembaran dingin sebesar 167.231 ton atau 92,91% dari RKAP sebesar 180.000 ton. Tidak tercapainya target disebabkan perusahaan lebih memfokuskan ke pasar dalam negeri yang memberikan margin lebih tinggi; c) Realisasi penjualan domestik billet sebesar 20.776 ton. Produk billet tidak dianggarkan untuk dijual, hanya diprioritas untuk bahan baku pabrik batang kawat dan baja tulangan; d) Realisasi penjualan domestik batang kawat sebesar 295.743 ton atau 82,15% dari RKAP sebesar 360.000 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh ketatnya persaingan dengan pabrikan lokal sehingga produk yang dijual hanya dibatasi untuk produk-produk yang tergolong mempunyai nilai tambah saja. Realisasi penjualan ekspor batang kawat sebesar 34.421 ton. Produk ini tidak dianggarkan untuk penjualan ekspor;
5
e) Realisasi penjualan domestik baja tulangan sebesar 86.691 ton atau 66,37% dari RKAP sebesar 130.626 ton. Tidak tercapainya target disebabkan perusahaan harus berebut pada pasar retail dengan produk yang berdiameter kecil. Sementara pasar proyek dengan produk berdiameter besar yang merupakan spesialisasi perusahaan masih tersendat sehubungan dengan masih sedikitnya proyek-proyek besar yang dijalankan kembali sejak krisis berlangsung; f) Realisasi penjualan domestik baja profil sebesar 26.582 ton atau 26,58% dari RKAP sebesar 100.000 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh masih terbatasnya variasi ukuran dimana hasil produksi didominasi ukuran besar sehingga tidak dapat memenuhi permintaan pasar ukuran kecil, serta masih rendahnya produktivitas pabrik. Realisasi penjualan ekspor baja profil sebesar 2.764 ton. Produk ini tidak dianggarkan untuk penjualan ekspor; g) Realisasi penjualan domestik tin plate sebesar 90.391 ton atau 99,35% dari RKAP sebesar 90.980 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh menurunnya permintaan pasar karena dengan mahalnya harga baja, konsumen beralih (substitusi) ke produk non baja. Realisasi penjualan ekspor tin plate sebesar 42 ton. Produk ini tidak dianggarkan untuk penjualan ekspor; h) Realisasi penjualan domestik spiral pipe sebesar 18.640 ton atau 46,78% dari RKAP sebesar 39.848 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh adanya beberapa penundaan yaitu: (1) Proyek Pertamina dengan kebutuhan spiral pipe sebesar 16.725 ton; (2) Permintaan dari Total Indonesie sebesar 2.085 ton; (3) Pembangunan jembatan Suramadu. Realisasi penjualan ekspor spiral pipe sebesar 616 ton atau 10,27% dari RKAP sebesar 6.000 ton. Tidak tercapainya target anggaran disebabkan oleh lemahnya daya saing di pasar internasional karena kenaikan harga pasar pipa tidak linear dengan kenaikan harga bahan baku baja lembaran panas. Realisasi penjualan produk baja tahun 2004 meningkat sebesar 2,29% dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun 2003 sebesar 1.835.873 ton. Hal ini disebabkan penjualan dalam negeri meningkat sebesar 8,99%. 2) Realisasi penjualan produk non baja dan penjualan jasa tahun 2004 dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Realisasi penjualan produk non baja tahun 2004 dari listrik, air, dan lahan industri masing-masing sebesar 98.865 MWH, 19.622.000 m3, dan 7,1 ha atau 37,85%, 110,85%, dan 71,00% dari target RKAP sebesar 261.214 MWH, 17.702.000 m3, dan 10,00 ha. Tidak tercapainya target penjualan listrik disebabkan antara lain oleh:
6
(1) Rendahnya penjualan listrik ke PLN karena musim kemarau tidak sepanjang yang diperkirakan sehingga PLN bisa beroperasi normal dan mengurangi pembeliannya; (2) Rendahnya penjualan ke konsumen umum karena perusahaan tidak berhasil menambah konsumen baru. Tidak tercapainya penjualan lahan industri disebabkan oleh dibatalkannya pembelian oleh LG Chemical seluas 10,00 ha karena kesulitan memperoleh pasokan listrik. Realisasi penjualan produk non baja tahun 2004 meningkat masing-masing sebesar 3,98%, 24,08%, dan 5,97% dibandingkan dengan realisasi tahun 2003 masing-masing sebesar 95.084 MWH, 15.814.000 m3, dan 6,70 ha; b) Realisasi penjualan jasa tahun 2004 dari engineering, sistem informasi, medis, jasa pelabuhan, pipe lining, wrapping dan coating, tolling baja tulangan dan kawat, serta property dan kawasan industri masing-masing sebesar Rp48 milyar, Rp4 milyar, 213.687 kunjungan, 2.904.134 ton, 2.850 m2, 2.648 ton, dan Rp25 milyar atau 53,93%, 50,00%, 78,36%, 108,44%, 1,70%, 30,27% serta 50,30% dari target RKAP masing-masing sebesar Rp89 milyar, Rp8 milyar, 272.713 kujungan, 2.678.100 ton, 168.000 m2, 8.748 ton, serta Rp49,7 milyar. Realisasi penjualan jasa tahun 2004 dari engineering, sistem informasi, medis, jasa pelabuhan, pipe lining, wrapping dan coating, serta property dan kawasan industri menurun masing-masing sebesar 37,66%, 20,00%, 4,54%, 11,09%, 92,25%, serta 39,02% dibandingkan dengan penjualan jasa tahun 2003 masing-masing sebesar Rp77 milyar, Rp5 milyar, 223.859 kunjungan, 2.904.134 ton, 36.789 m2, serta Rp41 milyar, sedangkan penjualan jasa dari tolling baja tulangan dan kawat meningkat sebesar 242,12%. b. Produksi Realisasi produksi tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut: Uraian
Satuan
1
2
Baja Besi Spons Slab Baja Baja Lembaran Panas Baja Lembaran Dingin Billet Baja Batang Kawat Baja Tulangan Baja Profil Kawat Baja Tin Plate Spiral Pipe Jumlah Produksi Baja Non Baja Listrik Air
Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton MWH 000.M3
2004 Realisasi RKAP 3 4
2003 Realisasi 5
3:4 6
%
1,435,896 1,189,153 1,468,885 503,273 406,607 339,231 69,664 8,799 21,962 80,439 17,404 5,541,313
1,445,000 1,350,000 1,650,000 750,000 400,000 360,000 99,000 64,000 22,000 90,040 45,848 6,275,888
1,170,985 1,000,151 1,277,865 468,017 321,978 244,386 98,058 7,644 5,676 88,596 25,546 4,708,902
99.37 88.09 89.02 67.10 101.65 94.23 70.37 13.75 99.83 89.34 37.96 88.30
22.62 18.90 14.95 7.53 26.28 38.81 (28.96) 15.11 286.93 (9.21) (31.87) 17.68
1,082,872 1,237,080 35,517 38,472
987,432 32,214
87.53 92.32
9.67 10.25
(3-5):5 7
7
1) Realisasi produksi baja tahun 2004 sebesar 5.541.313 ton atau 88,30% dari target RKAP sebesar 6.275.888 ton. Tidak tercapainya sebagian besar target produksi disebabkan oleh berbagai kendala pada masingmasing pabrik antara lain: a) Produksi pabrik slab baja hanya mencapai 88,09% dari anggarannya disebabkan oleh kelangkaan bahan baku besi spons dan scrap serta tingginya harga bahan baku tersebut; b) Produksi baja lembaran dingin hanya mencapai 67,10% dari anggarannya disebabkan oleh belum optimalnya operasi pabrik setelah penyelesaian proyek Continuous Tandem Cold Mill; c) Produksi baja profil hanya mencapai 13,75% dari anggarannya disebabkan pabrik masih dalam tahap pengenalan dan uji coba (learning curve and trial) setelah dilakukan optimalisasi pada tahun 2003; d) Produksi pipa spiral hanya mencapai 37,96% dari anggarannya disebabkan oleh rendahnya permintaan pasar karena adanya rescheduling proyek-proyek minyak dan gas yang menjadi target pasar dan ketatnya persaingan pada segmen pipa diameter kecil sampai dengan sedang. Realisasi produksi baja tahun 2004 meningkat sebesar 17,68% dibandingkan dengan realisasi produksi baja tahun 2003 sebesar 4.708.902 ton. Sebagian besar produksi produk baja tahun 2004 meningkat kecuali untuk produksi baja tulangan, tin plate, dan spiral pipe. 2) Realisasi produksi non baja tahun 2004 untuk listrik dan air masingmasing sebesar 1.082.872 MWH dan 35.517.000 m3 atau 87,53% dan 92,32% dari anggarannya masing-masing sebesar 1.237.080 MWH dan 38.472.000 m3. Tidak tercapainya target yang dianggarkan disebabkan kedua produk tersebut terkait dengan pola produksi baja (PT KS sebagai induk) sehingga kedua produk tersebut yaitu listrik dan air juga mengalami penurunan. Selain itu produksi listrik juga terganggu oleh tingginya harga bahan bakar minyak dan rendahnya pasokan gas alam dari PT Pertamina. Realisasi produksi non baja tahun 2004 yaitu listrik dan air meningkat masing-masing sebesar 9,67% dan 10,25% dibandingkan realisasi produksi non baja tahun 2003 masing-masing sebesar 987.432 MWH dan 32.214.000 m3.
8
2.2. Pendapatan dan Beban a. Pendapatan Usaha Realisasi pendapatan usaha tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut:
Uraian 1 Produk Baja Domestik Luar Negeri Jumlah Penjualan Produk Baja Tanah dan Jasa Kawasan Industri Tanah Jasa Kawasan Jumlah Penjualan Tanah dan Jasa Kawasan Industri Jasa Lainnya Jasa Rekayasa dan Konstruksi Jasa Teknologi Informasi Lain-lain Jumlah Penjualan Jasa Lainnya Jumlah Penjualan
2004 Realisasi RKAP 2 3
2003 Realisasi 4
7,551,395 6,807,527 4,987,156 1,545,894 1,609,576 1,265,784 9,097,289 8,417,103 6,252,940
(dalam Juta Rupiah) % 2:3 (2-4):4 5 6 110.93 96.04 108.08
51.42 22.13 45.49
23,414 22,847
22,750 49,741
30,640 20,825
102.92 45.93
(23.58) 9.71
46,261
72,491
51,465
63.82
(10.11)
48,417 89,364 76,458 3,030 7,868 5,285 201,819 320,897 184,788 253,266 418,129 266,531 9,396,816 8,907,723 6,570,936
54.18 38.51 62.89 60.57 105.49
(36.68) (42.66) 9.22 (4.98) 43.01
Realisasi pendapatan usaha tahun 2004 sebesar Rp9.396.816 juta atau 105,49% dari target RKAP sebesar Rp8.907.723 juta. Terlampauinya target pendapatan usaha disebabkan penjualan produk baja mencapai 108,08% dari target RKAP. Realisasi pendapatan usaha tahun 2004 meningkat sebesar 43,01% dibandingkan dengan realisasi pendapatan usaha tahun 2003 sebesar Rp6.570.936 juta. Hal ini disebabkan penjualan produk baja meningkat sebesar 45,49%. b. Beban Usaha Realisasi beban usaha tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut:
Uraian 1 Beban Penjualan Ongkos Angkut Gaji, Upah, dan Kesejahteraan Karyawan Beban Kantor Klaim Pelanggan Transportasi dan Komunikasi Lain - lain Jumlah Beban Penjualan
2004 Realisasi RKAP 2 3
2003 Realisasi 4
(dalamJuta Rupiah) % 2:3 (2-4):4 5 6
126,982
184,329
135,699
68.89
(6.42)
23,996 2,291 2,022 12,042 16,583 183,915
24,759 867 8,500 8,766 25,762 252,983
21,534 1,919 4,685 15,041 16,253 195,131
96.92 264.21 23.79 137.37 64.37 72.70
11.43 19.37 (56.84) (19.94) 2.03 (5.75)
9
2 1 Beban Umum dan Administrasi Gaji, Upah, dan Kesejahteraan Karyawan 167,597 Penyisihan Piutang Ragu-ragu 2,043 Penyusutan dan Amortisasi 5,766 Beban Asuransi dan Sewa 14,785 Transportasi dan Komunikasi 10,223 Jasa Profesional 5,313 Beban Kantor 4,261 Beban Perawatan dan Pemeliharaan 9,027 Lain - lain 25,159 Jumlah Beban Umum dan Administrasi 244,176 Jumlah Beban Usaha 428,091
3
4
156,508 1,566 6,727 19,590 10,662 15,039 4,334 7,383 22,834 244,643 497,626
135,605 2,960 6,456 11,765 10,818 6,611 5,769 2,526 12,282 194,792 389,923
5
107.09 130.49 85.71 75.47 ~ 35.33 ~ ~ 110.18 99.81 86.03
6
23.59 (30.96) (10.69) 25.67 (5.50) (19.63) (26.14) 257.38 104.85 25.35 9.79
Realisasi beban usaha tahun 2004 sebesar Rp428.091 juta atau 86,03% dari anggarannya sebesar Rp497.626 juta. Hal ini disebabkan beban penjualan serta beban umum dan administrasi masing-masing sebesar 72,70% dan 99,81% dari anggarannya masing-masing sebesar Rp252.983 juta serta Rp497.626 juta. Realisasi beban usaha tahun 2004 meningkat sebesar 9,79% dibandingkan dengan realisasi beban tahun 2003 sebesar Rp389.923 juta. Hal ini disebabkan meningkatnya beban umum dan administrasi sebesar 25,35%. c. Pendapatan dan Beban Lain-lain Realisasi pendapatan dan beban lain-lain tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut:
2003 2004 Uraian Realisasi RKAP Realisasi 2 3 4 1 Pendapatan Bunga 17,687 43,048 34,780 Penjualan Limbah Produksi 41,362 0 18,336 Beban Bunga (134,788) (177,496) (140,826) Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih (87,753) 0 (51,868) Penyisihan Penurunan Nilai Investasi 0 0 0 Lain-lain Bersih (114,910) (29,332) 9,316 Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain (278,403) (163,780) (130,262)
(dalamJuta Rupiah) % 2:3 (2-4):4 5 6 41.09 (0.49) ~ 1.26 75.94 (0.04) ~ 0.69 ~ ~ 391.76 (13.33) 169.99 (0.13)
Realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2004 sebesar (Rp278.403 juta) atau 169,99% dari anggarannya sebesar (Rp163.780 juta). Hal ini disebabkan antara lain oleh adanya rugi selisih kurs sebesar Rp87.753 juta yang tidak dianggarkan sebelumnya. Realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2004 menurun 0,13% dibandingkan dengan realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2003 sebesar (Rp130.262 juta). Hal ini disebabkan pendapatan bunga, beban bunga, dan lain-lain bersih menurun masing-masing sebesar 0,49%, 0,04%, dan 13,33%.
10
2.3. Investasi dan Sumber Pembiayaan Realisasi investasi dan sumber pembiayaan tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut:
Uraian 1 Investasi Rutin Dana Pinjaman Dana Sendiri Jumlah Investasi Rutin Pembangunan/Proyek Dana Pinjaman Dana Sendiri Jumlah Investasi Pembangunan/Proyek Jumlah Investasi
2004 Realisasi RKAP 2 3
2003 Realisasi 4
(dalam Juta Rupiah) % 2:3 (2-4):4 5 6
0 48,221 48,221
0 516,325 516,325
0 73,252 73,252
~ 9.34 9.34
~ (34.17) (34.17)
7 63,145 63,152 111,373
48,470 80,518 128,988 645,313
8,585 42,383 50,968 124,220
0.01 78.42 48.96 17.26
~ 48.99 23.91 (10.34)
Realisasi investasi tahun 2004 sebesar Rp111.373 juta atau 17,26% dari target RKAP sebesar Rp645.313 juta. Hal ini disebabkan investasi rutin dan investasi pembangunan/proyek masing-masing hanya mencapai Rp48.221 juta dan Rp63.152 juta atau 9,34% dan 48,96% dari target RKAP masing-masing sebesar Rp516.325 juta dan Rp128.988 juta. Rendahnya realisasi investasi rutin disebabkan perusahaan menerapkan skala prioritas yang ketat. Investasi rutin yang diprioritaskan adalah investasi yang mempunyai manfaat langsung dalam mendukung pelaksanaan operasi pabrik. Tidak tercapainya anggaran investasi pembangunan/proyek disebabkan realisasi investasi pembangunan/proyek yang dibiayai dana pinjaman hanya mencapai Rp7 juta atau 0,01% dari target RKAP sebesar Rp48.470 juta. Realisasi investasi tahun 2004 menurun sebesar 10,34% dibandingkan dengan realisasi investasi tahun 2003 sebesar Rp124.220 juta. Hal ini disebabkan investasi rutin menurun sebesar 34,17%. 3. Analisa Tingkat Kesehatan Perseroan Evaluasi tingkat kesehatan BUMN didasarkan pada pedoman yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yang meliputi aspek penilaian dan bobot sebagai berikut: Uraian Aspek Keuangan Aspek Operasional Aspek Administrasi Total Bobot
Bobot Maksimal 70 15 15 100
11
Realisasi tingkat kesehatan PT KS tahun 2004 dengan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut: Indikator Aspek Keuangan 1. Return On Equity (ROE) 2. Return On Investment (ROI) 3. Rasio Kas 4. Rasio Lancar 5. Collection Period (hari) 6. Perputaran Persediaan (hari) 7. Perputaran Total Asset (TATO) 8. Rasio Total Modal Sendiri thd. Total Aktiva (TMS/TA) Sub Total Aspek Keuangan Aspek Operasional 1. On Time Delivery - HR - CRC 2. Utilisasi Kapasitas - HR - CRC - WR 3. Capacity Utilization Sub Total Aspek Operasional Aspek Administrasi 1. Laporan Keuangan Audited 2. Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 3. Keterlambatan Laporan Manajemen Triwulan (hari) 4. Kinerja PUKK - Effektifitas Penyaluran Dana - Tingkat Pengembalian Pinjaman Sub Total Aspek Administrasi Total Skor Golongan Tingkat Kesehatan
Bobot
Realisasi 2004 Nilai Skor
Realisasi 2003 Nilai Skor
20.0 15.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
8.22% 10.66% 29.01% 209.53% 40 124 110.62%
12.0 9.0 4.0 5.0 5.0 3.5 4.5
2.63% 7.94% 29.96% 254.18% 54 111 98.88%
5.5 6.0 4.0 5.0 5.0 4.0 4.0
10.0 70.0
57.33%
8.5 51.5
66.64%
8.0 41.5
Baik 3.0 Baik 3.0 Cukup
2.4 1.5
3.0 Baik Sekali 3.0 Cukup 3.0 Baik
3.0 1.5 2.4
7.0
Cukup
3.0 10.0
3.0 Juni 2005
0.0 April 2004
3.0
3.0 27 Okt. 2003
3.0 Okt. 2002
3.0
15.0
10.8
3.0
0
3.0 3.0 15.0 100.0 Sehat
3.0
0
3.0
0.0 93.69% 2.0 30.50% 8.0 70.3 A Kurang Sehat
3.0 1.0 13.0 64.5 BBB
Tingkat kesehatan perusahaan tahun 2004 dalam kondisi “Sehat (A)” dengan total skor 70,3. Kondisi ini menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan tingkat kesehatan tahun 2003 yaitu “Kurang Sehat (BBB)” dengan total skor 64,5.
12
4. Perkembangan Usaha Perseroan Perkembangan perusahaan tahun 2002, 2003, dan 2004 adalah sebagai berikut: 4.1. Neraca
Tahun
Uraian 1 Aktiva Aktiva Lancar Kas dan Setara Kas Investasi Jangka Pendek Piutang Usaha Piutang Alihan Piutang Lain-lain Persediaan - Bersih Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka Pajak Dibayar Dimuka Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tidak Lancar Aktiva Pajak Tangguhan Penyertaan Aktiva Tetap Aktiva dalam Pembangunan Aktiva Lain-lain Jumlah Aktiva Tidak Lancar Jumlah Aktiva Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban Lancar Hutang Bank Hutang Usaha Hutang Lain-lain Hutang Anjak Piutang Hutang Pajak Beban masih harus Dibayar Uang Muka Pelanggan dan Lainnya Bagian Hutang Bank Jangka Panjang yang akan Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun Jumlah Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban Pajak Tangguhan - Bersih Hutang atas Imbalan Kerja (PSAK 24) Hutang Bank Jangka Panjang Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi Ekuitas Modal Disetor PMP Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Selisih Lebih Akumulasi Rugi atas Hak Minoritas pada Anak Perusahaan Saldo Laba Jumlah Ekuitas Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
(dalam Juta Rupiah) % Perkembangan Naik/(Turun) (2 - 3):3 (3 - 4):4 5 6
2004 2
2003 3
2002 4
636,375 102,140 1,038,634 98,999 15,039 3,184,630 81,475 177,016 5,334,307
432,523 0 868,955 0 102,601 2,053,553 41,105 170,243 3,668,980
456,123 0 782,286 19,585 156,786 2,072,552 42,934 33,498 3,563,764
47.13 ~ 19.53 ~ (85.34) 55.08 98.21 3.98 45.39
(5.17) ~ 11.08 (100.00) (34.56) (0.92) (4.26) 408.22 2.95
46,868 40,634 3,099,497 175,756 226,495 3,589,249 8,923,556
42,485 86,062 2,499,143 594,535 432,962 3,655,187 7,324,167
33,025 85,755 2,675,975 529,768 689,419 4,013,942 7,577,706
10.32 (52.79) 24.02 (70.44) (47.69) (1.80) 21.84
28.64 0.36 (6.61) 12.23 (37.20) (8.94) (3.35)
1,277,735 349,973 100,768 98,999 240,101 191,917 193,375
732,543 263,458 50,296 0 92,489 130,328 97,641
859,559 500,554 103,722 19,585 82,782 167,108 52,474
74.42 32.84 100.35 ~ 159.60 47.26 98.05
(14.78) (47.37) (51.51) (100.00) 11.73 (22.01) 86.08
92,929 2,545,797
76,683 1,443,439
65,368 1,851,152
21.19 76.37
17.31 (22.02)
163,873 8,562 1,083,202 1,255,637 3,801,433
187,125 0 936,495 1,123,620 2,567,059
143,467 0 893,984 1,037,451 2,888,603
(12.43) ~ 15.67 11.75 48.09
30.43 ~ 4.76 8.31 (11.13)
5,854
2,086
2,086
180.64
0.00
2,000,000 1,303,465 381
2,000,000 1,303,465 381
2,000,000 1,303,465 381
0 1,812,423 5,116,269 8,923,556
345 1,450,831 4,755,022 7,324,167
(5,563) 1,388,734 4,687,017 7,577,706
0.00 0.00 (0.12) (100.00) 24.92 7.60 21.84
0.00 0.00 0.00 (106.20) 4.47 1.45 (3.35)
13
a. Jumlah aktiva serta kewajiban dan ekuitas per 31 Desember 2004 sebesar Rp8.923.556 juta meningkat sebesar 21,84% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2003 sebesar Rp7.324.167 juta. Hal ini disebabkan adanya peningkatan aktiva lancar, kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan ekuitas masing-masing sebesar 48,05%, 76,37%, 11,75%, dan 7,60%. Pospos aktiva lancar mengalami peningkatan kecuali pos piutang lain-lain, menurun sebesar 85,34%, sedangkan semua pos kewajiban lancar mengalami kenaikan. Pos kewajiban tidak lancar yang mengalami kenaikan adalah hutang bank jangka panjang sebesar 15,67%, sedangkan peningkatan ekuitas disebabkan peningkatan laba. b. Jumlah aktiva serta kewajiban dan ekuitas per 31 Desember 2003 sebesar Rp7.324.167 juta menurun sebesar 3,35% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2002 sebesar Rp7.577.706 juta. Hal ini disebabkan adanya penurunan aktiva tidak lancar dan kewajiban lancar masing-masing sebesar 8,94% dan 22,02%. Pos-pos aktiva tidak lancar yang mengalami penurunan adalah aktiva tetap dan aktiva lain-lain masing-masing sebesar 6,61% dan 37,20%, sedangkan kewajiban lancar yang mengalami penurunan adalah hutang bank, hutang usaha, hutang lain-lain, hutang anjak piutang, dan beban masih harus dibayar masing-masing sebesar 14,78%, 47,37%, 51,51%, 100,00%, dan 22,01%. 4.2. Laporan Laba Rugi
T ahun
Uraian 1 Penjualan Bersih Harga Pokok Pen jualan Laba (Rugi) Bruto Beban Usaha Pen jualan Um um dan Adm inistrasi Jum lah Biaya Usaha L aba (Rugi) Usaha Penghasilan (Beban) Lain -lain Pen ghasilan Bun ga Pen jualan Lim bah Produksi Beban Bunga Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih Pen yisih an Penurun an N ilai Investasi Lain -lain - Bersih Jum lah Penghasilan (Beban ) Lain-lain L aba (Rugi) Sebelum Pos L uar B iasa Pos Luar Biasa L aba (Rugi) Sebelum B eban (M anfaat) Pajak Beban (M anfaat) Pajak Pajak Kini Pajak Tangguh an Jum lah Beban (M an faat) Pajak L aba (Rugi) Sebelum H ak M inoritas atas L aba (Rugi) B ersih Anak Perusahaan yang Dik onsolidasi Hak M in oritas atas (Laba) Rugi Bersih Anak Perusah aan yan g Dikon solidasi L aba (Rugi) B ersih L aba (Rugi) Usaha per Saham L aba (Rugi) B ersih per Saham
2004 2 9,396,816 8,046,425 1,350,391
2003 3 6,570,936 5,874,069 696,867
2002 4 6,388,333 5,569,803 818,530
183,915 244,176 428,091 922,300
195,130 194,792 389,922 306,945
196,050 185,989 382,039 436,491
17,687 41,362 (134,788) (87,753) 0 (114,910) (278,403) 643,898 3,706 647,604
34,780 18,336 (140,826) (51,868) 0 9,316 (130,263) 176,682 2,199 178,881
54,525 16,127 (182,714) 30,665 0 (2,390) (83,787) 352,704 0 352,704
257,349 (27,669) 229,680
33,125 34,629 67,754
417,925 (3,423) 414,501 461,150 207,251
(dalam Juta R upiah) % Perk em bangan Naik/(T urun) (2 - 3):3 (3 - 4):4 5 6 43.01 2.86 36.98 5.46 93.78 (14.86) (5.75) 25.35 9.79 200.48
(0.47) 4.73 2.06 (29.68)
(49.15) 125.58 (4.29) 69.18 ~ (1,333.48) 113.72 264.44 68.52 262.03
(36.21) 13.69 (22.93) (269.14) ~ (489.79) 55.47 (49.91) ~ (49.28)
28,115 89,089 117,204
676.90 (179.90) 238.99
17.82 (61.13) (42.19)
111,127
235,500
276.08
(52.81)
(1,088) 110,039 153,473 55,020
(2,349) 233,151 218,246 116,576
214.60 276.69 200.48 276.69
(53.68) (52.80) (29.68) (52.80)
14
a. Realisasi laba bersih tahun 2004 sebesar Rp512.267 juta meningkat sebesar 365,53% dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun 2003 sebesar Rp110.039 juta. Hal ini disebabkan meningkatnya laba usaha sebesar 200,48%. b. Realisasi laba bersih tahun 2003 sebesar Rp110.039 juta menurun sebesar 52,80% dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun 2002 sebesar Rp233.151 juta. Hal ini disebabkan menurunnya laba usaha sebesar 29,68%. 4.3. Laporan Perubahan Ekuitas
Tahun
Uraian 1 Modal Ditempatkan dan Disetor Modal Lainnya Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Selisih Lebih Akumulasi Laba (Rugi) atas Hak Minoritas pada Anak Perusahaan Saldo Laba (Rugi) yang telah Ditentukan Penggunaannya Saldo Laba (Rugi) yang belum Ditentukan Penggunaannya Saldo 31 Desember 2004
(dalam Juta Rupiah) % Perkembangan Naik/(Turun) 2002 (2 - 3):3 (3 - 4):4 4 5 6 2,000,000 0.00 0.00 1,303,465 0.00 0.00
2004 2 2,000,000 1,303,465
2003 3 2,000,000 1,303,465
381
381
381
(0.12)
0.00
0
0
(5,563)
~
(100.00)
2,039,754
1,970,229
1,785,019
3.53
10.38
(227,331) (519,397) (396,285) 5,116,269 4,754,678 4,687,017
(56.23) 7.60
31.07 1.44
a. Saldo ekuitas per 31 Desember 2004 sebesar Rp5.116.269 juta meningkat sebesar 7,60% dibandingkan dengan saldo ekuitas per 31 Desember 2003 sebesar Rp4.754.678 juta. Hal ini disebabkan saldo yang telah ditentukan penggunaannya meningkat sebesar 3,53%. b. Saldo ekuitas per 31 Desember 2003 sebesar Rp4.754.678 juta meningkat sebesar 1,44% dibandingkan dengan saldo ekuitas per 31 Desember 2002 sebesar Rp4.687.017 juta. Hal ini disebabkan saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya dan saldo rugi yang belum ditentukan penggunaannya meningkat masing-masing sebesar 10,38% dan 31,07%. 4.4. Laporan Arus Kas
Uraian 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas Awal Tahun Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
(dalam Juta Rupiah) % Perkembangan Tahun Naik/(Turun) 2003 2002 (2 - 3):3 (3 - 4):4 2004 2 3 4 5 6 (263,395) (17,461) 508,540 1,408.47 ~ (227,455) 167,328 (117,197) ~ ~ 694,701 (173,467) (190,366) ~ (8.88) 203,852 432,523 636,375
(23,600) 456,123 432,523
200,977 255,146 456,123
~ (9.25) 47.13
~ 78.77 (5.17)
15
a. Saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2004 sebesar Rp636.375 juta meningkat sebesar 47,13% dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2003 sebesar Rp432.523 juta. Hal ini disebabkan arus kas dari aktivitas operasi meningkat sebesar 1.408,47%. b. Saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2003 sebesar Rp432.523 juta menurun sebesar 5,17% dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2002 sebesar Rp456.123 juta. Hal ini disebabkan arus kas dari aktivitas operasi pendanaan menurun sebesar 8,88%. 4.5. Rasio Keuangan Kinerja perusahaan dari aspek keuangan dapat terlihat dari rasio likuiditas, risiko aktivitas, rasio leverage, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas tahun 2004 adalah sebagai berikut: No. Indikator A. Rasio Likuiditas 1. Rasio Kas 2. Acid Test Ratio (Quick Ratio) 3. Rasio Lancar 4. Net Working Capital to Sales B. Rasio Aktifitas 1. Receivable Turn Over 2. Collection Period (hari) 3. Perputaran Persediaan (hari) 4. Perputaran Total Asset (TATO) 5. Fixed Asset Turn Over 6. Current Asset Turn Over 7. Sales to Net Working Capital C. Rasio Leverage Debt to Total Asset D. Rasio Solvabilitas 1. Solvabilitas 2. Debt to Equity Ratio E. Rasio Rentabilitas 1. Rasio Gross Profit Margin 2. EBITDA Margin 3. Net Profit Margin 4. Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Aktiva (TMS/TA) 5. Return On Equity (ROE) 6. Return On Investment (ROI)
Hasil 29.01 65.80 209.53 54.51
% % % %
985.20 40.34 123.70 110.62 335.68 208.74 183.46
% hari hari % % % %
42.60 % 234.74 % 74.30 % 14.37 % 33.31 % 4.41 % 57.33 % 8.22 % 10.66 %
16
5. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern Secara umum rancangan dan pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern Perusahaan cukup memadai dalam mendukung aktifitas perusahaan. Hal ini tercermin antara lain dari: a. Adanya pemisahan tugas. b. Adanya verifikasi dan persetujuan transaksi, jurnal pencatatan dan sistem pelaporan. c. Adanya kebijakan dan pedoman prosedur untuk menetapkan dan menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. d. Adanya sistem informasi akuntansi dengan bantuan komputer berbasis Mainframe dan LAN untuk Direktorat Keuangan dan sistem informasi pengadaan berbasis SAP (System Aplication Product) untuk Sub Direktorat Logistik. 6. Informasi Lainnya 6.1. Satuan Pengawasan Intern (SPI) Selama tahun 2004, Satuan Pengawasan Intern (SPI) telah melakukan pemeriksaan pada 34 unit kerja atau 85% dari Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) tahun 2004. Dengan realisasi penerbitan LHP sebanyak 33 buah atau 82,5% dari rencana, target kinerja SPI sesuai RKAP adalah %. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum SPI efektif dalam mendukung operasional perusahaan. Dalam memantau efektifitas kebijakan serta prosedur lain yang berkaitan dengan pengendalian selama tahun 2004 aktifitas SPI adalah sebagai berikut: Uraian Satuan Organisasi yang Diperiksa Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan a. Pemeriksaan sesuai PKPT b. Pemeriksaan Khusus Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan
Satuan Obyek
Realisasi 34
Rencana 40
% 85
LHP LHP LHP
33 0 33
40 0 40
82,5 0 82,5
Dari hasil pemeriksaan tahun 2003, sebagian besar temuan telah ditindaklanjuti. 6.2. Anak Perusahaan Perusahaan mempunyai 10 (sepuluh) anak perusahaan yaitu PT Krakatau Engineering (PT KE), PT KHI Pipe Industries (PT KHI), PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Plat Timah Nusantara (PT Latinusa), PT Krakatau Wajatama (PT KW), PT Krakatau Information Technology (PT KIT), PT Krakatau Bandar Samudra (PT KBS), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) dan PT Krakatau Medika (PT KM). Gambaran secara umum kegiatan anak perusahaan adalah sebagai berikut: a. PT KE PT KE bergerak dalam bidang konstruksi dan rekayasa. Realisasi kontrak dan pendapatan proyek tahun 2004 masing-masing sebesar Rp97.479.244.000 dan Rp62.601.930.000.
17
b. PT KHI PT KHI bergerak dalam bidang industri pipa baja. Realisasi produksi pipa baja tahun 2004 sebesar 17.404 ton dengan kapasitas terpasang sebesar 79.500 ton sehingga utilisasi kapasitas sebesar 22%, sedangkan realisasi jasa proteksi sebesar 2.932 m2. Realisasi penjualan pipa baja tahun 2004 sebesar 19.257 ton yang terdiri penjualan ke PT KS dan group sebesar 1.920 ton serta non PT KS dan group sebesar 17.337 ton, sedangkan jasa proteksi sebesar 2.850 m2. c. PT KIEC PT KIEC bergerak dalam bidang pengelolaan kawasan industri. Realisasi pendapatan PT KIEC tahun 2004 adalah sebagai berikut: Uraian Satuan Nilai Penjualan lahan komersial M2 2 Penjualan lahan industri M 70.910 Pemeliharaan lingkungan M2/bulan 1.569.388 Persewaan tanah M2/tahun 54.515 Pengolahan oli Ton/tahun 515 Perkantoran M2/tahun 8.166 Pergudangan M2/tahun 223.200 Hotel Permata Room night 54% Golf & KCC Orang/tahun 26.998 Sport Center Orang/tahun 144.811 Pengelolaan Wisma Baja M2/tahun 108.638 Perumahan Unit 68 d. PT Latinusa PT Latinusa bergerak dalam bidang produksi baja kemasan. Realisasi produksi baja kemasan tahun 2004 sebesar 84.062 ton dengan kapasitas terpasang sebesar 130.000 ton sehingga utilisasi kapasitas sebesar 64,66%. Realisasi penjualan tahun 2004 sebesar 90.623 ton. e. PT KW PT KW bergerak dalam bidang produksi baja tulangan, baja profil dan kawat baja. Realisasi produksi baja tulangan, baja profil, dan kawat baja tahun 2004 masing-masing sebesar 102.124 ton, 50.414 ton, dan 4.262 ton dengan kapasitas terpasang masing-masing sebesar 150.000 ton, 150.000 ton, dan 20.000 ton sehingga utilisasi kapasitas masing-masing sebesar 58,24%, 31,56%, dan 21,31%. Realisasi penjualan baja tulangan, baja profil, dan kawat baja tahun 2004 masing-masing sebesar 106.685 ton, 46.171 ton, dan 3.906 ton. f. PT KIT PT KIT bergerak dalam bidang jasa teknologi informasi. Realisasi kontrak tahun 2004 sebesar Rp21.427.012.000 yang terdiri dari kontrak berasal dari PT KS dan group sebesar Rp17.806.369.000 dan non PT KS dan group sebesar Rp3.620.643.000.
18
g. PT KBS PT KBS bergerak dalam bidang jasa pelabuhan meliputi jasa kepelabuhan (jasa dermaga dan jasa bongkar/muat), jasa cargo handling (jasa pergudangan, jasa pengarungan, dan jasa pengelolaan cargo), jasa kawasan dan workshop (coastal industrial estate, alat berat, dan workshop). Realisasi penjualan tahun 2004 sebesar Rp78.395.848.000 yang terdiri dari penjualan afiliasi sebesar Rp16.945.844.000 dan non afiliasi sebesar Rp61.450.004.000. h. PT KTI PT KTI bergerak dalam bidang industri air. Realisasi produksi air tahun 2004 sebesar 35.516.799 m3 dengan kapasitas terpasang sebesar 55.987.200 m3 sehingga utilisasi kapasitas sebesar 63,44%. Realisasi penjualan sebesar 33.616.191 m3 yang terdiri dari penjualan ke PT KS dan group sebesar 16.533.725 m3 serta non PT KS dan group sebesar 17.082.466 m3. i. PT KDL PT KDL bergerak dalam bidang pembangkit tenaga listrik. Realisasi produksi listrik tahun 2004 sebesar 1.082.872 MWH dan produksi terjual sebesar 1.020.468 MWH. j. PT KM PT KM bergerak dalam bidang layanan kesehatan. Realisasi pelayanan kesehatan tahun 2004 adalah sebagai berikut: Uraian Rawat jalan Rawat darurat Rawat intensif Kamar bedah Kamar bersalin Rawat inap Penunjang medis/diagnostic Hemadialisa Fisioterapi Farmasi
Satuan Orang Orang Hari Orang Orang Hari Tindakan Tindakan Tindakan Resep
Nilai 213.687 17.390 919 2.569 636 38.492 387.229 1.117 41.927 214.444
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
19
20
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 23.B/AUDITAMA V/GA/3/2005 LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kami telah mengaudit neraca konsolidasian PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan tanggal 31 Desember 2004, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan telah menerbitkan laporan Nomor
23.A/AUDITAMA V/GA/3/2005
tanggal 30 Maret 2005.
Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan Badan Pemeriksa Keuangan dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Kepatuhan perusahaan terhadap hukum, peraturan, kontrak, dan bantuan yang berlaku bagi PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan merupakan tanggung jawab manajemen. Sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, kami melakukan pengujian terhadap kepatuhan PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan terhadap pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak, dan persyaratan bantuan. Namun, tujuan audit kami atas laporan keuangan adalah tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap pasal-pasal tersebut. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu.
1 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Hasil pengujian kami menunjukkan bahwa, berkaitan dengan unsur yang kami uji, PT Krakatau Steel (Persero) mematuhi, dalam semua hal yang material, pasal-pasal yang kami sebut dalam paragraf di atas. Berkaitan dengan unsur yang tidak kami uji, tidak ada satupun yang kami ketahui yang menyebabkan kami percaya bahwa PT Krakatau Steel (Persero) tidak mematuhi, dalam semua hal yang material, pasal-pasal tersebut. Namun kami mencatat masalah-masalah tertentu yang tidak material berkaitan dengan kepatuhan PT Krakatau Steel (Persero) terhadap pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak, dan persyaratan bantuan disertai saran perbaikannya yang kami kemukakan pada lampiran A.
Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit,
Drs. Misnoto, Ak. MA Register Negara No. D-1416 Jakarta, 30 Maret 2005
2 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Lampiran A A. PT Krakatau Steel 1. PT Krakatau Steel masih membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas tanah yang sudah bukan miliknya sebesar Rp658.954.000,00 PT Krakatau Steel (PT KS) masih membutuhkan tanah untuk perluasan pabrik, sehingga perlu melakukan pembebasan hak atas tanah dan benda-benda yang ada di atasnya. Termasuk dalam pembebasan tersebut adalah proses tukar menukar tanah milik penduduk yang akan digunakan sebagai lokasi pabrik seluas 1.647.385 m2 ≈ 164,7385 Ha. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) tertanggal 14 April 2004 diketahui bahwa PT KS masih membayar PBB atas tanah yang sudah bukan miliknya eks proses tukar menukar di atas. Perhitungan SPPT PBB yang dibayar PT KS didasarkan atas objek pajak bumi dan bangunan seluas 11.618.870 m2 dengan NJOP per m2 sebesar Rp200.000,00 sehingga NJOP sebagai dasar pengenaan PBB sebesar Rp2.323.774.000.000,00 yang dapat dirinci sebagai berikut : NJOP sebagai dasar pengenaan PBB NJOPTKP (NJOP Tidak Kena Pajak) NJOP untuk perhitungan PBB NJKP (Nilai Jual Kena Pajak) PBB yang Terhutang
= = = = =
40% x Rp2.323.774.000.000 0,5%x Rp 929.509.600.000
= =
Rp2.323.774.000.000 0 Rp2.323.774.000.000 Rp 929.509.600.000 Rp 4.647.548.000
Dalam jumlah PBB terhutang tersebut, diantaranya sebesar Rp658.954.000,00 adalah nilai PBB untuk tanah yang sudah ditukar kepada penduduk (sudah bukan milik perusahaan lagi). Atas luas tanah dan PBB yang terutang, sebagaimana dimaksud dalam SPPT PBB, PT KS telah mengajukan permohonan keberatan melalui surat No. KU.02/150 tanggal 28 Juni 2004. Sementara menunggu jawaban atas permohonan keberatan, PT KS pada tanggal 27 Agustus 2004 membayar dahulu PBB terutang sebesar Rp4.647.548.000,00 melalui Bank Jabar Cilegon untuk menghindari denda pajak bila dibayar lewat jatuh tempo. Sesuai Undang Undang No. 12 tahun 1985 tentang PBB, pasal 4 menyebutkan bahwa yang menjadi subyek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.. Kondisi di atas mengakibatkan PT KS lebih bayar atas pembayaran SPPT PBB tahun 2004 sebesar Rp658.954.000,00 untuk tanah yang bukan menjadi kewajibannya. Hal tersebut disebabkan PT KS terlambat melakukan pemutakhiran objek PBB-nya. PT KS sependapat dengan temuan BPK-RI dan saat ini telah dilakukan pemutakhiran atas seluruh asset yang menjadi obyek PBB. PT KS juga akan melakukan monitoring terhadap kompensasi PBB tersebut pada SPPT PBB masa pajak tahun 2005. BPK RI menyarankan agar PT KS tetap melakukan pemutakhiran obyek PBB-nya, khususnya atas hasil penjualan asset non produktif, dan melakukan monitoring atas kompensasi PBB pada tahun 2005.
3 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
2. Penggunaan dana dalam Rekening Dana Investasi (RDI) PT Krakatau Steel tidak sesuai dengan peruntukannya Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 14 Juni 2004 telah disetujui adanya pendanaan untuk investasi yang berasal dari divestasi saham PT Krakatau Steel (PT KS) pada anak perusahaan dan pelepasan saham pada perusahaan patungan. Dana untuk investasi juga ditambah dari hasil penjualan asset non produktif yang telah disetujui penjualannya oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan surat No. S-116/MMBU/2003 tanggal 16 Juni 2003. Untuk menampung dana-dana investasi tersebut telah dibuka Rekening Dana Investasi (RDI) pada PT Bank Mandiri Cilegon Anyer pada tanggal 7 Juli 2004 dengan Rekening No.116-0004376944. RDI pertama kali diisi dari hasil penjualan saham perusahaan patungan yakni PT Citra Marga Nusaphala Persada (PT CMNP) sebesar Rp57.120.000.000,00 pada tanggal 26 Juli 2004. RDI berada dalam pengelolaan Sub Direktorat Perbendaharaan PT KS, bersamasama dengan rekening lainnya untuk modal kerja. Tidak diperoleh kebijakan khusus atas RDI berkaitan penggunaan sesuai dengan tujuan pembentukannya. Hal ini memungkinkan dana RDI digunakan dalam operasi rutin perusahaan atau diperlakukan sebagai modal kerja, seperti yang terjadi pada 28 Juli 2004 dimana dana sebesar Rp 57.120.000.000,00 dipindahbukukan ke rekening giro No. 116-0084001230 dan digunakan untuk pembayaran Kredit Modal Kerja (KMK) yang jatuh tempo. Jumlah tersebut baru dikembalikan pada tanggal 5 Agustus 2004 setelah perusahaan menarik KMK kembali. RDI secara resmi diikutsertakan dalam mekanisme kebijakan kas bersama (cash pooling) berdasarkan Perjanjian Pelayanan Jasa Notional Cash Pooling No. PT KS : HK.01.02/261/2004 tanggal 24 September 2004 antara PT KS Group dan PT Bank Mandiri. Dengan diikutsertakannya RDI dalam mekanisme cash pooling, maka secara resmi RDI menjadi sama dengan rekening operasional lainnya. Dalam mekanisme cash pooling, RDI menjadi penutup rekening operasional yang overdraft. Saldo akhir RDI per 31 Desember 2004 sebesar Rp2.255.675.592,96 sedangkan sisanya dipindahkan ke deposito on call. Sesuai dengan keputusan RUPS tanggal 14 Juni 2004 tentang persetujuan pelepasan saham patungan dan surat Menteri BUMN No. S-116/M-MBU/2003 tanggal 16 Juni 2003 tentang izin penjualan asset non produktif menyebutkan bahwa dana-dana yang diperoleh adalah untuk pendanaan investasi. Kondisi di atas mengakibatkan timbulnya potensi terganggunya pencapaian pelaksanaan dan tujuan investasi sehubungan penggunaan RDI untuk operasional. Hal tersebut disebabkan PT KS sepanjang tahun 2004 mengalami kesulitan dana kas dan memandang penggunaan RDI lebih murah dibandingkan meminjam ke bank untuk menutupi masalah arus kas/cash flow. PT KS menjelaskan bahwa sesuai rencana, RDI akan dipergunakan untuk kepentingan investasi mulai tahun 2005. Namun demikian, sambil menunggu penggunaan dana tersebut untuk kepentingan investasi dan dalam rangka mengoptimalkan pengembalian/return serta untuk mengurangi biaya bunga akibat penarikan KMK (meningkatkan kondisi arus kas operasi tahun 2004 cukup sulit), maka dana dalam rekening PT KS qq dana investasi tersebut dikelola melalui mekanisme instrument cash pooling.
4 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Selanjutnya PT KS menjamin bahwa dana tersebut akan tersedia, pada saat akan dipergunakan untuk kepentingan investasi. Posisi saldo RDI pada akhir Maret 2005 menjadi sebesar Rp103.667.700.792,60,00. BPK RI menyarankan agar PT KS mengeluarkan dana dalam RDI dari mekanisme cash pooling. 3. Terdapat aktiva tetap berupa tanah dan bangunan non produktif milik PT Krakatau Steel yang dikuasai oleh Pihak Ketiga Berdasarkan Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. S-116/MMBU/2003 tanggal 6 Juni 2003, PT Krakatau Steel (PT KS) memperoleh ijin penjualan aktiva non produktifnya dengan cara penawaran terbuka tanpa lelang yang terdiri dari: a. 13 (tiga belas) persil tanah kosong; b. 5 (lima) persil tanah berikut bangunan; c. 1 (satu) set aktiva yang terdiri dari perangkat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 5 MW sebanyak 5 (lima) unit beserta fasilitas pendukungnya. Dari 19 (sembilan belas) item aktiva tetap tersebut di atas, sampai dengan akhir tahun 2004 diketahui baru 4 (empat) item yang sudah terjual. Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada hari Jumat tanggal 31 Desember 2004 terhadap 3 (tiga) item dari 15 (lima belas) item tanah dan bangunan yang belum terjual diketahui hal-hal sebagai berikut : a. Tanah di Jl. Gunung Sahari No. 1 (Eks PN Metrika), Jakarta Pusat, luas tanah 3.508 m2, dengan HGB No. 657/1966; 658/1966; 659/1966 terlihat antara lain : 1) Banyak bangunan didirikan di atas tanah milik PT KS yang terdiri dari bangunan rumah penduduk, wartel, rumah makan, bengkel las, bengkel AC mobil (Fajar Timur AC, Tlp. 021-70649357) dan kantor (Master Express Cargo); 2) Lahan untuk bangunan tersebut dipakai tanpa surat perjanjian sewa antara PT KS dengan penghuni, tetapi berdasarkan pengakuan salah seorang penghuni bahwa mereka membayar sewa atas lahan yang dipakai pada oknum yang tidak diketahui identitasnya; 3) Tidak ada papan nama yang menunjukan bahwa tanah tersebut milik PT KS. Selain informasi di atas, juga diketahui bahwa dari tanah tersebut seluas 198 m2 telah beralih kepemilikannya masing-masing yaitu : 1) Hak Guna Bangunan (HGB) No. 657 beralih ke HGB No. 1272 dan dialihkan kembali ke HGB No. 1746 tanggal 27 Juni 1997 seluas 68 m2 atas nama PT Primatiga Ekarencana, berkedudukan di Cilacap. HGB tersebut telah diagunkan kepada PT Bank Central Asia tanggal 20 Juni 2003; 2) HGB No. 658 beralih ke HGB No. 1609 tanggal 13 Juni 1996 seluas 65 m2 atas nama PT Hidup Barutama Mandiri berkedudukan di Jakarta. Selanjutnya HGB tersebut dijual kepada Ny. Meitha Mega Djuwita Darwis tanggal 1 September 1997. Ny. Meitha Mega Djuwita Darwis, telah mengagunkannya kepada PT Bank Bumi Arta; 3) HGB No. 659 beralih ke HGB No. 1513 tanggal 5 Januari 1996 seluas 65 m2 atas nama Ny. Renny Sahara (Gouw Lie Tju). Belum ada upaya-upaya yang dilakukan PT KS Divisi Protokoler & Perkantoran Jakarta untuk membebaskan tanah tersebut dan untuk menyelesaikan adanya HGB ganda.
5 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
b. Tanah di Jl. Taruna No. 1 (Eks PN Metrika), Pulo Gadung, Jakarta Timur, luas tanah 75.015 m2, HGB No. 10/1972 terlihat antara lain : 1) Lokasi tanah dipisahkan dengan jalan masuk PT Metbelosa; 2) Tanah sebagian dipakai untuk area parkir dan jalan masuk PT Metbelosa; 3) Hampir tigaperempat dari luas tanah didirikan bangunan permanen untuk rumah tinggal, rumah toko, rumah ibadah dan bengkel serta pangkalan truk; 4) Tanah tersebut dipakai tanpa surat perjanjian pinjam pakai atau sewa antara PT KS dengan penghuni; 5) Tidak ada papan nama yang menunjukan bahwa tanah tersebut milik PT KS. Dari dokumen yang ada diketahui bahwa sejak serah terima tanah seluas 75.015 m2 dari PN Metrika kepada PT KS, tanah dimaksud dalam keadaan kosong. Sampai pemeriksaan berakhir Divisi Protokoler & Perkantoran PT KS Jakarta hanya menguasai dengan melakukan pemagaran atas tanah seluas 6.151 m2, sisanya seluas 68.864 m2 masih dikuasai oleh warga, dan belum ada tindakan tegas dalam melakukan pengamanan atas tanah tersebut. c.
Tanah dan Bangunan di Jl. Proklamasi No. 45 Jakarta Pusat, luas 654 m2, HGB No. 446/1997 terlihat antara lain : 1) Bangunan dikuasai oleh organisasi Kesatuan Penerus Perjuangan RI (KPP-RI); 2) Bangunan bagian kiri depan disewakan menjadi kantor Koperbin dan kanan depan disewakan menjadi wartel; 3) Tanah kanan depan didirikan bangunan rumah makan; 4) Lahan untuk bangunan tersebut dipakai tanpa surat perjanjian pinjam pakai atau sewa antara PT KS dengan penghuni. Namun berdasarkan informasi dari penjaga gedung diketahui bahwa mereka membayar sewa atas bangunan dan lahan yang dipakai; 6) Papan nama PT KS dicabut sehari setelah dipasang oleh PT KS. Permasalahan dimulai sejak ditempatinya tanah dan gedung tersebut pada tanggal 31 Desember 1994 dan baru dilaporkan kepada PT KS tanggal 2 Januari 1995, dimana tanah dan gedung tersebut dipakai untuk sementara sebagai tempat penyimpanan arsip oleh KPP-RI. Upaya-upaya yang sudah dilakukan Divisi Protokoler & Perkantoran PT KS Jakarta adalah dengan beberapa kali mengirimkan surat kepada DPP-KPPRI, atau pihakpihak yang menguasai tanah dan bangunan di Jl. Proklamasi No. 45, agar segera mengosongkan gedung kantor tersebut. Terakhir dengan surat Kepala Divisi Protokoler & Perkantoran No. HK.05.02/535 tanggal 15 September 2004 perihal permohonan ketiga pengosongan kantor PT KS di Jl. Proklamasi No. 45 Jakarta Pusat. Sesuai dengan Akta Notaris Lanny Janis Ishak No. 7 tanggal 4 Nopember 2002 mengenai Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar PT KS menyebutkan ketentuan tentang tugas dan wewenang Direksi antara lain adalah memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan. Kondisi di atas mengakibatkan PT KS tidak dapat segera menjual dan memanfaatkan hasil penjualan tanah dan bangunan non produktif untuk keperluan investasi. Hal tersebut disebabkan Direksi PT KS lalai dan tidak tegas dalam melakukan tindakan pengamanan atas tanah dan bangunan non produktif yang dikuasai oleh pihak ketiga, termasuk pengambilalihan kembali bangunan yang dipakai KPP-RI awal tahun 1995. PT KS menjelaskan bahwa pada prinsipnya pihaknya akan melakukan upaya untuk menguasai kembali terhadap tanah dan bangunan non produktif milik PT KS yang ditempati oleh pihak ketiga. Sampai dengan saat ini, langkah – langkah yang dapat dan telah dilakukan oleh PT KS adalah sebagai berikut :
6 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
1. Tanah di Jl. Gunung Sahari No. 1 (eks PN Metrika) Jakarta Pusat seluas 3.508 M2 HGB No. 657/1966, 658/1966 dan 659/1966. - Bangunan yang didirikan sebagai bengkel AC mobil telah dibongkar dan akan dilanjutkan dengan bangunan yang lain. - PT KS telah melakukan pengecekan ke Badan Pertanahan Nasional bahwa status tanah tersebut masih tetap sesuai dengan dokumen yang dimiliki PT KS. 2. Tanah di Jl. Taruna No. 1 (eks PN Metrika) Pulogadung Jakarta Timur seluas 75.015 M2 HGB No. 10/1972. - Area Parkir dan Jalan masuk ke PT Metbelosa secara fisik masih dikuasai PT KS. - Tanah seluas 6.151 M2 akan segera dipagar, merupakan areal yang dapat diselamatkan secara fisik saat peralihan dari PT. Metbelosa. 3. Tanah dan Bangunan di Jalan Proklamasi No. 45 Jakarta Pusat seluas 654 M2 HGB no. 446/1997. - Atas penguasaan bangunan oleh Organisasi Kesatuan Penerus Perjuangan RI (KPPRI), PT KS telah beberapa kali melakukan pendekatan baik secara langsung maupun menyurati KPPRI, agar segera mengosongkan tanah dan bangunan tersebut. - Usaha yang sedang ditempuh oleh PT KS adalah dengan menggunakan jasa pengacara J. Edwin Manurung SH. Selanjutnya untuk menyelesaikan asset tanah dan bangunan non produktif milik PT KS yang sementara ini ditempati oleh pihak ketiga tersebut diatas, PT KS akan membentuk Tim Kecil. BPK RI menyarankan agar PT KS konsisten dan tegas dalam menyelesaikan asset tanah dan bangunan non produktif milik PT KS yang dikuasai pihak ketiga dalam rangka pengamanan asset milik perusahaan. 4. PT Krakatau Steel mengalami kerugian sebesar Rp38.485.291.044,00 atas terhentinya proyek pembangunan Continuous Casting Machine dan pemasangan Electric Arc Furnace No. 3 dan 4 Pabrik Billet Baja Berdasarkan laporan keuangan konstruksi per 31 Desember 2004, diketahui terdapat proyek investasi optimalisasi pada pabrik billet baja PT Krakatau Steel (PT KS) yang tidak dilanjutkan lagi. Adapun proyek investasi tersebut terdiri dari : a. Proyek pembangunan mesin cetak bergerak baru/New Continuous Casting Machine (CCM), yang tertuang dalam kontrak pengadaan & pemasangan CCM No. 17/KONTR/DU-KS/III/1997 tanggal 24 Maret 1997 antara PT KS dengan Konsorsium Concast Standard AG (CST) dan PT Lykamandiri Sentosa Jaya (PT Likmas Jaya/PT LJ). Menurut kontrak, CST selaku penanggung jawab porsi impor sebesar USD9.016.555 sedangkan PT LJ selaku penanggung jawab porsi lokal sebesar Rp17.502.231.111 dengan total ekuivalen sebesar Rp38.970.748.556,00. b. Proyek pembangunan New Electric Arc Furnace No. 3 & 4 (EAF), yang tertuang dalam kontrak pengadaan & pemasangan EAF No. 49/KONTR/C/DU-KS/1997 tanggal 3 Juli 1997 antara PT KS dengan Konsorsium Danieli & C Officine Meccaniche SpA. (DCOM).dan PT Andaru Sinarmatra (PT AS). Menurut kontrak, DCOM selaku penanggung jawab porsi impor sebesar USD14.117.600 sedangkan PT AS selaku penanggung jawab porsi lokal sebesar Rp18.465.700.000,00. Kedua proyek dimaksud merupakan 1 (satu) paket pembangunan, dimana proyek CCM terlebih dahulu dibangun baru dilakukan proyek pemasangan EAF.
7 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Dari dokumen pembayaran diketahui bahwa PT KS telah mengeluarkan biaya sebesar Rp38.485.291.044,00 untuk kedua proyek, dengan rincian sebagai berikut : a. Proyek CCM sebesar Rp12.287.311.698,00, terdiri dari : 1) Uang muka kepada CST dibayar sebesar 15% atau USD1.352.483,25 ekuivalen Rp4.104.786.664,00 (termasuk provisi dan ongkos teleks) yang dibayarkan PT KS tanggal 6 Agustus 1997; 2) Uang muka kepada PT LJ dibayar sebesar 20% atau Rp3.500.446.222,00 yang dibayarkan PT KS tanggal 6 Agustus 1997; 3) Aktiva dalam pembangunan (premi asuransi dan IT) sebesar Rp156.818.121,00; 4) Bunga selama masa kontruksi (Interest During Construction) sebesar Rp4.429.318.417,00; 5) Biaya umum tidak langsung/General Indirect Cost sebesar Rp95.941.938,00. b. Proyek EAF sebesar Rp26.197.979.346,00, terdiri dari : 1) Uang muka kepada DCOM dibayar sebesar 15% atau USD2.117.640,00 ekuivalen Rp7.352.437.600,00 (termasuk provisi dan ongkos teleks) yang dibayarkan PT KS tanggal 10 Oktober 1997; 2) Uang muka kepada PT AS dibayar sebesar Rp3.693.140.000,00 yang dibayarkan PT KS tanggal 10 Oktober 1997; 3) Aktiva dalam pembangunan sebesar Rp10.512.174.512,00; 4) Interest During Construction sebesar Rp4.436.234.670,00; 5) General Indirect Cost sebesar Rp203.992.564,00. Atas uang muka yang dibayar tersebut, PT KS memperoleh Bank Garansi untuk masing-masing proyek, yaitu : No. a.
Nama Proyek CCM
b.
EAF
Pihak Konsorsium CST PT Likmas DCOM PT AS
Bank Penerbit Bank Bumi Daya Bank Bumi Daya ABN AMRO ABN AMRO
Nilai USD 1,352,483.35 Rp 3.500.446.222,00 USD 2,117,640.00 Rp 3.693.140.000,00
Akhir Masa Berlaku 01-11-1998 01-11-1998 31-01-1999 31-01-1999
Sampai dengan masa berlaku bank garansi habis, pihak manajemen tidak melakukan perpanjangan bank garansi maupun pencairan, walaupun pihak CST telah menghentikan secara sepihak proyek CCM tersebut tanggal 8 April 1998. Selanjutnya, berdasarkan temuan BPK RI tahun buku 2003 atas saldo uang muka proyek CCM diketahui sebagai berikut : a. Uang muka proyek kepada CST sebesar Rp4.104.787.000,00 telah habis dipakai untuk menutupi biaya-biaya yang timbul dalam tahap awal proyek sampai dengan dihentikannya proyek tersebut. Proyek tersebut dihentikan (terminated) secara sepihak oleh CST tanggal 8 April 1998, sambil menunggu kelanjutan pengerjaan proyek dimaksud. Alasan CST adalah karena PT KS tidak bersedia membayar dan menandatangani sertifikat penyelesaian tahap I dan II (tercapai tgl. 19 Nopember 1997) untuk porsi impor yang menjadi tanggung jawab CST, yang menurut CST pekerjaan tersebut telah selesai dilakukan.
8 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
PT KS tidak sependapat atas penghentian proyek tersebut dan menganggap bahwa proyek CCM dihentikan hanya untuk sementara (suspension) dengan status kemajuan/progress proyek ± 40% karena adanya krisis moneter yang menyebabkan kenaikan biaya, sehingga tidak ada kontraktor lokal yang sanggup menanganinya. b. Uang muka proyek kepada PT LJ sebesar Rp3.500.446.222,00, sampai dengan saat penghentian kontrak sepihak oleh CST, porsi pekerjaan lokal belum dilaksanakan sama sekali dan belum ada pertanggungjawaban uang muka dimaksud oleh PT LJ. Tanggal 10 Desember 2001, CST melaporkan bahwa PT LJ telah menarik uang muka dari rekening bersama di Bank Duta tanpa sepengetahuan CST, sehingga uang muka proyek porsi lokal tersebut tidak jelas status dan keberadaannya. Tindak lanjut yang sudah dilakukan PT KS, yaitu : a. PT KS telah mengirim surat undangan No. 77/DPT-KS/2004 tanggal 22 Juli 2004 ke CST, untuk mendiskusikan penyelesaian kontrak No. 17/KONTR/DU-KS/III/1997, dengan tujuan mendapatkan penyelesaian yang saling menguntungkan kedua belah pihak. b. PT KS pada tanggal 27 Agustus 2004, menanyakan ke PT LJ (anggota konsorsium) tentang progress surat PT KS ke CST. c. Informasi dari PT LJ tanggal 2 September 2004 adalah bahwa Dewan Direksi Schoelman Siemag (SMS Gmbh) sedang membahas tentang usulan penyelesaian PT KS kepada CST. SMS Gmbh ikut membahas masalah ini, karena CST telah diakuisisi oleh SMS Gmbh. Sedangkan proyek EAF sendiri karena terkait dengan proyek CCM, sampai akhir tahun 2004 pekerjaannya belum dilaksanakan oleh kontraktor. Sebelumnya, tanggal 2 November 2001, DCOM melalui suratnya telah menagih sebesar USD 650.000,00 ekuivalen Rp7.187.700.000,00 (kurs USD1 = Rp11.058) kepada PT KS atas penangguhan proyek EAF. Dalam rapat koordinasi Direksi PT KS tanggal 21 Oktober 2003, sehubungan dengan RJPP 2004 – 2008, Direksi sepakat untuk tidak melanjutkan kembali proyek CCM dan EAF BSP, karena adanya keterbatasan pasokan besi spons/sponge iron untuk proses steel making. Sampai pemeriksaan berakhir, kedua proyek tersebut belum secara resmi dihentikan dengan pemberitahuan kepada konsorsium pelaksana proyek. Berdasarkan ketentuan kontrak proyek CCM No.17/KONTR/DU-KS/III/1997 tanggal 24 Maret 1997 dan proyek EAF No. 49/KONTR/C/DU-KS/1997 tanggal 3 Juli 1997 menyebutkan bahwa pemilik dapat memutus kontrak dan dalam hal ini, pemilik wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis dalam waktu tidak kurang dari 45 hari mengenai keputusannya memutus kontrak ini, dan wajib memberi kesempatan bagi Kontraktor untuk membicarakannya. Hal tersebut mengakibatkan PT KS menderita kerugian sebesar Rp38.485.291.044,00 karena pengeluaran yang dilakukan tidak memperoleh manfaat bagi perusahaan dan berpotensi untuk diklaim oleh kontraktor. Hal tersebut disebabkan Direksi PT KS tidak tegas dan konsisten atas penyelesaian kedua proyek (CCM dan EAF) dimana sampai dengan ±8 (delapan) tahun tidak ada keputusannya. PT KS menjelaskan bahwa pada tanggal 21 Oktober 2003 telah memutuskan untuk tidak melanjutkan proyek optimalisasi pembangunan EAF dan CCM BSP namun belum secara resmi memutus kontrak EAF dan CCM BSP ke Kontraktor sesuai klausul kontrak. PT
9 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
KS akan menyelesaikan kontrak, dengan meminimalkan kerugian karena klaim, dan mengharapkan uang muka yang telah dikeluarkan dapat kembali. Untuk itu atas proyek CCM BSP akan diupayakan mengalihkan uang muka yang telah diberikan menjadi uang muka proyek lain yang dapat dikerjakan SMS seperti Revamping SSP-1. Bila tidak memungkinkan akan diupayakan penyelesaian secara proporsional yang menjadi tanggungjawab PT KS atau Kontraktor, yaitu selisih antara jumlah uang muka yang telah dibayarkan PT KS dengan nilai kemajuan progress pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Kontraktor. Sedangkan atas proyek EAF BSP, PT KS akan mengupayakan uang muka yang telah dibayarkan dapat dialihkan menjadi uang muka proyek lain, antara lain pemasangan teknologi module 3 unit tiap EAP & modifikasi Electrode Drive dan membangun CCM baru dengan radius 9 meter. Untuk itu komunikasi PT KS dengan Kontraktor masing-masing telah dilakukan baik secara formal maupun informal. BPK RI menyarankan agar PT KS segera menyelesaikan dampak terhentinya proyek CCM dan EAF sesuai ketentuan dalam kontrak. 5. PT Krakatau Steel memanfaatkan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang belum disalurkan ke Unit Pengelola PKBL Sebagaimana dimuat dalam Laporan Audit BPK-RI tahun 2003, sebagian dana PKBL yang merupakan penyisihan laba berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Krakatau Steel (PT KS) masih berada dalam perusahaan. Dana PKBL tersebut terpisah dari kas PT KS dan dikelola dalam sub akun AA.13.01.16 (Bank Mandiri-PUKK) yang kemudian direklasifikasi keakun AG.21.01.03-Aktiva lain-lain. Posisi saldo dana PKBL per tanggal 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp11.299.255.161,00. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa : a. Pengelolaan dana PKBL sejak tanggal 20 Juli 2004 telah dikeluarkan dari laporan keuangan (neraca) perusahaan melalui GJ.No.AA04070240. Posisi saldo PKBL saat itu sebesar Rp21.325.414.716,00. b. Tidak diperoleh kebijakan tentang sistem dan prosedur pengelolaan dana PKBL tersebut. c. Berdasar Surat Perjanjian No.HK.01.02/261/2004 tentang pelayanan jasa notional pooling antara Bank Mandiri dan PT KS grup, rekening dana Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) di Bank Mandiri (0004251543) termasuk sebagai salah satu rekening yang dipergunakan sebagai rekening jasa notional pooling (cash pooling). Dengan memasukkan rekening dalam mekanisme cash pooling berarti bahwa saldo rekening tersebut dapat setiap saat dipindahkan oleh Bank Mandiri atau PT KS untuk menutup overdraft pada rekening operasi PT KS grup di akhir bulan atau untuk membantu pengeluaran operasional PT KS melalui instrument deposito on call atau inter company borrowing pada mekanisme cash pooling tanpa harus mempengaruhi rekening koran fisik di Bank Mandiri atau pembukuan perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena transaksi melalui cash pooling hanya akan dicatat dalam pembukuan perusahaan atau Bank Mandiri apabila pada akhir bulan saldo transaksi tersebut masih belum terselesaikan/outstanding. d. Dana PKBL diatas pernah dimanfaatkan sebesar Rp16.110.038.793,14 pada tanggal 31 Agustus 2004 untuk menutup saldo overdraft pada salah satu rekening operasi PT KS (rek. Bank Mandiri No.0084001230). Dana tersebut kemudian dikembalikan lagi pada tanggal 1 September 2004 sebesar Rp16.110.038.793,14 (dengan VR No.04090266).
10 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Pemanfaatan dana PKBL tersebut, sesuai hasil analisis terhadap laporan keuangan, dikarenakan sejak bulan April 2004 tingkat likuiditas PT KS mengalami penurunan. Cash ratio yang menunjukkan kemampuan PT KS untuk menutup kewajiban lancar dengan menggunakan dana yang berasal dari kas dan bank menurun dari 20% pada bulan April menjadi 2% pada bulan Juli 2004 dan 5% pada bulan Agustus. Selain itu, kondisi saldo kas/bank per 31 Agustus 2004 menunjukkan saldo negatif yang cukup besar yang harus ditutup oleh PT KS dengan menggunakan dana cash pooling, dana PKBL, dan KMK. Sesuai kondisi ini, maka PT KS memerlukan dana likuid secara cepat dan murah dimana salah satunya berasal dari dana PKBL yang dianggap sebagai dana menganggur (iddle). Subdit Perbendaharaan berpendapat bahwa pemanfaatan dana PKBL bisa saja dilakukan dengan kompensasi pemberian jasa bunga. e. Dana PKBL dimanfaatkan untuk kegiatan operasional PT KS melalui mekanisme cash pooling selama bulan September 2004 sebesar Rp16.000.000.000,00, kemudian pada bulan Desember 2004 sebesar Rp10.500.000.000,00 s.d Rp13.500.000.000,00 dan sebesar Rp11.000.000.000,00 selama bulan Januari 2005. Pemanfaatan dana ini diketahui dari adanya pendapatan jasa on call cash pooling (sebelum pajak) untuk rekening PKBL untuk bulan September 2004 sebesar Rp131.666.666,67, untuk bulan November 2004 sebesar Rp119.322.917,00, untuk bulan Desember 2004 sebesar Rp111.162.326,00, dan untuk bulan Januari 2005 sebesar Rp93.538.194,00. Selain itu, pemanfaatan dana PKBL untuk kegiatan operasional PT KS juga nampak dari kecilnya pendapatan jasa giro notional cash pooling untuk bulan September 2004 yang hanya sebesar Rp1.505.425,15, untuk bulan Desember 2004 sebesar Rp1.291.132,00, dan untuk bulan Januari 2005 sebesar Rp1.009.162,00. Pendapatan jasa giro notional cash pooling dihitung dari saldo harian saldo rekening yang masuk dalam mekanisme cash pooling dengan menggunakan suku bunga giro Bank Mandiri yang kemudian akan didistribusikan ke masing-masing rekening secara proportional tergantung pada besaran saldo hariannya. Dengan demikian, kecilnya jasa giro notional pooling untuk rekening PKBL menunjukkan bahwa saldo rekening PKBL dipergunakan untuk kegiatan operasional PT KS. Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No.Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang “Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan” Bab V pasal 16 menyebutkan adanya larangan bagi BUMN Pembina untuk menggunakan dana PKBL untuk hal-hal di luar ketentuan yang diatur dalam Keputusan tersebut. Sedangkan dalam Anggaran Dasar PT KS No.C-03934 HT.01.04.TH.2003 pasal 11 ayat 1.b. menyebutkan bahwa Direksi untuk wajib dengan itikad baik dan penuh tanggungjawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perseroan dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kondisi di atas mengakibatkan PT KS menikmati manfaat minimal sebesar Rp81,780,821.92 yang berasal dari selisih bunga KMK dan pembayaran jasa giro cash pooling dan terhindar dari penarikan pinjaman dengan tingkat bunga yang tinggi. Hal tersebut disebabkan PT KS menganggap bahwa dana PKBL untuk sementara dapat dimanfaatkan terlebih dahulu melalui cash pooling. PT KS sependapat dengan temuan diatas dan menjelaskan bahwa bahwa sebagian dana belum semuanya disalurkan ke unit PKBL. Sambil menunggu untuk disalurkan, maka dana PKBL tersebut dikelola melalui mekanisme cash pooling dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
11 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
a. Dana tersebut perlu dioptimalkan return-nya, namun masih dalam pengendalian PT KS. b. PT KS mempunyai fasilitas manajemen kas/cash management yang cukup baik, yaitu mekanisme cash pooling dengan memperoleh hasil yang lebih baik berupa potensi additional return dan potensi interest expense saving. Namun demikian, terhitung sejak tanggal 1 Februari 2005 dana PKBL dalam rekening PT KS tersebut, pengelolaannya telah dikeluarkan dari mekanisme cash pooling sesuai surat PT KS ke Bank Mandiri No. KU.01.001/49/2005 tanggal 28 Januari 2005. BPK RI menyarankan agar di masa mendatang PT KS tetap konsisten melaksanakan ketentuan pengelolaan dan penggunaan dana PKBL sesuai Keputusan Menteri BUMN No.Kep-236/MBU/2003 dengan segera menyalurkan dana tersebut ke Unit PKBL. 6. PT Krakatau Steel belum memenuhi ketentuan pembayaran pajak penghasilan atas pelepasan asset non produktif minimal sebesar Rp110.842.564,00 PT Krakatau Steel (PT KS) telah melakukan pelepasan atas tanah dan/atau bangunan yang berlokasi di Jakarta dan Cilegon atas dasar persetujuan Menteri Keuangan RI No. S.445/MK.16/1997 tanggal 25 Nopember 1997 dan Menteri BUMN No. S-116/MMBU/2003 tanggal 6 Juni 2003. Atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan tersebut, PT KS diwajibkan untuk membayar Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25 sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No. 27 Tahun 1996 tentang pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan tanggal 16 April 1996, yang ditegaskan melalui Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-04/PJ.33/1996 tanggal 26 Agustus 1996. Berdasarkan dokumen dan informasi dari Divisi Pajak, Asuransi dan Faktur PT KS sehubungan dengan PPh pasal 25 atas pelepasan 12 (dua belas) unit tanah dan/atau bangunan selama tahun 2003 sampai dengan 2004 oleh tim asset diketahui hal-hal sebagai berikut: a. Untuk tanah dan/atau bangunan yang dilepas melalui Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN), PPh pasal 25 disetor langsung oleh KP2LN. b. Terdapat PPh pasal 25 belum disetor minimal sebesar Rp13.786.550,00 atas pelepasan tanah di Jl. Jend. Ahmad Yani No. 122 Serang Banten dimana NJOP tahun 2004 belum diperoleh. c. PPh pasal 25 atas pelepasan tanah dan bangunan di Jl. Kemanggisan Raya No. 52 kurang bayar sebesar Rp13.081.600,00. PT KS menetapkan nilai PPh tersebut berdasarkan NJOP tahun 2004 sebesar Rp2.604.768.000,00. NJOP tersebut ternyata salah dan NJOP tahun 2004 yang seharusnya adalah sebesar Rp2.866.400.000,00. d. PPh pasal 25 atas pelepasan tanah dan bangunan di Jl. MPR Raya No.18 kurang bayar sebesar Rp83.974.414,00. PT KS menetapkan nilai PPh tersebut berdasarkan harga jual setelah diskon dan biaya taksasi sebesar Rp5.283.529.715,00. Sehubungan dengan nilai NJOP tahun 2004 lebih besar dibandingkan dengan harga jual maka PPh seharusnya dihitung berdasarkan NJOP tahun 2004 sebesar Rp6.963.018.000,00. Berdasarkan PP No. 27 Tahun 1996 tentang pembayaran PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan tanggal 16 April 1996, yang ditegaskan melalui SE Direktur Jenderal Pajak No. SE-04/PJ.33/1996 tanggal 26 Agustus 1996 yang mengatur besarnya PPh yang harus dibayar sehubungan dengan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah 5% (lima persen) dari nilai tertinggi antara pengalihan hak atas tanah
12 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
dan/atau bangunan pada saat terjadinya pengalihan hak dengan nilai berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) atas tanah dan/atau bangunan tersebut. Kondisi di atas mengakibatkan PT KS kurang bayar PPh pasal 25 minimal sebesar Rp110.842.564,00 (Rp13.786.550,00 + Rp13.081.600,00 + Rp83.974.414,00) atas penjualan tanah dan/atau bangunan tahun 2004. Hal tersebut disebabkan Divisi Pajak Asuransi dan Faktur tidak mengetahui NJOP tanah dan/atau bangunan yang dijual tim pelepasan asset non produktif dan dalam menghitung PPh pasal 25 belum melihat serta membandingkan harga jual tanah dan/atau bangunan dengan NJOP-nya. PT KS sependapat dengan temuan BPK RI dan saat ini telah dilakukan perhitungan kembali kewajiban PPh pasal 25 atas pelepasan asset non produktif tersebut. Selanjutnya PT KS akan melakukan penyetoran sejumlah kewajiban sesuai hasil perhitungan. BPK RI menyarankan agar PT KS melalui Divisi Pajak Asuransi dan Faktur melakukan koordinasi dengan tim pelepasan asset dalam memutahirkan data-data asset non produktif dan melakukan pembayaran kekurangan pajak penjualan asset non produktif. 7. PT Krakatau Steel menyewa kendaraan dinas dan operasional terlalu mahal dan hak opsi kepemilikan sesuai ketentuan belum dimasukkan dalam kontrak PT Krakatau Steel (PT KS) telah menyewa kendaraan dari rekanan untuk kepentingan dinas dan operasional dengan tarif sewa di kontrak untuk 157 unit kendaraan adalah sebagai berikut : a. Kendaraan Dinas dan Operasional non Pabrik No.
Jenis Kendaraan
Merk
1. 2. 3.
MD Direksi MD Kasubdit/GM MD Kadiv/Manajer
Toyota CAMRY Honda ACCORD Toyota SOLUNA
4.
MU Non Shift
5.
MO-Non Shift
6.
MO-Shift
Toyota KIJANG LX Toyota KIJANG LSX Toyota KIJANG LX Toyota KIJANG LSX Toyota KIJANG LSX
3.600.000 4.350.000 4.920.000 5.840.000 8.250.000
5 1 2 1 5
7.
MO Direksi
Ssyangyong MUSSO Jumlah kendaraan
9.600.000
2 124
* keterangan : MD=Mobil Dinas
MU=Mobil Utility
13 / 46
Tarif per Bulan 15.300.000 10.650.000 4.000.000
Unit 6 24 78
No. Kontrak Awal No.59/C/DU-KS/KONTR/2003 No.22/C/DU-KS/KONTR/01 No.60/C/DU-KS/KONTR/2000 No.61/C/DU-KS/KONTR/2000 No.47-3L/KON/LOG-KS/VIII/01 No.46-3L/KON/LOG-KS/VIII/01 No.01-3L/KONTR/LOG-KS/04 No.02-3L/KONTR/LOG-KS/04 No.10-3L/KONTR/LOGKS/IV/03 No.25/C/DL-KS/KONTR/2004
MO=Mobil Operasional
BPK RI / AUDITAMA V
b. Kendaraan Operasional Pabrik Jenis
I. Pick Up Non AC a. Standar b. Accessoris Patroli II. Minibus Standar a. AC b. Non AC Total Jumlah Kendaraan Opers.
Tarif Operasional per bulan SHIFT NON SHIFT Unit Tarif Unit Tarif 6 1
6.700.000 6.800.000
2 -
2.450.000 -
4 11
7.150.000
7 15 24 35 unit
3.100.000 2.900.000
No. Kontrak Awal
No.09-3L/KONTR/LOG-KS/IV/03 & adendum kontrak No. 73-3L/AM-III/LOG-KS/VII/04
Tarif sewa kendaraan per bulan diatas didasarkan atas rincian perhitungan Harga Patokan Sendiri (HPS) dengan komponen-komponen biaya sebagai berikut : 1) Biaya investasi/pemilikan, termasuk bunga pinjaman (bunga bank) untuk pengadaan kendaraan. 2) Biaya operasional 3) Biaya overhead 4) Keuntungan rekanan 5) Pajak & Asuransi 6) Gaji sopir Berdasarkan hasil pemeriksaan, ternyata di dalam tarif tersebut terdapat biaya pemilikan atau biaya investasi (butir 1)) yang tidak sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT KS No.36/C/DU-KS/Kpts/1995 tanggal 22 Februari 1995 tentang Pedoman Kebijakan Akuntansi PT KS. Sesuai ketentuan diatas, apabila di dalam komponen tarif sewa terdapat unsur biaya investasi beserta bunganya, maka di dalam kontrak sewa menyewa kendaraan harus dimasukkan klausul opsi kepemilikan kendaraan yang disewa tersebut oleh PT KS pada saat kontrak berakhir. Dengan tidak adanya opsi kepemilikan dalam kontrak sewa menyewa, maka hal tersebut merupakan penyimpangan dari ketentuan diatas, sehingga PT KS membayar tarif sewa kendaraan terlalu tinggi/mahal karena ikut menanggung hampir seluruh biaya investasi yang telah dilakukan rekanan, termasuk bunganya, atas kendaraan yang disewanya. Padahal pada saat kontrak berakhir kendaraan eks sewa tersebut nantinya akan sepenuhnya menjadi milik rekanan termasuk seluruh hasil penjualannya Besarnya komponen biaya investasi yang dibebankan rekanan dalam tarif sewa kendaraan seperti terinci dalam tabel di bawah ini :
14 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
a) Kendaraan Dinas & Operasional non Pabrik Jenis Mobil
Biaya Investasi/Pemilikan (per bulan) Per unit/kendaraan Jumlah Total kendaraan M. Dinas Direksi Rp8.428.464 6 Rp 50.570.784 M. Dinas Kasubdit Rp7.206.336 24 Rp 172.952.064 M. Dinas Kadiv Rp1.628.452 78 Rp 127.019.256 M. Opers- Direksi Rp5.276.764 2 Rp 10.553.528 M. Utility – LX Rp2.676.147 5 Rp 13.380.735 - LSX Rp3.564.308 1 Rp 3.564.308 M. Opers. – Shift Rp1.562.968 5 Rp 7.814.840 M. Opers. – Nshift LX Rp2.250.948 2 Rp 4.501.896 - Nshift LSX Rp2.988.175 1 Rp 2.988.175 Jumlah kendaraan 124 Total pengenaan biaya pemilikan/investasi atas seluruh kendaraan sewa oleh rekanan (per bulan)
Rp 393.345.586
Total pengenaan biaya investasi selama periode kontrak (60 bulan)
Rp23.600.735.160
b) Kendaraan Operasional Pabrik Jenis Mobil
Biaya Investasi/Pemilikan (per bulan) Per unit/kendaraan Jumlah Total kendaraan Minibus Rp869.023 26 Rp22.594.598 Pick Up-Standar Rp552.554 8 Rp 4.420.432 Pick Up-Accesoris Rp514.578 1 Rp 514.578 Jumlah kendaraan 35 Total pengenaan biaya pemilikan/investasi atas seluruh kendaraan sewa oleh rekanan (per bulan)
Total pengenaan biaya investasi selama periode kontrak (24 bulan)
Rp27.529.605
Rp660.710.520
c) Total pengenaan biaya investasi/pemilikan oleh rekanan dalam tarif sewa di kontrak - Kendaraan dinas & operasional non pabrik : Rp23.600.735.160 - Kendaraan operasional pabrik : Rp 660.710.520 - Total : Rp24.261.445.680 Terhadap hal diatas, pihak Direktorat Akuntansi dan Keuangan juga sependapat bahwa tarif sewa murni yang selama ini ditanggung oleh PT KS semestinya tidak boleh memasukkan unsur biaya perolehan (biaya investasi) beserta bunganya. Namun demikian dalam melakukan persetujuan pembayaran biaya sewa kendaraan pihaknya hanya
15 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
mendasarkan pada dokumen kontrak yang dibuat oleh Direktorat Logistik. Selanjutnya disebutkan bahwa atas tarif sewa yang dibayarkan PT KS tersebut pihak Akuntansi dan Keuangan tidak mengetahui dasar perhitungannya, termasuk dalam hal ini apabila ada unsurunsur biaya sewa yang semestinya tidak boleh dimasukkan dalam pembayaran tarif sewa murni seperti yang selama ini berlaku. Dalam penentuan harga/tarif sewa kendaraan seharusnya Direktorat Logistik PT KS mengikuti SK Direksi No.36/C/DU-KS/Kpts/1995 tanggal 22 Februari 1995 tentang Pedoman Kebijakan Akuntansi PT KS. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya kemahalan pembayaran tarif sewa yang berasal dari pengenaan biaya investasi/pemilikan oleh rekanan dalam kontrak sewa kendaraan dinas dan operasional sebesar Rp24.261.445.680,00. Hal tersebut disebabkan pelaksana pengadaan jasa di Direktorat Logistik PT KS tidak memperhatikan ketentuan yang ditetapkan Direksi PT KS dalam hal penentuan tarif sewa kendaraan. Selain itu unsur-unsur pelaksana dari direktorat lain yang juga memiliki kompetensi dan kewenangan tidak dilibatkan oleh Direktorat Logistik dalam proses pengadaan jasa dimaksud. PT KS d.h.i Direktorat Logistik menjelaskan bahwa untuk menindaklanjuti indikasi kemahalan yang terjadi dalam kontrak sewa, pihaknya akan melakukan negosiasi dengan rekanan d.h.i PT Cilegon Motor dan PT Purna Sentana Baja dengan maksud : a. Mengevaluasi ulang tarif dengan memperhitungan nilai sisa yang wajar. b. Menambah klausul kontrak dengan memasukkan hak opsi kepemilikan, artinya pada saat akhir kontrak seluruh kendaraan menjadi milik PTKS, atau bilamana dalam perhitungan tarif awal ada komponen nilai sisa atas aktiva dimaksud maka PT KS mempunyai hak untuk membeli seharga nilai sisa tersebut. Hasil negosiasi ini nantinya akan dimasukkan sebagai adendum atas perjanjian sewa yang masih berlaku sampai saat ini. BPK-RI menyarankan agar PT KS d.h.i Direktirat Logistik menarik kembali pembayaran sewa yang terlalu tinggi/mahal kepada rekanan atau membuat addendum kontrak sewa dengan memasukkan klausul bahwa kendaraan sewa tersebut menjadi milik PT KS. Selain itu Direksi PT KS agar menertibkan juga pelaksanaan pengadaan jasa sewa kendaraan di seluruh anak perusahaan, mengikuti ketentuan yang berlaku di induk perusahaan. 8. Pembelian suku cadang dari CV Berkah Putera menyimpang dari ketentuan dan merugikan PT Krakatau Steel sebesar USD 61.277,50 PT Krakatau Steel (PT KS) telah melakukan pengadaan suku cadang berupa cylinder assy senilai USD 61.277,50 kepada CV Berkah Putera (CV BP) dengan kontrak No. 45045033 tanggal 16 Oktober 2002. Berdasarkan hasil pemeriksaan atas proses pengadaan suku cadang di atas, ditemukan adanya indikasi penyimpangan dan ketidaktaatan terhadap ketentuan yang berlaku, yaitu : a. PPL ternyata tidak menolak surat penawaran CV BP yang tidak dilengkapi bukti korespondensi dengan pihak agen/pabrikan seperti yang dipersyaratkan di dokumen surat permintaan penawaran. PPL tetap memproses penawaran CV BP yang tidak memenuhi persyaratan tersebut dan bahkan menetapkannya sebagai pemenang pemilihan langsung. Apabila ketentuan diatas diterapkan pada saat evaluasi penawaran, maka penawaran CV BP dapat dinyatakan gugur secara administratif.
16 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
b. PPL dalam membuat kontrak jual beli/Purchase Contract (PC), ataupun pada saat melakukan pembicaraan/negosiasi dengan pemenang lelang dalam rangka pembuatan PC, tidak memasukkan ketentuan mengenai certificate of manufacture (CoM) ataupun test certificate (TC), seperti yang diatur dalam ketentuan pokok-pokok negosiasi dengan rekanan yang ditetapkan dalam proses/kegiatan pengadaan barang PT KS. Kedua dokumen sertifikat tersebut diperlukan untuk memastikan keaslian dan kualitas produk yang dikirim oleh rekanan. Ketiadaan klausul penyampaian dokumen sertifikat dari pabrikan dalam di PC mengakibatkan rekanan dapat membeli suku cadang dimaksud tidak melalui pabrikan/agen langsung, tanpa perlu jaminan kualitas dan keasliannya. c. Dari rincian suku cadang yang diklaim oleh Kepala Divisi Administrasi & Klaim (KAK) pada tanggal 28 Pebruari 2003 diketahui bahwa untuk pengadaan suku cadang yang sama yaitu cylinder assy merk LINCOLN, pihak Direktorat Logistik melakukan pemecahan proses pengadaan dengan pelaksana tunggal yakni CV BP. Proses pemecahan kontrak yang diawali dari pemecahan Permintaan Pembelian/Purchase Requisition (PR) untuk barang yang sejenis ini tidak sesuai dengan petunjuk operasional (No. 3 d) mengenai prosedur pengadaan barang (PBR-02). d. Pihak penerimaan barang/Inspector sebelum menerbitkan dokumen penerimaan barang/ Receiving & Inspection Report (RIR) tidak meminta dilakukan pengujian/test kualitas barang, meskipun barang yang diterima tidak dilengkapi dengan CoM maupun TC. PT KS melalui Kepala Administrasi dan Klaim (KAK) telah mengajukan klaim kepada CV BP atas barang yang tidak sesuai spesifikasi yang disyaratkan. Namun demikian, dari korespondensi tindak lanjut klaim PT KS diatas, diketahui bahwa rekanan tidak pernah meneruskan klaim tersebut ke pihak pabrikan. Hal ini dikarenakan suku cadang dimaksud ternyata tidak dibeli langsung dari pabrikan melainkan dibeli dari perusahaan trading/trader (VEKHANTESWARA ENG.-INDIA). Selain itu suku cadang yang dibeli tersebut oleh CV BP dari trader tersebut ternyata juga tidak dilengkapi dengan dokumen CoM ataupun TC yang menunjukkan keaslian ataupun kualitas produk dimaksud. Pada saat CV BP mengajukan klaim sesuai permintaan PT KS, ternyata pihak trader tidak mau mengganti suku cadang yang diklaim tersebut. Penyimpangan yang dilakukan dalam proses pengadaan mengindikasikan adanya kerjasama antara rekanan dengan PPL untuk membuat kontrak yang tidak memberatkan CV BP selaku calon rekanan pemenang ataupun sebagai rekanan pelaksana. Indikasi utamanya adalah tidak dimasukkannya ketentuan mengenai perlunya korespondensi dengan pihak agen/pabrikan maupun ketentuan penyampaian dokumen CoM dan TC dari pabrikan pada saat proses penawaran dan penyusunan PC. Sampai sejauh ini sanksi yang dikenakan terhadap CV BP hanya berupa pemblokiran status rekanan CV BP, belum berupa upaya pengembalian uang senilai kerugian. Seharusnya dalam pelaksanaan pengadaan barang, pihak-pihak yang terlibat mengikuti ketentuan/prosedur pengadaan dan penerimaan barang yang berlaku serta persyaratan-persyaratan yang terkait dengan proses pengadaannya. Kondisi diatas mengakibatkan timbulnya potensi kerugian senilai USD 61.277,50 atas suku cadang eks CV BP yang sudah dibayar namun tidak bisa dipakai. Hal tersebut disebabkan para pelaksana pengadaan di Direktorat Logisitik yang terlibat dalam proses pengadaan suku cadang dimaksud memiliki itikat dan upaya untuk memberikan kemudahan, baik langsung maupun tidak langsung, kepada rekanan yang belum teruji kompetensi & pengalamannya.
17 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
PT KS menjelaskan bahwa kegiatan pengadaan yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan Langsung (PPL) dalam pengadaan suku cadang diatas tidak lepas dari upaya untuk membantu memberdayakan serta memberikan kesempatan pengusaha daerah/lokal. Namun demikian jika dalam pelaksanaan ternyata menimbulkan potensi kerugian bagi PT KS, maka kepada perusahaan lokal d.h.i CV Berkah Putera tetap akan dimintai pertanggungjawaban sesuai ketentuan yang telah disepakati. Untuk itu PT KS akan meminta pernyataan tertulis dari rekanan yang bersangkutan mengenai kesediaan untuk menyelesaikan kewajiban diatas. BPK RI menyarankan agar Direksi PT KS segera meminta pertanggungjawaban kepada rekanan terkait sesuai maksud diatas, dan meminta pertanggungjawaban pihak pelaksana pengadaan suku cadang dimaksud apabila potensi kerugian di atas tidak tertanggulangi. 9. Pelaksanaan penerimaan alumunium pellet eks CV Safari Senja yang menyalahi ketentuan kontrak berpotensi merugikan PT Krakatau Steel senilai Rp520.000.000,00 PT Krakatau Steel (PT KS) telah melakukan perjanjian jual beli/PC No.45049295 tanggal 25 April 2003 berupa bahan pembantu yaitu alumunium pelllet (AP), berkadar unsur alumunium minimum 98%, sebanyak 40 ton dengan pihak CV Safari Senja (CV SS) selaku pemasok. Ketentuan mengenai kandungan/kadar tersebut harus dibuktikan dari hasil pemeriksaan kualitas oleh penilai independen/independent surveyor (PT Sucofindo). Namun dalam pelaksanaannya pada saat penerimaan barang, pihak Dinas Penerima & Pemeriksa Barang PT KS tidak memperoleh hasil pengujian kualitas (kadar alumunium) oleh PT Sucofindo. Untuk itu Dinas Penerimaan & Pemeriksa Barang melakukan pengujian kualitas sendiri dengan menggunakan laboratorium PT KS dimana hal tersebut menyalahi ketentuan yang tercantum di perjanjian jual beli. Berdasarkan hasil uji kualitas oleh laboratorium PT KS, selanjutnya diterbitkan bukti penerimaan barang dan laporan inspeksi (Receiving & Inspection Report/RIR) untuk AP yang dipasok oleh CV SS berikut ini : No. 1. 2.
Receiving & Inspection Report (RIR) Nomor Tanggal Kuantitas (Ton) 49604970 13/05/2003 20,160 49608313 27/05/2003 19,760
Chemical Lab Test Report Nomor Tanggal 2939/CL/KS/V/2003 08/05/2003 3212/CL/KS/V/2003 27/05/2003
% 98,31 98,32
Pada saat dilakukan pertemuan di Direktorat Logistik tanggal 7 Juni 2003 untuk membahas kiriman/pasokan AP, diketahui adanya laporan bahwa kadar alumunium dari produk yang dipasok CV SS diatas tidak sesuai kontrak. Laporan tersebut didasarkan pada hasil pemakaian AP di Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant/SSP), dimana kadar rata-rata alumunium sebenarnya hanya sebesar 85,71%. Selain itu ditemukan juga adanya kandungan unsur lain yang sesuai kontrak semestinya tidak boleh ada, yaitu Si 3,5% dan Zn rata-rata 6,4%. Laporan dari pihak pabrik SSP tersebut juga didukung dengan hasil uji test laboratorium PT KS atas permintaan pihak pemakai pada tanggal 23 Juni 2003. Berdasarkan pengaduan dari pihak pemakai (pabrik SSP II), Kepala Divisi Administrasi & Klaim (KAK) PT KS melalui surat No. LG.02.011.523/2003 tanggal 16 Juli 2003 meminta CV SS untuk mengganti sisa material yang belum terpakai dengan material yang kualitasnya serta membayar penalti sebesar ketentuan pada PC.
18 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Pada awalnya CV SS dalam surat tanggapan No.77/SS/J/VII/03 tanggal 18 Juli 2003 menyanggupi klaim tersebut. Namun sampai batas waktu yang ditentukan ternyata CV SS tidak melaksanakan komitmen yang sudah disampaikan sebelumnya tersebut. Melihat kondisi yang demikian, pada tanggal 6 Nopember 2003 melalui surat No.LG-06.00/779/2003 KAK kembali mengirimkan surat klaim, karena CV SS belum melaksanakan kewajibannya untuk mengganti material tersebut atau mengembalikan uang senilai kontrak pembelian. Atas surat klaim susulan tersebut pihak CV SS pada tanggal 19 Desember 2003 melalui surat No.101/SS/P/XII/03 malah menyatakan tidak dapat menyelesaikan kewajiban seperti yang diminta PT KS. Hal ini dikarenakan dari hasil uji lab kadar material yang dikirimnya telah sesuai spesifikasi kontrak dan sudah disetujui pihak penerimaan barang PT KS sehingga RIR dapat diterbitkan. Sebagai upaya tindak lanjut terhadap penyelesaian permasalahan tersebut, pada tanggal 31 Mei 2004, melalui memo dinas No.HK.02.02/457/2004, KAK meminta Kadiv Hukum PT KS untuk membuat tinjauan apakah klaim yang diajukannya memiliki kekuatan dipandang dari sudut hukum. Berdasarkan tinjauan hukum, pihak Divisi Hukum menyatakan bahwa kecil kemungkinan PT KS akan dapat memenangkan klaim yang diajukan bila ditempuh jalur hukum. Sesuai kontrak pembelian/Purchase Contract No. 45049295 tanggal 25 April 2003 mengenai klausul pengujian kualitas dinyatakan bahwa pemeriksaan kualitas dilakukan oleh independent surveyor (PT Sucofindo). Kondisi diatas mengakibatkan timbulnya potensi kerugian PT KS senilai Rp520.000.000,00 atas tidak dapat dimanfaatkannya material alumunium pellet yang spesifikasinya tidak sesuai kontrak. Hal tersebut disebabkan pihak Dinas Penerima dan Pemeriksa Barang PT KS menggangap bahwa hasil laboratorium PT KS tidak akan berbeda dengan hasil pengujian oleh PT Sucofindo, meskipun pengujian sendiri tersebut tidak sesuai dengan ketentuan kontrak. PT KS menjelaskan bahwa hasil uji di lab PT KS pada dasarnya tidak akan berbeda dengan hasil uji oleh PT Sucofindo berdasarkan kondisi-kondisi sebagai berikut : a. Untuk keperluan uji kualitas tersebut pengambilan sampling material alumunium pellet dilakukan oleh pihak Sucofindo. b. Atas sample yang diambil tersebut kemudian dilakukan pengujian di lab PT KS dengan pengawasan dan supervisi tetap oleh PT Sucofindo. c. Berdasarkan hasil uji laboratorium PT KS diatas PT Sucofindo mengeluarkan sertifikat uji kualitas. Selanjutnya sertifikat surveyor untuk hasil pengujian alumunium pellet tetap dikeluarkan pihak PT Sucofindo pada tanggal 10 Juni 2003, sesuai hasil uji laboratorium PT KS, yang dipakai untuk penerbitan RIR. Dengan demikian apabila ternyata ketidaktepatan sampling, maka hal ini bukan disebabkan oleh dinas-dinas terkait di PT KS melainkan oleh keterbatasan di pihak PT Sucofindo. Untuk itu PT Sucofindo telah bersedia untuk melakukan reanalisis atas produk yang diklaim PT KS dengan biaya menjadi tanggungan PT Sucofindo. Sementara itu potensi kerugian yang timbul tidak lagi sebesar klaim awal, mengingat bahwa saat ini sebagaian stock yang diklaim telah dapat dimanfaatkan oleh user. Namun demikian PT KS tetap akan meminta ganti rugi berupa penggantian barang sesuai stock barang di gudang dan kompensasi peningkatan pemakaian/konsumsi karena penurunan kadar, yang perhitungannya sedang dilakukan.
19 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
BPK RI menyarankan agar PT KS segera merealisasikan permintaan ganti rugi ke rekanan sesuai maksud diatas. Selanjutnya setiap klausul pengujian oleh PT Sucofindo yang tertera di setiap kontrak pengadaan material agar ditinjau kembali apabila PT Sucofindo tidak mampu dan tidak memiliki fasilitas untuk pelaksanaan pengujian dimaksud. 10. Pembelian roll dari PT Sarana Tehnik Abadi yang rusak dalam masa garansi berpotensi merugikan PT Krakatau Steel sebesar GBP 123,000.00 Krakatau Steel (PT KS) pada tanggal 15 Juni 2001 menandatangani perjanjian jual beli (sales purchase agreement/SPA) No.47003317 untuk pengadaan 2 (unit) back-up roll (BUR) pabrik HSM PT senilai GBP 123,000.00 dengan PT Sarana Tehnik Abadi (PT STA) selaku agen dari pabrikan Sheffield Forgemaster Engineering Limited (SFEL). Berdasarkan laporan hasil pengujian Non Destructive Test (NDT) oleh Dinas Pengujian Material PT KS NDT No.138/T-NDT/IV/2002 tanggal 3 April 2002 ditemukan adanya indikasi keretakan di bawah registrasi di area barrel pada BUR No.5910254 (KS No.74). Meskipun dari hasil NDT telah diketahui adanya indikasi kerusakan/cacat produk, pihak pemakai/user PT KS masih tetap mempergunakannya sampai BUR diatas benar-benar mengalami cacat/spalling. Kadiv PP-BLP melalui surat No. LG.01.01/318/2002 tanggal 27 Desember 2002 melaporkan terjadinya kerusakan/spalling, meskipun BUR baru beberapa kali dipakai. Atas dasar informasi tersebut Kepala Divisi Administrasi & Klaim (KAK) PT KS mengajukan klaim ke PT STA dengan surat No.LG.06.00/10/2003 tanggal 6 Januari 2003. Sebagai tindak lanjut klaim PT KS tersebut, pada tanggal 24 s.d. 31 Januari 2003 dilakukan kunjungan inspeksi oleh wakil dari SFEL selaku pabrikan. Dalam pemeriksaan tersebut, pihak SFEL melakukan pengecekkan atas 3 unit BUR hasil produksinya, yang dua diantaranya adalah eks SPA No.47003317 diatas. Sementara satu BUR No.5910069 (KS No.68) merupakan eks pengadaan sebelumnya. Dari hasil kunjungan tersebut pihak SFEL menerbitkan laporan kunjungan (visit report) sebagai jawaban atas klaim yang diajukan PT KS. Dalam laporan tersebut pihak SFEL tidak sependapat bahwa permasalahan yang timbul pada 3 roll diatas disebabkan oleh kesalahan produksi. Menurut SFEL permasalahan yang timbul tersebut lebih dikarenakan faktor pengoperasian di pihak pemakai PT KS, termasuk “dressing” yang “insufficient”, sehingga klaim yang diajukan PT KS ke SFEL melalui PT STA tidak dapat diterima. Namun demikian melalui surat No.KU.01-03/724/2003 tanggal 22 Oktober 2003, pihak PT KS masih tetap mengajukan klaim karena tidak dapat menerima alasan penolakan klaim tersebut. Atas keberatan pihak PT KS tersebut, pihak PT STA belum memberikan tanggapannya. Meskipun PT STA belum mempertanggungjawabkan kerugian PT KS akibat kerusakan BUR yang masih dalam status garansi tersebut, ternyata pihak PT KS masih memberikan permintaan/order pengadaan barang ke pihak PT STA. Dari pemeriksaan yang dilakukan atas kontrak-kontrak pengadaan yang melibatkan PT STA sebagai rekanan, ternyata di tahun 2004 order yang diterima PT STA mencapai jumlah USD1,713,982 dan EUR 76,600. Padahal di tahun 2003, pada saat proses klaim BUR dilaksanakan, order yang diterima PT STA hanya sebesar USD16,684. Hal ini mengindikasikan bahwa Direktorat Logistik PT KS belum berupaya secara optimal untuk menagih klaim atas pengadaan BUR dari PT STA tersebut. Indikasi ini didukung dengan data pemberian order ke rekanan bersangkutan yang meningkat pesat
20 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
selama kurun waktu 2003 s.d. 2004, padahal dalam kurun waktu yang sama pihak rekanan masih memiliki kewajiban yang belum terpenuhi. Dengan demikian apabila tidak segera diupayakan penagihan, maka kecil kemungkinan kerugian atas BUR yang rusak sebelum waktunya tersebut dapat dimintakan penggantian ke PT STA mengingat kondisi-kondisi sebagai berikut : 1. Pada saat timbul indikasi keretakan lewat uji NDT ternyata PT KS tidak segera menolak atau mengembalikan BUR dimaksud ke PT STA sesuai garansi yang tertera di SPA, dan memilih untuk tetap menggunakannya. 2. Pihak pemakai/user PT KS tidak dapat meyakinkan pabrikan (SFEL) bahwa kondisi BUR yang cacat/sompal tersebut, padahal baru beberapa kali dipakai, tidak semata-mata diakibatkan oleh kegiatan produksi di pabrik PT KS. Hal ini menyebabkan pihak rekanan dan pabrikan tidak menerima klaim yang diajukan. Seharusnya dalam proses pengadaan diatas, pihak PT KS mengikuti ketentuan yang diatur dalam Sales Purchase Agreement No.47003317 tanggal 15 Juni 2001 yang ditandatangani oleh pihak PT Sarana Tehnik Abadi, termasuk hasil pengetesan kualitas (NDT) oleh Dinas Pengujian Material tanggal 3 April 2002, sebelum memanfaatkan suku cadang dimaksud. Kondisi diatas mengakibatkan timbulnya potensi kerugian sebesar GBP 123,000.00 atas belum adanya kejelasan pertanggungjawaban (pemberian ganti rugi) oleh rekanan untuk kerusakan barang yang terjadi. Hal ini disebabkan pihak user (pabrik HSM) PT KS tidak memperhatikan konsekuensi yang ditimbulkan dari pemakaian BUR yang masih dalam status klaim dan masa berlaku jaminan masih ada. Selain itu PT KS tidak memiliki mekanisme formal/baku, termasuk sanksi, untuk bisa menuntut pertanggungjawaban (ganti rugi) ke rekanan yang telah menerima pembayaran namun tidak memenuhi/masih ada kewajibannya ke PT KS. PT KS menjelaskan bahwa penggunaan Back Up Roll (BUR) yang masih dalam status klaim dilakukan dengan pertimbangan kondisi mendesak di lapangan. Apabila menunggu kedatangan BUR berikutnya ataupun sampai dengan ada penggantian BUR baru, maka dikahwatirkan akan terjadi delay produksi yang berkepanjangan. Mengenai adanya indikasi refleksi dari NDT test, pihak PT KS sebenarnya telah meminta garansi ke PT STA bahwa BUR aman dipakai sesuai memo dinas Kadis Penerima dan Penerima Barang No.28/LG.06.00/I/2002. Namun demikian PT KS akan mengupayakan adanya itikad baik dari PT STA untuk menyelesaikan tanggung jawabnya sesuai isi SPA, yakni memberikan kompensasi kerugian, mengingat kerjasama yang baik selama ini antara kedua belah pihak. BPK RI menyarankan agar PT KS segera meminta ganti rugi ke pihak rekanan sesuai maksud diatas. Selanjutnya agar PT KS membuat aturan baku mengenai sanksi kepada rekanan yang sudah menerima pembayaran namun tidak sepenuhnya melaksanakan kewajibannya. 11. Pembelian besi tua oleh Direksi PT Krakatau Bandar Samudera merugikan keuangan Krakatau Steel Group sebesar Rp4.000.000.000,00 Berdasarkan pemeriksaan fisik atas persediaan bahan baku di lokasi gudang besi tua/scrap PT Krakatau Steel (PT KS) pada tanggal 3 Januari 2005 ditemukan adanya scrap yang berada di lokasi tersebut namun tidak jelas status kepemilikannya. Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut diperoleh indikasi awal bahwa telah terjadi permasalahan dalam
21 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
proses awal jual beli scrap dimaksud yang melibatkan anak perusahaan PT KS, yakni PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS), dengan pihak ketiga yang mengklaim kepemilikan atas scrap yang berada di lokasi gudang PT KS. Secara kronologis terjadinya permasalahan tersebut berdasarkan dokumen formal yang ada dan penjelasan pihak PT KS serta PT KBS adalah sebagai berikut : a. Pada tanggal 29 Mei 2004 tongkang pengangkut scrap TK GENOA 2301 tiba di pelabuhan Cigading dan kemudian sandar pada tanggal 31 Mei 2004. Awalnya scrap tersebut diakui sebagai milik CV Fajar Indah (CV FI) yang rencananya akan dibeli oleh PT Interworld melalui PT Panca Logam. Untuk itu pada tanggal 31 Mei 2004 dilakukan bongkar muat yang pertama sebanyak ±250 MT. b. Pada saat proses bongkar muat, terjadi pembicaraan antara Sdr. Rudi Wahid (Sdr. RW) selaku Direktur Utama (Dirut) CV FI dengan Sdr. Muchsin (Sdr. M) yang memiliki jabatan sebagai manajer di PT Multi Sentana Baja (PT MSB). Setelah pembicaraan terjadi pemutusan secara sepihak transaksi jual beli scrap ke PT PL oleh CV FI pada tanggal 1 Juni 2004. PT MSB adalah perusahaan Pelaksana Bongkar Muat (PBM) milik Yayasan Dana Pensiun PT KS yang selama ini ditunjuk untuk melaksanakan setiap kegiatan bongkar muat barang impor yang didatangkan oleh PT KS, termasuk bongkar muat bahan baku pellet dan scrap. c. Pada tanggal 1 Juni 2004 (±09.00 WIB) Sdr. M mempertemukan Sdr. RW dengan Sdr. Azhar Amran selaku Manager Komersil/Pemasaran PT KBS) dalam rangka penawaran scrap yang awalnya akan dijual ke PT PL tersebut. d. Selain mempertemukan dengan pihak Pemasaran PT KBS, Sdr. M pada tanggal 1 Juni 2004 (±13.00 WIB) juga mendatangkan staf pemeriksa kualitas Direktorat Logistik PT KS ke lokasi PT KBS untuk melakukan pengecekan mengenai kualitas scrap yang ditawarkan oleh CV FI. Dari hasil pengecekan dikatakan bahwa scrap dimaksud secara kualitas dapat dikategorikan sebagai scrap kelas I (HMS I) sehingga memenuhi kebutuhan PT KS. e. Pada tanggal 1 Juni 2004 (±14.00 WIB), Manajer Komersil PT KBS mempertemukan Sdr. RW dengan Direksi PT KBS untuk menindaklanjuti penawaran scrap tersebut. Setelah dilakukan pembicaraan oleh kedua belah pihak disepakati harga scrap sebesar Rp1.550/kg, yang tertuang dalam dokumen Permintaan Kesanggupan Negosiasi, sebagai dasar pembuatan kontrak pembelian (Purchase Contract) No.PC.04.0252 tanggal 1 Juni 2004 (±16.00 WIB). Dalam kontrak pembelian diatur ketentuan pembayaran sebagai berikut : - Uang muka sebesar Rp2.000.000.000 (dua milyar Rupiah) dibayarkan setelah barang tiba dengan kapal tongkang di Pelabuhan Cigading dengan menunjukkan Bill of Lading (B/L) asli dan Manifest asli. - Sisa pembayaran akan dilaksanakan setelah barang selesai dibongkar seluruhya dan tonase akhir telah diketahui bersama, dengan dikurangi uang muka yang telah diberikan. Dengan demikian sebelum dilakukan penandatangan kontrak pembelian scrap tersebut tidak ada proses pengadaan maupun tender yang dilakukan pihak PT KBS dikarenakan barang/scrap yang akan dibeli sudah berada di lokasi pelabuhan/gudang penimbunan PT KBS. f. Setelah ada kontrak pembelian scrap dengan CV FI, Direktur Keuangan PT KBS atas kuasa dari Pjs. Dirut PT KBS menawarkan kembali scrap dimaksud ke PT KS c.q.
22 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
g.
h.
i.
j.
Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Pembelian PT KS melalui surat No. 036/DIRUTKBS/VI/2004 tanggal 2 Juni 2004 dengan harga Rp2.100/kg. Dalam surat penawaran yang dikirim tersebut pihak PT KBS merujuk pada surat konfirmasi pesanan (confirmation order) yang pernah dikirimkan oleh Kasubdit Pembelian PT KS No.LG.02.00/1137/GMP/07 tanggal 25 Pebruari 2004. Sementara itu dari hasil pemeriksaan atas surat konfirmasi pesanan yang dirujuk oleh Direksi PT KBS diatas, diketahui bahwa yang diminta oleh Kasubdit Pembelian PT KS dalam confirmation order awal adalah scrap impor dari Philipina. Pada saat menerima surat penawaran dari PT KBS, yang oleh kuasa Pjs Dirut PT KBS dikaitkan dengan surat konfirmasi pesanan sebelumnya dari PT KS --padahal yang akan dijual adalah scrap lokal dari Kalimantan bukan scrap impor dari Phillipina--, pihak Kasubdit Pembelian PT KS, selaku pejabat yang pernah mengirimkan, tidak memperhatikan adanya perbedaan asal usul scrap diatas dikarenakan kebutuhan scrap yang sudah sangat mendesak. Atas adanya surat penawaran tersebut, serta berdasarkan pengecekkan fisik yang pernah dilakukan stafnya, Kasubdit Pembelian PT KS menindaklanjuti dengan mengirimkan Surat Perintah Pengiriman Barang (SPPB) kepada pihak PT KBS No. LG 02.00/1465/GMP/2004 tanggal 2 Juni 2004. Dalam SPPB tersebut pihak Kasubdit Pembelian PT KS hanya menyanggupi harga scrap sebesar Rp1.990 per kg, dengan kontrak jual beli antara PT KS dan PT KBS akan dibuat menyusul. Sementara itu sebagai tindak lanjut ketentuan di kontrak jual beli, pada hari dan tanggal yang sama dengan surat penawaran ke PT KS diatas, yakni tanggal 2 Juni 2004, Direksi PT KBS melakukan pembayaran uang muka ke pihak CV FI sebesar ±Rp2 milyar. Pembayaran dilakukan melalui transfer bank dari rekening PT KBS di Bank Mandiri eks BBD cabang Cilegon No.116.00.950.14594 (IDR) ke rekening : a. Bank Mandiri Cabang Jakarta No.112.0004182163 a.n. Matjik Ahmad sebesar Rp1,2 milyar; b. Bank BCA Cabang Jakarta No.34.22275328 a.n. Abdul Azis sebesar Rp100 juta; c. Bank Mandiri eks BBD Cabang Cilegon a.n. Sdr. M sebesar Rp700 juta. Perintah transfer ke rekening-rekening tersebut diatas berdasarkan surat Sdr. RW. Salah satu pihak yang menerima aliran dana pembayaran tersebut adalah Sdr. M dimana dalam uraian kronologis diatas merupakan pihak yang aktif terlibat dalam proses awal terjadinya jual beli scrap antara PT KBS dengan CV FI. Berdasarkan SPPB diatas, selanjutnya dilakukan pengangkutan scrap dari gudang penimbunan PT KBS ke gudang scrap PT KS, setelah terlebih dulu dilakukan bongkar muat yang kedua oleh PT MSB. Sesudah seluruh pekerjaan pengangkutan scrap selesai, pada hari Minggu tanggal 7 Juni 2004 dibuat Berita Acara Penimbangan (BAP). Sesuai hasil timbangan PT KS berat keseluruhan scrap adalah 2.674,390 ton, yang tertuang dalam BAP No.492/B/BA/DOP-KBS/VI/04 tanggal 7 Juni 2004 dengan ditandatangani oleh : 1) Subari - Wakil pihak PT KBS 2) Endang S. - Wakil pihak PT KS; 3) Ardianto Tanjung - Wakil pihak PT Sucofindo selaku Surveyor 4) Sdr. M - Wakil pihak PT MSB selaku pelaksana bongkar muat (PBM). Sementara itu pada saat proses pemindahan scrap dari lokasi pelabuhan PT KBS ke gudang scrap PT KS dilakukan, ternyata ada surat pemberitahuan dari pihak yang
23 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
mengaku sebagai kuasa hukum K.S Metal (MIRI) SDN.BHD Malaysia No. 010/KPL.TBTK/VI/04 tanggal 7 Juni 2004 yang ditujukan kepada Kepala Dermaga & Logistik/Manajer Operasional PT KBS a.n. Sdr. Ade Raspati. Dalam surat pemberitahuan disebutkan bahwa kapal beserta muatan scrap yang berada di pelabuhan Cigading dan sedang dalam proses penjualan ke PT KS, adalah milik kilennya yang dicuri oleh nahkoda kapal di perairan Malaysia dan dibawa ke Indonesia. Lebih lanjut diminta agar penjualan scrap dimaksud dapat ditangguhkan. Pada waktu penyampaian surat pemberitahuan tersebut pihak yang mengaku sebagai kuasa hukum KS Metal tidak/belum dapat menyertakan dan atau menunjukkan bukti kepemilikan atas kapal beserta muatannya yang diklaim sebagai milik kliennya, sehingga pemberitahuan diatas tidak dianggap (diabaikan) oleh pihak PT KBS. k. Atas adanya pemberitahuan/klaim dari pihak ketiga tersebut dan mengingat scrap yang dipermasalahkan sudah terlanjur dikirim ke PT KS, maka untuk memperkuat dokumen transaksi jual beli antara PT KBS dengan CV FI dibuat pengesahan secara akta jual beli oleh Notaris Mohamad Toha, SH pada tanggal 11 Juni 2004. Pembuatan akte jual beli tersebut, menurut penjelasan pihak terkait PT KBS dimaksudkan untuk memperkuat kontrak jual beli yang sebelumnya sudah ditandatangani serta untuk mengamankan status uang muka yang telah dibayarkan PT KBS ke CV FI. l. Sesudah akte jual beli ditandatangani, Direksi PT KBS pada tanggal dan hari yang sama, yakni 11 Juni 2004, melakukan pembayaran kembali atas sisa kewajiban pembelian scrap sebesar ±Rp2 milyar. Pembayaran dilakukan melalui transfer bank dari rekening PT KBS No.116.00.950.74580 (IDR) di Bank Mandiri eks BDN Cilegon ke rekening No.042.000.909.000.901 di Bank BNI Cabang Tanjung Perak Surabaya a.n. Sdr. RW selaku Dirut CV FI. m. Mengetahui bahwa isi muatan kapal berupa scrap yang diklaim sebagai milik kliennya telah dialihkan PT KBS, atas dasar transaksi jual beli dengan CV FI, pihak yang mengaku sebagai kuasa hukum K.S. Metal Malaysia pada tanggal 16 Juni 2004 melaporkan tindakan tersebut ke Kepolisian Daerah (Polda) Banten dengan tuduhan pencurian --oleh CV FI -- dan penadahan scrap -- oleh PT KBS --. n. Atas dasar laporan tersebut, pihak Polda Banten menindaklanjuti dengan melakukan penelusuran keberadaan scrap seperti yang dilaporkan. Dari hasil penelusuran, pihak Polda Banten mendapati scrap dimaksud berada di lokasi gudang PT KS untuk selanjutnya dilakukan penyitaan sebagai barang bukti berdasarkan Surat Perintah Penyitaan No. SP.Sita/23/VI/2004 pada tanggal 17 Juni 2004. o. Untuk kepentingan proses hukum, pihak Polda Banten menitipkan barang bukti sitaan tersebut ke pihak PT KS selama proses hukum berlangsung dengan Surat Perintah Titip Rawat Barang Bukti No.A.802/23a/VI/2004/Reskrim. p. Sebagai tindak lanjut unsur tindakan pidana terkait dengan jual beli scrap antara PT KBS dengan CV FI beserta barang bukti yang ada, maka dilakukan proses hukum oleh pihak berwenang melalui proses pengadilan di Pengadilan Negeri (PN) Serang. q. Pada tanggal 29 Desember 2004, PN Serang memutuskan pemilik sah scrap yang dititipkan di gudang PT KS bukanlah pihak CV FI yang selama ini sesuai akte jual beli telah menjual scrap tersebut ke PT KBS. Selanjutnya sebagai tindak lanjut keputusan hukum diatas telah dilakukan pengambilan barang bukti scrap secara bertahap dari lokasi gudang PT KS oleh wakil pemilik sah yang
24 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
diputuskan PN Serang dari tanggal 5 Januari 2005 s.d. 25 Pebruari 2005 sesuai memo dinas Supervisor Gudang Pelayanan Non Suku Cadang tanggal 28 Pebruari 2005. Dari kronologis diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Tindakan pembelian scrap oleh Direksi PT KBS menyalahi prosedur pengadaan barang karena tidak melalui proses pengadaan yang semestinya. Tindakan pembelian tersebut, yang dibuktikan dengan adanya kontrak pembelian dan akte jual beli scrap antara pihak PT KBS dengan CV FI, juga menyalahi anggaran dasar/izin usaha PT KBS. Sesuai pasal 3 Anggaran Dasar PT KBS, bidang usaha perusahaan adalah : a. Bidang jasa pelabuhan laut; b. Budang jasa penunjang pelabuhan laut; c. Bidang (pengelola) kawasan pelabuhan laut. 2. Direksi PT KBS tidak menerapkan prinsip kehati-hatian dalam bertransaksi dengan terlebih dulu mengecek keabsahan buti-bukti kepemilikan barang dan dokumen pengangkutan yang diberikan oleh CV FI. Direksi PT KBS juga tidak memperhatikan adanya klaim kepemilikan dari pihak lain atas scrap yang hendak dibelinya dari rekanan, dengan tidak menunda pelaksanaan pembelian/pembayaran sampai dengan ada penyelesaian atas klaim tersebut, namun malah tetap melakukan pembayaran kedua sebesar Rp2 milyar. 3. Telah ada keputusan hukum yang bersifat pasti bahwa scrap yang dibeli oleh PT KBS merupakan hasil tindakan pidana, sehingga pembelian scrap oleh Direksi PT KBS dari CV FI patut diduga sebagai tindakan melawan hukum. 4. Berdasarkan keputusan PN Serang diatas dapat diartikan bahwa scrap di lokasi gudang PTKS bukanlah milik PT KBS. Mengingat bahwa scrap dimaksud telah seluruhnya diambil oleh pemilik sah, maka terdapat potensi kerugian yang mesti ditanggung KS Group dikarenakan pembayaran yang telah terlanjur dilakukan Direksi PT KBS sebesar ±Rp4 milyar. 5. Adanya peranan aktif dari Sdr. M, pelaksana/Manajer di PT MSB, dalam upaya merealisasikan terjadinya transaksi jual beli scrap antara PT KBS dengan CV FI. Peranan aktif tersebut termasuk juga diantaranya dengan menghubungi pihak PT KS untuk memperlancar pelaksanaan transaksi dan pengiriman scrap ke gudang PT KS. Atas peranannya tersebut, berdasarkan bukti transfer yang ada, Sdr. M memperoleh aliran dana sebesar Rp700 juta, dimana menurut penjelasan Kepala SPI PT KBS sampai saat ini yang bersangkutan tidak dapat mempertanggungjawabkan penerimaan dana dari PT KBS tersebut. Seharusnya Direksi PT KBS berpedoman pada Anggaran Dasar Perusahaan yang telah disahkan oleh Notaris Ny. Tuti Setiahati KS, SH No. 5 tanggal 28 Pebruari 1996 dan Prosedur Pengadaan Barang dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Kondisi diatas mengakibatkan timbulnya potensi kerugian pada PT KS secara group/holding company sebesar Rp4.000.000.000,00 atas tindakan pembelian scrap bermasalah oleh Direksi Anak Perusahaan PT KS (PT KBS). Selain itu terdapat keuntungan yang diperoleh pihak lain, yakni Sdr. M, berupa pemberian/transfer uang sebesar Rp700.000.000,00 dari Direksi PT KBS tanpa alasan dan tujuan yang jelas. Hal ini disebabkan Direksi PT KBS menggunakan kesempatan dan kewenangan yang dimilikinya untuk melakukan tindakan yang menguntungkan diri sendiri atau orang lain tanpa
25 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
memperhatikan prosedur dan prinsip kehati-hatian dalam berusaha, dengan memanfaatkan situasi kekurangan bahan baku scrap yang dialami PT KS selaku induk perusahaannya. Pihak PT KS menjelaskan bahwa terkait dengan adanya permasalahan scrap yang diangkut dari lokasi gudang/pelabuhan PT KBS di lokasi gudang PT KS, sesuai kronologis diatas PT KS hanyalah sebagai pihak yang dititipi barang bukti scrap oleh Penyidik Kepolisian Daerah Banten dan bukan sebagai pemilik barang dimaksud. Hal inipun sesuai dengan fakta bahwa rencana untuk membeli scrap tersebut oleh PT KS baru dalam tahap proses pembelian dimana belum diterbitkan Receiving & Inspection Report (RIR) maupun Purchase Contract-nya sehingga PT KS bukanlah pihak dalam permasalahan yang diuraikan di kronologis diatas. Adapun mengenai indikasi timbulnya kerugian secara keuangan bagi KS group atas pembelian scrap bermasalah tersebut merupakan tanggung jawab dari manajemen PT KBS yang pada awalnya melakukan transaksi, dikarenakan kewenangan untuk meneliti legalitas berada di pihak PT KBS. BPK-RI menyarankan agar Direksi PT KS selaku pemegang saham PT KBS melakukan pemeriksaan lebih rinci atas timbulnya permasalahan diatas untuk meminta Direksi KBS mempertanggungjawabkan pengeluaran dana perusahaan sebesar ±Rp4 milyar termasuk meminta pengembalian dana tersebut diatas ke pihak-pihak yang telah menerima secara tidak sah. 12. Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan tahun 2003 Dalam pemeriksaan Tahun Buku 2003 terdapat 4 (empat) temuan. Temuan tersebut seluruhnya telah ditindaklanjuti pada tahun 2004 dan dinyatakan selesai. Keempat temuan tersebut dan tindak lanjutnya adalah: a. Kerjasama distributor dengan PT Cipta Damas Karya berpotensi merugikan PT KS. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah mencabut fasilitas kepada PT Cipta Damas Karya dan memberlakukannya seperti distributor lainnya. b. Kontrak kerjasama dengan distributor tidak dilaksanakan sesuai dengan perjanjian. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah telah dievaluasi dan direvisi beberapa pasal perjanjian antara PT KS dengan distributornya antara lain mengenai masa berlaku menjadi 3 tahun dan setiap 3 bulan akan dilakukan evaluasi atas performasi dan penilaian yang mengacu pada hak dan kewajiban. c. Terdapat pendapatan bunga senilai Rp1.157,66 juta yang belum dimasukkan ke dalam dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah memasukkan pendapatan bunga dimaksud ke dalam dana PKBL yang dilanjutkan dengan mengeluarkan dana PKBL dari pembukuan perusahaan. d. PT KS berpotensi kehilangan ijin untuk menjual aktiva non produktif berupa tanah dan bangunan di Jl. MPR Raya No. 18 Jakarta Selatan. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah menjual dan menerima seluruh pembayaran atas tanah dan bangunan Jl. MPR Raya No. 18 Jakarta Selatan tersebut.
26 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
B. PT Krakatau Daya Listrik Pengadaan Oil Water Cooler (Retubing Double Tube) terlambat Berdasarkan kontrak pembelian No. PC 2002/07/00023, PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) melakukan pengadaan berupa Oil Water Cooler (Retubing Double Tube) sebanyak 2 (dua) unit senilai Rp180.000.000,00 ke PT PAL Indonesia. Untuk pekerjaan tersebut PT PAL telah memberikan jaminan pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Asuransi Bumi Putera Muda 1967 Surabaya tanggal 18 Juli 2002 atas pembayaran uang muka sebesar Rp39.600.000,00 oleh PT KDL. Namun dalam pelaksanaannya sampai saat ini baru 1 (satu) unit peralatan tersebut yang sudah diterima dan telah dilakukan uji/ test tekan oleh PT KDL, sehingga masih terdapat 1 unit yang belum diserahkan oleh PT PAL. Sesuai dengan termin yang diatur dalam kontrak pembelian semestinya barang yang dibeli oleh PT KDL dimaksud harus sudah diserahterimakan ke PT KDL. Kondisi tersebut mengakibatkan pembayaran uang muka ke PT PAL sebesar Rp39.600.000,00 belum dapat dipertanggungjawabkan dan PT KDL belum dapat memanfaatkan Oil Water Cooler (Retubing Double Tube) dimaksud. Hal tersebut disebabkan pihak PT KDL kurang intensif dalam melakukan komunikasi dengan pihak PT PAL Indonesia, sehingga tidak diperoleh kejelasan atas penyelesaian kontrak pengadaan tersebut. PT KDL menjelaskan bahwa barang tersebut sebenarnya sudah dikirimkan ke PT KDL untuk dipasang. Namun, karena tidak sesuai dengan spesifikasi sebagaimana tertuang dalam kontrak pembelian, maka barang tersebut dibawa kembali ke PT PAL Indonesia untuk dilakukan perbaikan seperlunya. KAP Hadori & Rekan menyarankan agar Direksi PT KDL melalui Divisi Logistik melakukan komunikasi sekaligus mengingatkan PT PAL untuk segera mengirim 1 (satu) unit Oil Water Cooler (Retubing Double Tube) yang belum diserahkan tersebut.
C. PT Pelat Timah Nusantara 1. Terdapat pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku Dari pemeriksaan atas kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh PT Pelat Timah Nusantara (PT Latinusa) diketahui adanya kegiatan pengadaan yang tidak mengikuti prosedur yang berlaku, yaitu dilakukan tanpa melalui proses pelelangan, diantaranya : a. Pengadaan jasa pengangkutan tin plate : a) PT Buana Centra Swakarsa dengan kontrak No. HK.02.01/016/0000/2004 tanggal 4 Maret 2004 yang berlaku mulai 1 Maret 2004 sampai dengan 28 Pebruari 2005 b) PT Lancar Surya Kencana dengan kontrak No. 48/K-0000/2002 tanggal 28 Oktober 2002 yang berlaku mulai 1 Oktober 2002 sampai dengan 30 September 2004 c) PT Lancar Central Logistic dengan Kontrak No. H.K.02.01/140/0000/2004 tanggal 22 Oktober 2004 yang berlaku mulai 1 Oktober 2004 sampai dengan 30 September 2006 Jumlah ongkos angkut penjualan selama tahun 2004 berjumlah Rp6.929.819.000.
27 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
b. Pengadaan jasa pengemasan (Packaging) pelat timah oleh PT. Buana Centra Swakarsa dengan kontrak No. HK.02.01/098/0000/2004 tanggal 26 Agustus 2004. Masa yang berlaku mulai 1 Agustus 2004 sampai dengan 31Juli 2005. Jumlah biaya pengemasan selama tahun 2004 berjumlah Rp5.525.722.000. Sesuai Sistem dan Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa PT Latinusa, pengadaan di atas Rp100 juta harus dilakukan dengan proses pelelangan. Disamping itu berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 80 tahun 2003, yang dijadikan dasar pengadaan barang dan jasa PT Latinusa, menyebutkan bahwa pengadaan barang harus dilakukan secara transparan, terbuka dan bersaing. Kondisi diatas mengakibatkan pengadaan jasa pengangkutan dan pengemasan tin plate kurang transparan, terbuka, dan bersaing, sehingga harga dalam kontrak tidak dapat diukur kewajarannya. Hal ini disebabkan Tim Pengadaan Barang dan Jasa PT Latinusa lalai dalam melaksanakan ketentuan yang sudah ditetapkan. PT Latinusa menjelaskan bahwa penunjukan langsung atas pengadaan pengangkutan dan pengemasan dengan pertimbangan : 1) PT Buana Centra Swakarsa dan PT Lancar Central Logistic mempunyai spesifikasi teknis alat angkut memenuhi persyaratan yang disesuaikan dengan jenis barang yang akan diangkut dan bidang usaha profesional di bidang angkutan. 2) PT Buana Centra Swakarsa sebagai jasa pengepakan tin plate juga melakukan pekerjaan pengemasan di PT Krakatau Steel dan PT BHIP dan akan dievaluasi setelah kontrak selesai. KAP Hadori & Rekan menyarankan agar Direksi PT Latinusa memberi peringatan kepada Tim Pengadaan Barang dan Jasa. Untuk pengadaan selanjutnya agar mengikuti ketentuan yang berlaku 2.
Terdapat ketidakhematan dalam pengadaan jasa penyewaan mobil oleh PT Purna Sentana Baja PT Latinusa mengadakan perjanjian sewa menyewa mobil untuk Direksi dan Kepala Divisi dengan PT Purna Sentana Baja (PT PSB) meliputi : a. Kontrak No. 27/K-0000/2002 tanggal 16 Mei 2002 untuk pengadaan mobil sewa merk Hyundai Verna 1.5 Gls tahun 2002 sebanyak 16 unit, dengan tarif sewa per unit sebesar Rp4.900.000,00/bulan untuk jangka waktu kontrak mulai Mei 2002 sampai dengan April 2007. b. Kontrak No.61/K-0000/2002 tanggal 30 Desember 2002 untuk pengadaan mobil sewa merk Honda City ZM/T 1500 cc tahun 2002 dengan tarif sewa per unit sebesar Rp6.600.000,00/bulan untuk jangka waktu kontrak mulai 1 Desember 2002 sampai dengan 30 Nopember 2007. c. Kontrak No. HK. 02.01/088 A/0000/2004 tanggal 16 Juli 2004 untuk pengadaan mobil sewa merk Toyota New camry 2.4 A/T tahun 2004 sebanyak 1 unit dengan tarif sewa sebesar Rp12.150.000/bulan dan merk Honda New Accord 2.4i –VTEC A/T tahun 2004 sebanyak 3 unit dengan tarif sewa sebesar Rp12.000.000,00/bulan. Jangka waktu kontrak mulai 1 Agustus 2004 sampai dengan 31 Juli 2009. Penetapan PT PSB sebagai pelaksana dalam perjanjian kerjasama sewa menyewa diatas dilakukan dengan cara penunjukan langsung untuk periode 5 tahun. Hal ini
28 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
menunjukkan bahwa perusahaan menyewa kendaraan dengan harga yang sama setiap bulan meski umur ekonomis kendaraan semakin menurun bahkan sampai pada nilai residu. Seharusnya berdasarkan sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa PT Latinusa, pengadaan barang dan jasa diatas Rp100 juta harus dilakukan dengan proses pelelangan dan dilakukan dengan proses perencanaan yang berpedoman pada azas-azas efisiensi, efektivitas, transparansi, adil dan akuntabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan serta membangun pola-pola kemitraan dengan rekanan. Kondisi tersebut mengakibatkan pengadaan mobil sewa dilakukan secara tidak transparan, terbuka dan bersaing sehingga tidak dapat diukurnya kewajaran harganya. Selain itu pengadaan mobil melalui sewa murni diatas juga tidak hemat terutama bila dibandingkan dengan pengadaan secara sewa beli. Hal ini disebabkan Tim Pengadaan Jasa PT Latinusa menganggap bahwa PT PSB merupakan grup dari PT Krakatau Steel. PT Latinusa menjelaskan bahwa penunjukan PT PSB sebagai penyedia mobil sewaan, telah dilakukan oleh Tim Tender dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) PT PSB bergerak dibidangnya (leasing) dan tersedia mobil pengganti bila mobil yang disewakan mengalami kerusakan; 3) Lokasi di Cilegon 4) Masih dalam lingkungan Krakatau Steel group (dalam rangka sinergi group). Selanjutnya kontrak tersebut akan dievaluasi sesuai dengan klausul-klausul kontrak sewa dengan Purna Sentana Baja (PSB). KAP Hadori & Rekan menyarankan agar Direksi PT Latinusa mengevaluasi kembali harga sewa dalam kontrak/perjanjian penyediaan mobil sewa tersebut diatas. 3. Penyewaan gudang milik Perusahaan belum dibuat kontrak/perjanjiannya PT Latinusa melakukan perjanjian penyewaan gudang yang dimilikinya kepada PT Hu-Tekindo sesuai kontrak awal No. 49/K-0000/2002 tanggal 28 Oktober 2002. Kontrak awal tersebut berlaku mulai berlaku 1 September 2002 sampai dengan 31 Agustus 2004, dengan harga sewa per tahun sebesar Rp259.560.000,00. Pada saat kontrak awal penyewaan tersebut telah berakhir pada tanggal 31 Agustus 2004, ternyata pihak PT Latinusa belum membuat kontrak perjanjian yang baru untuk memperpanjang masa sewa. Persetujuan perpanjangan penyewaan hanya berupa surat Direktur Keuangan No. HK.05.02/008/2000/2005 tanggal 6 Januari 2005 kepada PT Hu-Tekindo. Dalam surat tersebut diberitahukan besarnya tarif/harga sewa gudang untuk periode 1 September 2004 sampai dengan dengan 31 Agustus 2005, yakni sebesar Rp259.560.000,00 yang harus dibayar tunai dimuka oleh PT Hu-Tekindo. Sampai dengan 31 Desember 2004, PT Hu-Tekindo ternyata hanya membayar sebesar Rp128.482.200,00 atau hanya dibayar sewa untuk periode sewa 1 September 2003 sampai dengan 31 Agustus 2004. Sedangkan pembeyaran sewa untuk periode 1 September 2004 sampai dengan 31 Agustus 2005 belum dibayar oleh pihak PT Hu-Tekindo selaku penyewa. Disamping itu dari hasil pemeriksaan diketahui juga bahwa PT Latinusa ternyata tidak mengenakan denda atas keterlambatan pembayaran sewa sebesar 2 % (dua persen) setiap hari keterlambatan yang terjadi pada pembayaran sewa untuk periode 1 September 2003 sampai dengan 31 Agustus 2004.
29 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Seharusnya PT Latinusa bertindak tegas kepada PT Hu-Tekindo selaku penyewa sesuai kesepakatan yang tertuang dalam kontrak dan Surat Direktur Keuangan No. HK.05.02/008/2000/2005 tanggal 6 Januari 2005 diatas. Kondisi diatas mengakibatkan PT Latinusa tidak dapat memperoleh pendapatan atas asset berupa gudang milik perusahaan yang disewa oleh Pihak Ketiga. Hal tersebut disebabkan pihak PT Latinusa telah lalai dalam memantau pelaksanaan kerjasama, termasuk masa berakhirnya kontrak, serta belum adanya ikatan tertulis/perjanjian kembali dengan pihak penyewa pada saat kontrak berakhir. PT Latinusa menjelaskan bahwa perpanjangan perjanjian sewa menyewa bangunan gudang no 19/K-0000/2002, tanggal 28 Oktober 2002 masih dalam proses. Namun dengan adanya surat dari Direktur Keuangan No. HK.05.02/008/2000/2005 tanggal 6 Januari 2005 perihal yang sama, Perusahaan telah mencatat bagian pendapatan sewa tahun 2004 sebesar Rp259.560.000 tidak termasuk PPN sebesar Rp25.956.000,- dalam tahun buku 2004. Sedangkan Penagihan sisa sewa yang belum dibayar akan dilakukan di tahun 2005. KAP Hadori & Rekan menyarankan agar Direksi PT tetap menagihkan seluruh sewa gudang yang semestinya sudah jarus dibayar oleh penyewa ditambah dengan bunga selama dalam masa keterlambatan. Selain itu agar segera dibuat kontrak perpanjangan secara tertulis untuk periode penyewaan yang disepekari kedua belah pihak.
D. PT Krakatau Engineering Terdapat ketidakjelasan status atas penggunaan tanah untuk bangunan Perusahaan Berdasarkan hasil pemeriksaan atas aktiva berupa tanah seluas 14.400 m2 yang digunakan oleh PT Krakatau Engineering (KE) untuk 18 persil bangunan guest house milik PT Krakatau Steel (PT KS) diperoleh informasi bahwa guest house yang dibangun pada tahun 1992/1993 tersebut dana pembangunannya berasal dari PT KE. Penggunaan tanah milik PT KS telah berdasarkan persetujuan Direksi PT Krakatau Steel No.267/C/DU-KS/X1/1991 tanggal 14 November 1991 dan Dewan Komisaris PT KS No.25/DEKOM-KS/1991 dengan catatan : a. Tipe rumah yang akan dibangun adalah semi permanen dan akan dibongkar oleh PT. Krakatau Engineering apabila tanahnya akan dipergunakan oleh PT. Krakatau Steel. b. Lama peminjaman maksimum 5 tahun. Bangunan di atas tersebut selanjutnya diperuntukkan sebagai tempat tinggal tenaga ahli/ekspatriat KS Group dan bila tidak ada tenaga ekspatriat KS Group yang menempati, maka dapat disewakan kepada pihak ketiga. Terkait dengan status pengunaan tanah tersebut diketahui bahwa masa pakainya sudah habis sejak tanggal 6 November tahun 1996 dan sampai saat ini belum ada perpanjangannya. Dengan belum adanya perpanjangan atas izin penggunaan dari Dewan Komisarus PT KS diatas, maka status penggunaan tanah dimaksud menjadi belum jelas, apakah apakah disewakan atau dihibahkan kepada PT Krakatau Engineering. Padahal diatas tanah tersebut sudah didirikan bangunan permanen oleh PT KE, dimana sesuai izin penggunaan dari Dewan Komisaris PT KS bangunan yang didirikan semestinya berupa bangunan semi permanen. Semestinya PT KE dalam memanfaatkan tanah tersebut tetap memperhatikan ketentuanketentuan yang digariskan oleh Direksi serta Dewan Komisaris PT KS
30 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Kondisi diatas mengkibatkan dasar penggunaan tanah milik PT Krakatau Steel tersebut dan pemanfaatan bangunan diatasnya menjadi tidak jelas. PT KE menjelaskan bahwa sampai dengan saat ini belum ada rencana akan dipergunakan oleh PT KS dan dari 14.400 m2 luas tanah yang dipinjam hanya 5000 m2 yang dipergunakan oleh PT KE. Sedangkan terkait dengan pengajuan permohonan perpanjangan pinjaman tanah, PT KE sudah pemah mengajukannya melalui surat No.4/DU-KE/X11/2000 tanggal 7 Desember 2000 dan No.65/DU-KEN/2002 tanggal 15 Mei 2002, dan telah dikirim lagi surat yang ketiga No.06/DUKE/1/2005 tanggal 12 Januari 2005. Namun sampai saat ini belum ada jawabannya. KAP Zaenal Ariffin menyarankan agar Direksi PT KE melakukan pendekatan lebih intensif lagi kepada pihak PT KS untuk memperoleh kejelasan status penggunaan tanah tersebut.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
31 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Nomor :
23.B/AUDITAMA V/GA/3/2005
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Kami telah mengaudit neraca konsolidasian PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan tanggal 31 Desember 2004, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan kas usaha sendiri untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan telah menerbitkan laporan nomor Nomor 23.A/AUDITAMA V/GA/3/2005 tanggal 30 Maret 2005.
Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Standar Auditirng yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit kami atas laporan keuangan usaha sendiri PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004, kami mempertimbangkan pengendalian intern tersebut untuk menentukan prosedur audit yang kami laksaanakan untuk menyatakan pendapat kami atas laporan keuangan dan tidak dimaksudkan untuk memberikan keyakinan atas pengendalian intern tersebut.
32 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Manajemen PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan bertanggung jawab untuk menyusun dan memelihara suatu pengendalian intern. Dalam memenuhi tanggung jawabnya tersebut, diperlukan estimasi dan pertimbangan dari pihak manajemen tentang taksiran manfaat dan biaya yang berkaitan dengan pengendalian intern. Tujuan suatu pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan absolut, kepada manajemen bahwa aktiva terjamin keamanannya dan kerugian sebagai akibat pemakaian atau pengeluaran yang tidak diotorisasi dan bahwa traansaksi dilaksanakan dengan otorisasi manajemen dan dicatat semestinya untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Karena adanya keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern, kekeliruan atau ketidakberesan dapat saja terjadi dan tidak terdeteksi. Begitu juga, proyeksi setiap evaluasi atas pengendalian intern, kekeliruan atau ketidakberesan dapat saja terjadi atau efektivitas desain dan operasi pengendalian intern tersebut telah berkurang.
Untuk tujuan laporan, kami menggolongkan pengendalian intern signifikan ke dalam kelompok berikut ini : • Keuangan • Produksi • Pemasaran • Perencanaan dan Tehnologi • Sumber Daya Manusia dan Umum • Logistik
Untuk semua golongan pengendalian intern tersebut di atas, kami memperoleh pemahaman tentang desain pengendalian intern yang relevan dan apakah pengendalian intern tersebut dioperasikan, serta kami menentukan resiko pengendalian.
Pertimbangan kami atas pengendalian intern tidak perlu mengungkapkan semua masalah dalam pengendalian intern yang mungkin merupakan kelemahan material tersebut menurut Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Suatu kelemahan material adalah kondisi yang dapat dilaporkan yang di dalamnya desain dan
33 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
operasi satu atau lebih komponen pengendalian intern tidak mengurangi resiko ke tingkat yang lebih rendah tentang terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan dalam jumlah yang akanmaterial dalam hubungannya dengan laporan keuangan auditan dan tidak terdeteksi dalam waktu semestinya oleh karyawan dalam melaksanakan normal fungsi yang ditugaskan kepadanya. Kami mencatat bahwa tidak ada masalah berkaitan dengan pengendalian intern dan operasinya yang kami pandang memiliki kelemahan material sebagaimana kami definisikan di atas.
Namun, kami mncatat masalah-masalah tertentu berkaitan dengan pengendalian intern dan operasinya disertai saran perbaikannya yang kami kemukakan pada Lampiran B.
Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit,
Drs. Misnoto, Ak. MA Register Negara No. D-1416 Jakarta, 30 Maret 2005
34 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Lampiran B A. PT Krakatau Steel 1. Terdapat uang muka pegawai yang belum ada pertanggungjawabannya sebesar Rp2.440.709.279,00 Untuk pengadaan barang/jasa atau pembiayaan kegiatan yang bersifat mendesak atau yang tidak direncanakan sebelumnya PT Krakatau Steel (PT KS) membuat kebijakan mekanisme uang muka pegawai. Berdasarkan jenisnya, uang muka pegawai dapat dibedakan antara uang muka intern dan uang muka fungsional. Uang muka intern adalah uang muka yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan intern pada unit kerja si pemohon, sedangkan uang muka fungsional adalah uang muka yang dipergunakan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sehubungan kegiatan unit lain yang menjadi kewajiban unit kerja si pemohon. Pengajuan permintaan uang muka intern maupun fungsional dilakukan oleh pemohon dengan mengisi formulir permintaan uang muka disertai laporan tersedianya anggaran untuk setiap unit yang mengajukan uang muka tersebut. Untuk permintaan uang muka fungsional harus melampirkan bukti asli permintaan kebutuhan dari unit kerja lain. Di samping itu, setiap pemohon harus melampirkan surat pernyataan atas kesediaan dikenai sanksi administrasi jika dalam waktu 30 hari setelah tanggal penerimaan uang muka, pemohon belum mempertanggungjawabkan uang muka tersebut. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2004 diketahui adanya saldo uang muka pegawai sebesar Rp3.120.388.582,00. yang terdiri dari uang muka pegawai PT KS di Cilegon sebesar Rp2.338.672.496,00 dan uang muka pegawai di Jakarta sebesar Rp781.716.086,00. Dari saldo uang muka pegawai tersebut, sebesar Rp2.440.709.279,00 atau 78,22% dari saldo uang muka pegawai, telah berumur lebih dari satu bulan dimana semestinya sudah harus dipertanggungjawabkan. Atas keterlambatan pertanggungjawaban uang muka tersebut, pihak Divisi Akuntansi Keuangan PT KS telah melakukan konfirmasi kepada pengguna uang muka, namun tidak ada jawaban atas konfirmasi dimaksud. Terhadap penerima uang muka yang belum membuat pertanggungjawaban tidak dikenakan sanksi administrasi sesuai ketentuan dan surat pernyataan yang telah dibuat. Berdasarkan SK Direksi PT Krakatau Steel No. 169/C/DK-KS/KPTS/1994, tanggal 13 Juli 1994 tentang Penyempurnaan Sistem dan Prosedur Uang Muka, butir 2.2.5. menyebutkan bahwa uang muka yang tidak dipertanggungjawabkan sampai melewati batas waktu paling lambat satu bulan sejak diterimanya dana uang muka tersebut, akan dikenakan sanksi berupa penahanan gaji yang bersangkutan sampai dengan uang muka tersebut dipertanggungjawabkan dan pengajuan permintaan uang muka yang bersangkutan tidak akan diberikan lagi sebelum uang muka tersebut dipertanggungjawabkan. Kondisi di atas mengakibatkan pengeluaran uang muka yang belum dipertanggungjawabkan mengganggu arus kas/cash flow perusahaan. Hal tersebut disebabkan Direktorat Keuangan tidak tegas menerapkan ketentuan uang muka. PT KS sependapat atas temuan yang disampaikan BPK-RI mengenai kondisi saldo uang muka pegawai per 31 Desember 2004 yang belum dipertangungjawabkan. Direktorat Keuangan PT KS belum bisa menerapkan SK Direksi PT KS No. 169/C/DK-KS/KPTS/1994 karena adanya uang muka fungsional dimana pejabat yang harus mempertanggungjawabkan
35 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
berbeda dengan pejabat pemakai uang muka tersebut. Selain itu terdapat uang muka untuk pembiayaan kegiatan yang ternyata membutuhkan waktu cukup lama, seperti uang muka untuk proses perijinan dari instansi Pemerintah. Namun demikian, untuk mengendalikan keterlambatan pertanggungjawaban uang muka pegawai pihak Direktorat Keuangan berencana melakukan konfirmasi dari 3 bulanan menjadi 2 bulanan dan akan segera mengkaji serta mengevaluasi kembali prosedur uang muka pegawai. BPK-RI menyarankan agar PT KS memperbaiki kebijakan pemberian uang muka sesuai keperluan dan konsisten melaksanakan ketentuan yang dibuat. 2. PT Krakatau Steel kehilangan kesempatan mendapatkan hasil penjualan asset non produktif minimal sebesar Rp567.500.000,00 Dalam rangka penjualan asset non produktif dan untuk mendapatkan nilai wajar asset tersebut, telah ditunjuk PT Sucofindo Appraisal Utama (PT SAU) sebagai konsultan penilai independen berdasarkan surat No. 19/TPA-KS/VII/2003 tanggal 10 Juli 2003 perihal penilaian aktiva tetap milik PT Krakatau Steel (PT KS) yang berlokasi di Jakarta dan Serang-Banten. Penilaian tanah dilakukan dengan menggunakan Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach), dimana penilaian didasarkan pada perbandingan dengan harga penjualan tanah yang telah terjadi disekitarnya serta keadaan dan letaknya cukup bersaing terhadap tanah yang dinilai. Dengan pertimbangan bahwa harga jual minimum merupakan harga patokan awal dalam proses penawaran penjualan, maka tim pelepasan asset berdasarkan Berita Acara Penaksiran Harga Asset Non Produktif Milik PT KS No. 01/BA/TPA-KS/2003 tanggal 11 Agustus 2003 merekomendasikan bahwa harga jual minimum yang akan digunakan dalam proses penawaran penjualan adalah rata-rata dari nilai likuidasi dan nilai pasar hasil penilaian PT SAU. Harga jual minimum tersebut telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi PT KS No. 35/C/DU-KS/Kpts/2003 tanggal 12 Agustus 2003 tentang harga jual minimum asset non produktif milik PT KS yaitu sebesar Rp2.492.500.000,00. Dari laporan hasil pelaksanaan pelepasan asset non produktif milik PT KS per 1 September 2004 diketahui terdapat asset non produktif tanah di Jl. Bima No. 1, Kemanggisan Jakarta Barat yang dijual dibawah harga jual minimum yang ditetapkan. Penjualan dibawah harga jual minimum dilakukan setelah adanya surat dari ketua tim pelepasan asset non produktif No. 51/TPS-KS/V/2004 tanggal 6 Mei 2004, memohon kepada Direktur Utama PT KS untuk menggunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tahun 2003 sebesar Rp1.723.722.000,00 sebagai harga jual minimum tanah/bangunan non produktif di Jl. Bima No. 1 Kemanggisan Jakarta. Tim mengusulkan kepada Direktur Utama PT KS dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a. Tanah/bangunan sudah pernah dilelang sebanyak 3 (tiga) kali melalui Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) Jakarta V, tetapi belum terjual karena harga penawaran tertinggi dari peserta lelang yaitu sebesar Rp1.000.000.000,00 (jauh dari harga jual minimum yang ditetapkan); b. Hasil penilaian appraial PT SAU dinilai terlalu tinggi karena tidak memperhitungkan luas tanah yang direncanakan terkena jalan umum dan garis sepadan bangunan dari depan, kanan dan kiri, sehingga luas tanah yang bisa dimanfaatkan secara komersial tinggal kurang lebih 600 m2;
36 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
c.
Sertifikat tanah/bangunan masih berupa Hak Pakai dan berlaku sampai dengan tanggal 1 Juni 2005; d. Taksiran harga jual tanah/bangunan berdasarkan penilai Balai Lelang Indonesia (Balindo) hanya berkisar Rp1.263.000.000,00 sampai dengan Rp1.804.000.000,00. Usulan tim pelepasan asset non produktif tersebut disetujui oleh Direktur Utama PT KS. Berdasarkan risalah lelang No. 053/2004 tanggal 18 Mei 2004 melalui KP2LN Jakarta V, diketahui bahwa harga jual tanah di Jl. Bima No. 1 Kemanggisan, ditetapkan sebesar Rp1.925.000.000,00. Dari analisa dokumen dan informasi selama pemeriksaan diketahui sebagai berikut : a. Lelang pertama kali diumumkan melalui harian Media Indonesia tanggal 10 Februari 2004, lelang dilaksanakan tanggal 19 Februari 2004 di ruang rapat Basement Wisma Baja, kemudian di harian Suara Karya tanggal 13 April 2004, lelang dilaksanakan tanggal 22 April 2004 di ruang rapat Basement Wisma Baja dan terakhir diumumkan di harian Suara Karya tanggal 10 Mei 2004, lelang dilaksanakan tanggal 18 Mei 2004 di ruang rapat Basement Wisma Baja. Mengacu pada alasan butir (a) di atas, seharusnya sampai dengan tanah tersebut dijual, lelang dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali. Dengan demikian tidak diperoleh dasar informasi yang kuat untuk usulan point (a) di atas karena yang dilaporkan lelang sebanyak 3 (tiga) kali. b. Informasi tentang penawaran yang tertinggi dari peserta lelang sebesar Rp1.000.000.000,00 (jauh dari harga jual minimum) tidak dibuktikan dalam risalah lelang. Risalah lelang hanya menyatakan tidak ada peminat (TAP) yang berarti belum ada yang menawar. Dengan demikian tidak diperoleh dasar informasi yang kuat untuk usulan point (a) di atas; c. Menurut laporan PT SAU disebutkan lokasi tanah cukup strategis dan peruntukan tanah dari objek penilaian adalah pemukiman perumahan khususnya perumahan mewah. Kebijaksanaan atas perubahan zoning dari Pemerintah Daerah setempat yang berpengaruh pada potensi nilai tanah tidak ditemukan dalam waktu dekat. Dengan demikian tidak diperoleh dasar informasi yang kuat untuk usulan point (b) di atas. d. Berdasarkan lampiran Berita Acara Penaksiran Harga Asset Non Produktif Milik PT KS yang dijual No. 01/BA/TPA-KS/2003 tanggal 11 Agustus 2003 yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi PT KS No. 35/C/DU-KS/Kpts/2003 tanggal 12 Agustus 2003, dijelaskan bahwa status tanah di Jl. Bima No. 1, Kemanggisan, Jakarta adalah Hak Pakai No. 244 tanggal 2 Juni 1995 yang berlaku sampai dengan 1 Juni 2015 dengan gambar situasi No. 9608/1994 tanggal 22 September 1994. Dengan demikian tidak diperoleh dasar informasi yang kuat untuk usulan point (c) di atas karena yang dilaporkan hak pakai berlaku sampai dengan 1 Juni 2005. e. Surat tim pelepasan asset non produktif No. 51/TPS-KS/V/2004 tanggal 6 Mei 2004 masih menggunakan NJOP tahun 2003 sebesar Rp1.723.722.000,00. Seharusnya tim pelepasan asset menggunakan NJOP tahun 2004 sebesar Rp2.178.176.000,00, karena NJOP tahun 2004 sudah diterima dan diketahui oleh PT KS tanggal 12 Januari 2004 sesuai dengan SPPT-PBB PT KS tahun 2004. f. Laporan penilaian Balindo menyebutkan antara lain : 1) Batas lokasi tanah yang diidentifikasi oleh Balindo menyebutkan sebelah utara Jl. Arjuna; sebelah selatan Jl. Bima; sebelah barat, rumah tinggal dan sebelah timur, rumah tinggal. Sedangkan berdasarkan peninjauan tim pemeriksa ke lokasi diketahui bahwa sebelah utara Jl. Arjuna dan Jl. Tol Kebon Jeruk; sebelah selatan Jl. Bima;
37 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
sebelah barat jembatan layang (flyover) dan sebelah timur, rumah tinggal. Sama dengan identifikasi batas lokasi tanah yang dilakukan oleh PT SAU. 2) Survey asset non produktif milik PT KS dilakukan oleh Balindo tanggal 24 Maret 2004. Melihat informasi pelaksanaan lelang (point a), terdapat indikasi bahwa tim pelepasan asset memang sudah beritikat untuk tidak memakai hasil penilaian atas tanah Jl. Bima No. 1, Kemanggisan dari PT SAU karena lelang atas tanah dimaksud baru dilaksanakan 1 (satu) kali yaitu tanggal 19 Februari 2004 sedangkan lelang kedua baru dilaksanakan tanggal 22 April 2004. Penggunaan Balindo sebagai dasar referensi harga tidak sesuai dengan lampiran Instruksi Menteri Negara BUMN No. 01-MBUMN/2002 tanggal 29 Januari 2002, butir (2) yang menyebutkan untuk mendapatkan calon pembeli yang lebih banyak serta untuk meningkatkan nilai jual dan pelaksanaan penjualan yang lebih transparan, maka diperlukan jasa Balai Lelang Swasta dalam rangka melaksanakan tugas Pra Lelang dari aktiva tersebut. Dengan demikian laporan penilaian Balindo tidak dapat dijadikan dasar informasi oleh tim pelepasan asset, khususnya mengenai harga. Dari analisa dokumen dan informasi di atas dapat disimpulkan bahwa pertimbangan dalam surat ketua tim pelepasan asset non produktif yang merubah harga jual minimum tidak berdasar. Seharusnya Tim Pelepasan Asset Non Produktif milik PT KS dalam menjual asset non produktif berpedoman kepada Laporan PT Sucofindo Appraisal Utama No. 101/SAUAPP/PST-VII/2003 tanggal 28 Juli 2003 dan Surat Keputusan Direksi PT KS No. 35/C/DUKS/Kpts/2003 tanggal 12 Agustus 2003 tentang harga jual minimum asset non produktif milik PT KS. Kondisi di atas mengakibatkan PT KS kehilangan kesempatan mendapatkan hasil penjualan asset non produktif minimal sebesar Rp567.500.000,00 (Rp2.492.500.000,00 – Rp1.925.000.000,00). Hal tersebut di atas disebabkan Ketua tim pelepasan asset non produktif tidak cermat dalam membuat alasan-alasan untuk menurunkan harga jual minimum kepada Direksi PT KS. PT KS menjelaskan bahwa manajemen dapat memahami hasil analisa dokumen dan informasi dalam temuan BPK-RI dan diakui memang terdapat kekurangan pengungkapan informasi dalam surat ketua tim no. 51/TPS-KS/V/2004 dimana terdapat kesalahan data, yaitu: a. Pada saat dibuat surat permintaan perubahan harga, rencana lelang berikut pengumumannya telah dilakukan 3 kali namun hanya dua kali yang terlaksana proses lelangnya. Satu kali lelang tidak jadi dilaksanakan karena tidak satupun peminat yang hadir untuk mengikuti lelang. Asset baru terjual pada lelang berikutnya tanggal 18 Mei 2004. b. Informasi penawar tertinggi Rp1 milyar memang tidak memiliki bukti formal, karena diperoleh dari hasil komunikasi informal dengan peserta lelang yang semula berminat setelah proses lelang. Bukti formal yang ada berkaitan dengan asset dalam risalah lelang hanya disebut tidak ada peminat, karena memang tidak ada satupun peserta lelang yang mengajukan penawaran. c. Penggunaan jasa Balindo memang tidak dilakukan dalam kapasitasnya sebagai pemberi referensi harga yang ditetapkan dengan surat Direksi seperti Sucofindo. Penggunaan jasa Balindo merupakan tambahan permintaan sehubungan Balindo tengah mengerjakan pekerjaan lain yang berhubungan dengan PT KS. Namun mengingat kompetensi dan pengalamannya atas pelelangan asset, hasil Balindo dijadikan referensi. Demikian pula halnya dengan penggunaan NJOP tahun 2003 karena dekat dengan hasil harga Balindo.
38 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Perbedaan antara hasil Balindo dengan Sucofindo, tidak lagi menjadi perhatian tim sehubungan keperluan untuk segera dapat menjual aseets tersebut sebelum ijin penjualan dan masa hak pakai berakhir d. Terdapat kekeliruan dalam dokumen-dokumen yang dibuat mengenai batas waktu hak pakai yakni 2015, termasuk lampiran Berita Acara Penaksiran Harga Asset Non Produktif Milik PT KS yang dijual No. 01/BA/TPA-KS/2003. Berdasarkan copy sertifikat Hak Pakai No. 244 tanggal 2 Juni 1995 disebutkan masa berlaku hak pakai sampai dengan tahun 2005. Hal tersebut dikuatkan dengan surat BPN No. 362/JB/2002 tanggal 26 Nopember 2002. Sehubungan masih terdapat asset non produktif yang belum terjual, hasil analisa dokumen dan informasi BPK-RI akan menjadi perhatian bagi Tim dalam melaksanakan tugasnya. BPK-RI menyarankan agar Direksi meminta pertanggungjawaban kepada Tim Pelepasan Asset karena bekerja tidak cermat dan tertib dalam mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang berkaitan dengan usulan penjualan asset non produktif. 3. PT Krakatau Steel belum sepenuhnya melakukan penghapusan atas aktiva tetap yang sudah di-scrap Laporan Keuangan PT Krakatau Steel (PT KS) per 31 Desember 2004 mencatat terdapat Aktiva Non Operasional pada akun Aktiva Lain-lain (Aktiva Tetap Non Produktif) sebagai berikut : (dalam ribu rupiah)
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Aktiva Tanah Peningkatan Tanah Bangunan dan Gedung Mesin dan Pabrik Alat-alat Berat Peralatan dan Perabotan Perkakas Kecil Total Aktiva Tetap Non Produktif
Harga Perolehan 21.141.345,00 5.918.730,00 6.727.570,00 46.224.414,00 3.050.606,00 1.093.839,00 84.156.504,00
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
1.516.641,00 2.049.618,00 44.251.444,00 1.993.465,00 1.093.839,00 50.905.007,00
21.141.345,00 4.402.089,00 4.677.952,00 1.972.970,00 1.057.141,00 33.251.497,00
Berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tentang Pengesahan Hasil Kegiatan Usaha PT KS tahun buku 1998 tanggal 28 Mei 1999 diputuskan antara lain pada point (e) penghapusan (write off) mesin dan peralatan pabrik yang sudah tidak digunakan sesuai hasil audit dengan nilai buku sebesar Rp2,40 milyar, sedangkan sisanya agar diajukan secara tersendiri melalui Komisaris setelah aktiva tersebut dinyatakan non produktif oleh Direksi PT KS. Dari aktiva mesin dan peralatan pabrik non produktif sebagaimana dimaksud keputusan RUPS tersebut, diantaranya terdapat 4 (empat) jenis/item roll stand group, intermed mill (No. 14, 16, 17 dan 19) pada pabrik wire rod dengan nilai sebesar Rp761.737.000,00 dalam kondisi rusak berat; Berdasarkan pemeriksaan fisik diketahui bahwa tim pemusnahan/scrapping belum melaksanakan proses scrapping atas Roll Stand di atas secara keseluruhan, melainkan hanya
39 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
rumahan roll stand saja. Sedangkan bagian-bagian lain dari roll stand tersebut masih tersimpan di gudang. Atas penscrapan tersebut belum dibuatkan Berita Acara Serah Terima Scrap. Sesuai keputusan RUPS mengenai Pengesahan Hasil Kegiatan Usaha tahun buku 1998, khususnya point (e), seharusnya penghapusan (write off) mesin dan peralatan pabrik yang sudah tidak digunakan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kondisi di atas mengakibatkan nilai aktiva tetap non produktif berupa mesin dan peralatan pabrik pada laporan keuangan/Neraca per 31 Desember 2004 terlalu besar Rp152.347.474,00, namun nilai tersebut tidak mempengaruhi kewajaran atas laporan keuangan. Hal tersebut disebabkan Tim scrapping dalam melakukan tugasnya belum berkoordinasi dengan unit kerja terkait seperti dinas akuntansi konstruksi yang mengetahui asset-asset yang harus dihapusbukukan. PT KS menjelaskan bahwa PT KS belum dapat melakukan pengscrapan atas sebagian Aktiva Mesin dan Peralatan Pabrik Non Produktif yang sudah disetujui RUPS untuk dihapuskan karena aktiva dimaksud masih berada di lokasi plant wire rod. Untuk itu akan dilakukan pemindahan ke lokasi/area scrap yard agar segera dapat dilakukan pengscrapannya. BPK-RI menyarankan agar PT KS segera melakukan proses pengscrapan dan membuat berita acara sesuai keputusan RUPS sehingga pembukuan aktiva tetap non produktif dapat disesuaikan. 4.
Pemberian kompensasi jasa ke PT Hamasa Hutama untuk pekerjaan proyek PT Jasa Marga berpotensi merugikan PT Krakatau Steel sebesar Rp2.759.708.380,00 karena belum diatur secara rinci dalam Surat Perintah Kerja Dalam rangka pembangunan jalan tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang), PT Krakatau Steel (PT KS) memperoleh pesanan/order baja tulangan dari PT Jasa Marga (PT JM) sebanyak ±20.000 ton senilai Rp117.414.000.000,00 dengan jangka waktu 1 (satu) tahun. Perjanjian jual beli dituangkan dalam kontrak No.30/BA/DPM-KS/2004 – No.041/SPPDIR/2004 yang ditandatangani pada tanggal 18 Mei 2004. Sebagai tindak lanjut dari perjanjian tersebut, pihak PT KS mengadakan kerjasama dengan PT Krakatau Wajatama (PT KW) untuk memproduksi baja tulangan sesuai spesifikasi dari PT JM dengan bahan baku billet dari PT KS. Kerjasama produksi baja tulangan dituangkan dalam Surat Perintak Kerja/Job Order No.03/JO/DPM-KS/2004 tanggal 18 Mei 2004. Untuk produksi baja tulangan sebanyak 20.000 ton, yang terdiri atas 14.800 ton baja tulangan ulir dan 5.200 ton baja tulangan polos sesuai spesifikasi PT JM, PT KW akan menerima pembayaran dari PT KS sebesar Rp13.326.000.000,00. Selanjutnya dari baja tulangan produksi PT KW tersebut, PT KS menunjuk PT Hamasa Hutama (PT HH) untuk melakukan pemotongan sesuai ukuran yang diminta PT JM. Pelaksanaan kerja pemotongan oleh PT HH ini tertuang dalam Job Order No.06/JO/DPM-KS/04 tanggal 30 Juni 2004. Atas jasa pemotongan yang dilakukannya, PT HH mengenakan tarif sebesar Rp475/kg dengan estimasi total pembayaran oleh PT KS adalah sebesar Rp10.450.000.000,00. Sementara itu dari hasil telaahan atas dokumen-dokumen kerjasama tersebut diatas beserta laporan pelaksanaan pekerjaannya diketahui hal-hal sebagai berikut : a) Dalam komponen tarif ongkos potong sebesar Rp475/kg yang dibayarkan ke PT HH, sesuai job order, terdapat komponen biaya untuk kompensasi sisa potong/waste sebesar Rp110,00 per kilogram baja tulangan yang dipotong, yang semestinya tidak perlu diberikan PT KS. Hal ini mengingat dalam kerjasama order tersebut PT HH sudah diberikan hak untuk
40 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
memiliki waste/scrap produksi sampai dengan 2,5% atau ±500.000 kg dari total estimasi baja tulangan yang dipotongnya. Dengan demikian terdapat pemberian kompensasi yang tidak semestinya dilakukan yang diestimasikan jumlahnya sebesar Rp2.145.000.000,00.* * 95,5%x20.000.000 kgxRp110/kg = Rp2.145.000.000,00
b) Pada pelaksanaan pekerjaan, setelah selesai produksi di PT KW, ternyata ada sebagian baja tulangan yang tidak melalui proses pemotongan, melainkan langsung dikirim ke lokasi proyek PT JM dan PT HH tetap dapat mengenakan ongkos potong ke PT KS. Dengan demikian sampai dengan posisi 31 Januari 2005 terdapat kelebihan pengenaan jasa pemotongan sebesar Rp614.708.380,00.* *ongkos-ongkos semestinya yang tidak dikenakan untuk baja tulangan yang dikirim langsung ke lokasi : - Ongkos potong : Rp 50 - Waste : Rp110 - Packing : Rp 25 - Total : Rp185 - jumlah baja tulangan yang dikirim langsung ke lokasi =3.322.748 kg - jumlah kelebihan pengenaan jasa pemotongan = Rp185/kg x 3.322.748 kg = Rp614.708.380,00.
c) Realisasi pengiriman baja tulangan ke lokasi proyek PT JM sampai dengan 31 Januari 2005 berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan (progress) adalah sebagai berikut : 1) Lokasi di gudang PT KW - Total billet yang telah selesai diproduksi menjadi baja tulangan - Total baja tulangan yang telah dikirim ke PT HH untuk dipotong - Sisa baja tulangan yang belum dikirim ke PT HH (masih di PT KW) % pengiriman
: 19.994.432 kg : (14.268.361) kg : 5.726.071 kg : 71%
2) Lokasi di gudang PT HH - Total penerimaan baja tulangan dari PT KW di PT HH - Total yang dikirim langsung ke lokasi proyek PT JM (tanpa potong) - MRIT/Pengembalian - Total baja tulangan yang melalui proses pemotongan di PT HH - Total baja tulangan yang telah dipotong & dikirim PT HH ke PT JM - Total baja tulangan yang belum dipotong di PT HH % pemotongan
: 14.268.361 : (3.322.748) : ( 27.027) : 10.918.586 : (7.530.462) : 3.388.124 : 69%
kg kg kg kg kg kg
3) Realisasi Penyerapan Order - Total pengiriman baja tulangan ke PT JM tanpa proses pemotongan : 3.322.748 kg - Total pengiriman baja tulangan dengan proses pemotongan : 7.530.462 kg - Penundaan pengiriman :( 2.234) kg - Total pengiriman baja tulangan ke PT JM s.d. 31 Januari 2005 : 10.850.976 kg - Jumlah total pesanan PT Jasa Marga sesuai kontrak : 20.000.000 kg % penyerapan order : 54 % 4) Realisasi Penerimaan - Total pengiriman baja tulangan dari PT HH ke PT JM - Total Penagihan/Penerimaan Penjualan % realisasi penerimaan
: 10.850.976 kg : 9.177.494 kg : 86 %
5) Realisasi Pelaksanaan Kontrak - Periode kontrak yang telah dijalani ( 18 Mei 2004 – 31 Januari 2005 : 8,5 bulan - Jangka waktu kontrak (18 Mei 2004 s.d. 17 Mei 2005) : 12 bulan % pelaksanaan kontrak : 71 %
41 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Dari data diatas terlihat bahwa realisasi pembelian baja tulangan oleh PT JM sampai dengan 31 Januari 2005 baru mencapai 54%, sedangkan kemajuan penyelesaian pekerjaan dan pelaksanaan kontrak sudah mencapai 71%. Dengan demikian atas sisa baja tulangan yang belum dipakai oleh PT JM tersebut PT KS berpotensi untuk tidak memperoleh pembayaran sesuai yang tercantum di perjanjian jual beli, sedangkan PT KS sudah terlanjur mengeluarkan biaya-biaya untuk pengadaan bahan baku ataupun untuk jasa tolling-nya Hal ini mengingat bahwa pengerjaan proyek jalan tol diperkirakan akan selesai pada akhir April 2005 atau paling lama sesuai tanggal berakhirnya perjanjian jual beli antara PT KS dengan PT JM. Sementara itu sampai saat ini belum diperoleh keterangan pasti mengenai sisa order baja tulangan yang belum dikirim dan dipakai oleh PT JM pada saat perjanjian berakhir. Sesuai kontrak yang berlaku saat ini, PT JM hanya akan membayar pesanan sesuai dengan jumlah yang terkirim dan diterima sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Serah Terima Barang. Padahal pengiriman hanya dapat dilakukan apabila ada permintaan dari PT JM. Dalam kerjasama tersebut, PT KS semestinya mendasarkan pada perjanjian pengadaan Material Baja Tulangan untuk Proyek Pembangunan Jalan Tol Cikampek-PurwakartaPadalarang Tahap II antara PT Jasa Marga & PT Krakatau Steel No.30/BA/DPM-KS/2004– 041/SPP-DIR/2004 tanggal 18 Mei 2004 dan Job Order Pekerjaan Pemotongan Baja Tulangan Polos dan Baja Tulangan ke PT Hamasa Hutama No.06/JO/DPM-KS/04 tanggal 30 Juni 2004. Kondisi diatas mengakibatkan timbulnya potensi kerugian atas pemberiaan kompensasi jasa pemotongan dan kelebihan pengenaan tarif potong sebesar Rp2.759.708.380,00 (Rp Rp2.145.000.000,00 + Rp614.708.380,00) . Hal tersebut disebabkan pihak Direktorat Pemasaran PT KS lalai tidak melakukan pengecekan secara detail dan menyeluruh terhadap klausul kontrak jual beli baja tulangan dengan PT JM maupun ketentuan dalam job order ke PT HH. PT KS d.h.i Direktorat Pemasaran menjelaskan bahwa untuk mengejar waktu pelaksanaan tol Cipularang memang belum semua kesepakatan dalam negosiasi ke PT Hamasa Hutama tercantum dengan jelas di job order, termasuk jumlah pasti mengenai kebutuhan besi beton dari PT Jasa Marga. Mengenai permasalahan material yang dikirim ke proyek tanpa proses pemotongan, ongkosnya tetap akan disesuaikan kemudian setelah diketahui jumlah pastinya sampai proyek selesai. Sedangkan dalam hal nantinya pada saat proyek selesai ternyata pemesanan dari PT JM tidak mencapai kuantitas yang tercantum di kontrak kerjasama, maka PT KS akan menjual sisa order baja tulangan ke pasar/konsumen umum melalui anak perusahaan atau distributornya. Hal ini mengingat produknya merupakan produk umum. BPK RI menyarankan agar PT KS dalam melakukan pembayaran jasa pemotongan baja tulangan ke PT HH mengikuti kesepakatan awal dan ketentuan dalam Surat Perintah Kerja sesuai hasil pelaksanaan pekerjaan. 5. Pembelian billet impor untuk produksi baja tulangan oleh Direktorat Pemasaran PT Krakatau Steel belum didukung dengan rencana penjualan yang jelas dan pasti Dari laporan pelaksanaan trading oleh Direktorat Pemasaran selama tahun 2004 diketahui terdapat impor billet eks China senilai USD 4,048,428.60. Impor billet tersebut dilakukan melalui perusahaan perdagangan/trading company Ancelor International Singapura sesuai kontrak No.SPA/001/Billet/PMR-KS/VIII/2004 tanggal 27 Agustus 2004 dengan tujuan adalah pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Selama ini impor billet yang dilakukan PT KS dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produk wire rod, yang merupakan salah satu produk dari PT KS. Namun dari pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa impor billet
42 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
yang dilakukan pihak pemasaran tersebut ternyata diperuntukkan sebagai bahan baku produk baja tulangan. Berdasarkan dokumen yang diterima, diperoleh informasi awal bahwa alasan impor billet tersebut adalah dalam rangka antisipasi pesanan/order baja tulangan dari PT Citra Marga Nusaphala Persada (PT CMNP). Disamping itu untuk tolling produksi dari billet menjadi baja tulangan PT KS telah menunjuk PT Bhirawa Steel (PT BS) sebaga pelaksana. Informasi tujuan impor billet diatas didukung oleh adanya surat Direktur Pemasaran PT KS No.PS01.00/158/X/2004 tanggal 12 Oktober 2004 yang ditujukan ke PT CMNP, dan sesuai dokumen amandemen job order ke PT BS No.09/JO/DPM-KS/2004 tanggal 13 Desember 2004. Dalam dokumen amandemen job order tersebut dinyatakan bahwa alasan dilakukannya amandemen (perubahan) atas job order sebelumnya (JO No.08/JO/DPM-KS/2004) adalah berdasarkan adanya perubahan ukuran baja tulangan dari PT CMNP untuk proyek jalan tol di Surabaya. Namun demikian sampai saat dilakukan kerjasama tolling dengan PT BS diatas ternyata belum ada dukungan kontrak jual beli baja tulangan antara PT KS dengan PT CMNP. Hal ini juga sejalan dengan penjelasan pihak Penjualan PT KS dimana pengerjaan baja tulangan dimaksud adalah untuk dijual ke pasar umum/pembeli yang berminat. Padahal bila ternyata PT KS menjual baja tulangan tersebut ke pasar umum/pembeli yang berminat, maka hal ini dapat dipandang bertentangan dengan bisnis utama anak perusahaan PT KS, yakni PT Krakatau Wajatama (PT KW). Dengan belum adanya kepastian penjualan produk baja tulangan dimaksud, maka tindakan PT KS yang sudah mengeluarkan biaya untuk impor billet serta biaya untuk tolling merupakan tindakan trading yang belum didukung dengan rencana penjualan yang jelas dan pasti. Padahal biaya-biaya yang sudah dikeluarkan tersebut berasal dari pinjaman yang dibebani bunga, dengan rincian sebagai berikut : A. Biaya Bahan Baku Billet Impor - Impor Billet USD 4,048,428.60 : Rp37.609.901.694 - Biaya Pengurusan Barang & Transpor : Rp 571.778.000 Total biaya bahan baku billet impor : Rp38.181.679.694 B. Biaya Tolling (estimasi) - sesuai rincian di JO No.08/JO/DPM-KS/04 : Rp 3.859.450.000 C. Total Pengeluaran PT KS : Rp42.041.129.694 Sesuai prosedur trading yang masih berlaku di PT KS, tahapan pertama yang harus dilakukan adalah mencari calon pembeli atau konsumen untuk mengumpulkan data kebutuhan sebagai dasar mencari sumber pasokan. Kondisi diatas mengakibatkan adanya pengeluaran dana sebesar Rp42.041.129.694,00 untuk impor billet dan biaya tolling yang belum jelas perolehan keuntungannya. Hal tersebut disebabkan kegiatan trading yang dilakukan pihak Direktorat Pemasaran PT KS sekaligus sebagai antisipasi kerjasama dengan CMNP ternyata tidak berjalan sesuai rencana. PT KS d.h.i Direktorat Pemasaran menjelaskan bahwa pada awalnya produksi baja tulangan ini memang diperuntukkan bagi Proyek Jalan Tol yang dikelola PT CMNP, tetapi karena ada masalah dalam hal pembebasan tanah sehingga proyek tersebut masih belum dimulai. Oleh sebab itu untuk mempercepat proses penjualan produk diatas, maka Direktorat Pemasaran memutuskan untuk menjual kepada konsumen umum, khususnya ke Distributor
43 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Anak Perusahaan PTKS. Transaksi penjualan tersebut tidak akan menyalahi sinergi antara PT KS dengan Anak Perusahaan, karena PT KS tetap akan aktif melibatkan anak perusahaan terkait. BPK RI menyarankan agar PT KS segera menjual produk jadi baja tulangan dimaksud, dengan memperhitungkan unsur bunga bank untuk biaya pengadaannya dalam harga jual produk. 6. Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan tahun 2003 Dalam pemeriksaan Tahun Buku 2003 terdapat 10 (sepuluh) temuan. Temuan tersebut seluruhnya telah ditindaklanjuti dengan status 3 (tiga) temuan dinyatakan selesai dan 7 (tujuh) temuan dinyatakan dipantau. Temuan yang masih dipantau adalah sebagai berikut: a. Tujuan pemberian fasilitas khusus indirect ekspor tidak tercapai. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT telah melakukan monitor selesainya shipment order dan melihat langsung kegiatan produksi di konsumen sampai realisasi ekspor untuk pencocokan terhadap dokumen ekspor yang akan diberikan sebagai pertanggungjawaban atas fasilitas indirect ekspor. b. Pemberian fasilitas khusus penjualan kepada PT Tobu Indonesia Steel berpotensi merugikan PT KS sebesar Rp12.261,31 juta. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah telah dibentuk Tim Due Diligence yang akan memberi laporan dan solusi atas piutang PT Tobu kepada Direksi PT KS. c. Suku cadang hasil kompensasi klaim dari rekanan belum diadministrasikan oleh Direktorat Logistik PT KS. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS akan melakukan revisi sistem dan prosedur sekaligus penyusunan terhadap adanya perubahan organisasi. d. Terdapat suku cadang milik PT KS menumpuk di gudang sebesar Rp246.786 juta diantaranya berumur lebih dari satu tahun sebesar Rp187.614 juta. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah melakukan penelitian terhadap suku cadang unmoving dengan hasil sementara sebesar Rp24.715 juta diusulkan untuk dihapuskan, Rp81.137 juta dinyatakan masih dapat dipakai. Sedangkan sisanya masih dilakukan penelitian. e. Terdapat persediaan produk jadi menumpuk di gudang PT KS sebesar Rp524.762 juta diantaranya berumur lebih dari satu tahun sebesar Rp49.154 juta. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah melaksanakan ketentuan mengenai jaminan 100% LC atas kontrak sebelum produksi dan klausul pengenaan penalti 10% dari nilai kontrak dapat dicairkan bila konsumen membatalkan kontrak. f. Terdapat uang muka proyek senilai Rp7.605 juta yang telah berumur lama namun belum ada pertanggungjawaban. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah mengundang Concast Standard AG untuk mendiskusikan penyelesaian yang saling menguntungkan, namun belum diperoleh jawaban. g. Pembayaran jasa Mill Service (pelayanan limbah baja cair) dan Scrap Recovery (daur ulang limbah) kepada PT Purna Baja Heckett (PT PBH) lebih tinggi sebesar Rp17.497 juta. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah melakukan pembicaraan dengan PT PBH dan disepakati untuk dilakukan evaluasi terhadap biaya Mill Service dan hak dan kewajiban masing-masing pihak sebelum diterapkan tarif baru.
44 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
B. PT Krakatau Engineering 1. Pengendalian atas barang-barang sisa proyek belum memadai Berdasarkan pemeriksaan atas peralatan dan material sisa proyek yang dituangkan dalam Berita Acara Stock Opname Peralatan & Material Proyek Tahun 2004, diketahui beberapa kelemahan pengendalian yaitu: a. Material dan peralatan sisa proyek tersebut tidak diberi nilai rupiahnya. b. Adanya komputer pada Proyek Kujang I B yang belum tercatat dalam daftar extra accountable. c. Peralatan untuk Proyek GOR Kuningan dan Proyek Pabrik CPO NAD yang dihibahkan kepada Pihak Ketiga tidak didukung dengan dokumen serah terimanya, sehingga keabsahan atas peralatan proyek yang dihibahkan tersebut tidak terdukung dengan bukti secara formil. d. Administrasi untuk setiap jenis material dan peralatan sisa proyek belum dibuat dalam bentuk kartu barang, sehingga pengalokasiannya ke proyek lain yang menggunakan material dan peralatan sisa proyek tersebut tidak dapat diketahui PT KEC semestinya mengadministrasikan aktiva persediaan termasuk peralatan dan material sisa proyek secara tertib sebagai pengamanan atas asset milik perusahaan. Kondisi diatas mengakibatkan pengadministrasian material dan peralatan sisa proyek menjadi tidak terkendali sebagaimana mestinya, Hal tersebut disebabkan pihak penanggung jawab proyek nengalami kesulitan untuk mendapatkan bukti tertulis dari pihak penerima barang peralatan tersebut serta kurangnya perhatian para pengelola material dan barang sisa proyek atas prosedur yang ada. PT KE menjelaskan bahwa Ketua Tim Inventarisasi & Stock Opname pada tanggal 6 Januari 2005 sebenarnya telah membuat usulan perubahan terhadap prosedur penjualan & penyerahan sisa material/peralatan proyek sesuai dengan temuan dan usulan Auditor. Prosedur yang telah direvisi tersebut selanjutnya akan disosialisasikan kepada semua pihak yang terkait agar masalah-masalah yang ada tidak terulang kembali. Untuk itu Koordinator dan Manajer Proyek diminta memonitor pelaksanaanya. KAP Zaenal Ariffin menyarankan agar Direksi PT KE mengkaji usulan dari Ketua Tim Inventarisasi & Stock Opname tersebut untuk selanjutnya dapat disosialisasi dan dilaksanakan. 2. Pengendalian intern atas barang inventaris masih belum optimal Berdasarkan hasil pemeriksaan atas pengelolaan barang inventaris milik PT KE didapati kondisi dimana di setiap ruangan belum dibuatkan Daftar Inventaris Ruangan (DIR) yang menjelaskan nama dan kuantitas barang yang ada di dalam ruangan tersebut.t Hal ini menunjukkan pengendalian intern untuk barang inventaris tersebut masih belum memadai Seharusnya DIR ada pada setiap ruangan untuk dapat mengendalikan barang inventaris yang ada di dalam masing-masing ruangan tersebut. Kondisi diatas mengakibatkan pengalokasian barang-barang inventaris di setiap ruangan sulit diketahui sehingga apabila terjadi kehilangan tidak dapat segera terdeteksi Hal tersebut disebabkan kurangnya pemahaman oleh pihak pengelola inventaris PT KE atas pentingnya DIR sebagai alat pengendali barang inventaris. PT KE menjelaskan bahwa barang inventaris kantor dimaksud masih merupakan aktiva tetap perusahaan yang pencatatan mutasinya telah diilakukan oleh Dinas Akuntansi.
45 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
KAP Zaenal Ariffin menyarankan agar Direksi PT KE meminta kepada bagian yang ditugasi untuk mengelola barang inventaris supaya membuat DIR yang menjelaskan nama dan kuantitas barang yang ada di dalam masing-masing ruangan.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
46 / 46
BPK RI / AUDITAMA V